3
PENDAHULUAN Latar Belakang Makhluk hidup pada umumnya dan manusia pada khususnya tidak akan pernah bisa dipisahkan dengan air. Air sangatlah penting untuk kelangsungan hidup manusia. Air merupakan kebutuhan makhluk hidup yang tidak tergantikan oleh zat lainnya. Makhluk hidup dapat bertahan selama sebulan tanpa makanan, tetapi hanya dapat bertahan selama seminggu tanpa air (Hendrayana 2009). Air merupakan zat yang vital dalam memelihara hidup dengan berbagai fungsi antara lain sebagai lingkungan untuk reaksi kimia, larutan yang mengeluarkan zat yang tidak dibutuhkan tubuh, alat untuk transpor nutrien, dan sebagai pengatur suhu tubuh (thermo-regulator). Secara garis besarnya, pada dewasa air di dalam tubuh terdiri dari 60% berat badan total. Pada anak, terutama bayi dan neonatus persentase ini lebih tinggi lagi. Semakin bertambahnya usia, persentase air dalam tubuh semakin berkurang dan mencapai persentase seperti pada dewasa setelah usia 1 tahun (Trachtman 2009 dalam Santoso et al. 2011). Temasek Polytechnic dan Asian Food Information Center (1998) dalam Santoso et al. (2011) menyatakan bahwa kurang air sekitar 1% berpotensi menimbulkan gangguan mood. Kurang air sebanyak 2% atau lebih akan menurunkan kemampuan fisik, visuomotor, psikomotor, dan kognitif. Menurut Grandjean dan Grandjean (2007) dalam Santoso et al. (2011), kurang air 1% berat badan mulai mengganggu kerja otak dan kemampuan berpikir, dan kurang air 2% berat badan menyebabkan penurunan konsentrasi dan daya ingat sesaat. Penurunan kosentrasi dan daya ingat dapat berdampak buruk pada kecerdasan dan pendidikan anak. Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Pada bayi prematur jumlahnya sebesar 80% dari berat badan; bayi normal sebesar 70-75% dari berat badan; sebelum pubertas sebesar 65-70% dari berat badan; orang dewasa sebesar 50-60% dari berat badan. Kandungan air di dalam sel lemak lebih rendah daripada kandungan air di dalam sel otot, sehingga cairan tubuh total pada orang gemuk lebih rendah dibanding orang yang tidak gemuk (Rose 2009 dalam Santoso et al. 2011). Air dalam tubuh manusia diperoleh dari tiga sumber, yaitu dari minuman, makanan, dan hasil metabolisme (air metabolik). Proses metabolisme di dalam tubuh menghasilkan air tetapi jumlahnya relatif sedikit. Jumlah air dari makanan

Bab i Pendahuluan Cairan Ipb

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ngeselin

Citation preview

Page 1: Bab i Pendahuluan Cairan Ipb

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Makhluk hidup pada umumnya dan manusia pada khususnya tidak akan

pernah bisa dipisahkan dengan air. Air sangatlah penting untuk kelangsungan

hidup manusia. Air merupakan kebutuhan makhluk hidup yang tidak tergantikan

oleh zat lainnya. Makhluk hidup dapat bertahan selama sebulan tanpa makanan,

tetapi hanya dapat bertahan selama seminggu tanpa air (Hendrayana 2009).

Air merupakan zat yang vital dalam memelihara hidup dengan berbagai

fungsi antara lain sebagai lingkungan untuk reaksi kimia, larutan yang

mengeluarkan zat yang tidak dibutuhkan tubuh, alat untuk transpor nutrien, dan

sebagai pengatur suhu tubuh (thermo-regulator). Secara garis besarnya, pada

dewasa air di dalam tubuh terdiri dari 60% berat badan total. Pada anak,

terutama bayi dan neonatus persentase ini lebih tinggi lagi. Semakin

bertambahnya usia, persentase air dalam tubuh semakin berkurang dan

mencapai persentase seperti pada dewasa setelah usia 1 tahun (Trachtman

2009 dalam Santoso et al. 2011).

Temasek Polytechnic dan Asian Food Information Center (1998) dalam

Santoso et al. (2011) menyatakan bahwa kurang air sekitar 1% berpotensi

menimbulkan gangguan mood. Kurang air sebanyak 2% atau lebih akan

menurunkan kemampuan fisik, visuomotor, psikomotor, dan kognitif. Menurut

Grandjean dan Grandjean (2007) dalam Santoso et al. (2011), kurang air 1%

berat badan mulai mengganggu kerja otak dan kemampuan berpikir, dan kurang

air 2% berat badan menyebabkan penurunan konsentrasi dan daya ingat sesaat.

Penurunan kosentrasi dan daya ingat dapat berdampak buruk pada kecerdasan

dan pendidikan anak.

Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Pada bayi prematur

jumlahnya sebesar 80% dari berat badan; bayi normal sebesar 70-75% dari berat

badan; sebelum pubertas sebesar 65-70% dari berat badan; orang dewasa

sebesar 50-60% dari berat badan. Kandungan air di dalam sel lemak lebih

rendah daripada kandungan air di dalam sel otot, sehingga cairan tubuh total

pada orang gemuk lebih rendah dibanding orang yang tidak gemuk (Rose 2009

dalam Santoso et al. 2011).

