23
I.Teori Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana, heksosa, pentosa, maupun dengan berat molekul yang tinggi seperti pati, ektin, selulosa dan lignin (Winarno, 1992). Polisakarida dapat dihidrolisis ke bentuk yang sederhana dikatalis oleh enzim. Salah satunya adalah enzim amilase yang memecah amilum. Enzim amilase bisa sudah berasal dari bahan maupun kontaminasi dari bakteri penghasil amilolitik atau sakarolitik. Amilum terdapat pada pati. Pati merupakan homopolimer glukosa dengan glukosa dengan ikatan α- glikosidik (Winarno, 1992). Pati, terutama terdapat dalam jumlah tinggi pada golongan umbi, seperti kentang dan pada biji-bijian, seperti jagung (Lehninger, 1982). Bakteri Amilolitik merupakan mikroorganisme yang mampu memecah pati menjadi menjadi senyawa yang lebih sederhana, terutama dalam bentuk glukosa. Kebanyakan mikroorganisme Amilolitik tumbuh subur pada bahan pangan yang banyak mengandung pati atau karbohidrat, misalnya pada berbagai jenis tepung. Kebanyakan jenis mikroorganisme amilolitik adalah kapang, tetapi beberapa jenis bakteri juga ada, jenis yang mempunyai spesies bersifat Amilolitik misalnya Clostridium butyricium dan Bacillus subtilis (Fardiaz, 1992).

RANCANG LAPRAK PMOTEP

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Pemeriksaan Mikroorganisme Tepung

Citation preview

I.Teori Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana, heksosa, pentosa, maupun dengan berat molekul yang tinggi seperti pati, ektin, selulosa dan lignin (Winarno, 1992). Polisakarida dapat dihidrolisis ke bentuk yang sederhana dikatalis oleh enzim. Salah satunya adalah enzim amilase yang memecah amilum. Enzim amilase bisa sudah berasal dari bahan maupun kontaminasi dari bakteri penghasil amilolitik atau sakarolitik. Amilum terdapat pada pati. Pati merupakan homopolimer glukosa dengan glukosa dengan ikatan -glikosidik (Winarno, 1992). Pati, terutama terdapat dalam jumlah tinggi pada golongan umbi, seperti kentang dan pada biji-bijian, seperti jagung (Lehninger, 1982).Bakteri Amilolitik merupakan mikroorganisme yang mampu memecah pati menjadi menjadi senyawa yang lebih sederhana, terutama dalam bentuk glukosa. Kebanyakan mikroorganisme Amilolitik tumbuh subur pada bahan pangan yang banyak mengandung pati atau karbohidrat, misalnya pada berbagai jenis tepung. Kebanyakan jenis mikroorganisme amilolitik adalah kapang, tetapi beberapa jenis bakteri juga ada, jenis yang mempunyai spesies bersifat Amilolitik misalnyaClostridium butyricium dan Bacillus subtilis(Fardiaz, 1992).Mikroorganisme yang terdapat di alam semesta ini memerlukan energi yang diperlukan untuk memepertahankannya hidup.Energi ini didapatnya dengan melakukan metabolisme dengan cara yang berbeda.Salah satunya adalah jenis mikroorganisme yang disebut dengan mikroba amilolitik. Kelompok mikroba ini antara lain adalah berbagai jenis kapang dan beberapa jenis bakteri.Pada praktikum ini, pengujian lebih dikhususkan pada pengujian bakteri amilolitik. Mikroorganisme yang bersifat amilolitik dapat memecah pati (amilum) yang terdapat dalam makanan menjadi senyawa yang lebih sederhana, terutama dalam bentuk glukosa. Reaksi hidrolisis pati menyebabkan pencairan pati sehingga menyebabkan perubahan pada cita rasa makanan.Amilum merupakan karbohidrat yang masuk dalam jenis polisakarida. Polisakarida merupakan makromolekul, polimer dengan beberapa monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan yang nantinya ketika diperlukan akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel. Kemampuan untuk memanfaatkan gula atau unsur yang berhubungan dengan konfigurasi yang berbeda dari glukosa merupakan hasil kemampuan organisme untuk mengubah substrat menjadi perantara-perantara sebagai jalur untuk fermentasi glukosa (Sukarminah, 2010).Tepung maizena terbuat dari biji jagung yang digiling. Kandungan pati dalam jagung sangat tinggi sekitar 85% (Herudiyanto, 2006). Tepung terigu berasal dari biji gandum yang telah melalui proses pengeringan dan pengecilan ukuran. Kandungan karbonhidrat atau pati dalam tepung terigu cukup tinggi. Tepung Kentang memiliki kandungan pati yang lebih rendah dari ubi jalar dan ubi kayu. Rasio amilopektin tepung kentang lebih besar dari umbi lainnya kecuali tepung tapioka Metode PenghitunganSelMikroorganisme1. Secara tidak langsung, yaitumenghitung jumlah sel mikroorganisme dengan metode tertentu tanpa menghitung jumlah selnya. contoh;Total Plate Count(metode hitungan cawan) denganmengikuti aturanStandardPlateCount(SPC)2. Secara langsung, yaitu menghitung jumlah sel mikroorganisme dengan menggunakan alat bantu, contohnya dengan menggunakan alatHaemocytometer.Penghitungan jumlah sel mikroorgansimedengan metodeTotal Plate Count Prinsip dariPlate Count (metode hitung cawan)adalah jika sel mikroorganisme yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Rumus menghitung jumlah mikroorgasnisme adalah: Jumlah mikroorganisme= jumlah koloni X 1/faktor pengenceran

