Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PENGETAHUAN DAN PERSEPSI KONSUMEN
2.1.1 Pengetahuan Konsumen
Secara bahasa pengetahuan berasal dari bahasa inggris yaitu knowledge.
Dalam Encyclopedia of Phisolophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan
adalah kepercayaan yang benar. Sedangkan dalam bahasa Arab digambarkan
dengan istilah al-„ilm, alma‟rifah dan as-syu‟ur (kesadaran). Ilmu atau
pengetahuan dalam Islam mencangkup dua pengertian; pertama sampainya
ilmu dari Allah ke dalam jiwa manusia, dan kedua, sampainya jiwa manusia
terhadap objek ilmu melalui penelitian dan kajian. Dalam QS. al- Alaq: 1-5
dijelaskan bahwa ilmu bisa diperoleh dengan aktivitas iqra‟, juga bisa
diperoleh dengan anugerah Allah SWT secara langsung kepada manusia.
Secara istilah Pengetahuan merupakan hasil dari aktifitas mengetahui,
yakni munculnya suatu kenyataan ke dalam jiwa sehingga tidak ada lagi rasa
ragu. Berbeda dengan ilmu atau science yang mengehendaki penjelasan lebih
lanjut dari sekedar apa yang dituntut oleh pengetahuan atau knowledge.
Menurut Kotter, pengalaman suatu individu yang menyebabkan adanya
perubahan dalam perilaku disebut dengan pengetahuan.
11
Menurut Sumarwan (2002, 199), Pengetahuan konsumen adalah semua
informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa
serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan
informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
Dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa
pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui dan diperoleh seseorang dari
hasil kontak panca indera terhadap suatu objek. Sehingga manusia bersikap dan
bertindak ditentukan oleh pengetahuan.
Pengetahuan konsumen ialah semua informasi yang di dapatkan oleh
konsumen yang mana informasi tersebut berhubungan dengan produk atau
jasa. Dalam dunia bisnis pengetahuan konsumen mempunyai pengaruh besar
terhadap kesusksesan produsen atau pemasar karena apa yang akan konsumen
beli, berapa jumlah yang akan dibeli oleh konsumen, dimana tempat konsumen
membeli, dan kapan waktu konsumen membeli akan selaras dengan
pengetahuan konsumen. Jadi pada intinya Pengetahuan konsumen akan
mempengaruhi keputusan pembelian.
2.1.1.1 Macam-macam Pengetahuan Konsumen
Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (Pendit, Tata 2004) pengetahuan
konsumen dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
a. Pengetahuan Produk
Pengetahuan produk adalah informasi-informasi yang menjelaskan
tentang produk, diantaranya menjelaskan kategori produk, terminologi
12
produk, atribut atau fitur produk, merek, manfaat produk, dan menjelaskan
kepuasan apa saja yang akan di dapatkan oleh konsumen dari produk
tersebut.
Menurut jenis nya pengetahuan produk dibagi kedalam tiga bagian,
yaitu yang pertama pengetahuan tentang atribut produk, atribut produk
dibedakan kedalam dua bagian, yaitu atribut fisik yang mana
menggambarkan ciri-ciri dzohir sebuah produk, sedangkan atribut abstrak
menjelaskan karakteristik subjektif suatu produk berdasarkan persepsi dari
konsumen. Kedua pengetahuan tentang manfaat produk, dan yang ketiga
pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan produk kepada konsumen.
Dalam bank syariah semua produk dilandasi dengan berbagai prinsip
sesuai dengan prinsip syariah Islam.
Setelah mengkonsumsi suatu produk maka konsumen akan
merasakan beberapa manfaat, setidak nya konsumen akan mendapatkan
dua jenis manfaat, yaitu manfaat psikososial dan manfaat fungsional.
Selain itu manfaat suatu produk bisa dijadikan dasar untuk melakukan
segmentasi pasar (benefit segmentation). Setelah konsumen mendapatkan
pengetahuan dan mendapatkan apa yang meraka cari maka otomatis hal
tersebut akan memberikan manfaat penting bagi strategi pemasaran.
b. Pengetahuan Pembeli
“Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard, pengetahuan pembelian
terdiri atas pengetahuan toko, lokasi produk dalam toko, dan penempatan
produk di dalam toko tersebut.” (Ujang, 2011) kemudian menurut Peter
13
dan Olson Perilaku membeli memilki urutan Store contact, produk
contact, dan transaction. store contact, konsumen akan mencari outlet,
pergi ke outlet, dan memasuki outlet. Pada product contact, konsumen
akan mencari lokasi produk, mengambil produk tersebut dan
membawanya ke kasir. Sedangkan pada transaction, konsumen akan
membayar produk tersebut dengan tunai, kartu kredit atau alat pebayaran
lainnya.
