21
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Menurut Jensen dan Meckling (1976), hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal. Pemisahan yang terjadi antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan akan menimbulkan suatu konflik yang disebut dengan agency conflict (Ahmad dan Septriani, 2008). Biasanya ada tiga jenis konflik keagenan yang sering terjadi, yaitu: (1) Konflik antara pemegang saham dengan manajemen, (2) Konflik antara pemegang saham dengan pemegang hutang, dan (3) Konflik antara pemegang saham mayoritas dengan minoritas (Purwantini, 2011). Masdupi (2005) mengemukakan cara-cara untuk mengatasi masalah keagenan antara lain :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

  • Upload
    lethien

  • View
    225

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Teori Keagenan

Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

(shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Menurut Jensen

dan Meckling (1976), hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu

atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu

jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat

keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai

tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini agen

akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal. Pemisahan

yang terjadi antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan akan menimbulkan

suatu konflik yang disebut dengan agency conflict (Ahmad dan Septriani, 2008).

Biasanya ada tiga jenis konflik keagenan yang sering terjadi, yaitu: (1) Konflik

antara pemegang saham dengan manajemen, (2) Konflik antara pemegang saham

dengan pemegang hutang, dan (3) Konflik antara pemegang saham mayoritas

dengan minoritas (Purwantini, 2011).

Masdupi (2005) mengemukakan cara-cara untuk mengatasi masalah

keagenan antara lain :

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

2

1) Meningkatkan kepemilikan manajerial.

Dengan adanya kepemilikan saham maka manajer akan merasakan langsung

manfaat dari keputusan yang diambil dan juga merasakan apabila ada kerugian

yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.

2) Pendekatan pengawasan eksternal.

Pendekatan ini dilakukan melalui penggunaan utang. Adanya utang akan dapat

mengendalikan penggunaan free cash flow secara berlebihan oleh manajer

karena perusahaan harus melakukan pembayaran atas bunga dan pokok

pinjaman secara periodik serta mematuhi ketentuan pada perjanjian utang.

3) Institutional investor sebagai monitoring agent

Adanya kepemilikan saham oleh investor institusional seperti perusahaan

asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh intitusi lain

akanmendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja

manajemen.

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan biaya keagenan (agency

cost) sebagai jumlah dari biaya yang dikeluarkan prinsipal untuk melakukan

pengawasan terhadap agen. Hampir mustahil bagi perusahaan untuk memiliki zero

agency cost dalam rangka menjamin manajer akan mengambil keputusan yang

optimal dari pandangan shareholders karena adanya perbedaan kepentingan yang

besar diantara mereka.

Eisenhardt (dalam Sam’ani, 2008) menyatakan bahwa teori agensi

menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumya

mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

3

mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu

menghindari resiko (risk averse). Dengan adannya asumsi sifat dasar manusia

tersebut maka seorang manajer akan cenderung bertindak oportunis, yaitu lebih

mengutamakan kepentingan pribadinya dan hal tersebut memicu terjadinnya

konflik keagenan. Teori ini memiliki asumsi bahwa setiap individu semata-mata

termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik

kepentingan antara principal dan agent (Adnyana dan Gerianta, 2009).Oleh

karena itu teori keagenan lebih menekankan pada penentuan kontrol yang efisiensi

dalam hubungan pemilik dengan agen.Dengan demikian dibutuhkan kontrak yang

efisien yaitu kontrak yang jelas untuk masing-masing pihak yang berisi tentang

hak dan kewajiban, dengan demikian dapat meminimumkan konflik keagenan.

