25
7 BAB II Landasan Teori 2.1. Kerangka Teori 2.1.1 Sistem Informasi Informasi adalah data yang mengandung arti dan konteks yang digunakan oleh pengguna akhir (Turban, 1995), sedangkan McLeod (2007) mengatakan bahwa informasi adalah data yang telah diproses atau data yang mempunyai arti. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan informasi adalah data yang telah diolah sehingga menghasilkan arti yang berguna bagi pengguna akhir. Sistem Informasi adalah suatu susunan dari informasi (data), proses, manusia dan teknologi informasi yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan, menyimpan dan menyediakan informasi yang dibutuhkan sebagai keluarannya, untuk membantu suatu organisasi (Whitten, Bentley, & Dittman, 2007). Menurut Turban (2006), sistem informasi adalah mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisa dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kombinasi dari manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang saling berkaitan untuk mengumpulkan, memproses, dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu dalam sebuah organisasi.

BAB II Landasan Teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0065 bab2.pdfdan prosedur. Walaupun keinginan untuk mendapatkan satu ukuran keberhasilan

Embed Size (px)

Citation preview

 

BAB II

Landasan Teori

2.1. Kerangka Teori

2.1.1 Sistem Informasi

Informasi adalah data yang mengandung arti dan konteks yang digunakan

oleh pengguna akhir (Turban, 1995), sedangkan McLeod (2007) mengatakan

bahwa informasi adalah data yang telah diproses atau data yang mempunyai arti.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan informasi adalah data yang telah diolah

sehingga menghasilkan arti yang berguna bagi pengguna akhir.

Sistem Informasi adalah suatu susunan dari informasi (data), proses,

manusia dan teknologi informasi yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan,

menyimpan dan menyediakan informasi yang dibutuhkan sebagai keluarannya,

untuk membantu suatu organisasi (Whitten, Bentley, & Dittman, 2007).

Menurut Turban (2006), sistem informasi adalah mengumpulkan,

memproses, menyimpan, menganalisa dan menyebarkan informasi untuk tujuan

tertentu.

Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

adalah kombinasi dari manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan

komunikasi dan sumber daya data yang saling berkaitan untuk mengumpulkan,

memproses, dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu dalam sebuah

organisasi.

 

2.1.2. Sistem Informasi Rumah Sakit

Rumah sakit adalah sebuah organisasi yang kompleks (Kernick, 2006).

Namun penggunaan sistem informasi dalam bidang pelayanan kesehatan termasuk

lambat (Berner, Detmer dan Simborg, 2005). Pertimbangan organisasi pelayanan

kesehatan untuk menggunakan sistem informasi dan teknologi informasi adalah

untuk meningkatkan efisiensi, menghemat biaya, meningkatkan pelayanan dan

keselamatan pasien (R.H. Miller, I. Sim, and J. Newman, 2003).

Sistem Informasi Rumah Sakit merupakan sistem komputer yang besar

dan kompleks yang didesain untuk mengatur informasi yang dibutuhkan dalam

rumah sakit. Sistem ini merupakan alat yang digunakan dalam internal

departemen maupun antar departemen dalam satu rumah sakit (Linda Rousell,

Rusell C. Swansburg dan Richard J. Swansburg, 2005).

Secara garis besar ada dua macam sistem informasi rumah sakit,

administratif dan klinis. Kedua macam sistem ini dapat dibedakan dari tujuan dan

tipe data yang ada didalamnya. Sistem informasi administratif terutama berisi data

administratif atau keuangan yang pada umumnya digunakan untuk menunjang

fungsi manajemen dan operasional umum dari rumah sakit, sebagai contoh sistem

informasi administratif berisi informasi yang berguna untuk melakukan

manajemen sumber daya manusia, keuangan, manajemen barang, billing pasien

atau jadwal kerja.

Sedangkan sistem informasi klinis mengandung informasi yang

berhubungan dengan klinis dan kesehatan yang digunakan oleh penyedia layanan

untuk melakukan diagnosa dan tindakan kepada pasien serta melakukan

monitoring untuk kepentingan pasien. Sistem informasi klinis pada umumnya

 

berbeda tiap departemen, seperti radiologi, farmasi, laboratorium, rekam medis

elektronik.

