47
19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk wisata yang sangat komplek, sehingga dapat dipandang sebagai suatu sistem, karena melibatkan berbagai komponen dan banyak pihak, antara lain supply and demand, masyarakat, pemerintah sebagai pemegang kebijakan, pelaku dan pengusaha pariwisata. Untuk dapat mengimplementasikan dan merealisasikan pembangunan pariwisata berkelanjutan (Sustainable Tourism), maka aspek kehidupan masyarakat, kelestarian sumber daya alam dan lingkungan harus lebih diutamakan dibandingkan aspek ekonominya. Salah satu bentuk/produk pariwisata yang mengedepankan aspek kehidupan masyarakat, kelestarian sumber daya alam dan lingkungan adalah agrowisata (agrotourism). Agrowisata pada intinya memiliki konsep mengedepankan aktivitas pertanian dan suasana pedesaan yang masih alami sebagai daya tarik wisatanya, tanpa mengabaikan kenyamanan wisatawan dan pelaku pariwisatanya. Penelitian ini merujuk pada sembilan hasil penelitian terdahulu tentang pengembangan agrowisata, pariwisata kerakyatan, pariwisata pedesaan, dan kebijakan pengembangan pariwisata, yaitu penelitian Bambang (2006), Wirawan (2007), Suwatno (2008), Sedana (2009), Cremers (2010), Saridarmini (2011), Nurhidayati (2012), Rudita (2012), dan Putra (2012). Penelitian Bambang (2006) yang berjudul “Pengembangan Agrowisata Berwawasan Lingkungan: Studi Kasus Desa Wisata Tingkir, Salatiga”,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI

DAN MODEL PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

Agrowisata merupakan salah satu bentuk wisata yang sangat komplek,

sehingga dapat dipandang sebagai suatu sistem, karena melibatkan berbagai

komponen dan banyak pihak, antara lain supply and demand, masyarakat,

pemerintah sebagai pemegang kebijakan, pelaku dan pengusaha pariwisata. Untuk

dapat mengimplementasikan dan merealisasikan pembangunan pariwisata

berkelanjutan (Sustainable Tourism), maka aspek kehidupan masyarakat,

kelestarian sumber daya alam dan lingkungan harus lebih diutamakan

dibandingkan aspek ekonominya. Salah satu bentuk/produk pariwisata yang

mengedepankan aspek kehidupan masyarakat, kelestarian sumber daya alam dan

lingkungan adalah agrowisata (agrotourism). Agrowisata pada intinya memiliki

konsep mengedepankan aktivitas pertanian dan suasana pedesaan yang masih

alami sebagai daya tarik wisatanya, tanpa mengabaikan kenyamanan wisatawan

dan pelaku pariwisatanya.

Penelitian ini merujuk pada sembilan hasil penelitian terdahulu tentang

pengembangan agrowisata, pariwisata kerakyatan, pariwisata pedesaan, dan

kebijakan pengembangan pariwisata, yaitu penelitian Bambang (2006), Wirawan

(2007), Suwatno (2008), Sedana (2009), Cremers (2010), Saridarmini (2011),

Nurhidayati (2012), Rudita (2012), dan Putra (2012).

Penelitian Bambang (2006) yang berjudul “Pengembangan Agrowisata

Berwawasan Lingkungan: Studi Kasus Desa Wisata Tingkir, Salatiga”,

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

20

menyatakan bahwa kegiatan agrowisata merupakan kegiatan jangka panjang

sehingga perlu dilakukan perspektif jangka panjang, membangun dan

mengembangkan usaha wisata agro berwawasan lingkungan membutuhkan

terbinanya sumber daya alam dan lingkungan hidup yang lestari sehingga

agrowisata merupakan usaha agribisnis yang membutuhkan keharmonisan dengan

lingkungan hidup dalam segala aspek. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian

deskriptif. Dalam merumuskan model pembangunan agrowisata berwawasan

lingkungan dikaji berdasarkan theseven steps of planning. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Kelurahan Tingkir Lor memiliki potensi untuk dibangun dan

dikembangkan sebagai lokasi agrowisata berwawasan lingkungan, sekaligus

mengembangkan Desa Wisata Tingkir yang pada saat ini masih belum dapat

disebut sebagai tempat tujuan wisata; masyarakat setempat mendukung

pembangunan obyek wisata di Desa Wisata Tingkir dengan konsep agrowisata

berwawasan lingkungan; berdasarkan pendekatan theseven steps of planning,

maka model pembangunan agrowisata berwawasan lingkungan di Desa Wisata

Tingkir adalah dengan mengembangkan budidaya agro sebagai obyek (atraksi)

wisata melibatkan masyarakat.

Penelitian yang dilakukan Bambang memiliki kesamaan dengan penelitian

ini, yaitu sama-sama memiliki fokus pengembangan agrowisata yang

memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata. Kedua penelitian ini

pada prinsipnya sama-sama menuju pada pembangunan pariwisata berkelanjutan.

Sedangkan perbedaan penelitian Bambang dan penelitian ini adalah bahwa

penelitian Bambang merupakan sebuah studi kasus yang dilakukan di Desa

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

21

Tingkir, Salatiga, dan penelitian ini merupakan penelitian untuk mencari strategi

dan program dalam pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai pariwisata

berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar.

Penelitian Wirawan (2007) yang berjudul “Perencanaan Pembangunan

Pariwisata di Kabupaten Gianyar (Suatu Kajian Tentang Perencanaan Pemulihan

Pariwisata Dalam Perspektif Emansipatif). ”Penelitian ini dilakukan karena

adanya penilaian bahwa upaya pemulihan pariwisata Bali pasca peristiwa

pengeboman di Kuta dan Jimbaran yang kurang serius. Penelitian ini bertujuan

untuk mendeskripsikan, menganalisis dan menginterpretasikan strategi

pembangunan pariwisata dan mekanisme perencanaan yang diterapkan dalam

upaya pemulihan pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar;

perencanaan pembangunan pariwisata yang dilakukan dalam perspektif

emansipatif dalam upaya pemulihan pariwisata di Kelurahan Ubud; dan faktor-

faktor penghambat dalam perencanaan pemulihan pariwisata di Kelurahan Ubud.

Langkah-langkah penataan Bali dan upaya pemulihan ekonomi yang dilakukan

pemerintah jauh dari keinginan rakyat dan belum menyentuh kepentingan rakyat

Bali secara menyeluruh. Pemulihan ekonomi hanya menguntungkan segelintir

pihak, sedangkan masyarakat kecil yang memerlukan bantuan belum tersentuh.

Pemerintah pusat dan daerah dianggap tidak fokus menyusun dan melakukan

agenda pemulihan pariwisata pasca peledakan bom Kuta dan Jimbaran.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan dalam mengupayakan perbaikan

maupun pemulihan sektor pariwisata, perlu ditentukan strategi penanganannya

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

22

dan mekanisme perencanaan yang sesuai dengan karakteristik daerah

bersangkutan dan lebih banyak melibatkan masyarakat secara emansipatif; dalam

perspektif emansipatif, keberdayaan dan kemandirian masyarakat akan dapat

menumbuh-kembangkan prakarsa, kreativitas dan inisiatifnya dalam

mengupayakan perbaikan kondisi wilayahnya sesuai dengan karakteristik yang

dimilikinya; faktor penghambat yang paling mungkin dan paling dominan

ditemui, adalah faktor lingkungan dan faktor pendanaan.

Penelitian Wirawan dan penelitian ini memiliki beberapa persamaan dan

perbedaan. Persamaannya adalah sama-sama mengambil objek di wilayah

Kabupaten Gianyar, sedangkan perbedaannya adalah penelitian Wirawan

mengambil ruang lingkupnya lebih luas yaitu di seluruh wilayah Kabupaten

Gianyar dan penelitian ini memiliki ruang lingkup hanya di salah satu desa yang

ada di wilayah Kabupaten Gianyar, tepatnya di Desa Kerta Kecamatan Payangan

Kabupaten Gianyar, lokasi ini merupakan Kawasan Agropolitan yang ada di

Kabupaten Gianyar. Perbedaan lainnya adalah penelitian Wirawan berfokus pada

perencanaan pembangunan pariwisata di Kabupaten Gianyar, khususnya

perencanaan pemulihan pariwisata dalam perspektif emansipatif, sedangkan

penelitian ini berfokus pengembangan agrowisata. Penelitian Wirawan dilakukan

karena adanya penilaian bahwa upaya pemulihan pariwisata Bali pasca peristiwa

bom Bali di Kuta dan Jimbaran yang kurang serius, sedangkan penelitian ini

dilakukan karena belum adanya strategi dan program yang jelas dalam

pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai pariwisata berkelanjutan di

Kawasan Agropolitan Payangan dan di Kawasan Agrowisata Gianyar Utara.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

23

Suwatno (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Perencanaan

Agrowisata di Kawasan Kedung Kayang Desa Wonolelo Kecamatan Sawangan

Kabupaten Magelang” Penelitian ini bertujuan untuk membuat perencanaan

agrowisata di kawasan wisata Kedung Kayang dengan menggunakan metode

survei. Hasil penelitiannya menujukkan bahwa potensi wisata yang ada dapat

dikembangkan menjadi agrowisata. Semua potensi yang ada dapat di kemas dan

ditonjolkan melalui perencanaan agrowisata yang dibagi menjadi tiga zona

(bagian) yaitu main entrance yang terdiri atas pusat informasi, parkir, pos

keamanan, zona utama yaitu terdiri atas empat bagian/zona (zona 1 tanaman

bunga, zona 2 tanaman sayur-sayuran, zona 3 tanaman buah, dan zona 4 sebagai

hutan konservasi) dan zona pendukungnya yaitu bumi perkemahan, terowongan,

home stay, rest area, bukit dan air terjun.

Penelitian Suwatno memiliki persamaan dengan penelitian ini terutama

tentang fokus peneliitian. Penelitian Suwatno dan penelitian ini sama-sama

berfokus pada objek wisata agro (agrowisata), sedangkan perbedaannya adalah

penelitian Suwatno dilakukan di Kawasan Kedung Kayang Desa Wonolelo

Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang, dengan tujuan untuk membuat

perencanaan agrowisata di kawasan wisata Kedung Kayang Desa Wonolelo

Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang. Sedangkan penelitian ini dilakukan

di Desa Kerta Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar, yang merupakan

Kawasan Agropolitan Payangan. Di samping bertujuan untuk mengetahui potensi

desa yang dapat dijadikan sebagai produk agrowisata, penelitian ini juga bertujuan

untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, serta

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

24

merumuskan strategi dan program pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai

pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar.

