Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
BAB II
TINJAUAN OBJEK
Pada bab II ini membahas mengenai tinjauan objek berdasarkan karakteristik
lingkungan fisik dan non- fisik, karakteristik elemen kawasan, potensi dan
permasalahan kawasan serta pengembangan kawasan yang dapat dilakukan untuk
merumuskan spesifikasi khusus Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO
Global Geopark di Penelokan, Kintamani.
2.1 Tinjauan Lokasi dan Wilayah Perencanaan
2.1.1 Lokasi
Lokasi Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark berada di Jalan
Raya Penelokan, sebelah selatan Desa Batur Tengah Kecamatan Kintamani
Kabupaten Bangli tepatnya berada di area dekat Museum Batur Geopark. Bila dilihat
berdasarkan peta pulau Bali lokasinya akan terlihat seperti gambar 2.1 sampai 2.3.
10
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
2.1.2 Lingkup Wilayah Perencanaan
Adapun Lingkup wilayah perencanaan yang akan ditata yakni sepanjang 1 km
dari gerbang pintu masuk utama Koridor sampai Bangunan Restoran Rama dan
berfokus pada penataan aspek lingkungan, fungsional, dan visual bangunan. Berikut
merupakan daftar bangunan eksisting yang akan ditata (lihat tabel 2.1)
Tabel 2.1 Keterangan Bangunan Eksisting di Koridor Penelokan
(sumber : observasi lapangan, 12/10/2016)
Kondisi Eksiting wilayah perencanaan dapat dilihat pada gambar 2.4 sampai gambar
2.6.
Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3
a. Taman Wisata Alam
b. Toko/Kios (Pegadaian, Bank
BPD Bali, Adira Finnance)
c. Jalan Raya Batur Tengah
d. Gate Welcome to Penelokan
e. The Volcania Guest House
f. Warung Makan Astina
g. Lake View Hotel and
Restaurant
h. Penelokan Point Of View
i. Toko/Kios (mini market eka
ayu, warung oca, took obat
ika tani, kantor Lap Sanur
Jaya Utama dan laundry ika)
j. Bank BRI
k. Lapak semi permanen
(dagang sayur)
l. Kementrian Kehutanan Balai
KSDA Bali
m. Museum Geopark Batur
n. Goa peninggalan Jepang
a. Jalur Pejalan Kaki di sekitar
Point of View Penelokan
b. Sirkulasi di area Point of
View Penelokan
c. Jalan Windu Sara
d. Post Obvit Wisata
Penelokan
e. Bangunan Restoran Puri
Sanjaya (bangunan
terbengkalai)
f. RTH Koridor Penelokan
g. Rumah Makan Warung
Baling-Baling
h. Warung sembako
i. Rumah Makan Tepi Danau
j. Pasar Seni Geopark Batur
k. Yayasan Bintang Danu
l. Kios dan Toilet umum
m. Rumah Makan Wibisana
n. Rumah Makan Oka Sari
Mertha
o. Toko/Kios Baju
p. Salon Fortuna
q. Kantor Perbekel Desa Batur
Tengah
a. Restoran Gunawan
b. Rumah Makan Dewi Sinta
c. Rumah Makan Putra Dewa
d. RTH Koridor Penelokan
e. Rumah Makan Batur Bagus
f. Puskesmas Kintamani
Pembantu 1 Batur Tengah
g. Toko/Kios
h. Rumah Warga
i. Kitchen Naomi Barbeque\
j. Bi Mart
k. Art Shop Made
l. Bangunan Restoran Suling
Bali (bangunan
terbengkalai)
m. Restoran Batur Indah
n. Bangunan Restoran Rama
(bangunan terbengkalai)
11
Seminar Tugas Akhir
Penataan Main Gate Koridor Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
Kondisi Eksisting Segmen 1
Gambar 2.4 Kondisi Eksisting Segmen 1
Sumber : observasi lapangan, 12/10/2016
Keterangan Pemukiman
Warung/Toko Pasar
Restaurant Guest House Museum dan Point View Pasar
Bangunan Pemerintah
a b c d e f g
h i j k l m n
h
n
12
Seminar Tugas Akhir
Penataan Main Gate Koridor Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
Kondisi Eksisting Segmen 2
Gambar 2.5 Kondisi Eksisting Segmen 2
Sumber : observasi lapangan, 12/10/2016
Keterangan Pemukiman
Warung/Toko Pasar
Restaurant Guest House Museum dan Point View Pasar
Bangunan Pemerintah
b c d e a
f g h i
p
r q
j k l
m n
o
13
Seminar Tugas Akhir
Penataan Main Gate Koridor Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
Kondisi Eksisting Segmen 3
Gambar 2.6 Kondisi Eksisting Segmen 3
Sumber : observasi lapangan, 12/10/2016
Keterangan Pemukiman
Warung/Toko Pasar
Restaurant Guest House Museum dan Point View Pasar
Bangunan Pemerintah
a b c d e f g
h i j k l m n
14
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
2.2 Karakteristik Lingkungan
2.2.1 Kondisi Fisik
Pada sub bab kondisi Fisik wilayah ini akan dijabarkan mengenai keadaan
geografis dan eksisting wilayah Koridor Jalur Utama Penelokan Kintamani yang
terdiri dari:
1. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan di sekitar area Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global
Geopark terkesan masih asri. Koridor Penelokan Kintamani merupakan kawasan
strategis untuk menikmati keindahan Kaldera Gunung Batur, Danau Batur serta
Gunung Agung. Udara disekitar kawasan ini terbilang sangat sejuk. Suhu udara yang
sejuk menjadikan daerah ini kaya akan hasil perkebunannya, beberapa diantaranya
ialah jeruk dan kopi. Namun,upaya pemerintah dalam penataan Koridor Jalur Utama
Penelokan dirasa masih sangat kurang, sehingga potensi yang ada tidak bisa
memberikan dampak bagi masyarakat di Penelokan sendiri.
Gambar 2.7 Pemandangan Kaldera Gunung Batur di Penelokan
Sumber : observasi lapangan, 12/10/2016
Gambar 2.8 Kondisi Lingkungan di Koridor Penelokan
Sumber : observasi lapangan, 12/10/2016
15
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
2. Lingkup dan Batas Area Penataan Kawasan
Berdasarkan data dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA-Bali,
2015).Penelokan terletak di sebelah selatan desa Batur Tengah dengan luas lahan
berkisar 540 ha. Batas-batas administrasinya yakni :
Utara : berbatasan dengan Desa Kintamani
Selatan : berbatasan dengan dan Desa Sekardadi
Barat : berbatasan dengan Desa Bayung Gede
Timur : berbatasan dengan Desa Abang Songan
Batas area Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark
dilakukan sekitar 1 km dari Pertigaan Jalan Sekardadi dan Jalan Raya Nusantara.
3. Letak Geografis
Berdasarkan peraturan daerah nomor 9 tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Bangli 2013-2033, Penelokan Kintamani masuk
ke dalam Kawasan Daya Tarik Wisata Atraksi Alam dan Budaya, dengan luas
kawasan pariwisata 10% dari luas Kabupaten Bangli yaitu 1.794 (seribu tujuh ratus
sembilan puluh empat).
