Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian
terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian.
Hasil-hasil penelitian yang dijadikan perbandingan tidak terlepas dari topik
penelitian yaitu etnofarmakologi.
Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh (Setyowati,
2010) dengan judul “Etnofarmakologi dan Pemakaian Tanaman Obat Suku
Dayak Tunjung Kalimantan Timur” tercatat 47 jenis tanaman yang digunakan
sebagai obat oleh masyarakat lokal Suku Dayak Tunjung Kalimantan Timur
yang terdiri dari 27 suku. Jenis-jenis tanaman tersebut mayoritas suku
Euphorbiaceae, Verbenaceae, Rubiaceae, dan Fabaceae. Pada umumnya
penggunaan dan pengolahan tanaman tersebut masih secara sederhana,
sedangkan bagian tumbuhan yang paling digunakan yaitu bagian daun
(folium).
Dari hasil penelitian (Efremila, Wardenaar & Sisillia, 2015)
menyajikan penelitian dengan judul “Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Oleh
Etnis Suku Dayak di Desa Kayu Tanam Kecamatan Mandor Kabupaten
Landak”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tumbuhan yang digunakan
sebagai obat di Desa Kayu Tanaman meliputi 17 Suku uang terdiri dari 50
jenis tanaman. Dan bagian tanaman yang paling banyak digunakan yaitu
daun. Spesies tumbuhan obat yang digunakan di desa Kayu Tanam di
dominasi oleh famili Zingiberaceae. Cara masyarakat dalam menggunakan
tumbuhan obat sangat beragam diantaranya dengan cara digosok, dimakan,
diminum, dioles, ditaburkan, ditempel dan diteteskan. Tetapi cara
penggunaan yang paling sering dilakukan yaitu diminum.
(Permatasari, Diniatik & Hartanti, 2011) menyajikan penelitian
dengan judul “Studi Etnofarmakologi Obat Tradisional Sebagai Antidiare di
Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas”. Dari hasil penelitian
ditemukan 10 tanaman untuk pengobatan diare jambu biji, kara, ketumbel,
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
5
kunyit, lengkuas, manggis, nangka, pala, patikan kebo, pepaya. Simplisia
yang digunakan adalah daun, umbi, kulit buah, buah, biji, cara penggunaan
diremas-remas, ditumbuk, diseduh.
Dari hasil penelitian yang dilakukan (Mariani, Qowiyyah &
Fitriyanti, 2016) yang berjudul “Studi Etnofarmakognosi– Etnofarmakologi
Tumbuhan Sebagai Obat di Kampung Naga Kecamatan Salawu Kabupaten
Tasikmalaya”, menunjukkan bahwa tumbuhan yang digunakan sebagai obat
di Kampung Naga meliputi 28 suku yang terdiri dari 51 jenis, dengan suku
tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah Asteraceae. Tumbuhan obat
tersebut paling banyak digunakan sebagai penambah stamina tubuh. Daun
merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan, sedangkan
kebun merupakan tempat yang paling banyak tumbuhan tersebut diperoleh.
Cara pengolahan tumbuhan obat paling banyak dilakukan dengan cara
direbus.
Penelitian yang telah dilakukan belum menyeluruh ke berbagai
daerah lainnya di Indonesia karena pada kenyataannya penggunaan tumbuhan
sebagai obat tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Suku Dayak Kalimantan
Timur, Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas dan Kampung Naga
Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya tetapi juga Kecamatan
Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap.
Pada penelitian kali ini tidak spesifik kepada salah satu penyakit
seperti diare tetapi satu gangguan sistem seperti penyakit gangguan sistem
pencernaan.
B. Landasan Teori
1. Etnofarmakologi
Etnofarmakologi ilmu yang mempelajari tentang kegunaan
tumbuhan yang memiliki efek farmakologi dalam hubungannya dengan
pengobatan dan pemeliharaan kesehatan oleh suatu suku bangsa (Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2015).
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
6
2. Tumbuhan Obat
Tumbuhan obat adalah Jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi
dan berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan
ataupun maupun mencegah berbagai penyakit, berkhasiat obat sendiri
mempunyai arti mengandung zat aktif yang bisa mengobati penyakit
tertentu atau jika tidak memiliki kandungan zat aktif tertentu tapi
memiliki kandungan efek sinergi dari berbagai zat yang mempunyai efek
mengobati. Tumbuhan obat yang dapat digunakan sebagai obat, baik
yang sengaja ditanam maupun tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut
digunakan oleh masyarakat untuk diracik dan disajikan sebagai obat guna
penyembuhan penyakit (Sastroamidjojo, 1997).
3. Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik)
atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma
yang berlaku di masyarakat (Permenkes, 2012).
Pengobat tradisional adalah tenaga yang ilmu dan
keterampilannya diperoleh melalui turun-temurun atau pendidikan
nonformal (Pemerintah Republik Indonesia, 2014).
Klasifikasi dan jenis pengobat tradisional menurut (Menteri
Kesehatan Republik Indonesia (Menkes), 2003) yaitu:
a. Pengobat tradisional keterampilan terdiri dari pengobat tradisional
pijat urut, patah tulang, sunat, dukun bayi, refleksi, akupresuris,
akupunkturis, chiropractor dan pengobat tradisional lainnya yang
metodenya sejenis.
b. Pengobat tradisional ramuan terdiri dari pengobat tradisional ramuan
Indonesia (Jamu), gurah, tabib, shinshe, homoeopathy,
aromatherapist dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya
sejenis.
