37
Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 BAB III - 1 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Sedangkan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat diukur dari kapasitas pendapatan asli daerah, rasio pendapatan asli daerah terhadap jumlah penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Untuk memahami tingkat kemampuan keuangan daerah, maka perlu dicermati kondisi kinerja keuangan daerah, baik kinerja keuangan masa lalu maupun kebijakan yang melandasi pengelolaannya. 3.1. KINERJA KEUANGAN 2009 - 2013 Keuangan Daerah merupakan komponen daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang menyatu dalam kerangka Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). APBD hakikatnya merupakan salah satu instrument kebijakan untuk meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat di daerah. APBD sebagai bentuk penjabaran kuantitatif dari tujuan dan sasaran Pemerintah Daerah serta tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah, disusun dalam suatu struktur yang menggambarkan besarnya pendanaan atas berbagai sasaran yang hendak dicapai, tugas-tugas pokok dan fungsi sesuai kondisi, potensi, aspirasi dan kebutuhan riil di masyarakat untuk suatu tahun tertentu. Perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari batasan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam: (1) Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah; (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 juncto Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; dan (4) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

  • Upload
    vannga

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 1

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA

KERANGKA PENDANAAN

Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk

didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban

daerah tersebut. Sedangkan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan

kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah (Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 tahun 2006).

Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat diukur dari kapasitas

pendapatan asli daerah, rasio pendapatan asli daerah terhadap jumlah penduduk

dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Untuk memahami tingkat kemampuan

keuangan daerah, maka perlu dicermati kondisi kinerja keuangan daerah, baik

kinerja keuangan masa lalu maupun kebijakan yang melandasi pengelolaannya.

3.1. KINERJA KEUANGAN 2009 - 2013

Keuangan Daerah merupakan komponen daerah dalam rangka

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang menyatu dalam kerangka

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). APBD hakikatnya

merupakan salah satu instrument kebijakan untuk meningkatkan pelayanan

umum dan kesejahteraan masyarakat di daerah. APBD sebagai bentuk

penjabaran kuantitatif dari tujuan dan sasaran Pemerintah Daerah serta tugas

pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah, disusun dalam suatu struktur

yang menggambarkan besarnya pendanaan atas berbagai sasaran yang

hendak dicapai, tugas-tugas pokok dan fungsi sesuai kondisi, potensi, aspirasi

dan kebutuhan riil di masyarakat untuk suatu tahun tertentu.

Perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari

batasan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam: (1) Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah;

(2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah; (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor

13 Tahun 2006 juncto Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah; dan (4) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

Page 2: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 2

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)

Nomor : 13 tahun 2006, bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) meliputi aspek Pendapatan dan aspek Belanja, serta

aspek Pembiayaan.

Aspek Pendapatan terdiri dari Pendapatan Daerah, Dana

Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah, Aspek Belanja terdiri

dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung dan Aspek

Pembiayaan terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran

Pembiayaan.

A. Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah adalah semua penerimaan yang melalui

rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana,

merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu

dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah adalah hak

pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan

bersih. Pendapatan daerah di bagi kedalam tiga komponen yaitu

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain

Pendapatan Daerah yang Sah.

Perkembangan realisasi pendapatan daerah Provinsi Jawa

Timur tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada

tabel berikut :

Page 3: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 3

Tabel 3.1

Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah

Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2009-2013 (dalam jutaan rupiah)

No.

Uraian

2009 2010 2011 2012 2013 * Rata-rata

Pertumbuhan (%) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 PENDAPATAN DAERAH 7.827.695 9.777.104 11.493.376 15.551.060 17.390.237,95 22,40

1.1. Pendapatan Asli Daerah 5.708.040 7.275.089 8.898.617 9.733.648 11.596.810,13 19,57

1.1.1. Pajak daerah 4.891.816 5.907.320 7.298.242 7.816.591 9.404.933,62 17,93

1.1.2. Retribusi daerah 75.609 66.238 66.360 118.824 106.215,19 14,06

1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan daerah yang

dipisahkan

227.446 243.827 365.149 352.900 332.020,39 11,92

1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 513.169 1.057.705 1.168.866 1.445.333 1.753.640,93 40,40

1.2. Dana Perimbangan 2.093.556 2.445.305 2.528.086 3.069.016 3.092.884,30 10,59

1.2.1. Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan pajak

957.077 1.175.388 1.125.554 1.523.965 1.374.591,58

11,04

1.2.2. Dana alokasi umum 1.118.478 1.212.935 1.347.502 1.491.561 1.632.648,29 9,92

1.2.3. Dana alokasi khusus 18.001 56.982 55.031 53.490 85.644,43 67,61

1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah

26.098 56.710 66.672 2.748.396 2.700.543,53 1.038,84

1.3.1 Hibah 22.033 28.168 29.197 34.241 39.728,18 16,20

1.3.2 Dana penyesuaian dan otonomi khusus

4.065 28.542 37.475 2.714.155 2.660.815,35 1.943,50

Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur Keterangan: *) data unaudit

Berdasarkan data selama tahun 2009-2013 Perkembangan

pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur cukup baik dan

mengalami peningkatan. Pada tahun 2009, total pendapatan daerah

Provinsi Jawa Timur adalah sebesar Rp 7,82 Trilyun lebih. Angka

tersebut terus mengalami peningkatan hingga tahun 2013 menjadi

Rp 17,39 Trilyun lebih dengan peningkatan rata-rata pertahun

sebesar 22,40%. Ini menunjukkan bahwa perekonomian di Jawa

Timur dalam lima tahun terakhir terus mengalami kemajuan.

Kemajuan tersebut direpresentasikan oleh tingkat pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi, yaitu pada tahun 2012 sebesar 7,27%

atau di atas rata–rata nasional sebesar 6,5%. Gambaran

Peningkatan dan pertumbuhan pendapatan daerah dapat dilihat

pada grafik 3.1 berikut :

Page 4: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 4

Grafik 3.1 Pendapatan Daerah dan pertumbuhannya Tahun 2009 – 2013

Komponen utama dari pendapatan daerah adalah Pendapatan

asli Daerah, berdasarkan tabel 3.1. dapat dilihat bahwa Pendapatan

Asli Daerah (PAD) nilainya mengalami peningkatan yang signifikan.

Tahun 2009 nilai PAD Provinsi Jawa Timur masih sekitar Rp 5,70

Trilyun lebih, nilai per tahun terus meningkat dengan kenaikan rata-

rata 19,57% pertahun, dan tahun 2013 nilai PAD menjadi Rp 11,59

Trilyun lebih. Perkembangan PAD yang signifikan ini menunjukkan

bahwa perekonomian daerah telah berkembang dengan cukup baik

dan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan

pemerintah daerah (provinsi). Gambaran Peningkatan dan

pertumbuhan pendapatan asli daerah dapat dilihat pada grafik 3.2

berikut :

Grafik. 3.2 Pendapatan Asli Daerah dan pertumbuhannya Tahun 2009-2013

Page 5: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 5

Pada sisi dana perimbangan, nilainya juga mengalami

peningkatan yang luar biasa besar. Tahun 2009 masih sebesar

Rp 2,09 Trilyun lebih, pada tahun 2013 nilai meningkat menjadi

Rp 3,09 Trilyun lebih dengan peningkatan rata-rata pertahun

sebesar 10,59%. Hal ini menunjukan bahwa pemerintah

memberikan transfer dana yang begitu besar untuk Provinsi Jawa

Timur. Maka dengan peningkatan ini, perekonomian Jawa Timur

dapat tumbuh dengan baik, dan dapat mengindikasikan bahwa

pengelolaan keuangan oleh pejabat pemerintah di provinsi telah

berjalan cukup baik. Gambaran Peningkatan dan pertumbuhan dana

perimbangan dapat dilihat pada grafik 3.3 berikut :

Grafik 3.3 Dana Perimbangan dan pertumbuhannya tahun 2009 – 2013

Sedangkan pada pendapatan lain yang sah, nilainya relatif

kecil dibandingkan komponen pendapatan daerah yang lain. Tahun

2009 nilainya hanya Rp 26,09 milyar lebih, akan tetapi pada tahun

2012 nilai menjadi hingga Rp 2,74 Trilyun lebih dan 2013 menjadi

Rp 2,70 Trilyun lebih. Pada tahun 2012-2013 ada dana transfer

untuk program pendidikan (BOS) yang pada tahun sebelumnya di

tranfers langsung ke Kabupaten/Kota, gambaran Peningkatan dan

pertumbuhan lain-lain Pendapatan yang sah Provinsi Jawa Timur

tahun 2009 -2013 dapat dilihat pada grafik 3.4 berikut.

Page 6: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 6

Grafik. 3.4. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dan pertumbuhannya

Tahun 2009 - 2013

Lain-lain pendapatan yang sah dalam empat tahun terakhir

terus mengalami peningkatan, namun komponen ini tidak begitu

dipengaruhi oleh perekonomian, dan didalam pengelolaannya lebih

dimanfaatkan untuk kesejahteraan publik secara umum.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jawa Timur tahun 2009-2013

masih didominasi oleh sumbangan dari pajak daerah (sekitar

82,56%). Urutan kedua adalah lain-lain Pendapatan Asli Daerah

yang sah (sekitar 30,61%), berikutnya adalah hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan (BUMD) (sekitar 13,74%), terakhir

adalah retribusi daerah (sekitar 3,52%).

