Upload
others
View
15
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu ini menjadi acuan bagi penulis dalam
melakukan penelitian sehingga sehingga penulis dapat memperkaya teori yang
digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian
terdahulu ini, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama
seperti judul dalam penelitian penulis. Namun penulis menggunakan penelitian
terdahulu sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian
penulis. Ada beberapa penelitian terdahulu berupa skripsi dan jurnal terkait
dengan penelitian yang dilakukan penulis.
Tabel 2.1.1
Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Teori yang
digunakan
Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
1. Saputra,
Alferda
Jaya
(2016)
Analisis
semiotik
terhadap iklan
layanan
masyarakat
bahaya rokok
di Televisi
Teori
semiotika
dari Roland
Barthes
Pendekatan
kualitatif
dengan metode
analisis
semiotika dari
Roland
Barthes
Dari penelitian ini
ILM yang
ditayangkan
tersebut guna
mempertegas
bahwa masih
banyak masyarakat
yang belum
memiliki kesadaran
penuh akan bahaya
asap rokok dan
sangat jelas dimana
ILM tersebut
memliki tujuan
untuk
membangunnya
kesadaran penuh
akan mental
masyarakat agar
meyakini akan
bahayanya rokok.
8
2. Widianto,
Ricky
(2015)
Analisis
semiotik pada
Film Senyap
karya Joshua
Oppenheimer
Teori
makna,
semiotika
Peirce
Menggunakan
metode
kualitatif
dengan
pendekatan
semiotika
Peirce
Dari analisis
semiotika tersebut
bisa disimpulkan
bahwa tidak
terdapat keterkaitan
antara film senyap
dengan
komunisme. Film
ini secara
keseluruhan
merupakan
pengungkapan
sejarah kekerasan
yang dialami oleh
anggota PKI.
3. Arini,
Deri
(2013)
Pemaknaan
pesan iklan
layanan
masyarakat
kementrian
ESDM versi
“BBM
NONOSUBSI
DI” (Analisis
semiotika
terhadap iklan
layanan
masyarakat
kementerian
ESDM versi
“BBM
NONSUBSIDI
”)
Semiotika
oleh
Roland
Barthes
yaitu orders
of
significatio
n
Pendekatan
kualitatif
dengan
menggunakan
metode
analisis
semiotika oleh
Roland
Barthes
Pesan yang ingin
disampaikan bahwa
ILM KESDM versi
“BBM
NONSUBSIDI”
ingin mempersuasif
masyarakat
menengah ke atas
untuk membantu
masyarakat
menengah ke
bawah dengan cara
tidak menggunakan
BBM bersubsidi
seperti premium.
2.1.2 Critical Review
Berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu yang terdapat di Tabel
2.1.1 jika dibandingkan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti,
terdapat adanya persamaan dan perbedaan yang dapat diuraikan sebagai
berikut.
Pada penelitian terdahulu yang pertama diteliti oleh Alferda Jaya
Saputra yang berjudul “Analisis Semiotik Terhadap Iklan Layanan
9
Masyarakat Bahaya Rokok Di Televisi”. Yang membedakan penelitian
terdahulu dengan yang dibuat oleh peneliti adalah teori pada penelitian
terdahulu menggunakan semiotika Roland Barthes, sedangkan pada penelitian
yang akan diteliti oleh peneliti menggunakan teori semiotika milik Pierce.
Mempunyai kesamaan dalam metode penelitian yaitu kualitatif.
Pada penelitian terdahulu kedua yang diteliti oleh Ricky Widiyanto
yang berjudul “Analisis Semiotik Pada Film Senyap Karya Joshua
Oppenheimer”, yang membedakan penelitian ini dengan yang sedang diteliti
adalah objek penelitian yang digunakan, penelitian sebelumnya menggunakan
objek penelitian film, sedangkan peneliti menggunakan objek penelitian yaitu
iklan layanan masyarakat. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan teori dari Charles Sanders Peirce.
Penelitian terdahulu yang terakhir berjudul Pemaknaan Pesan Iklan
Layanan Masyarakat Kementrian ESDM versi “BBM NONSUBSIDI”
(Analisis Semiotika Terhadap Iklan Layanan Masyarakat Kementerian ESDM
versi “BBM NONSUBSIDI”) yang diteliti oleh Deri Arini. Persamaan dari
penelitian yang diteliti dengan penelitian terdahulu adalah menggunakan
objek yang sama yaitu iklan layanan masyarakat, namun metode yang
digunakan berbeda yaitu penelitian sebelumnya menggunakan metode
analisis semiotika oleh Roland Barthes.