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
7
c. Pengobat tradisional pendekatan agama terdiri dari pengobat
tradisional dengan pendekatan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu
atau Budha.
d. Pengobat tradisional supranatural terdiri dari pengobat tradisional
tenaga dalam (prana), paranormal, reiky master, qigong, dukun
kebatinan dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis.
a. Obat tradisional Indonesia mencakup jamu, obat herbal
terstandar, dan fitofarmaka, berikut pengertiannya :
1) Jamu
Jamu biasanya obat tradisional yang satu ini memiliki
bukti berupa data empirik, yaitu bukti akan manfaat yang
didasarkan pada pengalaman masyarakat yang telah
mengkonsumsi jamu secara turun-temurun.
2) Obat Herbal Terstandar
Obat herbal terstandar adalah sediaan obat alam yang
dilakukan uji coba pada hewan, untuk memiliki data preklinik
dan bahan bakunya telah di standarisasi.
3) Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang
memiliki bukti preklinik dan bukti klinik yaitu uji coba pada
manusia. Dan bahan baku serta produk jadinya telah di
standarisasi (Yuningsih, 2012).
b. Penggunaan obat tradisional dinilai lebih aman dibandingkan
pengobatan secara modern. Menurut (Pramono and Katno,
2009) obat tradisional memiliki kelebihan dan kekurangan
sebagai berikut :
1) Kelebihan
Keunggulannya yaitu efek samping relatif rendah, satu
jenis spesies dapat memiliki lebih dari satu efek farmakologi
serta lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan
degeneratif.
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
8
2) Kekurangan
Kekurangannya yaitu efek farmakologinya cenderung
lemah, bahan baku belum terstandar dan bersifat higroskopis
serta belum dilakukan uji klinik dan mudha terinfeksi berbagai
jenis mikroorganisme.
c. Pemanfaatan Obat Tradisional
Pengobatan tradisional merupakan salah satu upaya
pengobatan dan atau perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran dan
atau ilmu keperawatan, yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan (Menteri Kesehatan Republik
Indonesia (Menkes), 2003).
Pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional dikenal
dengan istilah etnofarmakologi. Menurut Darmono, Etnofarmakologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang kegunaan tumbuhan yang
memiliki efek farmakologi dalam hubungannya dengan pengobatan
dan pemeliharaan kesehatan oleh suatu suku bangsa dalam
kehidupan sehari-hari. Kajian etnofarmakologi adalah kajian tentang
penggunaan tumbuhan yang berfungsi sebagai obat atau ramuan
yang dihasilkan penduduk setempat untuk pengobatan.
Pemanfaatan obat tradisional dapat dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu :
1) Promotif : Memelihara kesehatan dan menjaga kebugaran
jasmani
2) Preventif : Mencegah penyakit
3) Kuratif : Sebagai pengobatan sendiri maupun untuk
mengobati orang lain, sebagai upaya
mendampingi atau mengganti obat jadi.
4) Rehabilitatif : Memelihara kesehatan (Yuningsih, 2012).
4. Penyakit Gangguan Sistem Pencernaan Dan Tanaman Obat
Sistem pencernaan adalah sistem organ makhluk hidup multisel
yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta
mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Secara spesifik, sistem
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
9
pencernaan berfungsi untuk mengambil makanan, memecahnya menjadi
molekul nutrisi yang lebih kecil, menyerap molekul tersebut ke dalam
aliran darah, kemudian membersihkan tubuh dari sisa pencernaan.
Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi
dua kelompok:
a. Saluran pencernaan
Saluran pencernaan merupakan saluran yang kontinyu berupa
tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan,
memecah nya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian
tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di
dalam nya adalah : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus
serta usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh
melalui anus.
b. Organ pencernaan tambahan (aksesoris)
Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu
saluran pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah
terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar
pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui
sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi
sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi,
lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti
kelenjar ludah, hati dan pankreas (Marieb & Hoehn, 2010)
Yang termasuk dalam penyakit gangguan sistem pencernaan
yaitu:
a. Sariawan atau Stomatitis Aptosa Rekurens
1) Pengertian Sariawan
Radang mukosa mulut atau stomatitis adalah radang
yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih
kekuningan. Bercak ini dapat berupa bercak tunggal maupun
berkelompok. Radang mukosa mulut dapat menyerang selaput
lendir pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi serta
langit–langit dalam rongga mulut (Setiati et al., 2014b).
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
10
2) Patofisiologi
Menurut (Setiati et al., 2014b) bahwa faktor penyebab
radang mukosa mulut antara lain:
a) Trauma
Adanya riwayat trauma pada penderita sebagai
gejala awal misalnya tergigit, trauma sikat gigi, pemakaian
peralatan gigi, sehingga terjadi ulser pada mukosa mulut.
b) Infeksi
Radang mukosa mulut bisa terjadi karena infeksi
bakteri (tuberkilosis) atau jamur (kandidiasis) atau virus
(Epstein Barr)
c) Gangguan Pencernaan
Radang mukosa mulut sebelumnya dikenal dengan
nama dyspeptic ulcer namun jarang berkaitan dengan
penyakit gastrointestinal. Adanya hubungan dengan
penyakit ini biasanya karena terjadi defisiensi, terutama
defisiensi vitamin B12 atau asam folat yang terjadi secara
sekunder akibat malabsorbsi.
3) Manifestasi Klinik
Radang mukosa mulut disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain defisiensi vitamin seperti zat besi, asam folat, vitamin
B12 atau B kompleks, psikologis, trauma, endokrin, herediter,
alergi, imunologi, tergigit, luka ketika menyikat gigi, alergi
terhadap makanan ataupun adanya infeksi oleh bakteri, virus
ataupun jamur.
4) Tanaman obat yang berkhasiat sebagai sariawan
a) Ketimun (Cucumis sativus Linn.)
Zat berkhasiat yang terkandung dalam ketimun yaitu
saponin (Sastroamidjojo, 1997).
b) Legetan (Spilanthes acmella Murr.)
