Upload
dangkiet
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dipaparkan tujuh hal pokok yaitu, (1) latar belakang
masalah, (2) perumusan masalah, (3) tujuan pengembangan, (4) manfaat
pengembangan, (5) spesifikasi produk pengembangan, (6) implikasi pengembangan,
(7) definisi istilah dan (8) keterbatasan pengembangan.
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu
seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek
kehidupan dikembangkan melalui proses belajar dan pembelajaran. Berbagai masalah
dalam proses belajar perlu diselaraskan dan distabilkan agar kondisi belajar tercipta
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta dapat diperoleh seoptimal mungkin.
Untuk melengkapi komponen belajar dan pembelajaran di sekolah, sudah seharusnya
guru memanfaatkan media atau alat bantu yang mampu merangsang pembelajaran
secara efektif dan efesien.
Kemajuan teknologi membuat manusia secara sengaja atau tidak sengaja telah
dan akan berinteraksi terhadap teknologi. Media elektronika sebagai akibat dari
perkembangan teknologi, mendapat tempat dan perhatian yang cukup besar bagi para
1
2
peserta didik dan besar pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan. Manfaat
aktivitas dalam pembelajaran yang disebabkan oleh kemajuan ilmu dan teknologi
adalah agar siswa dapat mencari sendiri dan langsung mengalami proses belajar.
Belajar yang dimaksud berupa pembelajaran yang dilaksanakan secara realistik dan
kongkrit, sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindari
terjadinya verbalisme yang terus-menerus. Penyampaian materi ajar yang tidak
bervariasi dapat menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Tahapan penting dalam pembelajaran adalah memilih atau menentukan
materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa
mencapai kompetensi. Moore, (dalam Afgani, 2009). Menjabarkan materi pokok
menjadi bahan ajar yang lengkap, dimana isi materi harus dipilih dan diatur agar
sesuai dengan tujuan pembelajaran adalah tugas guru. Selain itu bagaimana cara
memanfaatkan bahan ajar juga merupakan hal yang penting. Pemanfaatan yang
dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru dan cara
mempelajarinya ditinjau dari pihak murid. Hal lain yang berkenaan dengan bahan ajar
adalah memilih sumber di mana bahan ajar itu didapatkan. Sampai saat ini ada
kecendrungan bahwa sumber belajar dititikberatkan pada buku. Padahal banyak
sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan (Depdiknas, 2006).
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan
pada learning material atau materi pembelajaran. Dick dan Carey (dalam Afgani,
2009), menyatakan ada dua jenis materi pembelajaran, yaitu materi ajar tertulis
(written) dan materi ajar yang dimedia-kan (mediated) atau disebut materi ajar cetak
(Printed material) dan materi ajar non cetak (nonprinted material) (Reisser dan
3
Dempsey, 2002 dalam Afgani 2009). Materi ajar non cetak merupakan materi ajar
yang dikembangkan untuk memperkaya pemahaman peserta didik terhadap materi
pelajaran selain untuk mengisi kekurangan yang timbul akibat masalah budaya
membaca, keterbatasan waktu serta untuk menjawab keragaman gaya belajar peserta
didik. Dengan demikian pengembangan materi ajar non cetak harus dapat
memanfaatkan semaksimal mungkin kemampuan medianya. Dengan kata lain,
pemilihan materi yang sesuai dengan media yang ditentukan merupakan langkah awal
yang penting, disamping pemaparan yang mudah dicerna, dalam arti menggunakan
bahasa yang sederhana, komunikatif dan jelas, mampu melibatkan proses berpikir
peserta didik, serta memungkinkan peserta didik dapat mencapai tingkat penguasaan
secara mandiri.
Tujuan Pendidikan Nasional adalah menciptakan insan Indonesia yang cerdas
dan kompetitif. Universitas Pendidikan Ganesha yang merupakan lembaga pencetak
tenaga kependidikan (guru) mempunyai suatu kewajiban untuk mengnembangkan
kemampuan siswa khususnya dalam bidang perekayasa pembelajaran. Salah satu
jurusan di Universitas Pendidikan Ganesha yang khusus memberikan pemahaman
tentang perekayasa pembelajaran yaitu Jurusan Teknologi Pendidikan. Tujuan utama
pembelajaran yang dirancang di Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha adalah menghasilkan perekayasa (tenaga
ahli yang mampu merancang, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola)
pembelajaran dan guru dalam bidang Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) yang
cerdas dan berdaya saing tinggi (Pedoman Studi FIP Udiksha tahun 2006). Untuk
mencapai tujuan tersebut, peristiwa pembelajaran yang berlangsung di Jurusan
4
Teknologi Pendidikan diarahkan untuk membantu dan memfasilitasi berkembangnya
kemampuan potensial yang dimiliki siswa menjadi kemampuan nyata yang digunakan
khususnya untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran
(perekayasa pembelajaran). Peristiwa pembelajaran yang dimaksud, hendaknya
dirancang dan dilaksanakan secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Sementara ini, tingkat pencapaian tujuan pembelajaran di tingkat sekolah baik
SD, SMP, dan SMA disinyalir masih relatif rendah. Indikator dari penomena ini
antara lain adanya keluhan beberapa pengelola pembelajaran (guru) terhadap
rendahnya daya serap pembelajaran dalam mengikuti pembelajaran dimana nilai akhir
siswa terhadap beberapa mata pelajaran khususnya pelajaran TIK belum memuaskan
secara merata, berdasarkan pengalaman penulis saat melakukan kuliah Program
Pengalaman Lapangan (PPL) Real di SMA N 1 Singaraja tahun ajaran 2009/2010
selama 3 bulan, ditemukan nilai rata-rata murni (sebelum diadakan remedial) pada
pelajaran TIK khususnya kelas XII masih belum memuaskan yaitu 75. (daftar nilai
kelas XII IA-1, XII IA-4, dan XII IA-6 semester I tahun 2009), bahkan kurang dari
standar nilai ketuntasan untuk mata pelajaran TIK di SMA N 1 Singaraja yaitu 86.
Rendahnya nilai rata-rata siswa disebabkan proses pembelajaran yang dilaksanakan
kurang berkualitas. Beberapa permasalahan yang menyebabkan rendahnya kualitas
proses pembelajaran mata pelajaran TIK khususnya kelas XII adalah antara lain
belum tersedianya sumber bacaan yang relevan dengan materi pelajaran TIK, jam
pelajaran yang kurang berimbang terhadap padatnya materi mata pelajaran, dan
permasalahan lain yang paling menonjol dirasakan adalah keterbatasan media
5
pembelajaran yang menarik dan relevan pada mata pelajaran TIK serta kurangnya
pemanfaatan fasilitas jaringan internet yang sudah ada dalam menunjang proses
belajar mengajar khusunya pada mata pelajaran TIK.
Sejalan dengan diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP)
dimana materi pelajaran yang disampaikan disesuaikan dengan kondisi peserta didik,
maka peran guru sangat menentukan dalam proses pembelajaran (Riana, 2007).
Ketika peserta didik sudah mulai mengenal multimedia yang secanggih kemajuan
teknologi informasi yaitu komputer berikut jaringannya maka menjadi keniscayaan
bagi guru agar mau dan mampu memanfaatkan multimedia dalam pembelajaran
(Hartono, 2007). Saat ini, Depdiknas telah mengembangkan pembelajaran melalui
internet. Untuk mendukung proses pembelajaran ini, Depdiknas membangun
backbone Jejaring Pendidikan Nasional atau popular dengan istilah Jardiknas. Selain
menyiapkan pembelajaran melalui internet, Jardiknas juga disiapkan sebagai jalur
komunikasi dan pertukaran informasi antarlembaga pendidikan di seluruh Indonesia.
Sekolah-sekolah yang telah terhubung dengan internet bisa memanfaatkan konten
materi pelajaran Jardiknas melalui http://media.diknas.go.id untuk membantu
pelajaran di sekolah maupun di rumah. Oleh karena Jardiknas menggunakan basis
koneksi internet dan intranet, konten itu bisa diakses siswa di mana pun, dan kapan
pun. Sayangnya, konten yang tersedia belum memadai (Saragih, 2007).
Dikarenakan hal tersebut, perlu dilakukannya suatu usaha untuk merancang
materi pembelajaran khususnya materi pelajaran TIK. Materi dirancang dan
dikembangkan dengan cara memodifikasinya. Sehubungan dengan itu, Heinich, et al
(1996) menyatakan bahwa ada tiga alternatif untuk memperoleh materi pembelajaran,
6
yang salah satunya adalah memodifikasi materi yang telah ada, dimana alternatif ini
merupakan prosedur yang lebih efisien, kreatif, dan menantang dari pada merancang
sendiri materi pembelajaran yang akan menghabiskan waktu dan biaya atau hanya
menggunakan materi yang disediakan oleh sekolah. Agar materi tersebut menarik
sehingga memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri, maka materi dikembangkan
menggunakan teknologi informasi komunikasi dengan menempatkannya pada media
website yang terkoneksi dengan internet yang mana manfaat media dapat
diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dalam
memperhatikan (Kemp & Dayton dalam Arsyad, 2003).
Blog (kependekan dari Weblog) mempunyai potensi dikembangkan sebagai
media pembelajaran. Setidaknya artikel dalam blog tersebut bisa memperkaya bahan
ajar di luar proses belajar mengajar secara tatap muka. Selain itu, melalui blog, materi
bisa tersaji lebih menarik, Sebab blog bisa dilengkapi dengan grafis,
ilustrasi/gambar/foto, video, dan lain-lain. Dengan adanya blog yang bisa di akses
kapan dan dimana saja, proses pembelajaran siswa menjadi tidak terbatas pada jam
belajar efektif yang tersedia di sekolah, mereka dapat menggunakan fasilitas warnet,
bagi yang belum memiliki komputer terkoneksi internet. Sehingga pembelajaran
menjadi tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
Penelitian ini mengambil mata pelajaran TIK di kelas XII, karena materinya
membahas mengenai program grafis Adobe Photoshop atau program pengolah
gambar/foto yang tidak cukup dipelajari hanya dengan mendengarkan penjelasan dari
guru atau dengan praktek pada saat jam pelajaran berlangsung, melainkan siswa harus
mengembangkan keterampilan belajar grafis dengan banyak praktek di luar jam
7
pelajaran, dapat menggunakan sumber yang relevan atau download materi di website
(blog) yang menyediakan tutorial belajar program grafis Adobe photoshop. SMA N 1
Singaraja mempunyai laboratorium (LAB) komputer yang dilengkapi dengan fasilitas
internet yang dapat digunakan oleh siswa pada saat jam pelajaran berlangsung
maupun saat istirahat. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti tertarik untuk
mengembangkan media pembelajaran berbasis weblog (blog) pada mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) semester 1 di kelas XII SMA Negeri 1
Singaraja.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dijadikan
dasar pada penelitian pengembangan ini adalah penggunaan media pembelajaran
berbasis weblog (blog) pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) kelas XII semester 1 di SMA Negeri 1 Singaraja. Adapun permasalahan-
permasalahan tersebut antara lain.
1. Apakah jenis media yang dihasilkan dalam penelitian ini?
2. Bagaimanakah tahap-tahap pengembangan media pembelajaran berbasis
weblog (blog)?
3. Bagaimanakah kualitas hasil pengembangan media pembelajaran berbasis
weblog (blog) menurut uji ahli, uji perorangan, uji kelompok kecil, dan uji
lapangan?
8
1.3. Tujuan Pengembangan
Tujuan pengembangan ini adalah (1) untuk mengetahui jenis media yang
dihasilkan dalam penelitian ini, (2) untuk mengetahui tahap-tahap pengembangan
media pembelajaran berbasis weblog (blog), (2) untuk mengetahui kualitas hasil
pengembangan media pembelajaran berbasis weblog (blog) menurut uji ahli, uji
perorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan.
1.4. Manfaat Pengembangan
Adapun manfaat dari pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Weblog
(Blog) adalah sebagai berikut.
1.4.1 Manfaat Teoretis
Secara teoritis hasil dari penelitian akan menambah khasanah ilmu
pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya dalam pengembangan media
pembelajaran berbasis weblog (blog).
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa
Dengan digunakannya media pembelajaran berbasis weblog dalam
mata pelajaran TIK, diharapkan siswa mampu belajar lebih
bervariasi, menarik, dan memberikan waktu tambahan bagi siswa
untuk belajar karena dapat digunakan dan dipelajari diluar jam
pelajaran sekolah. Materi pelajaran yang diberikan lebih bermakna
9
bagi siswa sehingga diharapkan mampu meningkatkan mutu
pendidikan itu sendiri.
2. Bagi Guru
Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran serta dapat
mewujudkan proses pembelajaran yang lebih berkualitas menarik,
karena dapat merangsang siswa untuk belajar mandiri dan interaktif.
3. Bagi Sekolah
Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan
positif sebagai sumber belajar bagi siswa dan masyarakat sekolah
pada umumnya.
1.5. Spesifikasi Produk Pengembangan
Produk pengembangan yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah media
pembelajaran berbasis weblog (blog). Produk ini berisi materi “menggunakan
perangkat lunak pembuat grafis (Adobe Photoshop)”. Produk ini berupa media
pembelajaran mata pelajaran TIK kelas XII semester I yang diposting ke dalam
weblog (blog). Materi yang disajikan mencakup materi pelajaran TIK kelas XII
semester I yang diposting secara berurutan sesuai dengan kurikulum/silabus dan
banyaknya pertemuan dalam kegiatan pembelajaran. Pada setiap postingan materi
yang ditampilkan, terdapat link untuk membuka materi dalam tampilan PDF dan
terdapat demo video yang dapat di download, serta berisi kotak komentar untuk
menjadikan pembelajaran interaktif. Pengelola blog atau guru dapat memberikan
tugas sewaktu-waktu melalui posting di blog tersebut. Media pembelajaran ini
10
dikembangkan dengan cara online di internet, memiliki sebuah e-mail, menggunakan
layanan penyedia blog secara online (wordpress.com), software Macromedia Flash 8,
Adobe Phototshop Cs, screenflash, PDF Decompiler. Metode penyajian yang
digunakan adalah metode tutorial di mana materi pelajaran disajikan dalam bentuk
“demo”, siswa dapat memberikan komentar atau pertanyaan melalui kotak komentar
yang telah disediakan sehingga proses pembelajaran menjadi interaktif.
1.6. Implikasi Pengembangan
Implikasi dari pengembangan media pembelajaran mata pelajaran TIK yang
berupa weblog (blog) adalah sebagai berikut.
1. Media pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan karakteristik
siswa dapat memenuhi kebutuhan siswa, sehingga siswa termotivasi untuk
mempelajari bahan atau materi pelajaran TIK khusunya kelas XII.
2. Isi pembelajaran dalam media ditata dan diorganisasikan berdasarkan
teori-teori pembelajaran dan teori-teori desain pesan pembelajaran akan dapat
memudahkan siswa belajar.
3. Media pembelajaran yang berupa weblog (blog) menjadikan proses
pembelajaran lebih menarik dan interaktif sehingga materi pembelajaran lebih
mudah dipahami oleh siswa.
11
1.7. Definisi Istilah
Untuk menghindari adanya kesalahpahaman terhadap istilah-istilah kunci
yang digunakan dalam penelitian ini, maka dipandang perlu untuk memberikan
batasan-batasan istilah sebagai berikut:
1. Pengembangan adalah kegiatan yang menghasilkan
rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-
masalah aktual dalam pendidikan dan pembelajaran.
2. Model Pengembangan Produk Pembelajaran
Berbantuan Komputer (PBK) merupakan model yang disusun secara
terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya
pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan media belajar yang sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.
3. Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta
didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta
didik.
4. Weblog atau singkatnya Blog, adalah sebuah aplikasi
web yang memuat secara periodik tulisan-tulisan (posting) pada sebuah
webpage umum. Posting-posting tersebut seringkali dimuat dalam urutan
posting secara terbalik, meskipun tidak selamanya demikian. Situs web
semacam ini dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik
dan tujuan dari si pengguna blog tersebut.
12
5. Mata Pelajaran TIK adalah mata pelajaran yang baru di
sekolah yang merupakan suatu padanan yang tidak terpisahkan yang
mengandung pengertian luas tentang segala aspek yang terkait dengan
pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi
antar media menggunakan teknologi tertentu yang menekankan siswa mampu
memahami konsep, pengetahuan, dan operasi dasar computer,
mengidentifikasi etika, moral dan kesehatan dan keselematan kerja (K3)
dalam penggunaan perangkat TIK, serta mampu mengidentifikasi komponen
dasar perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) pada
komputer.
1.8. Keterbatasan Pengembangan
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Weblog (Blog) ini
dikembangkan berdasarkan karakteristik siswa SMA N 1 Singaraja, sehingga produk
hasil pengembangan hanya diperuntukkan bagi siswa SMA N 1 Singaraja.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dipaparkan empat hal pokok yang terkait dengan kajian
pustaka pada penelitian ini yaitu, (1) pengembangan, (2) media pembelajaran, (3)
weblog (blog) dan (4) mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi.
2.1. Pengembangan
Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang menekan kemampuan
peneliti dalam membuat suatu produk baik berupa materi, media, alat dan atau
strategi pembelajaran. Menurut Gay (dalam Anik Ghufron, dkk 2007) “model
penelitian dan pengembangan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan produk
pendidikan yang efektif yang berupa material pembelajaran, media, strategi, atau
material lainnya dalam pembelajaran untuk digunakan disekolah, bukan untuk
menguji teori”.
Selanjutnya, menurut Soenarto (2005) penelitian pengembangan adalah :
14
Sebagai suatu proses untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang akan digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Penelitian pengembangan adalah upaya untuk mengembangkan dan menghasilkan suatu produk berupa materi, media, alat dan atau strategi pembelajaran, digunakan untuk mengatasi masalah di kelas/laboratorium, dan bukan untuk menguji teori.
Adapun inti dari penelitian pengembangan menurut penulis adalah suatu
kegiatan penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah belajar dengan
menciptakan atau mengembangan sebuah produk, baik itu produk media
pembelajaran maupun alat bantu dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Menurut Santyasa (2006) menyatakan,
Penelitian pengembangan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut.1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan
dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggungjawaban profesional dan komitmennya terhadap perolehan kualitas pembelajaran.
2. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji coba lapangan serta terbatas perlu dilakukan, sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.
4. Proses pengembangan model, pendekatan, metode dan media pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang dicerminkan originalitas.
Diperlukan juga model pengmbangan yang akan digunkakan pada penelitian ini.
Sutopo (dalam Suartama & Sudarma, 2007) berpendapat
Model Pengembangan Produk Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) merupakan model yang disusun secara terprogram dengan urutan-urutan
13
15
kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan media belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Model ini terdiri dari enam tahap kegiatan, yakni: a) Concept, b) Design, c) Collecting materials, d) Assembly, e) Tes drive, dan f) Distribution.
Mengaplikasikan model yang telah dijelaskan di atas, penelitian pengembangan ini
menggunakan model Pengembangan Produk Pembelajaran Berbantuan Komputer
(PBK).
Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan yang dimaksud
pengembangan dalam penelitian ini adalah suatu proses untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk berupa materi, media, alat dan atau strategi pembelajaran yang
akan digunakan dalam pendidikan. Dalam penelitian ini produk yang dikembangkan
adalah media pembelajaran berupa Media Pembelajaran Berbasis Weblog (Blog)
pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
2.2. Media Pembelajaran
2.2.1. Pengertian Media Pembelajaran
Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal
dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau
‘pengantar’ (Arsyad, 2002; Sadiman, dkk., 1990). Oleh karena itu, media dapat
diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima
pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan (software) dan/atau alat (hardware).
Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002), bahwa media jika
16
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku
teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media.
Pengertian ini sejalan dengan batasan yang disampaikan oleh Gagne (dalam
Sadiman, 2005) menyatakan media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Selanjutnya Brigst
(dalam Sadiman, 2005) berpendapat bahwa media adalah segala fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar seperti buku, film, kaset,
film bingkai, dan lain-lain.
Alat bantu atau media komunikasi dalam dunia pendidikan sering kali
digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan
(pembelajaran). Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1994) bahwa dengan
penggunaan alat bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan
dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang maksimal.
Rohani 1997 (dalam Tegeh, 2005) mengemukakan beberapa pengertian
media instruksional edukatif (media pembelajaran) sebagai berikut.
a) Segala jenis sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional. Mencakup media grafis, media yang menggunakan alat penampil, peta, model, globe dan sebagainya.
b) Peralatan fisik untuk menyampaikan isi instruksional, termasuk buku, film, video, tape, sajian slide, guru dan perilaku non verbal. Dengan kata lain media instruksional edukatif mencakup perangkat lunak
17
(software) dan/atau perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar/alat bantu belajar.
c) Media yang digunakan dan diintegrasikan dengan tujuan dan isi instruksional yang biasanya sudah dituangkan dalam Garis Besar Pedoman Instruksional (GBPP) dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar.
d) Sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara, dengan menggunakan alat penampil dalam proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional, meliputi kaset, audio, slide, film-strip, OHP, film, radio, televisi dan sebagainya.
Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan
isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian
rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.
Kemp dan Dayton (dalam Depdiknas, 2003) menyatakan bahwa media
mempunyai manfaat, yaitu sebagai berikut.
1. Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat
atau mendengar penyajian melalui media, menerima pesan yang sama
2. Pengajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik
perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikaan.
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4. Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat.
5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.
18
6. Pengajaran dapat dilaksanakan kapan dan dimana diinginkan atau
diperlukan.
7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses
belajar dapat ditingkatkan.
8. Peran guru dapat berubah kea rah yang lebih positif. Beban guru untuk
penjelasan materi pelajaran yang berulang-ulang dapat dikurangi bahkan
dihilangkan.
Dari ulasan tersebut, media weblog (blog) mempunyai manfaat sebagai
media yang dapat menarik perhatian, memberikan pengalaman kepada siswa
untuk berinteraksi langsung sehingga memberikan kesan positif kepada siswa
untuk belajar secara mandiri dengan guru sebagai fasilitator.
2.2.2. Media Pembelajaran Berbasis Web
Media berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari “medium”
yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau
pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan
definisi tentang media pembelajaran. Schramm (dalam Sabar Nurohman, 2008)
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs
(dalam Sabar Nurohman, 2008) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah
sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film,
video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (dalam Sabar
Nurohman, 2008) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana
19
komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi
perangkat keras. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Seiring dengan kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi,
maka dunia pendidikan juga telah banyak yang memanfaatkan web sebagai
media pembelajaran. Meskipun banyak penelitian menunjukan bahwa efektifitas
pembelajaran menggunakan internet (e-learning) cenderung sama bila dibanding
dengan pembelajaran konvensional atau klasikal, tetapi keuntungan yang bisa
diperoleh adalah dalam hal fleksibilitasnya (Herman Dwi Surjono, dalam Sabar
Nurohman, 2008). Melalui media pembelajaran berbasis web materi
pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja, di samping itu materi
juga dapat diperkaya dengan berbagai sumber belajar termasuk multimedia.
Media pembelajaran berbasis web dapat dikembangkan dari yang sangat
sederhana sampai yang kompleks. Sebagian media pembelajarn berbasis web
hanya dibangun untuk menampilkan kumpulan materi, sementara forum diskusi
atau tanya jawab dilakukan melalui e-mail atau milist. Implementasi dengan cara
tersebut terhitung sebagai media pembelajaran berbasis web yang paling
sederhana. Disamping itu ada juga media pembelajaran berbasis web yang
terpadu, berupa portal e-learning yang berisi berbagai obyek pembelajaran yang
diperkaya dengan multimedia serta dipadukan dengan sistem informasi
20
akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi, dan berbagai educatioanal tools lainnya
(Herman Dwi Surjono, dalam Sabar Nurohman, 2008).
2.2.3. Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa
untuk belajar secara mandiri. “Through independent study, students become doers,
as well as thinkers” (Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari
berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang
berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik, (Gordin et. al.,
1995).
Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak
hanya konsumen informasi saja. Mereka menganalisis informasi yang relevan
dengan pembelajaran dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehidupan
nyatanya (real life) Siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik di kelas
(classroom meeting), karena siswa dapat mempelajari bahan ajar dan
mengerjakan tugas-tugas pembelajaran serta ujian dengan cara mengakses
jaringan komputer yang telah ditetapkan secara online. Siswa juga dapat belajar
bekerjasama satu sama lain. Mereka dapat saling berkirim e-mail (electronic
mail) untuk mendiskusikan bahan ajar Kemudian, selain mengerjakan tugas-
tugas pembelajaran dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru
siswa dapat berkomunikasi dengan teman sekelasnya (classmates).
Memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut
21
serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas
yang dikerjakan siswa secara online.
Perkembangan/kemajuan teknologi internet yang sangat pesat dan
merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara,
institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk
pendidikan/ pembelajaran. Berbagai percobaan untuk mengembangkan perangkat
lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu
pendidikan/pembelajaran terus dilakukan. Perangkat lunak yang telah dihasilkan
akan memungkinkan para pengembang pembelajaran (instructional developers)
bekerjasama dengan ahli materi (content specialists) mengemas materi
pembelajaran elektronik (online learning material).
Teknologi internet pada hakikatnya merupakan perkembangan dari
teknologi komunikasi generasi sebelumnya. Media seperti radio, televisi, video,
multimedia, dan media lainnya telah digunakan dan dapat membantu
meningkatkan mutu pendidikan. Apalagi media internet yang memiliki sifat
interaktif, bisa sebagai media masa dan interpersonal, dan gudangnya sumber
informasi dari berbagai penjuru dunia, sangat dimungkinkan menjadi media
pendidikan lebih unggul dari generasi sebelumnya. Oleh karena itu, Khoe Yao
Tung (dalam Harisanty, 2007) mengatakan bahwa setelah kehadiran guru dalam
arti sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam
menjadikan wakil guru yang memiliki sumber belajar yang penting di dunia.
Menurut Budi Rahardjo (2007: 1), manfaat internet bagi pendidikan adalah dapat
22
menjadi akses sumber informasi, akses kepada nara sumber, dan sebagai media
kerja sama. Akses kepada sumber informasi yaitu sebagai perpustakaan online,
sumber literatur, akses hasil-hasil penelitian, dan akses kepada materi kuliah.
Akses kepada narasumber bisa dilakukan komunikasi tanpa harus bertemu secara
fisik. Sedangkan sebagai media kerjasama internet bisa menjadi media untuk
melakukan penelitian bersama atau semacam membuat semacam makalah
bersama. Penelitian di Amerika Serikat tentang pemanfaatan teknologi
komunikasi dan informasi untuk keperluan pendidikan diketahui memberikan
dampak positif (Pavlik dalam Harisanty, 2007). Studi lainnya dilakukan Center
for Applied Special Technology (CAST) menyebutkan bahwa pemanfaatan
internet sebagai media pendidikan menunjukkan positif terhadap hasil belajar
peserta didik. Mengembangkan pembelajaran berbasis web yang efektif,
memerlukan penerapan suatu pendekatan sistem dan prinsip-prinsip desain
pembelajaran. Pendekatan sistem memberikan suatu kerangka kerja atau panduan
kepada seorang pengembang untuk mendesain materi pembelajaran. Menerapkan
suatu pendekatan sistem saja tidaklah cukup untuk berhasil mengembangkan
pembelajaran berbasis web. Guna mendapatkan desain materi pembelajaran
efektif, pengembang harus berpegang pada prinsip-prinsip desain pembelajaran.
Bila ini dilakukan akan memberikan keyakinan bahwa materi pembelajaran yang
dikembangkan memang berorientasi kepada siswa atau peserta didik dan akan
meningkatkan efektivitas materi yang disajikan. Dengan suatu pemahaman yang
jelas mengenai tipe pengguna sistem akan menunjang seseorang dalam mendesain
suatu sistem yang efektif, interaktif, dan berguna. Pada perkembangan internet,
23
diberikan fasilitas dan berbagai layanan baru yang disebut layanan informasi
(information service), salah satunya adalah blog.
Menurut Onno W. Purbo (1998) paling tidak ada tiga hal dampak positif
penggunaan internet dalam pendidikan yaitu
1. Peserta didik dapat dengan mudah mengambil mata kuliah dimanapun di
seluruh dunia tanpa batas institusi atau batas negara. Peserta didik dapat
dengan mudah belajar pada para ahli di bidang yang diminatinya.
2. Kuliah/belajar dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia
tanpa bergantung pada universitas/sekolah tempat si mahasiswa belajar.
3. Di samping itu kini hadir perpustakan internet yang lebih dinamis dan
bisa digunakan di seluruh jagat raya.
2.3. Weblog (Blog)
2.3.1 Difinisi Weblog (Blog)
Blog berasal dari asal kata web log. Web artinya Internet, dan log artinya
adalah catatan. Secara harfiah, blog bisa didefinisikan sebagai catatan harian yang
ditulis dan dipublikasikan di internet.
Sebenarnya tidak ada satu definisi yang pasti tentang blog. Terdapat banyak
definisi tentang blog yang bertebaran di Internet. Salah satu di antara definisi
paling awal tentang blog adalah definisi blog oleh Rebecca Blood, pemilik blog
www.rebeccablood.net dan penulis buku The Weblog Handbook, blog adalah
sebuah halaman web, dengan tulisan terbaru diletakkan di bagian isi paling atas,
isinya sering diperbarui kadang-kadang beberapa kali dalam sehari. Seringkali di
24
sisi dari halaman web tersebut ada sebuah daftar link (tautan) yang merujuk ke
halaman sejenis.
Definisi blog menurut Ahmad Isnaini (2003), pemilik blog www.isnaini.com
Blog atau weblog adalah catatan pribadi seseorang di internet. Berisi informasi yang sering di update dan kronologis. Blog lebih identik dengan sebuah diary. Perbedaan mendasar adalah bahwa blog bisa dibaca siapa saja. banyak blog yang fokus terhadap satu objek informasi, misalnya politik, web design, olah raga dan lain-lain, tetapi kebanyakan blog itu lebih seperti jurnal pribadi yang berisi informasi perjalanan dan kehidupan sehari-hari seseorang blogger.
Sedangkan definisi blog menurut Priyadi Iman Nurcahyo (2005), pemilik
blog www.priyadi.net adalah:
1. Berisi tulisan yang disusun secara kronologis2. Mengandalkan perangkat lunak CMS3. Memiliki fasilitas komentar4. Memiliki format sindikasi, misalnya RSS atau Atom5. Tulisannya dibuat dari sudut pandang pribadi penulisnya
Menurut penulis, dari tiga definisi tersebut di atas, terdapat benang merah
yang dapat diambil tentang definisi blog yakni:
1. Blog adalah sebuah halaman website.
2. Blog ditulis oleh perseorangan maupun kelompok dengan bahasa percakapan
dan tidak formal.
3. Blog memiliki fasilitas yang memungkinkan pengunjung sebuah blog
meninggalkan komentar.
4. Tulisan yang ada di dalam sebuah blog selalu diperbarui dalam jangka waktu
tertentu.
25
5. Isi dari sebuah blog diurutkan menurut kronologis waktu, tulisan terbaru
terletak di bagian paling atas.
Menurut Rouf dan Sopyan (dalam Hary Santosa, 2007), blog adalah suatu
halaman (situs) online yang berfungsi sebagai media jurnal/diari bagi seseorang.
Jovan (dalam Hary Santosa, 2007) menambahkan bahwa blog adalah “a personal
diary, a daily pulpit, a collaborative space, a political soapbox, a breaking-news
outlet, a collection of links, one’s own private thoughts, and memos to the world.”
Graham (dalam Hary Santosa, 2007) menyatakan bahwa membuat blog tidaklah
sulit karena hanya memerlukan pemahaman sederhana mengakses internet, sama
mudahnya untuk membuat dan mengirim e-mail. Membuat blog tidaklah
memerlukan pemahaman akan bahasa pemrograman atau sintaks-sintaks
pemerograman yang rumit karena semua sudah dikerjakan oleh sistem. Yang
harus dilakukan hanya menulis dan mempublikasikannya langsung.
Rouf dan Sopyan (dalam Hary Santosa, 2007) menyatakan bahwa terdapat
tiga jenis blog, yaitu:
a. Blog TutorBlog ini dijalankan oleh dosen/guru di kelas. Isi dari blog ini biasanya terbatas pada silabus, informasi mata kuliah/pelajaran, pekerjaan rumah, dan lainnya. Atau, dosen/guru bisa menulis mengenai ide, perasaan, dan pengalaman dirinya untuk kemudian bisa dibagi dilihat dari berbagai perspektif, seperti budaya, pemberian informasi, dan hal lainnya. Tipe blog ini membatasi ruang gerak mahasiswa untuk lebih berkreasi.
b. Blog Kelas Blog ini memiliki karakteristik ‘agihan’ (share) dimana dosen dan mahasiswa bisa menyumbangkan ide dan pengalamannya. Blog jenis ini sangat baik digunakan sebagai ruang diskusi kolaboratif bagi dosen
26
dan mahasiswa. Mahasiswa diberikan kebebasan yang lebih untuk menulis dan berinteraksi dalam blog jenis ini.
c. Blog Mahasiswa/Siswa Blog jenis ini sebenarnya memerlukan lebih banyak waktu dan usaha dari dosen/guru untuk mengatur dan menyusun segala hal yang diperlukan, namun mungkin merupakan yang paling baik bagi mahasiswa/siswa dilihat dari kesempatan yang diberikan untuk menulis, mengekspresikan ide, perasaan, dan pengalaman mereka.
Menurut penulis ketiga jenis blog di atas harus dipadukan agar menjadi
sebuah blog yang utuh dan bukan berdiri sendiri sesuai jenisnya, namun sebuah
blog harus berisi tutorial materi yang ditulis oleh guru atau pemilik blog,
memberikan ruang bagi siswa atau pengguna blog untuk berdiskusi, serta siswa
diberikan banyak kesempatan untuk menuangkan ide mereka dalam sebuah
tulisan.
Nasution (2007) menambahkan berbagai alasan menggunakan blog. Ada 8
alasan yang dikemukakan,
Yang pertama adalah tanpa biaya. Hal ini dikarenakan penyedia layanan web untuk membuat blog banyak ditawarkan tanpa biaya, atau kalau dengan biaya biasanya relatif sangat murah. Bandingkan hal ini dengan pembuatan situs Web yang perlu biaya lumayan untuk mendaftarkan URL yang dipilih. Yang kedua adalah mudah. Pengguna tidak perlu mempunyai pengetahuan yang canggih akan bahasa HTML dan sebagainya. Cukup mendaftarkan diri di penyedia layanan blog yang tersedia. Pengguna sudah dapat ber blogging ria. Selanjutnya, yang ketiga, adalah cocok untuk siapa saja. Yang keempat adalah memberikan “sense of purpose.” Kelima, melatih kemampuan berfikir. Keenam, sebagai tempat untuk berbagi dan berekspresi. Hal ini dimungkinkan dengan adanya fitur komentar di dalam pembuatan blog tersebut. Dan yang ketujuh adalah memiliki komunitas sendiri. Dengan pilihan topik yang khas dan unik, hal ini mengundang komunitas tersendiri untuk berbagi tentang topik yang dipilih tersebut. Yang terakhir adalah sebagai "The New Media" di internet.
27
2.3.2 Karakteristik dari sebuah Blog
Rebecca Blood dalam bukunya The Weblog Handbook menjelaskan
beberapa karakteristik dari blog adalah:
a) Blog adalah penduduk asli Internet
Bentuk blog tidak memiliki perbedaan dengan halaman web lainnya yang
sudah ada terlebih dulu. Perbedaan blog dengan halaman web lainnya adalah
blog dirancang untuk terus dikunjungi lagi-lagi, karena keharusan sebuah blog
untuk diperbaharui isinya sesuai waktu. Blog juga sangat mudah untuk
digunakan, karena sudah ada sistem yang siap pakai. Pengguna hanya tinggal
menuliskan isi blog-nya, tanpa perlu memikirkan bagaimana disain tampilan dan
cara pembuatan halaman web-nya seperti masa saat sebelum media blog ini
populer. Blog juga merupakan sebuah media yang sangat demokratis, karena
ditulis tanpa saringan editor. Hal ini menyebabkan setiap orang yang telah
terhubung dengan internet di dunia ini dapat menuliskan topik apa saja yang
mereka sukai.
b) Blog menyaring informasi
Terdapat berjuta-juta halaman web di internet yang telah dibuat oleh jutaan
pengguna internet di seluruh dunia. Ada halaman web yang berisi informasi film,
tulisan tentang hobi, berita terbaru dari ekonomi dan politik, dan sebagainya. Jika
28
mau dihitung, masih sangat banyak lagi jenis informasi yang ada di jutaan
halaman web tersebut.
Sangat sulit bagi seseorang untuk mengetahui segalanya tentang suatu topik
dalam dunia yang seperti itu, karena sumber informasi berupa halaman web
yang harus diakses untuk memahami suatu topik itu bisa jadi sangat banyak
jumlahnya.
Blog berperan penting. Blogger yang menulis post tentang suatu topik
khusus, biasanya sudah membaca banyak halaman web tentang topik tersebut,
lalu menyaring dan meringkasnya dalam satu post di halaman blog-nya.
Pengguna Internet yang memerlukan informasi tidak perlu membaca seluruh
halaman web tentang topik itu, cukup dengan membaca halaman blognya saja.
c) Blog menyediakan konteks
Salah satu kekuatan blog adalah kemampuannya untuk melakukan
kontekstualisasi informasi dengan cara menambahkan pendapat pribadi dari
blogger dan menyediakan link menuju informasi atau dokumen lainnya yang
relevan. Berbagai informasi yang ada di Internet diletakkan sesuai konteksnya
dalam setiap tulisan di blog.
d) Blog membuat melek media
29
Pada saat seorang blogger memiliki fokus untuk menulis tentang suatu topik
atau kejadian tertentu, blogger akan mencari berbagai informasi tentang topik
atau kejadian itu dari berbagai sumber atau media yang ada.
e) Blog menyediakan alternatif sudut pandang
Setiap blog yang ada di dunia dibuat oleh setiap jenis manusia yang berbeda,
dengan topik yang berbeda pula. Artinya, berbeda blog, berbeda pula sudut
pandangnya dalam membahas sebuah topik. Dalam setiap blog, blogger bisa
memberikan link ke halaman blog lainnya yang bisa jadi memiliki sudut pandang
yang berbeda pula. Pembaca blog pun bisa membandingkan setiap sudut pandang
tersebut. Dengan adanya fasilitas komentar juga, pengunjung sebuah blog bisa
menyampaikan perbedaan sudut pandangnya dengan penulis blog tersebut.
f) Blog mengundang partisipasi
Blog secara aktif telah menjaring informasi dan opini dari para pembacanya
melalui adanya fasilitas komentar. Melalui fasilitas komentar, para pembaca bisa
memberikan alternatif link halaman tentang topik terkait, menambahkan
informasi yang ada, atau pandangan dan opininya tentang topik tersebut.
g) Blog dan jurnalisme
Blog tidak bisa disamakan dengan jurnalisme, karena apa yang dilakukan
pada jurnalisme tidak bisa diterapkan di dalam blog, dan begitu sebaliknya.
Dalam blog, sebuah informasi ditulis begitu saja oleh blogger kemudian dipasang
30
di internet, tanpa pengeditan selain dari blogger tersebut. Hal ini tentu saja tidak
bisa dilakukan di jurnalisme tradisional
2.3.3 Blog Bagi Dunia Pendidikan
Weblog adalah media yang digunakan secara personal, baik individual
maupun institusional. Tidak ada persyaratan personal yang diberikan dari pihak
manapun untuk bisa memiliki dan mengelola weblog sendiri. Formatnya yang
mudah diaplikasikan dan pengelolaannya yang tidak rumit membuat media ini
bisa diopersikan oleh siapapun.
Selain karena sifatnya yang ada dalam jaringan internet, beberapa
kelebihan dari blog lainya adalah sifatnya berdiri sendiri sebagai media, selain itu
blog juga cenderung non-formal dalam penggunaan bahasa yang dipakainya.
Blog memungkinkan terjadinya iteraktifitas atara sumber dengan penerima
informasi. Informasi yang disampaikan akan langsung direspon, ditambahi,
dikoreksi dan diperkaya oleh orang lain. Oleh karena itu, suatu topik mungkin
bisa menjadi lebih menarik dengan adanya diskusi antara blogger dengan
pengunjung weblognya.
Kemampuan teknis atau kemampuan dasar jurnalisme tidak diperlukan
untuk mempublikasikan informasi dalam weblog. Blog memberikan manfaat
yang cukup besar bagi dunia pendidikan seperti:
1. Sebagai media pembelajaran
31
Blog dapat digunakan sebagai media pembelajaran baik yang bersifat formal
maupun informal karena dalam blog yang mereka buat terdapat banyak
informasi yang dibutuhkan oleh orang lain.
2. Sebagai tempat ajang diskusi
Blog dapat juga digunakan sebagai sarana ajang diskusi untuk memecahkan
suatu permasalahan tertentu.
3. Sebagai tempat berbagi informasi
Kita dapat berbagi informasi yang mungkin belum diketahui oleh orang lain
dengan cara menuliskannya di blog kita.
4. Sebagai tempat berkomunikasi
Kita dapat berkomunikasi dengan orang lain yang membaca blog kita dengan
memberikan jawaban atau membalas komentar yang ia berikan.
5. Sebagai tempat curhat dalam dunia maya
Apabila kita sedang mengalami masalah atau merasa kebingungan terhadap
suatu hal, maka kita dapat menceritakan permasalahan tersebut di dalam blog
kita. Siapa tahu ada pembaca yang berkenan memberikan masukan atau saran
untuk penyelesaian terbaik dari masalah tersebut.
Disamping manfaat di atas, manfaat blog bagi guru atau dosen, yaitu:
a. Isinya bisa luas menyangkut banyak hal pengajaran.
b. Bisa dijadikan ajang belajar menulis untuk menuangkan ide.
c. Bukti portofolio seorang guru terkait profesionalitasnya.
d. Relatif lebih hemat biaya.
e. Menembus ruang.
32
f. Bebas aturan atau suka-suka penulis (yang ada hanya etika atau aturan tidak
tertulis).
g. Melepaskan kebiasaan formalitas untuk menghambur uang rakyat.
h. Pengembangan proses pembelajaran yang bervariatif.
i. Bisa mengembangkan jaringan lebih luas antar guru di negara lain.
Menurut Budhi (2007: 1), kekuatan blog dalam dunia pendidikan antara
lain:
1. Isinya bisa luas menyangkut banyak hal pengajaran.
2. Bisa dijadikan ajang belajar menulis untuk menuangkan ide.
3. Bukti portofolio seorang guru terkait profesionalitasnya.
4. Relatif lebih hemat biaya.
5. Menembus ruang dan waktu.
6. Bebas aturan alias suka-suka penulis (yang ada hanya etika atau aturan tidak
tertulis).
7. Melepaskan kebiasaan formalitas untuk menghambur uang rakyat.
8. Pengembangan proses pembelajaran yang bervariatif.
Selain manfaat atau keunggulan dari sebuah weblog (blog) di atas, blog
juga memiliki kekurangan dalam hal pembelajaran dan pendidikan. Adapun
Kekurangan dari sebuah weblog (blog) pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Media blog belum bisa diterapkan di sekolah atau daerah-daerah yang belum
terjamah teknologi internet.
33
2. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang
menggunakan ICT.
3. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.
4. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
5. Kurangnya Sumber Daya manusia (SDM) yang mengetahui dan memiliki
ketrampilan menggunakan internet atau mengelola weblog (blog).
6. Diperlukan kecepatan akses internet yang memadai agar proses pembelajaran
menggunakan media weblog (blog) dapat berjalan dengan lancar.
Berdasarkan pemahaman diatas, maka nampaklah bahwa weblog (blog)
pada dasarnya memiliki peranan yang cukup besar dan sangat penting dalam
pengembangan pendidikan. Namun hal ini juga perlu ditunjang oleh ketersediaan
sarana-prasarana yang mendukung, serta kesiapan pendidikan dan peserta didik
untuk beradaptasi dengan teknologi internet.
2.4. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini ternyata tak luput dari
pengamatan anak didik. Keingintahuan mereka pada berbagai media komunikasi
perlu mendapatkan perhatian semua pihak. Pengenalan komputer pada anak usia
dini memang bukan lagi merupakan kebutuhan sekunder. Kurikulum untuk
pendidikan inipun telah digagas pemerintah seiring dengan tuntutan peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Dengan masuknya materi Teknologi Informasi
34
dan Komunikasi dalam kurikulum baru, maka peranan komputer sebagai salah
satu komponen utama dalam TIK mempunyai posisi yang sangat penting sebagai
salah satu media pembelajaran.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat kurikulum Depdiknas (2007)
dalam Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran TIK
menyatakan,
1. Visi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu agar siswa dapat dan terbiasa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap imaginatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di lingkungannya.
2. Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan siswa dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk teknologi informasi dan komunikasi. Siswa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. Dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi, siswa akan dengan cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan. Penambahan kemampuan siswa karena penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.
3. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu,
35
Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.
4. Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:a. Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
b. Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan seharihari secara mandiri dan lebih percaya diri.
c. Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan seharihari.
d. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong siswa terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
e. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehari-hari.
Dapat disimpulkan Mata Pelajaran TIK adalah mata pelajaran yang baru di
sekolah yang merupakan suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung
pengertian luas tentang segala aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi,
pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media menggunakan
36
teknologi tertentu yang menekankan siswa mampu memahami konsep,
pengetahuan, dan operasi dasar komputer.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Model Penelitian
Model penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan.
Pengembangan yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran berbasis
weblog (blog) pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
adalah model pengembangan produk Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK).
Pemilihan model ini didasari atas pertimbangan bahwa model ini
dikembangkan secara sistematis dan berpijak pada landasan teoretis desain
pembelajaran. Model ini disusun secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan
yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan
media belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Model ini terdiri
36
37
dari enam tahap kegiatan, yakni: a) Concept, pengembangan konsep dilakukan
dengan identifikasi mata pelajaran, merumuskan kompetensi dasar, analisis
karakteristik siswa, menetapkan indikator b) Design, mendesain produk dilakukan
melalui dua tahap: (1) memilih dan menetapkan sofware yang digunakan, (2)
mengembangkan flow chart, untuk memvisualisasikan alur kerja produk mulai awal
hingga akhir, c) Collecting materials, kegiatan berupa pengumpulan bahan atau
materi kuliah yang diperlukan untuk pembuatan produk seperti : materi pokok
(subtansi mata pelajaran), aspek pendukung seperti gambar animasi, vidio sebagai
ilustrasi, clip-art image, dan grafik, d) Assembly, adalah menyusun naskah materi
yang dimasukkan pada setiap frame yang disebut screen mapping, e) Tes Drive,
untuk melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan.
Produk yang baik memenuhi dua kriteria yakni: kriteria pembelajaran dan kriteria
penampilan, f) Distribution, adalah kegiatan berupa penyebarluasan produk
pembelajaran kepada pemakai produk. Sasaran pemakai produk meliputi guru dan
siswa.
3.2. Prosedur Penelitian
Dalam pengembangan media pembelajaran ini, prosedur pengembangan yang
dilakukan terdiri atas beberapa tahap, yakni:
Tahap I : Menetapkan mata pelajaran yang akan dikembangkan / Concept
38
Mata pelajaran yang dikembangkan adalah mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK). Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini
ternyata tak luput dari pengamatan anak didik. Keingintahuan mereka pada berbagai
media komunikasi perlu mendapatkan perhatian semua pihak. Kurikulum untuk
pendidikan inipun telah digagas pemerintah seiring dengan tuntutan peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Peran mata pelajaran ini adalah membekali mereka
dengan kemampuan memahami teknologi informasi dan komunikasi.
Media pembelajaran yang akan dikembangkan adalah untuk siswa kelas XII
semester ganjil dengan standar kompetensi yaitu menggunakan perangkat lunak
pembuat grafis. Pebelajar diharapkan mampu menjelaskan pengertian perangkat
lunak pembuat grafis, mengidentifikasi menu ikon yang terdapat dalam perangkat
lunak pembuat grafis, mampu menggunakan menu ikon yang terdapat dalam
perangkat lunak pembuat grafis, dan membuat grafis dengan berbagai variasi bentuk,
warna, dan ukuran.
Perlu dikembangkan suatu media yang relevan dan inovatif untuk menunjang
proses pembelajaran dengan melihat strandar kopetensi yang diuraikan di atas,
sehingga nantinya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Tahap II : Mengidentifikasi kompetensi dasar, karakteristik siswa, dan indikator pencapaian
Berdasarkan hasil analisis kurikulum di SMA N 1 Singaraja dan pengalaman
langsung peneliti melakukan kegiatan PPL-Real di sekolah tersebut, maka dapat
39
diidentifikasi kompetensi dasar mata pelajaran TIK kelas XII semester ganjil adalah
sebagai berikut.
Tabel. 3.1 Kompetensi dasar mata pelajaran TIK kelas XII semester I di SMA N 1 Singaraja
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menggunakan perangkat lunak pembuat grafis
1.1 Menunjukkan menu dan ikon pada perangkat lunak pembuat grafis
1.2 Menggunakan menu dan ikon pada perangkat lunak pembuat grafis
1.3 Membuat grafis dengan berbagai variasi warna, bentuk, dan ukuran
Sumber : KTSP SMA N 1 Singaraja Tahun 2009/2010
Tahap III : Mendesain produk / Design
Mendesain produk dilakukan melalui dua tahap: (1) memilih dan menetapkan
sofware yang digunakan, pilihan sofware yang bisa digunakan untuk membuat media
pembelajaran berbasis weblog (blog) antara lain layanan penyedia blog online
(wordpress.com), macromedia flash, macromedia dream weaver, screenflash, adobe
photoshop, PDF Decompiler. (2) mengembangkan flow chart, untuk
memvisualisasikan alur kerja produk mulai awal hingga akhir.
40
Tahap IV : Pengumpulan Materi / Collecting materials
Kegiatan berupa pengumpulan bahan atau materi pelajaran yang diperlukan
untuk pembuatan produk seperti: materi pokok (subtansi mata pelajaran TIK), aspek
pendukung seperti fitur-fitur/asesoris blog, gambar, animasi, video sebagai demo
tutorial, dan grafik. Pengumpulan materi pokok dilakukan dengan menggunakan
sumber-sumber atau buku-buku mata pelajaran TIK yang sudah ada dan
memanfaatkan download dari internet, sedangkan pengumpulan gambar, video dan
animasi diperoleh melalui download melaui internet dan pengambilan langsung di
lapangan.
Tahap V : Perakitan / Assembly
Tahap ini merupakan tahapan untuk menyusun atau merakit naskah materi
pelajaran TIK yang telah disiapkan dan dimasukkan pada setiap frame yang disebut
screen mapping, dengan menggunakan software yang sudah ditentukan. Pada tahap
ini juga menggabungkan dan mensinergikan elemen sebuah blog, yaitu posting
halaman, link, download, buku tamu (tempat chating), kotak komentar, grafis, video,
animasi, menjadi sebuah media pembelajaran berbasis weblog (blog).
Tahap VI : Uji coba / Tes Drive
Uji coba produk dalam pengembangan ini menggunakan model uji coba
produk pengembangan Dick & Carey (dalam I Made Tegeh, 2006) yang meliputi
41
tanggapan ahli isi, ahli desain produk pembelajaran, ahli media, uji coba perorangan,
uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan.
Keenam tahap prosedur pengembangan tersebut dapat dilihat pada bagan
tahap-tahap pengembangan sebagai berikut.
42
3.3. Uji Coba Produk
Uji coba produk dalam penelitian pengembangan ini terdiri atas : 1) rancangan
uji coba, 2) subyek coba, 3) jenis data, 4) instrumen pengumpulan data, dan 5) teknik
analisis data.
3.3.1. Rancangan Uji Coba
Produk media pembelajaran berupa Media Pembelajaran Berbasis Weblog
(Blog) dalam bentuk pembelajaran online sebagai hasil dari penelitian pengembangan
ini diuji tingkat validitas dan keefektifannya. Tingkat validitas media pembelajaran
diketahui melalui hasil analisis kegiatan uji coba yang dilaksanakan melalui dua
tahap, yakni: a) review oleh ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain
weblog (blog) pembelajaran dan ahli media pembelajaran, b) uji coba perorangan, uji
coba kelompok kecil dan uji coba lapangan.
3.3.2. Subyek Coba
43
Subyek coba produk hasil penelitian pengembangan ini adalah :
(1) Tahap review para ahli
Subyek coba pada tahap ini dilakukan oleh satu orang ahli isi bidang studi,
satu orang ahli desain pembelajaran dan ahli media pembelajaran. Ahli isi bidang
studi atau mata pelajaran dalam penelitian pengembangan ini adalah seorang guru
mata pelajaran TIK di SMA N 1 Singaraja minimal yang berspesifikasi Ahli
Madya. Ahli desain dan media pembelajaran yang diminta kesediannya untuk
mereview rancangan Media Pembelajaran Berbasis Weblog (Blog) seorang
teknolog pembelajaran dan ahli media pembelajaran dengan spesifikasi minimal
Sarjana (S1) Teknologi Pendidikan di Universitas Pendididkan Ganesha.
(2) Tahap uji coba perorangan
Subyek uji coba adalah tiga orang siswa kelas XII SMA Negeri 1
Singaraja. Ketiga orang siswa tersebut terdiri atas satu orang siswa dengan prestasi
belajar TIK tinggi, satu orang dengan prestasi belajar TIK sedang, dan satu orang
dengan prestasi belajar TIK rendah. Prestasi belajar siswa dilihat dari nilai akhir
siswa dari daftar nilai yang dimiliki oleh guru TIK.
(3) Tahap uji coba kelompok kecil
Subyek uji coba adalah enam orang siswa kelas XII SMA Negeri 1
Singaraja. Keenam orang siswa tersebut terdiri atas dua orang siswa berprestasi
belajar TIK tinggi, dua orang siswa berprestasi belajar TIK sedang, dan dua orang
44
siswa berprestasi belajar TIK rendah. Prestasi belajar siswa dilihat dari nilai akhir
siswa dari daftar nilai yang dimiliki oleh guru TIK.
(4) Tahap uji coba lapangan.
Pada tahap ini subyek uji coba terdiri atas tiga puluh orang siswa kelas XII
SMA N 1 Singaraja dan beberapa guru mata pelajaran TIK di SMA N 1 Singaraja.
3.3.3. Jenis Data
Data-data yang dikumpulkan melalui pelaksanaan evaluasi formatif
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: (1) data dari evaluasi tahap pertama
berupa data hasil review ahli isi bidang studi, data hasil review ahli desain produk
pembelajaran, dan data hasil review ahli media pembelajaran, (2) data dari hasil uji
coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan berupa hasil review
siswa, dan data hasil review guru mata pelajaran TIK.
Seluruh data yang diperoleh dikelompokkan menurut sifatnya menjadi dua,
yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif dan kuantitatif diperoleh dari
hasil review ahli isi bidang studi, ahli media, ahli desain produk, uji coba perorangan,
uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan diperoleh dari komentar/tanggapan.
3.3.4. Instrumen Pengumpulan Data
45
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
pengembangan ini adalah angket dan pedoman wawancara. Angket dan pedoman
wawancara digunakan untuk mengumpulkan data hasil review dari ahli isi bidang
studi atau mata pelajaran, ahli desain produk pembelajaran dan ahli media
pembelajaran, siswa saat uji lapangan, dan guru TIK saat uji lapangan. Berikut
rancangan instrumen pengumpulan data dalam penelitian pengembangan ini.
(1) Instrumen uji coba untuk ahli isi mata pelajaran
Tabel 3.2 Instrumen Uji Coba untuk Ahli Isi Mata Pelajaran
No. Kriteria Skor5 4 3 2 1
1 Kejelasan tujuan2 Kesesuaian tujuan dan materi3 Kejelasan penyajian materi4 Kesesuaian tayangan visual dan audio dengan
materi5 Kelengkapan materi6 Kesesuaian evaluasi dan tujuan
JumlahTotal
(2) Instrumen uji coba untuk ahli desain pembelajaran
Tabel 3.3 Instrumen Uji Coba untuk Ahli Desain Produk Pembelajaran
No.
KriteriaSkor
5 4 3 2 11 Kemenarikan tampilan fisik
46
2 Ketepatan penggunaan desain/rancangan penyajian materi
3 Kesesuaian format sajian dengan karakteristik sasaran
4 Kejelasan paparan materi5 Kesesuaian evaluasi dan tujuan
JumlahTotal
(3) Instrumen uji coba untuk ahli media pembelajaran
Tabel 3.4 Instrumen Uji Coba untuk Ahli Media Pembelajaran
No. KriteriaSkor
5 4 3 2 11 Kesesuaian template/desain blog2 Komposisi postingan materi3 Komposisi warna4 Kualitas gambar5 Komposisi gambar6 Kualitas demo video7 Kualitas teks yang digunakan8 Kesesuaian demo video9 Keseimbangan10 Kesatuan11 Keindahan12 Penonjolan
JumlahTotal
47
(4) Instrumen uji coba kepada siswa untuk perorangan, kelompok, dan
lapangan
Tabel 3.5 Instrumen Uji Coba kepada Siswa untuk Perorangan, Kelompok, dan Lapangan
No.
KriteriaSkor
5 4 3 2 11 Kejelasan tujuan2 Kesesuaian tujuan dan materi3 Kejelasan penyajian materi4 Kesesuaian tayangan visual dan materi5 Kesesuaian evaluasi dan tujuan6 Kemenarikan tampilan fisik7 Ketepatan penggunaan desain/rancangan
penyajian materi8 Kejelasan paparan materi9 Kesesuaian template/desain blog10 Komposisi postingan materi11 Komposisi warna12 Komposisi gambar13 Kualitas demo video14 Keindahan
JumlahTotal
3.3.5. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian pengembangan ini digunakan dua teknik analisis data, yaitu
teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif.
(1) Analisis Deskriptif Kualitatif
48
Teknik analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk mengolah data hasil
review ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain weblog (blog)
pembelajaran, ahli media pembelajaran, siswa dan guru mata pelajaran. Metode
analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu cara analisis/pengolahan data dengan jalan
menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat/kata-kata, kategori-kategori
mengenai suatu objek (benda, gejala, variable tertentu), sehingga akhirnya diperoleh
kesimpulan umum (Agung, 2005).
Data dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif bukan angka. Data dapat
berupa gejala-gejala, kejadian dan peristiwa yang kemudian dianalisis dalam bentuk
kategori-kategori. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengolah data hasil
review ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain produk pembelajaran, ahli
media pembelajaran, dan siswa. Analisis deskriptif kualitatif merupakan suatu teknik
pengolahan data yang dilakukan dengan mengelompokkan informasi-informasi dari
data kualitatif yang berupa masukan, tanggapan, kritik, dan saran perbaikan yang
terdapat pada angket dan hasil wawancara. Hasil analisis ini kemudian digunakan
untuk merevisi produk paket pembelajaran.
(2) Analisis Deskriptif Kuantitatif
Metode analisis deskriptif kuantitatif ialah suatu cara pengolahan data yang
dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan
atau presentase, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan
umum (Agung, 2005).
49
Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mengolah data yang diperoleh
melalui angket dalam bentuk deskriptif persentase. Rumus yang digunakan untuk
menghitung persentase dari masing-masing subyek adalah:
∑ (Jawaban x bobot tiap pilihan)Persentase = x 100%
n x bobot tertinggi
(Tegeh, 2006)
Keterangan:
∑ = jumlah
n = jumlah seluruh butir angket
Selanjutnya, untuk menghitung persentase keseluruhan subyek digunakan
rumus:
P = (Tegeh, 2006)
Keterangan:
P = persentase
f = jumlah persentase keseluruhan subyek
n = banyak subyek
Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan
ketetapan sebagai berikut (Tegeh, 2006).
Tabel. 3.6 Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 5*
Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan
90% - 100% Sangat baik Tidak perlu direvisi
75% - 89% Baik Tidak perlu direvisi
65% - 74% Cukup Direvisi