22
7 Universitas Kristen Petra BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi Menurut Ida Bagoes Mantra (2003:vii), demografi adalah ilmu yang mempelajari struktur, proses dan kualitas sumber daya manusia. Para pengambil kebujaksanaan (policy maker) sangat penting mempelajari demografi serta perkembangannya di wilayahnya masing-masing. Untuk dapat memahami keadaan kependudukan di suatu daerah atau negara maka perlu didalami kajian demografi. Di negara-negara yang sedang membangun data komponen demografi hakiki umumnya tidak lengkap, dan andaikata ada reliabilitasnya pun sangat rendah. Untuk mengatasi kekurangan ini para ahli demografi mmbuat perkiraan (estimasi) komponen demografi berdasarkan data hasil sensus penduduk atau data sekunder. Berdasarkan kutipan pada buku Demografi Umum (Ida Bagoes Mantra, 2003: 2), pada Multilingual Demografic Dictionary (IUSSP,1982) mendefinisi demografi adalah sebagai berikut: Demography is the scientific study of human populations in primarily with the respect to their size, their structure (composition) and their development (change). Dalam bahasa Indonesia artinya adalah sebagai berikut: Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya). Berdasarkan kutipan pada buku Demografi Umum (Ida Bagoes Mantra, 2003: 2), Philip M. Hauser dan Duddley Duncan (1959) mendefinisikan demografi sebagai berikut: Demography is the study of the size, territorial distribution and composition of population, changes there in and the components of such changes which maybe identified as natality, territorial movement (migration), and social mobility (change of states).

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

7 Universitas Kristen Petra

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Demografi

2.1.1 Definisi Demografi

Menurut Ida Bagoes Mantra (2003:vii), demografi adalah ilmu yang

mempelajari struktur, proses dan kualitas sumber daya manusia.

Para pengambil kebujaksanaan (policy maker) sangat penting mempelajari

demografi serta perkembangannya di wilayahnya masing-masing. Untuk dapat

memahami keadaan kependudukan di suatu daerah atau negara maka perlu

didalami kajian demografi. Di negara-negara yang sedang membangun data

komponen demografi hakiki umumnya tidak lengkap, dan andaikata ada

reliabilitasnya pun sangat rendah. Untuk mengatasi kekurangan ini para ahli

demografi mmbuat perkiraan (estimasi) komponen demografi berdasarkan data

hasil sensus penduduk atau data sekunder.

Berdasarkan kutipan pada buku Demografi Umum (Ida Bagoes Mantra,

2003: 2), pada Multilingual Demografic Dictionary (IUSSP,1982) mendefinisi

demografi adalah sebagai berikut:

Demography is the scientific study of human populations in primarily with

the respect to their size, their structure (composition) and their

development (change).

Dalam bahasa Indonesia artinya adalah sebagai berikut:

Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai

jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya

(perubahannya).

Berdasarkan kutipan pada buku Demografi Umum (Ida Bagoes Mantra, 2003: 2),

Philip M. Hauser dan Duddley Duncan (1959) mendefinisikan demografi sebagai

berikut:

Demography is the study of the size, territorial distribution and

composition of population, changes there in and the components of such

changes which maybe identified as natality, territorial movement

(migration), and social mobility (change of states).

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

8

Dalam bahasa Indonesia artinya adalah sebagai berikut:

Demografi mempelajari jumlah, persebaran, territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu,

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak

territorial (migrasi) dan mobiltas sosial (perubahan status).

Dari kedua definisi diatas dapatlah disimpulkan bahwa demografi

mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk

meliputi : jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur penduduk ini

selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi,

yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi penduduk.

Struktur penduduk merupakan aspek yang statis, merupakan gambaran

atau potret penduduk dari hasil sensus penduduk (cacah jiwa) pada hari sensus

pada tahun yang berakhiran angka 0 (nol). Data penduduk pada hari sensus

penduduk (hari H) ini dijadikan sebagai basis perhitungan penduduk. Sesudah hari

sensus struktur penduduk akan berubah. Komponen kependudukan yang dapat

mengubah struktur penduduk di atas adalah komponen yang dinamis yang terdiri

dari kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.

Memperhatikan uraian diatas dapatlah dikatakan bahwa demografi

mempelajari aspek kependudukan statis dan dinamis. Seperti sebuah mata uang

yang mempunyai dua sisi, aspek kependudukan statis menempati sisi yang satu

dan aspek dinamis menempati sisi yang lain. Kedua komponen diatas saling

mempengaruhi. Misalnya, tingginya tingkat fertilitas di suatu daerah, berpengaruh

terhadap tingginya persentase penduduk usia muda.

Menurut Ida Bagoes Mantra (2003:3), demografi tidaklah mempelajari

penduduk sebagai individu, tetapi individu sebagai suatu kumpulan (aggregates

atau collection). Jadi yang dimaksud dengan penduduk dalam kajian demografi

adalah sekelompok orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah.

2.1.2 Tujuan Ilmu Demografi

Menurut Moh. Yasin dalam buku Dasar-dasar Demografi (1999: 12) yang

diterbitkan oleh Lembaga Demografi UI, dalam penggunaannya di berbagai

kepentingan, ilmu demografi mempunyai empat tujuan, yaitu :

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

9

1. Demografi mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu

daerah tertentu.