Konflik kepentingan antara agent dan principal dapat diminimalkan

melalui beberapa cara antara lain pemberian insentif kepada agent atas

tindakannya sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Salah satu bentuk

insentif yang dapat diterapkan adalah memberikan pihak agent kesempatan untuk

menjadi principal atau pemegang saham, hal ini dikarenakan apabila pihak agent

diberikan kesempatan menjadi pemegang saham maka kepentingan pihak agent

akan sejalan dengan kepentingan principal. Scott (dalam Ida Bagus, 2009)

menggambarkan program kompensasi eksekutif merupakan salah satu bentuk

kontrak keagenan antara perusahaan dengan para agentnya sebagai usaha

penyejajaran kepentingan yang dimiliki masing-masing pihak.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

4

2.1.2 Teori Akuntansi Positif

Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang

menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta

penggunaan kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi

tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan

bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan memprediksi

praktik-praktik akuntansi.

Perkembangan teori positif tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan

terhadap teori normatif (Watt & Zimmerman,1986). Selanjutnya dinyatakan

bahwa dasar pemikiran untuk menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan

normatif terlalu sederhana dan tidak memberikan dasar teoritis yang kuat.

Terdapat tiga alasan mendasar terjadinya pergeseran pendekatan normatif ke

positif yaitu (Watt & Zimmerman,1986 ):

1) Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris,

karena didasarkan pada premis atau asumsi yang salah sehingga tidak dapat

diuji keabsahannya secara empiris.

2) Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara

individual daripada kemakmuran masyarakat luas.

3) Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi

sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini mengingat

bahwa dalam sistem perekonomian yang mendasarkan pada mekanisme pasar,

informasi akuntansi dapat menjadi alat pengendali bagi masyarakat dalam

mengalokasi sumber daya ekonomi secara efisien.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

5

Selanjutnya Watt & Zimmerman (1986) menyatakan bahwa dasar

pemikiran untuk menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normatif terlalu

sederhana dan tidak memberikan dasar teoritis yang kuat. Untuk mengurangi

kesenjangan dalam pendekatan normatif, Watt & Zimmerman (1986)

mengembangkan pendekatan positif yang lebih berorientasi pada penelitian

empiris dan menjustifikasi berbagai teknik atau metode akuntansi yang sekarang

digunakan atau mencari model baru untuk pengembangan teori akuntansi

dikemudian hari. Tiga hipotesis teori akuntansi positif adalah :

1) Hipotesis Rencana Bonus

Dalam hipotesis ini, semua hal lain dalam keadaan tetap, para manajer

perusahaan dengan rencana bonus cenderung untuk memilih prosedur

akuntansi dengan perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke

periode masa kini. Para manajer perusahaan, seperti orang-orang lain,

menginginkan imbalan yang tinggi.Jika imbalan mereka bergantung, paling

tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan pada pendapatan bersih, maka

kemungkinan mereka bisa meningkatkan bonus mereka pada periode tersebut

dengan melaporkan pendapatan bersih setinggi mungkin. Salah satu cara

untuk melakukan ini adalah dengan memilih kebijakan akuntansi yang

meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode tersebut. Tentu saja, sesuai

dengan karakter dari proses akrual, hal ini akan cenderung menyebabkan

penurunan pada laba dan bonus-bonus yang dilaporkan pada masa yang akan

datang, dengan faktor-faktor lain tetap sama. Namun nilai masa kini (present

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

6

value) dari kegunaan manajer dari lini bonus masa depan yang dimilikinya

akan meningkat dengan memberikan perubahan menuju masa kini.

2) Hipotesis Kontrak Hutang

Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin dekat

suatu perusahaan terhadap pelanggaran pada akuntansi yang didasarkan pada

kesepakatan utang, maka kecenderungannya adalah semakin besar

kemungkinan manajer perusahaan memilih prosedur akuntansi dengan

perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa

kini. Alasannya adalah laba yang dilaporkan yang makin meningkat akan

menurunkan kelalaian teknis. Sebagian besar dari perjanjian hutang berisi

kesepakatan bahwa pemberi pinjaman harus bertemu selama masa perjanjian.

Sebagai contoh, perusahaan yang mendapat pinjaman boleh sepakat

memelihara level tertentu dari hutang terhadap harta, laporan bunga, modal

kerja, dan harta pemilik saham. Jika kesepakatan semacam itu dikhianati,

perjanjian hutang tersebut bisa memberikan atau mengeluarkan penalti, seperti

pembatasan dividen atau tambahan pinjaman.

