24
14 BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN MUSLIM SERTA BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM 2.1. Iman dan Kesehatan Mental 2.1.1. Pengertian Iman Kata iman (bahasa Arab) adalah bentuk masdar dari kata kerja (fi’il) : أﻣﻦ- ﻳﺆﻣﻦ- إﻳﻤﺎﻧﺎ. Dalam bahasa Indonesia kata iman biasanya diartikan dengan kepercayaan atau keyakinan. Sidi Ghazalba berpendapat bahwa kata iman lebih tepat diartikan ke dalam bahasa Indonesia dengan kayakinan (As. Asmaran, 2002: 41). Secara terminologi iman menurut Ibrahim (1998: 113) ialah membenarkan secara sungguh-sungguh segala sesuatu yang diketahui sebagai berita yang dibawa Nabi Saw. Al-Qardhawi (1993: 3) mengartikan istilah iman sebagai kepercayaan yang meresap syak dan ragu serta memberi keyakinan bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari. Ada yang menyamakan istilah iman dengan akidah, dan ada yang membedakannya. Bagi yang membedakan, akidah hanyalah bagian dalam (aspek hati) dari iman, sebab iman mencakup aspek dalam dan aspek luar. Aspek dalam berupa keyakinan dan aspek luarnya berupa pengakuan lisan dan pembuktian dengan amal. Sumber akidah Islam adalah al-Qur'an dan as-Sunnah. Artinya apa saja yang

BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

  • Upload
    hathuan

  • View
    228

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

14

BAB II

IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN

MUSLIM SERTA BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

2.1. Iman dan Kesehatan Mental

2.1.1. Pengertian Iman

Kata iman (bahasa Arab) adalah bentuk masdar dari kata kerja

(fi’il) : إيمانا - يؤمن -أمن . Dalam bahasa Indonesia kata iman biasanya

diartikan dengan kepercayaan atau keyakinan. Sidi Ghazalba

berpendapat bahwa kata iman lebih tepat diartikan ke dalam bahasa

Indonesia dengan kayakinan (As. Asmaran, 2002: 41).

Secara terminologi iman menurut Ibrahim (1998: 113) ialah

membenarkan secara sungguh-sungguh segala sesuatu yang diketahui

sebagai berita yang dibawa Nabi Saw. Al-Qardhawi (1993: 3)

mengartikan istilah iman sebagai kepercayaan yang meresap syak dan

ragu serta memberi keyakinan bagi pandangan hidup, tingkah laku

dan perbuatan sehari-hari.

Ada yang menyamakan istilah iman dengan akidah, dan ada

yang membedakannya. Bagi yang membedakan, akidah hanyalah

bagian dalam (aspek hati) dari iman, sebab iman mencakup aspek

dalam dan aspek luar. Aspek dalam berupa keyakinan dan aspek

luarnya berupa pengakuan lisan dan pembuktian dengan amal. Sumber

akidah Islam adalah al-Qur'an dan as-Sunnah. Artinya apa saja yang

Page 2: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

15

disampaikan oleh Allah dalam al-Qur'an dan oleh Rasulullah dalam

sunnahnya wajib diimani. (Ilyas, 1993: 4).

Akidah Islam merupakan asas ajaran Islam. Ia menyangkut

pokok-pokok kepercayaan yang harus diimani oleh setiap muslim.

Pokok-pokok iman tersebut tercakup dalam rukun iman, yaitu: (1)

iman kepada Allah; (2) iman kepada Malaikat; (3) iman kepada Kitab-

kitab suci/wahyu; (4) iman kepada para Rasul; (5) iman kepada

akhirat; dan (6) iman kepada takdir (Thayib dan Sugianto, 2002: 42).

Rangkaian butir keimanan inilah baik secara legal formalistik

maupun (idealnya) secara filosofis yang mesti diupayakan dipakukan

kuat-kuat dalam jiwa setiap insan muslim, guna memperoleh rasa

“aman” dalam arti yang sesungguhnya. Dengan kata lain orang yang

telah dirasuki iman yang enam itu, seyogyanya secara optimis bersemi

pula rasa aman tentram dan optimis yang meluap-luap dalam dirinya

(Arsyad, 1992: 9).

Iman berhakikat dinamis, demikian menurut Madjid (1995: 6)

karena dia menyangkut sikap batin atau hati, yang dalam bahasa Arab

disebut qalb (diindonesiakan menjadi kalbu) yang makna harfiahnya

ialah sesuatu yang berganti-ganti. Maka tidak mungkin membuat iman

sedemikian rupa, sehingga sekali jadi untuk selama-lamanya demikian,

melainkan kita harus menumbuhkan iman itu dalam diri kita

sedemikian rupa, mungkin dari tingkat yang sederhana, kemudian

Page 3: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

16

berkembang dan terus berkembang menuju kesempurnaan. Allah

berfirman dalam surat al-An’am 82 :

الذين آمنوا ومل يلبسوا إميام بظلم أولـئك هلم األمن وهم مهتدون

Artinya : “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk (Depag RI, 1989: 200).

