Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Hak Kekayaan Intelektual
2.1.1 Pengertian Hak Kekayaan Intelektual
“Hak Kekayaan Intelektual sangat dipengaruhi oleh hukum
Internasional dan juga hukum di negara – negara lain. Karena hal ini
bagaimanapun juga sistem hukum internasional yang mengatur
mengenai Hak Kekayaan Intelektual lebih dahulu berkembang
dibandingkan dengan hukum nasional”.13
Dalam sejarah perkembangan
Intellectual Property Rights (IPR) sama seperti hak milik intelektual
atau hak atas Kekayaan Intelektual, sedangkan istilah Intellectual
Property Rights ini berasal dari kepustakaan sistem hukum Anglo
Saxon.14
Ada dua lembaga multilateral yang berhubungan dengan HKI
adalah WIPO dan TRIP’s (Trade Related Intellectual Property Rights).
WIPO ada di bawah lembaga PBB dan TRIP’s lahir dalam Putaran
Uruguay diakomodasi oleh WTO. Pembentukan WTO (World Trade
Organization) merupakan salah satu wujud lembaga ekonomi yang
13
Syafrinaldi, “sistem hukum hak kekayaan intelektual”, Jurnal Hukum Respublika,
Volume 4, Nomor 1, Tahun 2004, diakses 17 Agustus 2018, halaman 78. 14
Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual Perlindungan dan Dimensi
Hukumnya di Indonesia, (Bandung: Alumni, 2003), halaman 1.
12
dibentuk untuk menangani ekonomi global dengan standar-standar
regional dan Internasional.15
Berbicara mengenai HKI ada beberapa pengertian dari HKI yaitu
”Hak kekayaan intelektual adalah hak – hak untuk berbuat sesuatu atas
kekayaan intelektual tersebut yang diatur oleh norma – norma atau
hukum yang berlaku”16
. Menurut OK. Saidin, hak kekayaan intelektual
adalah hak kebendaan, hak atas sesuatu benda yang bersumber dari
hasil kerja otak dan hasil kerja rasio.17
Hasil kerja otak itu kemudian
dirumuskan sebagai intelektualitas. “Orang yang optimal memerankan
kerja otaknya disebut sebagai orang yang terpelajar, mampu
menggunakan rasio, mampu berpikir secara rasional dengan
menggunakan logika, karena itu hasil pemikirannya disebut rasional
dan logis”.18
Demikian pula hasil kerja otak (intelektualitas) manusia
dalam bentuk penelitian atau temuan dalam bidang teknologi juga
dirumuskan sebagai Hak Kekayaan Intelektual. Kemampuan otak untuk
menulis, berhitung, berbicara, mengingat fakta dan menghubungkan
berbagai fakta menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi, disebut
juga logis dan analitis yang merupakan pekerjaan otak bagian kiri.19
Menurut Munir Fuady, hak milik intelektual merupakan suatu hak
kebendaan yang sah dan diakui oleh hukum atas benda tidak berwujud
15
Sri Mulyani, “Pengembangan Hak Kekayaan Intelektual Sebagai Collateral (Agunan)
Untuk Mendapatkan Kredit Perbankan Di Indonesia”, (Jurnal Dinamika Hukum, Volume 12,
Nomor 3, Tahun 2012), diakses 17 Agustus 2018, halaman 1. 16
Sutedi, op.cit., halaman 38. 17
H.OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Jakarta : Rajawali Pers, 2010),
halaman 9. 18
Ibid., halaman 10. 19
H.OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Jakarta : Rajawali Pers, 2013),
halaman 10.
