23
6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik. Komunikasi massa terdiri dari dua kata, komunikasi dan massa. Komunikasi menurut John R. Wenburg dan William W. Wilmot dalam Mulyana (2007:76) diartikan sebagai usaha untuk memperoleh makna, sedangkan menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Mossberpendapat bahwa komunikasi adalah proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih. Dari kedua pendapat diatas,dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan yang memiliki makna. Sedangkan massa adalah sasaran dari komunikasi, massa bersifat heterogen dan anonim. Dari kedua pengertian komunikasi dan massa, Mulyana berpendapat bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, berbiaya relatif mahal , dan dikelola oleh suatu lembaga, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar. Selanjutnya menurut Rahmat (2001:45), komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada semua khalayak yang tersebar, anonim dan heterogen melalui media cetak maupun elektronik sehingga komunikasi dapat diterima secara serentak dan sesaat. Komunikasi massa sendiri memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan jenis komunikasi lain, seperti yang dinyatakan Nurudin (2007: 19-32) : 1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga 2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen 3. Pesannya bersifat umum 4. Komunikasi berlangsung satu arah 5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan 6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis 7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper. Selain ciri – ciri, komunikasi massa juga memiliki fungsi, seperti yang dikemukakan oleh Onong Uchjana Effendy (2003:31-32) 1. Informasi

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

6    

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui

media massa baik media cetak maupun elektronik. Komunikasi massa terdiri dari dua

kata, komunikasi dan massa. Komunikasi menurut John R. Wenburg dan William W.

Wilmot dalam Mulyana (2007:76) diartikan sebagai usaha untuk memperoleh makna,

sedangkan menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Mossberpendapat bahwa komunikasi

adalah proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih. Dari kedua pendapat

diatas,dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan yang

memiliki makna. Sedangkan massa adalah sasaran dari komunikasi, massa bersifat

heterogen dan anonim. Dari kedua pengertian komunikasi dan massa, Mulyana

berpendapat bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media

massa, berbiaya relatif mahal , dan dikelola oleh suatu lembaga, yang ditujukan kepada

sejumlah besar orang yang tersebar. Selanjutnya menurut Rahmat (2001:45), komunikasi

massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada semua khalayak yang tersebar,

anonim dan heterogen melalui media cetak maupun elektronik sehingga komunikasi dapat

diterima secara serentak dan sesaat.

Komunikasi massa sendiri memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan jenis

komunikasi lain, seperti yang dinyatakan Nurudin (2007: 19-32) :

1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga

2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen

3. Pesannya bersifat umum

4. Komunikasi berlangsung satu arah

5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan

6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis

7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper.

Selain ciri – ciri, komunikasi massa juga memiliki fungsi, seperti yang dikemukakan

oleh Onong Uchjana Effendy (2003:31-32)

1. Informasi

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

7    

Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam

komunikasi massa, karena perilaku menerima informasi merupakan perilaku

alamiah masyarakat. Informasi yang akurat diperlukan oleh beberapa orang

sebagai bahan dalam mengambil keputusan. Informasi disampaikan kepada

masyarakat melalui berbagai tatanan komunikasi, tetapi lebih banyak melalui

komunikasi massa

2. Mendidik

Fungsi mendidik yang dimaksud adalah informasi sebagai sarana untuk

mendidik masyarakat menjadi lebih maju, lebih baik, dan berkembang

kebudayaannya. Kegiatan mendidik masyarakat dalam arti luas adalah

memberi berbagai informasi yang dapat menambah kemajuan masyarakat

dengan tatanan komunikasi massa.

3. Menghibur

Fungsi hiburan selalu ada dalam setiap media massa baik cetak maupun

elektronik, hal ini digunakan sebagai penyeimbang dari fungsi komunikasi

massa. Hiburan dapat mengurangi ketengangan masyarakat saat

mengkonsumsi berita dan memberikan kelonggaran berfikir.

4. Persuasif

Fungsi persuasif dalam bahasa sederhana adalah menarik perhatian. Menarik

perhatian yang dimaksudkan adalah media massa mampu menggerakkan

seseorang untuk berbuat sesuatu. Berbagi informasi kepada masyarakat

merupakan sarana untuk mempengaruhi masyarakat ke arah perubahan sikap

dan perilaku yang diharapkan.

Komunikasi massa juga memiliki elemen – elemendi dalamnya. Elemen ini

menjelaskan mengenai proses penyampaian pesan komunikasi. Menurut Vivian

(2008:451-452) elemen komunikasi massa yaitu :

1. Komunikator

Komunikator adalah pengirim informasi, dalam komunikasi massa

merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media,

yang menyampaikan informasi untuk mencari keuntungan.

2. Pesan

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

8    

Pesan berupa berita dan informasi, analisis dan interpretasi, pendidikan dan

sosialisasi, hubungan masyarakat dan persuasif, iklan dan bentuk penjualan

lain.

3. Media

Media yang dimaksudkan adalah alat dalam penyampaian pesan tersebut.

Bisa berupa televisi, radio, majalah, buku ataupun internet.

4. Audience

Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam dan

anonim, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku dan majalah,

koran atau jurnal ilmiah.

5. Gatekeeper

Berfungsi untuk menyortir pesan yang akan disampaikan dari komunikator

kepada khalayak, dapat berupa penghapusan pesan, memodifikasi pesan dan

bahkan menambah pesan yang akan disebarkan. Biasanya gatekeeper adalah

seorang editor.

Komunikasi massa memiliki efek bagi masyarakat, menurut Ardianto (2005:50-56)

efek komunikasi massa adalah :

1. Efek Kognitif

Efek kognitif akan muncul pada komunikan saat pesan yang disampaikan

bernilai informatif baginya. Dalam efek kognitif ini membahas mengenai

media massa dapat membantu masyarakat dalam mempelajari informasi yang

bermanfaat dan mengembangkan ketrampilan kognitifnya.

