36
7 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR DESIGN & ARCHITECTURE 3.1. Kedudukan dan Koordinasi 1. Kedudukan Sections Interior Design & Architecture memiliki struktur organisasi yang sederhana yang dikepalai oleh seorang principal. Dalam proses desain, principal membawahi seorang head desainer. Head desainer dalam perusahaan ini bertanggung jawab sebagai supervisi dari mahasiswa yang melakukan Kerja Praktik, salah satunya adalah penulis. 2. Koordinasi Penerimaan pekerjaan dalam Sections Interior Design & Architecture umumnya dilakukan oleh divisi marketing. Mulanya, divisi marketing didampingi oleh principal bertemu dengan klien untuk mengetahui segala informasi objek rancangan, mulai dari lokasi, keadaan existing, kebutuhan klien, hingga konsep yang diinginkan. Setelah itu, divisi marketing dan principal menyampaikan segala informasi dari klien kepada head designer. Head designer kemudian meneruskan informasi tersebut kepada penulis sekaligus memberikan arahan dalam merancang objek. Dalam proses perancangan, penulis melakukan asistensi dengan head designer. Setelah rancangan selesai, head designer akan memberikan review terhadap pekerjaan penulis. Setelah head designer sudah menyetujui pekerjaan penulis, penulis menyusun proposal desain yang kemudian diserahkan ke Sections Interior Design & Architecture untuk kemudian disampaikan ke klien.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

7

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

DESIGN & ARCHITECTURE

3.1. Kedudukan dan Koordinasi 1. Kedudukan

Sections Interior Design & Architecture memiliki struktur organisasi yang

sederhana yang dikepalai oleh seorang principal. Dalam proses desain, principal

membawahi seorang head desainer. Head desainer dalam perusahaan ini

bertanggung jawab sebagai supervisi dari mahasiswa yang melakukan Kerja

Praktik, salah satunya adalah penulis.

2. Koordinasi Penerimaan pekerjaan dalam Sections Interior Design & Architecture umumnya

dilakukan oleh divisi marketing. Mulanya, divisi marketing didampingi oleh

principal bertemu dengan klien untuk mengetahui segala informasi objek

rancangan, mulai dari lokasi, keadaan existing, kebutuhan klien, hingga konsep

yang diinginkan. Setelah itu, divisi marketing dan principal menyampaikan

segala informasi dari klien kepada head designer. Head designer kemudian

meneruskan informasi tersebut kepada penulis sekaligus memberikan arahan

dalam merancang objek. Dalam proses perancangan, penulis melakukan

asistensi dengan head designer. Setelah rancangan selesai, head designer akan

memberikan review terhadap pekerjaan penulis. Setelah head designer sudah

menyetujui pekerjaan penulis, penulis menyusun proposal desain yang

kemudian diserahkan ke Sections Interior Design & Architecture untuk

kemudian disampaikan ke klien.

Page 2: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

8

Gambar 3.1 Bagan Alur Koordinasi

Sumber : Dokumentasi pribadi (2020)

3.2. Tugas yang Dilakukan Tabel 3.1. Detail Pekerjaan Yang Dilakukan Selama Kerja Praktik

No. Minggu Proyek Keterangan

1. I - II 1 Bedroom

Apartment

Mencari gambaran dan inspirasi, serta

membuat moodboard desain interior

dengan konsep Japanese.

Membuat 3D desain interior sesuai

dengan moodboard yang sudah dibuat.

Revisi dan render seluruh ruangan

apartemen.

2. II - VI Asix Podcast

Studio

Mencari gambaran dan inspirasi desain

interior podcast studio.

Membuat 3D desain interior podcast

studio dengan 2 alternatif ukuran ruang,

yaitu 2,5 x 2,5 m dan 1,5 x 2,5 m.

Revisi dan render ruangan podcast

studio.

Page 3: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

9

No. Minggu Proyek Keterangan

2. II - VI Asix Podcast

Studio

Mencari gambaran dan inspirasi desain

interior podcast studio dengan konsep

futuristik.

Membuat 3D desain interior

berdasarkan gambaran yang didapat.

Revisi dan render desain interior

podcast studio.

Membuat post production hasil render

desain interior podcast studio.

Membuat proposal desain podcast

studio.

Membuat text design pada dinding

podcast studio.

Membuat construction drawing

podcast studio, meliputi layout plan

dan wiring plan.

3. III, V - VII 2 Bedroom

Apartment

Mencari gambaran dan inspirasi desain

interior dengan konsep Japanese.

Mermbuat 3D desain interior

berdasarkan gambaran yang didapat.

Revisi dan render desain interior

apartemen.

4. VII - IX Pameran

Desain Interior

Mencari gambaran dan inspirasi desain

kursi/sofa, partisi, dan credenza untuk

ruang tamu dengan konsep Japanese.

Membuat 3D beberapa alternatif desain

kursi/sofa, partisi, dan credenza dengan

konsep Japanese.

Page 4: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

10

No. Minggu Proyek Keterangan

4. VII - IX Pameran

Desain Interior

Membuat 3D desain pameran interior

ruang tamu dengan konsep Japanese.

