Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR
DESIGN & ARCHITECTURE
3.1. Kedudukan dan Koordinasi 1. Kedudukan
Sections Interior Design & Architecture memiliki struktur organisasi yang
sederhana yang dikepalai oleh seorang principal. Dalam proses desain, principal
membawahi seorang head desainer. Head desainer dalam perusahaan ini
bertanggung jawab sebagai supervisi dari mahasiswa yang melakukan Kerja
Praktik, salah satunya adalah penulis.
2. Koordinasi Penerimaan pekerjaan dalam Sections Interior Design & Architecture umumnya
dilakukan oleh divisi marketing. Mulanya, divisi marketing didampingi oleh
principal bertemu dengan klien untuk mengetahui segala informasi objek
rancangan, mulai dari lokasi, keadaan existing, kebutuhan klien, hingga konsep
yang diinginkan. Setelah itu, divisi marketing dan principal menyampaikan
segala informasi dari klien kepada head designer. Head designer kemudian
meneruskan informasi tersebut kepada penulis sekaligus memberikan arahan
dalam merancang objek. Dalam proses perancangan, penulis melakukan
asistensi dengan head designer. Setelah rancangan selesai, head designer akan
memberikan review terhadap pekerjaan penulis. Setelah head designer sudah
menyetujui pekerjaan penulis, penulis menyusun proposal desain yang
kemudian diserahkan ke Sections Interior Design & Architecture untuk
kemudian disampaikan ke klien.
8
Gambar 3.1 Bagan Alur Koordinasi
Sumber : Dokumentasi pribadi (2020)
3.2. Tugas yang Dilakukan Tabel 3.1. Detail Pekerjaan Yang Dilakukan Selama Kerja Praktik
No. Minggu Proyek Keterangan
1. I - II 1 Bedroom
Apartment
Mencari gambaran dan inspirasi, serta
membuat moodboard desain interior
dengan konsep Japanese.
Membuat 3D desain interior sesuai
dengan moodboard yang sudah dibuat.
Revisi dan render seluruh ruangan
apartemen.
2. II - VI Asix Podcast
Studio
Mencari gambaran dan inspirasi desain
interior podcast studio.
Membuat 3D desain interior podcast
studio dengan 2 alternatif ukuran ruang,
yaitu 2,5 x 2,5 m dan 1,5 x 2,5 m.
Revisi dan render ruangan podcast
studio.
9
No. Minggu Proyek Keterangan
2. II - VI Asix Podcast
Studio
Mencari gambaran dan inspirasi desain
interior podcast studio dengan konsep
futuristik.
Membuat 3D desain interior
berdasarkan gambaran yang didapat.
Revisi dan render desain interior
podcast studio.
Membuat post production hasil render
desain interior podcast studio.
Membuat proposal desain podcast
studio.
Membuat text design pada dinding
podcast studio.
Membuat construction drawing
podcast studio, meliputi layout plan
dan wiring plan.
3. III, V - VII 2 Bedroom
Apartment
Mencari gambaran dan inspirasi desain
interior dengan konsep Japanese.
Mermbuat 3D desain interior
berdasarkan gambaran yang didapat.
Revisi dan render desain interior
apartemen.
4. VII - IX Pameran
Desain Interior
Mencari gambaran dan inspirasi desain
kursi/sofa, partisi, dan credenza untuk
ruang tamu dengan konsep Japanese.
Membuat 3D beberapa alternatif desain
kursi/sofa, partisi, dan credenza dengan
konsep Japanese.
10
No. Minggu Proyek Keterangan
4. VII - IX Pameran
Desain Interior
Membuat 3D desain pameran interior
ruang tamu dengan konsep Japanese.
Desain terdiri dari 4 alternatif ukuran
ruang : 2 ruang berukuran 2,5 x 2,5 m
dan 2 ruang berukuran 3 x 6 m.
5. IX - XI Japanese
Furniture
Render seluruh alternatif furniture
(kursi/sofa, credenza, dan partisi)
dengan konsep Japanese yang sudah
dibuat untuk pameran.
Memisahkan seluruh furniture yang
sudah dibuat untuk apartemen 1
bedroom dan 2 bedroom.
Revisi dan render seluruh furniture
yang sudah dibuat untuk apartemen.
6. XII - XVI
Rumah
Tinggal 3
Lantai
Membuat denah rumah sesuai dengan
kebutuhan ruang yang sudah ditentukan
dengan luas lantai dasar 9 x 18 m
(besaran setiap ruangan disesuaikan).
Mendesain 4 alternatif fasad rumah
dengan konsep modern minimalis.
Revisi desain fasad rumah.
Memberikan material pada desain fasad
rumah.
Drafting denah rumah.
7. XVI – XIX
Rumah
Tinggal 2
Lantai
Membuat 3D desain interior rumah
dengan konsep Minimalist Japan x
Modern Scandinavian.
Revisi desain interior rumah.