Dengan jelas, prospek dari pelanggaran kesepakatan membatasi

kegiatan perusahaan dalam operasional perusahaan itu sendiri.Untuk

mencegah atau paling tidak menunda pelanggaran semacam itu, perusahaan

bisa memilih kebijakan akuntansi tertentu yang bisa meningkatkan laba masa

kini. Berdasarkan hipotesis kesepakatan hutang, ketika perusahaan mendekati

kelalaian atau memang sudah berada dalam lalai atau cacat, lebih cenderung

untuk melakukan hal ini.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

7

3) Hipotesis biaya politik

Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin besar

biaya politik yang mesti ditanggung oleh perusahaan, manajer cenderung lebih

memilih prosedur akuntansi yang menyerah pada laba yang dilaporkan dari

masa sekarang menuju masa depan.

Hipotesis biaya politik memperkenalkan suatu dimensi politik pada

pemilihan kebijakan akuntansi.Perusahaan-perusahaan yang ukurannya sangat

besar mungkin dikenakan standar kinerja yang lebih tinggi, dengan

penghargaan terhadap tanggung jawab lingkungan, hanya karena mereka

merasa bahwa mereka besar dan berkuasa. Jika perusahaan besar juga

memiliki kemampuan meraih profit yang tinggi, maka biaya politik bisa

diperbesar.

Perusahaan-perusahaan juga mungkin akan menghadapi biaya politik

pada poin-poin waktu tertentu. Persaingan luar negeri mungkin mengarah

pada menurunnya profitabilitas kecuali perusahaan yang terkena dampaknya

ini bisa mempengaruhi proses politik untuk bisa melindungi impor secara

keseluruhan. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan mengadopsi

kebijakan akuntansi pendapatan menurun (income-decreasing) dalam rangka

meyakinkan pemerintah bahwa profit sedang turun.

2.1.3 Asimetri Informasi

Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki

akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar

perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) menambahkan bahwa jika kedua

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

8

kelompok (agen dan prinsipal) tersebut adalah orang-orang yang berupaya

memaksimalkan utilitasnya, maka terdapat alasan yang kuat untuk meyakini

bahwa agen tidak akan selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan prinsipal.

Prinsipal dapat membatasinya dengan menetapkan insentif yang tepat bagi agen

dan melakukan monitor yang didesain untuk membatasi aktivitas agen yang

menyimpang.

Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:

1) Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam

lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek

perusahaan dibandingkan pihak luar. Dan fakta yang mungkin dapat

mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tidak

disampaikan informasinya kepada pemegang saham tersebut.

2) Moral hazard, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak

sepenuhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman.

Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang

saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma

mungkin tidak layak dilakukan.

Schiff dan Lewin (1970) dalam Ujiyanto dan Bambang (2007), menyatakan

bahwa agent berada pada posisi yang memiliki lebih banyak informasi mengenai

kapasitas diri, lingkungan kerja dan perusahaan secara keseluruhan dibandingkan

dengan principal. Dengan asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk

memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka dengan informasi asimetri yang

dimilikinya akan mendorong agent untuk menyembunyikan beberapa informasi

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

9

yang tidak diketahui principal. Sehingga dalam kondisi semacam ini principal

seringkali pada posisi yang tidak diuntungkan.

Dalam penyajian informasi akuntansi, khususnya penyusunan laporan

keuangan, agen juga memiliki informasi yang asimetri sehingga dapat lebih

fleksibel mempengaruhi pelaporan keuangan untuk memaksimalkan

kepentingannya.Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan

dalam pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 2009).

2.1.4 Leverage

Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan

hutang. Hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari kreditor,

bukan dari pemegang saham maupun investor (Sudarmaji dan Sularto,

2007).Leverage dibagi menjadi dua yaitu leverage operasi (operating leverage)

dan leverage keuangan (financial leverage) (Van Horne dan Wachowicz, 2005).

