Upload
januar789
View
12
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan Akhir Uji Kuat Tekan Uni Axial Praktikum Geomekanika
Citation preview
M III
UJI KUAT TEKAN UNIAXIAL3.1 Tujuan
Untuk mengukur kuat tekan tertinggi yang bisa diterima batuan yang membebaninya pada sumbu axial, mengukur deformasi axial dan diameteral untuk bisa mendapatkan nilai sifat elastisitas dan karakteristik dari batuan.
3.2 Landasan Teori3.2.1 Uji kuat Tekan UniaxialPada pengujian ini dengan mempergunakan mesin tekan gunanya untuk menekan contoh sampel batuan yang berbentuk silinder, balok ataupun prisma dari satu arah atau uniaxial. Sebaran tegangan pada contoh sampel batuan secara teoritis yaitu searah dengan gaya yang di kenakan pada contoh sampel tersebut, tapi juga dalam aslinya arah tegangan tidak searah deangan gaya yang di kenakan pada contoh sampel karena diakibatkan adanya pengaruh dari plat penekan mesin tekan yang menghimpit sampel. Ada beberapa istilah dan definisi yang berkaitan dengan uji kuat tekan uniaxial yaitu : Kondisi runtuh benda uji
Suatu peristiwa yang ada pada pengujian kuat tekan batu dimana pada pembacaan manometer beban sumbu sudah dapat menghasilkan penurunan beban sumbu pada saat setelah pembacaan maksimum sudah tidak mampu dapat dicapai lagi.
Kuat tekan
Besarnya beban pada sumbu maksimum per satuan luas yang bisa ditahan oleh benda uji tersebut sehingga terjadi keruntuhan dan dinyatakan dalam satuan MPa.Antara batuan dengan sinar matahari, air dan perubahan cuaca bisa mengakibatkan adanya pelapukan ataupun perapuhan pada batuan maupun mineral penyusunnya. Pelapukan dan perapuhan ini mengakibatkan kekuatan pada batuan menurun. Kejadian berhubungan antara kuat tekan uniaksial (UCS) atau porositas batuan dengan Slake Durability Index pada contoh batuan, adalah batu lempung dan batu lempung kelanauan. Batasan masalah yang terjadi contoh batuan yang akan diuji yaitu batu lempung dan batu lempung kelanauan hal ini dititik beratkan kepada porositas, kuat tekan batuan (UCS), dan ketahanan contoh batuan terhadap slaking. Pengujian dilakukan untuk dapat mengetahui hubungan antara kuat tekan batuan (UCS) dan porositas dengan Slake Durability Index. Pelapukan batuan Slake Durability Index Sifat Fisik Bobot isi spesifik gravity kadar air porositas yaitu merupakan perbandingan antara dari volume rongga di dalam batuan dengan volume total batuan. Porositas suatu batuan dinyatakan dalam persen (%). Void ratio (e) Kuat Tekan Batuan (UCS) Kekuatan contoh pada batuan dengan pembebanan sampai dengan batas kekuatan maksimum dari batuannya itu sendiri dipengaruhi oleh dimensi contohnya batuan. Pelapukan perusakan batuan di kulit bumi karena adanya pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin), penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi bentuk butiran yang lebih kecil bahkan bisa menjadi hancur ataupun larut dalam air. Adapun macam-macam elapukan yaitu pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis. Pelapukan mekanis yaitu proses penghancuran batuan secara fisik tanpa adanya perubahan kimiawi. Pelapukan kimiawi yaitu proses pelapukan dimana pada batuan mengalami perubahan kimiawi yang pada umumnya berupa pelarutan. Pelapukan biologis atau biasa disebut juga pelapukan organis yaitu terjadi akibat adanya proses organis Slake Durability Index.3.2.2 Stabilisasi Tanah Dengan Semen
