Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
28
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Tinjauan Komunikasi Massa
II.1.1 Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan suatu proses komunikasi dua arah atau
lebih antara komunikator dengan komunikan atau khalayak melalui media massa
sebagai saluran untuk memahami pesan apa yang ingin disampaikan. Pada
penelitian Hasyim Ali Imran dengan judul “Media Massa, Khalayak Media, The
Audience Theory, Efek Isi Media dan Fenomena Diskurursif (Sebuah Tinjauan
dengan Kasus pada Surat Kabar Rakyat Merdeka) Tahun 2012 menjelaskan
bahwa komunikasi dalam konteks massa, atau lazim dikenal dengan komunikasi
massa telah banyak didefnisikan akademisi. Komunikasi massa merupakan pesan
yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.1
Cangkupan media dalam komunikasi massa ialah media massa yang meliputi
media cetak (koran, majalah, tabloid) dan audiovisual (radio, televisi, digital).
Komunikasi massa melibatkan jumlah komunikan, tersebar dalam area
geografis yang luas, namun punya perhatian dan minat terhadap isu yang sama.
1 Bitner dalam buku Jalaluddin Rakhmat berjudul Psikologi Komunikasi (1985) menyatakan bahwa Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people yang menyiratkan makna bahwa komunikasi massa pada hakikatnya sebuah komunikasi yang dilakukan oleh organisasi media massa kepada khalayak luas yang anonim.
29
karena itu agar pesan dapat diterima serentak pada waktu yang sama, maka
digunakan media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, dan televisi.2
Perkembangan komunikasi massa melibatkan komunikasi media yang
semakin mempermudah seseorang untuk berkomunikasi. Hal ini dikarenakan
beragamnya media komunikasi yang muncul di tengah dinamisasi komunikasi
massa. Setiap komunikasi membutuhkan medium atau sarana pengirim pesan.
Komunikasi massa merujuk ke keseluruhan institusi yang merupakan pembawa
pesan yang mampu menyampaikan pesan-pesan ke jutaan orang nyaris serentak.3
Media komunikasi massa terdiri dari media cetak, media online, dan media
elektronik.
II.1.2 Media Massa
Media massa seperti halnya pesan lisan dan isyarat, sudah menjadi bagian
tak terpisahkan dari komunikasi manusia. Media merupakan perpanjangan lidah
dan tangan yang berjasa meningkatkan kapasitas manusia untuk mengembangkan
struktur sosialnya. Semakin cepatnya proses penyampaian pesan kepada khalayak
tak terlepas dari perkembangan teknologi dan informasi yang semakin bertumbuh
pesat.
Teknologi komunikasi merupakan inti dari teknologi yang mampu
mengubah kebudayaan.4 Media komunikasi pada saat ini telah memengaruhi
2 Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi, Cetakan Pertama (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), h. 33 3 William L. Rivers, dkk., Media Massa dan Masyarakat Modern (Jakarta: Kencana, 2008), h. 18. 4 Carey, James W., “Harold Adams Innis and Marshall McLuhan”, Antioch Review 27, Musim Semi 1967, h. 5.
30
bentuk-bentuk organisasi sosial. Itu berarti media juga memengaruhi jenis-jenis
asosiasi manusia yang berkembang pada berbagai periode. Organisasi media
menyebarluaskan dan memengaruhi pesan kepada khalayak.
Media massa merefleksikan kebudayaan suatu masyarakat, lalu
menghadirkan informasi yang serentak pada beragam khalayak luas. Dalam
sebuah komunikasi massa, media menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi,
memproduksi dan menyampaikan pesan-pesan pada khalayak.5
Kemampuan dan perkembangan media massa dalam menyampaikan
informasi inilah yang menjadikan media massa kerap menjadi objek penelitian
ilmu komunikasi massa dan ilmu-ilmu terkait lainnya. Seperti yang terjadi dalam
era new media saat ini yang sudah mengubah perwajahan jurnalisme, sehingga
mendasari peneliti untuk melakukan penelitan berkaitan dengan penggunaan
statement netizen sebagai sumber berita pada media online kaitannya dengan etika
jurnalistik.
