29
8 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pembelajaran IPA a. Hakikat Pembelajaran IPA Proses pembelajaran melibatkan manusia dalam pelaksanaannya, mulai dari siswa, guru, dan tenaga kependidikan. Pembelajaran yang diidentikan dengan kata mengajar berasal dari kata dasar ajar, yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (Susanto, 2015: 19). Kata pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas, belajar dan mengajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan keyakinan pada siswa. Salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA juga sering disebut dengan istilah pendidikan sains. Sains atau IPA adalah usaha memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu simpulan (Susanto, 2015: 167). Trianto (2011: 136) menambahkan pengertian IPA yaitu suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

BAB II KAJIAN TEORI A. 1. Pembelajaran IPA a. Hakikat ...repository.ump.ac.id/5063/3/BAB II.pdf · BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pembelajaran IPA a. Hakikat Pembelajaran

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran IPA

a. Hakikat Pembelajaran IPA

Proses pembelajaran melibatkan manusia dalam pelaksanaannya,

mulai dari siswa, guru, dan tenaga kependidikan. Pembelajaran yang

diidentikan dengan kata mengajar berasal dari kata dasar ajar, yang

berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui

(Susanto, 2015: 19). Kata pembelajaran merupakan perpaduan dari dua

aktivitas, belajar dan mengajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang

diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan

pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan

sikap dan keyakinan pada siswa. Salah satu mata pelajaran pokok

dalam kurikulum pendidikan di Indonesia adalah Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA).

IPA juga sering disebut dengan istilah pendidikan sains. Sains

atau IPA adalah usaha memahami alam semesta melalui pengamatan

yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan

dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu simpulan (Susanto,

2015: 167). Trianto (2011: 136) menambahkan pengertian IPA yaitu

suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum

terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

9

ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah

seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. Sependapat

dengan Trianto, Aly dan Rahma (2015: 21) menyebutkan IPA sebagai

suatu pengetahuan teoretis yang diperoleh atau disusun dengan cara

yang khas atau khusus, yaitu melakukan observasi, penyimpulan,

penyusunan teori, eksperimentasi, observasi, dan demikian seterusnya

kait-mengait antara cara yang satu dengan cara yang lain.

Berdasarkan pendapat yang telah disebutkan di atas, dapat

disimpulkan bahwa hakikat pembelajaran IPA yaitu proses terjadinya

interaksi belajar dan mengajar mengenai alam semesta melalui

serangkaian metode ilmiah dalam rangka memperoleh pengetahuan,

keterampilan, dan pembentukan sikap pada siswa. Pembelajaran IPA

didasarkan pada prinsip-prinsip dan proses yang dapat menumbuhkan

sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA. Siswa juga dapat

memeroleh pengalaman langsung dalam pembelajaran IPA melalui

serangkaian kegiatan diskusi, pengamatan, permainan, dan percobaan

sederhana.

b. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pembelajaran sains di SD dikenal dengan pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA). Badan Standar Nasional Pendidikan dalam

Susanto (2015: 171) menyebutkan tujuan pembelajaran sains di SD

sebagai berikut:

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

10

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-

Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

Tujuan pembelajaran merupakan sasaran akhir yang diharapkan

guru setelah melaksanakan program pembelajarannya. Tujuan

pembelajaran IPA dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dirumuskan guru berdasarkan Kompetensi Dasar

(KD) yang telah tersedia dalam kurikulum. Menurut Laksmi dalam

Trianto (2011: 142) pembelajaran IPA di sekolah juga memiliki tujuan

tertentu antara lain:

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

11

1) Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup

dan cara menyikapinya.

2) Menanamkan sikap hidup ilmiah.

3) Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.

4) Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta

mengahargai para ilmuwan penemunya.

5) Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan

permasalahan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran IPA bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada

siswa mengenai pengetahuan konsep IPA yang bermanfaat dan dapat

diterapkan pada kehidupan sehari-hari, menanamkan sikap ilmiah

dalam diri siswa, serta mengembangkan keterampilan proses sains

menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.

Pembelajaran IPA dalam prosesnya apabila dilaksanakan menggunakan

strategi dan media pembelajaran yang tepat dapat mencapai tujuan

pembelajaran dengan baik. Konsep IPA yang berisi hal-hal berkaitan

dengan alam memungkinkan manusia untuk lebih mengembangkan rasa

ingin tahunya untuk menjawab gejala alam menggunakan cara-cara

ilmiah yang diterapkan mulai dari pendidikan dasar.

