27
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Messier, et. al.(2006:7) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of contract) antara pemilik sumber daya ekonomis (principal) dan manajer (agent) yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut. Hubungan keagenan ini mengakibatkan dua permasalahan yaitu: terjadinya informasi asimetris (information asymmetry), dimana manajemen secara umum memiliki lebih banyak informasi mengenai posisi keuangan yang sebenarya dan posisi operasi entitas dari pemilik; dan terjadinya konflik kepentingan ( conflict of interest) akibat ketidak samaan tujuan, dimana manajemen tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik. Menurut Messier, et. al. (2006:11) dalam upaya mengatasi atau mengurangi masalah keagenan ini menimbulkan biaya keagenan (agency cost) yang akan ditanggung baik oleh principal maupun agent. Biaya keagenan ini menjadi monitoring cost, bonding cost dan residual loss. Monitoring cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal untuk memonitor perilaku agen, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol perilaku agen. Bonding cost merupakan biaya yang ditangung oleh agen untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agen akan bertindak untuk kepentingan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Messier, et. al.(2006:7) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori

agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of

contract) antara pemilik sumber daya ekonomis (principal) dan manajer (agent)

yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut. Hubungan

keagenan ini mengakibatkan dua permasalahan yaitu: terjadinya informasi

asimetris (information asymmetry), dimana manajemen secara umum memiliki

lebih banyak informasi mengenai posisi keuangan yang sebenarya dan posisi

operasi entitas dari pemilik; dan terjadinya konflik kepentingan (conflict of

interest) akibat ketidak samaan tujuan, dimana manajemen tidak selalu bertindak

sesuai dengan kepentingan pemilik.

Menurut Messier, et. al. (2006:11) dalam upaya mengatasi atau mengurangi

masalah keagenan ini menimbulkan biaya keagenan (agency cost) yang akan

ditanggung baik oleh principal maupun agent. Biaya keagenan ini menjadi

monitoring cost, bonding cost dan residual loss. Monitoring cost adalah biaya

yang timbul dan ditanggung oleh principal untuk memonitor perilaku agen, yaitu

untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol perilaku agen. Bonding cost

merupakan biaya yang ditangung oleh agen untuk menetapkan dan mematuhi

mekanisme yang menjamin bahwa agen akan bertindak untuk kepentingan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

12

principal. Selanjutnya residual loss merupakan pengorbanan yang berupa

berkurangnya kemakmuran principal sebagai akibat dari perbedaan keputusan

agent dan keputusan principal.

Menurut Woods, et. al.(2008:81) penerapan manajemen risiko dapat

menurunkan biaya keagenan dan meningkatkan nilai perusahaan. Manajemen

risiko perusahaan juga dapat dijadikan mekanisme pengawasan dalam

menurunkan informasi asimetris dan berkontribusi untuk menghindari perilaku

oportunis dari manajer. Dalam kaitannya dengan masalah keagenan ini, positif

accounting theory mengajukan tiga hipotesis, yaitu bonusplan hypothesis,

debt/equity hypothesis dan political cost hypothesis, yang secara implisit

mengakui tiga bentuk keagenan, yaitu antara pemilik dengan manajemen, antara

kreditor dengan manajemen, dan antara pemerintah dengan manajemen. Sehingga

secara luas, principal bukan hanya pemilik perusahaan, tetapi juga bisa berupa

pemegang saham, kreditur, maupun pemerintah.

2.1.2 Pengertian Akuntan Publik

Dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia (Nomor:

43/KMK.017/1997; Bab I; Pasal 1; Poin a), dinyatakan bahwa Akuntan Publik

adalah akuntan yang memiliki izin dari menteri keuangan untuk menjalankan

pekerjaan Akuntan Publik.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.5 Tahun 2011 Tentang

Akuntan Publik menyatakan bahwa Akuntan Publik adalah seseorang yang telah

memperoleh izin untuk memberikan jasa asuransi, yang meliputi jasa audit atas

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

13

informasi keuangan historis, jasa review atas informasi keuangan historis dan jasa

asuransi lainnya.

Menurut Alwi (2003:69), Akuntan Publik adalah akuntan yang sesuai

dengan ketentuan undang-undang terdaftar pada register negara dan mempunyai

izin dari menteri keuangan untuk membuka kantor akuntan (swasta) yang bertugas

memberikan pelayanan jasa akuntansi kepada masyarakat atas pembayaran

tertentu.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Akuntan Publik merupakan

seorang akuntan yang telah menempuh dan lulus Ujian Sertifikasi Akuntan

Publik, memenuhi persyaratan profesional untuk menjadi Akuntan Publik, dan

telah mendapatkan izin dari menteri keuangan untuk menjalankan pekerjaan

Akuntan Publik.

2.1.3 Pengertian Kantor Akuntan Publik

Dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai profesional, Akuntan Publik

wajib memiliki Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai suatu wadah.Hal tersebut

diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan (No:470/KMK.017/1997; Pasal 9,

Poin 1-2), yang menyatakan sebagai berikut:

1) Untuk menjalankan pekerjaannya Akuntan Publik wajib mempunyai Kantor

Akuntan Publik (KAP).