II. 2 Media Online
Media online diartikan sebagai digital media yang disajikan melalui
internet. Secara khusus media online terkait dengan media dalam konteks
komunikasi massa. Media adalah singkatan dari media komunikasi massa dalam
5 Littlejohn, Stephen W. Theories of Human Communication (US: Waveland Press, INC, 2016)
31
bidang keilmuan komunikasi massa yang mempunyai karakteristik tertentu,
seperti publisitas dan periodisitas.6
Media online merupakan organisasi yang menyebarkan informasi dalam
bentuk pesan kepada khalayak melalui virtual. Di seluruh dunia, surat kabar
online dan media berita online lainnya tumbuh pesat selama kurun waktu 1990-an.
Sebagian besar surat kabar tidak memiliki portal online hingga munculnya world
wide web yang semakin populer. Mengambil keuntungan dari kemudahan
penggunaan dan ketersediaan umum. Hasilnya adalah ekspansi cepat dari berita
online.7
Kemunculan media baru semakin beragam untuk pemenuhan informasi,
salah satunya dengan kehadiran media online sebagai saluran untuk
menyampaikan pesan kepada khalayak untuk mencapai tujuan tertentu melalui
internet.
1. Perkembangan Media Online
Awalnya media online mulai memasuki kebudayaan komunikasi massa
pada pertengahan tahun 1990-an di Amerika Serikat. Abad kehadiran media cetak
sudah dibuat usang oleh media baru dan semakin tidak relevan dengan kehidupan
banyak pembaca. Ada beberapa sarana bahkan surat kabar dan majalah dapat
benar-benar digantikan oleh penyampaian informasi berbasis sistem internet.8
6 M. Romli, Asep Syamsul, Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online (Bandung: Nuansa Cendekia, 2012), h. 34 7 Michael B. Salwen, dkk, Online News and the Public (Taylor and Francis, 2004), h. 6 8 Jim Hall, Online Journalism: A Critical Primer (Pluto Press, 2001), h. 3
32
Perkembangan teknologi memberikan banyak implikasi pada seluruh
kehidupan manusia yang semakin dinamis. Perkembangan teknologi berjalan
begitu cepat sehingga memengaruhi proses eksistensi media. Media massa sudah
mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital.
Perkembangan media online sejalan dengan makin pesatnya laju
perkembangan teknologi. Dengan kehadiran internet yang merambah ke segala
pelosok dunia. Bahkan media konvensional sudah melakukan banyak inovasi
dengan menghadirkan konten berbasis digital, seperti koran online. Revolusi
digital ini merupakan upaya dalam merespon perkembangan teknologi yang
semakin pesat.
2. Keunggulan Media Online
Media online memiliki keunggulan yang berbeda dengan media
konvesional lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh Lister dalam bukunya yang
berjudul New Media: a Critical Introduction sebagai berikut:9
1. Pengalaman tekstual baru: mempunyai genre baru dalam bentuk
tekstual, hiburan, kesenangan dan pola konsumsi media.
2. Cara-cara baru untuk mewakili dunia: media dengan tidak selalu
jelas untuk didefinisikan, menawarkan representasional baru serta
pengalaman dalam bentuk lingkuangan virtual immersive dan
layar berbasis multimedia interaktif)
9 Martin Lister, dkk, New Media: a critical introduction (New York: Routledge, 2009), h.12-13
33
3. Hubungan baru antara subjek (pengguna dan konsumen) dan
teknologi media menimbulkan perubahan dalam penggunaan dan
penerimaan gambar media komunikasi dalam kehidupan sehari-
hari dan dalam arti yang diinvestasikan dalam teknologi media.
4. Pengalaman baru tentang hubungan antara perwujud, identitas dan
komunikasi bergeser menjadi pengalaman pribadi dan sosial dari
waktu ruang hingga tempat.
5. Konsep baru hubungan tubuh biologis terhadap teknologi media:
tantangan berbeda yang diterima antara manusia dengan buatan,
alam dan teknologi. Perkawinan tubuh dengan media sebagai
proteksi teknologi antara yang nyata dan virtual.
6. Pola-pola baru organisasi dan produksi: menyusun kembali dan
integrasi yang lebih luas dalam budaya media, industri, ekonomi,
akses, kepemilikan, kontrol dan regulasi.
