2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk kehutanan dan pertanian pada tahun 1986 tercatat 371 formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya, dan 38 formulasi yang baru mengalami proses pendaftaran ulang. Sedangkan ada 215 bahan aktif yang telah terdaftar dan beredar di pasaran (Sudarmo,1997). Semua alat yang digunakan untuk mengaplikasikan pestisida dengan cara penyemproan disebut alat semprot atau sprayer. Apapun bentuk dan mekanisme kerjanya, sprayer berfungsi untuk mengubah atau memecah larutan semprot yang dilakukan oleh nozzle, menjadi bagian-bagian atau butiran- butiran yang sangat halus (droplet). Pada alat pengkabut (miss blower) dimasukkan kedalam pengertian sprayer. Fogging machine dan cold aerosol generator sebenarnya juga dapat dianggap sebagai sprayer (Kusnawiria, M.P, 1998). Untuk menggunakan pestisida pada suatu lahan, diperlukan ketepatan teknik. Hal ini untuk menghindari terbuangnya pestisida yang berlebihan atau tanaman menerima pestisida dalam jumlah berlebih. Oleh karena itu, sprayer perlu untuk dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi ini ditentukan oleh luas lahan, jenis tanaman, dan jenis herbisida apa yang akan diaplikasikan.

BAB I Pendahuluan Laprak Pestisida

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I Pendahuluan Laprak Pestisida

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk kehutanan

dan pertanian pada tahun 1986 tercatat 371 formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan

penggunaannya, dan 38 formulasi yang baru mengalami proses pendaftaran ulang.

Sedangkan ada 215 bahan aktif yang telah terdaftar dan beredar di pasaran

(Sudarmo,1997).

Semua alat yang digunakan untuk mengaplikasikan pestisida dengan cara

penyemproan disebut alat semprot atau sprayer. Apapun bentuk dan mekanisme kerjanya,

sprayer berfungsi untuk mengubah atau memecah larutan semprot yang dilakukan oleh

nozzle, menjadi bagian-bagian atau butiran-butiran yang sangat halus (droplet). Pada alat

pengkabut (miss blower) dimasukkan kedalam pengertian sprayer. Fogging machine dan

cold aerosol generator sebenarnya juga dapat dianggap sebagai sprayer (Kusnawiria, M.P,

1998).

Untuk menggunakan pestisida pada suatu lahan, diperlukan ketepatan teknik. Hal

ini untuk menghindari terbuangnya pestisida yang berlebihan atau tanaman menerima

pestisida dalam jumlah berlebih. Oleh karena itu, sprayer perlu untuk dikalibrasi terlebih

dahulu. Kalibrasi ini ditentukan oleh luas lahan, jenis tanaman, dan jenis herbisida apa

yang akan diaplikasikan.

Kalibrasi adalah menghitung atau mengukur kebutuhan air suatu alat semprot

untuk luasan areal tertentu. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap kali akan melakukan

penyemprotan. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemborosan herbisida, memperkecil

terjadinya keracunan pada tanaman akibat penumpukan herbisida dan memperkecil

pencemaran lingkungan (Noor, 1997).

Kalibrasi merupakan kunci untuk menyeragamkan setiap perlakuan pestisida. Jika

dosis rekomendasi tidak diaplikasikan secara merata, karena cara aplikasi yang tidak

benar, maka akan terjadi dua hal yang tidak diinginkan, yaitu: OPT tidak akan mampu

dikendalikan di areal yang teralikasi pestisida dengan dosis yang lebih sedikit dari dosis

Page 2: BAB I Pendahuluan Laprak Pestisida

rekomendasi dan gulma dan tanaman budidaya akan mati di areal yang teraplikasi

pestisida dengan dosis lebih tinggi dari dosis rekomendasi.

1.2 Tujuan praktikum

Tujuan praktikum ini yaitu untuk:

1. Memahami pentingnya pelaksanaan kalibrasi

2. Memahami cara-cara pelaksanaan kalibrasi

3. Memahami analisis hasil kalibrasi alat semprot dan operator