2) Apabila dalam waktu paling lama satu (1) tahun setelah izin sebagai Akuntan

Publik diterbitkan ternyata Akuntan Publik yang bersangkutan tidak

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

14

mengindahkan ketentuan untuk memiliki Kantor Akuntan Publik (KAP), izin

Akuntan Publiknya dicabut.

Berikut ini adalah beberapa pengertian Kantor Akuntan Publik. Dalam

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia (Nomor: 43/KMK.017/1997;

Pasal 1, Poin b) menjelaskan pengertian Kantor Akuntan Publik adalah lembaga

yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik

dalam menjalankan pekerjaannya. Dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan

Publik (2001:20000.1) didefinisikan Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu

bentuk organisasi Akuntan Publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam

praktek Akuntan Publik.

Undang-Undang Republik Indonesia No.5 Tahun 2011 Tentang Akuntan

Publik menyatakan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat berbentuk usaha

perseorangan, persekutuan perdata, firma atau bentuk usaha lain yang sesuai

dengan karakteristik profesi Akuntan Publik, yang diatur dalam Undang-Undang.

Dengan demikian Kantor Akuntan Publik dapat diintepretasikan sebagai

suatu wadah yang sah secara hukum dan perundang-undangan yang berlaku bagi

Akuntan Publik, untuk memberikan jasa profesional dalam praktek Akuntan

Publik.

2.1.4 Pengertian dan Jenis Auditor

Auditor merupakan orang atau tim yang melakukan tugas audit. Menurut

Halim (2008:11) terdapat tiga jenis auditor. Ketiga jenis auditor dipaparkan

sebagai berikut.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

15

1) Auditor Internal

Auditor internal merupakan karyawan suatu perusahaan atau entitas usaha

tempat mereka melakukan audit. Pekerjaan auditor internal dapat mendukung

audit atas laporan keuangan yang dilakukan auditor independen.

2) Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah

dimana tugas utamanya adalah melakukan audit atas laporan

pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam

pemerintahan.

3) Auditor Independen

Auditor independen adalah para praktisi individual atau anggota Kantor

Akuntan Publik yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien.

Auditor independen bekerja dan memperoleh penghasilan yang dapat berupa

fee.

2.1.5 Independensi Akuntan Publik

Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam

sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Independen ialah sikap yang tidak

mudah dipengaruhi, karena auditor melaksanakan pekerjaannya untuk

kepentingan umum (dibedakan dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern).

Auditor tidak dibenarkan memihak pada kepentingan siapapun, sebab bagaimana

pun sempurnanya keahlian teknis yang dimilikinya, ia akan kehilangan sifat tidak

memihak, yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan

pendapatnya (SA Seksi 220 dalam SPAP, 2011).

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

16

Independensi merupakan dasar dari profesi auditing. Auditor bersikap netral

pada entitas, objektif publik dapat mempercayai fungsi audit karena auditor

bersifat tidak memihak serta mengakui adanya kewajiban untuk bersifat adil.

Menurut Mulyadi (2002:26), independensi berarti sikap mental yang bebas dari

pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.

Menurut Arens, et al. (2006:111), independensi juga berarti adanya

kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya

pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan

dan menyatakan pendapatnya. Nilai auditing sangat bergantung pada persepsi

publik atas independensi auditor. Independensi dalam audit berarti mengambil

sudut pandang yang tidak bias.

Arens dan Loebbeckey (1995) mendefinisikan independensi dalam auditing

berarti auditor tidak memihak di dalam pelaksanaan program audit, evaluasi hasil

pemeriksaan, serta penyusunan laporan audit. Sikap independen ini dibentuk

dalam dua sudut pandang.

1) Independensi dalam sikap mental (independence in fact)

Independensi sikap mental berarti akuntan dapat menjaga sikap yang tidak

memihak dalam melaksanakan pemeriksaan. Independensi dalam sikap

mental ditetentukan oleh pikiran akuntan publik untuk bertindak independen.

2) Independensi dalam penampilan (independence in appearance)

Independensi dalam penampilan artinya akuntan bersikap tidak memihak

menurut persepsi pemakai laporan keuangan. Independensi penampilan ini

ditentukan oleh kesan masyarakat terhadap diri auditor baik secara individu

maupun secara keseluruhan.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

17

Sedangkan Halim (2008:50) mengklasifikasikan aspek independensi

seorang auditor menjadi 3 aspek :

1) Independensi senyatanya (independent in fact), yaitu suatu keadaan di mana

auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi.

2) Independensi dalam penampilan (independent in appeareance), yaitu

pandangan pihak luar terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan

audit.

3) Independensi dari sudut keahlian atau kompetensi (independent in

competence), hal ini berhubungan erat dengan kompetensi atau kemampuam

auditor dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.