Desain terdiri dari 4 alternatif ukuran

ruang : 2 ruang berukuran 2,5 x 2,5 m

dan 2 ruang berukuran 3 x 6 m.

5. IX - XI Japanese

Furniture

Render seluruh alternatif furniture

(kursi/sofa, credenza, dan partisi)

dengan konsep Japanese yang sudah

dibuat untuk pameran.

Memisahkan seluruh furniture yang

sudah dibuat untuk apartemen 1

bedroom dan 2 bedroom.

Revisi dan render seluruh furniture

yang sudah dibuat untuk apartemen.

6. XII - XVI

Rumah

Tinggal 3

Lantai

Membuat denah rumah sesuai dengan

kebutuhan ruang yang sudah ditentukan

dengan luas lantai dasar 9 x 18 m

(besaran setiap ruangan disesuaikan).

Mendesain 4 alternatif fasad rumah

dengan konsep modern minimalis.

Revisi desain fasad rumah.

Memberikan material pada desain fasad

rumah.

Drafting denah rumah.

7. XVI – XIX

Rumah

Tinggal 2

Lantai

Membuat 3D desain interior rumah

dengan konsep Minimalist Japan x

Modern Scandinavian.

Revisi desain interior rumah.

Page 5: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

11

No. Minggu Proyek Keterangan

7. XVI – XIX

Rumah

Tinggal 2

Lantai

Render ruang kantor dan kamar tidur

utama yang terletak di lantai 2.

8. XIX

Modern House

Ibu Via

(ARSITAG)

Membuat 2 alternatif layout rumah

yang terdiri dari 2 lantai sesuai dengan

ketentuan yang sudah diberikan.

Mendesain fasad rumah dengan konsep

modern.

3.3. Uraian Pelaksanaan Kerja Praktik Selama melakukan Kerja Praktik di Sections Interior Design & Architecture,

penulis menerima beragam objek rancangan interior dan eksterior. Dalam setiap

proyeknya, penulis mengerjakan alternatif desain yang nantinya akan disusun

sebagai pemasaran dan proposal desain. Dari antara 8 proyek yang penulis terima,

penulis memilih 4 proyek diantaranya untuk dijabarkan, yaitu Japanese Apartment

dengan 2 tipe yang berbeda, 1 bedroom apartment dan 2 bedroom apartment, Asix

Podcast Studio, dan Rumah Tinggal 3 Lantai. Dalam keempat proyek ini, penulis

mengerjakan desain secara utuh. Melalui keempat proyek ini, penulis menemui

berbagai pembelajaran mengenai prinsip keterbangunan dalam proses desainnya

karena masing-masing proyek memiliki konsep desain yang berbeda. Proyek

Japanese Apartment merupakan proyek pertama yang penulis terima sehingga

melalui proyek ini penulis belajar untuk mendesain secara detail agar rancangan

dapat terbangun. Melalui proyek Asix Podcast Studio, penulis mendapat wawasan

untuk mendesain interior dengan konsep futuristik tetapi tetap dapat terbangun.

Berbeda lagi dengan proyek Rumah Tinggal 3 Lantai yang memberikan

pembelajaran mengenai prinsip keterbangunan dalam arsitektur dalam proses

desainnya.

3.3.1. Proses Pelaksanaan

Page 6: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

12

3.3.1.1. Japanese Apartment Apartemen merupakan salah satu jenis tempat tinggal yang terdiri dari beberapa

ruangan, seperti kamar tidur, kamar mandi, ruang duduk, dapur, dan balkon dalam

satu unitnya. Dalam proyek ini, penulis diminta untuk mendesain interior dua unit

apartemen dengan tipe yang berbeda, yaitu 1 bedroom apartment dan 2 bedroom

apartment dengan konsep Japanese. Kedua proyek ini tidak memiliki klien secara

spesifik karena desain yang penulis kerjakan akan dijadikan sebagai produk

pemasaran dan ditawarkan kepada orang yang memiliki apartemen.

Dalam proyek ini, penulis mengerjakan desain interior, mulai dari layout

furniture dalam setiap ruang, pembagian ruang yang tidak memiliki sekat, desain

furniture hingga penggunaan material pada dinding, lantai, plafon, dan furniture.

Penulis sudah mendapatkan denah dari masing-masing tipe dalam bentuk 3D dalam

proyek ini. Beberapa informasi seperti program ruang, ukuran ruang, pintu masuk,

dan posisi jendela sudah diberikan melalui denah tersebut.

Proses pengerjaan proyek Japanese Apartment, baik 1 bedroom

apartment maupun 2 bedroom apartment memiliki tahapan yang hampir sama.

Perbedaan tahapan hanya terletak di awal pengerjaan. Berikut adalah penjabaran

tahapan yang penulis lakukan dalam proses desain 1 bedroom apartment dan 2

bedroom apartment.

3.3.1.1.1. 1 Bedroom Apartment Proses perancangan 1 bedroom apartment diawali dengan mencari preseden terkait

dengan konsep Japanese. Dalam tahap ini, penulis membuat moodboard yang

berisi gambaran bentuk dan layout furniture, serta komposisi warna dalam ruang-

ruang 1 bedroom apartment. Apartemen ini terdiri dari 5 ruang, yaitu dapur yang

menjadi satu dengan ruang makan dan ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, dan

balkon.

