26
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sebagai bahan referensi berikut ini disajikan beberapa penelitian seblumnya yang memiliki kaitan dengan penelitian, yaitu terkait dengan gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja diantaranya adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian Terdahulu Keterangan 1. Judul Penelitian Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karywan Kantor BPJS Ketenagakerjaan Kota Tasikmalaya Peneliti Heri Herdiana (2016) Alat Analisis Alat analisis yang digunkan analisis jalur (Path Analisis) Hasil Penelitian - Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi bepengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan - Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. 2. Judul Penelitian Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Seketariat Derah Kabupaten Temanggung. Peneliti Ester Dwi Warni (2014) Alat Analisis - Analisis linier berganda. - Uji F, Uji T Hasil Penelitian - Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di Seketariat Daerah Kabupaten Temanggung. - Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja Karyawan Seketariat Daerah Kabupaten Temanggung. 3. Judul Penelitian Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT.Bank Negara Indonesia (Regional Sales Manado)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan referensi berikut ini disajikan beberapa penelitian seblumnya

yang memiliki kaitan dengan penelitian, yaitu terkait dengan gaya kepemimpinan

dan budaya organisasi terhadap kinerja diantaranya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penelitian

Terdahulu

Keterangan

1. Judul

Penelitian

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya

Organisasi terhadap Kinerja Karywan Kantor BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tasikmalaya

Peneliti Heri Herdiana (2016)

Alat

Analisis

Alat analisis yang digunkan analisis jalur (Path

Analisis)

Hasil

Penelitian

- Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi

bepengaruh secara simultan terhadap kinerja

karyawan

- Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan.

2. Judul

Penelitian

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada

Seketariat Derah Kabupaten Temanggung.

Peneliti Ester Dwi Warni (2014)

Alat

Analisis

- Analisis linier berganda.

- Uji F, Uji T

Hasil

Penelitian

- Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan di Seketariat Daerah

Kabupaten Temanggung.

- Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

kinerja Karyawan Seketariat Daerah Kabupaten

Temanggung.

3. Judul

Penelitian

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi

Terhadap Kinerja Karyawan PT.Bank Negara

Indonesia (Regional Sales Manado)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

13

Lanjutan tabel 2.1

No Penelitian

Terdahulu

Keterangan

Peneliti Bryan Johannes Tampi (2014)

Alat Analisis - Analisis linier berganda

- Uji t dan Uji F

Hasil

Penelitian

- secara parsial gaya kepemimpinan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan.

- secara simultan gaya kepemimpinan dan

motivasi berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja karyawan.

4. Judul

Penelitian

Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja

Karyawan pada Hotel Travellers Suites Medan

Peneliti Lasri Bakara & Sukiswo (2015)

Alat Analisis - Regresi Linier Sederhana

- Uji Parsial t

Hasil

Penelitian

Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan Hotel

Travellers Suite Medan.

5. Judul

Penelitian

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja

Karyawan dan Kepuasan Kerja Karyawan pada

Terminal Penumpang Umum di Surabaya.

Peneliti Soedjono (2005)

Alat Analisis - Analisis Structural Equation Modelling (SEM)

Hasil

Penelitian

- Budaya Organisasi berpengaruh signifikan dan

positif terhadap kinerja Karyawan.

- Budaya organisasi melalui kinerja Karyawan,

tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja

karyawan.

6. Judul

Penelitian

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja

Pegawai Pada PT.PLN (PERSERO) Wilayah

SULSERABAR.

Peneliti Parmitasari, Abdullah, & Nirwana ( 2017)

Alat Analisis

- Regresi Linier berganda

- Uji Hipotesis

- Uji T

Hasil

Penelitian

Variabel Budaya Organisasi berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

Sumber : Penelitian Terdahulu

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

14

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2.1 diatas, penulis menemukan

persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini.

Beberapa acuan jurnal terdahulu peneliti saat ini akan membandingkan,

membuktikan dan melanjutkan hasil dari penelitian yang sudah dilakukan

terdahulu. Terdapat kesamaan variabel bebas dan variabel terikat yang

diangkat dalam penelitian saat ini yaitu gaya kepemimpinan dan budaya

organisasi serta kinerja pegawai. Penelitian (Warni, 2014), (Bakara &

Sukiswo, 2015), (Parmitasari dkk., 2017) , dan (Tampi, 2014) dengan peneliti

sama-sama menggunakan alat analisis linier berganda, namun berbeda dengan

penelitian yang dilakukan (Herdiana, 2016) dan (Soedjono, 2005) dimana

penelitian tersebut menggunakan alat analisis jalur (Path Analisis) dan SEM

(Structural Equation Modelling).