Penelitian Sedana (2009) yang berjudul “Perencanaan Pengembangan

Agrowisata di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Penelitian ini

dilatarbelakangi adanya kebijakan pembangunan pariwisata Kabupaten Gianyar,

dan rencana strategis Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar 2008-2013 dan

bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis dan menginterpretasikan

perencanaan pengembangan agrowisata di Kecamatan Payangan serta faktor-

faktor yang mendukung dan menghambat perencanaan pengembangan agrowisata

di Kecamatan Payangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam

perencanaan pengembangan agrowisata di Kecamatan Payangan, perlu

memperhatikan kawasan yang akan dikembangkan dengan identifikasi kebijakan

rencana dasar, rencana pengembangan ini sudah sesuai dengan kebijakan

pembangunan pariwisata Kabupaten Gianyar; mekanisme perencanaan

pembangunan pariwisata yang menggunakan gabungan pendekatan top down dan

bottom up planning berjalan sebagaimana mestinya, namun terkadang tidak

muncul dalam perencanaan daerah ataupun SKPD; penyusunan rencana

pengembangan agrowisata sudah sesuai dengan kebutuhan dalam pengembangan

namun karena keterbatasan dana yang direncanakan maka pelaksanaan

perencanaan dibuat secara bertahap dan berkelanjutan; sistem yang digunakan

oleh kelompok prima tani serta adanya koordinasi yang baik antar dinas terkait

sebagai faktor pendukungnya, akan tetapi masih dijumpai adanya faktor

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

25

penghambat dalam perencanaan seperti faktor lingkungan dari aspek politik dan

faktor pendanaan.

Penelitian Sedana dan penelitian ini memiliki beberapa persamaan dan

perbedaan. Persamaan penelitian yang dilakukan Sedana adalah sama-sama

memiliki fokus penelitian terhadap objek wisata agro (agrowisata) dan sama-sama

dilatarbelakangi oleh adanya kebijakan pembangunan pariwisata Kabupaten

Gianyar, dan rencana strategis Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar. Sedangkan

perbedaannya adalah penelitian Sedana dilakukan di seluruh wilayah Kecamatan

Payangan dan bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis dan

menginterpretasikan perencanaan pengembangan agrowisata di Kecamatan

Payangan, sedangkan penelitian ini mengambil ruang lingkup hanya di Desa Kerta

Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dan bertujuan untuk mengetahui

potensi desa yang dapat dijadikan produk agrowisata, mengetahui kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman serta merumuskan strategi dan program

pengembangan agrowisata Desa Kerta sebagai pariwisata berkelanjutan di

Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar.

Cremers (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Suggestion for the

development of eco tourism activities in Desa Kerta” merekomendasikan empat

strategi dalam pengembangan aktivitas ekowisata di Desa Kerta yaitu

pengembangan aktivitas wisata bersepeda melintasi banjar-banjar yang ada;

mengadakan loka karya tentang pembuatan kerajinan; peningkatan pasar dan

pasar seni sepanjang jalan utama; pengembangan aktivitas trekking melalui hutan

bambu dan sawah. Hasil penelitian ini juga merekomendasikan dua hal yang

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

26

sangat mendasar yaitu peningkatan kemampuan berbahasa inggris bagi warga

desa dan penguatan organisasi atau kelembagaan yang mengatur aktivitas

ekowisata baru.

Penelitian Cremers dan penelitian ini sama-sama dilakukan di Desa Kerta,

tetapi memiliki fokus dan tujuan yang berbeda. Penelitian Cremers merupakan

kajian tentang aktivitas ekowisata (eco tourism) yang dirangkum dalam bentuk

saran-saran atau masukan untuk pengembangan aktivitas ekowisata (eco tourism)

di Desa Kerta dan bertujuan untuk membantu warga Desa Kerta dalam

mengembangkan aktivitas ekowisata baru (new ecotorism). Sedangkan penelitian

ini merupakan penelitian yang berfokus pada pengembangan agrowisata Desa

Kerta sebagai pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangaan

Kabupaten Gianyar dan bertujuan untuk mengetahui potensi desa yang dapat

dijadikan produk agrowisata, mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman serta merumuskan strategi dan program pengembangan agrowisata Desa

Kerta sebagai pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan

Kabupaten Gianyar.

Penelitian Saridarmini (2011) yang berjudul “Dampak Agrowisata

Berbasis Modal dan Agrowisata Berbasis Masyarakat Di Bali”. Penelitian

Saridarmini dilakukan di dua kabupaten yaitu di Kabupaten Badung (Desa Sibang

Kaja) dan Kabupaten Karangasem (Desa Sibetan), Propinsi Bali dengan tujuan

untuk mengetahui dampak sosial, ekonomi dan lingkungan dari model agrowisata

berbasis modal dan masyarakat; untuk mengetahui perbedaan dampak sosial,

ekonomi dan lingkungan dari model agrowisata berbasis modal dan masyarakat.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

27

Menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan karakteristik dampak

pada variabel sosial, ekonomi, danlingkungan berdasarkan parameter pengukuran

terhadap indikator-indikatornya. Khusus untuk penilaian dampak ekonomi

dilakukan analisis manfaat dan biaya (B/Cratio) pada model agrowisata berbasis

modal, dan analisis finansial usahatani padamodel agrowisata berbasis

masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan secara sosial kedua model

pengembangan agrowisata dapat menjadi wahana pembelajaran bagi pengunjung.

Namun diantara dua model tersebut, model agrowisata berbasis modal belum

banyak berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja terutama bagi masyarakat

sekitarnya. Lembaga yang terbentuk hanya terbatas pada lembagainternal

agrowisata tersebut. Sedangkan model agrowisata berbasis masyarakat, para

petani telah terorganisir dalam kelompok tani agrowisata, bahkan telah

membentuk koperasi agrowisata dan telah mampu meningkatkan aktivitas petani

di luar usahataninya.

Penelitian Saridarmini dan penelitian ini memiliki kesamaan dari sisi fokus

penelitian, yaitu sama-sama berfokus pada objek wisata agro (agrowisata).

Penelitian Saridarmini dilakukan di dua kabupaten yaitu di Kabupaten Badung

(Desa Sibangkaja) dan Kabupaten Karangasem (Desa Sibetan) dan bertujuan

untuk mengetahui dampak sosial, ekonomi dan lingkungan dari model agrowisata

berbasis modal dan masyarakat; mengetahui perbedaan dampak sosial, ekonomi

dan lingkungan dari model agrowisata berbasis modal dan masyarakat. Sedangkan

penelitian ini dilakukan di Desa Kerta dan bertujuan untuk mengetahui potensi

desa yang dapat dijadikan produk agrowisata, mengetahui kekuatan, kelemahan,

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

28

peluang dan ancaman serta merumuskan strategi dan program pengembangan

agrowisata Desa Kerta sebagai pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan

Payangan Kabupaten Gianyar.

Nurhidayati (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan

Agrowisata Berkelanjutan Berbasis Komunitas di Kota Batu, Jawa Timur”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan prinsip-prinsip Community

Based Tourism (CBT) dalam pengembangan agrowisata di kota Batu, Jawa Timur

dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan prinsip-prinsip

Community Based Tourism (CBT). Penelitian ini menggunakan pendekatan

kombinasi, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif dan lokasi

penelitiannya ditetapkan secara purposive di Kota Batu, Jawa Timur. Unit analisis

penelitian dilakukan dengan spektrum individu dan institusi (kelembagaan).

Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara, wawancara mendalam,

dan observasi, sedangkan pengumpulan data sekundernya dilakukan dengan

mengumpulkan data yang terdapat di steakholder terkait (SKPD) dan Pemerintah

Desa dan Kecamatan. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis

kuantitatif (statistik) dan analisis kualitatif (analisis konten dan interaktif). Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan prinsip ekonomi CBT dalam

pengembangan agrowisata berkaitan dengan terciptanya pekerjaan yang menyerap

tenaga kerja lokal, pengembangan usaha sektor pariwisata, dan peningkatan

pendapatan komunitas yang berasal dari belanja wisata. Penerapan prinsip sosial

CBT dalam pengembangan agrowisata ditandai dengan peningkatan kualitas

hidup masyarakat, berdampak pada perubahan nilai sosial.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

29

Lebih lanjut Nurhidayati (2012) menyatakan bahwa dari aspek gender,

agrowisata menghasilkan segregasi kerja sektor pariwisata, pelabelan (stereotype)

dan beban kerja ganda pada perempuan. Penerapan prinsip budaya CBT

mengindikasikan tidak menguatkan seluruh aspek sosial kapital, interaksi

wisatawan dan komunitas menghasilkan kontak dan pertukaran nilai budaya,

pengetahuan baru bagi komunitas dan penerimaan simbul modernitas dari luar

komunitas. Penerapan prinsip politik CBT, menunjukkan adanya penguatan peran

dan fungsi kelembagaan lokal serta peningkatan kekuasaan oleh komunitas.

Penerapan prinsip lingkungan CBT, mendorong berkembangnya konsep daya

dukung komunitas. Sedangkan faktor yang mempengaruhi penerapan prinsip

ekonomi CBT adalah struktur perekonomian Kota Batu dan peran pemerintah,

prinsip sosial CBT dipengaruhi oleh status kekhususan Kota Batu, kekayaan

sumber daya alam, dan kekuatan budaya setempat. Prinsip budaya CBT

dipengaruhi oleh berkembangnya budaya multikultur, keterbukaan terhadap

informasi, dan etos kerja lokal. Sedangkan penerapan prinsip lingkungan CBT

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan global dan kearifan lokal komunitas.

Penelitian Nurhidayati memiliki beberapa persamaan dengan penelitian

yang akan dilakukan ini, diantaranya tentang fokus, arah, dan medode

(pendekatan) penelitian yang digunakan. Penelitian Nurhidayati dan penelitian ini

sama-sama memiliki fokus penelitian pada pengembangan agrowisata, dengan

arah penelitian menuju pembangunan pariwisata berkelanjutan dan sama-sama

menggunakan dua metode (pendekatan), yaitu pendekatan kuantitatif dan

kualitatif serta keduanya dilakukan di Kawasan Agropolitan, penelitian

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

30

Nurhidayati berada di Kawasan Agropolitan Kota Batu, Jawa Timur, sedangkan

penelitian ini berada di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar.

Sedangkan perbedaannya adalah penelitian Nurhidayati dilakukan di Kota Batu,

Jawa Timur dengan tujuan untuk mengkaji penerapan prinsip-prinsip Community

Based Tourism (CBT) dalam pengembangan agrowisata di kota Batu, Jawa Timur

dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan prinsip-prinsip

CBT, dan penelitian ini dilakukan di Desa Kerta Kecamatan Payangan Kabupaten

Gianyar dan bertujuan untuk mengetahui potensi desa yang dapat dijadikan

produk agrowisata, mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta

merumuskan strategi dan program pengembangan agrowisata Desa Kerta sebagai

pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar.

Rudita, dkk. (2012) dengan penelitiannnya yang berjudul “Potensi Obyek

Wisata dan Keterpaduannya dalam Pengembangan Kawasan Agropolitan

Payangan, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui potensi tempat-tempat wisata yang akan dikembangkan di wilayah

Agropolitan Payangan; mengetahui persepsi wisatawan pada faktor-faktor yang

dampak kunjungan wisatanya ke Kawasan Agropolitan Payangan; merumuskan

rencana dan strategi pengembangan pariwisata terpadu di Kawasan Agropolitan

Payangan dalam rangka pembangunan daerah. Hasil penelitiannya menunjukkan

terdapat enam obyek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan di Kawasan

Agropolitan Payangan, yaitu: Agrowisata Payangan, Sungai Ayung, Nyepi Kasa,

Aci Keburan, Desa Pakraman Pausan, dan Sarkofagus.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

31

Lebih lanjut Rudita (2012) menyatakan bahwa, berdasarkan skor yang

diperoleh masing-masing obyek wisata, apabila dikelompokkan dapat diketahui

tiga kelompok obyek wisata yang paling disukai saat ini yaitu obyek wisata yang

berkaitan dengan alam (Sungai Ayung dan Agrowisata Payangan), kedua adalah

obyek wisata yang berkaitan dengan adat dan tradisi masyarakat setempat (Nyepi

Kasa, Desa Pakraman Pausan, dan Aci Keburan), dan ketiga adalah obyek wisata

sejarah dan situs kepurbakalaan (Sarkofagus). Faktor yang mempengaruhi

kunjungan wisatawan ke Kawasan Agropolitan Payangan menurut persepsi

wisatawan dalam penelitian ini adalah pelayanan, jenis wisata dan atraksi yang

ditawarkan, fasilitas yang tersedia, sarana transportasi; dan promosi. Faktor

pelayanan, yang berpengaruh positif adalah keramahan masyarakat setempat dan

kebersihan lingkungan, sedangkan pemandu wisata dan kios berpengaruh negatif.

Faktor jenis wisata dan atraksi yang ditawarkan, yang berpengaruh positif adalah

wisata budaya dan wisata alam termasuk agrowisata. Ada tiga rencana dan strategi

utama pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan

Kawasan Agropolitan Payangan dalam pengembangan wilayah, yakni 1) rencana

meningkatkan keterkaitan sektoral dan meningkatkan keterpaduan antar sektor,

melalui pengembangan iptek, 2) memperkenalkan dan menawarkan potensi obyek

wisata yang ada, dengan pengembangan paket-paket wisata melalui kerjasama

pemerintah, swasta dan masyarakat, dan 3) memperkuat kepariwisataan, dengan

membangun kemitraan dan membentuk jejaring.

Penelitian Rudita dkk dengan penelitian ini sama-sama dilakukan di

Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar, namun memiliki tujuan,

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

32

fokus dan ruang lingkup yang berbeda. Penelitian Rudita dkk., bertujuan untuk

mengetahui potensi tempat-tempat wisata yang akan dikembangkan di wilayah

Agropolitan Payangan; mengetahui persepsi wisatawan pada faktor-faktor yang

dampak kunjungan wisatanya ke Kawasan Agropolitan Payangan; merumuskan

rencana dan strategi pengembangan pariwisata terpadu diKawasan Agropolitan

Payangan dalam rangka pembangunan daerah, sedangkan penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui potensi desa yang dapat dijadikan produk agrowisata,

mengetahui faktor internal dan eksternal, merumuskan strategi dan program

pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai pariwisata berkelanjutan di

Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar. Penelitian Rudita dkk

memiliki fokus penelitian pada beberapa obyek wisata yang akan dikembangkan

di Kawasan Agropolitan Payangan dan persepsi wisatawan, sedangkan penelitian

ini hanya berfokus pada objek wisata agro (agrowisata) yang ada di Desa Kerta.

Penelitian Putra (2012) yang berjudul “ Pengembangan Wisata Agro di

Banjar Temen, Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar,

Provinsi Bali”. Bertujuan untuk mengidentifikasi potensi wisata agro di Banjar

Temen, faktor internal dan eksternal serta merumuskan strategi umum

pengembangan wisata agro di Banjar Temen, sebagai daya tarik pariwisata

alternatif; merumuskan strategi alternatif pengembangan wisata agro yang

berbasis kerakyatan berdasarkan potensi-potensi yang dimiliki dan kendala-

kendala yang dihadapi dan dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT.

Hasil penelitian Putra (2012) menyatakan bahwa Banjar Temen memiliki

potensi wisata agro yang dapat dikembangkan dimasa yang akan datang; posisi

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

33

wisata agro Banjar Temen pada Teori Destination Life Cycle berada pada tahap

Involvement, dimana masyarakat mulai menyediakan fasilitas bagi wisatawan,

tetapi belum terlihat peran serta pihak lain dalam pengembangan wisata agro;

faktor-faktor internal dan eksternal yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah

faktor internal yang merupakan kekuatan, antara lain lahan perkebunan yang

subur, produk kopi luwak yang bernilai jual tinggi dan proses pengolahannya,

pemandangan alam yang indah, lokasi yang berada di jalur pariwisata, dan

varietas tanaman yang beragam; faktor yang merupakan kelemahan, antara lain

kurangnya SDM yang memiliki keterampilan, kurangnya sarana dan prasarana

penunjang pariwisata, terjadinya persaingan harga antar wisata agro di Banjar

Temen, kurangnya kerjasama dengan instansi pemerintah, dan kurangnya

promosi. Faktor eksternal yang teridentifikasi antara lain yang berupa peluang

adalah kunjungan wisatawan ke Pura Tirta Empul menuju Kawasan Wisata

Kintamani, perubahan minat wisatawan, kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi, pertumbuhan perekonomian global dan meningkatnya hubungan

kerjasama dengan pelaku pariwisata lainnya. Faktor eksternal yang merupakan

ancaman adalah berkembangnya wisata agro sejenis di luar Banjar Temen, situasi

keamanan nasional, wabah penyakit yang menular, kondisi sosial dan politik

nasional, serta berkembangnya coffee shop di Bali.

Penelitian Putra memiliki beberapa persamaan dengan penelitian ini,

dilihat dari fokus penelitian, tujuan penelitian, dan arah atau orientasi penelitian.

Penelitian Putra dan penelitian ini sama-sama berfokus pada pengembangan

wisata agro (agrowisata), sama-sama bertujuan untuk mengidentifikasi potensi

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

34

desa yang dapat dikembangkan sebagai produk agrowisata, mengidentifikasi

faktor internal dan eksternal serta merumuskan strategi dan program

pengembangan. Penelitian Putra dan penelitian ini, juga memiliki lokasi penelitian

yang sama, yaitu sama-sama dilaksanakan di Kawasan Agropolitan Payangan

Kabupaten Gianyar dan berorientasi pada pembangunan pariwisata berkelanjutan.

Penelitian Putra dan penelitian ini hanya memiliki perbedaan pada ruang lingkup

dan komoditi yang menjadi daya tarik wisata, dimana ruang lingkup penelitian

Putra hanya dalam lingkup banjar dan jumlah komoditi (varietas) yang terbatas,

sedangkan penelitian ini mempunyai ruang lingkup yang lebih luas yaitu satu desa

dengan delapan banjar dan beranekaragam komoditas yang potensial untuk

dikembangkan sebagai produk agrowisata.

2.2 Konsep Penelitian

Penelitian ini menggunakan lima konsep, yaitu strategi pengembangan,

produk pariwisata (4A), agrowisata, agropolitan, dan pariwisata berkelanjutan.

Menurut Chandler (1962) yang dikutif Rangkuti (1997:3-7), pemahaman yang

baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat

menentukan suksesnya strategi yang disusun. Adapun yang dimaksud dengan

konsep-konsep tersebut adalah distinctive competence yaitu tindakan yang

dilakukan oleh perusahan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan

dengan pesaingnya dan competitive advantage yaitu kegiatan spesifik yang

dilakukan oleh perusahan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

35

2.2.1 Strategi Pengembangan

Strategi adalah seni memadukan atau mengintegrasikan antara faktor kunci

keberhasilan, agar terjadi sinergi dalam mencapai tujuan. Strategi merupakan

sarana untuk mencapai tujuan. Menurut Chandler (1962:13) dalam Rangkuti

(1997:3-7) menyebutkan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu

perusahan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting

untuk mencapai tujuan tersebut. Sedangkan Argyris dkk. (1985) menyatakan

bahwa strategi merupakan respons secara terus menerus maupun adaptif terhadap

peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat

mempengaruhi organisasi.

Pernyataan Learned dkk. (1965) yang dikutif Rangkuti (1997:3)

menyatakan bahwa strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan

bersaing. Pernyataan ini senada dengan pernyataan Porter (1985) yang

menyatakan strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan

bersaing. Sedangkan Stoner dkk., (1995) yang dikutip Tjiptono (1996),

menyatakan bahwa strategi dibedakan menjadi dua perspektif, yaitu perspektif apa

yang ingin organisasi lakukan (intend to do) dan perspektif apa yang akhirnya

organisasi lakukan (eventually does). Berdasarkan perspektif yang pertama,

strategi didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai

tujuanorganisasi dan mengimplementasikan misinya. Dalam hal ini para manager

memainkan peran aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi.

Perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon

organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Makna strategi dalam hal ini,

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

36

setiap organisasi memiliki strategi yang pasti meskipun strategi tersebut tidak

pernah dirumuskan secara eksplisit. Pernyataan ini diterapkan oleh para manager

yang mempunyai karakter reaktif, yaitu menanggapi dan menyesuaikan diri secara

pasif terhadap lingkungannya.

Mintzberg (1978) dalam Rangkuti (1997) strategi dibagi menjadi lima

definisi yaitu strategi sebagai rencana, strategi sebagai pola, strategi sebagai posisi

(position), strategi sebagai taktik (play) dan strategi sebagai perspektif. Strategi

sebagai rencana adalah program atau langkah terencana (a directed course of

action) untuk mencapai serangkaian tujuan atau cita-cita yang telah ditentukan;

sama halnya dengan konsep strategi perencanaan. Strategi sebagai pola (pattern)

adalah sebuah pola perilaku masa lalu yang konsisten, dengan mengunakan

strategi yang merupakan kesadaran daripada menggunakan yang terencana

ataupun diniatkan. Strategi sebagai pola lebih mengacu pada suatu yang muncul

begitu saja (emergent). Strategi sebagai posisi adalah posisi menentukan merek,

produk ataupun perusahan dalam pasar, berdasarkan kerangka konseptual para

konsumen ataupun para penentu kebijakan: sebuah strategi yang utamanya

ditentukan oleh faktor-faktor eksternal. Strategi sebagai taktik merupakan sebuah

manuver spesifik untuk mengelabui atau mengecoh lawan (competitor), dan

strategi perspektif adalah mengeksekusi strategi berdasarkan teori yang ada

ataupun menggunakan insting alami dari isi kepala atau cara berpikir/ideologis.

Strategi merupakan suatu pernyataan yang mengarahkan bagaimana

masing- masing individu dapat bekerjasama dalam suatu organisasi, dalam upaya

pencapaian tujuan dan sasaran organisasi tersebut. Strategi juga diartikan sebagi

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

37

sekumpulan komitmen atas tindakan atau aksi yang terintegrasi dan terkoordinasi,

untuk mengusahakan atau mengolah kompetensi dan sekaligus guna mendapatkan

keunggulan bersaing organisasi. Strategi harus menghasilkan sumber-sumber daya

yang nyata, tidak hanya berupa pendapatan atau keuntungan, tetapi juga berupa

sumber daya yang tidak berwujud atau intangible, seperti reputasi, komitmen

individu atau karyawan, identitas merek, dan lainnya (Assauri, 2013:3-4).

Marpaung (2000:52) mendefinisikan strategi sebagai suatu proses

penentuan nilai pilihan dan pembuatan keputusan dalam pemanfaatan sumber

daya yang menimbulkan suatu komitmen bagi organisasi yang bersangkutan yang

mengarah pada masa depan. Assauri (2013:4-5), menyatakan strategi memiliki

unsur-unsur yang terdiri dari gelanggang aktivitas atau arena, sarana kendaraan

atau vehicles, pembeda atau differentiators, rencana tingkatan atau staging and

pacing, dan logika ekonomi atau economic logic. Dalam penelitian ini strategi

dimaksudkan sebagai suatu rencana program atau langkah terencana (a directed

course of action) untuk mencapai serangkaian tujuan atau cita-cita yang telah

ditentukan.

Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti

kebenarannya untuk meningkatka fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan

dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru. Pengembangan

secara umum berarti pola pertumbuhan, perubahan secara perlahan (evolution)

dan perubahan secara bertahap (Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002).

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

38

Suwantoro (1997), menyatakan pengembangan adalah suatu proses atau cara

bagaimana menjadikan sesuatu menjadi maju, baik, sempurna dan berguna.

Pengembangan pariwisata harus selalu melibatkan masyarakat lokal dan

mampu memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat, tidak merusak nilai-

nilai sosial budaya masyarakatnya serta mengatur jumlah kunjungan wisatawan ke

objek wisata tersebut agar tidak melebihi kapasitas (carrying capacity) yang

tersedia (Sucipta, 2010:15). Pengembangan pariwisata secara mendasar perlu

memperhatikan beberapa konsep seperti pengembangan pariwisata berkelanjutan,

pembangunan wilayah terpadu dan pengembangan produk wisata, pembangunan

ekonomi pariwisata, serta pengembangan lingkungan. Pengembangan wilayah

berdasarkan potensi dan daya dukung lingkungan serta selalu memperhatikan

kelestarian alam dan lingkungannya merupakan tujuan pembangunan pariwisata

berkelanjutan (Antara, 2011).

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan strategi adalah cara atau

langkah atau aksi yang terkoordinasi dan terintegrasi yang digunakan untuk

mengusahakan dan mengelola sumberdaya yang ada, dengan menciptakan

keunggulan guna memenangkan persaingan. Sedangkan yang dimaksud dengan

pengembangan adalah proses atau rangkaian kegiatan eksplorasi dan penataan

sumber daya yang ada, menjadi daya tarik wisata (agrowisata), agar menjadi lebih

menarik, bernilai dan bermanfaat. Jadi yang dimaksud strategi pengembangan

dalam penelitian ini adalah usaha-usaha yang tersusun secara sistimatis yang

diterapkan atau diimplementasikan dalam rangka mengeksplorasi, menata dan

mengusahakan sumberdaya yang ada menjadi daya tarik wisata (agrowisata), agar

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

39

lebih diminati oleh wisatawan, bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan

kelestarian lingkungan alam.

2.2.2 Produk Pariwisata

Produk pariwisata adalah suatu bentukan yang nyata dan tidak nyata,

dalam suatu kesatuan rangkaian perjalanan yang hanya dapat dinikmati apabila

seluruh rangkaian perjalanan tersebut dapat memberikan pengalaman yang baik

bagi yang melakukan perjalanan tersebut (Muljadi, 2012:46). Sedangkan menurut

UN-WTO dalam Pitana dan Surya Diarta (2009:128), produk pariwisata

didefinisikan sebagai “...any good or service purchased by, or consumed by, a

person defined as a visitor”.

Produk wisata sebenarnya bukan saja merupakan produk yang nyata

(tangible), akan tetapi merupakan rangkaian produk (barang dan jasa) yang tidak

hanya mempunyai segi-segi yang bersifat ekonomis, namun juga bersifat sosial,

psikologis dan alam. Produk wisata merupakan berbagai jasa, di mana satu dengan

lainnya saling terkait dan dihasilkan oleh berbagai perusahan pariwisata, misalnya

akomodasi, angkutan wisata, biro perjalanan, restoran, daya tarik wisata, dan

perusahan lain yang terkait. Produk wisata mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu

tidak dapat disimpan, tidak dapat dipindahkan, produksi dan proses konsumsi

terjadi atau berlangsung secara bersamaan, tidak ada ukuran yang pasti atau

objektif, pelanggan atau costumer tidak dapat mencicipi produk itu sebelumnya,

pengelolaan produk wisata mengandung risiko besar (Muljadi, 2012:47).

Dalam setiap fase pengembangan, memerlukan komponen wisata., seperti

yang dinyatakan Inskeep (1991:38), bahwa di berbagai literatur dimuat

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

40

bermacam-macam komponen wisata. Namun ada beberapa komponen wisata yang

selalu ada dan merupakan komponen dasar dari wisata. Komponen-komponen

tersebut saling berinteraksi satu sama lain dan dapat dikelompokkan menjadi

empat, yang dikenal dengan 4A, yaitu Atraksi (Attraction) atau kegiatan-kegiatan

wisata. Kegiatan-kegiatan wisata yang dimaksud, dapat berupa semua hal yang

berhubungan dengan lingkungan alami, kebudayaan, keunikan suatu daerah dan

kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan wisata yang menarik

wisatawan untuk mengunjungi sebuah obyek wisata seperti alam yang menarik,

kebudayaan daerah yang menawan dan seni pertunjukan.

Lebih lanjut Inskeep (1991:38) menyatakan bahwa selain atraksi,

aksessibilitas (accessibilities), yaitu sarana dan prasarana seperti; akses jalan,

transportasi lokal, adanya terminal, dan fasilitas komunikasi. Fasilitas (facilities),

adalah semua fasilitas yang dibutuhkan dalam kawasan wisata, termasuk tour and

travel operations (disebut juga pelayanan penyambutan). Fasilitas tersebut dapat

berupa restoran dan berbagai jenis tempat makan lainnya, toko-toko untuk

menjual hasil kerajinan tangan, cinderamata, toko-toko khusus. Ansileri

(ancillary), yaitu organisasi kepariwisataan (Ancillary services) yang dibutuhkan

untuk pelayanan wisata, antara lain Destination Management Organization

(DMO), conventional and visitor bureau.

Pernyataan Inskeep di atas, senada dengan pernyataan (Cooper, 1993)

yang juga menyebutkan bahwa elemen produk pariwisata dikenal dengan istilah 4

A, yaitu Atraksi, Aksesibilitas (transport lokal, terminal angkutan), Amenitas

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

41

(akomodasi, usaha penyedia makanan dan minuman, tempat hiburan, dan lain-

lain) dan ansileri yaitu berupa bentuk pelayanan pariwisata dari organisasi lokal.

Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009

tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan daya tarik wisata adalah segala

sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, yang berupa keanekaragaman

kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau

tujuan kunjungan wisatawan. Sedangkan menurut tim penyusun RIPPDA

Kabupaten Timur Tengah Selatan Pusat Studi Pariwisata UGM 2003 yang dikutip

Ismaningrum (2005), menyatakan bahwa produk pariwisata merupakan komponen

penting dalam industri pariwisata, yang mencakup tiga aspek dan dikenal sebagai

triple A (Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas). Atraksi adalah objek yang

memiliki daya tarik untuk dilihat, ditonton, dinikmati yang layak dijual ke pasar

wisata. Seringkali atraksi ditafsirkan dalam dua komponen yakni sebagai objek

wisata (tourist object) dan atraksi wisata (tourist attraction). Atraksi wisata adalah

sesuatu yang dapat dilihat lewat pertunjukan dan seringkali membutuhkan

persiapan bahkan mengeluarkan biaya untuk menikmatinya. Berbeda dengan

objek wisata (tourist object) yang dapat disaksikan tanpa perlu persiapan.

Amenitas yaitu segala macam fasilitas yang menunjang kegiatan pariwisata,

seperti: rumah makan, hotel, café, sarana komunikasi, papan informasi, money

changer dan lain-lainnya. Bahkan sering kali diperlukan jasa asuransi khususnya

bagi tipe wisata yang memiliki resiko kecelakaan tinggi. Keberadaan dan

kelengkapan berbagai jenis fasilitas menjadi prasyarat mutlak bagi peningkatan

kunjungan wisatawan pada suatu objek wisata. Dengan kata lain, meskipun daya

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

42

tarik wisata yang dimiliki dinilai cukup bagus namun bila tidak memiliki jaminan

fasilitas yang memadai lambat laun tentu akan ditinggalkan wisatawan.

Aksesibilitas merupakan sarana dan prasarana yang menyebabkan wisatawan

dapat berkunjung ke destinasi yang diinginkan dengan mudah, aman, nyaman.

2.2.3 Agrowisata

Agrowisata merupakan salah satu produk wisata yang memanfaatkan

usaha agro sebagai objek wisata. Surat Keputusan bersama Menteri Pariwisata,

Pos dan Telekomunikasi, dan Menteri Pertanian No. KM.47/PW.DOW/MPPT-89

dan Nomor 204/KPTS/HK/0504/1989, agrowisata didefinisikan sebagai suatu

bentuk kegiatan yang memanfaatkan usaha agro mulai dari awal sampai dengan

produk pertanian dalam berbagai sistem, skala dan bentuk sebagai objek wisata

dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan

hubungan usaha di bidang pertanian. Sedangkan Goodwin (1998), menyatakan

agrowisata sebagai suatu kegiatan yang secara sadar ingin menempatkan sektor

primer (pertanian) dikawasan sektor tersier (pariwisata), agar perkembangan

sektor primer dapat lebih dipercepat, dan petani memperoleh peningkatan

pendapatan dari pariwisata yang memanfaatkan kegiatan sektor pertanian tersebut.

Agrowisata dikatakan sebagai kegiatan yang memihak pada masyarakat miskin.

Ismayanti (2010:156-159, menyatakan agrowisata merupakan salah satu

bentuk wisata minat khusus, selain wisata olahraga, wisata kuliner, wisata

religious, wisata goa, wisata belanja, dan wisata ekologi Sedangkan Muljadi

(2012:59), menyatakan bahwa yang merupakan kelompok pengusahaan objek dan

daya tarik wisata minat khusus selain wisata agro adalah wisata buru, wisata tirta,

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

43

wisata petualangan alam, wisata goa, wisata kesehatan, tempat budaya, industri,

dan kerajinan. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal

dalam memanfaatkan lahan, dapat meningkatkan pendapatan petani, melestarikan

sumber daya lahan, serta memelihara budaya (culture) maupun teknologi lokal

yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya (Sugeng, 2004).

Agrowisata tidak hanya memanfaatkan keindahan alam dan

keanekaragaman kegiatan pertanian, tetapi banyak tercipta model-model

agrowisata yang memanfaatkan objek-objek pertanian tertentu, seperti agrowisata

hortikultura, agrowisata tanaman perkebunan, ataupun varian kebun-kebun

perkebunan adalah contoh dari sekian banyak agrowisata yang dapat

dikembangkan (Departemen Pertanian RI, 2009). Hal yang senada juga

dinyatakan oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (2004), bahwa agrowisata memiliki

pengertian yang sangat luas, dalam banyak hal sering kali berisikan ekowisata.

Ekowisata dan agrowisata memiliki banyak persamaan, terutama karena keduanya

berbasis pada sumber daya alam dan lingkungan. Di beberapa negara agrowisata

dan ekowisata dikelompokkan dalam satu pengertian dan kegiatan yang sama,

agrowisata merupakan bagian dari ekowisata.

Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism)

yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam

dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau

tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan

(Departemen Pertanian RI, 2012). Hal yang selaras dinyatakan oleh Rai Utama

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

44

(2007), bahwa agrowisata menganut falsafah ekowisata sehingga sangat beralasan

dijadikan jalan terbaik untuk mewujudkan pariwisata yang berkualitas, dan

merupakan jenis wisata yang didukung oleh masyarakat tani, sehingga dari sisi

penawaran para petani siap dengan produknya dan wisatawan mengharapkan

suguhan produk yang ditawarkan oleh para petani. Proses produksi agrowisata

terjadi ketika terjadi “perkunjungan” yang mempertemukan antara penawaran dan

permintaan.

Departemen Pertanian RI (2012) menyatakan bahwa kecenderungan

masyarakat modern dalam memenuhi kebutuhan hidup melakukan kegiatan

mengunjungi dan menikmati obyek-obyek yang mempunyai kekhususan (spesifik

lokasi) seperti keindahan alam, udara segar, tradisi yang unik, produk olahan

tradisional, produk pertanian segar menunjukkan kemajuan yang sangat pesat.

Kecenderungan ini merupakan signal tingginya permintaan akan agrowisata dan

sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis, baik

dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian yang memiliki daya tarik

spesifik. Hamparan areal pertanaman yang luas seperti areal perkebunan dan

hortikultura, disamping menyajikan pemandangan dan udara segar, juga

merupakan media pendidikan bagi masyarakat dalam dimensi yang sangat luas,

mulai dari pendidikan tentang usaha di bidang perkebunan atau hortikultura

tersebut, sampai pendidikan tentang keharmonisan dan kelestarian alam.

Agrowisata didefinisikan sebagai suatu bisnis yang dilakukan oleh para

petani yang bekerja di sektor pertanian bagi kesenangan dan edukasi para

pengunjung. Agrowisata juga dinyatakan sebagai salah satu bentuk dari rural

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

45

tourism yang menawarkan kegiatan pertanian sebagai daya tarik wisata serta

melibatkan penduduk lokal dalam perencanaan hingga pengelolaan kawasan

agrowisata (Andini, 2013). Hal senada dinyatakan Rai Utama (2012), bahwa

agrowisata merupakan salah satu usaha bisnis dibidang pertanian yang

menekankan penjualan jasa kepada konsumen.

Lucian (2012) mendefinisikan agrowisata sebagai kegiatan ekonomi yang

terjadi ketika orang mencoba untuk membangun hubungan antara kegiatan

perjalanan, produk pertanian dan jasa makanan. Tirtawinata dkk. (1999)

menyatakan ada lima manfaat agrowisata atau agrotourism yaitu (a)

meningkatkan konservasi lingkungan, (b) meningkatkan nilai estetika dan

keindahan alam, (c) memberi nilai rekreasi, (d) meningkatkan kegiatan ilmiah dan

pengembangan ilmu pengetahuan, dan (e) mendapatkan keuntungan ekonomi.

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 16 Tahun 2012

tentang RTRW, Agrowisata didefinisikan sebagai kegiatan perjalanan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi kawasan

pertanian untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari

keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

Agrowisata dalam penelitian ini didefinisikan sebagai sebuah bentuk

kegiatan pariwisata yang memanfaatkan potensi alam, pertanian (agro), budaya,

dan aktivitas masyarakat pedesaan sebagai daya tarik wisata, dengan tujuan untuk

memperluas pengetahuan, pengalaman, area rekreasi, dan hubungan usaha

agribisnis pedesaan. Agrowisata dikembangkan berdasarkan konsep

pengembangan wilayah, melalui pemanfaatan potensi alam, pertanian, budaya,

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

46

dan aktivitas masyarakat lokal dan mengacu pada prinsip-prinsip pembangunan

pariwisata berkelanjutan.

Pengembangan Agrowisata Desa Kerta diharapkan dapat memacu

pertumbuhan dan perkembangan usaha-usaha agribisnis, mendorong peningkatan

kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, penguatan kelembagaan pertanian,

sosial-budaya, dan ekonomi, membuka kesempatan berusaha seluas-luasnya bagi

masyarakat setempat dan sekitarnya. Selain itu, pengembangan Agrowisata Desa

Kerta, juga diharapkan mampu menjaga kelestarian alam, kekayaan sumberdaya

alam hayati (pertanian), budaya, dan aktivitas masyarakat lokal.

2.2.4 Agropolitan

Agropolitan terdiri dari kata Agro (pertanian) dan Politan (polis yang

berarti kota), sehingga agropolitan dapat diartikan sebagai kota pertanian yang

tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta

mampu melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan

pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya. Nugroho (2008:174-186) menyatakan

bahwa agropolitan adalah hasil pendekatan terhadap teori-teori pembangunan

yang berbasis pada sektor pertanian, atau pembangunan wilayah pertanian.

Konsep pengembangan agropolitan pertama kali diperkenalkan

McDouglass dan Friedmann (1975) sebagai siasat untuk pengembangan

perdesaan. Meskipun termaksud banyak hal dalam pengembangan agropolitan,

seperti redistribusi tanah, namun konsep ini pada dasarnya memberikan pelayanan

perkotaan di kawasan perdesaan atau dengan istilah lain yang digunakan oleh

Friedmann adalah kota di ladang. Friedmann dan Douglass (1975) mengusulkan

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

47

konsep Agropolitan sebagai alternatif untuk pembangunan daerah. Konsep sangat

bergantung pada pengembangan pusat pertumbuhan kota, yang terletak di dalam

5-10 kilometer atau satu jam bersepeda dari pedalamannya. Konsep ini

memungkinkan leveraging investasi karena lebih dari satu desa yang terlibat dan

investasi dapat difokuskan pada Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) yang paling

mudah diakses, sehingga tangkapan juga optimal.

Pranoto (2005), menyatakan bahwa konsep pengembangan kawasan

agropolitan muncul dari permasalahan adanya ketimpangan pembangunan

wilayah antara kota sebagai pusat kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dengan

wilayah pedesaan sebagai pusat kegiatan pertanian tertinggal. Proses interaksi

kedua wilayah tersebut, secara fungsional ada dalam posisi saling memperlemah.

Wilayah pedesaan dengan kegiatan utama sektor primer, khususnya pertanian,

mengalami permasalahan produktivitas yang signifikan, sedangkan di sisi lain,

wilayah perkotaan sebagai tujuan pusat pertumbuhan menerima beban berlebih,

sehingga memunculkan ketidaknyamanan akibat permasalahan sosial dan

lingkungan.

Agropolitan sebagai salah satu konsep diharapkan dapat menjadi arah

kebijakan pembangunan wilayah sehingga pembangunan fisik yang dilaksanakan

tanpa mengorbankan kepentingandan kebutuhan masyarakat di desa, sehingga

masyarakat dapat menikmati hasil pembangunan dengan disertai peningkatan

kesejahteraan keluarganya. Melalui pendekatan agropolitan pembanguan wilayah

semestinya dapat membawa kemajuan wilayah tanpa mengabaikan kelestarian

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

48

lingkungan, budaya, tradisi dengan disertai inovasi-inovasi bisnis yang terarah dan

berkelanjutan (Toekidjo, 2011).

Pengembangan kawasan agropolitan merupakan konsep pengembangan

wilayah yang berbasis pertanian dengan tujuan untuk mempercepat pembangunan

di kawasan perdesaan. Menurut Pranoto dkk., (2005), pengembangan agropolitan

(pengembangan wilayah berbasis agro) diharapkan dapat memberikan dampak

positif dalam upaya untuk memberdayakan masyarakat pedesaan, mengurangi

kemiskinan, dan mendukung kegiatan ekonomi pedesaan yang berorientasi

lingkungan. Menurut Ide Agropolitan dipandang mampu menjawab tantangan

pemerataan pembangunan dan pembangunan berkelanjutan yang merupakan salah

satu pendekatan pembangunan perdesaan berbasis pertanian dalam artian luas

dengan menempatkan ”kota-tani” sebagai pusat kawasan dengan segala

ketersediaan sumberdayanya, sebagai modal tumbuh dan berkembangnya kegiatan

saling melayani dan mendorong usaha agrobisnis antar desa-desa kawasan

(interland) dan desa-desa sekitarnya.

Pemerintah Indonesia mengadopsi konsep ini dalam pembangunan

pedesaan pada tahun 2002, dengan fokus khusus pada pembangunan infrastruktur

seperti jalan pedesaan, pasar dan irigasi (Rustiadi, 2004). Program ini mengikuti

"perdagangan mengikuti kapal" prinsip, di mana penyediaan infrastruktur

mendahului permintaan dan diharapkan dapat mendorong kegiatan ekonomi dan

konsentrasi distribusi pasca-pertanian di pusat pertumbuhan dengan desa-desa

pedalaman sehingga skala ekonomi dapat direalisasikan.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

49

2.2.5 Pariwisata Berkelanjutan

Pembangunan pariwisata berkelanjutan merupakan pembangunan yang

mampu memenuhi kebutuhan wisatawan saat ini, sambil melindungi dan

mendorong kesempatan untuk waktu yang akan datang. Mengarah pada

pengelolaan seluruh sumber daya sedemikian rupa sehingga kebutuhan ekonomi,

sosial dan estetika dapat terpenuhi sambil memelihara integritas kultural, proses

ekologi esensial, keanekaragaman hayati dan sistem pendukung

kehidupan. Produk pariwisata berkelanjutan dijalankan secara harmonis dengan

lingkungan lokal, masyarakat dan budaya masyarakat, sehingga mereka menjadi

penerima keuntungan yang permanen dan bukan korban pembangunan pariwisata

(Anonim, 2004).

Konsep pariwisata berkelanjutan, pada mulanya diperkenalkan oleh World

Commission on Environment and Development dengan melengkapi Sustainable

Tourism dengan kata Development sehingga menjadi Sustainable Tourism

Development, yang dapat diartikan bahwa dalam pembangunan kita hendaknya

jangan menghabiskan atau menguras sumber daya pariwisata untuk jangka waktu

pendek, tetapi harus memperhatikan kelanjutan pembangunan pariwisata jangka

panjang di waktu yang akan datang (Yoeti, 2008:242).

Suwantoro (1997:88-89), menyatakan bahwa dalam pengembangan

pariwisata berkelanjutan harus memperhatikan prinsip-prinsip harus dibantu oleh

proses perencanaan dan partisipasi masyarakat; harus ada kepastian,

kesinambungan, ada sasaran ekonomi, sosial budaya, dan masyarakat; hubungan

antara pariwisata, lingkungan dan budaya harus dikelola sedemikian rupa

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

50

sehingga lingkungan dapat lestari untuk jangka panjang; aktivitas pariwisata tidak

boleh merusak dan menghasilkan dampak yang tidak dapat diterima oleh

masyarakat; pengembangan pariwisata tidak boleh tumbuh terlalu cepat dan

berskala kecil atau sedang; pola lokasi harus ada keharmonisan antara hubungan

wisatawan, tempat dan masyarakat setempat; keberhasilan pada setiap aktivitas

tergantung pada keharmonisan antara pemerintah, masyarakat setempat, dan

industri pariwisata; pendidikan yang mengarah pada sosio-kultural pada setiap

tingkatan masyarakat yang berkaitan dengan aktivitas pariwisata, termasuk juga

perilaku wisatawan harus serius diorganisasikan; peraturan perundang-undangan

yang secara pasti melindungi budaya harus dikeluarkan dan dilaksanakan

sekaligus merevitalisasinya; investor dan wisatawan harus dididik untuk

menghormati kebiasaan, norma dan nilai-nilai setempat, sedangkan hal-hal yang

menimbulkan dampak negatif dihindarkan dan dampak positifnya dimanfaatkan.

Menurut Yaman dan Mohd (2004, dalam Parma 2010), pembangunan

pariwisata berkelanjutan ditandai dengan adanya empat kondisi, yaitu anggota

masyarakat harus berpartisipasi dalam proses perencanaan dan pembangunana

pariwisata; pendidikan bagi tuan rumah, pelaku industri dan

pengunjung/wisatawan; kualitas habitat kehidupan liar, penggunaan energi dan

iklim mikro harus dimengerti dan didukung; investasi pada bentuk-bentuk

transportasi alternatif.

Indikator yang dikembangkan pemerintah RI tentang pembangunan

pariwisata berkelanjutan (Agenda 21 sektoral, 2000) adalah kesadaran tentang

tanggung jawab terhadap lingkungan, bahwa strategi pembangunan pariwisata

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

51

berkelanjutan harus menempatkan pariwisata sebagai green industry (industri

yang ramah lingkungan), yang menjadi tanggungjawab pemerintah, industri

pariwisata, masyarakat dan wisatawan; peningkatan peran pemerintah daerah

dalam pembangunan pariwisata; kemantapan/keberdayaan industri pariwisata

yaitu mampu menciptakan produk pariwisata yang bisa bersaing secara

internasional, dan mensejahterakan masyarakat di tempat tujuan wisata; kemitraan

dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pariwisata yang bertujuan

menghapus/meminimalisir perbedaan tingkat kesejahteraan wisatawan dan

masyarakat di daerah tujuan wisata untuk menghindari konflik dan dominasi satu

sama lain. Hal ini juga didukung dengan memberi perhatian/pengembangan usaha

skala kecil oleh masyarakat lokal.

Menurut Indrawati (2010:121-122) penekanan pariwisata berkelanjutan

terfokus pada tiga hal, yaitu (1) kualitas yang menyangkut kualitas pelayanan

kepada wisatawan, peningkatan kualitas atau taraf hidup masyarakat lokal, dan

peningkatan kualitas alam yang dijadikan sebagai objek atau daya tarik wisata; (2)

kelestarian sumber daya alam dan kelestarian budaya-budaya masyarakat lokal;

dan (3) keseimbangan kebutuhan industri pariwisata, lingkungan, dan masyarakat

lokal agar tercipta tujuan dan kerjasama yang saling menguntungkan di antara

para steakholder dan destinasi pariwisata. Pariwisata berkelanjutan dapat

diwujudkan dengan cara mensinergikan berbagai unsur-unsur atau komponen-

komponen pariwisata (Anom, 2010:13).

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

52

2.3 Landasan Teori

Penelitian ini menggunakan tiga Teori sebagai landasan, yaitu Teori Siklus

Hidup Destinasi Wisata (Destination Life Cycle), Teori Sistem, dan Teori

Perencanaan. Teori Siklus Hidup Destinasi Wisata (Destination Life Cycle) dalam

penelitian ini dipergunakan untuk mengetahui dan memahami perkembangan

Agrowisata Desa Kerta sebagai produk pariwisata dan destinasi pariwisata. Teori

Sistem dalam penelitian ini dipergunakan untuk mengetahui faktor internal dan

eksternal, hubungan antara unsur-unsur yang terkait dan unsur-unsur yang tidak

terkait, yang mempengaruhi pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai

pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar.

Sedangkan Teori Perencanaan dipergunakan untuk merumuskan strategi

pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai pariwisata berkelanjutan di

Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar. Strategi yang dirumuskan,

dijabarkan menjadi program, untuk menciptakan daya tarik agrowisata yang

berkualitas, bermanfaat ganda dan berkelanjutan.

2.3.1 Teori Siklus Hidup Destinasi Wisata

Dalam pengembangan pariwisata, baik pengembangan destinasi

pariwisata, kawasan pariwisata ataupun daya tarik wisata pada umumnya

mengikuti alur siklus hidup destinasi wisata (destination lifecycle). Dalam

pengembangan destinasi wisata, perlu diketahui posisi atau fase dari destinasi

wisata tersebut, hal ini karena pada setiap fase destinasi wisata memerlukan

strategi pengembangan yang berbeda. Menurut Pitana dan Surya Diarta

(2013:131), tujuan utama penggunaan model siklus hidup destinasi (destination

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

53

lifecycle model) adalah sebagai alat untuk memahami evolusi dari produk dan

destinasi pariwisata. Destinasi pariwisata berjalan menurut siklus evolusi yang

terdiri dari tahap pengenalan (introduction), pertumbuhan (growth), pendewasaan

(maturity), penurunan (decline), dan/atau peremajaan (rejuvenation). Lebih lanjut

dinyatakan bahwa ada beberapa keterbatasan penggunaan model siklus hidup

destinasi wisata, yaitu (1) kesulitan dalam mengidentifikasi kapan satu tahapan

siklus berakhir dan kapan tahapan berikutnya dimulai; (2) model tersebut tidak

dapat dilihat sebagai alat perencanaan yang reliabel; dan (3) model in tidak dapat

berjalan secara mandiri dan independen, tanpa terpengaruh faktor luar sehingga

tidak boleh menjadi pegangan satu-satunya dalam pengambilan keputusan.

Model siklus hidup destinasi (destination lifecycle) yang mengacu pada

pendapat Butler (1980) yang dikutip dari Richardson dan Fluker, 2004:53), ada

tujuh fase pengembangan pariwisata, yang membawa dampak (implikasi) yang

berbeda, yakni sebagai berikut.

1. Fase exploration (penemuan). Daerah pariwisata baru mulai ditemukan,

dikunjungi secara terbatas dan sporadis, khususnya bagi wisatawan

petualang. Intensitas kontak antara wisatawan dengan masyarakat lokal

sangat tinggi serta dampak sosial, budaya dan ekonomi masih sangat kecil.

2. Fase involvement (keterlibatan). Fase ini, sebagian masyarakat lokal mulai

menyediakan fasilitas pariwisata untuk wisatawan, seiring meningkatnya

jumlah kunjungan dan mulai adanya promosi. Kontak antara wisatawan

dengan masyarakat lokal masih rendah dan masyarakat mulai mengubah

pola-pola sosial yang ada, untuk merespon perubahan ekonomi yang terjadi.

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

54

3. Fase development (pembangunan). Investasi dari luar mulai masuk, mulai

munculnya pasar wisata secara sistematis, daerah semakin terbuka secara

fisik, dan promosi semakin intensif. Fasilitas lokal sudah tersisih dan

digantikan oleh fasilitas yang berstandar internasional, dan atraksi buatan

dikembangkan untuk menambahkan atraksi yang asli dan alami. Berbagai

barang dan jasa impor termasuk tenaga kerja asing, untuk mendukung

perkembangan pariwisata yang pesat.

4. Fase consolidation (konsolidasi). Pariwisata sudah dominan dalam struktur

ekonomi daerah, dan dominasi ekonomi ini dipegang oleh jaringan

internasional atau major chains and franchises. Jumlah kunjungan

wisatawan masih naik, tetapi pada tingkat yang lebih rendah. Pemasaran

semakin gencar dan diperluas untuk mengisi fasilitas yang sudah dibangun.

Fasilitas lama sudah mulai ditinggalkan.

5. Fase stagnation (kestabilan). Kapasitas berbagai faktor sudah terlampaui,

sehingga menimbulkan masalah ekonomi, sosial dan lingkungan. Kalangan

industri sudah mulai bekerja keras untuk memenuhi kapasitas dari fasilitas

yang dimiliki, khususnya dengan mengharapkan repeaterguest dan wisata

konvensi/bisnis. Pada fase ini, atraksi buatan sudah mendominasi atraksi asli

alami (baik budaya maupun alam), citra awal sudah mulai luntur, dan

destinasi sudah tidak lagi populer.

6. Post-stagnation, yang terdiri dari dua fase, yaitu fase decline (penurunan)

dan fase rejuvenation (peremajaan). Fase decline, wisatawan tertarik dengan

destinasi lain yang baru. Fasilitas pariwisata digantikan oleh fasilitas non

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

55

pariwisata. Atraksi wisata menjadi kurang menarik dan fasilitas pariwisata

menjadi kurang bermanfaat. Keterlibatan masyarakat mungkin meningkat

seiring penurunan harga fasilitas pariwisata dan pasar wisatawan. Kualitas

destinasi mengalami degradasi, kumuh dan fasilitasnya tidak berfungsi

sebagai penunjang aktivitas pariwisata. Fase rejuvenation, merupakan

inovasi dan pengembangan produk baru, atau menggali atau memanfaatkan

sumber daya alam dan budaya yang sebelumnya.

Teori Siklus hidup destinasi wisata (destination lifecycle), dipergunakan

untuk mengetahui posisi atau fase perkembangan Agrowisata Desa Kerta saat ini,

agar dapat dirumuskan strategi pengembangan yang tepat, terpadu dan

komprehensif. Siklus hidup destinasi wisata (destination lifecycle) dapat dilihat

pada Gambar 2.1.

Rejuvenation

Immediate decline

Reduced growth

Decline

Stabilization Stagnation

Consolidation

Involvement

Development

Gambar 2.1

Model Siklus Hidup Destinasi (Butler, 1980)

Time

Exploration

Number

of

Tourists

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

56

2.3.2 Teori Sistem

Teori Sistem dicetuskan oleh seorang ahli biologi yang bernama

Bertalanffy. Bertalanffy menyatakan bahwa untuk menjelaskan dan memahami

bahan kajian secara komprehensif, orang harus mengintegrasikan fakta-fakta

ilmiah dari berbagai spesialisasi atau bidang lain. Bertalanffy memformulasikan

teori dari sebuah sistem secara umum yang dapat diterapkan pada semua kajian

ilmu (Leiper dalam Pitana dan Surya Diarta, 2009:56-57). Lebih lanjut dinyatakan

bahwa salah satu keunggulan cara berpikir sistem adalah kemampuannya untuk

mengklarifikasi dan menyederhanakan persoalan yang kelihatannya kompleks.

Kecendrungan cara berpikir sistem ini juga diterapkan dalam studi pariwisata di

mana kompleksitas persoalan harus dihadapi bagi setiap orang yang berusaha

memahami pariwisata secara komprehensif.

Gunawan dalam Prasiasa (2013:21) menyatakan bahwa jika destinasi

pariwisata dikatagorikan sebagai sebuah sistem, maka akan terdapat tiga karakter

yang penting, yaitu (1) hirarki, artinya ada destinasi utama dan ada destinasi

penunjang, ada yang besar dan ada yang kecil skalanya; tidak semua destinasi

lokal mempunyai posisi yang sama, (2) struktur, artinya ada pintu gerbang

(internasional atau regional), ada staging area, dan ada touristic area dengan daya

tariknya; dilihat dari sisi lain, ada kota besar, kota kecil, pedesaan, atau kawasan

wisata yang mengalami urbanisasi, dan (3) jejaring, hubungan keterkaitan antara

destinasi dengan origin, tempat asal wisatawan, dan jejaring hubungan

antaradestinasi. Hubungan ini dapat diartikan sebagai hubungan fisik (prasarana

penghubung) dan jejaring nonfisik.

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

57

Cara berpikir sistem dalam pariwisata adalah melihat pariwisata sebagai

suatu aktivitas yang kompleks, yang dapat dipandang sebagai suatu sistem yang

besar, yang mempunyai berbagai komponen, seperti politik, ekonomi, sosial,

budaya, ekologi, dan seterusnya. Melihat pariwisata sebagai sebuah sistem berarti

analisis mengenai berbagai aspek kepariwisataan tidak bisa dilepaskan dari

subsistem yang lain, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan seterusnya,

dalam hubungan saling ketergantungan dan saling terkait (interconnectedness).

Sebagai sebuah sistem, antar komponen dalam sistem tersebut terjadi hubungan

interdependensi, yang berarti bahwa perubahan pada salah satu subsistem akan

menyebabkan terjadinya perubahan pada subsistem lain sampai akhirnya kembali

ditemukan harmoni yang baru (Pitana dan Surya Diarta, 2009:57).

Mill dan Morrison (1985:3) menyatakan bahwa “the tourism system is like

a spider’s web-touch one part and rever-berations are felt throughout the

system”. Sistem pariwisata adalah seperti sarang laba-laba, apabila disentuh satu

bagian sistem, maka akan mempengaruhi seluruh sistim“. Leiper dan Cooper, et

all., dalam Pitana dan Surya Diarta (2013:58), menyatakan bahwa elemen-elemen

dari sebuah sistem pariwisata yang sederhana yang menyangkut sebuah

daerah/negara asal wisatawan, sebuah daerah/negara tujuan wisata, dan sebuah

tempat transit serta sebuah generator yang membalik proses tersebut. Model

sederhana sistem pariwisata mengandung lima elemen pokok, yaitu traveler-

generating region, departing traveler, transit route region, tourist-destination

region, dan returning traveler. Namun inti dari kelima elemen tersebut,

menyangkut tiga hal pokok, yaitu elemen wisatawan, tiga elemen geografis

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

58

(traveler-generator, transit route dan tourist-destination dan elemen industri

pariwisata. Model sederhana sistem pariwisata dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Environment; Human, Socio-cultural, ekonomical, technological, physical

Political, legal, etc.

Gambar 2.2

Model Sederhana Sistem Pariwisata (Leiper, 1990)

Menurut Pitana dan Gayatri (2005), ada banyak aktor yang berperan dalam

menggerakkan sistem pariwisata. Aktor adalah insan-insan pariwisata yang ada

pada berbagai sektor. Secara umum, insan pariwisata dikelompokkan menjadi tiga

pilar utama, yaitu masyarakat, pemerintah, dan swasta. Masyarakat adalah

masyarakat umum yang ada pada destinasi, sebagai pemilik sah dari berbagai

sumber daya yang merupakan modal pariwisata.

Cooper, Fletcher, Gilpert, dan Wanhill yang dikutip Pitana dan Surya

Diarta (2009:60-61), menyatakan bahwa ada beberapa keunggulan penggunaan

pendekatan model sisitem pariwisata Leiper antara lain kemampuannya untuk

memadukan pendekatan interdisiplin dalam mempelajari pariwisata, kemampuan

model untuk dipakai dalam berbagai skala dan level penerapannya mulai dari

level sebuah resort lokal sampai pada sebuah industri pariwisata bertarap

Travelers-

generating region

Transit route region

Tourist-

destination region

Departing Travelers

Returning Travelers

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

59

internasional, sangat fleksibel dan memungkinkan mewakili beragam bentuk

pariwisata dengan kemampuanya memilah dan menganalisis elemen-elemen

utama dari beragam bentuk pariwisata, dan memiliki kemampuan

menggambarkan prinsip-prinsip dalam studi pariwisata, di mana semua elemen

dari pariwisata saling berhubungan dan berinteraksi.

Pernyataan Mathieson dan Wall (1982) yang dikutip Pitana dan Surya

Diarta (2009:61), menyatakan bahwa sistem pariwisata secara sederhana

dibedakan menjadi tiga elemen, yaitu (1) elemen dinamik, yaitu perjalanan

wisatawan, (2) elemen statik, yaitu keberadaan destinasi, dan (3) elemen

konsekuensial, yaitu berbagai dampak yang timbul, seperti dampak ekonomi,

sosial-budaya, dan lingkungan. Menurut Mill dan Morrison (1985), sebuah sistem

pariwisata terdiri dari empat komponen utama, yakni (1) market (reaching teh

marketplace), (2) travel (the purchase of travel products), (3) destination (the

shape of travel demand), dan (4) marketing (the selling of travel.

2.3.3 Teori Perencanaan

Perencanaan merupakan terjemahan dari kata planning, secara umum

pengertianya adalah pengorganisasian masa depan untuk mencapai tujuan tertentu

(Inskeep, 1991:25). Sedangkan Paturusi (2008:8), menyatakan bahwa

perencanaan (planning) merupakan suatu kegiatan berpikir yang lingkupnya

menyeluruh dan mencakup bidang yang sangat luas, komplek, dan berbagai

komponennya saling kait mengkait. Dalam proyeksi ke masa depan, perencanaan

mengandung pengertian upaya peningkatan atau penurunan suatu kondisi yang

ada pada saat ini. Peningkatan/penurunan ini harus dilandasi oleh pertimbangan

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

60

ilmiah untuk mencapai hasil yang berhasil guna dan berdaya guna. Lebih lanjut

dinyatakan tentang syarat-syarat perencanaan, yaitu logis, bisa dimengerti dan

sesuai dengan kenyataan yang berlaku; luwes (fleksibel) dan tanggap mengikuti

dinamika perkembangan; obyektif, didasari tujuan dan sasaran yang dilandasi

pertimbangan bersistem dan ilmiah; realistis, dapat dilaksanakan, memiliki

rentang rencana jangka panjang, menengah, dan pendek.

