32
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Penelitian 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Agency Theory Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik). Principal merupakan pihak yang memberikan amanat kepada agen untuk melakukan suatu jasa atas nama principal, sementara agen adalah pihak yang diberi mandat. Dengan demikian agen bertindak sebagai pihak yang berkewenangan mengambil keputusan, sedangkan principal ialah pihak yang mengevaluasi informasi. Implementasi Agency Theory dapat berupa kontrak kerja yang mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan memaksimumkan utilitas, sehingga diharapkan agen bertindak menggunakan cara-cara yang sesuai kepentingan principal. Di sisi lain, principal akan memberikan insentif yang layak pada agen sehingga tercapai kontrak kerja optimal. Menurut Scott dalam Arifin (2014), inti dari Agency Theory adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan principal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan. Dalam penelitian ini, perusahaan bertindak sebagai principal, sementara auditor independen merupakan agen. Konflik kepentingan dapat terjadi karena berbagai sebab, semisal asimetri informasi. Asimetri informasi dimaknai sebagai ketidakseimbangan informasi akibat distribusi informasi yang tidak sama antara agen dengan principal. Efek

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

  • Upload
    buitram

  • View
    222

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep Penelitian

2.1.1 Landasan Teori

2.1.1.1 Agency Theory

Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen

suatu perusahaan) dengan principal (pemilik). Principal merupakan pihak yang

memberikan amanat kepada agen untuk melakukan suatu jasa atas nama principal,

sementara agen adalah pihak yang diberi mandat. Dengan demikian agen

bertindak sebagai pihak yang berkewenangan mengambil keputusan, sedangkan

principal ialah pihak yang mengevaluasi informasi.

Implementasi Agency Theory dapat berupa kontrak kerja yang mengatur

proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan memaksimumkan

utilitas, sehingga diharapkan agen bertindak menggunakan cara-cara yang sesuai

kepentingan principal. Di sisi lain, principal akan memberikan insentif yang layak

pada agen sehingga tercapai kontrak kerja optimal. Menurut Scott dalam Arifin

(2014), inti dari Agency Theory adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk

menyelaraskan kepentingan principal dan agen dalam hal terjadi konflik

kepentingan. Dalam penelitian ini, perusahaan bertindak sebagai principal,

sementara auditor independen merupakan agen.

Konflik kepentingan dapat terjadi karena berbagai sebab, semisal asimetri

informasi. Asimetri informasi dimaknai sebagai ketidakseimbangan informasi

akibat distribusi informasi yang tidak sama antara agen dengan principal. Efek

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

dari asimetri informasi ini bisa berupa moral hazard, yaitu permasalahan yang

timbul jika agen tidak melaksanakan hal-hal dalam kontrak kerja; bisa pula terjadi

adverse selection, ialah keadaan di mana principal tidak dapat mengetahui apakah

keputusan yang diambil agen benar-benar didasarkan atas informasi yang

diperoleh, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam tugas.

Untuk memperkecil asimetris informasi, maka pengelolaan perusahaan

harus diawasi dan dikendalikan untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan

dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Upaya ini menimbulkan apa yang disebut sebagai agency costs, yang menurut

teori ini harus dikeluarkan sedemikian rupa sehingga biaya untuk mengurangi

kerugian yang timbul karena ketidakpatuhan setara dengan peningkatan biaya

pelaksanaannya.

Agency costs ini mencakup biaya untuk pengawasan oleh pemegang

saham; biaya yang dikeluarkan oleh manajemen untuk menghasilkan laporan yang

transparan, termasuk biaya audit yang independen dan pengendalian internal; serta

biaya yang disebabkan karena menurunnya nilai kepemilikan pemegang saham

sebagai bentuk ‘bonding expenditures’ yang diberikan kepada manajemen dalam

bentuk opsi dan berbagai manfaat untuk tujuan menyelaraskan kepentingan

manajemen dengan pemegang saham.

Agency Theory memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage

yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena biaya

keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi (Jensen dan

Meckling, 2010:354). Tambahan informasi diperlukan untuk menghilangkan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai

kreditur, Marwata (2010:18) dan Fitriani (2010:14). Perusahaan dengan rasio

leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan ungkapan yang lebih

luas daripada perusahaan dengan rasio leverage yang rendah. Leverage ini sangat

erat kaitannya dengan dividen yang akan diperoleh investor.

Pada umumnya para investor di pasar modal membutuhkan berbagai

informasi tentang baik tidaknya suatu perusahaan untuk melakukan investasi,

terutama informasi mengenai pengumuman dividen. Hal ini berkaitan dengan

sinyal tentang prospek masa depan suatu perusahaan yang diberikan oleh pihak

manajemen perusahaan kepada para calon investor melalui pengumuman dividen.

Teori kebijakan dividen yang berkaitan dengan dividen sebagai sinyal adalah

“Dividen Signaling Theory”.

Teori dividen signaling theory pertama kali dicetuskan oleh Battacharya.

Teori ini menjelaskan bahwa informasi tentang cash dividen yang dibayarkan

dianggap investor sebagai sinyal prospek perusahaan di masa mendatang. Adanya

anggapan ini disebabkan terjadinya asymmetric information antara manajer dan

investor, sehingga para investor menggunakan kebijakan dividen sebagai sinyal

tentang prospek perusahaan (Suluh Pramastuti, 2011:8).

Setiap kebijakan dividen dapat menjadi bahan penilaian oleh investor

(pihak yang tidak memiliki informasi lengkap mengenai perusahaan) tentang

kinerja perusahaan. Ketika perusahaan membayar dividen untuk pertama kalinya,

investor dapat menginterpretasikan bahwa saat ini manajer yakin bahwa

profitabilitas perusahaan tidak hanya cukup untuk membiayai kesempatan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

investasi tetapi juga dapat untuk membayarkan dividen. Investor dan manajer

mengerti bahwa sekali dividen dibayarkan maka sangat jarang dividen tersebut

besarnya akan diturunkan maka investor juga akan menganggap inisiasi tersebut

sebagai keyakinan manajer bahwa laba perusahaan di masa yang akan datang akan

dapat menunjang kesempatan-kesempatan investasi (Zainal Arifin, 2014:115-

116).

Menurut Lukas, terdapat fenomena yang menjelaskan bahwa jika ada

kenaikan dividen sering diikuti dengan kenaikan harga saham dan sebaliknya,

penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun dianggap

sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen daripada capital gains.

Sedangkan menurut Modigliani-Miller (MM), suatu kenaikan dividen yang di atas

biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen

perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa mendatang.

Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau kenaikan dividen yang di bawah

kenaikan normal (biasanya) diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa

perusahaan menghadapi masa sulit di waktu mendatang (Atmaja,2012:287).

Tindakan perusahaan memberikan sinyal dengan pembayaran dividen

sesungguhnya sebuah tindakan penghamburan (burning money), namun

perusahaan yang bagus prospeknya akan dapat menutup biaya sinyal ini di

kemudian hari karena dapat menjual saham baru dengan harga yang lebih tinggi,

sedangkan perusahaan yang buruk prospeknya tidak dapat melakukan hal tersebut.

Teori signaling ini konsisten dengan observasi bahwa dividen payout

berhubungan erat dengan profitabilitas dan perusahaan yang memiliki free cash

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

flows besar membayarkan dividen dalam jumlah besar. Teori ini juga konsisten

dengan observasi bahwa pasar merespon dengan harga yang meningkat signifikan

pada saat ada inisiasi dan peningkatan dividen serta menurun dalam jumlah besar

saat ada pemotongan dividen (Zainal Arifin, 2014:132-134).

Nurhidayati (2012) mengemukakan bahwa informasi yang diberikan pada

saat pengumuman dividen lebih berarti daripada pengumuman earning. Bagi para

investor, dividen merupakan hasil yang diperoleh dari saham yang dimiliki, selain

capital gain yang didapat apabila harga jual saham lebih tinggi dibanding harga

belinya. Dividen tersebut didapat dari perusahaan sebagai distribusi yang

dihasilkan dari operasi perusahaan.

Martono dan Harjito (2014:253) mengungkapkan bahwa kebijakan

dividend merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan

pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan

apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada

pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal

guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.

Sjahrial, (2012:305), mengngkapkan bahwa perusahaan akan tumbuh dan

berkembang, kemudian pada waktunya akan memperoleh keuntungan atau laba.

Laba ini terdiri dari laba yang ditahan dan laba yang dibagikan. Pada tahap

selanjutnya laba yang ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling

penting untuk pembiayaan pertumbuhan perusahaan. Makin besar pembiayaan

perusahaan yang berasal dari laba yang ditahan di tambah penyusutan aktiva tetap,

maka makin kuat posisi finansial perusahaan tersebut. Dari seluruh laba yang

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

diperoleh perusahaan sebagian dibagikan kepada pemegang saham berupa

dividen. Mengenai penentuan besarnya dividen yang akan dibandingkan itulah

yang merupakan kebijakan dividen dari pimpinan perusahaan.

2.1.1.2 Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga (interest rate) merupakan salah satu variabel ekonomi

yang sering dipantau oleh para pelaku ekonomi. Tingkat suku bunga dipandang

memiliki dampak langsung terhadap kondisi perekonomian. Berbagai keputusan

yang berkenaan dengan konsumsi, tabungan dan investasi terkait erat dengan

kondisi tingkat suku. Konsep mengenai tingkat suku bunga terdiri dari berbagai

macam pendekatan. Pertama adalah konsep tentang real interest rate, yaitu

tingkat suku bunga yang merupakan tingkat suku bunga nominal dikurangi

dengan tingkat inflasi. Kedua adalah konsep atau pendekatan yang dikenal

sebagai yield to maturity. Yield to maturity dipandang sebagai konsep yang dapat

menjelaskan tingkat suku bunga dengan lebih akurat. Yield to maturity di artikan

sebagai tingkat suku bunga yang diperoleh dari present value (PV) atas

penerimaan cash flow instrumen utang yang dinilai dengan nilai saat ini

(Wibisono, 2010:48).

Faktor suku bunga ini penting untuk diperhitungkan karena rata-rata

semua orang, termasuk investor saham, selalu mengharapkan hasil investasi yang

lebih besar. Perubahan tingkat suku bunga akan mempengaruhi kondisi

fundamental perusahaan, karena hampir semua perusahaan yang mencatatkan

sahamnya di bursa menikmati pinjaman bank (Anoraga dan Pakarti, 2012:61).

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

BI rate adalah suku bunga dengan tenor satu bulan yang diumumkan oleh

Bank Indonesia secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi

sebagai sinyal (stance) kebijakan moneter (Siamat, 2012:139). Sertifikat Bank

Indonesia (SBI) adalah surat berharga dalam rupiah yang diterbitkan Bank

Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek yang

diperjualbelikan dengan sistem diskonto. Kenaikan suku bunga SBI dapat

mendorong harga saham ke bawah (Cahyono, 2014:117). Kenaikan suku bunga

akan meningkatkan beban bunga emiten, sehingga perolehan laba menurun.

Selain itu, pada saat suku bunga tinggi, biaya produksi meningkat, harga produk

menjadi lebih mahal, dan konsumen akan menunda pembelian, akibatnya

penjualan perusahaan menurun. Penurunan penjualan dan penurunan laba ini akan

menekan harga saham.

2.1.1.3 Nilai Tukar Rupiah

Perdagangan yang dilakukan antara dua negara tidaklah semudah yang

dilakukan dalam satu negara, karena mesti memakai dua mata uang yang berbeda

misalnya antara negara Indonesia dan Amerika Serikat, pengimpor Amerika harus

membeli rupiah untuk membeli barang-barang dari Indonesia. Sebaliknya

pengimpor Indonesia harus membeli dollar Amerika untuk menyelesaikan

pembayaran terhadap barang yang dibelinya di Amerika (Effendi dan Sawitriyadi,

2013).

Menurut Oktavia (2013) besarnya jumlah mata uang tertentu yang

diperlukan untuk memperoleh satu unit valuta asing disebut dengan kurs mata

uang asing. Secara terminologi, pengertian nilai tukar adalah harga sebuah mata

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang lainnya

(Faisal, 2011). Nilai tukar adalah nilai mata uang suatu negara diukur dari nilai

satu unit mata mata uang terhadap mata uang negara lain. Apabila kondisi

ekonomi suatu negara mengalami perubahan, maka biasanya diikuti oleh

perubahan nilai tukar secara substansional. Jadi nilai tukar merupakan harga yang

harus dibayar oleh mata uang suatu negara untuk memperoleh mata uang negara

lain.

Menurut Fabozzi dan Franco (2012) an exchange rate is defined as the

amount of one currency that can be exchange per unit of another currency, or the

price of one currency in items of another currency.

Sedangkan menurut Adiningsih, (2012), nilai tukar rupiah adalah harga

rupiah terhadap mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah merupakan nilai

dari satu mata rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang negara lain.

Misalnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS, nilai tukar rupiah terhadap Yen,

dan lain sebagainya.

Kurs inilah sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di

pasar saham maupun pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati

untuk melakukan investasi. Menurunnya kurs Rupiah terhadap mata uang asing

khususnya Dolar AS memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar

modal (Sitinjak dan Kurniasari, 2013).

Nilai tukar rupiah atau disebut juga kurs rupiah adalah perbandingan nilai

atau harga mata uang rupiah dengan mata uang lain. Perdagangan antar negara di

mana masing-masing Negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan

adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

Yang disebut kurs valuta asing atau kurs (Salvatore, 2012). Nilai tukar terbagi atas

nilai nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal (nominal exchange rate)

adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukar mata uang suatu Negara

dengan mata uang Negara lain. Sedangkan nilai riil (real exchange rate) adalah

nilai yang digunakan seseorang saat menukar barang dan jasa dari suatu Negara

dengan barang dan jasa dari Negara lain (Mankiw, 2012).

Nilai tukar yang melonjak-lonjak secara drastis tak terkendali

menyebabkan kesulitan pada dunia usaha dalam merencanakan usahanya terutama

bagi mereka yang mendatangkan bahan baku dari luar negeri atau menjual

barangnya ke pasar ekspor oleh karena itu pengelolaan nilai mata uang yang

relatif stabil menjadi salah satu faktor moneter yang mendukung perekonomian

secara makro (Pohan, 2014).

Menurut Sukirno (2012) besarnya jumlah mata uang tertentu yang

diperlukan untuk memperoleh satu unit valuta dengan kurs mata uang asing. Nilai

tukar adalah nilai mata uang suatu negara diukur dari nilai satu unit mata uang

terhadap mata uang negara lain. Jika kondisi ekonomi suatu negara mengalami

perubahan, maka biasanya diikuti oleh perubahan nilai tukar secara substansional.

Masalah mata uang muncul saat suatu negara mengadakan transaksi dengan

negara lain, di mana masing-masing negara menggunakan mata uang yang

berbeda. Jadi nilai tukar merupakan harga yang harus dibayar oleh mata uang

suatu negara untuk memperoleh mata uang negara lain.

Nilai tukar dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat suku bunga

dalam negeri, tingkat inflasi, dan intervensi Bank Sentral terhadap pasar uang.

Nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting dalam rangka

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

stabilitas moneter dan dalam mendukung kegiatan ekonomi. Nilai tukar yang

stabil diperlukan untuk tercapainya iklim usaha yang kondusif bagi peningkatan

dunia usaha. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, bank central pada waktu-waktu

tertentu melakukan intervensi di pasar-pasar valuta asing. Khususnya pada saat

terjadi gejolak yang berlebihan. Para ekonom membedakan kurs menjadi dua

yaitu kurs nominal dan kurs riil. Kurs nominal (nominal exchange rate) adalah

harga relatif dari mata uang dan Negara. Sebagai contoh, jika antara dolar

Amerika Serikat dan yen Jepang adalah 120 yen per dolar. Maka orang Amerika

Serikat bisa menukar 1 dolar untuk 120 yen di pasar uang. Sebaliknya orang

Jepang yang ingin memiliki dolar akan membayar 120 yen untuk setiap dolar

yang dibeli. Ketika orang-orang mengacu pada “kurs” di antara kedua Negara,

mereka biasanya mengartikan kurs nominal (Mankiw, 2012).

Kurs riil (real exchange rate) adalah harga relatif dari barang-barang di

anatara dua negara. Kurs riil menyatakan tingkat di mana kita bisa

memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari

negara lain. Nilai Tukar (exchange rate) atau kurs adalah harga satu mata uang

suatu nagara terhadap mata dari mata uang dua negara (Mankiw, 2012). Nilai

tukar riil adalah nilai tukar nominal yang sudah dikoreksi denganharga relatif

yaitu harga-harga di dalam negeri dibandingkan dengan harga-harga di luar

negeri. Nilai tukar dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini :

*P

PSQ

Di mana:

Q : Nilai tukar riil.

S : Nilai tukar nominal.

P : Tingkat harga domestic

P*: Tingkat harga di luar negeri.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

Kurs inilah sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di

pasar saham maupun pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati

untuk melakukan investasi. Menurutnya kurs Rupiah terhadap mata uang asing

khususnya Dolar AS memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar

modal (Sitinjak dan Kurniasari, 2013). Turunnya kurs menurunkan kemampuan

nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing salah satu dampaknya terhadap

impor.

Terdapat dua pendekatan yang digunakan untuk menentukan nilai tukar

(exchange rate) yaitu pendekatan moneter (monetary approach) dan pendekatan

pasar asset (asset market approach). Pada pendekatan moneter, nilai tukar

didefinisikan sebagai harga dimana mata uang asing (foreign currency) dijual

belikan terhadap mata uang domestik (domestic currency) dan harga tersebut

berhubungan dengan penawaran dan permintaan uang. Kontribusi perubahan nilai

tukar terhadap keseimbangan penawaran dan permintaan uang digunakan

hubungan absolute purchasing power parity (PPP) yang merupakan

keseimbangan antara harga domestik P dan konversi kurs valuta asing ke dalam

mata uang domestik eP* dengan rumus P = eP* atau e = P/P* (Batiz and Batiz,

dalam Hardiningsih, 2011).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar, yaitu

(Madura, 2013):

a. Faktor Fundamental

Faktor fundamental berkaitan dengan indikator-indikator ekonomi seperti

inflasi, suku bunga, perbedaan relatif pendapatan antar-negara, ekspektasi

pasar dan intervensi Bank Sentral.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

b. Faktor Teknis

Faktor teknis berkaitan dengan kondisi penawaran dan permintaan devisa pada

saat-saat tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan, sementara penawaran

tetap, maka harga valas akan naik dan sebaliknya.

c. Sentimen Pasar

Sentimen pasar lebih banyak disebabkan oleh rumor atau berita-berita politik

yang bersifat insidentil, yang dapat mendorong harga valas naik atau turun

secara tajam dalam jangka pendek. Apabila rumor atau berita-berita sudah

berlalu, maka nilai tukar akan kembali normal.

2.1.1.4 Leverege

Banyak pakar menjelaskan tentang leverage atau utang yang biasa dikenal

dengan solvabilitas. Leverage digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas

suatu perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan pada saat itu

dilikuidasi. Pendapat ini menunjukkan bahwa leverage berarti kemampuan

perusahaan untuk membayar utang-utangnya, baik jangka pendek maupun jangka

panjang (Sawir, 2013:13). Menurut Brigham dan Houston (2012:140) rasio

leverage merupakan rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan

pendanaan melalui utang (financial leverage). Menurut Horne dan Wachoviz

(2014:425) mendefinisikan leverage The use of fixed costs in an attempt to

increase (or lever up) profitability (leverage merupakan penggunaan biaya tetap

untuk meningkatkan keuntungan dari suatu perusahaan).

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat dinyatakan bahwa

leverage atau rasio utang adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka panjang dan jangka pendek. Hal ini umumnya sangat penting

bagi seorang kreditur karena akan menunjukan posisi keuangan perusahaan.

Semakin kecil rasio ini maka semakin pula risiko yang akan dialami oleh kreditur

untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.

Menurut Sawir (2013:13) ada dua jenis rasio leverage yaitu rasio utang

terhadap asset dan rasio utang terhadap modal.

1) Rasio utang terhadap aktiva atau Debt to Tottal Asset Ratio. Rasio ini

memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh

kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil persentasenya cenderung

semakin besar risiko keuangannya bagi kreditor maupun pemegang saham.

Rumus:

Total utang

Debt to Tottal Asset Ratio (DAR) = x 100%

Total aktiva

2) Rasio utang terhadap modal atau Debt to Equity Ratio. Rasio ini

menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan

perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut

untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rumus:

Total utang

Debt to Equity Ratio (DER) = x 100%

Ekuitas

Jenis rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to

Equity Ratio, rasio yang membandingkan total utang dengan modal. Menurut

Gibson (2014:260) Debt to Equity Ratio is another computation thats determines

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

the entity’s long-term debt-paying ability. Menurut Husnan (2012:70)

menjelaskan bahwa Debt to Equity Ratio menunjukan perbandingan antara utang

dengan modal sendiri. Menurut Horne dan Wachoviz (2011:145) debt to equity is

computed by simply dividing the total debt of the firm (lincluding current

liabilities) by its shareholders equity (Debt to Equity Ratio merupakan

perhitungan sederhana yang membandingkan total utang perusahaan dari modal

pemegang saham).

Menurut Sawir (2013:13) menjelaskan bahwa Debt to Equity Ratio adalah

rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan

perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk

memenuhi seluruh kewajibannya. Kreditur melihat ekuitas atau dana yang

diberikan oleh pemilik sebagai batas pengaman. Pemegang saham dengan

menghimpun dana melalui utang maka dapat mengendalikan perusahaan dengan

jumlah investasi ekuitas yang terbatas. Rasio ini dapat menggambarkan potensi

manfaat dan resiko yang berasal dari penggunaan utang.

2.1.1.5 Profitabilitas

Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam memperoleh

keuntungan. Maka tingkat profitabilitas rendah ditengarai berpengaruh terhadap

audit delay. Hal tersebut berkaitan dengan akibat yang dapat ditimbulkan pasar

terhadap pengumuman rugi oleh perusahaan. Penelitian Naim (2014)

memperlihatkan bahwa tingkat profitabilitas yang lebih rendah memacu

kemunduran publikasi laporan keuangan. Demikian pula Carslaw dan Kaplan

(2011) memaparkan perusahaan yang melaporkan kerugian mungkin akan

meminta auditor untuk mengatur waktu audit yang lebih lama ketimbang

biasanya.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

Ditemukan oleh Owusu-Ansah (2010), perusahaan yang memiliki hasil

gemilang (good news) akan melaporkan lebih tepat waktu dibandingkan dengan

perusahaan yang mengalami kerugian (bad news). Pnelitian Annisa (2014),

mengungkapkan perusahaan dengan hasil yang baik akan melaporkan lebih cepat

dari perusahaan yang gagal operasi atau merugi. Berlawanan dengan pemaparan

di atas, Ashton (2014) menyebutkan profitabilitas bukanlah faktor yang signifikan

mempengaruhi audit delay. Menurut Hanafi dan Halim (2012) Rasio profitabilitas

adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba. Dan juga rasio ini memberikan jawaban akhir tentang

efektivitas manajemen karena menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam

memperoleh suatu pengambilan bersih (net return) atau laba yang dihasilkan dari

investasi yang telah ditanamkan atau dari penjualan. Bagi beberapa pihak, rasio

profitabilitas sangat penting sebab cara perusahaan beroperasi, yang merupakan

hasil dari berbagai macam kebijakan dan keputusan perusahaan. Jenis-jenis rasio

profitabilitas menurut Sartono (2011) antara lain:

1. Return On Equity (ROE)

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang

tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh

besar kecilnya hutang perusahaan, apabila proporsi hutang makin besar maka

rasio ini juga semakin besar.

100%sendiri Modal

pajaksetelah LabaEquityOn Return X

2. Return On Asset Rasio (ROA)

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan

aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat kembalian

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh

dana (aktiva) yang dimilikinya..

Return On Asset Rasio = Aktiva Total

EBITX 100%

3. Net Profit Margin (NPM)

Rasio yang digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba bersih. .

Net Profit Margin= BersihPenjualan

pajaksetelah LabaX 100%

Net profit margin yang tinggi menunjukan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Secara umum rasio

yang rendah bisa menunjukkan menejemen yang tidak efisien.

4. Gross Profit Margin(GPM)

Rasio yang digunakan untuk mengetahui laba kotor yang dicapai setiap rupiah

penjualan. Gross profit margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok

penjualan. Jika harga pokok penjualan naik maka gross profit margin akan

turun, begitu pula sebaliknya.

Gross Profit Margin= BersihPenjualan

HPP -Penjualan X 100%

5. Return On Investment(ROI)

Rasio ini menunjukkan beberapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan

bila diukur dari nilai aktiva. Rasio ini digunakan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumbernya untuk

menghasilkan laba, dengan membandingkan laba setelah pajak, terhadap total

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

aktiva. Return on investment yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen

suatu perusahaan.

Return On Investment = Aktiva Total

pajaksetelah LabaX 100%

6. Earning Per Share(EPS)

Rasio per lembar saham adalah suatu rasio yang mana bermanfaat untuk

mengukur seberapa besar tiap lembar saham dapat menghasilkan laba bagi

pemiliknya. Jadi rasio ini sering digunakan investor untuk menganalisis

kemampuan perusahaan dalam mencetak laba berdasarkan saham yang

dipunyai. Para calon pemegang saham tertarik dengan earning per share yang

besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator suatu perusahaan.

Earning Per Share= Beredar Yang SahamJumlah

bersih LabaX 100%

Penelitian ini melakukan perhitungan Profitabilitas dengan Return On

Asset Rasio (ROA), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan

laba berdasarkan tingkat asset tertentu. Profitabilitas mempengaruhi perusahaan

yang mengumumkan rugi atau profitabilitas yang rendah. Ini raberkaitan

denganakibat yang dapat ditimbulkan oleh pasar terhadap pengumuman rugi

tersebutbagi perusahaan. Yang menjadi tolak ukur tingkat profitabilitas yaitu

Return On Asset Rasio (ROA) yang diperoleh dengan persamaan berikut

(Martono dan Agus Harjito, 2014):

ROA = Asset Total

EBITX 100 %

Keterangan :

Return on Asset (ROA) : Rasio Tingkat Profitabilitas

EBIT : Jumlah laba bersih perusahaan setelah pajak

Total Asset : Jumlah asset yang dimiliki perusahaan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

Berdasarkan persamaan diatas, maka ROA merupakan perbandingan

antara jumlah laba yang dihasilkan terhadap asset yang digunakan, sehingga

menunjukan sejumlah perusahaan mampu untuk menghasilkan laba dari

sumberdaya (asset) yang dimiliki.

2.1.1.6 Return Saham

Return saham merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor

berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung

risiko atas investasi yang dilakukannya (Tandelilin, 2010:47). Tujuan investor

dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return saham, tanpa melupakan faktor

risiko investasi yang harus dihadapinya. Return saham yang didapatkan investor

dari berinvestasi saham dapat berupa capital gain atau dividen. Return saham

merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return saham dapat berupa return

saham realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi

yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Jogiyanto, 2010:109). Return

realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data

historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan

sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang. Return ekspektasi

merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak

pasti.

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa

return realisasi yang sudah terjadi atau return ekpektasi yang belumterjadi tetapi

diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi (realized return)

merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur

kinerja dari perusahaan. Return histories ini juga berguna sebagai dasar penentuan

return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa datang (Nuryana, 2013:

59). Sedangkan return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan

akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi

yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi (Jogiyanto,

2010:107).

Salah satu faktor yang memotivasi investor yaitu adanya return saham

yang merupakan imbalan atas keberanian investor untuk menanggung risiko atas

investasi yang dilakukannya. Jogiyanto (2010: 108) menyatakan bahwa return

adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Return dapat berupa return

realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang

diharapkan akan terjadi di masa mendatang.

Pada umumnya, nilai return yang sering digunakan adalah return total.

Return pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis yaitu capital gain/loss dan yield.

Capital gain merupakan selisih dari harga investasi sekarang dengan harga

periode yang lalu. Jika harga investasi sekarang lebih tinggi dari harga investasi

periode lalu berarti terjadi keuntungan modal (capital gain) dan sebaliknya. Yield

merupakan presentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi.

Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara dengan kas

sehingga dapat diuangkan dengan cepat. Salah satu contoh yield adalah deviden

(Jogiyanto, 2010: 110).

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

Return total terdiri dari capital gain (loss) dan yield (Jogiyanto, 2010).

Dimana return total ini merupakan keseluruhan return yang diperoleh dari suatu

investasi pada periode tertentu. Return total dapat dinyatakan sebagai berikut:

Return Total = Capital gain (loss) + yield

Capital gain (loss) merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif

dengan harga periode lalu (Jogiyanto, 2010):

Capital gain (loss) = 1

1

t

tt

P

PP

Keterangan:

Pt = Harga saham periode sekarang.