Implikasi penting dalam strategi pemasaran diantaranya memberi
informasi yang akurat dan terpercaya kepada konsumen tentang dimana
meraka bisa membeli produk, karena keputusan konsumen mengenai
tempat pembelian produk sangat ditentukan oleh apa yang mereka ketahui
(pengetahuan), oleh karena itu cara penyampaian informasi yang baik
kepada konsumen sekali lagi sangat penting karena akan menentukan
apakah produk yang ditawarkan akan diminati oleh konsumen atau malah
sebaliknya.
c. Pengertian Pemakaian
Jika kita membeli suatu produk hampir dapat dipastikan semua
produk akan mencantumkan bagaimana cara pemakaian nya, atau bisa
juga langsung dijelaskan oleh produsen terkait cara pemakaian atau cara
mengkonsumsi produk tesebut. Karena jika konsumen tidak paham atau
tidak mengerti bagaimana cara pemakaian nya maka produk tersebut tidak
akan berfungsi dengan semestinya atau bahkan akan mengalami
kerusakan, yang nantinya akan menyebabkan konsumen tersebut enggan
14
untuk mengunakan atau membeli lagi produk tersebut. Tentu hal ini akan
merugikan pihak produsen. Oleh karena itu dalam hal ini produsen
berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup kepada konsumen
agar mereka mengetahui bagaimana cara menggunakan atau
mengkonsumsi produk yang ditawarkan.
2.1.1.2 Sasaran Ilmu dan Cara Mendapatkannya
Dalam surah An-Nahl ayat ke 78 di jelaskan bahwasanya manusia
memiliki tiga potensi untuk mengetahui sesuatu, yaitu indra, akal, dan hati.
مع والبصبر والف هبتكم ل تعلمىن شيئب وجعل لكم السه أخرجكم مه بطىن أمه م تشكرون ئدة لعلهك وللاه
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur”.
a. Memperoleh Pengetahuan Melalui Indra
Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 20 Allah SWT menyuruh
manusia untuk berjalan di muka bumi dan memperhatikan perciptaan
manusia. Kemudian dalam surat Yunus ayat 101 Allah SWT
memerintahkan manusia untuk memperhatikan apa yang ada di langit dan
di bumi. Dar i kedua ayat tersebut penulis menyimpulkan bahwasanya Al-
Qur’an menjelaskan manusia dapat memperoleh pengetahuan melalui
panca indera dengan cara memperhatikan atau mengamati.
Pancaindera merupakan hal yang paling pertama muncul dari
dalam diri individu untuk menangkap, kemudian diikuti oleh daya khayal
yang menyusun berbagaimacam bentuk susunan, kemudian ada daya
15
pmbeda yang menangkap sesuatu dibawah alam bawah sadar, kemudian
diikuti oleh akal yang menangkap sesuatu yang belum didapatkan pada
fase-fase sebelumnya. Dari berbagai macam pancaindera yang paling
dominan adalah penglihatan.
b. Memperoleh Pengetahuan Melalui Akal
Manusia di anugerahi oleh allah SWT dengan diberikan nya akal,
sehingga manusia bisa memilih dan memilah mana yang baik dan mana
yang buruk, tapi terkadang manusia lebih mengedepankan nafsu daripada
akal, sehingga banyak perilaku manusia yang menyimpang dikarenakan
akal sehat nya tidak digunakan. Akal manusia dapat mengoreksi
pengetahuan yang diperoleh melalui indera karena akal manusia bisa
membaca objek yang sifatnya abstrak yang logis. Seperti pengetahuan
bahwasanya Allah SWT itu maha pengasih dan maha penyayang, hal
tersebut dapat diperoleh oleh akal yang sehat bukan dengan menggunakan
indera.
c. Memperoleh Pengetahuan Melalui Hati
Memperoleh pengetahuan dengan hati akan lebih sempurna jika di
bandingkan dengan cara memperoleh pengetahuan melalui indera atau
akal, karena hati di desain oleh Allah SWT untuk bisa mengetahui atau
membaca objek yang ghaib (supra logis), jadi jika manusia sudah menuruti
kata hati nya maka bisa di pastikan apa yang dilakukan merupakan hal
yang positif. Menurut al-Ghazali, hati dan akal merupakan wujud yang
16
sama dan berkedudukan di hati. Qolb diibaratkan sebagai istananya,
sedangkan „aql diibaratkan sebagai rajanya.
2.1.2 Persepsi Konsumen
Secara bahasa persepsi dalam bahasa inggris perception, diambil dari
bahasa latin perceptio yang artinya menerima atau mengambil. Sedangkan
secara istilah persepsi adalah proses mengetahui atau mengenali objek dan
kajadian objektif dengan bantuan indera. “Persepsi adalah suatu proses yang
didahului oleh proses pengindraan, yaitu merupakan proses diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat indera. Stimulus yang diindera itu
kemudian oleh individu dikelompokan dan diinterpretasikan, sehingga individu
menyadari dan paham tentang apa yang diindera tersebut.” (Philip, 2009)
“Tahap pemaparan, perhatian, dan pemahaman sebagai persepsi. Persepsi
ini bersama keterlibatan konsumen dan memori akan mempengaruhi
pengolahan informasi. Terdapat lima tahap pengolahan informasi yaitu pe
maparan (exposure), perhatian (attention), pemahaman (komprehension),
penerimaan (acceptance), dan retensi (retention).” (Mowen, 2016)
Ketika panca indera konsumen menerima input dalam bentuk stimulus
maka pada saat itu pula pengolahan informasi telah terjadi pada diri konsumen
tersebut. Stimulus yang di maksud bisa dalam bentuk nama merk, iklan,
kemasan, produk, dan nama produsen, pada intinya stimulus itu hal-hal yang
mencolok dan mudah di ingat oleh konsumen.
17
Dari pemaparan di atas penulis menyimpulkan bahwa persepsi konsumen
ialah respon mengenai stimulus yang di dapatkan melalui proses penginderaan
dan pada akhirnya dapat di rumuskan menjadi sebuah keyakinan.