11
No. Minggu Proyek Keterangan
7. XVI – XIX
Rumah
Tinggal 2
Lantai
Render ruang kantor dan kamar tidur
utama yang terletak di lantai 2.
8. XIX
Modern House
Ibu Via
(ARSITAG)
Membuat 2 alternatif layout rumah
yang terdiri dari 2 lantai sesuai dengan
ketentuan yang sudah diberikan.
Mendesain fasad rumah dengan konsep
modern.
3.3. Uraian Pelaksanaan Kerja Praktik Selama melakukan Kerja Praktik di Sections Interior Design & Architecture,
penulis menerima beragam objek rancangan interior dan eksterior. Dalam setiap
proyeknya, penulis mengerjakan alternatif desain yang nantinya akan disusun
sebagai pemasaran dan proposal desain. Dari antara 8 proyek yang penulis terima,
penulis memilih 4 proyek diantaranya untuk dijabarkan, yaitu Japanese Apartment
dengan 2 tipe yang berbeda, 1 bedroom apartment dan 2 bedroom apartment, Asix
Podcast Studio, dan Rumah Tinggal 3 Lantai. Dalam keempat proyek ini, penulis
mengerjakan desain secara utuh. Melalui keempat proyek ini, penulis menemui
berbagai pembelajaran mengenai prinsip keterbangunan dalam proses desainnya
karena masing-masing proyek memiliki konsep desain yang berbeda. Proyek
Japanese Apartment merupakan proyek pertama yang penulis terima sehingga
melalui proyek ini penulis belajar untuk mendesain secara detail agar rancangan
dapat terbangun. Melalui proyek Asix Podcast Studio, penulis mendapat wawasan
untuk mendesain interior dengan konsep futuristik tetapi tetap dapat terbangun.
Berbeda lagi dengan proyek Rumah Tinggal 3 Lantai yang memberikan
pembelajaran mengenai prinsip keterbangunan dalam arsitektur dalam proses
desainnya.
3.3.1. Proses Pelaksanaan
12
3.3.1.1. Japanese Apartment Apartemen merupakan salah satu jenis tempat tinggal yang terdiri dari beberapa
ruangan, seperti kamar tidur, kamar mandi, ruang duduk, dapur, dan balkon dalam
satu unitnya. Dalam proyek ini, penulis diminta untuk mendesain interior dua unit
apartemen dengan tipe yang berbeda, yaitu 1 bedroom apartment dan 2 bedroom
apartment dengan konsep Japanese. Kedua proyek ini tidak memiliki klien secara
spesifik karena desain yang penulis kerjakan akan dijadikan sebagai produk
pemasaran dan ditawarkan kepada orang yang memiliki apartemen.
Dalam proyek ini, penulis mengerjakan desain interior, mulai dari layout
furniture dalam setiap ruang, pembagian ruang yang tidak memiliki sekat, desain
furniture hingga penggunaan material pada dinding, lantai, plafon, dan furniture.
Penulis sudah mendapatkan denah dari masing-masing tipe dalam bentuk 3D dalam
proyek ini. Beberapa informasi seperti program ruang, ukuran ruang, pintu masuk,
dan posisi jendela sudah diberikan melalui denah tersebut.
Proses pengerjaan proyek Japanese Apartment, baik 1 bedroom
apartment maupun 2 bedroom apartment memiliki tahapan yang hampir sama.
Perbedaan tahapan hanya terletak di awal pengerjaan. Berikut adalah penjabaran
tahapan yang penulis lakukan dalam proses desain 1 bedroom apartment dan 2
bedroom apartment.
3.3.1.1.1. 1 Bedroom Apartment Proses perancangan 1 bedroom apartment diawali dengan mencari preseden terkait
dengan konsep Japanese. Dalam tahap ini, penulis membuat moodboard yang
berisi gambaran bentuk dan layout furniture, serta komposisi warna dalam ruang-
ruang 1 bedroom apartment. Apartemen ini terdiri dari 5 ruang, yaitu dapur yang
menjadi satu dengan ruang makan dan ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, dan
balkon.
13
Gambar 3.2. Moodboard 1 Bedroom Apartment dengan Konsep Japanese
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Setelah moodboard selesai disusun, penulis menerima denah existing
apartemen berbentuk 3D dari head designer dalam bentuk file SketchUp. Melalui
denah tersebut, penulis mengetahui ukuran setiap ruang yang akan dirancang dan
posisi pintu masuk dari apartemen tersebut. Selain itu, penulis mendapatkan
informasi bahwa kamar tidur dan ruang tamu memiliki memiliki beberapa jendela
yang perlu penulis rancang, baik bentuk maupun ukuran.
