15
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu ini menjadi acuan bagi penulis dalam melakukan penelitian sehingga sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian terdahulu ini, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul dalam penelitian penulis. Namun penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Ada beberapa penelitian terdahulu berupa skripsi dan jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis. Tabel 2.1.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Judul Teori yang digunakan Metode Penelitian Hasil Penelitian 1. Saputra, Alferda Jaya (2016) Analisis semiotik terhadap iklan layanan masyarakat bahaya rokok di Televisi Teori semiotika dari Roland Barthes Pendekatan kualitatif dengan metode analisis semiotika dari Roland Barthes Dari penelitian ini ILM yang ditayangkan tersebut guna mempertegas bahwa masih banyak masyarakat yang belum memiliki kesadaran penuh akan bahaya asap rokok dan sangat jelas dimana ILM tersebut memliki tujuan untuk membangunnya kesadaran penuh akan mental masyarakat agar meyakini akan bahayanya rokok.

BAB II 2.1 Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/1008/2/BAB II.pdf · Pendekatan semiotik dalam karya sastra merupakan struktur tanda-tanda yang bermakna. Pengertian semiotik

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Penelitian Terdahulu

    Hasil penelitian terdahulu ini menjadi acuan bagi penulis dalam

    melakukan penelitian sehingga sehingga penulis dapat memperkaya teori yang

    digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian

    terdahulu ini, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama

    seperti judul dalam penelitian penulis. Namun penulis menggunakan penelitian

    terdahulu sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian

    penulis. Ada beberapa penelitian terdahulu berupa skripsi dan jurnal terkait

    dengan penelitian yang dilakukan penulis.

    Tabel 2.1.1

    Penelitian Terdahulu

    No. Nama Judul Teori yang

    digunakan

    Metode

    Penelitian

    Hasil Penelitian

    1. Saputra,

    Alferda

    Jaya

    (2016)

    Analisis

    semiotik

    terhadap iklan

    layanan

    masyarakat

    bahaya rokok

    di Televisi

    Teori

    semiotika

    dari Roland

    Barthes

    Pendekatan

    kualitatif

    dengan metode

    analisis

    semiotika dari

    Roland

    Barthes

    Dari penelitian ini

    ILM yang

    ditayangkan

    tersebut guna

    mempertegas

    bahwa masih

    banyak masyarakat

    yang belum

    memiliki kesadaran

    penuh akan bahaya

    asap rokok dan

    sangat jelas dimana

    ILM tersebut

    memliki tujuan

    untuk

    membangunnya

    kesadaran penuh

    akan mental

    masyarakat agar

    meyakini akan

    bahayanya rokok.

  • 8

    2. Widianto,

    Ricky

    (2015)

    Analisis

    semiotik pada

    Film Senyap

    karya Joshua

    Oppenheimer

    Teori

    makna,

    semiotika

    Peirce

    Menggunakan

    metode

    kualitatif

    dengan

    pendekatan

    semiotika

    Peirce

    Dari analisis

    semiotika tersebut

    bisa disimpulkan

    bahwa tidak

    terdapat keterkaitan

    antara film senyap

    dengan

    komunisme. Film

    ini secara

    keseluruhan

    merupakan

    pengungkapan

    sejarah kekerasan

    yang dialami oleh

    anggota PKI.

    3. Arini,

    Deri

    (2013)

    Pemaknaan

    pesan iklan

    layanan

    masyarakat

    kementrian

    ESDM versi

    “BBM

    NONOSUBSI

    DI” (Analisis

    semiotika

    terhadap iklan

    layanan

    masyarakat

    kementerian

    ESDM versi

    “BBM

    NONSUBSIDI

    ”)

    Semiotika

    oleh

    Roland

    Barthes

    yaitu orders

    of

    significatio

    n

    Pendekatan

    kualitatif

    dengan

    menggunakan

    metode

    analisis

    semiotika oleh

    Roland

    Barthes

    Pesan yang ingin

    disampaikan bahwa

    ILM KESDM versi

    “BBM

    NONSUBSIDI”

    ingin mempersuasif

    masyarakat

    menengah ke atas

    untuk membantu

    masyarakat

    menengah ke

    bawah dengan cara

    tidak menggunakan

    BBM bersubsidi

    seperti premium.