2.1.2. Pengertian Kesehatan Mental

Secara etimologi, kesehatan mental yang biasanya disebut

mental hygiene, berasal dari dua kata yaitu mental dan hygiene.

Hygiene adalah nama dewi kesehatan Yunani. Dan Hygiene berarti

ilmu kesehatan. Sedangkan mental (dari kata latin mens, mentis)

artinya : jiwa, nyawa, sukma, roh, semangat. Mental hygiene dalam hal

ini sering disebut pula sebagai psiko hygiene. Psyche (dari kata

Yunani, pscuche) artinya : nafas, asas kehidupan, hidup, jiwa roh,

sukma, semangat (Kartono dan Andari, 1989: 3).

Adapun pengertian kesehatan mental secara terminologi, para

ahli memberikan definisi yang berbeda-beda diantaranya seperti di

bawah ini:

Kartini Kartono:

“Hygiene mental adalah ilmu kesehatan jiwa yang memasalahkan kehidupan kerohanian yang sehat, dengan memandang pribadi manusia sebagai satu totalitas psiko-fisik yang kompleks” (Kartono, 1989: 3-4).

Page 4: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

17

Abdul Aziz El-Quusy :

“Kesehatan mental adalah keseriusan yang sempurna atau integrasi antara fungsi-fungsi jiwa yang memacam-macam, disertai kemampuan untuk menghadapi kegoncangan-kegoncangan jiwa yang ringan, yang biasa terjadi pada orang, di samping secara positif dapat merasakan kebahagiaan dan kemampuan” (el-Quusy, 1974: 38).

Dadang Hawari :

“Kesehatan mental adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain” (Hawari, 1999: 11).

Pengertian-pengertian kesehatan mental di atas menggambarkan

adanya norma-norma sehat atau norma dalam persepktif kesehatan

mental. Menurut Boehar, kesehatan mental adalah keadaan dan poros

dinamisme seseorang dari segi sosial yang membawa kepada

pemuasan-pemuasan kebutuhan (Langgulung, 1992: 229).

Untuk mengetahui ciri-ciri dari orang yang mempunyai mental

yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan yang

baik dalam membebaskan diri dari ketegangan yang menimpanya. Ia

juga mampu dan dapat menerima perubahan dalam hidupnya dan

mempunyai sikap yang membawa kepuasan dalam menyelesaikan dan

menyesuaian diri terhadap segala kekuatan dan rangsangan yang

berubah-ubah dalam lingkungannya (Rahmawati, 2004: 66).

Menurut Bastaman (1997: 134) bahwa ciri-ciri mental yang

sehat adalah: (1) bebas dari gangguan dan penyakit kejiwaan; (2)

mampu secara luwes menyesuaikan diri dan menciptakan

hubungangan antar pribadi yang bermanfaat dan menyenangkan; (3)

Page 5: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

18

mengembangkan potensi-potensi pribadi yang baik dan bermanfaat

bagi diri sendiri dan lingkungan; dan (4) beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan dan berupaya menerapkan tuntunan agama dalam kehidupan

sehari-hari.

Sementara itu Fahmi (1982: 108) berpendapat bahwa ciri-ciri

orang yang sehat mentalnya adalah antara lain; Mempunyai

kemampuan untuk tegap menentang kegoncangan, tekanan dan

berbagai hambatan tanpa terganggu keseimbangannya. Tidak kacau

pikirannya dan juga tidak mencari cara yang menyimpang yang tidak

tepat untuk mengatasi kegoncangan, seperti permusuhan, sering marah,

atau tenggelam dalam khayal. Karenanya tingkat kemauan menahan

tekanan perasaan adalah ciri terpenting yang mewarnai kepribadian

seseorang yang dapat menjadi pembeda dirinya dengan orang lain.

Setelah kita mengetahui ciri-ciri orang yang sehat mentalnya, di

bawah ini penulis kemukakan pendapat Yahya Jaya berkiatan dengan

prinsip-prinsip kesehatan mental. Prinsip-prinsip dalam kesehatan

mental adalah merupakan (pondasi) yang harus ditegakkan oleh

seseorang dalam dirinya, guna mendapatkan kesehatan mental dan

terhindar dari gangguan-gangguan kejiwaan.

Pertama, memiliki gambaran dan sikap yang baik terhadap diri

sendiri (self image), mampu menyesuaikan diri, baik dengan diri

sendiri maupun orang lain, lingkungan serta hubungannya dengan

Tuhan. Self image antara lain dapat diperoleh dengan cara penerimaan

Page 6: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

19

diri, keyakinan dan kepercayaan dengan cara penerimaan diri,

keyakinan diri dan kepercayaan kepada diri sendiri.