Pajak Daerah dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011

pertumbuhannya signifikan, pada tahun 2012 mengalami

pertumbuhan yang menurun antara lain disebabkan adanya

peralihan pajak Provinsi ke kabupaten/Kota, namun pada tahun

2013 mengalami pertumbuhan yang meningkat lagi, gambaran

Peningkatan dan pertumbuhan pajak daerah Provinsi Jawa Timur

tahun 2009 -2013 dapat dilihat pada grafik 3.5 berikut:

Page 7: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 7

Grafik. 3.5. Pajak Daerah dan pertumbuhannya dari tahun 2009 - 2013

Sedangkan Perkembangan pendapatan dari BUMD dirasa

sudah cukup baik, namun mengingat kontribusinya yang masih

rendah maka perlu untuk lebih ditingkatkan.

B. Belanja Daerah

Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 31 ayat (1) menyebutkan

bahwa belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai

pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi

atau kabupeten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan

dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu

yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan

pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Belanja daerah dikelompokkan ke dalam belanja tidak

langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan

belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan

pelaksanaan program dan kegiatan. Sementara belanja langsung

merupakan belanja yang dianggarkan yang terkait secara langsung

dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

APBD Pemerintah Provinsi Jawa Timur selama kurun waktu

tahun 2009-2013 mengalami perkembangan yang terus meningkat.

Pada tahun 2009 kekuatan belanja daerah Provinsi Jawa Timur 2009

Page 8: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 8

sebesar Rp 7,60 trilyun lebih dan tahun 2013 meningkat menjadi

sebesar Rp 16,78 trilyun lebih dengan peningkatan rata-rata per

tahun sebesar 22,27%. Meskipun nilai belanja daerah meningkat

namun laju pertumbuhannya berfluktuatif dan cenderung menurun,

pada tahun 2010 pertumbuhan belanja daerah sebesar 31,68%,

tahun 2011 pertumbuhan mengalami penurunan dibanding tahun

sebelumnya yaitu sebesar 16,74%, dan tahun 2012 pertumbuhan

lebih tinggi dibanding tahun 2011 namun lebih rendah dibanding

tahun 2010 yaitu sebesar 31,03% dan 2013 pertumbuhan menurun

menjadi 9,64%. Rincian perkembangan Belanja Daerah disajikan

sebagaimana tabel 3.2. berikut.

Tabel 3.2

Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah

Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2009-2013 (dalam jutaan rupiah)

No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 ** Rata-rata

Pertumbu

han(%) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 BELANJA DAERAH 7.602.039 10.010.008 11.685.921 15.311.542 16.787.421,60 22,27

1.1. Belanja Tidak Langsung

4.318.899 5.869.746 6.589.868 9.633.571 10.601.239,66 26,10

1.1.1. Belanja Pegawai 1.075.189 1.283.592 1.407.957 1.486.342 1.533.121,24 9,45

1.1.2. Belanja Hibah 540.817 682.407 1.121.555 3.865.451 4.901.951,41 90,50

1.1.3. Belanja bantuan sosial 72.471 47.628 99.096 44.990 32.555,11 -2,11

1.1.4. Belanja Bunga 296 168 4.422 6.036 5.108,75 628,98

1.1.5. Belanja Bagi Hasil kpd Provinsi/kab/

Kota/Pemerintah Desa

1.883.301 2.326.860 2.674.049 2.702.288 3.081.718,25 13,39

1.1.6. Belanja Bantuan Keuangan kpd Provinsi/kab/ Kota/Pemerintah Desa

746.138 1.503.834 1.237.765 1.477.432 986.232,68 17,49

1.1.7. belanja Tidak Terduga 687 25.257 45.023 51.032 60.552,22 922,18

1.2. Belanja langsung 3.283.140 4.140.262 5.096.053 5.677.971 6.186.181,94 17,39

1.2.1. Belanja Pegawai 483.187 668.598 895.166 1.019.269 1.164.943,22 25,10

1.2.2. Belanja Barang dan Jasa 1.962.653 2.593.788 3.155.525 3.601.337 3.845.796,03 18,68

1.2.3. Belanja Modal 837.300 877.877 1.045.362 1.057.365 1.175.442,70 9,06

Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur Keterangan: *) data unaudit

Berdasarkan Tabel 3.2 di atas, dapat diketahui bahwa

realisasi belanja tidak langsung selama periode 2009-2013, setiap

tahunnya mengalami kenaikan dengan peningkatan rata-rata

pertahun sebesar 26,10%.

Belanja langsung selama periode 2009-2013, setiap tahunnya

juga mengalami kenaikan dengan peningkatan rata-rata pertahun

sebesar 17,39%.

Page 9: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 9

Apabila dibandingkan antara target dan realisasi anggaran

belanja daerah selama periode 2009-2013, dapat diketahui bahwa

realisasi belanja daerah setiap tahunnya belum mencapai 100%, hal

ini antara lain dikarenakan pedoman pelaksanaan dana alokasi

khusus datangnya sering terlambat sehingga mempengaruhi capaian

realisasi penyerapan, Efisiensi pelaksanaan kegiatan (sisa lelang),

dan Penggunaan DBHCHT dibatasi oleh Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 84/PMK.07/2008 tentang Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai

Hasil Tembakau dan Sanksi Atas Penyalahgunaan Alokasi Dana Bagi

Hasil Cukai Tembakau sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.07/2009. Maka daerah sangat

berhati-hati dalam penggunaannya sehingga berdampak pada

realisasi penyerapan anggaran. Namun demikian dari tahun ketahun

realisasinya semakin meningkat meski belum mencapai 100%, yang

mengindikasikan bahwa perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan semakin baik. Target dan Realisasi Belanja Daerah

Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2009-2013 dapat dilihat pada

tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Target dan Realisasi Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2009-2013

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Anggaran

Target Realisasi % Bertambah/ (Berkurang)

2009 8.395.165,21 7.602.038,81 90,55 (793.126,41)

2010 10.508.103,17 10.010.008,13 95,26 (498.095,03)

2011 12.305.791,49 11.685.920,67 94,96 (619.870,81)

2012 16.007.745,52 15.311.542,33 95,65 (696.203,19)

2013* 17.611.859,87 16.787.421,59 95,31 (824.438,27)

Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur Keterangan: *) data unaudit

Sedangkan target realisasi belanja pegawai provinsi Jawa

Timur tahun 2009 smapai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada

tabel 3.4 berikut:

Page 10: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 10

Tabel 3.4 Target dan Realisasi Belanja Pegawai Provinsi Jawa Timur

Tahun Anggaran 2009-2013 (dalam jutaan rupiah)

Tahun Anggaran

Target Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2009 1.303.778,73 1.075.189,35 82,47 (228.589,39)

2010 1.357.500,25 1.283.591,78 94,56 (73.908,46)

2011 1.470.200,66 1.407.956,63 95,77 (62.244,02)

2012 1.557.539,37 1.486.342,13 95,43 (71.197,24)

2013* 1.609.084,27 1.533.121,23 95,28 (970.090,27)

Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur Keterangan: *) data unaudit

Berdasarkan tabel 3.4 di atas, dapat diketahui bahwa

besarnya belanja pegawai selama periode 2009-2013, setiap

tahunnya mengalami peningkatan dengan rata-rata kenaikan

sebesar 9,45% namun realisasinya tidak mencapai 100%. Hal ini

dikarenakan adanya pegawai yang purna tugas dan atau meninggal

pada tahun anggaran berjalan sehingga mempengaruhi penyerapan

anggaran belanja pegawai. Sementara di dalam pengalokasian

anggaran belanja pegawai harus penuh sesuai dengan kebutuhan

dalam satu tahun anggaran.

C. Pembiayaan Daerah

Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu

dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,

baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun

tahun anggaran berikutnya.

Realisasi Pembiayaan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur

mulai tahun 2009 sampai dengan 2013 dan rata-rata

perkembangan/kenaikan realisasi Penerimaan dan Pengeluaran

Daerah dapat dilihat pada Tabel 3.5 sebagai berikut:

Page 11: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 11

Tabel 3.5 Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pembiayaan Daerah

Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2009-2013 (dalam jutaan rupiah)

No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 * Rata-rata

Pert (%) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 PEMBIAYAAN DAERAH 1.705.342,86 1.712.609,82 1.416.458,41 913.991,71 1.212.675,81 (4,92)

1.1. Penerimaan Pembiayaan 2.061.246,53 2.000.253,45 1.564.783,41 1.359.475,04 1.753.509,14 (2,22)

1.1.1. SiLPA Tahun Lalu 2.061.246,53 1.930.998,87 1.479.695,65 1.223.913,29 1.153.509,14 (13,18)

1.1.2. Pencairan Dana Cadangan 0,00 41.500,00 0,00 0,00 600.000,00

1.1.3. Penerimaan Pinjaman Daerah

0,00 23.254,58 34.687,76 2.057,69 0,00

1.1.4. Penyertaan Modal

(Investasi Daerah) 0,00 4.500,00 50.400,00 133.504,06

0,00

1.2. Pengeluaran Pembiayaan

355.903,66 287.643,63 148.325,00 445.483,33 540.833,33 38,53

1.2.1. Pembentukan Dana Cadangan

0,00 0,00 0,00 100.000,00 500.000,00

1.2.2. Penyertaan Modal (Investasi Daerah)

350.592,00 280.903,00 147.525,00 337.250,00 30.100,00 (7,46)

1.2.3. Pembayaran Pokok Utang 5.311,66 6.740,63 800,00 8.233,33 10.733,33 224,58

Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur Keterangan: *) data unaudit

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa penerimaan pembiayaan

selalu lebih besar dari pengeluaran pembiayaan. Penerimaan masih

didominasi oleh SiLPA tahun lalu, namun besarnya SiLPA tahun lalu

perkembangannya cenderung mengalami penurunan rata-rata per tahun

sebesar 4,92%. Hal ini mengindikasikan bahwa penyusunan

perencanaan pembangunan di Jawa Timur semakin baik.