13
berupa kekayaan/ kreasi intelektual. Adapun kekayaan intelektual
merupakan kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan daya pikir
seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra, karya tulis dan lain – lain.20
Pada intinya Hak Kekayaan Intelektual adalah hak untuk menikmati
secara ekonomis hasil dari suatu kreatifitas intelektual.21
“Konsepsi mengenai hak kekayaan intelektual didasarkan pada
pemikiran bahwa karya intelektual yang telah dihasilkan manusia
memerlukan pengorbanan tenaga, waktu, dan biaya. Adanya
pengorbanan ini menjadikan karya yang telah dihasilkan memiliki
nilai ekonomi karena manfaat yang dapat dinikmatinya. Berdasarkan
konsep ini maka mendorong kebutuhan adanya penghargaan atas
hasil karya yang telah dihasilkan berupa perlindungan hukum bagi
hak kekayaan intelektual”.22
2.1.2 Ruang Lingkup Hak Kekayaan Intelektual
Konsekuensi lebih lanjut dari batasan hak kekayaan intelektual ini
adalah terpisahnya antara Hak Kekayaan Intelektual itu dengan hasil
materiil yang menjadi bentuk jelmaannya. Jadi yang dilindungi dalam
kerangka Hak Kekayaan Intelektual adalah haknya, bukan jelmaan dari
hak tersebut. Jelmaan dari hak tersebut dilindungi oleh hukum benda
dalam kategori benda materiil (benda berwujud).23
Pengelompokan hak kekayaan intelektual itu lebih lanjut dapat
dikategorikan dalam kelompok sebagai berikut:
1. Hak Cipta (Copy Rights)
2. Hak Kekayaan Industri (Industrial Property Rights) 24
20
Fuady, op.cit., halaman 204. 21
Muhammad Firmansyah, Tata Cara Mengurus HAKI (Jakarta : Visi Media, 2008),
halaman 7. 22
Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), hal 40. 23
Saidin, op.cit., halaman 15. 24
Saidin, op.cit., halaman 13.
14
Hak Cipta sebenarnya dapat diklasifikasikan lagi kedalam dua bagian,
yaitu :
1. Hak Cipta dan
2. Hak yang berkaitan dengan hak cipta atau neighbouring rifghts. 25
Sedangkan hak kekayaan perindustrian dapat diklasifikasikan lagi
menjadi :
1. Paten.
2. Paten Sederhana.
3. Desain Industri.
4. Merek Dagang
5. Nama Niaga atau Nama Dagang.
6. Sumber tanda atau Sebutan Asal.26
Jika ditelusuri lebih lanjut tentang Ruang Lingkup Hak Kekayaan
Intelektual ini dengan melihat pada hasil Putaran Uruguay (Uruguay
Round) Tahun 1994 yang membuahkan kerangka TRIPs (The Agreement
on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights) bagian dari
capaian atau hasil kesepakatan GATT/ WTO, terdapat dua bidang lagi
yang perlu ditambahkan sebagai cakupan dari Hak Kekayaan Intelektual,
yaitu :
1. Perlindungan Varietas Tanaman, dan
2. Integrated Circuits (rangkaian elektronika terpadu).27
25
Ibid., halaman 16. 26
Ibid., halaman 17. 27
Ibid., halaman 18.
15
2.2 Tinjauan Umum Hak Cipta
2.2.1 Pengertian Hak Cipta
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman
seni dan budaya yang sangat kaya. Hal itu sejalan dengan
keanekaragaman etnik, suku bangsa, dan agama yang secara keseluruhan
merupakan potensi nasional yang perlu dilindungi. Kekayaan seni dan
budaya itu merupakan salah satu sumber dari karya intelektual yang
dapat dan perlu dilindungi oleh undang – undang. Kekayaan itu tidak
semata – mata untuk seni dan budaya itu sendiri, tetapi dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan di bidang perdagangan
dan industri yang melibatkan para penciptanya. Dengan demikian,
kekayaan seni dan budaya yang dilindungi itu dapat meningkatkan
kesejahteraan, tidak hanya bagi para penciptanya saja, tetapi juga bagi
bangsa dan negara.28
Untuk lebih jelas terhadap pengertian Hak Cipta ini
dapat kita lihat dalam Pasal 1 ayat (1) Undang – Undang Hak Cipta
Nomor 28 Tahun 2014 yang berbunyi :
Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan
dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai ketentuan
peraturan perundang – undangan.29
“Penjelasan lebih lanjut mengenai istilah hak eksklusif dari pencipta
adalah tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut
kecuali dengan izin pencipta.”30
Misalnya melalui perjanjian lisensi
28
Adrian Sutedi op.cit., halaman 114. 29
Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta, Pasal 1 ayat (1). 30
Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta, bagian penjelasan Pasal 2.
16
dengan kewajiban bagi pihak lain (penerima lisensi) membayar sejumlah
royalti kepada pencipta.31
Hak cipta merupakan salah satu bagian dari
sekumpulan hak yang dinamakan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang
pengaturannya terdapat dalam ilmu hukum dan dinamakan hukum HKI,
meliputi suatu bidang hukum yang membidangi hak- hak yuridis atas
karya – karya atau cipta hasil oleh pikiran manusia bertautan dengan
kepentingan – kepentingan bersifat ekonomi dan moral.32
Menurut
Hutauruk ada dua unsur penting yang harus terkandung atau termuat
dalam rumusan atau terminologi hak cipta yaitu:
a) Hak moral yang dalam keadaan bagaimanapun, dan dengan jalan
apapun tidak dapat ditinggalkan daripadanya.
b) Hak yang dapat dipindahkan atau dialihkan kepada pihak lain (hak
ekonomi).33
Dalam hak cipta terdapat juga dua hak yang maknanya sama yang
diungkapkan dalam pernyataan di atas, yaitu :
a. Hak Moral
Hak moral dalam terminologi Bern Convention menggunakan
istilah moral rights, yakni hak yang diletakkan pada diri pencipta.