2.1.3. Evaluasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), Evaluasi adalah suatu

proses penilaian yang sistematis, mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi,

pengenalan masalah dan pemberian solusi atas permasalahan yang ditemui.

Menurut Umar (2005) evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan

informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana

perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah

ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu

bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu

proses mengumpulkan dan menyediakan informasi sebagai proses yang sistematis

yang akan digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil

keputusan.

2.1.4. Evaluasi Sistem Informasi

Menurut DeLone dan McLean (1992), evaluasi efektivitas suatu sistem

informasi merupakan salah satu materi penting dalam penelitian sistem informasi.

Dalam suatu penelitian, hasil pengukuran yang jelas diperlukan untuk memastikan

bahwa hasil dari penelitian-penelitian yang berbeda dapat dibandingkan. Hal ini

10 

 

adalah prasyarat untuk penelitian sistem informasi sehingga dapat memberikan

kontribusi bagi dunia sistem informasi. Dalam prakteknya, pengukuran

kesuksesan diperlukan untuk mengevaluasi praktek sistem informasi, kebijakan

dan prosedur.

Walaupun keinginan untuk mendapatkan satu ukuran keberhasilan sistem

informasi atau efektifitasnya terus diteliti, namun hal ini tidak mungkin dapat

ditemukan. Sebaliknya, penelitian telah memberikan taksonomi dari varabel

keberhasilan, yang dapat diterapkan di berbagai situasi (DeLone & McLean 1992;

Grover et al. 1996). Secara umum, keberhasilan sebuah informasi sistem dapat

dievaluasi melalui :

1. Kualitas informasi yang disediakan untuk pengguna (Kepuasan

Pengguna)

2. Dampak dari sistem informasi bagi pemikiran, keputusan dan aksi

pengguna (Dampak Bagi Pengguna)

3. Dampak dari sistem informasi terhadap cost dan benefit pada level

organisasi (Dampak Bagi Organisasi)

2.1.4.1 Kepuasan Pengguna

Karena sulitnya menilai dampak dari sistem informasi baik pada individu

atau organisasi, maka pengukuran berdasarkan persepsi pengguna menjadi

menonjol dalam literatur mengenai sistem informasi (Galetta & Lederer 1989).

User Information Satisfactory (UIS) merupakan pengukuran kesuksesan sistem

informasi yang paling banyak digunakan. Beberapa peneliti menganggap UIS

sangat berhubungan dengan penggunaan sistem yang lebih tinggi, yang pada

11 

 

akhirnya berhubungan dengan performa individu dan organisasi (DeLone &

McLean 1994; Grover et al. 1996). Walaupun begitu kepuasan pengguna harus

dilihat sebagai tanda penerimaan pengguna daripada ukuran kinerja organisasi.

2.1.4.2 Dampak Bagi Pengguna

Pada akhirnya dampak bagi pengguna harus diukur berdasarkan apakah

sistem informasi bisa menyebabkan penerimanya merubah kebiasaannya (Mason,

1978)

2.1.4.3 Dampak bagi Organisasi

Mengukur cost dan benefit dari sistem informasi merupakan hal yang sulit.

Terutama untuk memisahkan faktor dari sistem informasi dengan faktor lain yang

mempengaruhi performa organisasi.

2.1.5 PIECES

Dalam melakukan evaluasi sistem informasi, terdapat bermacam-macam

pengukuran, salah satu diantaranya adalah PIECES. PIECES merupakan kerangka

kerja yang diperkenalkan oleh James Wheterbe (Whitten, 2007). Kerangka kerja

PIECES terdiri dari Performance, Information/Data, Economic, Control/Security,

Efficiency, Service. Kerangka kerja ini dapat digunakan untuk menganalisa baik

pada sistem manual maupun sistem yang berbasis komputer.

