27
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media (Nurudin,2007:3). Hal ini berdasarkan dari kata media of mass communication (Media komunikasi massa). Dalam buku Pengantar Psikologi Komunikasi, Jalaludin Rakhmat (2008:189) mendefenisikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau media elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Sedangkan Syaiful Rohim dalam buku Teori Komunikasi, menyebutkan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari, digunakan, dan di konsumsi oleh audience. Dalam buku Teori Komunikasi Massa, Morissan dkk Mengutip definisi dari Janowitz (1960) bahwa komunikasi massa terdiri dari lembaga dan teknik dimana kelompok-kelompok terlatih menggunakan teknologi untuk menyebarluaskan simbol- simbol kepada audiens yang tersebar luas dan bersifat heterogen. Dan dalam buku terjemahan Teori Komunikasi Massa, McQuail (2000) memberi definisi komunikasi massa salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusionalnya (Gabungan antara tujuan, organisasi, dan kegiatan yang sebenarnya).

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media (Nurudin,2007:3). Hal ini

berdasarkan dari kata media of mass communication (Media komunikasi massa).

Dalam buku Pengantar Psikologi Komunikasi, Jalaludin Rakhmat (2008:189)

mendefenisikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada

sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau media

elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Sedangkan Syaiful Rohim dalam buku Teori Komunikasi, menyebutkan bahwa

komunikasi massa adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan

menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses di

mana pesan tersebut dicari, digunakan, dan di konsumsi oleh audience.

Dalam buku Teori Komunikasi Massa, Morissan dkk Mengutip definisi dari

Janowitz (1960) bahwa komunikasi massa terdiri dari lembaga dan teknik dimana

kelompok-kelompok terlatih menggunakan teknologi untuk menyebarluaskan simbol-

simbol kepada audiens yang tersebar luas dan bersifat heterogen.

Dan dalam buku terjemahan Teori Komunikasi Massa, McQuail (2000) memberi

definisi komunikasi massa salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada

peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas

institusionalnya (Gabungan antara tujuan, organisasi, dan kegiatan yang sebenarnya).

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

11  

Dari banyak definisi para ahli, Dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa

merupakan proses komunikasi dalam masyarakat luas, dimana melalui media sebagai

alat komunikasi yang disebut dengan media massa.

2.1.1 Proses Komunikasi Massa

Menurut formula Laswell, bahwa ungkapan yang merupakan cara sederhana

untuk memahami proses komunikasi massa adalah dengan menjawab pertanyaan :

Siapa (who)

Berkata apa (says what)

Melalui saluran apa ( In Which Channel)

Kepada siapa (To whom)

Dengan efek apa ( Whith What Effect)

Hal ini dapat di gambarkan seperti berikut :

Gambar 2.1

Siapa 

 

Komunikator 

 

Control studies 

Berkata apa 

 

Pesan 

 

Analisis pesan 

Melalui saluran apa 

 

Media 

 

Analisis media 

Kepada siapa 

 

Penerima 

 

Analisis audience 

Dengan efek apa 

 

Penerima 

 

Analisis efek 

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

12  

2.1.2 Elemen-Elemen Komunikasi Massa

Komunikator

Komunikator meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis yang

berkaitan dengan sebuah acara televisi. Bisa dikatakan, kalau komunikator

adalah gabungan individu dalam sebuah lembaga media massa.

Sekurang-kurangnya, ada lima karakteristik komunikator menurut Hiebert,

Ungurait, dan Bohn (Hub), yaitu : daya saing, ukuran dan kompleksitas,

industrialisasi, spesialisasi, dan perwakilan.

Isi

Masing-masing media massa mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam

pengelolaan isinya. Menurut Ray Eldon Hiebert dkk (1985) isi media setidak-

tidaknya bisa dibagi lima kategori: berita dan informasi, analisis dan interpretasi,

pendidikan dan sosialisasi, hubungan masyarakat dan persuasi, iklan dan bentuk

penjualan lain, dan hiburan.

Audience

Audience dalam komunikasi massa sangat beragam. Mulai dari jutaan penonton

televisi sampai ribuan pembaca majalah atau koran.

