38
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan formal merupakan pendidikan terstruktur yang terdiri atas pendidikan non formal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang di dapatkan di lingkungan keluarga dan masyarakat Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran dalam pendidikan formal yang di ajarkan di sekolah dasar.Undang- Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 37 ayat 1 menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar wajib memuat: (a) pendidikan agama, (b) pendidikan kewarganegaraan, (c) bahasa, (d) matematika, (e) ilmu pengetahuan alam,(f) ilmu pengetahuan sosial, (g) seni dan budaya,(h) pendidikan jasmani dan olahraga, (i) muatan lokal.Menurut penjelasan di atas dapat di simpulkan pendidikan jasmani mata pelajaran wajib yang di ajarkan di sekolah. Pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah memiliki peranan penting yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis.Pengalaman gerak yang dilakukan melalui aktivitas jasmani merupakan dasar bagi individu untuk mengenali lingkungan dan dirinya sendiri yang secara alami berkembangnya zaman, Asim (2009:9)memaparkan bahwa permasalaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan merupakan proses pembinaan manusia yang berlangsung

seumur hidup. Pendidikan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu pendidikan

formal, nonformal dan informal. Pendidikan formal merupakan pendidikan

terstruktur yang terdiri atas pendidikan non formal merupakan jalur pendidikan di

luar pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, Sedangkan pendidikan informal

adalah pendidikan yang di dapatkan di lingkungan keluarga dan masyarakat

Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata

pelajaran dalam pendidikan formal yang di ajarkan di sekolah dasar.Undang-

Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

Nasional pasal 37 ayat 1 menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar wajib

memuat: (a) pendidikan agama, (b) pendidikan kewarganegaraan, (c) bahasa, (d)

matematika, (e) ilmu pengetahuan alam,(f) ilmu pengetahuan sosial, (g) seni dan

budaya,(h) pendidikan jasmani dan olahraga, (i) muatan lokal.Menurut penjelasan

di atas dapat di simpulkan pendidikan jasmani mata pelajaran wajib yang di

ajarkan di sekolah.

Pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah memiliki peranan penting

yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung melalui

aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara

sistematis.Pengalaman gerak yang dilakukan melalui aktivitas jasmani merupakan

dasar bagi individu untuk mengenali lingkungan dan dirinya sendiri yang secara

alami berkembangnya zaman, Asim (2009:9)memaparkan bahwa permasalaha

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

2

yang terjadi selamaini adalah pelaksanaan pendididkan jasmani dilakukan dengan

berorientasi pada sport. Bahkan indikasi yang digunakan untuk mengukur tingkat

keberhasilan penjas adalah keberhasilan sekolah dalam menjuarai berbagai

kompetisi olahraga.

Terdapat banyak materi yang di ajarkan di pendidikan jasmani, olahraga

dan kesehatan (PJOK) di sekolah pada jenjang sekolah dasar (SD).

Menurut BSNP (badan standar nasional pendidikan 2006:649)

memberikan penjelasan bahwa ruang lingkup mata pelajaran pendidikan

jasmani, Olahraga dan kesehatan meliputi: (1) permainan dan Olahraga,

(2) aktivitas pengembangan, (3) aktivitas senam, (4) aktivitas ritmik, (5)

aktivitas air, (6) pendidikan luar kelas, (7) kesehatan,dari penjelasan di

atas dapat di ketahui bahwa salah satu materi pendidikan jasmani,

Olaraga dan kesehatan yang di ajarkan di sekolah adalah permainan dan

Olahraga.

Salah satu materi dalam permainan dan olahraga untuk siswa pada jenjang

sekolah dasar (SD) khususnya kelas IV adalah lari. Materi ini telah tertulis di

kurikulum Tematik tema Indahnya Negeriku pada sub tema Indahnya Peninggalan

Sejarah. Pembelajaran gerak dasar lari estafet akan berjalan menyenangkan jika

terdapat model pembelajaran yang memadai. Pemilihan permainan secara tepat

bertujuan untuk memudahkan siswa dalam mencapai kompetensi dasar

pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal.

Atletik tetap menjadi kegiatan yang sering diberikan kepada siswa

disekolah dapat menyesuaikan dengan keadaan fasilitas yang di miliki. Atletik

dikenal sebagai kegiatan yang murah,mudah dan masal.kondisi apapun sekolah

dapat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Pendidikan jasmani dengan

pokok Atletik dirasa sangat membosankan bagi siswa.Hal tersebut dikarenakan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

3

guru kurang kreatif dalam memberikan materi pembelajaran Atletik.Oleh karna

itu, guru perlu memiliki kreatifitas dan inisiatif agar pembelajaran Atletik tidak

membosankan bagi siswa. Guru harus dapat mengemasnya dalam bentuk-bentuk

kegiatan yang menarik. Melalui pendekatan bermainyaitu dengan menerapkan

beberapa model-model permainan sederhana dalam pembelajaran Atletik

merupakan salah satu cara agar Atletik tidak membosankan bagi siswa.

Lari estafet merupakan salah satu cabang olahraga Atletik.Atletik yang

terkesan membosankan menyebabkan dari segala bentuk materi dari berbagai

nomor dalam Atletik tidak disukai siswa.Dikarenakan lari estafet merupakan salah

satu nomor dari cabang Atletik.Peneliti ingin mencoba meneliti dan

mengembangkan model-model permainan dalam pembelajaran gerak dasar lari

estafet di sekolah dasar agar materi lari estafet disukai oleh siswa. Agar peneliti

memperoleh data serta kondisi sesungguhnya di SDN Sumbersari 02 Malang dan

di SD Muhadiyah 08 Malang maka peneliti melakukan observasi kesekolah

dengan melakukan wawancara dan menyebarkan angket kebutuhan kepada guru

dan siswa.

Sudah jelas bahwa permainan dalam pembelajaran sangat diperlukan

untuk tercapainya keberhasilan dalam pembelajaran. Jika pembelajaran lari

khususnya gerak dasar lari estafet ini dilakukan dengan model-model permainan

yang mendukung tentunya dapat dijadikan penyegaran suasana pembelajaran dan

juga dapat memberikan keterampilan lari estafet dalam pendidikan jasmani.