2.1.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
a. Objek
Objek disini maksudnya hal apa yang akan di persepsikan, biasanya alat
indera akan mendapatkan stimulus baik yang berasal dari luar maupun dari
dalam individu.
b. Alat indera dan syaraf
Alat indera dan syaraf keduanya saling berhubungan, pertama stimulus
akan di terima oleh alat indera kemudian akan diteruskan kepada syaraf
yaitu otak.
c. Perhatian
Perhatian merupakan hal yang paling pertama dibutuhkan dalam
proses terjadinya persepsi. yaitu merupakan pemusatan atau konsentrasi
dari seluruh aktivitas individu yang diajukan kepada sesuatu atau
sekumpulan objek.
2.1.2.2 Proses Terjadinya Persepsi
Setidaknya ada tiga tahapan utama dalam terjadinya persepsi, yaitu:
a. “Tahapan yang pertama yaitu Seleksi, tahapan ini yaitu proses
penyeleksian oleh indera terhadap pengaruh dari luar, macam dan jenis
nya bisa saja sedikit bisa juga banyak.” (Umar, 2011)
18
b. “Tahapan yang kedua yaitu interpretasi, pada tahapan ini terjadi
pengelompokan informasi yang diterima sehingga akan mempengaruhi
individu.” (Umar, 2011)
c. “Tahapan yang ketiga yaitu interpretasi dan persepsi yang kemudian di
aplikasikan kedalam tindakan nyata.” (Umar, 2011)
2.2 PERILAKU KONSUMEN
2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen
“James F. Engel mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan-
tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan
menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan
keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.”
(Pendit, Tata, 2004)
Kemudian Schiffman dan Kanuk berpendapat bahwa perilaku konsumen
adalah perilaku yang muncul dari diri konsumen dalam mekihat, membeli,
memakai, menilai, dan menghabiskan produk atau jasa yang dengan tujuan
dapat memuaskan kebutuhan mereka.” (Ujang, 2011)
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa “perilaku
konsumen adalah suatu tindakan-tindakan nyata individu atau kumpulan
individu, misalnya suatu organisasi yang dipengaruhi oleh aspek eksternal dan
internal yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mengkonsumsi barang
atau jasa yang diinginkan”. (Umar, 2011)
19
2.2.2 Faktor Perilaku Konsumen
Menurut David L.Loudon (Pendit, Tata, 2004) ada tiga faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu:
a. Faktor Stimulus
Stimulus merupakan faktor eksternal yang mempunyai pengaruh
terhadap pembelian, seperti toko, iklan, produk, dan merek.
b. Faktor Respons
Respons akan muncul setelah faktor stimulus, karena respon
merupakan reaksi dari stimulus. Seperti penilaian terhadap suatu produk,
keputusan dalam membeli suatu produk.
c. Faktor Intervening
Faktor intervening merupakan paduan antara faktor stimulus dan
faktor respon. Seperti alasan membeli suatu produk, dan persepsi terhadap
suatu produk.
2.2.3 Perspektif yang Mempengaruhi Perilaku konsumen
a. Perspektif Pengambilan Keputusan
Ketika konsumen mempunyai suatu masalah kemudian melakukan
langkah pengambilan keputusan secara rasional dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini terjadi ketika konsumen membuat
keputusan dalam pembelian.
b. Perspektif Pengalaman
20
Perspektif ini terjadi ketika konsumen membeli suatu produk
dengan alasan hanya karena keinginan bukan kebutuhan.
c. Perspektif Pengaruh Behavioral
Perspektif ini hampi sama dengan perspektif pengalaman, yaitu
konsumen membeli suatu produk bukan karena keinginan nya sendiri, tapi
karena di pengaruhi oleh pihak luar atau lingkungan.
2.3 PERBANKAN SYARIAH
2.3.1 Pengertian Perbankan Syariah
Dalam Undang-Undang Nomor. 7 tahun 1992 tentang perbankan
disebukan bahwa pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan
yang disebut bank syariah adalah lembaga keuangan yang operasionalnya dan
berbagai produknya dikembangkan berlandaskan syari’ah Islam, khususnya
berkaitan dengan pelarangan riba‟, maisir, dan gharar.”
“Bank Islam atau yang selanjutnya disebut Bank Syari’ah adalah bank
yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-
jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.” (Muhammad,
2005: 13).
21
2.3.2 Prinsip Bank Syariah
a. Prinsip menghindari hal-hal yang memungkinkan adanya riba
1) Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan di muka suatu hasil
usaha, seperti penetapan bunga simpanan atau bunga pinjaman yang
dilakukan pada bank konvensional.
2) Menghindari penggunaan sistem presentasi biaya terhadap utang atau
imbalan terhadap simpanan yang mengandung unsur melipatgandakan
secara otomatis utang/simpanan tersebut hanya karena berjalannya waktu.