Kedua, keterpaduan atau integral diri yang berarti adanya

keseimbangan antar kekuatan-kekuatan jiwa dalam diri, kesatuan

pandangan (falsafah) dalam hidup, dan kesanggupan mengatasi

ketegangan emosi (stress). Orang yang memiliki keseimbangan diri

berarti orang yang seimbang kekuatan id, ego dan super egonya.

Ketiga, perwujudan atau aktualisasi diri sebagai proses

kematangan diri, berarti sebagai kemampuan mempergunakan potensi

jiwa dan memiliki gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri

serta peningkatan motivasi dan semangat hidup.

Keempat, kemampuan menerima orang lain, melakukan aktivitas

sosial dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggalnya.

Kemampuan menerima orang lain berarti kesediaan menerima

kehadiran, mencintai, menghargai, menjalin persahabatan dan

memperlakukan orang lain dengan baik. Melakukan aktivitas sosial

berarti kesediaan bekerjasama dengan masyarakat dalam melakukan

pekerjaan sosial yang menggugah hati dan tidak menyendiri dari

masyarakat. Menyesuaikan diri dengan lingkungan berarti berusaha

untuk dapat merasa aman, damai dan bahagia dalam hidup

bermasyarakat.

Kelima, berminat dalam tugas dan pekerjaan yang tekuninya,

karena dengan demikian bisa ditambah rasa bahagia dan bisa dikurangi

Page 7: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

20

penderitaan. Tanpa adanya minat, orang akan sulit mendapatkan rasa

gembira dan bahagia dalam tugas dan pekerjaannya. Pribadi yang sehat

dan normal adalah pribadi yang aktif dan produktif. Ia dapat

mengembangkan tanggungjawab terhadap tugas dan pekerjaan yang

diberikan.

Keenam, agama, cita-cita dan falsafah hidup untuk pembinaan

dan pengembangan kesehatan mental, orang membutuhkan agama,

seperangkat cita-cita yang konsisten dan pandangan hidup yang kokoh.

Dengan agama orang yang dapat dibantu dalam mengatasi persoalan

hidup yang berada di luar kesanggupan dirinya sebagai manusia yang

lemah. Dengan cita-cita orang dapat bersemangat, bergerak dalam

perjuangan hidupnya, berorientasi ke masa depan, membentuk

kehidupan secara tertib dan mengadakan perwujudan diri dengan baik.

Dengan falsafah hidup, orang dapat menghadapi, tantangan dengan

mudah.

Ketujuh, pengawasan diri sendiri terhadap hawa nafsu atau

dorongan dan keinginan serta kebutuhan dan akal pikiran merupakan

hak pokok dari kehidupan orang dewasa yang bermental sehat dan

berkepribadian normal, karena dengan pengawasan tersebut seseorang

yang bertantangan dengan hukum, baik hukum agama, hukum negara,

adat maupun aturan moral dalam hidupnya.

Kedelapan, rasa benar dan tanggung jawab penting bagi tingkah

laku, karena setiap individu ingin bebas dari rasa dosa, salah satu

Page 8: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

21

kecewa. Rasa benar dan tanggung jawab serta sukses adalah keinginan

setiap orang yang sehat mentalnya. Rasa benar, yang ada dalam diri

selalu mengajak orang kepada kebaikan. Tanggung jawab dan rasa

sukses membebaskan diri dari rasa dosa, salah dan kecewa (Jaya,

1994: 82 –84).

2.1.3. Hubungan Iman dengan Kesehatan Mental

Dewasa ini masalah kesehatan mental cukup mendapat

perhatian, terutama oleh para ahli ilmu pengetahuan, lebih khusus lagi

di kalangan para ahli perawatan jiwa. Tidak jarang kita mendengar

kasus penyakit yang secara teoritis dengan obat tertentu dapat

disembuhkan yang diharapkan itu tak kunjung tiba. Kalaupun ada

kesembuhan, sifatnya hanya sementara. Penyembuhan tuntas baru

berhasil setelah pasien tersebut mendapat perawatan ahli jiwa melalui

konsultasi dan memenuhi petunjuknya (Asmuni, 1993: 46).

Dari pelbagai penelitian yang telah dilakukan oleh para pakar

dapat disimpulkan bahwa; (1) komitmen agama dapat mencegah dan

melindungi seseorang dari penyakit dan mempercepat penyembuhan

(dengan catatan terapi medis diberikan sebagaimana mestinya); (2)

agama lebih bersifat protektif dan pencegahan dan; (3) komitmen

agama mempunyai hubungan yang signifikan dan positif dengan

keuntungan klinis (Hawari, 1996: 430). Firman Allah dalam surat al-

Fath ayat 4 :

Page 9: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

22

هو الذي أنزل السكينة يف قلوب املؤمنني ليزدادوا إميانا مع إميام

Artinya : “Allah-lah yang telah menurunkan ketenangan jiwa ke dalam hati orang-orang mukmin, supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka yang sudah ada” (Depag RI, 1989: 837).