Analisis kebutuhan di lapangan diperoleh data sebagai berikut: (1) jumlah

rata-rata siswa kelas IV sekitar 34 siswa, (2) ada lapangan dengan ukuran panjang

15 meter dan lebar 8 meter, (3) siswa lebih senang di beri materi sepak bola,bola

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

4

voli, (4) ada materi Atletik yang di ajarkan seperti lari estafet setiap semester, (5)

guru mengalami masalah pada pembelajaran gerak dasar lari estafet yaitu variasi

permainan dalam lari estafet maka siswa cepat bosan, (6) untuk menyelesaikan

masalah tersebut, maka perlu di terapkan permainan sederhana untuk kompetensi

lari estafet, (7) narasumber juga memaparkan bahwa membutuhkan pembelajaran

yang baru agar dalam proses pembelajaran lebih mudah untuk dipahami oleh

siswa.Maka peneliti menawarkan untuk menggunakan model-model permainan

yang nantinya dikemas ke dalam media audio visual.

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, suka rela

tanpa paksaan dan tak sungguhan dalam batas waktu, tempat dan ikatan peraturan

(Subroto, dkk, 2011:7). Permainan (games) merupakan bagian dari bermain, tetapi

permainan yang sudah dibatasi oleh peraturan yang sengaja dikembangkan untuk

ditaati agar permainan itu dapat berlangsung secara lancar, aman dan adil

(Mu’arifin,2009:24).Permainan yang dikembangkan oleh peneliti sendiri memiliki

kelebihan dari sisi permainan yang lebih praktis dalam permainan lari estafet

untuk tingkatan sekolah dasar karena menggunakan alat yang mudah dan ada

rintangan yang membuat siswa lebih tertarik untuk melakukan permainan.dapat

diambil suatu gagasan untuk menyimpulkan judul peniltian ini yaitu

“Pengembangan permainan dalam pembelajaran gerak dasar lari estafet untuk

anak sekolah dasar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang maka rumusan masalah pada penelitian ini

adalah:

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

5

1) Bagaimana pengembangan permainan dalam pembelajaran gerak dasar lari

estafet untuk anak sekolah dasar ?

2) Bagaimana kelayakan permainan lari estafet bagi siswa sekolah dasar?

C. Tujuan Penelitian dan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dan pengembangan

adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengembangkan permainan dalam pembelajaran gerak dasar lari estafet

untuk anak sekolah dasar.

2) Mengetahui kelayakan permainan lari estafet untuk anak sekolah dasar.

D. Spesifikasi produk yang diharapkan

Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian pengembangan ini

berupa media dan permainan lari estafet. Berikut adalah spesifikasi produk yang

di harapkan :

1. Permainan “Tongkat estafet”

Permainan “Tongkat estafet” dilakukan secara berkelompok. Setiap

kelompok terdiri atas 3-6 siswa.setiap siswa di atur jaraknya 5-10 meter terpisah

dan berbaris lurus.Setiap kelompok melakukan permainan dengan berlari secepat-

cepatnya untuk melakukan pergantian tongkat dan melewati rintangan zig-

zag.proses pergantian tongkat dilakukan sampai pelari terahir, kemudian pelari

terahirnya berlari secepat-cepatnya menuju garis finish.kelompok yang terahirnya

mencapai garis finish terlebih dahulu adalah pemenangnya. media yang di

gunakan adalah tongkat dan cone.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

6

Gambar 1.2 Tongkat Estafet

2. Permainan “Halang Rintangan”

Permaianan “halang rintangan” dilakukan secara berkelompok.setiap

kelompok terdiri atas 3-5 siswa.Setiap siswa di atur jaraknya 5-10 meter terpisah

dan berbaris lurus.ciri khas permainan ini yaitu deengan ada rintangan di setiap

pos dimana setiap pos mempunyai rintangan yang berbeda. Pelari pertama harus

berlari zig-zag melewati cone pelari kedua harus meloncat melewati kardus dan

mengambil potongan puzzle. Potongan puzzlekata di susun dengan benar oleh para

pelari terahir sampai finish terlebih dahulu dan soal di jawab dengan benar oleh

pelari terahir.selain menyampaikan potongan soal,pelari dengan menggunakan

tongkat dan tongkat itu harus diberikan keteman satu kelompok secara bergantian

sesuai ciri khas lari estafet pada umumnya. Pelari yang mencapai garis finish

terlebih dahulu dan bisa menjawab dengan benar adalah pemenangnyamedia yang

digunakan dalam permainan ini yaitu tongkat,kertaspuzzle,kotak kardus dan cone.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

7

Gambar 1.3 Halang Rintang

3. Permainan “Tukar Benda”

Permainan ”tukar benda” dilakukan secara berkelompok. Setiap kelompok

terdiri atas 3-6 siswa. Permainan ini dimainkan untuk beberapa kelompok, dimana

setiap kelompok harus melakukan loncatan dan beradu kecepatan dalam menukar

benda dan memindahkan secara bergantian,benda yang di tukarkan yaitu tongkat

estafet dan bola tenis,setiap siswa dalam satu kelompok diatur jaraknya sesuai

dengan cone yang telah diatur secara berpisah.kelompok yang berhasil menukar

seluruh benda yang disediakan terlebih dahulu adalah pemenangnya. Media yang

digunakan dalam permainan ini adalah tongkat,bola tenis,kotak kardus, dan cone.

Gambar 1.4 Tukar Benda

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

8

4. Hasil dari pengembangan permainan di kemas dalam media audio/visual.

a. Pembukakan materi dalam media audio visual ini peneliti mengenalkan

diri dan memberi semangat siswa agar termotifikasi untuk melakukan

permainan lari estafet.

b. Produk audio visual ini berupa permainan lari estafet yang dapat

digunakan sebagai refrensi pembelajaran bagi guru.

c. Produk yang dihasilkan menggunakan tampilan sederhana untuk

mempermudah pengguna bagi siswa maupun guru, dilengkapi pula

dengan teks dan dubbing untuk memeperjelas tata cara permainan.

E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan

Penelitian ini diharapkan mampu memfasilitasi permainan lari estafet yang

lebih bervariasi sehingga siswa lebih tertarik

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan

Asumsi penelitian pengembangan gerak dasar lari estafet ini pada

pembelajaran adalah :

1. Pertimbangan pengembangan model permainan dikarenakan keterbatasan

fasilitas yang ada di sekolah.

2. Pertimbangan lainnya yaitu minimnya variasi permainan yang di berikan oleh

pengajar.

3. Siswa lebih suka diberikan model-model permaian pada saat pembelajaran.

Pengembangan gerak dasar lari estafet ini terdapat beberapa keterbatasan

antara lain:

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

9

1. Materi yang dikembangkan hanya pembelajaran gerak dasar permainan lari

estafet.

2. Pengembangan permainan yang di kembangkan oleh peneliti terbatas pada

kelas IV saja.

3. Pengembangan hanya terbatas pada kompetensi lari estafet pada pembelajaran

pendidikan jasmani.