2. Efek Afektif

Efek afektif memberikan lebih dari efek kognitif, dengan melibatkan

perasaan dalam pemaknaan informasi, sehingga efek afektif memberikan rasa

iba, terharu, marah, sedih dan sebagainya.

3. Efek Behavior

Efek behavior adalah akibat yang timbul kepada khalayak dalam bentuk

tindakan, perilaku atau kegiatan.

2.2 Buku Sebagai Media Massa

Media massa dianggap sebagai alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses

komunkasi massa. Media massa secara pasti memengaruhi pemikiran dan tindakan

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

9    

khalayak. Budaya, sosial, politik dipengaruhi oleh media (Ardianto,2007:58).

Menurut Mc. Luhan (…:), media massa adalah perpanjangan alat indera kita (sense

extention theory; teori perpanjangan alat indera). Dengan media massa kita

memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita lihat

atau belum pernah kita kunjungi secara langsung. Media massa dikatakan sebagai

kebudayaan yang bercerita. Media membentuk opini publik untuk membawanya pada

perubahan yang signifikan.

Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu media massa

cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak yaitu buku, surat kabar, dan

majalah,sedangkan yang termasuk media massa elektronik yaitu radio, televisi, film,

dan media on-line (internet).

Sebagai bagian dari media massa cetak, buku memiliki sifat yang paling tidak

“massa” dalam menjangkau khalayaknya dan besarnya industri itu sendiri. Buku

merupakan awal dari sejarah media modern (McQuail,2010:27), awalnya buku ditulis

manual dengan menggunakan tangan kemudian disalin dan disebarluaskan. Hal ini

terbukti dengan adanya alkitab-alkitab kuno yang ditulis tangan kemudian disalin dan

disebarluaskan untuk kepentingan penyebaran agama. Eisenstein berpendapat setelah

terjadi revolusi masyarakat dimana percetakkan memiliki andil yang besar (McQuail,

2010:28). Hadirnya mesin cetak membawa perubahan dalam pembuatan buku. Buku

tidak lagi ditulis menggunakan tangan, namun dicetak menggunakan mesin cetak

secara serentak. Buku memiliki tujuan yang sama dengan media lain, yaitu untuk

menghibur, memberikan pendidikan, dan juga memberikan informasi

(McQuail,2010:28). Setelah digunakan untuk menyebarluaskan agama, buku juga

digunakan untuk kepentingan ilmiah.

Terdapat beberapa jenis buku berdasarkan tema penulisannya, terdapat buku ilmiah,

buku agama seperti kitab suci dan ajaran agama, buku fiksi seperti novel, kumpulan

puisi dan cerita.Menurut Nurkadi (2008,31) novel adalah sebuah karya sastra yang di

dalamnya terdapat nilai budaya, sosial, moral atau pendidikan.Novel merupakan jenis

dari buku yang memiliki cerita fiksi, dan juga kata–kata yang berbentuk intrisik dan

ekstrisik.Dalam setiap buku, termasuk novel terdapat tujuan dan pesan yang ingin

dibangun oleh penulis. Novel memberikan ruang kepada pembacanya untuk

memainkan ruang imajenasi untuk menggambarkan apa yang dituliskan oleh penulis.

Menurut Gramsci novel juga memilki peranan penting, yaitu sebagai salah satu sarana

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

10    

untuk membantu mengkonstruksi masyarakat.(Faruk, 1994).1Novel bersifat naratif,

dengan menjelaskan sebuah kisah yang bisa dari fakta dan merangsang imajinasi

pembaca.

2.3 Analisis Wacana Kritis

Analisis wacana diartikan sebagai hubungan antara konteks sosial dari pemaknaan

bahasa. Bahasa yang dimaksud adalah aspek sentral dari penggambaran suatu subyek,

dan lewat bahasa ideologi terserap di dalamnya, maka aspek inilah yang dipelajari

dalam analisis wacana (Eriyanto,2001:3) Pengertian wacana menurut Hawthorn

(2001:5) adalah sebuah aktivitas komunikasi yang memiliki tujuan tertentu, untuk

mencapai tujuan tersebut menggunakan berbagai cara yang sesuai dengan tujuannya.

Setiap media massa bertujuan untuk memberikan informasi, mengedukasi, dan

menghibur khalayaknya, namun media juga bisa bertujuan untuk mengubah cara

pandang masyarakat mengenai suatu hal untuk memenuhi kepentingan media atau

pemilik media. Kegiatan tersebut bisa dianggap sebagai wacana dalam media

(Eriyanto,2001:16).

Eriyanto (2001:3-6) memandang wacana dalam 3 pandangan, pandangan

positivisme-empiris, konstruktivisme dan kritis. Positivisme-empiris memandang

bahwa bahasa adalah jembatan antara manusia dan obyek di luar dirinya, sehingga

analisis wacana digunakan untuk menggambarkan tata urutan kalimat, bahasa dan

pengertian bersama. Para konstruktivisme memandang bahasa sebagai subyek yang

memiliki kemampuan melakukan kontrol terhadap maksud-maksud tertentu dalam

setiap wacana, sehingga analisis wacana digunakan untuk membongkar maksud atau

makna tertentu. Pandangan kristis menganggap bahasa sebagai representasi yang

berperan dalam membentuk subyek tertentu, sehingga analisis wacana digunakan

untuk membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses bahasa seperti batasan

wacana, prespektif yang dipakai, dan topik yang dibicarakan.