Umpan Balik

Ada dua umpan balik dalam komunikasi, yaitu umpan balik langsung dan tidak

langsung. Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan

berhadapan langsung atau ada kemungkinan bisa berbicara langsung. Didalam

komunikasi massa umpan balik biasanya tidak secara langsung. Artinya, antara

komunikator dengan komunikan dalam komunikasi massa tidak terjadi kontak

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

13  

langsung yang memungkinkan mereka mengadakan reaksi langsung satu sama

lain.

Gangguan

Di bagi dalam dua bagian yaitu : gangguan saluran dan gangguan sematik.

Gangguan saluran biasanya seperti gangguan gambar yang tidak jelas di televisi.

Sedangkan gangguan sematik itu berkaitan dengan bahasa.

Gate Keeper

John R Bittner (1996), menyebutkan bahwa gatekeeper sebagai individu-individu

atau kelompok oeang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran

komunikasi massa.

2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa

Informasi

Komponen yang paling penting untuk mengetahui fungsi informasi adalah berita-

berita yang disajikan. Fakta-fakta yang dicarikan wartawan dilapangan kemudian

dituangkan dalam tulisan juga merupakan informasi.

Hiburan

Fungsi hiburan untuk media elektronik memduduki posisi yang paling tinggi

dibandingkan dengan fungsi-fungsi lain. Masalahnya, masyarakat masih

menjadikan televisi sebagai sumber hiburan. Hal ini sangat berbeda dengan

media cetak. Media cetak biasanya tidak menempatkan hiburan pada posisi

paling atas, tetapi informasi. Namun demikian, media cetakpun tetap harus

mengfungsikan sebagai hiburan. Adanya teka-teki dan cerita bergambar contoh

dari media cetak masih memberikan layanan hiburan.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

14  

Persuasi

Banyak bentuk tulisan yang kalau di perhatikan sekilas hanya berupa informasi,

tetapi jika diperhatikan baik-baik terdapat fungsi persuasi. Tajuk rencana, artikel,

dan surat pembaca di dalam media cetak merupakan contoh tulisan persuasif.

Aktivitas Public Relation dan Promosi khusus dalam komunikasi tatap muka

juga menjadi bentuk dari fungsi persuasi.

Bagi Josep A. Devito (1997) fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling

penting dalam masyarakat. Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk,

seperti salah satunya mengukuhkan atau mempersiapkan sikap, kepercayaan

atau nilai seseorang.

Trasmisi Budaya

Transmisi budaya mengambil tempat dalam dua tahap, yaitu kontenporer dan

historis. Dua tingkat tersebut tidak dipisahkan, tapi terjalin secara konstan.

Dalam tingkatan kontenporer media massa memperkuat konsensus nilai

masyarakat, dengan selalu memperkenalkan bibit perubahan secara terus

menerus. Sementara secara historis umat manusia telah dapat melewati atau

menambahkan pengalaman baru dari sekarang untuk membimbingnya ke masa

depan.

Mendorong Kohesi Sosial

Media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Media massa merangsang

masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai-berai bukan keadaan yang

baik bagi kehidupan mereka. Media massa yang memberitakan arti pentingnya

kerukunan hidup umat beragama, sama saja media massa itu mendorong kohesi

sosial.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

15  

Pengawasan

Fungsi ini dapat berarti menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi

mengenai kejadian-kejadian yang ada disekitar kita.

Korelasi

Peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat.

Bagi Charles R. Wright fungsi korelasi juga termasuk menginterpretasikan pesan

yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-

kejadian.

2.1.4 Efek-Efek Komunikasi Massa

Efek Primer

Meliputi : Terpaan media, perhatian, dan pemahaman.

Efek Sekunder

Meliputi : perubahan tingkat kognitif dan perubahan prilaku

2.2 Media Massa Sebagai Alat Komunikasi Massa

Media massa bisa di artikan sebagai alat komunikasi yang bekerja dalam

berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa

saja di masyarakat, dengan skala yang sangat luas (Morissan dkk, 2010:1).