G. Definisi operasional

Adapun definisi operasional yang berkaitan dengan judul dalam penulisan

penelitian iniadalah sebagai berikut:

1. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari seluruh proses pendidikan

untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak ke arah kehidupan

yang sehat jasmani dan rohani melalui aktivitas jasmani atau fisik.

2. Atletik

Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis

besar dapat dikelompokan dalam perlombakan.

3. Permainan

Permainan merupakan sarana yang sangat berarti bagi tercapainya tujuan

pendidikan jasmani, dengan suasana gembira akan mempengaruhi perkembangan

dan pertumbuhan anak.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

10

4. Lari Estafet

Lari estafet adalah cabang olahraga yang mengenalkan kepada anak bahwa

lari tidak harus lurus kedepan saja.Bisa di lakukan dengan memutari lapanagan

seperti lapangan bola.

5. Media

Media untuk mengenalkan kepada anak beberapa teknologi yang dapat di

gunakan dalam olahraga seperti video-video cabang olagraga yang bisa mengacu

minat dalam pembelajaran penjas.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar

a. Pengertian pendidikan jasmani

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah salah satu mata

pelajaran yang diajarkan oleh pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar

sampai pendidikan menengah.SDN Sumbersari 02 Malangtermasuk lembaga

pendidikan formal menyajikan mata pelajaran tersebut berupa aktivitas fisik

atau gerak yang dilaksanakan atas dasar pengetahuan.

Menurut Bucher (1983:13), “Pendidikan jasmani ialah bagian yang

integral dari seluruh proses pendidikan yang bertujuan untuk perkembangan

fisik, mental, emosi dan sosial melalui aktivitas jasmani yang telah dipilih

untuk mencapai hasilnya”.

Abdullah dan Manadji (1994:5) menjelaskan bahwa hakikat

pendidikan jasmani adalah satu proses pendidikan yang dilakukan secara

sadar melalui kegiatan jasmani yang intensif. Sedangkan menurut Tamat dan

Mirman (2008:1.5), “Pendidikan Jasmani merupakan usaha untuk

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak ke arah kehidupan yang

sehat jasmani dan rohani, usaha tersebut berupa kegiatan jasmani atau fisik

yang diprogram secara ilmiah, terarah dan sistematis, yang disusun oleh

lembaga pendidikan yang berkompeten”.

Berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan

jasmani adalah bagian integral dari seluruh proses pendidikan untuk

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

12

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak ke arah kehidupan yang

sehat jasmani dan rohani melalui aktivitas jasmani atau fisik. Pada permainan

lari estafet siswa akan melakukan aktivitas jasmani yang menyenangkan,

sehingga fisik, mental dan emosi siswa dapat berkembang melalui permainan

ini.

b. Tujuan Pendidikan Jasmani

Secara Tamat dan Mirman (2008:1.7) menjelaskan bahwa tujuan

pendidikan jasmani yaitu: (1) pengembangan individu secara organis

(makhluk hidup), (2) pengembangan individu secara Neuromuskuler, (3)

pengembangan individu secara intelektual, (4) pengembangan individu secara

emosional.

Sejalan dengan paparan di atas, Husdarta (2009:9) menambahkan

bahwa secara sederhana pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada

siswa untuk:

(1) mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan

dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika dan

perkembangan sosial, (2) mengembangkan kepercayaan diri dan

kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan

mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani, (3)

memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang

optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan

terkendali, (4) mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi

dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan,

(5) Berpastisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat

mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa

berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang, (6) menikmati

kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani.

Mahendra (2009:22) juga menjelaskan bahwa tujuan pendidikan

jasmani yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

13

berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak,

baik aspek fisik, mental, social, emosional dan moral.

Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa tujuan pendidikan jasmani adalah: (1) untuk meningkatkan

keterampilan gerak siswa dan meningkatkan kebugaran jasmani siswa, (2)

meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan gerak siswa dalam

beraktivitas jasmani, (3) menambah pengetahuan atau intelektual siswa.

Melalui permainan tembak jaring ini diharapkan: (1) keterampilan

geraksiswa akan meningkat melalui aktivitas-aktivitas permainan yang

menggembirakan, (2) kepercayaan diri siswa dalam melakukan gerak akan

meningkat, karena permainan ini mudah.

2. Bermain dan Permainan

a. Definisi

Filosofi bermain dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah

harus dipertimbangkan sebagai salah satu bagian dari program untuk

mencapai tujuan pembelajaran (Subroto, Carsiwan, Slamet dan Firmansyah,

2010:7). Bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan

bermain sangat disukai anak-anak. Bermain merupakan pengalaman belajar

yang berharga untuk anak (Saputra,2003:6).Bermain (play) mempunyai sifat

esensial adalah aktifitas untuk hiburan, tidak dipertandingkan. Bermain

merupakan unsur yang selalu ada dalam olahraga dan pendidikan jasmani

(Dwiyogo,2010:218).

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

14

Permainan adalah sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenang-

senang, mengisi waktu luang, atau berolahraga ringan.Permainan merupakan

sebuah langkah kreatif dari aktivitas rekreasi yang dilakukan dengan

memasukkan nilai-nilai pembelajaran.Biasanya dilakukan di bawah

pengawasan seorang instruktur dan terprogram.Permainan merupakan

simulasi yang dapat mengungkap kepribadian, memediasi anak, memotivasi

serta menumbuhkan jiwa sosial dalam diri anak.

Dunia anak adalah dunia yang penuh keceriaan dan spontanitas. Anak

akan selalu merasa gembira jika diikutkan dalam berbagai kegiatan yang

bercorak permainan. Maka tantangan tersendiri bagi orang dewasa untuk

mengajak anak ke dalam sebuah permainan yang selain membangkitkan

kegembiraan, juga mampu memberikan wejangan-wejangan edukatif yang

bermanfaat. Saat anak merasa senang, nilai edukatif yang disampaikan, baik

melalui aturan permainan, maupun informasi yang diberikan akan lebih

mudah dipahami.

Sebuah permainan dapat dilakukan dengan media ataupun tanpa

media.Media yang biasa digunakan dalam sebuah permainan adalah mainan

(baik tradisional maupun modern), alat peraga, binatang ataupun benda-benda

yang berada disekitar lingkungan.Permainan juga dapat dilakukan sendiri

ataupun berkelompok.Permainan berkelompok lebih di tujukan untuk

menumbuhkan jiwa sosial pada anak.Sementara keberadaan instruktur dapat

mutlak ataupun tidak mutlak diperlukan dalam sebuah permainan, tergantung

dari jenis, tujuan, peraturan serta tingkat kesulitan dari permainan itu sendiri

(Winkanda, 2013:5-7).