Dari penelitian terdahulu diatas dapat disimpulkan penelitian yang
akan diteliti adanya persamaan yang hampir mendekati. Namun, dari
penelitian terdahulu tersebut tidak ada yang membahas mengenai makna
pesan dalam iklan layanan masyarakat “bijak sosial media”di TRANS TV.
Meski adanya kemiripan dalam menganalisis atau memaknai objek penelitian
yang akan diteliti berbeda. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa penelitian
ini tergolong dalam penelitian yang baru. Dengan adanya penelitian yang
dilakukan oleh peneliti tentunya akan memberikan suatu wawasan baru
mengenai pesan moral dalam iklan.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah proses komunikasi dengan menggunakan
media massa. Pada saat ini media massa dan advertising (periklanan) dan
komunikasi marketing menuju arah baru yang jauh berbeda dari sebelumnya.
komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, yaitu surat kabar,
radio, televisi, internet, dan sebagainya. Para ahli komunikasi massa mengenal
10
dua sisi dari kajian mengenai komunikasi massa. Satu sisi menekankan relasi
antara media masyarakat yang lebih besar dan lembaganya. Sisi yang kedua
menekankan kepada orang-orang sebagai kelompok atau individu. Sisi ini
mencerminkan relasi antara media dan khalayak.
Komunikasi massa menurut para ahli tentu berbeda antara lain :
1. Menurut Meletzke mendefinisikan, komunikasi massa diartikan sebagai
setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka
melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah
pada publik yang tersebar (Rakhmat seperti yang dikutip dalam Komala,
dalam Karlinah, 2000).
2. Definisi komunikasi massa menurut Freidson dibedakan dari jenis
komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunkasi massa
dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan
bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagain khusus populasi
(Rakhmat seperti yang dikutip dalam Komala, dalam Karlinah, 2000).
3. Komunikasi masssa menurut Bittner, adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (massa
communication is messeges communicated throught a mass medium to a
large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa
komunikasi massa itu harus menggunakan media massa.
2.2.1.1 Ciri Komunikasi Massa
Ciri komunikasi massa yaitu komunikasi massa yang menggunakan
media massa, baik menggunakan media audio visual maupun menggunakan
media cetak. Komunikasi massa selalu melibatkan lembaga, dan
komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Bila sebuah pesan
yang disampaikan melalui media pertelevisian maka prosesnya komunikator
melakukan suatu penyampaian pesan melalui teknologi audio visual secara
verbal maupun nonverbal dan nyata. Berikut adalah ciri-ciri komunikasi
massa :
a. Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa yang bersifat terbuka, artinya yang disampaikan
kepada semua orang dan tidak di tunjukkan untuk sekelompok orang
tertentu. Pesan yang disampaikan biasanya berupa fakta, peristiwa,
maupun opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa dapat
disampaikan ke dalam media massa.
11
b. Komunikannya Anonim dan Heterogen
Dalam komunikasi antarpersonal, komunikan akan mengenal
komunikannya dan mengetahui identitasnya.sedangkan dalam
komunikasi massa, komunikan tidak mengenal komunikan (anonim),
karena menggunakan media dan tidak tatap muka secara langsung.
c. Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Jumlah sasaran khlayak atau komunikan yang dicapainya relatif lebih
banyak dan tidak terbatas, bahkan lebih dari itu, komunikasi yang banyak
tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan
yang sama.
d. Komunikasi Lebih Mengutamakan Isi dari pada Hubungan
Salah satu prinsip komunikasi mempunyai dimensi hubungan (Mulyana,
2000 : 99). Dimendi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi. Yaitu
apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan, sedangkan dimensi
hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga
mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu.
e. Komunikasi Massa yang Bersifat Satu Arah
Komunikasi melalui media massa, yang bersifat satu arah, maka
komunikator dan komunikasinya tidak dapat melakukan kontak secara
langsung.
f. Stimulasi Alat Indra yang Terbatas
Komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media
massa. Pada surat kabar dan majalah pembaca hanya melihat, pada radio
siarandan rekaman auditif audience hanya mendengar, sedangkan pada
media televisi dan film audience menggunakan indra penglihatan dan
pendengaran.
g. Umpan Balik Tertunda dan Tidak Langsung.
Umpan balik sebagai respons mempunyai volume yang tidak terbatas
artinya, komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera
mengetahui reaksi khalayak terdapat pesan yang disampaikannya.
Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan telepon, e-mail,
facebook, twitter, dsb, menunjukkan bahwa feedback dalam komunikasi
massa bersifat tertunda.
12
2.2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa
Robert K. Merton mengemukakan bahwa fungsi aktifitas memiliki dua
aspek, yaitu :
a. Fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan
b. Fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent function), yaitu fungsi
yang tidak diinginkan. Karna pada dasarnya setiap fungsi sosial dalam
masyarakat itu memeliki efek fungsional dan disfungsional.
Masih banyak pula pendapat yang dikemukakan untuk mengupas fungsi-
fungsi komunikasi massa. Komunikasi massa berrti komunikasi lewat
media massa, yang berarti komunikasi lewat media massa. Berikut fungsi
komunikasi massa :
a. Informasi
Fungsi informasi adalah fungsi yang paling penting yang terdapat
dalam komunikasi massa. Hal yang paling penting untuk
mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan.
Iklan pun dalam beberapa hal memiliki fungsi memberikan
informasi di samping fungsi-fungsi yang lain.
b. Hiburan
Komunikasi massa sebagai fungsi hiburan adalah media elektronik
yang menduduki posisi paling tinggi dibanding fungsi-fungsi yang
lainnya. Dengan masyarakat menggunakan media televisi sebagai
media hiburan sehari-hari.
c. Persuasi
Tulisan pada Tajuk, Rencana, artikel, dan surat pembaca merupakan
sebauh fungsi persuasi dalam bentuk contoh tulisan persuasi.
d. Transmisi Budaya
Merupakan fungsi komunikasi massa yang paling luas. Meskipun
sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat dihindari selalu
hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak
pada penerimaan individu.
e. Mendorong Kohesi Sosial
Mempunyai fungsi yaitu media massa mendorong masyarakat untuk
bersatu. Media memiliki peluang untuk menciptakan disintegrasi
sosial. Peluang untuk menciptakan integrasi dan disintegrasi sama
besarnya.
13
2.2.2 Teori Semiotika
2.2.2.1 Pendekatan Semiotika
Secara terminologis, semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu
yang mempelajari luasnya objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh
kebudayaan sebagi tanda. Pada dasarnya, analisis semiotika merupakan
merupakan sebuah ikhtiar untuk merasakan sesuatu yang aneh. Sesuatu yang
dipertanyak lebih lanju ketika kita membaca teks atau narasi/wacana
tertentu. Analisisnya bersifat paradigmatic (Vera, 2014 : 30)
Berbagai tanda bahasa yang saling berelasi kemudian membentuk
teks (text). Istilah “teks” dapat diartikan sebagai rajutan dari berbagai tanda
bahasa yang melahirkan makna-makna. Makna inilah yang melahirkan
representasi (representation). Menurut Norman Fairclough, representasi
dapat secara ideologis mereproduksi relasi sosial yang mengandung
eksploitasi dan dominasi (Muhtadi, 2015 : 300)
Semiotika dipelopori oleh dua orang ahli, yaitu Ferdiand De Sassure
(1855-1913), seorang ahli linguistik dan Charles Sanders Peirce (1839-
1914), adalah seoran ahli filsafat. Sassure menyebut dengan semiologi
sedangkan Peirce menyebut dengan semiotika. Semiotika maupun
semiologi, keduanya merupakan ilmu yang memahami tentang tanda-tanda.
Pendekatan semiotik dalam karya sastra merupakan struktur tanda-tanda
yang bermakna. Pengertian semiotik dalam ilmu mengenai tanda-tanda
(Pradopo dalam Jabrohim, 2003 : 67). Ilmu ini menganggap bahwa
fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-
tanda.
Teori Semiotika menurut para Ahli :
1. Semiotika menurut Charles Sanders Peirce, teori segitiga makna atau
triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda
(sign), object, dan Interpretant.
2. Semiotika menurut Ferdinand De Saussure, teori semiotika yang
dikemukakan oleh Saussure. Dalam teori inisemiotik dibagi menjadi
dua bagian (dikotomi) yaitu penanda (signifier) dan pertanda
(signified).
3. Seiotika menurut Roland Barthes, dalam teorinya tersebut Barthes
mengembangkan semiotika menjadi dua tingkatan pertanda, yaitu
tingkat denotasi dan konotasi.
14
2.2.2.2 Teori Semiotika Charles Sanders Peirce
Mempelajari Semiotika tentunya tidak dapat lepas dari peran dua
orang penting ini, Charles Sanders Peirce dan Ferdiand De Saussure.
