35
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Hasil-hasil penelitian yang dijadikan perbandingan tidak terlepas dari topik penelitian yaitu etnofarmakologi. Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan olehPermatasari, Diniatik & Hartanti (2011) dengan judul “Studi Etnofarmakologi Obat Tradisional sebagai Anti Diare di Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas”. Hasil penelitian menunjukkan obat tradisional masih digunakan, terutama oleh para pengrajin jamu, dukun bayi, pengobat tradisional. Pengrajin jamu, dukun bayi, dan pengobat tradisional kebanyakan mendapatkan pengetahuan tentang obat tradisional dari nenek moyangnya secara turun-temurun. Tanaman yang digunakan untuk diare yaitu jambu biji, kara, ketumbel, kunyit, lengkuas, manggis, nangka, pala, patikan kebo, dan pepaya. Masyarakat baturaden menggunakan tumbuhan tersebut dengan cara dimakan langsung, direbus, diseduh, diremas-remas sebagai anti diare. Penelitian dilakukan oleh Handayani (2015)dengan judul “Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat oleh Masyarakat Sekitar Cagar Alam Gunung Simpang Jawa Barat”. Hasil dari penelitian ini bahwa masyarakat Sunda yang ada di Dusun Miduana memanfaatkan 74 jenis tumbuhan dari 40 suku sebagai bahan obat. Staurogyne elongata merupakan jenis yang paling berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan obat. Jenis ini berkhasiat mengobati penyakit persendian yang banyak dialami oleh masyarakat Miduana dan memiliki cara penggunaannya yang mudah. Penelitian juga telah dilakukan oleh Fajrin, Ibrahim & Nugrahani (2015) dengan judul “Studi Etnofarmasi Suku Dondo Kecamatan Dondo Kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah”. Hasil dari penelitian ini bahwa tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh suku Dondo di kecamatan Dondo kabupaten Tolitoli diketahui 56 spesies tumbuhan obat yang terdiri dari 32 Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/8915/3/DEBY INDA LESTARI_BAB II.pdfsecara turun-temurun. Tanaman yang digunakan untuk diare yaitu jambu biji, kara,

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Hasil Penelitian Terdahulu

    Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian

    terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian.

    Hasil-hasil penelitian yang dijadikan perbandingan tidak terlepas dari topik

    penelitian yaitu etnofarmakologi.

    Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan olehPermatasari,

    Diniatik & Hartanti (2011) dengan judul “Studi Etnofarmakologi Obat

    Tradisional sebagai Anti Diare di Kecamatan Baturaden Kabupaten

    Banyumas”. Hasil penelitian menunjukkan obat tradisional masih digunakan,

    terutama oleh para pengrajin jamu, dukun bayi, pengobat tradisional.

    Pengrajin jamu, dukun bayi, dan pengobat tradisional kebanyakan

    mendapatkan pengetahuan tentang obat tradisional dari nenek moyangnya

    secara turun-temurun. Tanaman yang digunakan untuk diare yaitu jambu biji,

    kara, ketumbel, kunyit, lengkuas, manggis, nangka, pala, patikan kebo, dan

    pepaya. Masyarakat baturaden menggunakan tumbuhan tersebut dengan cara

    dimakan langsung, direbus, diseduh, diremas-remas sebagai anti diare.

    Penelitian dilakukan oleh Handayani (2015)dengan judul

    “Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat oleh Masyarakat Sekitar Cagar

    Alam Gunung Simpang Jawa Barat”. Hasil dari penelitian ini bahwa

    masyarakat Sunda yang ada di Dusun Miduana memanfaatkan 74 jenis

    tumbuhan dari 40 suku sebagai bahan obat. Staurogyne elongata merupakan

    jenis yang paling berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan obat. Jenis

    ini berkhasiat mengobati penyakit persendian yang banyak dialami oleh

    masyarakat Miduana dan memiliki cara penggunaannya yang mudah.

    Penelitian juga telah dilakukan oleh Fajrin, Ibrahim & Nugrahani

    (2015) dengan judul “Studi Etnofarmasi Suku Dondo Kecamatan Dondo

    Kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah”. Hasil dari penelitian ini bahwa

    tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh suku Dondo di kecamatan Dondo

    kabupaten Tolitoli diketahui 56 spesies tumbuhan obat yang terdiri dari 32

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 5

    jenis familia, dan organ tumbuhan yang digunakan antara lain daun, tangkai

    daun, batang, kulit batang, bunga, buah, biji, rimpang, umbi, dan herba.

    Adapun cara pengolahannya antara lain direbus, ditumbuk, disangrai, dibakar,

    diperas, diseduh dan cara penggunaannya diminum, dimakan, dikunyah,

    dihirup uapnya, dioles, ditempelkan atau dikompreskan, dipakai mandi,

    diikatkan, diteteskan, dan digosok di tempat yang sakit.

    Penelitian juga dilakukan oleh Bana, Khumaidi & Pitopang (2016)

    dengan judul “Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Kaili Rai

    di Desa Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah”.

    Hasil dari penelitian ini jenis tumbuhan yang di manfaatkan sebagai obat

    tradisional di desa taripa berjumlah 41 spesies tumbuhan, yang termasuk

    dalam 28 famili. Spesies yang paling dominan dimanfaatkan sebagai obat

    tradisional antara lain adalah dari famili Zingiberaceae dan Lamiaceae yang

    masing-masing terdiri dari 4 spesies. Masyarakat Desa Taripa menggunakan

    tumbuhan obat dengan cara direbus, ditumbuk, dikunyah, diperas, dioles, dan

    digosok.

    Penelitian selanjunya oleh Yasir & Asnah (2017) dengan judul

    “Pemanfaatan jenis tumbuhan Obat Tradisional di Desa Batu Hamparan

    Kabupaten Aceh Tenggara”. Hasil penelitian bahwa ditemukan 46 spesies

    dari 30 famili jenis tumbuhan obat tradisional yang dapat dimanfaatkan di

    Desa Batu Hamparan Kabupaten Aceh Tenggara. Penggunaannya dengan

    caradioles, direbus, dan ditempelkan.

    B. Landasan Teori

    1. Etnofarmakologi

    Etnofarmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari

    tentang kegunaan tumbuhan yang memiliki efek farmakologi dalam

    hubungannya dengan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan oleh suatu

    suku bangsa (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2015).

    Etnofarmakologi merupakan ilmu mempelajari tumbuhan obat dan

    farmakologinya untuk mencegah, mengobati penyakit umum,

    mendokumentasikan pengetahuan tradisional melalui evaluasi fungsi

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 6

    tumbuhan obat (Arayne, M. S. &Bahadur, 2007 dalam Mirdeilami et al.,

    2011).

    2. Obat Tradisional

    a. Definisi Obat Tradisional

    MenurutBadan Pengawas Obat dan Makanan(2005), Obat

    Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan tumbuhan, bahan

    hewan, bahan mineral, sediaan sariaan (galenik) atau campuran dari

    bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk

    pengobatan berdasarkan pengalaman.

    Menurut Kementrian Kesehatan RI (2012) pada Permenkes

    Nomor 6 Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional,

    obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari

    tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran

    dari bahan tersebut yang secara turun-temurun digunakan untuk

    pengobatan sesuai norma yang berlaku di masyarakat.

    b. Sumber Perolehan Obat Tradisional

    Zaman yang sudah modern ini, obat tradisional dapat

    diperoleh dari berbagai sumber(Lestari & Suharmiati, 2006), yaitu:

    1) Obat Tradisional Buatan Sendiri

    Pada zaman dahulu nenek moyang mempunyai

    kemampuan untuk menggunakan ramuan tradisional untuk

    mengobati keluarga sendiri. Obattradisional seperti inilah yang

    mendasari berkembangnya pengobatan tradisional di Indonesia.

    Oleh pemerintah, cara tradisional ini dikembangkan dalam

    program TOGA (Tanaman Obat Keluarga) Program ini lebih

    mengacu pada swamedikasi, yaitu pencegahan dan pengobatan

    ringan pada keluarga.