Sedangkan menurut McLuhan media online memiliki kekuatan yang tidak
dimiliki oleh media cetak dan media elektronik dalam berita online, yaitu:
1. Pembaca dapat menggunakan link untuk menawarkan pengguna
(user) dalam membaca lebih lanjut pada setiap berita.
2. Pembaca dapat memperbarui berita secara langsung dan teratur.
3. Kurangnya keterbatasan ruang, namun informasi di online sangat
luas.
4. Tersedianya penambahan suara, video, dan konten online yang
dimiliki media cetak.
34
5. Dapat menyimpan arsip online dari zaman ke zaman.
Keunggulan dari media online dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi
dalam bentuk pengalaman baru atau proses produksi yang berbeda tentang
hubungan komunikasi dalam bentuk virtual berbasis multimedia interaktif yang
selalu mengalami perkembangan dinamis.
II.3 Tinjauan Jurnalistik
II.3.1 Pengertian Jurnalistik
Media massa menghadirkan jurnalistik denganciri utama memiliki sebuah
ketrampilan atau seni menyusun pemberitahuan, penyampaiannya yang menarik
perhatian, serta bertujuan memengaruhi khalayak atau publiknya. Tanpa adanya
jurnalis tidak akan pernah ada informasi mengenai suatu kejadian atau peristiwa.
Jurnalistik merupakan seni dan ketrampilan mencari, mengumpulkan,
mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa ynag terjadi sehari-
hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani
khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan perilaku
khalayak sesuai dengan kehendak para jurnalisnya.10
Jurnalistik berasal dari kata”journal” atau “du jour” yang berarti hari, di
mana segala berita atau warta sehari itu termuat dalam lembaran yang tercetak.
Dalam kamus bahasa Inggris, “journal” diartikan sebagai majalah, surat kabar,
10 Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk dan Kode Etik (Bandung:
Nuansa Cendekia, 2016), h. 19.
35
dan diary (buku catatan harian). Sedangkan “journalistic” diartikan kewartawanan
(warta = berita, kabar).11
Menurut Astrid S. Susanto melalui bukunya, Komunikasi Massa
mendefinisikan jurnalistik sebagai kejadian pencatatan dan atau pelaporan serta
penyebaran tentang kejadian sehari-hari.12 Sedangkan menurut Onong Uchjana
Effendy menyatakan bahwa jurnalistik merupakan kegiatan pengolahan laporan
harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai penyebarannya
kepada khalayak.13
II.3.2 Jurnalisme Online
Era new media memberikan kontribusi dalam perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Salah satunya dengan munculnya organisasi media
yang bergantung pada internet dalam menyampaikan informasi kepada khalayak.
Jurnalisme online adalah proses penyampaian pesan melalui media
internet dengan menggabungkan tulisan, audio dan video serta memungkinkan
pengakses untuk membaca kembali berita yang telah lalu.14 Selanjutnya kegiatan
penyampaian berita menggunakan internet disebut sebagai jurnalisme online.
Sehingga dinamika ini membuat produsen media selalu melakukan inovasi
terhadap karya jurnalistik di dunia digital yang bertujuan untuk mengundang
banyak pembaca di dunia virtual. 11 Baca Asep Syamsul M. Romli dalam Konsep Kerja Jurnalistik: Gambaran Umum Manajemen Pers dalam bukunya berjudul Jurnalistik Praktis untuk Pemula, h.99 12 Astrid S. Susanto, Komunikasi Massa, Cetakan ke II (Dikmenum dan Bina Cipta, 1986), h. 73 13 Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi (Bandung: PT. Rosdakarya, 1984), h. 102 14 Jurnalisme Online menurut Richard Craig dalam Brad Schultz, Broadcast News Producing (London: Sage Publication, 2005), h. 134
36
a. Ciri-Ciri Jurnalisme Online:15
1. Reliability (reliabilitas) dalam perspektif teknik jurnalistik,
elemen reliabilitas sangatlah dibutuhkan. Tanpa reliabilitas,
maka informasi tidak akan berguna.
2. Internet sudah banyak digunakan oleh media televisi dan koran.
Sehingga internet menjadi sesuatu yang baru.
3. Konten dalam jurnalisme online menjadi sesuatu yang
diperhitungkan. Jika berita tidak berbobot, maka akan
ditinggalkan.