Sikap ilmiah yang ditanamkan sejak dini dapat mendidik siswa

untuk lebih menghargai alam dan seisinya. Peran guru dalam upaya

mencapai tujuan pembelajaran IPA adalah dengan menciptakan suasana

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

12

pembelajaran yang interaktif, komunikatif, dan menyenangkan bagi

siswa. Oleh karena itu, guru memerlukan keterampilan mengajar yang

baik untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran IPA misalnya

dengan menggunakan media pembelajaran yang interaktif, serta

menggunakan beragam sumber belajar.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Proses belajar memegang peranan penting dalam kegiatan

pembelajaran. Suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja

dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman,

atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya

perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa,

maupun dalam bertindak disebut dengan belajar (Susanto, 2013: 4).

Sudjana (2014: 28) juga menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses

yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam

berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya,

sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan

kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan aspek

lainnya yang ada pada individu. Sependapat dengan Sudjana, Hamalik

(2014: 36) menyebutkan bahwa belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Darmawan (2013: 124)

mendefinisikan belajar sebagai aktivitas yang disengaja dan dilakukan

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

13

oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar

siswa yang tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu

melakukan sesuatu, atau siswa yang mulanya tidak terampil menjadi

terampil.

Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar mencakup seluruh

aspek kehidupan pada diri seseorang. Bloom dalam Kosasih (2015: 6)

mengungkapkan tiga aspek perubahan perilaku pada diri seseorang

sebagai hasil belajar. Ketiga aspek meliputi:

1) Aspek kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir (pengetahuan,

pemahaman, analisis, sintesis) seseorang terhadap suatu materi

pelajaran.

2) Aspek afektif berkaitan dengan penyikapan, perasaan, minat,

moralitas seseorang terhadap suatu materi pelajaran.

3) Aspek psikomotor berkaitan dengan fungsi sistem syaraf, otot, dan

fungsi fisik. Wujudnya berupa kemampuan mencipta, berkreasi, dan

sejenisnya.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar

pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang

ada di sekitar individu, yang diarahkan untuk mencapai tujuan melalui

berbagai pengalaman. Pengalaman belajar dapat membuat individu

mengalami perubahan kelakuan sebagai bentuk dari hasil belajar. Hasil

belajar dikenal menjadi tiga aspek meliputi aspek kognitif, aspek

afektif, dan aspek psikomotor. Aspek kognitif berkaitan dengan

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

14

pengetahuan, aspek afektif berkaitan dengan sikap, dan aspek

psikomotor yang berkaitan dengan keterampilan.

b. Prestasi Belajar

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie,

kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil

usaha. Istilah prestasi belajar (achievement) berbeda dengan hasil

belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan

dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek

pembentukan watak siswa (Arifin, 2014: 12).

Penggunaan kata prestasi terdapat dalam berbagai bidang dan

kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan,

khususnya pembelajaran. Prestasi belajar merupakan suatu masalah

yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena

sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi

menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Menurut Arifin

(2014: 12) prestasi belajar (achievement) memiliki beberapa fungsi

utama, antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai siswa.

2) Prestasi belajar sebagai lambang perumusan hasrat ingin tahu. Para

ahli psikologi biasanya menyebut sebagai tendensi keingintahuan

(curiosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

15

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi

siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan

berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu

pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi

belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi

pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan

dengan kebutuhan masyarakat dan siswa. Indikator ekstern dalam

arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator

tingkat kesuksesan siswa di masyarakat. Asumsinya adalah

kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan

masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)

siswa. Siswa menjadi fokus utama dalam proses pembelajaran yang

harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat

menyerap seluruh materi pelajaran.

Jika dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar, maka penting

untuk diketahui dan dipahami prestasi belajar siswa secara

perseorangan maupun secara kelompok. Hal ini disebabkan karena

fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam

bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas pendidikan.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

16

Prestasi belajar juga tentu akan bermanfaat bagi guru sebagai umpan

balik dalam dalam melaksanakan proses pembelajaran terkait dengan

pentingnya langkah bimbingan untuk siswa.

3. Kerja Keras

Pendidikan karakter bertujuan agar membantu siswa memiliki

karakter yang diharapkan. Nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter

bangsa yang penting untuk dikembangkan salah satunya adalah kerja keras.

Pusat Kurikulum (PUSKUR) dalam Suparno (2015: 36) menyatakan bahwa

kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh

dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas, dan menyelesaikan

tugas dengan sebaik-baiknya.