Page 7: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

13

Gambar 3.2. Moodboard 1 Bedroom Apartment dengan Konsep Japanese

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Setelah moodboard selesai disusun, penulis menerima denah existing

apartemen berbentuk 3D dari head designer dalam bentuk file SketchUp. Melalui

denah tersebut, penulis mengetahui ukuran setiap ruang yang akan dirancang dan

posisi pintu masuk dari apartemen tersebut. Selain itu, penulis mendapatkan

informasi bahwa kamar tidur dan ruang tamu memiliki memiliki beberapa jendela

yang perlu penulis rancang, baik bentuk maupun ukuran.

Page 8: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

14

Gambar 3.3. Denah Existing 1 Bedroom Apartment

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Berdasarkan 3D denah yang sudah penulis dapatkan, penulis

menentukan terlebih dahulu furniture yang diperlukan dan posisi peletakkannya

dalam setiap ruang. Hal ini penulis lakukan untuk melihat alur sirkulasi pergerakan

pengguna di dalam apartemen sehingga alur pergerakan yang tercipta dapat lebih

efektif dan efisien. Setelah itu, penulis merancang setiap furniture secara custom

agar bentuk dan ukuran furniture sesuai dengan ukuran ruang dan konsep yang

sudah ditentukan. Proses perancangan custom furniture dilakukan secara manual

dengan membuat komponen-komponen furniture secara terpisah. Pembuatan

komponen furniture secara terpisah dilakukan untuk memudahkan penulis

melakukan revisi ukuran dan bentuk. Selain itu, penulis juga diarahkan untuk

merancang furniture secara detail agar proses pembuatan construction drawing

menjadi lebih mudah.

Page 9: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

15

Gambar 3.4. Denah 1 Bedroom Apartment

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Gambar 3.5. Custom Furniture 1 Bedroom Apartment

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Tahapan selanjutnya yang penulis lakukan dari rancangan 1 bedroom

apartment adalah mengaplikasikan material dan pengaturan cahaya buatan dalam

Page 10: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

16

setiap ruangan untuk kebutuhan render. Penulis mengaplikasikan material pada 3D

modelling dengan menggunakan daftar material dalam V-Ray dan file IES sebagai

salah satu pencahayaan buatan yang sebelumnya sudah diberikan oleh head

designer agar sesuai standar dari Sections. Penulis merender hasil rancangan ini

menggunakan V-Ray dengan resolusi dan ukuran gambar yang beragam

menyesuaikan besaran ruangan dan view yang diperlukan. Setelah proses render,

langkah terakhir yang penulis lakukan adalah post production dengan

menggunakan menu corrections control yang terdapat dalam V-Ray. Setting yang

penulis lakukan diantaranya adalah exposure untuk membuat hasil render menjadi

lebih terang, highlight burn untuk mengurangi banyak cahaya yang jatuh ke lantai

ataupun dinding, contrast untuk menambah atau mengurangi tingkat kecerahan

pada hasil render, dan white balance untuk memberikan warna suasana dalam

ruang.

Gambar 3.6. Render Ruangan 1 Bedroom Apartment

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Selama proses merancang 3D interior Japanese Apartment ini,

beberapa kali head designer memberikan review sehingga penulis perlu merevisi

beberapa desain. Revisi desain yang perlu penulis lakukan adalah desain lemari

pakaian, meja pada ruang duduk, pintu kamar tidur, jendela, dan meja dapur.

Penulis mengubah desain lemari pakaian karena bentuk pintu lemari sebelumnya

Page 11: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

17

kurang efektif dan terlalu menghabiskan tempat ketika dibuka. Penulis juga

mengubah ukuran meja dapur untuk memperluas sirkulasi di dalam dapur. Selain

itu, penulis juga mengubah material yang digunakan pada furniture-furniture

tersebut karena terlalu banyak komposisi warna yang digunakan dalam sebuah

ruangan pada desain sebelumnya.

Gambar 3.7. Denah 1 Bedroom Apartment Setelah Revisi

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Page 12: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

18

Gambar 3.8. Custom Furniture 1 Bedroom Apartment Setelah Revisi

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Gambar 3.9. Render Ruangan 1 Bedroom Apartment Setelah Revisi

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Pada mulanya, penulis merasa bingung ketika pertama kali

mengerjakan proyek desain interior. Penulis merasa asing dengan istilah

Page 13: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

19

moodboard yang harus penulis kerjakan sebelum memulai proses desain. Selain itu,

penulis mengalami kesulitan ketika harus mendesain furniture secara detail. Saat

itu, penulis belum mengetahui tahapan yang tepat untuk mendesain furniture secara

detail, tepat, rapi, dan efisien. Penulis juga merasa belum terbiasa untuk

menggunakan SketchUp ketika mendesain furniture. Penulis menemui kendala

lainnya pada tahap akhir pengerjaan 3D. Kendala tersebut adalah seringkali terjadi

technical error pada SketchUp yang penulis gunakan untuk mendesain. Penulis

menggunakan banyak model dari 3D Warehouse untuk melengkapi dekorasi pada

desain interior. Hal inilah yang menyebabkan file 3D menjadi berat dan technical

error sering terjadi. Kendala-kendala yang penulis alami ini menghambat kinerja

penulis sehingga proses mendesain berjalan lambat.