Air dalam tubuh manusia diperoleh dari tiga sumber, yaitu dari minuman,

makanan, dan hasil metabolisme (air metabolik). Proses metabolisme di dalam

tubuh menghasilkan air tetapi jumlahnya relatif sedikit. Jumlah air dari makanan

Page 2: Bab i Pendahuluan Cairan Ipb

2

700-1.000 mL per hari. Jumlah air dari makanan tergantung pada pola konsumsi

makan. Bila seseorang banyak mengonsumsi makanan lembek atau cair, sayur,

dan buah termasuk salad, maka sumber air tubuh dari makanan akan lebih

tinggi, sebaliknya bila seseorang lebih banyak mengonsumsi makanan dari

produk serealia, tepung, dan daging yang kering, maka air dari makanan akan

lebih rendah. Jumlah air metabolik yang dihasilkan tubuh 200-300 mL dalam

sehari. Semakin banyak produksi energi dari makanan karbohidrat akan semakin

banyak air metabolik yang dihasilkan tubuh (Sherwood 1998 dalam Santoso et

al. 2011).

Kontribusi air dari air metabolik dan air makanan hanya sekitar sepertiga

total asupan air (35%). Dengan demikian, air minum merupakan jumlah terbesar

yang diperoleh tubuh, yaitu sekitar dua pertiga (65-70%). Asupan air berbeda

untuk tiap kelompok usia. Penelitian yang dilakukan oleh Kant dan Graubard

(2010) menggunakan data National Health and Nutrition Examination Surveys

(NHANES) tahun 2005-2006, menunjukkan bahwa rata-rata asupan air pada

anak di United States lebih rendah daripada kebutuhan tubuhnya, kecuali pada

kelompok usia 2-3 tahun. Asupan air pada kelompok usia 4-8 tahun sebesar

1.6 L, sedangkan kebutuhan air sebesar 1.7 L.

Alatas et al. (1991) dalam Santoso et al. (2011) menjelaskan bahwa

terdapat perbedaan fisiologis antara bayi dan anak dengan orang dewasa dalam

hal cairan tubuh. Perbedaan tersebut mencakup perbedaan komposisi,

metabolisme, dan derajat kematangan sistem pengaturan air dan elektrolit.

Kecepatan siklus air pada bayi dan anak sangat tinggi, sekitar 5 kali lebih besar

per kilogram berat badan, bila dibandingkan dengan orang dewasa. Oleh karena

itu, anak cenderung rawan terhadap dehidrasi.

Selain pemenuhan asupan air bagi tubuh, kecukupan zat gizi dari

makanan juga penting untuk diperhatikan. Mutu gizi asupan pangan (MGP)

merupakan salah satu dimensi utama mutu pangan yang mencerminkan

pemenuhan kebutuhan zat gizi dari pangan yang dikonsumsi (Maynard 1959 &

Gibson 1990 dalam Hardinsyah et al. 2000). Penilaian mutu gizi pangan

seseorang biasanya dilakukan dengan menganalisis kandungan gizi makanan

yang dikonsumsi baik secara langsung atau tidak langsung dibandingkan dengan

kecukupan gizi yang dianjurkan dan dinyatakan dalam persen (Hardinsyah et al.

2000).

Page 3: Bab i Pendahuluan Cairan Ipb

3

Menyadari akan pentingnya pemenuhan asupan air yang diperoleh dari

tiga sumber utama, yaitu air dari minuman, air dari makanan yang dikonsumsi,

dan air hasil metabolisme tubuh dan penilaian mutu gizi asupan pangan, di

beberapa negara telah melakukan penelitian mengenai asupan air yang

dibutuhkan tubuh dari berbagai tingkat usia dan mutu gizi asupan pangan yang

mencerminkan tingkat pemenuhan kebutuhan gizi tubuh akan pangan. Namun,

penelitian terkait asupan air bagi tubuh dan mutu gizi asupan pangan masih

terbatas di negara Indonesia dan belum dilakukan dalam skala nasional. Oleh

karena itu, peneliti ingin menganalisis lebih lanjut mengenai asupan air dan mutu

gizi asupan pangan pada anak di Indonesia.

Tujuan

Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

asupan air dan mutu gizi asupan pangan pada anak di Indonesia. Secara

khusus, penelitian ini memiliki tujuan, antara lain: 1) Menganalisis asupan air

pada anak; 2) Mengetahui kebutuhan air dan tingkat pemenuhan kebutuhan air

pada anak; 3) Menganalisis mutu gizi asupan pangan pada anak; dan

4) Menganalisis hubungan antara karakteristik dengan asupan air dan mutu gizi

asupan pangan pada anak di Indonesia.

Kegunaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi berkaitan

dengan pentingnya pemenuhan asupan air dan asupan pangan kepada

masyarakat pada umumnya dan orangtua pada khususnya agar lebih

memperhatikan pemenuhan asupan air dan asupan pangan pada anak.

Penelitian terkait asupan air dan mutu gizi asupan pangan telah dilakukan

dibeberapa negara, hanya saja penelitian ini masih terbatas di negara Indonesia,

sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat memberikan informasi

terkait asupan air dan asupan pangan, serta dapat dijadikan pertimbangan oleh

pemerintah dan pihak terkait untuk lebih memperhatikan masalah asupan air dan

mutu gizi asupan pangan individu terutama anak (0-9 tahun) di Indonesia. Selain

itu, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan berkenaan

dengan asupan air dan mutu gizi asupan pangan bagi pemerintah setempat.