4. Isi berita menjadi dinamis. Pada berita online, para staff redaksi
akan terus meng-update informasi yang sedang terjadi di
manapun.
5. Isi berita harus mementingka kedalaman informasi (depth)
6. Kecepatan. Para pembaca menginginkan berita yang disajikan
secara cepat dan instan.
Banyak situs jurnalisme online berasosiasi dengan organisasi media yang
sudah pernah ada sebelumnya seperti koran, majalah, dan televisi atau jaringan.
Situs tersebut normalnya tetap merefleksikan karakter dasar yang menjadi warisan
atau ideologi yang menjadi pedoman dari media tersebut.16 Meski memiliki
karakter berbeda dengan media konvensional, jurnalisme online di era
konvergensi mengalami perkembangan yang cukup pesat. 15 Andrew Boyd, Broadcast Journalism: Techniques of Radio and Television News, 5 ed (Melbourne: Focal Press, 2001), h. 404 16 James C. Foust, Online Journalism: Principles and Practices of News for the Web (Arizona: Holocomb Hathaway, Publisher, 2005), h.12
37
Online news diartikan sebagai media yang berkapasitas menawarkan berita
live, audio, dan video yang terbentuk berdasarkan teknologi hypermedia dan
hypertext yang berkembang pesat meliputi suara dan grafis. Online news memang
masih memiliki keterkaitan dengan Koran konvensional (teks dan foto), tetapi
online news juga memiliki potensi untuk memanfaatkan berbagai fitur baru dari
dunia percampuran komunikasi media digital: audio, video, animasi, dan user
control.17
Kelebihan dari online news adalah beritanya yang selalu diperbaharui
secara berkelanjutan (continous update), memiliki interaktivitas, hypertext, dan
multimedia. Selain menawarkan kecanggihan masa kini dan masa depan, online
news juga membawa pengaruh besar di dunia jurnalistik lewat kelebihan-
kelebihannya.18
Kehadiran jurnalisme online memberikan berbagai keuntungan, seperti
yang tertulis dalam buku Online Journalism: Principles and Practices of News for
The Web ( Holocomb Hathaway, Publisher, 2005), ialah sebagai berikut:
1. Audiens Control: Jurnalisme online memungkinkan berita
tersimpan lebih leluasa dalam memilih berita yang ingin
didapatkannya.
2. Storage and retrieval: Jurnalisme online dapat menyimpan dan
diakses kembali dengan mudah oleh pembaca.
17 Richard Craig, Online Journalism: Reporting, Writing, and Editing for New Media(Indiana: Thomson/Wadsworth, 2005), h. 4-5 18Ibid, h. 5
38
3. Unlimited Space: Jurnalisme online menyediakan jumlah berita
yang lebih lengkap untuk disampaikan kepada pembaca.
4. Immediacy: Jurnalisme online memberikan informasi secara cepat
dan langsung kepada pembaca, sehingga dapat langsung diakses.
5. Multimedia Capability: Jurnalisme online memiliki pembagian tim
redaksi untuk menyertakan teks, suara, gambar, video, dan
komponen lainnya ke dalam berita yang akan disampaikan kepada
publik.
6. Interactivity: Jurnalisme online menyediakan platform untuk
meningkatkan partisipasi audiens dalam setiap berita.
b. Prinsip-prinsip Jurnalisme Online
Jurnalisme online memiliki prinsip dasar dalam penyampaian berita dalam
sebuah website, situs maupun portal. Menurut Paul Bradshaw dalam Basic
Principal of Online Journalism yang menyebutkan ada lima prinsip dasar
jurnalisme online, yaitu:19
1. Keringkasan (Brevity)
Pembuatan berita pada media online dituntut untuk
ringkas agar mudah dan cepat dibaca oleh khalayak.
Tingkat kesibukan membuat pembaca semakin sedikit
memiliki waktu untuk membaca dan mengikuti arus
19 Paul Bradshaw. Basic Principles of Online Journalism, diakses pada 25 Mei 2018, https://onlinejournalismblog.com/
39
informasi. Sehingga jurnalisme online hanya memuat
tulisan yang ringkas dan padat. Hal ini juga sesuai dengan
salah satu kaidah bahasa jurnalistik dengan sifat ringkas
dan sederhana namun padat informasi.