Bazerman dan Loewenstein (2001) menjelaskan berdasarkan bukti-bukti

penelitian psikologis sangat susah untuk mencapai independensi karena auditor

tidak luput dari adanya bias (uncocsious bias) yang tidak disadari. Hal itulah yang

menyebabkan auditor dipengaruhi unsur subjektif dan tidak mencapai objektifitas

yang sempurna.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa

independensi merupakan sikap tidak memihak, tidak terpengaruh, jujur, dan

hasil akhir yang dilaporkan adalah berdasarkan temuan-temuan dari bukti-bukti

yang ada atau secara objektif bukan secara subjektif.

2.1.6 Ikatan Kepentingan Keuangan

Menurut Mulyadi (2002:32), ikatan kepentingan keuangan dan hubungan

usaha dengan klien adalah sebagai berikut.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

18

1) Hubungan keuangan dengan klien dapat mempengaruhi objektifitas auditor

serta dapat menimbulkan kesan orang ketiga bahwa objektifitas auditor tidak

dapat dipertahankan, contoh hubungan keuangan adalah sebagai berikut.

(1) Kepentingan keuangan langsung atau tidak langsung dengan klien.

(2) Saling melakukan pinjaman pribadi atau adanya pinjaman dari atau oleh

pihak klien, karyawan, direktur, pemegang saham utama dalam

perusahaan klien.

(3) Adanya kepentingan keuangan mencakup kepentingan oleh suami,

isteri, keluarga sedarah, semenda, sampai garis kedu auditor yang

bersangkutan.

2) Adanya kepentingan keuangan, seseorang auditor atas laporan audit yang

akan diterbitkan.

3) Adanya keterlibatan oleh auditor terhadap usaha klien. Mencakup

kepemilikan saham secara langsung atau tidak langsung, masuknya auditor

kedalam susunan kepengurusan perusahaan, atau hubungan keluarga, adanya

pengalihan kepemilikan atau pelimpahan saham kepada auditor.

Dalam penelitian Minanda (2011) Departemen Keuangan Republik

Indonesia (DEPKEU RI) melalui Panitia Antar Departemen Penyusunan RUU

Akuntan Publik dalam Substansi Rancangan Undang-Undang Akuntan Publik

mengatur masalah ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan

klien. Pada bagian independensi, dijelaskan bahwa akuntan publik dan kantor

akuntan publik tidak independen bila mempunyai kepentingan keuangan baik

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

19

langsung maupun tidak langsung yang materian dengan akuntan publik.

Dinyatakan mempunyai kepentingan bila: (DEPKEU RI, 2006)

1) Akuntan Publik (AP) atau Kantor Akuntan Publik (KAP) atau pihak

terasosiasi mempunyai saham lebih besar dari 5% atau memgang kendali

pada klien.

2) Mayoritas pendapatan Kantor Akuntan Publik (KAP) dari jasa non-audit

selain jasa non-audit tertentu dalam satu tahun buku sebelum dimulainya

pekerjaan audit berasal dari klien dan atau entitas sepengendali klien yang

akan di audit.

2.1.7 Fee Audit

Akuntan publik tidak perlu membuat tarif standar karena sudah ada Surat

Keputusan No. KEP.024/IAPI/VII/2008 tentang Kebijakan Penentuan Fee Audit

yang diterbitkan oleh Ketua Umum Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

dengan tujuan sebagai panduan bagi seluruh Anggota Institut Akuntan Publik

Indonesia yang menjalankan praktek sebagai akuntan publik maupun Kantor

Akuntan Publik dalam menetapkan besaran imbalan yang wajar sesuai dengan

martabat profesi akuntan publik dan dalam jumlah yang pantas untuk dapat

memberikan jasa sesuai dengan tuntutan standar professional akuntan publik yang

berlaku. Menurut Poi (2014) menyatakan terdapat beberapa indikator dari fee

audit, yaitu:

1. Resiko penugasan

2. Kompleksitas jasa yang diperlukan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

20

3. Struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesi lainnya.

4. Ukuran KAP.

Dalam menetapkan imbalan jasa (fee) audit, Akuntan Publik harus

memperhatikan tahapan-tahapan pekerjaan audit, sebagai berikut.

1) Tahap perencanaan audit

Pendahuluan perencanaan, pemahaman bisnis klien, pemahaman proses

akuntansi, pemahaman struktur pengendalian internal, penetapan risiko

pengendalian, melakukan analisis awal, menentukan tingkat materialitas,

membuat program audit, risk assessment atas akun, dan fraud discussion

dengan manajemen.

2) Tahap pelaksanaan audit

Pengujian pengendalian internal, pengujian substantif transaksi, prosedur

analitis, dan pengujian detail transaksi.

3) Tahap pelaporan

Review kewajiban kontijensi, review atas kejadian setelah tanggal neraca,

pengujian bukti final, evaluasi dan kesimpulan, komunikasi dengan klien,

penerbitan laporan audit, dan capital commitment.

Dalam menetapkan tarif audit, Akuntan Publik harus juga

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

1) Kebutuhan klien

2) Tugas dan tanggung jawab menurut hukum (statutory duties)

3) Independensi

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

21

4) Tingkat keahlian (levels of expertise) dan tanggung jawab yang melekat pada

pekerjaan yang dilakukan, serta tingkat kompleksitas pekerjaan

5) Banyaknya waktu yang diperlukan dan secara efektif digunakan oleh Akuntan

Publik dan stafnya untuk menyelesaikan pekerjaan, dan

6) Basis penetapan fee yang disepakati.