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

16  

2.2.1 Karekteristik Media Massa

- Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri banyak

orang

- Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang di lakukan kurang

memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima

- Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi waktu dan jarak.

- Memakai peralatan teknis atau mekanis

- Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana

saja.

2.2.2 Sejarah Media

Era Kesukuan

Indra pendengaran, penciuman, dan perasa merupakan indra yang lebih banyak

digunakan manusia. Selama periode ini, kebudayaan sangat berorientasi pada

pendengaran dan orang berkomunikasi lebih mengandalkan telinga. Namum,

telinga tidak memiliki kelebihan untuk menyaring atau melakukan seleksi terhadap

pesan yang diterima sebagaimana indra penglihatan yang memungkinkan manusia

memberikan fokus perhatian. Era kesukuan memiliki ciri lisan, dimana orang

mengungkapan tradisi, ritual, dan nilai-nilai mereka melalui kata-kata yang

diucapkan.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

17  

Era Tulisan

Orang menekankan pada indra penglihatan yang ditandai dengan diperkenalkannya

huruf abjad.

Tulisan telah menyebabkan orang menjadi terlepas dari lingkungan kesukuan yang

bersifat kolektif dan memasuki lingkungan yang bersifat privat.

Pada era tulisan ini, orang mampu mendapatkan informasi tanpa bantuan anggota

kelompok lain, oleh karena itulah masyarakat cenderung bersifat individualistik.

Era Cetak

Era cetak muncul awal revolusi industri. Teknologi cetak memungkinkan orang

untuk menyimpan informasi secara permanen. Era cetak memungkinkan pula

kelompok masyarakat non-elit untuk bisa mendapatkan akses terhadap informasi.

Era Elektronika

Tak ada yang memungkiri, bahwa sekarang dapat disebut sebagai elektronika.

Dimana, adanya kehadiran elektronika yang dicirikan sebagai teknologi

komunikasi, melahirkan yang namanya telegraf, radio, televisi, dan telpon.

Dalam buku Teori komunikasi massa, Morissan dkk (2010:35), Mengutip pendapat

Mc.Luhan, bahwa era elektronika kembali pada zaman kesukuan, dimana lebih

menekankan komunikasi secara lisan.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

18  

2.2.3 Pembagian Media

Menurut McLuhan, media di bagi dua jenis :

Media Panas : Media yang tidak menuntut pada perhatian besar dari pendengar,

pembaca, atau penonton media yang bersangkutan. Seperti : Film, radio, buku, photo,

dan kuliah.

Media Dingin : media definisi rendah yang membutuhkan partisipasi audience

yang cukup besar. Seperti : telpon, televisi, seminar, dan film kartun.

Pembagian jenis media ini menjadi kontroversi, sebab bagaimana mungkin

televisi bisa dikatakan media dingin sedangkan radio dikatakan media panas. McLuhan

menjelaskan bahwa radio sebagai media panas karena kebanyakan orang menggunakan

radio untuk mengiringi aktivitas lain.

Namun secara umum, media dibagi dengan tiga jenis :

media cetak : Seperti surat kabar, majalah, dan tabloid.

media elektronik : Seperti radio dan televisi.

media online : Seperti internet.

2.3 Televisi Sebagai Salah Satu Media Massa

Menurut Wikipedia.org, bahwa televisi adalah sebuah media telekomunikasi

terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak serta suara.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

19  

Askurifai Baksin, dalam bukunya Jurnalistik Televisi (2006) mengatakan, bahwa

televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi yang menyampaikan isi pesan dalam

bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audivisual gerak memiliki kekuatan sangat tinggi

untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu.

Dari dua pernyataan diatas, penulis menyimpulkan bahwa televisi adalah media

audiovisual, dimana di tangkap dengan dua panca indra, mata dan telinga, yang

menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak.