Stabilisasi tanah dengan semen yaitu suatu campuran berasal dari tanah yang dihancurkan, semen dan air yang kemudian dikerjakan proses pemadatan yang dapat memperoleh suatu bahan yang baru yang disebut tanah semen ( soil cement ). Pada stabilisasi tanah dengan semen, semen tidak hanya berperan untuk mengisi pori-pori tanah, tetapi juga semen menempel pada bagian bidang-bidang kontak antara butiran-butiran tanah dan fungsinya yaitui sebagai bahan pengikat yang kuat. Proses interaksi antara tanah dengan semen yaitu sebagai Absorpsi air dan reaksi pertukaran ion bahwa sebuah partikel semen yang kering yang tersusun secara heterogen dan memiliki isi kristal-kristal 3CaO.SiO2, 4CaO.SiO4, 3CaO.Al2O3 dan dari bahan-bahan yang padat yang berupa 4CaO.Al2O3Fe2O3. Jika semen dicampurkan pada tanah, ion kalsium Ca+++ akan dilepaskan melalui proses hidrolisa dan pertukaran ion akan berlanjut pada permukaan partikel-partikel lempung. Dengan melalui reaksi ini partikel-partikel lempung akan menggumpal sehingga mengakibatkan konsistensi tanah akan menjadi lebih baik, pada reaksi terbentuknya kalsium silikat dari reaksi-reaksi kimia yang berlangsung, maka pada reaksi utama yang berkaitan dengan kekuatan yaitu hidrasi dari A-lite (3CaO.SiO2) dan B-lite (2CaO.SiO2) yang terdiri dari kalsium silikat dan melalui proses hidrasi tadi hidrat-hidrat seperti contohnya kalsium silikat dan aluminat terbentuk. Senyawa-senyawa seperti ini berperan dalam pembentukan ataupun pengerasan, reaksi pozzolan kalsium hidroksida yang dihasilkan pada proses hidrasi akan bisa membentuk reaksi dengan tanah (reaksi pozzolan) yang sifatnya memperkuat ikatan antara partikel, karena berfungsi sebagai pengikat.3.2.3 Reaksi Pertukaran Ion
Butiran lempung pada kandungan tanah memiliki bentuk halus dan bermuatan negatif. Ion positif seperti contohnya ion hidrogen, ion sodium, ion kalsium serta air yang berpolarisasi, semuanya melekat di permukaan butiran-butiran lempung. Jika kapur dicampurkan dengan tanah dengan kondisi seperti diatas tersebut, maka pertukaran ion akan segera terjadi dan ion sodium yang berasal dari kapur akan diserap oleh permukaan butiran lempung. Hal ini diikuti oleh flokulasi butir-butir lempung menjadi bentuk gumpalan-gumpalan butir kasar yang gembur. Efeknya yaitu pada umumnya dap[at menambah batas plastis dan memperkecil batas cair. Efek dari keseluruhan yaitu memperkecil indeks plastis.3.2.4 Penekanan Uniaksial Penekanan uniaxial terhadap contoh batuan silinder yaitu salah satu merupakan uji sifat mekanik yang biasa umum digunakan. Uji kuat tekan uniaksial dikerjakan untuk bisa menentukan kuat tekan batuan (t ), Modulus Young (E), Nisbah Poisson (v) , dan kurva tegangan-regangan. Contoh dari batuan berbentuk silinder yang ditekan ataupu dibebani sampai runtuh. Perbandingan dari tinggi dan diameter contoh silinder yang biasa dipakai yaitu 2 sampai 2,5 dan luas permukaan pembebanan harus yang datar, halus dan paralel tegak lurus dengan sumbu aksis contoh batuan. Modulus Young ( E )
