Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Halusinasi
1. Pengertian
Halusinasi adalah persepsi sensori dari suatu obyek tanpa adanya
rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori meliputi seluruh
pancaindrahalusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang
pasien mengalami perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi
palsu berupa suara, penglihatan, perabaan, atau penciuman . pasien
merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada (AH.Yusuf,dkk 2015)
Halusinasi sering secara umum ditemukan pada klien skizofrenia,proses
terjadinya halusinasi pada klien skizofrenia dapat dijelaskan berdasarkan
model.
Adaptasi Stuart dan Laraia yaitu faktor predisposisi,faktor
presipitasi,penilaian stressor,sumber koping dan juga mekanisme koping
(Satrio, ddk,2015).
2. Jenis-jenis halusinasi
Menurut Satrio,dkk(2015),halusinasi terdiri dari
a. Halusinasi pendengaran
Klien mendengar bunyi atau suara,suara tersebut membicarakan
tentang pasien dan suara yang didengar dapat berupa perintah yang
memberitahu pasien untuk melakukan sesuatu,kadang-kadang dapat
membahayakan atau mencederai dirinya sendiri.
6
b. Halusinasi penciuman
Pada halusinasi penciuman isi halusinasi dapat berupa klien mencium
aroma atau tertentu seperti urine atau feses atau bau yang bersifat
lebih umum atau bau busuk atau bau yang tidak sedap.
c. Halusinasi penglihatan
Pada klien halusinasi penglihatan,isi halusinasi berupa melihat
bayangan yang sebenarnya tidak ada sama sekali,misalnya cahaya
atau orang yang telah meninggal atau mungkin sesuatu yang
bentuknya menakutkan.
d. Halusinasi pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti darah,urine,feces,atau yang lainnya.
e. Halusinasi perabaaan
Merasa mengalaminyeri,rasa kesetrum atau ketidaknyamanan tanpa
stimulus yang jelas.
3. Etiologi
a.Faktor prediposisi
1) Faktor perkembangan
Tugas perkembangan klien yang terganggu misalnya rendahnya kontrol
dan kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri
sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri, dan lebih rentan
terhadap stress.
2) Faktor sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima oleh lingkungan nya sejak bayi
(unwanted child) akan merasa disingkirkan, kesepian dan tidak percaya
pada lingkungannya.
7
3) Faktor biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap gangguan jiwa. Adanya stress yang
berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu
zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti Buffofenon dan
Dimetrytranferase (DMP). Akibat stress berkepanjangan menyebabkan
teraktifasinya neurotransmitter otak. Misalnya terjadi tidak keseimbangan
acetylcholin dan dopamin.
4) Faktor psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus
pada penggunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan
klien dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depan nya.
Klienlebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju
alam khayal.
5) Faktor genetik dan pola asuh
Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua
skizofernia cenderung mengalami skizofrenia.
Hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan
yang sangat berpengaruh pada penyakit ini(Farida,Yudi,2018)
a. Faktor presipitasi
1. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
2.Mekanisme penghantaran listrik yang berlebihan
3.Adanya gejala pemicu
B. Patofisiologi Halusinasi
Penyebab gangguan jiwa
Fase pertama
Disebut juga dengan fase comforting yaitu fase menyenangkan. Pada tahap
ini masuk dalam golongan nonpsikotik. Karakteristik: klien mengalami stres,
cemas, perasaan perpisahan, rasa bersalah, kesepian yang memuncak, dan
tidak daapat diselesaikan. Kien mulai melamun dan memikirkan hal hal yang
menyenangkan, cara ini hanya menolong sementara.
8
Perilaku klien: tersenyum dan tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan
bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respons verbal yang lambat jika
sedang asik dengan halusinasinya, dan suka menyendiri.
Fase kedua
Disebut dengan fase condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi
menjadi menjijikan. Termasuk dalam psikotik ringan. Karakteristik:
pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan, kecemasan meningkat,
melamun dan berfikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasakan ada bisikan yang
tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu, dan ia tetap dapat
mengontrolnya.
Perilaku klien: meningkatnya tanda-tanda sistem saraf otonom seperti
peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Klien asik dengan
halusinasinya dan tidak bisa membedakan realitas.
Fase ketiga
Disebut juga dengan fase controlling atau ansietas berat yaitu pengalaman
sensori menjadi berkuasa. Termasuk dalam gangguan psikotik. Karakteristik:
bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengontrol
klien. Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya.