    2.1.2 Critical Review

    Berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu yang terdapat di Tabel

    2.1.1 jika dibandingkan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti,

    terdapat adanya persamaan dan perbedaan yang dapat diuraikan sebagai

    berikut.

    Pada penelitian terdahulu yang pertama diteliti oleh Alferda Jaya

    Saputra yang berjudul “Analisis Semiotik Terhadap Iklan Layanan

  • 9

    Masyarakat Bahaya Rokok Di Televisi”. Yang membedakan penelitian

    terdahulu dengan yang dibuat oleh peneliti adalah teori pada penelitian

    terdahulu menggunakan semiotika Roland Barthes, sedangkan pada penelitian

    yang akan diteliti oleh peneliti menggunakan teori semiotika milik Pierce.

    Mempunyai kesamaan dalam metode penelitian yaitu kualitatif.

    Pada penelitian terdahulu kedua yang diteliti oleh Ricky Widiyanto

    yang berjudul “Analisis Semiotik Pada Film Senyap Karya Joshua

    Oppenheimer”, yang membedakan penelitian ini dengan yang sedang diteliti

    adalah objek penelitian yang digunakan, penelitian sebelumnya menggunakan

    objek penelitian film, sedangkan peneliti menggunakan objek penelitian yaitu

    iklan layanan masyarakat. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama

    menggunakan teori dari Charles Sanders Peirce.

    Penelitian terdahulu yang terakhir berjudul Pemaknaan Pesan Iklan

    Layanan Masyarakat Kementrian ESDM versi “BBM NONSUBSIDI”

    (Analisis Semiotika Terhadap Iklan Layanan Masyarakat Kementerian ESDM

    versi “BBM NONSUBSIDI”) yang diteliti oleh Deri Arini. Persamaan dari

    penelitian yang diteliti dengan penelitian terdahulu adalah menggunakan

    objek yang sama yaitu iklan layanan masyarakat, namun metode yang

    digunakan berbeda yaitu penelitian sebelumnya menggunakan metode

    analisis semiotika oleh Roland Barthes.

    Dari penelitian terdahulu diatas dapat disimpulkan penelitian yang

    akan diteliti adanya persamaan yang hampir mendekati. Namun, dari

    penelitian terdahulu tersebut tidak ada yang membahas mengenai makna

    pesan dalam iklan layanan masyarakat “bijak sosial media”di TRANS TV.

    Meski adanya kemiripan dalam menganalisis atau memaknai objek penelitian

    yang akan diteliti berbeda. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa penelitian

    ini tergolong dalam penelitian yang baru. Dengan adanya penelitian yang

    dilakukan oleh peneliti tentunya akan memberikan suatu wawasan baru

    mengenai pesan moral dalam iklan.

    2.2 Landasan Teori

    2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

    Komunikasi massa adalah proses komunikasi dengan menggunakan

    media massa. Pada saat ini media massa dan advertising (periklanan) dan

    komunikasi marketing menuju arah baru yang jauh berbeda dari sebelumnya.

    komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, yaitu surat kabar,

    radio, televisi, internet, dan sebagainya. Para ahli komunikasi massa mengenal

  • 10

    dua sisi dari kajian mengenai komunikasi massa. Satu sisi menekankan relasi

    antara media masyarakat yang lebih besar dan lembaganya. Sisi yang kedua

    menekankan kepada orang-orang sebagai kelompok atau individu. Sisi ini

    mencerminkan relasi antara media dan khalayak.

    Komunikasi massa menurut para ahli tentu berbeda antara lain :

    1. Menurut Meletzke mendefinisikan, komunikasi massa diartikan sebagai

    setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka

    melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah

    pada publik yang tersebar (Rakhmat seperti yang dikutip dalam Komala,

    dalam Karlinah, 2000).

    2. Definisi komunikasi massa menurut Freidson dibedakan dari jenis

    komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunkasi massa

    dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan

    bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagain khusus populasi

    (Rakhmat seperti yang dikutip dalam Komala, dalam Karlinah, 2000).

    3. Komunikasi masssa menurut Bittner, adalah pesan yang

    dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (massa

    communication is messeges communicated throught a mass medium to a

    large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa

    komunikasi massa itu harus menggunakan media massa.

