73
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan tujuh hal pokok yaitu, (1) latar belakang masalah, (2) perumusan masalah, (3) tujuan pengembangan, (4) manfaat pengembangan, (5) spesifikasi produk pengembangan, (6) implikasi pengembangan, (7) definisi istilah dan (8) keterbatasan pengembangan. 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan dikembangkan melalui proses belajar dan pembelajaran. Berbagai masalah dalam proses belajar perlu diselaraskan dan distabilkan agar kondisi belajar tercipta sesuai dengan

edugrafs.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Pada bab ini akan dipaparkan tujuh hal pokok yaitu, (1) latar belakang masalah, (2) perumusan masalah, (3) tujuan pengembangan,

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dipaparkan tujuh hal pokok yaitu, (1) latar belakang

masalah, (2) perumusan masalah, (3) tujuan pengembangan, (4) manfaat

pengembangan, (5) spesifikasi produk pengembangan, (6) implikasi pengembangan,

(7) definisi istilah dan (8) keterbatasan pengembangan.

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu

seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek

kehidupan dikembangkan melalui proses belajar dan pembelajaran. Berbagai masalah

dalam proses belajar perlu diselaraskan dan distabilkan agar kondisi belajar tercipta

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta dapat diperoleh seoptimal mungkin.

Untuk melengkapi komponen belajar dan pembelajaran di sekolah, sudah seharusnya

guru memanfaatkan media atau alat bantu yang mampu merangsang pembelajaran

secara efektif dan efesien.

Kemajuan teknologi membuat manusia secara sengaja atau tidak sengaja telah

dan akan berinteraksi terhadap teknologi. Media elektronika sebagai akibat dari

perkembangan teknologi, mendapat tempat dan perhatian yang cukup besar bagi para

1

2

peserta didik dan besar pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan. Manfaat

aktivitas dalam pembelajaran yang disebabkan oleh kemajuan ilmu dan teknologi

adalah agar siswa dapat mencari sendiri dan langsung mengalami proses belajar.

Belajar yang dimaksud berupa pembelajaran yang dilaksanakan secara realistik dan

kongkrit, sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindari

terjadinya verbalisme yang terus-menerus. Penyampaian materi ajar yang tidak

bervariasi dapat menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang

diinginkan. Tahapan penting dalam pembelajaran adalah memilih atau menentukan

materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa

mencapai kompetensi. Moore, (dalam Afgani, 2009). Menjabarkan materi pokok

menjadi bahan ajar yang lengkap, dimana isi materi harus dipilih dan diatur agar

sesuai dengan tujuan pembelajaran adalah tugas guru. Selain itu bagaimana cara

memanfaatkan bahan ajar juga merupakan hal yang penting. Pemanfaatan yang

dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru dan cara

mempelajarinya ditinjau dari pihak murid. Hal lain yang berkenaan dengan bahan ajar

adalah memilih sumber di mana bahan ajar itu didapatkan. Sampai saat ini ada

kecendrungan bahwa sumber belajar dititikberatkan pada buku. Padahal banyak

sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan (Depdiknas, 2006).

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

pada learning material atau materi pembelajaran. Dick dan Carey (dalam Afgani,

2009), menyatakan ada dua jenis materi pembelajaran, yaitu materi ajar tertulis

(written) dan materi ajar yang dimedia-kan (mediated) atau disebut materi ajar cetak

(Printed material) dan materi ajar non cetak (nonprinted material) (Reisser dan

3

Dempsey, 2002 dalam Afgani 2009). Materi ajar non cetak merupakan materi ajar

yang dikembangkan untuk memperkaya pemahaman peserta didik terhadap materi

pelajaran selain untuk mengisi kekurangan yang timbul akibat masalah budaya

membaca, keterbatasan waktu serta untuk menjawab keragaman gaya belajar peserta

didik. Dengan demikian pengembangan materi ajar non cetak harus dapat

memanfaatkan semaksimal mungkin kemampuan medianya. Dengan kata lain,

pemilihan materi yang sesuai dengan media yang ditentukan merupakan langkah awal

yang penting, disamping pemaparan yang mudah dicerna, dalam arti menggunakan

bahasa yang sederhana, komunikatif dan jelas, mampu melibatkan proses berpikir

peserta didik, serta memungkinkan peserta didik dapat mencapai tingkat penguasaan

secara mandiri.

Tujuan Pendidikan Nasional adalah menciptakan insan Indonesia yang cerdas

dan kompetitif. Universitas Pendidikan Ganesha yang merupakan lembaga pencetak

tenaga kependidikan (guru) mempunyai suatu kewajiban untuk mengnembangkan

kemampuan siswa khususnya dalam bidang perekayasa pembelajaran. Salah satu

jurusan di Universitas Pendidikan Ganesha yang khusus memberikan pemahaman

tentang perekayasa pembelajaran yaitu Jurusan Teknologi Pendidikan. Tujuan utama

pembelajaran yang dirancang di Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha adalah menghasilkan perekayasa (tenaga

ahli yang mampu merancang, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola)

pembelajaran dan guru dalam bidang Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) yang

cerdas dan berdaya saing tinggi (Pedoman Studi FIP Udiksha tahun 2006). Untuk

mencapai tujuan tersebut, peristiwa pembelajaran yang berlangsung di Jurusan

4

Teknologi Pendidikan diarahkan untuk membantu dan memfasilitasi berkembangnya

kemampuan potensial yang dimiliki siswa menjadi kemampuan nyata yang digunakan

khususnya untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran

(perekayasa pembelajaran). Peristiwa pembelajaran yang dimaksud, hendaknya

dirancang dan dilaksanakan secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Sementara ini, tingkat pencapaian tujuan pembelajaran di tingkat sekolah baik

SD, SMP, dan SMA disinyalir masih relatif rendah. Indikator dari penomena ini

antara lain adanya keluhan beberapa pengelola pembelajaran (guru) terhadap

rendahnya daya serap pembelajaran dalam mengikuti pembelajaran dimana nilai akhir

siswa terhadap beberapa mata pelajaran khususnya pelajaran TIK belum memuaskan

secara merata, berdasarkan pengalaman penulis saat melakukan kuliah Program

Pengalaman Lapangan (PPL) Real di SMA N 1 Singaraja tahun ajaran 2009/2010

selama 3 bulan, ditemukan nilai rata-rata murni (sebelum diadakan remedial) pada

pelajaran TIK khususnya kelas XII masih belum memuaskan yaitu 75. (daftar nilai

kelas XII IA-1, XII IA-4, dan XII IA-6 semester I tahun 2009), bahkan kurang dari

standar nilai ketuntasan untuk mata pelajaran TIK di SMA N 1 Singaraja yaitu 86.

Rendahnya nilai rata-rata siswa disebabkan proses pembelajaran yang dilaksanakan

kurang berkualitas. Beberapa permasalahan yang menyebabkan rendahnya kualitas

proses pembelajaran mata pelajaran TIK khususnya kelas XII adalah antara lain

belum tersedianya sumber bacaan yang relevan dengan materi pelajaran TIK, jam

pelajaran yang kurang berimbang terhadap padatnya materi mata pelajaran, dan

permasalahan lain yang paling menonjol dirasakan adalah keterbatasan media

5

pembelajaran yang menarik dan relevan pada mata pelajaran TIK serta kurangnya

pemanfaatan fasilitas jaringan internet yang sudah ada dalam menunjang proses

belajar mengajar khusunya pada mata pelajaran TIK.

Sejalan dengan diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP)

dimana materi pelajaran yang disampaikan disesuaikan dengan kondisi peserta didik,

maka peran guru sangat menentukan dalam proses pembelajaran (Riana, 2007).