14
Gambar 3.3. Denah Existing 1 Bedroom Apartment
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Berdasarkan 3D denah yang sudah penulis dapatkan, penulis
menentukan terlebih dahulu furniture yang diperlukan dan posisi peletakkannya
dalam setiap ruang. Hal ini penulis lakukan untuk melihat alur sirkulasi pergerakan
pengguna di dalam apartemen sehingga alur pergerakan yang tercipta dapat lebih
efektif dan efisien. Setelah itu, penulis merancang setiap furniture secara custom
agar bentuk dan ukuran furniture sesuai dengan ukuran ruang dan konsep yang
sudah ditentukan. Proses perancangan custom furniture dilakukan secara manual
dengan membuat komponen-komponen furniture secara terpisah. Pembuatan
komponen furniture secara terpisah dilakukan untuk memudahkan penulis
melakukan revisi ukuran dan bentuk. Selain itu, penulis juga diarahkan untuk
merancang furniture secara detail agar proses pembuatan construction drawing
menjadi lebih mudah.
15
Gambar 3.4. Denah 1 Bedroom Apartment
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Gambar 3.5. Custom Furniture 1 Bedroom Apartment
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Tahapan selanjutnya yang penulis lakukan dari rancangan 1 bedroom
apartment adalah mengaplikasikan material dan pengaturan cahaya buatan dalam
16
setiap ruangan untuk kebutuhan render. Penulis mengaplikasikan material pada 3D
modelling dengan menggunakan daftar material dalam V-Ray dan file IES sebagai
salah satu pencahayaan buatan yang sebelumnya sudah diberikan oleh head
designer agar sesuai standar dari Sections. Penulis merender hasil rancangan ini
menggunakan V-Ray dengan resolusi dan ukuran gambar yang beragam
menyesuaikan besaran ruangan dan view yang diperlukan. Setelah proses render,
langkah terakhir yang penulis lakukan adalah post production dengan
menggunakan menu corrections control yang terdapat dalam V-Ray. Setting yang
penulis lakukan diantaranya adalah exposure untuk membuat hasil render menjadi
lebih terang, highlight burn untuk mengurangi banyak cahaya yang jatuh ke lantai
ataupun dinding, contrast untuk menambah atau mengurangi tingkat kecerahan
pada hasil render, dan white balance untuk memberikan warna suasana dalam
ruang.
Gambar 3.6. Render Ruangan 1 Bedroom Apartment
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Selama proses merancang 3D interior Japanese Apartment ini,
beberapa kali head designer memberikan review sehingga penulis perlu merevisi
beberapa desain. Revisi desain yang perlu penulis lakukan adalah desain lemari
pakaian, meja pada ruang duduk, pintu kamar tidur, jendela, dan meja dapur.
Penulis mengubah desain lemari pakaian karena bentuk pintu lemari sebelumnya
17
kurang efektif dan terlalu menghabiskan tempat ketika dibuka. Penulis juga
mengubah ukuran meja dapur untuk memperluas sirkulasi di dalam dapur. Selain
itu, penulis juga mengubah material yang digunakan pada furniture-furniture
tersebut karena terlalu banyak komposisi warna yang digunakan dalam sebuah
ruangan pada desain sebelumnya.
Gambar 3.7. Denah 1 Bedroom Apartment Setelah Revisi
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
18
Gambar 3.8. Custom Furniture 1 Bedroom Apartment Setelah Revisi
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Gambar 3.9. Render Ruangan 1 Bedroom Apartment Setelah Revisi
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Pada mulanya, penulis merasa bingung ketika pertama kali
mengerjakan proyek desain interior. Penulis merasa asing dengan istilah
19
moodboard yang harus penulis kerjakan sebelum memulai proses desain. Selain itu,
penulis mengalami kesulitan ketika harus mendesain furniture secara detail. Saat
itu, penulis belum mengetahui tahapan yang tepat untuk mendesain furniture secara
detail, tepat, rapi, dan efisien. Penulis juga merasa belum terbiasa untuk
menggunakan SketchUp ketika mendesain furniture. Penulis menemui kendala
lainnya pada tahap akhir pengerjaan 3D. Kendala tersebut adalah seringkali terjadi
technical error pada SketchUp yang penulis gunakan untuk mendesain. Penulis
menggunakan banyak model dari 3D Warehouse untuk melengkapi dekorasi pada
desain interior. Hal inilah yang menyebabkan file 3D menjadi berat dan technical
error sering terjadi. Kendala-kendala yang penulis alami ini menghambat kinerja
penulis sehingga proses mendesain berjalan lambat.
Penulis menemukan beberapa cara untuk menghadapi kendala yang
penulis temui dalam proyek ini. Langkah utama yang penulis lakukan adalah berani
untuk bertanya ketika penulis merasa kesulitan. Penulis juga mencari informasi
mengenai istilah yang tidak penulis ketahui dengan mencarinya di internet. Selain
itu, penulis juga beradaptasi dan membiasakan diri untuk menggunakan SketchUp
dengan cara bertanya kepada head designer selaku supervisi dari penulis dan
menonton video tutorial dari youtube, baik saat jam kerja maupun sesudah jam
kerja.