Penulis menemukan beberapa cara untuk menghadapi kendala yang

penulis temui dalam proyek ini. Langkah utama yang penulis lakukan adalah berani

untuk bertanya ketika penulis merasa kesulitan. Penulis juga mencari informasi

mengenai istilah yang tidak penulis ketahui dengan mencarinya di internet. Selain

itu, penulis juga beradaptasi dan membiasakan diri untuk menggunakan SketchUp

dengan cara bertanya kepada head designer selaku supervisi dari penulis dan

menonton video tutorial dari youtube, baik saat jam kerja maupun sesudah jam

kerja.

Melalui proyek ini, penulis mendapatkan bahwa prinsip keterbangunan

dari desain yang dibuat pertama kali dapat dilihat melalui proses desain. Prinsip

keterbangunan sebuah furniture dapat penulis pahami ketika didesain secara detail

setiap komponen pembentuknya. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika mendesain

furniture secara detail adalah ukuran, bentuk, dan sambungan antar komponen

pembentuk. Selain itu, penulis mendapatkan cara untuk meminimalkan terjadinya

technical error ketika penulis menggunakan SketchUp. Penulis dapat mengurangi

ukuran file dengan menghapus objek berlebih dari model 3D Warehouse

menggunakan menu purge unused yang ada di SketchUp.

3.3.1.1.2. 2 Bedroom Apartment

Page 14: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

20

Sebelum proses perancangan 2 bedroom apartment dimulai, penulis diarahkan

untuk mencari gambaran penerapan konsep Japanese pada apartemen oleh head

designer. Head designer memberikan 4 desain hotel sebagai referensi kepada

penulis, yaitu Aman Hotel Tokyo, Aman Kyoto, Amanemu Hotel Japan, dan

Yukata Alam Sutra. Setelah itu, penulis mencari desain interior dari keempat hotel

tersebut secara lengkap dan memilih beberapa desain yang penulis jadikan sebagai

referensi utama. Apartemen ini terdiri dari 9 ruang, yaitu dapur, ruang makan yang

menjadi satu dengan ruang tamu, kamar tidur, kamar tidur utama, kamar mandi,

kamar mandi utama, balkon, dan tempat jemur.

Gambar 3.10. Denah Existing 2 Bedroom Apartment

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Setelah penulis menentukan referensi utama, penulis menerima file

SketchUp 3D denah existing apartemen berbentuk dari head designer. Melalui

denah existing, penulis mengetahui ukuran setiap ruang yang akan dirancang, posisi

pintu masuk apartemen, dan posisi serta ukuran jendela pada beberapa ruangan.

Selain itu, posisi dapur dan ruang tamu sudah ditentukan terlebih dahulu oleh head

designer.

Page 15: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

21

Gambar 3.11. Denah 2 Bedroom Apartment

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Sama halnya dengan perancangan 1 bedroom apartment, penulis

terlebih dahulu menentukan furniture yang diperlukan dan posisi peletakkannya

dalam setiap ruang. Dalam merancang apartemen ini, penulis perlu menyesuaikan

posisi furniture dengan posisi jendela yang sudah ditentukan terlebih dahulu.

Setelah itu, penulis merancang beberapa furniture secara custom. Berbeda dengan

perancangan 1 bedroom apartment, dalam merancang apartemen ini, penulis tidak

merancang sendiri furniture yang berbentuk dinamis. Untuk furniture yang

berbentuk dinamis, penulis mengambil model yang sudah disediakan oleh Sketchup

melalui 3D Warehouse. Hal ini dilakukan agar ketika merender ruangan, bentuk

furniture tidak terkesan kaku dan untuk mempersingkat waktu perancangan 3D

modelling. Tahapan selanjutnya tidak berbeda dengan tahapan yang dilakukan oleh

penulis ketika merancang 1 bedroom apartment.

Page 16: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

22

Gambar 3.12. Render Ruangan 2 Bedroom Apartment

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Seperti proyek sebelumnya, beberapa kali head designer memberikan

review selama proses merancang 3D interior sehingga penulis perlu merevisi

beberapa desain. Revisi desain yang perlu penulis lakukan adalah desain lemari di

ruang tamu, kitchen set, layout furniture pada kamar tidur, dan material dinding

pada ruang tamu yang menjadi satu dengan dapur. Penulis mengubah desain lemari

di ruang tamu karena bentuk lemari sebelumnya kurang efektif sehingga ruang tamu

terkesan sempit. Penulis juga mengubah ukuran kitchen set karena lebar kitchen set

yang sebelumnya sama dengan meja dapur sehingga pengguna akan terbentur

ketika melakukan kegiatan di meja dapur. Selain itu, penulis juga mengubah layout

furniture pada kamar tidur dengan memutar balik posisi seluruh furniture sehingga

sirkulasi yang terbentuk menjadi lebih efektif. Revisi terakhir yang penulis lakukan

adalah mengubah material dinding pada ruang tamu yang menjadi satu dengan

dapur karena material yang diaplikasikan sebelumnya tidak tersedia di Indonesia.