Dilekatkan, bermakna bahwa hak itu tidak dapat dihapuskan walaupun
hak cipta itu telah berakhir jangka waktu kepemilikan, hak moral
dibedakan dengan hak ekonomi, jika hak ekonomi mengandung nilai
ekonomis, maka hak moral sama sekali tidak memiliki nilai ekonomis.
31
Adrian Sutedi, op.cit., halaman 117. 32
Eddy Damian, Hukum Hak Cipta, (Bandung : PT Alumi, 2009), halaman 29. 33
Saidin, op.cit., halaman 200.
17
Namun demikian, ada kalanya nilai hak moral justru memengaruhi nilai
ekonomis.34 Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Undang – Undang Nomor 28
Tahun 2014 tentang Hak Cipta diatur bahwa: Hak moral sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 merupakan hak yang melekat secara abadi
pada diri pencipta untuk :
a) Tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan namanya pada
salinan sehubungan dengan pemakaian ciptaannya untuk umum.
b) Menggunakan nama aslinya atau samarannya.
c) Mengubah ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam
masyarakat.
d) Mengubah judul dan anak judul ciptaan.
e) Mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi ciptaan,
modifikasi ciptaan,atau hal yang bersifat merugikan kehormatan
diri atau reputasinya. 35
Maka dari itu, hak moral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
dapat dialihkan selama pencipta masih hidup, tetapi pelaksanaan hak
tersebut dapat dialihkan dengan wasiat atau sebab lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang – undangan setelah pencipta meninggal
dunia.36
Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa dalam hal terjadi
pengalihan pelaksanaan hak moral sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), penerima dapat melepaskan atau menolak pelaksanaan haknya
dengan syarat pelepasan atau penolakan pelaksanaan hak tersebut
dinyatakan secara tertulis.37
34
Saidin, op.cit., halaman 250. 35
Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta, Pasal 5. 36
Ibid., Pasal 5 ayat (2) Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. 37
Ibid., Pasal 5 ayat (3) Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
18
b. Hak Ekonomi
Hak Cipta juga berhubungan dengan kepentingan – kepentingan
yang bersifat ekonomi. Adanya kepentingan – kepentingan yang
bersifat ekonomi didalam hak cipta tersebut, merupakan suatu
perwujudan dari sifat hak cipta itu sendiri, yaitu bahwa ciptaan –
ciptaan yang merupakan produk olah pikir manusia itu mempunyai
nilai, karena ciptaan – ciptaan tersebut merupakan suatu bentuk
kekayaan, walaupun bentuknya tidak berwujud.38
Dalam undang – undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta,
hak itu disebut hak ekonomi atau Economic Rights. Hak ekonomi
merupakan hak eksklusif pencipta atau pemegang hak cipta untuk
mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan.39
Berdasarkan Pasal 9 Ayat (1) Undang – Undang Nomor 28 Tahun
2014 tentang Hak Cipta memiliki Hak Ekonomi untuk melakukan:
a. Pencipta atau pemegang hak cipta memiliki hak ekonomi untuk
melakukan:
b. Penerbitan Ciptaan.
c. Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya.
d. Penerjemah Ciptaan.
e. Pengadaptasian, Pengaransemenan, atau Pentranformasian
ciptaan.
f. Pendistribusian Ciptaan atau salinannya.
g. Pertunjukan Ciptaan.
h. Pengumuman Ciptaan.
i. Komunikasi Ciptaan, dan
j. Penyewaan Ciptaan. 40
38
Sophar Maru Hutagalung, Hak Cipta Kedudukan dan Peranannya dalam
Pembangunan (Jakarta : Akademika Pressindo, 2002), halaman 336. 39
Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta, Pasal 8. 40
Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta, Pasal 9.
19
Setiap orang yang melaksanakan hak ekonomi tersebut wajib
mendapatkan izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta. Setiap orang
yang tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta dilarang melakukan
penggandaan dan/ atau penggunaan secara komersial ciptaan.41
2.2.2 Jangka Waktu Hak Cipta
Sejarah perkembangan hak cipta di Indonesia sama seperti di luar
negeri, yakni dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Namun landasan berpijaknya tetap dipengaruhi oleh
landasan filosofis dan budaya hukum oleh suatu negara42
.