Sifat-Sifat Televisi

a) proses pemancaran/transmisi

b) Isi pesan audiovisual, dapat dibaca dan didengar sekilas sewaktu ada siaran

c) Tidak dapat di ulang

d) Dapat menyajikan peristiwa/pendapat yang sudah terjadi

e) Dapat menyajikan pendapat narasumber secara langsung/orisinal

f) Penulisan di batasi oleh detik,menit, dan jam

g) Makna berkala dibatasi oleh detik, menit, dan jam

h) Distribusi melalui pemancaran/transmisi

i) Bahasa yang digunakan formal dan nonformal

j) Kalimat singkat,padat, sederhana, dan jelas.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

20  

2.3.1 Program Televisi

Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk

acara tapi memakai istilah ‘Siaran’ yang di definisikan sebagai pesan atau rangkaian

pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Bisa dikatakan, bahwa program adalah

segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran guna memenuhi kebutuhan audiencenya.

Program televisi merupakan acara-acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa program televisi adalah acara-acara yang

ditayangkan oleh stasiun televisi dimana merupakan rangkaian pesan yang disajikan

dalam berbagai bentuk.

Penyelenggaraan siaran distasiun TV umumnya dibagi dua, yaitu karya artistik dan

karya jurnalis.

a. Karya Artistik

Biasanya, karya artistik lebih banyak dikerjakan oleh mitra stasiun TV, yakni

para agency dan production house. Karya artistik lebih menekankan pada aspek

keindahan dan lebih memainkan imajinasi sinema.

Yang termasuk dalam karya artistik :

1. Film

2. Sinetron

3. Pergelaran musik, tari, pantomin, lawak, sirkus, sulap, dan teater

4. Acara keagamaan

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

21  

5. Variety show

6. Kuis

7. Ilmu pengetahuan dan teknologi

8. Penerangan umum

9. Iklan (komersial dan layanan masyarakat)

b. Karya Jurnalistik

Karya jurnalistik di produksi dengan pendekatan jurnalistik yang mengutamakan

kecepatan penyampaian, mengusung informasi dari sumber pendapat, realita dan

peristiwa.

Yang termasuk dalam karya jurnalistik adalah :

1. Berita aktual yang bersifat timeconcern

2. Berita non aktual yang bersifat timeless

3. Penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya, yang

tertuang dalam acara ini :

- Monolog (seperti pengumuman kenaikan bbm, pidato kepala Negara)

- Dialog ( seperti wawancara dan diskusi)

- Laporan

- Siaran langsung

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

22  

Jenis program dapat di bedakan dua jenis yaitu :

- Berdasarkan format program, yaitu mengacu pada bentuk program. Seperti : talkshow,

film, kuis, musik, dan lain-lain.

- Berdasarkan isi program, yaitu berita dan non berita. Program berita secara garis besar

digolongkan kedalam warta penting (hard news) dan warta ringan (softnews). Program

non berita yaitu berupa program hiburan, drama, olah raga, dan agama.

Dilihat dari format programnya, tayangan talkshow provocative proactive

merupakan tayangan yang menampilkan diskusi bersama dalam mempersoalkan sesuatu

sesuai topik/tema. Dan berdasarkan isi program, termasuk dalam golongan tayangan

berita atau lebih dikenal dengan tayangan dengan pendekatan jurnalistik. Dimana,

mendiskusikan mengenai berita-berita terbaru dan sedang hangat-hangatnya menjadi

pemberitaan.

2.3.2 Talkshow

Pengertian Talkshow adalah sebuah program televisi atau radio dimana seseorang

ataupun group berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan

suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator.

Dalam perkembangannya, talkshow berupaya menyuguhkan hal-hal yang

menghibur namun tetap memberikan unsur pengetahuan di dalamnya.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

23  

Maka itu, perkembangan talkshow dewasa ini cukup signifikan dengan berupaya

melahirkan program talkshow yang kreatif dan selalu dinikmati oleh pemirsanya.

Hal yang perlu di perhatikan dalam membuat tayangan menjadi menarik adalah,

dengan memperhatikan :

- Isi, dalam hal ini meliputi : cerita, Gimmick, treatment, pilihan host atau presenter

dan bintang tamu.

- Pengemasan, dalam hal ini meliputi : kualitas gambar dan suara.