Melalui proyek ini, penulis mendapatkan bahwa prinsip keterbangunan
dari desain yang dibuat pertama kali dapat dilihat melalui proses desain. Prinsip
keterbangunan sebuah furniture dapat penulis pahami ketika didesain secara detail
setiap komponen pembentuknya. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika mendesain
furniture secara detail adalah ukuran, bentuk, dan sambungan antar komponen
pembentuk. Selain itu, penulis mendapatkan cara untuk meminimalkan terjadinya
technical error ketika penulis menggunakan SketchUp. Penulis dapat mengurangi
ukuran file dengan menghapus objek berlebih dari model 3D Warehouse
menggunakan menu purge unused yang ada di SketchUp.
3.3.1.1.2. 2 Bedroom Apartment
20
Sebelum proses perancangan 2 bedroom apartment dimulai, penulis diarahkan
untuk mencari gambaran penerapan konsep Japanese pada apartemen oleh head
designer. Head designer memberikan 4 desain hotel sebagai referensi kepada
penulis, yaitu Aman Hotel Tokyo, Aman Kyoto, Amanemu Hotel Japan, dan
Yukata Alam Sutra. Setelah itu, penulis mencari desain interior dari keempat hotel
tersebut secara lengkap dan memilih beberapa desain yang penulis jadikan sebagai
referensi utama. Apartemen ini terdiri dari 9 ruang, yaitu dapur, ruang makan yang
menjadi satu dengan ruang tamu, kamar tidur, kamar tidur utama, kamar mandi,
kamar mandi utama, balkon, dan tempat jemur.
Gambar 3.10. Denah Existing 2 Bedroom Apartment
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Setelah penulis menentukan referensi utama, penulis menerima file
SketchUp 3D denah existing apartemen berbentuk dari head designer. Melalui
denah existing, penulis mengetahui ukuran setiap ruang yang akan dirancang, posisi
pintu masuk apartemen, dan posisi serta ukuran jendela pada beberapa ruangan.
Selain itu, posisi dapur dan ruang tamu sudah ditentukan terlebih dahulu oleh head
designer.
21
Gambar 3.11. Denah 2 Bedroom Apartment
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Sama halnya dengan perancangan 1 bedroom apartment, penulis
terlebih dahulu menentukan furniture yang diperlukan dan posisi peletakkannya
dalam setiap ruang. Dalam merancang apartemen ini, penulis perlu menyesuaikan
posisi furniture dengan posisi jendela yang sudah ditentukan terlebih dahulu.
Setelah itu, penulis merancang beberapa furniture secara custom. Berbeda dengan
perancangan 1 bedroom apartment, dalam merancang apartemen ini, penulis tidak
merancang sendiri furniture yang berbentuk dinamis. Untuk furniture yang
berbentuk dinamis, penulis mengambil model yang sudah disediakan oleh Sketchup
melalui 3D Warehouse. Hal ini dilakukan agar ketika merender ruangan, bentuk
furniture tidak terkesan kaku dan untuk mempersingkat waktu perancangan 3D
modelling. Tahapan selanjutnya tidak berbeda dengan tahapan yang dilakukan oleh
penulis ketika merancang 1 bedroom apartment.
22
Gambar 3.12. Render Ruangan 2 Bedroom Apartment
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Seperti proyek sebelumnya, beberapa kali head designer memberikan
review selama proses merancang 3D interior sehingga penulis perlu merevisi
beberapa desain. Revisi desain yang perlu penulis lakukan adalah desain lemari di
ruang tamu, kitchen set, layout furniture pada kamar tidur, dan material dinding
pada ruang tamu yang menjadi satu dengan dapur. Penulis mengubah desain lemari
di ruang tamu karena bentuk lemari sebelumnya kurang efektif sehingga ruang tamu
terkesan sempit. Penulis juga mengubah ukuran kitchen set karena lebar kitchen set
yang sebelumnya sama dengan meja dapur sehingga pengguna akan terbentur
ketika melakukan kegiatan di meja dapur. Selain itu, penulis juga mengubah layout
furniture pada kamar tidur dengan memutar balik posisi seluruh furniture sehingga
sirkulasi yang terbentuk menjadi lebih efektif. Revisi terakhir yang penulis lakukan
adalah mengubah material dinding pada ruang tamu yang menjadi satu dengan
dapur karena material yang diaplikasikan sebelumnya tidak tersedia di Indonesia.
23
Gambar 3.13. Denah 2 Bedroom Apartment Setelah Revisi
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Gambar 3.14. Custom Furniture 2 Bedroom Apartment Setelah Revisi
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
24
Gambar 3.15. Render Ruangan 2 Bedroom Apartment Setelah Revisi
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Penulis menemukan kendala yang sama dengan proyek sebelumnya
ketika mengerjakan proyek 2 bedroom apartment ini. Kendala baru yang penulis
temui adalah sulitnya mengaplikasikan material pada desain interior. Penulis harus
memastikan bahwa material yang diaplikasikan tersedia dan dapat ditemui dengan
mudah di Indonesia. Untuk mengatasi kendala tersebut, penulis mencari informasi
melalui internet.
