32
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang Menurut Haller (1982:8) renang merupakan olahraga yang dapat dinikmati ketika waktu senggang serta menyehatkan tubuh karena hampir semua otot tubuh bergerak sehingga seluruh otot berkembang dengan pesat dan kekuatan perenang bertambah meningkat. Selanjutnya Kurniawan (2019:6) renang merupakan suatu kegiatan olah raga air yang dilakukan dengan cara menggerakkan dan mengapungkan badan kepermukaan air dengan menggunakan gerakan kaki dan tangan. Menurut Subagyo (2017: 53) berenang adalah aktivitas menggunakan badan mengapung melintas di air dengan menggunakan kaki dan tangan. Berenang adalah aktivitas fisik yang dilakukan di air dengan menggunakan anggota tubuh atau sebagian anggota tubuh, dengan gerakan tubuh di air seseorang dapat berpindah tempat. Olahraga renang adalah gerak tubuh manusia di air, perlu diutarakan yang lebih rinci apa itu gerak tubuh dan bagaimana air apabila dipakai untuk bergerak. Menurut Abdoelah (1981: 270) mengemukakan bahwa renang adalah suatu jenis olahraga yang dilakukan di air, baik di air tawar maupuan di air asin atau laut. Kemudian mengenai pengertian renang yang tampaknya masih berhubungan, yang dituangkan dalam Modul Teori Renang I, Badruzaman (2007: 13) mengemukakan bahwa: “Pengertian renang secara umum adalah the floatation of an object in a liquid due to its buoyancy or

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Definisi Renang

Menurut Haller (1982:8) renang merupakan olahraga yang dapat

dinikmati ketika waktu senggang serta menyehatkan tubuh karena hampir

semua otot tubuh bergerak sehingga seluruh otot berkembang dengan pesat

dan kekuatan perenang bertambah meningkat. Selanjutnya Kurniawan

(2019:6) renang merupakan suatu kegiatan olah raga air yang dilakukan

dengan cara menggerakkan dan mengapungkan badan kepermukaan air

dengan menggunakan gerakan kaki dan tangan.

Menurut Subagyo (2017: 53) berenang adalah aktivitas menggunakan

badan mengapung melintas di air dengan menggunakan kaki dan tangan.

Berenang adalah aktivitas fisik yang dilakukan di air dengan menggunakan

anggota tubuh atau sebagian anggota tubuh, dengan gerakan tubuh di air

seseorang dapat berpindah tempat. Olahraga renang adalah gerak tubuh

manusia di air, perlu diutarakan yang lebih rinci apa itu gerak tubuh dan

bagaimana air apabila dipakai untuk bergerak.

Menurut Abdoelah (1981: 270) mengemukakan bahwa renang adalah

suatu jenis olahraga yang dilakukan di air, baik di air tawar maupuan di air

asin atau laut. Kemudian mengenai pengertian renang yang tampaknya

masih berhubungan, yang dituangkan dalam Modul Teori Renang I,

Badruzaman (2007: 13) mengemukakan bahwa: “Pengertian renang secara

umum adalah the floatation of an object in a liquid due to its buoyancy or

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

8

lift.” yang artinya renang secara umum adalah upaya mengapungkan atau

mengangkat tubuh ke atas permukaan air.

Selanjutnya Dwijowinoto (1979: 1) olahraga renang merupakan

olahraga yang sangat menyenangkan dan cocok untuk siapa saja tanpa

memandang semua umur. Renang adalah salah satu jenis olahraga yang

populer di masyarakat. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang

dapat diajarkan pada anak- anak dan dewasa, bahkan bayi umur beberapa

bulan sudah dapat mulai diajarkan renang. Renang adalah gerakan sewaktu

bergerak di air, dan biasanya tanpa perlengkapan buatan. Kegiatan ini dapat

dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga.

Menurut Budiningsih (2010) manfaat dari kegiatan renang ada lima,

yaitu:

a. Sebagai sarana bermain/rekreasi

Kolam renang dapat dijadikan sebagai sarana bermain dan rekreasi.

Anak- anak dan balita akan menyukai permainan air. Bermain air sangat

menyenangkan apabila ditambah mainan seperti bola. Berenang

merupakan hiburan bagi semua kalangan masyarakat.

b. Menyehatkan badan dan dapat merangsang gerakan motorik

Berolahraga renang dapat menyehatkan badan. Bagi balita dan anak-

anak, otot-ototnya akan berkembang, persendian dapat tumbuh optimal,

tubuh menjadi lentur, dan pertumbuhan badan meningkat. Sehingga,

anak-anak dan remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan akan

memiliki badan yang sehat, kuat dan kekar

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

9

c. Dapat menghilangkan rasa takut pada air

Dengan berolahraga renang dapat menghilangkan rasa takut pada air.

Sehingga baiknya, semenjak bayi sudah dibiasakan bermain air dan kelak

jika sudah besar tidak takut pada air.

d. Meningkatkan keberanian, percaya diri dan mengasah kemandirian

Olahraga renang dapat mendorong kita tumbuh menjadi sosok yang

berani, percaya diri tinggi, dan mandiri. Pada saat berenang kita tidak

akan merasa rakut. Sebaliknya, kita dapat berenang dengan bebas

mengelilingi kolam. Hal ini karena adanya keinginan yang kuat agar

dapat berenang.

e. Meningkatkan kemampuan sosial

Olahraga renang yang dilakukan bersama-sama dapat menumbuhkan rasa

kebersamaan. Juga dapat meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi

dan bersosialisasi dengan orang lain. Dengan demikian, akan tercipta

persahabatan sehingga dapat meningkatkan kemampuan berenang. Satu

sama lain saling mendorong dan meningkatkan semangat untuk tetap

hidup.