Demikianlah jika kita lihat dalam Auteurswet 1912 hak cipta hanya
dibatasi jangka waktunya sampai 50 Tahun, tetapi dalam UHC 1982,
dibatasi hanya 25 Tahun. Kemudian dalam UHC nomor 7 Tahun 1987
dan UHC nomor 12 Tahun 1997 kembali dimajukan menjadi selama
hidup pencipta dan 50 Tahun mengikuti ketentuan Berne Convention
(sebelum direvisi).43
Ketika UHC 1982 dilahirkan, banyak alasan yang
dikemukakan sepanjang menyangkut filosofis fungsi sosial hak milik,
dan disepakatilah jangka waktu hak cipta selama hidup si pencipta
ditambah dengan 25 Tahun setelah meninggalnya si pencipta. Dalam
undang – undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 jangka waktu
pemilikan Hak Cipta ditetapkan menjadi 50 Tahun. Terakhir dalam
Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014. Jangka waktu pemilikan
Hak Cipta ditetapkan menjadi 70 Tahun. Khusus untuk ciptaan seperti:
41
Saidin, Op.cit., halaman 215. 42
Ibid., halaman 216. 43
Ibid.
20
a. Buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya.
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lainnya.
c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan
ilmu pengetahuan.
d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks.
e. Drama, drama musikal, tari koreografi, pewayangan, dan
pantomim.
f. Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar,
ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase.
g. Karya arsitektur.
h. Peta.
i. Karya seni batik atau motif lain.44
Khusus dalam hal ciptaan dimiliki oleh 2 (dua) orang atau lebih,
perlindungan hak cipta berlaku selama hidup pencipta yang meninggal
dunia paling akhir dan berlangsung selama 70 (tujuh puluh tahun)
sesudahnya terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya.
Demikian juga untuk ciptaan yang dimiliki atau dipegang oleh badan
hukum berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali
dilakukan pengumuman.45
Khusus untuk ciptaan karya fotografi, potret, karya sinematografi,
permainan video, program computer, berlaku selama 50 (lima puluh)
tahun sejak pertama kali dilakukan pengumuman. Demikian juga
terhadap perlindungan hak cipta atas ciptaan berupa karya seni terapan
44
Ibid., halaman 217. 45
Ibid.
21
berlaku selama 25 (dua puluh lima) tahun sejak pertama kali dilakukan
pengumuman.46
Negara juga dapat menjadi pemegang hak cipta, yaitu khusus untuk
hak cipta atas budaya tradisional. Jangka waktu negara sebagai
pemegang hak cipta atas budaya tradisional tersebut diberikan tanpa
batas waktu.47
Khusus dalam hal ciptaan telah dilakukan pengumuman tetapi
tidak diketahui penciptanya, atau hanya tertera nama aliasnya atau
samaran penciptanya, Hak Cipta atas Ciptaan tersebut dipegang oleh
pihak yang melakukan pengumuman untuk kepentingan pencipta, hak
ciptanya dipegang oleh negara dan berlaku selama 50 (lima puluh) tahun
sejak ciptaan tersebut pertama kali dilakukan pengumuman.48
Masa berlaku perlindungan hak cipta atas Ciptaan yang dilakukan
Pengumuman bagian perbagian dihitung sejak tanggal Pengumuman
bagian yang terakhir. Dalam menentukan masa berlaku perlindungan
Hak Cipta atas Ciptaan yang terdiri atas 2 (dua) jilid atau lebih yang
dilakukan Pengumuman secara berkala dan tidak bersamaan waktunya,
setiap jilid Ciptaan dianggap sebagai Ciptaan tersendiri.49
2.2.3 Ruang Lingkup Hak Cipta
Undang – undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
memberikan pengertian bahwa ciptaan adalah setiap hasil karya di
bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi,
46
Saidin, op.cit., halaman 221. 47
Ibid. 48
Ibid. 49
Ibid.
22
kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan, ketrampilan, atau keahlian
yang diekspresikan dalam bentuk nyata.50
Mengenai permasalahan ciptaan yang dilindungi, secara eksplisit
dijelaskan dalam Pasal 40 Ayat (1) Undang – Undang Nomor 28 Tahun
2014 tentang Hak Cipta. Selengkapnya ketentuan ini merinci beberapa
bagian ciptaan yang dilindungi hak cipta, yakni :
a. Buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua
hasil karya tulis lainnya.
