22
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Efisiensi Biaya Pada prinsipnya adalah sebuah upaya untuk menekan berbagai biaya untuk meningkatkan baik profit dan kinerja dari kelangsungan usaha (Business Survival). 2.1.1 Definisi dari Program Efisiensi Biaya Menurut Kohlers dalam kamus untuk Akuntan dijelaskan, program efisiensi biaya adalah salah satu perlengkapan manajemen dalam berbagai kegiatan operasi penting yang menghasilkan biaya yang lebih rendah dari sebelumnya atau mencapai biaya standar. Bentuk dari perlengkapan tersebut adalah penyelidikan terhadap bahan material yang mahal, peningkatan meyode dan kendali produksi, meningkatnya standar kendali mutu dan tepat waktu, WW Cooper, et, al, 1994, hal 139. [2] Menurut definisi diatas, dapat diyakini bahwa program efisiensi biaya tidak terbatas pada pengurangan biaya saja, tetapi juga meningkatkan pendapatan, berarti biaya rata-rata yang menurun. Kadang-kadang program efisiensi biaya disebut juga program pengendalian biaya (Cost Control Program), tetapi ada perbedaan mendasar dari kedua program tersebut. Program efisiensi biaya adalah bagian manajemen biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

  • Upload
    ngoliem

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Program Efisiensi Biaya Pada prinsipnya adalah sebuah upaya untuk menekan berbagai biaya untuk

meningkatkan baik profit dan kinerja dari kelangsungan usaha (Business Survival).

2.1.1 Definisi dari Program Efisiensi Biaya Menurut Kohlers dalam kamus untuk Akuntan dijelaskan, program efisiensi

biaya adalah salah satu perlengkapan manajemen dalam berbagai kegiatan operasi

penting yang menghasilkan biaya yang lebih rendah dari sebelumnya atau mencapai

biaya standar. Bentuk dari perlengkapan tersebut adalah penyelidikan terhadap bahan

material yang mahal, peningkatan meyode dan kendali produksi, meningkatnya

standar kendali mutu dan tepat waktu, WW Cooper, et, al, 1994, hal 139. [2]

Menurut definisi diatas, dapat diyakini bahwa program efisiensi biaya tidak

terbatas pada pengurangan biaya saja, tetapi juga meningkatkan pendapatan, berarti

biaya rata-rata yang menurun. Kadang-kadang program efisiensi biaya disebut juga

program pengendalian biaya (Cost Control Program), tetapi ada perbedaan mendasar

dari kedua program tersebut. Program efisiensi biaya adalah bagian manajemen biaya

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

8

(cost management), yang dimana manajemen biaya merupakan suatu upaya untuk

membantu konsumen dengan harga yang murah, melalui pengendalian biaya secara

terus menerus, Charles T. Horngreen, 1993, hal 5.

2.1.2 Perbedaan Antara Program Efisiensi Biaya dan Pengendalian Biaya 1. Program Efisiensi Biaya (Cost Efficiency Program)

Pengeluaran/biaya selalu ditekan dan dikontrol

Mengarah pada perkiraan yang standar

Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang

Program yang dapat diaplikasikan ke semua unit pada suatu organisasi

Kondisi pada sebuah perusahaan selalu berubah-ubah

Program ini akan selesai, pada suatu kondisi tertentu, bila pengeluaran

didalam organisasi dapat ditekan pada tingkat yang minimum.

2. Program Pengendalian Biaya (Cost Control Program )

Biaya selalu dikendalikan dan diamati pada tingkat yang

diproyeksikan.

Menetapkan biaya standar yang diproyeksi, untuk dicapai.

Program yang memfokuskan pada masa dan hasil yang lalu.

Tidak dapat diaplikasikan ke setiap unit, terbatas pada unit-unit

tertentu saja.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

9

Program tidak akan berakhir, pengendalian biaya terus dilakukan

selama perusahaan beroperasi.

2.2 Konsep Key Performance Indicator (KPI)

Key Performance Indicator adalah ukuran performa secara kuantitatif dari

segi finansial dan non-finansial yang digunakan untuk membantu suatu perusahaan

atau organisasi untuk mengukur seberapa jauh kemajuan yang sudah dilakukan

terhadap tujuan perusahaan. KPI juga digunakan dalam Business Intelligence untuk

melihat kondisi bisnis yang ada pada saat ini dalam perusahaan dan untuk

menentukan langkah pengambilan keputusan perusahaan.