2.1.8 Sifat Machiavellian

Sifat Machiavellian diperkenalkan oleh seorang ahli filsuf politik dari Itali

bernama Niccolo Machiavellian (1469-1527). Nama Machiavellian, kemudian

diasosiasikan dengan hal yang buruk untuk menghalalkan cara dalam mencapai

tujuan. Sifat Machiavellian merupakan suatu keyakinan atau persepsi yang

diyakini tentang hubungan antar personal. Persepsi ini akan membentuk suatu

kepribadian yang mendasari perilaku dalam berhubungan dengan orang lain.

Ghosh dan Crain (1996) mengemukakan bahwa individu dengan sifat

Machiavellian tinggi cenderung memanfatkan situasi untuk mendapatkan

keuntungan pribadi dan lebih memiliki keinginan untuk tidak taat pada aturan.

Penelitian Puspitasari (2012) menjelaskan bahwa ketika seorang auditor

memiliki sifat Machiavellian yang tinggi maka memiliki independensi yang

rendah. Sifat Machiavellian ini memiliki dampak yang buruk bagi profesi

akuntan. Profesi akuntan dituntut untuk mempunyai tanggung jawab etis yang

bahkan lebih daripada tanggung jawab lainnya. Sifat Machiavellian dapat di ukur

dengan menggunakan skala Mach IV yang di kembangkan oleh Christie dan Geis

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

22

(1970). Skala Mach IV terdiri dari 20 pertanyaan. Semakin tinggi skor Mach IV,

maka semakin besar sifat machiavellian.

2.1.9 Definisi Etika

Etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian normatif

tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan

akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan-permasalahan

dunia nyata. Etika berkaitan erat dengan prinsip-prinsip yang memandu perilaku

manusia. Etika merupakan pembelajaran tentang norma-norma dan nilai-nilai

yang berkaitan dengan salah dan benar, baik dan buruk, apa yang harus kita

lakukan dan tindakan apa yang dihindari. Keputusan berasal dari kepercayaan

terhadap apa yang diharapkan oleh norma-norma, nilai-nilai, dan pencapaian,

serta bahwa penghargaan dan sanksi diberikan untuk tindakan tertentu. Dilema

etika muncul ketika norma-norma dan nilai-nilai mengalami konflik, dan terdapat

beberapa tindakan alternatif yang dapat dilakukan.Hal ini berarti pengambil

keputusan harus membuat sebuah pilihan. Tidak seperti keputusan yang jelas,

dilema etika tidak memiliki standar objektif. Oleh karena itu, kita harus

menggunakan kode etik yang bersifat subjektif (Brooks & Dunn,2012)

Para filsuf telah melakukan penelitian etika perilaku selama berabad-abad.

Berbagai ide, konsep, maupun prinsip etika telah banyak dikembangkan, namun

belum ada tindakan korporasi yang jelas. Konsekuensinya, para direktur,

eksekutif, dan akuntan profesional memerlukan kewaspadaan terhadap parameter

etika yang diharapkan, dan harus menggabungkannya ke dalam budaya organisasi

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

23

mereka. Etika berkaitan erat dengan prinsip-prinsip yang memandu perilaku

manusia. Etika merupakan pembelajaran tentang norma-norma dan nilai-nilai

yang berkaitan dengan salah dan benar, baik dan buruk, apa yang harus kita

lakukan dan tindakan apa yang dihindari. Tidak seperti keputusan yang jelas,

dilema etika tidak memiliki standar objektif (Brooks & Dunn, 2012). Maka dari

itu, dalam menjalankan tugas profesinya, akuntan memerlukan pedoman kode etik

yang digunakan sebagai patokan benar atau salah. Kode etik ini berisikan pola

umum, cara, seperangkat aturan perilaku dan norma-norma yang harus dipatuhi.

Seorang auditor harus memiliki pemahaman yang baik mengenai kode etik

tersebut, untuk mampu menerapkannya serta menjalankan tugas sesuai dengan

kode etik tersebut. Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Pemahaman

adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar. Oleh karena

itu, dengan pemahaman seseorang diharapkan untuk dapat membuktikan bahwa ia

dapat memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.

Prinsip etika merupakan kerangka dasarbagi aturan etika yang mengatur

pelaksanaan pemberian jasa professional oleh anggota. Dalam Kode Etik Akuntan

Indonesia terdapat delapan prinsip etika, yaitu:

1) Tanggung jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai professional setiap anggota

harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam

semua kegiatan yang digunakan.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

24

2) Kepentingan publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka

pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan

komitmen atas profesionalisme.

3) Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota

harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi

mungkin.

4) Objektifitas

Setiap anggota harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan

kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

5) Kompetensi dan kehati-hatian professional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya denga kehati-hatian,

kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk

mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tindakan

yang di perlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja

mendapatkan manfaat dari jasa profesionalnya yang kompeten berdasarkan

perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir.

6) Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh

selama melakukan jasa professional dan tidak boleh memakai atau

mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak

atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

25

7) Perilaku profesional

Setiap anggota berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik

dan menjauhi tindakan yang dapat mendeskreditkan profesi.

8) Standar teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan

standar teknis dan standar profesional yang relevan.

2.1.10 Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini diperoleh dari

jurnal nasional maupun internasional dapat diuraikan secara ringkas sebagai

berikut:

No.

Peneliti &

Tahun

Penelitian

Judul Hasil Penelitian

1

Wati dan

Subroto

(2003)

Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi

Independensi

Penampilan

Akuntan Publik.

(Survei pada

Kantor Akuntan

Publik dan

Pemakai Laporan

Keuangan di

Surabaya).

Penelitian mendapatkan hasil

bahwa Ikatan Kepentingan

Keuangan dan Hubungan Usaha

Dengan Klien, Lamanya

Hubungan Audit, dan Fee Audit

dapat mempengaruhi Independensi

Penampilan Akuntan Publik,

namun Pemberian Jasa Lain,

Persaingan Antar Kantor Akuntan

Publik dan Ukuran Kantor

Akuntan Publik tidak

mempengaruhi Independensi

Penampilan Akuntan Publik.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

26

No.

Peneliti &

Tahun

Penelitian

Judul Hasil Penelitian

2 Purnamasari

(2006)

Sifat Machiavellian

dan Pertimbangan

Etis: Anteseden

Independensi dan

Perilaku Etis

Auditor.

Penelitian diketahui bahwa sifat

Machiavellian berhubungan

negatif dengan independensi dan

perilaku etis auditor. Artinya

auditor yang memiliki sifat

Machiavellian tinggi akan

cenderung lebih menyetujui

penyimpangan terhadap

independensi dan cenderung

berperilaku tidak etis.

3 Chapple

(2007)

Tanggapan

Peraturan Sebuah

Dilema

Independensi

Auditor - Siapa

pada Posisi yang

Lebih Kuat?

Penelitian diperoleh bahwa bagian

penting dari reformasi tata kelola

perusahaan di Australia,

menyampaikan keprihatinan atas

fungsi audit dan peran auditor

independen dalam memantau

manajer dan memberikan

informasi yang berguna kepada

para pemangku kepentingan

tentang posisi keuangan

perusahaan.

4 Kasidi (2007)

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi

Independensi

Auditor Persepsi

Manajer Keuangan

Perusahaan

Manufaktur di

Jawa Tengah.

Pengujian hipotesis diketahui

bahwa: tidak terdapat pengaruh

antara ukuran kantor akuntan

publik (KAP) dengan independensi

auditor, tidak terdapat pengaruh

antara lamanya hubungan audit

dengan independensi auditor, tidak

terdapat pengaruh antara audit fee

dengan independensi auditor, tidak

terdapat pengaruh antara

pelayanan konsultasi manajemen

dengan independensi auditor, dan

terdapat pengaruh yang positif

antara keberadaan komite audit

pada perusahaan klien dengan

independensi auditor.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

27

No.

Peneliti &

Tahun

Penelitian

Judul Hasil Penelitian

5 Suryaningtyas

(2007)

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi

Independensi

Akuntan Publik

(Studi Kasus pada

Kantor Akuntan

Publik di

Bandung).

Penelitian diketahui faktor yang

mempengaruhi independensi

Akuntan Publik adalah hubungan

keluarga, hubungan usaha dan

keuangan dengan klien,

keuntungan dan kerugian terkait

usaha dengan klien, dan

keterlibatan dalam usaha yang

tidak sesuai.

6

Adeyemi dan

Akinniyi

(2009)

Persepsi

Stakeholders pada

Independensi

Auditor Secara

Hukum di Nigeria.

Penelitian menunjukkan biaya

audit sebagai faktor yang paling

mempengaruhi, mampu

menghalangi independensi auditor

di Nigeria.

7 Sunasti (2009)

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi

Independensi

Penampilan

Akuntan Publik

(Survei Pada

Kantor Akuntan

Publik di

Pekanbaru dan

Padang).

Variabel ikatan kepentingan

keuangan dan hubungan usaha

klien, pemberian jasa lain selain

jasa audit, lamanya hubungan

audit, persaingan antar kantor

akuntan publik, ukuran kantor

akuntan publik, dan besarnya fee

audit secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap independensi

penampilan Akuntan Publik.

8 Chen (2009)

Apakah

Kompensasi

berbasis insentif

mengganggu

Independensi

Auditor Internal?

Bukti dari Biaya

Audit.

Penelitian ditemukan bahwa

hubungan antara biaya audit akan

lebih parah untuk IBC yang

diberikan dibandingkan dengan

bonus tunai. Hasil ini memberikan

dampak negatif sehingga auditor

lebih mementingkan melayani diri

sendiri sebagai perilaku

oportunistik.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

28

No.

Peneliti &

Tahun

Penelitian

Judul Hasil Penelitian

9 Salehi (2009)

Layanan Non-

Audit dan

Independensi

Audit: Bukti dari

Iran.