Ketika peserta didik sudah mulai mengenal multimedia yang secanggih kemajuan

teknologi informasi yaitu komputer berikut jaringannya maka menjadi keniscayaan

bagi guru agar mau dan mampu memanfaatkan multimedia dalam pembelajaran

(Hartono, 2007). Saat ini, Depdiknas telah mengembangkan pembelajaran melalui

internet. Untuk mendukung proses pembelajaran ini, Depdiknas membangun

backbone Jejaring Pendidikan Nasional atau popular dengan istilah Jardiknas. Selain

menyiapkan pembelajaran melalui internet, Jardiknas juga disiapkan sebagai jalur

komunikasi dan pertukaran informasi antarlembaga pendidikan di seluruh Indonesia.

Sekolah-sekolah yang telah terhubung dengan internet bisa memanfaatkan konten

materi pelajaran Jardiknas melalui http://media.diknas.go.id untuk membantu

pelajaran di sekolah maupun di rumah. Oleh karena Jardiknas menggunakan basis

koneksi internet dan intranet, konten itu bisa diakses siswa di mana pun, dan kapan

pun. Sayangnya, konten yang tersedia belum memadai (Saragih, 2007).

Dikarenakan hal tersebut, perlu dilakukannya suatu usaha untuk merancang

materi pembelajaran khususnya materi pelajaran TIK. Materi dirancang dan

dikembangkan dengan cara memodifikasinya. Sehubungan dengan itu, Heinich, et al

(1996) menyatakan bahwa ada tiga alternatif untuk memperoleh materi pembelajaran,

6

yang salah satunya adalah memodifikasi materi yang telah ada, dimana alternatif ini

merupakan prosedur yang lebih efisien, kreatif, dan menantang dari pada merancang

sendiri materi pembelajaran yang akan menghabiskan waktu dan biaya atau hanya

menggunakan materi yang disediakan oleh sekolah. Agar materi tersebut menarik

sehingga memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri, maka materi dikembangkan

menggunakan teknologi informasi komunikasi dengan menempatkannya pada media

website yang terkoneksi dengan internet yang mana manfaat media dapat

diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dalam

memperhatikan (Kemp & Dayton dalam Arsyad, 2003).

Blog (kependekan dari Weblog) mempunyai potensi dikembangkan sebagai

media pembelajaran. Setidaknya artikel dalam blog tersebut bisa memperkaya bahan

ajar di luar proses belajar mengajar secara tatap muka. Selain itu, melalui blog, materi

bisa tersaji lebih menarik, Sebab blog bisa dilengkapi dengan grafis,

ilustrasi/gambar/foto, video, dan lain-lain. Dengan adanya blog yang bisa di akses

kapan dan dimana saja, proses pembelajaran siswa menjadi tidak terbatas pada jam

belajar efektif yang tersedia di sekolah, mereka dapat menggunakan fasilitas warnet,

bagi yang belum memiliki komputer terkoneksi internet. Sehingga pembelajaran

menjadi tidak terbatas oleh ruang dan waktu.

Penelitian ini mengambil mata pelajaran TIK di kelas XII, karena materinya

membahas mengenai program grafis Adobe Photoshop atau program pengolah

gambar/foto yang tidak cukup dipelajari hanya dengan mendengarkan penjelasan dari

guru atau dengan praktek pada saat jam pelajaran berlangsung, melainkan siswa harus

mengembangkan keterampilan belajar grafis dengan banyak praktek di luar jam

7

pelajaran, dapat menggunakan sumber yang relevan atau download materi di website

(blog) yang menyediakan tutorial belajar program grafis Adobe photoshop. SMA N 1

Singaraja mempunyai laboratorium (LAB) komputer yang dilengkapi dengan fasilitas

internet yang dapat digunakan oleh siswa pada saat jam pelajaran berlangsung

maupun saat istirahat. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti tertarik untuk

mengembangkan media pembelajaran berbasis weblog (blog) pada mata pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) semester 1 di kelas XII SMA Negeri 1

Singaraja.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dijadikan

dasar pada penelitian pengembangan ini adalah penggunaan media pembelajaran

berbasis weblog (blog) pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) kelas XII semester 1 di SMA Negeri 1 Singaraja. Adapun permasalahan-

permasalahan tersebut antara lain.

1. Apakah jenis media yang dihasilkan dalam penelitian ini?

2. Bagaimanakah tahap-tahap pengembangan media pembelajaran berbasis

weblog (blog)?

3. Bagaimanakah kualitas hasil pengembangan media pembelajaran berbasis

weblog (blog) menurut uji ahli, uji perorangan, uji kelompok kecil, dan uji

lapangan?

8

1.3. Tujuan Pengembangan

Tujuan pengembangan ini adalah (1) untuk mengetahui jenis media yang

dihasilkan dalam penelitian ini, (2) untuk mengetahui tahap-tahap pengembangan

media pembelajaran berbasis weblog (blog), (2) untuk mengetahui kualitas hasil

pengembangan media pembelajaran berbasis weblog (blog) menurut uji ahli, uji

perorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan.

1.4. Manfaat Pengembangan

Adapun manfaat dari pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Weblog

(Blog) adalah sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Secara teoritis hasil dari penelitian akan menambah khasanah ilmu

pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya dalam pengembangan media

pembelajaran berbasis weblog (blog).

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Siswa

Dengan digunakannya media pembelajaran berbasis weblog dalam

mata pelajaran TIK, diharapkan siswa mampu belajar lebih

bervariasi, menarik, dan memberikan waktu tambahan bagi siswa

untuk belajar karena dapat digunakan dan dipelajari diluar jam

pelajaran sekolah. Materi pelajaran yang diberikan lebih bermakna

9

bagi siswa sehingga diharapkan mampu meningkatkan mutu

pendidikan itu sendiri.

2. Bagi Guru

Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran serta dapat

mewujudkan proses pembelajaran yang lebih berkualitas menarik,

karena dapat merangsang siswa untuk belajar mandiri dan interaktif.

3. Bagi Sekolah

Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan

positif sebagai sumber belajar bagi siswa dan masyarakat sekolah

pada umumnya.

1.5. Spesifikasi Produk Pengembangan

Produk pengembangan yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah media

pembelajaran berbasis weblog (blog). Produk ini berisi materi “menggunakan

perangkat lunak pembuat grafis (Adobe Photoshop)”. Produk ini berupa media

pembelajaran mata pelajaran TIK kelas XII semester I yang diposting ke dalam

weblog (blog). Materi yang disajikan mencakup materi pelajaran TIK kelas XII

semester I yang diposting secara berurutan sesuai dengan kurikulum/silabus dan

banyaknya pertemuan dalam kegiatan pembelajaran. Pada setiap postingan materi

yang ditampilkan, terdapat link untuk membuka materi dalam tampilan PDF dan

terdapat demo video yang dapat di download, serta berisi kotak komentar untuk

menjadikan pembelajaran interaktif. Pengelola blog atau guru dapat memberikan

tugas sewaktu-waktu melalui posting di blog tersebut. Media pembelajaran ini

10

dikembangkan dengan cara online di internet, memiliki sebuah e-mail, menggunakan

layanan penyedia blog secara online (wordpress.com), software Macromedia Flash 8,

Adobe Phototshop Cs, screenflash, PDF Decompiler. Metode penyajian yang

digunakan adalah metode tutorial di mana materi pelajaran disajikan dalam bentuk

“demo”, siswa dapat memberikan komentar atau pertanyaan melalui kotak komentar

yang telah disediakan sehingga proses pembelajaran menjadi interaktif.

1.6. Implikasi Pengembangan

Implikasi dari pengembangan media pembelajaran mata pelajaran TIK yang

berupa weblog (blog) adalah sebagai berikut.

1. Media pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan karakteristik

siswa dapat memenuhi kebutuhan siswa, sehingga siswa termotivasi untuk

mempelajari bahan atau materi pelajaran TIK khusunya kelas XII.

2. Isi pembelajaran dalam media ditata dan diorganisasikan berdasarkan

teori-teori pembelajaran dan teori-teori desain pesan pembelajaran akan dapat

memudahkan siswa belajar.