Page 17: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

23

Gambar 3.13. Denah 2 Bedroom Apartment Setelah Revisi

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Gambar 3.14. Custom Furniture 2 Bedroom Apartment Setelah Revisi

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Page 18: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

24

Gambar 3.15. Render Ruangan 2 Bedroom Apartment Setelah Revisi

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Penulis menemukan kendala yang sama dengan proyek sebelumnya

ketika mengerjakan proyek 2 bedroom apartment ini. Kendala baru yang penulis

temui adalah sulitnya mengaplikasikan material pada desain interior. Penulis harus

memastikan bahwa material yang diaplikasikan tersedia dan dapat ditemui dengan

mudah di Indonesia. Untuk mengatasi kendala tersebut, penulis mencari informasi

melalui internet.

Melalui proyek ini, penulis mendapatkan cara lain untuk memahami

dan mempelajari prinsip keterbangunan dari desain. Cara tersebut adalah dengan

memerhatikan aplikasi penggunaan material ketika mendesain. Perancang harus

memastikan bahwa material yang diaplikasikan pada desain harus tersedia dan

dapat ditemui dengan mudah di sekitar lokasi objek rancangan.

3.3.1.2. Asix Podcast Studio

Page 19: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

25

Klien dari proyek ini adalah sebuah keluarga yang terjun ke dalam dunia

entertainment, yaitu keluarga Bapak Anang dan Ibu Ashanty. Podcast studio ini

dirancang sebagai ruangan podcast untuk youtube channel mereka yaitu The

Hermansyah A6. Asix Podcast Studio akan dirancang di salah satu ruangan serba

guna dalam rumah milik klien yang saat ini terletak di Pondok Indah, Jakarta. Asix

Podcast Studio ini akan digunakan oleh dua orang pembawa acara, yaitu Ibu

Ashanty dan putri sulungnya, Aurel serta seorang tamu.

Dalam proyek ini, penulis diberi kepercayaan untuk merancang interior

podcast studio yang nantinya akan disusun sebagai proposal desain untuk diajukan

kepada klien. Pada proposal desain yang pertama, penulis diminta untuk merancang

2 alternatif desain dengan ukuran ruang yang berbeda, yaitu 1,5 m x 2,5 m dan 2,5

m x 2,5 m. Setelah proposal desain yang pertama diajukan, klien menginginkan

alternatif desain dengan konsep yang berbeda. Konsep desain yang diinginkan oleh

klien sama seperti podcast studio milik Atta Halilintar, yaitu futuristik. Penulis

kembali diberi kepercayaan untuk merancang desain interior Asix Podcast Studio

dengan konsep futuristik sebagai proposal desain yang kedua.

3.3.1.2.1. Asix Podcast Studio Proposal Desain 1 Proses perancangan proyek ini diawali dengan briefing dari marketing dan head

designer mengenai klien dan berbagai informasi yang perlu diperhatikan ketika

merancang. Setelah briefing, penulis mencari gambaran desain dan kebutuhan

ruang dalam podcast studio. Selain itu, penulis juga menonton video-video dari

youtube channel milik klien untuk mencari identitas dan ciri khas dari klien.

Melalui youtube channel The Hermansyah A6, penulis mendapatkan bahwa

keluarga klien identik dengan sebutan Asix. Sebutan Asix ini menunjukkan bahwa

keluarga klien yang terdiri dari 6 anggota keluarga semuanya memiliki inisial nama

A. Oleh karena itu, penulis menggunakan sebutan ini sebagai nama ruang yang

tertera di salah satu dinding Podcast Studio sebagai identitas.

Penulis memulai tahapan 3D modelling dengan merancang alternatif

desain dengan ukuran ruang 1,5 m x 2,5 m. Oleh karena keterbatasan ruang, general

marketing dan head designer mengarahkan penulis untuk merancang 2 seat (untuk

Page 20: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

26

pembawa acara dan tamu) dalam alternatif desain ini. Selain itu, penulis

memberikan referensi penggunaan wall mounted microphone untuk mengatasi

keterbasan ruang melalui alternatif desain ini. Setelah itu, penulis melanjutkan

tahapan 3D modelling dengan merancang alternatif desain dengan ukuran ruang 2,5

m x 2,5 m sesuai dengan kebutuhan klien yang sudah disampaikan sebelumnya.

Gambar 3.16. Layout Alternatif Ruang 1,5 m x 2,5 m

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Gambar 3.17. Layout Alternatif Ruang 2,5 m x 2,5 m

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Page 21: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

27

Selanjutnya, penulis mengaplikasikan material dan pengaturan cahaya

buatan dalam setiap ruangan untuk kebutuhan render. Penulis merender hasil

rancangan ini menggunakan V-Ray dengan resolusi dan ukuran gambar yang

beragam menyesuaikan besaran ruangan dan view yang diperlukan. Sama seperti

proyek sebelumnya, langkah terakhir yang penulis lakukan adalah post production

dengan menggunakan menu corrections control yang terdapat dalam V-Ray.