Penelitian ini menunjukkan bahwa

pemegang saham sangat setuju

bahwa menyediakan NAS oleh

auditor eksternal untuk klien yang

sama berpengaruh kuat dan negatif

terhadap independensi audit.

10 Salehi (2009)

Gap Independensi

Auditdan Harapan:

Bukti Empiris di

Iran.

Penelitian diketahui bahwa

independensi merupakan dasar

untuk keandalan laporan auditor.

Independensi auditor merupakan

elemen kunci dari gap audit

dengan harapan, jika auditor

independen maka akan

mengurangi kesenjangan harapan.

11 Ali (2010)

Independensi

Auditor Ditinjau

dari Hubungan

Auditor dengan

Klien, Keahlian

dan Kualitas

Auditor (Studi

Empiris pada

Kantor Akuntan

Publik di

Surabaya).

Penelitian yang telah dilakukan

didapatkan bahwa ada hubungan

antara hubungan auditor dengan

klien dengan independensi auditor,

tidak ada hubungan antara keahlian

auditor dengan independensi

auditor dan ada hubungan antara

kualitas auditor dengan

independensi auditor.

12 Cousin dan Ika

S (2010)

Pengaruh Faktor

Internal dan

Eksternal Terhadap

Independensi dan

Kualitas Audit

Auditor di Jawa

Tengah.

Berdasarkan uji F didapatkan hasil

variabel idealisme, audit fee,

persaingan antar KAP dan

relativisme secara bersama-sama

berpengaruh terhadap

independensi. Uji F terhadap

variabel kualitas audit didapat

variabel idealisme, relativisme dan

independensi secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap

kualitas audit.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

29

No.

Peneliti &

Tahun

Penelitian

Judul Hasil Penelitian

13 Rapina (2010)

Pengaruh

Independensi

Eksternal Auditor

Terhadap Kualitas

Pelaksanaan Audit

(Studi Kasus pada

Beberapa Kantor

Akuntan Publik di

Bandung).

Berdasarkan hasil penelitian, maka

dapat ditarik sebuah kesimpulan

bahwa independensi eksternal

auditor memiliki pengaruh yang

signifikan sebesar 14,8%

sedangkan sisanya sebesar 85,2%

adalah pengaruh dari faktor lain

yang tidak diamati oleh peneliti.

14 Setiawan

(2011)

Pengaruh Sifat

Machiavellian dan

Perkembangan

Moral Terhadap

Dysfunctional

Behavior (Studi

Kasus pada

Mahasiswa

Akuntansi S1

Universitas

Diponegoro

Semarang).

Penelitian ini menunjukkan bahwa

persepsi mahasiswa tentang sifat

Machiavellian memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap

dysfunctional behavior, dan

perkembangan moral memiliki

pengaruh yang negatif dan

signifikan terhadap dysfunctional

behavior.

15 Rimawati

(2011)

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi

Independensi

Auditor.

Penelitian ini menunjukkan

bahwa intervensi manajemen

klien, pemutusan hubungan kerja

dan penggantian auditor, lamanya

hubungan audit berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap

independensi auditor. High fee

audit, sanksi atas audit over

timebudget berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

independensi auditor. Sedangkan

tight audit time budget

berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap independensi

auditor.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

30

No.

Peneliti &

Tahun

Penelitian

Judul Hasil Penelitian

16 Al-Bawab

(2012)

Faktor yang

Mempengaruhi

Pemilihan Auditor

Eksternal pada

Bank di Yordania

Ditinjau dari

Perspektif Auditor

Eksternal di

Yordania (Studi

Empiris).

Studi ini mencapai beberapa

kesimpulan, yaitu: ada alasan yang

berkaitan dengan penerapan

standar auditing untuk mengubah

eksternal auditor, ada alasan yang

berkaitan dengan kantor audit

untuk mengubah auditor eksternal.

17 Al-Sawalqa

(2012)

Persepsi Ekuitas

Jordania Terhadap

Independensi

Auditor Secara

Eksternal.

Penelitian menunjukkan bahwa

menerima hadiah, keberadaan non-

komite audit, kerangka peraturan

Yordania, biaya audit, jasa

konsultasi, pemeriksaan kompetisi

pasar profesi, perusahaan audit

yang lebih kecil, melayani klien

yang diberikan selama lebih dari

durasi yang lebih lama dan

penunjukan kembali auditor

eksternal yang sama masing-

masing merupakan faktor utama

yang berpengaruh secara negatif

terhadap independensi auditor

negatif.

18 Puspitasari

(2012)

Sifat Machiavellian

dan Pertimbangan

Etis : Anteseden

Independensi dan

Perilaku Etis

Auditor.

Variabel machiavellian

berpengaruh pada independensi

auditor. Hasil ini menjelaskan

bahwa ketika seorang auditor

memiliki sifat Machiavellian yang

tinggi maka memiliki independensi

yang rendah. Sifat Machiavellian

ini memiliki dampak yang buruk

bagi profesi akuntan.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

31

Sumber: Penelitian terdahulu.