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lainnya
c. Alat peraga.
d. Lagu dan/ atau music dengan atau tanpa teks.
e. Drama, drama musical, tari, koreografi, pewayangan, dan
pantomime.
f. Karya seni rupa.
g. Karya seni terapan.
h. Karya arsitektur.
i. Peta.
j. Karya seni batik.
k. Karya fotografi.
l. Potret.
m. Karya sinematografi.
n. Terjemahan, tafsir, bunga rampai, basis data, aransemen,
modifikasi dan karya lain hasil transformasi.
50
Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta, Pasal 1 ayat (3).
23
o. Terjemahan, adaptasi, aransemen, atau modifikasi ekspresi budaya
tradisional.
p. Kompilasi ciptaan.
q. Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut
merupakan karya yang asli.
r. Permainan video. 51
Jenis – jenis ciptaan yang dilindungi tersebut dapat dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu ciptaan yang sifatnya asli dan ciptaan yang bersifat
turunan. Ciptaan yang bersifat asli adalah ciptaan dalam bentuk atau
wujud aslinya sebagaimana yang diciptakan oleh pencipta, belum
dilakukan perubahan bentuk atau pengalih wujudan kedalam bentuk
berbeda.52
Adapun jenis ciptaan asli terdiri dari :
a. Buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya.
b.Seni tari.
c. Seni rupa.
d.Seni batik.
e. Ciptaan lagu atau music tanpa teks,
f. Karya arsitektur. 53
Ciptaan yang bersifat turunan adalah karya baru yang terwujud
didasarkan pada suatu karya yang telah ada sebelumnya. Ciptaan turunan
terdiri dari :
51
Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta, Pasal 40 ayat (1). 52
Yusran Isnaini, Hak Cipta dan Tatanannya di Era Cyber Space (Jakarta : Ghalia
Indonesia, 2009), halaman 29 – 30. 53
Ibid., halaman 30.
24
a. Karya pertunjukan seperti musik, drama, tari, dan karya siaran.
b. Ceramah, kuliah, pidato.
c. Peta.
d. Sinematografi.
e. Rekaman.
f. Terjemahan.
g. Fotografi. 54
Mengenai sifat dasar hak cipta maka perlu diketahui bahwa pada
dasarnya hak cipta ini merupakan suatu kekayaan intelektual dalam
kondisi yang tidak berwujud dan sangat pribadi, sehingga orang lain wajib
mendapatkan izin atau lisensi dari pemegang hak ciptanya secara sah.55
2.2.4 Definisi Pelanggaran Hak Cipta
Pelanggaran hak cipta adalah penggunaan karya berhak cipta yang
melanggar hak eksklusif pemegang hak cipta, seperti hak untuk
mereproduksi, mendistribusikan, menampilkan atau memamerkan karya
berhak cipta, atau membuat karya turunan, tanpa izin dari pemegang hak
cipta, yang biasanya penerbit atau usaha lain yang mewakili atau
ditugaskan oleh pencipta karya tersebut.56
Untuk memahami perbuatan itu
merupakan perbuatan pelanggaran hak cipta harus dipenuhi unsur – unsur
penting sebagai berikut :
54
Dina Widya Putri, “Perlindungan Hak Cipta, Hak Terkait, dan Desain Industri”,
Volume 22, Nomor 2, Juni 2010, diakses 14 Maret 2018, halaman 266. 55
Lutviansari Arif, Hak Cipta dan Perlindungan Folkor di Indonesia, (Yogyakarta:
Graha Ilmu,2018), halaman 71. 56
Pelanggaran Hak Cipta, https://id.wikipedia.org/wiki/Pelanggaran_hak_cipta (online),
diakses pada tanggal 13 Maret 2018.
25
1. Larangan Undang – Undang.
Perbuatan yang dilakukan oleh seorang pengguna hak kekayaan
intelektual dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang –
undang.
2. Izin (Lisensi).
Penggunaan hak kekayaan intelektual dilakukan tanpa persetujuan
lisensi dari pemilik atau pemegang hak terdaftar.
3. Pembatasan Undang – Undang.
Penggunaan hak kekayaan intelektual melampaui batas ketentuan
yang telah ditetapkan oleh undang – undang.57
Adapun Spesifikasi dari jenis pelanggaran yang terjadi dalam lingkup
hak cipta antara lain :
1. Seseorang yang tanpa persetujuan pencipta meniadakan nama
pencipta yang tercantum pada ciptaan tersebut.