Perilaku klien: kemauan dikendalikan halusinasi, rentang perhatian hanya
beberapa menit atau detik. Tanda-tanda fisik berupa klien berkeringat, tremor
dan tidak mampu mematuhi perintah.
Fase keempat
Disebut juga fase conquering atau panik yaitu klien lebur dengan
halusinasinya. Termasuk dalam psikotik berat. Karakteristik: halusinasinya
berubah menjadi mengancam, memerintah dan memarahi klien. Klien
menjadi takut, tidak berdaya, hilang kontrol, dan tidak dapat berhubungan
secara nyata dengan orang lain dilingkungannya.
Perilaku klien: perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri, perilaku
kekerasan, agitasi, menarik diri atau katatonik, tidak mampu merespon
terhadap perintah kompleks, dan tidak mampu berespons lebih dari satu
orang.
9
Tanda dan Gejala Halusinasi (Satrio,dkk,2015)
a. Data subjektif: pasien mengatakan :
1. Mendengar suara-suara atau kegaduhan
2. Mendengar suara yang mengajakbercakap-cakap
3. Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu
4. Melihat bayangan-bayangan
5. Mencium bau-bauan
6. Merasakan rasa seperti darah,urin atau feses
7. Merasa takut atau senang dengan halusinasinya.
b.Data Objektif
1. Bicara atau tertawa sendiri
2. Marah-marah tanpa sebab
3. Mengarahkan telinga kearah tertentu
4. Menutup telinga
5. Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu
6. Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas.
7. Mencium sesuatu seperti membaui bau-bauan tertentu
8. Menutup hidung
9. Sering meludah
10. Muntah
11. Menggaruk-garuk permukaan kulit.
c. Gejala dan Tanda Mayor menurut SDKI
Subjektif
1. Mendengar suara bisikan atau melihat bayangan
2. Merasakan sesuatu melalui indera perabaan,penciuman,perabaan, atau
pengecapan.
Objektif
1. Bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap, meraba, atau mencium
sesuatu.
2. Melamun
3. Mondar-mandir
4. Bicara sendiri.
10
a. Dimensi halusinasi
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga,ketakutan,perasaan tidak
aman,gelisah dan bingung,perilaku merusak diri,kurang perhatian,tidak mampu
mengambil keputusan,serta tidak dapat membedakan keadaan nyata dan tidak
nyata,Halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi.
1) Dimensi fisik
Halusinasi dapat timbul oleh kondisi fisik seperti kelelahan yang luar
biasa, penyalahgunaan obat, demam, kesulitan tidur.
2) Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas masalah yang tidak dapat diatasi
merupakan penyebab halusinasi berupa perintah memaksa dan
menakutkan.
3) Dimensi intelektual
Halusinasi merupakan usaha dari ego untuk melawan implus yang
menekan merupakan suatu hal yang menimbulkan kewaspadaan yang
dapat mengambil seluruh perhatian klien.
4) Dimensi sosial
Klien mengalami interaksi sosial menganggap hidup bersosialisasi di alam
nyata sangat membahayakan. Klien asik dengan halusinasinya seolah
merupakan tempat memenuhi kebutuhan dan interaksi sosial, kontrol diri
dan harga diri yang tidak didapatkan di dunia nyata.
5) Dimensi spiritual
Secara spiritual halusinasi mulai dengan kehampaan hidup, rutinitas tidak
bermakna, hilangnya aktifitas ibadah dan jarang berupaya secara spiritual
untuk mensucikan diri ( Yosep 2009).
11
C. Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia
Gambar 2.1 Hirarki Kebututuhan Dasar Maslow
a. Kebutuhan rasa aman danperlindungan Kebutuhan ini dibagi menjadi
perlindungan fisik dan perlindungan psikologis. Perlindungan fisik meliputi
perlindungan atas ancaman terhadap tubuh atau hidup seperti penyakit,
kecelakaan, bahaya dari lingkungan dan sebagainya, sedangkan
perlindungan psikologis, yaitu perlindungan atas ancaman dari pengalaman
yang baru dan asing.