Nilai kerja keras berkaitan dengan sikap hidup yang berkaitan

dengan diri sendiri. Mustari (2014: 43) juga menjelaskan kerja keras

sebagai perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar atau

pekerjaan) dengan sebaik-baiknya. Hal itu juga didukung oleh pendapat

Listyarti (2012: 6) yang mengemukakan kerja keras adalah perilaku yang

menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan

belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah disebutkan sebelumnya,

dapat disimpulkan bahwa kerja keras merupakan suatu perilaku yang

menunjukkan upaya sungguh-sungguh seseorang dalam mengatasi beragam

hambatan yang datang berupa hambatan belajar maupun hambatan tugas,

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

17

serta menyelesaikan tugasnya dengan baik. Pantang menyerah adalah salah

satu tanda dari sikap kerja keras. Pantang menyerah adalah suatu usaha

untuk menyelesaikan kegiatan atau tugas secara optimal. Berikut ini adalah

indikasi seseorang dalam upaya pantang menyerah (Mustari, 2014: 43):

a. Menunjukkan kesungguhan dalam melakukan tugas.

b. Tetap bertahan pada tugas yang diterima walaupun menghadapi

kesulitan.

c. Berusaha mencari pemecahan terhadap permasalahan.

Pantang menyerah terhadap suatu kondisi tentunya dapat

memberikan pendidikan mental bagi seseorang, karena dalam

menyelesaikan tugas maupun dalam rangka mencapai keinginannya

manusia akan terus berusaha dan bertahan pada hal yang sedang

diusahakan. Hal ini bertujuan agar pendiriannya tidak mudah goyah, dan

pada akhirnya usaha yang telah dilakukan akan memberikan manfaat bagi

dirinya. Manusia hendaknya berupaya untuk melakukan dan menanggung

segala kesukaran dan kesusahan dalam perjuangannya untuk mencapai

kemajuan.

Manusia harus bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan suatu

hambatan dengan kemampuan yang dimilikinya. Manusia diberi kekuatan

supaya berusaha untuk mempertahankan diri dari kesukaran hidup

(Mustari, 2014: 44). Manusia juga diberi kekuatan dan ketabahan untuk

menahan semua kesulitan akibat bekerja keras dalam perjuangan untuk

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

18

mencapai kemenangan dan kejayaan. Berikut ini adalah indikator dari

sikap kerja keras.

Tabel 2.1 Indikator Sikap Kerja Keras

No. Indikator Sikap Kerja Keras

1. Menyelesaikan tugas dalam batas waktu yang ditargetkan.

2. Menggunakan segala kemampuan atau daya untuk mencapai

sasaran.

3. Berusaha mencari berbagai alternatif pemecahan ketika

menemui hambatan.

Sumber: (Mustari, 2014: 44).

4. Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung merupakan suatu model pembelajaran

yang dapat membantu siswa mempelajari dan menguasai keterampilan

dasar serta memperoleh informasi selangkah demi selangkah. Pelaksanaan

model pembelajaran langsung membutuhkan keaktifan, kelihaian,

keterampilan, dan kreativitas guru tanpa menghilangkan peran siswa.

Menurut Arends dalam Fathurrohman (2015: 168) pembelajaran langsung

adalah model pembelajaran yang berpusat pada guru dengan lima langkah

yaitu menetapkan tujuan, penjelasan atau demonstrasi, panduan praktik,

umpan balik, dan perluasan praktik.

Sependapat dengan Arends, Roy Killen dalam Iru (2012: 155)

menyebutkan bahwa pembelajaran langsung merujuk pada berbagai teknik

pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada siswa

secara langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab)

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

19

yang melibatkan seluruh kelas. Tujuan utama pembelajaran langsung

adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa (Iru, 2012:

155). Berdasarkan pendapat ahli yang telah dikemukakan, dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung adalah suatu model

pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan materi ajar yang

ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa melalui berbagai

metode seperti ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi sehingga dapat

mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.

Model pembelajaran langsung memberikan kesempatan siswa

belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat, dan menirukan hal

yang dimodelkan oleh guru. Selain hal tersebut, model pembelajaran

langsung mengutamakan pendekatan yang menitikberatkan proses belajar

konsep dan keterampilan motorik sehingga menciptakan suasana

pembelajaran yang lebih terstruktur. Sintaks pembelajaran langsung yang

dikemukakan oleh Slavin dalam Iru (2012: 157) yaitu:

a) Menginformasikan tujuan dan orientasi belajar, dalam tahap ini guru

menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang

diharapkan.

b) Mengungkap pengetahuan dan keterampilan prasyarat, dalam tahap ini

guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan

keterampilan yang telah dikuasai siswa.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

