Upload
hoangcong
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 12 April 2005, jam 16.00 WIB
A. Biodata
Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Bandar harjo, Kalibaru Timur RT 2/ RW3 Semarang
Suku bangsa : Jawa
Tanggal masuk : 10 April 2005
NO. RM : 5065118
Dx. medis : Asma Bronchiale
Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny. P
Umur : 50 tahun
Alamat : Bandar harjo, Kalibaru Timur RT 2/ RW3, Semarang
Pekerjaan : Pedagang
Hub. dng pasien : Istri
20
B. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Melalui hasil wawancara, klien mengatakan datang ke Rumah Sakit dengan
keluhan sesak nafas dan batuk. Sekitar 3 hari yang lalu klien mengeluh sesak
nafas. Sesak nafas bertambah bila beraktifitas dan terkena hawa dingin. Pada
malam hari sering keluar keringat dingin. Klien juga batuk dengan dahak
kental dan nafsu makan menurun sehingga berat badan makin lama makin
menurun. Dada kanan terasa sakit terutama bila sesak nafas. Sebelum di bawa
ke RSDK pasien berobat ke klinik 24 jam dan diberi obat tetapi tidak ada
perbaikan sehingga oleh pihak keluarga kemudian di bawa ke RSDK
Semarang. Selama perawatan, pasien terpasang Oksigen 2 liter/ menit. Saat
dikaji, pasien masih sesak nafas & batuk tetapi dengan frekuensi telh
berkurang, sementara nafsu makan klien mash menurun.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan bahwa dirinya mempunyai riwayat penyakit sesak nafas
sejak tahun 2002. Sebelulm sakit klien adalah seorang perokok. Klien Pernah
di rawat di RSDK dengan penyakit asma pada tahun 2003. Pada saat diijinkan
pulang, kondisi klien sudah baik. Penyakitnya kadang – kadang kambuh, bila
kambuh cukup berobat ke klinik 24 jam / balai pengobatan terdekat. Klien
tidak mempunyai penyakit Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung dan Ginjal.
21
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seprti yang diderita
klien. Di dalam keluarga klien juga tidak ada yang menderita penyakit DM,
Hipertensi, Jantung dan Ginjal.
C. Pola Kesehatan Fungsional
Dalam melakukan pengkajian pola fungsional ini, penulis menggunakan
acuan dari Gordon yang sudah disesuaikan dengan fokus pengkajian pada
klien Asma bronchiale. Berkaitan dengan pola fungsional, didapatkan data
sebagai berikut :
1) Pola Persepsi Kesehatan
Klien mengatakan bahwa pada sasat ini kondisi kesehatannya kurang baik
dabharus dirawat di Rumah Sakit untuk memuluhkan kondisinya. Keluarga
Tn.R mengatakan bila ada keluhan selama sakit maka pihak keluarga selalu
memeriksakan diri ke Pusmas atau bakai pengobatan terdekat.
2) Pola Oksigenasi
Melalui hasil wawancara penulis dengan klien, klien mengatakan pertama
kali mengalami sesak nafas dan batuk pada tahun 2002. Setelah itu, klien
sering mengalami sesak nafas pada saat kelelahan dan cuaca dingin. Bila
penyakitnya kambuh klien sering memeriksakan dirinya ke RS atau ke
Puskesmas dan diberi obat bronkodilator untuk mengurangi sesak nafas
tersebut. Pasien mengerutkan bibir untuk membantunya bernafas. Pada
hidung terpasang nasal kanul yang berisi oksigen 3 liter/ menit. Saat dikaji
pasien masih mengalami sesak nafas.
22
3) Pola Nutrisi
Klien mengatakan sebelum sakit biasa makan 3 kali sehari dengan komposisi
nasi, lauk, sayur dan buah. Klien makan dengan porsi banyak. Klien biasa
minum 7-8 gelas perhari. Setelah sakit dan dirawat di RS, nafsu makan klien
menurun terutama saat serangan sesak nafas & batuk muncul. Klien hanya
makan seperempat dari porsi biasanya, bahkan pada saat serangan mucul
klien tidak mau makan sama sekali. Selama di rawat di RS klien memperoleh
diet lunak 1900 kkal, 50 gram protein dan rendah lemak. Sejak masuk RS,
klien terpasang infus D5% 20 tetes/menit ditambah aminophillin 1 ampul.
Selama dirawat di RS klien hanya menghabiskan seperempat porsi setiap kali
makan dan minum 5 –6 gelas/ hari.
4) Pola Eliminasi
Melalui hasil wawancara , klien mengatakan pola eliminasi ( BAB dan BAK)
baik, tidak ada keluhan sebelum sakit. Sementara setelah sakit klien juga
tidak mengalami perubahan pola eliminasi, baik dilihat frekuensi maupun
konsistensinya. Klien biasa BAB sekali perhari dengan konsistensi lunak dan
warna kuning kecoklatan. Pola BAK klien 4 –5 kali perhari dengan warna
kuning jernih. Jika BAB / BAK klien masih dibantu oleh keluarga.