Pada pengeluaran pembiayaan didominasi pada komponen

penyertaan modal, hal ini untuk memperkuat kepemilikan saham

Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Bank Jatim dan meningkatkan

kemampuan operasional beberapa perusahaan daerah.

3.1.2. Neraca Daerah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2001,

Neraca Daerah adalah neraca yang disusun berdasarkan standar

akuntansi pemerintah secara bertahap sesuai dengan kondisi

masing-masing pemerintah. Neraca Daerah memberikan informasi

mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban (utang), dan ekuitas

dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Aset, kewajiban, dan

ekuitas dana merupakan rekening utama yang masih dapat dirinci lagi

menjadi sub rekening sampai level rincian obyek.

Page 12: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 12

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun

2005 tentang Standar Akuntasi Pemerintah, Neraca Daerah merupakan

salah satu laporan keuangan yang harus dibuat oleh Pemerintah Daerah.

Laporan ini sangat penting bagi manajemen pemerintah daerah, tidak

hanya dalam rangka memenuhi kewajiban peraturan perundang-

undangan yang berlaku saja, tetapi juga sebagai dasar untuk

pengambilan keputusan yang terarah dalam rangka pengelolaan

sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah secara efisien

dan efektif.

Aset daerah merupakan aset yang memberikan informasi tentang

sumber daya ekonomi yang dimiliki dan dikuasai pemerintah daerah,

memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi pemerintah daerah

maupun masyarakat di masa mendatang sebagai akibat dari peristiwa

masa lalu, serta dapat diukur dalam uang.

Kinerja Neraca Daerah Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur

selama kurun waktu 2009-2013 seperti terlihat pada Tabel 3.6 dan

dapat dijelaskan secara rinci, sebagai berikut:

Tabel 3.6. Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah

Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2009-2012 (dalam jutaan rupiah)

No Uraian 2009 2010 2011 2012 Rata-rata

Pertum (%) audited audited audited audited

1. ASET 29.131.559,60 31.455.579,85 33.522.820,76 34.828.834,58 6,15

1.1. Aset Lancar 2.280.684,51 2.138.180,98 2.571.973,36 2.206.615,46 (0,06)

1.1.1. Kas 1.959.934,26 1.506.085,29 1.308.787,31 1.154.156,28 (16,02)

1.1.2. Piutang 255.251,37 536.639,93 1.164.304,58 937.669,58 69,25

1.1.3. Persediaan 65.498,88 95.455,76 98.881,47 114.789,60 21,80

1.2 Investasi Jangka

Panjang 1.971.139,17 3.600.656,08 4.125.181,41 4.504.818,94 35,48

1.2.1 Investasi non Permanen 421.265,70 323.642,68 348.265,40 221.728,74 (17,30)

1.2.2 Investasi Permanen 1.549.873,47 3.277.013,40 3.776.916,01 4.283.090,20 46,70

1.3 Aset Tetap 24.764.584,78 25.595.757,19 26.657.852,49 27.775.268,57 3,90

1.3.1 Tanah 12.185.805,17 12.188.603,59 12.271.035,88 12.216.001,81 0,08

1.3.2 Peralatan dan mesin 1.827.481,59 2.052.842,25 2.356.269,01 2.672.040,91 13,50

1.3.3 Gedung dan bangunan 1.342.520,61 1.541.062,02 2.073.913,35 2.453.203,99 22,55

1.3.4 Jalan, irigasi, dan jaringan 9.207.769,32 9.561.361,08 9.839.667,61 10.337.171,84 3,94

1.3.5 Aset tetap lainnya 22.556,22 25.664,57 27.014,51 31.095,83 11,38

1.3.6 Konstruksi dalam pengerjaan

178.451,87 226.223,68 89.952,12 65.754,18 (20,12)

1.4 Dana Cadangan 41.500,00 0,00 0,00 100.943,86

1.4.1 Dana Cadangan 41.500,00 0,00 0,00 100.943,86

1.5 Aset Lainnya 73.651,14 120.985,61 167.813,50 241.187,75 48,90

Page 13: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 13

No Uraian 2009 2010 2011 2012 Rata-rata

Pertum (%) audited audited audited audited

1.5.1 Tagihan penjualan angsuran

0,00 1.886,70 1.221,99 893,90

1.5.2 Tuntutan Perbendaharaan 0,00

1.393,33 1.393,33

1.5.3 Tagihan tuntutan ganti

kerugian daerah 0,00 8,37 505,47 640,68

1.5.4 Kemitraan dengan pihak

kedua 0,00 0,00 0,00

1.5.5 Aset tak berwujud 73.651,14 102.546,50 131.501,46 157.681,66 29,13

1.5.6 Aset lainnya 0,00 16.544,05 33.191,25 80.578,17

2 KEWAJIBAN 455.909,91 335.303,06 372.365,20 527.860,89 8,79

2.1 Kewajiban Jangka Pendek 455.909,91 312.848,48 323.456,22 487.627,55 7,59

2.2. Utang Perhitungan Pihak

Ketiga (PFK) 28.908,62 12.018,52 38.881,54 6,23 21,70

2.3. Utang Bunga 85,90 4.233,46 254,06 2.681,58 1.896,60

2.4. Bagian Lancar utang jangka panjang

6.740,63 800,00 8.233,33 10.733,33 290,47

2.5. Utang Belanja 14.939,63 19.915,20 62.514,90

49,07

2.6. Utang Bagi Hasil Pajak 386.315,94 232.252,30 171.766,71 371.828,86 16,85

2.7. Utang Bagi Hasil Bukan Pajak 5.534,83 6.239,27 2.764,39 9.337,78 64,94

2.8. Utang Lain-lain 13.384,36 37.389,73 39.041,28 93.039,77 107,36

2.2. Kewajiban Jangka Panjang

22.454,58 48.908,98 40.233,33

3. EKUITAS DANA 26.423.873,80 28.996.593,67 30.656.294,87 32.094.413,76 6,72

3.1.1 Ekuitas Dana Lancar 1.824.774,60 1.825.332,49 2.248.517,14 1.718.987,91 (0,11)

3.1.2 Sisa Lebih Pembiayaan

Anggaran (SILPA) 1.930.998,87 1.479.705,85 1.223.913,29 1.153.509,14 (15,47)

3.1.3 Pendapatan yg ditangguhkan 26,76 11.881,59 7.061,34 591,61 14.722,95

3.1.4 Cadangan Piutang 255.251,37 536.639,93 1.164.304,58 937.669,58 69,25

3.1.5 Cadangan Persediaan 65.498,88 95.455,76 98.881,47 114.789,60 21,80

3.1.6 Dana yg hrs disediakan ut pembiayaan utang jangka pendek

(427.001,29) (298.350,63) (245.643,54) (487.572,03) 16,90

3.2. Ekuitas Dana Investasi 26.809.375,09 29.294.944,30 30.901.938,42 32.481.041,92 6,62

3.3. Ekuitas Dana Cadangan 41.500,00

100.943,86

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

26.879.783,71 29.331.896,73 31.028.660,07 32.622.274,64 6,68

Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur

Selama kurun waktu 2009-2012, perkembangan jumlah aset

Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengalami perkembangan yang

meningkat, dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 6,68%.

Aset tersebut terdiri atas aset lancar (kas, piutang dan persediaan),

investasi jangka panjang (investasi non permanen dan investasi

permanen), aset tetap (tanah, peralatan dan mesin, gedung dan

bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya, kontruksi dalam

pengerjaan), dana cadangan, aset lainnya (tagihan penjualan angsuran,

tuntutan perbendaharaan, tagihan tuntutan ganti kerugian daerah,

Page 14: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 14

kemitraan dengan pihak kedua, aset tak berwujud, aset lainnya),

semuanya dipergunakan untuk menunjang kelancaran tugas

pemerintahan.

Kewajiban, baik Jangka Pendek maupun Jangka Panjang,

memberikan informasi tentang utang pemerintah daerah kepada pihak

ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah.

Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau

tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu yang dalam

penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di

masa yang akan datang. Kewajiban Pemerintah Provinisi Jawa Timur

dalam kurun waktu 5 tahun (2009-2013) dengan rata-rata pertumbuhan

sebesar 8,79%.

Selanjutnya, tingkat kualitas pengelolaan keuangan daerah dapat

diketahui berdasarkan analisis rasio atau perbandingan antara

kelompok/elemen laporan keuangan yang satu dengan kelompok yang

lain. Beberapa rasio yang dapat diterapkan di sektor publik adalah rasio

likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio utang. Rasio likuiditas terdiri rasio

lancar (current ratio), rasio kas (cash ratio) dan rasio cepat (quick ratio).