20

c) Menyampaikan materi pelajaran, pada tahap ini guru menyampaikan

materi, menyajikan informasi, memberikan contoh, mendemonstrasikan

konsep, dan sebagainya.

d) Melaksanakan bimbingan, guru mengajukan pertanyaan untuk menilai

tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep.

e) Memberi latihan, guru memberikan kesempatan kepada siswa melatih

keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau

kelompok pada tahap ini.

f) Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik, pada fase ini guru

memberikan masukan terhadap hal yang telah dilakukan siswa,

memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan

mengulang keterampilan jika diperlukan.

g) Memberikan latihan mandiri, guru memberikan tugas mandiri kepada

siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah

dipelajari yang dapat dilakukan di rumah atau di luar jam pelajaran.

Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran

langsung dapat disimpulkan sebagai berikut:

a) Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa, pada tahap ini siswa

perlu mengetahui tujuan pembelajaran untuk memusatkan perhatian

serta memotivasi siswa agar berperan serta dalam pembelajaran.

b) Mengungkap pengetahuan dan keterampilan, guru dapat mengajukan

pertanyaan pembuka sebagai cara untuk mengetahui materi yang

disampaikan relevan dengan pengetahuan dan keterampilan siswa.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

21

c) Menyampaikan materi pelajaran, dalam tahap ini guru melaksanakan

presentasi atau demonstrasi pengetahuan dan keterampilan agar siswa

dapat belajar dengan mengamati serta meniru tingkah laku orang lain.

d) Melaksanakan bimbingan, guru pada tahap ini mengamati kegiatan

demonstrasi yang dilakukan siswa agar berjalan dengan benar dan

melalui pertanyaan guru dapat menilai pemahaman siswa mengenai

materi tersebut dan memperbaiki konsep yang belum tepat.

e) Memberikan latihan, dalam tahap ini guru memberikan latihan

terbimbing kepada siswa setelah memperoleh pengetahuan baru secara

individu atau berkelompok.

f) Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik, guru diharapkan

memberikan tanggapan mengenai kegiatan yang telah dilakukan siswa

dan umpan balik sebagai bentuk respon atas hasil belajar siswa.

g) Memberikan latihan mandiri, sebagai langkah akhir guru memberikan

tugas kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh

secara mandiri sebagai bentuk latihan lanjutan memahami materi.

Model pembelajaran langsung memiliki beberapa kelebihan menurut

Sudrajat dalam Fathurrohman (2015: 176) antara lain:

a) Guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh

siswa sehingga dapat mempertahankan focus.

b) Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kelas

kecil.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

22

c) Digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan yang

mungkin dihadapi siswa sehingga hal tersebut dapat diungkapkan.

d) Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan

keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah.

e) Cara untuk menyampaikan informasi yang relatif banyak dalam waktu

yang singkat yang dapat diakses setara oleh seluruh siswa.

Model pembelajaran langsung, tentunya juga memiliki keterbatasan

dalam pelaksanaannya seperti:

a) Sulitnya mengatasi perbedaan kemampuan, pengetahuan awal, tingkat

pemahaman, gaya belajar, dan ketertarikan siswa.

b) Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi

guru.

c) Jika guru tidak siap, tidak antusias, berpengetahuan, dan kurang percaya

diri maka pembelajaran akan berjalan terhambat.

5. Permainan Ular Tangga

a) Pengertian Permainan Ular Tangga

Permainan telah banyak diintegrasikan dalam proses

pembelajaran. Sarana perkenalan serta arena pelatihan untuk

berperilaku, berpikir secara simbolis dan pemecahan masalah disebut

sebagai permainan (Nugrahani, 2007: 40). Ular tangga merupakan salah

satu bentuk permainan tradisional yang telah dikenal luas dan mudah

dimainkan. Menurut Husna (2009: 145) ular tangga adalah permainan

yang menggunakan dadu untuk menentukan berapa langkah yang harus

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

23

dijalani bidak. Papan ular berupa gambar kotak-kotak yang terdiri dari

10 baris dan 10 kolom dengan nomor 1-100 yang bergambar ular

tangga.