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

15

b. Manfaat Bermain

Association for Childhood Education International (ACEI) dan The

National Assocation for The Education of Young Children (NAEYC), (dalam

Montolalu, dkk. 2005: 1.11) menegaskan dalam pedomannya tentang manfaat

bermain, yaitu: (1) memampukan anak menjelajah dunianya, (2)

mengembangkan pengertian sosial dan kultural, (3) membantu anak-anak

mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka, (4) memberikan kesempatan

menglami serta memecahkan masalah, (5) mengembangkan ketrampilan

berbahasa, serta mengembangkan pengertian atau konsep (Bredekamp, 1987).

Menurut Saputra (2003:7-9) bermain memiliki manfaat: (1) untuk

perkembangan fisik, (2) untuk perkembangan keterampilan, (3) untuk

perkembangan intelektual, (4) untuk perkembangan sosial, (5) untuk

perkembangan emosi, (6) untuk pengembangan keterampilan olahraga.

Menurut Freeman dan Munandar 1996 (dalam Ismail.2006:16)

manfaat bermain diantaranya adalah sebagai berikut:

(1) sebagai penyalur energi berlebih yang dimiliki anak, (2) sebagai

sarana untuk menyiapkan hidupnya kelak dewasa, (3) sebagai

pelanjut citra kemanusiaan, (4) untuk membangun energi yang

hilang, (5) untuk memperoleh kompensasi atas hal-hal yang tidak

diperolehnya, (6) bermain juga memungkinkan anak melepaskan

perasaan-perasaan emosinya, (7) memberi stimulus pada

pembentukan kepribadian.

Dari rincian diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan bermain

akan banyak bermanfaat bagi perkembangan anak. Melalui permainan lari

estafet, siswa dapat menyalurkan energinya, melepaskan perasaan emosinya,

meningkatkan keterampilan gerak dan meningkatkan kemampuan bersosial

mereka.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

16

3. Pembelajaran

Pembelajaran adalah upaya menata lingkungan sebagai sumber belajar

agar terjadinya sumber belajar agar terjadinya proses belajar pada diri

pelajar” (Dwiyogo, 2008:16). Sedangkan menurut Setyosari dan Sihkabuden

(2005:286:17) ”pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk

membelajarkan pelajaran”. Berbeda dengan Dimiyati dan Mudjiono

(2010:286) yang menyatakan ”pembelajaran merupakan kurikulum sebagai

aksi kegiatan”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah suatu proses pembelajaran anak didik yang kegiatanya tersusun secara

terencana.

4. Lari Estafet

a. Permainan Lari Estafet

Lari estafet adalah salah satu cabang dari olahraga atletik secara

bergantian atau beranting.lari estafet dilakukan dengan bersambung dan

bergantian membawa sebuah tongkat dari start sampai finis.permainan lari

estafet ini terdiri dari empat orang pelari yang masing pelari berada di

tempatnya masing-masing, alat yang digunakan untuk lari estafet adalah stick

ukuran 30 cm yang di gunakan siswa untuk memberikan teman lainnya.

Tongkat estafet yang digunakan harus terbuat dari pipa yang halus

berlubang tengah, dan juga bisa terbuat dari kayu atau metal atau bahan kaku

lainnya dengan ukuran panjang tidak lebih dari 30 cm dan tidak kurang dari

28 cm. Diameter tongkat estafet untuk orang dewasa 3,81 cm sedangkan

untuk anak-anak 2,54 cm. Keliling antara12-13 cm, sedangkan beratnya tidak

boleh kurang dari 50 gr.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

17

b. Teknik lari estafet

Biasanya pelaksaan lari sambung dilakukan oleh empat pelari dalam

satu tim. Pelari pertama melakukan start jongkok dan pelari ke dua hingga ke

empat melakukan start melayang. Pada saat melakukan start jongkok ada

teknik memegang tongkat sendiri.

1. Pergantian tongkat

Pada garis besarnya cara pergantian tongkat estafet itu ada dua macam

yaitu :

a. Tanpa melihat ( non visual dan blind pass)

Penerimaan tongkat estafet dalam teknik ini tanpa menoleh

kebelakang yaitu tanpa menoleh pada pemberi tongkat.Cara ini umumnya

digunakan pelari pada lari 4 X 100 meter, karena agar kecepatan lari pelari

pemberi tongkat tetap stabil dan dalam kecepatan tinggi.Teknik pemberian

tongkat tanpa melihat ada dua macam yaitu teknik sodoran ke atas dan teknik

sodoran ke bawah.

Pergantian tongkat caranon visual dibagi menjadi tiga tahap, yaitu

persiapan, kecepatan dan pergantian. Pada tahap persiapan, pelari yang

datang melihat kecepatan maksimum dan pelari yang berangkat melakukan

posisi start.Pada tahap percepatan para pelari menyesuaikan kecepatan lari

mereka dengan memelihara kecepatan maksimum ( pelari yang datang ) dan

memaksimumkan kecepatan ( pelari yang berangkat) pada tahap pergantian

tongkat beralih dengan suatu teknik yang sesuai secepat mungkin.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

18

b. Dengan melihat ( visual )

Penerima tongkat estafet dalam teknik ini yaitu dengan melihat

penerima tongkat, melihat atau menoleh kearah pemberi tongkat.Cara ini

umumnya digunakan pelari pada lari 4 X 400 meter.

Karakteristik teknik visual itu sendiri yaitu pelari yang berangkat

menghadap sisi dalam lintasan dan menjulurkan kirinya keluar untuk

menerima tongkat.Pelari yang bernagkat melakukan lari kecepatan untuk

menyamai kecepatan dari pelari yang datang.Pelari yang datang memegang

tongkat ke atas di tangan kanan dan mendekat untuk meraih pelari yang

berangkat.Pelari yang berangkat mengambil tongkat dengan tangan kiri dan

mengubahnya segera ke tangan kanan.

5. Model-model permainan dalam pembelajajran teknik dasar lari estafet

Atletik di sekolah dasar saat ini makin menjadi pelajaran yang kurang

disenangi.Ironis sekali padahal atletik adalah dasar dari semua cabang

olahraga. Lalu apa yang menjadi sebab di sekolah dasar perhatian Atletik

disekolah dasar disebabkan oleh model. Hampir disebabkan oleh model

pembelajaran yang tidak menyesuaikan karakteristik dan kemampuan anak.