5) Pola Aktifitas dan Latihan
Klien mengatakan sebelum dirawat di RS ia melakukan pekerjaan sebagai
pedagang. Klien berangkat pagi hari dan pulang di sore hari. Setelah sakit dan
dirawat di RS klien bedrest total di tempat tidur, seluruh aktifitas perawatan
diri dibantu pihak keluarga dan perawat.
23
6) Pola Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan sebelum sakit dan dirawat di RS klien tidur 7-8 jam
perhari dan tidak mengalami gangguan dalam tidurnya. Saat dirawat di RS,
klien sering terbangun saat tidur karena sesak nafas dan batuk pada malam
hari.
7) Pola Personal Hygiene
Pada saat pengkajian, klien belum bisa mandiri dalam pemenuhan kebutuhan
perawatan diri. Perawatan diri masih dibantu keluarga dan perawat. Setiap
hari klien mandi dan gosok gigi 2 kali per hari baik sebelum sakit maupun
sesudah sakit, keramas 3 kali perminggu.
8) Pola Persepsi dan Konsep Diri
Hasil wawancara dengan klien mennyatakan bahwa pada saat ini klien
menerima dan menyerahkan keadaan sakitnya kepada Tuhan. Klien selalu
berharap agar diberi umur panjang dalam kondisi yang sehat.
9) Pola Peran dan Hubungan
Hasil wawancara menunjukkan bahwa klien adalah seorang bapak yang
memiliki seorang istri dan 5 orang anak yang semuanya sudah mandiri, 3
diantaranya sudah menikah. Tn.R memiliki 3 cucu. Saat ini Tn.R tinggal
bersama istri dan kedua anaknya. Pola hubungan klien dengan anak-anak dan
cucunya sangat baik, terbukti dengan anak dan cucunya sering datang
menjenguk di RS.
24
10) Pola Seksual dan Reproduksi
Hasil wawancara menunjukkan bahwa klien memiliki seorang istri dan 5 orang
anak. Klien menikah hannya sekali saja.
11) Pola Nilai Kepercayaan
Hasil wawancara menunjukkun bahwa klien adalah pemeluk agama Islam
dan taat beribadah. Klien selalu menjalankan salat 5 waktu baik sewaktu
masih sehat dan di rawat di RS. Klien selalu berdoa agar ia cepat sembuh dan
diberi umur panjang.
D. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi. Adapun hasil dari pemeriksaan fisik yang penulis lakukan adalah
sebagai berikut :
1) Keadaan Umum
Tanda – tanda vital :
TD : 120/ 80 mmHg
Nadi : 88 x/ menit
RR : 28 x/ menit
Suhu : 37 0 C
TB : 160 cm
BB : 40 kg
Kesadaran : Compos mentis, keadaan umum cukup, lemas
Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada lesi di kepala, rambut
sebagian sudah beruban dan mudah rontok.
25
Telinga : Telinga kanan dan kiri simetris, tidak ada serumen, tidak
ada gangguan pendengaran.
Mata : Sklera tidak ikhterik, konjungtiva terlihat pucat, bentuk
pupil mata kanan dan kiri sama besar, tidak ada gangguan
penglihatan.
Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada septum deviasi,
kemampuan membau baik.
Mulut : mukosa mulut kering, cyanocis, tidak terdapat stomatitis,
gigi bersih
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,tidak ada luka pada
leher
Dada : daerah dada terlihat simetris
Paru : - inspeksi : pengembangan paru terlihat simetris
- palpasi : ada nyeri tekan pada daerah paru kanan
bawah
- perkusi : hipersonor
- Auskultasi : terdapat bunyi nafas wheezing dan ronchi
Jantung : - inspeksi : IC tidak tampak
- palpasi :IC tidak teraba
- perkusi : konfigurasi jantung menyempit
- auskultasi : bunyi jantung I-II murni, tidak ada gallop
26
Abdomen : - inspeksi : permukaan abdomen datar
- palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada masa colon,
tidak ada pembesaran hati dan limpa
- perkusi : terdengar bunyi tympani
- auskultasi : bising usus normal ( 25 x / menit)
Anus : Bersih dan tidak ada hemoroid.
Genetalia : Genetalia terlihat bersih dan tidak terpasang kateter.
Ekstremitas : - inspeksi : warna kulit sawo matang, pada kedua kaki
kulit tanpak bersisik, tangan dan kaki
dapat digerakkan.
- palpasi : turgor kulit cukup, kulit kering, tidak
terdapat oedem.
E . Pemeriksaan Penunjang
1). Hematologi
Tanggal 12 April 2005
Hb : 13 gr %
Ht : 33 %
Eritrosit : 4,02 juta/mm3 ( n :4,50-5,9.106 )
Lekosit : 14.300/mm³ (n : 4.10³-10,9.10³)
Trombosit : 590.000 / mm³ (n : 140-440.10³)
Hitung jenis : eosinofil = 5% (n : 1-3 )
Limfosit = 30% (n : 22-40)
Monosit = 2% (n : 2-8 )
27
2). Kimia klinik
GDS = 162 mg/dl (n : 80-140 )
Urea : 23 mg/dl (n : 15-39)
Creatinin = 0,80 mg/dl (n : 0,60-1,30)
Elektrolit = Na = 136 mmol/L (n :136 – 145)
Cl = 107 (n : 98-107)
Ca = 2,38 (n : 2,12-2,52)
3). Analisa gas darah
Tanggal 10 April 2005
FO2 : 21,00%
PH : 7,33 (n: 7,35-7,45)
PCO2 : 32,4 mmHg (n : 35-45)
PO2 : 66 mmHg (n : 83-108)
HCO3 : 17,3 mmol /L (n :18-23)
Saturasi O2 : 91,7% (n :95-98)
4). Urinalisa
Tanggal 13 April 2005
warna = kuning jernih
pH = 6,0 (6-7,4)
5). Foto Thorax
Tanggal 13 April 2005
sela iga mendatar , bronkovaskuler meningkat, kesuraman inhomogen
hematorax dextra.