    2.2.1.1 Ciri Komunikasi Massa

    Ciri komunikasi massa yaitu komunikasi massa yang menggunakan

    media massa, baik menggunakan media audio visual maupun menggunakan

    media cetak. Komunikasi massa selalu melibatkan lembaga, dan

    komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Bila sebuah pesan

    yang disampaikan melalui media pertelevisian maka prosesnya komunikator

    melakukan suatu penyampaian pesan melalui teknologi audio visual secara

    verbal maupun nonverbal dan nyata. Berikut adalah ciri-ciri komunikasi

    massa :

    a. Pesan Bersifat Umum

    Komunikasi massa yang bersifat terbuka, artinya yang disampaikan

    kepada semua orang dan tidak di tunjukkan untuk sekelompok orang

    tertentu. Pesan yang disampaikan biasanya berupa fakta, peristiwa,

    maupun opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa dapat

    disampaikan ke dalam media massa.

  • 11

    b. Komunikannya Anonim dan Heterogen

    Dalam komunikasi antarpersonal, komunikan akan mengenal

    komunikannya dan mengetahui identitasnya.sedangkan dalam

    komunikasi massa, komunikan tidak mengenal komunikan (anonim),

    karena menggunakan media dan tidak tatap muka secara langsung.

    c. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

    Jumlah sasaran khlayak atau komunikan yang dicapainya relatif lebih

    banyak dan tidak terbatas, bahkan lebih dari itu, komunikasi yang banyak

    tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan

    yang sama.

    d. Komunikasi Lebih Mengutamakan Isi dari pada Hubungan

    Salah satu prinsip komunikasi mempunyai dimensi hubungan (Mulyana,

    2000 : 99). Dimendi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi. Yaitu

    apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan, sedangkan dimensi

    hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga

    mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu.

    e. Komunikasi Massa yang Bersifat Satu Arah

    Komunikasi melalui media massa, yang bersifat satu arah, maka

    komunikator dan komunikasinya tidak dapat melakukan kontak secara

    langsung.

    f. Stimulasi Alat Indra yang Terbatas

    Komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media

    massa. Pada surat kabar dan majalah pembaca hanya melihat, pada radio

    siarandan rekaman auditif audience hanya mendengar, sedangkan pada

    media televisi dan film audience menggunakan indra penglihatan dan

    pendengaran.

    g. Umpan Balik Tertunda dan Tidak Langsung.

    Umpan balik sebagai respons mempunyai volume yang tidak terbatas

    artinya, komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera

    mengetahui reaksi khalayak terdapat pesan yang disampaikannya.

    Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan telepon, e-mail,

    facebook, twitter, dsb, menunjukkan bahwa feedback dalam komunikasi

    massa bersifat tertunda.

  • 12

    2.2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa

    Robert K. Merton mengemukakan bahwa fungsi aktifitas memiliki dua

    aspek, yaitu :

    a. Fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan

    b. Fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent function), yaitu fungsi

    yang tidak diinginkan. Karna pada dasarnya setiap fungsi sosial dalam

    masyarakat itu memeliki efek fungsional dan disfungsional.

    Masih banyak pula pendapat yang dikemukakan untuk mengupas fungsi-

    fungsi komunikasi massa. Komunikasi massa berrti komunikasi lewat

    media massa, yang berarti komunikasi lewat media massa. Berikut fungsi

    komunikasi massa :

    a. Informasi

    Fungsi informasi adalah fungsi yang paling penting yang terdapat

    dalam komunikasi massa. Hal yang paling penting untuk

    mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan.

    Iklan pun dalam beberapa hal memiliki fungsi memberikan

    informasi di samping fungsi-fungsi yang lain.

    b. Hiburan

    Komunikasi massa sebagai fungsi hiburan adalah media elektronik

    yang menduduki posisi paling tinggi dibanding fungsi-fungsi yang

    lainnya. Dengan masyarakat menggunakan media televisi sebagai

    media hiburan sehari-hari.

    c. Persuasi

    Tulisan pada Tajuk, Rencana, artikel, dan surat pembaca merupakan

    sebauh fungsi persuasi dalam bentuk contoh tulisan persuasi.

    d. Transmisi Budaya

    Merupakan fungsi komunikasi massa yang paling luas. Meskipun

    sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat dihindari selalu

    hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak

    pada penerimaan individu.

    e. Mendorong Kohesi Sosial

    Mempunyai fungsi yaitu media massa mendorong masyarakat untuk

    bersatu. Media memiliki peluang untuk menciptakan disintegrasi

    sosial. Peluang untuk menciptakan integrasi dan disintegrasi sama

    besarnya.