3) Menghindari penggunaan sistem perdagangan atau penyewaan barang
ribawi dengan imbalan barang ribawi lainnya (barang yang sama dan
sejenis, seperti uang rupiah yang masih berlaku) dengan memperoleh,
kelebihan baik kuantitas maupun kualitas.
b. Prinsip menjauhi bunga bank konvensional.
c. Prinsip Menerapkan Sistem Bagi Hasil dan Jual Beli
Dalam Surat Al-Baqarah ayat 275 :
لك بب ل يقهى إل كوب يقم الزي يتخبط الشيطبى هي الوس ر الزيي يأكلى الش
بب فوي جبء ه م الش حش البيع أحل للا بب ن قبلا إوب البيع هثل الش هي عظت بأ
ب ن في ئك أصحبة البس هي عبد فأل أهش إلى للا ى فل هب سلف ت فب سب
خبلذى
Artinya : “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
22
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya
apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil
riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekal di
dalamnya.” (QS.Al-Baqarah :275)
Kemudian dalam surat An-Nisa ayat 29 :
الكن بيكن ببلببطل إل أى تكى تجبسة عي تشاض ب الزيي آها ل تأكلا أه يب أي
كبى بكن سحيوب فسكن إى للا ل تقتلا أ كن ه
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.” (An-Nisa :29)
Sudah sangat jelas sekali di terangkan dalam kedua ayat diatas,
bahwasanya Allah SWT menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba
serta menyuruh untuk melakukan aktivitas perniagaan dengan dasar rasa
suka sama suka antara penjual dan pembeli. Jadi sudah jelas dalam dunia
perbankan syariah wajib diterapkannya prinsip bagi hasil dan prinsip jual
beli secara suka sama suka.
d. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan akan terwujud jika prinsip sistem bagi hasil dan jual beli
dengan dasar suka sama suka sudah diterapkan.
23
2.3.3 Karakteristik Produk Bank Syariah
Transaksi di bank syariah sudah semestinya sesuai dengan prinsip syariah
islam, yang mana hal tersebut harus memenuhi beberapa karakteristik sebagai
berikut :
a. Transaksi dilakukan dengan dasar saling suka sama suka.
b. Objek barang nya halal dan toyyib.
c. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai,
bukan sebagai komoditas.
d. Tidak ada unsur dzoliman.
e. Tidak ada unsur Maysir.
f. Tidak ada unsur Gharar.
g. Tidak ada unsur Riba.
h. Tidak ada unsur Haram.
i. Tidak ada unsur suap menyuap (Riswah)
j. Tidak ada prinsip time value of money (nilai waktu uang)
k. Tidak ada permainan harga dengan rekayasa permintaan (najasyi)
ataupun dengan rekayasa penawaran (ihtikar)
2.3.4 Produk-Produk Bank Syariah
Ekonomi Islam berkembang pesat dan mulai menghadirkan sistem
perbankan syariah pada abad ke 20an, hal ini ditandai dengan bermunculannya
lembaga-lembaga keuangan syariah di berbagai belahan dunia yang
penduduknya sebagian besar beragama islam.
24
Berikut merupakan pembagian produk perbankan syariah :
2.3.4.1 Produk-produk Penyaluran Dana
2.3.4.1.1 Prinsip Jual Beli
Jual beli merupakan salah satu aktivitas dalam ekonomi yaitu
dengan berpindahnya kepemilikan suatu barang atau benda (transfer of
property). Prinsip ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a) Akad Murabahah
Akad Murabahah adalah perjanjian jual beli yang dilakukan antara
bank dan nasabah. Bank sebagai lembaga pembiayaan bertindak
sebagai penjual yang menyediakan barang, dengan cara membeli
barang tersebut pada supplier. Kemudian menjualnya kembali kepada
pihak nasabah sebagai pembeli sebesar harga dasar yang diperoleh
dari supplier dengan penambahan margin atau keuntungan yang di
telah sepakati antara bank dan nasabah.
b) Akad Salam
Akad salam yaitu kebalikan dari akad murobahah, dimana bank
memberikan sejumlah uang kepada nasabah untuk dibelikan produk,
contoh nya seperti pertanian, dalam akad salam pembayaran dilakukan
di muka.
c) Akad Istisna
Akad Istishna yaitu suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
seorang pembuat atau pengrajin (supplier) untuk mengerjakan atau
25
membuat suatu barang tertentu yang ditangguhkan. Ketika produsen
menerima pesanan dari pembeli, produsen tersebut meminta orang
lain untuk membuat atau membeli barang sesuai dengan spesifikasi
yang disepakati sejak awal. Kemudian barang tersebut dijual kembali
kepada pembeli akhir. Sehingga pembeli dan produsen sepakat atas
harga serta sistem pembayaran (dimuka, dicicil atau ditangguhkan
sampai waktu tertentu)
2.3.4.1.2 Prinsip Ijarah (Sewa)
Prinsip Ijarah yaitu ketika terjadinya perjanjian antara penyewa
dengan pemilik barang, yang mana dalam akad ini penyewa
diperbolehkan untuk mempergunakan barang yang di sewa dengan dasar
perjanjian dan kesepakatan di awal antara kedua belah pihak.
2.3.4.1.3 Prinsip Syirkah (Bagi Hasil)
a) Akad Musyarokah
Akad Musyarokah merupakan akad kerjasama, contohnya yaitu
ketika ada dua orang yang ingin melakukan kerjasama dalam suatu
usaha atau bisnis, yang mana kedua belah pihak tersebut sama-sama
memberikan modal usahanya dan sama-sama menjalankan usaha
tersebut dengan bersama-sama.