Keduanya memberikan dasar-dasar bagi kajian Semiotika. Peirce dikenal
sebagai pemikir argumentative dan filsuf Amerika yang paling orisinal dan
multidimensional.
Peice lahir dalam keluarga intelektual pada tahun 1839. Ayahnya,
Benyamin adalah seorang profesor matematika di Universitas Harvard.
Peirce berkembang pesat dalam pendidikannya di Harvard. Pada tahun 1859
silam dia menerima gelar BA, kemudian pada tahun 1862 dan 1863 secara
berturut-turut dia menerima gelar M.A dan B.Sc dari Universitas Harvard.
Gambar 2.3 Elemen makna Peirce
Teori dan Peirce seringkali disebut sebagai “grand theory” dalam
semiotika. Ini lebih disebabkan karena gagasan Peirce bersifat menyeluruh.
Deskripsi struktual dari semua sistem penandaan. Peirce ingin
mengindetifikasi partikel dasar dari tanda dan menggabungkan kembali
semua komponen dalam struktural tunggal.
Tanda atau representamen menurut Charles Sanders Peirce adalah
sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal
atau kapisitas. Sesuatu yang lain itu oleh Peirce disebut interpretant
dinamakan sebagai interpretant dari anda yang pertama, pada gilirannya
15
akan mengacu pada objek tertentu. Dengan demikian menurut Peirce,
sebuah tanda atau representamen memiliki relasi „triadik‟ langsung dengan
interpretant dan objeknya. Apa yang dimaksud dengan proses „semiosis‟
merupakan suatu prose yang memandukan entitas lain yang disebut sebagai
objek. Proses ini oleh Peirce disebut sebagi signifikasi (Vera, 2014 : 49).
2.2.2.3 Tipologi Tanda versi Charles S Peirce
Upaya klasifikasi yang dilakukan oleh Peirce terhadap tanda
memiliki kekhalasan meski tidak bisa dibilang sederhana. Peirce
membedakan tipe-tipe tanda menjadi : Ikon (icon), Indeks (index) dan
Simbol (symbol) yang didasarkan atas relasi di antara representament dan
objeknya.
1. Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan „rupa‟ sehingga tanda itu
mudah dikenali oleh para pemakainya. Di dalam ikon hubungan antara
representament dan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam
beberapa kualitas. Contohnya sebagian besar rambu lalu lintas
merupakan tanda yang ikonik karena „menggambarkan‟ bentuk yang
memiliki kesamaan dengan objek yang sebenarnya.
2. Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau
eksistensial di antara representamen dan objeknya. Di dalam indeks
hubungan antara tanda dengan objeknya bersifat kongkret, aktual dan
biasanya melalui suatu cara yang sekuensial atau kausal. Contoh jejak
telapak kaki di atas permukaan tanah, misalnya, merupakan indeks dari
seseorang atau binatang yang telah lewat di sana, ketukan pintu
merupakan indeks dari kehadiran seorang „tamu‟ di rumah kita.
3. Simbol, merupakan jenis tanda yang bersifat arbiter dan konvensional
sesuai kesepakatan atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat.
Tanda-tanda keabsahan pada umumnya adalah simbol-simbol. Tak sedikit
dari rambu lalu lintas yang bersifat simbolik.
Dari sudut pandang Charles Sanders Peirce ini, proses signifikasi
bisa saja menghasilkan rangkaian hubungan yang tidak berkesudahan,
sehingga pada gilirannya sebuah interpretan akan menjadi representament,
menjadi interpretan lagi, jadi representamen lagi dan seterusnya. Charles
Sanders Peirce (1893-1914) membagi tanda dan cara kerjanya ke dalam tiga
kategori sebgaimana tampak dalam table di bawah ini :
No. Jenis Tanda Ditandai dengan Contoh Proses kerja
16
1. Ikon - Persamaan
- kemiripan
Gambar dan
foto
Dilihat
2. Indeks - hubungan
sebab akibat
- keterkaitan
Asap, apai,
gejala, dan
penyakit
diperkirakan
3. Simbol - konvensi atau
kesepakatan
sosial
Kata-kata dan
isyarat
Dipelajari
Gambar 2.2 Tabel jenis tanda dan cara kerjanya.
Peirce juga memilah-milah tipe tanda menjadi kategori lanjutan,
yakni kategori Firstness, Secondness, dan Thirdness. Tipe-tipe tanda
tersebut meliputi : qualisign, signsing, dan legisign. Begitu juga dibedakan
menjadi : rema (rheme), tanda disen (dicent sign), dan argument (argument).