Hal ini, bisa penulis lihat dari tayangan talkshow provocative proactive,

bagaimana sebuah talkshow disuguhkan lebih kreatif dengan memasuki unsur sitkom di

dalamnya.

Bahwa Sitkom atau Sinetron/situasi komedi adalah program acara drama dimana

menampilkan humor.

Biasanya, program sitkom berkisah tentang orang-orang yang berada dalam

situasi yang menyenangkan dan segar di setiap episodenya. Terjadinya keruwetan

dimana menyebabkan tokoh-tokoh didalam sitkom bingung sehingga sampai pada

klimaks di mana isu itu dapat di pecahkan dan semuanya jadi senang dan bahagia.

Adanya Sitkom dalam Talkshow Provocative Proactive adalah sebuah

pengemasan Gimmick, dimana ada satu segment yang mendramakan suatu isyu yang

terjadi di negeri ini. Para pembawa acara memerankan peran yang sesuai dengan

bahasan tema setiap episodenya. Semisal, saat pemberitaan seorang aktor yang

memanjat gedung DPR dan melakukan aksi mencoret atap gedung dengan pilox, maka

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

24  

dalam pembahasan di program ini, ada segment yang menvisualisasikan adegan tersebut

dalam bentuk sitkom.

2.4 Aundience

Prakasa Adi mengatakan bahwa audience adalah sekumpulan orang dimana

merupakan penerima pesan-pesan media.

MC Quail (2000), mengatakan bahwa ada beberapa konsep alternatif mengenai

audience :

1. Audience sebagai kumpulan penonton, pembaca, pendengar, dan pemirsa.

Konsep audience disini diartikan sebagai penerima pesan-pesan dalam

komunikasi massa yang keberadaannya tersebar, heterogen, dan berjumlah

banyak. Pendekatan sosial budaya sangat menonjol untuk mengkaji konsep ini.

2. Audience sebagai massa. Konsep audience diartikan sebagai suatu kumnpulan

orang yang berukuran besar, heterogen, penyebaran dan anomitasnua serta

lemahnya organisasi sosial dan komposisinya yang berubaha dengan cepat dan

tidak konsisten. Massa tidak memiliki keberadaan yang berlanjut kecuali dalam

pikiran mereka ingin memperoleh perhatian dan manipulasi orang-orang

sebanyak mungkin. MC Quail mengatakan bahwa konsep ini tidak lagi layak.

3. Audience sebagai kelompok sosial atau publik. Konsep ini diartikan sebagai

suatu kumpulan orang yang terbentun atas dasar isu, minat, atau bidang keahlian.

Audience ini aktif dalam memperoleh informasi dan mendiskusikannya dengan

sesama anggota audience.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

25  

4. Audience adalah pasar. Konsep ini diartikan sebagai konsumen media sebagai

audience iklan tertentu.

Menurut Sanford B. Weinberger dalam Wahyudi, (1994), Sikap Audience

terhadap pesan, yaitu:

1. Selective attension: memperhatikan isi pesan yang menarik baginya

2. Selective perseption: mengartikan pesan sesuai dengan kepentingannya

3. Selective retension: mengingat-ingat pesan sebatas yang diinginkan dirinya.

2.4.1 Mahasiswa

Ahmad A.K Muda (2006:357) mendefinisikan bahwa mahasiswa adalah siswa

yang ada di perguruan tinggi.

Edward Shill mengkategorikan mahasiswa sebagai lapisan intelektual yang

memiliki tanggung jawab sosial yang khas.

Dari dua pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa mahasiswa

adalah orang yang belajar dan menuntut ilmu di perguruan tinggi. Baik yang belajar di

sekolah tinggi, institut, ataupun universitas, dimana mereka memiliki tanggung jawab

yang khas.