Langkah kita sekarang untuk menyesuaikan dengan karakteristik dan

perkembangan anak disekolah dasar yaitu pembelajaran Atletik harus

dimodifikasi.Penekanannya yaitu dari aspek bermain, karena ini merupakan

bagian kehidupan anak.Terutama bagi anak yang kurang berbakat, Atletik

disajikan dalam bentuk permainan agar lebih menarik.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

19

Model-model permainan dalam pembelajaran teknik dasar lari estafet

dibuat untuk menjadikan suasana pembelajaran pada saat materi lari estafet

lebih aktif dan menyenangkan sehingga membuat siswa tidak bosan dalam

melakukan aktifitas pembelajaran lari estafet. Khususnya untuk anak usia SD

yang mempunyai karakteristik bermain suka bermain.

a. Permainan “Tongkat estafet”

Permainan “Tongkat estafet” dilakukan secara berkelompok.Setiap

kelompok terdiri atas 3-6 siswa.Setiap siswa di atur jaraknya 5-10 meter

terpisah dan berbaris lurus. Setiap kelompok melakukan permainan dengan

berlari secepat-cepatnya untuk melakukan pergantian tongkat dan melewati

rintangan zig-zag.proses pergantian tongkat dilakukan sampai pelari terahir,

kemudian pelari terahirnya berlari secepat-cepatnya menuju garis finish.

Kelompok yang terahirnya mencapai garis finish terlebih dahulu adalah

pemenangnya. Media yang di gunakan adalah tongkat dan cone.

Sebelum melakukan permainan “tongkat estafet” siswa sebaiknya

melakukan teknik dasar melakukan latihan teknik dasar pergantian terlebih

dahulu.Latihan teknik dasar berguna agar siswa mudah dalam melakukan

permainan “tongkat estafet”dan permainan-permainan lainya.Latihan teknik

dasar dapat dilakukan dengan tanpa tongkat kemudian dengan mengunakan

tongkat.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

20

1) Tujuan

Permainan “tongkat estafet” bertujuan untuk melatih teknik dasar dalam

proses pergantian tongkat yaitu teknik posisi badan dan ayunan lengan pada

saat memberi dan menerima tongkat.

2) Petunjuk pelaksanaan permainan

a) Pelari mengambil tongkat yang telah disediakan di dalam kotak

kardus yang telah disediakan dan bersiap untuk melakukan start.

b) Guru memberikan aba-aba pada saat akan di mulai permainan. Aba-

aba yang diteriakan adalah “bersedia.....siaap....yaaa...?

c) Pelari pertama melakukan start jongkok.

d) Mendengar abab-aba dari guru,pelari pertama berlari secepat-cepatnya

kepelari kedua untuk melakukan pergantian tongkat.

e) Proses pergantian tongkat di lakukan sampai pelari terahir sacara

begantian.

f) Kelompok yang pelari terahirnya sampai pada garis finish terlebih

dahulu adalah pemenangnya.

g) Aktivitas menggunakan tongkat sama seperti aktivitas sebelumnya.

3) Peraturan permainan

a) Siswa haru mengikuti aba-aba dari guru kapan permainan dimulai.

b) Siswa harus bergantian memberikan tongkat kepada teman satu

kelompok secara bergantian.

c) Jika tidak melakukan sentuhan maka kelompok tersebut dinyatakan

kalah.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

21

d) Pada saat menggunakan tongkat, salah satu pemain ada yang

menjatuhkan tongkat, harus mengambil tongkat dan melanjutkan

permainan.

b. Permainan “halang rintangan”

Permaianan “halang rintangan” dilakukan secara berkelompok.Setiap

kelompok terdiri atas 5 siswa.Setiap siswa di atur jaraknya 5-10 meter

terpisah dan berbaris lurus.Ciri khas permainan ini yaitu dengan ada rintangan

di setiap pos dimana setiap pos mempunyai rintangan yang berbeda.Pelari

pertama harus berlari zig-zag melewati cone pelari kedua harus meloncat

melewati kardus dan mengambil potongan puzzle. Potongan puzzletersebut

harus disusun dengan benar oleh para pelari terahir sampai finish terlebih

dahulu dan soal di jawab dengan benar oleh pelari terahir. Selain

menyampaikan potongan soal,pelari dengan menggunakan tongkat dan

tongkat itu harus diberikan keteman satu kelompok secara bergantian sesuai

ciri khas lari estafet pada umumnya. Pelari yang mencapai garis finish

terlebih dahulu dan bisa menjawab dengan benar adalah pemenangnyamedia

yang digunakan dalam permainan ini yaitu tongkat,puzzle,kotak kardus dan

cone.

1) Tujuan

Permainan ini bertujuan untuk melatih motorik siswa dan melatih teknik

memberikan tongkat dan menerima tongkat serta melatih kelincahan siswa

saat melewati rintangan yang di sediakan.Permainan ini juga bertujuan untuk

melatih dan menambah pengetahuan siswa dengan adanyapuzzle.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

22

2) Petujuk pelaksaan permainan.

a) Pelari mengambil tongkat yang telah disediakan di dalam kotak

kardus yang telah disediakan dan bersiap untuk melakukan start.

b) Guru memberikan aba-aba pada saat akan di mulai permainan. Aba-

aba yang diteriakan adalah “bersedia.....siaap....yaaa...?

c) Pelari pertama melakukan start jongkok.

d) Pelari kedua harus bisa melewati rintangan yang disediakan. Dan

berlari secepat-cepatnya ke pelari selanjutnya.

e) Pelari kedua dan ketiga melakukan hal yang sama, yaitu menerima

dan memberikan tongkat secara bergantian serta melihat katayang tertulis

diselembar kertas dan bersiap menyampaikan kata tersebut dengan suara

yang lantang sampai pelari terahir sampai garis finishterlebih dahulu.

f) Pelari terahir bertugas menyusun seluruh puzzledengan benar.

3) Peraturan permainan

a) Siswa harus mengikuti aba-aba guru kapan permainan akan dimulai.

b) Pelari pertama harus melakukan start jongkok dan pelari kedua harus

lincah melewati rintangan.

c) Siswa harus menyampaikan kata dengan suara lantang agar pelari

terahir bisa mendengarnya.

d) Peserta harus segera mengambil tongkat apabila tongkat terjatuh dan

segera berlari melanjutkan permainan.

e) Pelari terahir harus menyususn puzzle terus berlari sampai finish.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

23

C. Permainan “tukar benda”

Permaianan ”tukar benda” dilakukan secara berkelompok. Setiap

kelompok terdiri atas 3-5 siswa. Permainan ini dilombakan untuk beberapa

kelompok, dimana setiap kelompok setiap kelompok harus melakukan

gerakan zig-zagdan beradu kecepatan dalam menukar benda dan

memindahkan secara bergantian,benda yang di tukarkan yaitu tongkat estafet

dan bola tenis,setiap siswa dalam satu kelompok diatur jaraknya sesuai

dengan cone yang telah diatur secara berpisah. Kelompok yang berhasil

menukar seluruh benda yang disediakan terlebih dahulu adalah

pemenangnya.Media yang digunakan dalam permainan ini adalah

tongkat,bola tenis,kotak kardus, matras dan cone.