Kerangka kerja PIECES menurut Wheterbe adalah sebagai berikut :

A. Performance

1. Throughput (banyaknya pekerjaan yang dapat dihasilkan dalam

satu waktu tertentu)

12 

 

2. Response Time : rata-rata waktu antara transaksi atau permintaan

dan respon yang dihasilkan

B. Information

1. Output

a. Kekurangan informasi

b. Kekurangan informasi yang dibutuhkan

c. Kekurangan informasi yang relevan

d. Terlalu banyak informasi

e. Informasi yang tidak dalam format yang dapat digunakan

f. Informasi yang tidak akurat

g. Informasi yang sulit dihasilkan

h. Informasi yang tidak tersedia pada waktunya untuk penggunaan

selanjutnya

2. Input

a. Data tidak terambil

b. Data tidak terambil pada waktunya sehingga menjadi tidak

berguna

c. Data tidak terambil secara akurat

d. Data sulit diambil

e. Data terambil secara berulang-ulang

f. Terlalu banyak data yang terambil

g. Data yang tidak sah yang terambil

3. Penyimpanan Data

13 

 

a. Data tersimpan secara berlebihan di beberapa file atau database

b. Data tersimpan secara tidak akurat

c. Penyimpanan data tidak aman

d. Penyimpanan data tidak terorganisasi

e. Data tidak fleksibel (tidak mudah untuk menghasilkan

informasi baru yang dibutuhkan)

f. Data tidak dapat diakses dari penyimpanannya

C. Ekonomi

1. Biaya tidak diketahui

2. Biaya tidak dapat ditelusuri sumbernya

3. Biaya terlalu tinggi

D. Kontrol

1. Keamanan atau kontrol terlalu sedikit

a. Data yang dimasukan tidak ditelliti dengan cukup

b. Kemungkinan kejahatan terhadap data dapat terjadi

c. Data dirubah

d. Data dicuri

e. Pelanggaran etika terhadap data/informasi – Data/informasi

sampai pada orang yang tidak berhak

f. Data yang disimpan di banyak tempat, tetapi berbeda

g. Aturan kerahasiaan data dilanggar

h. Terjadi kesalahan pemrosesan

14 

 

i. Terjadi kesalahan pengambilan keputusan

2. Keamanan atau kontrol terlalu banyak

a. Birokasi yang memperlambat sistem

b. Kontrol yang membuat pelanggan atau pengguna terganggu

c. Kontrol yang berlebihan sehingga menyebabkan kelambatan

E. Efisiensi

1. Waktu dari orang atau komputer terbuang

a. Data diinput secara berlebihan

b. Data diproses secara berlebihan

c. Informasi dihasilkan secara berlebihan

2. Material untuk orang atau komputer terbuang

3. Usaha yang dilakukan untuk sebuah pekerjaan terlalu berlebihan

4. Material yang dibutuhkan untuk sebuah pekerjaan terlalu

berlebihan

F. Service

1. Sistem menghasilkan hasil yang tidak akurat

2. Sistem menghasilkan hasil yang tidak konsisten

3. Sistem menghasilkan hasil yang tidak dapat dipercaya

4. Sistem tidak mudah dipelajari

5. Sistem tidak mudah digunakan

6. Sistem janggal untuk digunakan

7. Sistem tidak fleksibel terhadap situasi baru atau khusus

15 

 

8. Sistem tidak fleksibel terhadap perubahan

9. Sistem tidak kompatibel dengan sistem lain

10. Sistem tidak terkoordinasi dengan sistem lain

Sedangkan menurut Giorgini (2003) kerangka kerja PIECES ini dapat

membantu untuk mengidentifikasi masalah yang harus dipecahkan dan

urgensinya. Definisi dari tiap item PIECES menurut Giorgini adalah sebagai

berikut :

Performance – Apakah sistem yang berjalan saat ini dapat menyediakan

throughput yang waktu respon yang memadai?

Information -- Apakah sistem yang berjalan saat ini dapat menyediakan

informasi yang tepat waktu, relevan, akurat dan dalam format yang dapat

digunakan bagi pengguna akhir dan manajer?

Economy -- Apakah sistem yang berjalan saat ini dapat menyediakan

informasi secara efektif dari sisi ekonomi kepada organisasi? Apakah akan

ada pengurangan biaya dan atau peningkatan keuntungan?

Control -- Apakah sistem yang berjalan saat ini menyediakan sistem

kontrol yang efektif untuk melindungi dari penipuan data dan dapat

memberikan garansi terhadap akurasi dan keamanan data dan informasi?