2. Mencantumkan nama pencipta pada ciptaan tanpa persetujuan si
pencipta.
3. Mengganti atau mengubah isi ciptaan tanpa persetujuan pencipta.
4. Memperbanyak atau menggandakan suatu ciptaan tanpa seizin
pemegang hak cipta.
5. Memuat suatu ketentuan yang merugikan perekonomian Indonesia
dalam suatu perjanjian lisensi.58
Dampak dari kegiatan pelanggaran hak cipta telah sedemikian besar
merugikan pada tatanan kehidupan bangsa dan negara di bidang ekonomi,
57
Abdulkadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual (Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti, 2007), halaman 240. 58
Ibid., halaman 241.
26
hukum dan sosial budaya. Pada bidang sosial budaya, misalnya dampak
semakin maraknya pelanggaran hak cipta menimbulkan sikap dan
pandangan bahwa pembajakan sudah merupakan hal yang biasa dalam
kehidupan masyarakat dan tidak lagi merupakan tindakan melanggar
Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.59
Pelanggaran hak cipta selama ini lebih banyak terjadi pada negara –
negara berkembang karena hasil ciptaan dapat memberikan keuntungan
ekonomi yang tidak kecil artinya bagi para pelanggar (pembajak) dengan
memanfaatkan kelemahan sistem pengawasan hak cipta. Harus diakui,
upaya pencegahan dan penindakan terhadap pelanggaran hak cipta selama
ini belum mampu membuat jera para pembajak untuk tidak mengulangi
perbuatannya, karena upaya penanggulangannya tidak optimal.60
“Bentuk-bentuk pelanggaran hak cipta antara lain berupa pengambilan,
pengutipan, perekaman, pertanyaan, dan pengumuman sebagian atau
seluruh ciptaan orang lain dengan cara apapun tanpa izin
pencipta/pemegang hak cipta, bertentangan dengan undang-undang atau
melanggar perjanjian”.61
Berbicara mengenai pengambilan/perekaman film di Bioskop melalui
aplikasi Instagram Go Live With a Friends, hal ini bisa dikatakan
pelanggaran Hak Cipta, karena perbuatan pengambilan/perekaman
melalui aplikasi ini tujuannya untuk disebarluaskan atau untuk
kepentingan komersial.
59
Fransin Miranda Lopes, “Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Hak Cipta di
Bidang Musik dan Lagu”,(Jurnal Hukum, vol.1 no.2, Juni 2015).
60 Ibid., halaman 48.
61 Aan Priyatna, “Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Hak Cipta Dalam
Pembuatan E-Book” (Tesis Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro,2016), halaman 10.
27
2.3 Tinjauan Umum Media Sosial
Masyarakat modern saat ini hampir tidak mungkin tidak terkena
paparan media. Disadari atau tidak, media dengan segala kontennya hadir
menjadi bagian hidup manusia. Seiring dengan perkembangan zaman,
kehadiran media makin beragam dan berkembang. Kemajuan teknologi
telah mengantarkan manusia untuk menciptakan bentuk baru dalam
berinteraksi dan bersosialisasi, salah satunya adalah inovasi teknologi
komunikasi berupa media sosial.62
Media merupakan alat atau sarana komunikasi seperti koran, majalah,
radio, televisi, film, poster, dan spanduk yang terletak di antara dua
pihak.63
Sedangkan media sosial dikutip dari Wikipedia, mendefinisikan
sebagai sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki
merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia.64
Memang tak bisa dipungkiri, bahwa manusia modern saat ini sangat
tergantung hidupnya pada teknologi. Kehadiran Internet yang diikuti
dengan munculnya media sosial didalamnya membawa pula berbagai
masalah etika berkomunikasi. Penggunaan identitas palsu untuk
62
Bimo Mahendra, “Eksistensi Sosial Remaja Dalam Instagram (sebuah perspektif
komunikasi”, Jurnal Visi Komunikasi, Volume 16, Nomor 01, Mei 2017,diakses 16 Agustus 2018
halaman 152. 63
Pengertian media, dalam https://kbbi.web.id/media (online), diakses pada tanggal 17
Maret 2018. 64
Pengertian media sosial dalam, https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial diakses pada
tanggal 17 Maret 2018.