Zat berkhasiat yang terkandung dalam legetan yaitu
minyak terbang (spilantheen), spilanthol, phytestorine,
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
11
lemak, cholin, kalium malaat, kalisalpeter (Sastroamidjojo,
1997).
Zat berkhasiat yang terkandung dalam meniran
yaitu phyllantine (Sastroamidjojo, 1997).
c) Pala (Myristica fragrans Houtt.)
Zat berkhasiat yang terkandung dalam pala yaitu
minyak terbang. (Sastroamidjojo, 1997).
d) Pulosari (Alyxia stellata Ret. Sch. )
Zat berkhasiat yang terkandung dalam pulosari yaitu
cumarine, zat samak, zat pahit dan alkaloida
(Sastroamidjojo, 1997).
e) Saga (Abrus precatorius Linn.)
Zat berkhasiat yang terkandung dalam saga yaitu
glycerrizhine pada daun dan akar serta abrin pada biji.
(Sastroamidjojo, 1997).
f) Sembung (Blumea balsamifera Dc.)
Zat berkhasiat yang terkandung dalam sembung
yaitu minyak terbang, kapur barus dan borneol
(Sastroamidjojo, 1997).
b. Diare
1) Pengertian Diare
Diare didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses
tidak berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekuensi
lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Apabila diare berlangsung
kurang dari 2 minggu, disebut sebagai diare akut. Dan apabila
diare berlangsung 2 minggu atau lebih, digolongkan pada diare
kronik. Feses dapat dengan atau tanpa lendir dan darah (Amin,
2015).
2) Patofisiologi
a) Perubahan transport ion aktif yang disebabkan oleh
penurunan absorpsi natrium atau peningkatan sekresi
klorida
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
12
b) Perubahan motilitas usus
c) Peningkatan osmolaritas luminal
d) Peningkatan tekanan hidrostatik (Sukandar et al., 2008).
3) Tanaman obat yang berkhasiat anti diare
a) Anyang-anyang (Elaeocarpus grandiflorus Smith.)
Zat berkhasiat yang terkandung dalam anyang-
anyang yaitu minyak terbang (Sastroamidjojo, 1997).
b) Brotowali (Tinospora perculata Beumee.)
Zat berkhasiat yang terkandung dalam brotowali
yaitu pikoretin (zat pahit); pada daun terdapat alkaloida;
pada akar mengandung berberin dan columbine
(Sastroamidjojo, 1997).
c) Daun prasman (Eupstorium triplinerrve Vahl.)
Zat yang terkandung dalam daun prasman yaitu
minyak terbang dan kumarin (Sastroamidjojo, 1997).
d) Dringo (Acorus calamus Linn.)
Zat yang terkandung dalam dringo yaitu minyak
terbang (Sastroamidjojo, 1997).
e) Jamblang (Eugenia cumini Merr.)
Bagian tanaman yang digunakan yaitu kulit yang
mengandung zat samak 19% (Sastroamidjojo, 1997).
f) Jambu klutuk (Psydium guajava Linn.)
Zat yang terkandung dalam jambu klutuk yaitu zat
samak 90%, minyak, euchenol, damar 3% dan ca-oxalat
oada daun serta zat samak 30% pada kulit (Sastroamidjojo,
1997).
g) Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.)
Zat berkhasiat yang terkandung dalam jati belanda
yaitu lendir 10%, asam damar 9,3%, zat samak 2,7%, zat
pahit, glycose dan minyak lemak (Sastroamidjojo, 1997).
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
13
h) Jambe (Areca catechu Linn.)
Zat yang terkandung dalam jambe yaitu zat samak
(14,2%), alkaloida (arecoline) (Sastroamidjojo, 1997).
i) Gebang (Corupha utan Lamk.)
Zat yang terkandung dalam gebang yaitu zat samak
(Sastroamidjojo, 1997).
j) Kelapa (Cocos nucifera Linn.)
Zat yang terkandung dalam air kelapa yaitu glukosa,
sakarosa, zat putih telur, asam arang dan zat samak
(Sastroamidjojo, 1997).
k) Kunyit (Curcuma longa Auct.)
Zat yang terkadung dalam kunyit yaitu curcumine
(Sastroamidjojo, 1997).
l) Lidah ayam (Polygala glomerata Lour.)
Zat yang terkandung dalam akar dan daun lidah
ayam yaitu methylsalicylat, saponin dan alkaloida
(Sastroamidjojo, 1997).
m) Manggis (Garnicia mangostana Linn.)
Zat yang terkandung dalam dinding buah manggis
yaitu zat sama dan yang terdapat pada getah yaitu damar
dan mangastine (Sastroamidjojo, 1997).
n) Meniran (Phyllanthus niruri Linn.)
Zat yang terkandung dalam meniran yaitu
phyllantine (Sastroamidjojo, 1997).
o) Tapak Liman (Elephantopus scaber Linn.)
Zat yang terkandung dalam tapak liman yaitu glikosida
(Sastroamidjojo, 1997).
c. Hepatitis
1) Pengertian Hepatitis
Hepatitis digunakan untuk semua jenis peradangan hati
(liver). Hepatitis dapat disebabkan oleh virus, obat-obatan
termasuk obat tradisional. Hepatitis yang paling banyak yaitu
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
14
hepatitis yang disebabkan oleh virus. Hepatitis yang disebabkan
oleh virus memiliki banyak tahapan (akut, fulminan, dan kronis)
tergantung dari durasi atau keparahan infeksi (Sukandar et al.,
2008)
2) Patofisiologi Hepatitis virus akut
Virus dapat masuk ke sirkulasi dan terakumulasi pada
sinusoid hati dan bagian dalam dari hepatosit. Selanjutnya virus
akan bereplikasi di hepatosit dan menyebar masuk ke dalam
darah empedu dan cairan tubuh yang lain. Masa inkubasi
bervariasi. Virus hepatotropik menyebabkan luka pada hati
dikarenakan respon imun host atau dari virus langsung melukai
hepatosis seluler dan respon imun humoral secara langsung
melewati antigen virus (Sukandar et al., 2008).
