Upload
lamthien
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
A.1. Latar Belakang
Dalam pembangunan jangka panjang II (PJP II) dan Indonesia sehat
2010 masalah yang secara khusus adalah masalah pembinaan dan
pengembangan anak, karena sasaran utamanya adalah pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya sehingga perhatian khusus dicurahkan sejak
dini, yaitu sejak masa anak-anak, bahkan sejak manusia berada dalam
kandungan ibu, agar kualitas anak Indonesia sesuai dengan budaya bangsa
yang menjiwai nilai-nilai luhur Pancasila (Soutjaningsih, 1998).
Hal ini dapat dicapai dengan ketekunan dan kesungguhan oleh
semua sektor secara terpadu, sehingga dapat menjadi modal utama dalam
mewujudkan kualitas manusia Indonesia yang produktif, maju, selaras
seimbang, serasi, lahir dan batin (Soutjaningsih, 1998).
Untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang berkualitas faktor
perkembangan anak juga mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
Tumbuh kembang anak harus berjalan sejajar agar dapat menghasilkan
manusia yang mandiri dan bertanggung jawab. Jika anak dirawat dengan
baik, maka anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik pula sesuai
dengan keinginan dan harapan. Akan tetapi bila tidak dirawat dengan baik
1
maka anak tidak akan tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya
(Suherman, 2000).
Di Indonesia jumlah anak balita pada tahun 1991 mencapai 23,5 juta.
Jumlah ini sangat besar dan butuh perhatian secara khusus, pada masa
balita ini merupakan masa yang sangat menentukan dalam proses tumbuh
kembang dan menjadi dasar terbentuknya manusia seutuhnya
(Soutjaningsih, 1998).
Periode umur anak 0 sampai 1 tahun adalah masa rawan terhadap
masalah gizi dan kekurangan vitamin. Pada umur ini anak sering terkena
infeksi karena praktik pemberian makanan dan kontak yang lebih luas
dengan dunia luar serta stress emosional dihubungkan dengan proses
penyapihan (Supariasa, 2001).
Akan tetapi sebagian orang tua belum memahami hal ini, terutama
orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang
relatif rendah. Mereka menganggap bahwa selama tidak sakit, anak tersebut
tidak mengalami masalah kesehatan termasuk dalam hal pertumbuhan dan
perkembangannya. Sering kali para orang tua mempunyai pemahaman
bahwa pertumbuhan dan perkembangan mempunyai pengertian yang sama
(Nursalam, 2005).
Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan
mulai dari konsepsi sampai dewasa yang mengikuti pola tertentu yang khas
untuk setiap anak. Dimana terjadi proses interaksi terus menerus serta rumit
2
antara faktor genetika dan faktor lingkungan, baik lingkungan sebelum anak
dilahirkan maupun lingkungan setelah dilahirkan. Faktor lingkungan
merupakan faktor yang paling besar dalam mempengaruhi tumbuh kembang
(Soutjaningsih, 1998).
Faktor dominan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
adalah status gizi bayi yang dilahirkan. Apabila setelah dilahirkan bayi
mengalami kekurangan gizi dapat dipastikan pertumbuhan anak akan
terlambat (Supariasa, 2001).
Di Negara yang sedang berkembang angka kesakitan dan angka
kematian pada anak umur 0 sampai 1 tahun dipengaruhi oleh keadaan gizi.
Pengaruh keadaan gizi pada umur ini lebih besar dari pada umur lebih dari
1 tahun. Dengan demikian angka kesakitan dan kematian pada periode ini
dapat dijadikan informasi yang berguna mengenai keadaan kurang gizi di
masyarakat (Supariasa, 2001).
Menurut Soutjaningsih, pada perkembangan anak usia 0 sampai 1
tahun adalah kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh
perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap
keterlambatan atau kerusakan pada sistim lainnya, sebab melibatkan
kemampuan kognitif, sensori motor, pisikologi emosi dan lingkungan disekitar
anak. Seorang anak tidak akan mampu berbicara tanpa dukungan dari
lingkungannya mereka harus mendengar pembicaraan yang berkaitan
dengan kehidupannya sehari-hari. Mereka harus belajar mengekspresikan
3
dirinya, membagi pengalamannya dengan orang lain dan mengemukakan
keinginannya.