Perbedaan yang terdapat dalam penelitian saat ini dan peneliti

terdahulu diantarannya adalah Objek penelitian, lokasi, dan sampel. Peneliti

mengambil objek penelitian pada kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban

serta indikator yang digunkaan dalam setiap masing-masing variabel

penelitian. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 65

pegawai dan menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Dalam hal ini

posisi peneliti sebagai peneliti lain yang memanfaatkan hasil penelitian

sebelumnya untuk dijadikan sebagai bahan refrensi atau acuan dalam

pengerjaan penelitian ini.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

15

B. Tinjauan Teori

1. Kinerja

a. Pengertian Kinerja

Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah

pencapaian hasil kerja seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan

pekerjaan (job requirment) sebagai suatu pekerjaan yang mempunyai

persyaratan tertentu untuk mendapatkan tujuan perusahaan demi

kemajuan perusahaannya. Menurut Mangkunegara (2000:67) kinerja

adalah hasil pencapaian kerja seseorang pegawai secara kualitas dan

kuantitas dalam melaksankaan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Wirawan (2013:732) menjelaskaan bahwa konsep

kinerja memiliki singkatan dari kinetika energy kerja Performance ,

kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh seseorang pelaku pekerja

berdasarkan fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan

maupun profesi yang dilakukannya. Kinerja digunakan sebagai

patokan perusahaan atau organisasi mengenai pengeluaran, fungsi-

fungsi manajemen, dan output dari perusahaan.

Dari pernyataan pendapat diatas peneliti mengambil

kesimpulan bahwa kinerja adalah hasil kerja seseorang secara kualitas

dan kuantitas dalam waktu tertentu yang sesuai dengan batasan

standar yang sudah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi, dalam

rangka melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

16

telah dibebankan kepadanya sehingga kinerja pegawai akan dievaluasi

apakah dalam melaksanakan pekerjannya mereka dapat memenuhi

standart kerjanya atau tidak.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Hasibuan (2006:94) menjelaskana bahwa ada 3 faktor

penting pada kinerja yang dilakukan oleh seorang pekerja yaitu, minat

dan kemampuan pekerja, penerimaan atas penjelasan delegasi tugas

dan peran serta tingkat motivasi yang dimiliki seorang pekerja.

Kinerja suatu organisasi dipengaruhi yang datangnya dari dalam

organisasi (faktor internal) maupun dari luar organisasi (faktor

eksternal) yang mengarah pada persoalan kualitas para pegawai yang

dimiliki suatu organisasi, dan ada yang mempersoalkan mekanisme

kerja, budaya orgnisasi, dan sikap pada kepemimpinan yang terjadi

pada suatu organisasi.

Menurut Mahmudi (2005:21) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kinerja karyawan, sebagai berikut:

1) Faktor Individu, meliputi: pengetahuan, keterampilan, kemampuan,

motivasi, dan komitmen yang wajib dimiliki oleh setiap individu.

2) Faktor kepemimpinan, meliputi: seberapa besar seorang pemimpin

dapat memberikan semangat dan dorongan, arahan, serta dukungan

yang diberikan kepada pegawai.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

17

3) Faktor Tim, meliputi : seberapa besar pengaruh yang diberikan

kepada tim sehingga terciptannya tim kerja yang kompak pada

sebuah organisasi.

4) Budaya, meliputi : sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap

sesama anggota tim, dan kekompakan tim.

5) Faktor kontekstual (situasional), meliputi : tekanan target kerja

yang menantang dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.

c. Indikator Kinerja

Standart pekerjaan dapat dijadikan dasar penilaian pekerjaan

agar memudahkan penilaian kinerja pada setiap pekerjaan. Standart

pekerjaan harus dapat diukur dan dipahami secara jelas. Menurut

Bangun (2012:234) ukuran-ukuran yang dapat digunakan dalam

mengukur kinerja adalah sebagai berikut :

1) Kualitas Kerja

Kualitas kerja adalah suatu hasil yang bisa diukur dari

tingkat efisiensi dan efektivitas seorang karyawan dalam

melakukan suatu pekerjaan yang didukung oleh sumber daya

lainnya dalam mencapai tujuan umum perusahaan.