3) Patofisiologi Hepatitis virus kronis
Pasien dengan hepatitis virus kronis memiliki lifosit
sitotoksik dan respon limfosit CD4 yang lemah. Pasien dengan
infeksi kronis HBC mengalami kekurangan produksi limfosit
sitotoksik atau respon interferon lemah, yang menyebabkan
limfosit tidak dapat mengarah ke sel target yang terinfeksi. Jika
replikasi virus terus terjadi dan kerusakan hepatosit tidak dapat
dihambat, maka hepatosit yang berfungsi akan menurun
bertahap. Fibrosis yang terjadi pada mekanisme perbaikan sela
akan merusak arsitektur dasar sel dan terjadilah nodul hepatik.
Fibrosis hati dengan nodul yang menyebar disebut sirosis
(Sukandar et al., 2008).
4) Manifestasi klinik
a) Infeksi dibagi menjadi 3 tahap didasarkan pada serologik
virus, inkubasi, hepatitis akut, dan penyembuhan.
b) Pada sebagian besar pasienhepatitis virus akut hanya
menunjukkan gejala ringan dan kerusakan pada sedikit
hepatosit. Penyakit hepatitis dengan gejala ringan dikekanl
dengan hepatitis anekterik.
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
15
c) Sebagian pasien menglami kerusakan hepatosi yang cukup
banyak sehingga terjadi perubahan fungsi hati bermakna
yang ditandai dengan menurunnya metabolisme dan aliran
bilirubin menyebabkan terjadinya jaundice.
d) Tahap preikterik sering berkaitan dengan gejala infleunza
yang tidak spesifik seperti anoreksia, mual, muntah, rasa
lelah dan malaise. Fase ikterik pada umumnya disertai
dengan demam, mual, untah, sakit perut, urin berwarna
gelap, acholic stools (tinja tanpa empedu).
e) Gejala klinik disertai dengan kenaikan sedang sampai
bermakna serum bilirubin, gama-globulin dan hepatik
transaminase (4-10 kali normal). Serologik virus dan
antibodi dapat dideteksi pada tahap ini (Sukandar et al.,
2008).
5) Tanaman yang berkhasiat sebagai obat hepatitis
a) Kasumba keling (Bixa orellana Linn.)
Zat berkhasiat yang terkandung dalam kasumba
keling yaitu bixine, orelline, glikosida dan zat samak
(Sastroamidjojo, 1997).
b) Kunyit (Curcuma longa Auct.)
Zat yang terkandung dalam kunyit yaitu curcumine
(Sastroamidjojo, 1997).
c) Papaya (Carica papaya Linn.)
Zat berkhasiat yang terkandung dalam papaya yaitu
papaine, papayotine, papayachine. Dalam daun terkandung
zat carpaine. Dalam kulit akar mengandung zat kalium
myronaat (glikosida) dan myrosine (Sastroamidjojo, 1997).
d) Papare (Momordica Charantia Linn.)
Zat yang terkandung dalam daun papare yaitu zat
pahit momardicima, damar, asam damar dan minyak lemak
(Sastroamidjojo, 1997).
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
16
d. Sakit lambung
1) Refluks gastroesofagus (GERD)
a) Pengertian Refluks Gastroesofagus
Refluks gastroesofagus adalah gerakan membalik isi
lambung menuju esofagus. Ketika esofagus berulangkali
kontak dengan material refluks untuk jangka waktu yang
lama, dapat terjadi inflamasi esofagus (refluks esofagus)
(Sukandar et al., 2008).
b) Patofiologi Refluks Gastroesofagus
(1) Kebanyakan pasien RGE, permasalahannya bukan
karena produksi asam yang berlebih, akan tetapi kontak
yang terlalu lama antara asam yang diproduksi dengan
mukosa esofagus.
(2) RGE sering kali disebabkan karena rusaknya tekanan
LES (Lower Esophageal Sphincter). Pasien mungkin
mengalami penurunan tekanan LES karena relaksasi
spontan LES, peningkatan sementara tekanan
abdominal atau lemahnya LES. Variasi makanan dan
obat dapat menurunkan tekanan LES.
(3) Masalah lain dalam mekanisme pertahanan mukosa
normal juga dapat menyebabkan berkembangnya RGE
diantaranya adalah terlalu lamanya esofagus terpapar
dengan asam.
(4) Faktor-faktor agresif yang dapat meningkatkan
kerusakan esofagus akibat refluks gastroesofagus
adalah asam lambung, pepsin, asam empedu dan enzim
pankreas. Komposisi dan volume refluks merupakan
faktor yang paling penting dalam menentukan akibat
refluks gastroesofagus (Sukandar et al., 2008).
c) Manifestasi klinik
Gejala yang khas yaitu rasa panas dalam perut atau
pirosis. Hal ini digambarkan sebagai sensasi hangat atau
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
17
panas substernal yang dapat menyebar ke leher dan sering
kali memburuk akibat aktivitas yang memperburuk refluks
esofagus ( posisi terlentang, terlalu membungkuk, makan
makanan yang tinggi lemak). Gejala yang lainnya yaitu
hipersaliva, bersendawa dan muntah (Sukandar et al.,
2008).