Leverage Operasi menunjukan seberapa besar biaya tetap yang digunakan dalam

operasi perusahaan sedangkan Leverage keuangan menunjukan seberapa besar

kemampuan dalam membayar hutang dengan modal yang dimilikinya.

Perusahaan yang memiliki hutang besar, memiliki kecenderungan

melanggar perjanjian hutang jika dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki

hutang lebih kecil (Mardiyah, 2005). Perusahaan yang melanggar hutang secara

potensial menghadapi berbagai kemungkinan seperti, kemungkinan percepatan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

10

jatuh tempo, peningkatan tingkat bunga, dan negosiasi ulang masa hutang

(Beneish dan Press, 1995 dalam Herawaty dan Baridwan, 2007).

2.1.5 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial di suatu perusahaan akan di tingkatkan guna

memotivasi kinerja dari manajer. Kebijakan ini dimaksudkan untuk memberi

kesempatan manajer terlibat dalam kepemilikan saham sehingga dengan

keterlibatan ini kedudukan manajer dapat sejajar dengan pemegang saham.

Manajer diperlakukan bukan semata sebagai pihak eksternal yang digaji untuk

kepentingan perusahaan tetapi diperlakukan sebagai pemegang saham. Maka

diharapkan adanya keterlibatan manajer pada kepemilikan saham dapat efektif

untuk meningkatkan kinerja manajer. Kepemilikan manajerial yang dimaksud

adalah jumlah pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut

dalam pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan komisaris) Faisal (2005).

2.1.6 Kepemilikan Institusional

Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme

monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Hal

ini disebabkan investor institusional terlibat dalam pengambilan yang strategis

sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi laba. Secara teori

menyebutkan bahwa semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat

kontrol eksternal terhadap kondisi perusahaan. Tingkat kepemilikan institusional

yang tinggi maka akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh

pihak investor sehingga dapat menghalangi perilaku oprtunistik yang dilakukan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

11

manajer serta meminimalisir penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan

pihak manajemen. Jadi semakin tinggi, kepemilikan saham oleh institusi akan

semakin meningkatkan kinerja keuangan. Menurut Darwis (2009) kepemilikan

institusional itu sendiri merupakan besarnya kepemilikan saham oleh investor

institusi dibanding dengan total saham perusahaan tersebut. Jumlah saham yang

beredar adalah jumlah saham yang dikeluarkan oleh investor.

2.1.7 Manajemen Laba

Definisi manajemen laba menurut Sulistyanto (2008) adalah perilaku

manajer untuk bermain-main dengan komponen-komponen akrual yang

discretionary untuk menentukan besar kecilnya laba, sebab akuntansi memang

menyediakan berbagai alternatif serta metode yang bisa dimanfaatkan. Dengan

demikian, manajemen laba dapat diartikan sebagai suatu tindakan manajemen

yang mempengaruhi laba yang dilaporkan dan memberikan manfaat ekonomi

yang keliru kepada perusahaan, sehingga dalam jangka panjang hal tersebut akan

sangat mengganggu bahkan membahayakan perusahaan (Merchant dan Rockness,

1994 dalam Mayangsari, 2001)

Healey dan Wahlen (1998) membagi motivasi yang mendasari manajemen

laba kedalam tiga kelompok. Pertama, motivasi dari pasar modal yang

ditunjukkan dengan return saham. Kedua, motivasi kontrak yang dapat berupa

kontrak utang (Sweeney, 1994) dan kontrak kompensasi manajemen (Holthausen,

Larcker dan Sloan, 1995). Ketiga motivasi regulatory seperti yang dikemukan

Jones (1991).

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

12

Healey dan Wahlen (1999) menyatakan bahwa manajemen laba terjadi

ketika manajer menggunakan judgement dalam pelaporan keuangan dan

penyusunan transaksi merubah laporan keuangan. Keadaan ini dapat menyesatkan

stakeholder atas kinerja ekonomi perusahaan dan mempengaruhi hasil

sehubungan dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi yang

dilaporkan.

Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi

kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba menambah bias dalam laporan

keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai

angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa (Setiawati

dan Na’im (2000)). Scott (2000) mengemukakan beberapa motivasi terjadinya

manajemen laba:

1) Bonus Purpose

Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih akan bertindak secara

opportunistic untuk melakukan manajemen laba dengan mamaksimalkan

laba saat ini.

2) Political Motivation

Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan

karena adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah

menetapkan peraturan yang lebih ketat.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

13

3) Taxation Motivation

Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang

paling nyata. Berbagai metode akuntansi digunakan dengan tujuan

penghematan pajak pendapatan.

4) Pergantian CEO

CEO yang mendekati masa pension akan cenderung menaikkan

pendapatan untuk meningkatkan bonus mereka. Jika kinerja perusahaan

buruk, maka akan memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan.

5) Initial Public Offering (IPO)

Perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai pasar, dan

menyebabkan manajer perusahaan yang akan melakukan go public

melakukan manajemen laba dalam prospectus mereka dengan harapan

dapat menaikkan harga saham perusahaan.

6) Pentingnya Memberi Informasi kepada Investor

Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada investor

sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap menilai bahwa

perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik.

Menurut Scoot (2000), pola manajemen laba dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1) Taking a Bath

Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru

dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

14

2) Income Minimization

Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat profitabilitas yang

tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun

drastis dapat diatasi dengan mengambil laba pada periode sebelumnya.

3) Income Maximization

Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income maximization

bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus

yang lebih besar.

4) Income Smoothing

Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan

sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada

umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.

2.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, landasan teori dan hasil penelitian

sebelumnya, maka berikut disajikan kerangka pemikiran yang dituangkan dalam

model penelitian sebagai berikut :

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

15

Gambar 1 Model Penelitian

Berdasarkan model penelitian yang telah dipaparkan pada gambar diatas,

maka dapat dijelaskan bahwa asimetri informasi, leverage, kepemilikan

manajerial dan kepemilikan institusional merupakan variabel bebas, dan

manajemen laba merupakan variabel terikat. Variabel tersebut akan di analisis

menggunakan regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh dari tiap-tiap

variabel bebas ke variabel terikat.

2.2.1 Pengaruh Asimetri Informasi pada Manajemen Laba

Keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajemen

laba. Richardson (1998) berpendapat bahwa terdapat hubungan yang sistematis

antara asimetri informasi dengan tingkat manajemen laba. Adanya asimetri

informasi akan mendorong manajer untuk menyajikan informasi yang tidak

sebenarnya terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja

manajer. Fleksibelitas manajemen untuk melakukan manajemen laba dapat

Asimetri Informasi (X1)

Manajemen Laba (Y)

Leverage (X2)

Kepemilikan Manajerial (X3)

H2

H3

H1

Kepemilikan Institusional (X4) H4

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

16

dikurangi dengan menyediakan informasi yang lebih berkualitas bagi pihak luar.

Kualitas laporan keuangan akan mencerminkan tingkat manajemen laba.

Beberapa peneliti telah menemukan bahwa asimetri informasi dapat

mempengaruhi manajemen laba. Teori keagenan (Agency Theory)

mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer sebagai agen dan

pemilik (dalam hal ini adalah pemegang saham) sebagai prinsipal. Asimetri

informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek

perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham dan

stakeholder lainnya. Jika dikaitkan dengan peningkatan nilai perusahaan, ketika

terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi

perusahaan kepada investor guna memaksimisasi nilai saham perusahaan.Sinyal

yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan (disclosure) informasi

akuntansi.

Asimetri informasi dapat mempengaruhi praktik manajemen laba yang

dilakukan oleh manajer, seperti yang dikemukakan oleh penelitian Richardson

(1998). Ketika asimetri informasi tinggi, stakeholder tidak memiliki sumber daya

yang cukup atas informasi yang relevan dalam memonitor tindakan manajer

sehingga akan memunculkan praktik manajemen laba. Akibatnya asimetri

informasi ini akan mendorong manajer untuk tidak menyajikan informasi

selengkapnya. Jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja

manajer.

