22
28 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan suatu proses komunikasi dua arah atau lebih antara komunikator dengan komunikan atau khalayak melalui media massa sebagai saluran untuk memahami pesan apa yang ingin disampaikan. Pada penelitian Hasyim Ali Imran dengan judul “Media Massa, Khalayak Media, The Audience Theory, Efek Isi Media dan Fenomena Diskurursif (Sebuah Tinjauan dengan Kasus pada Surat Kabar Rakyat Merdeka) Tahun 2012 menjelaskan bahwa komunikasi dalam konteks massa, atau lazim dikenal dengan komunikasi massa telah banyak didefnisikan akademisi. Komunikasi massa merupakan pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. 1 Cangkupan media dalam komunikasi massa ialah media massa yang meliputi media cetak (koran, majalah, tabloid) dan audiovisual (radio, televisi, digital). Komunikasi massa melibatkan jumlah komunikan, tersebar dalam area geografis yang luas, namun punya perhatian dan minat terhadap isu yang sama. 1 Bitner dalam buku Jalaluddin Rakhmat berjudul Psikologi Komunikasi (1985) menyatakan bahwa Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people yang menyiratkan makna bahwa komunikasi massa pada hakikatnya sebuah komunikasi yang dilakukan oleh organisasi media massa kepada khalayak luas yang anonim.

BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

28

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Tinjauan Komunikasi Massa

II.1.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan suatu proses komunikasi dua arah atau

lebih antara komunikator dengan komunikan atau khalayak melalui media massa

sebagai saluran untuk memahami pesan apa yang ingin disampaikan. Pada

penelitian Hasyim Ali Imran dengan judul “Media Massa, Khalayak Media, The

Audience Theory, Efek Isi Media dan Fenomena Diskurursif (Sebuah Tinjauan

dengan Kasus pada Surat Kabar Rakyat Merdeka) Tahun 2012 menjelaskan

bahwa komunikasi dalam konteks massa, atau lazim dikenal dengan komunikasi

massa telah banyak didefnisikan akademisi. Komunikasi massa merupakan pesan

yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.1

Cangkupan media dalam komunikasi massa ialah media massa yang meliputi

media cetak (koran, majalah, tabloid) dan audiovisual (radio, televisi, digital).

Komunikasi massa melibatkan jumlah komunikan, tersebar dalam area

geografis yang luas, namun punya perhatian dan minat terhadap isu yang sama.

1 Bitner dalam buku Jalaluddin Rakhmat berjudul Psikologi Komunikasi (1985) menyatakan bahwa Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people yang menyiratkan makna bahwa komunikasi massa pada hakikatnya sebuah komunikasi yang dilakukan oleh organisasi media massa kepada khalayak luas yang anonim.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

29

karena itu agar pesan dapat diterima serentak pada waktu yang sama, maka

digunakan media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, dan televisi.2

Perkembangan komunikasi massa melibatkan komunikasi media yang

semakin mempermudah seseorang untuk berkomunikasi. Hal ini dikarenakan

beragamnya media komunikasi yang muncul di tengah dinamisasi komunikasi

massa. Setiap komunikasi membutuhkan medium atau sarana pengirim pesan.

Komunikasi massa merujuk ke keseluruhan institusi yang merupakan pembawa

pesan yang mampu menyampaikan pesan-pesan ke jutaan orang nyaris serentak.3

Media komunikasi massa terdiri dari media cetak, media online, dan media

elektronik.

II.1.2 Media Massa

Media massa seperti halnya pesan lisan dan isyarat, sudah menjadi bagian

tak terpisahkan dari komunikasi manusia. Media merupakan perpanjangan lidah

dan tangan yang berjasa meningkatkan kapasitas manusia untuk mengembangkan

struktur sosialnya. Semakin cepatnya proses penyampaian pesan kepada khalayak

tak terlepas dari perkembangan teknologi dan informasi yang semakin bertumbuh

pesat.

Teknologi komunikasi merupakan inti dari teknologi yang mampu

mengubah kebudayaan.4 Media komunikasi pada saat ini telah memengaruhi

2 Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi, Cetakan Pertama (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), h. 33 3 William L. Rivers, dkk., Media Massa dan Masyarakat Modern (Jakarta: Kencana, 2008), h. 18. 4 Carey, James W., “Harold Adams Innis and Marshall McLuhan”, Antioch Review 27, Musim Semi 1967, h. 5.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

30

bentuk-bentuk organisasi sosial. Itu berarti media juga memengaruhi jenis-jenis

asosiasi manusia yang berkembang pada berbagai periode. Organisasi media

menyebarluaskan dan memengaruhi pesan kepada khalayak.

Media massa merefleksikan kebudayaan suatu masyarakat, lalu

menghadirkan informasi yang serentak pada beragam khalayak luas. Dalam

sebuah komunikasi massa, media menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi,

memproduksi dan menyampaikan pesan-pesan pada khalayak.5

Kemampuan dan perkembangan media massa dalam menyampaikan

informasi inilah yang menjadikan media massa kerap menjadi objek penelitian

ilmu komunikasi massa dan ilmu-ilmu terkait lainnya. Seperti yang terjadi dalam

era new media saat ini yang sudah mengubah perwajahan jurnalisme, sehingga

mendasari peneliti untuk melakukan penelitan berkaitan dengan penggunaan

statement netizen sebagai sumber berita pada media online kaitannya dengan etika

jurnalistik.

II. 2 Media Online

Media online diartikan sebagai digital media yang disajikan melalui

internet. Secara khusus media online terkait dengan media dalam konteks

komunikasi massa. Media adalah singkatan dari media komunikasi massa dalam

5 Littlejohn, Stephen W. Theories of Human Communication (US: Waveland Press, INC, 2016)

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

31

bidang keilmuan komunikasi massa yang mempunyai karakteristik tertentu,

seperti publisitas dan periodisitas.6

Media online merupakan organisasi yang menyebarkan informasi dalam

bentuk pesan kepada khalayak melalui virtual. Di seluruh dunia, surat kabar

online dan media berita online lainnya tumbuh pesat selama kurun waktu 1990-an.

Sebagian besar surat kabar tidak memiliki portal online hingga munculnya world

wide web yang semakin populer. Mengambil keuntungan dari kemudahan

penggunaan dan ketersediaan umum. Hasilnya adalah ekspansi cepat dari berita

online.7

Kemunculan media baru semakin beragam untuk pemenuhan informasi,

salah satunya dengan kehadiran media online sebagai saluran untuk

menyampaikan pesan kepada khalayak untuk mencapai tujuan tertentu melalui

internet.

1. Perkembangan Media Online

Awalnya media online mulai memasuki kebudayaan komunikasi massa

pada pertengahan tahun 1990-an di Amerika Serikat. Abad kehadiran media cetak

sudah dibuat usang oleh media baru dan semakin tidak relevan dengan kehidupan

banyak pembaca. Ada beberapa sarana bahkan surat kabar dan majalah dapat

benar-benar digantikan oleh penyampaian informasi berbasis sistem internet.8

6 M. Romli, Asep Syamsul, Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online (Bandung: Nuansa Cendekia, 2012), h. 34 7 Michael B. Salwen, dkk, Online News and the Public (Taylor and Francis, 2004), h. 6 8 Jim Hall, Online Journalism: A Critical Primer (Pluto Press, 2001), h. 3

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

32

Perkembangan teknologi memberikan banyak implikasi pada seluruh

kehidupan manusia yang semakin dinamis. Perkembangan teknologi berjalan

begitu cepat sehingga memengaruhi proses eksistensi media. Media massa sudah

mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital.

Perkembangan media online sejalan dengan makin pesatnya laju

perkembangan teknologi. Dengan kehadiran internet yang merambah ke segala

pelosok dunia. Bahkan media konvensional sudah melakukan banyak inovasi

dengan menghadirkan konten berbasis digital, seperti koran online. Revolusi

digital ini merupakan upaya dalam merespon perkembangan teknologi yang

semakin pesat.

2. Keunggulan Media Online

Media online memiliki keunggulan yang berbeda dengan media

konvesional lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh Lister dalam bukunya yang

berjudul New Media: a Critical Introduction sebagai berikut:9

1. Pengalaman tekstual baru: mempunyai genre baru dalam bentuk

tekstual, hiburan, kesenangan dan pola konsumsi media.

2. Cara-cara baru untuk mewakili dunia: media dengan tidak selalu

jelas untuk didefinisikan, menawarkan representasional baru serta

pengalaman dalam bentuk lingkuangan virtual immersive dan

layar berbasis multimedia interaktif)

9 Martin Lister, dkk, New Media: a critical introduction (New York: Routledge, 2009), h.12-13

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

33

3. Hubungan baru antara subjek (pengguna dan konsumen) dan

teknologi media menimbulkan perubahan dalam penggunaan dan

penerimaan gambar media komunikasi dalam kehidupan sehari-

hari dan dalam arti yang diinvestasikan dalam teknologi media.

4. Pengalaman baru tentang hubungan antara perwujud, identitas dan

komunikasi bergeser menjadi pengalaman pribadi dan sosial dari

waktu ruang hingga tempat.

5. Konsep baru hubungan tubuh biologis terhadap teknologi media:

tantangan berbeda yang diterima antara manusia dengan buatan,

alam dan teknologi. Perkawinan tubuh dengan media sebagai

proteksi teknologi antara yang nyata dan virtual.

6. Pola-pola baru organisasi dan produksi: menyusun kembali dan

integrasi yang lebih luas dalam budaya media, industri, ekonomi,

akses, kepemilikan, kontrol dan regulasi.

Sedangkan menurut McLuhan media online memiliki kekuatan yang tidak

dimiliki oleh media cetak dan media elektronik dalam berita online, yaitu:

1. Pembaca dapat menggunakan link untuk menawarkan pengguna

(user) dalam membaca lebih lanjut pada setiap berita.

2. Pembaca dapat memperbarui berita secara langsung dan teratur.

3. Kurangnya keterbatasan ruang, namun informasi di online sangat

luas.

4. Tersedianya penambahan suara, video, dan konten online yang

dimiliki media cetak.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

34

5. Dapat menyimpan arsip online dari zaman ke zaman.

Keunggulan dari media online dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi

dalam bentuk pengalaman baru atau proses produksi yang berbeda tentang

hubungan komunikasi dalam bentuk virtual berbasis multimedia interaktif yang

selalu mengalami perkembangan dinamis.

II.3 Tinjauan Jurnalistik

II.3.1 Pengertian Jurnalistik

Media massa menghadirkan jurnalistik denganciri utama memiliki sebuah

ketrampilan atau seni menyusun pemberitahuan, penyampaiannya yang menarik

perhatian, serta bertujuan memengaruhi khalayak atau publiknya. Tanpa adanya

jurnalis tidak akan pernah ada informasi mengenai suatu kejadian atau peristiwa.

Jurnalistik merupakan seni dan ketrampilan mencari, mengumpulkan,

mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa ynag terjadi sehari-

hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani

khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan perilaku

khalayak sesuai dengan kehendak para jurnalisnya.10

Jurnalistik berasal dari kata”journal” atau “du jour” yang berarti hari, di

mana segala berita atau warta sehari itu termuat dalam lembaran yang tercetak.

Dalam kamus bahasa Inggris, “journal” diartikan sebagai majalah, surat kabar,

10 Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk dan Kode Etik (Bandung:

Nuansa Cendekia, 2016), h. 19.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

35

dan diary (buku catatan harian). Sedangkan “journalistic” diartikan kewartawanan

(warta = berita, kabar).11

Menurut Astrid S. Susanto melalui bukunya, Komunikasi Massa

mendefinisikan jurnalistik sebagai kejadian pencatatan dan atau pelaporan serta

penyebaran tentang kejadian sehari-hari.12 Sedangkan menurut Onong Uchjana

Effendy menyatakan bahwa jurnalistik merupakan kegiatan pengolahan laporan

harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai penyebarannya

kepada khalayak.13

II.3.2 Jurnalisme Online

Era new media memberikan kontribusi dalam perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi. Salah satunya dengan munculnya organisasi media

yang bergantung pada internet dalam menyampaikan informasi kepada khalayak.

Jurnalisme online adalah proses penyampaian pesan melalui media

internet dengan menggabungkan tulisan, audio dan video serta memungkinkan

pengakses untuk membaca kembali berita yang telah lalu.14 Selanjutnya kegiatan

penyampaian berita menggunakan internet disebut sebagai jurnalisme online.

Sehingga dinamika ini membuat produsen media selalu melakukan inovasi

terhadap karya jurnalistik di dunia digital yang bertujuan untuk mengundang

banyak pembaca di dunia virtual. 11 Baca Asep Syamsul M. Romli dalam Konsep Kerja Jurnalistik: Gambaran Umum Manajemen Pers dalam bukunya berjudul Jurnalistik Praktis untuk Pemula, h.99 12 Astrid S. Susanto, Komunikasi Massa, Cetakan ke II (Dikmenum dan Bina Cipta, 1986), h. 73 13 Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi (Bandung: PT. Rosdakarya, 1984), h. 102 14 Jurnalisme Online menurut Richard Craig dalam Brad Schultz, Broadcast News Producing (London: Sage Publication, 2005), h. 134

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

36

a. Ciri-Ciri Jurnalisme Online:15

1. Reliability (reliabilitas) dalam perspektif teknik jurnalistik,

elemen reliabilitas sangatlah dibutuhkan. Tanpa reliabilitas,

maka informasi tidak akan berguna.

2. Internet sudah banyak digunakan oleh media televisi dan koran.

Sehingga internet menjadi sesuatu yang baru.

3. Konten dalam jurnalisme online menjadi sesuatu yang

diperhitungkan. Jika berita tidak berbobot, maka akan

ditinggalkan.

4. Isi berita menjadi dinamis. Pada berita online, para staff redaksi

akan terus meng-update informasi yang sedang terjadi di

manapun.

5. Isi berita harus mementingka kedalaman informasi (depth)

6. Kecepatan. Para pembaca menginginkan berita yang disajikan

secara cepat dan instan.

Banyak situs jurnalisme online berasosiasi dengan organisasi media yang

sudah pernah ada sebelumnya seperti koran, majalah, dan televisi atau jaringan.

Situs tersebut normalnya tetap merefleksikan karakter dasar yang menjadi warisan

atau ideologi yang menjadi pedoman dari media tersebut.16 Meski memiliki

karakter berbeda dengan media konvensional, jurnalisme online di era

konvergensi mengalami perkembangan yang cukup pesat. 15 Andrew Boyd, Broadcast Journalism: Techniques of Radio and Television News, 5 ed (Melbourne: Focal Press, 2001), h. 404 16 James C. Foust, Online Journalism: Principles and Practices of News for the Web (Arizona: Holocomb Hathaway, Publisher, 2005), h.12

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

37

Online news diartikan sebagai media yang berkapasitas menawarkan berita

live, audio, dan video yang terbentuk berdasarkan teknologi hypermedia dan

hypertext yang berkembang pesat meliputi suara dan grafis. Online news memang

masih memiliki keterkaitan dengan Koran konvensional (teks dan foto), tetapi

online news juga memiliki potensi untuk memanfaatkan berbagai fitur baru dari

dunia percampuran komunikasi media digital: audio, video, animasi, dan user

control.17

Kelebihan dari online news adalah beritanya yang selalu diperbaharui

secara berkelanjutan (continous update), memiliki interaktivitas, hypertext, dan

multimedia. Selain menawarkan kecanggihan masa kini dan masa depan, online

news juga membawa pengaruh besar di dunia jurnalistik lewat kelebihan-

kelebihannya.18

Kehadiran jurnalisme online memberikan berbagai keuntungan, seperti

yang tertulis dalam buku Online Journalism: Principles and Practices of News for

The Web ( Holocomb Hathaway, Publisher, 2005), ialah sebagai berikut:

1. Audiens Control: Jurnalisme online memungkinkan berita

tersimpan lebih leluasa dalam memilih berita yang ingin

didapatkannya.

2. Storage and retrieval: Jurnalisme online dapat menyimpan dan

diakses kembali dengan mudah oleh pembaca.

17 Richard Craig, Online Journalism: Reporting, Writing, and Editing for New Media(Indiana: Thomson/Wadsworth, 2005), h. 4-5 18Ibid, h. 5

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

38

3. Unlimited Space: Jurnalisme online menyediakan jumlah berita

yang lebih lengkap untuk disampaikan kepada pembaca.

4. Immediacy: Jurnalisme online memberikan informasi secara cepat

dan langsung kepada pembaca, sehingga dapat langsung diakses.

5. Multimedia Capability: Jurnalisme online memiliki pembagian tim

redaksi untuk menyertakan teks, suara, gambar, video, dan

komponen lainnya ke dalam berita yang akan disampaikan kepada

publik.

6. Interactivity: Jurnalisme online menyediakan platform untuk

meningkatkan partisipasi audiens dalam setiap berita.

b. Prinsip-prinsip Jurnalisme Online

Jurnalisme online memiliki prinsip dasar dalam penyampaian berita dalam

sebuah website, situs maupun portal. Menurut Paul Bradshaw dalam Basic

Principal of Online Journalism yang menyebutkan ada lima prinsip dasar

jurnalisme online, yaitu:19

1. Keringkasan (Brevity)

Pembuatan berita pada media online dituntut untuk

ringkas agar mudah dan cepat dibaca oleh khalayak.

Tingkat kesibukan membuat pembaca semakin sedikit

memiliki waktu untuk membaca dan mengikuti arus

19 Paul Bradshaw. Basic Principles of Online Journalism, diakses pada 25 Mei 2018, https://onlinejournalismblog.com/

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

39

informasi. Sehingga jurnalisme online hanya memuat

tulisan yang ringkas dan padat. Hal ini juga sesuai dengan

salah satu kaidah bahasa jurnalistik dengan sifat ringkas

dan sederhana namun padat informasi.

2. Kemampuan beradaptasi (adaptability)

Wartawan online dituntut untuk mampu menyesuaikan

diri dengan kebutuhan dan preferensi publik. Kemajuan

teknologi membuat wartawan harus sigap dalam melakukan

inovasi dan keberagaman yang menyesuaikan standar digital,

seperti: penyediaan format audio, video, gambar dan lain-lain.

3. Dapat dipindai (Scannability)

Para pengguna berita online umumnya bersifat task-

oriented: mereka akan mengunjungi web tersebut untuk

mencari sesuatu yang spesifik. Dan jika tidak menemukan,

maka pengunjung akan pergi ke portal lain. Dapat dipindai

berarti memudahkan pembaca untuk mencari berita terkait

sehingga tidak merasa terpaksa dalam membaca informasi atau

berita.

4. Komunitas dan percakapan (community and conversation)

Cakupan media online sangat luas karena dapat

menjangkau ke seluruh belahan dunia sebagai penjaring

komunikasi. Jurnalis media online juga harus cakap dalam

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

40

memberikan timbal balik kepada publik atas interaksi yang

dilakukan publik.

5. Interaktivitas (interactivity)

Adanya komunikasi interaktif antara publik dengan

jurnalis sangat memungkinkan karena media online

memiliki akses yang sangat luas. Terciptanya sarana

komunikasi antara pihak admin web bersangkutan dengan

pembaca dengan membiarkan pembaca memberikan

respon berupa komentar tentang berita yang dikonsumsi

dari web tersebut.

II.3.3Netizen dan Penggunaan Ruang Publik

Transformasi digital menjadikan media online sebagai ruang tersendiri

bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan gagasan. Alternatif yang

diberikan oleh media online menjadikan ruang terbuka untuk masyarakat virtual

saling berinteraksi satu sama lain serta adanya medium untuk menyalurkan

aspirasi baik dalam bentuk statement maupun opini terhadap sebuah isu yang

media tawarkan sebagai ruang publik.

Ruang publik merupakan struktur komunikasi yang dicarikan oleh urutan

media, percakapan, opini publik dan aksi sosial. Ruang publik menjadi ruang

demokratis atau wahana diskursus masyarakat. Dalam jaringan tersebut,

perbedaan kecenderungan berkomunikasi disintesiskan ke dalam opini publik

secara tematis. Ruang publik dibentuk kembali melalui aktivitas komunikatif dan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

41

bahasa secara alamiah menghasilkan komprehensi umum dalam praktik

komunikasi sehari-hari.20

Netizen berasal dari gabungan kata internet dan citizen yang merupakan

pengguna internet aktif yang terlibat di komunitas online di internet. Netizen

sebagai warga virtual saling berinteraksi dengan mengakses dan menggunakan

jaringan internet. Selain itu, netizen berkolaborasi dan bertukar aspirasi di dunia

maya menggunakan media sosial seperti facebook, twitter, instagram, tumblr,

blogger, dan sebagainya sebagai aktivis dunia maya.

Penggunaan ruang publik bagi netizen digunakan sebagai jaringan

komunikasi informasi dan titik pandangan sebagai ruang proses komunikasi bisa

berlangsung. Ruang komunikasi ini bersifat virtual (non-fisik) atau disebut

sebagai media massa. Di media massa Netizen dapat membicarakan kasus-kasus

atau isu hangat yang terjadi di masyarakat.

II.3.4 Sumber Berita

Dalam dunia jurnalistik, sumber berita memainkan peranan penting dalam

sebuah karya jurnalistik. Seorang wartawan bergantung kepada sumber dalam

pengelolaan berita yang akan dibuat untuk disampaikan kepada khalayak.

Sumber digunakan untuk membuktikan bahwa setiap berita yang disajikan

baik melalui media online, cetak maupun elektronik adalah berautoriti dan

20 Dikutip dari Budi Hardiman, Menuju Masyarakat Komunikatif (Yogyakarta: Kanisius, 1993) dalam Yanti Hermawati, Partisipasi Netizen dalam Mewujudkan Masyarakat Madani (Pemanfaatan Kolom “Komentar” di Situs Media Online oleh Netizen) pada FISIP- Universitas Terbuka, h. 2

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

42

memiliki kredibilitas.21 Menurut Tuchman dan Gaye, objektifitas membenarkan

wartawan untuk menyembunyikan diri mereka walaupun berita “dibina” dan

wartawan merupakan “sebagian daripada berita mereka sendiri atau representasi

dari berita adalah wartawan itu sendiri. Bagaimanapun pembuatan berita oleh

wartawan dalam objektifitas kewartawanan memerlukan individu sebagai sumber

untuk memberikan fakta dan gambaran kepada informasi yang disampaikan

kepada publik.22

Menurut Conrad, wartawan bergantung kepada sumber untuk berita yang

mereka buat. Sumber boleh dianggap sebagai elemen penting dalam berita untuk

memberi kepercayaan kepada khalayak mengenai sesuatu isu atau peristiwa yang

dibingkaikan oleh wartawan. Informasi mengenai sesuatu isu atau peristiwa

mempunyai sumber tersendiri.23

Sumber meliputi individu yang terlibat dengan sesuatu isu yang telah

diberi liputan oleh wartawan dalam laporan berita. Sumber berita ditafsirkan

sebagai individu dengan persyaratan, fakta, atau petikan yang dikaitkan secara

langsung dalam artikel berita.24

21 Mohd Zuwairi Mat Saad, dkk. “Pemilihan dan Autoriti Sumber Berita Bingkai Pilihan Raya di Malaysia”. Malaysian Journal of Communication, Jilid 32 (1), 2016, h. 563 22Ibid, h. 562-363 23Ibid, h. 563 24 Dimitrova, D. V, & Stromback, J. “Election news in Sweden and the United States: A comparative study of sources and media frames”. Journalism, 13(5), 2012, h. 604

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

43

II.4 Kredibilitas Sumber

Kredibilitas sumber merupakan persepsi yang diberikan oleh masyarakat

sehubungan dengan sifat-sifat yang melekat pada narasumber tersebut. Ada dua

komponen yang paling penting dalam kredibilitas, yaitu keahlian dan

kepercayaan.25 Keahlian merupakan kesan yang dibentuk masyarakat tentang

kemampuan narasumber dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan,

sedangkan kepercayaan merupakan kesan yang dibentuk masyarakat yang

berkaitan dengan wataknya, seperti moralitas, kejujuran dan sebagainya.

Menurut Kohler ada empat komponen krediblitas, yaitu (1) Dinamis:

narasumber dipandang aktif, tegas, dan berani dalam menyampaikan pendapatnya,

(2) Sosiabilitas: narasumber dipandang dekat dengan masyarakat, (3) Koorientasi:

narasumber dipandang mewakili nilai-nilai yang dianut atau kelompok yang

didukung, (4) Karisma: menunjukkan suatu kelebihan pada diri narasumber yang

menarik perhatian.26

Dalam accuracy berarti unsur kredibilitas memang harus menjadi

pegangan bagi apa yang diucapkan, dilakukan, dan ditulis oleh wartawan.

Sehingga wartawan dituntut untuk teliti dan akurat. Akurasi merupakan suatu nilai

dasar yang harus diimplementasikan oleh wartawan maupun redaktur. Akurat

berarti sebagai wartawan harus mendapatkan informasi yang pasti dan tidak bisa

dibantahkan. Akurasi merupakan standar etika, disamping standar profesional dan

operasional yang harus diaplikasikan oleh wartawan.

25 Rakhmat, J. Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), h. 238 26 Ibid, h. 239

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

44

Selain akurasi, dalam unsur kredibilitas juga terdapat dimensi

believablility yang mencakup bagaimana seorang jurnalis dalam memaparkan

informasi dalam sebuah berita. Apakah terdapat unsur opinionative dan

transparansi sumber berita.

Selanjutnya adalah dimensi bias yaitu tidak terdapat adanya

kecenderungan atau predisposition dalam suatu berita sehingga berita bersifat

cover both side atau merujuk kepada apakah berita berimbang, berita menyajikan

informasi secara fair dengan mengetengahkan versi atau pandangan dari pihak-

pihak yang terlibat. Berita dua sisi menampilkan aneka pandangan dari pihak yang

berbeda.

Sedangkan untuk dimensi kelengkapan berita (completeness) yaitu dengan

memaparkan semua informasi, secara mendalam, dan lengkap. berita harus

memenuhi unsur-unsur kelengkapan berita dengan 5W+1H.

Berita online berlangsung terus-menerus, tidak hanya secara harian, tetapi

dari menit ke menit. Meskipun bekerja dengan kecepatan tinggi, wartawan harus

mampu menghasilkan tulisan yang dapat dipercaya dalam keadaan tekanan waktu.

Kecepatan dalam penyampaian informasi merupakan salah satu yang harus

diterapkan untuk memenuhi karakteristik jurnalisme online yaitu bersifat

immediacy atau kesegaran dan kecepatan dalam penyampaian informasi.

Penggunaan statement netizen sebagai sumber berita juga harus

mengimplementasikan faktor-faktor kredibilitas agar produksi berita yang

bersumber dari statement netizen layak dikonsumsi publik. Kredibilitas menjadi

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

45

sangat penting karena jenis pemberitaan ini menggunakan sumber hanya dari akun

sosial media seseorang yang melontarkan statement-nya terhadap suatu isu berita

di kolom komentar media online. Jenis berita dengan penggunaan statement

netizen sebagai sumber, biasanya hadir sebagai jenis pemberitaan konten kreatif

baik mengenai isu berita selebritas maupun aktor politik yang kontroversial

sehingga menarik perhatian netizen untuk ikut berkomentar.

Penggunaan sumber berita statement netizen harus memenuhi standar

kredibilitas narasumber yaitu kredibilitas keaslian akun media sosial (akun

terverifikasi atau bukan). Hal tersebut menjadi faktor utama karena narasumber

sebagai data informasi harus jelas validasinya sehingga berita yang diproduksi

akurat karena kepercayaan masyarakat terhadap pemberitaan media massa, sangat

terkait dengan nilai-nilai yang terkandung berita tersebut. Dalam hal ini, selain

peristiwa maupun fakta yang terjadi, narasumber berita merupakan faktor penting

bagi tersusunnya suatu informasi.

II.5 Etika Jurnalistik

Etika jurnalistik dijadikan landasan dan tanggung jawab moral kepada

wartawan dalam melakukan aktivitasnya. Etika berfungsi umumnya untuk

melindungi kepentingan manusia, sehingga pelaksanaan jurnalistik wartawan

dapat berlangsunng dan dirasakan oleh manusia bahwa pemberitaan tersebut

berfungsi dan berkenan bagi rasa tenteram dan damai.27

27Abdul Choliq Dahlan, "Hukum, Profesi Jurnalistik dan Etika Media Massa", Vol XXV, No. 1, 2011, h, 396.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

46

Secara umum, Kode Etik Jurnalistik merupakan himpunan atau kumpulan

mengenai etika di bidang jurnalistik yang dibuat oleh, dari dan untuk kaum

jurnalis (wartawan) sendiri. Dengan kata lain, Kode Etik Jurnalistik dibuat oleh

kaum jurnalis sendiri dan berlaku juga hanya terbatas untuk kalangan jurnalis saja.

Tiada satu orang atau badan lain pun yang di luar yang ditentukan oleh Kode Etik

Jurnalistik itu sendiri yang dapat memakai atau menerapkan aturan tersebut

terhadap para jurnalis, termasuk menyatakan ada tidak pelanggaran etika

berdasarkan Kode Etik Jurnalistik itu.28

Etika jurnalistik merupakan kesediaan wartawan (sadar diri dan sadar

organisasi) untuk senantiasa taat dan patuh serta memahami norma kesusilaan

dalam melakukan proses meliput, mengola, mengedit informasi yang akan

disebarkan kepada khalayak luas. Konsekuensi dari konsep ini mengharuskan

wartawan mempersiapkan diri sebelum melaksanakan aktivitas kewartawanan,

dalam arti jika mengambil narasumber harus memerhatikan aspek kebutuhan

informasi yang benar dan proporsional, bagaimana memperlakukan narasumber,

bagaimana menyampaikan informasi sehingga tidak terkesan berat sebelah. Etika

jurnalistik merupakan dasar wartawan dalam melahirkan produk jurnalistik yang

proporsional dan professional.29

Profesi kewartawanan memiliki kode etik profesi yang mengatur

bagaimana seharusnya ilmu dibidang itu dilaksanakan. Etika profesi dibuat dari,

28 Wina Armada Sukardi, Kajian Tuntas 350 Tanya Jawab Pers dan Kode Etik Jurnalistik(Jakarta: Dewan Pers, 2012), h. 324 29 Chiorul Arief, Dasar Jurnalistik (Surabaya, 2008), h. 115

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

47

oleh dan untuk sebuah profesi dan berdasarkan nilai-nilai yang lahir, berkembang

dan sesuai dengan kebutuhan profesi itu.30

II.5.1 Dewan Pers dan Kode Etik Jurnalistik

1. Dewan Pers

Dalam upaya mengembangkan kemerdekaan pers dan meningkatkan

kehidupan pers nasional, dibentuk Dewan Pers yang independen. Dewan pers

melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut:31

a) Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain;

b) Melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan pers;

c) Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik;

d) Memberikan pertimbangan dan mengupayakan

penyelesaianpengaduan masyarakat atas kasus-kasus yang

berhubungan dengan pemberitaan pers;

e) Mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat, dan

pemerintah;

f) Memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam menyusun

peraturan-peraturan di bidang pers dan meningkatkan kualitas

profesi kewartawanan;

g) Mendata perusahaan pers.

30 Ibid, Kajian Tuntas 350 Tanya Jawab Pers dan Kode Etik Jurnalistik, h. 315 31Ibid, h. 402

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

48

2. Kode Etik Jurnalistik

Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia

yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal

Hak Asasi Manusia PBB. Kemerdekaan pers adalah sarana masyarakat untuk

memperoleh informasi dan berkomunikasi, guna memenuhi kebutuhan hakiki dan

meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dalam mewujudkan kemerdekaan

pers itu, wartawan Indonesia juga menyadari adanya kepentingan bangsa,

tanggung jawab sosial, keberagaman masyarakat, dan norma-norma agama.

Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers

menghormati hak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan

terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat.Untuk menjamin kemerdekaan pers dan

memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan

Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman

operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta

profesionalisme.

3. Pedoman Pemberitaan Media Siber

Media siber merupakan segala bentuk media yang menggunakan wahana

internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta memenuhi persyaratan

Undang-Undang Pers dan Standar Perusahaan Pers yang ditetapkan Dewan Pers.

Berbagai persoalan hadir dalam media online, lantas apa yang dijadikan

pedoman atau pegangan dalam praktik jurnalisme online? Tanpa disadari ada

kekosongan hukum terkait praktik jurnalisme dalam media online. Undang-

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Komunikasi Massa II.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5036/3/BAB II.pdf · mengalami pergeseran dan revolusi ke arah digital. Perkembangan media

49

undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (UU Pers) tidak mengatur soal

komunitas, model-model baru soal praktik jurnalistik pada media online, dan

distribusi berita dalam ranah media sosial. Aturan hukum soal internet yang

dimiliki Indonesia adalah Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Media online berada dalam ruang

lingkup media sebagaimana disebut dalam UU Pers, namun aturan dalam UU Pers

tidak memuat aturan mengenai praktik yang kini terjadi pada media online.

Dengan adanya kekosongan ini AJI Indonesia berperan aktif dalam serangkaian

pertemuan dengan pihak berkepentingan di media online yang difasilitasi Dewan

Pers. Pada Februari 2012, Dewan Pers bersama sejumlah komunitas pers merilis

Pedoman Pemberitaan Media Siber.32 Pedoman ini dimaksudkan sebagai

reformulasi penerapan kaidah-kaidah etik jurnalistik dalam ranah dunia maya.

Pedoman ini juga dimaksudkan untuk menyeimbangkan kebebasan berpendapat di

media siber dengan prinsip-prinsip ruang publik yang beradab. Selain itu

pedoman ini mereduksi potensi kriminalisasi terhadap media siber dan para

komentar/partisipan berdasarkan UU ITE, KUHP, dan lainnya.33

32Pedoman Pemberitaan Media Siber g dikeluarkan oleh Dewan Pers lihat di lampiran. 33 Pedoman Pemberitaan Media Siber dalam Media Online: Pembaca, Laba, dan Etika Problematika Praktik Jurnalisme Online di Indonesia oleh J. Heru Margianto dan Asep Syaefullah Divisi Penyiaran dan Media Baru AJI Indonesia diterbitkan oleh AJI Indonesia, hlm 53-54