Efficiency -- Apakah sistem yang berjalan saat ini dapat menggunakan

sumber daya yang ada secara maksimum, termasuk SDM, waktu, alur atau

formulir ?

Services -- Apakah sistem yang berjalan saat ini dapat menyediakan

layanan yang dapat dipercaya? Apakah sistem fleksibel dan dapat

dikembangkan?

16 

 

Sedangkan dari penelitian oleh Riana (2006), masing masing kategori

dari PIECES tersebut dapat dibagi lagi menjadi beberapa kriteria :

a. Performance/Penampilan, diperlukan untuk menilai kinerja dari sistem

informasi yang telah dirancang, terdiri dari:

1. Throughput, dimana sistem dinilai dari banyaknya kerja yang

dilakukan pada beberapa periode waktu.

2. Respon time, yaitu waktu tunda rata-rata antara transaksi dan respon

dari transaksi tersebut.

3. Audibilitas, yaitu kecocokan dimana keselarasan terhadap standar

dapat diperiksa.

4. Kelaziman komunikasi, yaitu tingkat dimana interface standar,

protokol, dan bandwith digunakan.

5. Kelengkapan, yaitu derajat di mana implementasi penuh dari fungsi

yang diharapkan telah tercapai.

6. Konsistensi, yaitu penggunaan desain dan teknik dokumentasi yang

seragam pada keseluruhan proyek pengembangan perangkat lunak.

7. Toleransi kesalahan, yaitu kerusakan yang terjadi pada saat program

mengalami kesalahan.

8. Generalitas, yaitu luas aplikasi potensial dari komponen program.

b. Information and Data / Informasi dan Data, untuk menilai informasi yang

dihasilkan dan data yang digunakan, terdiri dari :

1. Accuracy (akurat), dimana Informasi atas hasil evaluasi hendaklah

memiliki tingkat ketepatan tinggi.

17 

 

2. Relevansi Informasi, dimana informasi yang dihasilkan sesuai dengan

kebutuhan.

3. Penyajian Informasi, dimana informasi disajikan dalam bentuk yang

sesuai.

4. Fleksibilitas Data, dimana informasi mudah disesuaikan dengan

kebutuhan

5. Kelaziman data, yaitu penggunaan struktur dan tipe data standar pada

seluruh Program.

6. Ekspandibilitas, yaitu tingkat dimana arsitektur, data, atau desain

prosedural dapat diperluas.

c. Economic / Ekonomi

1. Reusability, tingkat dimana sebuah program atau bagian dari program

tersebut dapat digunakan kembali di dalam aplikasi yang lain.

2. Sumber Daya, jumlah sumber daya yang digunakan dalam

pengembangan sistem, meliputi sumber daya manusia serta sumber

daya ekonomi.

d. Control and Security / Kontrol dan Keamanan

1. Integritas, tingkat dimana akses ke perangkat lunak atau data oleh

orang yang tidak berhak dapat dikontrol.

2. Keamanan, yaitu mekanisme yang mengontrol atau melindungi

program dan data.

e. Efficiency / Efisiensi

18 

 

1. Usability, Usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari,

mengoperasikan, menyiapkan input, dan menginterpretasikan output

suatu program

2. Maintainability, Usaha yang diperlukan untuk mencari dan

membetulkan kesalahan pada sebuah program.

f. Service / Pelayanan, untuk mengetahui bagaimana meningkatkan

kepuasan pelanggan, pegawai dan manajemen.

1. Akurasi, yaitu ketelitian komputasi dan kontrol.

2. Reliabilitas, tingkat dimana sebuah program dapat dipercaya

melakukan fungsi yang diminta.

3. Kesederhanaan, yaitu tingkat dimana sebuah program dapat dipahami

tanpa kesukaran.

Berdasarkan referensi mengenai kerangka kerja PIECES yang ada, maka

pada penelitian ini penulis akan menggunakan 19 variabel yang dijadikan

indikator kinerja sistem sebagai bahan evaluasi dari implementasi sistem

smartHIS di RSBSY.