Pt‐1 = Harga saham periode sebelumnya.

Yield adalah persentase penerimaan kas periodik dari suatu investasi

terhadap harga investasi periode tertentu. Untuk saham biasa yang melakukan

pembayaran deviden periodik sebesar Dt rupiah per-lembarnya, maka yield dapat

dituliskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2010):

Yield = 1t

t

P

D

Keterangan :

Dt = Dividen kas yang dibayarkan.

Pt ‐1 = Harga saham periode sebelumnya.

Yield disebut juga dengan current income yaitu keuntungan yang

diperoleh dari penerimaan kas periodik yang dapat diperoleh dari pembayaran

bunga deposito, dividen, bunga obligasi dan sebagainya disebut sebagai

pendapatan lancar, maksudnya adalah keuntungan biasanya diterima dalam bentuk

kas atau setara kas, sehingga dapat dikonversi dalam bentuk uang kas cepat

seperti bunga atau jasa giro dan dividen tunai. Serta yang setara kas adalah saham

bonus atau dividen saham yaitu dividen dibayarkan dalam bentuk saham-saham

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

dan dapat dikonversi menjadi uang kas, sehingga return total dapat dirumuskan

sebagai berikut (Jogiyanto, 2010: 115):

Return Total = 1

1

t

ttt

P

DPP

Keterangan :

Pt = Harga saham sekarang

P t ‐1 = Harga saham periode sebelumnya

Dt = Dividen kas yang dibayarkan

Tentunya tidak semua saham memberikan return dalam bentuk capital

gain karena nilai capital gain sangat tergantung dari harga pasar instrumen

investasi yang bersangkutan yang berarti investasi harus diperdagangkan di pasar.

Dengan danya pergerakan maka akan timbul perubahan nilai suatu instrumen

investasi. Namun tidak selamanya perusahaan membagikan dividen kas secara

periodik kepada pemegang sahamnya, maka dalam penelitian ini return saham

dapat dihitung sebagai berikut (Jogiyanto, 2010: 117) :

Return Total = 1

1

t

tt

P

PP

Keterangan

Pt = Harga saham periode sekarang

Pt‐1 = Harga saham periode sebelumnnya.

2.1.1.7 Pembahasan Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh tingkat

suku bunga, nilai tukar rupiah, leverage dan profitabilitas terhadap return saham,

diantaranya adalah sebagai berikut:

Aziz (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Return On

Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Tingkat Suku Bunga dan Tingkat

Inflasi Terhadap Return Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih memahami apakah ada dan

seberapa besar variabel-variabel diantaranya Return on Asset (ROA), Debt to

Equity Ratio (DER), Tingkat suku bunga dan Tingkat inflasi. Mempengaruhi

return saham perbankan di BEI. Variabel independen dalam penelitian ini adalah

Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Tingkat suku bunga dan

Tingkat inflasi sedangkan variabel dependen adalah return saham sektor

perbankan.

Sampel penelitian ini terdiri dari 14 Bank. Teknik analisis data

menggunakan analisis deskriptif dan statistik (regresi linear berganda dengan

menggunakan SPSS versi 19). Secara parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa

variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh positif, Debt to Equity Ratio (DER)

berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan sementara variabel tingkat suku bunga

dan tingkat inflasi sama-sama memiliki pengaruh yang negative dan signifikan

terhadap return saham sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia. Secara simultan

menunjukkan bahwa secara bersama-sama semua variabel independent

berpengaruh signifikan terhadap return saham. Tingkat signifikansi dilihat dari

nilai sig. yang menunjukkan angka <0,05.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan ini dengan penelitian yang

dilakukan Aziz (2012) yang diuraikan di atas terletak pada variabel penelitian dan

sampel penelitian. Jika pada penelitian Aziz (2012) variabel penelitiannya Return

on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Tingkat suku bunga dan Tingkat

inflasi dan return saham, serta sampelnya adalah perusahaan sektor properti,

sedangkan variabel pada penelitian yang akan dilakukan tingkat suku bunga, nilai

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

tukar rupiah, leverage, profitabilitas dan return saham, serta sampelnya adalah 26

perusahaan sector property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dewi (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas

dan Rasio Leverage terhadap Return Saham pada Perusahaan Makanan dan

Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk

menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas dan leverage Keuangan

terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman terbuka di

Indonesia. Pada penelitian ini digunakan analisis rasio keuangan, dimana rasio

profitabilitas diwakili oleh rasio Return on Assets (ROA) dan Return on Equity

(ROE), dan rasio leverage diwakili oleh Debt to Total Assets (DTA).

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan statistik.

Hasil uji serempak (uji F) menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu

Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Debt to Total Assets

(DTA) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Return Saham). Hal

ini dapat dilihat dari hasil SPSS yang menunjukkan tingkat signifikansi yang lebih

kecil dari alpha (0,012<0,05). Artinya profitabilitas dan leverage berpengaruh

signifikan terhadap Return Saham secara bersama-sama. Hasil uji signifikansi

individual (uji statistik t) menunjukkan bahwa profitabilitas yang diwakili oleh

Return on Assets (ROA) tidak mempunyai pengaruh terhadap Return Saham

dimana tingkat signifikansinya lebih besar dari alpha yaitu (0,055>0,05), dan nilai

thitung (1,957)> ttabel (1,67), Return on Equity (ROE) memiliki pengaruh negatif

dan signifikan terhadap return saham dimana tingkat signifikansinya lebih kecil

dari alpha yaitu (0,004<0,05), sedangkan Debt to Total Assets (DTA) berpengaruh

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

positif dan tidak signifikan terhadap Return Saham dimana tingkat signifikansinya

lebih besar dari alpha (0,887>0,05).