Analisis wacana kritis bukan hanya mempelajari mengenai bahasa. Bahasa dalam

analisis wacana dianalisis dengan menggambarkan dan menghubungkan dengan

konteks. Konteks yang dimaksudkan adalah bahasa yang digunakan untuk tujuan dan

praktik tertentu, termasuk praktik kekuasaan (Eriyanto,2001:7). Menurut Fairclough                                                                                                                          1http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Dr.%20Wiyatmi,%20M.Hum./Citraan%20Perlawanan%20Simbolis.pdf (Minggu, 21 April 2014 : 12.58 WIB)  

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

11    

dan Wodak (2001:7) analisis wacana kritis dalam pemakaian bahasa berupa kata-kata

dan tulisan sebagai bentuk dari praktik sosial, yang berdampak menjadi efek ideologi

dimana ia dapat memproduksi dan mereproduksi hubungan kuasa yang tidak

seimbang. Kekuasaan yang didapat digunakan sebagai pembentukkan subyek dan

merepresentasikan masyarakat.

Analisis wacana kritis memiliki karakteristik menurut Teun A. van Djik, Fairclough,

dan Wodak (Eriyanto,2001:8) :

1. Tindakan

Wacana dipahami sebagai suatu tindakan, dalam hal ini wacana dianggap

sebagai suatu interaksi. Interaksi yang dimaksudkan adalah tulisan dan tutur

kata, sehingga tulisan dan tutur kata dianggap sebagai wacana. Wacana

dipandang sesuatu yang bertujuan baik mempengaruhi, mendebat, atau

membujuk, dan juga dipandang sebagai sesuatu yang diekspresikan secara

sadar dan terkontrol.

2. Konteks

Konteks wacana kritis melihat wacana dipandang diproduksi, dimengerti,

dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. Guy Cook (2001:8) memandang

konteks wacana sama dengan konteks komunikasi, seperti siapa yang

mengkomunikasikan dengan siapa dan mengapa, dalam situasi dan

khalayak seperti apa dan sebagainya. Arti sempitnya konteks dalam

wacana digunakan untuk melihat latar belakang, situasi sebuah peristiwa.

3. Historis

Historis melihat wacana berada dalam sebuah konteks sosial, sehingga

wacana ditempatkan dalam konteks historis tertentu. Kontes historis akan

melihat sejarah atau cerita dibalik sebuah wacana atau melihat bagaimana

keadaan saat wacana diproduksi.

4. Kekuasaan

Teks atau sebuah percakapan dipandang sebagai sebuah wacana. Wacana

tersebut bukan sebagai sesuatu yang ilmiah, wajar dan netral, namun

wacana merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Konsep kekuasaan yang

dimaksud adalah sebuah kunci hubungan antara wacana dengan

masyarakat. Memiliki kekuasaan berarti berhak mengkontrol siapa yang

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

12    

perlu diwacanakan dan diwacanakan seperti apa, sehingga wacana tersebut

dipakai untuk mengkontrol pihak yang tidak dominan.

5. Ideologi

Dalam ideologi, memandang teks dan percakapan sebagai sebuah praktik

ideologi atau cerminan ideologi. Ideologi tersebut dibangun untuk

mereproduksi/ melegitimasi dominasi, namun sebenarnya memberikan

kesadaran palsu bagi kaum non dominasi.

2.4 Analisis Wacana Kritis Model Van Dijk

Analisis Wacana model Van Dijk menggunakan pendekatan kognisi sosial. Kognisi

sosial dalam analisis wacana kritis model Van Dijk dipandang sebagai elemen penting

dari wacana itu sendiri, selain mengkaji mengenai struktur wacana, analisis ini pun

mencari bagaimana wacana diproduksi. Dalam proses produksi suatu wacana selalu

ada proses kognisi sosial.

Kognisi sosial dipahami dalam dua hal, yang pertama kognisi sebagai penunjuk

bagaimana sebuah wacana diproduksi, yang kedua kognisi dipahami sebagai nilai-

nilai dalam masyarakat yang menyebar dan diserap oleh kognisi seorang

wartawan/penulis dan digunakan untuk membuat teks (Eriyanto,2001:221). Van Dijk

memiliki dimensi analisis meliputi teks, kognisi sosial dan konteks. Teks untuk

menganalisis bagaimana struktur teks, strategi wacana yang dipakai untuk

menegaskan suatu tema tertentu. Kognisi sosial adalah proses produksi berita

melibatkan kognisi individu dari penulis. Konteks adalah bangunan wacana yang

berkembang dalam masyarakat mengenai suatu masalah. Model dimensi Van Dijk

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Model Analisis Van Dijk

Sumber: Eriyanto,2001:225

 

 

Konteks  

 

Kognisi  Sosial  

Teks  

 

Kognisi  Sosial  

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

13    

Analisis wacana kritis model Van Dijk mengungkapkan bahwa teks yang termasuk

dalam dimensi analisis terdiri dari beberapa sturktur/ tingkatan yang saling

mendukung (Eriyanto,2001:225) diantaranya :

1. Struktur Makro

Mengungkapkan makna global/ umum dari suatu teks, dengan melihat

topik/ tema yang dikedepankan dalam suatu berita.

2. Superstruktur

Berhubungan dengan kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi,

penutup, kesimpulan.

3. Struktur Mikro

Makna lokal dari teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan

gaya yang dipakai oleh suatu teks.

Selain struktur teks, dalam analisis wacana juga terdapat elemen wacana, dan

berikut elemen wacana Van Dijk

Tabel 2.1

Elemen Wacana Model Van Dijk

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Struktur Makro Tematik

Tema/topikyang

dikedepankan dalam suatu

berita

Topik

Superstruktur Skemantik

Bagaimana bagian dan urutan

berita diskemakan dalam teks

berita utuh.

Skema

Strukur Mikro Semantik

Makna yang ingin ditekankan

dalam teks berita

Latar, Detil, Maksud,

Pra-anggapan,

Nominalisasi

Struktur Mikro Sintaksis

Bagaimana anak kalimat

(bentuk, susunan) yang

dipilih.