Modulus Young atau modulus elastisitas yaitu merupakan faktor yang sangat penting dalam untuk mengevaluasi deformasi dari batuan pada kondisi pembebanan yang bervariasi. Nilai dari modulus elastisitas batuan sangat bervariasi dari satu contoh batuan dari satu daerah geologi yang satu ke daerah geologi yang lainnya dikarenakan adanya perbedaan dalam hal formasi batuan dan genesa atau mineral pembentuknya. Modulus elastisitas yang dipengaruhi oleh tipe batuan, porositas, ukuran partikel, dan kandungan air. Modulus elastisitas akan lebih tinggi nilainya apabila diukur dengan tegak lurus perlapisan daripada diukur sejajar dengan arah perlapisan. Modulus elastisitas biasa dihitung dari perbandingan tegangan aksial dengan regangan aksial. Modulus elastisitas bisa ditentukan yang didasarkan pada persamaan :
Keterangan: E = Modulus elastisitas (MPa)
. = Perubahan tegangan (MPa)
a = Perubahan regangan aksial (%)
Terdapat tiga cara yang bisa dipakai untuk bisa menentukan nilai modulus elastisitas yaitu : Tangent Youngs Modulus, yaitu suatu perbandingan antara tegangan aksial dengan regangan aksial yang dihitung dengan persentase yang tetap dari nilai kuat tekan. Umumnya biasa diambil 50% dari nilai kuat tekan uniaksial. Youngs Modulus, adalah perbandingan tegangan aksial dengan perbandingan regangan aksial yang dihitung dengan pada bagian linier dari kurva tegangan- tegangan. Secant Youngs Modulus, adalah perbandingan antara tegangan aksial dengan regangan aksial yang dihitung dengan membuat garis lurus yang dimulai dari tegangan nol ke suatu titik pada kurva regangan-tegangan dalam persentase yang tetap dari nilai kuat tekan. Yang umumnya biasa diambil 50% dari nilai kuat tekan uniaksial. Nisbah Poisson ( Poisson Ratio )
Nisbah Poisson yaitu sebagai suatu perbandingan negatif antara regangan lateral dan regangan aksial. Nisbah Poisson bisa menunjukkan adanya suatu pemanjangan ke arah lateral (lateral expansion) akibat dari adanya tegangan didalam arah aksial. Sifat pada mekanik ini bisa ditentukan dengan memakai persamaan : SHAPE \* MERGEFORMAT
Keterangan: V = Nisbah Poisson
l = regangan lateral (%)
a= regangan aksial (%)
Pada pengujian kuat tekan uniaksial ini terdapat suatu tipe pecah contoh pada batuan saat runtuh. Tipe pecah pada batuan tergantung pada tingkat ketahanan contoh pada batuan dan kualitas permukaan contoh batuan yang bersentuhan secara langsung dengan permukaan alat penekan pada saat pembebanan. Uji kuat tekan uniaksialdapat menghasilkan tujuh tipe pecah, yaitu diantaranya :
a. Cataclasis
b. Belahan arah aksial
c. Hancuran kerucut d. Hancuran geser e. Hancuran geser dari sudut ke sudut
f. Kombinasi belahan aksial dan geser g. Serpihan mengulit bawang dan menekuk 3.3 Alat dan Bahan Percobaan3.3.1Alata. Mesin kuat tekan untuk menekan percontoh yang berbentuk silinder, balok atau prisma dari satu arah secara menerus/kontinu hingga spesimen pecah.b. Sepasang plat baja berbentuk silinder yang diletkan pada kedua ujung spesimen dengan diameter yang sama.
c. Dial gague untuk mengukur deformasi axial dan diameteral.
3.3.2 Bahana. sampel yang akan di uji3.4 Prosedura. Contoh batuan yang akan digunakan dalam uji ini disiapkan dengan ukuran dimensi panjang minimal dua kali diameter perconto.
b. Spesimen diletakan diantara plat baja dan diatur agar tepat dengan plat form penekanan alat, kemudian mesin dinyalakan sehingga spesimen berada ditengah-tengah apitan plat baja dan pastikan bahwa kedua permukaan spesimen telah menyentuh plat baja tersebut.