2) Kuantitas Kerja

Kuantitas kerja adalah jumlah kerja yang dihasilkan oleh

individu atau kelompok dalam satu periode tertentu yang dapat

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

18

dilihat dari hasil terpenuhnya target dalam melaksanakan tugas

sebagai persyaratan yang menjadi standar pekerjaan.

3) Ketepatan Waktu

Ketepatan waktu adalah tingkat efektivitas diselesaikan

pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi

dengan hasil output atau jenis pekerjaan tertentu yang

diselesaikan tepat waktu.

2. Gaya Kepemimpinan

a. Pengertian gaya kepemimpinan

Menurut Yukl (2009:3) kepemimpinan adalah kemampuan

individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain

mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan

organisasi. Menurut Thoha (2013:51) gaya kepemimpinaan

merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat

orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti

yang dia lihat.

Dari pengertian diatas dapat dismpulkan bahwa gaya

kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang leader

yang mampu mengarahkan, mempengaruhi, dan mengendalikan bawahan

atau anggotanya untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan dalam mencapai

suatu tujuan tertentu yang sudah direncanakan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

19

b. Teori Gaya kepemimpinan

Gaya kepemimpinan mengacu pada kecenderungan perilaku dan

tindakan yang dipegang oleh pimpinan. Hal ini mengarah pada gaya

kepemimpinan individu dan bagaimana hal itu berdampak pada

anggotanya. Menurut Yukl (2009:13-14) mengungkapkan tiga pendekatan

pada karakter kepemimpinan yaitu :

1) Pendekatan ciri (The Characterictic Theory)

Pendekatan ciri menekakan pada sifat pemimpin seperti

kepribadian, motivasi, nilai, dn ketrampilan yang menetukan

efektivitas pemimpin, asumsi yang digunakan beberapa orang

memepunyai bakat memimpin yang tercemin dari ciri tertentu

yang tidak dimiliki oleh orang lain. Pendekatan ciri berusaha

menemukan berbagai ciri menjamin keberhasilan pemimpin.

2) Pendekatan perilaku (Behavioral Theories approach)

Behavioral approach merupakan pendekatan yang

berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan

pemimpin yang bersangkutan, dimana sikap dan gaya yang

diterapkannya itu tampak dalam kegiatan sehari-hari. Adapun

yang termasuk dalam pendekatan perilaku kepemimpinan :

1) Studi-studi Kepemimpinan Ohio State

Menurut Yukl (2009:62), Penelitian dari Ohio State

University telah mendominasi dan menjadi sasaran utama

pada sebuah penelitian tentang perilaku kepemipinan yang

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

20

efektif. Analisis faktor dari beberapa jawaban kuisioner yang

memberi indikasi bahwa para bawahan memandang perilaku

atasannya pertama-tama dalam kaitannya dengan dua dimensi

atau yang sering disebut dengan “Consideration” dan

“Initiating Structure”. Keduanya adalah kategori yang

memiliki artian luas mengenai jenis-jenis perilaku yang

spesifik.

Consideration memiliki arti pada hubungan

interpersonal dengan karakteristik pemimpin yang

menunjukkan sikap bersahabat, selalu mendukung dan

berusaha untuk memnuhi apa yang menjadi kebutuhan

bawahannya untuk mencapai tujuan bersama.

Initiating Structure (Membentuk struktur) adalah

Pemimpin mengorganisasikan dan mengidentifikasi

hubungan - hubungan didalam kelompok, cenderung

membuat pola organisasi dengan membagi tanggung jawab

dan peran antara pemimpin dan bawahannya.

2) Studi Universitas Michigan

Kepemimpinan yang dilakukan pada pusat riset

Universitas of Michigan, dengan sasaran: karateristik

perilaku kepemimpinan yang tampaknya dikaitkan dengan

ukuran keefektifan kinerja. Menurut Yukl (2009:65) Ada dua

gaya kepemimpinan yang berbeda job-centered pemimpin

akan berorientasi pada pekerjaan/tugas menerpakan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

21

pengawasan sehingga bawahan melakukan tugasnya dengan

menggunakan prosedur yang telah ditentukan.

employee centered yang berorientasi pada karyawan,

yaitu mendelegasikan pengambilan keputusan pada bawahan

dan membantu pengikutnya dalam memuaskan kebutuhannya

dengan cara menciptakan lingkungan kerja yang sportif.