Tahap awal halusinasi, klien merasa aman dan nyaman dengan
halusinasinya, karena klien menganggap halusinasi akan mengurangi
ketegangannya, namun pada tahap lanjut klien akan merasa ketakutan
karena halusinasi telahmenguasainya
b.Kebutuhan akan hargadiri
Kebutuhan ini terkait, dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan,
meraih prestasi, rasa percaya diri dan kemerdekaan diri. Selain itu, orang
juga memerlukan pengakuan dari orang lain. ( Kementrian Kesehatan,2017).
Chalouiss.blogspot.com
12
D. Proses Keperawatan Halusinasi
Proses keperawatan merupakan suatu metode sistematis dan ilmiah yang
digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai dan
memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai dan memenuhi kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, dan spiritual yang optimal pada pasien.
Proses keperawatan teridri dari 5 tahap yaitu :pengkajian, merumuskan diagnosis ,
perencanaan, implementasi dan evaluasi .
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan . kegiatan perawat
dalam tahap ini adalah dengan mengkaji data dari klien dan keluarga tentang
tanda dan gejala serta faktor penyebab, memvalidasi masalah klien.
a. Data
Tabel 2.1
Analisa data
Pada gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengan
Data subjektif Data objektif
1. Klien mengatakan mendengar
suara-suara atau kegaduhan
2. Klien mengatakan menyuruh
melakukan sesuatu
3. Klien mengatakan kesal dengan
suara-suara yang datang
1. Klien tampak bicara dan diam
sendri
2. Klien senyum-senyum sendiri
13
b. Pohon masalah
Gambar 2.2
Pohon masalah
Dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
Resiko perilaku kekerasan
Isolasi sosial
Harga Diri Rendah
(Satrio, Dkk 2015)
2. Diagnosis keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya
baik yang berlangsung aktual maupun potensial. ( PPNI, dalam Satrio, Agus,
Yuliza F, 2018 )
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan antara lain:
a. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi pendengaran
b. Isolasi sosial
c. Harga diri rendah
3. Rencana Tindakan
Menurut (Carpenito-Moyet, 2007) bahwa perencanaan keperawatan adalah
metode pemberian perawatan langsung kepada klien. Dalam perencanaan
keperawatan, perawat menetapkannya berdasarkan hasil pengumpulan data
dan rumusan diagnosis keperawatan yang merupakan petunjuk dalam
membuat tujuan dan asuhan keperawatan untuk mencegah, menurunkan, atau
mengeliminasi masalah kesehatan klien. Tindakan terdiri dari aspek yaitu
tujuan umum, tujuan khusus dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi pendengaran
14
umum berfokus pada penyelesaian permasalahan dari diagnosis keperawatan
dan dapat dicapai jika serangkaian tujuan khusus tercapai. Tujuan khusus
berfokus pada penyelesaian penyebab dari diagnosis keperawatan. Tujuan
khusus merupakan rumusan kemampuan klien yang perlu dicapai..
Kemampuan pada tujuan khusus terdiri atas tiga aspek yaitu kemampuan
kognitif, psikomotor, dan afektif yang perlu dimiliki klien untuk
menyelesaikan masalahnya.
Rencana tindakan disusun berdasarakan standar asuhan keperawatan jiwa
Indonesia, yaitu berupa tindakan konseling/psikoterapeutik, pendidikan
kesehatan, perawatan mandiri (self care) atau aktivitas hidup sehari-hari, serta
tindakan kolaborasi somatik dan psikofarmaka (Kusumawati & Hartono,
2011).
Perencanaan keperawatan ada 2 yaitu: rencana tindakan keperawatan
berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) dan rencana keperawatan
terdiri dari TUK (Keliat,2014).
Tabel 2.2 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa
Pada Klien dengan Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran
Tgl No dx
Perencanaan Dx keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 2 3 4 5 6 Gangguan sensori
Persepsi: Halusinasi (dengar)
TUK 1: Klien dapat mengenal halusinasinya dan latihan menghardik halusinasi.
1. Klien menyatakan
mengalami halusinasi.
Bina hubungan saling percaya denganklien 1. Diskusikan dengan klien tentang halusinasi yangdialami.
a. Tanyakan apakah mengalami sesuatu (halusinasidengar) b. Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal yang
sama. c. Katakan bahwa ada klien yang mengalami hal yangsama. d. Katakan bahwa perawat akan membantuklien.