Melalui proyek ini, penulis mendapatkan cara lain untuk memahami
dan mempelajari prinsip keterbangunan dari desain. Cara tersebut adalah dengan
memerhatikan aplikasi penggunaan material ketika mendesain. Perancang harus
memastikan bahwa material yang diaplikasikan pada desain harus tersedia dan
dapat ditemui dengan mudah di sekitar lokasi objek rancangan.
3.3.1.2. Asix Podcast Studio
25
Klien dari proyek ini adalah sebuah keluarga yang terjun ke dalam dunia
entertainment, yaitu keluarga Bapak Anang dan Ibu Ashanty. Podcast studio ini
dirancang sebagai ruangan podcast untuk youtube channel mereka yaitu The
Hermansyah A6. Asix Podcast Studio akan dirancang di salah satu ruangan serba
guna dalam rumah milik klien yang saat ini terletak di Pondok Indah, Jakarta. Asix
Podcast Studio ini akan digunakan oleh dua orang pembawa acara, yaitu Ibu
Ashanty dan putri sulungnya, Aurel serta seorang tamu.
Dalam proyek ini, penulis diberi kepercayaan untuk merancang interior
podcast studio yang nantinya akan disusun sebagai proposal desain untuk diajukan
kepada klien. Pada proposal desain yang pertama, penulis diminta untuk merancang
2 alternatif desain dengan ukuran ruang yang berbeda, yaitu 1,5 m x 2,5 m dan 2,5
m x 2,5 m. Setelah proposal desain yang pertama diajukan, klien menginginkan
alternatif desain dengan konsep yang berbeda. Konsep desain yang diinginkan oleh
klien sama seperti podcast studio milik Atta Halilintar, yaitu futuristik. Penulis
kembali diberi kepercayaan untuk merancang desain interior Asix Podcast Studio
dengan konsep futuristik sebagai proposal desain yang kedua.
3.3.1.2.1. Asix Podcast Studio Proposal Desain 1 Proses perancangan proyek ini diawali dengan briefing dari marketing dan head
designer mengenai klien dan berbagai informasi yang perlu diperhatikan ketika
merancang. Setelah briefing, penulis mencari gambaran desain dan kebutuhan
ruang dalam podcast studio. Selain itu, penulis juga menonton video-video dari
youtube channel milik klien untuk mencari identitas dan ciri khas dari klien.
Melalui youtube channel The Hermansyah A6, penulis mendapatkan bahwa
keluarga klien identik dengan sebutan Asix. Sebutan Asix ini menunjukkan bahwa
keluarga klien yang terdiri dari 6 anggota keluarga semuanya memiliki inisial nama
A. Oleh karena itu, penulis menggunakan sebutan ini sebagai nama ruang yang
tertera di salah satu dinding Podcast Studio sebagai identitas.
Penulis memulai tahapan 3D modelling dengan merancang alternatif
desain dengan ukuran ruang 1,5 m x 2,5 m. Oleh karena keterbatasan ruang, general
marketing dan head designer mengarahkan penulis untuk merancang 2 seat (untuk
26
pembawa acara dan tamu) dalam alternatif desain ini. Selain itu, penulis
memberikan referensi penggunaan wall mounted microphone untuk mengatasi
keterbasan ruang melalui alternatif desain ini. Setelah itu, penulis melanjutkan
tahapan 3D modelling dengan merancang alternatif desain dengan ukuran ruang 2,5
m x 2,5 m sesuai dengan kebutuhan klien yang sudah disampaikan sebelumnya.
Gambar 3.16. Layout Alternatif Ruang 1,5 m x 2,5 m
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Gambar 3.17. Layout Alternatif Ruang 2,5 m x 2,5 m
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
27
Selanjutnya, penulis mengaplikasikan material dan pengaturan cahaya
buatan dalam setiap ruangan untuk kebutuhan render. Penulis merender hasil
rancangan ini menggunakan V-Ray dengan resolusi dan ukuran gambar yang
beragam menyesuaikan besaran ruangan dan view yang diperlukan. Sama seperti
proyek sebelumnya, langkah terakhir yang penulis lakukan adalah post production
dengan menggunakan menu corrections control yang terdapat dalam V-Ray.