28
6)Analisa Gas Darah
Tanggal 15 April 2005
PH : 7,35 (n: 7,35-7,45)
PO2 : 86 mmHg (n: 83-108)
PCO2 : 37,3 mmHg (n: 35-45)
HCO3 : 22 mmol/L (n: 18-23)
Saturasi O2 : 96 % (n: 95-108)
F. Therapi
Tanggal 10 April 2005 s/d 13 April 2005
- infus D 5% + aminophilin 1 ampul 20 tts/mnt
- O2 3 liter/mnt
- cefotaxim 3 x 1gram
- OBH syrup 3 x 5ml
- Nebulizer : Atroven 1cc tiap 4 jam
Berotec 1cc tiap 4 jam
Bisolvon 1 cc tiap 4 jam
Nacl 0,9 % 2 cc
- Ciprofloxacin 2 x 500 mg
- Diet lunak 1900kkal, 40 gram protein
Tanggal 13 April 2005 s/d 15 April 2005
- infus D5% 20 tts/mnt ( dilepas tanggal 15 April 2005)
- O2 2 ltr/mnt ( dilepas tanggal 15 April 2005)
- cefotaxime 3 x 1 gram
29
- aminophilin 3 x 1 ampul + infus D 5% 20 tetes permenit
- ciprofloxacin 2 x 500 mg
- Diet lunak 1900 kkal , 40 gram protein
II. ANALISA DATA
a) Data subyektif : Klien mengeluh sesak nafas disertai batuk dengan dahak
kental, dahak sulit dikeluarkan.
Data obyektif : - Klien batuk dengan sputum kental berwarna putih
kekuningan
- Auskultasi dada terdapat bunyi wheezing dan ronchi
- RR : 28 kali per menit
- Hasil pemeriksaan laborat eosinofil :5%
Etiologi : Penumpukan sekret berlebih pada jalan nafas; bronkospasme
Problem : Bersihan jalan nafas tidak efektif.
b) Data subyektif : Klien mengeluh sesak nafas, sesak nafas bertambah bila
beraktifitas berat dan hawa dingin, dada kanan terasa sakit
bila sesak nafas.
Data obyekitf : - Klien terlihat sesak nafas
- Kuku dan bibir cyanosis
- RR : 28 kali per menit
- Auskultasi dada : terdapat bunyi wheezing dan ronchi
- Pasien mengerutkan bibir untuk membantunya bernafas
- Pemeriksaan AGD : PO2 : 66 mmHg
30
- Penurunan Saturasi O2 ( 91, 7 % )
- Terpasang O2 3 liter per menit
Etiologi : ketidakseimbangan suplay oksigen ; bronkospasme
Problemn : Gangguan pertukaran gas
c). Data Subyektif : Klien mengatakan nafsu makan menurun dan tidak mau
makan bila sesak nafasnya kambuh.
Data Obyektif : - Klien menghabiskan seperempat porsi makan
- Klien masih batuk dengan sputum kental
- BB : 40 Kg TB : 160 cm
- Penampakan fisik kurus, kulit kering, turgor kulit
cukup
Etiologi : Anoreksia ; peningkatan produksi sputum
Problem : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
d). Data subyektif : - Klien mengatakan sesak nafasnya bertambah bila
beraktifitas berat dan hawa dingin
- Dada kanan terasa sakit bila sesak nafas
- Klien mangatakan mudah lelah, dan badan terasa
lemas
Data Obyektif : - Klien bedrest total ditempat tidur
- Aktifitas sehari – hari dan perawatan diri masih
dibantu oleh keluarga atau perawat
Etiologi : Kelemahan umum ; ketidakadekuatan suplay oksigen
Problem : Intoleransi aktifitas
31
e). Data Subyektif : - Klien mengeluh istirahat tidurnya terganggu karena
batuk
- Klien merasa tidak cukup istirahat
Data Obyektif : - Klien sering batuk pada malam hari
- Mata terlihat kemerahan
- Ekspresi wajah klien tampak tidak segar dan terlihat
mengantuk
Etiologi : Batuk yang terjadi pada malam hari
Problem : Gangguan pola tidur.
f). Data Subyektif : - Klien dan keluarga mengatakan tidak mengetahui
tentang cara perawatan penyakit asma.
- Klien bertanya kepada perawat bagaimana perawatan
penderita asma di rumah.
Data obyektif : - Klien dan keluarga tidak mengetahui tentang penyakit
asma dan perawatannya dirumah.
- Klien tampak mengerti dan memahami tentang
penjelasan yang telah diberikan.