2. Klien menyebutkan halusinasi yangdialami. a. Isi b. Waktu c. Frekuensi d. Situasi dan kondisi
yangmenimbulkan halusinasi
2. Klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentangadanya pengalaman halusinasi, diskusikan denganklien: a. Isi, waktu, dan frekuensi yang terjadi halusinasi(pagi,
siang, sore malam, atau sering dankadang-kadang) b. Siatuasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak
menimbulkanhalusinasi.
3. Klien menyatakan yang dilakukan saat halusinasi muncul
3. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya. a. Marah c. Senang b. Takut d.Cemas c. Sedih
15
1 2 3 4 5 6 4. Klien menyampaikan apa
yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut.
4. Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaantersebut. a. Jika cara yang digunakan adaftif beripujian b. Jika cara yang digunakan maladatif diskusikankerugian
caratersebut
5. Klien menyampaikan dampak yang akan dialami bila klien menikmati halusinasinya.
5. Dialaminya bila klien menikmati halusinasinya.
6. Klien mampu mengenal cara baru untuk mengontrol halusinasi.
6. Jelaskan cara mengontrol halusinasi: hardik, obat, bercakap- cakap, melakukan kegiatan.
7. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik:
a. Katakan pada diri sendiri bahwa “ini tidak nyata!,saya tidak maudengar”
b. Masuk pada jadwal kegiatan untuk latihanmenghardik, beripujian.
TUK 2: Klien dapat mengontrol dengan obat
1. Klien mampu menyampaikan kemampuanmenghardik.
2. Klien mampu menyampaikan/memprak- tekkan cara minumobat.
1. Evaluasi kegiatan menghardik beripujian. 2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat,jelaskan:
a. Jenis b. Cara c. Dosis d. Frekuensi e. Cara
16
1 2 4 3 4 5 3. Klien mampu
merencanakan/jadwal minum obat.
3. Kontinitas minum obat masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan minum obat.
TUK 3 : Klien dapat mengontrol dengan bercakap- cakap
1. Klien mampu
menyampaikan kemampuan menghardik dan minum obat.
1. Evaluasi kegiatan menghardik dan minum obat, beri pujian.
2. Klien mampu menyampaikan/memprak- tekkan cara bercakap- cakap.
2. Jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan kegitan untuk mengontrolhalusinasi: a. Meminta orang lain untukbercakap-cakap b. Menyampaikan manfaat bercakap-cakap
3. Klien mampu merencanakan/jadwal bercakap-cakap.
3. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan bercakap-cakap.
TUK 4 : Klien dapat mengontrol dengan melakukan aktifitas terjadwal.
1. Klien mampu menyampaikan kemampuan menghardik minum obat bercakap- cakap.
2. Klien mampu
menyampaikan dan mempraktekkan aktifitas yang dapatdilakukan.
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan mium obat dan bercakap-cakap, beri pujian.
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian (mulai 2kegiatan). a. Diskusikan dengan klien kegiatan yang dapatdilakukan b. Anjurkan klien memilih dua untukdilatih c. Latih dua cara yangdipilih
17
1 2 3 4 5 6 3. Klien mampu
merencakan/jadwal aktifitas yang akan dilakukan
3. Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan minum obat dan bercakap-cakap, beri pujian.
4. Masukan jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan kegiatanharian a. Evaluasi kegiatan latihan menghardik, minum obat,
bercakap-cakap dan kegiatan harian, beripujian b. Latih kegiatanharian Nilai kemampuan yang telah mandiri Nilai apakah halusinasiterkontrol.
5. Klien dapat dukungan keluarga untuk mengontrol halusinasi: keluarga mengenal masalah halusinasi dan melatih klien menghardik
1. Keluarga menyampaikan masalah dalam merawat pasien.
1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien, jelaskan pengertian tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi. a. Jelaskan pengertian tanda dan gejala, penyebab dan proses
terjadinyahalusinasi. b. Tindakan yang telah dilakukan klien selama dirumahsakit
dalam mengontrol halusinasi dan kemajuan yang telah dialami oleh klien.
c. Dukungan yang bisa diberikan olehkeluarga. d. Untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengontrol
halusinasi
2. Menjelaskan cara-cara membantu klien dalam mengontrol halusinasi.
2. Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang perlu dilakukan keluarga dalam mengontrolhalusinasi: a. Anjurkan keluarga untuk mempraktekan 4 caramengontrol
halusinasi dengan 4 cara, yaitu: menghardik, minum obat, bercakap-cakap, melakukanaktifitas
b. Ingatkan klien waktu: menghardik, minum obat, becakap- cakap, dan melakukanaktifitas.
c. Bantu jika klien mengalami hambatan dalammengontrol halusinasi.