3. Media pembelajaran yang berupa weblog (blog) menjadikan proses

pembelajaran lebih menarik dan interaktif sehingga materi pembelajaran lebih

mudah dipahami oleh siswa.

11

1.7. Definisi Istilah

Untuk menghindari adanya kesalahpahaman terhadap istilah-istilah kunci

yang digunakan dalam penelitian ini, maka dipandang perlu untuk memberikan

batasan-batasan istilah sebagai berikut:

1. Pengembangan adalah kegiatan yang menghasilkan

rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-

masalah aktual dalam pendidikan dan pembelajaran.

2. Model Pengembangan Produk Pembelajaran

Berbantuan Komputer (PBK) merupakan model yang disusun secara

terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya

pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan media belajar yang sesuai

dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.

3. Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta

didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta

didik.

4. Weblog atau singkatnya Blog, adalah sebuah aplikasi

web yang memuat secara periodik tulisan-tulisan (posting) pada sebuah

webpage umum. Posting-posting tersebut seringkali dimuat dalam urutan

posting secara terbalik, meskipun tidak selamanya demikian. Situs web

semacam ini dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik

dan tujuan dari si pengguna blog tersebut.

12

5. Mata Pelajaran TIK adalah mata pelajaran yang baru di

sekolah yang merupakan suatu padanan yang tidak terpisahkan yang

mengandung pengertian luas tentang segala aspek yang terkait dengan

pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi

antar media menggunakan teknologi tertentu yang menekankan siswa mampu

memahami konsep, pengetahuan, dan operasi dasar computer,

mengidentifikasi etika, moral dan kesehatan dan keselematan kerja (K3)

dalam penggunaan perangkat TIK, serta mampu mengidentifikasi komponen

dasar perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) pada

komputer.

1.8. Keterbatasan Pengembangan

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Weblog (Blog) ini

dikembangkan berdasarkan karakteristik siswa SMA N 1 Singaraja, sehingga produk

hasil pengembangan hanya diperuntukkan bagi siswa SMA N 1 Singaraja.

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dipaparkan empat hal pokok yang terkait dengan kajian

pustaka pada penelitian ini yaitu, (1) pengembangan, (2) media pembelajaran, (3)

weblog (blog) dan (4) mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi.

2.1. Pengembangan

Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang menekan kemampuan

peneliti dalam membuat suatu produk baik berupa materi, media, alat dan atau

strategi pembelajaran. Menurut Gay (dalam Anik Ghufron, dkk 2007) “model

penelitian dan pengembangan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan produk

pendidikan yang efektif yang berupa material pembelajaran, media, strategi, atau

material lainnya dalam pembelajaran untuk digunakan disekolah, bukan untuk

menguji teori”.

Selanjutnya, menurut Soenarto (2005) penelitian pengembangan adalah :

14

Sebagai suatu proses untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang akan digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Penelitian pengembangan adalah upaya untuk mengembangkan dan menghasilkan suatu produk berupa materi, media, alat dan atau strategi pembelajaran, digunakan untuk mengatasi masalah di kelas/laboratorium, dan bukan untuk menguji teori.

Adapun inti dari penelitian pengembangan menurut penulis adalah suatu

kegiatan penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah belajar dengan

menciptakan atau mengembangan sebuah produk, baik itu produk media

pembelajaran maupun alat bantu dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Menurut Santyasa (2006) menyatakan,

Penelitian pengembangan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut.1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan

dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggungjawaban profesional dan komitmennya terhadap perolehan kualitas pembelajaran.

2. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.

3. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji coba lapangan serta terbatas perlu dilakukan, sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.

4. Proses pengembangan model, pendekatan, metode dan media pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang dicerminkan originalitas.

Diperlukan juga model pengmbangan yang akan digunkakan pada penelitian ini.

Sutopo (dalam Suartama & Sudarma, 2007) berpendapat

Model Pengembangan Produk Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) merupakan model yang disusun secara terprogram dengan urutan-urutan

13

15

kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan media belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Model ini terdiri dari enam tahap kegiatan, yakni: a) Concept, b) Design, c) Collecting materials, d) Assembly, e) Tes drive, dan f) Distribution.

Mengaplikasikan model yang telah dijelaskan di atas, penelitian pengembangan ini

menggunakan model Pengembangan Produk Pembelajaran Berbantuan Komputer

(PBK).

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan yang dimaksud

pengembangan dalam penelitian ini adalah suatu proses untuk mengembangkan dan

memvalidasi produk berupa materi, media, alat dan atau strategi pembelajaran yang

akan digunakan dalam pendidikan. Dalam penelitian ini produk yang dikembangkan

adalah media pembelajaran berupa Media Pembelajaran Berbasis Weblog (Blog)

pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

2.2. Media Pembelajaran

2.2.1. Pengertian Media Pembelajaran

Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal

dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau

‘pengantar’ (Arsyad, 2002; Sadiman, dkk., 1990). Oleh karena itu, media dapat

diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima

pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan (software) dan/atau alat (hardware).

Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002), bahwa media jika

16

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku

teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media.

Pengertian ini sejalan dengan batasan yang disampaikan oleh Gagne (dalam

Sadiman, 2005) menyatakan media adalah berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Selanjutnya Brigst

(dalam Sadiman, 2005) berpendapat bahwa media adalah segala fisik yang dapat

menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar seperti buku, film, kaset,

film bingkai, dan lain-lain.

Alat bantu atau media komunikasi dalam dunia pendidikan sering kali

digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan

(pembelajaran). Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1994) bahwa dengan

penggunaan alat bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan

dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang maksimal.

Rohani 1997 (dalam Tegeh, 2005) mengemukakan beberapa pengertian

media instruksional edukatif (media pembelajaran) sebagai berikut.

a) Segala jenis sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional. Mencakup media grafis, media yang menggunakan alat penampil, peta, model, globe dan sebagainya.

b) Peralatan fisik untuk menyampaikan isi instruksional, termasuk buku, film, video, tape, sajian slide, guru dan perilaku non verbal. Dengan kata lain media instruksional edukatif mencakup perangkat lunak

17

(software) dan/atau perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar/alat bantu belajar.

c) Media yang digunakan dan diintegrasikan dengan tujuan dan isi instruksional yang biasanya sudah dituangkan dalam Garis Besar Pedoman Instruksional (GBPP) dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar.

d) Sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara, dengan menggunakan alat penampil dalam proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional, meliputi kaset, audio, slide, film-strip, OHP, film, radio, televisi dan sebagainya.

Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan

isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian

rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.

Kemp dan Dayton (dalam Depdiknas, 2003) menyatakan bahwa media

mempunyai manfaat, yaitu sebagai berikut.

1. Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat

atau mendengar penyajian melalui media, menerima pesan yang sama

2. Pengajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik

perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikaan.

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4. Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat.

5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.

18

6. Pengajaran dapat dilaksanakan kapan dan dimana diinginkan atau

diperlukan.

7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses

belajar dapat ditingkatkan.

8. Peran guru dapat berubah kea rah yang lebih positif. Beban guru untuk

penjelasan materi pelajaran yang berulang-ulang dapat dikurangi bahkan

dihilangkan.

Dari ulasan tersebut, media weblog (blog) mempunyai manfaat sebagai

media yang dapat menarik perhatian, memberikan pengalaman kepada siswa

untuk berinteraksi langsung sehingga memberikan kesan positif kepada siswa

untuk belajar secara mandiri dengan guru sebagai fasilitator.