Sumber : Uji Laboratorium Tambang 2015Foto 1
Prosedur Peletakan Sampel Pada Alat UCSc. Skala pengukuran bebas harus ditetapkan pada keadaan netral (nol).
d. Pada alat kuat tekan dipasang tiga buah dial gauge, pemasangan alat ini dimaksudkan untuk mengukur deformasi aksial, deformasi lateral kiri dan pengukuran deformasi lateral kanan.
Sumber : Uji Laboratorium Tambang 2015
Foto. 2
Prosedur Peletakan Dial Gaugee. Baca jarum penunjuk pembebanan pada axial dial gauge per 30 detik dan catat hasil pengukuran.
f. Selama pembebanan berlangsung, secara periodik dicatat nilai deformasi axial dan deformasi lateral yang ditunjukan oleh dial gauge. Pembacaan ini dilakukan dalam selang waktubper 30 detik.g. Pemberian pembebanan dilakukan sedikit demi sedikit hingga spesimen pecah.
Sumber : Uji Laboratorium Tambang 2015Foto 3
Prosedur Pemberian Bebanh. Pembebanan dihentikan setelah spesimen mengalami pecah dan hasilnya dibuat sketsa bentuk pecah serta catat sudut pecahnya
Sumber : Uji Laboratorium Tambang 2015
Foto 4
Spesimen Mengalami Pecah3.5Data Hasil PercobaanTabel 3.1
Data Hasil Percobaan Sampel 1:1 Kecil
NoWaktu (menit)Beban (kg)Tegangan (kg/cm2)Pembacaan "Dia Gauge"
Axial, (Ln x 10-3cm)Diametral, Dn x 10-3cm
KananKiri
10,25502,105260,00150,01600,0090
20,51004,211190,00200,01700,0100
30,751506,316790,00300,01750,0105
412008,422380,00300,01800,0110
51,2525010,527980,00300,0190
61,530012,633570,00400,01950,0135
71,7535014,739170,00400,02000,0145
8240016,844760,00450,02250,0160
92,2545018,950360,00600,02400,0170
102,550021,055960,00800,02600,0190
112,7555023,161550,01000,02800,0220
12360025,267150,01100,02950,0235
133,2565027,372740,01300,03100,0250
143,570029,478340,01300,03200,0250
153,7575031,583930,01400,03300,0250
16480033,689530,01450,03350,0250
174,2585035,795130,01500,03400,0250
184,590037,900720,01600,03500,0255
194,7595040,006320,01800,03600,0255
205100042,111910,01850,03650,0260
215,15102042,9541510,01950,03700,0260
Diameter (Do)= 5,5 cm
Tinggi (Lo)= 11 cm
Luas (Ao)= 23,74625 cm2Tabel 3.2
Data Hasil Percobaan Sampel 1:3 Besar
NoWaktu (menit)Beban (kg)Tegangan (kg/cm2)Pembacaan "Dia Gauge"
Axial, (Ln x 10-3cm)Diametral, Dn x 10-3cm
KananKiri
10,25502,547770,000100,00280,005
20,51005,095540,000200,00280,0055
30,751507,643310,000200,00210,0055
4120010,191080,000300,00240,006
51,2525012,738850,001000,00230,0065
61,530015,286620,001100,00250,0071
71,7535017,834390,001300,0050,0083
8240020,382170,001300,00620,0092
92,2545022,929940,001400,00610,01
102,550025,477710,001500,00680,0102
112,7555028,025480,001600,00690,0103
12360030,573250,001600,00820,0107
133,2565033,121020,001600,00840,0109
143,570035,668790,001700,01020,0117
153,7575038,216560,001800,01040,0118
16480040,764330,001900,01060,0103
174,2585043,312100,001900,0110,0109
184,590045,859870,001900,01350,0097
194,7595048,407640,002000,01370,0095
205100050,955410,002100,01310,0103
215,25105053,503180,002200,01310,0094
225,5110056,050960,002300,01130,005
Diameter (Do)= 5 cm
Tinggi (Lo)= 10 cm
Luas (Ao)= 19,625 cm2Tabel 3.3Data Hasil Percobaan Sampel 1:3 Kecil
NoWaktu (menit)Beban (kg)Tegangan (kg/cm2)Pembacaan "Dia Gauge"
Axial, (Ln x 10-3cm)Diametral, Dn x 10-3cm
KananKiri
10,25502,18430,00000,00000,0000
20,51004,36860,00000,00000,0000
30,751506,55290,00000,00500,0010
412008,73720,00000,00500,0015
51,2525010,92150,00000,00900,0020
61,530013,10580,00050,01100,0030
71,7535015,29010,00050,01250,0040
8240017,47440,00050,01300,0040
92,2545019,65870,00050,01400,0040
102,550021,84300,00050,01450,0040
112,7555024,02730,00100,01500,0045
12360026,21160,00100,01550,0050
133,2565028,39590,00150,01550,0055
143,570030,58020,00150,01550,0055
153,7575032,76450,00150,01600,0070
16480034,94880,00150,01600,0085
174,2585037,13310,00200,01600,0095
184,590039,31740,00200,01600,0100
194,7595041,50180,00250,01600,0105
205100043,68610,00250,01600,0115
215,25105045,87040,00250,01600,0120
225,5110048,05470,00250,01600,0140
235,75115050,23900,00250,01600,0145
246120052,42330,00250,01600,0150
256,25125054,60760,00250,01600,0155
266,5130056,79190,00250,01600,0160
276,75135058,97620,00300,01600,0170
287140061,16050,00300,01600,0180
297,25145063,34480,00300,01600,0190
307,5150065,52910,00300,01800,0260
Diameter (Do)= 5,4 cm
Tinggi (Lo)= 10,8 cm
Luas (Ao)= 22,8906 cm23.5Pengolahan Data Sampel 1:1 KecilMencari Tegangan SHAPE \* MERGEFORMAT
a)
b)
c)
d)
e)
Mencari Regangan Axial
SHAPE \* MERGEFORMAT
a)
b)
c)
d)
e)
Mencari Regangan Diametral
SHAPE \* MERGEFORMAT
a)
b)
c)
d)
e)
Sampel 1:3 Besar
Mencari Tegangan
SHAPE \* MERGEFORMAT
a)
b)
c)
d)
e)
Mencari Regangan Axial
SHAPE \* MERGEFORMAT
a)
b)
c)
d)
e)
Mencari Regangan Diametral
SHAPE \* MERGEFORMAT
a)
b)
c)
d)
e)
Sampel 1:3 Kecil
Mencari Tegangan
SHAPE \* MERGEFORMAT
a)
b)
c)
d)
e)
Mencari Regangan Axial
SHAPE \* MERGEFORMAT
a)
b)
c)
d)
e)
Mencari Regangan Diametral
SHAPE \* MERGEFORMAT
a)
b)
c)
d)
e)
3.6Hasil Pengolahan Data
Tabel 3.4
Hasil Pengolahan Data Sampel 1:1 Kecil NoWaktu (menit)Beban (kg)Tegangan (kg/cm2)Pembacaan "Dia Gauge"Regangan Axial, ( Ln/Lo)Regangan Diametral, ( Dn/Do)
Axial, (Ln x 10-3cm)Diametral, Dn x 10-3cm
KananKiri
10,25502,105260,00150,01600,00900,000140,00455
20,51004,211190,00200,01700,01000,000180,00491
30,751506,316790,00300,01750,01050,000270,00509
412008,422380,00300,01800,01100,000270,00527
51,2525010,527980,00300,01900,01200,000270,00564
61,530012,633570,00400,01950,01350,000360,00600
71,7535014,739170,00400,02000,01450,000360,00627
8240016,844760,00450,02250,01600,000410,00700
92,2545018,950360,00600,02400,01700,000550,00745
102,550021,055960,00800,02600,01900,000730,00818
112,7555023,161550,01000,02800,02200,000910,00909
12360025,267150,01100,02950,02350,001000,00964
133,2565027,372740,01300,03100,02500,001180,01018
143,570029,478340,01300,03200,02500,001180,01036
153,7575031,583930,01400,03300,02500,001270,01055
16480033,689530,01450,03350,02500,001320,01064
174,2585035,795130,01500,03400,02500,001360,01073