18
1 2 3 4 5 6
3. Keluarga mempraktekkan
cara menghardik.
d. Berikan pujian atas keberhasilan klien. 3. Latih cara merawat: menghardik dan anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian. 6. Klien
mendapatkan dukungan keluarga untuk mengontrol halusinasi: keluarga melatih minum obat
1. Keluarga menyampaikan kemajuan pasien menghardik.
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik, beri pujian.
2. Jelaskan 6 benar obat memberikanobat:
a. Jenis b. Guna c. Dosis d. Frekuensi e. Cara f. Kontinitas minumobat.
3. Diskusikan dan latih keluarga cara memberikan minumobat:
a. Contohkan cara mendampingi klien minum obat danminta keluargamengulangi.
b. Ingatkan klien waktu minumobat. c. Bantu jika klien mengalami hambatan dalam minumobat. d. Beri pujian atas keberhasilanklien.
4. Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan memberikan
pujian.
2. Keluarga mampu menyebutkan cara memberikan obat klien dengan prinsip 6 benar.
3. Keluarga menyiapkan obat
klien dan mempraktekkan saat mendampingi minum obat.
4. Keluarga merencanakan
jadwal minum obat klien. 7. Klien
mendapatkan dukungan keluarga
1. Keluarga menyampaikan kemampuan dalam merawat/ melatih bercakap-cakap dan
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik dan memberikan obat, beri pujian.
19
1 2 3 4 5 6 untuk
mengontrol halusinasi: Keluarga melatih bercakap- cakap dan melakukan kegiatan
melakukan kegiatan menjelaskan cara-cara membantu klien bercakap- cakap dan melakukan kegiatan.
2. Keluarga menyampaikan
kemampuan dalam merawat/melatih bercakap-cakap dan melakukan kegiatan menjelaskan cara-cara membantu klien bercakap-cakap dan melakukan kegiatan.
2. Diskusikan jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan
kegiatan untuk mengontrolhalusinasi: a. Anjurkan keluarga untuk mempraktekan cara bercakap-
cakap dan melakukan kegiatan untuk mengontrol halusinasi
b. Ingatkan klien waktu cara bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
c. Bantu jika klien mengalami hambatan dalam cara bercakap-cakap dan melakukan kegiatan untukmengontrol halusinasi.
d. Berikan pujian atas keberhasilanklien.
3. Keluarga mempraktekan cara mendampingi bercakap-cakap dan melakukan kegiatan.
3. Latih dan sediakan waktu untuk bercakap-cakap terutama saat halusinasi, anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian
8. Klien mendapatkan dukungan keluarga untuk mengontrol halusinasi:
1. Keluarga menyampaikan kemampuan dalam merawat/melatih pasien menghardik, memberikan obat, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan.
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik, memberikan obat, bercakap-cakap dan melakukan kegaitan, beri pujian.
20
1 2 3 4 5 6 keluarga
melatih Keluarga mempraktekan cara mengevaluasi kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi.
Latih cara mengontrol halusinasi: menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan melakukan aktifitas terjadwal.
9. Keluarga mampu merawat pasien secara mandiri
Keluarga dapat menyebutkan cara mengontrol halusinasi.
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan melakukan aktifitas terjadwal, beri pujian.
2. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien. 3. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol Puskesmas
(PKM). 4. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh,rujukan. 5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal danmemberikan
pujian.
21
Tabel 2.3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa
Pada Klien dengan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
Tgl No dx
Perencanaan Dx keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 2 3 4 5 6 Gangguan konsep
diri: Harga Diri Rendah
TUM: Klien memiliki konsep diri yang positif. TUK: 1. Klien dapat
mengenal aspek positif diri dan latihan kemampuan pertama.
1. Klien mampu membina hubungan salingpercaya.
2. Klien mampu mengenal
aspek positif dan kemampuan yangdimiliki: a. Aspek positif dan
kemampuan yang dimilikiklien.
b. Aspek positifkeluarga. c. Aspek positif
lingkunganklien.
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi tarapeutik: a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal. b. Perkenalkan diri dengan sopan. c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yangdisukai
klien. d. Jelaskan tujuanpertemuan. e. Jujur dan menepatijanji f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apaadanya. g. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasarklien.