Variabel-variabel tersebut akan dijadikan dasar pembuatan kuesioner

sebagai media pengumpulan data dari para responden. Varabel-variabel tersebut

adalah :

19 

 

• Performance :

o Throughput : Kesesuaian sistem dengan kebutuhan

operasional, untuk mengetahui apakah sistem yang

dijalankan dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

o Respon Time : Kecepatan sistem bekerja, untuk

mengetahui kecepatan atau respon dari sistem.

o Audabilitas : Kesesuaian sistem dengan prosedur

yang telah ditetapkan, untuk mengetahui apakah

sistem dapat mengadopsi prosedur yang telah

ditetapkan.

o Kelaziman Komunikasi : Kemudahan pemahaman

penggunaan sistem secara detail, untuk mengetahui

apakah pengguna dapat mengerti dengan mudah

istilah-istilah yang ada dalam sistem

o Kelengkapan : Kelengkapan sistem untuk

memenuhi semua proses bisnis yang ada, untuk

mengetahui apakah sistem sudah menyediakan

semua proses bisnis yang ada di RSBSY.

o Toleransi Kesalahan : Kemampuan sistem untuk

menyelamatkan data, untuk mengetahui sejauh

mana sistem dapat bertoleransi terhadap kesalahan

yang mungkin dilakukan oleh pengguna yang

20 

 

berpengaruh pada data atau informasi yang

dihasilkan.

• Information

o Akurasi : Keakuratan sistem dalam menghasilkan

informasi, untuk mengetahui keakuratan sistem

dalam melakukan perhitungan dalam semua proses

bisnis yang ada.

o Relevansi Informasi : Kesesuaian informasi yang

dihasilkan dengan kebutuhan, untuk mengetahui

apakah sistem telah menyediakan semua informasi

yang dibutuhkan oleh pengguna

o Penyajian Informasi : Kemudahan untuk mengerti

informasi yang dihasilkan, untuk mengetahui

apakah informasi atau laporan yang dihasilkan oleh

sistem dapat dimengerti dengan mudah oleh

pengguna

o Aksesiblitas Informasi : Kemudahan mendapatkan

informasi, untuk mengetahui apakah pengguna yang

berhak mendapatkan informasi dapat mengakses

informasi tersebut dengan mudah

• Economic

21 

 

o Reusabilitas : Kemampuan sistem untuk

menghasilkan informasi atau data untuk digunakan

pada sistem lain, untuk mengetahui apakah

informasi atau laporan yang dihasilkan oleh sistem

dapat dengan mudah digunakan untuk sistem lain di

RSBSY atau di tempat lain dengan mudah

o Sumber Daya : Kemampuan sistem untuk

menghasilkan efisiensi SDM, untuk mengetahui

apakah dengan penggunaan sistem ini, dapat

dilakukan efisiensi SDM

• Control

o Integritas : Kemampuan sistem dalam mengatur hak

akses pengguna, untuk mengetahui apakah sistem

mempunyai kemampuan untuk mengatur

aksesibilitas penggunaan sesuai dengan kebutuhan

dan prosedur yang berlaku di RSBSY

o Keamanan : Kemampuan sistem dalam keamanan

data, untuk mengetahui apakah data yang ada dalam

sistem dapat terjaga keamanannya

• Efficiency

22 

 

o Usabilitas : Kemudahan mempelajari sistem, apakah

pengguna baru dapat menggunakan sistem ini

dengan mudah

o Maintanabilitas : Kemampuan sistem untuk

perbaikan bila terjadi kesalahan pemakaian, untuk

mengetahui apakah sistem dapat menangani

masalah yang ditimbulkan oleh kesalahan pengguna

dalam pemakaiannya.

• Service

o Akurasi : Keakuratan kerja sistem, untuk

mengetahui apakah sistem bekerja dengan akurat

dalam menjalankan proses bisnis yang telah

ditetapkan

o Reliabilitas : Keandalan sistem untuk membantu

penyelesaian pekerjaan, untuk mengetahui apakah

sistem benar-benar dapat membantu pengguna,

sehingga seluruh kebutuhan pengguna dapat

diakomodasi oleh sistem

o Kesederhanaan : Kemudahan pemahaman sistem,

untuk mengetahui kemudahan dari pengguna dalam

memahami sistem disesuaikan dengan proses bisnis

yang telah ditetapkan

23 

 

2.1.6 Analisa Faktor

Analisis faktor merupakan suatu cabang dari analisis variabel ganda atau

multivariat yang memperhatikan hubungan internal dari sebuah himpunan

variabel-variabel dimana hubungan tersebut dapat diartikan sebagai hubungan

linier atau mendekati.