  • 13

    2.2.2 Teori Semiotika

    2.2.2.1 Pendekatan Semiotika

    Secara terminologis, semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu

    yang mempelajari luasnya objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh

    kebudayaan sebagi tanda. Pada dasarnya, analisis semiotika merupakan

    merupakan sebuah ikhtiar untuk merasakan sesuatu yang aneh. Sesuatu yang

    dipertanyak lebih lanju ketika kita membaca teks atau narasi/wacana

    tertentu. Analisisnya bersifat paradigmatic (Vera, 2014 : 30)

    Berbagai tanda bahasa yang saling berelasi kemudian membentuk

    teks (text). Istilah “teks” dapat diartikan sebagai rajutan dari berbagai tanda

    bahasa yang melahirkan makna-makna. Makna inilah yang melahirkan

    representasi (representation). Menurut Norman Fairclough, representasi

    dapat secara ideologis mereproduksi relasi sosial yang mengandung

    eksploitasi dan dominasi (Muhtadi, 2015 : 300)

    Semiotika dipelopori oleh dua orang ahli, yaitu Ferdiand De Sassure

    (1855-1913), seorang ahli linguistik dan Charles Sanders Peirce (1839-

    1914), adalah seoran ahli filsafat. Sassure menyebut dengan semiologi

    sedangkan Peirce menyebut dengan semiotika. Semiotika maupun

    semiologi, keduanya merupakan ilmu yang memahami tentang tanda-tanda.

    Pendekatan semiotik dalam karya sastra merupakan struktur tanda-tanda

    yang bermakna. Pengertian semiotik dalam ilmu mengenai tanda-tanda

    (Pradopo dalam Jabrohim, 2003 : 67). Ilmu ini menganggap bahwa

    fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-

    tanda.

    Teori Semiotika menurut para Ahli :

    1. Semiotika menurut Charles Sanders Peirce, teori segitiga makna atau

    triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda

    (sign), object, dan Interpretant.

    2. Semiotika menurut Ferdinand De Saussure, teori semiotika yang

    dikemukakan oleh Saussure. Dalam teori inisemiotik dibagi menjadi

    dua bagian (dikotomi) yaitu penanda (signifier) dan pertanda

    (signified).

    3. Seiotika menurut Roland Barthes, dalam teorinya tersebut Barthes

    mengembangkan semiotika menjadi dua tingkatan pertanda, yaitu

    tingkat denotasi dan konotasi.

  • 14

    2.2.2.2 Teori Semiotika Charles Sanders Peirce

    Mempelajari Semiotika tentunya tidak dapat lepas dari peran dua

    orang penting ini, Charles Sanders Peirce dan Ferdiand De Saussure.

    Keduanya memberikan dasar-dasar bagi kajian Semiotika. Peirce dikenal

    sebagai pemikir argumentative dan filsuf Amerika yang paling orisinal dan

    multidimensional.

    Peice lahir dalam keluarga intelektual pada tahun 1839. Ayahnya,

    Benyamin adalah seorang profesor matematika di Universitas Harvard.

    Peirce berkembang pesat dalam pendidikannya di Harvard. Pada tahun 1859

    silam dia menerima gelar BA, kemudian pada tahun 1862 dan 1863 secara

    berturut-turut dia menerima gelar M.A dan B.Sc dari Universitas Harvard.

    Gambar 2.3 Elemen makna Peirce

    Teori dan Peirce seringkali disebut sebagai “grand theory” dalam

    semiotika. Ini lebih disebabkan karena gagasan Peirce bersifat menyeluruh.

    Deskripsi struktual dari semua sistem penandaan. Peirce ingin

    mengindetifikasi partikel dasar dari tanda dan menggabungkan kembali

    semua komponen dalam struktural tunggal.