Gambar 3.18. Render Alternatif Ruang 1,5 m x 2,5 m

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Gambar 3.19. Render Alternatif Ruang 2,5 m x 2,5 m

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Page 22: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

28

3.3.1.2.2. Asix Podcast Studio Proposal Desain 2 Proyek ini merupakan kelanjutan dari proyek yang sebelumnya. Setelah proposal

desain yang sebelumnya diajukan, klien menginginkan alternatif desain dengan

konsep futuristik. Klien juga memberikan referensi berupa Podcast Studio milik

Atta Halilintar. Sebelum mulai merancang, staff dari divisi marketing dan head

designer kembali memberikan arahan kepada penulis mengenai denah existing

ruang yang akan dijadikan podcast studio dan beberapa kebutuhan klien. Di dalam

ruangan tersebut terdapat sebuah jendela yang ingin ditutup agar suara tidak keluar

dari ruangan dan mengganggu ruang lainnya. Selain itu, ruangan tersebut juga

memiliki pemisah ruangan berupa partisi yang ingin tetap digunakan tetapi dapat

selaras dengan desain yang dibuat.

Penulis memulai proses pengerjaan 3D modelling dengan menentukan

layout ruang. Oleh karena ukuran ruang yang cukup besar, penulis memutuskan

untuk membagi ruangan menjadi 2 fungsi, yaitu ruang podcast dan ruang tunggu.

Penulis menentukan layout ruang terlebih dahulu untuk dapat menemukan

peletakkan furniture yang tepat sehingga ruangan dapat berfungsi secara efektif.

Gambar 3.20. Layout Asix Podcast Studio dengan Konsep Futuristik

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Page 23: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

29

Gambar 3.21. Desain Sebelum Revisi

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Penulis melakukan beberapa revisi desain setelah mendapat review dari

head designer. Revisi desain pertama yang penulis lakukan adalah mengganti

bentuk kursi karena kursi yang diinginkan oleh klien adalah kursi gaming. Selain

itu, penulis juga diminta untuk menambahkan partisi pada bagian kiri ruangan

sesuai dengan kondisi existing. Penulis mendesain partisi sesuai dengan desain

dinding lainnya.

Setelah pengerjaan 3D modelling selesai, penulis kembali

mengaplikasikan material dan pengaturan cahaya buatan dalam ruangan untuk

kebutuhan render. Tahapan yang penulis lakukan setelah merender ruangan adalah

tahap post production menggunakan Adobe Photoshop agar gambar yang

dihasilkan dapat disajikan dengan baik ke klien. Langkah terakhir yang penulis

lakukan ialah menyusun desain proposal dengan menggunakan format dari Sections

sebelum akhirnya diserahkan kepada klien.

Page 24: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

30

Gambar 3.22. Proposal Desain Asix Podcast Studio dengan Konsep Futuristik

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Dalam pengerjaan proyek ini penulis sempat mengalami kesulitan

ketika mendesain bentuk dinamis dalam konsep futuristik. Penulis sempat

terkendala ketika harus memastikan bahwa bentuk yang penulis desain dapat

terbangun meskipun memiliki bentuk yang unik. Selain itu, penulis juga mengalami

kesulitan untuk membuat model 3D dari bentuk-bentuk yang dinamis dan futuristik

menggunakan SketchUp karena penulis belum terbiasa menggunakan SketchUp

untuk membuat bentuk yang dinamis.

Solusi yang penulis temui untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam

proyek ini adalah dengan beradaptasi menggunakan SketchUp. Dalam proyek ini,

penulis berusaha untuk mencoba semua fitur yang ada di dalam SketchUp untuk

mendapatkan bentuk yang penulis inginkan. Penulis juga berusaha memahami

prinsip keterbangunan beberapa elemen desain dalam proyek ini dengan mencari

beberapa referensi yang sudah terbangun melalui internet.

Page 25: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

31

Melalui proyek ini, penulis mendapatkan bahwa setiap konsep desain

memiliki tingkat kesulitan tersediri dalam prinsip keterbangunan. Bentuk unik pada

desain futuristik memiliki prinsip keterbangunan yang rumit. Elemen-elemen yang

ada dalam desain futuristik cenderung sulit dibangun karena memiliki bentuk yang

tidak umum.

3.3.1.2.3. Construction Drawing Dalam tugas construction drawing ini, penulis membantu membuat dokumentasi

2D dari desain Asix Podcast Studio dari 3D modelling yang sudah dibuat oleh head

designer sebelumnya. Penulis mendapat tugas untuk membantu membuat

construction drawing layout plan dan wiring plan. Tugas ini diawali dengan

mengekspor 3D modelling yang sudah diberikan oleh head designer ke dalam

bentuk 2D dengan format dwg.

Proses construction drawing dilanjutkan dengan menggunakan

AutoCad berisi format standar dari Sections yang diberikan oleh head designer.

Dalam tugas ini, penulis merapikan denah yang sudah diekspor dari Sketchup dan

memasukkan masing-masing komponen ke dalam layer yang sudah disediakan.