Sedangkan rasio lancar (current ratio) adalah rasio standar untuk

menilai kesehatan organisasi. Rasio ini menunjukkan apakah pemerintah

daerah memiliki aset yang cukup untuk melunasi kewajiban yang jatuh

tempo. Kualitas pengelolaan keuangan daerah dikategorikan baik apabila

nilai rasio lebih dari satu. Rata-rata pertumbuhan rasio keuangan

Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2009-2013 dapat dilihat pada

Tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7 Rata-Rata Pertumbuhan Rasio Keuangan

Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2009-2012

Uraian 2009 2010 2011 2012 Rata-rata per

tahun (%)

Rasio Likuiditas

- Rasio lancar (current ratio) 5,00 6,83 7,95 4,53 6,08

- Rasio quick (quick ratio) 4,86 6,53 7,65 4,29 5,83

Rasio Solvabilitas

- Rasio total hutang terhadap total aset

0,02 0,01 0,01 0,02 0,01

- Rasio hutang terhadap modal

0,02 0,01 0,01 0,02 0,01

Rasio Aktivitas

- Rata-rata umur piutang 0,03 0,04 0,07 0,07 0,05

- Rata-rata umur persediaan 0,14 0,22 0,20 0,15 0,18

Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur

Page 15: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 15

Dari Tabel 3.7 terlihat selama tahun 2009-2011 rasio lancar

mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan likuiditas Pemerimtah

Provinsi Jawa Timur cukup bagus karena kemampuan membayar

utangnya tinggi. Namun rasio ini mengalami penurunan pada tahun

2012 karena adanya utang bunga yang cukup besar dan utang lainnya

serta utang bagi hasil pajak dan bukan pajak.

Trend quick rasio hampir sama polanya dengan current rasio.

Meskipun mengalami penurunan pada tahun 2012, tetapi tingginya quick

rasio memberikan jaminan bahwa kemampuan Pemerintah Provinsi Jawa

Timur dalam melunasi utang jangka pendeknya tinggi.

Rasio utang thadap aset serta utang terhadap total modal

menunjukan tingkat leverage Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Nilai

leverage menunjukan kisaran angka dibawah 3%. Hal ini menunjukan

bahwa mayoritas aset Pemerintah Provinsi Jawa Timur didanai dari

modal sendiri. Rendahnya tingkat leverage mengindikasikan bahwa

Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada kondisi yang kuat.

Secara umum kondisi keuangan yang dicerminkan melalui rasio

neraca dan APBD dapat ditunjukkan sebagai berikut :

1. Rasio Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur terhadap APBD

Rasio kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemampuan

pemerintah provinsi dalam membiayai sendiri kegiatan

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat

yang telah membayar pajak dan restribusi sebagai sumber

pendapatan yang diperlukan provinsi.

Tabel 3.8 Rasio Kemandirian Keuangan

Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2013

(dalam jutaan rupiah)

Tahun PAD Bantuan Pemerintah

Pusat (Dana Perimbangan)

Rasio Kemandirian (2/3*100)

1 2 3 4

2009 5.708.040 2.093.556 272,65

2010 7.275.089 2.445.305 297,51

2011 8.898.617 2.528.086 351,99

2012 9.733.648 3.069.016 317,16

2013* 10.382.698 3.092.884 335,70 Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur

Keterangan: * Tahun 2013 data unaudit

Page 16: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 16

Dari tabel 3.8. diatas menunjukkan bahwa rasio kemandirian

keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur cukup tinggi. Semakin

tinggi rasio kemandirian mempunyai arti bahwa tingkat

ketergantungan provinsi terhadap bantuan pemerintah pusat

semakin rendah, demikian pula sebaliknya. Data di atas, meskipun

terjadi perkembangan yang cukup signifikan di tahun 2013,

menunjukkan tingginya rasio kemandirian keuangan Pemerintah

Provinsi Jawa Timur, hal ini menunjukkan bahwa tingkat

ketergantungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur terhadap

Pemerintah Pusat rendah.

2. Rasio Aktivitas/Keserasian

a. Rasio Belanja Pegawai terhadap APBD

Tabel 3.9 Rasio Belanja Pegawai Terhadap APBD

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Total Belanja

Operasi Total Belanja

Rasio Belanja Operasi terhadap APBD (2/3*100)

1 2 3 4

2009 1.075.189 7.602.039 14,14

2010 1.283.592 10.010.008 12,82

2011 1.407.957 11.685.921 12,05

2012 1.486.342 15.311.542 9,71

2013* 1.533.121 16.787.422 9,13

Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur Keterangan: * Tahun 2013 data unaudit

Berdasarkan Tabel 3.9. rasio belanja pegawai terhadap APBD

Provinsi Jawa Timur mulai tahun 2009 hingga tahun 2013 cenderung

menurun, yaitu rasio Belanja Operasi terhadap APBD pada tahun

2009 sebesar 14,14%, tahun 2010 sebesar 12,82%, tahun 2011

sebesar 12,05%, pada tahun 2012 9,71%, dan semester I tahun

2013 sebesar 9,13%. Hal ini mengindikasikan bahwa belanja untuk

kepentingan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat

proporsinya semakin meningkat.

Page 17: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 17

b. Rasio Belanja Modal terhadap APBD

Tabel 3.10

Rasio Belanja Modal terhadap APBD (dalam jutaan rupiah)

Tahun Total Belanja

Modal Total Belanja

Rasio Belanja Modal terhadap APBD (%)

2009 837.299,99 7.602.038,81 11,01

2010 877.876,93 10.010.008,13 8,77

2011 1.045.361,91 11.685.920,67 8,95

2012 1.057.365,18 15.311.542,33 6,91

2013* 1.175.442,70 16.787.421,60 7,00

Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur Keterangan: * Tahun 2013 data unaudit

Rasio Belanja Modal terhadap APBD tahun 2009-2013

proporsinya masih relatif rendah. Hal ini karena Pemerintah Provinsi

Jawa Timur masih mengutamakan belanja untuk memenuhi

kebutuhan pelayanan dasar masyarakat pendidikan (BOSDA) dan

kesehatan (Jamkesda) dan stimulan bagi UMKM, Petani, serta

bantuan untuk masyarakat miskin (Jalinkesra).

3.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN TAHUN 2009 - 2014

Kebijakan pengelolaan keuangan daerah, secara garis besar tercermin

pada kebijakan pendapatan, pembelanjaan serta pembiayaan APBD.

Pengelolaan Keuangan daerah yang baik menghasilkan keseimbangan antara

optimalisasi pendapatan daerah, efisiensi dan efektivitas belanja daerah serta

ketepatan dalam memanfaatkan potensi pembiayaan daerah.

Berdasarkan ketentuan Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah mencantumkan bahwa sumber penerimaan

daerah Provinsi terdiri atas: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari

kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan

Asli Daerah yang Sah; (2) Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil

Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak yang terdiri dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),

Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Pajak Penghasilan (PPh)

Perorangan, Sumber Daya Alam (SDA); Dana Alokasi Umum; dan Dana Alokasi

Khusus; dan (3) Kelompok-lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi

Pendapatan Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Pemerintah

Page 18: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 18

Kab/Kota, Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus, dan Dana Bantuan

Keuangan. Sedangkan peneriman pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih

Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya (SiLPA), Penerimaan

Pinjaman Daerah, Dana Cadangan Daerah (DCD), dan Hasil Penjualan

Kekayaan Daerah yang dipisahkan.

A. Pendapatan Daerah

Pengelolaan pendapatan daerah diarahkan pada peningkatan

penerimaan daerah melalui: (1) Optimalisasi pendapatan daerah sesuai

peraturan yang berlaku dan kondisi daerah; (2) Peningkatan kemampuan

dan keterampilan SDM Pengelola Pendapatan Daerah; (3) Peningkatan

intensitas hubungan perimbangan keuangan pusat dan daerah secara adil

dan proporsional berdasarkan potensi dan pemerataan; dan (4)

Peningkatan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya.

Untuk itu, digariskan sejumlah kebijakan yang terkait dengan pengelolaan

pendapatan daerah sebagai berikut.

a. Mengembangkan manajemen pendapatan daerah dengan prinsip

prefosionalitas, efisiensi, transparan, dan bertanggungjawab.

b. Meningkatkan kualitas pelayanan dengan mengembangkan konsep

pelayanan yang berbasis Teknologi Informasi (TI) melalui

menyederhanakan sistem dan prosedure pelayanan serta memberikan

lebih banyak alternative pilihan model layanan kepada masyarakat.

c. Mengembangkan Teknologi Informasi di lingkungan Kantor Bersama

Samsat antara lain SMS Info Samsat, SMS JT, dan SMS Komplain serta

layanan inovatif (E-Samsat) yaitu layanan pembayaran Pajak

Kendaraan Bermotor (PKB) melalui internet banking.

d. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan struktural dan fungsional,

pelatihan etika pelayanan, pelatihan peningkatan pemahaman

peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pemungutan

pendapatan asli daerah.

e. Mengoptimalkan peran dan kontribusi serta mengelola Badan Usaha

Milik Daerah (BUMD) agar dapat berperan aktif baik dalam

menjalankan fungsi dan tugasnya maupun sebagai kekuatan

perekonomian daerah.

f. Mengoptimalkan penerimaan Dana Alokasi Umum (DAU) melalui

dukungan analisa data baik melalui Asumsi Dasar (AD) maupun Celah

Fiskal (CF).

g. Mengoptimalkan penerimaan Dana Alokasi Khusus (DAK) melalui

dukungan analisa data yang diperlukan Pemerintah baik instrument

Page 19: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 19

umum Indeks Fiskal Netto (IFN) maupun instrument khusus berupa

karateristik wilayah.

h. Mengoptimalkan penerimaan Dana Bagi Hasil (DBH) baik pajak

maupun bukan pajak untuk mencapai keseimbangan fiscal secara

vertikal yang proporsional.

i. Meningkatkan hubungan/kerjasama antar instansi di lingkungan

Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan dengan Pemerintah/BUMN dalam

rangka peningkatan penerimaan Dana Bagi Hasil (DBH).

j. Mengembangkan fasilitas kerjasama dengan kabupaten/kota di bidang

pajak dan retribusi daerah serta lain-lain pendapatan asli daerah yang

sah.