Dalam analisis faktor ini seluruh variabel yang ada akan dilihat hubungan-

nya (inter-dependent antar variabel), sehingga akan menghasilkan pengelompokan

atau tepatnya abstraction dari banyak variabel menjadi hanya beberapa variabel

baru atau faktor.

Tujuan utama dari analisis faktor adalah untuk menggambarkan

keragaman diantara banyak variabel-variabel yang sebenarnya dapat dibedakan

dalam beberapa sifat yang mendasar namun tidak dapat terobservasi kuantitasnya.

Sifat yang mendasar namun tak dapat terobservasi kuantitasnya ini yang disebut

faktor (Wahyu Sardjono, 2009)

Secara prinsip, analisis faktor mencoba menemukan hubungan

(interrelationship) antar sejumlah variabel-variabel yang awalnya saling

independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa

kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. (Singgih Santoso,

2012)

Faktor-faktor diekstraksi sedemikian rupa sehingga faktor yang pertama

menyumbang (memberikan andil) terbesar terhadap seluruh varian dari seluruh

variabel asli, faktor kedua menyumbang terbesar kedua, faktor ketiga

menyumbang terbesar ketiga dan begitu seterusnya sehingga proses pencarian

24 

 

faktor dihentikan setelah sumbangan terhadap seluruh varian variabel dari faktor

yang sudah diekstraksi sudah mencapai 50% atau lebih. (Supranto, J., 2010)

Langkah-langkah yang diperlukan di dalam analisis faktor bisa dilihat

dalam Gambar 2.1.

Dalam melakukan analisis faktor ini, ada 6 tahapan yang perlu

dilaksanakan :

2.1.6.1 Kelayakan variabel :

uji statistik untuk menguji dengan menghitung nilai Cronbach’s

Alpha. Nilai α harus lebih besar dari 0,5

2.1.6.2 Communality:

jumlah varian yang disumbangkan oleh variable terhadap seluruh

variabel lain.

2.1.6.3 Penentuan jumlah faktor :

25 

 

 

 

 

 

Menentukan jumlah factor yang akan dibentuk. Hanya faktor

yang mempunyai nilai eigenvalue >1 yang dapat dimasukkan

dalam model.

2.1.6.4 Bentuk matriks komponen :

Dengan menggunakan metoda Principal Component Analysis,

akan dibentuk sebuah matriks komponen

2.1.6.5 Rotasi

Dari matriks komponen yang terbentuk akan dilakukan rotasi

menggunakan prosedur varimax

Gambar 2.1 Langkah‐langkah analisa faktor 

26 

 

2.1.6.6 Penamaan Faktor

Dari faktor yang telah terbentuk, diberi nama berdasarkan

variabel yang terkandung pada faktor bersangkutan.

2.2. Kerangka Berpikir

Keberhasilan suatu implementasi sistem informasi merupakan hal yang

penting dilaksanakan, karena dengan keberhasilan tersebut maka semua sumber

daya yang dialokasikan untuk implementasi tersebut akan memberi manfaat bagi

perusahaan.

Untuk mengukur keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan evaluasi atas

implementasi yang telah dilaksanakan. Hal ini belum pernah dilakukan

sebelumnya oleh RSBSY.

Karena itu pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi implementasi

sistem informasi di RSBSY. Untuk menentukan keberhasilan akan digunakan

kerangka kerja PIECES yang akan mengukur sistem informasi dari enam aspek

yaitu Performance, Information, Economic, Control, Efficiency dan Service.

Berdasarkan keenam aspek kerangka kerja PIECES tersebut ditentukan 17

variabel yang akan menjadi bahan penelitian lebih lanjut.

Masing-masing variabel ini akan diteliti melalui kuesioner dan wawancara

dengan para responden. Dari hasil kuesioner tersebut akan dilakukan analisis

deskriptif dan analisis statistik. Berdasarkan hasil tersebut akan didapatkan

kesimpulan mengenai keberhasilan implementasi di RSBSY.