1) Tujuan

Permainan ini bertujuan untuk melatih teknik dasar dalam proses

pergantian tongkat yaitu teknik memberi tongkat dan menerima tongkat serta

melatih kecepatan berlari

2) Petunjuk pelaksanan permainan

a) Pelari mengambil tongkat yang telah disediakan di dalam kotak

kardus yang telah disediakan dan bersiap untuk melakukan start.

b) Guru memberikan aba-aba pada saat akan di mulai permainan. Aba-

aba yang diteriakan adalah “bersedia.....siaap....yaaa...?

c) Pelari pertama melakukan start jongkok.

d) Setelah mendengar aba-aba guru, pelari pertama berlari kepelari

selanjutnya dengan memberikan tongkat secara bergantian.

e) Pelari kedua melakukan gerakan zig-zagsampai ke pelari terakhir.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

24

f) Pelari terahir berlari menuju kotak kardus yang telah disediakan untuk

menaruh tongkat dan menukarnya dengan bola tenis.

g) Pelari terakhir berbalik dan belari memberikan bola tenis kepada

pelari selanjutnya secara bergantian.

h) Prosen penukaran benda tersebut sampai seluruh benda tertukar.

i) Jika seluruh benda sudah tertukar maka permainan sudah berakhir.

3) Peraturan

a) Siswa harus mendengarkan aba-aba dari guru kapan permainan

dimulai.

b) Pelari pertama harus melakukan start jongkok.

c) Siswa harus segera mengambil benda apabila benda terjatuh dan

berlari melanjutkan permainan.

d) Benda harus ditaruh didalam kardus, jika pada saat menaruh benda

dan benda tersebut terjatuh diluar kardus maka pelari harus mengambil

benda tersebut dan memasukan kedalam kardus.

e) Siswa dalam satu kelompok dilarang menggangu teman kelompok

lain dengan menabrak,menyenggol,memegang dan sebagainya.

6. Audio Visual

a. Pengembangan media

Media audio visual merupakan media yang menggabungkan indera

penglihatan dan indera penglihatan dalam suatu proses. Sementara itu

menurut (Asra, 2007: 5−9) menjelaskan bahwa media audio visual yaitu

media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar, seperti film bersuara,

video, televisi, dan sound slide. Menurut Rusman (2012: 63) menjelaskan

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

25

bahwa media audio visual yaitu media yang mengkombinasikan antara audio

dan visual atau disebut media pandang-dengar.Contoh dari media audio-

visual adalah program video/televisi pendidikan, video/televisi instruksional,

dan program slide suara (sound slide).

Multimedia merupakan kombinasi antara teks,seni,suara,animasidan

video yang di sampaikan melalui komputer atau peralatan elektronik dan

digital (Vaughan dalam Sutopo,2012:102). Pengembangan multimedia

dilakukan dengan metode multimedia delopment life Cycle(MDLC)

berdasrkan 6 tahap menurut(Sutopo,2012:128):

1) Oncept

Tujuan untuk proyek didefisikan dan jenis aplikasi ditemukan. Dalam

multimedia, tahap ini merupakan tahap dimana prosedur menentukan jenis

multimedia dan subjek yang akan di buat.

2) Design

Proses menentukan secara rinci apa yang dilakukan dalam proyek multimedia

dan dimana akan di sajikan. Tahap ini meliputi penulisan naskah, pembuatan

storyboarddan struktur navigasi, serta beberapa langkah desain lainnya.

3) Obraining content material.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

26

Semua data,audio,video dan gambar untuk proyek dikumpulkan dalam format

digitatal yang sesuai. Materi yang diperoleh pada tahap ini akan digunakan

pada tahap produksi,dimana semua aplikasi multimedia ditetapkan.

4) Assembly

Keseluruhan proyek dibangun, dilakukan pemograman untuk membuat

aplikasi multimedia. digunakan authoring tool yang dilengkapi dengan

kemampuan pemograman dan emulator untuk pengembangan multimedia.

5) Testing

Aplikasi dijalankan dan diperiksa untuk memastikan bahwa pengembangan

multimedia yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah di rancang.

6) Ditribution

Aplikasi yang telah dikembangkan digandakan dan diberikan ke pengguna

untuk digunakan. Distribusi dapat berbagi bentuk, baik untuk presentasi

menggunakan proyektor, maupun dalam bentuk CD-ROM,perangkat

mobile,situs web.

b. Teknologi audio visual

Teknologi audio visual adalah cara untuk memproduksi atau menyebarkan

materi dengan menggunakan mesin mekanis atau elektronis untuk

menyampaikan pesan audiotori dan visual (Dwiwoyogo, 2008:67). Video bila

di produksi atau di simpan dalam videotape jelas bersifat audio visual karna

dimaksudkan untuk presentasi.

Pengembang media audio visual melibatkan unsur gambar. Selain itu

cara kerja mdia audio visual berdeda dengan audio karna audio lebih bersifat

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

27

in dorr sedangkan media audio visual bersifat out door,maka system kerja

pada media audio visual meliputi kegiatan didalam dan diluar(indorr and out

door) (Dwiyogo, 2008:68). Media audio visual adalah media pandang dengar

yang menampilkan gamar dan suara, seperti lazimnya televisi, film, film

bersuara atau video (Dwiyogo, 2010:334).Karakteristik audio visual menurut

Dwiyogo, (2008:9) adalah.

1) Bersifat linear.

2) Menyajikan visual dinamis.

3) Digunakan dalam cara yang ditentukan oleh perancang atau developer.

4) Cenderung menyajikan konsep real dan abstrak secara fisik.

5) Dikembangkan menurut prinsip teknologi behavioral dan psikologi

kognitif.

6) Sering berpusat pada guru dan tidak banyak melibatkan kegiatan

pembelajaran secara interaktif.