Gambar 3.18. Render Alternatif Ruang 1,5 m x 2,5 m
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Gambar 3.19. Render Alternatif Ruang 2,5 m x 2,5 m
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
28
3.3.1.2.2. Asix Podcast Studio Proposal Desain 2 Proyek ini merupakan kelanjutan dari proyek yang sebelumnya. Setelah proposal
desain yang sebelumnya diajukan, klien menginginkan alternatif desain dengan
konsep futuristik. Klien juga memberikan referensi berupa Podcast Studio milik
Atta Halilintar. Sebelum mulai merancang, staff dari divisi marketing dan head
designer kembali memberikan arahan kepada penulis mengenai denah existing
ruang yang akan dijadikan podcast studio dan beberapa kebutuhan klien. Di dalam
ruangan tersebut terdapat sebuah jendela yang ingin ditutup agar suara tidak keluar
dari ruangan dan mengganggu ruang lainnya. Selain itu, ruangan tersebut juga
memiliki pemisah ruangan berupa partisi yang ingin tetap digunakan tetapi dapat
selaras dengan desain yang dibuat.
Penulis memulai proses pengerjaan 3D modelling dengan menentukan
layout ruang. Oleh karena ukuran ruang yang cukup besar, penulis memutuskan
untuk membagi ruangan menjadi 2 fungsi, yaitu ruang podcast dan ruang tunggu.
Penulis menentukan layout ruang terlebih dahulu untuk dapat menemukan
peletakkan furniture yang tepat sehingga ruangan dapat berfungsi secara efektif.
Gambar 3.20. Layout Asix Podcast Studio dengan Konsep Futuristik
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
29
Gambar 3.21. Desain Sebelum Revisi
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Penulis melakukan beberapa revisi desain setelah mendapat review dari
head designer. Revisi desain pertama yang penulis lakukan adalah mengganti
bentuk kursi karena kursi yang diinginkan oleh klien adalah kursi gaming. Selain
itu, penulis juga diminta untuk menambahkan partisi pada bagian kiri ruangan
sesuai dengan kondisi existing. Penulis mendesain partisi sesuai dengan desain
dinding lainnya.
Setelah pengerjaan 3D modelling selesai, penulis kembali
mengaplikasikan material dan pengaturan cahaya buatan dalam ruangan untuk
kebutuhan render. Tahapan yang penulis lakukan setelah merender ruangan adalah
tahap post production menggunakan Adobe Photoshop agar gambar yang
dihasilkan dapat disajikan dengan baik ke klien. Langkah terakhir yang penulis
lakukan ialah menyusun desain proposal dengan menggunakan format dari Sections
sebelum akhirnya diserahkan kepada klien.
30
Gambar 3.22. Proposal Desain Asix Podcast Studio dengan Konsep Futuristik
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Dalam pengerjaan proyek ini penulis sempat mengalami kesulitan
ketika mendesain bentuk dinamis dalam konsep futuristik. Penulis sempat
terkendala ketika harus memastikan bahwa bentuk yang penulis desain dapat
terbangun meskipun memiliki bentuk yang unik. Selain itu, penulis juga mengalami
kesulitan untuk membuat model 3D dari bentuk-bentuk yang dinamis dan futuristik
menggunakan SketchUp karena penulis belum terbiasa menggunakan SketchUp
untuk membuat bentuk yang dinamis.
Solusi yang penulis temui untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam
proyek ini adalah dengan beradaptasi menggunakan SketchUp. Dalam proyek ini,
penulis berusaha untuk mencoba semua fitur yang ada di dalam SketchUp untuk
mendapatkan bentuk yang penulis inginkan. Penulis juga berusaha memahami
prinsip keterbangunan beberapa elemen desain dalam proyek ini dengan mencari
beberapa referensi yang sudah terbangun melalui internet.
31
Melalui proyek ini, penulis mendapatkan bahwa setiap konsep desain
memiliki tingkat kesulitan tersediri dalam prinsip keterbangunan. Bentuk unik pada
desain futuristik memiliki prinsip keterbangunan yang rumit. Elemen-elemen yang
ada dalam desain futuristik cenderung sulit dibangun karena memiliki bentuk yang
tidak umum.
3.3.1.2.3. Construction Drawing Dalam tugas construction drawing ini, penulis membantu membuat dokumentasi
2D dari desain Asix Podcast Studio dari 3D modelling yang sudah dibuat oleh head
designer sebelumnya. Penulis mendapat tugas untuk membantu membuat
construction drawing layout plan dan wiring plan. Tugas ini diawali dengan
mengekspor 3D modelling yang sudah diberikan oleh head designer ke dalam
bentuk 2D dengan format dwg.
Proses construction drawing dilanjutkan dengan menggunakan
AutoCad berisi format standar dari Sections yang diberikan oleh head designer.
Dalam tugas ini, penulis merapikan denah yang sudah diekspor dari Sketchup dan
memasukkan masing-masing komponen ke dalam layer yang sudah disediakan.