2. Demografi menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunan dan

persebarannya dengan sebaik-baiknya dengan data yang tersedia.

3. Demografi mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa

yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi

sosial.

2.2 Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi

Menurut Ida Bagoes Mantra (2003:186), studi tentang kependudukan telah

menjadi subjek yang menarik di antara para ilmuwan maupun praktisi sosial yang

mempunyai minat terhadap masalah dasar dan kebutuhan manusia. Pada akhir-

akhir ini, masalah sosial dan ekonomi telah membawa ke arah makin dekatnya

perhatian yang diberikan antara hubungan demografi, sosio-ekonomi dan faktor-

faktor lainnya dalam suatu pendekatan besar, komposisi dan jumlah penduduk.

Jumlah penduduk atau besarnya dikaitkan dengan pertumbuhan

pendapatan perkapita suatu negara yang secara kasar menggambarkan kemajuan

perekonomian negara tersebut.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa jumlah penduduk yang besar akan

menguntungkan bagi pembangunan ekonomi. Sebaliknya ada pula pendapat yang

menganggap justru jumlah penduduk yang sedikitlah yang dapat mempercepat

proses pembangunan ekonomi ke arah yang lebih baik. Di samping itu ada pula

pendapat yang mengatakan bahwa jumlah penduduk harus seimbang dengan

jumlah sumber-sumber ekonominya. Jumlah penduduk tidak boleh terlampau

sedikit juga tidak boleh terlampau banyak. Inilah teori penduduk optimum.

Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk

berdasarkan umur dan jenis kelamin. Kedua variabel tersebut sangat

mempengaruhi pertumbuhan penduduk di masa mendatang. Misalnya dalam suatu

negara terdapat penduduk umur tua (lebih dari 45 tahun) lebih banyak, maka dapat

diharapkan bahwa negara tersebut mempunyai angka kelahiran yang rendah dan

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

10

angka kematian yang tinggi, sehingga mengakibatkan pertumbuhan penduduk

yang rendah. Demikian pula ketidakseimbangan antara jumlah penduduk pria dan

wanita yang akan berpengaruh terhadap angka kelahiran. Ketidakseimbangan itu

akan berpengaruh pula terhadap keadaan sosial, ekonomi dan keluarga.

2.3 Pengertian Ketenagakerjaan

Seluruh penduduk di suatu negara, baik bayi, anak-anak, pemuda maupun

orang tua, semuanya mengkonsumsi barang dan jasa untuk memenuhi

kebutuhannya. Tetapi kita melihat bahwa hanya sebagian dari mereka yang

terlibat secara langsung atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan memproduksi

barang dan jasa tersebut (disebut kegiatan produktif). Kelompok inilah yang

disebut penduduk aktif secara ekonomis atau angkatan kerja, dimana angkatan

kerja menitikberatkan pada dua kelompok penduduk yaitu penduduk yang bekerja

dan penduduk yang sedang mencari pekerjaan (termasuk mereka yang pertama

kali mencari pekerjaan).

Menurut Ida Bagoes Mantra (2003:223), “Economically Active

Population” terdiri dari para pekerja yang memproduksi barang dan jasa (secara

ekonomi) dan mereka yang sedang aktif mencari pekerjaan. Sedangkan

“Economically Inactive Population” adalah mereka yang bukan pekerja atau tidak

sedang mencari pekerjaan, dimana mereka hanya mengkonsumsi dan tidak

memproduksi suatu barang atau jasa dilihat dari pengertian ekonomi. Sebagai

contoh, pekerja keluarga yang tidak dibayar (unpaid family worker) seperti

seorang anak yang membantu orang tuanya di warung, dianggap sebagai bagian

dari “Economically Active” jika dia memberikan suatu waktu minimum tertentu.

Sebaliknya meskipun seorang ibu rumah tangga mengerjakan pekerjaan rumah

tangga yang harus dibayar jika dikerjakan oleh pembantu, tetapi aktivitas ini

dianggap berorientasi terhadap konsumsi (misalnya menyiapkan makanan dan

memasak makanan) dianggap “Economically Inactive”.

2.3.1 Tenaga Kerja

Menurut Tan Goang Tiang, tenaga kerja adalah jumlah penduduk dalam

suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

11

terhadap tenaga mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam kegiatan

tersebut.

Menurut Dumairy, tenaga kerja adalah penduduk yang berumur di dalam

batas usia kerja. Batas usia kerja yang dianut di Indonesia ialah minimum 10

tahun, tanpa batas usia maksimum.

Menurut BPS, penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk

berumur 10 tahun keatas dan dibedakan sebagai angkatan kerja dan bukan

angkatan kerja.

Menurut Keputusan Menteri tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor :

Kep-203 / MEN / 1999, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan

barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pencari kerja adalah angkatan kerja yang sedang menganggur dan mencari

pekerjaan, maupun yang sudah bekerja tetapi ingin pindah atau alih pekerjaan

yang dinyatakan dengan aktivitasnya mendaftarkan diri kepada pelayanan tenaga

kerja, atau melamar pekerjaan kepada pemberi kerja.