2. Kemampuan beradaptasi (adaptability)
Wartawan online dituntut untuk mampu menyesuaikan
diri dengan kebutuhan dan preferensi publik. Kemajuan
teknologi membuat wartawan harus sigap dalam melakukan
inovasi dan keberagaman yang menyesuaikan standar digital,
seperti: penyediaan format audio, video, gambar dan lain-lain.
3. Dapat dipindai (Scannability)
Para pengguna berita online umumnya bersifat task-
oriented: mereka akan mengunjungi web tersebut untuk
mencari sesuatu yang spesifik. Dan jika tidak menemukan,
maka pengunjung akan pergi ke portal lain. Dapat dipindai
berarti memudahkan pembaca untuk mencari berita terkait
sehingga tidak merasa terpaksa dalam membaca informasi atau
berita.
4. Komunitas dan percakapan (community and conversation)
Cakupan media online sangat luas karena dapat
menjangkau ke seluruh belahan dunia sebagai penjaring
komunikasi. Jurnalis media online juga harus cakap dalam
40
memberikan timbal balik kepada publik atas interaksi yang
dilakukan publik.
5. Interaktivitas (interactivity)
Adanya komunikasi interaktif antara publik dengan
jurnalis sangat memungkinkan karena media online
memiliki akses yang sangat luas. Terciptanya sarana
komunikasi antara pihak admin web bersangkutan dengan
pembaca dengan membiarkan pembaca memberikan
respon berupa komentar tentang berita yang dikonsumsi
dari web tersebut.
II.3.3Netizen dan Penggunaan Ruang Publik
Transformasi digital menjadikan media online sebagai ruang tersendiri
bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan gagasan. Alternatif yang
diberikan oleh media online menjadikan ruang terbuka untuk masyarakat virtual
saling berinteraksi satu sama lain serta adanya medium untuk menyalurkan
aspirasi baik dalam bentuk statement maupun opini terhadap sebuah isu yang
media tawarkan sebagai ruang publik.
Ruang publik merupakan struktur komunikasi yang dicarikan oleh urutan
media, percakapan, opini publik dan aksi sosial. Ruang publik menjadi ruang
demokratis atau wahana diskursus masyarakat. Dalam jaringan tersebut,
perbedaan kecenderungan berkomunikasi disintesiskan ke dalam opini publik
secara tematis. Ruang publik dibentuk kembali melalui aktivitas komunikatif dan
41
bahasa secara alamiah menghasilkan komprehensi umum dalam praktik
komunikasi sehari-hari.20
Netizen berasal dari gabungan kata internet dan citizen yang merupakan
pengguna internet aktif yang terlibat di komunitas online di internet. Netizen
sebagai warga virtual saling berinteraksi dengan mengakses dan menggunakan
jaringan internet. Selain itu, netizen berkolaborasi dan bertukar aspirasi di dunia
maya menggunakan media sosial seperti facebook, twitter, instagram, tumblr,
blogger, dan sebagainya sebagai aktivis dunia maya.
Penggunaan ruang publik bagi netizen digunakan sebagai jaringan
komunikasi informasi dan titik pandangan sebagai ruang proses komunikasi bisa
berlangsung. Ruang komunikasi ini bersifat virtual (non-fisik) atau disebut
sebagai media massa. Di media massa Netizen dapat membicarakan kasus-kasus
atau isu hangat yang terjadi di masyarakat.
II.3.4 Sumber Berita
Dalam dunia jurnalistik, sumber berita memainkan peranan penting dalam
sebuah karya jurnalistik. Seorang wartawan bergantung kepada sumber dalam
pengelolaan berita yang akan dibuat untuk disampaikan kepada khalayak.