Dari berbagai kemungkinan persilangan di antara seluruh tipe tanda.
2.2.3 Teori Tindakan Kumpulan (Action Asembly Theory)
Teori ini dikembangkan oleh John Greene, theori ini
mengungkapkan bila setiap apa yang kita lakukan adalah kumpulan berbagai
macam tindakan prosedural yang telah terekam oleh otak/ingatan kita
sebelumnya. teori ini membahas cara bagaimana kita mengelola pengetahuan
di dalam pikiran dan menggunakannya untuk membuat pesan. Contoh pesan :
“Hai bagaimana keadaanmu?”, Bila seseorang mengucapkan pesan seperti
itu maka sebagai komunikator atau orang yang berbicara kita akan
mengungkapkan “Hai bagaimana keadaanmu” dengan bahasa yang sopan,
suara santun, tersenyum, mengulurkan tangan untuk bersalaman.
Satu pesan saja kita dapat melakukan berbagai tindakan sekaligus.
Maka disebutkan sebagai teori kumpulan tindakan. Menurut teori ini manusia
membentuk pesannya dengan menggunakan pesan „pengetahuan isi‟ (konten
knowledge), dan „pengetahuan prosedural‟ (prosedural knowledge). Orang
mengetahui mengetahui sesuatu inilah yang disebut dengan pengetahuan isi.
Orang mengetahui bagaimana melakukan sesuatu, inilah yang disebut dengan
pengetahuan prosedural. Pengetahuan prosedural terdiri atas elemen ingatan
yang berhubungan dengan perilaku, konsekuensi dan situasi. Pengetahuan
prosedural yang terlembaga membentuk yang namanya catatan prosedural.
17
2.2.4 Pesan
Pesan adalah gagasan, perasaan, atau pemikiran yang akan di-
encode oleh pengirim atau di-decode oleh penerima (Liliwerti, 2011). Pada
umumnya, pesan berbentuk sinyal, simbol, tanda atau kombinasi dari
semuanya dan dan berfungsi sebagai stimulus yang akan direspon oleh
penerima (De Vito, 1986). Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema)
sebagai pengaruh dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku
komunikan. Pesan dapat disampaikan secara panjang, tetapi perlu
diperhatikan dan diarahkan pada tujuan akhir dari komunikasi. (Muhtadi,
2015 : 175)
ada dua hal utama yang terkandung dalam “makna” pesan, yaitu
sebagai berikut :
1. Content meaning, merupakan makna literal suatu pesan yang sering
ditampilkan secara verbal. Makna ini mudah dipahami karena pesan
selalu diucapkan atau ditulis dengan menggunakan bahasa yang sama di
anatara pengirim dan penerima.
2. Relation meaning, merupakan makna pesan yang harus dipahami secara
emosional (konotasi). Pesan yang dikirimkan atau yang diterima hanya
dipahami para pihak yang sudah mempunyai relasi tertentu (Liliweri,
2011)
Memaknai pesan adalah suatu pelajaran moral atau pesan yang di
dapat dalam suatu kejadian, ataupun pengalaman seseorang. Misalnya dalam
sebuah film ataupun iklan layanan masyarakat. Peneliti akan menganalisis isi
pesan moral dalam iklan layanan masyarakat yang berjudul “bijak sosial
media”, dalam penelitian ini peneliti akan mendeskripsikan mengenai pesan
moral yang terkandung dalam iklan layanan masyarakat dalam iklan tersebut.
2.2.5 Iklan
2.2.5.1 Pengertian Iklan
Definisi iklan menurut Klepper (2000), iklan berasal dari bahasa
Latin, ad-vere, yang berari mengalihkan pikiran dan gagasan kepada pihak
lain. Di bawah ini ada beberapa pengertian periklanan.
1. Pesan penjualan persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli
yang paling potensial atas produk/ jasa tertentu dengan biaya semurah-
murahnya (Frank Jefkins, 1985).
18
2. Cara menjual melalui penyebaran informasi.
3. Penyewaan ruang di media.
4. Setiap pernyataan yang secara sadar ditunjukan kepada publik.
5. Alat pemasaran yang persuasif (John Wright, 1978)
6. Bentuk pembayaran suatu prose penyampaian pesan yang sifatnya
monpersonal atas tanggungan sponsor tertentu (The American
Marketing Association/AMA)
Dengan demikian, periklanan adalah komunikasi nonindividual
dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh
perusahaan dan lembaga nonlaba serta individu.