28
kepentingan yang “negatif”, penyebaran dan pengunduhan materi yang
dilindungi Hak Cipta atau materi yang dilarang, merupakan hal yang
melanggar etika dan dilarang. Kebebasan yang ditawarkan Internet
terutama dalam hal ini media sosial, seolah membuat matinya kepekaan
etika. Apa yang harusnya tidak dilakukan, menjadi “nampak wajar”
dilakukan. Bahkan tak jarang ada yang menganggapnya bukan suatu
kesalahan dengan berbekal berbagai pembenaran yang dimunculkan.65
Istilah media sosial biasanya digunakan untuk menggambarkan situs
jejaring sosial seperti :
1. Facebook situs jejaring sosial online yang memungkinkan pengguna
untuk membuat profil pribadi mereka, berbagi foto dan video, dan
berkomunikasi dengan pengguna lain.
2. Twitter sebuah layanan Internet yang memungkinkan pengguna untuk
mengirim “tweet” untuk pengikut mereka untuk melihat update
secara real – time.
3. Snapchat sebuah aplikasi pada perangkat seluler yang memungkinkan
pengguna untuk mengirim dan berbagi foto dan cuplikan video dari
diri mereka dalam melakukan kegiatan sehari – hari dari pengguna
aplikasi tersebut.66
4. LINE sebuah aplikasi pengirim pesan instan gratis yang dapat
digunakan pada berbagai platform seperti telepon cerdas, tablet,
65
Errika Dwi Setya Watie, “Komunikasi dan Media Sosial“, (Jurnal Ilmu Komunikasi,
volume3, nomor 01, Edisi Juli 2011), halaman 72. 66
Layanan jejaring sosial dalam, https://id.wikipedia.org/wiki/Layanan_jejaring_sosial
(online), diakses pada (tanggal 17 Maret 2018), 2018.
29
dan komputer. LINE difungsikan dengan menggunakan jaringan
internet sehingga pengguna LINE dapat melakukan aktivitas seperti
mengirim pesan teks, mengirim gambar, video, pesan suara, dan lain
lain.67
5. WhatsApp Messenger merupakan aplikasi pesan lintas platform yang
memungkinkan kita bertukar pesan tanpa biaya SMS, karena
WhatsApp Messenger menggunakan paket data internet yang sama
untuk email, browsing web, dan lain-lain. Aplikasi WhatsApp
Messenger menggunakan koneksi internet 3G, 4G atau WiFi untuk
komunikasi data. Dengan menggunakan WhatsApp, kita dapat
melakukan obrolan online, berbagi file, bertukar foto.68
6. You Tube adalah situs jejaring sosial yang memungkinkan pengguna
mengunggah, menonton, dan berbagi video. Perusahaan ini memakai
teknologi Adobe Flash Video dan HTML5 untuk menampilkan
berbagai macam konten video buatan pengguna, termasuk klip film,
klip TV, dan video musik. Selain itu ada pula konten amatir
seperti blog video, video orisinal pendek, dan video pendidikan.69
Sarana kontrol teknologi yang dimuat dalam Undang – Undang
Nomor 28 Tahun 2014 adalah media yang baru dalam instrumen hukum
hak cipta. Sarana kontrol teknologi itu menjadi sangat penting, karena
berhubungan dengan aspek pendaftaran dan pencatatan dan pengamanan
67
Aplikasi LINE (online) https://id.wikipedia.org/wiki/LINE, diakses pada tanggal 16
Agustus 2018. 68
Aplikasi WhatsApp (online) https://id.wikipedia.org/wiki/WhatsApp, diakses pada
tanggal 17 Agustus 2018. 69
Aplikasi YouTube(online) https://id.wikipedia.org/wiki/YouTube, diakses pada tanggal
17 Agustus 2018.
30
hak cipta serta digunakan sebagai pelindung ciptaan.70
Oleh karena itu
Undang – Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 memberi penegasan
atas ciptaan atau produk hak cipta terkait untuk penyimpanan data yang
berbasis teknologi wajib memenuhi aturan perizinan dan persyaratan
produksi.71
2.3.1 Instagram
Nama Instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi
aplikasi ini. Kata “insta” berasal dari kata “instan”, Instagram juga dapat
menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid di dalam
tampilannya. Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata
“Telegram”, dimana cara kerja telegram sendiri adalah untuk
mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat.72
Saat ini Instagram menjadi salah satu media sosial yang sedang
banyak digunakan oleh pengguna gadget. “Instagram adalah
sebuah aplikasi berbagi foto dan video yang memungkinkan pengguna
mengambil foto, mengambil video, menerapkan filter digital, dan
membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik
Instagram sendiri.”73
Banyak pengguna Instagram yang bertujuan untuk
mengekspresikan kepribadiannya masing – masing melalui media sosial
Instagram, salah satunya adalah untuk memenuhi kesenangan dan
70
Saidin, op.cit., halaman 292. 71
Ibid. 72
Asal – usul kata Instagram (online) https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram diakses
pada tanggal 16 Agustus 2018. 73
Pengertian Instagram (online) https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram diakses pada
tanggal 18 maret 2018.