3) Pendekatan Situasional

Pendekatan situasional menekankan pentingnya faktor

kontekstual yang mempengaruhi proses kepemimpinan. Variabel

situasional yang penting adalah pendekatan kepemimpinan yang

mendorong pemimpin memahami perilakunya sendiri dengan

kondisi situasi. beberapa model kepemimpinan pendekatan

situasional yaitu :

a) Model kontigensi kepemimpinan dari fiedler (Fiedler

Contigency Model), yaitu model kepemimpinan yang

mengembangkan dan memberikan postulat bahwa kinerja

kelompok bergantung pada interaksi antar gaya

kepemimpinan dan keuntungan situasional yang terdiri dari

tiga faktor yang menentukan tingkat keuntungan situasioanal

dari seorang pemimpin yaitu : Hubungan pemimpin dan

pengikuy, struktur tugas dan kekuatan posisi.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

22

b) Teori Situasional Hersey dan Blanchard

Dimana situasional hersey dan blancard memusatkan

perhatian pada para pengikutny. kepemimpinan yang berhasil

dicapai dengan memilih gaya kepemimpinan yang tepat.

Teori ini menggunakan penelitian Ohio State University

untuk mengembangkan empat gaya kepemimpinan yang di

pakai yaitu : mengarahkan (telling), menjual (selling),

menggalang partisipasi (participating), dan mendelegasikan

(delegating).

c) Teori Jalur-Tujuan Robert House (House’s Path Goal

Theory)

teori perilaku seorang pemimpin yang dapat diterima baik

oleh bawahan sejauh mereka pandang sebagai suatu sumber

dari atau kepuasan segera atau kepuasan masa depan.

Pengembangan teori ini memiliki 4 gaya perilaku yang terdiri

dari : direktif, suportif, partisipatif, dan berorientasi

pencapaian. Sedangkan tiga sikap bawahan yang terdiri dari :

kepuasan kerja, penerimaan terhadap pemimpin, dan harapan

mengenai hubungan kinerja.

c. Macam-macam gaya Kepemimpinan

Tingkat keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi

anggotannya banyak dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang tepat

dalam memimpin para pengikutnya. Wirawan (2013:380)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

23

mengemukakan ada 5 tipe kepemimpinan diakui keberadaannya

secara luas adalah sebagai berikut :

1) Tipe otokratik

Dalam konteks gaya kepemimpinan ini pemimpin mempunyai

kekuasaan penuh sedangkan para pengikutnya tidak mempunyai

kebebasan untuk menggunakan kekuasaannya, semua pembuatan

keputusan kebijakan dan pelaksanaan aktivitas operasional

sepenuhnya dilakukan oleh pemimpin.

2) Tipe Kendali Bebas atau Laissez Faire

Tipe kepemimpinan Laissez Faire atau sering disebut dengan tipe

kepemimpinan terima beres, buakan berarti tipe kepemimpinan ini

tanpa adanya pemimpin, melainkan pemimpin tetap ada dan

diperlukan akan tetapi peranannya minimal. Gaya kepemimpinan

seperti ini banyak diterapkan pada lembaga teknologi tinggi (high-

tech organization).

3) Tipe Paternalistik

Gaya kepemimpinan paternalistik keberadaan pemimpin di dalam

suatu oraganisasi akan dianggap sebagai orang tua dan pengikut

sebagai anak-anak yang perlu dibimbing ke arah kedewasaan.

Hubungan antara pemimpin dapat dalam bentuk mentor dan

protege. Terjadinya komunikasi dua arah, dari atas memberikan

petunjuk dan dari bawah menanyakan apa yang harus dilakukan,

bagaimana dan kapan melakukannya.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

24

4) Tipe Partisipatif

Gaya kepemimpinan partisipatif merupakan gaya yang terletak di

tengah-tengah dimana jumlah kekuasaan dan kebebasan untuk

mengunakan kekuasaan pemimpin dan para pengikut sama besar.

pemimpin dan para pengikutnya harus berpatisipasi secara aktif

dalam menyususn, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.

5) Tipe Demokratik

Tipe demokratik adalah jumlah kekuasaan dan kebebasan untuk

menggunakannya para pengikut lebih besar daripada pemimpin

mereka. Pemimpin tidak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan

para pengikutnya sama halnya pembuatan keputusan mengenai

visi, misi, strategi, tujuan dilakukan oleh para pengikut dibantu

dengan pemimpin.

d. Indikator gaya kepemimpinan

Teori yang menyatakan bahwa ada dua dimensi perilaku

kepemimpinan yang dilakukan oleh para peneliti dari University of

Michigan. Pandangan tentang kedua perilaku kepemimpinan terhadap

pegawai, banyak yang menidentifikasi adanya dua gaya

kepemimpinan denga teori perilaku kepemimpinan (Behavioral

Theories Of Leadership) mengenai teori yang dilakukan oleh

universitas Michigan menurut Wahjono (2012:270) yaitu :

1) Orientasi Tugas, dimana sikap pemimpin pada berorientasi tugas

memiliki sikap mengarahkan, mengawasi bawahan untuk

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

25

menjamin bahwa tugas yang diberikan dilaksanakan dengan baik

sesuai dengan yang diintruksikan.

a) Memberikan Petunjuk

b) Pengawasan pada Pekerjaan

c) Menekankan pada pelaksanaan tugas

2) Orientasi Hubungan, merupakan sikap pemimpin yang mencoba

lebih dekat dengan anggotanya dengan memberikan motivasi,

karyawan di dorong untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan

memberikan kesempatan kepada anggotannya dalam pembuatan

keputusan, serta menciptakan hubungan baik dan percaya kepada

bawahan.

a) Memberikan motivasi

b) Keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan

c) Sifat percaya kepada bawahan

e. Fungsi Gaya Kepemimpinan

Menurut (Wirawan, 2014) seorang pemimpin yang sangat

diharapkan pada suatu organisasi secara umum kepemimpinan

memiliki pola dasar yang sama dan dapat berperan sebagai berikut :

1) Menciptakan Visi

Pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk menciptakan

visi. Terciptanya visi yang dibuat pemimpin akan menciptakan

jembatan penting untuk menyebrang dari masa kini ke masa yang

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

26

akan datang sehingga para pengikut akan tergerak untuk

menciptakan suatu perubahan ke arah masa depan yang baik.

2) Menciptakan Sinergi

Seorang pemimpin memiliki tugas penting untuk

mempersatukan, membangun, dan memastikan hubungan kerjasama

yang produktif. Pemimpin juga wajib memberikan konstribusinya

untuk mencapai tujuan orgnisasi yang akan dicapai.

3) Menciptakan Perubahan

Seorang pemimpin sebagai agen perubahan pada lingkungan

internal dan menciptakan perubahan secara terus-menerus.

Sehingga pemimpin diindikasikan sebgai orang yang cerdik dan

mampu menciptakan terobosan (breakthrough) meninggalkan

masa lalu menuju masa depan yang lebih baik.

4) Mengembangkan Budaya Organisasi

Visi pemimpin hanya dapat terealisasi jika para pengikut

berpikir, bersikap dan berperilaku tertentu, mempunyai

kemampuan dan kemauan bergerak untuk merealisasikan visi.

Peran pemimpin dalam mengembangkan budaya organisasi perlu

dilakukan karena dalam hal ini sistem sosial atau organisasi yang

dipimpin dan beranggotakan para pengikut akan meniru sikap dan

perilaku apa yang dilakukan oleh pimpinannya.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

27

5) Memotivasi Para Pengikut

Kemampuan yang dimiliki seorang pemimpin sebagian besar

teori kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi dan tugas

pemimpin adalah memotivasi diri sendiri dan para pengikutnya.

Memotivasi para pengikut merupakan upaya yang memerlukan

pemikiran sistematis dan bagaimana cara pemimpin memberikan

motivasi kepada pengikut atau pegawai.

3. Budaya Organisasi

a. Pengertian Budaya Organisasi

Menurut Robbins & Judge (2015:355) suatu sistem

seperangkat karakteristik utama yang dianut bersama oleh anggota-

anggota yang membedakan organisasi itu dengan organisasi-

organisasi lain. Menurut Kreitner dan Kinicki (2005:79), budaya

organisasi adalah suatu wujud anggapan yang dimiliki dan diterima

secara implisit kelompok kemudian menentukan bagaimana kelompok

tersebut merasakan dan bereaksi terhadap lingkungan yang beraneka

ragam.

Budaya yang kuat akan mengikat anggota kelompok orgnisasi

menjadi kesatuan pandangan dan menciptakan keseragaman etika

berperilaku sehingga akan merasakan manfaat dan kontribusi bagi

efektivitas dalam organisasi. Budaya organisasi yang kuat maka akan

menciptakan suatu kondisi lingkungan yang kondusif dan juga dapat

meningkatkan kualitas pekerjaan yang berkelanjutan.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

28

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas maka penulis

menarik kesimpulan bahwa budaya organisai merupakan falsafah,

ideology, nilai-nilai, anggapan, keyakinan, dan norma-norma yang

dimiliki bersama. Sebuah cara mengenali bagaimana orang-orang

berperilaku dalam organisasi dan melakukan suatu hal apa yang

dilakukannya dan membedakan ciri budaya organisasi tersebut dari

organisasi-organisasi lainnya. Selain itu, budaya organisasi bertujuan

untuk membentuk perilaku seseorang sehari-hari pada instansi

pemerintahan daerah dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.

b. Fungsi Budaya Organisasi

Menurut Robbins dalam (Wibowo, 2010:51) fungsi budaya

organisasi sebagai berikut :

1) Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi

dengan organisasi lain.

2) Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota

organisasi.

3) Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang

lebih luas daripada kepentingan diri seseorang.

4) Meningkatkan stabilitas sistem sosial. Budaya adalah perekat sosial

yang membantu menghimpun organisasi bersama dengan

memberikan standart yang cocok atas apa yang dilakukan

karayawan.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

29

5) Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang

memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.

Budaya merupakan perekat sosial yang membantu

mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standart-standart

yang tepat mengenai apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleg

para anggota organisasi. Sebagai mekanisme pembuat makna dan

mekanisme pengendali yang memandu dan membentuk sikap dan

perilaku para anggota organisasi. Schein mengemukakan fungsi

budaya organisasi dalam tiga fase yaitu :

1) Fase awal merupakan tahap pertumbuhan suatu organisasi. Pada

tahap ini, fungsi budaya organisasi terletak pada pembeda, baik

terhadap lingkungan maupun terhadap kelompok atau organisasi

lain.

2) Fase pertengahan hidup organisasi. Pada fase ini budaya organisasi

berfungsi sebagai integrator karena munculnya sub-sub budaya

baru, sebagai penyelamat krisis identitas dan membuka kesempatan

untuk mengarahkan perubahan budaya organisasi.

3) Fase dewasa. fase ini, budaya organisasi dapat berfungsi sebagi

penghambat dalam berinovasi karena berorientasi pada kebesaran

dan kemapaman masa lalu dan menjadi sumber nilai untuk berpuas

diri.

Dilihat dari penjelasan fungsi diatas, maka fungsi budaya

organisasi memiliki fungsi perekat sosial dalam mempersatukan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

30

anggota-anggota dalam mencapai tujuan awal organisasi berupa nilai-

nilai dan juga pula sebagai control perilaku karyawan/pegawai.

c. Indikator Budaya Organisasi

Budaya organisasi menunjukkan ciri-ciri, sifat, karakteristik

tertentu yang menunjukkan kesamaaannya. Karakteristik yang

digunakan oleh para ahli mengenai budaya organisasi sangat

bervariasi. Hal ini menunjukkan beragamnya ciri, sifat dan elemen

yang ada pada budaya organisasi. Robbins & Judge (2015:355) yang

menyatakan riset baru pada budaya organisasi dengan mengemukakan

7 (tujuh) karakteristik budaya organisasi , yaitu :

1) Inovasi dan pengambilan resiko, yaitu sejauh mana tingkat

organisasi mendorong para karyawan lebih bersikap inovatif dan

berani mengambil resiko. Selain itu bagaimana organisasi tersebut

memberikan apresiasi tindakan karyawan dalam pengambilan

resiko serta membangkitkan ide karyawan.

2) Perhatian terhadap hal detail, sejauh mana organisasi

mengharapkan kepada karyawan lebih memperlihatkan ketepatan,

ketelitian, dan perhatian pada hal detail. Tujuan ini pada dasarnya

adalah untuk menciptakan dan mempertahankan kualitas karyawan

pada fokus dan ketelitian yang dilakukan.

3) Orientasi hasil, yaitu pemimpin menitikberatkan pada perolehan

atau hasil dan bukan pada teknik dan proses yang digunakan untuk

mencapainnya.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

31

4) Orientasi terhadap individu, yaitu sejauh mana pengambilan

keputusan mempertimbangkan memperhitungkan efek dari hasil

kerja karyawan/pegawai didalam organisasi tersebut.

5) Orientasi Tim, yaitu sejauh mana kegiatan kerja organisasi

dilaksanakan dalam tim-tim kerja, bukan pada individu-individu.

Mendapatkan hasil kinerja yang baik pada organisasi, karyawan

mampu berkomunikasi secara terbuka dan dengan jujur,

mengahadapi perbedaan dan memecahkan konflik kebaikan tim.

6) Agresivitas, yaitu tingkat karyawan/pegawai akan menjadi lebih

agresif dan kompetitif, bukan dengan besantai.

7) Stabilitas, yaitu tingkat aktivitas organisasi menekankan

dipertahankannya status quo yang kontras dengan pertumbuhannya

dan inovasi.

C. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja

Pentingnya kepemimpinan dalam organisasi memiliki peran

startegis pada usaha mencapai tujuan organisasi sesuai visi-misi

organisasi. Menurut Martoyo (1990:147) Fungsi dari gaya kepemimpinan

pada dasarnya merupakan strategi mengefektifkan suatu organisasi

sebagai teknik mempengaruhi sikap anggota organisasi agar pelaksanaan

kegiatan dapat tercapai dan berpengaruh pada kinerja karyawan.

Kepemimpinan yang efektif yaitu kepemimpinan yang dapat

meningkatkan kinerja pegawai, sehingga kepemimpinan yang terdapat

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

32

dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam

keberhasilan organisasi terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya

(Siagian,2002) dalam (Ester,2014). Pada uraian tersebut maka terdapat

hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja yang bersumber

dari beberapa teori dan penelitian terdahulu. sehingga dapat ditarik

kesimpulan gaya kepemimpinan yang diambil oleh seorang pemimpin

akan sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan/pegawai dalam

mengelola bawahannya sehingga dapat terkontrol dan mampu

meningkatkan kinerja mereka pada saat melaksanakan tugas.

2. Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendorong kinerja adalah

dengan memperhatikana budaya yang melekat pada organisasi tersebut,

budaya organisasi yang terbina dengan baik dan memberikan pengaruh

positif terhadap kinerja pegawai. Hal ini sesuai dengan pendapat Wibowo

(2010:363) Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai suatu tujuan

tertentu melalui kinerja Sumber Daya Manusia yang ada dalam

organisasi, namun kinerja pegawai ditentukan oleh budaya organisasi

karena kemampuan menciptakan suatu organisasi dengan budaya yang

mampu mendorong kinerja.

Moelyono (2003) dalam Soedjono (2005) semakin baik kualitas

faktor-faktor yang terdapat dalam budaya organisasi, semakin baik

kinerja organisasi. Perilaku pegawai yang sesuai dengan budaya

organisasinya akan berdampak baik pada peningkatan kinerja mereka.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

33

Organisasi menetapkan budaya demi mewujudkan visi, misi organisasi

dan menciptakan kompetensi pegawai yang berkinerja tinggi.

3. Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi dengan Kinerja

Mahmudi (2005:21) mengatakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh

faktor individu, faktor kepemimpinan, faktor tim, budaya, dan faktor

kontekstual. Pendapat lain menurut Wibowo (2010:311) mengatakan

bahwa hubungan gaya kepemimpinan dan budaya organisasi tidak dapat

dipisahkan karena budaya organisasi tumbuh dan berkembang bersama

pendiri dan pemimpin organisasi yang kuat, dimana perkembangan

organisasi tergantung pada kemampuan seorang peimpin. Perlu diketahui

bahwa setiap organisasi akan berusaha meningkatkan kinerja pegawainya

demi tercapainnya tujuan yang telah ditetapakan oleh organisasi

diantaranya meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari organisasi di

dalam menjalankan kegiatan dan pekerjaan yang telah direncanakan dan

diprogramkan.

D. Kerangka Pikir

Pada sebuah organisasi ataupun perusahaan, sumber daya manusia

merupakan salah satu faktor penggerak utama pada pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan oleh instansi atau perusahaan. Tanpa dukungan dari sumber

daya manusia yang mampu bekerja dengan baik, perusahaan akan sulit

mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja adalah hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

34

atasan. Kinerja memiliki fungsi tidak berdiri sendiri, yaitu berhubungan

langsung dengan kepemimpinan dan budaya organisasi.