Setelah itu, penulis memberikan komponen standar drafting pada interior, seperti
hatching pada dinding, garis potong dengan ruangan lain, ukuran ruang dan
perbedaan ketinggian lantai pada layout plan. Sedangkan pada wiring plan, penulis
menambahkan penempatan saklar dan stopkontak, jarak antar lampu, jalur listrik,
dan legenda penggunaan lampu. Langkah selanjutnya yang penulis lakukan ialah
menambahkan garis potongan sesuai dengan construction drawing potongan yang
sudah dibuat oleh head designer. Kemudian, penulis memasukkan layout plan dan
wiring plan yang sudah dibuat ke dalam kop standar milik Sections sebelum
diserahkan kepada head designer.
32
Gambar 3.23. Layout Plan Asix Podcast Studio
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Gambar 3.24. Wiring Plan Asix Podcast Studio
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
3.3.1.3. Rumah Tinggal 3 Lantai
33
Proyek rumah tinggal 3 lantai merupakan sebuah rumah tinggal milik sebuah
keluarga muda yang terletak di Gading Serpong, Tangerang. Klien dari proyek ini
memiliki kepribadian extrovert sehingga menginginkan desain rumah yang terbuka.
Rumah ini memiliki ukuran lantai dasar sebesar 9 m x 18 m dan dikelilingi oleh
rumah lain pada ketiga sisinya.
Dalam proyek ini, penulis mendapatkan dua pekerjaan yang harus
dikerjakan secara bertahap. Pekerjaan pertama adalah menyusun denah rumah
sesuai dengan program ruang di setiap lantainya. Setelah pekerjaan pertama selesai
dan sudah disetujui oleh head designer, penulis melanjutkan pekerjaan yang kedua
yaitu mendesain fasad rumah berdasarkan denah yang sudah terbentuk dengan
konsep Modern Minimalist.
Proses perancangan dalam proyek ini diawali dengan briefing dari head
designer mengenai ukuran lantai dasar, kebutuhan ruang setiap lantai, kondisi
existing rumah, dan keadaan sekitar rumah. Dalam proyek ini, penulis diminta
untuk membuat drafting denah seluruh lantai sesuai dengan kebutuhan ruang yang
sudah ditentukan. Pada tugas ini, penulis menentukan letak ruangan di setiap lantai,
hubungan antar ruang, sirkulasi, dan besaran setiap ruangan yang disesuaikan.
Selain itu, penulis juga dapat menambahkan beberapa ruang dan ruang terbuka jika
memungkinkan dan dirasa perlu.
34
Gambar 3.25. Kebutuhan Ruang Rumah 3 Lantai
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Gambar 3.26. Drafting Denah Rumah 3 Lantai
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Setelah menerima review dari head designer, penulis melakukan
beberapa revisi terkait letak, bentuk, sekat ruang, dan ruang tambahan. Penulis
35
kembali meminta persetujuan dari head designer sebelum melangkah ke tahap
selanjutnya. Setelah disetujui, penulis menambahkan layout furniture pada setiap
ruang untuk memperlihatkan sirkulasi dalam setiap ruang.
Gambar 3.27. Layout Furniture Rumah 3 Lantai
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Selanjutnya, penulis diminta untuk mendesain fasad dari rumah 3 lantai
dengan konsep modern minimalis dengan bentuk massa sesuai dengan denah yang
sudah penulis buat sebelumnya. Sebelum memulai proses perancangan, penulis
mencari preseden dan membuat moodboard dari preseden tersebut. Dari
moodboard, penulis mendapatkan pengolahan bentuk fasad dan penggunaan serta
perpaduan material dan warna yang dapat diterapkan dalam rancangan.
36
Gambar 3.28. Moodboard Fasad Rumah 3 Lantai
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Dalam mendesain fasad, hal pertama yang penulis lakukan adalah
membuat 3D modelling dengan menggunakan SketchUp sesuai dengan denah yang
sudah penulis buat. Kemudian, penulis menentukan elemen fasad yang sesuai
dengan bentuk massa, seperti sun shading dan bentuk atap. Penulis membuat 4
alternatif desain fasad dalam tugas ini. Keempat alternatif fasad ini memiliki
elemen desain yang sama, yaitu sun shading pada muka rumah, dinding dan atap
taman pada bagian depan, serta pengolahan atap pada ruang keluarga dan kolam
yang ada di dalam rumah. Hal yang berbeda dari keempat alternatif desain ini
adalah bentuk dan cara pengolahan fasad.
37
Gambar 3.29. Desain Fasad Awal Rumah 3 Lantai
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Setelah menyelesaikan beberapa alternatif desain, penulis meminta
head designer untuk memberikan review. Kemudian, penulis merevisi beberapa
bagian desain berdasarkan review yang diberikan. Penulis mengubah desain
dinding pada bagian muka rumah yang sebelumnya hanya berupa railing menjadi
jendela yang dapat dibuka dan ditutup. Penempatan railing pada muka rumah
kurang baik karena polusi dari jalan akan masuk ke dalam rumah. Selain itu, penulis
juga mengubah ketinggian dinding pada bagian belakang rumah yang berfungsi
sebagai ruang cuci. Penulis juga mengubah desain atap pada ruang keluarga dan
kolam yang sebelumnya terbuka menjadi tertutup dengan material transparan agar
air hujan tidak masuk tetapi tetap mendapat cahaya matahari yang optimal. Khusus
pada desain alternatif ketiga, penulis mengubah bentuk sun shading agar lebih
harmonis dengan bentuk massa.
