BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Konsep Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46165/4/Chapter II.pdf · Mengajukan Proposal permohonan bantuan pinjaman yang memuat

Embed Size (px)

Citation preview

  • 17

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1.Konsep Tentang Program Kemitraan

    2.1.1. Pengertian Program

    Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Di

    dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program dijelaskan

    mengenai :

    1. Tujuan kegiatan yang akan dicapai;

    2. Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan;

    3. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui;

    4. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan;

    5. Strategi pelaksanaan.

    Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah

    untuk dioperasikan. Hal ini sesuai dengan pengertian program yang diuraikan.

    Program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik

    tertentu yang dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai

    program atau tidak yaitu :

    1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya melaksanakan atau sebagai

    pelaku program;

    2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang juga

    diidentifikasikan melalui anggaran;

    Universitas Sumatera Utara

  • 18

    3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat diakui

    oleh publik.

    Menurut Jones (1996) program terbaik didunia adalah program yang didasarkan pada

    model teoritis yang jelas, yakni sebelum menentukan masalah sosial yang ingin diatasi dan

    memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya harus ada pemikiran yang serius terhadap

    bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi solusi terbaik.

    2.1.2 Pengertian Kemitraan

    UU No 9 Tahun 1995 menyatakan kemitraan adalah kerjasama antara usaha kecil dengan

    usaha menengah atau dengan usahabesar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah

    atauusaha besar dengan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dansaling

    menguntungkan.

    .Pembinaan dan pengembangan UKM, Koperasi dan Pertanian olehBUMN dapat berupa pinjaman

    modal, penjaminan dan investasi dan ataupembinaan teknis dalam bentuk hibah khusus untuk membiayai

    pendidikandan latihan, pemagangan, promosi, pengkajian dan penelitian.

    Prinsip dan Dasar Kemitraan :

    1. Saling membutuhkan

    2. Saling mendukung dan menguatkan

    3. Saling menguntungkan

    Dasar :

    1. Adanya kebutuhan yang dirasakan oleh pihak yng akan bermitra

    Universitas Sumatera Utara

  • 19

    2. Adanya persoalan intern dan ekstern usaha yang dihadapi dalammengembangkan usaha. Kegiatan

    yang dijalankan dapat memberikan manfaat yang nyata yang bersifat Mutual benefit (sama sama

    diuntungkan) bagi pihak -pihak yang bermitra

    Manfaat Kemitraan :

    a. Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat

    b. Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan

    c. Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan uasaha kecil

    d. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional serta memperluas

    kesempatan kerja (http://www.scribd.com/doc/68155919/Pengertian-Kemitraan, 31

    Mei 2014).

    2.1.3 Pengertian Program Kemitraan

    Program Kemitraan adalah program pemberdayaan dan peningkatan ekonomi

    masyarakat, melalui pemberian pinjaman kemitraan untuk modal kerja dan investasi. Selain

    itu melalui Program Kemitraan, Perusahaan juga memberikan bantuan pembinaan berupa

    bantuan pelatihan manajemen usaha, bantuan pemasaran (promosi/pameran) dan lain-lain.

    Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kompetensi usaha mikro dan kecil

    (UMK) yang dijalankan masyarakat, sehingga menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

    Melalui program ini maka setiap UMK yang telah berkembang diharapkan juga bisa

    menyerap tenaga kerja dari masyarakat lokal, sehingga mereka mendapatkan penghasilan.

    Dengan demikian masyarakat sekitar yang tidak bisa bekerja di lingkungan perusahaan, tetap

    Universitas Sumatera Utara

  • 20

    bisa merasakan manfaat dari kehadiran perusahaan (http://www.angkasapura1.co.id/pkbl/, 31

    Mei 2014)

    Kemitraan merupakan program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil dalam

    bentuk pinjaman baik modal usaha maupun pembelian perangkat penunjang produksi agar

    usaha kecil menjadi tangguh dan mandiri. Program kemitraan diberikan dalam bentuk

    pinjaman untuk pembiayaan, modal kerja, pinjaman khusus yang biasanya bersifat jangka

    pendek dan hibah untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi

    serta penelitian melalui pemanfaatan dana dari bagian lana BUMN. (PEDOMAN

    AKUNTANSI PKBL)

    Pemerintah mengemas keterlibatan BUMN sebagai upaya pemerintah dalam rangka

    memperkuat program kemitraan, melalui Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-

    05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil

    dan Program Bina Lingkungan (PKBL). Dimana pasal 2 nya menegaskan sebagai berikut :

    (1) Persero dan Perum wajib melaksanakan Program Kemitraan dan Program Bina

    Lingkungan dengan memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam peraturan

    ini;

    (2) Persero Terbuka dapat melaksanakan Program Kemitraan dan Program Bina

    Lingkungan dengan berpedoman pada peraturan ini yang ditetapkan berdasarkan

    Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

    Sedangkan mengenai sumber dananya ditegaskan dalam Pasal 9 yaitu :

    (1) Dana Program Kemitraan bersumber dari :

    Universitas Sumatera Utara

  • 21

    a. Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2%;

    b. Jasa administrasi pinjaman/margin/bagi hasil, bunga deposito dan/atau jasa

    giro dari dana Program Kemitraan setelah dikurangi beban operasional;

    c. Pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN, jika ada.

    (1) Dana Program Bina Lingkungan (BL) bersumber dari :

    a. Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2%;

    b. Hasil bunga deposito dan/atau jasa giro dari dana Program BL.

    Pasal 11 Peraturan Menteri Negara BUMN menegaskan bahwa Dana Program

    Kemitraan diberikan dalam bentuk :

    a. Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan/atau pembelian aktiva tetap dalam

    rangka meningkatkan produksi dan penjualan;

    b. Pinjaman khusus untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan Mitra

    Binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan berjangka pendek dalam rangka

    memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan.

    c. Beban permintaan meliputi hal-hal sebagai berikut :

    1. Untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi,

    dan lain-lain yang menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan serta

    untuk pengkajian/penelitian yang berkaitan dengan Program Kemitraan.

    2. Beban pembinaan bersifat hibah dan besarnya maksimal 20% dari dana

    Program Kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan.

    Sedangkan ruang lingkup bantuan program BL sebagai berikut :

    a. Bantuan korban bencana alam;

    b. Bantuan pendidikan dan/atau pelatihan;

    c. Bantuan untuk peningkatan kesehatan;

    d. Bantuan pengembangan prasarana dan/atau sarana umum;

    Universitas Sumatera Utara

  • 22

    e. Bantuan sarana ibadah dan bantuan pelestarian alam (Azheri, 2012:134-136).

    2.1.4 Program Kemitraan PTPN III

    Pembinaan usaha kecil oleh BUMN dilaksanakan sejak terbitnya Peraturan

    Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan

    Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Perseroan (Persero).

    Keputusan Menteri Keuangan No : 316/KMK/016/1994 tanggal 27 Juni 1994 tentang

    Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui pemanfaatan dana dari bagian laba

    BUMN. Maka PTPN III membentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

    Upaya yang dilakukan oleh PKBL PTPN III terhadap mitra binaan bersifat pembinaan

    yang dilakukan di sekitar wilayah kerja PTPN III.

    2.1.4.1 Dasar Hukum :

    Program Kemitraan PTPN III dilaksanakan berdasarkan :

    a. Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP -100/MBU/2002 Tanggal 4 Juni 2002

    b. Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP -236/MBU/2003 Tanggal 17 Juni

    2003

    c. Surat Edaran Menteri BUMN Nomor : SE.433/MBU/2003 Tanggal 16 September

    2003

    d. Peraturan Menteri BUMN Nomor : PER-05/MBU/2007 Tanggal 27 April 2007.

    Universitas Sumatera Utara

  • 23

    2.1.4.2.Kebijakan Direksi :

    Kebijakan direksi dalam melaksanakan Program Kemitraan PTPN III adalah sebagai berikut :

    a. Guna efektivitas pengelolaan program kemitraan Direksi PTPN III melalui Surat

    Keputusan Nomor : III.12/KPTS/03/2007 Tanggal 3 April 2007 tentang struktur

    organisasi, sasaran tugas organisasi dan proses bisnis PTPN III telah membentuk

    suatu bagian yang khusus mengelola kegiatan pembinaan tersebut yaitu bagian

    kemitraan.

    b. Mekanisme dan prosedur penyaluran dana program kemitraan tertuang dalam

    Instruksi Kerja (IK) Nomor : 3.10, 02/01 tentang program kemitraan.

    c. Pelaksanaan Program :

    Operasional pelaksanaan tugas pada bagian ini dipimpin oleh seorang Kepala

    bagian dan dibantu dua Urusan yaitu : Urusan Perencanaan dan Pembinaan,

    Urusan Administrasi Keuangan dan Umum

    Penghimpunan dana dan pengeluaran dana dicatat serta dibukukan

    berdasarkan Cash Basis.

    Sistem pembukuan dilaksanakan berdasarkan prinsip Akuntansi yang lazim

    dan diberlakukan khusus berdasarkan pedoman-pedoman yang ditetapkan oleh

    Departemen Keuangan republik Indonesia dan Menteri negara

    BUMN.(PTPN3, 2014).

    Universitas Sumatera Utara

  • 24

    2.1.4.3. Jenis/Usaha Kegiatan

    Program Kemitraan bertujuan untuk memberdayakan dan mengembangkan potensi

    ekonomi, kondisi sosial masyarakat dan lingkungan sekitarnya dengan memanfaatkan

    Program Kemitraan. Bentuk Program Kemitraan yang dilakukan berupa :

    a. Penyaluran pinjaman lunak bergulir untuk modal kerja investasi para usaha kecil

    dan koperasi (mitra binaan) yang tersebar di 14 wilayah Kabupaten/Kota dalam

    propinsi Sumatera Utara. Penyaluran kredit lunak bergulir dengan tingkat suku

    bunga 6% per tahun dari limit pinjaman (sesuai peraturan Meneg BUMN No :

    Per.05/MBU/07 tanggal 27 April 2007).

    b. Pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi, dan lain-lain yang

    menyangkut produktivitas. Mitra binaan serta untuk penelitian yang berkaitan

    dengan Program Kemitraan.(PTPN3, 2014).