Setelah itu, penulis memberikan komponen standar drafting pada interior, seperti

hatching pada dinding, garis potong dengan ruangan lain, ukuran ruang dan

perbedaan ketinggian lantai pada layout plan. Sedangkan pada wiring plan, penulis

menambahkan penempatan saklar dan stopkontak, jarak antar lampu, jalur listrik,

dan legenda penggunaan lampu. Langkah selanjutnya yang penulis lakukan ialah

menambahkan garis potongan sesuai dengan construction drawing potongan yang

sudah dibuat oleh head designer. Kemudian, penulis memasukkan layout plan dan

wiring plan yang sudah dibuat ke dalam kop standar milik Sections sebelum

diserahkan kepada head designer.

Page 26: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

32

Gambar 3.23. Layout Plan Asix Podcast Studio

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Gambar 3.24. Wiring Plan Asix Podcast Studio

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

3.3.1.3. Rumah Tinggal 3 Lantai

Page 27: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

33

Proyek rumah tinggal 3 lantai merupakan sebuah rumah tinggal milik sebuah

keluarga muda yang terletak di Gading Serpong, Tangerang. Klien dari proyek ini

memiliki kepribadian extrovert sehingga menginginkan desain rumah yang terbuka.

Rumah ini memiliki ukuran lantai dasar sebesar 9 m x 18 m dan dikelilingi oleh

rumah lain pada ketiga sisinya.

Dalam proyek ini, penulis mendapatkan dua pekerjaan yang harus

dikerjakan secara bertahap. Pekerjaan pertama adalah menyusun denah rumah

sesuai dengan program ruang di setiap lantainya. Setelah pekerjaan pertama selesai

dan sudah disetujui oleh head designer, penulis melanjutkan pekerjaan yang kedua

yaitu mendesain fasad rumah berdasarkan denah yang sudah terbentuk dengan

konsep Modern Minimalist.

Proses perancangan dalam proyek ini diawali dengan briefing dari head

designer mengenai ukuran lantai dasar, kebutuhan ruang setiap lantai, kondisi

existing rumah, dan keadaan sekitar rumah. Dalam proyek ini, penulis diminta

untuk membuat drafting denah seluruh lantai sesuai dengan kebutuhan ruang yang

sudah ditentukan. Pada tugas ini, penulis menentukan letak ruangan di setiap lantai,

hubungan antar ruang, sirkulasi, dan besaran setiap ruangan yang disesuaikan.

Selain itu, penulis juga dapat menambahkan beberapa ruang dan ruang terbuka jika

memungkinkan dan dirasa perlu.

Page 28: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

34

Gambar 3.25. Kebutuhan Ruang Rumah 3 Lantai

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Gambar 3.26. Drafting Denah Rumah 3 Lantai

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Setelah menerima review dari head designer, penulis melakukan

beberapa revisi terkait letak, bentuk, sekat ruang, dan ruang tambahan. Penulis

Page 29: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

35

kembali meminta persetujuan dari head designer sebelum melangkah ke tahap

selanjutnya. Setelah disetujui, penulis menambahkan layout furniture pada setiap

ruang untuk memperlihatkan sirkulasi dalam setiap ruang.

Gambar 3.27. Layout Furniture Rumah 3 Lantai

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Selanjutnya, penulis diminta untuk mendesain fasad dari rumah 3 lantai

dengan konsep modern minimalis dengan bentuk massa sesuai dengan denah yang

sudah penulis buat sebelumnya. Sebelum memulai proses perancangan, penulis

mencari preseden dan membuat moodboard dari preseden tersebut. Dari

moodboard, penulis mendapatkan pengolahan bentuk fasad dan penggunaan serta

perpaduan material dan warna yang dapat diterapkan dalam rancangan.

Page 30: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

36

Gambar 3.28. Moodboard Fasad Rumah 3 Lantai

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Dalam mendesain fasad, hal pertama yang penulis lakukan adalah

membuat 3D modelling dengan menggunakan SketchUp sesuai dengan denah yang

sudah penulis buat. Kemudian, penulis menentukan elemen fasad yang sesuai

dengan bentuk massa, seperti sun shading dan bentuk atap. Penulis membuat 4

alternatif desain fasad dalam tugas ini. Keempat alternatif fasad ini memiliki

elemen desain yang sama, yaitu sun shading pada muka rumah, dinding dan atap

taman pada bagian depan, serta pengolahan atap pada ruang keluarga dan kolam

yang ada di dalam rumah. Hal yang berbeda dari keempat alternatif desain ini

adalah bentuk dan cara pengolahan fasad.

Page 31: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

37

Gambar 3.29. Desain Fasad Awal Rumah 3 Lantai

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Setelah menyelesaikan beberapa alternatif desain, penulis meminta

head designer untuk memberikan review. Kemudian, penulis merevisi beberapa

bagian desain berdasarkan review yang diberikan. Penulis mengubah desain

dinding pada bagian muka rumah yang sebelumnya hanya berupa railing menjadi

jendela yang dapat dibuka dan ditutup. Penempatan railing pada muka rumah

kurang baik karena polusi dari jalan akan masuk ke dalam rumah. Selain itu, penulis

juga mengubah ketinggian dinding pada bagian belakang rumah yang berfungsi

sebagai ruang cuci. Penulis juga mengubah desain atap pada ruang keluarga dan

kolam yang sebelumnya terbuka menjadi tertutup dengan material transparan agar

air hujan tidak masuk tetapi tetap mendapat cahaya matahari yang optimal. Khusus

pada desain alternatif ketiga, penulis mengubah bentuk sun shading agar lebih

harmonis dengan bentuk massa.