Pada ayat di atas Allah mensifati diri-Nya bahwa Dialah Tuhan

yang Maha Mengetahui dan Bijaksana yang dapat beriman. Barang

kali (Jalaluddin, 2001: 156) hubungan antara kejiwaan dan agama

sebagaimana kayakinan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap

penyerahan diri seorang terhadap suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi.

Sikap pasrah yang serupa itu diduga muncul dengan perasaan positif

seperti rasa bahagia, rasa senang, merasa dicintai atau rasa aman.

Dengan iman, seseorang memiliki tempat bergantung, tempat

mengadu dan tempat memohon apabila ia ditimpa problema atau

kesusahan hidup, baik yang berkaitan dengan perilaku fisik maupun

psikis. Ketika seseorang telah mengerahkan daya upayanya secara

maksimal untuk mencapai satu tujuan, namun tetap mengalami

kegagalan, tidak berarti kemudian ia putus asa atau bunuh diri.

Keimanan akan mengarahkan seseorang untuk mengoreksi diri, apakah

prosedur yang dilakukan untuk mencapai tujuan sudah sesuai atau

belum dengan hukum-hukum Tuhan yang pasti, jika sesuai dengan

hukum-hukum-Nya tetapi masih mengalami kegagalan, maka yang

perlu diperhatikan adalah hikmah dibalik kegagalan itu (Mujib dan

Yusuf Mudzakir, 2001: 151).

Page 10: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

23

2.2. Kepribadian Muslim

2.2.1. Pengertian Kepribadian Muslim

Sebelum mendefinisikan secara etimologi dan terminologi apa

itu kepribadian muslim, di bawah ini penulis kemukakan terlebih

dahulu definisi kepribadian secara umum.

Secara etimologi menurut tinjauan buku-buku psikologi

kepribadian berasal dari kata personare (Yunani), yang berarti

menyuarakan melalui alat. Di zaman Yunani kuno para pemain

sandiwara bercakap-cakap atau berdialog menggunakan semacam

penutup muka (topeng) yang dinamakan persona. Dari kata ini

kemudian dipindahkan ke bahasa Inggris menjadi personality

(kepribadian) (Jalaluddin, 2001: 171).

Kepribadian adalah kata yang dibentuk dari pokok kata pribadi

dengan awalan ke dan akhiran an. Pribadi berarti manusia perorangan,

diri manusia atau orang sendiri. Secara populer, kepribadian diartikan

dengan kesan-kesan yang ditimbulkan oleh sifat lahiriah seseorang

(Asmuni, 1993: 46).

Secara terminologi definisi kepribadian banyak dikemukakan

oleh para ahli diantaranya:

M. A. W. Brouwer :

“Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial. Corak ketakutan, dorongan dan keinginan. Corak gerak-gerik, corak opnin dan sikap. Tingkah laku itu kadang-kadang kelihatan (overt) kadang-kadang tidak (covert)” (Brouwer, 1989: 3).

Page 11: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

24

William Stern:

“Kepribadin adalah suatu kesatuan banyak (unita multi complex) yang diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu dan mengandung sifat-sifat khusus seseorang yang bebas menentukan dirinya sendiri. Menurutnya ada tiga hal yang menjadi ciri khas kepribadian itu, yakni: (1) kesatuan banyak, terdiri atas unsur-unsur yang banyak dan tersusun secara berjenjang dari unsur yang berfungsi tinggi keunsur yang terendah; (2) bertujuan untuk mempertahankan diri dan mengembangkan diri, dan; (3) individualitas merdeka untuk menentukan diri sendiri secara luar sadar” (Jalaluddin, 2001: 172). Gordon Allport:

Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu yang khas (Koeswara, 1991: 11).

Tentunya masih banyak pendapat yang memuat definisi tentang

kepribadian. Walaupun setiap pendapat berbeda-beda dari yang lain,

namun pada prinsipnya pendapat itu masing-masing memuat ciri-ciri

yang mendasari definisi itu masing-masing karena itu tampaknya

cukup beralasan jika pengertian kepribadian didefinisikan dari

berbagai aspek dan sudut pandang. Jalaludin (2001: 173) kepribadian

dapat didefinisikan sebagai individuality kalau dikaitkan dengan ciri

khas yang ditampilkan seseorang, hingga secara individu seseorang

dapat dibedakan dari orang lain. Sebaliknya disebut personality jika

dihubungkan dengan tingkah laku seseorang secara lahiriyah maupun

batiniyah. Kepribadian disebut mentality bila dikaitkan dengan sikap

dan tingkah laku seseorang yang berhubungan dengan kemampuan

intelektual. Selanjutnya kepribadian disebut identity kalau

dihubungkan dengan sifat kehadiran seseorang sebagai suatu kesatuan

Page 12: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

25

dari ciri khas yang dimiliki serta usaha untuk memperhatikan jati diri

tersebut, dari unsur pengaruh luar.