Nanti ketika tiba waktunya untuk pembagian hasil keuntungan di
tentukan sesuai dengan kesepakatan di awal, biasanya kesepakatan
tersebut berupa kepemilikan, keahlian, peralatan, asset, barang
26
perdagangan dan dana. Dan dalam kerjasama ini semua resiko dan
keuntungan akan ditanggung bersama-sama oleh kedua belah pihak.
b) Akad Mudharabah
Akad Mudharabah dalam prinsipnya kurang lebih hampir sama
dengan akad Musyarokah, yaitu akad kerjasama antara dua belah
pihak atau lebih yang akan melakukan suatu usaha atau bisnis, yang
mana dalam akad ini yang satu atau lebih merupakan pemodal dan
yang lainnya merupakan pihak yang menjalankan atau mengelolanya
usahanya, dengan pembagian keuntungan ditentukan saat akad. Dalam
akad ini jika nantinya terjadi kerugian maka yang mananggung
resikonya adalah pihak pemodal (yang punya modal) selama
kegagalan tersebut terjadi bukan karena kelalaian pengelola.
2.3.4.2 Produk Penghimpunan Dana
Dalam bank syariah ada beberapa produk peghimpunan dana, yaitu
diantaranya ada produk Giro, Tabungan, dan Deposito. Dalam ketiga
produk tersebut akad yang digunakan adalah Wadi’ah dan Mudharabah.
2.3.4.3 Produk Pelayanan Jasa
1) Akad Wakalah
Akad wakalah yaitu pemberian wewenang dari satu pihak kepada
pihak lain untuk melakukan sesuatu, dimana pihak yang memberi kuasa
27
tidak melakukan kegiatan tersebut melainkan sudah di wakilkan oleh
pihal lain yang sudah di percaya oleh pihak pemberi kuasa.
2) Akad Hawalah
Akad hawalah yaitu pemindahan beban hutang dari satu pihak
kepada pihak lain, dalam dunia perbankan dikenal dengan istilah
factoring atau anjak piutang.
3) Akad Qafalah
Akad Qafalah yaitu jaminan yang diberikan pihak penanggung
kepada pihak ketiga untuk menyelesaikan kewajiban pihak yang
ditanggung atau pihak ketiga.
4) Akad Rahn
Akad Rahn yaitu ketika yang memberi pinjaman menahan barang
atau harta si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya,
atau dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal nya dengan istilah gadai.
2.4 PERBEDAAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL
2.4.1 Bank Syariah
Pada umumnya yang dimaksud dengan Bank Syariah adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan pembiayaan dan jasa-jasa
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang dari pihak yang berkelebihan
dana untuk pihak yang kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainya
yang pengoperasiannya berdasarkan dengan prinsip-prinsip Syariah. (Ali, 2007)
28
Sehingga semua kegiatan transaksi bank syariah harus tunduk kepada hukum
Islam( syariat Islam) seperti dilarangnya riba dalam semua bentuk transaksinya,
bisnis investasinya dijalankan pada aktivitasa yang halal, transaksi harus bebas
dari unsur gharar spekulasi dan semua bentuk ketidakpastian, dan zakat harus
dibayarkan oleh bank untuk dimanfaatkan oleh masyarakat.
2.4.2 Bank Konvensional
Bank konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran secara umum berdasarkan prosedur dan ketentuan yang telah
ditetapkan. Jadi bank konvensional menjalankan kegiatan usahanya tidak
berdasarkan prinsip syariah.
Jadi pada intinya Hal yang mendasar yang membedakan antara lembaga
keuangan non islami dan Islam ialah terletak pada pegembalian dan pembagian
keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang
diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah. Sehingga terdapat istilah
bunga dan bagi hasil.
2.5 MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN
Konsumen akan memberikan keputusan dalam mengkonsumsi produk atau
jasa setelah mereka mengetahui manfaat apa yang akan dia dapatkan setelah
mengkonsumsi produk tersebut. Biasanya keputusan konsumen dipengaruhi oleh
beberapa faktor utama, yaitu faktor lingkungan, perbedaan individu, dan strategi
29
pemasaran. Pemahaman yang mempengaruhi keputusan konsumen akan sangat
bermanfaat bagi produsen guna untuk menyusun strategi pemasaran yang baik.
2.6 KAJIAN PUSTAKA
Sepengetahuan penulis, penelitian tentang pengaruh pengetahuan dan
persepsi Guru dan Karyawan tentang perbankan syariah terhadap keputusan
menjadi nasabah di bank syariah, belum pernah dilakukan di Yayasan Assalaam
Bandung.
Kajian pustaka merupakan kajian tentang teori-teori yang diperoleh dari
pustaka yang berkaitan dan yang mendukung penelitian yang akan dilakukan.
Jadi, pada bagian ini penulis akan menjelaskan beberapa teori dan hasil penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.
Dari hasil pengamatan penulis selama ini, ditemukan beberapa buku yang
bentuknya sudah format e-book, yang mana dibahas didalamnya tentang teori
perilaku konsumen, dan membahas tentang dunia perbankan, adapun buku-buku
tersebut adalah :
Buku Perilaku Konsumen Karya Nugroho J. Setiadi, S.E., M.M, Buku tersebut
menjelaskan untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi
pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan
(kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan
(perilaku), dan apa serta dimana (kejadian di sekitar) yang memengaruhi
serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.