Bentuk Kalimat,

Koherensi, Kata Ganti

Struktur Mikro Stilistik Leksikon

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

14    

Bagaimana pilihan kata yang

dipakai dalam teks berita.

Struktur Mikro Retoris

Bagaimana dan dengan cera

penekanan dilakukan.

Grafis, Metafora,

Ekspresi

Sumber: Eriyanto,2001: 228-229

Dalam pandangan van Dijk, segala teks bisa dianalisis dengan menggunakan elemen

tersebut. Meski terdiri atas berbagai elemen, semua elemen itu merupakan suatu kesatuan,

saling behubungan dan mendukung satu sama lainnya.

1. Tematik

Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga

disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks. Topik

menggambarkan apa yang ingin diungkapkan oleh wartawan dalam pemberitaannya.

Topik menunjukkan konsep dominan, sentral, dan paling penting dari isi suatu berita.

Oleh karena itu, ia sering disebut sebagai tema atau topik (Eriyanto, 2001: 229).

Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau gagasan inti dari

wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa. Gagasan penting van Dijk,

wacana umumnya dibentuk dalam tata aturan umum (macrorule). Teks tidak hanya

didefinisikan mencerminkan suatu pandangan tertentu atau topik tertentu, tetapi suatu

pandangan umum yang koheren. Van Dijk menyebut hal ini sebagai koherensi global

(global coherence), yakni bagian-bagian dalam teks kalau diruntut menunjuk pada

suatu titik gagasan umum, dan bagian-bagian itu saling mendukung satu sama lain

untuk menggambarkan topik umum tersebut. Topik menggambarkan tema umum dari

suatu teks berita, topik ini akan didukung oleh subtopik satu dan subtopik lain yang

saling mendukung terbentuknya topik umum. Subtopik ini juga didukung oleh

serangkaian fakta yang ditampilkan yang menunjuk dan menggambarkan subtopik,

sehingga dengan subbagian yang saling mendukung antara satu bagian dengan bagian

yang lain, teks secara keseluruhan membentuk teks yang koheren dan utuh. (

Eriyanto, 2001: 230 ).

Gagasan van Dijk ini didasarkan pada pandangan ketika wartawan meliput suatu

peristiwa dan memandang suatu masalah didasarkan pada suatu mental/ pikiran

tertentu. Kognisi atau mental ini secara jelas dapat dilihat dari topik yang

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

15    

dimunculkan dalam berita. Karena topik di sini dipahami sebagai mental atau kognisi

wartawan, tidak mengherankan jika semua elemen dalam berita mengacu dan

mendukung topik dalam berita. Elemen lain dipandang sebagai bagian dari strategi

yang dipakai oleh wartawan untuk mendukung topik yang ingin dia tekankan dalam

pemberitaan. Peristiwa yang sama bisa jadi dipahami secara berbeda oleh wartawan

yang berbeda, dan ini dapat diamati dari topik suatu pemeberitaan. Pada taraf pertama

kali, hal ini dapat diamati dari topik yang digambarkan dalam pemberitaan. Gagasan

van Dijk semacam ini membantu peneliti untuk mengamati dan memusatkan

perhatian pada bagaimana teks dibentuk oleh wartawan. (Eriyanto, 2001: 230-231)

1. Skematik

Kalau topik menunjukkan makna umum dari suatu wacana, maka struktur

skematik atau superstruktur menggambarkan bentuk umum dari suatu teks. Bentuk

wacana umum itu disusun dengan sejumlah kategori atau pembagian umum seperti

pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan masalah, penutup, dan sebagainya. Struktur

skematik memberikan tekanan: bagian mana yang didahulukan, dan bagian mana

yang bisa dikemudiankan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting.

Upaya penyembunyian itu dilakukan dengan menempatkan bagian penting di bagian

akhir agar terkesan kurang menonjol (Sobur, 2007: 76).

Dalam konteks penyajian berita, meskipun mempunyai bentuk dan skema yang

beragam, berita umumnya secara hipotetik mempunyai dua kategori skema besar.

Pertama, summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead

(teras berita). Elemen skema ini merupakan elemen yang dipandang paling penting.

Kedua, story yakni isi berita secara keseluruhan (Sobur, 2007: 76).

Judul dan lead umumnya menunjukkan tema yang ingin ditampilkan oleh

wartawan dalam pemberitaannya. Lead ini umumnya sebagai pengantar ringkasan apa

yang ingin dikatakan sebelum masuk dalam isi berita secara lengkap. Story yakni isi

berita secara keseluruhan. Isi berita ini secara hipotetik juga mempunyai dua

subkategori. Yang pertama berupa situasi yakni proses atau jalannya peristiwa, sedang

yang kedua komentar yang ditampilkan dalam teks (Eriyanto, 2001: 232).

Subkategori situasi yang menggambarkan kisah suatu peristiwa umumnya terdiri

atas dua bagian. Yang pertama mengenai episode atau kisah utama dari peristiwa

tersebut, dan yang kedua latar untuk mendukung episode yang disajikan kepada

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

16    

khalayak. Latar umumnya dipakai untuk memberi konteks agar suatu peristiwa lebih

jelas ketika disampaikan kepada khalayak. Sedangkan subkategori komentar yang

menggambarkan bagaimana pihak-pihak yang terlibat memberikan komentar atas

suatu peristiwa secara hipotetik terdiri atas dua bagian. Pertama, reaksi atau komentar

verbal dari tokoh yang dikutip oleh wartawan. Kedua, kesimpulan yang diambil oleh

wartawan dari komentar berbagai tokoh (Sobur, 2007: 77-78).