Etiologi : Kurang informasi tentang penyakit dan cara perawatan
asma dirumah.
Problem : Kurang informasi
32
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret
berlebih pada jalan nafas; bronkospasme, ditandai dengan :
- Klien mengeluh sesak nafas dan batuk dengan dahak kental, warna putih
kental dan sulit dikeluarkan, pada pemeriksaan dada terdapat bunyi ronchi
dan wheezing, RR:28 kali per menit, hasil pemeriksaan lab : eosinofil 5%.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplay
oksigen; bronkospasme, ditandai dengan :
- Klien mengeluh sesak nafas, sesak nafas bertambah bila beraktifitas, dada
kanan terasa sakit bila nafas.
- Klien terlihat sesak nafas, kuku dan mulut cyanosis, auskultasi dada
terdapat bunyi wheezing dan ronchi, pasien mengerutkan bibir untuk
membantu bernafas, klien terpasang 02 3 liter per menit, hasil
pemeriksaan AGD : PO2 : 66 mmHg, saturasi oksigen : 91, 7 %.
c. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia;
peningkatan produksi sputum, ditandai dengan :
- Klien mengatakan nafsu makannya menurun dan tidak mau makan bila
sesak nafasnya kambuh.
- Klien hanya menghabiskan seperempat porsi makan, klien batuk dengan
sputum kental, penampakan fisik kurus, kulit kering, turgor kulit cukup,
BB : 40 kg ( turun 2 kg dari BB sebelum sakit ), TB : 160 cm.
33
d. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum; ketidakadekuatan
suplay Oksigen, ditandai dengan :
- Klien mengatakan sesak nafasnya bertambah bila untuk beraktifitas berat,
dada kanan terasa sakit bila sesak nafas, klien mengatakan mudah lelah
dan badan terasa lemas.
- Klien terlihat bedrest total di tempat tidur, aktifitas sehari – hari dan
perawatan diri masih dibantu oleh keluarga / perawat.
e. Gangguan pola tidur berhubungan denganbatuk yang terjadi pada malam hari,
ditandai dengan :
- Klien mengeluh istirahat tidurnya terganggu karena batuk dan sesak
nafas, klien merasa tidak cukup istirahat.
- Klien sering batuk pada malam hari, mata sedikit kemerahan, ekspresi
wajah klien tampak tidak segar dan terlihat mengantuk.
f. Kurang informasi berhubungan dengan kurangnya onformasi tentang penyakit
dan cara perawatan asma dirumah, ditandai dengan :
- Klien dan keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang cara perawatan
penderita asma di rumah.
- Klien bertanya kepada perawat bagaimana perawatan penderita asma di
rumah.
- Klien dan keluarga tampak mengerti dan memahami tentang penjelasan yang
telah diberikan.
34
IV. RENCANA KEPERAWATAN
Berdasarkan permasalahan yang muncul pada Tn.R, maka penulis menyusun
rencana asuhan keperawatan yang sudah disesuaikan dengan prioritas masalah
sebagai berikut :
1. Diagnosa Keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan penumpukan sekret berlebih pada jalan nafas; bronkospasme.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24jam, klien
mampu mempertahankan kepatenan jalan nafas.
Kriteria hasil :
- Klien mampu mempertahankan kepatenan jalan nafas dengan bunyi nafas
bersih (tidak ada bunyi nafas tambahan wheezing dan ronchi).
- Pasien mampu menunjukkan perilaku untuk memperbaiki jalan nafas,
misal: batuk efektif dan mengeluarkan sekret.
- Sekret yang menumpuk pada jalan nafas dapat keluar.
- Sesak nafas dan batuk berkurang.
Intervensi :
Mandiri :
a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya ronchi, mengi (wheezing)
b. Monitor frekuensi pernafasan.
c. Monitor adanya derajat dyspnea,misal : gelisah, ansietas, distress
pernafasan.
d. Berikan posisi senyaman mungkin, misal : peninggian kepala tempat tidur.
e. Ajarkan tehnik batuk efektif.
35
f. Tingkatkan intake cairan sampai 3000 ml/hari sesuai dengan tingkat
toleransi jantung dan berikan cairan dalam bentuk hangat.
g. Hindarkan pasien dari alergen berupa hawa dingin.
h. Minimalkan polusi lingkungan (misal: debu, asap).
i. Berikan obat bronkodilator aminophillin 1 ampul di drip dengan setiap
pemberian infus D5% 20 tetes permenit.
j. Berikan obat mukolitik (Atroven, Bisolvon, Berotec) masing – masing 1cc
tiap 4 jam melalui nebulizer.
k. Lakukan suction bila sputum tidak dapat dikeluarkan dengan tehnik batuk
efektif.
Kolaborasi :
a. Monitor AGD dan foto thorak.
2. Diagnosa keperawatan : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidak seimbangan suplay oksigen ; Bronkospasme
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,
pertukaran gas menjadi adekuat .
Kriteria Hasil :
- Pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi juaringan
adekuat dengan AGDdalam rentang normal ( PH : 7,35 – 7,45 ,
PaCO2 : 35 – 45 mmHg, PO2 : 83 –10 mmHg ,SaO2 : 95 – 98 % ) ,
tidak terdapat cyanosis.