B. Belanja daerah

Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa belanja daerah

dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintah

yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupeten/kota yang terdiri dari

urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam

bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara

pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang

ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Belanja daerah dikelompokkan ke dalam belanja tidak langsung dan

belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang

dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program

dan kegiatan. Sementara belanja langsung merupakan belanja yang

dianggarkan yang terkait secara langsung dengan pelaksanaan program

dan kegiatan.

Dalam rangka mengatur penggunaan anggaran belanja daerah agar

tetap terarah, efisien dan efektif, maka kebijakan belanja daerah selama

tahun anggaran 2009-2014 sebagai berikut:

a. Pemanfaatan belanja sesuai dengan anggaran berbasis kinerja

(performance based) untuk mendukung capaian target kinerja utama

sebagaimana ditetapkan dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun

2009-2014,

b. Pemanfaatan belanja menganut prinsip akuntabilitas, efektif dan efisien

dalam rangka mendukung penerapan anggaran berbasis kinerja,

c. Pemanfaatan belanja yang bersifat reguler/rutin diutamakan untuk

memenuhi belanja yang bersifat mengikat antara lain pembayaran gaji

PNS, belanja bagi hasil kepada kabupaten/kota, dan belanja

Page 20: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 20

operasional kantor dengan prinsip mengedepankan prinsip efisien dan

efektif,

d. Pemanfaatan belanja program khusus dan penanganan isus-isu

strategis yang difokuskan pada fungsi-fungsi pelayanan dasar, stimulasi

ekonomi, pelayanan publik dan dukungan penyelenggaraan

pemerintahan lainya dalam rangka mendukung capaian target kinerja

untama sebagaimana yang ditetapkan dalam RPJMD Provinsi Jawa

Timur Tahun 2009-2014,

e. Mengoptimalkan pemanfaatan belanja untuk penyelenggaraan urusan

kewenangan Pemerintah Provinsi dan fasilitas bantuan keuangan,

belanja bantuan hibah maupun belanja bantuan sosial untuk urusan

non kewengan Pemerintah Provinsi,

f. Memenuhi ketentuan kebijakan pendampingan terhadap program-

program Pemerintah Pusat sesuai dengan perundang-undangan yang

berlaku,

g. Mengakomodasi aspirasi masyarakat melalui belanja tidak langsung

sesuai dengan kemampuan keuangan daerah untuk mendukung

stimulasi capaian target kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan

h. Mengoptimalkan pemanfaatan belanja yang bersumber dari sumber-

sumber pendapatan khusus (DAK, Cukai Hasil Tembakan dan BLUD)

untuk menstimulasi capaian target kinerja utama Pemerintah Provinsi

Jawa Timur sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

C. Pembiayaan Daerah

Kebijakan pembiayaan daerah selama tahun anggaran 2009-2014

adalah sebagi berikut:

1) Kebijakan umum penerimaan pembiayaan diarahkan pada perhitungan

perkiraan sisa lebih (SiLPA) baik berupa pelapauan pendapatan atas

dasar peningkatan kinerja maupun sisa belanja atas asumsi terjadinya

efisiensi belanja,

2) Kebijakan umum pengeluaran pembiayaan diarahkan pada optimalisasi

pemanfaatan pengeluaran pembiayaan dalam rangka tambahan modal

BUMD,

3) Defisit APBD direncanakan akan diatasi melalui selisih antara proyeksi

penerimaan pembiayaan dengan rencana pengeluaran pembiayaan.

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran

Kebijakan belanja daerah Provinsi Jawa Timur pada periode

tahun anggaran sebelumnya digunakan sebagai bahan untuk

menentukan kebijakan pembelanjaan dimasa datang dalam rangka

Page 21: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 21

peningkatan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Gambaran

tentang belanja daerah yang disajikan secara series menginformasikan

mengenai tingkat realisasi belanja Provinsi Jawa Timur sebagaimana

tertuang pada tabel 3.11 sebagai berikut :

Page 22: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 22

Tabel 3.11.

Proporsi Realisasi Belanja Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2009-2013

(dalam jutaan rupiah)

NO URAIAN

2009 2010 2011 2012 2013

RATA-RATA REALISASI

%

REALISASI

%

REALISASI

%

REALISASI

%

REALISASI

% (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) %

BELANJA 7.601.352 100,0

0 10.010.008 100,0

0 11.685.921 100,0

0 15.311.542 100,0

0 16.787.422 100,0

0 100,00

A

.

BELANJA TIDAK

LANGSUNG 4.318.213 56,81 5.869.746 58,64 6.589.868 56,39 9.633.571 62,92 10.601.240 63,15 59,58 1

. Belanja Pegawai 1.075.189 1.283.592 1.407.957 1.486.342 1.533.121

2

. Belanja Hibah 540.817 682.407 1.121.555 3.865.451 4.901.951

3. Belanja bantuan sosial 72.471 47.628 99.096 44.990 32.555

4. Belanja Bunga 296 168 4.422 6.036 5.109

5.

Belanja Bagi Hasil kpd

Provinsi/kab/ Kota/Pemerintah Desa 1.883.301 2.326.860 2.674.049 2.702.288 3.081.718

6.

Belanja Bantuan Keuangan kpd

Provinsi/kab/ Kota/Pemerintah Desa 746.138 1.503.834 1.237.765 1.477.432 986.233

belanja Tidak Terduga 0 25.257 45.023 51.032 60.552

B BELANJA LANGSUNG 3.283.140 43,19 4.140.262 41,36 5.096.053 43,61 5.677.971 37,08 6.186.182 36,85 40,42 1

. Belanja Pegawai 483.187 668.598 895.166 1.019.269 1.164.943

2

. Belanja Barang dan Jasa 1.962.653 2.593.788 3.155.525 3.601.337 3.845.796

3. Belanja Modal 837.300 877.877 1.045.362 1.057.365 1.175.443

Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur Keterangan:*realisasi sampai dengan semester I

Page 23: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 23

Berdasarkan tabel 3.11, diperoleh gambaran bahwa proporsi realisasi

Belanja Tidak Langsung lebih besar dibanding realisasi Belanja Langsung,

namun didalam komponen tidak langsung didominasi oleh belanja bagi hasil

kepada Kabupaten/Kota yang merupakan instrumen dana perimbangan dari

Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan belanja

bantuan keuangan sebagai instrumen bagi Pemerintah Provinsi untuk

membantu Pemerintah Kabupaten/Kota dalam melaksanakan

kewenangannya sesuai dengan prioritas pembangunan Daerah Provinsi serta

mengurangi disparitas wilayah.

3.2.2. Analisis Pembiayaan

Pembiayaan Daerah merupakan transaksi keuangan yang

dimaksudkan untuk menutupi selisih antara Pendapatan dan Belanja

Daerah. Adapun pembiayaan tersebut bersumber dari sisa lebih

perhitungan anggaran sebelumnya (SiLPA), pencairan dana cadangan,

hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman

daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan

piutang daerah.

Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu

dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun

pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup: sisa lebih

perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA); pencairan

dana cadangan; hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan;

penerimaan pinjaman daerah; penerimaan kembali pemberian pinjaman;

dan penerimaan piutang daerah.

Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima

kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada

tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup: pembentukan dana

cadangan; penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah;

pembayaran pokok utang; dan pemberian pinjaman

daerah.Perkembangan Pembiayaan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa

Timur sebagaimana tabel berikut.

Pembiayaan daerah, digunakan untuk menutup adanya defisit

anggaran. Perkembangan defisit anggaran Pemerintah Provinsi Jawa

Timur dalam kurun tahun 2009-2013 dapat digambarkan pada Tabel di

bawah.

Page 24: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 24

Tabel 3.12

Perkembangan Defisit Riil Anggaran Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2009-2013

(dalam jutaan rupiah)

Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 *

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Realisasi Pendapatan Daerah

7.827.694,82 9.777.104,16 11.493.375,58 15.551.059,77 17.390.237,95

Belanja Daerah 7.602.038,81 10.010.008,13 11.685.920,67 15.311.542,33 16.787.421,60

Pengeluaran Pembiayaan Daerah

355.903,66 287.643,63 148.325,00 445.483,33 540.833,33

Defisit riil (130.247,66) (520.547,60) (340.870,09) (205.965,90) 61.983,02

Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur Keterangan: *) data unaudit

Dari tabel 3.12 tersebut, terlihat bahwa terdapat defisit riil

anggaranselama tahun 2009-2012 yang cenderung menurun. tahun 2009

defisit riil anggaran sebesar (Rp. 130,2 Milyar),tahun 2010 meningkat

menjadi sebesar (Rp 520,5 Milyar), namun tahun 2011-2012 mengalami

penurunan yaitu tahun 2011 menurun menjadi (Rp 340,8 Milyar) dan

tahun 2012 menurun lagi menjadi (Rp 205,9 Milyar), sedangkan pada

tahun 2013 mengalami surplus Rp Rp 61,9 Milyar.

Untuk menutupi defisit anggaran tersebut dilakukan optimalisasi

pembiayaan melalui realisasi Penerimaan Pembiayaan dan realisasi

Pengeluaran Pembiayaan sebagaimanatabel berikut.