31
kepuasan pengguna untuk berbagi foto atau video untuk memberikan
kepuasan tersendiri.74
Instagram akhirnya merilis resmi fitur “Go Live with a Friend”.
Seperti namanya, fitur ini memungkinkan pengguna melakukan siaran
langsung alias live bersama seorang teman dengan akun Instagram
masing – masing.“Go Live with a Friend” sejatinya sudah diperkenalkan
sejak Agustus lalu dalam versi beta. Kala itu baru segelintir pengguna
yang bisa menjajalnya. Kini, fitur itu bisa dinikmati semua pengguna
Instagram secara bertahap, syaratnya, pengguna harus memperbarui
aplikasi Instagram ke versi-20 via Google Play Store (Android) atau
Apple App Store (iOS).75
2.3.2 Pengguna Aplikasi Instagram
Pengguna Instagram berkaitan dengan struktur sosial antara
pelaku, sebagian besar individu, atau organisasi, yang menunjukkan
cara mereka terhubung melalui berbagai hubungan sosial seperti
persahabatan, rekan kerja, atau pertukaran informasi.76
Meskipun
merupakan aplikasi baru, pengguna Instagram telah mencapai 1 juta
orang pada Desember 2010. Awal Januari 2011 Instagram
menambahkan hashtags untuk lebih memudahkan pengguna
menemukan foto yang mereka cari. Sistem sosial di dalam Instagram
adalah dengan mengikuti following akun pengguna lainnya, atau
74
Mahendra loc.cit, halaman 152. 75
Fatimah Kartini Bohang, Instagram Kini Bisa Live Bersama Teman Beda Akun
(Kompas, 25 Oktober 2017), diakses 17 Agustus 2018. 76
Mahendra loc.cit, halaman 155.
32
memiliki pengikut followers akun Instagram miliknya.77
Saat ini
aplikasi pada Instagram banyak menggunakan fitur yang memudahkan
dan menarik bagi remaja untuk menggunakannya.
Motif pengguna dalam menggunakan Instagram sebagai media
komunikasi, difokuskan pada motif penggunaan media menurut
pendapat McQuail, Blumler dan Brown yang menggunakan kategori-
kategori berikut:
1. Informasi yaitu informasi mengenai hal-hal yang mungkin
mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang
melakukan sesuatu.
2. Identitas pribadi yaitu penguatan nilai atau penambah keyakinan,
pemahaman diri, eksplorasi realitas, dan sebagainya.
Hubungan personal yaitu manfaat sosial informasi dalam
percakapan, pengganti media untuk kepentingan perkawanan. 78
Sebagai sarana tempat untuk mengunggah foto atau video dari
masyarakat umum dalam menggunakan media sosial ada beberapa
peraturan tersendiri dari pihak Instagram, Aturan yang paling penting di
dalam Instagram adalah pelarangan keras untuk foto-foto pornografi,
dan juga mengunggah foto pengguna lain tanpa meminta izin terlebih
dahulu. Bila ada salah satu foto dari akun yang terlihat sama oleh
pengguna lainnya, maka pengguna tersebut memiliki hak untuk
menandai foto tersebut dengan bendera atau melaporkannya langsung
kepada Instagram.79
Selain aturan yang telah dijelaskan diatas, terdapat juga aturan
yang harus dipahami oleh pengguna media sosial Instagram, yaitu
77
Ibid. 78
Adinda Meidina Lubis, “Instagram Dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram
Di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Usu” (Jurnal fisip usu 2012), halaman 5. 79
Peraturan Instagram (online) https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram, diakses pada
tanggal 17 Agustus 2018.
33
dengan menandai foto dengan sebuah bendera berfungsi bila pengguna
ingin melakukan pengaduan terhadap penggunaan Instagram lainnya.
Hal ini dilakukan bila sebuah foto mengandung unsur pornografi,
ancaman, foto curian ataupun foto yang memiliki hak cipta. Dalam
menandai sebuah foto dengan bendera (flagging), informasi mengenai
pihak yang telah menandainya akan tetap dijaga kerahasiaannya. Disaat
menemukan suatu foto dengan pelanggaran – pelanggaran yang sama.80
80
Ibid.