Ada tujuh kelompok dalam media audio visual menurut (Dwiyogo,

2008:13) adalah.

a) Media audio visual gerak adalah media yang paling lengkap, karena

menggunakan media audio visual dan gerak.

b) Media auydio visual diam adalah media kedua dari segi kelengkapan

karena memiliki semua kemampuan yang ada pada golongan sebelumnya

kecuali penampilan gerak.

c) Audio visual semi gerak adalah media yang mempunyai kemampuan

menampilkan suara disetai gerakan titik secara linear, jadi tidak dapat

menampilkan gerak nyata secara utuh.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

28

d) Media visual gerak adalahg media yang memiliki kemampuan seoerti

golongan pertama kecuali penampilan suara.

e) Media visual diam adalah media yang mempunyai kemampuan

menyampaikan pesan secara visual tetapi tidak dapat menampilkan suara

atau gerak

f) Media audio adalah media yang mempunyai kemampuan-kemampuan

suara semata.

Kelebihan media audio visual menurut (Dwiyogo, 2010:235)

a) Kemampuan daya input luas dan serentak seperti televisi, radio.

b) Dapat menjadi media untuk belajar indivisual (mandiri) seperti

buku,modul program belajar dengan komputer dan telepon.

Kekurangan media audio visual menurut (Dwiyogo, 2010:235)

a) Dari segi kompleksitas dan besarnya biaya, media ini tergolong sangat

rumit dan mahal

b) Liputan terbatas hanya dalam ruang seperti film suara, film bisu, video

tape, piringan video, foto, poster, papan tulis dan radio vision.

c. Kajian Penelitian yang Relevan

Untuk memperoleh hasil penelitian yang benar-benar dapat diterima

dan dipertanggung jawabkan kebenaranya maka dalm penelitian ini

diperlukan kajian empiris atau penelitian terdahulu.Berkenan pada hal

tersebut penelitian menguraikan beberapa penelitian terdahulu yang relevan

dengan penelitian ini.

Penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan untuk penelitian ini yaitu

penelitian dilakukan oleh Saryono (2011)maka judul “ minat pembelajaran

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

29

lari sambung melalui model permainan pada siswa VI bandingan kecamatan

rakit dari penelitian tersebut diperoleh hasil:

Dari pembahasan di atasdapat disimpulkan bahwa, pembelajaran lari

sambung (estafet) dapat dilakukan dengan model permainan untuk

meningkatkan minat siswa.

Persamaan dari penelitian ini yang akan dilakukan oleh peneliti

adalah berkaitan dengan sara dan prasarana ini sama-sama memodifikasi

pembelajaran lari estafet dengan melakukan modifikasi lapangan dan

Perbedanya pada alat yang dimodifikasi untuk permainan.

Selanjutnya penelitian relevan yang dijadikan rujukan yaitu

penelitianoleh Ismail (2010), dengan judul ”Perbedaan Kemampuan Lari

Jarak Pendek Antara Siswa Kelas V SDN 1 Limpakuwus dan SDN 1

Tambaksogara Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Populasi:

1. Semua anak yang ada di daerah dataran tinggi dan daerah dataran jumlah

anak 84 dan metode yang digunakan metode tes. Dan diperoleh hasil ada

perbedaan yang signifikan antara kemampuan lari siswa kelas V yang

tinggal di daerah perbukitan dan kemampuan lari siswa kelas V yang

tinggal di daerah dataran.

2. Rata-rata kemampuan lari siswa kelas V daerah perbukitan diperoleh

sebesar 10,65 dan rata-rata kemampuan lari siswa kelas V daerah dataran

diperoleh sebesar 11,44. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan

bahwa kemampuan lari siswa kelas V daerah perbukitan lebih baik

daripada kemampuan lari siswa kelas V daerah dataran. Dengan kata

lain, bisa dikatakan bahwa rata-rata siswa kelas V di daerah perbukitan

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

30

dapat menempuh jarak 40 meter dalam waktu 10,65. Sedangkan siswa

kelas V di daerah dataran rata-rata menempuh jarak 40 meter dalam

waktu 11,4.

Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan di

lakukan oleh peneliti adalah siswa yang melakukan permainan rata-rata

hanya dapat menempuh jarak 40 meter saja.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

31

d. Kerangka Berfikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

1. Analisis : mengidentifikasi masalah

pembelajaran penjas tentang gerak dasar lari

estafet kemudian peneliti mengemas

menggunakan media audio visual.

2. Desain : membuat rancangan produk yang akan

di kembangkan.

3. Pengembangan : a). menyususn desain produk

tentang gerak dasar lari estafet. b ). Validasi

kepada pakar atletik untuk menentukan

kelayakan produk.

4. Implementasi : melakukan uji coba kecil dan

besar untuk mengetahui kelayakanya.

5. Evaluasi : menganalisis media pada tahap

implementasi masih terdapat kekurangan dan

kelemahan atau tidak. Apabila sudah tidak

terdapat revisi lagi, maka media layak

digunakan.

Kondisi ideal

Kondisi akhir

Tindakan

Gurumasih belum memaksimalkan penggunaan

media dan masih belum memanfaatkan sarana

prasarana yang ada di sekolah sehinga siswa

kurang memperhatikan pembelajaran dan

cenderung bermain sendiri bersama temananya.

Pengembangan model-model permainan teknik dasar

lari estafet yang akan di kemas dalam media audio

visual.

Kondisi awal

Guru seharusnya dapat menggunakan media

pembelajaran yang menarik dan kreatif serta

memnfaatkan fasilitas sekolah untuk digunakan

sebagai media pembelajaran agar menarik minat

siswa dalam belajar, agar tidak selalu bermain

dengan temanya.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

31

BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Model Penelitian dan Pengembangan

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Model

pengembangan yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah model

ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation). Model

ADDIE dipilih karena dari setiap tahapannya mudah dipahami dan di terapkan

untuk mengembangkan sebuah produk seperti yang akan di kembangkan, dan

model ini juga memberikan peluang untuk melakukan evaluasi dari semua

tahapan. Model ADDIE merupakan salah satu model desain pembelajaran

sistematik (Tegeh, 2014:41).