    2.1.4.4. Bentuk Program Kemitraan

    2.1.4.4.1. Penyaluran Pinjaman

    Pinjaman yang di salurkan melalui program kemitraan diarahkan kepada usaha kecil

    yang secara teknis perbankan belum memenuhi persyaratan untuk memperoleh pinjaman

    (sebelum bankable). Dalam satu tahun, penyaluran dana dalam program kemitraan ini di bagi

    dalam 4 (empat) periode triwulan, yang biasanya di lakukan dalam bulan Maret, Juni,

    September, dan Desember. Kegiatan-kegiatan yang di laksanakan dalam rangka penyaluran

    pinjaman tersebut adalah sebagai berikut :

    A. Pinjaman dan Evaluasi Proposal

    Universitas Sumatera Utara

  • 25

    Calon mitra binaan yang ingin mendapatkan pinjaman program kemitraan untuk

    pengembangan usahanya, harus menyampaikan proposal kepada BUMN pembina atau

    BUMN penyalur atau lembaga penyalur yang membuat sekurang-kurangnya data sebagai

    berikut :

    1. Mengajukan Proposal permohonan bantuan pinjaman yang memuat :

    a) Data pribadi sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP).

    b) Data Usaha (Bentuk Usaha, alamat Usaha lengkap RT/RW, Desa/Kelurahan,

    Kecamatan, Kabupaten/Kota, Propinsi, Mulai Mendirikan Usaha, Jumlah Tenaga

    Kerja).

    c) Data Keuangan meliputi Laporan keuangan/Catatan keuangan 3 bulan terakhir,

    rencana Penggunaan dana Pinjaman.

    2. Melampirkan :

    a) Fotocopy (FC) KTP Suami/Istri atau identitas lainnya.

    b) FC Kartu Keluarga

    c) Pas Photo ukuran 3x4 Keterangan Serba Guna dari Kelurahan.

    d) Gambar/denah Lokasi Usaha.

    e) FC Rekening Bank/Buku Tabungan.

    f) Laporan Keuangan Praktis (diisi pada formulir aplikasi).

    g) Surat pernyataan tidak sedang mendapatkan pinjaman dari BUMN/perusahaan

    lain.

    3. Perkembangan kinerja usaha (arus kas, perhitungan pendapatan/beban dan neraca

    atau data yang menunjukkan keadaan keuangan serta hasil usaha); dan

    4. Rencana usaha dan kebutuhan data.

    Universitas Sumatera Utara

  • 26

    Bagi calon mitra binaan yang sudah memberikan proposal kepada BUMN Pembina

    atau BUMN Penyalur harus mengetahui jangka waktu pinjaman, jadwal angsuran pokok dan

    jasa administrasi pinjaman.

    Syarat-syarat penerima pinjaman yaitu :

    a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan

    bangunan tempat usaha) atau,

    b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 miliar

    c) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang

    dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi langsung maupun tidak langsung dengan usaha

    menengah atau besar.

    d) Berbentuk badan usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan

    hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

    e) Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 tahun serta mempunyai potensi dan

    prospek usaha untuk dikembangkan.

    f) Belum pernah dan tidak sedang mendapatkan bantuan pembinaan dari BUMN dan

    institusi sejenis yang lain.

    B.

    Apabila proposal dari calon mitra binaan telah di setujui maka unit PKBL

    menyalurkan pinjaman kepada mitra binaan. Penyaluran pinjaman tersebut dituangkan dalam

    satu surat perjanjian/kontrak yang sekurang-kurangnya memuat :

    Penyaluran Pinjaman

    Universitas Sumatera Utara

  • 27

    1. Nama dan alamat BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau lembaga penyalur

    dan mitra binaan

    2. Hak dan Kewajiban BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau lembaga

    penyalur dan Mitra Binaan :

    a) Mitra Binaan mempunyai kewajiban sebagai berikut :

    1) Melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah disetujui

    oleh BUMN Pembina.

    2) Menyelenggarakan pencatatan/pembukuan dengan tertib.

    3) Membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian

    yang telah disepakati.

    4) Menyampaikan laporan perkembangan usaha setiap triwulan kepada

    BUMN Pembina.

    a. Sektor usaha yang dapat diberikan bantuan pinjaman adalah industri,

    jasa, perdagangan, peternakan, perikanan, pertanian, perkebunan dan

    jasa lainnya.

    b. Jumlah pinjaman dan peruntukannya.

    c. Bunga pinjaman :

    No Jumlah Pinjaman yang di Berikan Jasa Administrasi/Tahun

    1 s/d Rp 10.000.000 6%

    2 >Rp. 10.000.000 s/d Rp.30.000.000 6%

    3 >Rp. 30.000.000 s/d Rp. 50.000.000 6%

    4 >Rp. 50.000.000 6%

    Universitas Sumatera Utara

  • 28

    Besarnya jasa administrasi pinjaman dana program kemitraan per tahun sebesar 6%

    dari limit pinjaman atau administrasi lain oleh Menteri (PER MEN-05 BAB IV pasal 12 ayat

    (3)).

    C.

    Setelah pinjaman di salurkan, maka BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau

    lembaga penyalur monitor pemenuhan kewajiban mitra binaan. Apabila terdapat pembayaran

    yang belum di ketahui, maka pembayaran tersebut di akui sebagai hutang sampai dengan

    diketahuinya mitra binaan yang melakukan pembayaran.

    Monitoring, Penagihan Pinjaman dan Penyelesaian Piutang Bermasalah MitraBinaan

    Pinjaman dana program kemitraan di nilai kualitasnya berdasarkan pada

    ketetapan waktu pembayaran kembali pokok pinjaman dan jasa administrasinya pinjaman

    dari mitra binaan. Penggolongan kualitas pinjaman, sesuai ketentuan yang berlaku adalah

    sebagai berikut :

    1. Lancar

    Apabila pembayaran angsuran pokok dan jasa administrasinya pinjaman di

    lakukan tepat waktu atau terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan

    atau jasa administrasi pinjaman selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari dari

    tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah

    disetujui bersama.

    2. Kurang Lancar

    Apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau jasa

    administrasi pinjaman yang telah melampaui 30 hari dan belum melampaui 180

    Universitas Sumatera Utara

  • 29

    (seratus delapan puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayarab angsuran,

    sesuai dengan perjanjian yang telah di sepakati bersama.

    3. Diragukan

    Apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau jasa

    administrasi pinjaman yang telah melampaui 180 hari dan belum melampaui 270

    (dua ratus tujuh puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai

    dengan perjanjian yang di setujui bersama.

    4. Macet

    Apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan jasa administrasi

    pinjaman yang telah melampaui 270 hari pada tanggal jatuh tempo pembayaran

    angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah di setujui bersama.(PEDOMAN

    AKUNTANSI PKBL).

    2.1.4.4.2. Penyaluran Dana Pembinaan Kemitraan

    Dana pembinaan kemitraan yang di salurkan melalui program kemitraan di tujukan

    kepada mitra binaan yang telah dan masih terdaftar dalam program kemitraan. Dengan kata

    lain, dana ini hanya dapat di berikan kepada dan untuk kepentingan mitra binaan. Dana

    pembinaan kemitraan di salurkan melalui beberapa program yang di susun untuk membantu

    mitra binaan dalam rangka mengembangkan usahanya yaitu dengan hibah.

    A. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SERTA PEMAGANGAN.

    a. Meningkatkan keterampilan manajerial dan teknik produksi/pengolahan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 30

    b. Meningkatkan pengendalian mutu produksi.

    c. Meningkatkan pemenuhan standarisasi teknologi.

    d. Meningkatkan rancang bangun dan perekayasaan.

    B. PEMASARAN PRODUK MITRA BINAAN.

    a. Membantu penjualan produk mitra binaan.

    b. Membantu mempromosikan produk mitra binaan melalui kegiatan pameran

    maupun penyediaan ruang pameran.

    Oleh karena itu, atas dana pembinaan kemitraan tersebut mitra binaan tidak menerima

    dalam bentuk uang tunai melainkan dalam bentuk program-program yang telah di susun.

    Kegiatan yang di biayai melalui dana pembinaan kemitraan tersebut di tangani oleh BUMN

    Pembina yang dalam pelaksanaannya dapat menyertakan pihak luar sebagai pelaksana

    kegiatan, misalnya dalam hal penyediaan pemateri pelatihan, penyelenggara kegiatan

    pameran, dan sebagainya. (PEDOMAN AKUNTANSI PKBL).

    2.2.Pengertian Sosial Ekonomi

    Pengertian sosial ekonomi tidak dapat dibahas secara bersamaan, kedua kata ini dalam

    pengertiannya selalu di bahas secara tersendiri. Istilah sosial (social dalam bahasa inggris)

    dalam ilmu sosial memiliki arti yang berbeda-beda, misalnya istilah sosial dalam sosialisme

    dengan istilah departemen sosial, jelas kedua-duanya menunjukkan makna yang sangat jauh

    berbeda. Menurut Soekanto (1986) apabila istilah sosial pada ilmu sosial menunjuk pada

    objeknya, yaitu masyarakat. Sosialismesuatu ideologi yang berpokok pada prinsip pemikiran

    umum atas alat produksi dan jasa-jasa dalam bidang ekonomi. (Fairchild, 1964)

    Universitas Sumatera Utara

  • 31

    Menurut Supardan (2009) bahwa istilah sosial pada departemen sosial, menunjukkan

    pada kegiatan-kegiatan di lapangan sosial. Artinya kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk

    mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat dalam bidang kesejahteraan, seperti

    tuna karya, tuna susila, tuna wisma, orang jompo, anak yatim piatu, dan lain-lain. Selain itu

    Soekanto (1991) mengemukakan bahwa istilah sosial pun berkenaan dengan pelaku

    interpersonal, atau yang berkaitan dengan proses-proses sosial.

    Ekonomi atau economic dalam banyak literatur ekonomi disebutkan berasal dari

    bahasa Yunani yaitu Oikos atau Oiku dan Nomos yang berarti peraturan rumah tangga.

    Dengan kata lain pengertian ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal yang

    berhubungan dengan perkehidupan dalam rumah tangga, tentu saja yang dimaksud dan dalam

    perkembangannya kata rumah tangga bukan hanya sekedar menunjuk pada satu keluarga

    yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anaknya, melainkan juga rumah tangga yang lebih luas

    yaitu rumah tangga bangsa, negara, dan dunia.

    Definisi sosial pada dasarnya bisa diartikan sebagai kemasyarakatan. Dapat juga

    diartikan sebagai suatu keadaan yang menghadirkan orang lain dalam kehidupan manusia.

    Kehadiran orang lain itu bisa bersifat nyata maupun tidak. Kehadiran manusia secara nyata

    bisa dirasakan baik melalui audio dan visual. Sedangkan untuk kehadiran manusia tidak nyata

    bisa berupa imajinasi, kenangan, khayalan, dan lain sebagainya. Definisi sosial ini terkait

    pada hubungan-hubungan manusia dengan lingkungan masyarakat, manusia dengan manusia

    lainnya, manusia dengan kelompoknya, dan manusia dengan organisasi yang diikutinya. Hal

    ini juga berkaitan langsung dengan istilah bahwa manusia merupakan makhluk sosial di muka

    bumi. Karena manusia tidak bisa hidup sendiri dan pasti akan selalu membutuhkan orang lain

    dalam keidupannya sehari-hari (www.anneahira.com, 8 Juni 2014)

    Universitas Sumatera Utara

  • 32

    Mengacu pada United Nation (dalam Siagian, 2012)maka penulis menyimpulkan

    bahwa sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan

    masyarakat antara lain kesehatan, konsumsi bahan makanan dan gizi, pendidikan,perumahan,

    sandang, rekreasi, jaminan sosial dan kebebasan manusia. Kehidupan sosial ekonomi harus di

    pandang sebagai sistem (sistem sosial), yaitu keseluruhan bagian-bagian atau unsur-unsur

    yang saling berhubungan dalam satu kesatuan.

    A. Kesehatan

    Dalam Undang-undang yang dimaksud dengan kesehatan

    1. adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap

    orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

    2. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

    kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.

    3. Tenagakesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan

    serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang

    kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya

    kesehatan.

    4. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya

    kesehatan.

    5. Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna

    Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang berarti

    memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan,

    lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya

    Universitas Sumatera Utara

  • 33

    kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya

    derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah

    dan swasta bersama-sama.

    Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua, secara

    umum dan secara khusus. Tujuan dan ruang lingkup secara umum, antara lain:

    1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada

    kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.

    2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan

    dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.

    3. Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan

    institusipemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam

    atau wabah penyakit menular.

    Adapun tujuan dan ruang lingkup secara khusus meliputi usaha-usaha perbaikan atau

    pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia, yang di antaranya berupa:.

    1. Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.

    2. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi secara

    luas oleh masyarakat.

    3. Pencemaran udara akibat sisa pembakaran Bahan bakar minyak, batubara, kebakaran

    hutan, dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup lain dan

    menjadi penyebab terjadinya perubahan ekosistem.

    4. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan,

    industri, rumah sakit, dan lain-lain.

    Universitas Sumatera Utara

  • 34

    5. Kontrolterhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan cara

    memutuskan rantai penularan penyakitnya.

    6. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.

    7. Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja.

    8. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi programkesehatan

    lingkungan

    Untuk jangka panjang pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk tercapainya

    tujuan utama sebagai berikut:

    1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang

    kesehatan.

    2. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.

    3. Peningkatan status gizi masyarakat.

    4. Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).

    5. Pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin diterimanya norma keluarga

    kecil yang bahagia dan sejahtera.

    Dasar-dasar pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah sebagai berikut:

    1. Semua warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal agar dapat

    bekerja dan hidup layak sesuai dengan martabat manusia.

    2. Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan mempertinggi

    derajat kesehatan rakyat.

    3. Penyelenggaraan upaya kesehatan diatur oleh pemerintah dan dilakukan secara serasi

    dan seimbangoleh pemerintah dan masyarakat.

    Universitas Sumatera Utara

  • 35

    (http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan, 27 Oktober 2014)

    A. Konsumsi Bahan Makanan

    Makanan adalah sumber energi satu-satunya bagi manusia. Karena jumlah penduduk

    yang terus berkembang, maka jumlah produksi makanan pun harus terus bertambah melebihi

    jumlah penduduk ini, apabila kecukupan pangan harus tercapai. Seperti telah dikemukakan

    terdahulu, permasalahan yang timbul dapat diakibatkan kualitas dan kuantitas bahan pangan.

    Hal ini tidak boleh terjadi atau tidak dikehendaki karena orang makan itu sebetulnya

    bermaksud menjadi karenanya. Dengan demikian sanitasi makanan menjadi sangat penting.

    Menurut Slamet (2009) makanan tidak saja bermanfaat bagi manusia, tetapi juga

    sangat baik untuk pertumbuhan mikroba yang patogen. Oleh karenanya, untuk mendapat

    keuntungan yang maksimum dari makanan, perlu dijaga sanitasi makanan. Gangguan

    kesehatan yang dapat terjadi akibat makanan dapat dikelompokkan menjadi (i) keracunan

    makanan, dan (ii) penyakit bawaan makanan.

    B. Pendidikan

    Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

    menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

    dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk

    memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia serta

    keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa.

    Universitas Sumatera Utara

  • 36

    Dengan kata lain, esensi pendidikan (usaha sadar) megandung makna suatu proses

    transaksional yang intensional, terjadi dilingkungan (sosial budaya) berstruktur yang disebut

    sekolah atau sejenisnya. Pendidikan sebagai salah satu bagian penting dari proses

    pembangunan nasional merupakan salah satu sumber penentu dalam pertumbuhan ekonomi

    suatu negara.

    C. Perumahan

    Dalam undang-undang No. 4 Tahun 1992 tentang perumahan dan pemumikan,

    perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau

    lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Bagi sebuah

    lingkungan perkotaan, kehadiran lingkungan perumahan sangatlah penting dan berarti karena

    bagian terbesar pembentuk struktur munculnya permasalahan pada suatu pemukiman akan

    menimbulkan dampak langsung terhadap permasalahan perkotaan secara menyeluruh.

    Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa baik atau buruknya sistem perkotaan dipengaruhi

    oleh baik buruknya lingkungan pemukiman.

    Apabila dilihat secara makro, dalam melakukan pembangunan, khususnya

    pembangunan perumahan dan pemukiman, seharusnya dilakukan sinkronisasi antara dua

    sistem, yaitu perkotaan dan pedesaan.Hal ini harusnya diupayakan guna menghindari

    terjadinya over load (kelebihan beban) pada lingkungan perumahan dalam wilayah perkotaan

    yang dapat menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi wilayah perkotaan

    maupun wilayah dibelakangnya (hinterland) yang biasanya adalah suatu wilayah

    pedesaan.Oleh karena itu perencanaan sebuah perumahan memegang peranan yang sangat

    penting dalam pengendalian laju pembangunan. Perencanaan itu harus dilakukan, dimulai

    Universitas Sumatera Utara

  • 37

    dari perencanaan rumah-rumah hingga perencanaan lingkungan pemukiman dan ruang

    perkotaan, bahkan hingga skenario wilayahnya. (Sastra, 2006).

    Pada subjek permasalahannya supply perumahan, aspek utama yang terkait mulai dari

    studi btentang perumahan nasional, pemerintah, institusi pendidikan sampai kepada peraturan

    properti yang membentuk pola pengembangan lahan supply perumahan pada tingkat daerah.

    Jadi unttuk mempelajari perumahan dan pemukiman secara efektif, termasuklah mempelajari

    analisis mayor sektor dari perekonomian nasional, perubahan demografi, migrasi dan

    kebebasan sosial, dengan kata lain menyentuh semua aspek dalam lingkungan hidup dan

    lingkungan pekerjaan. (Dwira, 2008).

    D. Sandang

    Wikipedia (2014) menyatakan sandang adalah pakaian yang diperlukan oleh manusia

    sebagai makhluk berbudaya. Pada awalnya manusia memanfaatkan pakaian dari kulit kayu

    dan hewan yang tersedia di alam. Kemudian manusia mengembangkan teknologi pemintal

    kapas menjadi benang untuk ditenun bahan pakaian. Pakaian berfungsi sebagai pelindung

    dari panas dan dingin. Lama kelamaan fungsi pakaian berubah, yakni untuk memberi

    kenyamanan sesuai dengan jenis-jenis kebutuhan seperti pakaian kerja, pakaian rumah untuk

    tidur dan sebagainya. ((http://id.wikipedia.org/wiki/, 27 Oktober 2014)

    E. Rekreasi

    Kata rekreasi berasal dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti

    membuat ulang. Secara umum pengertian rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk

    Universitas Sumatera Utara

  • 38

    penyegaran kembali rohani dan jasmani seseorang. Rekreasi adalah sebuah kegiatan yang

    dilakukan seseorang selain pekerjaan. Kegiatan yang umum dilakukan untuk melakukan

    rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan hobi. Kegiatan rekreasi umumnya

    dilakukan pada akhir pekan. Banyak ahli memberikan pandangan bahwa aktivitas rekreasi

    adalah kegiatan untuk mengisi waktu senggang. Namun, kegiatan rekreasi dapat pula

    memenuhi salah satu pengertian penggunaan berharga dari waktu luang. Dalam pengertian

    rekreasi ini, kegiatan dipilih oleh seseorang sebagai fungsi memperbaharui ulang kondisi fisik

    dan jiwa, sehingga rekreasi tidak berarti hanya membuang-buang waktu atau membbunuh

    waktu.

    Jay B. Nash memberikan gambaran bahwa aktivitas rekreasi adalah pelengkap dari

    kerja, oleh karena itu rekreasi adalah kebutuhan semua orang. Dengan demikian, penekanan

    dari aktivitas rekreasi adalah dalam nuansa menciptakan kembali (recreation) orang

    tersebut, ada upaya revitalisasi jiwa dan tubuh yang terwujud karena menjauh dari kegiatan

    rutin dan kondisi yang menekan dalam kehidupan sehari-hari. Landasan kependidikan dari

    rekreasi karenanya kini diangkat kembali, sehingga sering diistilahkan dengan pendidikan

    relreasi, tujuan utamanya adalah mendidik orang dalam bagaimana memanfaatkan waktu

    senggang mereka. (htpp://www.pengertianahli.com,11 Juni 2014).

    F. Lingkungan

    Bagi manusia lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitarnya, baik berupa

    benda hidup maupun benda mati, benda nyata maupun abstrak, termasuk manusia lainnya,

    serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen tersebut.

    Lingkungan itu sangat luas, oleh karenanya seringkali dikelompokkan untuk mempermudah

    Universitas Sumatera Utara

  • 39

    pemahamannya. Tergantung kebutuhan, lingkungan dapat diklasifikasilan dengan berbagai

    cara sebagai berikut :

    1. Lingkungan yang hidup (biotis) dan lingkungan tidak hidup (abiotis).

    2. Lingkungan alamiah, dan lingkungan bantuan (manusia).

    3. Lingkungan prenatal dan lingkungan psikososial.

    4. Lingkungan biosfisis dan lingkungan psikososial.

    5. Lingkungan air (hydrosfir), lingkungan udara (atmosfir), lingkungan tanah

    (litosfir), lingkungan biologis (biosfir). Dan lingkungan sosial (sosiosfir).

    6. Kombinasi dari klasifikasi-klasifikasi tersebut.

    Bagaimanapun lingkungan itu dikelompokkan, pada prinsipnya lingkungan

    (air,udara,tanah,sosial dan lain-lain) tidak dapat dipisah-pisahkan, karena tidak

    mempunyai batas yang nyata dan merupakan suatu kesatuan ekosistem (Slamet,

    2009).

    G. Kebebasan Manusia

    Pemikiran mengenai kebebasan manusia muncul seiring dengan pemikiran tentang

    peranan manusia di dunia, bahwa tidak sepenuhnya keberadaan manusia di dunia ditentukan

    oleh kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi. Manusia di dunia mempunyai peranan dalam

    membangun kehidupannya. Aktualisasi yang selalu dilakukan menimbulkan sebuah

    kesadaran akan dirinya dengan kemampuannya, dan kesadaran akan dunia dan lingkungan

    yang ada disekitarnya. Pada kondisi seperti itu, manusia menyadari kebebasannya ketika ia

    mewujudkan peranannya dalam sebuah perbuatan-perbuatan yang bersifat menguasai dunia

    dan menakhlukkan dunia. Maka dapat dimengerti bahwa kesadaran penuh akan kebebasan

    Universitas Sumatera Utara

  • 40

    manusia hanya dapat timbul setelah kebebasan itu dapat diwujudkan dalam tindakan

    penguasaan dunia.

    Istilah kebebasan dari segi etimologi adalah kata sifat berasal dari kata bebas, yang

    berarti merdeka, tak terkendali. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata bebas

    mempunyai arti lepas sama sekali, dalam arti tidak terhalang, tidak terganggu, sehingga dapat

    bergerak, berbicara, berbuat, tiap-tiap anggota dapat mengungkapkan pendapatnya. Secara

    etimologi makna kebebasan, tidak dapat dipastikan artinya. Kata bebas menggambarkan pada

    suatu kondisi yang memungkinkan seseorang tidak terikat pada sesuatu hal yang lain, lepas

    dari kewajiban atau tuntutan yang lain, murni dilakukan oleh dirinya sendiri. Seseorang lebih

    cenderung menyatakan ia bebas untuk, daripada menyatakan ia bebas dari sesuatu.

    Dalam konteks kebebasan manusia, berarti ketiadapaksaan. Ada beberapa macam kebebasan

    dan paksaan, yaitu kebebasan fisik dan kebebasan moral, paksaan fisik dan paksaan moral.

    Kebebasan fisik berarti tiadanya paksaan fisik, sedangkan kebebasan moral adalah

    ketiadapaksaan moral atau hukum. Ketika seseorang merasa tertekan pada kondisi

    psikologisnya ia belum merasakan kebebasannya, karena kebebasan psikologis adalah

    ketiadapaksaan psikologis. Suatu paksaan psikologis dapat berupa kecenderungan

    kecenderungan yang memaksa seseorang untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu atau

    sebaliknya membuatnya tidak mungkin melakukan beberapa kegiatan tertentu.

    Istilah kebebasan manusia menggambarkan seseorang tidak mendapat paksaan,

    tuntutan, ataupun kewajiban dan tanggungjawab, akan tetapi dengan adanya kebebasaan

    seseorang dapat merasakan makna keberadaannya selaku sebagai manusia. Manusia di dunia

    mempunyai sebuah tujuan. Tujuan dari hidup manusia adalah meraih sebuah kebahagiaan,

    sedangkan kebahagian tidak dapat dicapai ketika sesorang tidak mengaktualisasikan dalam

    sebuah tindakan, dalam bentuk kebebasan manusia. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan

    seseorang, bahwa seseorang yang arif bijaksana, berfikir sendiri, berbicara berdasarkan

    Universitas Sumatera Utara

  • 41

    pemahamannya sendiri dan menyatakan apa yang dikatakan olehnya dan juga ia mengetahui

    mengapa ia menyatakannya, dengan dibandingkan dengan seseorang yang dangkal

    pemikirannya, yang selalu ikut-ikutan dan hanya mengulangi apa yang dikatakan orang lain.

    Kebebasan manusia akan berhadapan pada suatu batas. Hal ini yang kemudian mengharuskan

    seseorang untuk memutuskan sebuah pilihan. Pada saat manusia memilih atau jatuhnya

    keputusan munculah keakuan manusia, karena pada dasarnya manusia merealisir diri

    secara otonom sejak pertama ia meng-aku-i dirinya sendiri. Ia menerima faktisitasnya sendiri

    dan menjadi dirinya sendiri dengan keunikannya. Ia bersifat otonom dan berdikari.

    Kebebasan manusia merupakan suatu kemampuan untuk memberikan arti dan arah

    kepada hidup dan karyanya, kemampuan untuk menerima atau menolak kemungkinan-

    kemungkinan dan nilai-nilai yang terus menerus ditawarkan kepadanya. Ada dua hal yang

    berpengaruh dalam diri manusia, yang ini nantinya mempengaruhi kebebasan manusia

    otodeterminisme. Pertama, dalam menentukan pilihan manusia ditentukan oleh faktor-

    faktor diluar kemampuannya sendiri, seperti halnya pembauran kondisi sosialnya, sedang

    pada satu sisi manusia secara otonom juga ikut menentukan tindakannya.John S. Mill

    mengelompokkan kebebasan. Pertama kebebasan yang mencakup bidang kekuasaan batiniah,

    kesadaran yang menuntut kebebasan suara hati dalam arti yang paling luas, yaitu Kebebasan

    dalam berfikir dan merasakan, kebebasan mutlak berpendapat dan sentimen untuk segala hal

    yang praktis atau spekulatif, yang ilmiah, moral ataupun teologis. Kebebasan untuk

    mengungkapkan dan mengumumkan pendapatnya. Kedua adalah kebebasan yang terkait

    dengan kekuasaan individu dan yang ketiga adalah kebebasaan yang sifatnya berhubungan

    dengan orang lain. Dari ketiga kategori kebebasan John S. Mill kebebasan individu yang

    dialami seseorang mengimplikasikan adanya sebuah pertanggungjawaban, karena pada

    dasarnya individu tidak terlepas dari hubungan sosial kemasyarakatannya. Persoalan

    kebebasan manusia dalam pandangan Karl Marx, adalah bagaimana manusia mampu

    Universitas Sumatera Utara

  • 42

    menciptakan dirinya sendiri sebagai majikannya. Artinya bagaimana manusia sebagai

    individu yang mempunyai totalitas untuk mampu melakukan secara total hubungan dengan

    dunia, mampu melihat, mendengar, berfikir dan berkehendak.

    (http://www.referensimakalah.com, 27 Oktober 2014)

    2.3. Uraian Pengertian BUMN

    Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam

    perekonomian nasional di samping usaha swasta dan koperasi. Dalam sistem perekonomian

    nasional, BUMN ikut berperan menghasilkan barang/jasa yang diperlukan dalam rangka

    mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat. Peran BUMN dirasakan semakin

    penting sebagai pelopor dan perintis dalam sektor-sektor usaha yang belum diminati oleh

    swasta. Disamping itu, BUMN juga mempunyai peran strategis sebagai pelaksana pelayanan

    publik, penyeimbang kekuatan-kekuatan swasta besar, dan turut membantu pembangunan

    usaha kecil atau koperasi. BUMN juga merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang

    signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak, deviden dan hasil privatisasi.

    Pelaksanaan peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha pada hampir

    seluruh sektor perekonomian seperti pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan,

    manufaktur, pertambangan keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik, industri

    dan perdagangan serta konstruksi.Sebagai institusi bisnis BUMN dituntut untuk dapat

    menghasilkan laba sebagaimana layaknya perusahaan-perusahaan bisnis lainnya. Namun

    disis lain, pada saat yang bersamaan BUMN di tuntut untuk berfungsi sebagai alat

    pembangunan nasional dan berperan sebagai institusi sosial (public). Peran sosial ini

    mengisyaratkan bukan saja pemilikan dan pengawasannya oleh publik tetapi juga

    menggambarkan konsep mengenai public purpose(sasarannya adalah masyarakat) dan public

    Universitas Sumatera Utara

  • 43

    interest(orientasinya pada kepentingan masyarakat). Dengan demikian disadari bahwa posisi

    perusahaan-perusahaan BUMN ini ibarat memiliki dua sisi mata uang. Disatu sisi berperan

    sebagai institute bisnis dan sisi lainnya berperan sebagai institute sosial karena merupakan

    alat negara.

    Undang-Undang No. 19 tahun 2003 yang merupakan ketentuan perundangan terbaru

    menyatakan, mengenai BUMN dikenal dua bentuk badan usaha milik negara yaitu Usaha

    Perseroan (Persero) dan Perusahaan Umum (Perum). Persero adalah BUMN yang berbentuk

    perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruhnya atau paling sedikit

    51% sahamnya dimiliki negara yang tujuan utamanya mencari keuntungan. Sedangkan

    perum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham,

    yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan atau jasa sekaligus

    mengejar keuntungan.

    Praktek tanggung jawab sosial oleh BUMN sungguh menarik untuk dikaji. Salah

    satunya disebabkan oleh faktor pembeda dibandingkan dengan perusahaan non BUMN yang

    secara normatif mendukung kegiatan kedermawanan sosial. Faktor pembeda itu adalah

    terdapatnya instrumen pemaksa berupa kebijakan pemerintah. Melalui instrumen yang

    bersifat imperatifini suka atau tidak suka, mau ataupun tidak mau, implementasi CSR

    merupakan hal yang mandatory bagi BUMN. Bahkan sangat dimungkinkan bahwa potensi

    pemberian donasi sosial perusahaan-perusahaan BUMN lebih besar dibandingkan perusahaan

    swasta.

    Peran sosial BUMN antara lain dituangkan melalui keputusan menteri BUMN Nomor

    : Kep-236/MBU/2003. Keputusan yang dikeluarkan oleh menteri negara BUMN pada 17 Juni

    2003 ini pada prinsipnya mengikat BUMN untuk menyelenggarakan program kemitraan dan

    program bina lingkungan atau bisa disingkat dengan istilah PKBL.

    Universitas Sumatera Utara

  • 44

    Program kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil

    dalam bentuk pinjaman baik modal usaha maupun pembelian perangkat penunjang produksi

    agar usaha kecil menjadi tanggung dan mandiri. Program kemitraan diberikan dalam bentuk

    pinjaman untuk pembiayaan, modal kerja, pinjaman khusus yang biasanya bersifat jangka

    pendek dan hibah untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi

    serta penelitian. Yang jelas program ini menjadi sangat penting dalam konteks hubungan

    antara BUMN dengan masyarakat. Sebab melalui skema program ini perusahaan BUMN

    membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan masyarakat yang ada

    disekitarnya.

    Selain mengalokasikan dana tersendiri dan membentuk unit tersendiri untuk

    melaksanakan program kemitraan dan bina lingkungan ini, hampir semua BUMN juga masih

    mengalokasikan kontribusinya kepada masyarakat melalui departemen atau unit-unit lain,

    baik unit struktural maupun unit non struktural. Tentu, dengan tambahan budgetnya masing-

    masing. Semisal yang terjadi di PT Petrokimia Gresik, selain yang digelar oleh biro KBL

    aktifitas tersebut juga dilakukan oleh Biro Humas, Biro Umum dan Sekretariat, Biro

    Personalia, Biro Diklat, Biro Pemasaran, Biro Keamanan, Serikat Karyawan Petro Kimia

    Gresik, Masjid Nurul Jannah Petro Kimia Gresik, BTM Nurul Jannah Petro Kimia Gresik dan

    unit-unit lainnya.

    2.4.Uraian Pengertian Persero

    Persero adalah salah satu Badan Usaha yang dikelola oleh negara atau daerah.

    Berbeda dengan Perum atau Perjan. Tujuan didirikannya persero yang pertama adalah

    mencari keuntungan dan yang kedua memberi pelayanan kepada umum. Modal pendiriannya

    Universitas Sumatera Utara

  • 45

    berasal sebagian atau seluruhnya dari kekayaan negara yang dipisahkan berupa saham-

    saham.

    Persero dipimpin oleh direksi. Sedangkan pegawainya berstatus sebagai pegawai

    swasta. Badan usaha ditulis PT (nama perusahaan) (persero). Perusahaan ini tidak

    memperoleh fasilitas negara. Jadi dari uraian diatas, ciri-ciri persero adalah :

    a. Tujuan utamanya mencari laba (komersial).

    b. Modal sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan

    yang berupa saham-saham.

    c. Dipimpin oleh direksi.

    d. Pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta.

    e. Badan usahanya ditulis PT (nama perusahaan) (persero)

    f. Tidak memperoleh fasilitas negara.

    (http://id.wikipedia.org, 11 Juni 2014)

    2.5. Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

    Definisi CSR menurut The World Business Council For Sustainable Development

    (WBCSD) adalah komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi

    secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan

    kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas

    dan masyarakat secara lebih luas. Menurut widjaja (dalam Siagian, 2008) merumuskan

    definisi tanggung jawab sosial perusahaan sebagai suatu kewajiban perusahaan untuk

    merumuskan kebijakan, mengambil keputusan, dan melaksanakan tindakan yang memberikan

    manfaat bagi masyarakat.

    Universitas Sumatera Utara

  • 46

    Menurut Untung (2009), CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk

    berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan

    tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian

    aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.

    Wibisono (2007) menyatakan bahwa memang tidak bisa dipungkiri adanya anggapan

    bahwa tanggung jawab sosial bukanlah aktifitas utama bagi pelaku bisnis. Fokus utama bisnis

    adalah mendongkraklaba. Tapi tak sedikit kemudan yang mengakui perlunya tanggung jawab

    sosial itu. Namun, sifatnya hanya instrumental. Maksudya, tanggung jawab sosial perusahaan

    sebagai tujuan utama. Anggapan ini membawa perusahaan hanya sekadar sarana untuk

    menggapai maksimalisasi profit sebagai tujuan utama. Anggapan ini membawa perusahaan

    melihat tanggung jawab sosial sebagai aktifitas yang termasuk pada Jantung Hati kegiatan

    bisnis, ironisnya dengan berbagai alasan, barangkali penganut aliran inilah yang dominan saat

    ini.

    Keberadaan perusahaan idealnya bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Bahwa prinsip

    dasar CSR adalah pemberdayaan masyarakat setempat yang notabene miskin agar terbebas

    dari kemiskinan. Maka dari itu selain memberdayakan masyarakat, dari sisi perusahaan jelas

    agar operasional berjalan lancar tanpa gangguan. Jika hubungan antara perusahaan dan

    masyarakat tidak mesra, bisa dipastikan ada masalah. Pelaksanaan program CSR belum

    sepenuhnya diterima oleh masyarakat. Itu disebabkan oleh minimnya perhatian perusahaan

    terhadap pelaksanaan CSR. Dari uraian tersebut, tampak bahwa manfaat CSR bagi

    perusahaan antara lain :

    a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek (brand) perusahaan.

    b. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial.

    c. Mereduksi risiko bisnis perusahaan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 47

    d. Melebarkan akses sumberdaya bagi operasional usaha.

    e. Membuka peluang pasar yang lebih luas.

    f. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah.

    g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.

    h. Memperbaiki hubungan dengan regulator.

    i. Meningkatkan semangat dengan regulator.

    j. Meningkatkan semangat dan produktifitas karyawan.

    k. Peluang mendapatkan penghargaan (Untung, 2009).

    Kesukarelaan dalam konsep CSR bukan dipahami sebagai bisa memilih untuk

    menjalankan atau tidak menjalankan, melainkan justru bagaimana menjalankan tanggung

    jawab sosial itu di luar yang di atur dalam regulasi. Perencanaan CSR yang strategis akan

    mampu menjadikan program ini sebagai investasi sosial untuk memperdayakan masyarakat,

    agar mereka mampu seutuhnya menopang kehidupan ekonomi dan sosial secara mandiri,

    bertahap dan berkelanjutan. Kontribusi CSR adalah kontribusi berkesinambungan terhadap

    pembangunan ekonomi berkelanjutan, yaitu bekerja sama dengan karyawan, keluarga

    mereka, kontribusi lokal, dan masyarakat luas untuk memperbaiki kualitas hidup dengan

    cara-cara yang dapat di terima oleh bisnis dan juga pembangunan itu sendiri adalah nilai

    dasar CSR.

    Untung (2009) menyatakan bahwa terdapat tiga pilar untuk merangsang pertumbuhan

    CSR yang mampu mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan, pertama, mencari

    bentuk CSR yang refektif untuk mencapai tujuan yang di harapkan dengan memperhatikan

    unsur lokalitas. Kedua, mengkalkulasi kapasitas sumberdaya manusia dan institusi untuk

    merangsang pelaksanaan CSR. Ketiga, peraturan serta kode etik dalam dunia usaha. Pada

    Universitas Sumatera Utara

  • 48

    akhirnya tiga pilar ini tidak mampu bekerja baik tanpa dukungan sektor publik untuk

    menjamin pelaksanaan CSR oleh perusahaan sejalan dan seiring dengan strategi

    pengembangan dan pembangunan sektor publik.

    2.6. Konsep Good Corporate Governance (Pengelolaan Perusahaan yang Baik)

    Konsep Good Corporate Governance antara lain menegaskan bahwa dalam

    melakukan aktivitas ekonominya, perusahaan tidak hanya memiliki kewajiban ekonomi dan

    hukum, tetapi segala aktivitas ekonominya harus pula didasarkan pada etika. Berdasarkan

    pemikiran tersebut maka sekarang ini berkembang konsep etika perusahaan yang juga sering

    dinamakan dengan etika bisnis. Konspe etika perusahaan oleh banyak pihak diperjuangkan

    sebagai suatu panduan perilaku bagi pelaku usaha.Dalam perjuangannya, maka para

    penggagas konsep etika perusahaan sangat mengharapkan para pelaku usaha kiranya dapat

    dipandu untuk menjadi pelaku ekonomi yang bijaksana. Ukuran bijaksana menurut para

    penggagas konsep Good Corporate Governance adalah bahwa para pelaku usaha dapat

    membedakan mana yang baik dan mana yang uruk, mana yang boleh dan mana yang tidak

    boleh dilakukan dalam aktivitas ekonominya.

    Gagasan perlunya penerapan Good Corporate Governance diilhami oleh kajian

    tentang dampak dari sepak terjang para pelaku usaha yang sesunggunya muncul sebagai

    jawaban terhadap persaingan yang makin ketat dalam dunia usaha. Harus diakui bahwa

    persaingan di antara perusahaan-perusahaan makin ketat. Oleh karena itu seluruh elemen dari

    suatu perusahaan harus dikerahkan dan diarahkan untuk mendukung perusahaan dalam

    rangka pencapaian keuntungan sebesar-besarnya demi kebaikan perusahaan itu sendiri.

    Universitas Sumatera Utara

  • 49

    Daniri (2006) menyatakan bahwa akibat dari persaingan yang makin ketat tersebut,

    tentu sangat berpeluang bagi terjadinya pelanggaran asas-asas etika umum atau kaidah-kaidah

    dasar moral, meliputi asas kewajiban untuk berlaku baik, asas kewajiban tidak melakukan

    hal-hal yang dapat mengakibatkan kerusakan, asas menghormati martabat manusia dan asas

    untuk berlaku adil.Dalam upaya mencegah pelanggaran terhadap asas-asas etika umum atau

    kaidah-kaidah dasar moral tersebut, tentu diperlukan pengelolaan perusahaan yang baik.

    Dengan perkataan lain, asas-asas yang dikembangkan dan dilaksanakan dalam pengelolaan

    perusahaan yang baik merupakan rujukan bagi perilaku para pelaku usaha. Agar harapan

    yang baik ini dapat terjadi maka konsep Good Corporate Governance dengan segala asas-

    asasnya mestinya dimasukkan dalam kebijakan perusahaan dan implementasinya.Dalam

    sepuluh tahun terakhir ini, konsep pengelolaan perusahaan yang baik telah berkembang

    menjadi suatu gerakan yang sangat kerap dan senantiasa hangat diperbincangkan. Kenyataan

    menunjukkan bahwa berbagai organisasi internasional, seperti IMF, Bank Dunia, APEC,

    OECD, dan ADB semakin menggema dan keras dalam upaya mengkampanyekan

    implementasi konsep pengelolaan perusahaan yang baik di perusahaan (Lembaga

    Administrasi Negara,2004).

    Dorongan yang terus-menerus bagi para pelaku usaha untuk mengimplementasikan

    asas pengelolaan perusahaan yang baik di perusahaannya diasumsikan dilatarbelakangi oleh

    berbagai masalah, seperti krisis keuangan yang terjadi di berbagai kawasan, antara lain

    Mexico (1995) dan Thailand(1997) yang selanjutnya berkembang dan menjelma menjadi

    krisis finansial Asia. Banyak pihak menilai bahwa krisis keuangan ini terjadi sebagai dampak

    dari lemah atau buruknya implementasi asas pengelolaan perusahaan yang baik

    (Tjager,2003).

    Variabel lain yang ikut memberikan kontribusi atas peningkatan dorongan untuk

    implementasi asas pengelolaan perusahaan yang baik di perusahaan adalah perkembangan

    Universitas Sumatera Utara

  • 50

    industri pasar modal. Harus diakui pasar modal membuka peluang terjadinya berbagai bentuk

    ketidakjujuran keuangan, berbagai kebijakan dan tindakan yang merugikan pemegang saham

    dan seluruh pemangku kepentingan dan sebagainya. Akibatnya, banyak pihak menyatakan

    bahwa fenomena yang oleh pelaku pasar modal menganggapnya sebagai gambaran dari fakta

    sesungguhnya tidak menggambarkan dunia nyata.Tuntutan penerapan asas pengelolaan

    perusahaan yang baik dalam praktik perusahaan serta perkembangan selanjutnya juga terkait

    dengan aktivitas ekonomi para pemangsa yang saling bermusuhan. Keadaan tersebut makin

    menuntut peningkatan implementasi asas check and balance di tingkat ekskutif perusahaan.

    Lebih dari itu, tuntutan akuntabilitas yang semakin berkembang dalam pasar audit ikut

    mendesak implementasi asas pengelolaan perusahaan yang baik pada perusahaan-

    perusahaan.Akibat dari berbagai variabel yang memberikan dorongan pengelolaan

    perusahaan yang baik, maka konsep pengelolaan perusahaan yang baik semakin berkembang

    dari yang sebelumnya sebagai isu yang kurang diperhatikan menjadi isu utama dan

    diperhatikan banyak pihak (Wibisono,2007).

    Harus diakui bahwa hingga sekarang ini belum terdapat definisi atau batasan arti

    berkenaan dengan konsep pengelolaan perusahaan yang baik. Dari berbagai literatur yang ada

    antara lain dapat dirumuskan bahwa asas pengelolaan perusahaan yang baik adalah suatu

    sistem dan sejumlah hukum yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang

    berkepentingan, terutama dalam arti sempit, yaitu hubungan antara pemegang saham dengan

    dewan komisaris serta dewan ekskutif perusahaan demi tercapainya tujuan dari perusahaan.

    Sedangkan dalam arti luas, asas pengelolaan perusahaan yang baik mengatur hubungan antara

    seluruh pemegang kepentingan, sehingga kepentingan seluruh mereka tersebut dapat

    diwujudkan secara proporsional. Implementasi asas pengelolaan perusahaan yang baik dalam

    perusahaan juga dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan mendasar

    dalam perumusan dan implementasi strategi perusahaan. Di samping itu juga diharapkan

    Universitas Sumatera Utara

  • 51

    dapat segera memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah terjadi selama ini, sehingga

    dampak dari kesalahan itu tidak menggerogoti perusahaan dan berbagai pihak yang

    berkepentingan.

    Lebih rinci lagi, terdapat lima prinsip pengelolaan perusahaan yang baik oleh para

    pelaku usaha dapat dijadikan sebagai acuan, yaitu :

    1. Prinsip Keterbukaan (Transparency)

    Prinsip ini menuntut keterbukaan atas informasi. Dalam kaitan ini, maka seluruh

    perusahaan dituntut memiliki kerelaan dan kemampuan, memberikan informasi yang

    lengkap, benar atau akurat dan tepat waktu kepada semua pemangku kepentingan.

    2. Prinsip Akuntabilitas (Accountability)

    Prinsip ini menuntut perwujudan atas kejelasan berkenaan dengan fungsi, susunan,

    sistem dan tanggung jawab tiap-tiap bagian yang ada dalam suatu perusahaan. Melalui

    implementasi asas ini akan mampu diwujudkan kejelasan fungsi, hak, kewajiban dan

    kekuasaan serta tanggung jawab antara pemegang saham, dewan komisaris dan dewan

    eksekutif perusahaan.

    3. Prinsip Pertanggungjawaban (Responsbility)

    Prinsip ini menegaskan bahwa perusahaan harus memiliki kepatuhan terhadap hukum

    atau peraturan perundang-undangan yang sah atau berlaku sah, seperti kepatuhan atas hukum

    yang perpajakan, hukum yang berkenaan dengan hubungan antara pelaku-pelaku industri dan

    para pekerjanya, hukum berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan kerja, hukum yang

    berkenaan dengan perlindungan terhadap lingkungan, hukum yang berkenaan dengan

    pemeliharaan hubungan yang harmonis dan saling mendukung antara pelaku-pelaku usaha

    dan masyarakat dan lain-lain. Dengan demikian implementasi prinsip ini akan menyadarkan

    para pelaku usaha bahwa dalam tiap-tiap operasional perusahaannya, mereka bukan hanya

    Universitas Sumatera Utara

  • 52

    bertanggung jawabn kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan, tetapi juga memiliki

    tanggung jawab kepada seluruh pemangku kepentingan.

    4. Prinsip kemandirian (Independency)

    Prinsip ini menegaskan perlunya pengelolaan perusahaan secara profesional tanpa

    adanya benturan-benturan kepentingan ataupun tekanan dan campur tangan dari pihak

    manapun yang tidak sesuai dengan berbagai hukum yang sah. Dengan demikian

    profesionalisasi pengelolaan perusahaan merupakan harga mati, dan berbagai variabel yang

    menghalanginya harus dihindarkan.

    5. Prinsip Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness)

    Prinsip ini menuntut, bahwa dalam semua aktivitas ekonominya perusahaan harus

    menghormati nilai-nilai keadilan, kepatutan atau kewajaran dalam memenuhi hak setiap

    pemangku kepentingan dengan segala kepentingan masing-masing (Hasmadillah,2005).

    Jika kita kaji secara lebih dalam berkenaan dengan prinsip-prinsip dalam pengelolaan

    perusahaan yang baik, dapatlah kiranya kita pahami kaitan yang sangat erat antara

    pengellolaan perusahaan yang baik dengan program tanggung jawab sosial perusahaan.

    Secara lebih rinci dapat dipahami, bahwa dari lima prinsip yang dikembangkan dalam

    pengelolaan perusahaan yang baik, dua diantaranya, yaitu prinsip pertanggungjawaban dan

    prinsip keadilan, kepatutan atau kewajaran sangat erat kaitannya dengan konsep tanggung

    jawab sosial perusahaan. Disebut demikian karena keduanya menuntut perusahaan untuk

    senantiasa menyadari bahwa aktivitas ekonomi mereka sering mengakibatkan pihak di luar

    perusahaan itu.Dampak negatif tersebut harus ditanggung oleh berbagai pemegang

    kepentingan. Sebagai contoh, sebaik apapun teknologi yang digunakan oleh pabrik industri

    bahan kimia, berbagai bentuk pencemaran pasti akan terjadi, dimana masyarakat setempat

    Universitas Sumatera Utara

  • 53

    akan menanggung dampaknya. Oleh karena itu, wajarlah jika pelaku usaha juga

    memperhatikan kepentingan dan manfaat atas kehadiran perusahaan itu bagi semua

    pemegang kepentingan, terutama masyarakat setempat.

    Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penulis dapat menyimpulkan bahwa

    implementasi tanggung jawab sosial perusahaan sekaligus merupakan implementasi prinsip-

    prinsip yang dikembangkan dalam konsep pengelolaan perusahaan yang baik, demikian juga

    sebaliknya. Kedua konsep ini sama-sama memandu pelaku usaha sebagai pihak yang

    bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan. Lebih jauh lagi, pelaku usaha harus

    tampil sebagai warga negara yang baik, yang sebenarnya merupakan tuntutan dari etika

    perusahaan.

    2.7. Pemberdayaan

    Konsep pemberdayaan masyarakat menurut Payne (dalam Adi, 1997), suatu

    pemberdayaan pada intinya ditujukan guna membantu klien untuk memperoleh daya untuk

    mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan

    diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan

    tindakan. Hal ini di lakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk

    menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya.

    Shardlow (dalam Adi, 1998) menyatakan bahwa berbagai pengertian yang ada

    mengenai pemberdayaan, pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok, atau pun

    komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk

    membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Dalam kesimpulannya, shardlow

    menggambarkan bahwa pemberdayaan sebagai suatu gagasan tidaklah jauh berbeda dengan

    Universitas Sumatera Utara

  • 54

    gagasan Biestek (1961) yang di kenal di bidang pendidikan ilmu kesejahteraan dengan nama

    self determination. Prinsip ini pada intinya mendorong klien untuk menentukan sendiri apa

    yang harus ia lakukan dalam kaitannya dengan upaya mengatasi permasalahan yang ia hadapi

    sehingga klien mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh dalam membentuk hari

    depannya.Maka dapat di ambil kesimpulan bahwa pemberdayaan itu bukan hanya suatu

    interpretasi, tapi bisa lebih dari suatu interprestasi (Multiple Interpretation), dimana

    interprestasi yang satu dengan yang lainnya belum tentu sama. (Adi, 2008).

    Horgan (dalam Adi, 2000 ) menggambarkan proses pemberdayaan yang

    berkesinambungan sebagai suatu siklus yang terdiri dari lima tahapan utama, yaitu :

    1. menghadirkan kembali pengalaman yang memberdayakan dan tidak memberdayakan

    (recall depowering/empowerment),

    2. Mengidentifikasi suatu masalah ataupun proyek (identify one problem or project),

    3. Megidentifikasikan basis daya yang bermakna untuk melakukan perubahan (identify

    usuful power bases),

    4. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimpementasikannya (develop and

    impement action plans).

    2.8. Teori Tanggung Jawab Sosial (Social Responsbility Theory)

    Pada saat mendengar dan/atau membaca terminologi Tanggung Jawab Sosial

    Perusahaan (Corporate Social Responsbility/CSR) persepsi yang muncul adalah suatu

    tanggung jawab perusahaan yang bersifat sukarela (voluntary) dan tidak ada sanksi yang

    bersifat memaksa bagi para pihak yang tidak melaksanakannya. CSR terfokus pada aktivitas

    perusahaan yang dituangkan dalam berbagai aktivitas sosial, seperti kedermawanan

    Universitas Sumatera Utara

  • 55

    (philanthropy), kemurahan hati (charity), bantuan terhadap bencana alam, dan kegiatan sosial

    lainnya. Dengan kata lain CSR tersebut tidak lebih dari morality saja, padahal CSR itu

    tidak sesederhana makna yang timbul dari persepsi yang terbentuk dalam mainstream pelaku

    usaha selama ini.Pada dasarnya konsepsi terhadap tanggung jawab sosial tidak jauh berbeda

    dengan konsep tanggung jawab pada umumnya. Perbedaan hanya terletak pada sudut

    pandangnya saja. Teori tanggung jawab lebih menekankan pada makna tanggung jawab yang

    lahir dari ketentuan peraturan perundang-undangan, sehingga teori tanggung jawab lebih

    dimaknai dalam arti liability. Sedangkan teori tanggung jawab social (social responsbility

    theory) sendiri lahir dari kebebasan positif yang menekankan tanggung jawab dalam makna

    responsbility. Filosofi utama dari teori tanggung jawab sosial sungguh radikal, karena

    membatasi kebebasan dalam makna positif. Tapi dalam praktiknya teori ini sangat familiar,

    karena responsbility sendiri berarti keadaan yang dapat dipertanggungjawabkan, di mana

    keadaan yang dipertanggungjawabkan itu membutuhkan campur tangan negara, sebagaimana

    yang ditunjukkan dalam sejarah kaum libertarian.

    AG. Eka Wenast Wuryana dalam tulisannya tentang teori tanggung jawab sosial

    menegaskan bahwa kebebasan positif adalah poros konseptual tempat berkembangnya

    tanggung jawab sosial. Tulisan ini sendiri didasarkan pada pemikiran Zechariah Chafee

    dalam bukunya yang berjudul Goverment and Mass Communication yang diterbitkan pada

    tahun 1947, di mana Chafee menjelaskan bahwa implikasi hukum dari kebebasan positif

    dengan menggambarkan pada penekannya terhadap hak-hak dan kecurigaannya terhadap

    tindakan pemerintah dalam konteks tradisi liberal. Selain itu, Eka Wernast juga mengutip

    tulisan Roberto Mangabeira Unger yang menyatakan bahwa dalam masyarakat pasca-

    liberal, organisasi-organisasi swasta semakin diakui dan dipandang sebagai lembaga yang

    memiliki kekuasaan, padahal menurut doktrin tradisional kekuasaan dipandang sebagai hak

    Universitas Sumatera Utara

  • 56

    prerogatif pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan memiliki tanggung jawab utama untuk

    menentukan dan menerapkan standar tanggung jawab sosial, tapi prosesnya harus sistematis

    dan sejalan dengan usaha-usaha masyarakat, konsumen, dan pemerintah.

    Azheri (2012) menyatakan bahwa bila dikaitkan teori tanggung jawab sosial dengan

    aktivitas perusahaan, maka dapat dikatakan bahwa tanggung jawab sosial lebih menekankan

    pada keperdulian terhadap kepentingan stakeholders dalam arti luas dari pada sekadar

    kepentingan perusahaan belaka. Dengan demikian, konsep tanggung jawab sosial lebih

    menekankan pada tanggung jawab perusahaan atas tindakan dan kegiatan usahanya yang

    berdampak pada orang-orang tertentu, masyarakat, dan lingkungan di mana perusahaan

    tersebut melakukan aktivitas usahanya. Secara negatif hal ini bermakna bahwa perusahaan

    harus menjalankan aktivitas usahanya sedemikian rupa sehingga tidak berdampak negatif

    pada pihak-pihak tertentu dalam masyarakat. Sedangkan secara positif hal ini mengandung

    makna bahwa perusahaan harus menjalankan kegiatannya sedemikian rupa, sehingga dapat

    mewujudkan masyarakat yang lebih baik dan sejahtera. Dan untuk itu harus ada regulasi

    sebagai acuan penerapan CSR.

    2.9 Kerangka Pemikiran

    Tanggung jawab sosial kini menjadi perhatian utama perusahaan dalam menerapkan

    Good Corporate Governance. Perusahaan tidak berdiri di ruang steril akan tetapi berdiri di

    atas pertemuan sejumlah kepentingan, seperti kepentingan bisnis perusahaan itu sendiri serta

    yang paling utama kepentingan lingkungan dan sosial masyarakat sekitar. Hal ini mendorong

    pemerintah melalui UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN agar mendorong perusahaan-

    perusahaan BUMN menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan

    Universitas Sumatera Utara

  • 57

    melalui program kemitraan. PTPN III merupakan salah satu BUMN yang menjalankan

    tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan melalui Program Kemitraan.