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh Ikatan Kepentingan Keuangan Terhadap Independensi

Penampilan Auditor

Menurut Mulyadi (2002:32), ikatan kepentingan keuangan dan hubungan

usaha dengan klien dapat mempengaruhi independensipenampilan auditor serta

No.

Peneliti &

Tahun

Penelitian

Judul Hasil Penelitian

19 Saat (2012)

Faktor yang

Mempengaruhi

Efektivitas

Anggota Komite

Audit Independen -

Kasus Perusahaan

Terdaftar di Bursa

Malaysia.

Penelitian menunjukkan bahwa

komite audit yang mengatur

kinerja perusahaan dapat

ditingkatkan bila ada proporsi

yang tinggi dari anggota komite

audit independen dan perusahaan

sesuai dengan peraturan.

20 Cahyadi

(2013)

Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi

Independensi

Akuntan Publik

(Survei pada

Mahasiswa Jurusan

Akuntansi

Universitas di

Jakarta).

Penelitian menunjukan bahwa

lama hubungan audit dengan klien,

besarnya ukuran KAP, persaingan

antar KAP, hubungan sosial

dengan klien, pelaksanaan jasa non

audit, dan audit fee secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap

independensi akuntan publik,

tetapi secara parsial hanya

besarnya ukuran KAP, persaingan

antar KAP, hubungan sosial

dengan klien, dan audit fee saja

yang secara signifikan dapat

mempengaruhi independensi

akuntan publik, sedangkan lama

hubungan audit dengan klien dan

pelaksanaan jasa non audit

terhadap klien tidak terdapat

pengaruh signifikan terhadap

independensi akuntan publik

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

32

dapat menimbulkan kesan orang ketiga bahwa objektifitas auditor tidak dapat

dipertahankan. Penelitian oleh Ardiani (2011) diperoleh bahwa ikatan

kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien berpengaruh negatif dan

signifikan terhadapindependensipenampilan auditor. Supriyono (1988) melakukan

penelitian mengenai pengaruh ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha

dengan klien terhadap independensi auditor di Indonesia dan memperoleh hasil

bahwa ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien

mempengaruhi rusaknya independensi. Cahyadi (2013) menyatakan bahwa

hubungan sosial dengan klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

independensi akuntan publik. Jika akuntan publik memiliki hubungan sosial denga

klien, maka akuntan publik akan mengeluarkan opini yang tidak independen. Hal

ini dikarenakan akuntan publik tersebut tidak mau usahanya dengan klien

mendapat opini yang buruk yang akan membuat usahanya menjadi tidak baik di

mata investor dan masyarakat. Sehingga akuntan publik akan mengeluarkan opini

yang salah walaupun harus kehilangan independensinya sebagai akuntan publik.

Sedangkan dalam penelitian Shockley (1981) menyatakan bahwa hubungan usaha

dengan klien tidak berpengaruh secara signifikan terhadap independensi akuntan

publik.

Semakin tingginya kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan

klien, menyebabkan hubungan emosional atau kedekatan emosional yang dapat

berpengaruh terhadap independensi auditor.Adanya hubungan istimewa ini,

cenderung berdampak pada hubungan kerjasama untuk memanipulasi hasil audit.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

33

Maka berdasarkan landasan teori yang ada, dapat disusun hipotesis sebagai

berikut:

H1: Ikatan kepentingan keuangan berpengaruh negatif terhadap independensi

penampilan auditor

2.2.2 Pengaruh Fee Audit Terhadap Independensi Penampilan Auditor

IFAC (International Federation of Accountant, 1996, 8.7) dan EFAAb

(European Federation of Accountants and Auditor, 1998) menyatakan, bahwa

ukuran atau besarnya perusahaan klien (yang diukur dari besarnya biaya audit)

dapat meningkatkan perhatian terhadap independensi auditor, namun tidak

menyebutkan berapa total biaya yang dapat diterima oleh auditor. EFFA (1998,4)

dengan jelas menyatakan, bahwa total biaya dari seorang klien kepada auditor

sebaiknya tidak melebihi persentase total perputaran uang dalam Kantor Akuntan

Publik.

Suyatmini (2002), berpendapat bahwa biaya jasa (fee) audit yang besar

dapat mempengaruhi independensi auditor, dengan alasan: (1) Kantor Akuntan

Publik yang menerima fee audit yang besar merasa tergantung pada klien,

meskipun laporan keuangan klien mungkin tidak sesuai dengan prinsip akuntansi

berterima umum; (2) Kantor Akuntan Publik yang menerima fee audit yang besar

dari seorang klien takut kehilangan klien tersebut, karena akan kehilangan

sebagian besar pendapatanya, sehingga perilaku mereka cenderung tidak

independen.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

34

Rinaldi (2012) mendapatkan hasil dari penelitiannya bahwa besarnya fee

audit berpengaruh secara negatif terhadap independensi auditor. Dan dalam

penelitian Barizah (2005) menyatakan bahwa besarnya biaya audit beresiko tinggi

atas hilangnya independensi auditor.

Sebaliknya, dalam penelitian Janti (2005) di dapatkan hasil bahwa terdapat

pengaruh positif antara audit fee terhadap independensi auditor dalam penampilan.