Sumber digunakan untuk membuktikan bahwa setiap berita yang disajikan
baik melalui media online, cetak maupun elektronik adalah berautoriti dan
20 Dikutip dari Budi Hardiman, Menuju Masyarakat Komunikatif (Yogyakarta: Kanisius, 1993) dalam Yanti Hermawati, Partisipasi Netizen dalam Mewujudkan Masyarakat Madani (Pemanfaatan Kolom “Komentar” di Situs Media Online oleh Netizen) pada FISIP- Universitas Terbuka, h. 2
42
memiliki kredibilitas.21 Menurut Tuchman dan Gaye, objektifitas membenarkan
wartawan untuk menyembunyikan diri mereka walaupun berita “dibina” dan
wartawan merupakan “sebagian daripada berita mereka sendiri atau representasi
dari berita adalah wartawan itu sendiri. Bagaimanapun pembuatan berita oleh
wartawan dalam objektifitas kewartawanan memerlukan individu sebagai sumber
untuk memberikan fakta dan gambaran kepada informasi yang disampaikan
kepada publik.22
Menurut Conrad, wartawan bergantung kepada sumber untuk berita yang
mereka buat. Sumber boleh dianggap sebagai elemen penting dalam berita untuk
memberi kepercayaan kepada khalayak mengenai sesuatu isu atau peristiwa yang
dibingkaikan oleh wartawan. Informasi mengenai sesuatu isu atau peristiwa
mempunyai sumber tersendiri.23
Sumber meliputi individu yang terlibat dengan sesuatu isu yang telah
diberi liputan oleh wartawan dalam laporan berita. Sumber berita ditafsirkan
sebagai individu dengan persyaratan, fakta, atau petikan yang dikaitkan secara
langsung dalam artikel berita.24
21 Mohd Zuwairi Mat Saad, dkk. “Pemilihan dan Autoriti Sumber Berita Bingkai Pilihan Raya di Malaysia”. Malaysian Journal of Communication, Jilid 32 (1), 2016, h. 563 22Ibid, h. 562-363 23Ibid, h. 563 24 Dimitrova, D. V, & Stromback, J. “Election news in Sweden and the United States: A comparative study of sources and media frames”. Journalism, 13(5), 2012, h. 604
43
II.4 Kredibilitas Sumber
Kredibilitas sumber merupakan persepsi yang diberikan oleh masyarakat
sehubungan dengan sifat-sifat yang melekat pada narasumber tersebut. Ada dua
komponen yang paling penting dalam kredibilitas, yaitu keahlian dan
kepercayaan.25 Keahlian merupakan kesan yang dibentuk masyarakat tentang
kemampuan narasumber dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan,
sedangkan kepercayaan merupakan kesan yang dibentuk masyarakat yang
berkaitan dengan wataknya, seperti moralitas, kejujuran dan sebagainya.
Menurut Kohler ada empat komponen krediblitas, yaitu (1) Dinamis:
narasumber dipandang aktif, tegas, dan berani dalam menyampaikan pendapatnya,
(2) Sosiabilitas: narasumber dipandang dekat dengan masyarakat, (3) Koorientasi:
narasumber dipandang mewakili nilai-nilai yang dianut atau kelompok yang
didukung, (4) Karisma: menunjukkan suatu kelebihan pada diri narasumber yang
menarik perhatian.26
Dalam accuracy berarti unsur kredibilitas memang harus menjadi
pegangan bagi apa yang diucapkan, dilakukan, dan ditulis oleh wartawan.
Sehingga wartawan dituntut untuk teliti dan akurat. Akurasi merupakan suatu nilai
dasar yang harus diimplementasikan oleh wartawan maupun redaktur. Akurat
berarti sebagai wartawan harus mendapatkan informasi yang pasti dan tidak bisa
dibantahkan. Akurasi merupakan standar etika, disamping standar profesional dan
operasional yang harus diaplikasikan oleh wartawan.
25 Rakhmat, J. Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), h. 238 26 Ibid, h. 239
44
Selain akurasi, dalam unsur kredibilitas juga terdapat dimensi
believablility yang mencakup bagaimana seorang jurnalis dalam memaparkan
informasi dalam sebuah berita. Apakah terdapat unsur opinionative dan
transparansi sumber berita.
Selanjutnya adalah dimensi bias yaitu tidak terdapat adanya
kecenderungan atau predisposition dalam suatu berita sehingga berita bersifat
cover both side atau merujuk kepada apakah berita berimbang, berita menyajikan
informasi secara fair dengan mengetengahkan versi atau pandangan dari pihak-
pihak yang terlibat. Berita dua sisi menampilkan aneka pandangan dari pihak yang
berbeda.