Jenis KPI sangat beragam tegantung dari sudut pandang, tujuan dan strategi

perusahaan. KPI membantu organisasi atau perusahaan dalam mengukur kemajuan

terhadap tujuan organisasi/perusahaan itu sendiri. KPI umumnya digunaan untuk

menghitung dan mengukur hal-hal yang sulit untuk diukur seperti tingkat kepuasan,

perkembangan kepemimpinan, keunggulan dari leadership development.

(F. John Reh, 2008, hal 1).

2.2.1 Beberapa Perspektif Dalam Konsep KPI

Setiap perusahaan harus menentukan strategi bisnis dan operational goalnya,

kemudian memilih KPI yang mana yang mencerminkan tujuan operasional mereka.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

10

Menurut konsep balance scorecard, KPI dibagi kedalam beberapa perspektif:

1. Financial Perspective

Financial perspective berguna untuk melihat apakah implementasi dan

eksekusi strategi perusahaan yang telah dilakukan memberikan kontribusi

dasar bagi pengembangan perusahaan, yang melambangkan tujuan strategi

jangka panjang perusahaan dan mengkonversikan hasilnya kedalam bentuk

finance. Pengukuran tingkat pertumbuhan keuangan dari growth stage atau

tingkat pertumbuhan suatu organisasi akan terlihat dari perkembangan dan

pertumbuhan organisasi tersebut yang dimana akan menunjukkan peningkatan

volume penjualan, akusisi pelanggan baru, pertumbuhan pendapatan dan lain-

lain. Pada sustain stage, atau tingkat mempertahankan akan di warnai dengan

pengukuran yang mengevaluasi efektifitas organisasi, cara pengaturan biaya

dan operasional, yang dilakukan dengan menghitung return on investment,

return on capital employed dan lainnya. Kemudian pada tingkat panen atau

harvest stage, akan didasari oleh perhitungan cash flow analysis yang

mengukur periode piutang dan volume revenue. Beberapa penghitungan

lainnya yang juga berhubungan dengan financial perspective adalah EVA,

revenue growth, costs, profit margins, cash flow, net operating income dan

lain-lain.

2. Customer Perspective

Definisi dari customer perspective adalah nilai proposional yang digunakan

oleh perusahaan untuk memuaskan pelanggan dan juga menaikkan angka

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

11

penjualan kepada segmen yang paling diminati atau paling menguntungkan

perusahaan. Pengukuran yang digunakan dalam perspektif konsumen harus

mengukur nilai yang di berikan kepada konsumen (value position) dimana

melibatkan waktu, kualitas, performa, servis, biaya dan jumlah nilai yang di

hasilkan dari perhitungan tersebut, seperti tingkat kepuasan pelanggan dan

market share.

3. Process Perspective

Perspektif ini mengacu kepada internal business processes. Pengukuran

berdasarkan perspektif ini digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui

seberapa baik bisnis mereka berjalan dan juga seberapa baik produk dan servis

mereka terhadap permintaan pelanggan. Perhitungan ini harus dirancang

sebaik mungkin oleh individu yang mengerti lebih mendalam tentang proses

tersebut. Sehubungan dengan strategic management process, ada dua macam

business processes yang teridentifikasi; mission oriented processes dan

support processes.

4. Human Resource and Innovation Perspective.

Perspektif ini mencakup program training karyawan dan corporate cultural

attitudes, yang berhubungan dengan indivdu dan perbaikan diri perusahaan.

Dalam ilmu pengetahuan tentang worker-organization, manusia adalah

sumber daya utama perusahaan. Dalam iklim perubahan teknologi yang pesat

seperti pada saat ini, sangat diperlukan sumberdaya manusia yang mampu

terus menerus dapat mengikuti perubahan teknologi. Pengukuran dibidang ini

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

12

dapat digunakan oleh para manajemen untuk mengalokasikan dana pelatihan

SDM yang optimal di segi yang paling dibutuhkan. Dalam hal ini, pelatihan

dan perkembangan SDM secara terus-menerus sangat penting bagi pondasi

kesuksesan organisasi yang bergantung pada kemampuan pengetahuan

SDMnya. Florian Stapf, 2008, hal 1.

2.3 Human Resource Return On Investment

Pembiayaan untuk keperluan Human Resource Development seharusnya tidak

di anggap sebagai biaya atau cost, tetapi sebagai biaya investasi. Untuk membuat

investasi tersebut menjadi akuntabel dan dengan mengaturnya dengan baik akan

meningkatkan keefektifan dari program Human Resource Development itu sendiri.

Konsep dari HR ROI (Human Resource Return On Investment) definisikan dengan

perumusan standar perhitungan berikut ini.

Keunggulan utama dari penggunaan HR ROI adalah kemampuan untuk

mentraining dan mengembangkan karyawan menjadi high performance employee's.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

13

Agar tetap kompetitif dalam jangka panjang, sangatlah penting untuk menyediakan

kesempatan berbisnis yang lebih menarik kepada para karyawan dengan menjadikan

mereka market value yang tinggi sehingga mereka akan secara sukarela berkomitmen

dengan perusahaannya dalam jangka waktu yang panjang.

Masuki A. & Kazuki O, 2002.

2.4 Electronic Toll Collection System

Sistem Electronic Toll Collection digunakan untuk menciptakan sistem

penarikan tarif jalan tol yang lebih cepat dan efisien dari sistem manual pada

gerbang-gerbang tol. Hal ini dimungkinkan karena kendaraan yang melewati gerbang

tol tidak perlu melambat ataupun berhenti untuk membayar tarif tol pada gerbang tol

tersebut, tarif tol akan otomatis terbayarkan yang di debet langsung ke rekening si

pengguna kendaraan.

Pada lajur tol yang menggunakan sistem elektronik, telah di siapkan antena

khusus yang terus menerus mengirim sinyal. Sinyal ini digunakan untuk

mengidentifikasi kendaraan yang melewatinya secara otomatis. Untuk menggunakan

fasilitas jalan tol secara elektronik, pengguna jalan harus membuat rekening dan

memasang alat transpoder atau pemancar di kendaraannya. Pemancar ini biasanya

di letakkan pada kaca depan kendaraan. Pemancar ini memuat seluruh data si

pengguna kendaraan. Antena pada jalan tol mengirimkan sinyal radio secara terus

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

14

menerus, yang hanya akan memeberikan respon apabila diterima oleh sebuah

pemacar yang di pasang pada kendaraan. Sinyal tersebut kemudian di pancarkan balik

oleh pemancar yang ada di kendaraan ke antena jaan tol, sinya ini membawa no seri

pemacar yang berada di kendaraan tersebut, yang berisi tentang identitas, rekening,

dan sisa kredit yang dimiliki oleh pemilik kendaraan. Data-data lain seperti tanggal,

jam, dan banyaknya frekuensi kendaraan tersebut melewati gerbang bisa tercatat

tergantung dari kebutuhan data si pengelola jalan tol. Setelah menerima gelombang

mikro ini, alat transpoder kemudian menggunakan kabel fiber-optic,

selular modems atau pemancar wireless untuk mengirim balik gelombang mikro ke

tempat pusat pemancar, dimana komputer akan menggunakan sejumlah kode yang

unik untuk mengidentifikasi rekening dari pelanggan yang dimana ongkos bea tol di

debetkan. Sistem ETC ini menggunakan bermacam-macam teknologi yang berbeda

untuk melakukan cara kerja.

GAMBAR 1. ETC SYSTEM OPERATION

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

15

Gambar 2 menunjukkan bekerjanya sistem koleksi tarif tol beserta

komponennya. komponen ini dapat bertukar-tukar tergantung dari teknologi yang

digunakan. Ketika kendaraan masuk jalur tol, sensor ( 1) mendeteksi kendaraan itu.

Kemudian alat dua-antenna ( 2) membaca transponder ( 3) yang terdapat pada kaca

depan mobil Ketika kendaraan itu melewati garis keluar sensor ( 4) secara elektronis

digolongkan oleh sensor darat ( 5) yang didasarkan pada banyaknya poros sumbu

roda, dan biaya tol dibebankan sejumlah yang sesuai dengan jenisnya. Kemudian

feedback disajikan kepada pengarah pada pengemudi kendaraan dengan suatu layar

elektronik ( 6). Jika kendaraan tidak mempunyai transponder, maka sistem akan

menggolongkannya sebagai pelanggar, yang kemudian sebuah kamera akan ( 7)

mengambil foto kendaraan tersebut beserta pelat nomornya untuk diproses.

2.4.1 Komponen dari Electronic Toll Collection System

Sistem ETC mengirimkan berbagai sinyal komunikasi dan teknologi

elektronik untuk mendukung pungutani pembayaran tarif tol yang diotomatisasikan

pada gerbang tol. Secara bersamaan, aplikasi ini adalah suatu teknologi dalam

meningkatkan sistem pembayaran tol, meningkatkan layanan pelanggan jalan tol,

meningkatkan keselamatan, dan mengurangi dampak lingkungan. Komponen dari

teknologi ETC adalah sebagai berikut:

1. Automatic Vehicle Identification ( AVI)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

16

Sistem ini adalah sebuah teknologi untuk menidentifikasi identitas si

pemilik kendaraan, yang dimana biaya tarif tol akan ditagihkan.

2. Automatic Vehicle Classification

Dari jenis kendaraan dan tipe kelasnya, memiliki tarif tol yang berbeda-

beda, kelas kendaraan dapat ditentukan dari bentuk fisik kendaraan

tersebut, berapa jumlah penumpangnya ,dan jumlah as roda yang dimiliki

kendaraan tersebut

3. Video Enforcement System

Ketika menggunakan lajur ETC, sistem video enforcement menangkap

gambar nomor polisi bagi kendaran yang melewati jalur ETC tanpa

transpoder.

2.4.2 Keunggulan dari Electronik Toll Collection system

Ada suatu jumlah pekerjaan yang telah dilaksanakan dan pantas

dipertimbangkan dalam mengevaluasikan manfaat dari sistem ETC. Hasil penemuan

Al-Deek (1997) menunjukkan bahwa ada manfaat yang dipersembahkan oleh ETC,

yaitu waktu layanan berkurang lima detik/kendaraan dan maksimum kemacetan telah

berkurang menjadi 2.5 sampai 3 menit/kendaraan. Ini menandai bahwa manfaat dari

ETC sangat besar tetapi tergantung kepada waktu yang diperlukan untuk

mengkonversi penerapan dari manual ke elektronik.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

17

Levinson (2003) mengembangkan sebuah model untuk memaksimalkan

kesejahteraan sosial dengan pengefisienan gerbang tarif toll. Dia mengembangkan

suatu pilihan model pembayaran biaya mengunakan ETC sebagai fungsi peringanan

keterlambatan, harga, dan biaya dalam memperoleh alat transponder. Kemacetan

akan bergantung pada gerbang elektronik dan gerbang manual. Jika jumlah angka

gerbang elektronik maka delay pada gerbang manual akan ditingkatkan menjadi 22

satuan waktu. Harga bergantung kepada para pemakai ETC.

Biaya untuk memperoleh transponder tidak dilihat hanya dari status keuangan

tetapi suatu usaha juga dilibatkan dalam penerapan program ETC. Levisson

mengasumsikan bahwa kesejahteraan bergantung kepada ETC, yang meliputi

konsumsi bahan bakar, tarif toll, dan biaya sosial seperti polusi udara. Penelitiannya

telah menguji kombinasi yang terbaik dari ETC dan diskon tarif toll untuk

memaksimalkan kesejahteraan. Pengembangan model ini diberlakukan pada jembatan

California Carquinez untuk mempelajari efeknya.

Keuntungan yang diperoleh dari penerapan sistem ETC adalah:

1. Penurunan kemacetan di pintu tol

2. Peningkatan kapasitas pintu tol.

3. Penghematan bensin bagi pengendara.

4. Pengurangan biaya operasional.

5. Hemat waktu.

6. Pengurangan emisi gas buang kendaraan.

7. Mempermudah pengaturan cash.

8. Sistem pembayaran yang fleksibel.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

18

9. Pengambilan Data primer lebih mudah.

10. Mengurangi kecelakaan (Gillen, 1999).

Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, maka jelas bahwa ada beberapa

kemungkinan untuk dilakukan penelitian sehubungan dengan dampak keunggulan

implementasi jalur ETC pada jalan tol.

2.5 Electronic Toll Collection di Indonesia

Electronic Toll Collection di Indonesia sebenarnya sudah diterapkan, tetapi

masih belum sepenuhnya otomatis (Semi Otomatis) yang dinamakan GTO ( Gerbang

Tanpa Orang). Kenapa masih di bilang semi otomatis karena hanya pengambilan

kartu tol yang sudah otomatis, tetapi untuk pembayarannya masih manual. Generasi

pertama ETC yang dinamakan GTO diimplematasikan sejak July 2005 dan Generasi

kedua beroprasi pada Maret 2007, tetapi untuk saat ini masih terbatas pada kendaraan

Golongan 1. Pengguna masih harus menekan tombol di mesin kartu untuk

mendapatkan kartu TOL. Gerbang ini sudah memungkinkan untuk digunakannya

teknologi “Tuch n Go” tetapi untuk saat ini masih terbatas untuk internal pegawai

Jasamarga. Gerbang ini hanya ada di daerah Bandung, karena lalu lintas di daerah

bandung tidak sepadat lalu lintas di Jakarta dan hal ini tidak akan menyebakan resiko

yang tinggi. Berikut ini gambar dari GTO generasi pertama.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

19

Tombol untuk mengeluarkan kartu Pengambilan Kartu

Sistem TnG untuk orang dalam

GAMBAR 2. Gerbang Tanpa orang (GTO) generasi i

Cara kerja GTO (Gerbang Tanpa Orang)

Berikut ini kami akan menjelaskan cara kerja dari GTO:

1. Dalam keadaan Automatic Line Barrier (ALB) tertutup, loop detector akan

mendeteksi kendaraan masuk dan kartu akan keluar.

2. Pengguna mengambil kartu, ALB terbuka.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

20

3. Pengguna melewati sensor Infra Merah yang terletak diantara mesin GTO dan

ALB.

4. ALB akan tertutup.

Cara kerja GTO (untuk internal Jasamarga):

1. Dalam keadaan Automatic Line Barrier (ALB) tertutup, loop detector akan

mendeteksi kendaraan masuk dan kartu akan keluar.

2. Pengguna cukup menyentuhkan kartu dinas di bagian tulisan “Kartu Dinas”,

kartu TOL akan masuk kembali dan ALB akan terbuka.

3. Pengguna melewati sensor Infra Merah yang terletak diantara mesin GTO

dan ALB.

4. ALB akan tertutup.

Berikut ini gambar dari GTO generasi kedua

Mesin GTO

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

21

Loop Detector Sensor Infra Merah

GAMBAR 3. Gerbang Tanpa orang (GTO) generasi II

Sistem GTO ini sudah dipakai pada gerbang Baros 1, Padalarang Timur,

Cileunyi. Di lokasi ini biasanya dilalui 500 kendaraan perjamnya. Sistem GTO ini

diakui relatif lebih cepat melayani pengguna jalan TOL dan memungkinkan setiap

transaksi lebih terpantau. Sistem yang bertujuan utnuk jangka panjang ini bila ditinjau

dari sisi investasi sekarang ini memang terlihat mahal, akan tetapi manfaat dari

penerapan sistem ini sudah dapat dari sekarang dengan contoh :

Mesin Pendisplay harga

ALB

1. Antrian telah berkurang.

2. Biaya operasional sedikit demi sedikit berkurang.

3. Produktivitas volume lalulintas bertambah.

Dengan meningkatkan efektifitas secara operasional, selain menerapkan

sistem GTO, Jasamarga sudah menerapkan kebijaksanaan untuk tidak menambah

pekerja operasional TOL lagi, apabila memang dirasakan perlu, pekerja aka di

outsource ke perusahaan lain.

Electronic Toll Collection yang ada sekarang masih menggunakan sistem

semi otomatis atau yang lebih dikenal yaitu GTO (Gerbang Tanpa Orang) dan juga

hanya kendaraan Golongan I yang dapat menggunakan GTO. GTO sendiri sekarang

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

22

ini masih digunakan hanya pada pintu masuk Tol. Pada kesempatan kali ini penulis

akan menjelaskan GTO yang tidak hanya pada gerbang masuk saja, tetapi juga untuk

gerbang keluar atau pada pembayaran Tol. Sistem GTO ini pengguna jalan tidak

hanya mendapat pelayanan otomatis dari gerbang masuk, tetapi juga pada gerbang

pembayarannya. Sistem kerja dari GTO yang akan kami jelaskan tidak berbeda

dengan yang ada sekarang, hanya kami menambahkan pada sistem pembayarannya.

Pertama-tama pengguna jalan tetap akan mengambil tiket tol dari mesin GTO.

Selama ini pengguna setibanya di gerbang keluar masih harus membayar dengan

uang. Dengan GTO yang kami jelaskan akan dibagi menjadi tiga alternatif

pembayaran yaitu:

1. Dengan menggunakan kartu langganan.

2. Dengan menggunakan kartu debit dari bank atau kartu kredit.

3. Tetap dengan pembayaran tunai / cash.

Dengan adanya tiga alternatif pembayaran akan membuat pengurangan dari

antrian pada gerbang tol dan akan membuat keuntungan-keuntungan yang akan kami

jelaskan pada halaman-halaman berikutnya.

2.6 Sumber Daya Manusia

Sebagaimana diketahui, berdasarkan laporan The World Economic Forum,

daya saing Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami penurunan, yakni berada

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

23

di urutan 31 diantara 41 negara pada tahun 1994, urutan 33 dari 482 negara pada

tahun 1995, serta urutan 41 dari 46 negara pada tahun 1996.

Penilaian terhadap tingkat daya saing ini didasarkan pada delapan indikator,

yaitu kekuatan ekonomi domestik, kemampuan menembus pasar internasional,

kondisi pemerintah, keuangan, infrastruktur, penguasaan iptek, dan kemampuan

sumber daya manusia. Akan tetapi dilihat dari besarnya korupsi, Indonesia justru

menjadi negara peringkat teratas. Berdasarkan kondisi tersebut, maka ketiga faktor

determinan diatas (SDM, kebijakan/ketatalaksanaan dan kelembagaan) harus selalu

diberdayakan. Pembinaan / pemberdayaan SDM, perlu diarahkan kepada

terwujudnya sosok aparatur yang terampil, menguasai bidang tugasnya, berwawasan

luas, profesional, serta menerapkan nilai-nilai imtak dan iptek dalam mendukung

kelancaran tugasnya. Pemberdayaan ketatalaksanaan diarahkan pada tersedianya

perangkat aturan / hukum yang menciptakan iklim kondusif bagi tumbuhnya

kreativitas dan daya cipta (inovasi), penyederhanaan prosedur perijinan dan

pelayanan umum, serta konsistensi kebijakan yang menjamin kepastian hukum dan

rasa keadilan masyarakat. Sedangkan pemberdayaan kelembagaan diarahkan kepada

terbentuknya struktur dan kewenangan organisasi yang bersifat luwes dan fleksibel,

akordion, kejelasan dalam pembaganan dan pembagian tugas, ramping, serta

memperbanyak tenaga-tenaga ahli fungsional.

2.6.1 Pelatihan dan Pengembangan SDM

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

24

Data komposisi SDM mengindikasikan bahwa Jasa Marga merupakan

perusahaan besar dengan karyawan 5.640 orang yang masih mengandalkan

kompetensi tenaga kerja terampil dengan 70,96% karyawan bekerja sebagai staf

operasional yang mengoperasikan jalan tol. Berdasarkan lokasi kerja, 88,30%

karyawan berada di kantor cabang dan 3,14% berada di kantor proyek. Sedangkan

berdasarkan usia, terlihat pergeseran kearah menengah dengan 99,18% berada pada

usia 26 hingga 50 tahun.

Upaya perubahan terus dilakukan menghadapi era persaingan industri jalan

tol, oleh karenanya Jasamarga menyelenggarakan program pelatihan dan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

25

pengembangan SDM yang merupakan subyek perubahan, yang dilakukan secara

seimbang terhadap perkembangan manajemen, keahlian dan sikap. Secara

keseluruhan, program ini menjangkau karyawan dengan komposisi peserta tingkat

manajer, staf ahli, pelaksana kantor dan pelaksana lapangan masing-masing sebanyak

20%, 10%, 30% dan 40%. Jasa Marga senantiasa memotivasi karyawannya dengan

memberikan Penghargaan Cabang Terbaik, Karyawan Operasional Terbaik (yang

terdiri dari Kepala Gerbang Tol Terbaik, Kepala Shift Terbaik, Petugas Pengumpul

Tol Terbaik, Kepala Shift Petugas Layanan Jalan Tol Terbaik, Petugas Layanan Jalan

Tol Terbaik, Petugas Paramedis Terbaik dan Petugas Informasi dan Komunikasi

Terbaik) maupun Karyawan Berjasa. Mereka berkesempatan untuk meninjau jalan tol

di luar negeri. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kepada pemakai jalan,

Jasa Marga melakukan pembinaan Gugus Kendali Mutu (GKM) dan Sumbang Saran

dan Perbaikan (SSP) melalui penyelenggaraan Konvensi Mutu yang dilaksanakan

setiap tahun pada bulan Januari hingga Maret. Dalam kesempatan ini diberikan

penghargaan kepada peringkat I, II dan III berupa Dana Pembinaan Gugus. Mereka

juga berkesempatan untuk mewakili Jasa Marga mengikuti Konvensi Mutu Nasional

dan Konvensi Mutu Internasional (QCC). Hasil-hasil GKM dan SSP dibakukan untuk

digunakan oleh seluruh jajaran Perusahaan sebagai upaya peningkatan produktifitas.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

26

2.6.2 TUJUAN UTAMA SDM DALAM MENYIKAPI

PERUBAHAN

Karyawan harus meningkatkan profesionalisme dalam mengelola perusahaan

agar dapat menjadi lembaga kontrol yang baik dalam memberi masukan kepada

manajemen, sehingga arah dan kebijakan perusahaan yang akan dibuat juga didasari

dari pemikiran-pemikiran karyawan yang di formulasikan lewat sistem organisasi

Perusahaan yang solid dan terpadu. Langkah yang paling penting adalah mengambil

langkah proaktif untuk mengetahui apa yang diinginkan para karyawan dari

perusahaan, mendengarkan dan menindaklanjuti keluhan dan keinginan mereka.

Tindakan tersebut dapat dipastikan akan memotivasi para karyawan untuk lebih

produktif.

Untuk menangani situasi ini dengan lebih baik dalam hal Sumber Daya

Manusia, PT Jasamarga harus membangun budaya unggulan dengan moto “Research

Makes The Difference”, Manajemen perusahaan harus mengadakan survey terhadap

sikap karyawan atas berbagai hal kebijakan perusahaan dengan mendirikan semacam

lembaga Center for Values Research. Tujuan dari membangun budaya unggulan

adalah meningkatkan Reputasi dan Building Self Confidence terhadap arus perubahan

yang nyata.

PT Jasamarga harus memulai budaya baru, seperti melalui dengar pendapat

tentang Reenginering The Company, para karyawan harus dijadikan subyek bukan

hanya obyek dari sistem pengembangan SDM. Sistem ini sebaiknya mempersilakan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

27

para karyawan untuk mengambil inisiatif serta memperlihatkan kualitas proaktifnya

untuk meninjau organisasi perusahaan

2.6.3 STRATEGI PEMBERDAYAAN SDM

Karyawan-karyawan penunjang operasional yang berada di kantor-kantor

cabang dan di kantor Pusat untuk melihat efesiensi antara beban pekerjaan

administratif terhadap jumlah karyawan yang tersedia. Hal tersebut secara kasat mata

dapat dilihat bahwa jumlah SDM indoor dirasakan over capacity, maka harus

dilakukan rasionalisasi dalam empowering manajemen perusahaan, dan juga

distribusi beban kerja yang merata harus mendapat perhatian sepenuhnya.

PT Jasamarga harus menangani tugas ini dengan tegas, karena Jasamarga

masih bekerja dalam lingkungan yang relatif masih ragu-ragu, di mana para karyawan

masih bersikap reaktif, untuk mempertanyakan apakah kebijakan perusahaan atau

kebijakan Pemerintah yang mempengaruhi masa depan ? Dalam hal ini PT Jasamarga

harus melakukan perubahan-perubahan tersebut dengan sangat hati-hati selangkah

demi selangkah, dan secara bertahap membangun keyakinan organisasi terhadap

komitmen-komitmen serta memperlihatkan ketangguhan mental yang berdisiplin.

Untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pemberdayaan, secara

teoretis berikut dikemukakan beberapa definisi pemberdayaan dari para pakar sebagai

berikut :

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab 2_08-56.pdf · z Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang ... Kemudian alat dua-antenna

28

1. Alat/teknik manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi melalui penyebaran

pembuatan keputusan dan tanggung jawab, sehingga akan mendorong keterlibatan

(sekaligus rasa memiliki) dari seluruh anggota organisasi, serta membawa rasa

kedekatan antara organisasi dengan masyarakat atau pelanggannya (Cook and

Macaulay, 1996 : 1)

2. Upaya untuk membangun potensi (sumber daya) organisasi dengan cara

mendorong, memberikan motivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi

yang dimilikinya, serta berupaya untuk mengembangkannya (Kartasasmita,

dalam Prijono dan Pranarka, 1996 : 140).

3. Upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin

efektif secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, negara,

regional, internasional maupun dalam bidang politik, ekonomi dan lain-lain

(Pranarka dan Moeljarto, dalam Prijono dan Pranarka, 1996 : 56).