2.3.2 Angkatan Kerja

Secara demografis, besarnya angkatan kerja tergantung dari tingkat

partisipasi angkatan kerja (labor force participation rate), yaitu berapa persen

dari penduduk yang menjadi angkatan kerja.

Menurut Dumairy, angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk

dalam usia kerja yang bekerja dan mencari pekerjaan.

Menurut Ida Bagoes Mantra, angkatan kerja adalah bagian dari tenaga

kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan

produktif yaitu memproduksi barang atau jasa.

Kelompok angkatan kerja yang digolongkan sebagai angkatan kerja adalah :

1. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu

pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh

penghasilan atau keuntungan dan lamanya paling sedikit dua hari.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

12

2. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan

pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari tetapi mereka adalah :

a. Para pekerja tetap, pegawai pemerintah atau swasta yang

sedang tidak masuk kerja karena cuti, sakit, mogok, mangkir

dan sebagainya.

b. Orang-orang yang bekerja dalam keahlian seperti dokter,

tukang cukur dan sebagainya

c. Para petani yang mengusahakan tanah pertanian yang tidak

bekerja karena menunggu panen atau menunggu hujan untuk

menggarap sawah dan sebagainya.

Yang digolongkan mencari pekerjaan adalah :

1. Mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mencari /

mendapatkan pekerjaan.

2. Mereka yang bekerja, pada saat pencacahan sedang menganggur dan

berusaha mendapatkan pekerjaan.

3. Mereka yang di bebas tugaskan dan sedang berusaha mendapatkan

pekerjaan.

2.3.3 Bukan Angkatan Kerja

Menurut Dumairy, bukan angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk

dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang todak

mencari pekerjaan.

Menurut Ida Bagoes Mantra, definisi bukan angkatan kerja (not labor

force) adalah bagian dari tenaga kerja yang tidak bekerja ataupun mencari

pekerjaan. Jadi mereka ini adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya

tidak terlibat atau tidak berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif, yaitu

memproduksi barang atau jasa.

Yang termasuk bukan angkatan kerja adalah :

1. Sekolah, untuk mereka yang kegiatannya hanya bersekolah.

2. Mengurus Rumah Tangga, untuk mereka yang kegiatannya hanya

mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

13

3. Penerima Pendapatan, untuk mereka yang tidak melakukan suatu

kegiatan tetapi memperoleh penghasilan, misalnya pensiun, bunga

simpanan, hasil persewaan dan sebagainya.

4. Lain-lain, untuk mereka yang hidupnya tergantung pada orang lain

karena usia lanjut, lumpuh, dungu dan sebagainya.

Apabila seseorang mempunyai lebih dari satu kegiatan, jika salah satu

kegiatan tersebut termasuk dalam kelompok angkatan kerja, maka dimasukkan

dalam angkatan kerja.

Menurut Dumairy, angkatan kerja dibedakan pula menjadi dua sub

kelompok yaitu pekerja dan pengangguran. Yang dimaksud dengan pekerja ialah

orang-orang yang mempunyai pekerjaan, mencangkup yang mempunyai orang

pekerjaan dan (saat disensus/disurvei) memang sedang bekerja, serta orang yang

mempunyai pekerjaan namun untuk sementara waktu kebetulan sedang tidak

bekerja. Biro Pusat Statistik mendefinisikan bekerja adalah melakukan pekerjaan

dengan maksud memperoleh upah atau membantu memperolah pendapatan atau

keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam secara kontinyu dalam

seminggu yang lalu (maksudnya seminggu sebelum pencacahan). Adapun

penganguran ialah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang

yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari pekerjaan. Penganggur

semacam ini oleh BPS dinyatakan sebagai penganggur terbuka.

2.3.4 Pengangguran

Menurut Ida Bagoes Mantra, pengangguran adalah bagian dari angkatan

kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan.

Konsep ini sering diartikan sebagai keadaan pengangguran terbuka.

Data mengenai pengangguran ada yang tercatat di Dinas Tenaga Kerja

(Disnaker) maupun di perusahaan sebagai pelamar kerja. Informasi mengenai

lowongan kerja dapat diperoleh melalui media massa, perusahaan yang

bersangkutan, bursa lowongan kerja, biro tenaga kerja dan di Disnaker.

Masalah yang sering dihadapi adalah masalah setengah menganggur atau

pengangguran tidak kentara, yang pengertiannya adalah sebagai berikut :

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

14

1. Setengah menganggur

Keadaan setengah menganggur (underemployment) terletak antara ‘full

employment’ dan sama sekali menganggur.

Pengertian yang digunakan ILO, Underemployment yaitu perbedaan antara

jumlah pekerjaan yang betul dikerjakan seseorang dalam pekerjaannya

dengan jumlah pekerjaan yang secara normal mampu dan ingin dikerjakannya.

Konsep ini dibagi dalam :

a. Setengah menganggur yang kentara

Setengah menganggur yang kentara (visible underemployment) adalah

jika seseorang bekerja tidak tetap (part time) di luar keinginannya

sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya.

b. Setengah menganggur yang tidak kentara

Setengah menganggur yang tidak kentara (invisible underemployment)

adalah jika seseorang bekerja secara penuh (full time) tetapi

pekerjannya itu dianggap tidak mencukupi karena pendapatannya

terlalu rendah atau pekerjaan tersebut tidak memungkinkan ia untuk

mengembangkan seluruh keahliannya.