Permainan ular tangga tidak hanya berkembang di Indonesia,

namun juga di negara lain. Ular tangga adalah permainan papan untuk

anak-anak yang dimainkan oleh 2 orang atau lebih yang diciptakan

pada tahun 1870 (Wikipedia, 2015). Papan permainan dibagi dalam

kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah tangga atau

ular yang menghubungkannya dengan kotak lain. Ahli sejarah

mengatakan bahwa permainan ular tangga telah ada sejak 3.500

sebelum Masehi artinya permainan ini mulai ada sekitar 5.500 tahun

yang lalu (Kompasiana, 2015). Pembelajaran yang melibatkan siswa

untuk bermain, khususnya permainan ular tangga diharapkan dapat

menciptakan pembelajaran menjadi efektif, bermakna, dan

menyenangkan.

b) Kelebihan dan Kekurangan Permainan Ular Tangga

Permainan ular tangga memiliki berbagai kelebihan dan

kekurangan dalam pelaksanaannya. Lowe dalam Albab (2014: 63)

menyatakan:

“Snakes and ladders game also can assist in developing basic

arithmetic, communication, as well as the concept for which a game has

been developed”.

Pendapat tersebut memiliki maksud bahwa permainan ular tangga

memiliki berbagai kelebihan seperti mengembangkan kemampuan

berhitung aritmatika dasar, kemampuan berkomunikasi, serta

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

24

kemampuan dalam mengembangkan konsep permainan. Permainan ular

tangga dapat meningkatkan komunikasi antar pemain, karena

permainan ini bersifat kelompok. Kelebihan lain yang dimiliki

permainan ular tangga yaitu bermanfaat untuk melatih emosi siswa,

melatih kemampuan berhitung, mengembangkan sikap kerja keras

dalam mencapai tujuan, serta menumbuhkan sikap tidak putus asa

dalam menyelesaikan masalah (Rinso, 2015). Permainan ular tangga

selain memiliki kelebihan tentu juga memiliki kekurangan seperti

membutuhkan waktu yang lama dalam melaksanakan permainannya,

terutama untuk mencapai garis finish. Pemain perlu berupaya untuk

mengendalikan emosi ketika turun pada petak di bawahnya, dan bekerja

keras dalam melewati proses menuju garis finish sehingga tidak mudah

putus asa.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang telah dikemukakan

di atas, perlu adanya upaya modifikasi permainan ular tangga agar

dapat berjalan dengan efektif dalam pembelajaran dan membuat

suasana belajar menjadi menarik untuk siswa. Oleh karena itu,

permainan ular tangga yang digunakan dalam pembelajaran dibuat

berbeda dengan disesuaikan oleh keluasan cakupan materi dan kondisi

kelas, sehingga aturan permainan ular tangga juga dibuat berbeda.

Aturan dibuat berbeda dengan tujuan agar permainan ular tangga dapat

dimainkan dalam waktu yang tidak terlalu lama namun tetap dapat

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

25

menyampaikan pengetahuan dan mengembangkan sikap kerja keras

siswa.

c) Aturan Permainan Ular Tangga

Aturan permainan ular tangga yang dilaksanakan dalam

pembelajaran yaitu:

1) Waktu yang diberikan dalam pelaksanaan permainan ini adalah 30

menit.

2) Permainan dilaksanakan secara berkelompok dengan jumlah anggota

masing-masing kelompok minimal 5 orang siswa.

3) Terdapat 100 petak dalam papan permainan ular tangga yang terdiri

dari 40 set kartu pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.

4) Permainan ular tangga menggunakan dadu untuk menentukan jumlah

petak yang harus mereka lalui.

5) Kelompok yang berhak memulai permainan adalah kelompok yang

cepat dan tepat dalam menjawab pertanyaan pembuka dari guru.

Kelompok yang dapat menjawab dengan benar mendapatkan 10 poin

tambahan. Kelompok yang tidak dapat menjawab, maka tidak

diperbolehkan untuk mengocok dadu.

6) Masing-masing kelompok memiliki mascot atau spion berupa gelas

yang diletakkan di papan permainan dengan satu orang anggota

untuk menjalankan, dan masing-masing kelompok memiliki satu

orang sekretaris untuk menuliskan jawaban pada LKS yang tersedia.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

26

7) Kelompok yang sampai di garis finish terlebih dahulu atau kelompok

yang berada pada nomor petak paling dekat dengan garis finish

adalah kelompok yang menjadi pemenang dalam permainan ini.

6. Materi Energi

Materi energi dan penggunaannya terdapat pada Standar Kompetensi

(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) seperti dalam tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD)

8. Memahami berbagai bentuk

energi dan cara penggunaannya

dalam kehidupan sehari-hari.

8.1 Mendeskripsikan energi

panas dan bunyi yang

terdapat di lingkungan

sekitar serta sifat-sifatnya.

Energi selalu ada di sekitar kehidupan manusia. Energi tidak selalu

dapat dilihat, namun pengaruhnya dapat dirasakan. Energi tidak dapat

dimusnahkan, tetapi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk energi lain.