2) Tukak peptik
a) Pengertian tukak peptik
Tukak peptik adalah gangguan tukak pada saluran
pencernaan bagian atas yang pembentukannya memerlukan
asam dan pepsin. Tukak berbeda dengan gastritis karena
tukak mencapai mucosa muscularis. Tukak dibagi menjadi
3 bentuk yaitu ulcer yang disebakan oleh Helicobacter
pylori, obat anti inflamasi non steroid (NSAID) dan
kerusakan mukosa yang berhubungan dengan stres (ulcer
stress) (Sukandar et al., 2008).
b) Patofisiologi tukak peptik
(1) Kebanyakan tukak terjadi dengan adanya asam dan
pepsin saat H. Pylori, NSAID atau faktor lain
mengganggu pertahanan mukosa normal dan
mekanisme penyembuhan. Tingkat minimal dari
sekresia asam lambung adalah penting untuk
pembentuk tukak. Sekresi basal asam basal pada malam
hari biasanya dapat memperparah pasien dengan
penyakit tukak duodenal.
(2) NSAID kronis (aspirin) digunakan untuk penyakit yang
berhubungan dengan erosi pendarahan gastrik, tukak
duodenal dan tukak lambung. NSAID dapat
menyebabkan luka gastroduodenal melalui 2 cara yaitu
secara langsung atau iritasi topikal dari jaringan epitel
dan dengan menghambat sintesa sistem endogenous
mukosa saluran cerna yaitu prostaglandin.
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
18
(3) Merokok dapat meningkatkan resiko tukak dan
besarnya sebanding dengan banyaknya rokok yang
dihisap setiap harinya. Merokok dapat mengganggu
proses penyembuhan penyakit tukak dan kemungkinan
penyakit tersebut dapat kambuh lagi (Sukandar et al.,
2008).
c) Manifestasi klinik
(1) Kebanyakan pasien dengan tukak duodenal mengalami
kesakitan pada malam hari sehingga membangunkan
mereka dari tidur, yang terjadi selama 12 jam malam
dan jam 3 pagi
(2) Kesakitan berlangsung selama 1 hingga 3 jam setelah
makan dan biasanya rasa sakit akan berkurang dengan
makan.
(3) Pasien tukak sering mendapatkan sindrom dispeptik
seperti rasa panas dalam perut dan perut gembung.
Mual, muntah anoreksia dan turun berat badan
(Sukandar et al., 2008).
d) Tanaman yang digunakan sebagai obat lambung
(1) Daun kentut (Paedoria foetida Linn.)
Zat yang terkandung dalam daun kentut yaitu skatol
atau indol (Sastroamidjojo, 1997).
(2) Jahe (Zingiber officinale Rosc.)
Zat yang terkandung dalam jahe yaitu gingerol
(Sastroamidjojo, 1997).
(3) Kaki kuda (Centella asiatica Urban.)
Zat yang terkandung dalam kaki kuda yaitu vellarine
(pada akar) dan zat samak (pada daun) (Sastroamidjojo,
1997).
(4) Mungsi (Carum copticum Benth.)
Zat yang terkandung dalam mungsi yaitu minyak
terbang (Sastroamidjojo, 1997).
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
19
(5) Pala (Myristica fragans Houtt.)
Zat yang terkandung dalam pala yaitu minyak terbang
(Sastroamidjojo, 1997).
e. Konstipasi
1) Pengertian konstipasi
Konstipasi merupakan periode buang air besar kurang
dari 3 kali seminggu untuk wanita dan 5 kali seminggu untuk
pria atau periode tanpa pergerakan usus selama 3 hari (Sukandar
et al., 2008).
2) Patofisiologi konstipasi
Konstipasi pada umumnya terjadi akibat dari rendahnya
konsumsi serat atau penggunaan obat-obat yang dapat
menimbulkan konstipasi seperti opiat. Yang dapat menyebabkan
konstipasi juga antara lain gangguan sistem pencernaan ,
gangguan metabolisme dan gangguan endokrin (Sukandar et al.,
2008).
3) Manifestasi klinik
Pasien mengeluh tentang rasa tidak nyaman dan perut
kembung, pergerakan usus yang hilang timbul, feses dengan
ukuran kecil, perasaan penuh dan kesulitan serta sakit saat
mengeluarkan feses (Sukandar et al., 2008).
4) Tanaman yang digunakan sebagai obat konstipasi
a) Aren (Arenga pinnata Merr.)
Zat yang terkandung dalam aren yaitu sakarosa dan glukosa
(Sastroamidjojo, 1997).
b) Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.)
Zat berkhasiat yang terkandung dalam bangle yaitu minyak
atsiri, damar, pati dan tanin (Sastroamidjojo, 1997).
e) Kunyit (Curcuma longa Auct.)
Zat yang terkadung dalam kunyit yaitu curcumine
(Sastroamidjojo, 1997).
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
20
f) Papaya (Carica papaya Linn.)
Zat berkhasiat yang terkandung dalam papaya yaitu
papaine, papayotine, papayachine. Dalam daun terkandung
zat carpaine. Dalam kulit akar mengandung zat kalium
myronaat (glikosida) dan myrosine (Sastroamidjojo, 1997).
g) Temulawak (Curcuma xanthoriza Roxb.)
Zat yang terkandung dalam rhizoma temulawak yaitu pati
(Sastroamidjojo, 1997).
f. Radang usus
1) Pengertian radang usus
Radang usus idiopatik ada dua bentuk yaitu radang usus
besar dan penyakit crohn. Radang usus besar adalah radang
pada mukosa kolon dan rektum . Penyakit Crohn adalah radang
transmural mukosa saluran cerna yang dapat terjadi pada
berbagai saluran cerna (Sukandar et al., 2008).
2) Patofisiologi radang usus
a) Penyebab radan usus adalah infeksi atau immunologik.