Pada tahun 1995 sekitar 35,4% anak balita di Indonesia menderita
kurang energi protein atau (KEP). Pada tahun 1997 berdasarkan
pemantauan status gizi pada bayi, prevalensi kurang energi protein turun
menjadi 23,1% akan tetapi pemberian atau pemenuhan vitamin A meningkat,
hal ini disebabkan karena Indonesia mengalami krisis moneter yang
berkepanjangan. Sementara prevalensi kurang energi protein di Sumatera
Utara tercatat 40,4% sedangkan angka nasional sebesar 30,4%
(Supariasa, 2001).
Menurut profil kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah 2004,
gambaran status gizi bayi di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2004 dari
39.510 bayi usia 0 sampai 1 tahun adalah prevalensi balita dengan gizi buruk
sebanyak 1.906 (6,82%).
Dari hasil dari laporan puskesmas Tukka tercatat jumlah bayi 0 sampai
1 tahun sebanyak 60 orang. Menurut catatan puskesmas Tukka terdapat
bahwa yang mengalami kurang energi protein sebanyak 5 orang. Hal ini
disebabkan oleh kemiskinan, sanitasi lingkungan yang jelek serta kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang gizi, khususnya ibu rumah tangga yang
mempunyai bayi usia 0 sampai 1 tahun.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang bagaimana “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh
4
Kembang Anak Usia 0 Sampai 1 Tahun di Desa Hutanabolon Kecamatan
Tukka Kabupaten Tapanuli Tengah 2008”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh
Kembang Bayi 0 sampai 1 Tahun di Desa Hutanabolon Kecamatan Tukka
2008 ?”
C. Tujuan Penelitian
C.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan ibu tentang Tumbuh
Kembang Bayi 0 sampai 1 tahun di Desa Hutanabolon Kecamatan Tukka
2008.
C.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang tumbuh
kembang bayi 0 sampai 1 tahun berdasarkan umur.
b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang tumbuh
kembang bayi 0 sampai 1 tahun berdasarkan pendidikan.
c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang tumbuh
kembang bayi 0 sampai 1 tahun berdasarkan pekerjaan.
5
d. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang tumbuh
kembang bayi 0 sampai 1 tahun berdasarkan sumber informasi.
D. Manfaat Penelitian
D.1. Bagi Ibu
Sebagai bahan masukan dan informasi kepada ibu agar lebih
memahami dan lebih mengetahui dalam pertumbuhan dan perkembangan
bayi 0 sampai 1 tahun.
D.2. Bagi Peneliti
Sebagai penambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dan juga
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Akademi
Kebidana Nauli Husada Sibolga,khususnya dalam masalah pengetahuan ibu
tentang tumbuh kembang bayi 0 sampai 1 tahun
D.3. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi Institusi pendidikan Akbid dapat digunakan sebagai bahan
bacaan diperpustakaan yang mana dapat dimanfaatkan oleh semua
mahasiswa/i. Akbid Nauli Husada Sibolga, yang akan melakukan penelitian
selanjutnya.
6
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
A.1. Defenisi
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan pada satu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, indra pendengaran, penciuman, penglihatan, rasa raba
dan sebagian besar pengetahuan manusia melalui mata dan telinga
(Sunaryo, 2004).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang. Rogers (1974) mengungkapkan
bahwa sebelum orang mengadopsi prilaku baru dalam diri orang tersebut
sehingga terjadi suatu proses berurutan (akronim AIETA), yaitu :
1. Awarenes, dimana orang tersebut menyadari pengetahuan terlebih dahulu
terhadap stimulus (objek).
2. Interes, dimana orang mulai tertarik kepada stimulus.
3. Evaluation, merupakan suatu keadaan mempertimbangkan terhadap baik
buruknya stimulus tersebut bagi dirinya.
4. Trial, dimana orang telah mulai mencoba prilaku baik.
5. Adaptation, individu telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan
sikap.
7
A.2. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif mempunya 6 tingkatan
(Sunaryo, 2004):
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari dari
sebelumnya. Termasuk didalam pengetahuan ini adalah mengingat
kembali terhadap suatu yang spefisik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara benar.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
4. Analisa (Analisa)
Suatu kemampuan unttuk menjabarkan suatu materi atau objek kedalam
komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut
dan ada kaitannya satu sama lain.