Panas dan bunyi merupakan bentuk energi. Berikut ini adalah penjelasan

mengenai energi panas dan energi bunyi.

a) Energi Panas

1) Sumber Energi Panas

Panas dapat terjadi karena adanya sumber energi panas.

Segala sesuatu yang dapat menghasilkan panas disebut sumber

energi panas (Haryanto, 2013: 89). Energi panas berasal dari benda

bersuhu tinggi (Zuneldi, 2011: 114). Beberapa sumber energi panas

yang ada pada kehidupan sehari-hari yaitu:

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

27

(a) Matahari

Matahari adalah benda langit yang memiliki cahaya

sendiri. Matahari merupakan sumber energi panas terbesar

karena sebagian besar energi di bumi, baik langsung maupun

tidak langsung berasal dari matahari (Zuneldi, 2011: 115).

Matahari sering disebut sebagai sumber kehidupan karena

mempengaruhi kehidupan seluruh makhluk di bumi.

(b) Api

Api merupakan sumber energi panas. Korek api

merupakan salah satu alat untuk menghasilkan api. Energi

panas yang dihasilkan oleh api dapat dimanfaatkan untuk

memasak makanan. Menurut Zuneldi (2011: 115) beberapa

kegunaan api pada kehidupan seperti:

(1) Untuk penghangat dan penerangan.

(2) Untuk memasak.

(3) Untuk melelehkan logam yang akan dicetak pada industri

logam.

(4) Untuk melelehkan bahan pembuat kaca pada industri

kaca.

(5) Untuk industri batu bata, tembikar, dan keramik.

(c) Gesekan Suatu Benda

Sumber energi panas yang lain yaitu gesekan. Gesekan

yang terus-menerus dapat menimbulkan panas, bahkan dapat

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

28

menimbulkan api, misalnya gesekan kedua telapak tangan dapat

menghasilkan panas (Zuneldi, 2011: 115). Contoh yang lain

adalah gesekan antara ujung batang korek api dengan

permukaannya dapat menghasilkan panas.

2) Manfaat Energi Panas

Manusia membutuhkan panas untuk tetap bertahan hidup.

Energi panas memiliki beragam manfaat. Haryanto (2013: 90)

mengemukakan beberapa manfaat energi panas yaitu:

(a) Panas matahari mempertahankan suhu atmosfer sehingga

panas di bumi sesuai untuk kehidupan makhluk hidup.

(b) Panas matahari memungkinkan terjadinya daur air dan

perubahan musim di belahan bumi utara dan bumi selatan.

(c) Panas matahari berguna untuk mengeringkan pakaian serta

bermacam-macam bahan makanan, misalnya gabah padi, ikan

asin, kerupuk, dan garam.

(d) Panas dari kompor digunakan untuk memasak makanan dan

air.

3) Perpindahan Panas

Panas dapat berpindah ke tempat yang lebih dingin. Panas

juga dapat berpindah dari sumbernya ke tempat lain. Perpindahan

panas terjadi melalui tiga cara yaitu perpindahan panas dengan cara

konduksi, konveksi, dan radiasi (Haryanto, 2013: 93).

(a) Perpindahan panas secara konduksi.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

29

Perpindahan panas yang tidak diikuti dengan perpindahan

bagian-bagian zat yang dilaluinya disebut perpindahan panas

secara hantaran atau konduksi.

(b) Perpindahan panas secara konveksi.

Perpindahan panas yang diikuti oleh perpindahan bagian zat

yang dilaluinya disebut perpindahan panas secara aliran atau

konveksi.

(c) Perpindahan panas secara radiasi.

Perpindahan panas tanpa melalui perantara disebut

perpindahan panas secara pancaran atau radiasi.

b) Energi Bunyi

1) Sumber Energi Bunyi

Manusia sering mendengarkan bunyi dalam kehidupan

sehari-hari. Benda-benda yang bergetar dan menghasilkan bunyi

disebut sumber bunyi (Zuneldi, 2011: 117). Berbagai sumber bunyi

yang dapat ditemui dalam kehidupan ini yaitu bunyi dering jam

beker, bunyi kicau burung, dan bunyi kendaraan bermotor. Pita

suara yang bergetar saat manusia berbicara juga merupakan sumber

energi bunyi.

2) Perambatan Bunyi

Berbagai bunyi yang didengar oleh manusia dihasilkan oleh

benda yang bergetar. Bunyi dapat terdengar melalui telinga karena

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

30

adanya zat perantara (Zuneldi, 2011: 121). Zat perantara meliputi

benda padat, benda cair, dan benda gas. Urutan cepat rambat bunyi

dari yang paling cepat adalah melalui benda padat, benda cair, dan

terkahir benda gas. Sumber bunyi yang letaknya jauh atau tidak

dapat terlihat oleh mata dapat didengar oleh telinga karena adanya

perambatan bunyi. Berikut ini adalah macam-macam perambatan

bunyi:

(a) Perambatan bunyi pada benda padat.

Bunyi dapat merambat lebih cepat melalui benda padat,

misalnya bunyi ketukan pada meja. Namun, hal tersebut juga

dipengaruhi oleh jenis bahan benda padat tersebut.

(b) Perambatan bunyi pada benda cair.

Bunyi juga dapat merambat melalui benda cair, misalnya

bunyi kedua batu yang dibenturkan di dalam air. Perambatan

bunyi pada air lebih lambat daripada denda padat.

(c) Perambatan bunyi pada benda gas.

Bunyi, selain merambat melalui benda padat dan benda cair

juga dapat merambat melalui gas atau udara, misalnya bunyi

bel sekolah dan klakson kendaraan. Bunyi yang merambat

pada benda gas lebih lambat dibandingkan pada benda padat

dan benda cair.

3) Frekuensi Bunyi

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

31

Tinggi rendahnya bunyi tergantung pada frekuensi bunyi.

Frekuensi atau kekerapan adalah banyaknya getaran yang terjadi

dalam satu detik (Haryanto, 2013: 98). Berdasarkan frekuensinya,

bunyi dapat dibedakan menjadi:

(a) Infrasonik, yaitu bunyi yang getarannya kurang dari 20 Hz.

Bunyi infrasonik hanya dapat didengar oleh hewan-hewan

tertentu, misalnya jangkrik.

(b) Audiosonik, yaitu bunyi yang getarannya antara 20 – 20.000

Hz. Audiosonik adalah bunyi yang dapat didengar oleh

manusia dengan pendengaran normal.

(c) Ultrasonik, yaitu bunyi yang getarannya lebih dari 20.000 Hz.

Bunyi ultrasonik juga hanya didengar oleh hewan-hewan

tertentu, misalnya kelelawar dan lumba-lumba.

4) Manfaat Energi Bunyi

Energi bunyi memiliki manfaat bagi manusia dalam

kehidupan sehari-hari. Manfaat bunyi menurut Haryanto (2013: 99)

adalah sebagai berikut:

(a) Bunyi digunakan oleh manusia dan hewan untuk

berkomunikasi.

(b) Bunyi digunakan untuk menghasilkan musik.

(c) Pantulan bunyi dimanfaatkan dalam teknologi sonar untuk

mengukur kedalaman laut.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

32

7. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Langsung Menggunakan

Permainan Ular Tangga Pada Pembelajaran IPA Materi Energi

Model pembelajaran langsung menempatkan guru sebagai pemberi

informasi secara langsung kepada siswa. Penggunaan permainan ular

tangga pada pembelajaran langsung merupakan langkah pelatihan

pengetahuan untuk siswa dalam memahami materi energi panas dan bunyi

yang diperoleh. Berikut ini merupakan langkah-langkah model

pembelajaran langsung menggunakan permainan ular tangga pada

pembelajaran IPA materi energi:

a) Menginformasikan tujuan dan orientasi belajar. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran dan pentingnya materi energi bagi kehidupan, serta

memotivasi siswa agar siap mengikuti pembelajaran.

b) Mengungkap pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Guru bertanya

jawab dengan siswa dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan awal

siswa mengenai konsep energi panas, pemanfaatannya, serta konsep

energi bunyi. Guru juga memberikan penjelasan atau arahan mengenai

kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

c) Menyampaikan materi pembelajaran, langkah selanjutnya adalah

penyampaian materi mengenai konsep serta manfaat energi panas dan

bunyi melalui kegiatan demonstrasi percobaan perambatan panas dan

bunyi diikuti oleh setiap kelompok.

d) Melaksanakan bimbingan, guru memandu siswa dalam memahami

konsep energi melalui serangkaian pertanyaan yang wajib dijawab

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

33

siswa dalam LKS. Pertanyaan yang diajukan dalam LKS bertujuan

untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kemungkinan

kesalahan konsep.

e) Memberi latihan, latihan yang diberikan siswa untuk mengasah

pemahaman siswa mengenai materi energi yang telah diperoleh

dilaksanakan dengan menggunakan permainan ular tangga. Setiap

kelompok siswa mewakilkan satu orang anggota untuk mengocok dadu

dan bersama-sama menjawab pertanyaan yang diajukan guru agar bisa

maju ke kotak berikutnya. Jawaban siswa kemudian ditulis pada LKS

yang tersedia.