184,590037,900720,01600,03500,02550,001450,01100
194,7595040,006320,01800,03600,02550,001640,01118
205100042,111910,01850,03650,02600,001680,01136
215,15102042,9541510,01950,03700,02600,001770,01145
Sumber : Hasil Uji Laboratorium Tambang 2015Grafik 1
Perbandingan Tegangan Dengan Regangan Axial Dan Regangan Diametral
Sampel 1:1 Kecil
Sumber : Hasil Uji Laboratorium Tambang 2015Tabel 3.5
Hasil Pengolahan Data Sampel 1:3 BesarNoWaktu (menit)Beban (kg)Tegangan (kg/cm2)Pembacaan "Dia Gauge"Regangan Axial, ( Ln/Lo)Regangan Diametral, ( Dn/Do)
Axial, (Ln x 10-3cm)Diametral, Dn x 10-3cm
KananKiri
10,25502,547770,000100,00280,0050,000010,00156
20,51005,095540,000200,00280,00550,000020,00166
30,751507,643310,000200,00210,00550,000020,00152
4120010,191080,000300,00240,0060,000030,00168
51,2525012,738850,001000,00230,00650,000100,00176
61,530015,286620,001100,00250,00710,000110,00192
71,7535017,834390,001300,0050,00830,000130,00266
8240020,382170,001300,00620,00920,000130,00308
92,2545022,929940,001400,00610,010,000140,00322
102,550025,477710,001500,00680,01020,000150,00340
112,7555028,025480,001600,00690,01030,000160,00344
12360030,573250,001600,00820,01070,000160,00378
133,2565033,121020,001600,00840,01090,000160,00386
143,570035,668790,001700,01020,01170,000170,00438
153,7575038,216560,001800,01040,01180,000180,00444
16480040,764330,001900,01060,01030,000190,00418
174,2585043,312100,001900,0110,01090,000190,00438
184,590045,859870,001900,01350,00970,000190,00464
194,7595048,407640,002000,01370,00950,000200,00464
205100050,955410,002100,01310,01030,000210,00468
215,25105053,503180,002200,01310,00940,000220,00450
225,5110056,050960,002300,01130,0050,000230,00326
Sumber : Hasil Uji Laboratorium Tambang 2015Grafik. 2
Perbandingan Tegangan Dengan Regangan Axial Dan Regangan Diamteral
Sampel 1:3 Besar
Sumber : Hasil Uji Laboratorium Tambang 2015Tabel 3.6
Hasil Pengolahan Data Sampel 1:3 KecilNoWaktu (menit)Beban (kg)Tegangan (kg/cm2)Pembacaan "Dia Gauge"Regangan Axial, ( Ln/Lo)Regangan Diametral, ( Dn/Do)
Axial, (Ln x 10-3cm)Diametral, Dn x 10-3cm
KananKiri
10,25502,18430,00000,00000,00000,000000,00000
20,51004,36860,00000,00000,00000,000000,00000
30,751506,55290,00000,00500,00100,000000,00111
412008,73720,00000,00500,00150,000000,00120
51,2525010,92150,00000,00900,00200,000000,00204
61,530013,10580,00050,01100,00300,000050,00259
71,7535015,29010,00050,01250,00400,000050,00306
8240017,47440,00050,01300,00400,000050,00315
92,2545019,65870,00050,01400,00400,000050,00333
102,550021,84300,00050,01450,00400,000050,00343
112,7555024,02730,00100,01500,00450,000090,00361
12360026,21160,00100,01550,00500,000090,00380
133,2565028,39590,00150,01550,00550,000140,00389
143,570030,58020,00150,01550,00550,000140,00389
153,7575032,76450,00150,01600,00700,000140,00426
16480034,94880,00150,01600,00850,000140,00454
174,2585037,13310,00200,01600,00950,000190,00472
184,590039,31740,00200,01600,01000,000190,00481
194,7595041,50180,00250,01600,01050,000230,00491