- Pasien mau berpartisipasi dalam program pengobatan sesusai tingkat
kemampuan / situasi.
36
- Sesak nafas dan batuk berkurang,tidak ada penggunaan alat bantu
pernafasan.
Intervensi :
Mandiri :
a. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan. Catat penggunaan otot
tambahan, nafas melalui bibir.
b. Berikan posisi yang nyaman , misal : meninggikan kepala tempat tidur.
c. Dorong pasien mengeluarkan sputum,penghisapan bila diindikasikan.
d. Kaji secara rutin kulit dan warna membran mukosa.
e. Auskultasi bunyi nafas , catat adanya bunyi nafas tambahan
(wheezing,ronchi,krekels ).
f. Awasi tingkat kesadaran / status mental.
g. Ajarkan pasien tehnik nafas dalam.
h. Evaluasi tingkat toleransi aktifitas,berikan lingkungan yang tenang dan
batasi aktifitas pasien sesuai tingkat toleransi individu.
i. Monitor TTV.
j. Berikan oksigen 3 liter permenit.
Kolaborasi :
a. Monitor AGD.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia
; peningkatan produksi sputum.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, status
kebutuhan nutrisi pasien dapat meningkat dan tercukupi.
37
Kriteria Hasil :
- Pasien menunjukkan peningkatan BB / BB dalam batas normal, tak
ada mual / muntah.
- Pasien mau menghabiskan porsi makannya.
Intervensi
Mandiri :
a. Timbang BB.
b. Observasi masukan makanan, saat ini, catat adanya derajat kesulitan
makan, pola makan, kebiasaan diet.
c. Berikan perawatan oral sesering mungkin.
d. Auskultasi bunyi usus.
e. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.
f. Hindari makanan yang manghasilkan gas dan minuman berkarbonat.
Kolaborasi :
a. Pantau hasil pemeriksaan laboratorium ( protein, albumin ).
b. Konsul ahli gizi untuk memberikan makanan diet lunak sebanyak 1900
kkal, 40 gram protein.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak adekuatan
suplay oksigen (O2).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 ja, pasien
dapat melakukan aktifitas sesuai toleransi.
38
Kriteria Hasil :
- Pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktifitas yang dapat
diukur dengan tidak adanya dyspnea, kelemahan yang berlebihan.
- TTV dalam batas normal.
- Keluhan sesak nafas dan batuk berkurang.
Intervensi ;
Mandiri :
a. Evaluasi respon pasien terhadap aktifitas, catat adanya laporan peningkatan
kelemahan dan sesak nafas setalah beraktifitas.
b. Berikan lingkungan yang tenang dan bantun pasien memilih posisi yang
nyaman untuk istirahat.
c. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya
keseimbangan aktifitas dan istirahat.
d. Bantu pasien melakukan aktifitas perawatan diri yang diperlukan.
e. Anjurkan tirah baring / bedrest total pada gejala pernafasan berat.
f. Anjurkan penggunaan yang tepat tehnik relaksasi fisik dan mental untuk
mencegah ancaman serangan.
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan batuk yang terjadi terutama pada
malam hari
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien
mempunyai keseimbangan antara istirahat dan tidur.
39
Kriteria Hasil :
- Klien dapat memenuhi jumlah kebutuhan waktu tidur
- Klein dapat tidur dengan tenang dan ekspresi wajah tampak segar.
Intervensi ;
Mandiri :
a. Berikan posisi yang nyaman, misal meninggikan kepala tempat tidur.
b. Ajarkan tindakan untuk meningkatkan tidur dengan cara :
- Makan snack/ minum susu yang mengandung protien tinggi.
- Menghindari minum kopi.
c. Tingkatkan relaksasi dan kenyamanan dengan cara :
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.
- Pastikan ventilasi ruangan terbuka.
d. Jelaskan pada pasien untuk menghindari hipnotik/ sedatif.
e. Berikan obat antitusif (OBH)
6. Kurang informasi berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit
dan cara perawatan asma di rumah.
Tujuan : Setalah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1x30 menit, pasien
dan keluarga mengerti tentang penyakit asma dan cara perawatannya di
rumah.
Kriteria Hasil :
- Pasien dan keluarga mampu mengidentifikasi tanda dan gejala asma serta
penyebabnya.
- Pasien dan keluarga mengerti tentang cara perawatan asma di rumah.
40
Intervensi :
a. Berikan penkesh tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dari penyakit
asma serta cara perawatan penderita asma.
b. Diskusikan tentang cara perawatan bagi penderita asma di rumah.
c. Anjurkan pasien untuk menghindari alergen yang dapat menimbulkan
kekambuhan asma.
d. Motivasi pasien bahwa pengobatan dan perawatan yang tepat dan teratu
penyakitnya dapat disembuhkan.
41
IMPLEMENTASI
Tanggal /
jam
No. Dx Implementasi Respon pasien Paraf
Selasa, 12
April 2005
15.00 WIB
15.30
15.45
1, 2,
3, 4
4
4
Melakukan pengkajian
dan anamnesa pada Tn.