f) Menilai kinerja siswa dan memberi umpan balik, peran guru dalam fase

ini adalah memberikan umpan balik terhadap jawaban siswa dan

memberikan penguatan terhadap respon siswa ketika menjawab dengan

benar, serta meluruskan jawaban siswa yang belum tepat. Pemberian

penguatan bertujuan agar siswa dapat melatih sikap kerja kerasnya

ketika menemukan hambatan dalam proses penyelesaian tugas.

g) Memberikan latihan mandiri, siswa diberikan kesempatan untuk

berlatih konsep melalui pemberian pekerjaan rumah untuk menulis

contoh perpindahan panas secara konduksi, konveksi, radiasi dalam

kehidupan sehari-hari, serta menguraikan perubahan bunyi pada alat

musik.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

34

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan,

dengan kesamaan menggunakan permainan ular tangga. Hal ini dijadikan

bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian ini. Hasil penelitian relevan

terkait dengan penggunaan permainan ular tangga antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rahina Nugrahani dengan judul “Media

Permainan Berbasis Visual Berbentuk Permainan Ular Tangga Untuk

Meningkatkan Kualitas Belajar Mengajar di Sekolah Dasar”

menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai IPA, IPS, dan Bahasa

Inggris siswa sebesar 18,8% setelah menggunakan media pembelajaran

ular tangga.

2. Penelitian berjudul “Penggunaan Media Ular Tangga DIKE Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pesawat Sederhana” oleh Dike

Meilia, Oong Komar, dan Ida Kaniawati. Hasil penelitian menunjukkan

adanya peningkatan hasil belajar siswa sebesar 77,7% pada aspek

kognitif, 100% pada aspek afektif, dan 83,33% pada aspek psikomotor.

Ular Tangga DIKE (Diharapkan Inovatif Kreatif dan Efektif) digunakan

untuk meningkatkan hasil belajar, keaktifan, dan keterampilan siswa

dalam menggunakan alat peraga.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Suppiah Nachiappan, Nurain Abd.

Rahman, Harikrishnan Andi, dan Fatimah Mohd Zulkafaly dengan judul

“Snake and Ladder Games in Cognition Development on Students with

Learning Difficulties”. Penelitian yang menggunakan metode kualitatif

ini menunjukkan bahwa permainan ular tangga memberikan kesempatan

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

35

untuk siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam kemampuan

berhitung matematika, selain itu keterampilan sosial siswa juga

berkembang melalui interaksi antar pemain. Belajar sambil bermain

dapat digunakan sebagai strategi dan metode pengajaran yang sesuai bagi

siswa berkesulitan belajar, serta untuk meningkatkan perkembangan

kognitif siswa dengan menciptakan minat untuk terlibat aktif dalam

pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPA sebagai proses, merupakan bentuk penanaman konsep

seputar alam semesta dan manusia melalui cara-cara ilmiah yang juga dapat

mendidik siswa untuk bekerja keras mempelajari dan mengembangkan ilmu

pengetahuan agar dapat bermanfaat bagi manusia. Pentingnya pembelajaran

IPA di SD khususnya dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran dan

sikap kerja keras siswa, memerlukan media pembelajaran yang tepat. Kegiatan

wawancara dan observasi yang dilakukan memperoleh hasil bahwa guru

mengalami kesulitan untuk menyampaikan materi karena belum tersedianya

media pembelajaran yang memadai. Media yang sering digunakan sebelumnya

berupa buku teks dan gambar, namun media tersebut belum dapat membantu

guru secara efektif.

Permainan merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat

digunakan untuk membantu guru dalam penyampaian materi, salah satunya

adalah ular tangga. Permainan ular tangga merupakan alat bantu yang

memudahkan siswa untuk memahami konsep IPA secara menarik,

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016

36

menyenangkan, dan bermakna karena dapat melatih daya ingat dan karakter.

Karakter kerja keras, kerja sama, dan tanggung jawab dapat berkembang

melalui penggunaan permainan ular tangga dalam pembelajaran. Permainan

ular tangga yang telah dimodifikasi merupakan media pembelajaran yang tepat

dan diharapkan dapat mempengaruhi prestasi belajar serta kerja keras siswa

kelas IV pada pembelajaran IPA materi energi di SD Negeri 01 Karangnanas.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dirumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh penggunaan permainan ular tangga pada materi energi

terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Karangnanas.

2. Terdapat pengaruh penggunaan permainan ular tangga pada materi energi

terhadap kerja keras siswa kelas IV SD Negeri 01 Karangnanas.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016