Letak geografis Penelokan berada di antara 115°21’34”-115°24’11” BT dan
8°16’54”-8°18’37” LS. Penelokan berada di wilayah Resort KSDA Penelokan, Seksi
Konservasi Wilayah II Balai KSDA Bali. Kawasan Penelokan merupakan tutupan
endapan alluvium, tephra berbutir halus sampai kasar sebagai akibat
kegiatan/aktivitas Gunung Batur sejak tahun 1804 sampai dengan tahun 1963. Jenis
tanah kawasan Penelokan sesuai Land System adalah:
a. Land System BEL : Eutrandepts agak halus/halus, tropohumults agak halus
sampai halus
b. Land System MNU : Dystrodepts agak halus/halus, dystropepts agak halus,
troporthents agak halus/berbatu. (KSDA-Bali,2015)
4. Geologi
Jenis tanah pada kawasan tergolong ke dalam jenis tanah regosol. Selanjutnya
digolongkan kedalam dua macam tanah yaitu : Regosol humus dan Regosol
16
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
kelabu. Bahan induk tanah di wilayah ini adalah tufa abu volkanik intermedier dan
lahar vulkanik.Penyebaran tanah regosol humus tersebar pada sawah dan lahan-lahan
kering (kebun campuran) dengan bentuk wilayah bervariasi dari datar sampai
berbukit. (KSDA-Bali,2015)
5. Topografi
Keadaan topografi kawasan bervariasi mulai datar, agak curam sampai sangat
curam di bagian Utara yang menuju Danau Batur.Di sebelah barat dan selatan
merupakan kawasan dengan topografi sedang dan di bagian timur kawasan dengan
topografi area sedang/sedikit landai. (KSDA-Bali,2015)
Kondisi topografi dan morfologi wilayah, juga menyebabkan adanya potensi
bencana tanah longsor, karena keberadaan wilayah terutama pada kawasan hulu
merupakan kawasan dengan kemiringan yang terjal dan memiliki kerentanan gerakan
tanah yang tinggi. Potensi rawan bencana lainnya adalah bencana angin kencang.
6. Hidrologi
Kondisi kandungan air tanahnya sangat terbatas yaitu ± 0,5 lt/dtk. Pada kawasan
Penelokan tidak terdapat sungai yang mengalirkan air secara kontinyu, sedangkan di
sebelah Utara terdapat sebuah danau, yaitu Danau Batur dengan luas 1.625 Ha. Peta
Hidrologi Kawasan dapat dilihat pada gambar 2.16 dibawah ini :
Gambar 2.9 Peta Topografi Penelokan
Sumber : Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2016
17
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
Air danau sebagian besar berasal dari air hujan yang mengalir dari lereng
Gunung Batur, Gunung Abang dan daerah perbukitan di sekitar danau tersebut.
Danau Batur mempunyai daerah tangkapan hujan (catchment area) seluas 8.247,4
Ha sedangkan outlet (pembuangannya) sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.
(KSDA-Bali,2015).
7. Iklim
Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Fergusson, kawasan Penelokan
termasuk tipe iklim E, dengan suhu berkisar antara 19°-25°C, suhu terendah terjadi
di bulan Juni-Agustus dan suhu tertinggi di bulan September-November, sedangkan
pada bulan-bulan lain agak sejuk.Curah hujan di sekitar kawasan ini berkisar rata-
rata sebesar 1.454 mm pertahun dan rata-rata bulan hujan 3-560 mm. Curah hujan
terendah terjadi pada bulan Juni, September dan Oktober sedangkan curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Januari. Jumlah hari hujan berkisar antara 1-24
hari/bulan. Kelembaban udara rata-rata 82% (berkisar antara 80- 90%).
Arah angin yang berhembus di sekitar Penelokan sering berubah-ubah yang
dipengaruhi oleh faktor iklim, kecepatan rata-rata 6-7 knot perjam, berlangsung pada
bulan Desember sampai dengan Maret yang umumnya bertiup dari arah Selatan dan
Tenggara. Kondisinya sangat kering, hal ini sangat berpengaruh terhadap suhu udara
dimana pada kondisi tersebut dapat memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Sedangkan angin Barat dan Barat Daya berkecepatan 12 knot perjam, pada bulan
Januari sampai dengan Maret, disertai dengan hujan angin. (KSDA-Bali,2015)
Gambar 2.10 Peta Hidrologi Penelokan
Sumber : Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2016
18
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
8. Aksesibilitas
Sistem jaringan jalan di wilayah Kecamatan Kintamani merupakan gabungan
dari jaringan jalan provinsi, jalan kabupaten dan jalan desa. Akses-utama menuju
wilayah semuanya merupakan jaringan jalan provinsi baik yang berfungsi jalan
kolektor 2 (K2) maupun jalan kolektor 3 (K3).
Kawasan Penelokan dapat dicapai dengan mudah melalui jalur darat serta
adanya jalan raya yang melintas di dalam kawasan. Jika melalui Denpasar dapat
ditempuh dengan jarak 60 km, dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam (lihat gambar
2.9). Dari Bangli ke Penelokan ditempuh dengan jarak 4.5 km dibutuhkan waktu
kurang lebih 10 menit (lihat gambar 2.10). Sedangkan dari Ubud menuju ke
Penelokan ditempuh dengan jarak 30 km dibutuhkan waktu kurang lebih 50 menit
(lihat gambar 2.11). Dari Besakih menuju ke Penelokan ditempuh dengan jarak 20
km dibutuhkan waktu kurang lebih 35 menit (lihat gambar 2.12).
Gambar 2.14 Akses dari Besakih ke Penelokan
Sumber : www.googlemaps.com diakses
10/10/2016
Gambar 2.12 Akses dari Bangli ke Penelokan
Sumber : www.googlemaps.com diakses
10/10/2016
Gambar 2.13 Akses dari Ubud ke Penelokan
Sumber : www.googlemaps.com diakses
10/10/2016
Gambar 2.11 Akses dari Denpasar ke Penelokan
Sumber : www.googlemaps.com diakses
10/10/2016
19
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
9. Konektivitas Darat, Moda dan Sistem Transportasi
Secara garis besar belum terdapat terminal pada Koridor Penelokan. Terminal
hanya terdapat di Kecamatan Kintamani. Terminal Kintamani ini merupakan
terminal Type C. Fungsi terminal ini adalah untuk melayani kendaraan umum untuk
angkutan pedesaan. Trayek angkutan umum yang ada saat ini adalah Kintamani –
Bangli dan Kintamani – desa sekitar. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah
mulai menurunnya permintaan terhadap angkutan umum.
10. Kondisi Biodiversity
Berdasarkan hasil inventarisasi potensi tahun 2006 oleh Balai KSDA Bali dapat
diketahui bahwa jenis tanaman yang ada meliputi ; Ampupu (Eucalyptus urophylla),
Puspa (Schima noronhae), Albisia (Albizia falcataria) dan Akasia (Acacia
decurrens), Cemara Gunung (Casuarina junghuhniana) yang jumlahnya sangat
sedikit dan tumbuh secara sporadis pada lokasi-lokasi yang sulit dicapai. Tanaman
Pinus (Pinus merkusii) yang ditanam pada tahun 1966/1967 dan merupakan
tanaman yang berasal dari permudaan pohon-pohon induk yang ditanam pada masa
Hindia Belanda, tetapi karena adanya bencana alam gunung meletus, maka
permudaan tersebut tidak banyak jumlahnya.Adapun hasil perkebunan berupa
tanaman kopi dengan produksi utama berupa kopi luwak dan jeruk bali.
Fauna yang ada di Penelokan meliputi Kijang (Muntiacus muntjak), Landak
(Hystrix javanica) serta Trenggiling (Manis javanica). Sedangkan jenis aves yang
dijumpai seperti Elang Laut (Haliaeetus leucogaster), Elang Brontok (Spizaetus
cirrhatus), Ayam Hutan (Gallus sp.), Tekukur (Streptopelia chinensis), Prenjak
(Prinia familiaris), dan Kepodang (Oriolus chinensis). (KSDA-Bali,2015)
2.2.2 Kondisi Non Fisik
Merupakan keadaan kawasan berdasarkan data administrasi kawasan yang
terkait dengan unsur-unsur kebudayaan pada kawasan, yang terdiri dari :
1. Kondisi Demografi
a. Penduduk Lokal
Penduduk asli Penelokan merupakan penduduk Bali Aga / Bali Mula
20
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
(Bali Asli) yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi. Orang-orang Bali
yang termasuk dalam kelompok Bali Aga adalah mereka yang berdiam di Pulau
Bali mendahului orang Bali Apenaga. Ini dimaksudkan untuk memberikan
keterangan tentang orang Bali dengan kebudayaan Pra-Hindu dan orang Bali
dengan kebudayaan Hindu.Berikut merupakan tabel jumlah penduduk di Desa
Batur Tengah tahun 2016 (lihat tabel 2.2)
Tabel 2.2 Jumlah penduduk di Desa Batur Tengah tahun 2015
No Penduduk Jumlah Penduduk
(orang)
Jumlah Kepala
Keluarga
Kepadatan
Penduduk
1 Laki-Laki 1622 orang
862 kk 5 per km 2 Perempuan 1573 orang
Total 3195 orang
(Sumber : Laporan Profil Desa dan Kelurahan Desa Batur Tengah tahun 2015)
b. Wisatawan
Kecamatan Kintamani memiliki beragam obyek wisata yang sangat
potensial untuk dikembangkan lebih lanjut. Diagram di bawah ini akan
menampilkan Data Kunjungan Wisatawan ke Kecamatan Kintamani menurut
negara asalnya (lihat gambar 2.17).
Perkembangan tingkat kunjungan wisatawan domestik ke Bangli dari tahun
2014 hingga tahun 2015 mengalami penurunan. Berdasarkan data yang
dihimpun di Dinas Kebudayan dan Pariwisata (Disbudpar) Bangli, Rabu
(18/05/2016), menunjukan tahun 2014 jumlah kunjungan wisatawan mencapai
647.607 wisatawan. Namun jumlah tersebut, turun pada tahun 2015 dan tercatat
tingkat kunjungan hanya sebanyak 610.349 wisatawan. Bila dibandingkan
dengan tahun 2014 jumlah kunjuang wisatawan asing meningkat 0.88% dan
wisawatan domestik menurun 20,55%. (lihat tabel 2.3)
Gambar 2.15 Data Kunjungan Wisatawan ke Kintamani tahun 2015
Sumber : Disbudpar Kabupaten Bangli, 2015
21
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
Tabel 2.3 Data Kunjungan Wisatawan ke Bangli dari tahun 2011-2015
(Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2015)
2. Kondisi Perekonomian
Struktur dan pertumbuhan perekonomian wilayah perencanaan secara imflisif
identik dengan Kabupaten Bangli, karena wilayah perencanaan merupakan bagian
dari Kabupaten Bangli.
a. Sektor Pertanian
Sektor Pertanian di wilayah perencanaan didominasi oleh sub-sektor
pertanian lahan kering atau hortikultura seperti tomat, bawang merah, cabai,
jagung serta tanaman perkebunan. Areal sawah relatif tidak ada karena struktur
geologi yang kurang menguntungkan. Produktivitas/ hasil tanaman lahan kering
dan perkebunan paling banyak berupa jeruk kintmani dan kopi luwak.
NO TAHUN
DAYA TARIK WISATA
TOTAL PENELOKAN
PENGLIPURAN
KEHEN PENULIS
AN TRUNYAN P3GB
1 2011 488,933 32,503 13,291 1,217 5,560 25,113 566,617
2 2012 458,184 32,668 12,669 899 14,432 29,300 548,152
3 2013 509,983 41,813 10,373 800 16,546 37,122 616,637
4 2014 500,324 64,692 16,563 1,026 15,184 49,818 647,607
5 2015 473,010 49,951 18,395 1,050 12,081 55,862 610,349
Gambar 2.16 Pertanian warga Penelokan
Sumber : observasi lapangan, 12/10/2016
22
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
b. Sektor Industri
Aktivitas Industri yang berkembang di wilayah perencanaan adalah industri
kerajinan rumah tangga yang menyerap tenaga kerja bervariasi tergantung dari
distribusi rumah tangga tersebut. Sedangkan industri besar, sedang dan kecil
relatif tidak tersedia.
c. Sektor Pariwisata
Kegiatan perekonomian di sektor pariwisata di wilayah perencanaan
cenderung berorientasi pada pengadaan fasilitas akomodasi pariwisata dan
fasilitas penunjangnya seperti hotel/Losmen/Penginapan, rumah makan/
restaurant, art shop, dan warung-warung pendukung pariwisata.
Pengadaan Atraksi wisata sebagai daya tarik wisata budaya dan spert
tourism belum dikembangkan secara optimal, padahal keberadaannya sangat
penting dalam memperpanjang masa tinggal atau length of stay wisatawan.
Namun demkian, jika dilihat dari PAS (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten
Bangli berasal ± 32% dari Kawasan Kintamani, sehingga secara ekonomi
wilayah perencanaan memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap
perekonomian Kabupaten Bangli. Adanya aktivitas pariwisata ini, dikaji dari
aspek ekonomi relatif meningkatkan taraf hidup masyarakat, tetapi dari segi fisik
tata ruang bila tidak diantisipasi segera dapat menimbulkan konflik antar fungsi
pariwisata dengan fungsi lindung budidaya lainnya.
d. Sektor Perbankan, Lembaga Keuangan, dan Sarana Ekonomi Lainnya
Keberadaan bank, lembaga keuangan, dan sarana ekonomi lainnya sangat
penting bagi perkembangan ekonomi wilayah perencanaan. Adapun bank yang
terdapat di Penelokan yakni Bank BPD Bali, Bank BRI dan LPD (Lembaga
Perkreditan Desa) Keberadaan sarana ekonomi lainnya seperti pasar umum
yang bersifat permanen juga sudah tersedia yakni Pasar Seni Geopark Batur.
3. Kondisi Sosial Budaya
Kebudayaan Daerah Bali berlandaskan pada pilosofi paras paros sarpa naya
salunglung sabayantaka (saling isi mengisi sependeritaan dan sepenanggungan),
begitu juga dengan Kawasan Penelokan. Pilosofi tersebut juga dilandasi oleh
23
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
konsep tri hita karana yaitu parahyangan (hubungan manusia dengan Tuhan),
pawongan (hubungan manusia dengan manusia) dan palemahan (hubungan manusia
dengan lingkungan) sehingga terwujud suatu keseimbangan yang mendorong
kehidupan sejahtera, aman dan damai. Pengembangan nilai budaya sangat
ditentukan oleh faktor pendukungnya seperti organisasi Banjar/Dusun, Desa
Pekraman, Subak, organisasi kesenian, sekehe dan organisasi lainnya yang ada di
masyarakat.
Sosial dan kebudayaan kesenian tradisional yang banyak ditemui adalah seni tari
yang merupakan tarian sakral seperti Tari Baris Gede, Baris Tojor, Baris Tombak,
Tari Rejak dan Wayang. Kesenian gamelan yang ada adalah Gender Wayang, Gong
Gede, dan Gong Kebyar. Seni suara yang ada antara lain Kekawin, Kidung dan
Geguritan yang digunakan jika ada upacara adat.
4. Adat Istiadat
Penduduk Penelokan merupakan orang Bali Aga (Bali Asli) sehingga
kepercayaaan sebagian besar masyarakatnya menganut agama Hindu. Sistem adat di
Penelokan masih menjunjung organisasi Banjar Adat yang memiliki sistem aturan
awig-awig. Jumlah penganut kepercayaan dan agama penduduk Desa Batur Tengah
dapat dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4 Jumlah Penganut Agama dan Kepercayaan Penduduk Desa Batur Tengah tahun 2015
No Agama Laki-Laki
(orang)
Perempuan
(orang)
1 Islam 33 orang 10 orang
2 Kristen 3 orang 3 orang
3 Hindu 1584 orang 1588 orang
Total 1610 orang 1601 orang
(Sumber : Laporan Profil Desa dan Kelurahan Desa Batur Tengah )
5. Aspek Prilaku Masyarakat
Perkembangan dalam kehidupan masyarakat, menyebabkan perubahan dalam
perilaku masyarakat yang bersangkutan.Secara garis besar perubahan sosial
mengakibatkan dua macam reaksi, yaitu penyesuaian dan disintegrasi berupa konflik
ataupun perpecahan.
Perubahan aspek prilaku masyarakat di sekitar koridor Penelokan terjadi
24
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
akibat kesenjangan sosial, dimana perkembangan kawasan sebagai Global Geopark
belum dirasa manfaatnya bagi masyarakat sekitar. Sehingga banyak masyarakat yang
memaksa pengunjung untuk membeli barang dagangannya.
6. Aspek Kebijakan Pemerintah dan Dasar Hukum
Adapun ketentuan dan dasar hukum alam proses penataan kawasan Penelokan
yang didapat dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangli (2013) meliputi :
a. RTH Kawasan Perdesaan sekurang-kurangya 50% (lima puluh persen) dari
luas kawasan Perkotaan Kintamani,
b. Pembatasan koefisien wilayah terbangun (KWT), setingi-tingginya 2% (dua
persen) dari seluruh luas kawasan DTWK,
c. Pembatasan koefisien dasar bangunan, setinggi-tingginya 10% (sepuluh
persen) dari persil bangunan,
d. Pembatasan ketinggian bangunan, setinggi-tingginya 8 meter,
e. Pengharusan penyediaan sarana dan prasarana lingkungan sesuai ketentuan
perundang-undangan.
7. Kondisi Keamanan
Kriminalitas merupakan salah satu penyebab yang timbul dari kemajuan yang
telah dicapai oleh suatu daerah, namun belum dapat dinikmati penduduk secara
merata yang akhirnya menimbukan kesenjangan sosial.
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Bangli (2016), tingkat
kejahatan di Kecamatan Kintamani pada tahun 2015 cendrung menurun dari tahun
sebelumnya. Pada tahuun 2014 tercatat 37 tindak kriminal yang sebagian besar
adalah pencurian. Pada tahun 2015 terjadi 5 kali tindak kriminal yaitu 3 adalah kasus
kesusilaan dan 2 kasus pencurian.
2.3 Destinasi
2.3.1 Atraksi
Berdasarkan RTRW Kabupaten Bangli tahun 2013-2033, koridor Penelokan
Kintamani merupakan Kawasan Daya Tarik Wisata Atraksi Alam dan Budaya.
25
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
Kawasan Daya Tarik Wisata (KDTW) adalah kawasan strategis pariwisata yang
berada dalam geografis satu atau lebih wilayah administrasi desa/kelurahan yang di
dalamnya terdapat potensi daya tarik wisata, aksesibilitas yang tinggi, fasilitas umum
dan fasilitas pariwisata, serta aktivitas sosial budaya masyarakat yang saling
mendukung dalam perwujudan kepariwisataan, namun pengembangannya sangat
dibatasi untuk lebih diarahkan kepada upaya pelestarian budaya dan lingkungan.
(RTRWK,2013).
Sebagai kawasan Daya Tarik Wisata Alam, Koridor Penelokan memiliki Taman
Wisata Alam sebagai kawasan pelestarian alam yang dimanfaatkan untuk pariwisata
dan rekreasi alam. (RTRWK,2013) Pada Kawasan point of view Penelokan terdapat
taman rekreasi bagi wisatawan untuk melihat pemandangan di area Geopark Gunung
Batur (lihat gambar 2.22 dan 2.23)
2.3.2 Fasilitas
Fasilitas yang dimaksud adalah fasilitas penunjang. Dimana fasilitas cenderung
berkembang pada saat yang sama atau sesudah atraksi berkembang. Berikut
merupakan daftar fasilitas yang tersedia lihat tabel
Gambar 2.17 Gunung Batur sebagai Daya Tarik Wisata Alam di Penelokan
Sumber : www.nusrovers.com, diakses tanggal 17/10/2016
Gambar 2.18 Taman Wisata Alam
Sumber : observasi lapangan, 12/10/2016
Gambar 2.19 Akses menuju Taman Wisata Alam
Sumber : observasi lapangan, 12/10/2016
26
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
Tabel 2.5 Fasilitas yang tersedia di Koridor Penelokan
Fasilitas
umum
Fasilitas keamanan Pemadam kebakaran Tidak Ada
Fas. Tanggap bencana Ada
Fasilitas keuangan
dan perbankan
ATM Ada (sekitar kawasan)
Money changer Tidak Ada
Fasilitas bisnis Warung kelontong Ada (sekitar kawasan)
Apotek Ada (sekitar kawasan)
Warnet Tidak Ada
Telepon umum Tidak ada
Penitipan barang Ada (sekitar kawasan)
Fasilitas kesehatan Klinik / rumah sakit Tidak Ada
Puskesmas Ada
Fasilitas sanitasi dan
kebersihan
Toilet umum Ada
Jasa binatu Tidak ada
Tempat sampah Ada
Fasilitas penyandang
cacat
-
Tidak ada
Fasilitas rekreasi Rest area Ada
Fas. Bermain anak Tidak Ada
Fas. Olahraga Tidak Ada
Pedestrian Ada
Fasilitas lahan parkir Ada
Fasilitas ibadah Pura Ada
Klenteng/wihara Tidak Ada
Masjid/musholla Tidak Ada
Gereja katholik Tidak Ada
Gereja protestan Tidak Ada
Fasilitas
pariwisata
Akomodasi Ada
Rumah makan / restoran Ada
Informasi dan layanan pariwisata Ada
Pelayanan imigrasi Ada
E-Tourism Kios Ada
Polisi dan satgas pariwisata Ada
Toko cinderamata Ada
Penunjuk arah Ada
Papan info wisata Ada
Rambu lalu lintas wisata Tidak Ada
(Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangli, 2016)
Terdapat 2 akomodasi penginapan maupun guest house yang masih yang
masih berjalan di Koridor ini dengan jumlah kamar 24 kamar..Sedangkan sebaran
restoran atau rumah makan yang ada di Kawasan perencanaan berjumlah adalah 15
buah, 4 sudah terbengkalai dan 7 diantaranya tak berijin dengan jumlah kursi 520
buah. Koridor Penelokan merupakan tempat fafvorit wisman makan siang sambil
menikmati pemandangan Gunung dan Danau Batur. Berikut merupakan data
akomodasi dan restoran yang terdapat di Koridor Penelokan. (lihat tabel )
27
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
Tabel 2.6
Data Akomodasi Wisata dan Restaurant di Kecamatan Kintamani
Hotel Melati
No Hotel Lokasi Kamar Fasilitas
1 The Volcania guest
house
Jl Raya Penelokan 4 Makan, single and double
bed room, free wifi, toilet
2 Lake View Hotel Jl Raya Penelokan 20 Makan, Coffe tea, mini bar,
toilet, free wifi,
single,double and
holywood bed room
Restoran atau rumah makan
No Restoran/rumah
makan
Lokasi Kursi Fasilitas
1 Warung makan Astina Jl Raya Penelokan 20 Free wifi, televisi
2 Lake View Restaurant Jl Raya Penelokan 100 Layanan pesan antar, free
wifi, televisi, roof top view
3 Rumah makan Baling-
Baling
Jl Raya Penelokan 26 Televisi, roof top view
4 Rumah makan Tepi
Danau
Jl Raya Penelokan 100 Layanan pesan antar, free
wifi, televisi, roof top view
5 Rumah makan Wibisana Jl Raya Penelokan 25 -
6 Rumah Makan Oka Sari
Mertha
Jl Raya Penelokan 25 -
7 Rumah Makan Dewi
Sinta
Jl Raya Penelokan 25 -
8 Rumah Makan Putra
Dewa
Jl Raya Penelokan 25 -
9 Rumah Makan Batur
Bagus
Jl Raya Penelokan 44 Televisi, roof top view
10 Kitchen Naomi and
Barbeque
Jl Raya Penelokan 30 Free wifi, televisi
11 Restoran Batur Indah Jl Raya Penelokan 100 -
(sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan,2016)
2.3.3 Infrastruktur
Infrastruktur yang terdapat pada Koridor enelokan diantaranya :
1. Sistem pengairan/air pada kawasan berasal dari PDAM karena tidak ada sumber
mata air yang mengalir di sekitar kawasan. Sehingga sangat sering terjadi
kondisi krisis air
2. Sumber listrik dan energy berasal dari PLN
3. Jaringan Komunikasi Jaringan prasarana telekomunikasi Kecamatan Kintamani
yang dilayani oleh jaringan kabel PT. Telkom adalah sangat buruk. Jaringan
telpon PT. Telkom rata-rata hanya mampu melayani kurang dari 60% Rumah
Tangga di Kecamatan Kintamani. Kondisi ini tertutupi oleh layanan telepon
seluler yang dapat menjangkau hingga lebih dari 75% wilayah di Kecamatan
28
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
Kintamani sehingga permasalahan telekomunikasi dapat teratasi.
4. Sistem pembuangan kotoran/pembuangan air, sudah tersedia.
5. Jasa-jasa kesehatan, terdapat 1 unit puskesmas pembantu yang terletak
bersebelahan dengan kantor perbekel Desa Batur Tengah
6. Jalan-jalan/Jalan raya, Sistem jaringan jalan di Koridor Jalur Utama Penelokan
merupakan merupakan gabungan dari jaringan jalan provinsi, jalan kabupaten
dan jalan desa. Akses-utama menuju wilayah semuanya merupakan jaringan
jalan provinsi baik yang berfungsi jalan kolektor 2 (K2) maupun jalan kolektor 3
(K3) .
2.3.4 Transportasi
Jenis sarana transportasi yang dapat melintasi kawasan adalah transportasi roda
dua dan roda empat. Jalur Transportasi yang ada pada Koridor hanya jalur darat.
Dengan lebar jalan 8 m dan arah sirkulasi 2 arah. Pada area perencanaan belum
tersedia terminal dan bus shelter.
Keberadaan Sistem penanda di Penelokan dirasa belum memadai, karena tidak
ada signage untuk menuju fasilitas-fasilitas umum. Penanda hanya ada untuk
Museum Geopark Batur dan jalan-jalan utama.
Selain sistem penanda jalan pada kawasan Jl.Raya Penelokan juga terdapat
street furniture yang terletak di beberapa titik di sepanjang Jl.Raya Penelokan
yang berfungsi sebagai marka jalan sekaligus memberikan rasa nyaman bagi
pengguna jalan.
Gambar 2.20 Penanda Geosite Batur
Sumber : observasi lapangan, 15/10/2016
Gambar 2.21 Penanda Jalan
Sumber : observasi lapangan, 15/10/2016
29
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
2.3.5 Organisasi Kepariwisataan
Organisasi Kepariwisataan di Koridor Penelokan berada dibawah naungan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangli dan ex Yayasan Bintang Danu,
dimana Yayasan ini sudah tidak lagi memiliki saham namun SDMnya masih
dipekerjakan sebagai pengelola kawasan oleh Disparbud.
2.4 Potensi dan Permasalahan Karakteristik Kawasan
2.4.1 Potensi Kawasan
Potensi Wilayah adalah sesuatu yang dimiliki (SDA/SDM) suatu wilayah baik
yang telah di mobilisir maupun yang belum yang dapat mendukung upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat suatu wilayah dan wilayah lainnya.
(Rahardjo,2014). Adapun Potensi yang dimiliki Penelokan meliputi :
1. Tata Guna Lahan
Tata guna lahan pada Koridor Penelokan digunakan sebagai Kawasan Daya
Tarik Wisata Atraksi Alam dan Budaya. Kawasan ini terletek di ketinggian antara
Gambar 2.22 Marka Pejalan Kaki
Sumber : observasi lapangan, 15/10/2016
Gambar 2.23 Marka Dilarang Stop
Sumber : observasi lapangan, 12/10/2016
Gambar 2.24 Marka Dilarang Parkir
Sumber : observasi lapangan, 12/10/2016
30
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
1.200-1500 mdpl dengan udara yang sejuk dan segar. Saat cuaca cerah, pada lokasi
ini wisatawan juga dapat menikmati Panorama Puncak Gunung Agung yang berada
di sebelah tenggara kawasan serta Gunung Abang yang terletak disebelahnya.
Panorama yang terbentuk dari bentang lahan pegunungan di kawasan Kaldera Batur
tidak semata-mata karena ketinggian lokasi terhadap lokasi lainnya, tetapi faktor
panjang lereng dan kemiringan lereng juga cukup beperanan. Ketiga faktor tersebut
merupakan faktor geomorfologi yang berperan dalam menentukan kualitas
panorama. Semakin curam lereng, semakin panjang lereng, dan semakin tinggi
tempat, kualitas panorama yang terlihat akan semakin menarik, dan menjadi daya
tarik wisata yang sangat potensial untuk berkembang.
Selain melihat panorama Gunung dan Danau Batur wisatawan juga dapat
mengunjungi museum Gunung Api Batur yang merupakan media informasi dan
edukasi untuk mengetahui tentang Gunung dan Danau Batur.
1 2
Keterangan:
KDTWK
1
2
3
31
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
Kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan di Penelokan antara lain menikmati
panorama alam yang khas dan udara yang sejuk, lintas alam (hiking), rekreasi,
pengamatan satwa (wildlife watching), wisata pendidikan dan penelitian, wisata
vulkanik gunung api dan Danau Batur baik secara geologi maupun morfologi di
Museum Batur, wisata religi/spriritual dengan upacara keagamaan dan Dewa
Yadnya, Pitra Yadnya dan Manusia Yadnya, dan berfoto (photo hunting). (KSDA-
Bali,2015)
2. Sirkulasi dan Parkir
Aksesibilitas jalan dengan lebar kurang lebih 8m. Selain itu lokasi yang strategis
juga memberikan kemudahan dalam akses pencapaian ke lokasi (dapat dicapai
Gambar 2.25 Kawasan Daya Tarik Wisata Atraksi Alam dan Budaya
Sumber : www.republika.co.id diakses tanggal 16/10/2016
3
Gambar 2.26 Kegiatan Wisata Alam di Penelokan
Sumber : www.republika.co.id diakses tanggal 16/10/2016
2
1
3
1
2
3
1
32
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
dari Kota Bangli, Ubud, maupun Kintamani).
3. Ruang Terbuka Hijau
Sebagai Kawasan Taman Wisata Alam yang memiliki potensi Daya Tarik
Wisata Alam, di sebelah utara koridor Jl.Raya Penelokan merupakan Kawasan Hijau
dengan pemandangan Gunung dan Danau Batur serta Gunung Agung. Selain itu
terdapat hutan wisata di area dekat Museum Geopark Batur .
4. Aktivitas Pendukung
Aktivitas pendukung merupakan kegiatan yang mendukung dan menunjang
kegiatan utama yang di lakukan di area Penelokan.Pengadaan fasilitas
1
2
Gambar 2.28 Pengadaan RTH di Penelokan
Sumber : observasi lapangan, 12/10/2016
Gambar 2.27 Sirkulasi di Penelokan
Sumber : observasi lapangan, 12/10/2016
Keterangan
Sirkulasi
1
2
1
Keterangan :
RTH
Kawasan
2
1
2
33
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
pendukung di Koridor Penelokan meliputi restaurant, café ,pertokoan, warung
makan ,guest house/hotel, dan pasar
2.4.2 Permasalahan Kawasan
Permasalahan yang ada di Penelokan Kintamani meliputi :
1. Tata Guna Lahan
Berdasarkan Perda no 9 tahun 2013 mengenai Rencana Tata Ruang dan Tata
Wilayah Kabupaten Bangli, Penelokan merupakan wilayah Daya Tarik Wisata
Atraksi Alam dan Budaya dan Taman Wisata Alam, namun dalam penggunaanya,
telah banyak dilakukan penyimpangan penggunaan jalur hijau terutama di sebelah
utara koridor jalan sebagai tempat usaha, perdagangan dan jasa, rumah makan,
restoran dan pemukiman bagi masyarakat yang berada di sempadan jurang (jalur
hijau)
1
2
Gambar 2.29 Fasilitas Pendukung Kegiatan di Penelokan
Sumber : observasi lapangan 12/10/2016
3
2
1
4
5
4 3 5
34
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
2. Tata Bangunan
Permasalahan pada tata Bangunan yang ada di kawasan Penelokan meliputi
a. Tampilan Bangunan
Keselarasan tampilan bangunan perlu ditata terutama bagi bangunan
pertokoan dan warung-warung yang ada di sekitar area Koridor Jalur Utama
Penelokan.