R
Membantu pasien
melakukan perawatan
diri (memandikan)
Mengatur posisi pasien
½ duduk.
S : - Pasien mengeluh
sesak nafas, batuk dan
keluar keringat
dingin sejak 3 hari
yang lalu.
- Pasien mengatakan
tidak nafsu makan.
- Pasien mengatakan
tidak bisa tidur dan
sering terbangun pada
malam hari karena
batuk.
- Pasien masih sesak
nafas, dan batuk.
- Pasien bedrest, posisi
tidur 1/ 2 duduk.
S: Pasien mengatakan
lebih nyaman.
O:Pasien terlihat lebih
segar dan nyaman
S :Pasien mengatakan
lebih nyaman dengan
posisi tersebut.
O : Pasien terlihat lebih
nyaman.
42
16.00
16.30
17.00
17.30
1, 2, 3
1, 2,
3, 4
1, 2
3
Mengukur vital sign dan
BB serta
mendokumentasikannya
Melakukan pemeriksaan
fisik pada Tn.R
Memberikan terapi
nebulizer.
Membantu menyajikan
makan sore dan
memotivasi pasien untuk
makan dan minum obat
secara teratur.
S : -
O: TD:120/80 mmHg
S : 37 0C
RR: 28 kali/menit
N : 88 kali/menit.
S : -
O : - KU:lemah
- bibir dan kuku
cyanocis.
-pernafasan melalui
mulut dan turgor kulit
cukup.
- auskultasi terdengar
wheezing dan ronchi.
- penggunaan otot
bantu nafas.
S : pasien mengatakan
masih sesak nafas
O : obat masuk dengan
lancar, pasien tidak
terlihat sesak lagi.
S : pasien mengatakan
tidak nafsu makan.
O : porsi makan habis
¼ porsi, obat
peroral(Ciprofluxacin
2x500mg, OBH 5ml)
mau diminum.
43
18.00
18.15
19.00
19.30
20.30
1, 2
1, 2
1, 2
1, 3
4, 5
Mengganti cairan infus
D 5% drip Aminophillin
1 ampul 20 tetes
permenit.
Memonitor pemberian
oksigen.
Mengajarkan pasien
batuk efektif dan nafas
dalam.
Menganjurkan pasien
untuk minum air hangat.
Mempertahankan
lingkungan tetap nyaman
dengan membatasi
pengunjung,
menganjurkan pasien
untuk tidak minum kopi.
S : -
O : infus terpasang,
tetesan lancar 20 tetes
permenit.
S : -
O : aliran oksigen
lancar.
S : pasien mencoba
nafas dalam dan batuk
efektif yang diajarkan.
O : pasien dapat
melaksanakan batuk
efektif dan sekret dapat
keluar sedikit warna
putih kekuningan.
S : pasien mengatakan
lebih enakan dengan
minum air hangat dan
sekret lebih mudah
keluar.
O : sekret dapat keluar
sedikit, warna putih
kekuningan.
S : pasien mengatakan
dapat tidur tapi sering
bangun karena batuk.
O : pasien masih sering
bangun karena batuk
44
20.45
Rabu, 13
April 2005
07.15
08.00
08.30
09.00
09.30
1, 2, 3,
4, 5
4
3
2
2
1, 2
Memonitor keadaan
umum pasien dan
kelancaran oksigen serta
tetesan infus.
Mengganti alat tenun.
Mendampingi pasien
makan pagi dan
memotivasi untuk makan
dan minum obat secara
teratur.
Mengambil sampel darah
untuk pemeriksaan darah
rutin dan AGD.
Mengantar pasien ke
radiologi untuk foto
thorax.
Memberikan terapi
nebulizer.
S : -
O :.pasien istirahat,
tetesan infus lancar,
aliran oksigen lancar.
S : pasien meminta
selimut dan seprainya
diganti.
O : tempat tidur pasien
tampak bersih dan rapi.
S : pasien mengatakan
tidak nafsu makan.
O : porsi makan habis
¼ porsi saja, obat
peroral ( ciprofluxacin
2x 500 mg, OBH
Syrup 5 ml) diminum.
S : -
O : sampel darah yang
diambil 5 cc.
S : -
O : pasien mau
dilakukan foto thorax.
S : pasien mengeluh
sesak nafas.
O : obat masuk dengan
lancar melalui hidung,
pasien sudah tidak
sesak nafas lagi.
45
10.00
10.10
10.15
10.30
11.00
12.00
1, 2
1
1, 2, 4
1, 2
1, 2
3
Mengganti cairan infus
D 5% drip aminophillin
1 ampul 20 tetes
permenit.
Memberikan injeksi
Cefotaxime 3x1gram.
Mengatur posisi yang
nyaman (setengah
duduk).
Mengajarkan pasien
nafas dalam dan batuk
efektif.
Mengukur vital sign dan
mendokumentasikannya.
Mendampingi pasien
makan dan memotivasi
pasien untuk makan dan
S : pasien mengatakan
infusnya habis.
O : cairan infus
terpasang tetesan
lancar.
S : -
O : obat masuk dengan
lancar.
S : pasien mengatakan
lebih nyaman dan
sesak nafas berkurang
dengan posisi tersebut.
O : pasien terlihat
nyaman.