1. Diskusikan dengan kliententang: a. Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga,lingkungan. b. Kemampuan yang dimilikiklien.
2. Bersama klien buat daftartentang: a. Aspek positif klien, keluarga,lingkungan. b. Kemampuan yang dimilikiklien.
3. Beri pujian yang realitis, hindarkan memberi penilaian negatif.
22
1 2 3 4 5 6 3. Klien menyebutkan
kemampuan yang dapat dilaksanakan.
1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan.
2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya.
3. Diskusikan kemampuan yang akandipilih. 4. Latih kemampuan yang dipilih klien, beripujian.
4. Klien memilih satu kemampuan untuk dilatih dan membuat rencana kegiatan harian kemampuan yang sudah dilatih.
1. Rencanakan waktu latihan kemampuan yang sudah dilatih bersamaklien.
2. Minta klien menuliskan dalam jadwal kegiatanharian.
2. Klien dapat latihan kemampuan kedua.
1. Klien menyampaikan kemampuan pertamayang sudahdilatih.
2. Klien memilih satu kemampuan kedua untuk dilatih.
3. Klien membuat rencanan kegiatan harian kemampuan keduayang sudah dilatih.
1. Evaluasi kegiatan pertama, yang telah dilatih dan berikan pujian.
2. Diskusikan kemampuan yang akandipilih. 3. Latih kemampuan kedua yang dipilih klien, beripujian 4. Rencanakan waktu latihan kemampuan kedua yang sudah
dilatih bersama klien (alat dancara): Minta klien menuliskan dalam jadwal kegiatan harian.
3. Klien dapat latihan kemampuan ketiga
1. Klien menyampaikan manfaat kemampuan kedua yang sudahdilatih.
2. Klien memilih satu kemampuan ketiga untuk dilatih.
1. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua, yang telah dilatih dan berikanpujian.
2. Diskusikan kemampuan ketiga yang akandipilih. 3. Latih kemampuan ketiga yang pilih klien, beripujian. 4. Rencanakan waktu latihan kemampuan ketiga yang sudah
dilatih bersamaklien:
23
1 2 3 4 5 6 3. Klien membuat rencana
kegiatan harian kemampuan ketiga yang sudah dilatih
5. Minta klien menuliskan dalam jadwal kegiatan harian.
4. Klien dapat latihan kemampuan keempat.
1. Klien menyampaikan manfaat kemampuan pertama, kedua dan ketiga yang sudahdilatih.
2. Klien memilih satu kemampuankeempat untukdilatih.
3. Klien membuat rencana kegiatan harian kemampuan yangsudah dilatih.
1. Evaluasi kegiatan pertama, kedua, dan ketiga yangtelah dilatih dan berikanpujian.
2. Diskusikan kemampuan keempat yang akandipilih. 3. Latih kemampuan keempat yang dipilih klien, beripujian. 4. Rencanakan waktu latihan kemampuan yang sudah dilatih
bersama klien dan minta klien menulsikan dalamjadwal kegiatan harian.
5. Klien mendapatkan dukungan untuk meningkatkan harga diri: keluarga mampu mengenal masalah rendah diri klien dan memberi tanggung jawab
Keluarga mampu: 1. Menjelaskan tentang harga
diri rendah
1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.
2. Menjelaskan cara merawat klien dengan harga diri rendah.
2. Jelaskantentang: a. Pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinyaharga
dirirendah b. Jelaskan cara merawat harga diri rendah terutama
memberikan pujian semua hal yang positif padapasien c. Latih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan yang
dipilih pasen:bimbing dan beripujian d. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal danmemberikan
pujian.
24
1 2 3 4 5 6
6. Klien mendapatkan dukungan untuk meningkatka n harga diri: keluarga mampu melatih kemampuan kedua dipilih.
1. Keluarga menyampaikan kemajuan pasien setelah latihan kemampuan pertama.
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan pertama, beri pujian
2. Keluarga mampu mendampingin klien melatih kemampuan kedua.
2. Latih keluargauntuk a. Bersama keluarga melatih pasien dalammelakukan
kegiatan kedua yang dipilihpasien. b. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal danmemberi
pujian.
7. Klien mendapatkan dukungan untuk meningkatkan harga diri: keluarga mampu melatih kemampuan ketiga yang dipilih.
1. Keluarga menyampaikan kemajuan pasien setelah latihan kemampuan pertama dan kedua.
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan pertama dan keduaberi pujian.