Bagan 3.1 Tahapan ADDIE

Tahap II

Perancangan

Tahap III

Pengembangan

Tahap IV

Implementasi

Tahap V

Evaluasi

Tahap I

Analisis

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

32

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Produk yang dikembangkan penelitian ini adalah pemainan teknik dasar

lari estafet dalam mata pelajaran penjas pada siswa kelas IV SD. Produk ini

dikembangkan meliputi beberapa prosedur:

1. Analisis

Penelitian berangkat dari analisis kebutuhan.Analisis kebutuan dari

penelitian ini adalah pada saat prosedur pembelajaran penjaskes. Pada tahap ini

peneliti melakukan observasi terhadap sekolah dan melakukan wawancara

terhadap guru pada kelas IV pada wawancara yang saya lakukan kepada Guru

olahraga disekolah. Pembelajaran yang biasa lakukan oleh guru olahraga hanya

pembelajaran dasar yang ada di buku saja tidak sempat menggabungkan

pembelajaran memakai metode pembelajaran, sehingga menimbulkan: (1)

kurangnya pengetahuan siswa dalam permainan yang menggunakan taktik yang

dilakukan secara bekerja sama untuk pembelajaran di sekolah, (2) banyaknya

siswa yang susah untuk mengerti dan memahami pembelajaran, sehingga siswa

kesulitan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas pembelajaran.

2. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merumuskan tujuan pengembangan yang akan di

capai dan rancangan produk yang akan di kembangkan.

3. Penyusunan produk awal

Pada tahap ini peneliti menyusun produk awal Pada tahap ini dibutuhkan

materi permainan yang mudah dan menarik .

4. Uji lapangan pendahuluan

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

33

Pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan yang kembangkan

menggunakan metode permainan. Uji lapangan ini diberikan kepada pakar

metode dan guru kelas untuk menentukan kelayakan produk dilakukan dengan

memberikan angket kepara ahli.

5. Revisi Produk

Revisi produk pada tahap ini hasil angket dari para ahli peneliti di

kumpulkan dan di analisis.Hasil analisis tersebut peneliti memulai merevisi yang

di kembangkan.

6. Implementasi

Pada tahap ini untuk pembelajaran penjaskes di sebarkan dan di laksanakan

oleh guru dan siswa kelas IV.

4) Uji coba Produk

Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat

layak digunakan atau tidak.Uji coba produk juga melihat sejauh mana produk

yang dibuat dapat mencapai sasaran, tujuan dan penyempurnaan produk

pengembangan tersebut.

5) Desain Uji Coba

Pada tahap ini terdapat dua bagian yaitu Pengembangan siswa-siswa bisa

lebih mudah mengembangkan dalam pembelajaran Penjas yang mnggunakan

permainan lari estafet.

1) Hasil pembelajaran: hasil Pengembangan dari pembelajaran lari estafet adalah

siswa dapat dengan mudah melakukan permainan dengan teman sebayanya

draft ini di uji cobakan pada kelompok kecil.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

34

2) Hasil revisi dan uji coba pada kelompok direvisi kembali untuk

menghasilkan kelayakan. Pada tahap ini produk sudah bisa dihasilkan dan

digunakan dalam pembelajaran Penjas disekolah.

6) Evaluasi

Menentukan keefektifan penelitian pengembangan ini, jenis data yang

digunakan adalah data kualitatif diperoleh dari hasil observasi. Hasil itu dianaliis

kembali dengan cara deskripsikan dan dijadikan sebagai acuan dalam melakukan

revisi pada pengembangan produk yang dikembangkan. Data kualitatif didapatkan

dari hasil validasi dari Para ahli Materi pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1) Evalusi melalui praktek

Pengumpulan data ini dengan cara memberikan evaluasi praktek kepada

peserta didik dengan mencontohkan tehnik gerak dasar lari yang baik dan benar.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Pada penelitian pengembangan ini, Lokasi penelitian dilakukan di SDN

Sumbersari 02 Malang dan di SD Muhadiyah 08 Malang.Tepatnya pada siswa

kela IV. Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada tahun ajaran 2016/2017.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Pengumpulandata ini dilakukan dengan cara mengobservasi langsung

peserta didik pada saat melakukan permainestafet.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

35

2. Wawancara

Pengumpulan data ini dengan cara mewawancara guru olahraga tentang

bagaimana perembangan peserta didik tentang gerak dasar lari dan mewawancarai

salah satu murid mengenai apa saja yang telah dipahami dan belum dipahami oleh

peserta mengenai materi gerak dasar lari estafet.

3. Angket

Data yang diperoleh dari angket yang disampaikan melalui angket secara

lisan yang di tujukan untuk siswa kelas IV yang berjummlah sekitar 34 siswa,

penelitian yakni tentang respon siswa terhadap pembelajaran penjas.

E. Instrumen Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan menngunakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara menemukan masalah, adanya perencanaan,

pelaksanaan permainan lari estafet, observasi dan refleksi.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada pengembangan model-

modelpermainan untuk anak sekolah dasar, serta evaluasi dari para ahli untuk uji

coba produk adalah teknik analisis kualitatif dan deskriptif berupa persentase.

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil pengumpulan data

dari evaluasi para ahli menggunakan pendekatan kualitatif.Sehingga data yang

diperoleh dari ahli seorang pembelajaran dan dua orang ahli permainan berupa

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

36

data kualitatif. Adapun langkah-langkah penelitian kualitatif menurut Suparno

(1992:11-12):

a. Memilih pengembangan model-model permainan untuk anak sekolah dasar.

b. Melakukan observasi di sekolah dan merumuskan masalah yang terjadi pada

pembelajaran.

c. Mengumpulkan data dengan cara memberikan angket yang terdapat kolom

saran/masukan kepada para ahli, yaitu seorang ahli pembelajaran

permainan.

d. Menganalisis data yang diperoleh dari angket jawaban dari para ahli.

e. Menulis laporan berdasarkan anlisis data dari jawaban para ahli.

Sedangkan analisis deskriptif persentase digunakan untuk menganalisis

hasil pengumpulan data dari penelitian awal (analisis kebutuhan), uji coba

(kelompok kecil) dan uji lapangan (kelompok besar).

Untuk mempermudah kesimpulan terhadap hasil analisis persentase tingkat

kemenarikan, keefektifan serta kelayakan produk pengembangan ini, maka

ditetapkankriteria penggolonganmenurut Arikunto (2010:35).

Berikut adalah tabel 3.1 yang merupakan tabel analisis persentase:

Tabel 3.2 Analisis Persentase

Persentase Keterangan Makna

76 - 100% Baik Digunakan

56 - 75% Cukup Baik Digunakan

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/39333/2/Bab I.pdf · Pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata ... Berdasarkan rumusan masalah di atas

37

40 - 55% Kurang Baik Diganti

< 40% Tidak Baik Diganti

(Sumber: Arikunto, 2010:35)

Keterangan :

P = Perolehan persentase validator (hasil

dibulatkan hingga mencapai bilangan

bulat)

Ʃx = Jumlah skor setiap kriteria yang dipilih

N = Jumlah skor ideal

Ʃx

N

X 100% P =