S : pasien mengatakan
lega karena sekret
dapat keluar
O : sekret berwarna
putih kekuningan dan
kental.
S : pasien mengatakan
masih sesak nafas.
O : TD:110/80 mmHg
N : 84 kali
permenit
RR: 28 kali
permenit
S : 36,50C
S : pasien mengatakan
nafsu makannya masih
berkurang.
46
13.00
13.15
13.30
13.45
14.00
1, 2
4, 5
4, 5
1, 2
1, 2,
4, 5
minum obat.
Memberikan terapi
nebulizer.
Menganjurkan pasien
untuk istirahat.
Menciptakan lingkungan
yang tenang dan nyaman
serta membatasi jumlah
pengunjung.
Memonitor kelancaran
infus dan aliran oksigen.
Mengobservasi keadaan
umum pasien.
O : porsi makan habis
¼ porssi, oba peroral
diminum
(Ciprofluxacin
2x500mg, OBH Syrup
5ml).
S : pasien mengatakan
masih sesak nafas.
O : obat masuk dengan
lancar melalui hidung,
pasien tedak terlihat
sesak nafas lagi.
S : pasien mengatakan
mau istirahat.
O : pasien terlihat
mengantuk.
S : pasien mengatakan
kurang nyaman
istirahat karena cuaca
panas.
O : pasien hanya
tiduran saja.
S : -
O : tetesan infus dan
aliran oksigen lancar.
S : -
O : sesak nafas pasien
berkurang dan pasien
dapat istirahat dengan
tenang.
47
Kamis, 14
April 2005
07.15
08.00
08.30
09.00
10.00
4
1, 3
1, 2
1, 2, 4
2
Merapikan tempat tidur
pasien.
Menyediakan makanan
serta mendampingi
pasien makan serta
minum obat.
Menganjurkan pasien
untuk mempertahankan
tehnik nafas dalam dan
batuk efektif.
Memonitor derajat
dyspnea pasien.
Memberikan injeksi
Cefotaxime 3x1gram.
S : pasien mengatakan
lebih nyaman karena
tempat tidurnya rapi.
O : tempat tidur pasien
terlihat rapi.
S : pasien mengatakan
sudah mau makan.
O : porsi makan habis
½ porsi, obat peroral
diminum
(Ciprofluxacin
2x500mg, OBH 5ml).
S : pasien mengatakan
akan melakukan tehnik
nafas dalam dan batuk
efektif.
O : sesak nafas dan
batuk berkurang.
S : pasien mengatakan
sesak nafasnya
berkurang sehingga ia
ingin melakukan
aktifitas sendiri.
O : pasien dapat
melakuakn aktifitas
ringan.
S : -
O : obat masuk dengan
lancar.
48
10.15
10.30
11.00
11.30
12.00
3
1, 2, 4
1, 2, 4
1, 2
3
Memberikan makanan
kecil (snack).
Memonitor dan
mengevaluasi derajat
dyspnea serta perbaikan
ventilasi.
Mengukur Vital Sign.
Mengganti cairan infus
D5% drip Aminophillin
1 ampul 20 tetes
permenit.
Menyiapkan makan
siang dan memotivasi
pasien untuk makan dan
minum obat .
S : pasien mengatakan
sudah mau makan.
O : snack habis
dimakan.
S : pasien mengatakan
sesak nafas nya
berkurang.
O : pasien terlihat lebih
nyaman, tidak terdapat
penggunaan otot bantu
nafas, pasien tidak
terlihat cyanocis.
S : pasien merasa
sudah sehat.
O : TD:120/80 mmHg
N : 84 kali
permenit
RR:24 kali
permenit.
S: 37 0C
S : -
O : cairan infus
terpasang dan tetesan
lancar.
S : pasien mengatakan
sudah mau makan.
O : porsi makan habis
½ porsi, pasien minum
obat peroral
(ciprofluxacin
2x500mg , OBH 5ml).
49
13.30
14.00
Jumat, 15
April 2005
07.15
08.00
08.30
10.00
10.30
4, 5
1, 2,
4, 5
4
3
2
1
6
Menciptakan lingkungan
yang nyaman dan tenang
serta membatasi jumlah
pengunjung.
Mengobservasi keadaan
pasien.
Mengganti alat tenun.
Memberikan makan serta
memotivasi pasien agar
mau makan dan minum
obat.
Mengambil sampel darah
untuk pemeriksaan AGD
Memberikan injeksi
Cefotaxime 3x1gram.
Memberikan penkesh
tentang penyakit asma
serta cara perawatannya
S : pasien mengatakan
mengantuk dan ingin
istirahat.
O : pasien tampak
istirahat.
S : -
O : pasien sudah tidak
sesak nafas dan dapat
beristirahat dengan
tenang.
S : pasien mengatakan
lebih nyaman.
O : tempat tidur pasien
terlihat rapi dan bersih.
S : pasien mengatakan
sudah mau makan.
O : porsi makan pasien
habis, obat peroral
diminum
(Ciprofluxacin
2x500mg, OBH 5ml).
S : -
O : darah yang diambil
3 cc intra vena.
S : -
O : obat masuk dengan
lancar.