205100043,68610,00250,01600,01150,000230,00509
215,25105045,87040,00250,01600,01200,000230,00519
225,5110048,05470,00250,01600,01400,000230,00556
235,75115050,23900,00250,01600,01450,000230,00565
246120052,42330,00250,01600,01500,000230,00574
256,25125054,60760,00250,01600,01550,000230,00583
266,5130056,79190,00250,01600,01600,000230,00593
276,75135058,97620,00300,01600,01700,000280,00611
287140061,16050,00300,01600,01800,000280,00630
297,25145063,34480,00300,01600,01900,000280,00648
307,5150065,52910,00300,01800,02600,000280,00815
Sumber : Hasil Uji Laboratorium Tambang 2015
Grafik 3
Perbandingan Tegangan Dengan Regangan Axial Dan Regangan Diametral
Sampel 1:3 Kecil
Sumber : Hasil Uji Laboratorium Tambang 20153.7 Analisa
Pada saat melakukan praktikum ini mengapa sampel batuan yang diuji retakannya tidak pada tempatnya, hal ini dikarenakan tidak ratanya pada permukaan atas dan bawah dari sampel sehingga tekanan yang diterima oleh sampel batuan tidak merata ke semua permukaan. Juga mengapa dari setiap sampel memiliki tingkat kehancuran yang berbeda, hal ini dikarenakan komposisi penyusun antar sampel yang berbeda beda pula.
Nilai tegangan puncak (c) antara masing masing sampel memiliki perbedaan dimana pada sampel 1:1 kecil nilai tegangan puncaknya sebesar 4,3 Mpa, sampel 1:3 besar sebesar 5,61 Mpa, dan sampel 1:3 kecil sebesar 6,55 Mpa. Perbedaan ini disebabkan oleh komposisi material penyusun dari masing masing sampel pun berbeda beda, untuk sampel 1:1 memiliki nilai tegangan puncak terkecil karena perbandingan komposisi penyusun antara semen dan pasir 1:1, hal ini menyebabkan daya ikat antar butir pada sampel lemah. Berbeda dengan sampel 1:3 kecil yang memiliki perbandingan komposisi penyusun antara semen dan pasirnya 1:3, dimana daya ikat antar butir pada sampel yang kuat sehingga memiliki nilai tegangan puncak yang tertinggi.3.8 KesimpulanBahwa setiap sampel batuan memiliki kekuatan tekanan yang berbeda-beda itu dikarenakan dari komposisi yang terkandung di dalam sampel tersebut yang berbeda. Tegangan puncaknya pun memiliki hasil yang berbeda-beda yaitu sampel I memiliki tegangan puncak 4,3 Mpa, sampel II memiliki tegangan puncak 5,6 Mpa, dan sampel III memiliki tegangan puncak 6,3 Mpa, maka tegangan puncak yang tertinggi didapat dari sampel yang ke III. Pengujian Uniaxial Compression Test ini memiliki manfaat dalam dunia pertambangan, pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa kuat batuan tersebut menerima beban, dan berapa beban maksimal yang dapat ditahan oleh batuan tersebut. Di lapangan hal ini berguna dalam penentuan jumlah alat mekanis yang bekerja dalam suatu mine site tersebut, untuk menghindari resiko yang tidak di inginkan.DAFTAR PUSTAKANugraha, Rifki, 2012, KUAT TEKAN UNIAXIAL, Blogger, Diakses 7 Maret pukul 13.45 WIB
Rafik, 2011, YOUNG MODULUS, Blogger, Diakses 7 Maret pukul 14. 30 WIB
Rudi, Braja, 2010, UJI KUAT TEKAN, Blogger, Diakses 7 Maret 2013 pukul 14.00 WIB
=:a
V=l:a