Cristie & Zimmerman (1994) membuktikan bahwa perusahaan yang

melakukan takeover cenderung memilih metoda depresiasi dan metode pencatatan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

17

persediaan, yang dapat meningkatkan laba akuntansi.Berdasarkan penelitian

tersebut juga disimpulkan bahwa terdapat sikap opportunistic manajemen dalam

kasus ambil alih perusahaan, sekalipun alasan utama pemilihan metode akuntansi

didasarkan pada pertimbangan efisiensi atau pertimbangan memaksimalkan nilai

perusahaan. Sesuai dengan penelitian Rahmawati (2006) bahwa asimetri informasi

mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap manajemen laba, begitu juga

dengan penelitian yang dilakukan oleh Desmiyawati (2009) dan Muliati (2011).

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah

H1 : Asimetri informasi berpengaruh positif pada manajemen laba.

2.2.2 Pengaruh Leverage pada Manajemen Laba

Leverage sebagai salah satu usaha dalam peningkatan laba perusahaan,

dapat menjadi tolok ukur dalam melihat perilaku manajer dalam hal manajemen

laba. Perusahaan yang memiliki financial leverage tinggi akibat besarnya hutang

dibandingkan aktiva yang dimiliki perusahaan, diduga melakukan manajemen

laba karena perusahaan terancam default, yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban

membayar hutang pada waktunya. Keadaan ini mengindikasikan bahwa

perusahaan dengan leverage tinggi memiliki pengawasan yang lemah terhadap

manajemen yang menyebabkan manajemen dapat membuat keputusan sendiri, dan

juga menetapkan strategi yang kurang tepat. Hal ini diperjelas oleh Suad Husnan

(2001) yang menyebutkan bahwa leverage yang tinggi disebabkan oleh kesalahan

manajemen dalam mengolah keuangan perusahaan atau penerapan strategi yang

kurang tepat dari pihak manajemen. Kurangnya pengawasan selain menyebabkan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

18

leverage yang tinggi juga akan meningkatkan perilaku oportunis manajemen

seperti melakukan manajemen laba untuk mempertahankan kinerjanya di mata

pemegang saham dan publik. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah :

H2 : Leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba.

2.2.3 Pengaruh Kepemilikan Manajerial pada Manajemen Laba

Ada dua pandangan yang dapat menjelaskan hubungan antara hubungan

kepemilikan manajerial dengan manajemen laba, yaitu entrenchment effect dan

alligment effect. Pandangan entrenchment effect menyatakan bahwa jika

kepemilikan manajerial meningkat, manajer akan memiliki perlindungan atau

pertahanan (entrenchment) sehingga mereka dapat melakukan aktivitas yang tidak

meningkatkan nilai bagi perusahaan dan mereka akan mengurangi kemakmuran

pemegang saham dari luar perusahaan (Febrianto, 2005). Berdasarkan pandangan

tersebut manajemen akan bertindak lebih leluasa dalam melakukan aktivitas yang

berorientasi kepada kepentingan pribadi mereka melalui kebijakan dan pilihan

metode akuntansi.

Pandangan berdasarkan alignment effect yang mengacu pada kerangka

Jensen dan Meckling (1976) yang menyatakan bahwa penyatuan kepentingan

(convergence of interest) antara manajer dan pemilik dapat dicapai dengan

memberikan kepemilikan saham kepada manajer. Jika manajer memiliki saham di

perusahaan, mereka akan memiliki kepentingan yang cenderung sama dengan

pemegang saham lainnya. Dengan adanya penyatuan kepentingan tersebut konflik

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

19

keagenan akan berkurang sehingga manajer termotivasi untuk meningkatkan

kinerja perusahaan dan kemakmuran pemegang saham.