2. Keluarga mampu mendampingi klien melatih kemampuan ketiga.
2. Latih keluargauntuk: a. Melatih pasien dalam melakukan kegiatan ketigayang
dipilihpasien b. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal danmemberikan
pujian.
8. Keluarga mampu melakukan follow up ke PKM.
1. Keluarga menyampaikan kemajuan pasien setelah latihan kemampuan pertama, kedua, dan ketiga.
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan pertama, kedua dan ketiga Beri pujian.
25
1 2 3 4 5 6 mengenali tanda
kambuh, melakukan rujukan
2. Keluarga mampu mendampingi klien melatih kemampuan keempat
3. Latih keluargauntuk: a. Melatih pasien dalam melakukan kegiatan keempatyang
dipilihpasien b. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal danmemberi
pujian
3. Keluarga mampu menjelaskan tanda-tanda kambuh, cara melakukan rujukan/follow up ke puskesmas
3. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan
4. Keluarga menyatakan akan membantu klien melakukan sesuaijadwal
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melakukan kegiatan yang dipilih oleh psien. Latih kemampuan yang lain, sebanyak-banyaknya. Berpujian.
2. Nilai kemampuan keluarga membimbingpasien 3. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol kePKM.
26
Tabel 2.4 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa
Pada Klien dengan Isolasi Sosial
Tgl No dx
Perencanaan Dx keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 2 3 4 5 6 Isolasi sosial TUM: Klien
dapat berinteraksi dengan orang lain TUK: 1. Klien dapat
mengindentifi kasi isolasi sosial yang dialami dengan latihan berkenalan
1. Klien menunjukan tanda-
tanda percaya kepada / terhadapperawat: 1. Wajah cerah,tersenyum 2. Mauberkenalan 3. Ada kontakmata 4. Bersedia menceritakan
perasaan 5. Bersedia
mengungkapkan masalahnya
1. Bina hubungan saling percayadengan:
a. Beri salam setiapberinteraksi b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan
perawat berkenalan c. Tanyakan dan panggil nama kesukaanklien d. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiapkali
berinteraksi e. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapiklien. f. Buat kontrak interaksi yangjelas. g. Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan
klien.
2. Klien dapat menyebutkan minimal satu penyebab menarik diridari:
1. Dirisendiri 2. Oranglain 3. Lingkungan
2. Tanyakan pada kliententang: a. Orang yang tinggalserumah b. Orang paling dekat dengan kliendirumah c. Apa yang membuat klien dekat dengan orangtersebut d. orang tidak dekat dengan klien dirumah. e. Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang
tersebut.
27
1 2 3 5 4 6 f. Upaya apa yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang
lain g. Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak
mau bergaul dengan oranglain. h. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya.
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial,misalnya: a. Banyakteman b. Tidakkesepian c. Bisadiskusi d. Salingmenolong, dan kerugian menarik diri, misalnya: a. Sendiri b. Kesepian c. Tidak bisadiskusi
1. Tanyakan pada kliententang: a. Manfaat hubungansosial b. Kerugian menarikdiri
2. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan sosial dan kerugian menarikdiri.
Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan: Perawat dan klien lain
1. Observasi perilaku klien saat berhubungansosial. 2. Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan/
berkomunikasi dengan: a. Perawatlain b. Klienlain
3. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klienbersosialisasi
4. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telahdibuat.
Beri pujian terhadap kemampuan klien
28
1 2 3 4 5 6 5. Klien dapat
berkenalan dengan beberapa orang
Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan: beberapa orang / kelompok
1. Observasi perilaku klien saat berhubungansosial. 2. Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan /
berkomunikasi dengan beberapaorang. 3. Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (latih 2
kegiatan) 4. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan klienbersosialisasi. 6. Klien dapat
berkenalan dengan lebih banyak orang lain
Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan: beberapa orang / kelompok
1. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan dan bicarasaat melakukan 2 kegiatan harian. Beripujian.
2. Latih cara berbicara saat melakukan kegiatanharian 3. Libatkan klien dalam TAKsosialisasi 4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan >5
orang, orang baru, berbicara saat melakukan kegiatanharian 7. Klien dapat
berkenalan dan bersosialisasi saat melakukan kegiatan di luar rumah.