2. Pengangguran tidak kentara

Pengangguran tidak kentara (disguised unemployment), dalam angkatan kerja

mereka dimasukkan dalam kegiatan bekerja, tetapi sebetulnya mereka

menganggur jika dilihat dari segi produktivitasnya. Jadi di sini mereka

sebenarnya tidak mempunyai produktivitas dalam pekerjaannya.

Misalnya mereka terdiri dari 4 orang yang bersama-sama bekerja dalam jenis

pekerjaan yang sesungguhnya dapat dikerjakan oleh 3 orang sehingga 1 orang

merupakan ‘disguised unemployment’.

3. Pengangguran friksional

Pengangguran friksional yaitu pengangguran yang terjadi akibat pindahnya

seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan akibatnya harus

mempunyai waktu tenggang dan berstatus sebagai penganggur sebelum

mendapatkan pekerjaan yang lain tersebut.

Menurut Lincolin Arsyad (1999: 35), untuk memperoleh pengertian

sepenuhnya tentang arti penting dari masalah ketenagakerjaan (employment) di

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

15

perkotaan, kita harus memperhitungkan pula maslah pertambahan pengangguran

terbuka yang jumlahnya lebih besar yaitu mereka yang kegiatannya aktif bekerja

tetapi secara ekonomis sebenarnya mereka tidak bekerja secara penuh

(underutilized).

Untuk mengelompokkan masing-masing pengangguran, menurut Edgar O.

Edward (tahun 1974 ) buku Ekonomi Pembangunan (Lincolin Arsyad, 1999: 35)

perlu diperhatikan dimensi-dimensi:

1. Waktu (banyak di antara mereka yang bekerja lebih lama, misalnya jam

kerjanya per hari, per minggu, atau per tahun).

2. Produktivitas (kurangnya produktivitas seringkali disebabkan oleh

kurangnya sumber daya-sumber daya komplementer Untuk melakukan

pekerjaan).

3. Intensitas pekerjaan (yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi makanan).

Walaupun hal-hal tersebut merupakan dimensi-dimensi yang paling jelas

untuk efektifnya seseorang bekerja, faktor-faktor seperti motivasi, sikap dan

hambatan-hambatan budaya juga harus diperhatikan.

Berdasarkan hal-hal diatas Edwards membedakan 5 bentuk pengangguran yaitu:

1. Pengangguran terbuka : baik sukarela (mereka yang tidak mau bekerja

karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik) maupun secara terpaksa

(mereka yang mau bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan).

2. Setengah menganggur (underemployment): yaitu mereka yang bekerja

lamanya (hari, minggu, musiman) kurang dari yang mereka biasa kerjakan.

3. Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh: yaitu mereka yang

tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah

pengangguran, termasuk di sini adalah:

a. Pengangguran tak kentara (disguised unemployment) Misalnya

para petani yang bekerja di lading selama sehari penuh, apdahal

pekerjaan itu sebenarnya tidak memerlukan waktu selama sehari

penuh.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

16

b. Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment) Misalnya

oaring yang bekerja tidak Sesuai dengan tingkat atau jenis

pendidikannya.

c. Pensiun lebih awal

Fenomena ini merupakan kenyataan yang terus berkembang di

kalngan pegawai pemerintah. Di beberapa negara, usia pensiun

dipermuda sebagai alat menciptakan peluang bagi yang “muda-

muda” untuk menduduki jabatan di atasnya.

4. Tenaga kerja yang lemah (impaired): yaitu mereka yang mungkin

bekerja full time, tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau

penyakitan.

5. Tenaga kerja yang tidak produktif : yaitu mereka yang mampu untuk

bekerja secara produktif tetapi karena sumber daya-sumber daya penolong

kurang memadai maka mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu dengan

baik.

2.3.5 Struktur Penduduk

Dari pengertian tentang tenaga kerja di atas dapat dibuat ringkasan dalam

bagan sebagai berikut :

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

17

Sumber : Profil Ketenagakerjaan Kota Semarang, 2003

Gambar 2.1. Struktur Ketenagakerjaan

2.4 Masalah Ketenagakerjaan

Menurut Ida Bagoes Mantra (2003: 225), hingga akhir tahun 2000

terdapat beberapa masalah penduduk di Indonesia antara lain adalah sebagai

berikut:

1. Jumlah penduduk yang besar (tahun 2000 berjumlah 203,5 juta jiwa),

2. Persebaran penduduk yang tidak merata. Sekitar 60 persen penduduk

Indonesia berdomisili di Pulau Jawa yang luas wilayahnya sekitar 6,9

persen dari luas wilayah seluruh daratan Indonesia.

3. Persentase yang bekerja pada sektor pertanian masih tinggi (sekitar 60

persen jumlah angkatan kerja) di lain pihak luas lahan pertanian semakin

berkurang karena dipergunakan untuk kepentingan non pertanian.

Bukan Tenaga Kerja

Tenaga Kerja

Angkatan Kerja

Bukan Angkatan

Kerja

PenganggurBekerja

Bekerja Penuh

Setengah Penganggur

Kentara Tidak Kentara

Penduduk

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

18

4. Jumlah penganggur terbuka tinggi dan kualitas tenaga kerja baik fisik

maupun non fisik masih rendah.

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia merupakan masalah nasional yang

berkepanjangan dari Pelita ke Pelita. Dalam pelaksanaan pembangunan selama ini

terlihat nyata bahwa pertumbuhan angkatan kerja yang cukup pesat kurang dapat

diimbangi oleh kemampuan penciptaan kesempatan kerja sehingga terjadi

pengangguran terbuka yang terakumulasi setiap tahunnya.

Pada tahun 1990 jumlah angkatan kerja di Indonesia sejumlah 73,9 juta

orang, pada tahun 1995 meningkat menjadi 86,1 juta orang dan tahun 2000

menjadi 98,9 juta orang. Jadi dari tahun ke tahun jumlah angkatan kerja

meningkat terus dan menurut proyeksi dari Ananta, et al (1994) dalam buku

Demografi Umum (Ida Bagoes Mantra, 2003: 225), tahun 2010 jumlah angkatan

kerja diperkirakan 123,6 juta orang.

Faktor sumber daya manusia juga merupakan salah satu masalah yang

harus diperhatikan pada negara berkembang termasuk di Indonesia. Persoalan

tersebut antara lain, meliputi:

1. Kualitas sumber daya manusia

Kualitas sumber daya manusia di negara berkembang pada umumnya

sangat rendah dan statis. Kualitas sumber daya manusia yang sangat

rendah dapat dilihat dari tingkat produktivitas tenaga kerja baik pada

bidang perdagangan dan industri. Pada umumnya mereka tidak dinamis

dan tidak memiliki keterampilan dan kecakapan serta semangat yang

tinggi, karena rendahnya tingkat pendidikan. Bagi mereka yang memiliki

pendidikan cukup pun, kebanyakan hanya siap bekerja pada lapangan

kerja yang kurang inovatif, bekerja sebagai pekerja dan bukan sebagai

pencipta lapangan kerja. Sehingga pola pendidikan yang mempersiapkan

lulusan yang kreatif dan inovatif untuk menciptakan wirausahawan harus

diperluas.

2. Penawaran tenaga kerja yang melebihi permintaan tenaga kerja

Supply of labor yang melebihi Demand of labor merupakan masalah

dalam mengembangkan sumber daya manusia. Rendahnya kualitas sumber

daya manusia dan rendahnya tingkat investasi merupakan penyebab

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

19

rendahnya permintaan tenaga kerja. Meskipun tingkat investasi tinggi

tetapi tingkat permintaan tenaga kerja lokal tetaplah rendah. Hal ini

disebabkan yang dibutuhkan untuk investasi tertentu diperlukan tenaga

kerja dengan kualifikasi tertentu pula. Misalnya pada sektor industri

dengan tingkat teknologi yang tinggi maka diperlukan tenaga kerja dengan

penguasaan tingkat teknologi yang tinggi pula. Pada negara berkembang

tenaga semacam itu masih sangat kurang sehingga tak jarang harus

mendatangkan tenaga asing dengan tingkat upah yang relatif mencolok.

Tenaga kerja lokal kurang dapat bersaing di bursa kerja nasional maupun

internasional. Akibatnya tenaga kerja lokal tidak dapat bersaing dan

terserap di sektor tersebut. Pada akhirnya penawaran (supply) tenaga kerja

melebihi permintaan (demand) tenaga kerja akan menimbulkan berbagai

jenis pengangguran (unemployment dan underemployment) dan rendahnya

tingkat upah.

3. Tingginya lulusan sekolah yang menganggur

Semakin tingginya lulusan sekolah yang menganggur pada negara

berkembang lebih disebabkan oleh kurangnya proyeksi pendidikan dan

proyeksi lapangan pekerjaan. Kebanyakan lembaga pendidikan hanya

menghasilkan lulusan yang kurang marketable. Dari tahun ke tahun

lulusan dari berbagai tingkatan sekolah yang menganggur terus

membengkak. Tidak sedikit para sarjana yang menganggur. Sekali lagi,

kebanyakan lembaga pendidikan hanya menghasilkan worker bukan

employer / entrepreneur.

4. Surplus tenaga kerja tidak terdidik

Kelebihan tenaga kerja tidak terdidik merupakan persoalan yang cukup

pelik bagi negara-negara yang sedang berkembang. Tenaga kerja tidak

terdidik pada umumnya adalah ‘melek huruf’ dan berpikir tradisional.

2.5 Industri dan perdagangan

Menurut Lincolin Arsyad (1996:361), pembangunan industri merupakan

bagian dari rangkaian pelaksanaan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)

dalam mencapai sasaran Pembangunan Jangka Panjang yang bertujuan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

20

membangun industri, sehingga bangsa Indonesia mampu tumbuh dan berkembang

atas kekuatan sendiri berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan untuk

memesarkan hasil produk industri dalam hal ini sector perdagangan sangat

berperan. Dua sektor inilah yang menghasilkan devisa yang paling tinggi

disbanding sektor yang lain seperti sector pertanian dan jasa. Selain itu kedua

sektor ini menciptakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat Indonesia.

2.5.1 Macam Industri

Untuk mengetahui macam-macam industri bida dilihat dari beberapa sudut

pandang sebagai berikut:

1. Pengelompokkan industri yang dilakukan oleh Departemen

Perindustrian.

Menurut Departemen Perindustrian, industri nasional di Indonesia

dikelompokkan manjadi 3 kelompok besar, yaitu:

a. Industri Dasar yang meliputi kelompok industri Mesin dan

Logam Dasar (IMLD) dan kelompok Kimia Dasar (IKD). Yang

termasuk dalam IMLD antara lain: industri mesin pertanian,

elektronika kereta api, pesawat terbang, kendaraan bermotor, besi

baja, alumunium, tembaga dan sebagainya. Sedangkan yang

termasuk dalam IKD antara lain: industri pengolahan kayu dan

karet alam, industri pestisida, industri pupuk, industri semen,

industri batu bara, industri silikat dan sebagainya.

Ditinjau dari “misi”nya, Industri Dasar mempunyai misi untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membantu penjualan

struktur industri dan bersifat padat modal. Teknologi tepat guna

yang digunakan adalah teknologi maju, teruji dan tidak padat

karya, namun dapat mendorong terciptanya lapangan kerja baru

secara sejajar dengan pertumbuhan industri hilir dan kegiatan

ekonomi lainnya.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

21

b. Industri Kecil yang meliputi antara lain industri pangan

(makanan, minuman, tembakau), industri sandang dan kulit

(tekstil, pakaian jadi, serta barang dan kulit), industri kimia dan

bahan bangunan (industri kertas, percetakan, penerbit, barang-

barang karet, plastik dan lain-lain, industri galian bukan logam),

dan imdustri logam (mesin-mesin listrik, alat-alat ilmu

pengetahuan, barang dari logam dan sebagainya).

Kelompok industri kecil ini mempunyai misi melaksanakan

pemerataan. Teknologi yang digunakan teknologi menengah atau

sederhana, dan padat karya. Pengembangan Industri Kecil ini

diharapkan dapat menambah kesempatan kerja dan meningkatkan

nilai tambah dengan memenfaatkan pasar dalam negeri dan pasara

luar negeri (ekspor).

c. Industri Hilir yaitu kelompok Aneka Industri (AI) yang meliputi

antara lain: industri yang mengolah sumberdaya hutan, industri

yang mengolah hasil pertambangan, industri yang meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dan atau pemerataan, memperluas

kesempatan kerja, tidak padat modat, dan teknologi yang

digunakan adalah teknologi menengah dan atau teknologi maju.

2. Pengelompokkan industri menurut jumlah tenaga kerja. Menurut Biro

Pusat Statisrik (BPS), pengelompokkan industri dengan cara ini dibedakan

menjadi 4, yaitu:

a. Perusahaan/Industri Besar jika memperkerjakan 100 orang atau

lebih.

b. Perusahaan/Industri Sedang jika memperkerjakan 20 sampai 99

orang.

c. Perusahaan/Industri Kecil jika memperkerjakan 5 sampai 19 orang.

d. Industri Kerajinan Rumah Tangga jika memperkerjakan kurang

dari 3 orang (termasuk tenaga kerja yang tidak dibayar).

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

22

2.5.2 Industri Besar dan Sedang di Kota Semarang

Perusahaan industri besar sedang yang dimaksud di sini mencakup semua

perusahaan atau usaha di bidang industri yang melakukan kegiatan mengubah

barang dasar menjadi barang jadi / setengah jadi dan atau barang yang kurang

nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya.

Hasil survey yang dilakukan di kota Semarang tahun 2003 menunjukkan

adanya jumlah perusahaan industri besar sedang sebanyak 379 perusahaan ,

mencakup sub sektor industri pengolahan bahan makanan, minuman dan

tembakau sampai dengan sub sektor industri pengolahan lainnya, yaitu meliputi

industri permata, industri barang perhiasan berharga untuk keperluan pribadi dari

logam mulia dan industri lain yang belum termasuk sub golongan lainnya.

Dibanding dengan tahun sebelumnya, jumlah perusahaan industri besar

dan sedang di kota Semarang tahun 2003 mengalami peningkatan. Hal ini sesuai

program pemerintah di bidang pembangunan industri, antara lain pemerintah

memberikan kemudahan ijin mendirikan bangunan industri baru dan pemerintah

juga memberikan kelonggaran masuknya investor asing ke Indonesia serta adanya

pernyataan pemerintah dalam mengatasi pengangguran yang setiap tahun

bertambah, maka diperlukan lapangan kerja baru. Salah satu alternative

penampung tenaga kerja yang cukup besar adalah di sektor industri, sekaligus

sektor industri dapat mendukung pembangunan di sektor pertanian dan sektor

lainnya.

Beberapa kemungkinan yang berpengaruh terhadap perkembangan

perusahaan industri antara lain :

1. Belum stabilnya nilai tukar dolar terhadap nilai rupiah, meskipun

perubahannya relative kecil bagi perusahaan yang berstandar dolar

sangat sulit dalam menentukan pokok produksi dan keuntungan.

2. Merosotnya nilai tukar petani, mengakibatkan melemahnya daya beli

pangsa pasar dalam negeri khususnya daya beli regional.

3. Tuntutan upah gaji karyawan yang lebih tinggi pada kondisi

perekonomian sekarang ini.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

23

Kondisi seperti ini dimungkinkan menghambat perkembangan berdirinya

perusahaan-perusahaan industri baru. Memang di sub sektor tertentu bisa terjadi

penambahan perusahaan, sedang di lain sub sektor bisa terjadi pengurangan

perusahaan atau terjadi perubahan status dari perusahaan besar berubah menjadi

perusahaan sedang atau perusahaan yang sedang berubah menjadi perusahaan

kecil atau perusahaan tersebut tutup.

Dalam pengamatan / hasil survey dari beberapa pengusaha yang sempat

diwawancarai mengatakan: “Apabila kondisi ini tidak segera teratasi dapat

menggoncangkan dunia industri bahkan dapat mengurangi minat para pengusaha /

investor mengembangkan atau menanamkan modal ke perusahaan industri

khususnya di kota Semarang”.

2.5.3 Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga di Kota Semarang

Perusahaan industri kecil dan kerajinan rumah tangga merupakan semua

bentuk usaha yang kegiatannya mengubah barang dasar menjadi barang jadi /

setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih

tinggi nilainya namun dengan sistem pengelolaan yang masih sederhana.

Hasil survei yang dilakukan di kota Semarang tahun 2003 (Badan Pusat

Statistik) menunjukkan adanya jumlah perusahaan industri besar sedang sebanyak

123 industri kecil dan kerajinan rumah tangga, mencakup sub sektor industri

pengolahan bahan makanan, minuman dan tembakau sampai dengan sub sector

industri pengolahan lainnya, yaitu meliputi industri permata, industri barang

perhiasan berharga untuk keperluan pribadi dari logam mulia dan industri lain

yang belum termasuk sub golongan lainnya.

2.6 Perdagangan

Menurut Djemen (1990: 205), perdagangan adalah kegiatan jual beli

barang barang keperluan hidup. Pada umumnya dibedakan dalam perdagangan

dalam negeri dan perdagangan luar negeri. Sebagian besar perdagangan dalam

negeri merupakan perdagangan antar pulau (interinsuler) karena itu perhubungan

laut sangat penting kedudukannya. Di lain sisi Indonesia mempunyai kedudukan

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

24

penting dalam perdagangan dunia. Hal itu disebabkan oleh kekayaan hasil

buminya tertutama hasil perkebunan antara lain: karet, kelapa sawit, tembakau,

teh, kopi serta hasil tambang seperti minyak bumi, gas dan timah putih. Hasil

kehutanan khususnya kayu yang menjadi komoditi ekspor terpenting.

Berikut ini macam-macam komoditi yang diperdagangkan:

1. Hasil-hasil pertanian dan perkebunan

2. Hewan dan hasil-hasil hewan

3. Barang-barang konsumsi, seperti sabun, gula, terigu dan lain lain

4. Hasil tambang, seperti minyak bumi, gas bumi dan lain-lain.

Berdasarkan karakteristik distribusinya, perdagangan di bedakan atas:

1. Pedagang Besar atau Grosir

Pedagang besar adalah perantara perdagangan yang membeli barang dalam

jumlah besar dari produsen, dan kemudian menjualnya dalam jumlah yang

lebih kecil kepada pedagang eceran.

2. Pedagang eceran atau pengecer

Pedagang eceran membeli barang dari barang besar atau kadang-kadang

langsung dari pabrik untuk dijual ke konsumen dalam jumlah yang lebih

kecil.

3. Agen

Agen merupakan perpanjangan tangan dari perusahaan lain dan bertindak

atas nama perusahaan lain tersebut untuk suatu bidang tertentu.

2.7 Pekerja pada Sektor Industri dan Perdagangan

Menurut BPS, pekerja / karyawan adalah semua orang yang bekerja pada

suatu perusahaan / usaha. Pekerja / karyawan pada perusahaan industri besar

sedang berdasarkan pekerjaannnya dibagi menjadi pekerja produksi dan pekerja

lainnya.

Pekerja produksi adalah pekerja yang pekerjaannya langsung bekerja di

dalam proses produksi atau bekerja berhubungan dengan itu, dari mulai bahan

baku masuk pabrik sampai menjadi hasil produksi yang keluar dari pabrik

misalnya, pengawas yang mengawasi proses produksi, pengemudi forlif di pabrik,

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

25

pekerja pengolahan barang di pabrik dan lain-lain. Pekerja lainnya adalah pekerja

yang bekerja selain pekerja produksi, misalnya pimpinan perusahaan , staf direksi,

pegawai administrasi dan sebagainya.

Pekerja produksi dan pekerja lainnya berdasarkan balas jasanya dibagi menjadi :

a. Pekerja dibayar

Yaitu semua orang yang bekerja pada suatu perusahaan / usaha dengan

menerima upah / gaji secara langsung baik berupa uang maupun barang.

b. Pekerja tidak dibayar

Yaitu pekerja pemilik atau pekerja keluarga yang biasa aktif dalm kegiatan

perusahaan / usaha tetapi tidak mendapat bayaran / upah.