Sedangkan untuk dimensi kelengkapan berita (completeness) yaitu dengan
memaparkan semua informasi, secara mendalam, dan lengkap. berita harus
memenuhi unsur-unsur kelengkapan berita dengan 5W+1H.
Berita online berlangsung terus-menerus, tidak hanya secara harian, tetapi
dari menit ke menit. Meskipun bekerja dengan kecepatan tinggi, wartawan harus
mampu menghasilkan tulisan yang dapat dipercaya dalam keadaan tekanan waktu.
Kecepatan dalam penyampaian informasi merupakan salah satu yang harus
diterapkan untuk memenuhi karakteristik jurnalisme online yaitu bersifat
immediacy atau kesegaran dan kecepatan dalam penyampaian informasi.
Penggunaan statement netizen sebagai sumber berita juga harus
mengimplementasikan faktor-faktor kredibilitas agar produksi berita yang
bersumber dari statement netizen layak dikonsumsi publik. Kredibilitas menjadi
45
sangat penting karena jenis pemberitaan ini menggunakan sumber hanya dari akun
sosial media seseorang yang melontarkan statement-nya terhadap suatu isu berita
di kolom komentar media online. Jenis berita dengan penggunaan statement
netizen sebagai sumber, biasanya hadir sebagai jenis pemberitaan konten kreatif
baik mengenai isu berita selebritas maupun aktor politik yang kontroversial
sehingga menarik perhatian netizen untuk ikut berkomentar.
Penggunaan sumber berita statement netizen harus memenuhi standar
kredibilitas narasumber yaitu kredibilitas keaslian akun media sosial (akun
terverifikasi atau bukan). Hal tersebut menjadi faktor utama karena narasumber
sebagai data informasi harus jelas validasinya sehingga berita yang diproduksi
akurat karena kepercayaan masyarakat terhadap pemberitaan media massa, sangat
terkait dengan nilai-nilai yang terkandung berita tersebut. Dalam hal ini, selain
peristiwa maupun fakta yang terjadi, narasumber berita merupakan faktor penting
bagi tersusunnya suatu informasi.
II.5 Etika Jurnalistik
Etika jurnalistik dijadikan landasan dan tanggung jawab moral kepada
wartawan dalam melakukan aktivitasnya. Etika berfungsi umumnya untuk
melindungi kepentingan manusia, sehingga pelaksanaan jurnalistik wartawan
dapat berlangsunng dan dirasakan oleh manusia bahwa pemberitaan tersebut
berfungsi dan berkenan bagi rasa tenteram dan damai.27
27Abdul Choliq Dahlan, "Hukum, Profesi Jurnalistik dan Etika Media Massa", Vol XXV, No. 1, 2011, h, 396.
46
Secara umum, Kode Etik Jurnalistik merupakan himpunan atau kumpulan
mengenai etika di bidang jurnalistik yang dibuat oleh, dari dan untuk kaum
jurnalis (wartawan) sendiri. Dengan kata lain, Kode Etik Jurnalistik dibuat oleh
kaum jurnalis sendiri dan berlaku juga hanya terbatas untuk kalangan jurnalis saja.