30
Buku Perilaku Konsumen karya Leon G. Schiffman dan Leslie Lazar
Kanuk. Buku tersebut menjelaskan bahwa dalam proses pengambilan
keputusan konsumen harus mempertimbangkan pengaruh berbagai
konsep psikologis. Bidang psikologis dalam diri seperti motivasi,
persepsi, pembelajaran, kepribadian dan sikap yang bisa mempengaruhi
proses pengambilan keputusan konsumen
Buku Manajemen Pemasaran Bank karya Murti Sumarni. Dalam buku
tersebut dijelaskan terdapat tiga unsur penting dalam model perilaku
konsumen yaitu, Perilaku konsumen adalah dinamis, Terdapat interaksi
antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitar, dan Hal
tersebut melibatkan pertukaran Sehingga bank harus menyusun suatu
strategi pemasaran yang dapat mengimbangi perilaku nasabah yang
dinamis atau selalu bergerak sepanjang waktu.
Buku Bank Syariah Analisis Kekuatan, Kelemahan dan Ancaman karya
Muhammad. Menjelaskan mengenai pengertian bank syariah prinsip
dan produk-produk yang ada di Bank Syariah.
Kemudian penulis juga melakukan beberapa pengamatan terhadap
beberapa karya ilmiah terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yaitu
sebagai berikut:
Penelitian Diah Tri Kumalasari (2016)
Judul Penelitian “Pengaruh Pengetahuan dan Persepsi Santri Tentang
Perbankan Syariah Terhadap Niat Menggunakan Produk Bank Syariah
Di Yogyakarta” karya Diah Tri Kumalasari Fakultas Ekonomi dan
31
Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2016. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan variabel persepsi santri tentang
perbankan syariah signifikan berpengaruh terhadap niat santri
menggunakan prodak menabung bank syariah di Yogyakarta. Hal ini
dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar 2,540, dengan nilai signifikan
0,013 lebih besar dari 0,05 (0,013>0,05) dan koefisien regresi
mempunyai nilai positif sebesar 11,219. Sedangkan pengetahuan santri
tentang perbankan syariah terhadap niat santri menggunakan produk
menabung bank syariah di Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dari t hitung
sebesar 3,875 dengan nilai signifikan 0,000 lebih besar dari 0,05 dan
koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,333.
Penelitian, Megawaty (2012)
Judul Penelitian ”analisis pengetahuan konsumen mengenai perbankan
syariah dan pengaruhnya terhadap keputusan menjadi nasabah pada
pt. Bank tabungan negara syariah (persero) cabang makassar” karya
Megawaty Dosen STIM Nitro Makassar. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa jenis pengetahuan konsumen yang paling tinggi ke yang
terendah berturut-turut adalah pengetahuan mengenai produk dengan
nilai rata-rata sebesar 3,11, pengetahuan mengenai pemakaian dengan
nilai rata-rata sebesar 2,84, dan pengetahuan mengenai pembelian
dengan nilai rata-rata sebesar 2,80. Ini berarti tingkat pengetahuan
konsumen cenderung kurang baik pada item pengetahuan mengenai
pembelian. Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS menunjukkan
32
adanya pengaruh atau koefisien korelasi dengan arah positif dengan
probabiliti value sebesar 0,500 dan siginifikan dimana nilai Asymp. Sig
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari alpha 0,05 atau Asymp. Sig < 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa antara pengetahuan konsumen (X)
terhadap keputusan menjadi nasabah (Y) pada PT. Bank Tabungan
Negara Syariah (Persero) Cabang Makassar berpengaruh positif dan
signifikan.
Penelitian Laila Tantri Zulaeha (2016)
Judul Penelitian “faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan
mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis umy dalam memilih bank
syariah” Karya Lailia Tantri Zulaeha Mahasiswi Ilmu Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Berdasarkan analisis
data penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berkut: Secara parsial dan simultan diketahui bahwa variabel obyek
fisik bank, pengetahuan dan promosi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Promosi
memiliki pengaruh yang paling dominan dibandingkan dengan variabel
lainnya. Berdasarkan nilai R-Squarenya, yaitu sebesar 0,896
menunjukkan bahwa proporsi pengaruh variabel, objek fisik bank,
pengetahuan, dan promosi terhadap variabel keputusan mahasiswa
sebesar 89,30% sedangkan sisanya 10,70% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak ada didalam model regresi.
33
Penelitian Sunardi, dan Ana (2015)
Judul Penelitian “Pengetahuan Konsumen dan Keputusan Menjadi
Nasabah (Kasus BSM Kan.Cab Pembantu BSD Tangerang Selatan)”
Karya Sunardi dan Ana Maftukhah, Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pengetahuan konsumen berpengaruh terhadap keputusan
konsumen sebesar 63,2 %, sedangkan sisanya 36,8% dipengaruhi oleh
faktor lain diluar variable X (Pengetahuan Konsumen) yang tidak
diteliti.
Penelitian Ananggadipa, Andisa, dan Eka (2013)
Judul Penelitian “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah
(mahasiswa) dalam memilih menabung pada bank syariah”
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dihasilkan bahwa faktor-
faktor seperti pengetahuan, religiusitas, produk, reputasi dan pelayanan
di Bank Syariah memiliki pengaruh positif terhadap keputusan memilih
menabung di Bank Syariah, meskipun tidak signifikan. Hal ini
dibuktikan dengan nilai adjusted R square sebesar 45,5%. Dengan
proporsi pengaruh terbesar dipegang oleh produk, dilanjutkan oleh
religiusitas, reputasi, pelayanan, dan pengetahuan.