Hal ini di sebabkan semakin tinggi audit fee yang di terima maka semakin tinggi

pula independensi dalam penampilan.

Tidak adanya standar khusus yang mengatur mengenai tarif tetap fee audit,

menyebabkan ketidakseragaman fee antara satu perusahaan yang diaudit (klien)

dengan perusahaan lain, atau antar kantor akuntan publik. Meskipun terdapat

pedoman yang digunakan dalam menentukan besaran fee audit, namun pedoman

tersebut belum bersifat pasti. Maka besar kecilnya fee audit dapat mempengaruhi

independensi auditor. Semakin tinggi fee audit, auditor akan cenderung

memberikan hasil positif, atau cenderung mengikuti permintaan klien. Hal ini

dapat menurunkan independensi auditor.

Berdasarkan landasan teori yang ada, maka dapat disusun hipotesis

sebagai berikut:

H2: Fee audit berpengaruh negatif terhadap independensi penampilan auditor

2.2.3 Pengaruh Sifat Machiavellian Terhadap Independensi Penampilan

Auditor

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

35

Menurut Bass, et. al.(1999), sifat Machiavellian yang tinggi bias membuat

seseorang menggunakan perilaku yang manipulatif, persuasif, dan curang dalam

meraih tujuan akhir. Secara teoritis, individual Machiavellian yang tidak peduli

dengan penilaian moralitas dari tindakan ambigu secara etika dan lebih mungkin

bertindak dengan caraetis atau tidak etis untuk mencapai tujuan akhirnya.

Richmond (2001) menyatakan bahwa kecenderungan sifat Machiavellian

yang semakin tinggi maka seseorang akan cenderung untuk berperilaku tidak etis.

Sebaliknya, jika kecenderungan sifat Machiavellian rendah maka seseorang akan

cenderung untuk berperilaku etis.

Pradnya (2013) semakin tinggi sifat Machiavellian maka semakin rendah

independensi auditor dalam mengaudit laporan keuangan.Sebaliknya, apabila

semakin rendah sifat Machiavellian maka semakin tinggi independensi auditor

dalam audit atas laporan keuangan. Profesi akuntan dituntut untuk mempunyai

tanggung jawab etis yang bahkan lebih daripada tanggung jawab lainnya. Jadi jika

seorang auditor memiliki sifat Machiavellian, maka tidak tertutup kemungkinan

auditor tersebut akan memanipulasi hasil atau temuan audit baik untuk

kepentingan pribadi ataupun permintaan klien yang tentunya mencerminkan

rendahnya independensi seorang auditor tersebut.

Berdasarkan landasan teori yang ada, maka dapat disusun hipotesis

sebagai berikut:

H3: Sifat Machiavellian berpengaruh negatif terhadap independensi penampilan

auditor.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

36

2.2.4 Pengaruh Pemahaman Etika Terhadap Independensi Penampilan

Auditor

Etika merupakan pembelajaran tentang norma-norma dan nilai-nilai yang

berkaitan dengan salah dan benar, baik dan buruk, apa yang harus kita lakukan

dan tindakan apa yang dihindari. Tidak seperti keputusan yang jelas, dilema etika

tidak memiliki standar objektif. Oleh karena itu, kita harus menggunakan kode

etik yang bersifat subjektif (Brooks & Dunn, 2012)

Etika professional meliputi standar sikap para anggota profesi yang

dirancang agar praktis dan realistis, tetapi sedapat mungkin idealistis. Tuntunan

etika profesi harus di atas hokum tetapi dibawah standar ideal (absolut) agar etika

mempunyai arti dan berfungsi sebagaimana mestinya (Halim, 2008:29).

Winda (2014) menyatakan bahwa semakin tingginya etika yang dimiliki

oleh auditor, semakin berkualitas audit yang dihasilkan. Etika merupakan faktor

yang diperlukan oleh auditor untuk menjalankan prinsip audit dengan baik. Alim

dkk (2007) berpendapat bahwa kualitas audit yang dipengaruhi oleh independensi

dan etika dalam melakukan tugas audit masih terkait dengan perilaku klien

terhadap auditor. Klien yang menginginkan hasil audit yang sesuai dengan

kebutuhannya tentu akan memperlakukan auditor dengan lebih baik dimana

auditor harus bersikap tegas apabila dihadapkan pada situasi yang demikian.

Dalam penelitian Hasbullah dkk (2014) yang mendapatkan hasil bahwa

etika profesi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bahwa

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS …erepo.unud.ac.id/11503/3/2158b5e6c1f39843157fe89411dfae67.pdf2.1.2 Pengertian Akuntan Publik ... yang meliputi jasa audit atas . 13 ... jasa

37

etika profesi yang ditunjukkan sebagai seorang auditor dalam melaksanakan tugas

audit, dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan.

Semakin tinggi pemahaman etika auditor, maka akan semakin tinggi pula

tingkat independensi yang dimiliki oleh auditor tersebut.

Berdasarkan landasan teori yang ada, maka dapat disusun hipotesis

sebagai berikut:

H4: Pemahaman etika berpengaruh positif terhadap independensi penampilan

auditor.