Mikroorganisme diduga sebagai penyebab awal radang
usus. Teori imunologi berasumsi bahwa radang usus
disebabkan oleh reaksi sistem imun yang tidak sesuai.
b) Merokok menyebabkan peningkatan penyakit Crohn
(Sukandar et al., 2008)
3) Manifestasi klinik
a) Radang usus besar
(1) Kebanyak pasien dengan radang usus besar mengalami
serangan hilang-timbul setelah interval waktu yag
bervariasi tanpa gejala.
(2) Pasien dengan gejala ringan, mengalami <4 kali buang
air besar perhari dengan atau tanpa darah dan laju
endap eritrosit normal.
(3) Pasien dengan penyakit sedang mengalami >4 kali
buang air besar perhari tetapi dengan gangguan
sistemik minimal.
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
21
(4) Pasien dengan penyakit berat, mengalami lebih adri
enam kali buang air besar perhari dengan darah, dengan
adanya gangguan sistemik yang ditunjikkan dengan
adanya demam, takikardi, anemia atau laju endap
eritrosit > 30 (Sukandar et al., 2008).
b) Penyakit crohn
Penyakit crohn ditandai dengan diare dan nyeri
perut atau lesi perirektum/perianal (Sukandar et al., 2008).
4) Tanaman yang digunakan sebagai obat radang usus
a) Kaki kuda (Centella asiatica Urban.)
Zat yang terkandung dalam kaki kuda yaitu
vellarine (pada akar) dan zat samak (pada daun)
(Sastroamidjojo, 1997).
b) Kapuk (Eriodendron aufractuosum D.C.)
Zat yang terkandung dalam kapuk yaitu zat samak,
getah akan berwarna merah ketika kering (Sastroamidjojo,
1997).
c) Legundi (Vitex trifolia Linn.)
Zat yang terkandung dalam legundi yaitu minyak
terbang, cineol dan alkaloida (Sastroamidjojo, 1997).
d) Lidah buaya (Aloe vera Linn.)
Zat yang terkandung dalam lidah buaya yaitu aloe
emodin (Sastroamidjojo, 1997).
e) Turi (Sesbania grandiflora Pers.)
Zat yang terkandung dalam turi yaitu getah (gom) dan
zat merah (Sastroamidjojo, 1997).
g. Mual muntah
1) Pengertian mual muntah
Mual merupakan keinginan untuk muntah atau gejala
yang dirasakan di tenggorokan dan di daerah sekitar
lambung,yang menandakan kepada seseorang bahwa ia kan
segera muntah. Muntah merupakan pengeluaran isi lambung
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
22
melalui mulut, yang seringkali membutuhkan dorongan yang
sangat kuat (Sukandar et al., 2008).
2) Patofisiologi mual muntah
a) Tiga tahapan yang saling berurutan dan berikatan dari
emesis melalui mual, kontraksi perut dan muntah. Mual
sangat erat dengan keinginan untuk muntah dan dikaitkan
dengan kaku lambung. Gerakan mutah yang tidak disadari
adalah gerakan otot perut dan otot rongga dada sebelum
muntah. Tahapan akhir dari mual dan muntah yaitu
dorongan kuat isi lambung karena retroperistalsis.
b) Muntah dipicu oleh rangsangan impuls afferen ke pusat
muntah, sel-sel nukleus di medulla. Rangsangan diterima
dari pusat sensor, seperti kemoreseptor (Chemoreceptor
Trigger Zone), korteks serebri dan aferen viseral dari faring
dan saluran cerna. Saat terangsang impuls aferen diintegrasi
di pusat pengatur muntah, menghasilkan rangsangan ke
pusat salivasi, pusat pernafasan, faringeal, saluran cerna dan
otot-otot perut yang menyebabkan muntah.
c) CTZ yang terletak di area postrema ventrikel keempat otak
adalah organ utama sensor kimia untuk emesis dan
seringkali berhubungan dengan zat kimia yang dapat
menyebabkan muntah.
d) Banyak reseptor-reseptor neurotransmitter terletak di pusat
pengatur muntah, CTZ dan di saluran cerna (Sukandar et
al., 2008).
3) Manifestasi klinik
a) Mual dan muntah di klasifikasikan secara sederhana dan
kompleks.
b) Kriteria mual muntah sederhana yaitu muncul kadang-
kadang dan dapat sembuh sendiri atau dengan penggunaan
minimal metode atau obat antiemetik; Pada pasien yang
mengalami gangguan kesehatan ringan seperti
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
23
ketidakseimbangan cairan elektrolit, nyeri atau yang tidak
patuh terhadap terapi; yang bukan disebabkan oleh
pemberian atau penggunaan zat-zat yang berbahaya.
c) Kondisi kompleks meliputi gejala yang tidak cukup di atasi
oleh terapi tunggal antiemetik yang menyebabkan pasien
mengalami kemunduran akibat ketidakseimbangan cairan
elektrolit, nyeri atau yang tidak patuh terhadap terapi atau
yang disebabkan oleh zat berbahaya dan keadaan
psikogenik.
d) Mual dan muntah seringkali terjadi setelah operasi (perut,
mata telinga, hidung dan tenggorokan) yang pada umumnya
berkaitan dengan kejadian mual dan muntah dua kali lipat
lebih sering daripada penyebab lainnya. Perempuan
mengaami kejadian mual dan muntah tiga kali lipat lebih
banyak dibanding pria, dan tidak tergantung pada tipe
operasi atau anestesi yang diberikan. Anak-anak memiliki
kecenderungan mual dan muntah dua kali lebih banyak
dibandingkan dewasa.
e) Faktor resiko lainnya yang dapat dihubungkan dengan
meningkatnya gejala setelah operasi meliputi pasien dengan
kelebihan berat badan, bertambahnya umur, riwayat muntah
karena gerakan (motion sickness) atau sesudah pembedahan,
terapi obat seperti obat premedikasi dan anastesi.
f) Banyak wanita mengalami mual dan muntah selama masa
kehamilan (Sukandar et al., 2008).