8
5. Sintesisi (Senthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
6. Evaluasi ( Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ada.
B. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoadmojo,
(2003) yaitu :
1. Umur
Umur adalah lamanya seseorang hidup sejak dilahirkan sampai saat ini.
Umur merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan baru dan
harapan-harapan baru. Semakin bertambahnya umur seseorang maka
semakin banyak pula ilmu pengetahuan yang dimiliki.
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh
kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran sehingga dalam
pendidikan itu perlu dipertimbangkan umur (proses perkembangan
9
seseorang) dan hubungan dengan proses belajar. Tingkat pendidikan
juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi
seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi baru.
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan ibu untuk
memenuhi kebutuhannya, bila kita ingin melihat pekerjaan mayoritas dari
ibu karena kemungkinan sebagian ibu bukanlah pekerja yang
berpenghasilan cukup sehingga kebanyakan ibu menganggap sosial
ekonomi keluarga akan mengganggu dalam pemenuhan nutrisi anaknya.
4. Sumber Informasi
Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam
menyampaikan informasi. Mempengaruhi kemampuan, semakin banyak
sumber informasi yang diperoleh maka semakin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki media informasi untuk komunikasi masal terdiri
dari :
a. Media cetak yaitu surat kabar, majalah,buku pamphlet dan lain-lain.
b. Media elektronik yaitu radio, tv, film, dan sebagainya (Notoadmojo,
2003).
10
C. Tumbuh Kembang Anak
Istilah tumbuh kembang mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda,
tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan
perkembangan (Soetjiningsih, 1998).
C.1. Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang
biasa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang
(cm, meter), umur (tahun) tulang dan keseimbangan metabolik atau
retensi kalsium dan nitrogen tubuh (Soetjiningsih, 1998).
Parameter pertumbuhan anak adalah sebagai berikut :
C.1.1. Berat Badan
Berat badan ditimbang pada setiap memeriksa kesehatan anak pada
semua kelompok umur untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang
anak. Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir berkurang,
kemudian akan kembali pada hari ke10. Pada bayi umur 5 bulan berat badan
menjadi 2 kali dari berat badan waktu lahir. Pada umur 1 tahun berat badan
menjadi 3 kali dari berat badan lahir. Dan pada umur 2 tahun berat badan
menjadi 4 kali dari berat badan lahir. (soetjiningsih, 1998).
11
C.1.2. Tinggi Badan/Panjang Badan
Panjang yang normal pada waktu lahir adalah 50 cm. untuk
menentukan tinggi badan dari umur 3 tahun, maka dapat digunakan
rumus :
Panjang Badan = 80 + 5 n cm
Keterangan, n = Jumlah umur dalam tahun
Panjang badan, umur
1 tahun : 1 1/2 x panjang lahir
4 tahun : 2 x panjang lahir
6 tahun : 1 1/2 x panjang umur 1 tahun.
(Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2002).
C.1.3. Lingkar Kepala
Lingkar kepala mencerminkan volume intrakranial yang dipakai untuk
menaksir pertumbuhan otak. Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata 34 cm
dan besarnya lingkar kepala ini lebih dari lingakar dada. Pada anak umur 6
bulan lingkar kepala rata-ratanya adalah 44 cm, umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun
49 cm clan dewasa 54 cm. jadi pertambahan lingkar kepala pada 6 bulan
pertama ini adalah 10 cm, atau sekitar 50% dari petambahan lingkar kepala
dari lahir sampai dewasa terjadi 6 bulan pertama kehidupan (Soetjiningsih,
1998).
12
C.1. 4. Gigi
Gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan, pada umur 1 tahun
sebagian besar anak mempunyai 6-8 gigi susu. Selama tahun 2 gigi tumbuh
lagi 8 buah, sehingga jumlah seluruhnya berkisar 14-16 gigi dan pada umur
21/2 tahun sudah terdapat 20 gigi susu (Soetjiningsih, 1998).
C.2. Perkembangan
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian
rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya, contohnya
perkembangan emosi, intelektual, tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan (Soetjiningsih, 1998).