    Tanda atau representamen menurut Charles Sanders Peirce adalah

    sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal

    atau kapisitas. Sesuatu yang lain itu oleh Peirce disebut interpretant

    dinamakan sebagai interpretant dari anda yang pertama, pada gilirannya

  • 15

    akan mengacu pada objek tertentu. Dengan demikian menurut Peirce,

    sebuah tanda atau representamen memiliki relasi „triadik‟ langsung dengan

    interpretant dan objeknya. Apa yang dimaksud dengan proses „semiosis‟

    merupakan suatu prose yang memandukan entitas lain yang disebut sebagai

    objek. Proses ini oleh Peirce disebut sebagi signifikasi (Vera, 2014 : 49).

    2.2.2.3 Tipologi Tanda versi Charles S Peirce

    Upaya klasifikasi yang dilakukan oleh Peirce terhadap tanda

    memiliki kekhalasan meski tidak bisa dibilang sederhana. Peirce

    membedakan tipe-tipe tanda menjadi : Ikon (icon), Indeks (index) dan

    Simbol (symbol) yang didasarkan atas relasi di antara representament dan

    objeknya.

    1. Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan „rupa‟ sehingga tanda itu

    mudah dikenali oleh para pemakainya. Di dalam ikon hubungan antara

    representament dan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam

    beberapa kualitas. Contohnya sebagian besar rambu lalu lintas

    merupakan tanda yang ikonik karena „menggambarkan‟ bentuk yang

    memiliki kesamaan dengan objek yang sebenarnya.

    2. Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau

    eksistensial di antara representamen dan objeknya. Di dalam indeks

    hubungan antara tanda dengan objeknya bersifat kongkret, aktual dan

    biasanya melalui suatu cara yang sekuensial atau kausal. Contoh jejak

    telapak kaki di atas permukaan tanah, misalnya, merupakan indeks dari

    seseorang atau binatang yang telah lewat di sana, ketukan pintu

    merupakan indeks dari kehadiran seorang „tamu‟ di rumah kita.

    3. Simbol, merupakan jenis tanda yang bersifat arbiter dan konvensional

    sesuai kesepakatan atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat.

    Tanda-tanda keabsahan pada umumnya adalah simbol-simbol. Tak sedikit

    dari rambu lalu lintas yang bersifat simbolik.

    Dari sudut pandang Charles Sanders Peirce ini, proses signifikasi

    bisa saja menghasilkan rangkaian hubungan yang tidak berkesudahan,

    sehingga pada gilirannya sebuah interpretan akan menjadi representament,

    menjadi interpretan lagi, jadi representamen lagi dan seterusnya. Charles

    Sanders Peirce (1893-1914) membagi tanda dan cara kerjanya ke dalam tiga

    kategori sebgaimana tampak dalam table di bawah ini :

    No. Jenis Tanda Ditandai dengan Contoh Proses kerja

  • 16

    1. Ikon - Persamaan

    - kemiripan

    Gambar dan

    foto

    Dilihat

    2. Indeks - hubungan

    sebab akibat

    - keterkaitan

    Asap, apai,

    gejala, dan

    penyakit

    diperkirakan

    3. Simbol - konvensi atau

    kesepakatan

    sosial

    Kata-kata dan

    isyarat

    Dipelajari

    Gambar 2.2 Tabel jenis tanda dan cara kerjanya.

    Peirce juga memilah-milah tipe tanda menjadi kategori lanjutan,

    yakni kategori Firstness, Secondness, dan Thirdness. Tipe-tipe tanda

    tersebut meliputi : qualisign, signsing, dan legisign. Begitu juga dibedakan

    menjadi : rema (rheme), tanda disen (dicent sign), dan argument (argument).

    Dari berbagai kemungkinan persilangan di antara seluruh tipe tanda.

    2.2.3 Teori Tindakan Kumpulan (Action Asembly Theory)

    Teori ini dikembangkan oleh John Greene, theori ini

    mengungkapkan bila setiap apa yang kita lakukan adalah kumpulan berbagai

    macam tindakan prosedural yang telah terekam oleh otak/ingatan kita

    sebelumnya. teori ini membahas cara bagaimana kita mengelola pengetahuan

    di dalam pikiran dan menggunakannya untuk membuat pesan. Contoh pesan :

    “Hai bagaimana keadaanmu?”, Bila seseorang mengucapkan pesan seperti

    itu maka sebagai komunikator atau orang yang berbicara kita akan

    mengungkapkan “Hai bagaimana keadaanmu” dengan bahasa yang sopan,

    suara santun, tersenyum, mengulurkan tangan untuk bersalaman.