    2) Obat Tradisional dari Pembuat Jamu (Herbalis)

    a) Jamu Gendong

    Salah satu penyedia obat tradisional yang paling

    sering ditemui adalah jamu gendong. Jamu yang disediakan

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 7

    dalam bentuk minuman ini sangat digemari oleh

    masyarakat. Umumnya jamu gendong menjual kunyit asam,

    sinom, mengkudu, pahitan, beras kencur, cabe puyang, dan

    gepyokan.

    b) Peracik Jamu

    Bentuk jamu menyerupai jamu gendong tetapi

    kemanfaatannya lebih khusus untuk kesehatan, misalnya

    untuk kesegaran, menghilangkan pegal linu, dan batuk.

    c) Obat Tradisional dari Tabib

    Dalam praktik pengobatannya, tabib menyediakan

    ramuannya yang berasal dari tanaman. Selain memberikan

    ramuan, para tabib umumnya mengombinasikan teknik lain

    seperti spiritual atau supranatural.

    d) Obat Tradisional dari Shinse

    Shinse merupakan pengobatan dari etnis Tionghoa

    yang mengobati pasien dengan menggunakan obat

    tradisional. Umumnya bahan-bahan tradisional yang

    digunakan berasal dari Cina. Obat tradisional Cina

    berkembang baik di Indonesia dan banyak diimpor.

    e) Obat Tradisional Buatan Industri

    Departemen kesehatan membagi industri obat

    tradisional menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu Industri Kecil

    Obat Tradisional (IKOT) dan Industri Obat Tradisional

    (IOT). Industri farmasi mulai tertarik untuk memproduksi

    obat tradisional dalam bentuk sediaan modern berupa Obat

    Herbal Terstandar (OHT) dan Fitofarmaka seperti tablet dan

    kapsul.

    3. Tumbuhan Obat

    Tumbuhan obat adalah semua tumbuhan baik yang sudah ataupun

    belum dibudidayakan, dapat digunakan sebagai obat, berkisar dari yang

    terlihat dengan mata hingga yang nampak di bawah mikroskop (Hamid,

    Hadad & Rostiana, 1991 dalam Nugraeni, 2003).MenurutZuhud

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 8

    &Haryanto, 1994 dalam Nugraeni, 2003), tumbuhan obat adalah seluruh

    jenis tumbuhan obat yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat

    obat yang dikelompokkan menjadi :

    a. Tumbuhan obat tradisional, merupakan jenis tumbuhan yang

    diketahui atau dipercaya masyarakat memiliki khasiat obat dan telah

    digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.

    b. Tumbuhan obat modern, merupakan jenis tumbuhan yang secara

    ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif

    berkhasiat obat, dan penggunaanya dapat dipertanggung jawabkan

    secara medis.

    c. Tumbuhan obat potensial, merupakan jenis tumbuhan yang diduga

    mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif obat, tetapi

    belum dibuktikan penggunaannya secara tradisional belum diketahui.

    4. Battra (Pengobat Tradisional)

    Dalam komunitas tertentu, orang tertentu dikenal mempunyai

    kekuatan untuk menyembuhkan. Batra atau Dukun (Uwot) dianggap

    mendapat anugerah dari Tuhan. Terdapat banyak perbedaan antara dokter

    barat dengan dukun tradisional. Hubungan antara seseorang dengan

    dukun sering lebih dekat dibandingkan dengan tenaga perawatan

    kesehatan professional. Orang menganggap dukun sebagai seseorang

    yang mampu memahami masalah dalam konteks kultural, berbicara

    dengan bahasa yang sama, dan memiliki pandangan yang sama tentang

    dunia. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia melalui

    Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Battra adalah orang

    yang mengetahui tentang tumbuhan obat, meramu obat, dan yang

    melakukan praktek pengobatan tradisional. Pengetahuan tentang

    pengobatan tradisional diperoleh Informan atau Battra secara turun-

    temurun (Dermawan, 2013).

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 9

    5. Sistem Kardivaskular

    a. Definis Sistem Kardiovaskular

    Menurut(Ronny &Fatimah, 2008)Sistem Kardiovaskular

    merupakan sistem yang menjelaskan proses sirkulasi yang terjadi

    dalam tubuh manusia. Berdasarkan lintasan sirkulasi, ada tiga

    macam sirkulasi dalam tubuh manusia, sirkulasi sistemik, sirkulasi

    paru, dan sirkulasi khusus (sirkulasi pada janin, sirkulasi koroner

    jantung).

    b. Komponen Sistem Kardiovaskular

    Menurut Mutaqqin (2009)Sistem kardiovaskular merupakan

    suatu sistem transport tertutup yang terdiri atas:

    1) Jantung, sebagai organ pemompa.

    Jantung terdiri dari empat ruang, yaitu dua ruang yang

    berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan dua ruang yang

    berdinding tebal disebut ventrikel (bilik).Fungsi kontraktilitas

    otot jantung sebagai pompa merupakan bagian terpenting dari

    fungsi jantung.

    2) Komponen darah, sebagai pembawa materi oksigen dan

    nutrisi.

    Komponen darah merupakan alat pembawa (carrier)

    pada sistem kardiovaskular. Volume komponen darah harus

    memiliki jumlah yang sesuai dengan rentang yang normal agar

    sistem kardiovaskular dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

    3) Pembuluh darah, sebagai media yang mengalirkan

    komponen darah.

    Komponen ketiga sistem transpor kardiovaskular adalah

    pembuluh darah yang terdiri atas arteri, arteriol, kapiler venula,

    dan vena. Aorta dan arteri-arteri besar memfasilitasi keluaran

    darah yang berasal dari jantung.

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 10

    6. Gangguan Pada Sistem Kardiovaskular

    a. Definis Penyakit Kardiovaskular

    Menurut Defelice (2005) Penyakit kardiovaskular merupakan

    penyakit yang mengacu pada penyakit jantung dan pembuluh darah.

    „‟Cardio‟‟ mengacu pada jantung dan „‟pembuluh darah‟‟ ke seluruh

    sistem pembuluh darah arteri di dalam tubuh termasuk berada di

    otak, leher, perut dan kaki.

    b. Penyakit pada Sistem Kardiovaskular

    Menurut(Sukandar et al., 2008), Penyakit kardiovaskular

    merupakan sekelompok masalah yang terkait pada organ jantung

    (kardio) dan pembuluh darah (vaskular). Penyakit kardiovaskular

    termasuk:

    1) Aritmia

    a) Definisi Aritmia

    Aritmia didefinisikan sebagai hilangnya ritme

    jantung terutama ketidakteraturan pada detak jantung yang

    disebabkan ketidaknormalan laju, keteraturan, atau urutan

    aktivasi jantung.

    b) Patofisiologi Aritmia

    (1) Aritmia Supraventrikular

    Takikardia supraventrikular yang umum yang

    memerlukan terapi obat adalah fibrilasi atrium atau

    flutter atrium, takikardia supraventrikular proksimal,

    dan takikardia atrium otomatis.

    (a) Fibralasi atrium atau Flutter Atrium

    Fibralasi atrium dengan karakteristik

    kecepatan yang ekstrim 400-600 denyut/menit dan

    terjadi ketidakteraturan aktivitas atrium. Pada

    fibralasi atrium juga terjadi kehilangan kontraksi

    atrium, implus supraventrikular masuk ke sistem

    konduksi atrioventrikular pada berbagai tingkatan,

    yang menyebabkan aktivasi ventrikular tak teratur

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 11

    dan ketidakteraturan denyut (120-180

    denyut/menit).

    Flutter atrium dikarakterisasi oleh aktivasi

    atrium yang cepat (270-330 denyut atrium/ menit)

    namun teratur. Aritmia tidak sesering fibrlasi

    atrium, tetapi memiliki faktor penyebab,

    konsekuensi, dan terapi obat yang sama.

    Mekanisme utama fibralasi atrium atau

    flutter atrium adalah reentry, umunya berhubungan

    dengan penyakit jantung organik yang

    meenyebabkan distensi atrium. Gangguan lain

    yang berhubungan adalah embolus pulmonari akut

    dan penyakit paru-paru kronik hasilnya merupakan

    hipertensi pulmonar dan cor pulmonale serta

    tingginya tonus adrenergik, seperti tirotoksikosis,

    reaksi putus obat dengan alkohol.

    (b) Takikardia Supraventrikular Paroksimal yang

    disebabkan Reentry.

    Takikardia Supraventrikular Paroksimal

    muncul karena mekanisme reentrant termasuk

    aritmia yang disebabkan oleh reentry nodus AV,

    reentry AV yang melibatkan jalur AV anomali,

    reentry nodus sinoatrium, dan reentry intra-atrium.

    (c) Takikardia Atrium Otomatik

    Takikardia atrium otomatik seperti

    takikardia atrium multifokal tampaknya berasal

    dari fokus supraventrikular yang memiliki sifat

    otomatik meningkat. Beberapa penyakit pulmonar

    menjadi penyebab gangguan pada 60 sampai 80%

    penderita.

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 12

    (2) Atrium Ventrikular

    (a) Kompleks Ventrikular Prematur (PVC)

    Kompleks Ventrikular Prematur adalah

    gangguan ritme ventrikelar yang umum terjadi

    pada penderita dengan atau tanpa penyakit jantung

    dan diperoleh secara eksperimental otomatis

    abnormal, aktivitas pemicu, atau mekanisme

    reentrant.

    (b) Takikardia Ventrikular (VT)

    Takikardia Ventrikular dapat diklasifikasi

    oleh tiga atau lebih PVC, secara bersamaan yang

    terjadi pada kecepatan lebih dari 100 denyut/menit.

    Ini umum terjadi pada infark miokardial akut. VT

    yang berlanjut memerlukan terapi untuk

    mengembalikan kestabilan ritme yang berlangsung

    relatif lama (biasanya lebih dari 30 detik) VT tidak

    selalu berakhir sendiri setelah durasi pendek

    (biasanya kurang dari 30 detik) VT yang terus-

    menerus mengcu pada VT yang terjadi lebih sering

    dari ritme sinus, oleh karena itu VT menjadi ritme

    yang dominan. Olahraga dapat menginduksi VT

    yang terjadi selama tonus simpatetik tinggi. VT

    monoformik memiliki konfigurasi QRS yang

    konsisten sedangkan, VT poliformik memiliki

    kompleks QRS yang beragam. Torsades de point

    (Tdp) adalah VT polimorfik yang kompleks

    QRSnya terjadi sepanjang sumbu pusat.

    (c) Proaritmia Ventrikular

    Proaritmia merupakan perkembangan aritmia

    baru yang signifikan atau aritmia yang lebih parah

    dari yang sebelumnya. Proaritmia memiliki

    mekanisme sama dengan aritmia lain atau dari

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 13

    perubahan substrat yang mendasarinya karena obat

    antiaritmia.

    (d) Takikardia Monomorfik Ventrikular tanpa

    Jeda

    Walaupun proaritmia terkait dengan obat tipe

    1c pada awalnya diperkirakan terjadi dalam

    beberapa hari dimulainya pemakaian obat, resiko

    akan selalu ada selama terapi. Faktor-faktor

    mempengaruhi penderita pada tipe proaritmia

    adalah aritmia ventrikuler, penyakit pada jantung

    iskemia, kelemahan fungsi ventrikular kiri.

    (e) Tordades De Pointes (TdP)

    TdP merupakan bentuk cepat dari VT

    polimorfik yang berhubungan dengan tertundanya

    repolarisasi ventrikular karena blokade konduktasi

    kalium. TdP dapat berupa turunan atau dapatan.

    Bentuk dapatan berhubungan dengan banyak

    kondisi klinik dan obat, terutama tipe bloker.

    (f) Fibralisasi Ventrikular (VF)

    VF merupakan gangguan elektrik pada

    ventrikel, menyebabkan tidak adanya curah jantung

    dan kolaps kardiovaskular secara tiba-tiba.

    Kematian jantung menandakan umumnya terjadi

    pada penderita dengan iskemia jantung dan

    miokardial primer yang berhubungan dengan

    disfungsi ventrikel kiri. VF berhubungan dengan

    MI akut diklasifikasikan sebagai Primer MI

    merupakan yang tidak disertai dan berhubungan

    dengan gagal jantung dan Sekunder MI yang

    disertai gagal jantung.

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 14

    (3) Bradiaritmia

    (a) Bradiaritmia sinus asimptomatik (denyut jantung

    kurang dari 60/ menit) umumnya terjadi pada anak

    muda dan individu aktif secara fisik. Beberapa

    penderita disfungsinodus sinus disebabkan oleh

    penyakit jantung organik dan proses penuaan

    normal, gangguan fungsi nodus SA. Nodus sinus

    biasanya representasi dari penyakit konduksi yang

    menyebar, dapat disertai blok AV dan takikardia

    proksismal.

    (b) Blok AV atau konduksi AV yang tertunda dapat

    terjadi di beberapa area sistem konduksi AV. Blok

    AV dapat ditemukan pada pasien tanpa penyakit

    jantung yang mendasarinya atau selam tidur saat

    tonus vegal tinggi. B bloker, digitalis, atau

    antagonis kalsium dapat menyebabkan blok AV

    terutama pada area nodus AV. Antiaritmia tipe 1

    dapat memperburuk penundaan konduksi di bawah

    level nodus AV. Blok AV dapat irreversibel

    penyebabnya jika MI akut, penyakit degeneratif

    yang jarang, penyakit miokardial primer, atau

    kondisi kongenital.

    c) Manifestasi Klinik

    (1) Takikardia Supraventrikular

    Menyebabkan manifestasi klinik, penderita mengalami

    pusing atau pingsan akut, gejala gagal jantung, nyeri

    dada anginal, atau seringnya sesak napas.

    (2) Fibrilasi atau flutter atrium termanifestasi oleh

    keseluruhan gejala yang berhubungan dengan

    takikardia supraventrikular.

    (3) PVC umumnya tidak menimbulkan gejala atau hanya

    palpitasi ringan. Manifestasi VT sangat bervariasi

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 15

    mulai dari tidak bergejala sama sekali hingga kolaps

    hemodinamik. VF dapat terjadi karena kolaps

    hemodinamik, pingsan, dan henti jantung.

    (4) Penderita dengan bradiaritmia mengalami gejala yang

    diikuti juga dengan hipotensi seperti pusing, pingsan,

    kelelahan, dan kebingungan.

    2) Gagal Jantung

    a) Definis Gagal Jantung

    Gagal jantung adalah sindrom klinis yang disebabkan

    oleh ketidakmampuan jantung dalam memompa darah pada

    jumlah yang cukup bagi kebutuhan metabolisme tubuh.

    Gagal jantung dapat disebabkan oleh gangguan yang

    mengakibatkan terjadinya pengurangan pengisian ventrikel

    (disfungsi diastolik) dan atau kontraktiliitas miokardial

    (disfungsi sistolik).

    b) Patofisiologi

    (1) Penyebab disfungsi sistolik (penurunan kontraktilitas)

    adalah penurunan massa otot (misalnya, infark

    miokardial), kardiomiopati yang terdilasi (dilated

    cardiomyopathy), serta hipertrofi ventrikel. Hipertrofi

    ventrikel yang disebabkan oleh tingginya tekanan darah

    (misalnya karena hipertensi sistemik atau atau

    pulmonari, maupun stenosis pada katup aortik atau

    pulmonik) atau tingginya volume darah (misalnya

    regurgitasi katup, shunts, high output states).

    (2) Penyebab fungsi diastolik (Restriksi pada pengisisan

    ventrikel) adalah peningkatan kekauan ventrikel,

    hipertropi ventrikel, penyakit-penyakit miokardial yang

    bersifat infiltratif, iskemi maupun infark miokardial,

    stenosis pada katup mitralmaupun trikupidalis dan

    penyakit-penyakit perikardial (misalnya perikardial

    hemoperikardium).

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 16

    (3) Penyebab gagal jantung paling umum adalah penyakit

    jantung iskemik, hipertensi, atau keduanya.

    (4) Sejalan dengan penurunan fungsi kardiak, kerja jantung

    bergantung kepada mekanisme kompensatori sebagai

    berikut: takikardia dan peningkatan kontraktilitas

    melalui aktivasi sistem saraf simpatik. Mekanisme

    Frank-Straling yaitu peningkatan pra beban dapat

    meningkatkan volume sekuncup, vasokonstriksi, dan

    hipertropi ventrikel dan remodeling. Walaupun

    mekanisme kompensatori tersebut pada awalnya dapat

    menjaga fungsi kardiak, namun mekanisme tersebut

    juga berperan dalam pemunculan gejala gagal jantung

    dan dapat memperparah penyakit.

    (5) Model neuphormonal gagal jantung dapat menjelaskan

    bahwa sebuah kejadian inisiasi dapat berlanjut ke

    penurunan output kardiak yang selanjutnya dapat

    menyebabkan gagal jantung menjadi penyakit sistemik,

    dan juga tingkat keparahannya didominasi oleh

    pengaruh mediasi senyawa-senyawa neurohormon serta

    faktor-faktor autokrin atau parakrin.

    (6) Faktor-faktor lain yang berperan dalam memperparah

    gagal jantung pada pasien misalnya ketidakpatuhan

    pada medikasi, iskemik koroner, penggunaan medikasi

    yang kurang tepat, kejadian kardiak dan infeksi

    pulmonari.

    (7) Obat dapat memperparah gagal jantung karena sifat

    intropik negatif, kardiotoksik, maupun sifat retensi

    natrium yang dimilikinya.

    c) Manifestasi Klinik

    (1) Gejala yang dirasakan pasien bervariasi dari

    asimptomatis (tak bergejala) hingga kardiogenik shock.

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 17

    (2) Gejala utama yang timbul adalah sesak nafas (terutama

    ketika bekerja) dan kelelahan yang dapat menyebabkan

    intoleransi terhadap aktivitas fisik. Gejala pulmonari

    lain termasuk diantaranya orthopnea, parozysmal

    nocturnal dispnea, takipnea dan batuk.

    (3) Tingginya produksi cairan menyebabkan kongesti

    pulmonari dan udem perifer.

    (4) Gejala non-spesifik yang dapat timbul diantaranya

    termasuk nocturia, hemotipsis, sakit pada bagian

    abdominal, anoreksia, mual, kembung, ascites, dan

    perubahan status mental.

    (5) Penemuan pemeriksaan fisik yang dapat tampak

    diantaranya timbul suara berderak paru-paru, respirasi

    Cheyne-Stokes, takikardia, kardiomegali, udem perifer,

    jugular venous distention, hepatojugular refluks, dan

    hepatomegali.

    3) Hiperlipidemia

    a) Definis Hiperlipidemia

    Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau

    lebih kolestrol, kolestrol ester, fosfolipid, atau trigliserid.

    Hiperlipoprotenemia adalah meningkatnya konsentrasi

    makro molekul lipoprotein yang membawa lipid dalam

    plasma. Ketidaknormalan lipid plasma dapat menyebabkan

    pengaruh yang buruk (predisposition) terhadap koroner,

    serebro vaskular, dan penyakit pembuluh arteri perifer.

    b) Patofisiologi

    (1) Kolesterol, trigliserid, dan fosfolipid dibawa dalam

    aliran darah sebagai kompleks lipid dan protein,

    dikenal sebagai lipoprotein. Peningkatan kolestrol total

    dan LDL dan penurunan kolestrol HDL berhubungan

    dengan Perkembangan Jantung Koroner (PJK).

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 18

    (2) Hipotesis respon pada luka menyatakan faktor resiko

    seperti LDL teroksidas, luka mekanis terhadap

    endotelium, peningkatan homosistein, serangan

    imunologi, atau induksi infeksi yang menginduksi

    perubahan dalam endotelial dan fungsi intima

    membawa kepada disfungsi endotelial dan serangakain

    interaksi seluler yang lama kelamaan memuncak

    menjadi arterosklerosis. Gejala klinis yang dapat

    muncul adalah angina, infark miokardiak, aritmia,

    stroke, penyakit arteri perifer, aneurisme pada aorta

    abdomen dan kematian mendadak.

    (3) Lesi arterosklerosis berkembang dari transport dan

    retensi LDL plasma melalui lapisan sel endotelial ke

    dalam matriks ekstraselular daerah subendotelial. Pada

    dinding arteri, LDL dimodifikasi secara kimia melalui

    proses oksidasi dan glikasi non-enzimatik. Perlahan-

    lahan LDL teroksidasi menarik monosit ke dalam

    dinding arteri. Monosit-monosit ini akan berubah

    menjadi makrofag yang mempercepat oksidasi LDL.

    (4) LDL teroksidasi mempengaruhi respon inflamasi yang

    dimediasi oleh bebrapa zat kimia penarik dan sitokin,

    molekul adhesi intraselular, faktor pertumbuhan

    turunan-platelet, faktor pertumbuhan transformasi,

    interleukin-1, interleuikin-6.

    (5) Luka yang berulang dan perbaikan plak arterosklerosis

    akhirnya mengarah kepada perlindungan fibrous cap

    yang didasari oleh inti lipid, kolagen, kalsium, dan sel

    inflmatori seperti limfosit T.

    (6) Terjadinya oksidasi dan respon inflamasi dikendalikan

    secara genetik dan primer atau penyakit genetik

    lipoprotein diklasifikasikan ke dalam enam kategori

    untuk fenotip hiperlipidemia. Tipe dan peningkatab

    lipoprotein yang berhubungan adalah: I (kilpmikron),

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 19

    IIa (LDL), IIb (LDL+VDL), III (IDL), IV (VLDL), dan

    V (VLDL + kilomikron). Bentuk hiperlipidemia

    sekunder dapat terjadi dan beberapa obat dapat

    meningkatkan lipid.

    (7) Kerusakan primer pada hiperkolestrol familial adalah

    ketidakmampuan pengikatan LDL terhadap reseptor

    LDL (LDL-R) atau, jarang terjadi, kerusakan

    pencernaan kompleks LDL-R ke dalam sel setelah

    pengikatan normal. Ini akibat kurangnya degradasi

    LDL oleh sel dan tidak teraturnya biosintesis kolestrol,

    dengan jumlah kolestrol total dan LDL tidak seimbang

    kurangnya reseptor LDL.

    c) Manifestasi Klinik

    (1) Hiperkolesterolemia familial, peningkatan selektif

    LDL, plasma dan perubahan penyimpanan turunan

    kolestrol LDL, pada tendon (xantoma) dan arteri

    (ateroma).

    (2) Defisiensi lipoprotein lipase familial dijelaskan dengan

    akumulasi masif kilomikron dan berhubungan dengan

    meningkatnya trigliserida plasma atau pola lipoprotein

    tipe I. Gejala serangan berulang pankreatitis dan nyeri

    abdominal.

    (3) Gejala klinis hiperlipoproteinemia familial tipe III

    berkembang setelah umur 20 tahun yaitu xantoma,

    striata palmaris, tuberosa xantoma, dan arterosklerosis

    parah yang melibatkan arteri koroner, karotid internal,

    dan aorta abdominal.

    (4) Hiperlipoproteinemia tipe IV pada pasien dewasa

    diabetes, dan hiperurisemia dan tidak memiliki

    xantoma.

    (5) Tipe V, dengan nyeri abdominal, pankreatitis,

    munculnya xantoma, dan polineuropati perifer.

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 20

    4) Hipertensi

    a) Definisi Hipertensi

    Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah yang

    presisten yaitu penderita dengan tekanan darah diastolik

    kurang dari 90 mmHg dan tekanan darah sistolik lebih besar

    sama dengan 140 mmHg .

    b) Patofisiologi

    (1) Hipertensi merupakan penyakit heterogen yang dapat

    disebabkan oleh penyebab yang spesifik (hipertensi

    sekunder) atau mekanisme patofisiologi yang tidak

    diketahui penyebabnya (hipertensi primer atau

    esensial).Hipertensi sekunder bernilai kurang dari 10%

    kasus hipertensi, pada umunya kasus tersebut

    disebabkan oleh penyakit ginjal kronik atau

    renovascular. Kondisi lain yang dapat menyebabkan

    hipertensi antara lain kehamilan, sindrom Chusing,

    hipertiroid, hiperparatiroid, aldosteron primer,

    kerusakan aorta. Beberapa obat yang dapat

    menyebabkan tekanan darah.

    (2) Multifaktor yang dapat menimbulkan hipertensi primer

    yaitu ketidaknormalan humoral meliputi sistem renin-

    angiotensin-aldosteron, hormaon natriuretik, atau

    hiperinsulinemia, masalah patologi pada sistem syaraf

    pusat, serabut saraf otonom, volume plasma, dan

    konstriksi arteriol, defisiensi senyawa sintesis lokal

    vasodilator pada endotelium vaskular, asupan natrium

    tinggi dan peningkatan sirkulasi hormon natriuretik

    yang menginhibisi transpor natrium intraseluler,

    menghasilkan peningkatan reaktivitas vaskular dan

    tekanan darah.

    c) Manifestasi klinis

    (1) Penderita hipertensi primer yang sederhana pada

    umumnya tidak disertai gejala.

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 21

    (2) Penderita hipertensi sekunder dapat disertai gejala suatu

    penyakit. penderita feokromositoma dapat mengalami

    sakit kepala paroksimal, berkeringat, takikardia,

    palpitasi, dan hipotensi ortostatik. Pada aldosteronemia

    primer yang terjadi dapat terjadi adalah hipokalemia

    keram otot dan kelelahan. Penderita hipertensi sekunder

    pada sindrom Cushing dapat terjadi peningkatan berat

    badan, poliuria, edema, iregulear mestruasi, jerawat,

    atau kelelahan otot.

    5) Iskemia Jantung

    a) Definisi iskemia jantung

    Iskemia jantung dikenal juga penyakit arteri koroner,

    didefinisikan sebagai kekurangan oksigen dan penurunan

    atau tidak adanya aliran darah ke miokardium yang

    disebabkan oleh penyempitan atau terhalangnya arteri

    koroner.

    b) Patofisiologi

    (1) Faktor utama miokardial tergantung oksigen (MVO2)

    adalah denyut jantung kontraktilitas, dan tekanan darah

    pada dinding intramiokardial selama sistol. Tekanan

    darah pada dinding dipertimbangkan sebagai faktor

    yang paling penting, karena dari penyakit iskemi

    jantung terjadi peningkatan kebutuhan oksigen yang

    disuplai, perubahan dalam (MVO2) berperan atas

    terjadinya iskemia dan dan gangguan yang terjadi

    tersebut bermaksud untuk mengurangi perubahan.

    (2) Perhitungan (MVO2) tidak langsung berguna secara

    klinik yaitu hasil ganda (HG), denyut jantung dikalikan

    oleh tekanan darah sistol. HG tidak mempertimbangkan

    perubahan dalam kontraktilitas, dan hanya perubahan

    dalam tekanan yang dipertimbangkan volume yang

    masuk di ventrikel kiri dan peningkatan MVO2 yang

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 22

    berhubungan dengan dilatasi ventrikular tidak

    dihiraukan.

    (3) Sistem koronari normal terdiri dari banyak epikardial

    atau permukaan pembuluh (R2) yang memberi tahanan

    kecil pada aliran miokardial dan arteri intramiokardial

    dan arteriol (R2) yang bercabang kedalam jaringan

    kapiler tebal untuk mensuplai aliran darah dasar.

    Dibawah kondisi normal, tahanan R2 lebih besar

    daripada R1. Aliran darah miokardial berhubungan

    secara terbalik dengan tahanan arteriol dan

    berhubungan langsung dengan tekanan yang mengatur

    koroner.

    (4) Lesi arterosklerosis menghambat R1 meningkatkan

    tahanan arterioral, dan R2 dapat vasodilatasi untuk

    mempertahankan aliran darah koroner. Dengan tingkat

    yang lebih tinggi dari hambatan, respon yang diberikan

    tidak mampu, dan aliran koroner yang disediakan oleh

    vasodilatasi R2 tidak mampu untuk mencapai

    kebutuhan oksigen. Stenosis yang relatif parah (lebih

    dari 70%) akan memicuterjadinya iskemia dan

    gejalanya pada kondis istirahat, dan stenosis kurang

    parah dapat mengikuti cadangan aliran darah koroner

    untuk energi.

    (5) Diameter dan panjang dari lesi terhambat dan pengaruh

    tekanan yang melewati daerah stenosis juga

    mempengaruhi aliran darah koroner dan fungsi sirkulasi

    corrateral. Hambatan koroner dinamik dapat terjadi

    pada pembuluh normal dan pembuluh dengan stenosis

    yang mengalami vasomotion (gerakan pembuluh) atau

    spasmus dapat memberikan beban tambahan sangat

    berat pada stenosis stabil. Iskemia yang bertahan dapat

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 23

    mendukung pertumbuhan aliran darah kolateral yang

    sedang berkembang.

    (6) Stenosis kritis terjadi ketika lesi hambatan melewati

    batas diameter luminal dan melampaui 70%. Lesi

    membuat hambatan 50%-70% dapat mengurangi aliran

    darah, dan vasospasmus dan trombosis terbebani berat

    pada lesi “nonkritis” akan mengarah pada kejadian

    klinik seperti IMA. Jika lesi membesar dari 80% hingga

    90%, tahanan dalam pembuluh akan menjadi tiga kali

    lipatnya. Cadangan koroner diperkecil pada sekitar

    85% hambatan disebabkan oleh vasokontriksi.

    (7) Abnormalitas kontrraksi ventrikular dapat terjadi, dan

    kehilangan kontraktilitas pada daerah tertentu dapat

    membebani sisa jaringan miokardial, mengakibatkan

    terjadinya gagal jantug pengikatan MVO2. Daerah

    jaringan dengan aliran darah kecil yang dapat terbentuk

    adalah resiko untuk kerusakan yang lebih parah jika

    kejadian iskemia tetap ada atau menjadi lebih parah.

    Daerah miokardium non-iskemik dapat memperbaiki

    untuk iskemia parah dan batas daerah iskemia dengan

    membangun tekanan lebih dari biasanya untuk menjaga

    keluaran kardiak. Disfungsi ventrikel kiri atau kanan

    yang terjadi dapat berhubungan dengan temuan klinis

    S3, gallop, dispnea, orthopnea, takikardi, tekanan darah

    fliktuatif, dan pengeluran dari mitral atau trikuspida.

    Rusaknya fungsi sistol dan distol mengarah pada

    peningkatan tekanan yang masuk pada ventrikel kiri.

    c) Manifestasi Klinik

    (1) Iskemia tidak menyebabkan gejala anginal.

    (2) Gejala sensai tekanan atau pembakaran diatas sternum

    atau di dekatnya seringnya merambat ke rahang kiri,

    bahu, dan tangan. Dada mengetat dan nafas memendek.

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 24

    sensasi ini berlangsung selama 30 detik hingga 30

    menit.

    (3) Faktor yang mempercepat reaksi termasuk olahraga,

    lingkungan yang dingin, berjalan setelah makan,

    perasaan kesal, takut, marah, dan koitus.

    (4) Pasien dengan angina varian atau prinzmetal sekunder

    terhadap spasmus koroner lebih sering mengalami sakit

    pada kondisi istirahat dan pada waktu pagi hari.

    (5) Angina tidak stabil, dengan ciri percepatan tempo

    gejala iskemia sebelum 48 jam, sakit pada kondisi

    istirahat berlangsung lebih dari 20 menit, usia lebih dari

    75 tahun, perubahan bagian ST, penemuan klinis edema

    pulmonari, pengeluaran mitral, suara dari dada,

    hipotensi, bradikardi, atau takikardi.

    6) Cardiopulmonary arrest

    a) Definisi Cardiopulmonary arrest

    Cardiopulmonary arrest adalah tertundanya sirkulasi

    dan ventilasi spontan secara tiba-tiba akibat gangguan

    jantung dan pernafasan (cardiac or respiratory event).

    b) Patofisiologi

    Cardiopulmonary arrest pada orang dewasa

    umumnya terjadi akibat aritmia. Aritmia yang terjadi adalah

    fibrilasi ventrikel dan takikardia ventrikel tanpa denyut.

    Pada anak-anak, Cardiopulmonary arrest seringkali

    menjadi akhir dari kondisi syok progresif atau gagal

    pernafasan.

    Terdapat dua teori ayang menjelaskan tentang

    mekanisme aliran darah pada Cardiopulmonary arrest, teori

    pompa kardiak menyatakan bahwa penekanan secara aktif

    diantara tulang dada dan tulang belakang dapat

    menghasilkan sistol artifisial dengan meningkatnya tekanan

    interventrikel, menutupnya katup atrioventrikular,

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 25

    membukanya katup aorta, dan keluarnya darah darah dari

    ventrikel. Saat tekanan ventrikular berakhir, penurunan

    tekanan intraventrikular menyebabkan katup mitral dan

    trikupidalis terbuka lalu pengisian ventrikel terjadi. Teori

    pompa toraks yang lebih baru menyatakan bahwa aliran

    darah yang terjadi pada cardiopulmonary arrest dihasilkan

    dari perbedaan tekanan intratoraks yang diinduksi oleh

    penekanan dada. Pada saat penekanan sistol, terdapat

    gradien tekanan antara arteri intratoraks dan vena

    ekstratoraks yang mengalirkan darah dari paru-paru menuju

    sirkulasi sistemik. Setelah penekanan berakhir (diastol),

    terjadi penurunan tekanan intratoraks dan darah mengalir

    kembali ke paru-paru.

    c) Manifestasi Klinik

    Gejala sakit pada dada, diaforesis, sesak, nafas

    pendek, atau tidak bernafas, keringat dingin yang ekstrim di

    tangan dan kaki, ansietas, perubahan status mental, atau

    ketidaksadaran serta mual atau muntah. Tanda fisik berupa

    hipotensi, takikardia, bradikardia, denyut yang tidak

    beraturan atau tidak ada denyut, sianosis, hipotermia, serta

    suara jantung dan paru-paru yang sulit terdengar.

    7) Stroke

    a) Definisi Stroke

    Stroke adalah penurunan sistem syaraf utama secara

    tiba-tiba yang berlangsung selama 24 jam dan diperkirakan

    berasal dari pembuluh darah.

    b) Patofisiologi

    (1) Stroke iskhemia

    (a) Stroke iskhemia disebabkan oleh pembentukan

    trombus atau emboli yang menghambat arteri

    serebral. Arteroskelrosis serebral faktor penyebab

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 26

    dalam kebanyakan masalah stroke iskemi. Emboli

    dapat muncul dari arteri intra dan ekstra-kranial.

    (b) Pada arterisklerosis karotid, plak dapat rusak

    karena paparan kolagen, agregasi platelet, dan

    pembentukan trombus.Bekuan dapat menyebabkan

    hambatan sekitar atau terjadi pelepasan dan

    bergerak ke arah distal, dan akan menghambat

    pembuluh serebral.

    (c) Masalah emboli kardiogen, aliran darah berhenti

    dalam atrium atau ventrikel mengarah ke

    pembentukan bekuan lokal yang dapat pelepasan

    dan bergerak melalui aorta menuju sirkulasi

    serebral.

    (d) Pada pembentukan trombus dan embolisme adalah

    hambatan arteri, penurunan aliran darah serebral

    dan penyebab iskemia dan akhirnya infark distal

    menjadi hambatan.

    (2) Stroke Pendarahan

    (a) Stroke pendarahan dan termasuk pedarahan

    subarakhnoid, pendarahan intra-serebral, dan

    hematomas subdural, pendarahan subarakhnoid

    terjadi dari luka berat atau rusaknya aneurisme

    intrakranial atau cact arteriovena. Pendarahan

    intraserabral terjadi ketika pembuluh darah rusak

    dalam parenkim otak menyebabkan pembentukan

    hematoma. Hematoma terjadi pada luka berat.

    (b) Adanya darah dalam parenkim otak menyebabkan

    kerusakan pada jaringan sekitar melalui efek masa

    dan komponen darah yang neurotoksik dan produk

    uraianya. Penekanan terhadap jaringan yang

    dikelilingi hematomas mengarah pada iskemia

    sekunder. Kematian pada stroke pendarahan

    disebabkan oleh peningkatan kerusakan dalam

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 27

    penekanan intrakranial yang mengarah pada

    herniasi dan kematian.

    c) Manifestasi Klinik

    (1) Penurunan kemampuan kognitif.

    (2) Mengalami kelemahan pada satu sisi tubuh,

    ketidakmampuan berbicara, kehilangan penglihatan,

    vertigo, atau jatuh. Iskemia biasa tidak menyakitkan,

    tetapi pada stroke pendarahan sakit kepala dapat terjadi

    lebih parah.

    (3) Disfungsi sistem syaraf, mengalami disartria, kerusakan

    daerah penglihatan, dan perubahan tingkat kesadaran.

    8) Syok

    a) Definisi Syok

    Syok merupakan kondisi manifestasi perubahan

    hemodinamika contoh: hipotensi, takikardia, redahnya

    curah jantung (cardiac out put, CO) dan oliguria

    disebabkan oleh defisit volum intravaskular, gagal pompa

    miokardial (syok kardiogenik), atau vasodilatasi periferal

    (septik, anafilaktik, atau syok neurogenik).

    b) Patofisiologi

    (1) Syok hasil dari kegagalan sistem sirkulatori untuk

    menghantarkan oksigen (O2) yang cukup ke jaringan

    tubuh secara normal atau berkurangnya konsumsi O2

    patofisiologi pada jenis syok hanya berbeda pada

    kejadian awalnya.

    (2) Syok hipovolemik dikarakterisasi defisiensi volum

    intravaskular karena kekurangan eksternal atau

    redistribusi internal dari air ekstraselular. Syok pada

    tipe ini dapat diperburuk oleh hemorage, luka bakar,

    trauma, operasi obstruksi interstinal, dan dehidrasi,

    pemberian yang berlebihan pada diuretik loop dan diare

    seta mual yang parah. Hipovolemia relatif terhadap

    syok hipovolemik dan terjadi selama vasodilatasinya

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 28

    signifikan dan disertai dengan anafilaksis, sepsis, syok

    neurogenik.

    (3) Penurunan tekanan darah dikompensasikan oleh

    meningkatnya aliran keluar simpatetik, aktivasi sistem

    renin-angiotensis, dan faktor humoral yang

    menstimulasi vasokonteriksi periferal. Akbitanya,

    vasokontriksi mendistribusikan kembali darah ke kulit,

    otot skelet, ginjal, dan gastrointestinal menuju organ

    vital contoh, jantung dan otak untuk menjaga

    oksigenasi, nutrisi dan fungsi organ.

    c) Manifestasi Klinik

    (1) Manifestasi syok memiliki gejala dan tanda yang

    berbeda-beda. Penderita dengan syok hipovolemik

    dapat menyebabkan kehausan, gelisah, kelelahan, sakit

    kepala karena lampu, dan pusing. Penderita juga

    melaporkan urin yang keluar sedikit dan berwarna

    kuning tua.

    (2) Hipotensi, takikardia, takipnea, kebingungan, dan

    oliguriamerupakan gejala umum. Biasanya disertai

    dengan iskemia miokardialdan cerebrum, edema

    pulmonari (syok kardiogenik), dan gagal organ

    multisistem.

    (3) Hipotensi yang signifikan (tekanan darah sistolik, SBP,

    kurang dari 90 mmHg) dengan refleks sinus takikardia

    (lebih besar dari 120 denyut/menit) dan meningkatnya

    laju respiratori (lebih dari 30 tarikan napas/menit)

    seringkali terdapat pada penderita hipovolemik. Secara

    klinik manifestasinya adalah sentuhan yang ekstrim

    dingin dan jika terjadi hipoksia koronari, aritmia

    jantung dapat timbul dan pada akhirnya akan

    menyebabkan gagal pompa miokardial yang ireversibel,

    edema pulmonari, dan kolapse kardiovaskular.

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 29

    (4) Penderita dengan kerusakan miokardial yang cukup

    luas, auskultasi dada dapat menyebabkan bunyi jantung

    yang konsisten disertai disfungsi ventrikular yang

    signifikan (S3).

    (5) Perubahan status mental disertai dengan pengosongan

    volum dapat berkisar dari fluktuasi subtle pada mood-

    agitasi –ketidaksadaran.

    (6) Respiratori sekunder alkali pada hiperventilasi biasanya

    diobservasi sekunder pada stimulasi sistem saraf pusat

    dan pusat ventilatori sebagai akibat trauma, sepsis, atau

    syok. Auskultasi paru-paru dapat membuat bunyi tajam

    yang pendek (edema pulmonari) atau tidak adanya

    bunyi bernapas.

    (7) Ginjal sangat sensitif terhadap perubahan tekanan

    perfusi. Perubahan menengah dapat membuat

    perubahan laju filtrasi glomerulus (GFR) yang

    signifikan. Oliguria, perkembangan anuria, terjadi

    karena vasokontriksi dari arteriol aferen.

    (8) Kulit biasanya dingin, pucat, atau sianotik (kebiruan)

    karena hipoksemia. Berkeringat menyebabkan perasaan

    lembab dan basah. Jari-jari mengalami penurunan

    suplai darah kapiler.

    (9) Redistribusi dari aliran darah keluar dari jalur

    Gastrointestinal (GI) dapat mengakibatkan gastritis

    stres, iskemia gut, dan beberapa kasus infark

    mengakibatkan pendarahan GI.

    (10) Pengurangan aliran darah hepatik terutama pada

    berbagai bentuk vasodilatori syok dapat merubah

    metabolisme komponen endogen dan obat.

    9) Tromboemboli Jantung

    a) Definisi Tromboemboli vena (TEV)

    Tromboemboli vena (TEV) dihasilkan dari

    pembentukan bekuan dalam sirkulasi vena dan gejala

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 30

    trombosis vena dalam (TVD) dan embolisme pulmonari

    (EP).

    b) Patofisiologi

    (1) Reaksi berantai koagulasi merupakan urutan tahapan

    dari rangkaian reaksi yang menghasilkan pembentukan

    benang fibrin. Benang fibrin dapat diaktifkan baik

    memlaui jalur ekstrinsik dan intrinsik. Jalur intrinsik

    diaktivasi ketika muatan negatif menempati permukaan

    yang terpapar dengan faktor XII yang aktif pada darah,

    dan aktivasi platelet merubaah faktor XI. Jalur

    ekstrinsik diaktivasi ketika jaringan vaskular yang

    rusak melepaskan tromboplastin jaringan. Luka pada

    vaskular juga memaparkan subendotelium,

    menyebabkan adherensi, aktivasi, dan aggregasi

    platelet. Jalur intrinsik dan ekstrinsik bertemu pada

    jalur umum dengan mengaktivasi faktor X. Dengan

    pasangannya, yaitu faktor Va, faktor Xa merubah

    protombin (II) menjadi trombin (Iia), yang lalu

    memisahkan bentuka fibrinogen menjadi monomer-

    monomer fibrin. Faktor VIII dengan cara kovalensi

    mengikatkan benang-benang fibrinmenjadi larut dan

    hasilnya dikenal dengan produk urai fibrin.

    (2) Tiga komponen utama, yaitu statik, luka vaskular, dan

    hiperkoagulabilitas (tritunggal Virchow) berperan

    utama pada pembentukan trombus patogen.

    (3) Vena statik melambatkan aliran darah pada vena dalam

    pada kaki dihasilkan dari kerusakan katup vena,

    hambatan pembuluh, atau peningkatan viskositas darah.

    Kondisi ini berhubungan dengan vena statik yang

    mencakup rasa sakit medis utama.

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 31

    (4) Luka pembuluh darah dapat dihasilkan dari operasi

    besar ortopedik, luka berat, atau penggunaan kateter

    vena.

    (5) Tingkat hiperkoagulasi mencakup malignansi:

    resistensi protein C, defisiensi protein C, protein S, atau

    antitrombin, kelebihan faktor VIII atau IX, antibodi

    antifosfolipid, dan kondisi lainnya. Estrogen dan

    reseptor modulator estrogen selektif (RMES) berkaitan

    dengan trombosis vena mungkin disebbkan bagian yang

    meningkatkan konsentrasi faktor pembekuan serum.

    (6) Trombus dapat terbentuk pada bagian manapun

    sirkulasi vena, kebanyakan trombi awalnya terbentuk

    pada bagian yang sangat rendah. Sekali terbentuk,

    trombus vena dapat: asimtomatik sisa, lisis spontan,

    hambatan sirkulasi vena, propagansi ke vena proksima,

    emboli, atau kerja kombinasi.

    c) Manifestasi Klinik

    (1) Gejala-gejala TVD bengkak, nyeri, radang, eritema,

    dan hangat satu sisi kaki.

    (2) Gejala paska trombosis, menghasilkan bengkak sangat

    rendah kronis,nyeri, radang, perubahan warna kulit, dan

    ulserasi.

    (3) Gejala EP mencakup dispnea, takipnea, sakit pleuritas

    pada dada, takikardia, palpitasi, batuk, diaforesis, dan

    hemoptisis. Kolap kardiovaskular ditandai oleh

    sianosis, shock, dan oliguria.

    7. Tumbuhan Obat pada Sistem Kardiovaskular

    Telah dilakukan penelitian mengenai tumbuhan obat untuk

    penyakit yang termasuk dalam gangguan pada sistem kardiovaskular,

    tanaman yang digunakan yaitu:

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 32

    a. Hipertensi

    1) Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

    Zat aktif dalam mengkudu yaitu scopoletin danxeronin

    dapat menurunkan tekanan darah.Scopoletin bekerja dengan

    cara menurunkan tahanan atau resistensi perifer. Besarnya tahan

    perifer sangat bergantung pada kontraktilitas otot polos

    pembuluh darah.Otot polos pembuluh darah diatur oleh sistem

    saraf simpatis melalui pengeluaran neurotransmiter noradrenalin

    di ujung saraf simpatis pada dinding pembuluh darah.

    Kontraktilitas otot polos pembuluh darah juga dipengaruhi oleh

    fungsi endotel pembuluh darah, karena pada endotel disintesis

    dan disekresi berbagai bahan vasokonstriktor dan vasodilator,

    dan cara penggunaan mengkudu untuk penderita hipertensi

    dengan terapi jus mengkudu 2 kali sehari yaitu pada 20-30 menit

    sebelum sarapandan 20-30 menit sebelum makan malam

    didapatkan penurunan tekanan darah(Sari, 2015).

    2) Seledri (Apium graveolens)

    Kandungan pada seledri yaitu flavonoid, saponin, tanin

    1%, minyak asiri 0,033%, flavo-glukosida (apiin), apigenin,

    fitosterol, kolin, lipase, pthalides, asparagine, zat pahit, vitamin

    (A, B dan C), apiin, minyak menguap, apigenin dan alkaloid.

    Apigenin berkhasiat hipotensif, kandungan apigenin yang dapat

    mencegah penyempitan pembuluh darah dan phthalides yang

    dapat mengendurkan otot-otot arteri atau merelaksasi pembuluh

    darah. Zat tersebut yang mengatur aliran darah sehingga

    memungkinkan pembuluh darah membesar dan mengurangi

    tekanan darah. Cara penggunaannya dengan pemberian jus

    seledri dengan cara peras dan makan seperempat ons seledri

    setiap hari selama 1 minggu(Saputra & Fitria, 2016).

    b. Hiperlipidemia

    1) Salam (Eugenia polyantha)

    Salam mempunyai kandungan kimia minyak atsiri 0,2%

    (sitral, eugenol), flavonoid (katekin dan rutin), tannin dan

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 33

    metil kavicol (methyl chavicol) yang dikenal juga sebagai

    estragole atau p-allylanisole. Daun salam dapat menurunkan

    kadar LDL kolesterol serum secara bermakna sesuai dengan

    peningkatan dosis yang diberikan karenadaun

    salammengandung senyawa aktif seperti quercetin yang

    terkandung dalam flavonoid selain sifatnya sebagai

    antioksidan, dapat menghambat sekresi dari Apo-B100 ke

    intestinum, sehingga jumlah Apo B akan mengalami

    penurunan. Apo-B merupakan pembentuk VLDL dan LDL.

    Penggunaan daun salam kering efeknya tidak seharum

    penggunaan daun salam segar karena sebagian minyak atsiri

    yang terkandung sudah menguap, sehingga apabila

    menggunakan daun salam kering disarankan menambahkan

    jumlah daun salamnya untuk mendapatkan aroma harum

    (Harismah & Chusniatun, 2016).

    2) Cerme (Phyllanthus acidus (L.) Skeels)

    Ekstrak etanol daun cerme (P. acidus L.) mempunyai

    efek antikolesterol, dengan salah satu mekanisme kerjanya

    adalah menghambat penyerapan kolesterol pada saluran cerna

    menyebabkan penurunan bobot badan. Dosis optimal yang

    mempunyai efek antikolesterol dalam serum ditunjukkan oleh

    ekstrak etanol daun cerme dosis 45 mg/kg bb, dan efek

    penghambatan penyerapan kolesterol pada saluran cerna

    ditunjukkan oleh ekstrak etanol daun cerme dosis 22,5 mg/kg bb

    (Sutjiatmo et al., 2013).

    c. Stroke

    1) Tomat (Solanum lycopersicum)

    Kandungan terbesar dalam tomat yaitu likopen sebanyak

    3-5 mg dalam 100 gram tomat. Likopen merupakan suatu

    karotenoid non-provitamin A yang secara alamiah terdapat pada

    buah dan sayur berwarna merah, terutama dalam buah tomat dan

    produk-produk olahannya. Likopen merupakan pemadam

    oksigen radikal yang paling kuat dibanding karotenoid yang

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 34

    lain. Kemampuannya mengendalikan radikal bebas 100 kali

    lebih efisien daripada vitamin E.Terdiri dari 40 karbon rantai

    acyclic dengan 13 ikatan rangkap dan mempunyai beberapa

    bentuk isomer in vivo dan adanya sejumlah ikatan rangkap

    terkonjugasi tersebut. Pada proses stroke banyak terbentuk

    radikal bebas. Radikal bebas akan mengoksidasi jaringan otak

    dan meningkatkan kerusakan akibat iskemik serta memicu

    apoptosis (kematian sel). Likopen dapat mencegah terbentuknya

    plak dan berfungsi sebagai anti platelet terhadap pembentukan

    trombus pada arterosklerosis, sehingga mencegah

    arterosklerosis yang merupakan faktor resiko stroke (Humam &

    Lisiswanti, 2015).

    d. Iskemia Jantung

    1) Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.)

    Tumbuhan pisang sendiri di Indonesia sangat banyak,

    salah satunya adalah pisang kepok. Kulit pisang kepok

    mengandung beta karoten 45 mg/100g, dimana itu adalah

    jumlah yang cukup tinggi.Beta karoten pada pisang akan

    mengikat spesies oksigen reaktif (ROS) ekstrasel dan

    menghentikan aterosklerosis,awal siklus yang mencegah

    terjadinya trombus yang merupakan awal dari infark miokard

    akut (Aprilia et al., 2016).

    8. KarakteristikDayeuhluhur

    a. Geografi

    Wilayah Dayeuhluhur merupakan daerah perbukitan dengan

    iklim sejuk. Luas Kecamatan Dayeuhluhur seluas 18.506,10 hektar

    atau sekitar 8,2 persen dari luas Kabupaten Cilacap. Dayeuhluhur

    merupakan kecamatan yang memiliki dataran tertinggi di Kabupaten

    Cilacap yaitu 198 m dari permukaan laut. Topografi perbukitan,

    dikelilingi hutan dengan luas 5.371,40 Ha atau sekitar 29,02 persen

    dari Kecamatan Dayeuhluhur. Sedangkan luas wilayah Dayeuhluhur

    adalah 18.506,10 hektar atau sekitar 8,2 persen dari luas wilayah

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 35

    Kabupaten Cilacap. Untuk luas tegalan dan perkebunan adalah

    7.697,40 hektar dan sisanya adalah perumahan dan lainnya yaitu

    sekitar 2.455,53 hektar. Wilayah Kecamatan Dayeuhluhur terletak di

    sebelah barat – utara dari Cilacap, merupakan salah satu dari 24

    kecamatan di wilayah Kabupaten Cilacap yang berbatasan langsung

    dengan Propinsi Jawa Barat, batas-batas sebagai berikut: sebelah

    utara berbatasan dengan Kabupaten Kuningan, sebelah selatan

    dengan Kota Banjar, sebelah barat Kota Banjar dan Kabupaten

    Ciamis, sebelah timur dengan Kecamatan Wanareja (Badan Pusat

    Statistik Kabupaten Cilacap, 2016b).

    Gambar 2. 1. Peta Kecamatan Dayeuhluhur

    b. Kesehatan

    Petugas kesehatan di daerah Dayeuhluhur pada tahun 2015

    yaitu sebanyak 3 dokter , 28 bidan, 26 paramedis lain, dan 47 dukun

    bayi. Banyaknya sarana kesehatan menurut desa pada tahun 2015

    yaitu puskesmas sebanyak 2 dengan lokasi Puskesmas I di Desa

    Dayeuhluhur dan Puskesmas II di Desa Panulisan. Puskesmas

    pembantu sebanyak 4 dengan lokasi di Desa Datar, Desa Bingkeng,

    Desa Bolang, dan Desa Kutaagung. POSKESDES sebanyak 11

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 36

    dengan lokasi di Desa Panulisan Barat, Desa Panulisan, Desa

    Panulisan Timur, Desa Matenggeng, Desa Ciwalen, Desa

    Dayeuhluhur, Desa Hanum, Desa Bingkeng, Desa Bolang, Desa

    Cijeruk, Desa Cilumping, dan Desa Sumping Hayu. Posyandu

    sebanyak 61 dengan lokasi Desa Panulisan Barat 4, Desa Panulisan

    3, Desa Panulisan Timur 5, Desa Matenggeng 6, Desa Ciwalen 4,

    Desa Dayeuhluhur 10, Desa Hanum 6, Desa Datar 5, Desa Bingkeng

    5, Desa Bolang 6, Desa Kutaagung 3, Desa Cijeruk 2, Desa

    Cilumping 2, dan Desa Sumping Hayu 2 (Badan Pusat Statistik

    Kabupaten Cilacap, 2016a).

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 37

    C. Kerangka Konsep

    Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

    Persiapan

    Survei

    Peninjauan lapangan lokasi penelitian di Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap

    untuk mendapatkan calon informan untuk penelitian

    Perizinan

    Perizinan :

    1. Surat pengantar dari fakultas.

    2. KESBANGPOL Cilacap

    3. BAPPEDA Cilacap

    4. Surat pengantar dari kecamatan untuk tiap des.

    5. Ethical Clearance

    Pelaksanaan penelitian

    menentukan sampel

    1. Informan (dukun bayi, tukang pijat, tukang jamu).

    2. teknik yang dignakan yaitu purposive sampling.

    mengumpulkan data sampel

    Menggunakan teknik wawancara semi struktur, mengenai jenis-jenis tumbuhan dan pemanfaatannya atau penggunaanya sebagai obat tradisional pada gangguan

    sistem kardiovaskular

    analisis data 1. Transkrip wawancara

    2. Determinasi

    Analisis Hasil : Analisis deskriptif kualitatif dan penyusunan laporan akhir

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

  • 38

    D. Hipotesis

    1. Tumbuhan yang digunakan sebagai obat pada gangguan sistem

    kardiovaskular di Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap suku

    tumbuhan yang paling banyak digunakan yaitu Zingberaceae dan

    Lamiaceae

    2. Penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional pada gangguan sistem

    kardiovaskular pada masyarakat di Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten

    Cilacap menggunakan tumbuhan obat dengan cara direbus, ditumbuk,

    dikunyah, diperas, dioles, dan digosok.

    Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018