Definisi di atas merupakan definisi secara umum, berikut ini

dijelaskan bagaimana definisi dari kepribadian muslim itu sendiri.

Khalil al-Musawi:

“Kepribadian muslim yakni segala tindak tanduk dan perilaku yang menjadikan agama, akal dan nilai-nilai akhlak sebagai ukuran. Agama, akal dan akhlak di sini dijadikan dasar tetinggi untuk mengatur segala tindak tanduk” (al-Musawi, 1992: 211).

Jalaluddin:

“Kepribadian muslim adalah identitas yang dimiliki seseorang sebagai diri khas dari keseluruhan tingkah laku secara lahiriyah maupun batinnya” (Jalaluddin, 2001: 174)

Ahmad D. Marimba:

“Kepribadian muslim ialah kepribadian yang seluruh aspeknya yakni baik tingkah laku luarnya, kegiatan-kegiatan jiwanya, maupun filsafat hidup dan kepercayaan menunjukkan pengabdian kepada Tuhan penyerahan diri kepadanya (Marimba, 1989: 68).

Kepribadian muslim dapat dilihat dari kepribadian orang

perorangan (individu) dan kepribadian dalam kelompok masyarakat

(umrah). Kepribadian individu meliputi ciri khas seseorang dalam

sikap dan tingkah laku serta kemampuan intelektual yang dimilikinya,

maka seorang muslim akan menampilkan ciri khasnya masing-masing.

Dengan demikian akan ada perbedaan kepribadian antara seorang

muslim dengan muslim lainnya. Allah berfirman dalam surat al-Ra’d

11 :

Page 13: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

26

إن اهللا ال يغري ما بقوم حىت يغريوا ما بأنفسهم

Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah apa yang terdapat dalam diri mereka” (Depag RI, 1989: 370)

Secara fitrah perbedaan ini memang diakui adanya, Islam

memandang setiap manusia memiliki potensi yang berbeda, hingga

kepada setiap orang dituntut untuk menunaikan perintah agamanya

sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing.

Kepribadian muslim merupakan kepribadian yang dikehendaki

oleh Islam. Islam diturunkan ke muka bumi ini senantiasa untuk

membimbing umatnya ke jalan yang benar, sebagaimana

diturunkannya al-Qur'an untuk menegakkan sebuah tatanan masyarakat

yang adil berdasarkan etika yang dapat dipertahankan di muka bumi

(Fazlurrahman, 1983: 54).

2.2.2. Struktur Kepribadian dalam Perspektif Islam

Struktur kepribadian manusia menurut Islam dibangun atas

sistem dan daya nafsani yang terdiri dari roh, akal, nafsu dan kalbu.

Kalbu memiliki daya struktur supra kesadaran, akal memiliki daya

struktur kesadaran, nafsu memiliki daya bawah sadar dan roh memiliki

daya terobosan terhadap lapisan-lapisan cahaya Allah (Hasar, 2004:

93).

Secara rinci, berikut ini adalah penjelasan mengenai roh, nafsu,

akal dan kalbu menurut Mujib dan Yusuf Mudzakir sebagaimana

dikutip Hasar Mugeni dalam jurnal al-Hadharah.

Page 14: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

27

Pertama, roh atau nyawa terdapat dua pengertian yaitu roh

merupakan tubuh yang halus dan yang halus dari manusia

sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah Swt yang sesuai dengan

firman-Nya dalam surat al-Isra ayat 85:

ا نك عن الروح قل الروح من أمر ريب وما أوتيتم من العلم إال قليل ويسألو

Artinya : “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh, katakan “Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan, melainkan sedikit” (Depag RI, 1989: 437).

Menurut para mufasir, ungkapan roh pada ayat di atas memiliki

sejumlah pemahaman tentang hakikat ruh itu. Roh merupakan

substansi psikis manusia yang menjadi esensi kehidupannya. Sebagian

ahli menyebut roh sebagai substansi halus (jism lathif) ada pula roh

yang menyebutnya dengan substansi sederhana (jauhar basith). Roh

inilah yang menjadi pembela antara esensi manusia dengan esensi

makhluk lain.