Ikaln adalah bentuk komunikasi untuk pemasaran dan digunakan
untuk mendorong, membujuk, atau memanipulasi penonton (pemirsa,
pembaca, atau pendengar, kadang-kadang kelompok tertentu) untuk
melanjutkan atau mengambil beberapa tindakan baru.
Iklan yang sangat berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari
masyarakat, merupakan hal yang penting dalam menyampaikan
informasi/pesan dalam bentuk iklan layanan masyarakat. Berikut adalah
pengertian iklan layanan masyarakat menurut para ahli :
1. Kasali 1992 :121, Public Service Announcement (iklan layanan
masyarakat) merupakan permintaan penyiaran yang dikeluarkan oleh
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pemerintah secara langsung
sebagai solidaritas terhadap masalah masyarakat. Contohnya yaitu
program pemerintah, keterlibatan lalu lintas dan informasi penting
lainnya.
2. Liliweri 1992 : 32, menurutnya iklan layanan masyarakat merupakan
iklan yang berifat non-profit, maka iklan seperti ini tidak mencari
keuntungan setelah pemasangan informasi kepada masyarakat. Hanya
menyampaiakan pesan kepada masyarakat yang bersangkutan dalam
kehidupan sehari-hari.
2.2.5.2 Fungsi Iklan
Fungsi iklan adalah :
1. Informing adalah memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
program atau layanan, serta aktivitas pemerintahan yang berkaitan
dengan sosial.
19
2. Persuading adalah iklan yang baik bisa menimbulkan persuading atau
membujuk masyarakat untuk ikut serta dengan program pemerintahan.
3. Reminding adalah iklan akan terus membuat masyarakat ingat dengan
program yang dijalankan oleh pemerintahan.
4. Adding value adalah iklan bisa memberi nilai tambah kepada program
tertentu melalui persepsi dari masyarakat.
Fungsi tersebut adalah fungsi iklan dalam iklan layanan masyarakat
melainkan bukan iklan yang menawarkan produk penjualan. Jika fungsi
iklan dalam penawaran produk penjualan adalah sebagai berikut:
1. Sumber informasi, iklan dapat membantu masyrarakat untuk memilih
alternatif produk yang lebih baik atau lebih sesuai dengan
kebutuhannya.
2. Kegiatan ekonomi, iklan membuat para pelaku ekonomi tetap
memproduksi dan memperdagangkan produk mereka.
3. Pembagi beban biaya, iklan membantu terciptanya skala ekonomi yang
besar bagi setiap produk sehingga menurunkan biaya produksi dan
distribusi per unit atas produk tersebut serta menurunkan harga jualnya
kepada masyarakat.
4. Sumber dana media, iklan penunjang harga eceran atau langgnan media
surat kabar.
5. Identitas produsen, melalui kegiatan periklanan masyarakat akan
mengetahui produsen.
6. Sarana kontrol, dengan kegiatan periklanan masyarakat dapat
membedakan produk-produk sah dengan tiruan.
2.2.5.3 Jenis-jenis Iklan
1. Iklan Televisi
Komersial televisi biasa dianggap format iklan pasar massal yang
paling efektif, seperti yang tercermin oleh harga yang tinggi untuk
komersial airtime selama acara televisi populer (Elliott, Stuart, 2010).
2. Infomersial
Merupakan televisi komersial lama-format, biasanya lima menit atau
lebih. Tujuan dari informesial adalah menciptakan pembeli implus
sehingga konsumen melihat presentasi dan segera membeli produk
melalui nomor telepon bebas pulsa atau situs web
3. Iklan Radio
20
Iklan radio dengan cara disiarkan sebagai gelombang radio ke udara
dari pemancar ke antena. Radio adalah media yang berkembang yang
dapat ditemukan tidak hanya di udara, tetapi juga secara online
(Howard, Theresa, 2005).
4. Iklan Online
Iklan yang di promosikan menggunakan internet dan word wide web
yang bertujuan mengungkapkan penyampaian pesan pemasaran untuk
menarik pelanggan.
5. Iklan Terselubung
Produk atau merek yang tertanam dalam hiburan dan media. Dalam
contoh di sebuah film seorang pemeran utama menggunakan properti
atau kostum dari merek tertentu.
21
2.3 Kerangka Dasar Pemikiran
Analisis Semiotika Charles Sanders
Peirce
Sign Object Interpretan
t
Iklan Layanan Masyarakat “Bijak
Sosial Media”
Makna pesan dalam Iklan Layanan
Masyarakat “Bijak Sosial Media”