Penelitian Silvia Miftakhur Rakhmah, Sri wahyuni (2014)
Judul penelitian “Pengaruh Persepsi mahasiswa tentang Bank Syariah
terhadap Minat Menabung di Perbankan Syariah” berdasarkan analisis
data dan pembahasan mengenai Persepsi mahasiswa tentang Bank
Syariah dapat disimpulkan hasil dari uji F diketahui bahwa variabel
34
bebas (Persepsi mahasiswa tentang Bank Syariah) mempengaruhi
variabel terikat minat menabung di Perbankan Syariah). Dibuktikan
dengan hasil perhitungan uji F hitung = 223,335 > F tabel= 3,991
dengan tingkat signifikansi F = 0,000 < a = 0,05. Dari hasil penelitian
dapat diketahui bahwa persepsi mahasiswa tentang Bank Syariah
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat menabung di
Perbankan Syariah. Berdasarkan analisis koefisien determinasi
berganda (R2) besarnya pengaruh tersebut adalah sebesar 77,7%
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti dan
Judul Penelitian
Metode
Estimasi Variabel
Estimasi
Objek
Penelitian
Hasil
Penelitian
Diah Tri
Kumalasari
(2016),
“Pengaruh
Pengetahuan
dan Persepsi Santri
Tentang Perbankan
Syariah
Terhadap Niat
Menggunakan
Produk
Bank
Syariah Di
Yogyakarta”
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
Pengetahuan,
Persepsi
Santri
Pondok
Pesantren
Al-
Luqmaniyyah
Yogyakarta
Berdasarkan
hasil penelitian
yang dilakukan
variabel
persepsi santri
tentang
perbankan
syariah
signifikan
berpengaruh
terhadap niat
santri
menggunakan
prodak
menabung bank
syariah di
Yogyakarta.
35
Peneliti dan
Judul Penelitian
Metode
Estimasi
Variabel
Estimasi
Objek
Penelitian
Hasil
Penelitian
Megawaty (2012),
”Analisis
pengetahuan
konsumen
mengenai
perbankan
syariah dan
pengaruhnya
terhadap
keputusan
menjadi
nasabah
pada pt. Bank
tabungan
negara syariah
(persero) cabang
makassar”
Analisis
Deskriptif
dan
Analisis
korelasi
Kendal
tau (ԏ)
Pengetahuan,
Keputusan
Nasabah
PT. BTN
Syariah
(Persero)
Cabang
Makassar
Hasil dari
penelitian
menunjukan
bahwa antara
pengetahuan
konsumen
terhadap
keputusan
menjadi
nasabah pada
PT Bank BTN
Syariah
(persero)
cabang
Makasar
berpengaruh
positif dan
signifikan.
Lailia Tantri
Zulaeha (2016),
“Faktor –
faktor yang
mempengaruhi
keputusan
mahasiswa
fakultas
ekonomi dan
bisnis umy
dalam
memilih
bank syariah”
Analisis
regresi
Linear
Berganda
Keputusan,
objek fisik
bank,
pengetahuan,
dan
promosi
Mahasiswa
aktif FEB
Universitas
Muhammadiyah
Yogyakarta
Dari hasil
penelitian
diketahui
bahwa secara
parsial dan
simultan
semua variabel
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
keputusan
mahasiswa
FEB UMY
dalam memilih
bank syariah.
36
Peneliti dan
Judul Penelitian
Metode
Estimasi
Variabel
Estimasi
Objek
Penelitian
Hasil
Penelitian
Hasil dari
penelitian ini
menunjukan bahwa
pengetahuan
konsumen
berpengaruh
terhadap
keputusan
konsumen sebesar
63,2% sedangkan
sisanya 36,8%
dipengaruhi oleh
faktor lain diluar
penelitian.
Anangdipa Abhimantra,
Andisa Rahmi Maulina,
Eka Agustianingsih
(2013)
“Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi
nasabah (mahasiswa)
dalam memilih menabung
pada bank syariah”
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
Pengetahuan,
religiusitas,
produk,
reputasi,
pelayanan,
Keputusan
Nasabah Bank
Syariah di
Universitas
Gunadarma
Hasil dari
penelitian
menunjukan bahwa
pengetahuan,
religiusitas,
produk, reputasi
dan pelayanan di
bank syariah
memiliki pengaruh
positif terhadap
keputusan memilih
menabung di bank
syariah, meskipun
tidak signifikan.
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
Pengetahuan,
Keputusan
Sunardi, Ana
Maftukhah (2015)
“Pengetahuan
Konsumen dan
Keputusan
Menjadi
Nasabah
(Kasus BSM
Kan.Cab
Pembantu
BSD T
angerang
Selatan)”
Nasabah dana
pihak ketiga
pada PT. BSM
KCP BSD T
angerang
Selatan
37
Peneliti dan
Judul Penelitian
Metode
Estimasi Variabel
Estimasi
Objek
Penelitian
Hasil
Penelitian
Silvia
Miftakhur
Rakhmah, Sri
wahyuni
(2014)
“Pengaruh
Persepsi
mahasiswa
tentang
Bank Syariah
terhadap
Minat
Menabung di
Perbankan
Syariah”
Analisis
Statistik
Persepsi Mahasiswa
pendidikan
Ekonomi
Angkatan
2011 dan
2012
FKIP
Universitas
Jember
Dari hasil
penelitian dapat
diketahui bahwa
persepsi
mahasiswa
tentang Bank
Syariah
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap minat
menabung di
Perbankan
Syariah.