2.2.2. Media Pembelajaran Berbasis Web

Media berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari “medium”

yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau

pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan

definisi tentang media pembelajaran. Schramm (dalam Sabar Nurohman, 2008)

mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan

yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs

(dalam Sabar Nurohman, 2008) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah

sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film,

video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (dalam Sabar

Nurohman, 2008) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana

19

komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi

perangkat keras. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat

merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat

mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Seiring dengan kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi,

maka dunia pendidikan juga telah banyak yang memanfaatkan web sebagai

media pembelajaran. Meskipun banyak penelitian menunjukan bahwa efektifitas

pembelajaran menggunakan internet (e-learning) cenderung sama bila dibanding

dengan pembelajaran konvensional atau klasikal, tetapi keuntungan yang bisa

diperoleh adalah dalam hal fleksibilitasnya (Herman Dwi Surjono, dalam Sabar

Nurohman, 2008). Melalui media pembelajaran berbasis web materi

pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja, di samping itu materi

juga dapat diperkaya dengan berbagai sumber belajar termasuk multimedia.

Media pembelajaran berbasis web dapat dikembangkan dari yang sangat

sederhana sampai yang kompleks. Sebagian media pembelajarn berbasis web

hanya dibangun untuk menampilkan kumpulan materi, sementara forum diskusi

atau tanya jawab dilakukan melalui e-mail atau milist. Implementasi dengan cara

tersebut terhitung sebagai media pembelajaran berbasis web yang paling

sederhana. Disamping itu ada juga media pembelajaran berbasis web yang

terpadu, berupa portal e-learning yang berisi berbagai obyek pembelajaran yang

diperkaya dengan multimedia serta dipadukan dengan sistem informasi

20

akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi, dan berbagai educatioanal tools lainnya

(Herman Dwi Surjono, dalam Sabar Nurohman, 2008).

2.2.3. Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa

untuk belajar secara mandiri. “Through independent study, students become doers,

as well as thinkers” (Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari

berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang

berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik, (Gordin et. al.,

1995).

Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak

hanya konsumen informasi saja. Mereka menganalisis informasi yang relevan

dengan pembelajaran dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehidupan

nyatanya (real life) Siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik di kelas

(classroom meeting), karena siswa dapat mempelajari bahan ajar dan

mengerjakan tugas-tugas pembelajaran serta ujian dengan cara mengakses

jaringan komputer yang telah ditetapkan secara online. Siswa juga dapat belajar

bekerjasama satu sama lain. Mereka dapat saling berkirim e-mail (electronic

mail) untuk mendiskusikan bahan ajar Kemudian, selain mengerjakan tugas-

tugas pembelajaran dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru

siswa dapat berkomunikasi dengan teman sekelasnya (classmates).

Memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut

21

serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas

yang dikerjakan siswa secara online.

Perkembangan/kemajuan teknologi internet yang sangat pesat dan

merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara,

institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk

pendidikan/ pembelajaran. Berbagai percobaan untuk mengembangkan perangkat

lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu

pendidikan/pembelajaran terus dilakukan. Perangkat lunak yang telah dihasilkan

akan memungkinkan para pengembang pembelajaran (instructional developers)

bekerjasama dengan ahli materi (content specialists) mengemas materi

pembelajaran elektronik (online learning material).

Teknologi internet pada hakikatnya merupakan perkembangan dari

teknologi komunikasi generasi sebelumnya. Media seperti radio, televisi, video,

multimedia, dan media lainnya telah digunakan dan dapat membantu

meningkatkan mutu pendidikan. Apalagi media internet yang memiliki sifat

interaktif, bisa sebagai media masa dan interpersonal, dan gudangnya sumber

informasi dari berbagai penjuru dunia, sangat dimungkinkan menjadi media

pendidikan lebih unggul dari generasi sebelumnya. Oleh karena itu, Khoe Yao

Tung (dalam Harisanty, 2007) mengatakan bahwa setelah kehadiran guru dalam

arti sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam

menjadikan wakil guru yang memiliki sumber belajar yang penting di dunia.

Menurut Budi Rahardjo (2007: 1), manfaat internet bagi pendidikan adalah dapat

22

menjadi akses sumber informasi, akses kepada nara sumber, dan sebagai media

kerja sama. Akses kepada sumber informasi yaitu sebagai perpustakaan online,

sumber literatur, akses hasil-hasil penelitian, dan akses kepada materi kuliah.

Akses kepada narasumber bisa dilakukan komunikasi tanpa harus bertemu secara

fisik. Sedangkan sebagai media kerjasama internet bisa menjadi media untuk

melakukan penelitian bersama atau semacam membuat semacam makalah

bersama. Penelitian di Amerika Serikat tentang pemanfaatan teknologi

komunikasi dan informasi untuk keperluan pendidikan diketahui memberikan

dampak positif (Pavlik dalam Harisanty, 2007). Studi lainnya dilakukan Center

for Applied Special Technology (CAST) menyebutkan bahwa pemanfaatan

internet sebagai media pendidikan menunjukkan positif terhadap hasil belajar

peserta didik. Mengembangkan pembelajaran berbasis web yang efektif,

memerlukan penerapan suatu pendekatan sistem dan prinsip-prinsip desain

pembelajaran. Pendekatan sistem memberikan suatu kerangka kerja atau panduan

kepada seorang pengembang untuk mendesain materi pembelajaran. Menerapkan

suatu pendekatan sistem saja tidaklah cukup untuk berhasil mengembangkan

pembelajaran berbasis web. Guna mendapatkan desain materi pembelajaran

efektif, pengembang harus berpegang pada prinsip-prinsip desain pembelajaran.

Bila ini dilakukan akan memberikan keyakinan bahwa materi pembelajaran yang

dikembangkan memang berorientasi kepada siswa atau peserta didik dan akan

meningkatkan efektivitas materi yang disajikan. Dengan suatu pemahaman yang

jelas mengenai tipe pengguna sistem akan menunjang seseorang dalam mendesain

suatu sistem yang efektif, interaktif, dan berguna. Pada perkembangan internet,

23

diberikan fasilitas dan berbagai layanan baru yang disebut layanan informasi

(information service), salah satunya adalah blog.

Menurut Onno W. Purbo (1998) paling tidak ada tiga hal dampak positif

penggunaan internet dalam pendidikan yaitu

1. Peserta didik dapat dengan mudah mengambil mata kuliah dimanapun di

seluruh dunia tanpa batas institusi atau batas negara. Peserta didik dapat

dengan mudah belajar pada para ahli di bidang yang diminatinya.

2. Kuliah/belajar dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia

tanpa bergantung pada universitas/sekolah tempat si mahasiswa belajar.

3. Di samping itu kini hadir perpustakan internet yang lebih dinamis dan

bisa digunakan di seluruh jagat raya.

2.3. Weblog (Blog)

2.3.1 Difinisi Weblog (Blog)

Blog berasal dari asal kata web log. Web artinya Internet, dan log artinya

adalah catatan. Secara harfiah, blog bisa didefinisikan sebagai catatan harian yang

ditulis dan dipublikasikan di internet.

Sebenarnya tidak ada satu definisi yang pasti tentang blog. Terdapat banyak

definisi tentang blog yang bertebaran di Internet. Salah satu di antara definisi

paling awal tentang blog adalah definisi blog oleh Rebecca Blood, pemilik blog

www.rebeccablood.net dan penulis buku The Weblog Handbook, blog adalah

sebuah halaman web, dengan tulisan terbaru diletakkan di bagian isi paling atas,

isinya sering diperbarui kadang-kadang beberapa kali dalam sehari. Seringkali di

24

sisi dari halaman web tersebut ada sebuah daftar link (tautan) yang merujuk ke

halaman sejenis.

Definisi blog menurut Ahmad Isnaini (2003), pemilik blog www.isnaini.com

Blog atau weblog adalah catatan pribadi seseorang di internet. Berisi informasi yang sering di update dan kronologis. Blog lebih identik dengan sebuah diary. Perbedaan mendasar adalah bahwa blog bisa dibaca siapa saja. banyak blog yang fokus terhadap satu objek informasi, misalnya politik, web design, olah raga dan lain-lain, tetapi kebanyakan blog itu lebih seperti jurnal pribadi yang berisi informasi perjalanan dan kehidupan sehari-hari seseorang blogger.

Sedangkan definisi blog menurut Priyadi Iman Nurcahyo (2005), pemilik

blog www.priyadi.net adalah:

1. Berisi tulisan yang disusun secara kronologis2. Mengandalkan perangkat lunak CMS3. Memiliki fasilitas komentar4. Memiliki format sindikasi, misalnya RSS atau Atom5. Tulisannya dibuat dari sudut pandang pribadi penulisnya

Menurut penulis, dari tiga definisi tersebut di atas, terdapat benang merah

yang dapat diambil tentang definisi blog yakni:

1. Blog adalah sebuah halaman website.

2. Blog ditulis oleh perseorangan maupun kelompok dengan bahasa percakapan

dan tidak formal.

3. Blog memiliki fasilitas yang memungkinkan pengunjung sebuah blog

meninggalkan komentar.

4. Tulisan yang ada di dalam sebuah blog selalu diperbarui dalam jangka waktu

tertentu.

25

5. Isi dari sebuah blog diurutkan menurut kronologis waktu, tulisan terbaru

terletak di bagian paling atas.

Menurut Rouf dan Sopyan (dalam Hary Santosa, 2007), blog adalah suatu

halaman (situs) online yang berfungsi sebagai media jurnal/diari bagi seseorang.

Jovan (dalam Hary Santosa, 2007) menambahkan bahwa blog adalah “a personal

diary, a daily pulpit, a collaborative space, a political soapbox, a breaking-news

outlet, a collection of links, one’s own private thoughts, and memos to the world.”

Graham (dalam Hary Santosa, 2007) menyatakan bahwa membuat blog tidaklah

sulit karena hanya memerlukan pemahaman sederhana mengakses internet, sama

mudahnya untuk membuat dan mengirim e-mail. Membuat blog tidaklah

memerlukan pemahaman akan bahasa pemrograman atau sintaks-sintaks

pemerograman yang rumit karena semua sudah dikerjakan oleh sistem. Yang

harus dilakukan hanya menulis dan mempublikasikannya langsung.

Rouf dan Sopyan (dalam Hary Santosa, 2007) menyatakan bahwa terdapat

tiga jenis blog, yaitu:

a. Blog TutorBlog ini dijalankan oleh dosen/guru di kelas. Isi dari blog ini biasanya terbatas pada silabus, informasi mata kuliah/pelajaran, pekerjaan rumah, dan lainnya. Atau, dosen/guru bisa menulis mengenai ide, perasaan, dan pengalaman dirinya untuk kemudian bisa dibagi dilihat dari berbagai perspektif, seperti budaya, pemberian informasi, dan hal lainnya. Tipe blog ini membatasi ruang gerak mahasiswa untuk lebih berkreasi.

b. Blog Kelas Blog ini memiliki karakteristik ‘agihan’ (share) dimana dosen dan mahasiswa bisa menyumbangkan ide dan pengalamannya. Blog jenis ini sangat baik digunakan sebagai ruang diskusi kolaboratif bagi dosen

26

dan mahasiswa. Mahasiswa diberikan kebebasan yang lebih untuk menulis dan berinteraksi dalam blog jenis ini.

c. Blog Mahasiswa/Siswa Blog jenis ini sebenarnya memerlukan lebih banyak waktu dan usaha dari dosen/guru untuk mengatur dan menyusun segala hal yang diperlukan, namun mungkin merupakan yang paling baik bagi mahasiswa/siswa dilihat dari kesempatan yang diberikan untuk menulis, mengekspresikan ide, perasaan, dan pengalaman mereka.

Menurut penulis ketiga jenis blog di atas harus dipadukan agar menjadi

sebuah blog yang utuh dan bukan berdiri sendiri sesuai jenisnya, namun sebuah

blog harus berisi tutorial materi yang ditulis oleh guru atau pemilik blog,

memberikan ruang bagi siswa atau pengguna blog untuk berdiskusi, serta siswa

diberikan banyak kesempatan untuk menuangkan ide mereka dalam sebuah

tulisan.

Nasution (2007) menambahkan berbagai alasan menggunakan blog. Ada 8

alasan yang dikemukakan,

Yang pertama adalah tanpa biaya. Hal ini dikarenakan penyedia layanan web untuk membuat blog banyak ditawarkan tanpa biaya, atau kalau dengan biaya biasanya relatif sangat murah. Bandingkan hal ini dengan pembuatan situs Web yang perlu biaya lumayan untuk mendaftarkan URL yang dipilih. Yang kedua adalah mudah. Pengguna tidak perlu mempunyai pengetahuan yang canggih akan bahasa HTML dan sebagainya. Cukup mendaftarkan diri di penyedia layanan blog yang tersedia. Pengguna sudah dapat ber blogging ria. Selanjutnya, yang ketiga, adalah cocok untuk siapa saja. Yang keempat adalah memberikan “sense of purpose.” Kelima, melatih kemampuan berfikir. Keenam, sebagai tempat untuk berbagi dan berekspresi. Hal ini dimungkinkan dengan adanya fitur komentar di dalam pembuatan blog tersebut. Dan yang ketujuh adalah memiliki komunitas sendiri. Dengan pilihan topik yang khas dan unik, hal ini mengundang komunitas tersendiri untuk berbagi tentang topik yang dipilih tersebut. Yang terakhir adalah sebagai "The New Media" di internet.

27

2.3.2 Karakteristik dari sebuah Blog

Rebecca Blood dalam bukunya The Weblog Handbook menjelaskan

beberapa karakteristik dari blog adalah:

a) Blog adalah penduduk asli Internet

Bentuk blog tidak memiliki perbedaan dengan halaman web lainnya yang

sudah ada terlebih dulu. Perbedaan blog dengan halaman web lainnya adalah

blog dirancang untuk terus dikunjungi lagi-lagi, karena keharusan sebuah blog

untuk diperbaharui isinya sesuai waktu. Blog juga sangat mudah untuk

digunakan, karena sudah ada sistem yang siap pakai. Pengguna hanya tinggal

menuliskan isi blog-nya, tanpa perlu memikirkan bagaimana disain tampilan dan

cara pembuatan halaman web-nya seperti masa saat sebelum media blog ini

populer. Blog juga merupakan sebuah media yang sangat demokratis, karena

ditulis tanpa saringan editor. Hal ini menyebabkan setiap orang yang telah

terhubung dengan internet di dunia ini dapat menuliskan topik apa saja yang

mereka sukai.

b) Blog menyaring informasi

Terdapat berjuta-juta halaman web di internet yang telah dibuat oleh jutaan

pengguna internet di seluruh dunia. Ada halaman web yang berisi informasi film,

tulisan tentang hobi, berita terbaru dari ekonomi dan politik, dan sebagainya. Jika

28

mau dihitung, masih sangat banyak lagi jenis informasi yang ada di jutaan

halaman web tersebut.

Sangat sulit bagi seseorang untuk mengetahui segalanya tentang suatu topik

dalam dunia yang seperti itu, karena sumber informasi berupa halaman web

yang harus diakses untuk memahami suatu topik itu bisa jadi sangat banyak

jumlahnya.

Blog berperan penting. Blogger yang menulis post tentang suatu topik

khusus, biasanya sudah membaca banyak halaman web tentang topik tersebut,

lalu menyaring dan meringkasnya dalam satu post di halaman blog-nya.

Pengguna Internet yang memerlukan informasi tidak perlu membaca seluruh

halaman web tentang topik itu, cukup dengan membaca halaman blognya saja.

c) Blog menyediakan konteks

Salah satu kekuatan blog adalah kemampuannya untuk melakukan

kontekstualisasi informasi dengan cara menambahkan pendapat pribadi dari

blogger dan menyediakan link menuju informasi atau dokumen lainnya yang

relevan. Berbagai informasi yang ada di Internet diletakkan sesuai konteksnya

dalam setiap tulisan di blog.

d) Blog membuat melek media

29

Pada saat seorang blogger memiliki fokus untuk menulis tentang suatu topik

atau kejadian tertentu, blogger akan mencari berbagai informasi tentang topik

atau kejadian itu dari berbagai sumber atau media yang ada.

e) Blog menyediakan alternatif sudut pandang

Setiap blog yang ada di dunia dibuat oleh setiap jenis manusia yang berbeda,

dengan topik yang berbeda pula. Artinya, berbeda blog, berbeda pula sudut

pandangnya dalam membahas sebuah topik. Dalam setiap blog, blogger bisa

memberikan link ke halaman blog lainnya yang bisa jadi memiliki sudut pandang

yang berbeda pula. Pembaca blog pun bisa membandingkan setiap sudut pandang

tersebut. Dengan adanya fasilitas komentar juga, pengunjung sebuah blog bisa

menyampaikan perbedaan sudut pandangnya dengan penulis blog tersebut.

f) Blog mengundang partisipasi

Blog secara aktif telah menjaring informasi dan opini dari para pembacanya

melalui adanya fasilitas komentar. Melalui fasilitas komentar, para pembaca bisa

memberikan alternatif link halaman tentang topik terkait, menambahkan

informasi yang ada, atau pandangan dan opininya tentang topik tersebut.

g) Blog dan jurnalisme

Blog tidak bisa disamakan dengan jurnalisme, karena apa yang dilakukan

pada jurnalisme tidak bisa diterapkan di dalam blog, dan begitu sebaliknya.

Dalam blog, sebuah informasi ditulis begitu saja oleh blogger kemudian dipasang

30

di internet, tanpa pengeditan selain dari blogger tersebut. Hal ini tentu saja tidak

bisa dilakukan di jurnalisme tradisional

2.3.3 Blog Bagi Dunia Pendidikan

Weblog adalah media yang digunakan secara personal, baik individual

maupun institusional. Tidak ada persyaratan personal yang diberikan dari pihak

manapun untuk bisa memiliki dan mengelola weblog sendiri. Formatnya yang

mudah diaplikasikan dan pengelolaannya yang tidak rumit membuat media ini

bisa diopersikan oleh siapapun.

Selain karena sifatnya yang ada dalam jaringan internet, beberapa

kelebihan dari blog lainya adalah sifatnya berdiri sendiri sebagai media, selain itu

blog juga cenderung non-formal dalam penggunaan bahasa yang dipakainya.

Blog memungkinkan terjadinya iteraktifitas atara sumber dengan penerima

informasi. Informasi yang disampaikan akan langsung direspon, ditambahi,

dikoreksi dan diperkaya oleh orang lain. Oleh karena itu, suatu topik mungkin

bisa menjadi lebih menarik dengan adanya diskusi antara blogger dengan

pengunjung weblognya.

Kemampuan teknis atau kemampuan dasar jurnalisme tidak diperlukan

untuk mempublikasikan informasi dalam weblog. Blog memberikan manfaat

yang cukup besar bagi dunia pendidikan seperti:

1. Sebagai media pembelajaran

31

Blog dapat digunakan sebagai media pembelajaran baik yang bersifat formal

maupun informal karena dalam blog yang mereka buat terdapat banyak

informasi yang dibutuhkan oleh orang lain.

2. Sebagai tempat ajang diskusi

Blog dapat juga digunakan sebagai sarana ajang diskusi untuk memecahkan

suatu permasalahan tertentu.

3. Sebagai tempat berbagi informasi

Kita dapat berbagi informasi yang mungkin belum diketahui oleh orang lain

dengan cara menuliskannya di blog kita.

4. Sebagai tempat berkomunikasi

Kita dapat berkomunikasi dengan orang lain yang membaca blog kita dengan

memberikan jawaban atau membalas komentar yang ia berikan.

5. Sebagai tempat curhat dalam dunia maya

Apabila kita sedang mengalami masalah atau merasa kebingungan terhadap

suatu hal, maka kita dapat menceritakan permasalahan tersebut di dalam blog

kita. Siapa tahu ada pembaca yang berkenan memberikan masukan atau saran

untuk penyelesaian terbaik dari masalah tersebut.

Disamping manfaat di atas, manfaat blog bagi guru atau dosen, yaitu:

a. Isinya bisa luas menyangkut banyak hal pengajaran.

b. Bisa dijadikan ajang belajar menulis untuk menuangkan ide.

c. Bukti portofolio seorang guru terkait profesionalitasnya.

d. Relatif lebih hemat biaya.

e. Menembus ruang.

32

f. Bebas aturan atau suka-suka penulis (yang ada hanya etika atau aturan tidak

tertulis).

g. Melepaskan kebiasaan formalitas untuk menghambur uang rakyat.

h. Pengembangan proses pembelajaran yang bervariatif.

i. Bisa mengembangkan jaringan lebih luas antar guru di negara lain.

Menurut Budhi (2007: 1), kekuatan blog dalam dunia pendidikan antara

lain:

1. Isinya bisa luas menyangkut banyak hal pengajaran.

2. Bisa dijadikan ajang belajar menulis untuk menuangkan ide.

3. Bukti portofolio seorang guru terkait profesionalitasnya.

4. Relatif lebih hemat biaya.

5. Menembus ruang dan waktu.

6. Bebas aturan alias suka-suka penulis (yang ada hanya etika atau aturan tidak

tertulis).

7. Melepaskan kebiasaan formalitas untuk menghambur uang rakyat.

8. Pengembangan proses pembelajaran yang bervariatif.

Selain manfaat atau keunggulan dari sebuah weblog (blog) di atas, blog

juga memiliki kekurangan dalam hal pembelajaran dan pendidikan. Adapun

Kekurangan dari sebuah weblog (blog) pembelajaran adalah sebagai berikut.

1. Media blog belum bisa diterapkan di sekolah atau daerah-daerah yang belum

terjamah teknologi internet.

33

2. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran

konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang

menggunakan ICT.

3. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.

4. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.

5. Kurangnya Sumber Daya manusia (SDM) yang mengetahui dan memiliki

ketrampilan menggunakan internet atau mengelola weblog (blog).

6. Diperlukan kecepatan akses internet yang memadai agar proses pembelajaran

menggunakan media weblog (blog) dapat berjalan dengan lancar.

Berdasarkan pemahaman diatas, maka nampaklah bahwa weblog (blog)

pada dasarnya memiliki peranan yang cukup besar dan sangat penting dalam

pengembangan pendidikan. Namun hal ini juga perlu ditunjang oleh ketersediaan

sarana-prasarana yang mendukung, serta kesiapan pendidikan dan peserta didik

untuk beradaptasi dengan teknologi internet.

2.4. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini ternyata tak luput dari

pengamatan anak didik. Keingintahuan mereka pada berbagai media komunikasi

perlu mendapatkan perhatian semua pihak. Pengenalan komputer pada anak usia

dini memang bukan lagi merupakan kebutuhan sekunder. Kurikulum untuk

pendidikan inipun telah digagas pemerintah seiring dengan tuntutan peningkatan

kualitas sumber daya manusia. Dengan masuknya materi Teknologi Informasi

34

dan Komunikasi dalam kurikulum baru, maka peranan komputer sebagai salah

satu komponen utama dalam TIK mempunyai posisi yang sangat penting sebagai

salah satu media pembelajaran.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat kurikulum Depdiknas (2007)

dalam Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran TIK

menyatakan,

1. Visi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu agar siswa dapat dan terbiasa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap imaginatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di lingkungannya.

2. Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan siswa dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk teknologi informasi dan komunikasi. Siswa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. Dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi, siswa akan dengan cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan. Penambahan kemampuan siswa karena penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.

3. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu,

35

Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.

4. Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:a. Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.

b. Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan seharihari secara mandiri dan lebih percaya diri.

c. Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan seharihari.

d. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong siswa terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.

e. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehari-hari.

Dapat disimpulkan Mata Pelajaran TIK adalah mata pelajaran yang baru di

sekolah yang merupakan suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung

pengertian luas tentang segala aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi,

pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media menggunakan

36

teknologi tertentu yang menekankan siswa mampu memahami konsep,

pengetahuan, dan operasi dasar komputer.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan.

Pengembangan yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran berbasis

weblog (blog) pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

adalah model pengembangan produk Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK).

Pemilihan model ini didasari atas pertimbangan bahwa model ini

dikembangkan secara sistematis dan berpijak pada landasan teoretis desain

pembelajaran. Model ini disusun secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan

yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan

media belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Model ini terdiri

36

37

dari enam tahap kegiatan, yakni: a) Concept, pengembangan konsep dilakukan

dengan identifikasi mata pelajaran, merumuskan kompetensi dasar, analisis

karakteristik siswa, menetapkan indikator b) Design, mendesain produk dilakukan

melalui dua tahap: (1) memilih dan menetapkan sofware yang digunakan, (2)

mengembangkan flow chart, untuk memvisualisasikan alur kerja produk mulai awal

hingga akhir, c) Collecting materials, kegiatan berupa pengumpulan bahan atau

materi kuliah yang diperlukan untuk pembuatan produk seperti : materi pokok

(subtansi mata pelajaran), aspek pendukung seperti gambar animasi, vidio sebagai

ilustrasi, clip-art image, dan grafik, d) Assembly, adalah menyusun naskah materi

yang dimasukkan pada setiap frame yang disebut screen mapping, e) Tes Drive,

untuk melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan.

Produk yang baik memenuhi dua kriteria yakni: kriteria pembelajaran dan kriteria

penampilan, f) Distribution, adalah kegiatan berupa penyebarluasan produk

pembelajaran kepada pemakai produk. Sasaran pemakai produk meliputi guru dan

siswa.

3.2. Prosedur Penelitian

Dalam pengembangan media pembelajaran ini, prosedur pengembangan yang

dilakukan terdiri atas beberapa tahap, yakni:

Tahap I : Menetapkan mata pelajaran yang akan dikembangkan / Concept

38

Mata pelajaran yang dikembangkan adalah mata pelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK). Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini

ternyata tak luput dari pengamatan anak didik. Keingintahuan mereka pada berbagai

media komunikasi perlu mendapatkan perhatian semua pihak. Kurikulum untuk

pendidikan inipun telah digagas pemerintah seiring dengan tuntutan peningkatan

kualitas sumber daya manusia. Peran mata pelajaran ini adalah membekali mereka

dengan kemampuan memahami teknologi informasi dan komunikasi.

Media pembelajaran yang akan dikembangkan adalah untuk siswa kelas XII

semester ganjil dengan standar kompetensi yaitu menggunakan perangkat lunak

pembuat grafis. Pebelajar diharapkan mampu menjelaskan pengertian perangkat

lunak pembuat grafis, mengidentifikasi menu ikon yang terdapat dalam perangkat

lunak pembuat grafis, mampu menggunakan menu ikon yang terdapat dalam

perangkat lunak pembuat grafis, dan membuat grafis dengan berbagai variasi bentuk,

warna, dan ukuran.

Perlu dikembangkan suatu media yang relevan dan inovatif untuk menunjang

proses pembelajaran dengan melihat strandar kopetensi yang diuraikan di atas,

sehingga nantinya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Tahap II : Mengidentifikasi kompetensi dasar, karakteristik siswa, dan indikator pencapaian

Berdasarkan hasil analisis kurikulum di SMA N 1 Singaraja dan pengalaman

langsung peneliti melakukan kegiatan PPL-Real di sekolah tersebut, maka dapat

39

diidentifikasi kompetensi dasar mata pelajaran TIK kelas XII semester ganjil adalah

sebagai berikut.

Tabel. 3.1 Kompetensi dasar mata pelajaran TIK kelas XII semester I di SMA N 1 Singaraja

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Menggunakan perangkat lunak pembuat grafis

1.1 Menunjukkan menu dan ikon pada perangkat lunak pembuat grafis

1.2 Menggunakan menu dan ikon pada perangkat lunak pembuat grafis

1.3 Membuat grafis dengan berbagai variasi warna, bentuk, dan ukuran

Sumber : KTSP SMA N 1 Singaraja Tahun 2009/2010

Tahap III : Mendesain produk / Design

Mendesain produk dilakukan melalui dua tahap: (1) memilih dan menetapkan

sofware yang digunakan, pilihan sofware yang bisa digunakan untuk membuat media

pembelajaran berbasis weblog (blog) antara lain layanan penyedia blog online

(wordpress.com), macromedia flash, macromedia dream weaver, screenflash, adobe

photoshop, PDF Decompiler. (2) mengembangkan flow chart, untuk

memvisualisasikan alur kerja produk mulai awal hingga akhir.

40

Tahap IV : Pengumpulan Materi / Collecting materials

Kegiatan berupa pengumpulan bahan atau materi pelajaran yang diperlukan

untuk pembuatan produk seperti: materi pokok (subtansi mata pelajaran TIK), aspek

pendukung seperti fitur-fitur/asesoris blog, gambar, animasi, video sebagai demo

tutorial, dan grafik. Pengumpulan materi pokok dilakukan dengan menggunakan

sumber-sumber atau buku-buku mata pelajaran TIK yang sudah ada dan

memanfaatkan download dari internet, sedangkan pengumpulan gambar, video dan

animasi diperoleh melalui download melaui internet dan pengambilan langsung di

lapangan.

Tahap V : Perakitan / Assembly

Tahap ini merupakan tahapan untuk menyusun atau merakit naskah materi

pelajaran TIK yang telah disiapkan dan dimasukkan pada setiap frame yang disebut

screen mapping, dengan menggunakan software yang sudah ditentukan. Pada tahap

ini juga menggabungkan dan mensinergikan elemen sebuah blog, yaitu posting

halaman, link, download, buku tamu (tempat chating), kotak komentar, grafis, video,

animasi, menjadi sebuah media pembelajaran berbasis weblog (blog).

Tahap VI : Uji coba / Tes Drive

Uji coba produk dalam pengembangan ini menggunakan model uji coba

produk pengembangan Dick & Carey (dalam I Made Tegeh, 2006) yang meliputi

41

tanggapan ahli isi, ahli desain produk pembelajaran, ahli media, uji coba perorangan,

uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan.

Keenam tahap prosedur pengembangan tersebut dapat dilihat pada bagan

tahap-tahap pengembangan sebagai berikut.

42

3.3. Uji Coba Produk

Uji coba produk dalam penelitian pengembangan ini terdiri atas : 1) rancangan

uji coba, 2) subyek coba, 3) jenis data, 4) instrumen pengumpulan data, dan 5) teknik

analisis data.

3.3.1. Rancangan Uji Coba

Produk media pembelajaran berupa Media Pembelajaran Berbasis Weblog

(Blog) dalam bentuk pembelajaran online sebagai hasil dari penelitian pengembangan

ini diuji tingkat validitas dan keefektifannya. Tingkat validitas media pembelajaran

diketahui melalui hasil analisis kegiatan uji coba yang dilaksanakan melalui dua

tahap, yakni: a) review oleh ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain

weblog (blog) pembelajaran dan ahli media pembelajaran, b) uji coba perorangan, uji

coba kelompok kecil dan uji coba lapangan.