27 

 

2.3. Kerangka Konsep

Kerangka berpikir yang telah dijelaskan sebelumnya dapat digambarkan

dalam suatu kerangka konsep yang dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Kerangka Konsep 

28 

 

2.4. Studi Literatur

Pada tesis ini penulis melakukan studi literatur terutama jurnal yang dapat

dijadikan referensi dalam melakukan evaluasi. Secara singkat jurnal yang

dijadikan referensi adalah sebagai berikut :

1. Towards an Evaluation Method for Information Quality Management of

Health Information System

Membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi.

Kualitas informasi pada sistem informasi kesehatan merupakan salah satu

faktor kesuksesan pada penerapan sistem informasi kesehatan. Penulis

pada jurnal ini mengajukan suatu metoda evaluasi yang sistematis dan

menyeluruh untuk manajemen kualitas informasi sistem informasi

kesehatan untuk meningkatkan kualitas informasi pada sistem tersebut.

Metoda yang diajukan dikembangkan berdasarkan PMBOK (Project

Management Body of Knowledge) agar proses evaluasi berjalan secara

sistematis. Kriteria evaluasi terdiri dari faktor manusia, organisasi dan

teknologi.

2. Post Implementation Evaluation of Healthcare Information Systems in

Developing Country

Jurnal ini membahas mengenai evaluasi sistem informasi kesehatan pada

beberapa rumah sakit di Yordania. Hal utama yang dipelajari adalah

proses evaluasi yaitu bagaimana umumnya evaluasi dilakukan sebelum

operasional dan sesudah operasional, kegunaan utama dan keuntungan

dalam melakukan kedua tipe evaluasi tersebut. Pada penelitian yang

29 

 

dilakukan menghasilkan informasi bahwa rumah sakit yang melakukan

evaluasi sesudah operasioanl lebih sedikit daripada rumah sakit yang

melakukan evaluasi sebelum operasional. Hasil penelitian yang dilakukan

oleh penulis menghasilkan bahwa penyebaran informasi akan pentingnya

evaluasi sesudah operasional baik pada komunitas akademis maupun

praktisi dapat mengambil peranan yang penting untuk meningkatkan

efektifitas SI/TI dan berkurangnya kekecewaan dan kegagalan sistem

informasi kesehatan.

3. Evaluation of Information System in Healthcare : a frame work and its

application

Penulis bertujuan untuk mengembangkan sebuah kerangka kerja untuk

memperkirakan biaya dan keuntungan dari sistem informasi pada bidang

kesehatan. Kerangka kerja disusun dengan sudut pandang dari beberapa

disiplin ilmu seperti evaluasi sistem informasi, medical informatics, dan

health economics. Pada jurnal ini dilakukan implementasi dari kerangka

kerja yang disusun dengan melakukan evaluasi pada sistem informasi yang

disebut dengan CANDELA (Computer Assisted Notification of Drug

Effects on Laboratory Test).

4. HOT-fit Evaluation Framework: Validation Using Case Studies and

Qualitative Systematic Review in Health Information systems Evaluation

Adoption

Jurnal ini membahas kerangka kerja yang diusulkan oleh penulisnya.

Kerjangka kerja ini disebut dengan HOT-fit (Human, Organization and

30 

 

Technology-fit) yang membahas secara khusus mengenai tiga faktor

tersebut dan kecocokan dari masing-masing faktor tersebut. Penelitian

dilakukan dengan mengidentifikasi dan memfokuskan pada faktor yang

dominan yaitu teknologi (kemudahan penggunaan, kegunaan sistem,

fleksibilitas sistem, efisiensi waktu, kemudahan mendapat informasi dan

relevansi); manusia (pelatihan pengguna, persepsi pengguna, peranan

pengguna, kemampuan pengguna, kejelasan dari tujuan sistem,

keterlibatan pengguna); organisasi (kepemimpinan dan dukungan, tujuan

klinis, keterlibatan pengguna, komunikasi internal, sistem internal

organisasi) beserta kecocokan antara faktor-faktor tersebut.

31