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan ini dengan penelitian yang

dilakukan Dewi (2012) yang diuraikan di atas terletak pada variabel penelitian dan

sampel penelitian. Pada penelitian Dewi (2012) variabel penelitiannya return on

assets (ROA), return on equity (ROE), dan debt to total assets (DTA) dan return

saham, serta sampelnya adalah Perusahaan Makanan Dan Minuman Terbuka Di

Indonesia. Sedangkan variabel pada penelitian yang akan dilakukan tingkat suku

bunga, nilai tukar rupiah, leverage, profitabilitas dan return saham, serta

sampelnya adalah 26 perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

Purwaningsih (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Tingkat Suku Bunga dan Rasio Harga Laba Terhadap Return Saham (Studi Kasus

pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.

tujuan penelitian adalah sebagai berikut: (1). Untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham pada perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (2). Untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh rasio harga laba terhadap return saham pada perusahaan

sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (3). Untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat suku bunga, rasio harga laba

terhadap return saham pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011. Adapun

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan

verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa (1) Tingkat suku bunga

memiliki pengaruh terhadap return saham pada perusahaan sektor pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tingkat suku bunga memiliki hubungan

yang negatif dengan return saham, maksudnya ketika tingkat suku bunga

meningkat, sementara rasio harga laba tidak mengalami perubahan maka return

saham akan turun dan sebaliknya. (2). Rasio harga laba memiliki pengaruh

terhadap return saham pada sektor perusahaan pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Rasio harga laba memiliki hubungan yang positif dengan

return saham, maksudnya ketika rasio harga laba meningkat, sementara tingkat

suku bunga tidak mengalami perubahan maka return saham akan naik dan

sebaliknya. (3). Tingkat suku bunga dan rasio harga laba secara bersama-sama

berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan sektor pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan ini dengan penelitian yang

dilakukan Purwaningsih (2012) yang diuraikan di atas terletak pada variabel

penelitian dan sampel penelitian. Jika pada penelitian Purwaningsih (2012)

variabel penelitiannya tingkat suku bunga dan rasio harga laba dan return saham,

serta sampelnya adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Sedangkan variabel pada penelitian yang akan dilakukan tingkat

suku bunga, nilai tukar rupiah, leverage, profitabilitas dan return saham, serta

sampelnya adalah 26 perusahaan sector property yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

2.1.2 Konsep Penelitian

Berdasarkan landasan teori, kemudian disusun konsep yang menjelaskan

hubungan antar variabel antar variabel dalam penelitian ini. Konsep penelitian ini

merupakan hubungan logis dari landasan teori dan kajian empiris yang telah di

jelaskan pada kajian pustaka. Konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada

gambar berikut:

Gambar 2.1 Konsep Penelitian

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham

Suku bunga adalah faktor terbesar yang akan dijadikan pertimbangan

dalam membuat keputusan keuangan, baik itu keputusan berutang maupun

berinvestasi. Pemilihan jenis instrumen investasi yang digunakan berpengaruh

terhadap imbal hasil yang diterima (Purwaningsih, 2012:1). Hasil ini sejalan

dengan penelitian Purwaningsih (2012:8) menemukan bahwa tingkat suku bunga

memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan sektor

Tingkat Suku Bunga

(X1)

Nilai Tukar Rupiah

(X2)

Leverage

(X3)

Profitabilitas

(X4)

Return Saham

(Y)

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tingkat suku bunga

memiliki hubungan negatif dengan return saham. Hal ini berarti apabila tingkat

suku bunga naik maka return saham akan menurun dan sebaliknya apabila tingkat

suku bunga turun maka return saham pun akan meningkat. Penelitian Chairul

(2010:4) menemukan bahwa suku bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap return saham syariah di Indonesia. Penelitian yang dilakukan Jannah

(2012:7) menemukan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap

return saham.

Beberapa penelitian lain juga sejalan dengan penelitian yang telah

disebutkan. Azis (2012:8) dalam penelitiannya menemukan bahwa tingkat suku

bunga sama memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return saham

sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003-2010. Temuan

penelitian Okpara (2010:1) menunjukkan kebijakan moneter adalah penentu

signifikan return saham di Nigeria. Secara khusus, tingkat suku bunga yang tinggi

mengurangi return saham dan dengan demikian, menunjukkan upaya kebijakan

moneter yang dilakukan memperlambat perekonomian. Sumber utama dari

berfluktuasinya return saham adalah disebabkan karena tingginya suku bunga.

Berdasarkan kajian hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis dalam

penelitian ini ditentukan sebagai berikut:

H1: Tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap return saham.

2.2.2 Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham

Secara teori ada dua sudut pandang tentang keterkaitan antara harga saham

dan nilai tukar. Di satu sisi, para pendukung model ‘portfolio-balance” meyakini

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

bahwa harga saham mempengaruhi nilai tukar uang secara negative (Saini dkk.,

2012). Equitas yang merupakan bagian dari kekayaan (wealth) perusahaan dapat

mempengaruhi nilai tukar uang melalui permintaan uang. Contoh semakin tinggi

harga saham akan menyebabkan semakin tinggi permintaan uang dengan tingkat

bunga yang semakin tinggi pula. Hal ini akan menarik minat investor asing untuk

menanamkan modalnya dan hasilnya terjadi apresiasi terhadap mata uang

domestik.

Harga saham juga mempengaruhi nilai tukar uang melalui permintaan

uang (money demand equation), yang membentuk suatu basis model alokasi

portofolio dan moneter dari determinasi nilai tukar uang. Kondisi tertentu yang

mencerminkan aktivitas ekonomi riil, perubahan harga saham menyebabkan

peningkatan permintaan uang riil dan nilai mata uang domestic (Ajayi, Ibrahim,

2010). Solnik (dalam Ibrahim, 2010) menyatakan bahwa harga saham dapat

mencerminkan variabel makroekonomi, karena menunjukkan ekspektasi pasar

terhadap aktivitas ekonomi riil. Semenjak model nilai tukar uang semisal model

moneter mengkorelasikan nilai tukar tersebut terhadap variabel makro ekonomi,

maka perubahan dalam harga saham dapat menyebabkan efek dari nilai tukar.