    Satu pesan saja kita dapat melakukan berbagai tindakan sekaligus.

    Maka disebutkan sebagai teori kumpulan tindakan. Menurut teori ini manusia

    membentuk pesannya dengan menggunakan pesan „pengetahuan isi‟ (konten

    knowledge), dan „pengetahuan prosedural‟ (prosedural knowledge). Orang

    mengetahui mengetahui sesuatu inilah yang disebut dengan pengetahuan isi.

    Orang mengetahui bagaimana melakukan sesuatu, inilah yang disebut dengan

    pengetahuan prosedural. Pengetahuan prosedural terdiri atas elemen ingatan

    yang berhubungan dengan perilaku, konsekuensi dan situasi. Pengetahuan

    prosedural yang terlembaga membentuk yang namanya catatan prosedural.

  • 17

    2.2.4 Pesan

    Pesan adalah gagasan, perasaan, atau pemikiran yang akan di-

    encode oleh pengirim atau di-decode oleh penerima (Liliwerti, 2011). Pada

    umumnya, pesan berbentuk sinyal, simbol, tanda atau kombinasi dari

    semuanya dan dan berfungsi sebagai stimulus yang akan direspon oleh

    penerima (De Vito, 1986). Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema)

    sebagai pengaruh dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku

    komunikan. Pesan dapat disampaikan secara panjang, tetapi perlu

    diperhatikan dan diarahkan pada tujuan akhir dari komunikasi. (Muhtadi,

    2015 : 175)

    ada dua hal utama yang terkandung dalam “makna” pesan, yaitu

    sebagai berikut :

    1. Content meaning, merupakan makna literal suatu pesan yang sering

    ditampilkan secara verbal. Makna ini mudah dipahami karena pesan

    selalu diucapkan atau ditulis dengan menggunakan bahasa yang sama di

    anatara pengirim dan penerima.

    2. Relation meaning, merupakan makna pesan yang harus dipahami secara

    emosional (konotasi). Pesan yang dikirimkan atau yang diterima hanya

    dipahami para pihak yang sudah mempunyai relasi tertentu (Liliweri,

    2011)

    Memaknai pesan adalah suatu pelajaran moral atau pesan yang di

    dapat dalam suatu kejadian, ataupun pengalaman seseorang. Misalnya dalam

    sebuah film ataupun iklan layanan masyarakat. Peneliti akan menganalisis isi

    pesan moral dalam iklan layanan masyarakat yang berjudul “bijak sosial

    media”, dalam penelitian ini peneliti akan mendeskripsikan mengenai pesan

    moral yang terkandung dalam iklan layanan masyarakat dalam iklan tersebut.

    2.2.5 Iklan

    2.2.5.1 Pengertian Iklan

    Definisi iklan menurut Klepper (2000), iklan berasal dari bahasa

    Latin, ad-vere, yang berari mengalihkan pikiran dan gagasan kepada pihak

    lain. Di bawah ini ada beberapa pengertian periklanan.

    1. Pesan penjualan persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli

    yang paling potensial atas produk/ jasa tertentu dengan biaya semurah-

    murahnya (Frank Jefkins, 1985).

  • 18

    2. Cara menjual melalui penyebaran informasi.

    3. Penyewaan ruang di media.

    4. Setiap pernyataan yang secara sadar ditunjukan kepada publik.

    5. Alat pemasaran yang persuasif (John Wright, 1978)

    6. Bentuk pembayaran suatu prose penyampaian pesan yang sifatnya

    monpersonal atas tanggungan sponsor tertentu (The American

    Marketing Association/AMA)

    Dengan demikian, periklanan adalah komunikasi nonindividual

    dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh

    perusahaan dan lembaga nonlaba serta individu.

    Ikaln adalah bentuk komunikasi untuk pemasaran dan digunakan

    untuk mendorong, membujuk, atau memanipulasi penonton (pemirsa,

    pembaca, atau pendengar, kadang-kadang kelompok tertentu) untuk

    melanjutkan atau mengambil beberapa tindakan baru.