S : pasien dan keluarga
menanyakan tentang
cara perawatan
50
11.00
11.30
12.00
1, 2, 4
1, 2
1, 2, 4
Mengukur Vital Sign.
Melepas selang infus dan
nasal kanul oksigen.
Memonitor derajat
dyspnea.
penderita asma di
rumah agar dapat
ditangani segera
mungkin bila kambuh.
O : pasien dan keluarga
tampak mengerti dan
memahami apa yang
dijelaskan perawat.
- pasien dan keluarga
mau melaksanakan
anjuran dari perawat.
S : pasien mengatakan
sudah tidak sesak nafas
lagi.
O : TD:130/90 mmHg
N : 84 kali permenit
RR: 20 kali permenit
S : 37 0C
S : pasien mengatakan
sudah tidak sesak nafas
lagi dan tidak lemas.
O : pasien tampak
sehat dan terlihat tidak
sesak lagi.
S : - pasien
mengatakan sudah
tidak seasak nafas lagi.
- pasien mengatakan
bahwa ia sudah bisa
beraktifitas ringan.
51
12.15
3
Menyediakan makan
siang pasien dan
memotivasi untuk
makan.
O : pasien sudah bisa
beraktifitas ringan
dalam perawatan diri
secara mandiri.
S : pasien sudah mau
makan.
O : porsi makan pasien
habis, nafsu makan
meningkat.
52
F. EVALUASI
Tanggal 15 April 2005, pukul 12.00 WIB
Diagnosa Keperawatan I :
S : Pasien mengatakan sudah tidak batuk dan sesak nafas lagi karena sekretnya dapat
keluar.
O : - Pasien tidak terlihat sesak nafas lagi
- Pasien dapat melakukan batuk efektif dan sekret dapat keluar, warna putih
kekuningan.
- RR : 20 kali permenit.
A : Masalah pasien teratasi
P : Pertahankan intervensi Diagnosa Keperawatan I
Anjurkan banyak minum air hangat.
Pertahankan penggunaan nafas dalam dan batuk efektif
Diagnosa Keperawatan II :
S : Pasien mengatakan sudah tidak sesak nafas dan batuk lagi.
O :- Pasien tidak terlihat sesak nafas
- RR : 20 kali permenit N : 84 kali permenit
TD : 130/90 mmHg S : 37 0C
- Pasien dapat melakukan batuk efektif dan sekret dapat keluar, warna putih
kekuningan.
- Pada pemeriksaan dada tidak terdengar bunyi wheezing dan ronchi.
53
- Tak tampak pernafasan melalui hidung dan mulut ataupun otot bantu nafas.
- Pasien tidak terlihat cyanocis dan tidak terdapat akral dingin.
- Hasil pemeriksaan AGD dalam batas normal , PH :7,35 PO2: 86 mmHg
PCO2 : 37,3 mmHg Satuarsi O2 : 96%
A : masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi Diagnosa Keperawatan II
- Pertahankan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yanga adekuat
- Pertahankan aktifitas pasien sesuai denagn toleransi.
- Monitor Vital Sign setiap saat
Diagnosa Keperawatan III :
S : Pasien mengatakan nafsu makannya sudah baik dan sudah mau amkan.
O : - BB pasien selama dirawat tetap, turgor kulit baik
-Porsi makan pasien habis.
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi Diagnosa Keperawatan III
-Berikan penjelasan tentang pentingnya nutrisi bagi perbaikan kondisi.
-Motivasi pasien untuk makan dan berikan makan dalam porsi kecil tapi sering.
Diagnosa Keperawatan IV :
S : -Pasien mengatakan sudah tidak sesak nafas bila beraktifitas ringan
- Pasien mengatakan sudah tidak lemas lagi.
O : - Pasien sudah tidak sesak nafas lagi
- Perawatan diri (personal higiene) terpenuhi dan dapat dilakukan secara mandiri.
54
- Pasien dapat melakukan kegiatan sehari- hari sesuai denagn kemampuannya
seperti: makan, minum, mandi.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi Diagnosa Keperawatan IV
- Pertahankan aktifitas sesuai toleransi pasien.
Diagnosa Keperawatan V :
S : - Pasien mengatakan sudah dapat tidur dengan tenang
- Pasien mengatakan bila mengantuk sudah bisa tidur.
- Pasien mengatakan bila malam hari sudak tidak batuk lagi.
O : - Pasien sudah dapat tidur dan istirahat dengan tenang
-Pasien tidak terlihat mengantuk, ekspresi wajah tampak segar, mata tidak
terlihat kemerahan lagi.
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi Diagnosa Keperawatan V
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
- Anjurkan pasienuntuk tidak minum kopi sebelum tidur.
- Berikan posisi tidur yang nyaman, misal : meninggikan kepala tempat tidur.
55
Diagnosa Keperawatan VI :
S : Pasien dan keluarga mengerti tentang cara perawatan penderita asma di rumah.
O: - Pasien dan keluarga mau melaksanakan cara perawatan yang dianjurkan oleh
perawat.
- Pasien dan keluarga tampak memahami dan mengerti yang dijelaskan oleh
perawat.
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi diagnosa keperawatan VI
Berikan penkesh tentang penyakit asma dan cara perawatannya di rumah.
56