Solnik (dalam Ibrahim, 2010) juga menemukan hubungan positif yang lemah

antara perbedaan return saham (domestik dikurangi luar negeri) dengan

perubahan dalam nilai tukar riil. Mok (2013) menemukan bahwa nilai tukar

(FOREX) dan harga saham merupakah dua variabel yang independen. Tetapi ada

kausalitas dua arah antara FOREX dan harga saham penutupan dan pembukaan

saham. Nilai tukar mempengaruhi harga saham, tapi pertumbuhan pasar saham

juga mendesak pengaruh positif dari nilai tukar. Indeks SCC (Structural

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

Contagion Coefficient) yang negatif juga menunjukkan bahwa hubungan antara

harga saham dan nilai tukar adalah posistif, yang berarti ketika dolar Hongkong

terdepresiasi, harga saham juga turun dan begitu pula sebaliknya.

Qiao (dalam Ibrahim, 2010) menegaskan bahwa perubahan dalam harga

saham dapat mempengaruhi aliran masuk dan aliran keluar dari modal, yang akan

menghasilkan perubahan dalam nilai mata uang. Ibrahim (2010) menemukan

bahwa dalam pengujian multivariat ada kausalitas satu arah (uni-directional) dari

indeks pasar saham (stock market index) terhadap nilai tukar. Selanjutnya, nilai

tukar dan indek pasar saham dipengaruhi oleh suplay uang dan begitu pula

sebaliknya.

Menurunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya dollar

AS, memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal. Menurunnya

nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing meningkatkan biaya impor bahan

baku dan peralatan yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga dapat

meningkatkan biaya produksi. Menurunnya nilai tukar juga mendorong

meningkatnya suku bunga agar dapat mendorong lingkungan investasi yang

menarik di dalam negeri. Jika perusahaan tidak memiliki pendapatan dari

penjualan ekspor maka profitabilitas perusahaan akan menurun (Puspita, 2014).

Dengan demikian secara teori, nilai tukar mata uang memiliki hubungan negatif

dengan return saham. Penelitian Hardiningsih (2011) menunjukkan bahwa nilai

tukar rupiah mempunyai pengaruh negative terhadap return saham.

Berdasarkan kajian hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis dalam

penelitian ini ditentukan sebagai berikut:

H2: Nilai tukar rupiah berpengaruh negatif terhadap return saham.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

2.2.3 Pengaruh Leverage terhadap Return Saham

Penelitian Ramanta (2012:1) dalam pengujian hipotesisnya menemukan

bahwa rasio leverage (Debt to Equity Ratio) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil ini sejalan dengan

penelitian Bhatti (2010) yang menemukan bahwa tingkat leverage yang tinggi

menciptakan tingkat tinggi risiko sistematis, yang menyebabkan volatilitas yang

tinggi dalam harga saham sehingga return saham juga tinggi. Penelitian Al-Qudah

(2013) juga mendukung hasil penelitian ini yang menunjukkan adanya pengaruh

yang positif dan signifikan secara statistik antara leverage keuangan terhadap

return saham. Penelitian lain yang sejalan adalah oleh Oktovianti dan Agustia

(2012:7980) menunjukkan bahwa rasio leverage mempengaruhi secara positif dan

signifikan return saham. Penelitian Dewi (2012:6) menemukan bahwa rasio

leverage secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham

pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

Berdasarkan kajian hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis dalam

penelitian ini ditentukan sebagai berikut:

H3: Leverage berpengaruh positif terhadap return saham.

2.2.4 Pengaruh Profitabilitas terhadap Return Saham

Penelitian yang dilakukan Pamadanu (2011:8) menemukan bahwa

profitabilitas (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham

pada perusahaan automotive and allied products yang terdaftar di BEI. Nilai

koefisien ROE yang bernilai positif menunjukkan bahwa semakin tinggi ROE

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

akan menyebabkan nilai return saham semakin meningkat. Hasil penelitian ini

sejalan dengan yang ditemukan oleh Aziz (2012:1) yaitu profitabilitas (ROA)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham sektor perbankan di

Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian Susilowati (2011:1) menunjukkan rasio

profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian

lain yang sejalan adalah oleh Tridianti (2014:10) yang menemukan bahwa

profitabilitas perusahaan memiliki nilai yang signifikan terhadap return saham

LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian Hermuningsih (2013:145) dengan

mengaplikasikan pendekatan Structural Equation Model (SEM) pada 150

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), mendapatkan temuan

empiris variabel profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap return

saham.

Berdasarkan kajian hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis dalam

penelitian ini ditentukan sebagai berikut:

H4: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap return saham.

2.2.5 Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, Leverage dan

Profitabilitas secara Simultan terhadap Return Saham

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa

return realisasi yang sudah terjadi atau return ekpektasi yang belumterjadi tetapi

diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi (realized return)

merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data

historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur

kinerja dari perusahaan. Return histories ini juga berguna sebagai dasar penentuan

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN …€¦ ·  · 2017-04-01Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)

return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa datang (Nuryana, 2013:

59). Dalam kaitaannya dengan pengaruh tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah,

leverage dan profitabilitas terhadap return saham, Azis (2012:8) dalam

penelitiannya menemukan bahwa tingkat suku bunga sama memiliki pengaruh

yang negatif dan signifikan terhadap return saham sektor perbankan di Bursa Efek

Indonesia. Penelitian Hardiningsih (2011) menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah

mempunyai pengaruh negative terhadap return saham. Penelitian Dewi (2012:6)

menemukan bahwa rasio leverage secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap return saham pada perusahaan sektor makanan dan minuman

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan Hermuningsih (2013:145)

mendapatkan temuan empiris variabel profitabilitas berpengaruh positif dan

signifikan terhadap return saham.

Berdasarkan kajian hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis dalam

penelitian ini ditentukan sebagai berikut:

H5: tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, leverage dan profitabilitas

secara simultant berpengaruh positif terhadap return saham.