Berdasarkan
analisis
koefisien
determinasi
berganda (R2)
besarnya
pengaruh
tersebut adalah
sebesar 77,7%.
2.7 KERANGKA PEMIKIRAN
Dalam Undang-Undang Nomor. 7 tahun 1992 disebukan bahwa pengertian
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan yang disebut bank syariah adalah lembaga
keuangan yang operasionalnya dan berbagai produknya dikembangkan
berlandaskan syari’ah Islam, khususnya berkaitan dengan pelarangan riba,
maisir,dan gharar.
38
“Menurut Muhammad, Bank Syariah adalah lembaga keuangan negara
yang memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya di dalam lalu lintas
pembayaran dan juga peredaran uang yang beroperasi dengan menggunakan
Prinsip-prinsip Syariah atau Islam. Sedangkan menurut Mudrajat Kuncoro dan
Suharjono, Bank Syariah adalah bank yang beroprasi sesuai dengan Prinsip
Syariah Islam, menghindari praktek yang mengandung unsur riba.” (Mia Lasmi,
2013: 76-77).
Pengetahuan konsumen tentang informasi perbankan syariah akan
memberikan dampak terhadap perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan
dinamis antara pengaruh perilaku dan kejadian disekitar yang meliputi aktivtas
individu ataupun kelompok dalam memilih, membeli, memakai sebuah produk
atau jasa.
Pengolahan informasi pada diri konsumen terjadi ketika salah satu
pancaindera konsumen menerima input dalam bentuk stimulus. Stimulus dapat
Keputusan Menjadi Nasabah di Bank Syariah Persepsi Pengetahuan berupa
produk, nama merek, iklan ataupun kemasan. Ada lima tahap pengolahan
informasi, yaitu pemaparan, perhatian, pemahaman, penerimaan, dan retensi.
Tahap pemaparan, perhatian, dan pemahaman disebut dengan persepsi. Persepsi
ini bersama keterlibatan konsumen dan memori akan mempengaruhi pengolahan
informasi. Selanjutnya bagaimana konsumen mengolah informasi dan membentuk
persepsi akan mempengaruhi konsumen dalam proses pengambilan keputusan
dalam membeli dan menggunakan barang dan jasa.
39
Hasil Penelitian Megawaty Dosen STIM Nitro Makassar (2012)
“Pengaruh Pengetahuan dan Persepsi Santri Tentang Perbankan Syariah
Terhadap Niat Menggunakan Produk Bank Syariah Di Yogyakarta”, dari hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa antara pengetahuan konsumen (X)
terhadap keputusan menjadi nasabah (Y) pada PT. Bank Tabungan Negara
Syariah (Persero) Cabang Makassar berpengaruh positif dan signifikan.
Kemudian dalam penelitian lain yang dilakukan Diah Tri Kumalasari
(2016) “Pengaruh Pengetahuan Dan Persepsi Santri Tentang Perbankan Syariah
Terhadap Niat Menggunakan Produk Bank Syariah Di Yogyakarta (studi kasus di
Pondok Pesantren Al- Luqmaniyyah Yogyakarta)” dari hasil penelitian tersebut
dikatakan bahwa pengetahuan dan persepsi santri berpengaruh secara signifikan
terhadap niat menggunakan produk Bank Syariah di Yogyakarta.
Jadi penulis menyimpulkan dari model kerangka berfikir di atas
menjelaskan bahwa variabel X yaitu pengetahuan dan persepsi guru dan karyawan
Yayasan Assalaam Bandung tentang Perbankan Syariah berpengaruh pada
variabel Y yaitu keputusan menjadi nasabah di bank syariah. Berikut kerangka
berfikir yang dapat digambarkan adalah sebagai berikut :
40
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.8 HIPOTESIS
Hipotesis adalah dugaan sementara dari rumusan masalah terhadap
masalah yang diteliti. Maka penulis menyusun hipotesis sebagai berikut :
1. Ho : Tidak terdapat pengaruh pengetahuan Guru dan Karyawan
Yayasan Assalaam Bandung tentang perbankan syariah terhadap
keputusan menjadi nasabah di bank syariah.
H1 : Terdapat pengaruh pengetahuan Guru dan Karyawan Yayasan
Assalaam Bandung tentang perbankan syariah terhadap keputusan
menjadi nasabah di bank syariah.
PENGETAHUAN
KEPUTUSAN
MENJADI
NASABAH DI
BANK SYARIAH
PERSEPSI
41
2. Ho : Tidak terdapat pengaruh persepsi Guru dan Karyawan Yayasan
Assalaam Bandung tentang perbankan syariah terhadap keputusan
menjadi nasabah di bank syariah.
H2 : Terdapat pengaruh persepsi Guru dan Karyawan Yayasan
Assalaam Bandung tentang perbankan syariah terhadap keputusan
menjadi nasabah di bank syariah.
3. Ho : Tidak terdapat pengaruh secara simultan pengetahuan dan persepsi
Guru dan Karyawan Yayasan Assalaam Bandung tentang perbankan
syariah terhadap keputusan menjadi nasabah di bank syariah.
H3 : Terdapat pengaruh secara simultan pengetahuan dan persepsi Guru
dan Karyawan Yayasan Assalaam Bandung tentang perbankan syariah
terhadap keputusan menjadi nasabah di bank syariah.