Tiada satu orang atau badan lain pun yang di luar yang ditentukan oleh Kode Etik
Jurnalistik itu sendiri yang dapat memakai atau menerapkan aturan tersebut
terhadap para jurnalis, termasuk menyatakan ada tidak pelanggaran etika
berdasarkan Kode Etik Jurnalistik itu.28
Etika jurnalistik merupakan kesediaan wartawan (sadar diri dan sadar
organisasi) untuk senantiasa taat dan patuh serta memahami norma kesusilaan
dalam melakukan proses meliput, mengola, mengedit informasi yang akan
disebarkan kepada khalayak luas. Konsekuensi dari konsep ini mengharuskan
wartawan mempersiapkan diri sebelum melaksanakan aktivitas kewartawanan,
dalam arti jika mengambil narasumber harus memerhatikan aspek kebutuhan
informasi yang benar dan proporsional, bagaimana memperlakukan narasumber,
bagaimana menyampaikan informasi sehingga tidak terkesan berat sebelah. Etika
jurnalistik merupakan dasar wartawan dalam melahirkan produk jurnalistik yang
proporsional dan professional.29
Profesi kewartawanan memiliki kode etik profesi yang mengatur
bagaimana seharusnya ilmu dibidang itu dilaksanakan. Etika profesi dibuat dari,
28 Wina Armada Sukardi, Kajian Tuntas 350 Tanya Jawab Pers dan Kode Etik Jurnalistik(Jakarta: Dewan Pers, 2012), h. 324 29 Chiorul Arief, Dasar Jurnalistik (Surabaya, 2008), h. 115
47
oleh dan untuk sebuah profesi dan berdasarkan nilai-nilai yang lahir, berkembang
dan sesuai dengan kebutuhan profesi itu.30
II.5.1 Dewan Pers dan Kode Etik Jurnalistik
1. Dewan Pers
Dalam upaya mengembangkan kemerdekaan pers dan meningkatkan
kehidupan pers nasional, dibentuk Dewan Pers yang independen. Dewan pers
melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut:31
a) Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain;
b) Melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan pers;
c) Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik;
d) Memberikan pertimbangan dan mengupayakan
penyelesaianpengaduan masyarakat atas kasus-kasus yang
berhubungan dengan pemberitaan pers;
e) Mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat, dan
pemerintah;
f) Memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam menyusun
peraturan-peraturan di bidang pers dan meningkatkan kualitas
profesi kewartawanan;
g) Mendata perusahaan pers.
30 Ibid, Kajian Tuntas 350 Tanya Jawab Pers dan Kode Etik Jurnalistik, h. 315 31Ibid, h. 402
48
2. Kode Etik Jurnalistik
Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia
yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia PBB. Kemerdekaan pers adalah sarana masyarakat untuk
memperoleh informasi dan berkomunikasi, guna memenuhi kebutuhan hakiki dan
meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dalam mewujudkan kemerdekaan
pers itu, wartawan Indonesia juga menyadari adanya kepentingan bangsa,
tanggung jawab sosial, keberagaman masyarakat, dan norma-norma agama.
Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers
menghormati hak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan
terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat.Untuk menjamin kemerdekaan pers dan
memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan
Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman
operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta
profesionalisme.
3. Pedoman Pemberitaan Media Siber
Media siber merupakan segala bentuk media yang menggunakan wahana
internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta memenuhi persyaratan
Undang-Undang Pers dan Standar Perusahaan Pers yang ditetapkan Dewan Pers.
Berbagai persoalan hadir dalam media online, lantas apa yang dijadikan
pedoman atau pegangan dalam praktik jurnalisme online? Tanpa disadari ada
kekosongan hukum terkait praktik jurnalisme dalam media online. Undang-
49
undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (UU Pers) tidak mengatur soal
komunitas, model-model baru soal praktik jurnalistik pada media online, dan
distribusi berita dalam ranah media sosial. Aturan hukum soal internet yang
dimiliki Indonesia adalah Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Media online berada dalam ruang
lingkup media sebagaimana disebut dalam UU Pers, namun aturan dalam UU Pers
tidak memuat aturan mengenai praktik yang kini terjadi pada media online.
Dengan adanya kekosongan ini AJI Indonesia berperan aktif dalam serangkaian
pertemuan dengan pihak berkepentingan di media online yang difasilitasi Dewan
Pers. Pada Februari 2012, Dewan Pers bersama sejumlah komunitas pers merilis
Pedoman Pemberitaan Media Siber.32 Pedoman ini dimaksudkan sebagai
reformulasi penerapan kaidah-kaidah etik jurnalistik dalam ranah dunia maya.
Pedoman ini juga dimaksudkan untuk menyeimbangkan kebebasan berpendapat di
media siber dengan prinsip-prinsip ruang publik yang beradab. Selain itu
pedoman ini mereduksi potensi kriminalisasi terhadap media siber dan para
komentar/partisipan berdasarkan UU ITE, KUHP, dan lainnya.33
32Pedoman Pemberitaan Media Siber g dikeluarkan oleh Dewan Pers lihat di lampiran. 33 Pedoman Pemberitaan Media Siber dalam Media Online: Pembaca, Laba, dan Etika Problematika Praktik Jurnalisme Online di Indonesia oleh J. Heru Margianto dan Asep Syaefullah Divisi Penyiaran dan Media Baru AJI Indonesia diterbitkan oleh AJI Indonesia, hlm 53-54