II.Tujuan Menghitung jumlah total mikroorganismee yang terdapat dalam tepung

III.Alat dan Bahan

Alat yang digunakan:Cawan petri, incubator, gelas ukur, Erlenmeyer , tabung reaksi, rak tabung reaksi, bunsenBahan yang digunakan:Terigu, tepung beras, NaCl fisiologis, tepung tapioca, maizena, tepung ketan, tepung hunkue

IV.Prosedur Kerja Menimbang 1 g bahan lalu memasukkan ke dalam Erlenmeyer, menambahkan 9 ml buffer fosfat, mengocoknya, dan membiarkan 2-3 menit Membuat pengencera 10-1 , 10-2, 10-3, 10-4 , 10-5 , malu menginokulasikan 1 ml hasil pengenceran 10-5 dalam cawan petri dan menambahkan medium PCA hangat , menggoyangkannya sampai merata penyebarannya Menginkubasikan pada suhu 30oC selama 72 jam hari dengan posisi cawan terbalik Menghitung koloni dengan metode standar plate count Untuk menghitung kapang dan khamir, medium yang digunakan adalah PDA

V.Hasil PengamatanTabel Pengamatan Pemeriksaan Mikroorganisme pada Tepung

KelompokSamplePCAPDA

1ATepung Maizena (Tepung Jagung)TBUD13

2ATepung Terigu2639

3ATepung Kedelai783

4ATepung KentangTBUDTBUD

5ATepung TalasTBUDTBUD

6ATepung Pati (Sngkong)TBUDTBUD

VI.Hasil dan PembahasanNama: Artika EL SoniaNIM: 1400025 Pada praktikum kali ini , kami memeriksa keberadaan mikroorganisme pada berbagai tepung. Sample yang kami periksa adalah tepung maizena, tepung terigu, tepung talas, tepung singkong, tepung kedelai, dan tepung kentang. Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana, heksosa, pentosa, maupun dengan berat molekul yang tinggi seperti pati, ektin, selulosa dan lignin (Winarno, 1992). Bakteri Amilolitik merupakan mikroorganisme yang mampu memecah pati menjadi menjadi senyawa yang lebih sederhana, terutama dalam bentuk glukosa. Kebanyakan mikroorganisme Amilolitik tumbuh subur pada bahan pangan yang banyak mengandung pati atau karbohidrat, misalnya pada berbagai jenis tepung. Kebanyakan jenis mikroorganisme amilolitik adalah kapang, tetapi beberapa jenis bakteri juga ada, jenis yang mempunyai spesies bersifat Amilolitik misalnyaClostridium butyricium dan Bacillus subtilis(Fardiaz, 1992).Dan, media yang kami gunakan adalah PCA dan PDA dengan factor pengenceran 10-1 sampai 10-5 Adapun pembahasan mengenai masing-masing sample adalah :A. Tepung MaizenaPCAPDA

TBUD13

Setelah menimbang bahan lalu melakukan pengenceran 10-1 hingga 10-5, pengenceran 10-5 ditanam di media PCA dan media PDA. Media PCA adalah untuk menumbuhkan mikroba . Sedangkan PDA adalah untuk menumbuhkan kapang dan khamir. Hasil pengamatannya, kami menggunakan metoda standar plate count. Pada media PCA, mikroorganisme yang tumbuh adalah TBUD atau tidak terhitung. Sedangkan pada PDA adalah 13.

Jadi perhitungan berdasar SPC nya adalah :(pada media PCA) = TBUD (tidak berlaku hitungan SPC)(pada media PDA)= 1 x 13/10-5 = 13 x 10-5

B. Tepung Terigu PCAPDA

2639

Hasil pengamatan pada sample tepung terigu dengan menggunakan media PCA adalah sebanyak 26 koloni sementara pada PDA adalah 39. Jadi, perhitungan SPC nya adalah :Pada media PCA = 1x 26/10-5 = 26 x 10-5 Pada media PDA= 1 x 39/10-5 = 39 x 10-5

C. Tepung TalasPCAPDA

TBUDTBUD

Hasil pengamatan pada sample tepung talas adalah masing-masing media yaitu PCA dan PDA adalah TBUD atau tidak terhitung, dengan begitu tidak bisa dilakukan metode SPC.

D. Tepung SingkongPCAPDA

TBUDTBUD

Hasil pengamatan pada sample tepung singkong adalah masing-masing media yaitu PCA dan PDA adalah TBUD atau tidak terhitung, dengan begitu tidak bisa dilakukan metode SPC.

E. Tepung KedelaiPCAPDA

783

Hasil pengamatan pada sample tepung kedelai adalah pada media PCA adalah 7 sementara pada PDA adalah 83. Itu artinya, koloni kapang/khamir adalah lebih mendominasi pada tepung kedelai. Sementara mikroba-nya adalah sebanyak 7. Untuk perhitungan SPC nya adalahMedia PCA = 1 x 7/10-5 = 7x 10-5 Media PDA= 1 x 83/10-5 =83 x 10-5

F. Tepung KentangPCAPDA

TBUDTBUD

Hasil pengamatan pada sample tepung kentang adalah masing-masing media yaitu PCA dan PDA adalah TBUD atau tidak terhitung, dengan begitu tidak bisa dilakukan metode SPC.

Kesimpulan

1. Makanan dengan karbohidrat tinggi mudah diserang oleh mikroorganisme amilolitik karena karbohidrat mudah dipecah dan digunakan oleh mikroorganisme dibandingkan protein dan lemak.2. Total Plate Count(metode hitungan cawan) dihitung denganmengikuti aturanStandardPlateCount(SPC). 3. Rumus menghitung jumlah mikroorgasnisme adalah: Jumlah mikroorganisme= jumlah koloni X 1/faktor pengenceran

4. Tepung talas, tepung kentang, tepung maizena, tepung singkong memilki banyak mikroorganisme.5. Tepung kedelai mengandung banyak kapang. 6. Bakteri Amilolitik banyak tumbuh pada bahan pangan yang mengandung pati.

Nama:Amanda Ilma Tania NIM:1401708Pada praktikum kali ini kami melakukan pemeriksaan mikroorganisme pada tepung dengan menggunakan sample tepung maizena,tepung terigu,tepung kedelai,tepung kentang,tepung talas. Bakteri Amilolitik merupakan mikroorganisme yang mampu memecah pati menjadi menjadi senyawa yang lebih sederhana, terutama dalam bentuk glukosa. Kebanyakan mikroorganisme Amilolitik tumbuh subur pada bahan pangan yang banyak mengandung pati atau karbohidrat, misalnya pada berbagai jenis tepung. Kebanyakan jenis mikroorganisme amilolitik adalah kapang, tetapi beberapa jenis bakteri juga ada, jenis yang mempunyai spesies bersifat Amilolitik misalnyaClostridium butyricium dan Bacillus subtilis(Fardiaz, 1992).Pemeriksaan mikroorganisme pada tepung ini dilakukan dengan cara menimbang 1g bahan lalu memasukannya dalam elemeyer,lalu masukan buffer fosfat lalu diakan selama 2-3menit. Kemudian buat pengenceran sampai 10-5 lalu inokulasi 1 ml hasil pengenceran 10-5 dalam cawan petri kemudian tambahkan medium PCA hangat, lakukan hal yang sama kemudian inokulasi 1ml sample di PDA. Kemudian PCA dan PDA di inkubasi selama 3 hari pada suhu 30o Tepung maizena Tepung maizena terbuat dari biji jagung yang digiling. Kandungan pati dalam jagung sangat tinggi sekitar 85% (Herudiyanto, 2006). Berdasarkan hasil praktikum kami diketahui bahwa pada PCA hasilnya TBUD sedangkan pada PDA 13 koloni.Tepung terigu berasal dari biji gandum yang telah melalui proses pengeringan dan pengecilan ukuran. Kandungan karbonhidrat atau pati dalam tepung terigu cukup tinggi. Berdasarkan pangamatan yang dilakukan hasilnya pada PCA 26 koloni pada PDA 39 koloni. Tepung kedelai pada PCA 7 pada PDA 83. Sedangkan pada tepung kentang,tepung talas,tepung pati pada PDA dan PCA hasilnya TBUD. Hasil dari pemeriksaan tepung kebanyakan sample tepung banyak mikroorganismenya karena Makanan dengan karbohidrat tinggi mudah diserang oleh mikroorganisme amilolitik karena karbohidrat mudah dipecah dan digunakan oleh mikroorganisme dibandingkan protein dan lemak.

Kesimpulan1. Rata rata tepung banyak mengandung mikroorganisme, tepung yang paling banyak mengandung mikroorganisme adalah tepung kentang,tepung talas,tepung pati karena tepung tersebut dari hasil pengamatan PCA dan PDA hasilnya TBUD 2. Makanan dengan karbohidrat tinggi mudah diserang oleh mikroorganisme amilolitik karena karbohidrat mudah dipecah dan digunakan oleh mikroorganisme dibandingkan protein dan lemak.3. Amilolitik tumbuh subur pada bahan pangan yang banyak mengandung pati atau karbohidrat, misalnya pada berbagai jenis tepung4. Dari hasil pengamatan tepung yang paling sedikit mikroorganismenya adalah tepung terigu dan tepung kedelai

Nama: Shaila RismayaningrumNIM: 1400912Pada praktikum kali ini kami melakukan pengujian bakteri pada tepung, masing masing kelompok mendapatkan sampel tepung yang berbeda, tepung yang digunakan ialah tepung maizena, tepung terigu, tepung kentang, tepung kedelai, tepung pati singkong, dan tepung talas.Yang pertama dilakukan ialah siapkan pengenceran NaCl 10% 10-0 sampai dengan 10-5 lalu siapkan sampel sebanyak 5 gram. Sampel dimasukan kedalam pengenceran 10-0 lalu goyang-goyangkan agar tepung menyatu setelah itu ambil 1ml dari pengenceran 10-0 ke pengenceran 10-1 begitu seterusnya hingga pengenceran 10-5.Tahan selanjutnya yaitu siapkan media biakan bakteri, media yang kani gunakan ialah PDA (Potato Dextrose Agar) dan PCA (Plate Count Agar). PDA dan PCA merupakan media pertumbuhan bakteri yang termasuk kedalam medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti. Setelah itu lakukan ambil suspensi bakteri dari pengenceran 10-5 sebanyak 1ml dan masukan ke cawan petri lalu masukan media PCA 1/3 dari volume cawan petri dan juga lakukan hal yang sama pada media PDA setelah itu biarkan hingga sedikit mengeras dan balikkan cawan petri, hal ini dimaksudkan agar uap air yang terjadi selama proses inkubasi, tidak jatuh ke dalam medium yang dapat mengganggu petumbuhan mikroba.

Setelah itu inkubasi selama 24jam lalu amati penegmbangbiakan bakteri dalam cawan petri tersebut dengan cara menghitung koloni dalam cawan petri, hasil yang didapat dari pengujian yang kami lakukan ialah (jumlah dalam bentuk koloni):1. Tepung Maizena PDA : 13 PCA : tidak bisa dihitung2. Tepung terigu PDA : 39 PCA : 263. Tepung Kedelai PDA : 83 PCA : 7Pada tepung kentang, tepung talas dan tepung pati singkong didapatkan hasil yang sama pada kedua media yaitu TBUD (Tidak Bisa Untuk Dihitung). Menandakan bahwa terlalu banyaknya bakteri yang terkandung didalam tepung tersebut.Hal ini menandakan bahwa pada tepung dengan kadar Aw yang rendah tidak menjamin tepung tersebut terhindar dari bakteri selepas dari treatment yang dilakukan sebelum proses pemasakan yang dapat menyebabkan kontaminasi bakteri pada makanan, sebelum pengolahanpun ternyata tepung telah mengandung bakteri. Sehingga sebaiknya proses pemasakan tepung harus dilakukan secara benar-benar matang agar terhindar dari bakteri.

KesimpulanPada praktikum kali ini kami melakukan pengamatan bakteri pada 5 jenis tepung yang berbeda yaitu tepung maizena, terigu, kedelai, talas, dan pati singkong, sebelum diinokulasikan dilakukan penegnceran dengan NaCl 10%, media pertumbuahan bakteri yang diguanakan ialah PCA dan PDA. Meskipun tepung mempunyai kadar aw yang rendah namun setelah di inkubasi selama 24jam didapatkan hasil bahwa setiap tepung mengandung bakteri, hal ini menandakan bahwa proses pemasakan tepung harus dilakukan secara matang.

Nama:Ardiani Karuniadewi NIM:1401685Dalam praktikum kali ini, kami menghitung jumlah koloni mikroorganisme dalam tepung. Sampel kali ini terdapat tepung maizena, tepung terigu, tepung kedelai, tepung kedelai, tepung kentang, dan pati singkong. Tepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat halus tergantung proses penggilingannya. Biasanya digunakan untuk keperluan penelitian, rumah tangga, dan bahan baku industri. Tepung bisa berasal dari bahan nabati misalnya tepung terigu dari gandum, tapioka dari singkong, maizena dari jagung .Dalam tepung jenis mikroorganisme yang sering tumbuh adalah mikroorganisme bakteri amilolitik, karena kandungan amilum yang ada pada tepung. Mikroorganisme yang bersifat amilolitik dapat memecah pati (amilum) yang terdapat dalam makanan menjadi senyawa yang lebih sederhana, terutama dalam bentuk glukosa. Reaksi hidrolisis pati menyebabkan pencairan pati sehingga menyebabkan perubahan pada cita rasa makanan.Amilum merupakan karbohidrat yang masuk dalam jenis polisakarida. Polisakarida merupakan makromolekul, polimer dengan beberapa monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan yang nantinya ketika diperlukan akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel. Kemampuan untuk memanfaatkan gula atau unsur yang berhubungan dengan konfigurasi yang berbeda dari glukosa merupakan hasil kemampuan organisme untuk mengubah substrat menjadi perantara-perantara sebagai jalur untuk fermentasi glukosa (Sukarminah, 2010). Kebanyakan mikroorganisme Amilolitik tumbuh subur pada bahan pangan yang banyak mengandung pati atau karbohidrat, misalnya pada berbagai jenis tepung. Kebanyakan jenis mikroorganisme amilolitik adalah kapang, tetapi beberapa jenis bakteri juga ada, jenis yang mempunyai spesies bersifat Amilolitik misalnyaClostridium butyricium dan Bacillus subtilis(Fardiaz, 1992).Pada hasil praktikum, pada media PCA 4 dari 6 sampel TBUD, dan pada media PDA 3 dari 6 sampel TBUD. Ini dikarenakan PCA mencakup banyak mikroorganisme(baketri, kapang, khamir) sedangkan Pada medium PDA biasa digunakan untuk pertumbuhan kapang dan khamir. Ini juga membuktikan bahwa adanya pertumbuhan kapang dan khamir di dalam tepung. Bahan pangan kering seperti tepung memiliki nilai aw-nya 0,60 0,85, yaitu cukup rendah untuk menghambat pertumbuhan kebanyakan mikroorganisme. Pada bahan kering semacam ini mikroorganisme perusak yang sering tumbuh terutama adalah kapang yang menyebabkan bulukan.(anonimous:2001).KesimpulanMenurut pembahasan di atas, dapat kita simpulkan sebagai berikut: 1. Makanan dengan karbohidrat tinggi mudah diserang oleh mikroorganisme amilolitik karena karbohidrat mudah dipecah dan digunakan oleh mikroorganisme dibandingkan protein dan lemak.2. Sample yang paling banyak terdapat mikroorganisme adalah tepung kentang, tepung talas, pati singkong (TBUD pada PCA dan PDA)3. Sample yang paling sedikit terdapat mikroorganisme adalah kedelai (7 pada PCA) dan maizena ( 13 pada PDA)4. Bakteri Amilolitik banyak tumbuh pada bahan pangan yang mengandung pati.5. Karena aw-nya yang rendah, maka terigu lebih mudah terkontaminasi oleh kapang dan khamir dibandingkan dengan bakteri.

Daftar Pustakahttp://greenbiom.blogspot.com/2013/09/metode-penghitungan-sel-mikroorganisme.htmlSukarminah E., Sumanti, D.M. dan Hanidah,I. 2010. Mikrobiologi Pangan. Penerbit Jurusan Teknologi Industri Pangan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor.

Lampiran

LAPORAN PRAKTIKUMMikrobiologi Pangan

Pemeriksaan Mikroorganisme Pada Tepung

OLEH:Kelompok II-AAnggota:Artika ELSonia (1400025)Amanda Ilma Tania (1401708)Ardiani Karuniadewi (1401685)Shaila Rismayaningrum (1401685)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRIFAKULTAS PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI KEJURUANUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA2015