Menurut van Dijk dalam Eriyanto(2001: 234), arti penting dari skematik adalah

strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan

menyusun bagian-bagian dengan urutan-urutan tertentu. Skematik memberikan

tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa kemudian sebagai

strategi untuk menyembunyikan informasi

2. Semantik

Semantik dalam skema van Dijk dikiategorikan sebagai makna vocal (local

meaning), yakni makna yang muncul dari hubungan antarkalimat, hubungan

antarproposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks. Analisis

wacana banyak memusatkan perhatian pada dimensi teks seperti makna yang eksplisit

maupun implisit, makna yang sengaja disembunyikan dan bagaimana orang menulis

atau berbicara mengenai hal itu. Dengan kata lain, semantik tidak hanya

mendefinisikan bagian mana yang penting dari struktur wacana tetapi juga

menggiring ke arah sisi tertentu dari suatu peristiwa (Sobur,2007:78).

Latar merupakan elemen wacana yang dapat menjadi alasan pembenar gagasan

yang diajukan dalam suatu teks. Latar peristiwa dipakai untuk menyediakan latar

belakang hendak kemana makna suatu teks itu dibawa. Ini merupakan cerminan

ideologis, dimana komunikator dapat menyajikan latar belakang dapat juga tidak,

bergantung pada kepentingan mereka. Latar merupakan bagian berita yang bisa

mempengaruhi semantic (arti kata) yang ingin ditampilkan. (Sobur,2007:79)

Seorang wartawan ketika menulis berita biasanya mengemukakan latar belakang

atas peristiwa yang ditulis. Latar yang dipilih menentukan kearah mana pandangan

khalayak hendak dibawa. Oleh karena itu, latar membantu menyelidiki bagaimana

seseorang memberi pemaknaan atas suatu peristiwa. (Eriyanto,2001: 235)

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

17    

Latar teks merupakan elemen yang berguna karena dapat membongkar apa

maksud yang ingin disampaikan oleh wartawan. Kadang maksud atau isi utama tidak

dibeberkan dalam teks, tetapi dengan melihat latar apa yang ditampilkan dan

bagaimana latar tersebut disajikan, kita bisa mengalisis apa maksud tersembunyi yang

ingin dikemukakan oleh wartawan seseungguhnya. (Eriyanto,2001:235-236)

Bentuk lain dari strategi semantik adalah detail suatu wacana. Elemen wacana

detail berhubungan dengan control informasi yang ditampilkan seseorang

(komunikator). Komunikator akan menampilkan secara berlebihan informasi yang

menguntungkan dirinya atau citra yang baik. Sebaliknya, ia akan menampilkan

informasi dalam jumlah sedikit (bahkan kalau perlu tidak disampaikan) kalau hal itu

merugikan kedudukannya. (Sobur, 2007: 79)

Informasi yang menguntungkan komunikator, bukan hanya ditampilkan secara

berlebihan tetapi juga dengan detail yang lengkap kalau perlu dengan data-data. Detail

yang lengkap dan panjang lebar merupakan penonjolan yang dilakukan secara sengaja

untuk menciptakan citra tertentu khalayak. Detail yang lengkap itu akan dihilangkan

kalau berhubungan dengan sesuatu yang menyangkut kelemahan atau kegagalan

dirinya. Hal yang menguntungkan komunikator/pembuat teks akan diuraikan secara

detail dan terperinci, sebaliknya fakta yang tidak menguntungkan, detail informasi

akan dikurangi. (Eriyanto,2001:238)

Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan mengekpresikan

sikapnya dengan cara yang implisit. Sikap atau wacana yang dikembangkan oleh

wartawan kadangkala tidak perlu disampaikan secara terbuka, tetapi dari detail bagian

mana yang dikembangkan dan mana yang diberitakan dengan detail yang besar, akan

menggambarkan bagaimana wacana yang dikembangkan oleh media.

(Eriyanto,2001:238)

Kemudian bentuk lain strategi semantic adalah elemen maksud. Elemen wacana

maksud, hampir sama dengan elemen detail. Dalam detail, informasi yang

menguntungkan komunikator akan diuraikan dengan detail panjang. Elemen maksud

melihat informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisit

dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar,

implisit, dan tersembunyi. Tujuan akhirnya adalah public hanya disajikan informasi

yang menguntungkan disajikan secara jelas, dengan kata-kata yang tegas, dan

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

18    

menunjuk langsung pada fakta. Sementara itu, informasi yang merugikan disajikan

dengan kata tersamar, eufemistik, dan berbeli-belit. Dengan semantik tertentu,

seorang komunikator dapat menyampaikan secara implisit informasi atau fakta yang

merugikan dirinya, sebaliknya secara eksplisit akan menguraikan informasi yang

menguntungkan dirinya. (Eriyanto,2001:240)

3. Sintaksis

Strategi untuk menampilkan diri sendiri secara positif dan lawan secara

negative, itu juga dilakukan dengan manipulasi politik menggunakan sintaksis

(kalimat) seperti pada pemakaian kata ganti, aturan tata kata, pemakaian kategori

sintaksis yang spesifik, pemakaian kalimat aktif atau pasif, peletakan anak kalimat,

pemakaian kalimat yang kompleks dan sebagainya. (Sobur, 2007: 80)

Salah satu strategi pada level semantik ini adalah dengan pemakaian koherensi.

Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks. Dua buah

kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga

tampak koheren. Sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi

berhubungan ketika seseorang menghubungkannya. ( Eriyanto,2001: 242)

Strategi pada level sintaksis yang lain adalah dengan menggunakan bentuk

kalimat. Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang mana ia menanyakan apakah A

menjelaskan B, ataukah B yang menjelaskan A. logika kausalitas ini kalau

diterjemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan subjek (yang menerangkan) dan

predikat (yang diterangkan). Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis

kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat.