Menurut Soetjiningsih (1998), ada 4 parameter untuk menilai perkembangan
anak balita yaitu :
1. Personal social (kepribadian/tingkah laku sosial)
Aspek ini berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya
2. Fine Motor Adaptive (Gerakan motorik halus)
Aspek ini berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu.
13
3. Language (Bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara spontan.
4. Gross Motor (Perkembangan Motorik kasar)
Aspek ini berhubungan dengan pergerakan clan sikap tubuh.
D. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang adalah pola
pertumbuhan dan perkembangan anak secara normal antara anak yang
satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena
dipengaruhi interaksi beberapa faktor. Menurut Nursalam, dkk (2005)
faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dapat dikelompokan menjadi
2 yaitu :
1. Faktor dalam (Internal)
a. Genetika
Faktor genetika mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan
kematangan tulang, alat seksual, serta saraf, sehingga
merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang, yaitu : Umur, keluarga, perbedaan ras, etnis
dan suku.
b. Pengaruh hormon
14
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pranatal yaitu
saat janin berumur 4 bulan.
2. Faktor lingkungan (external)
Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh dikelompokan menjadi
3, yaitu pranatal, kelahiran dan pascanatal.
a. Faktor pranatal (selama kehamilan) meliputi
1. Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi
pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir
kehamilan.
2. Mekanisme, posisi janin yang abnormal dalam
kandungan dapat menyebabkan kelainan
kongenital
3. Toksin, Zat kimia, radiasi
4. Kelainan endokrin
5. Kelainan Imunologi
6. Psikologis lbu
b. Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran denagan vakum ekstraksi atau forceps dapat
menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko
terjadinya kerusakan jaringan otak.
c. Faktor pascanatal
15
Seperti halnya pada mass pranatal, faktor yang
berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak adalah gizi,
penyakit kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisik dan kimia,
psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan,
stimulasi dan obat-obatan.
E. Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak
Kebutuhan dasar anak, tumbuh kembang anak secara garis besar
dikelompokan kedalam 3 kelompok (Soetjiningsih, 2000), yaitu :
1. Kebutuhan akan (asuh)
a. Nutrisi yang adekuat dan seimbang.
Nutrisi adalah termaksud perkembangan tubuh yang mempunyai
pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan,terutama pada
tahun-tahun pertama kehidupan dimana anak sedang mengalami
pertumbuhan yang sangat tertutama pertumbuhan otak.
b. Perawatan Kesehatan Dasar.
Untuk mencapai keadaan kesehatan anak yang optimal diperlukan
beberapa upaya, misalnya imunisasi, kontrol kepuskesmas atau
posyandu secara berkala, diperiksa segera bila sakit, dengan upaya
tersebut kesehatan anak dapat dipantau secara dini bila kelainan anak
segera mendapatkan penanganan yang benar.
c. Pakaian.
16
Anak perlu mendapatkanpakaian bersih dan nyaman dipakai, karena
aktivitas anak lebih banyak, hendaknya pakaian terbuat dari bahan
yang mudah menyerap kerimgat.
d. Perumahan.
Tempat tinggal yang layak akan membantu untuk bertumbuh dan
berkembang secara optimal.
e. Hygiene diri dan lingkungan.
Kebersihan baik kebersihan perorangan maupun lingkungan
memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak, kebersihan
yang kurang memudahkan terjadinya penyakit kulit dan saluran
pencernaan seperti yang kurang memudahkan terjadinya penyakit
kulit dan saluran pencernaan seperti : Diare, cacing, dan lain-lain.
f. Kesegaran Jasmani.
Aktivitas olahraga dan rekreasi digunakan untuk melatih kekuatan otot-
otot tubuh dan membuang sisa metabolisme, selain itu juga membantu
meningkatkan motorik anak, dan aspek perkembangan lainnya.
2. Kebutuhan Emosi dan Kasih Sayang (Asih).
Ikatan emosi dan kasih sayang yang erat antara Ibu/orang tua sangatlah
penting, karena untuk menentukan prilaku anak kemudian hari,
17
merangsang perkembangan otak anak, serta merangsang perhatian anak
terhadap dunia luar, oleh karena itu, kebutuhan asih meliputi :
a. Kasih sayang orang tua
Kasih saying orang tua yang hidup rukun berbahagia dan sejahtera
yang memberikan bimbingan, perlindungan, perasaan aman kepada
anak merupakan salah satu kebutuhan yang diperlakukan anak untuk
tumbuh berkembang seoptimal mungkin.
b. Rasa aman
Adanya Interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak akan
memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehari-
harinya.
c. Harga Diri.
Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya.
d. Dukungan.
Orang tua perlu memberikan dukungan agar anak dapat mengatasi
masalah yang dihadapinya.
e. Mandiri.
Dalam melatih anak untuk mendiri tentunya harus menyesuaikan
dengan kemampuan dan perkembangan anak.
f. Rasa Memiliki.
18
Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap barang-
barang yang dipunyainya, sehingga anak tersebut akan mempunyai
rasa tanggung jawab untuk memelihara barangnya.
3. Kebutuhan akan Sitmulus (Asah).
Situmulus adalah adanya perangsang dari lingkungan luar anak, yang
berupa latihan bermain, stimulus merupakan kebutuhan yang sangat
penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat
stimulus yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak
yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulus.
F. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak 0 Sampai 1 Tahun
Adapun tahapan tumbuh kembang bayi menurut Betz Cecily L (2002)
1. Perkembangan Motorik Halus
Bayi baru lahir biasanya sudah memutar kepala dari sisi yang satu ke sisi
yang lain, bayi mampu memperlihatkan hampir tidak ada keterlambatan
dalam kemampuan mengangkat kepala di usia 3 bulan, bayi berguling
dari depan ke belakang kira-kira usia 5 bulan, pada usia 7 bulan bayi
sudah bisa duduk, bayi mulai naik untuk berdiri pada usia 9 bulan,
berjalan dengan berpegangan pada objek seperti tepi meja pada usia 10
bulan dan bayi berjalan sambil memegang tangan seseorang pada usia
sekitar 12 bulan.
2. Motorik halus
19
Bayi baru lahir dan sehat memiliki genggaman yang kuat pada usia
sekitar 1 bulan, refleks mengemgam bayi memudar dan bayi dapat
memegang mainan pada usia sekitar 3 bulan, bayi dapat menggenggam
secara sadar pada usia 5 bulan, bayi dapat memindahkan objek dari
tangan ke tangan pada usia sekitar 6 bulan, bayi dapat mengenggam
dengan ibu jari lain pada usia 7,5 bulan sampai 8,5 bulan, bayi
mengembangkan gerakan menjepit pada usia sekitar 9 sampai 10 bulan
dan bayi mencoba membangun menara dua-blok pada sekitar usia 12
bulan.
3. Sosialisasi
Rasa sayang terhadap orang yang berarti pada saat lahir dan meningkat
dengan jelas pada usia 6 bulan. Adapun tanda-tanda kemajuan sosialisasi
hampir terjadi setiap bulan yang meliputi; bayi memperlihatkan senyum
pada usia 2 bulan, mulai mengenali wajah-wajah yang familier pada usia
3 bulan, bayi menikmati interaksi sosial pada usia 4 bulan, bayi tersenyum
pada bayangan cermin pada usia 5 bulan, mulai takut pada orang asing
pada usia 6 bulan, bayi menunjukkan ansietas terhadap orang asing pada
usia 8 bulan dan memperlihatkan emosi seperti rasa cemburu dan rasa
sayang pada usia 12 bulan.
4. Bahasa
Alat komunikasi pertama bayi adalah menangis, bayi mengumam antara
usia 1 sampai 2 bulan, bayi tertawa, mengoceh, dan membuat bunyi
20
Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Bayi 0 sampai 1 Tahun
Umur Pendidikan Pekerjaan Sumber Informasi
konsonan antara usia 3 dan 4 bulan, bayi meniru suara pada usia 6 bulan,
melafalkan suku kata kombinasi (ma-ma) pada usia 8 bulan, bayi
mengerti kata-kata “tidak“ pada usia 9 bulan. Bayi mengatakan dan
mengerti ma-ma dan da-da dalam konteks yang benar pada usia 10
bulan, bayi bisa bicara antara 4 sampai 10 kata dalam konteks yang
benar pada usia 12 bulan.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep penelitian ini yang berjudul “Gambaran
Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Bayi 0 sampai 1 Tahun” adalah
sebagai berikut :
Variabel Independent Variabel Dependent
B. Defenisi Operasional
1. Pengetahuan
21
Adalah segala sesuatu yang diketahui Ibu tentang dampak anak yang
tidak mendapat imunisasi polio, dengan ketegori :
a. Baik 76% - 100% (bila jumlah yang benar 16-20 dari 20
pertanyaan yang diberikan).
b. Cukup 55% - 75% (bila jumlah yang benar 11-15) dari 20
pertanyaan yang diberikan).
c. Kurang 55% (bila jumlah yang benar >11 pertanyaan).
Skala ukur : Ordinal
Alat ukur : Kuesioner
2. Umur
Adalah suatu batasan yang menunjukkan lamanya kehidupan
seseorang yang dihitung sejak lahir yang dinyatakan dalam tahun,
dengan ketegori :
a. 21-25 tahun
b. 26-30 tahun
c. 31-35 tahun
d. 36-40 tahun
Skala ukur : Interval
Alat ukur : kuesioner
3. Pendidikan
22
Adalah jenjang pendidikan formal yang pernah diselesaikan
responden, dengan ketegori :
a. Pendidikan dasar : SD, SLTP dan sederajatnya
b. Pendidikan menengah : SMA, SMK, dan sederajatnya
c. Pendidikan tinggi : D-III, D-IV, S-I.
Skala ukur : Ordinal
Alat Ukur : Kuesioner
4. Pekerjaan
Adalah aktivatas yang dilakukan ibu untuk memperoleh penghasilan
guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, dengan ketegori :
a. Pegawai negri sipil (PNS)
b. Pegawai swasta
c. Wiraswsta
Skala ukur : Nominal
Alat ukur : Kuesioner
C. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran
pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Bayi 0 Sampai 1 Tahun di
Hutanabolon Kecamatan Tukka Tahun 2008.
23
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
D.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Hutanabolon karena lokasi tersebut
mudah dijangkau dan lebih menghemat biaya, serta sampel untuk penelitian
ini mencukupi di daerah tersebut.
D.2. Waktu Penelitian
No Kegiatan Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Maret hingga Juli 2008Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. Pengajuan Judul2. Acc Judul3. Survey
Pendahuluan4. Konsul BAB I5. Konsul BAB II6. Konsul BAB III7. Konsul Kuisioner8. Persiapan Ujian
Proposal9. Ujian Proposal10.
Pengumpulan Data
11.
Analisa Data
12.
Konsultasi Laporan Penelitian
13.
Persiapan Ujian KTI
14.
Penggandaan Ujian KTI
15 Ujian KTI
24
.
E. Populasi dan Sampel
E.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi
0 sampai 1 tahun di Desa Hutanabolon Kecamatan Tukka bulan April –Juli
2008 Sebanyak 54 orang.
E.2. Sampel
Adapun yang dijadikan sample dalam penelitian ini adalah total dari
populasi dengan jumlah sampel 54 orang dengan cara total sampling.
F. Metode Pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari responden
dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu dan terlebih dahulu
diberikan penjelasan tentang kuesioner, cara pengisian ditanyakan kepada si
peneliti dan tanyakan bila ada hal-hal yang dimengerti responsen.
G. Tehnik Pengolahan Data dan Analisa Data
G.1. Tehnik Pengolahan data
Data terkumpul diolah dengan cara manual dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Editing
25
Memeriksa data yang terkumpul bila terdapat data yang kurang maka
dilakukan pengumpulan data kembali.
b. Coding
Mengklasifikasikan jawaban responden kedalam bentuk kode yang telah
ditetapkan untuk mempermudah pengolahan data.
c. Tabulating
Untuk mempermudah analisa data untuk dimasukkan kedalam tabel
distribusi frekuensi.
G.2. Analisa Data
Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat presentase
data yang terkumpul dan disajikan dengan table distribusi frekuensi kemudian
dicari dasar presentasi jawaban masing-masing responden dan selanjutnya
dilakukan dengan menggunakan teori kepustakaan yang ada.
26