    Iklan yang sangat berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari

    masyarakat, merupakan hal yang penting dalam menyampaikan

    informasi/pesan dalam bentuk iklan layanan masyarakat. Berikut adalah

    pengertian iklan layanan masyarakat menurut para ahli :

    1. Kasali 1992 :121, Public Service Announcement (iklan layanan

    masyarakat) merupakan permintaan penyiaran yang dikeluarkan oleh

    Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pemerintah secara langsung

    sebagai solidaritas terhadap masalah masyarakat. Contohnya yaitu

    program pemerintah, keterlibatan lalu lintas dan informasi penting

    lainnya.

    2. Liliweri 1992 : 32, menurutnya iklan layanan masyarakat merupakan

    iklan yang berifat non-profit, maka iklan seperti ini tidak mencari

    keuntungan setelah pemasangan informasi kepada masyarakat. Hanya

    menyampaiakan pesan kepada masyarakat yang bersangkutan dalam

    kehidupan sehari-hari.

    2.2.5.2 Fungsi Iklan

    Fungsi iklan adalah :

    1. Informing adalah memberikan informasi kepada masyarakat mengenai

    program atau layanan, serta aktivitas pemerintahan yang berkaitan

    dengan sosial.

  • 19

    2. Persuading adalah iklan yang baik bisa menimbulkan persuading atau

    membujuk masyarakat untuk ikut serta dengan program pemerintahan.

    3. Reminding adalah iklan akan terus membuat masyarakat ingat dengan

    program yang dijalankan oleh pemerintahan.

    4. Adding value adalah iklan bisa memberi nilai tambah kepada program

    tertentu melalui persepsi dari masyarakat.

    Fungsi tersebut adalah fungsi iklan dalam iklan layanan masyarakat

    melainkan bukan iklan yang menawarkan produk penjualan. Jika fungsi

    iklan dalam penawaran produk penjualan adalah sebagai berikut:

    1. Sumber informasi, iklan dapat membantu masyrarakat untuk memilih

    alternatif produk yang lebih baik atau lebih sesuai dengan

    kebutuhannya.

    2. Kegiatan ekonomi, iklan membuat para pelaku ekonomi tetap

    memproduksi dan memperdagangkan produk mereka.

    3. Pembagi beban biaya, iklan membantu terciptanya skala ekonomi yang

    besar bagi setiap produk sehingga menurunkan biaya produksi dan

    distribusi per unit atas produk tersebut serta menurunkan harga jualnya

    kepada masyarakat.

    4. Sumber dana media, iklan penunjang harga eceran atau langgnan media

    surat kabar.

    5. Identitas produsen, melalui kegiatan periklanan masyarakat akan

    mengetahui produsen.

    6. Sarana kontrol, dengan kegiatan periklanan masyarakat dapat

    membedakan produk-produk sah dengan tiruan.

    2.2.5.3 Jenis-jenis Iklan

    1. Iklan Televisi

    Komersial televisi biasa dianggap format iklan pasar massal yang

    paling efektif, seperti yang tercermin oleh harga yang tinggi untuk

    komersial airtime selama acara televisi populer (Elliott, Stuart, 2010).

    2. Infomersial

    Merupakan televisi komersial lama-format, biasanya lima menit atau

    lebih. Tujuan dari informesial adalah menciptakan pembeli implus

    sehingga konsumen melihat presentasi dan segera membeli produk

    melalui nomor telepon bebas pulsa atau situs web

    3. Iklan Radio

  • 20

    Iklan radio dengan cara disiarkan sebagai gelombang radio ke udara

    dari pemancar ke antena. Radio adalah media yang berkembang yang

    dapat ditemukan tidak hanya di udara, tetapi juga secara online

    (Howard, Theresa, 2005).

    4. Iklan Online

    Iklan yang di promosikan menggunakan internet dan word wide web

    yang bertujuan mengungkapkan penyampaian pesan pemasaran untuk

    menarik pelanggan.

    5. Iklan Terselubung

    Produk atau merek yang tertanam dalam hiburan dan media. Dalam

    contoh di sebuah film seorang pemeran utama menggunakan properti

    atau kostum dari merek tertentu.

  • 21

    2.3 Kerangka Dasar Pemikiran

    Analisis Semiotika Charles Sanders

    Peirce

    Sign Object Interpretan

    t

    Iklan Layanan Masyarakat “Bijak

    Sosial Media”

    Makna pesan dalam Iklan Layanan

    Masyarakat “Bijak Sosial Media”