Tabel 3.13

Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran

Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2009-2013 (dalam jutaan rupiah)

No. Uraian

Proporsi dari total defisit riil

2009 2010 2011 2012 2013 *

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya

2.061.246,53 1.930.998,87 1.479.695,65 1.223.913,29 1.153.509,14

2. Pencairan Dana Cadangan

0 41.500,00 0 0 600.000,00

3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan

227.446,23 243.826,83 365.149,16 352.899,91 0

4. Penerimaan Pinjaman Daerah

0 23.254,58 34.687,76 2.057,69 0

5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah

0 4.500,00 50.400,00 133.504,06 0

Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur Keterangan: *) data unaudit

Page 25: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 25

Tabel 3.14 Defisit Riil dan Penutup Defisit Riil Anggaran

Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2009-2013 (dalam jutaan rupiah)

2009 2010 2011 2012 2013*

NO Uraian Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)

1 PENDAPATAN DAERAH 7.827.695,00 9.777.104,00 11.493.376,00 15.551.060,00 17.390.237,95

2 BELANJA DAERAH 7.602.039,00 10.010.008,00 11.685.921,00 15.311.542,00 16.787.421,60

3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah

355.903,66 287.643,63 148.325,00 445.483,33 540.833,33

A. Defisit Riil (130.247,66) (520.547,63) (340.870,00) (205.965,33) 602.816,36

Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan :

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya (SiLPA)

2.061.246,53 1.930.998,87 1.479.695,65 1.223.913,29 152.617,18

3.1.2 Pencairan Dana Cadangan 0,00 41.500,00 0,00 0,00 600.000,00

3.1.3 Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00 23.254,58 34.687,76 2.057,69 0,00

3.1.4 Penyertaan Modal (Investasi

Daerah) 0,00 4.500,00 50.400,00 133.504,06 0,00

B. Total Realisasi Penerimaan 2.061.246,53 2.000.253,45 1.564.783,41 1.359.475,04 752.617,18

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 1.930.998,87 1.479.705,82 1.223.913,41 1.153.509,71 1.815.492,17

Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur Keterangan: *) data unaudit

Sedangkan perkembangan realisasi sisa lebih perhitungan

anggaran pemerintah daerah Provinsi Jawa Timur pada kurun waktu

2009 – 2013 dapat dilihat pada tabel 3.16 berikut.

Tabel 3.15

Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2009-2013

(dalam jutaan rupiah)

No. Uraian

2009 2010 2011 2012 2013 * Rata-rata Pert

(%) Rp

% dari

SiLPA

Rp %

dari

SiLPA

Rp %

dari

SiLPA

Rp %

dari

SiLPA

Rp %

dari

SiLPA

1. Jumlah SiLPA 2.061.246,53 100 1.930.998,87 100 1.479.695,65 100 1.223.913,29 100 1.153.509,14 100

a. Pelampauan penerimaan PAD

1.078.844,39 52,34 898.198,24 46,51 426.430,18 28,82 198.277,94 16,2 0,00

b.

Pelampauan

penerimaan dana perimbangan

44.116,00 2,14 33.067,16 1,71 115.518,09 7,81 236.993,73 19,36 0,00

c.

Pelampauan penerimaan lain-

lain pendapatan daerah yang sah

12.812,07 0,62 8.535,12 0,44 6.062,10 0,41 -128.035,59 -10,46 0,00

d. Sisa penghematan belanja atau

akibat lainnya

793.126,41 38,48 498.095,03 25,79 619.870,81 41,89 845.769,01 69,1 0,00

Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur Keterangan: * realisasi sampai dengan semester I

Dari tabel 3.15 di atas terlihat bahwa selama 5 tahun terakhir (2009-

2013), sebagai tahun rujukan yang dijadikan bahan laporan keuangan

pemerintah daerah, adanya kecenderungan peningkatan SiLPA (Sisa

Page 26: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 26

Lebih Hasil Perhitungan Anggaran) pada setiap tahunnya. Berdasarkan

ketentuan pasal 62 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Kondisi ini,

sumber terjadinya SiLPA berasal dari pelampauan penerimaan PAD,

pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan

lain-lain pendapatan daerah yang sah, pelampauan penerimaan

pembiayaan, penghematan belanja, kewajiban kepada fihak ketiga

sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan, dan sisa dana kegiatan

lanjutan.

Dari 4 (empat) item SiLPA pada tabel diatas terdapat 2 item yang

secara signifikan berkontribusi terhadap bertambahnya penerimaan

SiLPA selama tahun 2009-2013, yakni dari : Pelampauan penerimaan

PAD dan Sisa penghematan belanja atau akibat lainnya.

Di masa mendatang diharapakan SiLPA harus semakin menurun,

karena dengan semakin menurunnnya SiLPA merupakan salah satu

indikasi semakin sinergisnya antara perencanaan dengan penganggaran.

Selain itu semakin besar dana yang dikeluarkan untuk pembangunan

maka akan memiliki multiplier effect yang besar bagi perekonomian dan

kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.

Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat

Realisasi pengeluaran wajib dan mengikat dilakukan untuk

menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan

yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam suatu tahun

anggaran.

Gambaran tentang realisasi pengeluaran wajib dan mengikat

Provinsi Jawa Timur pada 5 (lima) tahun terakhir, tertuang pada tabel

3.16 sebagai berikut :

Tabel 3.16 Realisasi Belanja Wajib dan Mengikat

Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2009-2013 (dalam jutaan rupiah)

No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 * Rata-rata

Pertumbuhan (%) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

A Belanja Tidak Langsung

3.378.300 4.190.234 5.051.233 7.878.215 9.346.686 29,80

1 Belanja Gaji dan Tunjangan

843.370 898.471 977.187 1.018.279 1.050.004 5,65

2 Belanja Insentif Pemungutan

93.038 238.608 206.237 210.762 232.145 38,81

3 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta

16.792 18.463 22.760 24.367 15.208 0,67

Page 27: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 27

No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 * Rata-rata

Pertumbuhan (%) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Operasional KDH/WKDH

4 Belanja Bunga 296 168 4.422 6.036 5.109 628,98

5 Belanja bagi hasil 1.883.301 2.326.860 2.674.049 2.702.288 3.081.718 13,39

6 Belanja Hibah (BOS) 540.817 682.407 1.121.555 3.865.451 4.901.951 90,50

7 Belanja Tidak Terduga

687 25.257 45.023 51.032 60.552 922,18

B Belanja Langsung 777.289 1.469.273 2.025.764 1.855.064 2.837.481 42,86

1 Belanja Operasiona Pelayanan (Rutin)

483.187 668.598 895.166 1.019.269 1.164.943 25,10

2 Belanja Pilgub 0 0 0 0 804.633

3 Belanja BLUD 294.102 800.675 1.130.598 835.795 867.905 47,80

C Pembiayaan Pengeluaran

5.312 6.741 800 108.233 510.733 3.434,95

1 Pembentukan Dana Cadangan

0 0 0 100.000 500.000

2 Pembayaran Pokok Utang

5.312 6.741 800 8.233 10.733 224,58

TOTAL (A+B+C) 4.160.900 5.666.248 7.077.797 9.841.512 12.694.901 32,28

Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur Keterangan: * data unaudit

Selama periode tahun 2009-2013, rata-rata pertumbuhan belanja

wajib dan mengikat adalah 32,28% per tahun. Hal ini menunjukkan

alokasi belanja untuk memenuhi belanja wajib dan mengikat cenderung

mengalami peningkatan seiring dengan tuntutan peningkatan kualitas

pelayanan publik yang harus dipenuhi.

3.3. KERANGKA PENDANAAN

Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas

total keuangan daerah, yang akan dialokasikan untuk mendanai

belanja/pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama dan

program-program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun

ke depan serta alokasi untuk belanja daerah dan pengeluaran daerah lainnya.

Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh

penerimaan daerah sebagaimana telah dihitung pada bagian di atas dan ke pos-

pos mana sumber penerimaan tersebut akan dialokasikan.

Suatu kapasitas keuangan daerah adalah total pendapatan dan

penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan Kewajiban kepada pihak ketiga

sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan dan Kegiatan lanjutan yang akan

didanai pada tahun anggaran berikutnya.

Page 28: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 28

Proyeksi Lima Tahun kedepan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan

Daerah dapat dilihat pada tabel 3.17 berikut.

Tabel 3.17 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan

Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2014-2019

(dalam jutaan rupiah)

No. Uraian

Proyeksi Rata2

Pertumbuhan per tahun (%)

2014 2015 2016 2017 2018 2019

I. Pendapatan 19.284.161 20.691.379 22.145.386 23.708.869 25.285.660 26.873.822 6,86

A. PAD 12.993.948 14.482.996 15.886.046 17.397.553 18.921.328 20.455.413 9,51

A.1 Pajak Daerah 11.175.000 12.541.000 13.807.000 15.173.000 16.539.000 17.905.000 9,89

A.2 Retribusi daerah

105.270 104.823 109.042 111.657 115.697 118.360 2,38

A.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yg Dipisahkan

339.968 353.566 367.709 382.417 397.714 413.623 4,00

A.4 Lain-lain PAD yang sah

1.373.710 1.483.607 1.602.295 1.730.479 1.868.917 2.018.430 8,00

B. Dana Perimbangan

3.459.731 3.407.813 3.458.770 3.510.746 3.563.762 3.617.838 0,90

B.1 Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan pajak

1.491.307 1.503.934 1.516.813 1.529.950 1.543.350 1.557.018 0,87

B.2 Dana alokasi umum

1.866.548 1.903.879 1.941.957 1.980.796 2.020.412 2.060.820 2,00

B.3 Dana alokasi khusus

101.876 - - - - -

C. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah

2.830.482 2.800.570 2.800.570 2.800.570 2.800.570 2.800.570 -0,21

C.1 Hibah 30.812 23.150 23.150 23.150 23.150 23.150 -4,97

C.2 Dana penyesuaian dan otonomi khusus

2.799.670 2.777.420 2.777.420 2.777.420 2.777.420 2.777.420 -0,16

D. Pencairan dana cadangan (sesuai Perda)

- - - - 600.000 -

E. SiLPA 813.991 838.410 863.563 889.470 916.154 943.638 3,00

Page 29: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 29

F. Total Penerimaan

20.098.151 21.529.790 23.008.949 24.598.339 26.801.814 27.817.460 6,73

G. Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

11.979.160 12.339.710 13.133.664 13.979.560 14.446.558 15.236.270 4,94

H. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah

8.118.992 9.190.080 9.875.284 10.618.779 12.355.256 12.581.190 9,27

Sumber Data : - BPKAD Provinsi jatim, Point = A.4, B. (1,2,3), C.1, C.4, E, G, H. - Dipenda Provinsi Jatim, Point = I.A.1, A.2 , C.1. - Biro Adm. Perekonomian Setdaprov Jatim, Point = A.3.