Mangkunegara (2000:67) Kinerja adalah hasil pencapaian kerja seorang

pegawai secara kualitas dan kuantitas dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Indikator yang digunakan

menurut Bangun (2012:234) dengan Indikator untuk mengukur kinerja yaitu

Kualitas kerja , Kuantitas kerja , dan Ketepatan Waktu.

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh

seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang

lain seperti yang dilihat (Thoha, 2013:51). Indikator yang digunakan untuk

mengetahui gaya kepemimpinan pendapat Wahjono (2012:270) dengan

identifikasi dua gaya kepemimpinan teori perilaku (Behavioral Theories Of

Leadership) orientasi Tugas dan orientasi Hubungan.

Menurut Robbins dan Judge (2015:355), budaya organisasi adalah sistem

seperangkat karakteristik utama yang dianut bersama oleh anggota-anggota

yang membedakan oragnisasi itu dengan organisasi-organisasi lain.

Karakteristik budaya organisasi meliputi Inovasi dan pengambilan resiko,

perhatian terhadap hal detail, orientasi hasil, orientasi terhadap orang,

orientasi tim, agresivitas, dan stabilitas.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

35

H2

H1

H3

Gambar 2.1

Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi

Terhadap Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu maslaah yang dihadapi

dan perlu diuji kebenarannya dengan data yang lebih lengkap dan menunjang

(Sugiyono,2014:132). Berdasarkan rumusan penelitian ini dan landasan

penelitian terdahulu , maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

Kepemimpinan yang efektif yaitu kepemimpinan yang dapat

meningkatkan kinerja kinerja pegawai, sehingga kepemimpinan yang terdapat

dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam

Gaya Kepemimpinan (X1)

1. Memberikan petunjuk (X1,1)

2. Pengawasan (X1,2)

3. Menekankan pada pelaksanaan

tugas (X1,3)

4. Memberikan motivasi (X1,4)

5. Keterlibatan bawahan

pengambilan keputusan (X1,5)

6. Sifat percaya pada bawahan (X1,6)

Kinerja (Y)

1. Kualitas (Y1,1)

2. Kuantitas (Y1,2)

3. Ketepatan Waktu

(Y1,3)

Budaya Organisasi (X2)

1. Inovasi dan pengambilan resiko

(X2,1)

2. Perhatian terhadap detail (X2,2)

3. Orientasi terhadap hasil (X2,3)

4. Orientasi terhadap Individu (X2,4)

5. Orientasi Tim (X2,5)

6. Agresivitas (X2,6)

7. Stabilitas (X2,7)

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

36

keberhasilan organisasi terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya

(Siagian,2002) dalam (Ester,2014). Gaya kepemimpinan berpengaruh

signifikan terhadap kinerja sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

(Herdiana, 2016), (Warni, 2014), (Tampi, 2014), dan (Bakara & Sukiswo,

2015).

H1 : Gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja

pegawai.

Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai sutu tujuan tertentu melalui

kinerja Sumber Daya Manusia yang ada dalam organisasi, namun kinerja

pegawai ditentukan oleh budaya organisasi karena kemampuan menciptakan

suatu organisasi dengan budaya yang mampu mendorong kinerja (Wibowo

2010:363). Budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja sesuai

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Soedjono, 2005) dan

(Parmitasari dkk., 2017).

H2 : Budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja

pegawai.

Mahmudi (2005:21) mengatakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh

faktor individu, faktor kepemimpinan, faktor tim, budaya, dan faktor

kontekstual. Wibowo (2010:311) mengatakan bahwa hubungan gaya

kepemimpinan dan budaya organisasi tidak dapat dipisahkan karena budaya

organisasi tumbuh dan berkembang bersama pendiri dan pemimpin organisasi

yang kuat, dimna perkembangan organisasi tergantung pada kemampuan

seorang peimpin. Gaya kepemimpinan dan budaya organisasi secara simultan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keteranganeprints.umm.ac.id/61226/3/BAB II.pdf · Pengertian Kinerja Bangun (2012:231) menyatakan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang

37

berpengaruh signifikan terhadap kinerja, susai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh (Herdiana, 2016) dan (Warni, 2014).

H3 : Gaya kepemimpinan dan budaya organisasi secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.