38
Gambar 3.30. Alternatif 1 Desain Fasad Rumah 3 Lantai
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Gambar 3.31. Alternatif 2 Desain Fasad Rumah 3 Lantai
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
39
Gambar 3.32. Alternatif 3 Desain Fasad Rumah 3 Lantai
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Gambar 3.33. Alternatif 4 Desain Fasad Rumah 3 Lantai
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Proses desain dilanjutkan dengan penyelesaian drafting denah rumah.
Dalam tugas ini, penulis mengekspor denah dari ArchiCad ke dalam format dwg.
Hal ini dilakukan agar drafting denah rumah dapat disajikan dengan rapi dan sesuai
dengan format dari Sections. Penulis memperbaiki ukuran dan jenis tulisan serta
menambahkan hatching pada dinding dengan menggunakan AutoCad.
40
Gambar 3.34. Drafting Alternatif Final Denah Rumah 3 Lantai
Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)
Dalam proyek ini, penulis mengalami kesulitan ketika mendesain
bentuk sun shading yang harmonis dengan bentuk massa. Selain itu, penulis perlu
memperhatikan dan mempertimbangkan komponen-komponen pada fasad rumah
yang diperlukan dalam proyek ini. Penulis juga mengalami kesulitan ketika
mendesain atap rumah, mulai dari arah atap miring hingga ketinggian yang
dihasilkan dalam ruang pada lantai 3 ketika atap didesain miring. Saat mendesain
atap miring, penulis seringkali melakukan kesalahan dalam perhitungan ketinggian
ruang pada lantai 3. Untuk mengatasi kedala-kendala tersebut, penulis mencari
beberapa referensi desain fasad di internet.
Melalui proyek ini, penulis mendapatkan bahwa dalam mendesain
fasad rumah diperlukan adanya keselarasan antara komponen fasad dengan bentuk
massa bangunan. Selain itu, penulis juga mempelajari dan memahami prinsip
41
keterbangunan ketika mendesain fasad dalam proyek ini, mulai dari sun shading
hingga desain atap.
3.3.2. Kendala yang Ditemukan Selama penulis melakukan Kerja Praktik di Sections Interior Design &
Architecture, penulis menemukan beberapa kendala yang penulis jabarkan sebagai
berikut :
3.3.2.1. Ketika pertama kali mendapat proyek desain interior, penulis merasa
asing dengan beberapa istilah yang digunakan, salah satunya moodboard
yang harus penulis kerjakan pertama kali.
3.3.2.2. Pada proyek Japanese Apartment, penulis mengalami kesulitan dalam
mendesain furniture secara detail dan belum terbiasa menggunakan
SketchUp.
3.3.2.3. Penulis menemui kendala ketika mendesain interior Asix Podcast Studio
dengan konsep futuristik karena bentuk-bentuk yang didesain cukup
rumit dan unik.
3.3.2.4. Dalam setiap proyek, banyak hal yang harus penulis perhatikan terkait
dengan prinsip keterbangunan dari desain yang penulis buat sehingga
proses desain berjalan lambat.
3.3.2.5. Penulis mengalami kesulitan dalam menentukan dan mengaplikasikan
material yang akan digunakan pada desain.
3.3.2.6. Penulis seringkali terhambat oleh technical error yang terjadi selama
pengerjaan proyek berlangsung.
3.3.3. Solusi Atas Kendala yang Ditemukan Penulis terus melakukan adaptasi dan berusaha untuk menemukan solusi dari
kendala yang penulis temui selama Kerja Praktik. Solusi-solusi yang penulis
lakukan untuk menghadapi kendala adalah sebagai berikut :
3.3.3.1. Penulis mencari informasi mengenai istilah yang tidak penulis ketahui
dengan mencarinya melalui internet.
42
3.3.3.2. Penulis beradaptasi dan membiasakan diri untuk menggunakan SketchUp
dengan cara bertanya kepada head designer selaku supervisi dari penulis
dan menonton video tutorial dari youtube. 3.3.3.3. Penulis berusaha mencoba semua fitur yang ada di dalam SketchUp
untuk mendapatkan bentuk yang penulis inginkan. 3.3.3.4. Penulis berusaha memahami prinsip keterbangunan beberapa elemen
desain dalam setiap proyek dengan mencari beberapa referensi yang
sudah terbangun melalui internet. 3.3.3.5. Penulis mencari dan mempelajari material-material yang biasa
digunakan di Indonesia melalui internet. 3.3.3.6. Penulis bertanya kepada head designer mengenai cara untuk mengurangi
ukuran file modelling sehingga technical error dapat diminimalkan.