3.3.1. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah

Dari Tabel 3.17 di atas diproyeksikan bahwa kapasitas kemampuan

keuangan daerah Pemerintah provinsi Jawa Timur untuk 5 Tahun ke

depan hingga berakhirnya masa berlaku RPJMD 2014-2019, Pendapatan

Asli Daerah diproyeksikan meningkat rata-rata 9,73% per tahun, dengan

asumsi pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,75–7,59 persen per tahun,

inflasi rata–rata 4,5–6 % per tahun. Dengan meningkatnya perekonomian

yang diindikasikan dengan pertumbuhan ekonomi, maka potensi obyek

pajak dan retribusi akan meningkat.

Untuk mencapai pendapatan daerah sebagaimana yang diproyeksikan

pada Tabel 3.17 kebijakan pengelolaan pendapatan daerah diarahkan

pada :

1. Memantapkan Kelembagaan dan Sistem Operasional Pemungutan

Pendapatan Daerah.

2. Meningkatkan Pendapatan Daerah dengan intensifikasi dan

ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan yang memperhatikan aspek

legalitas, keadilan, kepentingan umum, karakteristik daerah dan

kemampuan masyarakat dengan memegang teguh prinsip-prinsip

akuntabilitas dan transparansi.

3. Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah

dengan Pemerintah Pusat, SKPD Penghasil, Kabupaten dan Kota, serta

POLRI.

Page 30: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 30

4. Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya

peningkatkan kontribusi secara signifikan terhadap Pendapatan

Daerah.

5. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi

daerah.

6. Meningkatkan peran dan fungsi UPT dan Balai Penghasil dalam

peningkatan pelayanan dan pendapatan.

7. Meningkatkan pengelolaan asset dan keuangan daerah.

8. Meningkatkan kinerja pendapatan daerah melalui penyempurnaan

sistem administrasi dan efisiensi penggunaan anggaran daerah.

9. Meningkatkan kinerja pelayanan masyarakat melalui penataan

organisasi dan tata kerja, pengembangan sumber daya pegawai yang

profesional dan bermoral, serta pengembangan sarana dan fasilitas

pelayanan prima dan melaksanakan terobosan untuk peningkatan

pelayanan masyarakat.

Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang merupakan

revisi dari UU No. 34 Tahun 2000, jenis pendapatan asli daerah

terdapat beberapa perubahan, yaitu: jenis pajak daerah menjadi 5 jenis

meliputi Pajak Kendaraan Bermotor, BBNKB, Pajak Bahan Bakar

Kendaraan Bermotor, Pajak Pemanfaatan Air Permukaan, dan Pajak

Rokok. Sedangkan untuk Retribusi Daerah telah ditentukan secara jelas

jenis retribusi yang dapat dipungut. Jenis retribusi yang telah

dilaksanakan saat ini, masih tetap berlaku, bahkan memungkinkan

untuk lebih dikembangkan sesuai dengan peraturan dan kewenangan.

Untuk Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah, sesuai dengan Undang-

Undang tersebut mulai Tahun 2011 diserahkan pengelolaannya oleh

Kabupaten/Kota.

Pendapatan daerah yang berasal dari dana perimbangan,

khususnya dari dana bagi hasil pajak dan bukan pajak, kebijakan

diarahkan pada optimalisasi dan revitalisasi sumber – sumber obyek

pajak dan peningkatan pengelolaan sumberdaya alam dengan

mengindahkan keberlanjutan dan pelestarian lingkungan.

Page 31: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 31

3.3.2. Kebijakan Belanja Daerah

Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja

daerah disusun melalui pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi

pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Kebijakan ini

bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanan anggaran serta

menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam

program dan kegiatan. Dalam rangka mengatur penggunaan anggaran

belanja daerah agar tetap terarah, efisien dan efektif, maka arah

kebijakan belanja daerah tahun anggaran 2014-2019 sebagai berikut :

1. Pengelolaan belanja daerah sesuai dengan anggaran berbasis kinerja

(performance based) untuk mendukung capaian target kinerja utama

sebagaimana ditetapkan dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun

2014-2019 dengan menganut prinsip akuntabilitas, efektif dan efisien

dalam rangka mendukung penerapan anggaran berbasis kinerja;

2. Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan

pemerintahan Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari urusan wajib dan

urusan pilihan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan perundang-

undangan;

3. Pemanfaatan belanja yang bersifat reguler/rutin diutamakan untuk

memenuhi belanja yang bersifat mengikat antara lain pembayaran gaji

PNS, belanja bagi hasil kepada kabupaten/kota, dan belanja

operasional kantor dengan prinsip mengedepankan prinsip efisien dan

efektif;

4. Stimulus belanja untuk pengembangan infrastruktur pedesaan;

5. Mengoptimalkan pemanfaatan belanja untuk penyelenggaraan urusan

kewenangan Pemerintah Provinsi dan fasilitas bantuan keuangan,

belanja bantuan hibah maupun belanja bantuan sosial untuk urusan

non kewengan Pemerintah Provinsi.

Berdasarkan proyeksi kapasitas kemampuan keuangan daerah,

selanjutnya ditetapkan kebijakan alokasi dari kapasitas kemampuan

keuangan daerah tersebut kedalam 3 Kelompok Prioritas, yaitu Prioritas I,

Prioritas II dan Prioritas III. Adapun ketentuan prioritas anggaran sebagai

berikut :

Prioritas I, dialokasikan untuk mendanai Pengeluaran Wajib dan

Mengikat serta Prioritas Utama. Belanja periodik yang wajib dan mengikat

adalah pengeluaran yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda

pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh Pemerintah Daerah seperti

gaji dan tunjangan pegawai serta Belanja Penerimaan Anggota dan

Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH, belanja bunga, belanja

Page 32: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 32

bagi hasil dengan Kab/Kota, belanja hibah pendidikan (BOS), belanja

tidak terduga, belanja operasional rutin, belanja operasional BLUD dan

belanja untuk penyelenggaraan Pemilihan Gubernur di tahun 2018 serta

pengeluaran pembiayaan untuk pembayaran pokok utang dan

pembentukan dana cadangan. Pengeluaran wajib dan mengikat untuk 5

tahun mendatang dapat dilihat pada tabel 3.18 berikut :

Tabel 3.18 Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2014 - 2019

(dalam jutaan rupiah)

No. Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Rata2

Pertumbuhan per tahun (%)

A Belanja Tidak Langsung 9.863.003 10.131.482 10.801.088 11.521.904 13.163.071 13.026.176 5,84

1 Belanja Gaji dan Tunjangan

1.662.622 1.828.884 2.011.772 2.212.949 2.434.244 2.677.669 10,00

2 Belanja Insentif Pemungutan

296.408 337.375 375.481 416.540 457.641 498.701 10,98

3

Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH

19.491 21.724 23.829 26.096 28.382 30.683 9,51

4 Belanja Bunga 4.175 - - - - -

5 Belanja bagi hasil dengan Kab / Kota

5.038.837 5.066.079 5.512.585 5.988.899 6.465.384 6.941.703 6,66

6 Belanja Hibah (BOS) 2.777.420 2.777.420 2.777.420 2.777.420 2.777.420 2.777.420 0,00

7 Belanja Hibah (Pilgub)

- - - - 900.000 -

8 Belanja Tidak Terduga

64.050 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 11,23

B Belanja Langsung 2.105.424 2.108.228 2.132.576 2.157.656 2.183.487 2.210.094 3,41

1 Belanja Operasional Pelayanan (Rutin)

787.983 811.623 835.972 861.051 886.882 913.489 3,00

2 Belanja BLUD 1.185.652 1.296.605 1.296.605 1.296.605 1.296.605 1.296.605 1,87

3 Belanja DID 22.250 - - - - -

4 Belanja DAK 101.876 - - - - -

5 Belanja WISMP 7.662 - - - - -

C Pembiayaan Pengeluaran 10.733 100.000 200.000 300.000 - -

1 Pembentukan Dana Cadangan

- 100.000 200.000 300.000 - -

2 Pembayaran Pokok Utang

10.733 - - - - -

TOTAL (A+B+C) 11.979.160 12.339.710 13.133.664 13.979.560 15.346.558 15.236.270 4,99

Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur

Page 33: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 33

Prioritas II, dialokasikan untuk pendanaan program prioritas dalam

rangka pencapaian visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur 2014-2019,

yaitu “Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berakhlak, Berkeadilan, Mandiri dan

Berdaya Saing”. Di samping itu, prioritas II juga diperuntukkan bagi

prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan serta program prioritas dalam rangka

penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang paling berdampak

luas pada masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai

dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan

layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPD.