Mahasiswa menjadi nilai penting dalam target audience tayangan talkshow

provocative proactive, sebab mahasiswa di anggap sebagai kaum intelektual, dimana

perubahan-perubahan ada di tangan Mahasiswa. Sebab itu, mahasiswa di sebut pula

sebagai agent perubahan.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

26  

Mahasiswa menjadi nilai penting dalam tayangan talkshow Provocative

Proactive tidak lain sesuai dengan tujuan adanya talkshow tersebut. Bagaimana,

berusaha menjadi media edukatif dalam bidang politik, menjadikan mahasiswa dari yang

tidak tahu masalah politik menjadi tahu masalah politik.

2.5 Teori komunikasi

Ada dua Teori yang mendukung dalam penelitian ini. Yaitu : Teori Uses and

Effect sebagai teori utama, dan Teori Stimulus-Respon, sebagai teori pendukung.

2.5.1 Teori Uses and Effect

Menurut AM Hoeta Soehoet (2006:70) mengartikan konsep “penggunaan”

(uses) dalam konteks ini merupakan hal yang sangat penting, dan dengan demikian

menjadi inti dari teori ini adalah pengetahuan mengenai penggunaan media dan asal

mulanya akan memberikan kunci untuk memahami dan memperkirakan hasil (akibat)

dari proses komunikasis.

Sasa Djuarsa Senjaya dkk (2007:5.43), mengatakan bahwa pengetahuan

mengenai penggunaan media akan memberi jalan bagi pemahaman dan perkiraan

tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa.

Dari dua pendapat diatas yang bunyinya hampir sama, dapat dikatakan bahwa

pengetahuan mengenai penggunaan media memberi pemahahaman mengenai hasil.

Hasil dari proses komunikasi massa dah kaitannya dengan penggunaan media

akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan antara

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

27  

penggunaan dan hasilnya dengan memperhitungkan pada isi media, memiliki beberapa

bentuk yang berbeda, yaitu :

Isi media menentukan sebagian besar dari hasil.

Hasil lebih merupakan akibat penggunaan daripada isi media

Hasil dapat ditentukan sebagian oleh isi media dan sebagian lain oleh

penggunaan media itu sendiri.

Dapat di gambarkan, sebagai berikut :

Gambar 2.2

Saat seseorang memutuskan untuk menggunakan media dan isinya, maka akan

timbul efek, konsenkuensi, dan conseffects. Gambaran selengkapnya dapat dilihat :

Isi Media Penggunaan Media Efek

Isi Media

Isi Media

Penggunaan Media

Penggunaan Media Konsenkuensi

Conseffects

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

28  

Gambar 2.3

Jika dikaitkan dengan permasalahan penelitian, maka dapat dikatakan bahwa

ketika audience menggunakan atau memutuskan untuk menonton tayangan talkshow

Provocative proactive, maka akan mendapatkan efek berupa pengaruh, dimana

penelitian ini melihat dari pengaruh pada persepsi audience itu, dengan kata lain

audience akan menimbulkan persepsi, dimana dilihat persepsi terhadap politik, sebagai

bahasan tayangan talkshow Provocative Proactive.

Audience dan karakteristik

intra/ekstra individu, termasuk kebutuhan

dan keinginan

Akses kepada harapan dan persepsi terhadap

media,isi dan komunikator

Keputusan untuk menggunakan

alternatif fungsional

Keputusan untuk menggunakan media

dan isi

Penggunaan media :

Jumlah isi yang digunakan, jenis isi yang digunakan, hubungan dengan isi yang digunakan, cara konsumsi

Media dan karakteristik isi

Hasil pada tataran individu

Efek : terutama di sebabkan oleh media/isi

Konsenkuensi : terutama disebabkan oleh penggunaan mdia

Conseffects: disebabkan sekaligus oleh isi dan penggunaan media

Hasil pada tataran lain

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

29  

2.5.2 Teori Stimulus - Respon

Teori ini mengatakan bahwa dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli

tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu

kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Elemen-elemen utama dalam

teori ini adalah :

Isi pernyataan/pesan Stimulus (S) = Rangsangan = Dorongan

Penerima atau komunikan Organisme (O) = Manusia = Komunikan

Efek Responden (R) = Tanggapan = Pengaruh = Efek

Teori ini digambarkan, sebagai berikut :

S O R

Keterangan :