Dalam rangka mengembangkan sebuah destinasi pariwisata, seorang

perencana (tourism planner) paling tidak harus memperhatikan dua lingkup

pengembangan yang saling melengkapi, yaitu lingkup pengembangan spasial dan

tingkatan pengembangan dari destinasi tersebut. Lingkup pengembangan spasial

adalah keharusan seorang perencana pengembangan destinasi untuk memahami

dan memperhatikan latar belakang kontekstual atau lingkungan makro dari

destinasi yang akan dikembangkan tersebut. Strategi pengembangan keseluruhan

komponen destinasi harus sesuai dengan konteks lingkungan makronya (Sunaryo,

2013:168). Suatu destinasi yang terletak pada wilayah pertanian atau perkebunan

akan membutuhkan pengembangan, thema daya tarik wisata yang berbasis pada

pertanian (agro tourism), pengembangan akomodasi yang bercirikan masyarakat

pedesaan serta pengembangan masyarakat yang berbasis nilai budaya pertanian.

Sedangkan yang dimaksud dengan strategi Tingkatan Pengembangan

Destinasi adalah suatu cara pandang atau perspektif perencanaan pengembangan

destinasi yang harus berpandangan secara holistik dan menyeluruh, mulai dari

tingkatan strategi perencanaan makro dalam dimensi kerangka waktu jangka

panjang, ke lingkup perencanaan jangka menengah, sampai dengan lingkup

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

61

perencanaan tingkap operasional, yang meliputi program-program aksi jangka

pendek, termasuk business plan dan pengendalianya, yang harus dilakukan oleh

organisasi atau lembaga yang diberi kewenangan untuk mengelola destinasi

(Destination Management Organization).

Menurut Richardson & Fluker (2004:241) yang dikutip Pitana dan Surya

Diarta (2009:108-111), menyatakan bahwa untuk tercapainya sebuah perencanaan

yang sistematis diperlukan sebuah proses perencanaan strategis (the strategic

planning process). Perencanaan strategis merupakan “...the managerial process of

matching an organisation’s resources and abilities with its business opportunities

over the long term. It consists of defining the organisation’s mission and

determining an overall goal, acquiring relevant knowledge and analysing it, then

setting objectives and the strategies to achieve them”. Umumnya perencanaan

strategis dalam pariwisata terdiri dari beberapa tahapan, yaitu menentukan

bisnis/usaha apa yang akan dimasuki, yang biasanya dicirikan oleh misi organisasi

yang tergantung pada jenis usaha yang dimasuki, menentukan tujuan organisasi

yang akan dicapai, yang merupakan tujuan utama organisasi, mengumpulkan

informasi dan pengetahuan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan,

menganalisis informasi, terutama yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan,

peluang, dan tantangan dari organisasi, menentukan tujuan khusus yang

menentuakan aktivitas yang diperlukan dalam rangka mewujudkan tujuan

organisasi secara keseluruhan, menentukan strategi dalam mewujudkan tujuan

yang telah ditentukan, mendidtribusikan sumber daya ke masing-masing program

aksi untuk memberikan dampak pada strategi yang diambil,

Page 44: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

62

mengimplementasikan rencana, mengontrol serta memonitor hasil dan membuat

perbaikan jika diperlukan.

Untuk mengoptimalkan keuntungan dari pengembangan pariwisata,

diperlukan suatu perencanaan yang baik dan matang. Tujuan ini hanya dapat

dicapai jika direncanakan dengan baik dan terintegrasi dengan perencanaan

pembangunan nasional secara keseluruhan. Inskeep (1991:29), menyatakan bahwa

dalam perencanaan pariwisata ada delapan model pendekatan, yang dapat

dilakukan, yaitu pendekatan berkesinambungan, incremental, fleksibel

(continuous, incremental, flexibel approach), pendekatan sistem (system

approach), pendekatan menyeluruh (comprehensive approach), sering disebut

sebagai pendekatan holistik, seperti pada pendekatan sistem seluruh aspek yang

terkait dalam perencanaan pariwisata mencakup institusi, lingkungan dan

implikasi sosial ekonominya dianalisis dan direncanakan secara menyeluruh,

pendekatan terintegrasi (integrated approach), pendekatan pembangunan yang

berwawasan lingkungan dan berkelanjutan (environmental and sustainable

development approach), pendekatan swadaya masyarakat (community approach),

pendekatan inplementasi (implemenable approach), penerapan proses

perencanaan yang sistematik (application of systematic planning proses).

2.4 Model Penelitian

Bali merupakan daerah tujuan wisata yang sangat popular di dunia yang

banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara karena keanekaragaman budaya,

atraksi budaya, daya tarik alam, keramahtamahan maupun wisata pertaniannya

(agrowisata). Bali juga sering dijadikan tempat penyelenggaraan even-even

Page 45: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

63

Internasional karena kondisi keamanan yang kondusif dan terjamin. Namun

pesatnya perkembangan pariwisata Bali dan seiring perjalanan waktu, timbul

perbedaan pandangan dan persepsi atas dampak negatif pengembangan pariwisata

massal (mass tourism).

Dalam upaya mengurangi dampak negatif dari pariwisata masal yang

selama ini dikembangkan, pemerintah, pelaku dan pengusaha pariwisata maupun

masyarakat berupaya mengembangkan pariwisata alternatif yang diyakini dapat

mengurangi dampak negatif dari kegiatan pariwisata masal tersebut.

Pengembangan pariwisata alternatif merupakan cara bijaksana untuk mewujudkan

pembangunan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Agrowisata

merupakan salah satu model pariwisata alternatif, yang lebih mengedepankan

pemerdayaan masyarakat, kelestarian alam dan lingkungan serta memiliki

motivasi untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani.

Pengembangan agrowisata diharapkan sesuai dengan kapabilitas, tipologi

dan fungsi ekologis lahan, sehingga akan berpengaruh langsung terhadap

kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya.

Aktivitas agrowisata secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif

petani dan masyarakat sekitarnya, akan arti penting pelestarian sumber daya lahan

pertanian (Rai Utama (2014:9). Lebih lanjut dinyatakan bahwa pengembangan

agrowisata pada hakekatnya mempunyai tujuan ganda termasuk mempromosikan

produk pertanian Indonesia, meningkatkan volume penjualan, membantu

meningkatkan perolehan devisa, membantu meningkatkan pendapatan petani

Page 46: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

64

nelayan dan masyarakat sekitar serta meningkatkan jenis dan variasi produk

pariwisata Indonesia.

Seiring pesatnya perkembangan pariwisata di Kabupaten Gianyar,

Pemerintah Daerah telah mengambil sebuah kebijakan pembangunan melalui

pembagian zona pengembangan berdasarkan potensi wilayah. Peraturan Daerah

(Perda) Kabupaten Gianyar Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kabupaten Gianyar, merupakan salah satu rambu-rambu

(landasan hukum) dalam pengembangan potensi wilayah bagi Pemerintah Daerah,

masyarakat maupun swasta (pelaku dan pengusaha pariwisata). Perda tersebut,

menetapkan adanya lima zona pengembangan wilayah Kabupaten Gianyar, yaitu

Wilayah Gianyar Utara yang meliputi Kecamatan Payangan, Tegalalang, dan

Tampaksiring diarahkan sebagai Daerah Konservasi Air, Pengembangan

Agrowisata, dan Culture Heritage. Dalam pengembangan Kawasan Agrowisata

Gianyar Utara, Desa Kerta ditetapkan sebagai Pusat Pengembangan Agrowisata

Gianyar Utara.

Potensi sumber daya pertanian yang dimiliki Desa Kerta, belum mampu

memberikan kesejahteraan bagi masyarakat setempat maupun masyarakat

sekitarnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah belum

adanya strategi dan program pengembangan yang tepat, terpadu dan

komprehensif. Kondisi tersebut, menggugah ide peneliti untuk melakukan

penelitian tentang pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai pariwisata

berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar. Penelitian

ini bertujuan untuk mengidedtifikasi potensi desa yang dapat dikembangkan

Page 47: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … · 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Agrowisata merupakan salah satu bentuk

65

menjadi produk agrowisata, mengidentifikasi dan mengklasifikasikan faktor

internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan Agrowisata Desa Kerta

serta merumuskan strategi pengembangan Agrowisata Desa Kerta secara tepat,

terpadu dan komprehensif. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

disajikan seperti pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3

Model Penelitian

Pariwisata Alternatif

Pariwisata Bali

Agrowisata Desa Kerta

Kecamatan Payangan

Kabupaten Gianyar

Pariwisata Masal

Rumusan Masalah 1

Apa saja potensi desa

yang dapat

dikembangkan sebagai

produk Agrowisata Desa

Kerta di Kawasan

Agropolitan Payangan

Kabupaten Gianyar

Teori

Siklus Hidup

Destinasi Wisata

Sistem

Perencanaan

Konsep

Strategi Pengembangan

Produk Pariwisata

Agrowisata

Agropolitan

Pariwisata Berkelanjutan

Rekomendasi

Rumusan Masalah 2

Apa yang menjadi faktor

internal dan eksternal dalam

pengembangan Agrowisata

Desa Kerta sebagai

pariwisata berkelanjutan di

Kawasan Agropolitan

Payangan Kabupaten

Gianyar

Rumusan Masalah 3

Bagaimana strategi dan

program pengembangan

Agrowisata Desa Kerta

sebagai pariwisata

berkelanjutan di

Kawasan Agropolitan

Payangan Kabupaten

Gianyar

Pariwisata Alternatif

Pariwisata Bali

Agrowisata Desa Kerta

Kecamatan Payangan

Kabupaten Gianyar

Pariwisata Masal

Rumusan Masalah 1

Apa saja potensi desa

yang dapat

dikembangkan sebagai

produk Agrowisata Desa

Kerta di Kawasan

Agropolitan Payangan

Kabupaten Gianyar

Teori

Siklus Hidup

Destinasi Wisata

Sistem

Perencanaan

Konsep

Strategi Pengembangan

Produk Pariwisata

Agrowisata

Agropolitan

Pariwisata Berkelanjutan

Rekomendasi

Rumusan Masalah 2

Apa yang menjadi faktor

internal dan eksternal dalam

pengembangan Agrowisata

Desa Kerta sebagai

pariwisata berkelanjutan di

Kawasan Agropolitan

Payangan Kabupaten

Gianyar

Rumusan Masalah 3

Bagaimana strategi dan

program pengembangan

Agrowisata Desa Kerta

sebagai pariwisata

berkelanjutan di

Kawasan Agropolitan

Payangan Kabupaten

Gianyar