(Sobur, 2007: 81)

Elemen lain adalah kata ganti. Kata ganti merupakan elemen untuk

memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Adalah suatu

gejala universal bahwa dalam berbahasa sebuah kata yang mengacu kepada manusia,

benda, atau hal, tidak akan dipergunakan berulang kali dalam sebuah konteks yang

sama. Untuk menghindari segi-segi yang negative dari pengulangan itu, maka setiap

bahasa di dunia ini memiliki cara dengan memakai kata ganti. Kata ganti ini timbul

untuk menghindari pengulangan kata tadi (yang disebut anteseden) dalam kalimat-

kalimat berikutnya. (Sobur, 2007: 81-82)

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

19    

4. Stilistik

Pusat perhatian stilistika adalah style, yaitu cara yang digunakan seorang

pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa

sebagai sarana. Dengan demikian style dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa.

(Sobur, 2007: 82)

Pada dasaranya elemen leksikon ini menandakan bagaimana seseorang

melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Suatu fakta

umumnya terdiri atas beberapa kata yang merujuk pada fakta. Kata “meninggal”,

misalnya, mempunyai kata lain: mati, tewas, gugur, meninggal, terbunuh,

menghembuskan nafas terakhir, dan sebagainya. Di antara beberapa kata itu seseorang

dapat memilih di antara pilihan yang tersedia. Dengan demikian pilihan kata yang

dipakai tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis

menunjukkan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta/ realitas. ( Eriyanto,

2001: 255)

5. Retoris

Strategi dalam level retoris di sini adalah gaya yang diungkapkan ketika

seseorang berbicara atau menulis. Misalnya, dengan pemakaian kata yang berlebihan

(hiperbolik), atau bertele-tele, retoris mempunyai fungsi persuasif dan berhubungan

erat dengan bagaimana pesan itu ingin disampaikan kepada khalayak. Pemakaiannya,

di antaranya dengan menggunakan gaya repetisi (pengulangan), aliterasi (pemakaian

kata-kata yang permulaannya sama bunyinya seperti sajak), sebagai suatu strategi

untuk menarik perhatian, atau untuk menekankan sisi tertentu agar diperhatikan oleh

khalayak. Bentuk gaya retoris lain adalah ejekan (ironi) dan metonomi. Tujuannya

adalah melebihkan sesuatu yang positif mengenai diri sendiri dan melebihkan

keburukan pihak lawan. (Sobur, 2007: 83-84)

Di dalam suatu wacana, seorang komunikator tidak hanya menyampaikan pesan

pokok, tetapi juga kiasan, ungkapan, metafora, yang dimaksudkan sebagai ornament

atau bumbu dari suatu teks. Tetapi, pemakaian metefora tertentu boleh jadi menjadi

petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks. Metafora tertentu dipakai oleh

komunikator secara strategis sebagai landasan berpikir, alasan pembenar atas

pendapat atau gagasan tertentu kepada public.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

20    

Wacana terakhir yang menjadi strategi dalam level retoris ini adalah dengan

menampilkan grafis. Grafis merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan

atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati

dari teks.  

2.5 Kepemimpinan

Kepemimpinan menunjukkan kompleksitas, menurut studi dalam Stogdill’s

Handbook of Leadership mengartikan kepemimpinan sebagai kepribadian dan

pengaruhnya, artinya kepemimpinan merupakan pengaruh yang bersifat pribadi

dimana sifat tersebut membedakan dirinya dari pengikutnya (Harun,2008:66).

Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara

pemimpin dan bawahan yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan

tujuan bersama (Kartono:1995:28). Pemimpin dan bawahan mempunyai hubungan

yang sama, saling berinteraksi, saling bekerja sama agar dapat mencapai tujuan

bersama, sehingga pemimpin dapat mempengaruhi bawahan agar berjalan sesuai

tujuan bersama. Di dalam kepemimpinan itu sendiri, terdapat beberapa sifat

kepemimpinan. Berikut sifat kepemimpinan menurutOrdway Tead dan George R.

Terry (Kartono,1995:37):

1. Kekuatan

Kekuatan secara badaniah dan rohaniah merupakan syarat pokok bagi seorang

pemimpin, hal ini dikarenakan jika seorang pemimpin memiliki kekuatan baik

secara badaniah dan rohaniah, maka pemimpin akan memiliki daya tahan

untuk menghadapai berbagai rintangan.

2. Stabilitas Emosional

Dengan emosi yang stabil akan menunjang pencapaian lingkungan sosial

yang rukun, damai dan harmonis.

3. Pengetahuan Tentang Relasi Insani

Pemimpin yang baik memiliki sifat, watak dan perilaku bawahan agar bisa

menilai kelebihan/ kelemahan bawahan sesuai dengan tugas yang diberikan.

4. Kejujuran

Kejujuran adalah modal utama seorang pemimpin, bukan hanya jujur kepada

bawahan tetapi seorang pemimpin harus bisa jujur kepada diri sendiri.

5. Obyektif

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

21    

Pemimpin harus mencari bukti yang nyata, sebab musabab dari suatu kejadian

dan memberikan alasan rasional atas sebuah penolakan.

6. Dorongan Pribadi

Keinginan dan kesediaan untuk menjadi pemimpin yang timbul dari dalam

diri seorang pemimpin, hal ini akan memberikan rasa ikhlas saat memberikan

pelayanan dan pengabdian kepada kepentingan umum.

7. Ketrampilan Berkomunikasi

Mahir menulis dan berbicara, mudah menangkap maksud orang lain, dapat

menginterpretasikan opini serta aliran yang berbeda, agar tercipta kerukunan

dan keseimbangan.

8. Kemampuan Mengajar

Pemimpin adalah guru, sehingga dapat membuat orang belajar pada saran-

saran tertentu untuk menambah pengetahuan, ketrampilan agar bawahanya

mandiri.

9. Ketrampilan Sosial

Pemimpin bersikap ramah, terbuka, menghargai pendapat orang lain,

sederhana dan apa adanya, sehingga bisa memupuk kerja sama dengan siapa

saja.