S : Stimulus = Rangsangan = Dorongan

O : Organisme = Manusia = Komunikan

R : Respon = Reaksi = Tanggapan = Jawaban = Pengaruh = Efek

Jika teori ini dikaitkan dalam permasalahan penelitian, maka dapat dipahami

bahwa stimulus (S) yaitu tayangan talkshow Provocative Proactive mampu atau tidak

mempengaruhi penontonnya, yaitu mahasiswa komunikasi pemasaran BINUSIAN 2013

BINUS University sebagai organisme (O) dan selanjutnya bagaimana efek atau respons

(R) yang berhubungan dengan persepsi di bidang politik.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

30  

2.6 Persepsi

Persepsi dapat di artikan dengan proses psikologis yang diasosiasikan dengan

interpretasi dan pemberian makna terhadap objek tertentu. Persepsi juga dapat diartikan

dengan pengetahuan tentang apa yang diangkap oleh indra kita.

Menurut Jalaludin Rahkmat dalam buku Psikologi Komunikasi bahwa persepsi

adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang di peroleh

dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

Dalam buku Teori Komunikasi Sasa Djuarsa dkk, mengutip pendapat Cohen,

bahwa persepsi adalah sebagai interpretasi terhadap berbagai sensasi sebagai

representasi dari objek-objek eksternal (2007:2.13).

Menurut Lahry (Severin dan Tankard 2007:83), bahwa persepsi merupakan

proses yang digunakan untuk menginterpretasikan data-data sensoris. Data sensoris yang

sampai melalui lima panca indra. Hasil penelitian, mengidentifikasi bahwa ada dua jenis

pengaruh dalam persepsi yaitu pengaruh struktural dan pengaruh fungsional.

Dari pernyataan Lahry, penulis menyimpulkan bahwa persepsi proses dari

interpretasi. Dimana, ada dua faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor struktural

yang berasal dari aspek-aspek fisik rangsangan dan faktor fungsional dimana berasal

dari aspek-aspek psikologis.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

31  

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Ada dua jenis faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor fungsional dan

struktural. Namun, dalam buku Teori Komunikasi, Syaiful Rohim menambahkan satu

faktor yang lebih penting, yaitu faktor perhatian.

Faktor Perhatian (Attention)

Menurut Kenneth E. Andersen “Perhatian adalah proses mental ketika stimuli

atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli

lainnya melemah” (1972:46)

Dapat disimpulkan bahwa, perhatian terjadi apabila kita mengonsentrasikan diri

pada salah satu alat indra kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui

indra alat indra yang lain.

Apa yang kita perhatikan ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal.

Faktor situasional kadangkala disebut sebaga determinan perhatian yang bersifat

eskternal.

Stimulus di perhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain :

gerakan intensitas stimulus, kebaruan, dan perulangan.

Faktor-Faktor Fungsional

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain

yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal yang

menentukan persepsi bukan jenis bentuk stimulus, tapi karakteristikan orang

yang memberikan respons pada stimulus.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

32  

Krech dan cruthfield (Rahmat, 1992:56), dikutip dari buku teori komunikasi H.

Syaiful Rohim, merumuskan dalil persepsi yang pertama : persepsi bersifat

selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek-objek yang mendapat

tekanan dalam persepsi kita biasanya objek yang memenuhi tujuan individu yang

melakukan persepsi.

Faktor Struktural

Faktor struktural, yaitu faktor yang berhubungan dengan individu, misalnya

sosial dan budaya, dan lingkungan keluarga atau kelompok.

Faktor-faktor struktural berasal dari sifat stimulus fisik dan efek-efek saraf yang

ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Krech dan Cructh melahirkan dalil

kedua : medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita

mengorganisasikan stimulus dengan melihat konteksnya. Walaupun stimulus

tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan

rangkaian stimulus yang kita persepsi.

Menurut teori Gestalt, mempersepsikan sesuatu sebagai keseluruhan. Dengan

kata lain, tidak melihat sesuatu dari bagian-bagiannya, tapi secara keseluruhan.