Page 32: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

38

Gambar 3.30. Alternatif 1 Desain Fasad Rumah 3 Lantai

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Gambar 3.31. Alternatif 2 Desain Fasad Rumah 3 Lantai

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Page 33: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

39

Gambar 3.32. Alternatif 3 Desain Fasad Rumah 3 Lantai

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Gambar 3.33. Alternatif 4 Desain Fasad Rumah 3 Lantai

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Proses desain dilanjutkan dengan penyelesaian drafting denah rumah.

Dalam tugas ini, penulis mengekspor denah dari ArchiCad ke dalam format dwg.

Hal ini dilakukan agar drafting denah rumah dapat disajikan dengan rapi dan sesuai

dengan format dari Sections. Penulis memperbaiki ukuran dan jenis tulisan serta

menambahkan hatching pada dinding dengan menggunakan AutoCad.

Page 34: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

40

Gambar 3.34. Drafting Alternatif Final Denah Rumah 3 Lantai

Sumber : Dokumentasi Sections Interior Design & Architecture (2020)

Dalam proyek ini, penulis mengalami kesulitan ketika mendesain

bentuk sun shading yang harmonis dengan bentuk massa. Selain itu, penulis perlu

memperhatikan dan mempertimbangkan komponen-komponen pada fasad rumah

yang diperlukan dalam proyek ini. Penulis juga mengalami kesulitan ketika

mendesain atap rumah, mulai dari arah atap miring hingga ketinggian yang

dihasilkan dalam ruang pada lantai 3 ketika atap didesain miring. Saat mendesain

atap miring, penulis seringkali melakukan kesalahan dalam perhitungan ketinggian

ruang pada lantai 3. Untuk mengatasi kedala-kendala tersebut, penulis mencari

beberapa referensi desain fasad di internet.

Melalui proyek ini, penulis mendapatkan bahwa dalam mendesain

fasad rumah diperlukan adanya keselarasan antara komponen fasad dengan bentuk

massa bangunan. Selain itu, penulis juga mempelajari dan memahami prinsip

Page 35: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

41

keterbangunan ketika mendesain fasad dalam proyek ini, mulai dari sun shading

hingga desain atap.

3.3.2. Kendala yang Ditemukan Selama penulis melakukan Kerja Praktik di Sections Interior Design &

Architecture, penulis menemukan beberapa kendala yang penulis jabarkan sebagai

berikut :

3.3.2.1. Ketika pertama kali mendapat proyek desain interior, penulis merasa

asing dengan beberapa istilah yang digunakan, salah satunya moodboard

yang harus penulis kerjakan pertama kali.

3.3.2.2. Pada proyek Japanese Apartment, penulis mengalami kesulitan dalam

mendesain furniture secara detail dan belum terbiasa menggunakan

SketchUp.

3.3.2.3. Penulis menemui kendala ketika mendesain interior Asix Podcast Studio

dengan konsep futuristik karena bentuk-bentuk yang didesain cukup

rumit dan unik.

3.3.2.4. Dalam setiap proyek, banyak hal yang harus penulis perhatikan terkait

dengan prinsip keterbangunan dari desain yang penulis buat sehingga

proses desain berjalan lambat.

3.3.2.5. Penulis mengalami kesulitan dalam menentukan dan mengaplikasikan

material yang akan digunakan pada desain.

3.3.2.6. Penulis seringkali terhambat oleh technical error yang terjadi selama

pengerjaan proyek berlangsung.

3.3.3. Solusi Atas Kendala yang Ditemukan Penulis terus melakukan adaptasi dan berusaha untuk menemukan solusi dari

kendala yang penulis temui selama Kerja Praktik. Solusi-solusi yang penulis

lakukan untuk menghadapi kendala adalah sebagai berikut :

3.3.3.1. Penulis mencari informasi mengenai istilah yang tidak penulis ketahui

dengan mencarinya melalui internet.

Page 36: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI SECTIONS INTERIOR

42

3.3.3.2. Penulis beradaptasi dan membiasakan diri untuk menggunakan SketchUp

dengan cara bertanya kepada head designer selaku supervisi dari penulis

dan menonton video tutorial dari youtube. 3.3.3.3. Penulis berusaha mencoba semua fitur yang ada di dalam SketchUp

untuk mendapatkan bentuk yang penulis inginkan. 3.3.3.4. Penulis berusaha memahami prinsip keterbangunan beberapa elemen

desain dalam setiap proyek dengan mencari beberapa referensi yang

sudah terbangun melalui internet. 3.3.3.5. Penulis mencari dan mempelajari material-material yang biasa

digunakan di Indonesia melalui internet. 3.3.3.6. Penulis bertanya kepada head designer mengenai cara untuk mengurangi

ukuran file modelling sehingga technical error dapat diminimalkan.