Kedua, nafsu dapat diartikan menghimpun kekuatan, marah dan

syahwat pada manusia. Pengertian ini menurut para ahli tasawuf

karena sesungguhnya mareka maksud dari nafsu itu adalah pokok yang

menghimpun sifat-sifat yang tercela dari manusia. Nafsu juga bisa

berarti dari manusia dan zatnya. Tetapi nafsu itu disifati dengan

bermacam-macam menurut keadaannya. Firman Allah dalam surat al-

Fajr ayat 27 – 28 :

ارجعي إىل ربك راضية مرضية .يا أيتها النفس املطمئنة

Page 15: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

28

Artinya : “Hai Jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha lagi diridha-Nya” (Depag RI, 1989: 1059)

Setiap manusia diwajibkan Tuhan untuk melawan atau

menyiasati hawa nafsunya, karena hawa nafsu sangat berbahaya bagi

dirinya. Ia selalu hendak membelokkan jalan agar orang tersesat.

Agama mewajibkan bagi setiap pribadi muslim untuk berjihad

menaklukkan hawa nafsunya agar martabat kemanusiaannya tetap

terjaga dengan baik. Kalau nafsu diperturutkan, hilanglah harga diri,

jatuhlah kewibawaan di tengah-tengah masyarakat.

Ketiga, akal memiliki arti al-Imsa (menahan), al-Ribath (ikatan).

Akal merupakan organ tubuh yang lazim disebut dengan otak yang

memiliki cahaya nurani dan dipersiapkan mampu memperoleh

pengetahauan. Akal juga diartikan sebagai energi yang mampu

memperoleh, menyimpan dan mengeluarkan pengetahuan. Akal

mampu mengantarkan manusia pada substansi humanistik (Zat

insaniyah) atau potensi fitrah yang memiliki daya-daya pembeda

antara hal-hal yang baik dan yang buruk yang berguna dan yang

membahayakan.

Keempat, yaitu hati atau kalbu yang merupakan salah satu daya

fitrah nafsani. Kalbu dalam Islam sering disebut kabidun, karena

dinisbatkan kepada zatnya (tempat hati yang sebenarnya), damirun,

karena hati yang sebenarnya tersembunyi di dalam jantung, sirrun,

karena hati itu mampu menyimpan rahasia, baik rahasia dirinya

maupun rahasia bagi orang lain, luthfun karena hati itu sebagai sumber

Page 16: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

29

dari sifat-sifat yang khas, dan fuadun karena hati dapat dipergunakan

untuk mengendalikan perbuatan manusia

2.2.3. Proses Pembentukan Kepribadian Muslim

Pembentukan kepribadian bukan suatu proses yang berlangsung

cepat, melainkan memakan waktu yang cukup lama. Ia berproses

dalam diri manusia sejak manusia itu masih berada dalam kandungan

dan berkembang terus setelah ia dilahirkan (Asmuni, 1993: 46).

Pembentukan kepribadian muslim pada dasarnya merupakan

upaya untuk mengubah sikap ke arah kecenderungan kepada nilai-nilai

keislaman. Perubahan sikap, tentunya tidak terjadi secara spontan.

Semuanya berjalan dalam suatu proses yang panjang dan

berkeseimbangan (Jalaluddin, 2001: 180).

Pembentukan kepribadian muslim secara menyeluruh adalah

pembentukan yang meliputi berbagai aspek yaitu: (1) aspek idiil

(dasar) dari landasarn pemikiran yang bersumber dari ajaran wahyu;

(2) aspek materiil (bahan), berupa pedoman dan materi ajaran yang

terangkum dalam materi bagi pembentukan akhlak al-Karimah; (3)

aspek sosial, menitikberatkan pada hubungan yang baik antara sesama

makhluk, khususnya sesama manusia; (4) apsek teologi, pembentukan

kepribadian muslim yang ditunjukkan pada pembentukan nilai-nilai

tauhid sebagai upaya menjadikan kemampuan diri sebagai

pengabadian Allah yang setia; (5) aspek teleogis (tujuan) pembentukan

kepribadian muslim mempunyai tujuan yang jelas; (6)aspek duratif

Page 17: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

30

(waktu) pembentukan kepribadian muslim dilakukan sejak lahir hingga

meninggal dunia; (7) aspek dimensional, pembentukan kepribadian

muslim didasarkan atas penghargaan terhadap faktor-faktor

pembawaan yang berbeda dan; (8) aspek fitrah manusia, yaitu

pembentukan kepribadian muslim bimbingan terhadap peningkatan

dan pengembangan kemampuan jasmani dan rohani. (Jalaluddin, 2001:

183).

Kita menghandaki bagi setiap individu muslim dapat

menyempurnakan kepribadian Islamnya. Pribadi yang bermujahadah

dengan dirinya dan mengendalikan bahwa nafsunya dan berguna bagi

orang lain. Firman Allah dalam surat Ali Imron ayat 110:

كنتم خري أمة أخرجت للناس تأمرون باملعروف وتنهون عن املنكر

وتؤمنون باللّه

Artinya : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah” (Depag RI, 1989: 94)

Seorang muslim yang benar adalah mereka yang menjadi

muslim yang selamat akidahnya, benar ibadahnya, teguh akhlak dan

sanggup menerangi hawa nafsunya serta mampu berbuat kebajikan

dan mencegah kemunkaran.

Page 18: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

31

2.3. Bimbingan dan Konseling Islam

Sebelum mendefiniskan bimbingan dan konseling Islam alangkah

baiknya terlebih dahulu memaparkan bagaimana bimbingan konseling Islam

dan dakwah. Dalam pembahasan ini semata-mata penulis ingin menegaskan

bahwa bimbingan konseling Islam merupakan bagian dari bentuk dakwah

karena memuat unsur da’i/konselor dan mad’unya/klien.

Dalam menjalankan dakwahnya seorang da’i dibekali oleh Allah

dengan dua hal, yaitu akal pikiran dan sumber ajaran Islam (al-Qur'an dan al-

Hadits). Selain itu seorang da’i dapat menggunakan berbagai metode

dakwahnya, sepanjang metode tersebut tidak bertentangan dengan al-Qur'an

dan al-Hadits.

Pemahaman terhadap dakwah yang disampaikan di hadapan manusia

adalah bahwa sesungguhnya Islam mengatur seluruh kehidupan ini dan Islam

memberi jawaban terhadap semua persoalan, bukanlah terbatas pada bentuk-

bentuk peribadatan saja, tetapi secara rinci dan tegas telah memberi segenap

petunjuk dan aturan kepada manusia agar selamat dunia dan akhirat (Abdul

Aziz, 2000: 4).

Perjalanan dakwah pada era sekarang ini adalah tantangan yang tidak

ringan karena kehidupan oleh berbagai persoalan yang komplek, kebutuhan

umat tidak saja hanya pemahaman agama, tetapi masalah ekonomi, sosial

budaya dan kesehatan mental juga merupakan kebutuhan prioritas yang

sangat mempengaruhi kualitas keimanannya. Maka Ma’arif (1995: 106)

menegaskan bahwasannya dakwah yang efektif adalah dakwah terpadu,

Page 19: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

32

dengan demikian hasil dakwah yang dicapai lebih optimimal dan

berdayaguna.

Realisasi ajaran Islam dalam kehidupan sangat membutuhkan usaha

dakwah secara integral (Muhtarom, 1996: 20). Da’i/konselor Islam sebagai

komunikator berperan menyampaikan ide-ide tertentu untuk menuju kepada

sasaran pokok yaitu diterimanya ide-ide tersebut sehingga ada perubahan

sikap atau adanya pengukuhan terhadap sikap tertentu (reinforcment).

Dengan demikian komunikator merupakan seorang pelaku utama untuk

mempengaruhi perubahan sikap dari komunikasi sesuai dengan kemampuan

dan kebutuhannya menuju masyarakat yang bermental sehat.

2.3.1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam

Bimbingan dan Konseling merupakan alih bahasa dari istilah

Inggris guidance dan counseling. Dalam kamus bahasa Inggris kata

guidance berarti : pimpinan, bimbingan, pedoman, petunjuk. Kata

counseling berarti : nasehat, perembukan, penyuluhan (Shadily, 1992:

150 dan 283). Dahulu istilah counseling diindonesiakan menjadi

penyuluhan. Akan tetapi karena istilah penyuluhan banyak digunakan

di bidang lain, semisal dalam penyuluhan pertanian dan penyuluhan

keluarga berencana yang sama sekali berbeda isinya dengan yang

dimaksud counseling, maka agar tidak menimbulkan salah paham,

istilah counseling tersebut langsung diserap menjadi konseling

(Musnamar, 1992: 3).

Page 20: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

33

Secara umum bimbingan dan konseling didefinisikan sebagai

berikut :

Prayitno dan Erman Amti:

“Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepara seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku”. Sedangkan konseling adalah proses pemberian bantaun yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien” (Prayitno dan Amti, 1999: 99).

Dewa Ketut Sukardi:

“Bimbingan adalah pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan masalah. Sedangkan konseling adalah suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka antara konselor dan konseli yang berisi usaha yang laras, unik, human (manusia) yang dilakukan dalam suasana keahlian dan didasarkan atas norma-norma yang berlaku agar memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan mungkin pada masa yang akan datang” (Sukardi, 2000: 22).

Dari sudut pandang Islam bimbingan dan konseling

Didefinisikan sebagai berikut :

Ainur Rahim Faqih dan Hamdani Bakran Adz-Dzaky :

“Bimbingan Islam adalah proses pemberian bantuan individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunai dan di akhirat” (Faqih, 2004: 4). Sedangkan konseling Islam adalah suatu aktifitas memberikan bimbingan, pelajaran dan pedoman kepada individu yang meminta bimbingan dalam hal bagaimana seorang klien dapat mengembangkan potensi dan akal pikirannya, kejiwaan, keimanan dan keyakinan serta dapat menaggulangi problematika hidup dan kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri yang berparadigma kepada al-Qur'an dan as-Sunnah” (Adz-Dzaky, 2001: 180).

Page 21: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

34

Dari rumusan-rumusan di atas, maka dapat disimpukan bahwa

bimbingan adalah merupakan pemberian bantuan yang diberikan

kepada individu guna mengatasi berbagai kesukaran di dalam

kehidupannya, agar individu itu dapat mencapai kesejehateraan

hidupnya.

Adapun konseling diartikan sebagai proses pemberian bantuan

yang dilakukan dengan mempertemukan konselor dan klien yang

didasarkan atas norma-norma yang berlaku yang endingnya pada

teratasinya masalah yang dihadapi klien.

2.3.2. Landasan Bimbingan dan Konseling Islam

Landasan (fondasi atau dasar pijak) utama Konseling Islam

adalah al-Qur'an dan al-Hadits, sebab keduanya merupakan sumber

pedoman kehidupan umat Islam. Al-Qur'an dan al-Hadits dapatlah

diistilahkan sebagai landasan ideal dan konseptual Konseling Islam.

Dari al-Qur'an dan al-Hadits itulah gagasan tujuan dan konsep-konsep

Islam bersumber (Musnamar, 1992: 5-6).

Dalam Islam, aktivitas konseling sangat lengkap, karena ajaran

Islam turun ke permukaan bumi ini memiliki tujuan yang sangat

prinsip atau mendasar yaitu bimbingan, mengarahkan kepada manusia

menuju manusia kepada jalan yang benar, jalan yang diridhoi Allah

agar mendapat hidup selamat dunia dan akhirat. Firman Allah dalam

Surat al-Maidah ayat 3:

وم أكملت لكم دينكم وأمتمت عليكم نعميت ورضيت لكم اإلسالم دينا الي

Page 22: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

35

Artinya : “Hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan nikmat-Ku kepadamu dan telah Kuridhoi Islam sebagai agamamu” (Depag RI, 1989: 157).

Jika al-Qur'an dan hadits merupakan landasan utama yang dilihat

dari asl-usulnya yang merupakan landasarn naqliyah, maka landasan

lain yang dipergunakan oleh bimbingan dan Konseling Islam yang

sifatnya aqliyah adalah filasafat dan ilmu. Filsafat Islam dan ilmu atau

landasan ilmiah yang sejalan dengan ajaran Islam.

2.3.3. Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam

2.3.3.1. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam

Fungsi bimbingan dan konsling Islam ditinjau dari

kegunaan atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa

yang diperoleh melalui pelayanan sebagaimana dikutip dari

pendapatnya Musnamar (1992: 34) dikelompokan sebagai

berikut: (1) fungsi preventif yakni membantu individu

menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya; (2)

fungsi kuratif atau korektif yakni membantu individu

memecahkan masalah yang dihadapi atau dialaminya; (3)

fungsi preservatif yakni membantu individu menjaga agar

situasi dan kondisi yang semula tidak baik (mengandung

masalah) itu kembali menjadi tidak baik (menimbulkan

masalah kembali) dan; (4) fungsi developmental atau

pengembangan yakni membantu individu memelihara dan

mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik atau

Page 23: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

36

menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinnya menjadi

sebab munculnya masalah baginya.

2.3.3.2. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam

Tujuan umum dari konseling Islam secara implisit

sudah ada dalam batasan atau definisi bimbingan dan

konseling Islam, yakni yang ingin dicapai dengan Bimbingan

dan Konseling yaitu mewujudkan individu menjadi manusia

seutuhnya agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Berikut ini adalah tujuan Bimbingan dan Konseling

Islam seperti yang dikemukakan oleh Adz-Dzaky (2001: 167-

168).

Pertama, untuk menghasilkan suatu perubahan,

perbaikan, kesehatan dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa

menjadi tenang, jinak dan damai (mutmainnah), bersikap

lapang dada (radhiyah) dan untuk mendapatkan pencerahan

taufik hidayah Tuhannya (mardhiyah).

Kedua, untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan

dan kesopnan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat

baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja,

maupun lingkungan sosial dan alam sekitarnya.

Ketiga, untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi)

pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa

Page 24: BAB II IMAN DAN KESEHATAN MENTAL, KEPRIBADIAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · yang sehat adalah orang tersebut mempunyai pola-pola kebiasaan

37

toleransi, kesetiakawanan tolong-menolong dan rasa kasih

sayang.

Keempat, untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada

diri individu sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan

untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi

segala perintah-Nya, serta ketabahan menerima ujian-Nya.

Sedangkan tujuan bimbingan konseling Islam secara

khusus merupakan penjabaran dari tujuan umum tersebut yang

dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dihadapi

oleh individu yang bersangkutan sesuai dengan kompleksitas

permasalahan itu.