Selain syarat kepimpinan, terdapat pula model gaya kepemimpinan. Menurut

Ratnaningsih (2009:126) gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang

digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang

lain seperti yang ia inginkan. Burn (1978) dalam Ratnaningsih (2009:126)

menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dapat dikelompokan ke dalam dua tipe yang

berbeda yaitu gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan

transaksional. Kedua gaya tersebut saling bertentangan, namun sangat dibutuhkan

dalam organisasi.

1. Gaya Kepemimpinan Transformasional

Burns (1978) dalam Ratnaningsih (2009:129) berbicara mengenai

“heroic leadership” dan sebuah konsep tentang transformational leadership,

yang artinya sebuah proses dimana pemimpin dan bawahan mengembangkan

moralitas dan motivasi yang tinggi antara satu dengan yang lain. Bernad M.

Bass (1999) mengembangkan pandangan Burns dan menandai bahwa seorang

pemimpin transformasional adalah seorang yang menciptakan kepemimpinan

kharismatik, kepemimpinan yang penuh inspirasi, stimulasi intektual dan

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

22    

perasaan bahwa semua bawahan harus diperhitungkan. Bass juga

menjelaskan bahwa pemimpin akan mampu mendorong semangat,

menggunakan nilai – nilai, kepercayaan dan dapat memenuhi kebutuhan

bawahannya. Dan pemimpin yang melakukan hal tersebut dalam situasi yang

krisis disebut dengan pemimpin transformasional. Terdapat 4 keahlian yang

digunakan oleh para pemimpin transformasional menurut Donnely

(1998:359), yaitu :

1) Pemimpin memiliki visi bahwa ia mampu mengutarakan

visinya dengan jelas. Visi tersebut dapat berupa tujuan, sebuah

rencana atau serangkaian prioritas.

2) Pemimpin dapat mengkomunikasikan dengan jelas visi mereka.

Pemimpin juga mampu menunjukkan citra yang

menguntungkan sebagai hasil apabila visinya dapat terwujud.

3) Pemimpin harus dapat membangun kepercayaan dengan

tindakan yang adil, tegas dan konsisten. Kegigihannya terhadap

rintangan dan kesulitan sudah dapat terbukti.

4) Pemimpin memiliki pandangan positif tentang dirinya. Ia akan

bekerja untuk pengembangan keahliannya sehingga kesuksesan

dapat tercapai.

2. Gaya Kepemimpinan Transaksional

Dalam kepemimpinan transaksional, pemimpin dan pengikutnya

beraksi sebagai agen penawar dalam suatu proses, dimana imbalan dan

hukuman teradministrasi. Bass pada Pidekso dan Harsiwi (2001:3)

mendefiniskan kepemimpinan transaksional sebagai kepemimpinan yang

memelihara atau melanjutkan status quo. Kepemimpinan jenis ini,

didefinisikan sebagai kepemimpinan yang melibatkan suatu proses

pertukaran dimana para pengikut mendapat imbalan segera dan nyata untuk

melakukan perintah - perintah pemimpin. Terdapat 3 unsur utama dalam

kepemimpinan transaksional menurut Ratnaningsih (2009:125), yaitu :

1) Imbalan Kontingensi

Pemberian imbalan sesuai dengan pekerjaan yang telah

dilakukan oleh bawahan sesuai dengan kesepakatan dan

biasanya disebut sebagai bentuk pertukaran yang aktif.

2) Manajemen Eksepsi

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

23    

Merupakan transaksi yang aktif dan pasif. Aktif dilakukan oleh

pemimpin yang secara terus menurus mengawasi bawahan

untuk mengantisipasi adanya kesalahan. Dan pasif yang berarti

intervensi dan kritik dilakukan setelah kesalahan terjadi,

pemimpin terlebih dahulu menunggu tugas selesai. Selanjutnya

menentukan ada atau tidaknya kesalahan.

3) Laissez – Faire

Kepemimpinan gaya liberal, memberikan kebebasan luas

terhadap kelompok yang secara esensial kelihatan sebagai

kelompok yang tidak mempunyai kepemimpinan.

Kepemimpinan otoriter akan menimbulkan ketidakpuasan para

karyawan karena mereka merasa tegang, takut dan kurang

berinisiatif, kepemimpinan ini diterapkan dalam organisasi

yang menghadapi keadaan darurat. Kepemimpinan demokrasi

akan menimbulkan kepuasan kerja para karyawan, akan terjadi

saling saran antara pimpinan dan bawahan, semua orang

dianggap sama pentingnya dalam menyumbangkan ide dalam

pembuatan keputuasn. Kepemimpinan liberal akan

menyebabkan ketidakpuasan di pihak pimpinan, karena

melaksanakan sedikit kontrol dan pengawasan pada karyawan.

2.6 Penelitian Terdahulu

Dibawah ini merupakan pemetaan tentang penelitian dan jurnal ilmiah mengenai

wacana dalam novel yang telah dilakukan sebelumnya.

Penelitian Muttya Keteng P Khaira Rahmant Amalia

Fitriyani

Brigitta

Elsatampanya

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

24    

Judul Analisis Wacana

Kritis Nilai-Nilai

Rasisme dalam

Novel Harry

Potter and Orde

Phoenix

Representasi

Gaya Hidup

Wanita dalam

Novel (Analisis

Teun Van Djik

Mengenai

Representasi

Gaya Hidup

Wanita

Metropolis

dalam Novel

Indiana

Cronicle Blues

Karya Clara

Ng)

Analisis

Wacana

Kepemimpinan

SBY Sebagai

Politikus Dalam

Buku Pak Beye

Dan Politiknya

Wacana

Kepemimpinan

Model Dahlan

Iskan dalam

Novel Sepatu

Dahlan

(Analisis

Wacana

Kepemimpinan

Model Teun A.

Van Dijk.