Jika ingin memahami suatu objek, kita tidak dapat meneliri fakta-fakta yang

terpisah, namun harus memandangnya dalan keseluruhan.

Dalam hubungannya, dengan konteks Krech dan Cruthfield menyebutkan dalil

yang ketiga :sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada

umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Menurut dalil ini, jika

individu dianggap sebagai kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

33  

sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya, dengan efek

yang berupa asimilasi atau kontras.

Terdapat tiga proses persepsi yang digunakan dalam komunikasi massa,

yaitu :

Selective exposure

Merupakan kecenderungan audience untuk mengekspos diri mereka pada suatu

komunikasi yang sesuai dengan sikap mereka dan menghindari komunikasi yang

tidak sesuai.

Selective Attention

Merupakan kecenderungan audience untuk meperhatikan bagian-bagian dari

sebuah pesan yang sama dengan sikap, kepercayaan, atau tingkah laku yang di

pegang dengan kuat dan untuk menghindari bagian-bagian dari sebuah pesan

yang bertentangan dengan sikap, kepercayaan, atau tingkah laku yang di pegang

dengan kuat.

Selective Retention

merupakan kecenderungan audience untuk mengingat kembali suatu informasi

yang dipengaruhi oleh keinginan, kebutuhan, sikap, dan faktor-faktor psikologis

lainnya.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

34  

Tahapan Persepsi

Berdasarkan pendapat banyak ahli, bahwa proses persepsi melalui tiga tahap :

Taham penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui panca indra manusia, yang dalam prosesnya ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada.

Dalam hal ini bisa dikatakan juga tahap perhatian.

Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi. Dalam hal ini bisa dikatakan juga tahap

pemahaman.

Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang di pengaruhi pengalaman,

wawasan, dan pengetahuan individu. Dalam hal ini bisa di katakan juga

tahap pengetahuan.

Dalam permasalahan penelitian, bahwa persepsi di lihat dalam bidang politik,

sebagai bahasan isi tayangan talkshow provocative proactive.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahawa politik adalah

pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, segala urusan dan tindakan

(kebijakan, siasat, dsb) mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain dan

cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu masalah).

Selanjutnya, dari pernyataan diatas inilah penulis memahami bahwa pendidikan

mengenai politik tidak hanya untuk anggota legislatif, kaum tua, atau pengurus partai

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

35  

politik, tetapi semestinya juga untuk semua rakyat indonesia, dalam hal ini Mahasiswa

menjadi nilai penting untuk mengetahui perpolitikan di negerinya.

2.7 Kerangka Berpikir

Gambar 2.4

2.8 Hipotesis Teori Dan Hipotesis Penelitian

2.8.1 Hipotesis Teori

Teori Uses and effect berasumsi bahwa penggunakan media dan isinya, maka

akan timbul efek, konsenkuensi, dan conseffect yang nantinya menghasilkan persepsi si

penggunaan media itu sendiri.

Sedangkan teori Stimulus-respon berasumsi bahwa ada hubungan antara isi

pernyataan, media dengan reaksi khalayak.

Tayangan talkshow ‘Provocative Proactive’

Penonton Mahasiswa Komunikasi Pemasaran

2013

Persepsi Mahasiswa di bidang politik

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massathesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2012-1-00388-MC Bab 2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui

36  

2.8.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini, bahwa mahasiswa yang menonton tayangan talkshow

‘Provocative Proactive’, ini akan memberi pengaruh terhadap persepsi mahasiswa di

bidang politik.

Dapat dirumuskan dengan :

Ha: Adanya pengaruh tayangan talkshow ‘Provocative Proactive’ terhadap

persepsi mahasiswa di bidang politik

Ho: Tidak adanya pengaruh tayangan talkshow ‘Provocative Proactive’

terhadap persepsi mahasiswa di bidang politik.

2.9 Model Analisis

Model penelitian kuantitatif ini terdiri atas satu variabel independent (tayangan

talkshow provocative proactive atau X) dan variabel dependent (persepsi mahasiswa

atau Y). Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:

X Y

Gambar 2.5