Kebijakan alokasi anggaran untuk prioritas II diarahkan pada :

a) Sektor-sektor peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan,

fasilitas sosial dan fasilitas umum yang berkualitas, serta

mengembangkan sistem jaminan sosial, terutama bagi masyarakat

miskin.

b) Pembangunan infrastruktur pedesaan yang mendukung pembangunan

sektor pertanian, dan pencegahan terhadap bencana alam, serta

sekaligus yang dapat memperluas lapangan kerja di pedesaan.

c) Peningkatan kesejahteraan masyarakat, penanganan kemiskinan dan

peningkatan ketahanan pangan melalui revitalisasi sektor pertanian,

peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan, penguatan

struktur ekonomi pedesaan berbasis potensi lokal, pemberdayaan

koperasi dan UMKM, serta dukungan infrastruktur pedesaan.

d) Menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan diarahkan pada

kegiatan-kegiatan pengurangan pencemaran lingkungan, mitigasi

bencana, pengendalian alih fungsi lahan dan pengendalian eksploitasi

yang berlebihan terhadap sumber daya alam.

Prioritas III, merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi

belanja-belanja untuk memenuhi ketentuan kebijakan pendampingan

terhadap program-program Pemerintah Pusat sesuai dengan perundang-

undangan yang berlaku dan belanja tidak langsung yang dilakukan

dengan prinsip pengembangan Kemitraan Pembiayaan antara Pemerintah

Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten/Kota melalui pendekatan

sektoral dan spasial, yang meliputi hal-hal sebagai berikut :

a) Mengalokasikan belanja subsidi yang digunakan untuk

menganggarkan bantuan biaya produksi/distribusi kepada

perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi dan jasa yang

dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak;

Page 34: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 34

b) Mengalokasikan belanja bantuan sosial yang digunakan untuk

menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau

barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat;

c) Mengalokasikan belanja hibah yang digunakan untuk menganggarkan

pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada

pemerintah daerah, dan kelompok masyarakat perorangan yang

secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya;

d) Mengalokasikan belanja bantuan keuangan kepada kabupaten dan

kota dan Pemerintah Desa yang digunakan untuk menganggarkan

bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari Provinsi

kepada kabupaten dan kota, pemerintah desa, dan kepada

pemerintah daerah lainnya. Belanja bantuan keuangan kepada

kabupaten dan kota dan Pemerintah Desa diarahkan dalam rangka

mendukung Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Berdasarkan uraian di atas, maka alokasi kapasitas keuangan daerah

menurut kelompok prioritas disajikan melalui tabel 3.19 sebagai beirkut:

Tabel 3.19 Rencana Alokasi Kapasitas Keuangan Daerah Menurut Kelompok Prioritas

Tahun 2015 s/d 2019 (Juta Rupiah)

NO URAIAN Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

I PRIORITAS I 12.339.710 57,31 13.133.664 57,08 13.979.560 56,83 15.346.558 55,40 15.236.270 54,77

I.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG

10.131.482 10.801.088 11.521.904 12.263.071 13.026.176

I.2 BELANJA LANGSUNG 2.108.228 2.132.576 2.157.656 3.083.487 2.210.094

I.3 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH

100.000 200.000 300.000 0 0

II PRIORITAS II 9.040.080 41,99 9.725.284 42,27 10.468.779 42,56 12.205.256 44,06 12.431.190 44,69

II.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG

3.581.519 3.616.191 3.654.263 4.596.003 3.741.699

II.2 BELANJA LANGSUNG 5.458.561 6.109.094 6.814.516 7.609.253 8.689.492

III PRIORITAS III 150.000 0,70 150.000 0,65 150.000 0,61 150.000 0,54 150.000 0,54

III.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG

50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

III.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH

100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

IV JUMLAH 21.529.790 23.008.949 24.598.339 27.701.814 27.817.460

Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur, Data Diolah

Secara keseluruhan kerangka pendanaan pembangunan Provinsi Jawa Timur Tahun

Anggaran 2015-2019 disajikan pada tabel berikut ini:

Page 35: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 35

Tabel 3.21 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah

Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 - 2019 (Juta Rupiah)

No. Uraian Proyeksi

Rata2 Pertumbuhan per tahun (%)

2014 2015 2016 2017 2018 2019

A. Belanja Tidak Langsung

3.600.000 3.631.519 3.633.725 3.636.086 3.638.613 3.641.315 0,29

A.1 Belanja Hibah 1.750.000 1.750.000 1.750.000 1.750.000 1.750.000 1.750.000 0,00

A.2 Belanja Bantuan Sosial

50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 0,00

A.3 Bantuan Keuangan Kab/Kota/Desa 1.800.000 1.831.519 1.833.725 1.836.086 1.838.612 1.841.315 0,57

B. Belanja Langsung 4.548.705 5.597.612 6.248.145 6.953.567 7.748.303 8.828.542 17,84

B.1 Belanja Prioritas Pembangunan 2.335.647 2.658.318 2.883.392 3.132.115 3.287.938 4.087.826 15,05

B.2 Belanja Mengikat bersumber dari DBHCHT

435.736 343.406. 343.406. 343.406 343.406 343.406

B.3 Belanja Mengikat bersumber dari Pajak Rokok (50% pajak rokok)

217.500 217.500 217.500 217.500 217.500 217.500 0,00

B.4 Belanja Mengikat bersumber dari DAK

101.876 101.876 101.876 101.876 101.876 101.876 0,00

B.5 Belanja Mengikat bersumber dari DID

22.250 22.250 22.250 22.250 22.250 22.250 0,00

B.6 Belanja Mengikat bersumber dari WISMP

7.662 - - - - -

B.7 Belanja Fungsi Pendidikan (20%)

949.988 1.563.363 1.859.195 2.177.073 2.617.768 2.820.897 32,15

B.8

Belanja Fungsi Kesehatan (10%x total belanja daerah - total gaji pegawai)

478.046 690.898 820.525 959.347 1.157.565 1.234.786 26,88

C. Pengeluaran Pembiayaan 152.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

C.1 Penyertaan Modal dan Dagulir

152.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

F. Total Belanja 8.300.705 9.329.131 9.981.870 10.689.653 11.486.916 12.569.858 10,84

Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur, Data Diolah

Page 36: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 36

3.3.3. Kebijakan Pembiayaan Daerah

Kebijakan pembiayaan daerah, dari aspek penerimaannya akan

diarahkan untuk meningkatkan akurasi pembiayaan yang bersumber dari

sisa lebih perhitungan anggaran sebelumnya (SiLPA), pencairan dana

cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan

pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan

penerimaan piutang daerah.

SiLPA tahun 2015-2019 diproyeksikan sebesar tumbuh rata-rata per

tahun sebesar 3% dengan tahun dasar 2014, namun demikian tahun-

tahun mendatang proses perencanaan dan penganggaran diharapkan

akan menjadi lebih baik dan sistem pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan rencana pembangunan sudah berjalan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan atau dengan asumsi bahwa

SilPA harus mampu menutup defisit anggaran yaitu maksimal 6% dari

total APBD.

Terkait dengan pinjaman daerah, Pemerintah Pusat telah membuka

kesempatan bagi pemerintah daerah yang memenuhi persyaratan, untuk

melakukan pinjaman sebagai salah satu instrumen pendanaan

pembangunan daerah. Hal ini bertujuan untuk mempercepat

pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat. Namun demikian, mengingat adanya konsekuensi kewajiban

yang harus dibayar atas pelaksanaan pinjaman pemerintah daerah

dimaksud, seperti angsuran pokok, biaya bunga, denda, dan biaya

lainnya, pemerintah daerah akan terus mengedepankan prinsip kehati-

hatian (prudential management), profesional, dan tepat guna dalam

penggunaan potensi pinjaman daerah tersebut agar tidak menimbulkan

dampak negatif bagi keuangan daerah.

Selain itu juga dibuka peluang bagi pemerintah daerah untuk

menggalang dana pinjaman pemerintah daerah yang bersumber dari

masyarakat sebagai salah satu sumber pendanaan daerah. Sumber

pendanaan tersebut adalah obligasi daerah untuk mendanai investasi

sektor publik yang menghasilkan penerimaan dan memberikan manfaat

bagi masyarakat.

Pada aspek pengeluaran pembiayaan, sebagai pengeluaran yang

akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan

maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, akan mencakup:

pembentukan dana cadangan; penyertaan modal (investasi) pemerintah

daerah; pembayaran pokok utang; dan pemberian pinjaman daerah.

Page 37: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH …v2.app.sippd-jatim.net/cms/output.php?url=upload/Dokumen... · Negeri Nomor 13 tahun 2006). Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

BAB III - 37

Untuk itu kebijakan pengeluaran pembiayaannya meliputi : Pengeluaran

pembiayaan direncanakan untuk pembayaran hutang pokok yang jatuh

tempo, penyertaan modal BUMD disertai dengan revitalisasi dan

restrukturisasi kinerja BUMD dan pendayagunaan kekayaan milik daerah

yang dipisahkan dalam rangka efisiensi pengeluaran pembiayaan

termasuk kajian terhadap kelayakan BUMD, dan Dana Bergulir (Kredit

Program).