4) Tanaman yang digunakan sebagai obat mual muntah
a) Katumbar (Cariandrum sativum Linn.)
Zat yang terkandung dalam katumbar yaitu sabinen,
geraniol, skopoletin, felandren, kamfena, linalool dan a-
karpinene (Sastroamidjojo, 1997).
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
24
h. Pankreatitis
1) Pengertian pankreatitis
Peyakit pankreatitis akut (PA) merupakan inflamasi
pankreas yang disertai dengan rasa sakit hebat pada perut bagian
atas dan peningkatan konsentrasi serum lipase dam amilase.
Mayoritas pasien dengan PA ringan akan sembuh total, namun
PA berat akan mengalami komplikasi lokal seperti penumpukan
cairan akut, nekrosis pankreas, abses dan pseudosit.
Penyakit pankreatitis kronis (PK) merupakan sindrom
kerusakan dan inflamasi pankreas akibat kerusakan pankreas
berkepanjangan. Karakteristik PK adalah fibrosis yang
irreversible dan kerusakan jaringan eksokrin dan endokrin,
tetapi bukan suatu penyakit yang progresif. Kebanyak pasien
menderita seperti sakit pada abdomen periodik. Kegagalan
pankreas progresif menyebabkan gangguan pencernaan dan
diabetes mellitus (Sukandar et al., 2008).
2) Patofisiologi pankreatitis
a) Penyakit pankreatitis akut (PA)
(1) PA diawali dengan aktivasi awal zimogen pankreas
(enzim yang tidak aktif) dalam sel asinar, iskemik
pankreas atau sumbatan saluran pankreas.
(2) Pelepasan enzim pankreas yang aktif secara langsung
menyebabkan kerusakn lokal dan sekitarnya. Tripsin
akan merusak membran sel dan mengaktifkan enzim-
enzim pankreas lainnya. Lipase merusak sel-sel lemak,
memproduksi zat yang merusak, menyebabkan
penyakit pankreas lanjut dan rasa sakit pada pankreas
bertambah.
(3) Pelepasan sitokin merusak sel asinar dan meningkatkan
respon radang. Sel asinar yang rusak akan melepas
kemotaksis dan menarik neutrofil, makrofag, dan sel
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
25
lain ke daerah inflamasi, meningkatkan permeabilitas
kapiler yang menyebabkan udem.
(4) Infeksi pankreas mungkin akibat dari meningkatnya
permeabilitas usus halus dan translokasi bakteri koloni
(5) Komplikasi lokal meliputi perut kembung, nekrosis
pankreas, pembentukan pseudosit dan asites pankreas
(Sukandar et al., 2008).
b) Penyakit pankreas kronik (PK)
(1) PK merupakan penurunan fungsi pankreas yang
bersifat irreversible. Kerusakan permanen dari
kerusakan pankreas menyebabkan gangguan eksokrin
dan endokrin.
(2) Etanol menyebabkan peningkatan inflamasi hingga
nekrosis jaringan dan dengan berjalannya waktu terjadi
fibrosis.
(3) Rasa sakit pada abdomen mungkin berhubungan
dengan peningkatan tekanan intraduktal yang timbul
akibat sekresi pankreas, inflamasi pankreas dan
abnormalitas saraf pankreas.
(4) Malabrsorpsi protein dan lemak terjadi pada penurunan
sekresi enzim sampai 90% . Sekresilipase menurun
lebih cepat daripada enzim proteolitik. Penurunan
bikarbonat menurunkan pH duodenal <4 (Sukandar et
al., 2008).
3) Manifestasi klinik
a) Penyakit pankreas akut
(1) Gambaran awal dari sakit tidak nyaman di perut
sampai sakit menusuk, syok, dan gangguan pernafasan.
Nyeri perut (95%), biasanya di epigastrik, menyebar ke
kuadran atas belakang. Awalnya tiba – tiba dan
digambarkan sebagai sakit seperti tersayat atau
menusuk. Nyeri cenderung menetap untuk beberapa
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
26
hari. Mual, muntah (85%) dan umumnya diikuti nyeri.
Abdomen yang rusak bisa menimbulkan rasa sakit,
syok, pernapasan yang tidak norma. Sakit pada
abdomen merupakan gejala, utama dari epigastrik, dan
radiasi. Gejala ini terjadi secara spontan, dengan
adanya intensitas yang sama. Pada umumnya rasa sakit
ini bisa berhari – hari. Apalagi saat muntah yang selalu
disertai rasa sakit.
(2) Gambaran umum yang berkaitan dengan penyebaran
inflamasi dan nekrosis, ditandai dengan adanya
epigastrik lunak, distensi abdomen, hipotensi dan
demam ringan. Pada kasus berat, bunyi perut
berkurang atau hilang. Sesak napas dan sakit takipnea
adalah tanda komplikasi komplikasi pernapasan akut.
b) Penyakit pankreatitis kronis
(1) Gambaran utama adalah sakit perut, malabsorpsi,
penurunan berat badan, dan diabetes kuning (jaundice)
terjadi pada 10% pasien.
(2) Sakit yang dilaporkan pasien adalah nyeri tumpul pada
perut yang menyebar kebelakang. Dapat terjadi nyeri
yang episode atau konsisten. Nyeri terasa dalam sering
malam hari dan tidak memberi respons pada
pengobatan. Mual, muntah sering menyertai nyeri.
Serangan berat berakhir dari beberapa hari sampai
beberapa minggu dan bertambah parah dengan makan
dan melemah dengan berhentinya minum alkohol.