    Program kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil

    dalam bentuk pinjaman baik untuk modal usaha maupun pembelian perangkat penunjang

    produksi agar usaha kecil menjadi tangguh dan mandiri. Program kemitraan di berikan dalam

    bentuk pinjaman untuk pembiayan, modal usaha, pinjaman khusus yang biasanya bersifat

    jangka pendek dan hibah untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran,

    promosi serta penelitian melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.Bentuk Program

    Kemitraan yang dilakukan berupa penyaluran pinjaman lunak bergulir untuk modal kerja

    investasi para usaha kecil dan koperasi (mitra binaan). Penyaluran kredit lunak bergulir

    dengan tingkat suku bunga 6% per tahun dari limit pinjaman (sesuai peraturan Menteri neg-

    ara BUMN No : Per.05/MBU/07 tanggal 27 April 2007). Dana pembinaan kemitraan yang di

    salurkan melalui program kemitraan di tujukan kepada mitra binaan yang telah dan masih

    terdaftar dalam program kemitraan. Penyalurannya diberikan dengan pelatihan serta

    pemagangan yang nantinya akan bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan manajerial

    dan teknik produksi/pengolahan, meningkatkan pengendalian mutu produksi, meningkatkan

    pemenuhan standarisasi teknologi, meningkatkan rancang bangun dan perekayasaan.

    Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan seperti apakah dampak program kemitraan

    PTPN III dapat menunjang sosial ekonomi mitra binaan melalui bantuan pinjaman lunak

    untuk modal usaha kecil. Diharapkan melalui program kemitraan ini dapat menjembatani

    hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat pada umumnya dan mitra

    binaan pada khususnya.Untuk memudahkan dan mengarahkan penelitian ini maka penulis

    menyusun skema kerangka pemikiran yang di sajikan pada gambar.1.1.

    Universitas Sumatera Utara

  • 58

    2.10.Hipotesis

    Secara etimologi istilah hipotesis berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari dua kata,

    yaitu hipo yang berarti sementara dan these yang berarti pernyataan. Dengan demikian secara

    sederhana hipotesis dapat di artikan sebagai pernyataan sementara. Kerlinger (dalam siagian,

    2011) mengemukakan bahwa hipotesis adalah suatu pernyataan sementara yang menyatakan

    hubungan antara dua atau lebih variabel. Hipotesis harus dirumuskan dalam bentuk

    pernyataan.

    Menurut Siagian (2011) hipotesis yang baik harus menyatakan hubungan yang jelas

    dan tegas antara dua atau lebih variabel dan juga membenarkan, bahkan memerlukan

    pengujian atas kebenaran pernyataan yang dirumuskan. Maka dapatlah kita simpulkan bahwa

    hipotesis adalah suatu pernyataan yang menegaskan hubungan antara dua atau lebih variabel

    dimana pernyataan tersebut merupakan jawaban yang bersifat sementara atas masalah

    Program Kemitraan :

    1. Penyaluran kredit lunak bergulir dengan tingkat suku bunga 6%

    2. Pendidikan 3. pelatihan 4. pemagangan 5. pemasaran

    Sosial Ekonomi Mitra Binaan :

    1. Kesehatan 2. Konsumsi Bahan

    Makanan 3. Pendidikan 4. Perumahan 5. Sandang 6. Rekreasi 7. Lingkungan 8. Kebebasan Manusia

    Universitas Sumatera Utara

  • 59

    penelitian. Selain itu hipotesis adalah arahan sementara untuk menjelaskan fenomena yang

    diteliti.

    Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

    Ha : Ada pengaruh program kemitraan terhadap sosial ekonomi warga binaan PTPN III

    Sub Area Medan

    Ho : Tidak ada pengaruh program kemitraan terhadap sosial ekonomi warga binaan PTPN

    III Sub Area Medan

    2.11. Definisi Konsep dan Operasional

    2.11.1. Definisi Konsep

    Menurut Siagian (2011) konsep adalah proses dan upaya penegasan dan pembatasan

    makna konsep dalam suatu penelitian. Untuk menghindari salah pengertian atas makna

    konsep yang di jadikan objek penelitian, maka seorang peneliti harus menegaskan dan

    membatasi konsep-konsep yang di teliti.Dengan kata lain, peneliti berupaya menggiring para

    pembaca hasil penelitian itu memaknai konsep sesuai dengan yang di inginkan dan di

    maksudkan oleh peneliti, jadi definisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu

    konsep yang di anut dalam suatu penelitian. Untuk lebih memahami pengertian mengenai

    konsep-konsep yang akan di gunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan

    sebagai berikut :

    1. Pengaruh dalam penelitian ini didefinisikan sebagai hubungan sebab akibat yang

    ditimbulkan oleh dua hal sehingga pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu

    yang dapat menyebabkan sesuatu terjadi .

    Universitas Sumatera Utara

  • 60

    2. Program kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil

    agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba

    BUMN

    3. Sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kondisi dimana masyarakat sendiri

    yang menjadi penentu dan peran yang dimilikinya dalam kehidupan bersama yang

    berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan antara lain kesehatan, konsumsi bahan

    makanan dan gizi, pendidikan, perumahan, sandang, rekreasi, jaminan sosial dan

    kebebasan manusia.

    4. Mitra binaan adalah orang yang memiliki usaha kecil yang mendapat pinjaman

    dari program kemitraan.

    2.11.2. Definisi Operasional

    Menurut Siagian (2011) operasional adalah langkah lanjutan dari perumusan definisi

    konsep. Jika perumusan definisi konsep di tujukan untuk mencapai keseragaman pemahaman

    tentang konsep-konsep, baik berupa objek, pariwisata maupun fenomena yang di teliti, maka

    perumusan operasional ditujukan dalam upaya transformasi konsep kedunia nyata sehingga

    konsep-konsep penelitian dapat diobservasi.

    Adapun yang menjadi definisi operasional dalam pengaruh program kemitraan

    terhadap sosial ekonomi warga binaan PTPN III Sub Area Medan setelah mendapat program

    tersebut dapat diukur melalui indikator sebagai berikut :

    a. Variabel bebas (X).

    Universitas Sumatera Utara

  • 61

    Secara sederhana variabel bebas independent variabel dapat didefinisikan sebagai

    variabel atau kelompok atribut yang mempengaruhi atau memberikan akibat terhadap

    variabel atau kelompok atribut lain. Ada kaanya variabel bebas itu disebut dengan variabel

    pengaruh. Biasanya untuk variabel bebas diberikan simbol x, sehingga sering disebut

    variabel x (Siagian, 2011). Variabel bebas (x) dalam penelitian ini adalah program kemitraan.

    Indikatornya adalah :

    1. Penyaluran pinjaman

    Melalui penyaluran pinjaman yang diberikan PTPN III untuk modal usaha yang

    kebanyakan mitra binaannya adalah usaha kecil, bertujuan agar menjadi usaha yang

    tangguh dan mandiri serta meningkatkan pendapatan usahanya.

    2. Pembinaan kemitraan

    Pembinaan yang diberikan PTPN III kepada mitra binaannya bertujuan untuk menambah

    wawasan, meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidang kewirausahaannya

    sehingga dapat meningkatkan pula keterampilan manajerial, diharapkan dapat

    meningkatkan produksi usaha mitra binaan.

    b. Variabel bebas (Y)

    Variabel terikat dependent variabel secara sederhana dapat diartikan sebagai variabel

    yang dipengaruhi oleh variabel lain. Melihat kedudukannya, maka variabel terikat sering

    juga disebut variabel terpengaruh. Biasanya untuk variabel terikat ini diberi notasi y.

    Sehingga disebut sebagai variabel y (Siagian, 2011). Variabel terkait (y) dalam penelitian

    ini adalah sosial ekonomi mitra binaan. Pendekatan indikator sosial ekonomi dalam

    Universitas Sumatera Utara

  • 62

    penelitian ini melalui pendekatan konsumsi atau kebutuhan dasar manusia yang dikaitkan

    dengan usaha mitra binaan yang dijalankan.Indikatornya adalah :

    1. Kesehatan : Kemampuan untuk memberikan jaminan kesehatan terhadap keluarga,

    indikatornya adalah kemampuan untuk membeli obat-obatan dan kemampuan untuk

    berobat ke rumah sakit, puskesmas, maupun pengobatan tradisional.

    2. Konsumsi bahan makanan : Kebutuhan tubuh akan asupan karbohidrat, protein, lemak,

    vitamin dan mineral, indikator yang dipakai adalah kecukupan kebutuhan pangan dan

    rata-rata konsumsi mitra binaan.

    3. Pendidikan : Kualitas pendidikan anak dilihat dari kemampuan serta akses untuk

    mengenyam dan memperoleh proses pendidikan sekolah, penyelenggara pendidikan

    sampai jenjang pendidikan tinggi dengan ukuran kemampuan menyekolahkan anak.

    4. Perumahan : Bangunan maupun hunian yang dijadikan tempat tinggal dalam jangka

    waktu tertentu sebagai tempat beristirahat dan berkumpulnya keluarga, indikatornya

    adalah milik sendiri atau rumah kontrakan.

    5. Sandang : Kebutuhan pakaian dilihat dari kemampuan membeli pakaian, indikatornya

    adalah waktu membeli pakaian dan rentan waktunya

    6. Rekreasi :Kegiatan untuk penyegaran kembali, beristirahat dari aktifitas rutin yang

    dikerjakan setiap hari untuk mengisi waktu senggang, indikatornya adalah rentan

    waktu pergi berlibur selama setahun.

    Universitas Sumatera Utara

  • 63

    7. Lingkungan : Tempat tinggal yang tepat tentunya akan mendukung kesejahteraan

    masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut dan sebaliknya, indikator yang dipakai

    adalah rasa aman, nyaman dan akses lingkungan.

    8. Kebebasan Manusia :Dalam menentukan pilihan manusia ditentukan oleh faktor-faktor

    diluar kemampuannya sendiri, seperti halnya pembauran kondisi sosialnya, sedang

    pada satu sisi manusia secara otonom juga ikut menentukan tindakannya. Indikator

    yang dipakai adalah kebebasan menjalankan usaha, interaksi antara manusia,

    masyarakat.

    Universitas Sumatera Utara