3.3.2. Subyek Coba

43

Subyek coba produk hasil penelitian pengembangan ini adalah :

(1) Tahap review para ahli

Subyek coba pada tahap ini dilakukan oleh satu orang ahli isi bidang studi,

satu orang ahli desain pembelajaran dan ahli media pembelajaran. Ahli isi bidang

studi atau mata pelajaran dalam penelitian pengembangan ini adalah seorang guru

mata pelajaran TIK di SMA N 1 Singaraja minimal yang berspesifikasi Ahli

Madya. Ahli desain dan media pembelajaran yang diminta kesediannya untuk

mereview rancangan Media Pembelajaran Berbasis Weblog (Blog) seorang

teknolog pembelajaran dan ahli media pembelajaran dengan spesifikasi minimal

Sarjana (S1) Teknologi Pendidikan di Universitas Pendididkan Ganesha.

(2) Tahap uji coba perorangan

Subyek uji coba adalah tiga orang siswa kelas XII SMA Negeri 1

Singaraja. Ketiga orang siswa tersebut terdiri atas satu orang siswa dengan prestasi

belajar TIK tinggi, satu orang dengan prestasi belajar TIK sedang, dan satu orang

dengan prestasi belajar TIK rendah. Prestasi belajar siswa dilihat dari nilai akhir

siswa dari daftar nilai yang dimiliki oleh guru TIK.

(3) Tahap uji coba kelompok kecil

Subyek uji coba adalah enam orang siswa kelas XII SMA Negeri 1

Singaraja. Keenam orang siswa tersebut terdiri atas dua orang siswa berprestasi

belajar TIK tinggi, dua orang siswa berprestasi belajar TIK sedang, dan dua orang

44

siswa berprestasi belajar TIK rendah. Prestasi belajar siswa dilihat dari nilai akhir

siswa dari daftar nilai yang dimiliki oleh guru TIK.

(4) Tahap uji coba lapangan.

Pada tahap ini subyek uji coba terdiri atas tiga puluh orang siswa kelas XII

SMA N 1 Singaraja dan beberapa guru mata pelajaran TIK di SMA N 1 Singaraja.

3.3.3. Jenis Data

Data-data yang dikumpulkan melalui pelaksanaan evaluasi formatif

dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: (1) data dari evaluasi tahap pertama

berupa data hasil review ahli isi bidang studi, data hasil review ahli desain produk

pembelajaran, dan data hasil review ahli media pembelajaran, (2) data dari hasil uji

coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan berupa hasil review

siswa, dan data hasil review guru mata pelajaran TIK.

Seluruh data yang diperoleh dikelompokkan menurut sifatnya menjadi dua,

yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif dan kuantitatif diperoleh dari

hasil review ahli isi bidang studi, ahli media, ahli desain produk, uji coba perorangan,

uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan diperoleh dari komentar/tanggapan.

3.3.4. Instrumen Pengumpulan Data

45

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian

pengembangan ini adalah angket dan pedoman wawancara. Angket dan pedoman

wawancara digunakan untuk mengumpulkan data hasil review dari ahli isi bidang

studi atau mata pelajaran, ahli desain produk pembelajaran dan ahli media

pembelajaran, siswa saat uji lapangan, dan guru TIK saat uji lapangan. Berikut

rancangan instrumen pengumpulan data dalam penelitian pengembangan ini.

(1) Instrumen uji coba untuk ahli isi mata pelajaran

Tabel 3.2 Instrumen Uji Coba untuk Ahli Isi Mata Pelajaran

No. Kriteria Skor5 4 3 2 1

1 Kejelasan tujuan2 Kesesuaian tujuan dan materi3 Kejelasan penyajian materi4 Kesesuaian tayangan visual dan audio dengan

materi5 Kelengkapan materi6 Kesesuaian evaluasi dan tujuan

JumlahTotal

(2) Instrumen uji coba untuk ahli desain pembelajaran

Tabel 3.3 Instrumen Uji Coba untuk Ahli Desain Produk Pembelajaran

No.

KriteriaSkor

5 4 3 2 11 Kemenarikan tampilan fisik

46

2 Ketepatan penggunaan desain/rancangan penyajian materi

3 Kesesuaian format sajian dengan karakteristik sasaran

4 Kejelasan paparan materi5 Kesesuaian evaluasi dan tujuan

JumlahTotal

(3) Instrumen uji coba untuk ahli media pembelajaran

Tabel 3.4 Instrumen Uji Coba untuk Ahli Media Pembelajaran

No. KriteriaSkor

5 4 3 2 11 Kesesuaian template/desain blog2 Komposisi postingan materi3 Komposisi warna4 Kualitas gambar5 Komposisi gambar6 Kualitas demo video7 Kualitas teks yang digunakan8 Kesesuaian demo video9 Keseimbangan10 Kesatuan11 Keindahan12 Penonjolan

JumlahTotal

47

(4) Instrumen uji coba kepada siswa untuk perorangan, kelompok, dan

lapangan

Tabel 3.5 Instrumen Uji Coba kepada Siswa untuk Perorangan, Kelompok, dan Lapangan

No.

KriteriaSkor

5 4 3 2 11 Kejelasan tujuan2 Kesesuaian tujuan dan materi3 Kejelasan penyajian materi4 Kesesuaian tayangan visual dan materi5 Kesesuaian evaluasi dan tujuan6 Kemenarikan tampilan fisik7 Ketepatan penggunaan desain/rancangan

penyajian materi8 Kejelasan paparan materi9 Kesesuaian template/desain blog10 Komposisi postingan materi11 Komposisi warna12 Komposisi gambar13 Kualitas demo video14 Keindahan

JumlahTotal

3.3.5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian pengembangan ini digunakan dua teknik analisis data, yaitu

teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif.

(1) Analisis Deskriptif Kualitatif

48

Teknik analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk mengolah data hasil

review ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain weblog (blog)

pembelajaran, ahli media pembelajaran, siswa dan guru mata pelajaran. Metode

analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu cara analisis/pengolahan data dengan jalan

menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat/kata-kata, kategori-kategori

mengenai suatu objek (benda, gejala, variable tertentu), sehingga akhirnya diperoleh

kesimpulan umum (Agung, 2005).

Data dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif bukan angka. Data dapat

berupa gejala-gejala, kejadian dan peristiwa yang kemudian dianalisis dalam bentuk

kategori-kategori. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengolah data hasil

review ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain produk pembelajaran, ahli

media pembelajaran, dan siswa. Analisis deskriptif kualitatif merupakan suatu teknik

pengolahan data yang dilakukan dengan mengelompokkan informasi-informasi dari

data kualitatif yang berupa masukan, tanggapan, kritik, dan saran perbaikan yang

terdapat pada angket dan hasil wawancara. Hasil analisis ini kemudian digunakan

untuk merevisi produk paket pembelajaran.

(2) Analisis Deskriptif Kuantitatif

Metode analisis deskriptif kuantitatif ialah suatu cara pengolahan data yang

dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan

atau presentase, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan

umum (Agung, 2005).

49

Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mengolah data yang diperoleh

melalui angket dalam bentuk deskriptif persentase. Rumus yang digunakan untuk

menghitung persentase dari masing-masing subyek adalah:

∑ (Jawaban x bobot tiap pilihan)Persentase = x 100%

n x bobot tertinggi

(Tegeh, 2006)

Keterangan:

∑ = jumlah

n = jumlah seluruh butir angket

Selanjutnya, untuk menghitung persentase keseluruhan subyek digunakan

rumus:

P = (Tegeh, 2006)

Keterangan:

P = persentase

f = jumlah persentase keseluruhan subyek

n = banyak subyek

Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan

ketetapan sebagai berikut (Tegeh, 2006).

Tabel. 3.6 Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 5*

Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

90% - 100% Sangat baik Tidak perlu direvisi

75% - 89% Baik Tidak perlu direvisi

65% - 74% Cukup Direvisi

50

55% - 64% Kurang Direvisi

0 - 54% Sangat Kurang Direvisi

*) Pedoman Penilaian Acuan Patokan Skala 5 dari pedoman Studi Undiksha Tahun 2006.