Manajer yang memiliki akses terhadap informasi perusahaan akan

memiliki inisiatif untuk memanipulasi informasi tersebut jika mereka merasa

informasi tersebut merugikan kepentingan mereka (Febrianto, 2005). Namun jika

kepentingan manajer dan pemilik dapat disejajarkan, manajer tidak akan

termotivasi untuk memanipulasi informasi atau melakukan manajemen laba

sehingga kualitas informasi akuntansi dan keinformatifan laba dapat meningkat.

Dengan memperbesar kepemilikan manajerial diharapkan dapat mengurangi

tindakan manajemen laba yang tercermin dari berkurangnya nilai discretionary

accruals. Besarnya kepemilikan manajerial diharapkan dapat meningkatkan

kualitas pelaporan keuangan dan laba yang dihasilkan.

Sejalan dengan pandangan di atas hasil penelitian yang dilakukan Ujiantho

dan Pramuka (2007) menunjukkan variabel kepemilikan manajerial berpengaruh

negatif signifikan terhadap discretionary accruals. Pranata dan Mas’ud (2003)

pun juga menemukan adanya pengaruh negatif signifikan. Hasil ini menujukan

bahwa kepemilikan manajerial mampu menjadi mekanisme corporate governance

yang dapat mengurangi ketidak selarasan kepentingan antara manajemen dengan

pemilik atau pemegang saham. Dengan uraian di atas hipotesis yang diajukan

adalah :

H3 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif pada manajemen laba

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

20

2.2.4 Pengaruh Kepemilikan Institusional pada Manajemen Laba

Investor institusional merupakan pemegang saham yang memiliki pengaruh

besar terhadap perusahaan karena kepemilikan sahamnya yang besar. Dalam

hubungannya dengan fungsi monitor, investor institusional diyakini memiliki

kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen lebih baik dibandingkan

investor individual (Fidyati, 2004). Menurut Lee et al. (1993) dalam Fidyati

(2004) menyebutkan dua perbedaan pendapat mengenai investor institusional.

Pendapat pertama didasarkan pada pandangan bahwa investor institusional adalah

pemilik sementara (transfer owner) sehingga hanya terfokus pada laba sekarang

(current earnings). Perubahan pada laba sekarang dapat mempengaruhi keputusan

investor institusional. Jika perubahan ini tidak dirasakan menguntungkan oleh

investor, maka investor dapat melikuidasi sahamnya. Hasil penelitiannya

menyatakan bahwa investor institusional biasanya memiliki saham dengan jumlah

besar, sehingga jika mereka melikuidasi sahamnya akan mempengaruhi nilai

saham secara keseluruhan. Untuk menghindari tindakan likuidasi dari investor,

manajer akan melakukan earnings management.

Pendapat kedua memandang investor institusional sebagai investor yang

berpengalaman (sophisticated). Menurut pendapat ini, investor lebih terfokus pada

laba masa datang (future earnings) yang lebih besar relatif dari laba sekarang.

Fidyati (2004) menjelaskan bahwa investor institusional menghabiskan lebih

banyak waktu untuk melakukan analisis investasi. Kepemilikan saham oleh

institusi juga memiliki akses atas informasi yang terlalu mahal perolehannya bagi

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … 2.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ... Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan ... tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan

21

investor lain. Investor institusional akan melakukan monitoring secara efektif dan

tidak akan mudah diperdaya dengan tindakan manipulasi yang dilakukan manajer.

Penelitian Suranta dan Midiastuty (2005) menunjukkan bahwa kepemilikan

institusional dapat berperan sebagai salah satu mekanisme corporate governance

dalam mengurangi praktik manajemen laba. Investor institusional diasumsikan

sebagai investor yang berpengalaman dan dapat melakukan analisa yang lebih

baik sehingga tidak mudah diperdaya oleh manipulasi manajemen, oleh karena itu

manajer akan mengindari tindakan manajemen laba sehingga laba yang dihasilkan

akan lebih berkualitas.

H4 : Kepemilikan institusional berpengaruh negatif pada manajemen laba.