Apabila diamati ternyata ada hubungan antara jumlah perusahaan dan jumlah

tenaga kerja, bahkan perkembangan jumlah perusahaan berbanding lurus dengan

jumlah pekerja meskipun besarnya persentase berbeda setiap tahunnya.

2.8 Mekanisme Memperoleh Pekerjaan

Sumber : Profil Ketenagakerjaan Kota Semarang, 2003

Gambar 2.2 Mekanisme Memperoleh Kerja

LULUS

TIDAK LULUS

PENCARI KERJA PERUSAHAAN

DISNAKER

SELEKSI TIDAK DITERIMA

DITERIMA

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

26

Pemerintah dalam upaya mencari terobosan mengatasi masalah

pengangguran, dengan mengikutsertakan pihak swasta untuk ikut memikirkan

permasalahan ketenagakerjaan khususnya dalam pelaksanaan antar kerja dengan

melaksanakan pengelolaan bursa kerja dengan lembaga peleyanan penempatan

swasta.

2.9 Kecepatan Memperoleh Pekerjaan

Berdasarkan pedoman dari Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang dalam

buku Profil Ketenagakerjaan Kota Semarang tahun 2003, kecepatan memperoleh

pekerjaan merupakan jangka waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk

memperoleh pekerjaan sejak mendaftarkan diri ke Dinas Tenaga Kerja sampai

dengan memperoleh pekerjaan.

Seseorang dikatakan cepat memperoleh pekerjaan jika jangka waktu saat

mendaftar diri ke Disnaker sampai dengan mendapatkan pekerjaan adalah ≤2 kali

daftar ulang (sekali daftar ulang yaitu setiap 3 bulan), seseorang yang dikatakan

lambat memperoleh pekerjaan jika jangka waktu saat mendaftarkan diri ke

Disnaker sampai dengan mendapat pekerjaan adalah > 2 kali mendaftar ulang

(Profil Ketenagakarjaan Kota Semarang, 2003).

2.10 Hubungan Antar Faktor Demografi dengan Kecepatan Memperoleh

Pekerjaan

Ada hubungan yang erat antara kecepatan memperoleh pekerjaan dan

faktor demografi. Faktor-faktor demografi yang dimiliki seseorang meliputi jenis

kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pernikahan dan pengalaman

mempengaruhi kecepatan orang tersebut dalam memperoleh pekerjaan. Menurut

buku Profil Ketenagakerjaan Kota Semarang (Disnaker, 1999).

Setiap pencari kerja memiliki faktor-faktor demografi tersebut. Antara satu

pencari kerja dengan lainnya memiliki faktor demografi yang berbeda-beda, hal

ini akan mempengaruhi kecepatan memperoleh pekerjaan. Pencari kerja yang

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

27

PRODUK DOMESTIK BRUTO

ANGKATAN KERJA

terdaftar di Disnaker harus mendaftar ulang 3 bulan sekali dan bila sudah tidak

mendaftar lagi maka dianggap sudah mendapat kerja.

2.11 Kerangka Pemikiran

2.12

Kesempatan Kerja • Terdaftar di Disnaker • Tidak terdaftar di

Disnaker

Faktor Demografi

1. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan

2. Kelompok Usia a. Usia ≤ 20 tahun b. Usia 21-30 tahun c. Usia 31-40 tahun d. Usia 41-50 tahun e. Usia ≥ 51 tahun

3. Tingkat Pendidikan a. SD b. SLTP c. SLTA d. Diploma e. Sarjana

4. Kompetensi 5. Status Pernikahan

a. Menikah b. Belum Menikah

Sektor Perdagangan • Pedagang Besar • Pedagang Kecil

Sektor Industri • Besar dan Sedang • Kecil dan RT

Kecepatan Memperoleh

Pekerjaan a. Cepat (≤2 kali) b. Lambat(>2 kali)

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Demografi 2.1.1 Definisi Demografi · yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. Demografi mengembangkan hubungan sebab akibat antara

Universitas Kristen Petra

28

2.12 Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

Hipotesis Mayor

“Latar belakang demografi berpengaruh terhadap kecepatan memperoleh

pekerjaan di sektor perdagangan dan industri di Semarang”. Adapun latar

belakang demografi pada penelitian ini adalah:

Hipotesis Minor

1. Jenis kelamin pencari kerja berpengaruh terhadap kecepatan memperoleh

pekerjaan di sektor perdagangan dan industri di Semarang.

2. Tingkat pendidikan pencari kerja berpengaruh terhadap kecepatan

memperoleh pekerjaan di sektor perdagangan dan industri di Semarang.

3. Usia pencari kerja berpengaruh terhadap kecepatan memperoleh pekerjaan di

sektor perdagangan dan industri di Semarang.

4. Status pernikahan pencari kerja berpengaruh terhadap kecepatan memperoleh

pekerjaan di sektor perdagangan dan industri di Semarang.

5. Kompetensi pencari kerja berpengaruh terhadap kecepatan memperoleh

pekerjaan di sektor perdagangan dan industri di Semarang.