Konsep Mengetahui

representasi nilai

rasisme dalam seri

novel Harry Potter

and Orde Phoenix

dan mengetahui

konstruksi

ideologi J.K

Rowling seri

novel Harry Potter

and Orde Phoenix

Mengetahui

wacana yang

dipakai dalam

menyampaian

representasi

gaya hidup

wanita

metropolis dan

mengetahui

nilai – nilai

ideology

penulis.

Melihat

pencitraan

Susilo Bambang

Yudhoyono

dalam buku Pak

Beye dan

Politiknya

Mendiskripsikan

wacana

kepemimpinan

model Dahlan

Iskan dalam

novel Sepatu

Dahlan.

Metode Deskriptif

kualitatif dengan

mengamati obyek

penelitian (novel

Harry Potter and

Orde Phoenix) dan

Kualitatif,

pendekatan

analisis wacana

kritis Teun A.

Van Dijk.

Melihat pada

Deskriptif

kualitatif,

kemudian

dianalisa

menggunakan

analisis wacana

Deskriptif

kualitatif, data

direduksi

melalui teori

kepemimpinan

menurut

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

25    

mengumpulkan

data pustaka,

artikel, essai dan

ringkasan dari

berbagai sumber.

Teks pada obyek

kemudian

dianalisis

menggunakan

analisis wacana

kritis Teun A. Van

Dijk melalui

elemen wacana.

level teks yang

dianalisa

menggunakan

elemen wacana,

kemudian

dirangkum

sehingga

terlihat ideology

yang ingin

disampaikan.

kritis Teun A.

Van Dijk,

kemudian

dilakukan

triangulasi

penyidik untuk

melakukan

pengecekan

derajat

kepercayaan

atau keabsahan

data.

Ordway Tead &

Goerge R.

Teddy

kemudian

dianalisis

menggunakan

analisis wacana

kritis Teun A.

Van Dijk untuk

mengetahui

wacana

kepemimpinan

model Dahlan

Iskan.

Hasil Ide – ide

mengenai

suprioritas darah

murni terhadap

darah campuran

dengan ras lain

yang ditampilkan

secara eksplisit

dalam teks.

Kemudian dalam

analisa teks

ditemukan bahwa

nilai – nilai

rasisme yang

diselipkan dalam

novel

dimaksudkan

sebagai jembatan

menuju ideologi

Makna yang

terkandung

dalam teks

novel Indiana

Cronicle Blues

menunjukkan

realita yang ada

dalam

kehidupan

wanita

metropolis pada

zaman

sekarang.

Ideologi penulis

disampaikan

dengan

memberikan

sudut pandang

baru, dan cara

Terdapat citra

negatif di dalam

novel Pak Beye

dan

Politiknyayaitu

politikus yang

sensitif terhadap

kritikan, SBY

yang ulung

dalam

pencitraan, dan

eksploitatif.

Kritikan

disampaikan

secara tajam,

posisi penulis

berada di garis

normal, tidak

berpihak pada

Terdapat

wacana

kepemimpinan

model Dahlan

Iskan, da nada 1

wacana yang

gagal

disampaikan ke

publik. Gaya

kepemimpinan

model Dahlan

Iskan berbeda

dengan teori

teori

kepemimpinan

yang ada,

karena model

kepemimpinan

Dahlan Iskan

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

26    

perlawana J.K

Rowling terhadap

dominasi kaum

kuat dan

persamaan hak.

berfikir yang

kreatif.

salah satu

pihak, kelebihan

dan keuntungan

SBY

diunggkapkan

ke dalam buku.

adalah unik dan

bebas.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

27    

2.7 Kerangka Teori

Penjelasan :

Berangkat dari pandangan masyarakat mengenai kurangnya sosok pemimpin di

Indonesia menjelang Pemilihan Presiden tahun 2014 membuat berbagai kalangan elit politik

Analisis Wacana Kritis Teun Van Dijk:

Teori Sifat Kepemimpinan Menurut Orway Tead & George R. Terry 1. Kekuatan 6. Dorongan Pribadi 2. Stabilitas Emosional 7. Ketrampilan Berkomunikasi 3. Pengetahuan Tentang Relasi Insani 8. Kemampuan Mengajar 4. Kejujuran 9. Ketrampilan Sosial 5. Obyektif

Kepemimpinan Model Dahlan Iskan

Buku Biografi Dahlan Iskan “Sepatu Dahlan”

“Se

TEKS 1. Tematik (tema) 2. Skemantik (skema) 3. Semantik

(latar,detil,maksud,praanggapan,nominalisasi) 4. Sintaksis (bentuk kalimat, koherasi,kata ganti) 5. Stilistik (leksikon) 6. Retoris (grafis,metafora, ekspresi)

KOGNISI SOSIAL

Produksi berita melibatkan kognisi penulis

KONTEKS Nilai – nilai yang berkembang di masyarakat

Krisis Pemimpin Untuk Pemilu Presiden 2014

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa · 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik

28    

yang berniat mencalonkan diri sebagai presiden berlomba – lomba menunjukkan dirinya

kepada masyarakat. Termasuk Dahlan Iskan yang memiliki buku biografi berbentuk novel

dengan judul Sepatu Dahlan pada Oktober 2012. Dalam penelitian ini, ingin melihat

bagaimana sebuah media massa dalam hal ini novel biografi Sepatu Dahlan membentuk

sebuah wacana kepemimpinan model Dahlan Iskan. Untuk mengetahui wacana

kepemimpinan model Dahlan Iskan tersebut, data berupa teks akan direduksi dengan teori

kepemimpinan Ordway Tead & George R. Terry kemudian dianalisis menggunakan analisis

wacana model Teun Van Dijk melalui teks, kognisi sosial dan konteks. Kemudian akan

dilihat kembali gaya dan kepemimpinan seperti apa yang dipakai Dahlan Iskan.