(3) Steathothea (Kehilangan lemak melalui feses) dan
zontorrhea (kehilangan protein melalui feses) sering
dijumpai pada kebanyakan pasien dan menyebabkan
kehilangan berat badan.
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
27
(4) Diabetes pankreas sering terlambat muncul dan ini
umumnya berkaitan dengan klasifikasi pankreas.
Neuropati kadang terjadi (Sukandar et al., 2008).
i. Sirosis dan Hipertensi portal
1) Pengertian mual sirosis
Sirosis merupakan hasil akhir dari rusaknya hepatosit
yang ditandai dengan rusaknya struktur normal hati akibat
terbentuknya jaringan ikat dan nodul. Hipertensi portal
merupakan komplikasi dari sirosis (Sukandar et al., 2008)
2) Patofisiologi sirosis dan hipertensi portal
Struktur permanen hati berunah karena kerusakan sel
yang berkepanjangan ( penyakit hati kronis ≥ 6 bulan). Sebagian
besar gangguan hati kronis berkembang menjadi sirosis yang
ditandai dengan terbentuknya jaringan ikat dan jarigan parut
serta nodul. Proses perkembangan tersebut irreversibel dan
dapat menyebabkan gagal hati. Sering kali sirosis hati
berkembang menjadi kanker hati.
Jaringan parut yang terjadi dapat menghambat aliran
darah yang masuk ke hati yang berakibat pada peningkatan
tekanan darah di vena portal (hipertensi portal). Hipertensi
portal juga dapat terjadi akibat pembengkakan hati, sumbatan di
vena portal, hambatan aliran darah dari vena hepatik ke jantung.
Hipertensi portal menyebabkan menumpuknya cairan di ruang
peritonial (asites) dan pembesaran limfa. Penyakit hati lanjut
menyebabkan menurunnya sintesa protein plasma sehingga
terjadi udem interstitial yang menyeluruh (Sukandar et al.,
2008).
3) Manifestasi klinik
a) Keluhan pasien yang biasa terjadi yaitu pruritus, urin
berwarna gelap, ukuran lingkar pinggang meningkat,
turunnya selera makan dan turunnya berat badan. Ikterus
(kuning pada kulit dan mata) muncul kemudian.
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
28
b) Tanda klinik kalsik pada sirosis adalah telapak tangan
merah, pelebaran pembuluh darah, ginekomastia bukan
tanda spesifik. Tanda yang khas pada sirosis adalah
peningakatan waktu protombin (Sukandar et al., 2008).
5. Karakteristik Kecamatan Dayeuhluhur
Gambar 2.1 Peta Kecamatan Dayeuhluhur (Badan Pusat Statistik,
2016)
Dayeuhluhur adalah sebuah kecamatan keturunan Tatar Pasundan
di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. Dayeuhluhur adalah
salah satu kecamatan yang ada di Cilacap yang mengamalkan budaya
Sunda.
Luas wilayah Kecamatan Dayeuhluhur adalah 18,506 Ha dan
sebagian besar kondisi geografis berupa pegunungan. Ketinggian
kecamatan dayeuhluhur 198 mdpl yang merupakan wilayah tertinggi di
Kabupaten Cilacap dan beriklim tropis. Kecamatan Dayeuhluhur
termasuk dalam wilayah Kabupaten Cilacap dan berada paling barat
berjarak kurang lebih 120 Km dari Kota Cilacap.
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
29
Dayeuhluhur mempunyai 14 desa yaitu Bingkeng, Bolang,
Cijeruk, Cilumping, Ciwalen, Datar, Dayeuhluhur, Hanum, Kutaagung,
Matenggeng, Panulisan, Panulisan timur, Panulisan barat, Sumping hayu.
Jumlah penduduk kecamatan Dayeuhluhur tahun 2015 yaitu
49.749 jiwa yang terdiri dari 24.675 penduduk laki-laki dan 25.074
penduduk perempuan. Sebagian besar mata pencaharian sebagai petani.
Kecamatan dayeuhluhur memiliki sarana prasarana kesehatan yaitu
hanya ada 2 puskesmas, 5 puskesmas pembantu, 12 poskesdes dan 63
posyandu , serta 3 orang dokter, 28 bidan, 27 para medis lain dan 47
dukun bayi (Badan Pusat Statistik, 2016).
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
30
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
Perizinan
Menentukan sampel penelitian :
1. Informan (dukun bayi, dukun
pijat, produsen jamu dan
penjual jamu) Dengan cara :
nonprobably sampling dengan
teknik purposive sampling
Pengambilan data sampel :
Wawancara informan mengenai
jenis-jenis tumbuhan, penggunaan
atau pemanfaatan jenis-jenis
tumbuhan yang digunakan sebagai
obat tradisional pada sistem
pencernaan di Kecamatan
Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap
Perizinan :
1. Surat pengantar dari fakultas
2. KESBANGPOL Cilacap
3. BAPPEDA Cilacap
4. Surat pengantar dari
kecamatan untuk tiap desa
5. Ethical Clearance
Survei lokasi dan jumlah
pengobat tradisional di
Kecamatan Dayeuhluhur
Analisis data :
1. Deskriptif
2. Determinasi
Analisis Hasil : Analisis deskriptif kualitatif dan penyusunan laporan akhir
Pengambilan data sampel
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018
31
D. Hipotesis
1. Tumbuhan yang digunakan sebagai obat gangguan sistem pencernaan di
Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap yaitu dari famili
Euphorbiaceae dan Zingiberaceae.
2. Penggunaan tanaman sebagai obat gangguan sistem pencernaan pada
masyarakat di Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap paling sering
dengan cara direbus.
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan... Rina Rayagunita Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2018