Gambar 2.30 Contoh Penyalahgunaan Lahan di Penelokan
Sumber : observasi lapangan 12/10/2016
Gambar 2.31 Tampilan Bangunan di sekitar Koridor Jalur Utama Penelokan
Sumber : observasi lapangan 12/10/2016
1
1
1 2
2
1
2 3
1 2
1
2
3
35
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
b. Skala Bangunan
Fasilitas penunjang seperti restaurant dan rumah makan yang ada di
Penelokan memang diperlukan untuk mendukung aktivitas wisatawan, namun
skala dan letak bangunan yang tidak memperhatikan sempadan jurang,
sempadan jalan serta kebutuhan RTH pada bangunan mengakibatkan bangunan-
bangunan ini terlihat tidak tertata dengan baik. (lihat gambar 2.48)
Secara visualisasi besaran bangunan rumah makan yang tidak sebanding
dengan area view kawasan menjadikan area-area yang seharusnya memiliki
potensi view tertutupi oleh bangunan-bangunan tersebut.
3. Sirkulasi dan parkir
Kecelakaan lalu lintas dan kemacetan masih menjadi masalah sirkulasi di area
Penelokan. Parkir liar yang terjadi di sekitar lokasi main koridor Penelokan
diakibatkan karena minimnya fasilitas parkir sentral kawasan, sehingga wisatawan
yang datang dengan kendaraan pribadi dengan sengaja memarkir kendaraannya di
ruas jalan dekat area point of view Penelokan (lihat gambar 2.49). Petugas keamanan
lingkungan maupun petugas parkir di daerah Penelokan juga kurang tegas dalam
Gambar 2.32 Skala Bangunan di sekitar Koridor Penelokan
Sumber : observasi lapangan 12/10/2016
1
1 2
1
2 2
36
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
menertiban aksi parkir liar tersebut. Kroditnya akses lalu lintas di Penelokan akan
semakin parah ketika Hari Raya Libur Nasional dan Hari Raya Keagamaan tiba
dimana jumlah wisatawan yang datang meningkat.
4. Jalur Pejalan Kaki
Pengadaan jalur pejalan kaki di area sekitar Koridor Jalur Utama Penelokan
yang terkesan tidak jelas mengakibatkan wisatawan enggan berjalan kaki di sekitar
area Penelokan. Padahal udara yang sejuk sangat menunjang aktivitas berjalan kaki
disana, ditambah view kawasan yang sangat menarik seharusnya menjadi modal bagi
kawasan Penelokan untuk pengadaan area khusus pedestrian baik berupa jalur
pejalan kaki, jalur sepeda, bus transit area, maupun jalur penyebrangan.
1 2
1
1
Gambar 2.33 Parkir Liar di sekitar Koridor Jalur Utama Penelokan
Sumber : observasi lapangan 12/10/2016
Keterangan :
Jalur Pejalan
Kaki
Gambar 2.34 Pengadaan Pedestrian yang tidak jelas mempengaruhi tingkat keamanan kawasan
Sumber : observasi lapangan 12/10/2016
1
2
1
37
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
5. Aktivitas Pendukung
Aktivitas Pendukung di area Penelokan memang sangat diperlukan untuk
menunjang aktivitas wisatawan, namun pengadaan ativitas pendukung yang terlalu
berlebihan juga dapat berdampak buruk. Sebagai contoh kerasnya persaingan antar
restaurant yang ada menjadikan banyaknya restaurant yang bangkrut dan guung
tikar (terumata restaurant yang berada di ruas selatan koridor Penelokan).
Dampanya, banguann-bangunan restaurant yang bangkrut tersebut ditinggalkan
begitu saja dan sekarang menjadi citra yang buruk bagi kawasan Penelokan. Selain
itu aktivitas pedagang kaki lima di area Penelokan juga berdampak pada kebersihan
lingkungan. Banyaknya sampah yang dihasilkan di area sekitar Koridor Jalur Utama
Penelokan menambah citra buruk kawasan.
6. Sistem Penanda
Pada area Penelokan sistem penannda seperti signage menuju area kawasan
wisata dan fasilitas umum tidak ada, signage hanya dibuat sebagai pengarah jalan.
Untuk itu diperlukan sistem penanda yang jelas agar wisatawan yang datang
Sampah
Pedagang
Kaki Lima
Gambar 2.35 Perusakan Citra Koridor Penelokan akibat Aktivitas Pendukung
Sumber: observasi lapangan 12/10/2016
1
2
1
1
2 2 2
38
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
tidak merasa kebingungan.
Perletakan signage larangan perusakan citra kawasan yang tidak jelas membuat
pedagang kaki lima berdalih setiap kali di sidak oleh petugas. Selain itu, pada ruas
selatan point view Penelokan terdapat signage dilarang berhenti namun signage
tersebut tidak dipedulikan oleh wisatawan yang datang berkunjung
7. Kesenjangan sosial
Permasalahan lainnya yang muncul di Koridor Penelokan adalah maraknya
khasus pemaksaan yang dilakukan oleh pedagang kaki lima kepada wisatwan untuk
membeli barang dagagannya. Faktor pemicu keadaan tersebut tidak lain dan tidak
bukan adalah karena uang. Dalam artikel popbali.com tahun 2014 diungkapkan
bagaimana penjual cindera mata memaksa calon pembeli untuk membeli jualannya,
para guide memaksa tamunya untuk berbelanja di sebuah artshop yang mejadi
kerjasamanya, oknum-oknum obyek wisata melakukan pungutan-pungutan yang
berkedok sumbangan keagamaan, dan masih banyak lainya. Sehingga masalah
kesenjangan sosial di Penelokan ini perlu lebih diperhatikan untuk memperbaiki citra
kawasan.
Gambar 2.36 Peletakan Sistem Penanda yang tidak jelas di Penelokan
Sumber : observasi lapangan 12/10/2016
2
1
1
2
39
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
2.4.3 Analisis SWOT
TABEL 2.7 MATRIKS S.W.O.T
STRENGTH (S)
Penetapan Kawasan Kaldera Batur,
Kintamani sebagai anggota UNESCO Global
Geopark
PP. No. 50 Tahun 2011 tentang RIPPARNAS
menetapan Kawasan Penelokan Kintamani
sebagai Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional (KSPN)
Perda Provinsi Bali No. 16/2009 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
(RTRWP) Bali menetapkan Kawasan
Penelokan Kintamani sebagai Kawasan
Strategis Provinsi Bali dalam bentuk
Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus
(KDTWK)
Penetapan sebagian KSPN Kintamani-Danau
Batur dan Sekitarnya sebagai Kawasan
Lindung dan Pelestarian Alam: TWA Gunung
Batur dan Penelolan
Keberagaman warisan budaya yang ada di
Penelokan Kintamani dan sekitarnya
Kondisi lingkungan yang masih asri sehinga
Keberagaman potensi wisata bio-diversities
flora dan fauna yang ada di Penelokan tetap
terjaga.
Memiliki view panorama alam yang menarik
yakni berupa Gunung , Danau dan kaldera
terindah di dunia (Batur Caldera) sehingga
WEAKNESS (W)
Sebagian besar anggota masyarakat tidak
mengetahui dan memahami kebijakan
pemerintah dalam sektor kepariwisataan
KDTWK Penelokan
Masih adanya pelanggaran terhadap
perlindungan warisan alam di Koridor
Penelokan seperti pembangunan lahan hijau
sebagai area komersil
Lemahnya keterpaduan antar DTWK di
Penelokan dengan KSPN Kintamani dan
Sekitarnya
Tidak adanya pelayanan angkutan umum,
terminal dan angkutan lainnya
Atraksi yang ada belum dikemas menjadi
produk yang memiliki daya kompetitif yaitu
didukung dengan fasilitas yang memadai
seperti toilet, tempat parkir, pusat informasi,
dan lain-lain
Tempat parkir yang ada belum mampu
menampung kendaraan dalam jumlah
banyak, sehingga berpotensi terjadi
kemacetan terutama saat diadakan odalan
seperti di jalur Penelokan- Kintamani
Belum optimalnya inisiatif pemerintah
untuk menggerakkan industri pariwisata
secara bersama-sama dan cenderung
berjalan sendiri-sendiri serta menyerahkan
IFAS
EFAS
40
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
ditetapkan sebagai salah satu UNESCO
Global Geopark
Beberapa area telah dikenal oleh sebagian
besar wisatawan baik mancanegara maupun
domestik, seperti: tempat pengamatan di
Panelokan, Museum Geopark Batur dan Pura
Ulun Danu Batur
Dilintasi Jaringan Jalan Nasional dan Jalan
Provinsi
Kemudahan akses pencapaian baik dari
ibukota Provinsi Bali maupun Kabupaten
Bangli serta mudah dicapai dari Bandara
Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan
pelabuhan penyeberangan Padangbai
Memiliki kelengkapan fasilitas penunjang
(akomodasi, restoran) serta fasilitas sosial
seperti fasilitas kesehatan (Puskesmas) dan
fasilitas peribadatan (pura)
Adanya perhimpunan dan organisasi yang
mewadahi pelaku wisata, pelaku industri, dan
lainnya
kepada pasar
Masih lemahnya usaha promosi yang
dilakukan oleh pihak terkait untuk
menyebarluaskan keunggulan dan keunikan
DTWK Penelokan Kintamani dan
Sekitarnya
Belum terdapat lembaga/instansi yang
mengakomodir seluruh stakeholder
pariwisata yang ada atau mewadahi
pengelola dalam usaha manajemen
penataan.
Kurangnya ketersediaan tenaga kerja yang
mempunyai kompetensi dibidang
kepariwisataan.
OPPORTUNITY (O)
Semakin mantapnya pertumbuhan
perekonomian dunia, khsuusnya di Asia
Tenggara
Adanya MEA (Masyarakat Ekonomi
Asean) di Kawasan Asia Tenggara
Munculnya pasar potensial (Emerging
Market) seperti Cina dan beberapa negara
di Kawasan Benua Asia
Bali menjadi pintu gerbang masuknya
wisatawan mancanegara (the Gateway of
STRATEGI (SO)
Melestarikan warisan alam khususnya area
Penelokan Point of View
Menggali, melestarikan dan
mengembangkan warisan budaya di
Penelokan Kintamani dan Sekitarnya
sebagai Daya Tarik Wisata dengan atraksi
budaya
Meningkatkan kualitas jalan yang telah ada
serta membangun jalan-jalan baru sebagai
aksesibilitas yang dapat mengurangi
STRATEGI (WO)
Meningkatkan sosialisasi tentang KDTWK
Penelokan kepada masyarakat sehingga
akhirnya mengetahui dan memahami
kebijakan pemerintah dalam sektor
kepariwisataan.
Meningkatkan sosialisasi kepada
masyarakat untuk mencegah terjadinya
pelanggaran terhadap kawasan
lindung/warisan alam di KDTWK
Penelokan
41
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
Paradise)
Digalakkannya program Wonderful
Indonesia atau Pesona Indonesia keseluruh
dunia oleh Kementerian Pariwisata
Republik Indonesia
UNESCO menggalakkan program
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development)
Pengembangan GeoTourism oleh
UNESCO Global Tourism
Peluang terhadap penggunaan media social
dapat menjadi suatu alat untuk
menyebarkan informasi mengenai DTW di
KSPN Kintamani Danau Batur dan
sekitarnya.
Peluang meningkatkan SDM pariwisata di
tingkat pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat secara sinergis.
Peluang mengadakan event-event wisata
budaya yang menjadi media untuk
meningkatkan eksistensi dan memasarkan
DTWK Penelokan Kintamani dan
sekitarnya
kemacetan diwaktu-waktu tertentu.
Melakukan penataan dan peningkatan
kualitas sarana prasarana DTWK sehingga
memenuhi standar internasional.
Memberikan pemahaman dan edukasi
kepada masyarakat setempat untuk
berpartisipasi dalam memberikan
kenyamanan dan pengenalan kepada
wisatawan tentang DTWK Penelokan
Meningkatkan promosi pariwisata terutama
DTWK Penelokan Kintamani dan
Sekitarnya melalui media elektronik kepada
wisatawan khususnya ditujukan kepada
emerging market.
Melakukan kerjasama dengan biro-biro
perjalanan di masing-masing negara dalam
mempronosikan KDTWK Penelokan
Meningkatkan SDM pariwisata
Membuat paket-paket wisata yang ada
menjadi lebih menarik dengan
mengembangkan wisata atraksi Budaya, dan
wisata sejarah di Penelokan
Membangun akses jalan baru sebagai
aksesibilitas kendaraan umum sehingga
tidak mengganggu area Point of View
Penelokan
Mengembangkan angkutan umum wisata
Penelokan
Meningkatkan kualitas sarana prasarana
seperti toilet, tempat parkir, pusat informasi,
dan lain-lain
Meningkatkan partisipasi masyarakat di
untuk turut serta dalam pembangunan
kepariwisataan di desanya masing-masing
Menningkatkan sinergi pemerintah dan
masyarakat setempat untuk dapat
menciptakan sebuah lembaga yang dapat
mengakomodir berbagai isu untuk tata
kelola destinasi yang berkualitas berdaya
saing serta berkelanjutan
THREAT (T)
Masuknya pengaruh-pengaruh kebudayaan
luar/asing yang akan berpengaruh terhadap
nilai-nilai luhur kebudayaan dan adat setempat
Munculnya Daya Tarik Wisata baru di tempat
lain dengan tema dan atraksi wisata yang sama
Menjamurnya industri-industri pariwisata
dapat berdampak terhadap alih fungsi lahan di
KDTWK Penelokan
STRATEGI (ST)
Melakukan sosialisasi tentang pemahaman
nilai-nilai kebudayaan yang adi luhung
kepada masyarakat dan khususnya kepada
generasi muda
Menyusun kebijakan kepariwisataan yang
dapat melindungi hak-hak masyarakat lokal
dan keberadaan kawasan yang harus
dilindungi
STRATEGI (WT)
Meningkatkan sosialisasi kepada
masyarakat sehingga akhirnya mengetahui
dan memahami kebijakan pemerintah dalam
sektor kepariwisataan dan kaitannya dengan
sektor lainnya
Memberikan paket wisata kepada wisatawan
agar seluruh tempat dapat terjangkau
Merevitalisasi tempat-tempat yang sudah
42
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
Masuknya pelaku industri pariwisata asing
atau investor yang akan menanamkan modal
di Penelokan
Kurangnya dukungan dan pengelolaan oleh
pemerintah terhadap potensi-potensi DTWK
dapat mengakibatkan DTWK tidak lagi
dikunjungi wisatawan.
Pesaing mempergunakan dana yang besar
untuk pengembangan produk baru dan daya
tarik wisata bagi segmen baru.
Belum ada pusat informasi pariwisata yang
secara terpadu mengakomodir KDTWK
Penelokan dengan lingkungan sekitarnya
sehingga dapat menimbulkan tidak
seimbangnya penyebarluasan informasi
pariwisata yang ada
Terjadinya persaingan antara tenaga kerja
asing dengan tenaga kerja lokal akibat adanya
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)
Tantangan terhadap lembaga adat dalam
bersinergi dengan lembaga pariwisata
pemerintah agar sistem nilai budaya yang
telah dianut sejak lama mampu beradaptasi
dan bertahan
Memberikan peluang kepada pihak swasta
atau profesional untuk ikut serta dalam
pengelolaan kepariwisataan
Mengemas promosi DTWK menjadi lebih
menarik setiap tahunnya agar peningkatan
jumlah wisatawan menjadi lebih signifikan
Memaksimalkan tenaga kerja pariwisata
dari masyarakat setempat
Membangun sebuah pusat informasi
pariwisata (TIC) yang berfungsi untuk
menginformasikan paket wisata dan DTWK
Penelokan kepada wisatawan setiap DTW.
tidak dipergunakan sebagai fasilitas
penunjang pariwisata setempat agar tata
guna lahan di suatu DTWK dapat terpakai
secara efektif
Mengajak pemerintah daerah untuk
membantu dalam menyediakan fasilitas
penunjang pariwisata seperti toilet umum
dan tempat parkir yang memadai, serta
fasilitas pariwisata lainnya.
Mengajak pemerintah untuk ikut
mempromosikan DTWK Penelokan
Kintamani dan Sekitarnya dengan membuat
suatu lembaga informasi yang dikelola oleh
masyarakat adat setempat dan pemerintah
daerah.
Membangun sinergitas berbagai pihak
dalam suatu kelembagaan kepariwisataan
yang profesional dan berkelanjutan.
43
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
2.5 Identifikasi Proyek Penataan Koridor
2.5.1 Identifikasi Tipologi Bangunan
Tipologi bangunan yang ada di Penelokan di golongkan ke dalam beberapa
fungsi bangunan yang terdiri dari : (lihat tabel 2.8)
Tabel 2.8 Identifikasi Tipologi Bangunan berdasrkan Fungsi
No Fungsi Bangunan Meliputi Tipologi
1 Hunian
Bangunan untuk rumah tinggal a. Rumah tinggal tunggal
b. Rumah tinggal sementara
Bangunan sebagai Akomodasi
Wisata
c. Hotel
d. Guest House
e. Toilet Umum
2 Fungsi
Keagamaan Bangunan spiritual
a. Pura
b. Masjid
c. Gereja
d. Wihara/Kelenteng
3 Fungsi Usaha
Bangunan untuk perkantoran,
perdaganagan,perindustrian,
rekreasi
a. Kios Tipe kecil (3x2m)
b. Kios Tipe sedang (3x4m)
c. Kios Tipe besar (6x6m)
d. Pasar
e. Restoran
4 Fungsi Sosial dan
Budaya
Bangunan gedung untuk
pendidikan,
kebudayaan,pelayanan
kesehatan, laboratorium dan
pelayanan umum
f. Museum
g. Gedung Budaya
h. Puskesmas/Klinik
i. Kantor
j. Pos Informasi
Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut di dapat identifikasi penggolongan Tipologi pada
bangunan di Koridor Penelokan yang terdiri dari : (lihat tabel 2.9)
Tabel 2.9 Identifikasi Tipologi Bangunan di Koridor Penelokan
Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3
Pegadaian Post Obvit Wisata Penelokan Restoran Gunawan
Bank BPD Bali Restoran Puri Sanjaya
(bangunan terbengkalai)
Rumah Makan Dewi Sinta
Adira Finnance Rumah Makan Warung Baling-
Baling
Rumah Makan Putra Dewa
The Volcania Guest House Warung sembako Rumah Makan Batur Bagus
Warung Makan Astina Rumah Makan Tepi Danau Puskesmas Kintamani
Pembantu 1 Batur Tengah
Lake View Hotel and
Restaurant
Pasar Seni Geopark Batur Toko/Kios
Mini market Eka Ayu Yayasan Bintang Danu Rumah Warga
Warung oca Toilet umum Kitchen Naomi Barbeque\
Toko Obat Ika Tani Rumah Makan Wibisana Bi Mart
Kantor Lap Sanur Jaya Utama Rumah Makan Oka Sari Mertha Art Shop Made
Bank BRI Toko/Kios Baju Bangunan Restoran Suling Bali
(bangunan terbengkalai)
Kementrian Kehutanan Balai
KSDA Bali
Salon Fortuna Restoran Batur Indah
Bangunan Restoran Rama
(bangunan terbengkalai)
44
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
Museum Geopark Batur Kantor Perbekel Desa Batur
Tengah
2.5.2 Evaluasi dan Penentuan Perlakuan
Tahap evaluasi dilakukan berdasarkan study kelayakan bangunan dan evaluasi
penanganan atau tindak lanjut dari masing-masing bangunan yang ada di Koridor
Penelokan. Berikut merupakan kriteria kelayakan pada bangunan. (lihat tabel 2.10)
Tabel 2.10 Kriteria Kelayakan Bangunan
Layak Fungsi Kelayakan bangunan yang ditinjau dari fungsi bangunan sebelumnya.
Apabila sudah tidak layak dapat dilakukan redesign, revitalisasi maupun
dikembangkan menjadi fungsi baru
Layak Struktur Kelayakan bangunan yang ditinjau dari kondisi strukturnya. Jika sudah
tidak layak struktur dapat dilakukan penanganan redesign, renovasi
maupun revitalisasi
Layak Pakai Kelayakan bangunan yang ditinjau dari segi dapat digunakan kembali
Tabel 2.11 Kriteria Bangunan Cagar Budaya
No Kriteria Bangunan Cagar Budaya
1 Memiliki Nilai sejarah atau historis
2 Memiliki nilai arsitektural (mewakili periode atau gaya tertentu)
3 Memiliki peran dan pengembangan ilmu pengetahuan
4 Memiliki nilai social budaya
5 Memiliki umur kurang lebih 50 tahun
Tabel 2.12 Kriteria Penilaian
Kategori Kelayakan Kategori CB Tindak Lanjut
Memenuhi 3 kelayakan Memenuhi 4 Kriteria Preservasi/Pemeliharaan
Memenuhi 2 kelayakan Memenuhi 3 Kriteria Rekonstruksi
Memenuhi 1 kelayakan Memenuhi 2 Kriteria Redesign
Tidak memenuhi Tidak memenuhi Pemugaran
Adapun hasil evaluasi dan penentuan perlakuan pada bangunan di Koridor
Penelokan lihat tabel 2.12.
Tabel 2.12 Evaluasi dan Penanganan Bangunan di Koridor Penelokan
No Nama Bangunan Kelayakan Kriteria CB
Tindak Lanjut LF LS LP 1 2 3 4 5
1 Bank BPD Bali ○ ○ ○ - - - Pemeliharaan
2 Adira Finnance - - - Pemeliharaan
3 The Volcania Guest
House -
Pemeliharaan
45
Seminar Tugas Akhir
Penataan Koridor Jalur Utama Batur UNESCO Global Geopark di Panelokan,Kintamani
4 Warung Makan Astina ○ ○ ○ - - - Pemeliharaan
5 Lake View Hotel and
Restaurant -
Pemeliharaan
6 Mini market Eka Ayu ○ ○ ○ - - - - Pemeliharaan
7 Warung oca ○ - - - - - - Redesain
8 Toko Obat Ika Tani ○ - - - - - - Redesain
9 Kantor Jaya Utama ○ ○ - - - - - Redesain
10 Bank BRI ○ ○ ○ - - - - Pemeliharaan
11 Balai KSDA Bali - - - - - - - Redesain
12 Museum Geopark Batur - Preservasi
13 Post Obvit Wisata ○ - - - - - - Redesain
14 Bangunan Restoran Puri
Sanjaya - - - - - - - -
Rekonstruksi
15 Rumah Makan Warung
Baling-Baling ○ ○ ○ - - -
Pemeliharaan
16 Warung sembako ○ ○ ○ - - - - Pemeliharaan
17 Rumah Makan Tepi
Danau ○ ○ ○ - -
Pemeliharaan
18 Pasar Seni Geopark
Batur - -
Pemeliharaan
19 Yayasan Bintang Danu - ○ ○ - - - - Redesain
20 Toilet umum ○ ○ ○ - - - - Redesain
21 Rumah Makan Wibisana ○ ○ ○ - - - - Pemeliharaan
22 Rumah Makan Oka Sari
Mertha ○ ○ ○ - - - -
Pemeliharaan
23 Toko/Kios Baju ○ - - - - - - - Rekonstruksi
24 Salon Fortuna ○ ○ ○ - - - - Pemeliharaan
25 Kantor Perbekel Desa
Batur Tengah - ○ ○ - - -
Redesain
26 Restoran Gunawan - - - - - - - - Rekonstruksi
27 Rumah Makan Dewi
Sinta - ○ ○ - - - -
Redesain
28 Rumah Makan Putra
Dewa - ○ ○ - - - -
Redesain
29 Rumah Makan Batur
Bagus ○ - ○ - - - -
Redesain
30 Puskesmas - ○ - - - - - Redesain
32 Rumah Warga ○ ○ ○ - - - Pemeliharaan
33 Kitchen Naomi
Barbeque\ ○ ○ ○ - - - -
Pemeliharaan
34 Bi Mart ○ ○ ○ - - - - Pemeliharaan
35 Art Shop Made ○ - ○ - - - - Redesain
36 Bangunan Restoran
Suling Bali - - - - - - -
Rekonstruksi
37 Restoran Batur Indah ○ ○ ○ - - - Redesain
38 Restoran Rama - - - - - - - Rekonstruksi
Keterangan Kriteria Kelayakan
Sangat Layak
o Layak
- Tidak Layak