Klien dapat melaksanakan hubungan sosial satat melakukan kegiatan diluar rumah
1. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, bicara saatmelakukan empat kegiatan harian. Beripujian
2. Latih cara bicara sosial: belanja ke warung, meminta sesuatu, menjawabpertanyaan
3. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan >5 orang, orang baru, berbicara saat melakukan kegiatan harian dansosialisasi.
8. Klien mampu bersosialisasi secara mandiri
Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara mandiri
1. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, berbicara saat melakukan kegiatan harian dan sosialisasi. Beripujian
2. Latih kegiatanharian. 3. Nilai kemampuan yang telahmandiri. 4. Nilai apakah isolasi socialteratasi.
9. Klien mendapatkan dukungan
1. Keluarga menyampaikan masalah dalam merawat pasien.
1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawatpasien. a. Penyebab klienbersosialisasi b. Tindakan yang telah dilakukan klien selamadirumah
29
1 2 3 4 5 6 keluarga
untuk meningkatkan kemampuan sosialisasi dan melatih klien berkenalan
2. Menjelaskancara-cara
3. Keluargamempraktekkan cara berhias padaklien.
dalam bersosialisas c. Dukungan yang diberikan oleh keluarga untuk
meningkatkan kemampuan klien dalam bersosialisasi 2. Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang perlu dilakukan
Sosial: a. Belanja b. Memintasesuatu
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan berikanpujian.
1. Keluarga memahami cara follow up
1. Keluarga menyampaikan kemampuan dalam merawat / melatih pasien berkenalan, berbicara saat melakukan kegiatan harian.
2. Menjelaskan cara-cara follow up ke PKM, tanda kambuh, danrujukan.
3. Keluargamempraktekan
cara membantu klien sesuai jadwal.
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat / melatihpasien berkenalan, berbicara saat melakukan kegiatan harian. Beri pujian.
2. Jelaskan perawatanberkelanjutan a. Follow up kePKM b. Tandakambuh c. Rujukan
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal danmemberikan pujian
4. Keluarga mampu merawat pasien secara mandiri
Keluarga dapat menyebutkan cara merawat pasien dengan masalah isolasi social
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat / melatih pasien dalam bersosialisasi. Beripujian
2. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien 3. Nialai kemampuan keluarga melakukan kontrol kePKM 4. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan
Anjurkan membantu pasien dan memberikanpujian
30
31
4. Pelaksanaan tindakan keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan, sebelum melaksanakan tindakan keperawatan yang sudah
direncakan , perawat perlu memvalidasi apakah rencana tindakan keperawatan
masih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi klien saat ini .
5. Evaluasi
Dalami, dkk (2009) menguraikan tentang evaluasi yaitu:
a. Pengertian
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi terus menerus pada respon
klien terhadap tindakan yang telah dilaksanakan.
b. Jenis Evaluasi
Evaluasi dapat dibagi 2 jenis yaitu evaluasi proses atau formatif
dilakukan selesai melakukan tindakan, evaluasi hasil atau sumatif
dilakukan dengan
membandingkan respon klien pada tujuan umum dan tujuan khusus
yang telah ditentukan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP :
S :Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan
O :Respon objektif terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan
A :Analisa ulang atas subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah masalah tetap atau muncul masalah baru atau ada data
yang kontra indikasi dengan masalah yang ada.
P :Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada
respons klien.
32
c. Karakteristik pedoman evaluasihalusinasi
menurut Abdul (2015) evaluasi yang didapatkan pada klien
dengan halusinasi adalah sebagai berikut:
1. Klien dapat mengungkapkan perasaannya dan kondisinya
secaraverbal.
2. Klien dapat membedakan hal yang nyata dan yang tidaknyata.
3. Klien dapat menyebutkan situasi, isi, dan waktu
timbulnyahalusinasi.
4. Klien dapat mengungkapkan respon prilakunya saat
halusinasiterjadi.
5. Klien dapat menyebutkan tindakan yang dapat dilakukan
padasaat halusinasiterjadi.
6. Klien dapat menyebutkan 2 dari 3 cara mengatasihalusinasi.
7. Klien dapat menerima kehadiranperawat
6. Dokumentasi
1. Dokumentasiumum
Dokumentasi menurut Hidayat (2010) merupakan suatu catatan otentik
atau semua berkas asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam
persoalan hukum.
2. DokumentasiKeperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan
yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan perawatan yang
berguna untuk kepentingan klien, perawat, dan tim kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat
dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawabperawat.