17
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Plambing Plambing didefinisikan sebagai seni dan ilmu pemasangan pipa dan peralatan saniter. Fungsi pertama dari instalasi plambing adalah untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup. Fungsi keduanya adalah untuk menyalurkan air bekas pakai (air kotor) dari peralatan saniter ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian penting gedung atau lingkungannya. (Simangunsong dan Daryanto, 2003) 2.2. Prinsip Dasar Sistem Penyediaan Air Bersih Penyediaan air bersih merupakan tujuan terpenting dari sistem penyediaan air. Dengan adanya sistem plambing ini diharapkan air bersih tidak mengalami pencemaran sehingga kualitas air tetap terjaga saat digunakan. Adapun beberapa hal yang memicu pencemaran air antara lain, masuknya kotoran ke dalam tangki, terjadinya karat pada alat plambing, aliran balik air dari jenis kualitas lain ke dalam pipa. 1.1.1. Syarat Air Bersih Berikut beberapa kriteria yang harus terpenuhi dalam penyediaan air bersih. a. Syarat Kualitas Kualitas air yang digunakan harus memiliki kualitas yang baik dari segi fisik, kimia, biologi dan radiologis agar tidak menimbulkan efek samping dalam pemakaiannya. b. Syarat Kuantitas Maksud dari syarat kuantitas yakni diharapkan air bersih yang tersedia dapat mencukupi kebutuhan penghuni gedung tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Plambing Prinsip …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Plambing Prinsip …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Plambing

Plambing didefinisikan sebagai seni dan ilmu pemasangan pipa dan

peralatan saniter. Fungsi pertama dari instalasi plambing adalah untuk menyediakan

air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup. Fungsi

keduanya adalah untuk menyalurkan air bekas pakai (air kotor) dari peralatan

saniter ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian penting

gedung atau lingkungannya. (Simangunsong dan Daryanto, 2003)

2.2. Prinsip Dasar Sistem Penyediaan Air Bersih

Penyediaan air bersih merupakan tujuan terpenting dari sistem penyediaan

air. Dengan adanya sistem plambing ini diharapkan air bersih tidak mengalami

pencemaran sehingga kualitas air tetap terjaga saat digunakan. Adapun beberapa

hal yang memicu pencemaran air antara lain, masuknya kotoran ke dalam tangki,

terjadinya karat pada alat plambing, aliran balik air dari jenis kualitas lain ke dalam

pipa.

1.1.1. Syarat Air Bersih

Berikut beberapa kriteria yang harus terpenuhi dalam penyediaan air bersih.

a. Syarat Kualitas

Kualitas air yang digunakan harus memiliki kualitas yang baik dari segi

fisik, kimia, biologi dan radiologis agar tidak menimbulkan efek samping

dalam pemakaiannya.

b. Syarat Kuantitas

Maksud dari syarat kuantitas yakni diharapkan air bersih yang tersedia dapat

mencukupi kebutuhan penghuni gedung tersebut.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Plambing Prinsip …

5

c. Syarat Kontinuitas

Persyaratan kontinuitas ini dimaksudkan untuk ketersediaan air yang

diambil sesuai kuantitas yang dibutuhkan dapat terus menerus digunakan

dengan fluktuasi debit yang relatif tetap selama 24 jam pada musim kemarau

ataupun hujan.

d. Syarat Tekanan

Tekanan air yang ada pada sistem plambing harus sesuai dengan ketentuan

yang berlaku sesuai dengan jenis gedung.

1.1.2. Jenis Sistem Penyediaan Air Bersih

Terdapat beberapa jenis sistem penyediaan air bersih, seperti yang telah

disebutkan dalam buku “Perencanaan Dan Pemeliharaan Sistem Plambing” karya

Soufyan Moh. Noerbambang dan Takeo morimura, 2005.

a. Sistem Sambungan Langsung

Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan

pipa utama penyediaan air bersih. Sistem ini biasanya diterapkan untuk

perumahan dan gedung-gedung kecil dan rendah karena terbatasnya tekanan

dalam pipa utama dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama

tersebut.

b. Sistem Tangki Atap

Dalam sistem ini air ditampung terlebih dahulu dalam tangki bawah

kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya terletak di atas

lantai tertinggi bangunan yang kemudian air dari tangki tersebut

dididtribusikan ke seluruh bangunan.

c. Sistem Tangki Tekan

Prinsip kerja sistem ini yaitu, air yang telah ditampung dalam tangki bawah

dipompakan ke dalam suatu tangki tertutup sehingga udara di dalamnya

terkompresi. Air dari tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi

bangunan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Plambing Prinsip …

6

d. Sistem Tanpa Tangki (Booster System)

Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki

tekan atau pun tangki atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi

bangunan dan pompa menghisap air langsung dari pipa utama.

1.1.3. Laju Aliran Air

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk memperoleh besarnya

laju aliran air, diantaranya yaitu berdasarkan jumlah penghuni, berdasarkan jenis

dan jumlah alat plambing dan berdasarkan unit beban alat plambing.

Tabel 2.1. Pemakaian Air Dingin Minimum Sesuai Penggunaan Gedung

No. Penggunaan Gedung Pemakaian

Air Satuan

1 Rumah Tinggal 120 liter/penghuni/hari

2 Rumah Susun 100 liter/penghuni/hari

3 Asrama 120 liter/penghuni/hari

4 Rumah Sakit 50 liter/tempat tidur pasien/hari

5 Sekolah Dasar 40 liter/siswa/hari

6 SLTP 50 liter/siswa/hari

7 SMU/SMK dan Lebih tinggi 80 liter/siswa/hari

8 Ruko / Rukan 100 liter/penghuni dan pegawai/hari

9 Kantor / Pabrik 50 liter/pegawai/hari

10 Toserba, Toko Pengecer 5 liter/m2

11 Restoran 15 liter/kursi

12 Hotel Berbintang 250 liter/tempat tidur/hari

13 Hotel Melati / Penginapan 150 liter/tempat tidur/hari

14 Gd. Pertunjukan, Bioskop 10 liter/kursi

15 Gd. Serba Guna 25 liter/kursi

16 Stasiun, Terminal 3 liter/penumpang tiba dan pergi

17 Peribadatan 5 liter/orang (belum dengan air wudhu)

Sumber : SNI 03-7065-2005

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Plambing Prinsip …

7

Tabel 2.2. Laju Aliran Air Berdasarkan Nilai Unit Alat Plambing Kumulatif

Sistem Penyediaan Tangki Gelontor Sistem Penyediaan Katup Gelontor

Load Water Supply

Fixture Units (WSFU)

Demand

Liter/second

Load Water

Supply Fixture

Units (WSFU)

Demand

Liter/second

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

12

14

16

18

20

25

30

35

40

45

50

60

70

80

90

100

120

140

160

180

200

250

300

400

500

750

1000

1250

1500

2000

2500

3000

4000

5000

0,19

0,32

0,41

0,51

0,59

0,68

0,74

0,81

0,86

0,92

1,01

1,07

1,14

1,19

1,24

1,36

1,47

1,57

1,66

1,76

1,84

2,02

2,21

2,41

2,59

2,74

3,03

3,31

3,60

3,85

4,10

4,73

5,36

6,62

7,82

10,73

13,12

15,08

16,97

20,50

23,97

27,32

33,12

37,41

5

6

7

8

9

10

12

14

16

18

20

25

30

35

40

45

50

60

70

80

90

100

120

140

160

180

200

250

300

400

500

750

1000

1250

1500

2000

2500

3000

4000

5000

0,95

1,10

1,25

1,40

1,55

1,70

1,80

1,91

2,01

2,11

2,21

2,40

2,65

2,78

2,90

3,03

3,15

3,41

3,66

3,86

4,06

4,26

4,61

4,86

5,11

5,39

5,68

6,37

6,81

8,01

9,02

11,17

13,12

15,08

16,97

20,50

23,97

27,32

33,12

37,41

Sumber : Pedoman Plambing Indonesia

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Plambing Prinsip …

8

a. Berdasarkan Jumlah Pemakai

Metode ini didasarkan pada pemakaian air rerata sehari dari setiap penghuni

dan perkiraan jumlah penghuni. Dengan demikian jumlah pemakaian air

sehari dapat diperkirakan. Angka pemakaian air yang diperoleh dengan

metode ini biasanya digunakan untuk menetapkan volume tangki atap,

tangki bawah, pompa dan sebagainya.

Rumus perhitungan pemakaian air rata-rata perhari

𝑄ℎ = 𝑄𝑑

𝑇 ....................................................................................(2.1)

Qd = jumlah penghuni x pemakaian air/org/hari

Dimana : Qh =Pemakaian air rata-rata (m3/jam)

Qd =Pemakaian air rata-rata sehari (m3)

T =Jangka waktu pemakaian (jam)

Rumus perhitungan pemakaian air pada jam puncak

𝑄ℎ−𝑚𝑎𝑥 = (𝑐1)(𝑄ℎ)....................................................................(2.2)

Dimana konstanta c1 biasanya berkisar antara 1,5 sampai 2,0.

Rumus perhitungan pemakaian air menit puncak

𝑄𝑚−𝑚𝑎𝑥 = (𝑐2)(𝑄ℎ

60) ...................................................................(2.3)

Dimana konstanta c2 berkisar antara 3,0 sampai 4,0.

b. Berdasarkan Jenis dan Jumlah Alat Plambing

Metode ini digunakan apabila kondisi pemakaian alat plambing dapat

diketahui misalnya untuk perumahan atau gedung kecil lainnya.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Plambing Prinsip …

9

1 2 4 8 12 16 24 32 40 50 70 100

Kloset, dengan katup

gelontor

1 50 50 40 30 27 23 19 17 15 12 10

Satu 2 3 4 5 6 7 7 8 9 10

Alat plambing biasa 1 100 75 55 48 45 42 40 39 38 35 33

dua 3 5 6 7 10 13 16 19 25 33

Sumber : Soufyan Noerbambang dan Takeo Morimura, (2005)

Rumus untuk menghitung faktor pemakaian :

𝑌𝑛 = 𝑌1 − [(𝑌1 − 𝑌2) ×(𝑋𝑛−𝑋1)

(𝑋2−𝑋1)]...............................................................(2.4)

Dimana : Yn = Faktor pemakaian (%)

Y1 = Jenis alat plambing pada jumlah 1

Y2 = Jenis alat plambing pada jumlah 2

Xn = Jumlah alat plambing yang akan dicari

X1 = Jumlah alat plambing 1

X2 = Jumlah alat plambing 2

Jumlah alat

plambing

Jenis alat

plambing

Tabel 2.3. Faktor Pemakaian (%) dan Jumlah Alat Plambing

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Plambing Prinsip …

10

Tabel 2.4. Pemakaian Air Tiap Alat Plambing

No Nama alat

plambing

Pemakaian air

untuk

penggunaan satu

kali (liter)

Penggunaan

per jam

Laju aliran

air

(liter/menit)

Waktu

untuk

pengisian

(detik)

1

Kloset (dengan

katup gelontor)

13,5-16.51)

6 - 12

110-180

8,2-10

2

Kloset (dengan

tangki gelontor)

13-15

6 - 12

15

60

3

Peturasan

(dengan katup

gelontor)

5

12 - 20

30

10

4

Peturasan, 2-4

orang (dengan

tangki gelontor)

9-18

(@4,5)

12

1,8-3,6

300

5

Peturasan, 5-7

orang (dengan

tangki gelontor)

22,5-31,5

(@4,5)

12

4,5-6,3

300

6

Bak cuci

tangan kecil 3 12 - 20 10 18

7

Bak cuci

tangan biasa

(lavatory)

10

6 - 12

15

40

8

Bak cuci dapur

(sink) dengan

keran 13 mm

15

6 - 12

15

60

9

Bak cuci dapur

(sink) dengan

keran 22 mm

25

6-12

25

60

10

Bak mandi

rendam

(bathtub)

125

3

30

250

11 Pancuran mandi

(shower) 24-60

12 120-300

12

Bak mandi gaya

Jepang

Tergantung

ukurannya 3 30

c. Berdasarkan Unit Beban Alat Plambing

Dalam metode ini untuk setiap alat plambing ditetapkan suatu unit beban

(fixture unit). untuk setiap bagian pipa dijumlahkan besarnya unit beban dari

semua alat plambing yang dilayaninya, kemudian dicari besarnya laju aliran

Sumber : Soufyan Noerbambang dan Takeo Morimura, (2005)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Plambing Prinsip …

11

air dengan kurva. Kurva ini memberiksn hubungan antara jumlah unit beban

alat plambing dengan laju aliran air dengan memasukkan faktor

kemungkinan penggunaan serempak dari alat-alat plambing.

Tabel 2.5. Unit Beban Alat Plambing Untuk Penyediaan Air Dingin

Jenis alat plambing Jenis Penyediaan air

Unit alat plambing

Keterangan Untuk

pribadi

Untuk

umum

Kloset Katup gelontor 6 10

Kloset Tangki gelontor 3 5

Peturasan dengan tiang Katup gelontor 10

Peturasan terbuka

(Urinall stall)

Katup gelontor 5

Peturasan terbuka

(Urinall stall)

Tangki gelontor 3

Bak cuci (kecil) Keran 0,5 1

Bak cuci tangan Keran 1 2

Bak mandi rendam

(Bath tub)

Keran pencampur air

dingin dan panas 2 4

Pancuran Mandi

(Shower)

Keran pencampur air

dingin dan panas 2 4

Pancuran Mandi

tunggal

Keran pencampur air

dingin dan panas 2

Bak cuci bersama (Untuk tiap keran) 2

Bak cuci pel Keran 3 4 Gedung kantor, dsb.

Bak cuci dapur Keran 2 4

Untuk umum : hotel atau

restoran, dll.

Bak cuci piring Keran 5

Bak cuci pakaian (satu

smpai tiga)

Keran 3

Pancuran minum Keran air minum 2

Pemanas air Katup bola 2

Sumber : Soufyan Noerbambang dan Takeo Morimura, (2005)

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Plambing Prinsip …

12

1.1.4. Tekanan Air dan Kecepatan Aliran

Tekanan air yang kurang mencukupi akan menimbulkan kesulitan dalam

pemakaiannya. Tekanan air yang berlebihan juga dapat menimbulkan rasa sakit

terkena pancaran air serta mempercepat kerusakan alat plambing dan menambah

kemungkinan timbulnya pukulan air.

Secara umum dapat dikatakan besarnya tekanan standar adalah 1,0 kg/cm2,

tekanan statik antara 4,0 kg/cm2 sampai 5,0 kg/cm2 untuk perkantoran dan antara

2,5 kg/cm2 sampai 3,5 kg/cm2 untuk hotel dan perumahan.

Nama alat plambing

Tekanan yang

dibutuhkan

(kg/cm2)

Tekanan

standar

(kg/cm2)

Katup gelontor kloset 0,7

1

Katup gelontor peturasan 0,4

Keran yang menutup sendiri, otomatik 0,7

Pancuran mandi, dengan pancaran halus/tajam 0,7

Pancuran mandi (biasa) 0,35

Keran biasa 0,3

Pemanas air langsung, dengan bahan bakar gas 0,25-0,7

Sumber : Soufyan Noerbambang dan Takeo Morimura, (2005)

Tabel 2.6. Tekanan Yang Dibutuhkan Alat Plambing

Gambar 2.1. Grafik Hubungan Antara Unit Beban

Alat Plambing dengan Laju Aliran

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Plambing Prinsip …

13

Rumus mencari tekanan tiap lantai :

P = 𝜌 × 𝑔 × ℎ .......................................................................................(2.5)

Dimana : P = Tekanan (N/m2)

𝜌 = Kerapatan air (998,2 kg/m3)

g = Percepatan gravitasi (9,81 m/ss)

h = Tinggi Potensial (m)

Biasanya standar kecepatan yang digunakan yakni sebesar 0,9 – 1,2 m/dtk,

dengan batas maksimum antara 1,5 – 2,0 m/dtk.

Rumus untuk pemeriksaan kecepatan aliran :

𝑉 = 4𝑄

𝜋.𝐷2 .................................................................................................(2.6)

Dimana : V = Kecepatan aliran (m/dtk)

Q = Laju aliran (m3/dtk)

D = Diameter Pipa (m)

1.1.5. Peralatan Penyediaan Air Bersih

2.2.5.1. Tangki Air

a. Tangki air atas (Roof Tank)

Tangki atas digunakan untuk memenuhi kebutuhan puncak, biasanya

disediakan dengan kapasitas cukup untuk jangka waktu kenutuhan puncak

yakni sekitar 30 menit. Kapasitas efektif tangki atas dinyatakan dengan

rumus :

𝑉𝐸 = (𝑄𝑝 − 𝑄𝑚𝑎𝑥)𝑇𝑝 − 𝑄𝑝𝑢 × 𝑇𝑝𝑢...................................................(2.7)

Dimana : 𝑉𝐸 = Kapasitas efektif tangki atas (liter)

Qp = Kebutuhan puncak (liter/menit)

Qmax = Kebutuhan jam puncak (liter/menit)

Qpu = Kapasitas pompa pengisi (liter/menit)

Tp = Jangka waktu kebutuhan puncak (menit)

Tpu = Jangka waktu kerja pompa pengisi (menit)

b. Tangki air bawah (Ground Reservoir Tank)

Tangki air bawah merupakan tempat tampungan seluruh air yang berasal

dari sumber. Kapasitas tangki yang hanya digunakan sebagai tampungan air

minum ukurannya adalah:

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Plambing Prinsip …

14

𝑉𝑅 = 𝑄𝑑 − (𝑄𝑠 × 𝑇)..............................................................................(2.8)

Dimana : 𝑉𝑅 = Volume tangki air minum (m3)

Qd = Jumlah kebutuhan air per hari (m3/hari)

Qs = Kapasitas pipa dinas (m3/jam)

T = Rata-rata pemakaian per hari (jam/hari)

2.2.5.2. Pipa

Pipa merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengalirkan fluida. Jenis

pipa yang pada umumnya digunakan pada instalasi dalam gedung adalah :

a. Pipa PVC (poly vinyl chloride)

b. Pipa GIP (galvanized iron pipe)

c. Pipa HDPE (high density poly ethylene)

Adapun kerugian-kerugian yang terjadi ketika air mengalir dalam

pipa, kerugian tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yakni kerugian akibat

gesekan, belokan, reducer, katup, dsb. Secara garis besar, kerugian tersebut dibagi

menjadi dua yaitu :

Kerugian Head Mayor (Mayor looses)

Kerugian yang disebabkan oleh gesekan yang terjadi antara fluida

dengan dinding pipa atau perubahan kecepatan yang dialami fluida.

Jenis aliran fluida dapat diketahui melalui Reynold number sebagai

berikut :

Re = 𝜌×𝑣×𝐷

𝜇...................................................................................(2.9)

Dimana : v = Kecepatan fluida (m/s)

𝜌 = Massa jenis fluida (kg/m3)

D = Diameter pipa (m)

𝜇 = Viskositas fluida (kg/m.s atau N.s/m2)

Kecepatan fluida (v) pada Reynold number dapat diketahui dengan

rumus :

m = 𝜌 × 𝑣 × 𝐴...........................................................................(2.10)

Dimana : m = Laju aliran massa fluida (kg/s)

𝜌 = Massa jenis fluida (kg/m3)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Plambing Prinsip …

15

v = Kecepatan fluida (m/s)

A = Luas penampang (m2)

Head Mayor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Darcy-

Weisbach sebagai berikut :

ℎ𝑓 = 𝑓 𝐿×𝑣2

𝐷×2𝑔.............................................................................(2.11)

dimana : hf = kerugian head karena gesekan (m)

f = faktor gesekan (dari diagram moody)

L = panjang pipa (m)

v = kecepatan rerata aliran dalam pipa (m/s)

D = diameter pipa (m)

G = percepatan gravitasi (9,81 m/ss)

Kerugian Head Minor (Minor looses)

Kerugian yang disebabkan oleh perubahan-perubahan mendadak

dari geometri aliran karena perubahan ukuran pipa, belokan-

belokan, katup, reducer serta berbagai jenis sambungan. Rumuas

besarnya kerugian minor :

ℎ𝑓 = Σ𝑛. 𝑘.𝑣2

2𝑔...........................................................................(2.12)

dimana : hf = kerugian head (m)

Σ𝑛 = jumlah kelengkapan pipa

Gambar 2.2. Diagram Moody

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Plambing Prinsip …

16

k = koefisian kerugian

v = kecepatan aliran dalam pipa (m/s)

G = percepatan gravitasi (9,81 m/ss)

2.2.5.3. Pompa

Pompa diperlukan untuk membantu mengalirkan dan menaikkan air dari

tangki bawah ke tangki atas yang kemudian akan didistribusikan. Beberapa jenis

pompa diantaranya yaitu pompa booster, pompa submersibel, pompa sentrifugal

dan lain-lain.

Gambar 2.3. Pompa Sentrifugal

2.2.5.4. Perlengkapan dan Aksesoris Pipa

a. Flens

Flens merupakan komponen yang digunakan untuk menggabungkan dua

element pipa dengan equipment lainnya.

b. Katup (Valve)

Katup memiliki fungsi sebagai pengatur atau pengontrol aliran dari suatu

cairan. Adapun beberapa jenis katup yang sering digunakan dalam sistem

plambing yakni katup sorong, katup bola, katup bersudut dan katup satu

arah.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Plambing Prinsip …

17

Gambar 2.4. Katup Sorong Gambar 2.5. Katup Bola

c. Belokan

Belokan adalah komponen pada pipa yang berfungsi sebagai penyambung

antar pipa agar arah pipa dapat sesuai dengan kebutuhan. Beberapa belokan

yang kerap diaplikasikan pada pipa yaitu belokan 90o, belokan 45 o, belokan

T-90 o dan lain sebagainya.

Gambar 2.6. Jenis Belokan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Plambing Prinsip …

18

2.3. Prinsip Dasar Sistem Pemadam Kebakaran

Sistem pemadam kebakaran atau instalasi hydrant kebakaran merupakan

suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air

bertekanan, yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran. (Depnaker,

1995)

2.3.1. Klasifikasi Bahaya Kebakaran

2.3.1.1. Bahaya Kebakaran Ringan

Hunian dengan bahaya kebakaran ringan termasuk hunian yang mempunyai

kondisi serupa dengan rumah ibadah, gedung pertemuan, bangunan pendidikan,

rumah sakit, perpustakaan, perumahan, musium dan lain sebagainya.

2.3.1.2. Bahaya Kebakaran Sedang

Hunian dengan bahaya kebakaran sedang kelompok 1 termasuk hunian yang

mempunyai kondisi serupa dengan pabrik elektronik, pabrik gelas, pabrik

pengalengan, restoran (daerah servis), parkir untuk mobil dan ruangan pamer, dan

lain-lain. Sedangkan untuk kelompok 2 meliputi pabrik kimia, kandang kuda,

pabrik permesinan, pabrik textile, dan lain-lain.

2.3.1.3. Bahaya Kebakaran Berat

Hunian dengan bahaya kebakaran berat kelompok 1 termasuk hunian yang

mempunyai kondisi serupa dengan hanggar pesawat terbang, pengecoran,

penggergajian kayu, pabrik plywood, percetakan, dan lain sebagainya. Sedangkan

untuk kelompok 2 meliputi pabrik asphalt saturating, solvent cleaning,

pabrik/bengkel dimana dilakukan pekerjaan varnish dan pengecatan dengan cara

pencelupan dan pabrik atau tempat tertentu dimana dilakukan pekerjaan dengan

resiko kebakaran yang tinggi, dan lain-lain.

2.3.2. Sistem Pemadam Kebakaran Dalam Gedung

Ada beberapa sistem pemadam kebakaran yang dapat digunakan,

diantaranya yaitu sistem sprinklers dan sistem fire hose reel yang ada di dalam

kotak hydrant.

2.3.2.2. Sistem sprinklers

Sistem sprinkler memiliki fungsi memancarkan air secara otomatis ketika

ada api yang akan menyebabkan kebakaran. Sprinkler akan bekerja secara otomatis

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Plambing Prinsip …

19

jika temperatur operasi pada kepala sprinkler berkisar antara 57°C atau 68°C.

Terdapat beberapa jenis sistem pada sprinkler, diantaranya yaitu:

Wet riser system

Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air bertekanan dengan

tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.

Dry riser system

Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak berisikan air bertekanan.

Peralatan penyedia air akan mengalirkan air secara otomatis jika

instalasi fire alarm memerintahkannya.

Biasanya gedung bertingkat menggunakan sistem wet riser karena

lebih cepat dalam menangani kebakaran dibandingkan dry riser. Adapun klasifikasi

dari prinsip kerja sistem sprinklers yakni :

Sistem bahaya kebakaran ringan

Kepadatan pancaran yang direncanakan 2,25 mm/menit dengan

daerah kerja maksimum yang diperkirakan 84 m2.

Sistem bahaya kebakaran sedang

Kepadatan pancaran yang direncanakan 5 mm/menit dengan daerah

kerja maksimum yang diperkirakan 72-360 m2.

Sistem bahaya kebakaran berat

Untuk proses industri kepadatan pancaran yang direncanakan 7,5-

12,5 mm/menit dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan

260 m2. Untuk gudang penimbunan kepadatan pancaran yang

direncanakan 7,5-30 mm/menit dengan daerah kerja maksimum

yang diperkirakan 260-300 m2

Untuk menentukan area jangkauan sprinklers, dapat dihitung sebagai

berikut :

X = jarak maksimal antar titik sprinkler – (1

4 x jarak maksimal)

Sedangkan rumus untuk menentukan jumlah kepala sprinkler adalah :

Jumlah sprinkler = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑟𝑖𝑛𝑘𝑙𝑒𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑖𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 ..................................................(2.13)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Plambing Prinsip …

20

2.3.2.3. Sistem fire hose reel

Sistem fire hose reel mempunyai fungsi mengalirkan air secara manual

dengan menggunakan selang yang telah disediakan. Mempunyai diameter pipa 6,35

cm, jangkauan maksimal pipa 30,5 m, dilengkapi dengan katup pengeluaran,

diletakkan sekitar 50 cm diatas lantai agar mudah dijangkau.

2.3.3. Sistem Pemadam Kebakaran Luar Gedung

Hydrant pilar mempunyai fungsi untuk menyuplai air ke gedung yang akan

disalurkan pada bagian yang terbakar. Diameter selang minimal 2,5 in, diameter

pipa minimum 4 in, dengan panjang selang 30 m, diletakkan 50 cm diatas

permukaan tanah dan tidak kurang dari 6m dari tepi bangunan. Dibutuhkan adanya

siamese connection yang berfungsi sebagai penyuplai air dari mobil pemadam

kebakaran untuk disalurkan ke dalam instalasi pipa yang ada di dalam gedung yang

kemudian akan dipancarkan oleh hydrant box.