Selain memiliki manfaat, kegiatan olahraga renang ternyata juga

memiliki beberapa hambatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Subagyo

(2017:64) bahwa hambatan-hambatan dalam berenang sebagai berikut.

a. Hambatan depan

Hambatan depan yaitu hambatan yang terjadi di depan tubuh, ini terjadi

oleh karena posisi badan yang tidak sejajar dengan permukaan air.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

10

Semakin tubuh membuat sudut dengan air semakin besar, maka

hambatan depan yang terjadi semakin besar juga, maka dari itu

permukaan depan dari perahu dibuat sedemikian rupa sekecil mungkin

termasuk permukaan depan mobil balap.

b. Hambatan belakang

Hambatan belakang terjadi hampir sama karena posisi tubuh yang kurang

sejajar dengan permukaan air mengakibatkan hambatan belakang besar.

c. Hambatan gesekan tubuh dengan air

Gesekan ini relatif lebih kecil pengaruhnya, hanya saja penggunaan

pakaian yang bahannya terlalu menyerap dengan air maka akan

mengakibatkan hambatan yang besar pula.

Oleh sebab itu, supaya terhindar dari hambatan-hambatan dalam

kegiatan berenang, maka seorang perenang harus memahami dasar belajar

berenang dengan baik.

2.2. Dasar Belajar Berenang

Menurut Haller (1982:12-20) dasar dalam belajar berenang meliputi

pengenalan terhadap air (masuk dan berada dibawah air), naik turun,

mengapung, mendorong diri, meluncur dan berdiri lagi kemudian bergerak

sambil mengapung dengan deskripsi sebagai berikut.

a. Masuk kedalam air

Belajar berenang sebaiknya dilakukan dalam air yang dangkal yaitu

setinggi pinggang. Hal yang harus dilakukan pertama kali adalah masuk

kedalam air dengan cara berjalan menuruni tangga kolam menuju tempat

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

11

air paling dangkal. Kemudian lakukan sedikit gerakan seperti berlutut

dan gerakan-gerakan tangan kepermukaan air.

b. Posisi dibawah air

Ketika berada dibawah air, cobalah menyelam dan mengambil sesuatu

dari dasar kolam. Masukkan secara perlahan muka kedalam air dan

cobalah mengatur nafas dengan baik.

c. Naik turun

Setelah mampu menyelam dan mengatur nafas dengan baik, maka

lakukan gerakan naik turun secara berturut-turut setiap kali menarik

napas, masuk kedalam air, menahan napas, muncul lagi dari bawah

permukaan air, mengeluarkan napas dan selama itujuga mata tetap

terbuka. Letakkan kedua tangan diatas anak tangga kolam dengan telapak

tangan menghadap kebawah, dan kepala menghadap dinding kolam.

Kemudian lakukan gerakan naik turun seperti tadi sampai badan benar-

benar bisa mengapung.

d. Mengapung

Ketika sudah merasa nyaman dengan gerakan naik turun, maka langkah

selanjutnya adalah mengapung atau melayang didalam air. Ambil napas

seperti yang dilakukan pada latihan sebelumnya, dan masukkan wajah

kedalam air dengan sedikit menjatuhkan tubuh kedepan dengan mata

tetap terbuka. Cobalah untuk tenang dan biarkan kaki terangkat dari dasar

dan angkat lutut sampai menyentuh dada.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

12

e. Mendorong diri, meluncur dan berdiri lagi

Pada tahap ini berdirilah dengan punggung menghadap dinding kolam

dan merapatlah. Turunkan bahu kedalam air dan angkat satu kaki

menekan kedinding. Kemudian tarik napas dan masukkan kepala

kedalam air seperti latihan sebalumnya.

f. Bergerak sambil mengapung

Pada gerakan bergerak dan mengapung ini akan lebih banyak

mempergunakan kedua kaki dan bergerak secara berlahan sesuai dengan

latihan-latihan sebelumnya.

Selanjutnya menurut Subagyo (2017: 65-66) dasar belajar berenang

sebaiknya dimulai dengan mengenalkan terlebih dahulu sifat-sifat air

terhadap tubuh, bahwa air pada prinsipnya mempunyai karakteristik

tersendiri lebih-lebih pada waktu tubuh beraktivitas di air dengan cara

sebagai berikut.

a. Air mempunyai sifat tembus pandang, bahwa dengan membuka mata di

air perenang dapat melihat apa yang ada disekitarnya. Pada waktu

berenang diharapkan dilakukan dengan membuka mata supaya

mengetahui arah dan dengan membuka mata keseimbangan tubuh waktu

beraktivitas di air dapat terjaga. Cara mengenalkan air dengan jalan agar

memasukkan muka ke dalam air untuk memperhatikan apa yang ada

dalam air, bentuk pembelajarannya dengan bentuk permainan mencari

harta karun di dalam air.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

13

b. Mengenalkan adanya hambatan bergerak di air, bila bergerak di air maka

akan terjadi adanya hambatan, hambatan yang terjadi adalah hambatan

depan, hambatan belakang dan hambatan gesekan tubuh. Cara

mengenalkannya dengan jalan lomba lari di air, permainan ayam dan

elang.

c. Mengenalkan kedalaman air perlu dilakukan pada tahap belajar tidak

boleh langsung meloncat terjun ke air yang belum tahu kedalamanya.

Aktivitas yang harus dilakukan untuk mengenalkan ini dengan jalan

memasuki air melewati tangga kemudian dilanjutkan berjalan sambil

berpegangan untuk menjajaki kedalaman air.

d. Mengenalkan terhadap air memasuki ruangan, bahwa sifat air akan

memasuki ruangan yang kosong dan pada posisi lebih rendah. Sifat ini

akan terjadi apabila pada saat belajar berenang suatu saat telinga

kemasukan air hal ini sangat mungkin terjadi karena sifat air tersebut,

begitu juga terjadi apabila hidung suatu saat juga kemasukan air saat

beraktivitas di air. Kejadian ini disampaikan kepadanya dengan

pengertian yang jelas dan juga diberitahukan bahwa itu tidak masalah.

Cara mengatasinya sebelumnya supaya tidak terjadi maka harus menutup

lubang telinga terlebih dahulu sebelum berenang. Apabila sudah terlanjur

maka cara mengeluarkannya hanya dengan jalan memasukkan lagi air ke

telinga hingga penuh kemudian ditumpahkan sampai air yang ada dalam

telinga keluar semuanya. Apabila belum juga keluar maka supaya

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

14

diulangi lagi seperti yang pertama hingga air keluar sampai terasa bahwa

telinga tidak terasa terganggu.

e. Keseimbangan di air, untuk mempertahankan keseimbangan di air perlu

dilakukan, karena bagi yang belum dapat berenang untuk berdiri dari

sikap meluncur di kolam dangkal sering tidak dapat dilakukan. Hal ini

disebabkan kerena belum menguasai keseimbangan waktu beraktivitas di

air.

Selanjutnya menurut Hastuti (2009:20:25) dasar belajar berenang

meliputi:

a. Pengenalan air

Pengenalan air sangat perlu bagi mereka yang baru pertama kali belajar

renang. Tujuannya adalah untuk menghilangkan rasa takut terhadap air

dan mengenal sifat-sifat air seperti basah, dingin, dan sebagainya.

Sebagian besar anak-anak, bahkan orang dewasa yang belum pernah

masuk kedalam kolam renang biasanya akan menjadi takut atau cemas

ketika akan masuk kedalamnya. Banyak hal yang dapat menyebabkan

seseorang takut untuk masuk kedalam kolam renang, diantaranya adalah

perasaan takut terhadap air atau phobia, takut dengan kedalaman kolam,

pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan atau traumatik dan

merasa terancam keselamatanya. Untuk itu sebaiknya mereka masuk ke

kolam yang dangkal terlebih dahulu. Setelah terbiasa dan keberaniannya

mulai muncul, bisa mulai di ajak ke kolam renang yang sedikit agak lebih

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

15

dalam. Sebaiknya tetap dalam keadaan bisa menginjakan kakinya ke

lantai kolam renang tanpa tenggelam.

b. Cara Membuang Nafas di Air Bagi mereka yang awam, untuk

mengambil udara di atas permukaan air dan kemudian masuk permukaan

air kemudian membuang sisa-sisa pembakaran melalui mulut dan hidung

memang tidak mudah. Terutama kebiasaan kita sehari-hari sangat

mempengaruhi hal itu. Namun bisa kita berikan latihanlatihan yang

teratur, dalam waktu yang relatif tidak lama hal semacam itu mudah

untuk dikuasai dengan baik. Beberapa bentuk pernafasan dapat di berikan

sebagai berikut:

1) Sebelum masuk air, cobalah di darat dengan melatih irama mengambil

nafas melalui mulut dan mengeluarkan sisa pembakaran melalui

hidung, hingga irama ini bisa di kerjakan secara otomatis. Kemudian

setelah bisa dikerjakan hal di atas, cobalah cara di kerjakan di tempat

atau di kolam dangkal atau kolam renang yang memungkinkan

seseorang dapat berdiri. Ambilah udara melalui mulut kemudian tutup

mulut dan masukan bagian muka ke permukaan air, setelah beberapa

saat secara perlahan buanglah sisa pembakaran itu melalui hidung.

2) Kerjakanlah secara berulang-ulang dan kalau memungkinkan

mencapai 50-100 kali ulangan, dimana dengan jumlah itu di harapkan

gerakannya bisa di kerjakan secara otomatis dan terbiasa. Bagi mereka

yang sulit untuk mengambil udara melalui mulut dan membuang

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

16

melalui hidung, untuk sementara dapat di kerjakan dengan bantuan

hidung.

3) Namun cara ini bila sudah menguasai irama pernafasan yang

sebenarnya, hendaknya ditinggalkan, oleh karena cara itu sering

berakibat mengisap air melalui hidung.

4) Latihan pernafasan ini dapat ditingkatkan dengan memperlama waktu

ketika bagian muka berada di bawah permukaan air, setelah jarak

waktu di tempuh lanjutkan dengan membuang sisa pembakaran secara

perlahan sebelum naik keatas permukaan air. Misalnya ketika di

bawah permukaan air diharuskan berhitung hingga 10, kemudian

membuang sisa pembakaran dan selanjutkan naik keatas permukaan

air untuk mengambil udara kembali. Cara yang sama dapat dikerjakan

menggunakan papan latihan, dimana dengan sikap membungkuk dan

kedua kaki tetap pada sikap berjalan di dasar kolam, kemudian kedua

tangan memegang papan latihan di kedua ujungya. Lakukan cara-cara

diatas sambil berjalan atau diam ditempat.

c. Melakukan Permainan di Air, lima macam permainan di air antara lain:

Permainan saling membasahi muka, permainan mengambil benda di

dasar kolam, permainan melompati katak menerobos lubang, permainan

bertukar tempat dengan angka dan permainan kucing mengejar ikan.

d. Teknik Dasar Mengapung

Penguasan teknik yang tinggi akan selalu diikuti oleh kecepatan renang

yang tinggi pula. Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap gerakan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

17

adalah penting, oleh karena itu akan menentukan gerak keseluruhan.

Oleh karena itu gerak-gerak dasar dari setiap bentuk teknik yang

diperlukan dalam setiap cabang olahraga dilatih dan dikuasai secara

sempurna. Mengapung adalah teknik yang paling dasar dalam berenang

untuk semua gaya, oleh sebab itu sebelum mempelajari teknik renang

gaya bebas perlu dikuasai bagaimana cara mengapung di air. Posisi

mengapung tidak dapat dilakukan dalam satu sikap saja, tetapi banyak

posisi yang bisa dilakukan supaya tubuh dapat terapung diatas

permukaan air. Lakukan dengan rileks dan melayang tanpa mengeluarkan

tenaga.

e. Teknik Dasar Meluncur

Setiap gaya renang didasarkan pada prinsip meluncur di atas permukaan

air. Dan selain keyakinan yang kuat, untuk dapat belajar berenang

seseorang harus mampu meluncur. Meluncur merupakan dasar dari

gerakan renang dan terapung di air, meluncur menjadi modal awal dalam

belajar renang. Belajar renang dimulai dengan belajar meluncur. Tanpa

dapat meluncur dengan baik, kita tidak dapat belajar dengan baik.

2.3. Gaya Berenang

Gaya renang adalah cara melakukan gerakan lengan dan tungkai

berikut koordinasi dari ke dua gerakan tersebut yang memungkinkan orang

berenang maju di dalam air. Meskipun demikian, orang juga dapat berenang

hanya dengan menggerakan kedua belah kaki sementara lengan tetap diam,

atau hanya dengan kedua belah lengan sementara kaki tetap diam.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

18

Menurut Hastuti (2009:31-47) salah satu sasaran pokok tentang

program berenang adalah menyediakan satu peluang untuk semua perenang

mengembangkan teknik berenang pada empat gaya yaitu:

1. Gaya Bebas

Gaya bebas merupakan suatu gaya yang paling cepat dari semua gaya

renang yang dikompetisikan dan salah satu dari gaya pertama yang harus

diajar kepada perenang pemula. Pelaksanaan renang gaya bebas adalah

dengan melakukan kayuhan lengan agar dapat bergerak maju secara

berurutan diiringi dengan tendangan kaki – kaki secara terus-menerus.

2. Gaya Punggung

Gaya punggung, merupakan kebalikan dari gaya bebas mungkin gaya

yang paling mudah dari semua gaya yang dapat dipelajari dan dilatihkan,

karena posisi kepala yang berlawanan dengan air sehingga memudahkan

untuk mengambil nafas.

3. Gaya Dada

Gaya dada merupakan salah satu dalam gaya renang yang juga

dikompetisikan. Sebutan lain untuk gaya dada adalah gaya penyelamatan

diri. Perenang biasa melakukan gaya dada dengan melakukan gerakan

tungkai dan lengan secara simetris. Pengambilan nafas dilakukan setelah

diawali oleh kayuhan lengan.

4. Gaya Kupu-kupu

Gaya kupu–kupu memerlukan koodinasi gerakan yang baik antara

kayuhan lengan dan tendangan tungkai–kaki. Pola pembelajaran gaya

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

19

kupu–kupu sebaiknya dilakukan secara bertahap, yaitu : tendangan kaki,

kayuhan lengan dan pernafasan

Selanjutnya Menurut Kurniawan (2019) ada beberapa gaya dalam

renang, antara lain sebagai berikut:

a. Renang Gaya Bebas adalah gerakan yang dilakukan dengan cara

menelungkupkan badan, dimana tangan dan kaki melakukan tarikan dan

tendangan air. Gaya bebas adalah gaya yang paling cepat diantaranya

gaya lainnya. Gaya bebas juga merupakan gaya yang paling populer

dalam pertandingan renang dan rekresi. Pada gaya bebas tubuh berada

pada posisi datar di atas air dan bahu agak ke belakang. Sementara kaki

berada beberapa inci di bawah permukaan air. Selain itu, hal yang perlu

diperhatikan adalah mempertahankan wajah dan pandangan mata ke

depan.

b. Renang Gaya Punggung adalah gaya berenang dengan posisi punggung

menghadap ke air atau posisi tubuh terlentang. Gerakan gaya pungung

sama dengan gerakan gaya bebas. Pada gaya punggung wajah perenang

berada di atas permukaan air, mudah untuk bernafas dan lebih mudah

membuka mata. Namun, pada gaya punggung, akan sulit menetukan arah

gerak karena mata yang menghadap ke atas. Pada gaya punggung kaki

lebih aktif bergerak ke atas. Pergelangan kaki harus diusahakan tetap

lemas. Gaya punggung merupakan gaya kesayangan bagi perenang

pertandingan maupun rekreasi. Gaya punggung ini dibagi ke dalam

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

20

empat bagian dasar, yaitu tubuh, gerakan kaki, gerakan lengan, bernafas,

dan koordinasi gerak.

c. Renang Gaya Dada disebut juga renang gaya katak, karena gerakannya

mirip katak saat berenang di air. Renang gaya dada adalah gaya renang

dengan posisi tubuh seperti merangkak di permukaan air dikombinasikan

dengan gerakan kaki dan tangan. Tangan dan kaki berada di dalam air

serta kepala bergerak naik turun dari dalam air ke permukaan air.

Perenang dapat melihat ke depan ketika berenang.

d. Renang Gaya Kupu-Kupu merupakan pengembangan dari gaya dada.

Gaya kupu-kupu adalah gaya berenang yang dilakukan dengan kedua

lengan secara bersamaan mengayuh bergerak ke depan. Kedua tangan

membentang kemudian mengepak untuk mengayuh maju ke depan.

Gerakan dua tangan tersebut seperti gerakan sayap kupu-kupu. Untuk

melakukan gaya ini dibutuhkan tenaga yang besar, irama dan koordinasi

gerak yang baik. Gaya ini paling sulit dipelajari dibandingkan gaya

lainnya.

2.4. Renang Gaya Bebas

Renang gaya bebas menyerupai gaya berenang seekor binatang, oleh

sebab itu disebut juga gaya crawl yang berarti merangkak. Dalam istilah

olahraga renang disebut juga gaya bebas (Murni, 2000). Sedangkan Menurut

Budiningsih (2010) “renang gaya bebas adalah gaya berenang dengan posisi

dada menghadap kepermukaan air”. Dalam renang gaya bebas kedua belah

lengan secara bergantian digerakan jauh ke depan dengan gerakan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

21

mengayuh, sementara kedua belah kaki secara bergantian dicambukan naik

turun ke atas dan ke bawah. Saat berenang gaya bebas, posisi wajah

menghadap ke permukaan air. Pernafasan dilakukan saat lengan digerakan

ke luar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala berpaling ke samping.

Sewaktu mengambil nafas, perenang bisa memilih untuk menoleh ke kiri

atau ke kanan. Dibandingan gaya berenang lainnya, gaya bebas merupakan

gaya berenang yang bisa membuat tubuh melaju lebih cepat di air.

Gaya bebas adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke

permukaan air. Kedua belah lengan secara bergantian digerakkan jauh ke

depan dengan gerakan mengayuh, sementara kedua belah kaki secara

bergantian dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah. Sewaktu

berenang gaya bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air.

Pernapasan dilakukan saat lengan digerakkan ke luar dari air, saat tubuh

menjadi miring dan kepala berpaling ke samping. Sewaktu mengambil

nafas, perenang bisa memilih untuk menoleh ke kiri atau ke kanan.

Dibandingkan gaya berenang lainnya, gaya bebas merupakan gaya berenang

yang bisa membuat tubuh melaju lebih cepat di air. Dalam melakukan

renang gaya bebas, untuk menimbulkan dorongan dan memperkecil tahanan

diperlukan teknik renang yang baik, daya dorong yang dimiliki perenang

merupakan hasil kayuhan lengan dan cambukan kaki, sedangkan untuk

memperkecil tahanan air, posisi tubuh perenang harus sejajar dengan

permukaan air. Menurut Simanjuntak (2009:153) Ada beberapa hal yang

harus dilakukan sebelum belajar renang gaya bebas, antara lain adalah: (1)

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

22

pengenalan terhadap air, (2) cara membuang nafas di air, (3) melakukan

permainan di air, (4) teknik dasar mengapung, (5) teknik dasar meluncur.

Menurut Hastuti (2009:31) Gaya bebas merupakan suatu gaya yang

paling cepat dari semua gaya renang yang dikompetisikan dan salah satu

dari gaya pertama yang harus diajar kepada perenang pemula. Pelaksanaan

renang gaya bebas adalah dengan melakukan kayuhan lengan agar dapat

bergerak maju secara berurutan diiringi dengan tendangan kaki–kaki secara

terus-menerus. Posisi tubuh perenang yang horizontal memudahkan

perenang tersebut untuk mengambil nafas ke salah satu sisi sesudah

kayuhan lengan. Pembelajaran dan pengembangan dari gaya bebas dapat

dapat dicapai dengan memecah berbagai kemampuan secara terinci ke

dalam beberapa bagian.

Pada dasarnya tahapan melakukan renang gaya bebas terdiri dari sikap

awal, pelaksanaan dan sikap akhir. Adapun rincian dari masing-masing

tahapan tersebut adalah :

1. Sikap awal

Sebelum melakukan rennag gaya bebas, perenang harus terlebih

dahulu mengambil sikap awal sebagai bentuk ancang-ancang atau

persiapan sebelum berenang. Menurut David (2011:24) sikap awal

sebelum melakukan renang gaya bebas adalah:

a. Posisi tubuh streamline, yaitu sejajar dengan permukaan air dan

posisi kepala normal.

b. Dada sejajar dengan permukaan air

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

23

c. Kepala berada di posisi normal

2. Pelaksanaan

Setelah melakukan sikap awal, maka tahap selanjutnya adalah

pelaksanaan renang gaya bebas. Menurut David (2004:24) pelaksanaan

renang gaya bebas terdiri dari:

a. Kaki digerakkan naik turun secara bergantian (menggunting air)

dengan sumber gerakan pangkal paha

b. Gerakan tangan berputar kedepan dengan gerakan menarik dan

mendorong kedalam air

c. Kepala keluar kepermukaan air, hirup udara dari mulut dan saat

kepala didalam keluarkan nafas dari mulut

Selanjutnya menurut Menurut Hastuti (2009:32-35) adapun cara

melakukan renang gaya bebas sebagai berikut.

a. Posisi Tubuh

Posisi tubuh pada gaya bebas adalah telungkup. Kayuhan lengan

dan kaki yang konstan membuat gerakan menjadi efisien dan

efektif. Posisi tubuh pada gaya bebas:

1. Posisi tubuh datar, sedikit menyerong dari bagian pinggang ke

bawah.

2. Pandangan mata kedepan dan sedikit mengarah ke bawah.

3. Posisi tubuh yang agak serong memudahkan tendangan ketika di

dalam air.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

24

4. Sumber kayuhan lengan berasal dari bahu, memanfaatkan otot-

otot dada yang kuat dan memberikan suatu dorongan yang kuat.

5. Posisi kepala dapat menyebabkan mengubah posisi kayuhan

kaki. Jika kepala lebih tinggi dari air, posisi kaki akan turun.

b. Gerakan Tungkai dan Kaki

Gerakan atau kayuhan tungkai yang dilakukan dengan benar akan

menjaga tubuh tetap dalam posisi horizontal dan seimbang.

Gerakan tungkai dan kaki:

1. Gerakan tungkai bersumbu pada pangkal.

2. Gerakan yang dilakukan adalah bergantian.

3. Ada sedikit tekukan pada lutut.

4. Bagian telapak kaki mengarah ke permukaan dan mengocok air

tanpa deburan.

5. Pergelangan kaki selalu rileks.

6. Banyaknya gerakan kayuhan tungkai dan kaki menendang boleh

bertukar-tukar karena mungkin berbeda dengan kayuhan lengan.

c. Kayuhan Lengan dan Tangan

Kayuhan lengan dan tangan selalu berkelanjutan. Gerakan tersebut

adalah masuk, menyapu ke bawah, menyapu ke dalam, menyapu ke

atas dan kembali lurus ke depan.

1. Gerakan – masuk

a) Tangan diputar dengan posisi telapak tangan separuh keluar

dan posisi telapak tangan masuk pertama kali.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

25

b) Tangan masuk diantara garis kepala dan bahu dengan suatu

sedikit tekukan pada siku.

c) Tangan menjangkau jauh ke depan.

2. Gerakan–kayuhan bawah

a) Mengayuh tangan ke arah bawah seolah menangkap sesuatu.

b) Gerakan selanjutnya adalah mengayuh ke bawah dan ke luar.

c) Siku siap menekuk. Adalah penting bahwa siku tetap lebih

tinggi dari tangan.

3. Kayuhan ke dalam

a) Posisi lengan sejajar dengan garis tubuh.

b) Siku menekuk 90 derajat.

c) Mempercepat tangan.

4. Kayuhan ke atas

a) Tangan sudah mencapai garis pusat tubuh.

b) Hal ini memungkinkan akselerasi melalui pinggang.

c) Tangan ke luar dari air diawali kelingking terlebih dulu.

5. Kembali ke posisi semula

a) Gerakan ini santai dan menggunakan momentum dari sapuan

ke atas.

b) Posisi siku yang lebih tinggi dibanding tangan.

c) Tangan lewat sedekat mungkin dengan tubuh. Kondisi ini

tergantung pada fleksibilitas perenang.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

26

d) Begitu tangan melewati bahu, lengan menjangkau jauh ke

depan.

6. Pernafasan

a) Kepala diputar dengan perlahan pada waktunya secara alami.

b) Kepala diputar, tidak diangkat.

c) Pada posisi mengambil nafas posisi siku di atas.

d) Pengambilan nafas tidak dilakukan ketika lengan masuk ke

air.

e) Kepala kembali ke posisi awal.

f) Buang nafas secara berangsur–angsur.

g) Pengambilan nafas dilakukan tiap 2 atau 3 kali kayuhan

lengan.

7. Pengaturan waktu

Biasanya setiap enam kali stroke kaki diimbangi dengan satu

siklus stroke lengan. Hal ini bervariasi antara perenang satu

dengan perenang lainnya. Pada perenang jarak menengah dan

jauh cenderung untuk melakukan stroke kaki lebih sedikit.

Sedangkan menurut Budiningsih (2010), pelaksanaan dalam renang

gaya bebas terbagi menjadi empat tingkat yaitu:

a. Sikap Tubuh

Dalam gaya bebas, kedudukan tubuh perenang dalam keadaan tengkurap,

sikap melintang, lengan lurus tepat di atas kepala “mengambang seperti

batang kayu”. Garis permukaan air pada kepala berada tepat di atas alis

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

27

mata. Seluruh tubuh sedatar mungkin dalam air. Bagi setiap orang hal ini

akan berbeda, tergantung pada kemampuan mengapung.

Gambar 1. Posisi Tubuh

b. Gerakan Kaki

Tendangan kaki itu biasanya disebut tendangan mengipas-ngipas, ketika

kaki secara bergantian digerakan ke atas dan ke bawah. Gerakannya

dimulai dari pangkal paha dan meneruskannya hingga kejari kaki. Lutut

dan pergelangan kaki jangan membengkok terlalu besar, ia lebih

merupakan bengkokan santai. Jari-jari kaki harus secara wajar mengarah

ke dalam saling berhadapan. Tendangan mengibas- ngibas membantu

perenang maju ke depan. Namun gerakan itu terutama membantu

keseimbangan dan memantapkan tubuh yang cenderung berputar serta

gerakan ayunan tangan. Sama dengan ayunan tangan yang besar ketika

jalan.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

28

Gambar 2. Gerakan Kaki

c. Gerakan Lengan “Menangkap, Meraih, Menarik, Mendorong”

Untuk memulai gerakan lengan, tubuh anda harus dalam keadaan

tengkurap “batang kayu mengambang” dengan kedua lengan menjulur di

atas kepala. Fase/tahap gerak, menarik, dimulai dengan salah satu lengan

melakukan gerakan “menangkap” dan selanjutnya ditarik ke bawah.

Lengan yang lainnya tetap lurus di atas kepala. Ada empat tingkat gerak

menarik lengan yaitu Menangkap, Meraih, Menarik, Mendorong.

Gerakan menangkap dilakukan dengan telapak tangan menghadap ke

arah kaki, kemudian dilanjutkan dengan gerakan menarik ke arah

belakang sepanjang bidang khayal melalui garis pertengahan tubuh,

sambil menjaga siku tetap di atas permukaan air. Apabila meneruskan

gerakan lengan dalam gaya bebas, gaya menarik pada sikap siku bengkok

sampai melewati bahu dilanjutkan dengan gerakan mendorong air ke arah

belakang hingga lengan itu berada dalam posisi tubuh lurus, dengan ibu

jari dalam keadaan menyentuh paha. Gerakan itu terus menerus dengan

melalui masa pemulihan, atau istirahat, dimana tahap ini akan terjadi,

segera setelah lengan berada pada posisi tubuh lurus di sisi badan. Pada

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

29

saat itu gerakan lengan dimulai kemudian dengan mengangkat siku

keluar dari permukaan air. Pada saat yang sama, lengan lainnya masih

terjulur di atas kepala, mulai dengan tahap gerak “menangkap”. Lengan

yang baru keluar dari permukan air, penting untuk tetap mempertahankan

posisi ketinggian siku, dengan sikap tangan rileks di atas permukaan air.

Tubuh sebelah atas berputar sesuai dengan lengan, sehingga

memungkinkan untuk mengalami masa pemulihan dengan mudah dan

rileks. Lengan yang akan masuk air dimulai dengan lengan bagian bawah

dan langsung membelah air. Pertama, bagian ujung-ujung jari tangan

yang terletak selebar bahu, lalu ditarik lurus, dan siap memulai tarikan

lengan.

Gambar 3. Gerakan Lengan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

30

d. Bernafas dan Koordinasi

Gerak Bernafas dilakukan dengan memutarkan badan bukan mengangkat

kepala ke samping cukup untuk membebaskan mulut di atas permukaan

air. Hal ini harus dilakukan tepat pada saat lengan pada posisi siap

mengambil nafas. Setelah mengambil nafas cepat-cepat, kepala berputar

kembali hingga posisi alis mata, pada saat yang sama dengan berakhirnya

sikap pemulihan. Sebelum setiap kali menarik nafas anda harus

mengeluarkan nafas melalui mulut dan hidung anda, sebelum memutar

kepala. Setiap perenang akan memilih cara tersendiri ke sisi mana ia akan

melakukan gerakan mengambil nafas. Gerakan kaki biasanya

menghasilkan tendangan dengan enam hitungan yang berarti dan tiga

gerakan ke bawah untuk satu tarikan lengan. Pergantian dalam pola

menendang dan bernafas diantara para perenang tindakan luar biasa.

Perlu dicatat bahwa seseorang harus membiasakan diri bagaimana terbaik

bagi dirinya sendiri.

3. Sikap Akhir

Setelah melakukan renang gaya bebas, maka perenang akan

mengambil posisi pada sikap akhir. Menurut David (2011:24) sikap akhir

dilakukan dengan cara posisi tubuh kembali streamline yaitu sejajar

dengan permukaan air dan posisi kepala normal.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa renang gaya bebas adalah teknik renang dengan dada menghadap

kepermukaan air, tangan bergerak secara bergantian dan kaki digerakkan

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

31

seperti gerakan menggunting air secara bergantian, wajah menghadap

kepermukaan air dan pengambilan nafas dilakukan ketika perenang

menoleh kekiri atau kekanan.

2.5. Alat Bantu Papan Luncur

Alat bantu adalah benda yang dapat membantu sesuatu, sehingga

tujuannya dapat dicapai dengan lebih mudah dan gampang, dengan

demikian alat bantu pendidikan adalah benda atau alat yang dapat di

gunakan untuk membantu pendidik dalam memenuhi segala tujuan

pembelajaran (Hamid, 2011: 149). Benda yang digunakan sebagai alat bantu

pembelajaran renang crawl stroke adalah papan luncur (Apriliyanto dan

Hartoto, 2017). Alat bantu papan seluncur dapat digunakan dengan cara

dipegang ditangan untuk memudahkan siswa untuk melakukan meluncur

dalam posisi yang steam line, dan memudahkan pengambilan pernapasan

serta gerakan kaki (Listiono, 2013:16).

Papan luncur merupakan alat bantu yang digunakan untuk

mempermudah siswa dalam pembelajaran renang crawl stroke (Megasari,

2012). Papan luncur terbuat dari plastik atau spon. Alat ini biasanya

digunakan saat belajar meluncur sehingga terapung di air, dapat juga dengan

sirip kaki katak (Ade Husnul, 2008:24).

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

32

Gambar 4. Papan Luncur (Swimming Board)

Menurut Permana (2016) swimming board berbentuk persegi dan

terbuat dari karet ataupun bahan plastik, pada bagian atas terdapat

pegangan. fungsi dari swimming board ialah:

a. Jika digunakan dibadan atau dada berfungsi untuk menopang berat

tubuh seseorang ketika belajar gerakan renang sehingga dapat

mengurangi berat tubuh.

b. Berfungsi bagi tangan sebagai pegangan untuk memudahkan seseorang

dalam melakukan gerakan gaya bebas agar pelampung tidak terlepas.

c. Berfungsi bagi perenang untuk melatih gerakan kaki dalam renang gaya

bebas.

d. Sebagai alat bantu penyeimbang badan ketika berada dipermukaan air.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi

papan seluncur adalah:

a. Fungsi bagi kaki sebagai alat untuk membantu perenang dalam

menggerakkan dan melatih gerakan kaki ketika berada di air.

b. Fungsi bagi badan untuk melatih perenang agar seimbang dan

mengurangi berat tubuh ketika berada didalam air.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

33

c. Fungsi bagi tangan sebagai pegangan bagi perenang agar tidak mudah

tenggelam dalam air sehingga mampu melakukan gerakan renang dengan

leluasa.

Selanjutnya Permana (2016) menjelaskan mengenai kelebihan

menggunakan papan luncur ini adalah:

a. Frekuensi latihan lebih banyak karena setiap perenang satu pelampung.

b. Perenang lebih senang karena lebih cepat mengetahui hasil yang didapat

dengan gerakan yang berpindah tempat.

c. Perbaikan gaya akan lebih mudah karena pelampung akan membantu

perenang pemula untuk membuat posisi streamling.

d. Akan cepat mengusai bagian-bagian dari renang.

Selain memiliki kelebihan, penggunaan swimming board ternyata juga

memiliki kekurangan. Menurut Permana (2016) kekurangan dari

penggunaan swimming board adalah :

a. Perenang akan merasa kurang berani karena harus melakukan sendiri

dalam tahap pemula.

b. Perbaikan tidak dapat dilakukan langsung.

c. Perenang harus punya keahlian dalam mengendalikan pelampung.

d. Harus menyediakan alat bantu pelampung.

Dari pendapat diatas jelas bahwa papan luncur memberikan

kemudahan untuk mengapung karena berat tubuh ditopang oleh

pelampung dan untuk belajar gerakan tungkai dan lengan gaya dada

akan lebih ringan.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

34

2.6. Penelitian Relevan

1. Rico Bagus Apriliyanto dan Setiyo Hartoto (2017) dengan judul

“Pengaruh Penerapan Alat Bantu Pull Buoy Dan Papan Luncur Terhadap

Hasil Belajar Renang Gaya Bebas (Crawl Stroke) (Studi pada Siswa

Kelas VII SMP Pahlawan Mojosari, Kab. Mojokerto). Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan alat bantu

pull buoy dan papan luncur terhadap hasil belajar renang crawl stroke

dan seberapa besar pengaruh penerapan alat bantu pull buoy dan papan

luncur terhadap hasil belajar renang crawl stroke pada siswa kelas VII

SMP Pahlawan Mojosari, Kab. Mojokerto. Penelitian ini termasuk dalam

jenis penelitian eksperimen semu dengan menggunakan one group

pretest-posttest design. Teknik analisis data yang digunakan berupa rata-

rata, standar deviasi, varian, uji normalitas, uji t, dan peningkatan. Hasil

analisis data menunjukan bahwa ada pengaruh penerapan alat bantu pull

buoy dan papan luncur terhadap hasil belajar renang dengan peningkatan

hasil belajar sebesar 44,58% pada aspek keterampilan dan 41,03 % pada

aspek pengetahuan. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa nilai t-hitung

sebesar 9,812 dengan signifikasi 0,00. Nilai t-tabel, pada taraf

signifikansi α = 0,05 df 21 adalah 2.080 sedangkan data prettest

pengetahuan adalah 50,9 dengan rata-rata posttest pengetahuan adalah

71,1 dan nilai t-hitung sebesar 4,699 dengan signifikasi 0.00. Nilai t-

tabel, pada taraf signifikansi α = 0,05 df 22 adalah 2,074. Berdasarkan

data tersebut diketahui bahwa nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

35

(thitung > t-tabel ) keterampilan (9,812 > 2,079) dan pengetahuan (4,699

> 2,0738), maka hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh penerapan

pull buoy dan papan luncur terhadap hasil belajar renang crawl stroke

pada siswa kelas VII SMP Pahlawan Mojosari, Kab. Mojokerto

dinyatakan diterima. Berdasarkan hasil penelitian pull buoy dan papan

luncur dapat digunakan untuk membantu penyampaian pembelajaran

renang crawl stroke supaya meningkatkan hasil belajar renang siswa

SMP.

2. Dea Mayang Ramadhan dan Setiyo Hartoto (2018) dengan judul

“Pengaruh Alat Bantu Swim Board Terhadap Hasil Belajar Renang Gaya

Dada (Studi pada Siswa Kelas X SMAN 4 Sidoarjo)”. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat bantu

swim board terhadap hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas X

SMAN 4 Sidoarjo dan untuk mengetahui besarnya pengaruh alat bantu

swim board terhadap hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas X

SMAN 4 Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan kategori penelitian

eksperimen dengan jenis penelitian eksperimen semu dengan pendekatan

kuantitatif. Desain penelitian ini menggunakan One Group Pretest-

Posttest Design. Berdasarkan hasil penelitian, pemberian alat bantu swim

board berpengaruh terhadap hasil belajar renang gaya dada, hal ini

dibuktikan dari hasil rata-rata pretest keterampilan yaitu 46,32 dan

posttest keterampilan adalah 77,72. Sedangkan rata-rata pretest

pengetahuan adalah 45,29 dan posttest pengetahuan adalah 66,32. Hasil

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

36

uji-t menunjukkan bahwa nilai thitung pada aspek keterampilan sebesar

14,27 dan nilai thitung pada aspek pengetauan sebesar 7,64, dimana nilai

ttabel sebesar 2,03. Sehingga nilai t-hitung > t-tabel dengan signifikansi

0,00 dan alpha 0,05. Oleh karena itu hipotesis yang berbunyi terdapat

pengaruh alat bantu swim board terhadap hasil belajar renang gaya dada

pada siswa kelas X SMAN 4 Sidoarjo dapat diterima. Berdasarkan hasil

penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dari alat bantu swim board terhadap hasil belajar renang gaya

dada yang diterapkan pada siswa kelas X MIPA-3 SMAN 4 Sidoarjo.

3. Bayu Dwi Febrianto (2016) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Hand

Paddle Dan Fins Swimming Terhadap Kecepatan Renang Gaya Bebas

Pada Atlet Renang Club Tirta Bima Majalengka”. Tujuan dari penelitian

ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan hand paddel dan fins

swimming terhadap kecepatan renang gaya bebas pada atlit renang Club

Tirta Bima Majalengka. Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode eksperimen. Pengumpulan data dilakukan

dengan metode observasi sistematis dengan bantuan instrumen atau alat

ukur yang telah dijelaskan di atas. Pengumpulan data dilakukan dua kali

yaitu pada tes awal dan tes akhir. Rancangan penelitian yang penulis

gunakan adalah rancangan atau design penelitian eksperimen dalam

bentuk one group pre test - post test design. Berdasarkan hasil

perhitungan diperoleh data secara keseluruhan kecepatan renang gaya

bebas rata-rata tes awal 2,06 menit dan tes akhir 1,20 terjadi peningkatan

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

37

skor sebesar 0,86 dengan nilai t hitung 15.5726. Oleh karena nilai t

hitung lebih besar dari t tabel (15.5726 > 2,2622) dari data tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa hipotesis terdapat pengaruh yang signifikan

penggunaan hand paddel dan fins swimming terhadap kecepatan renang

gaya bebas pada atlit renang Club Tirta Bima Majalengka dapat diterima.

2.7. Kerangka Pemikiran

Renang gaya bebas (Crawl strok)e adalah gaya renang yang paling

cepat dibandingkan dengan gaya yang lain. Hasil belajar renang crawl

stroke adalah peningkatan keterampilan teknik dasar renang gaya bebas

mulai dari posisi tubuh, gerakan kaki, gerakan lengan, pengambilan napas,

dan koordinasi gerakan.

Akan tetapi, gerakan renang gaya bebas ini tidak mudah untuk

dilakukan. Masih banyak perenmang terutama mereka yang pemula belum

mampu untuk melakukan gerakan renang gaya bebas dengan baik, sehingga

perlu diberi alat bantu agar dapat melakukan gerakan renang gaya bebas

dengan baik. Alat bantu adalah benda yang dapat membantu sesuatu,

sehingga tujuannya dapat dicapai dengan lebih mudah dan gampang, dengan

demikian alat bantu pendidikan adalah benda atau alat yang dapat di

gunakan untuk membantu pendidik dalam memenuhi segala tujuan

pembelajaran (Hamid, 2011: 149). Benda yang digunakan sebagai alat bantu

dalam latihan renang gaya bebas adalah papan luncur. Papan luncur

merupakan alat bantu yang digunakan untuk mempermudah siswa dalam

pembelajaran renang gaya bebas.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Definisi Renang

38

2.8. Hipotesis Penelitian

Menurut Arikunto (1991:62) hipotesis adalah jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan sampai terbukti melalui data yang

terkumpul. Pengertian lain menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih

Sulistyastuti (2007:137), Hipotesis adalah pernyataan atau tuduhan bahwa

sementara masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu

benar) sehingga harus diuji secara empiris.

Berdasarkan kajian teori, penelitian relevan dan kerangka berpikir,

maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah “penggunaan

papan luncur memiliki peran penting dalam latihan renang gaya bebas

teknik pemula”.

Penggunaan Papan Luncur

Keterampilan Renang Gaya

Bebas