59
24 BAB IV HASIL PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum 4.1.1 Biofisik Lokasi Tapak Kawasan perencanaan agrowisata pada penelitian ini berada di lereng Gunung Sindoro tepatnya di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung dengan ketinggian 1200-2400 m diatas permukaan laut (m dpl). Secara geografis Desa Tlahab terletak pada koordinat 7 19’20.87” LS - 7 20’20.87” LS dan 109 59’59.82” BT - 110 3’16.16 LS” dengan luas wilayah sebesar 400 Ha (Kledung Dalam Angka, 2017). Tapak pada kawasan perencanaan agrowisata di Desa Tlahab memiliki sumber daya alam pertanian dan pegunungan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai agrowisata. Tapak pada kawasan merupakan daerah penghasil sayuran dataran tinggi serta tanaman perkebunan khususnya kopi arabika. Batas wilayah Desa Tlahab adalah: Sebelah Barat : Desa Kledung, Kecamatan Kledung Sebelah Utara : Desa Kwadungan Gunung, Kecamatan Kledung Sebelah Timur : Desa Canggal, Kecamatan Kledung Sebelah Selatan : Desa Batursari, Kecamatan Kledung Gambar 3. Lokasi Desa Tlahab (Sumber: Bappeda, 2015)

BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

24

BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum

4.1.1 Biofisik

Lokasi Tapak

Kawasan perencanaan agrowisata pada penelitian ini berada di lereng

Gunung Sindoro tepatnya di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten

Temanggung dengan ketinggian 1200-2400 m diatas permukaan laut (m dpl).

Secara geografis Desa Tlahab terletak pada koordinat 7◦19’20.87” LS -

7◦20’20.87” LS dan 109◦59’59.82” BT - 110◦3’16.16 LS” dengan luas wilayah

sebesar 400 Ha (Kledung Dalam Angka, 2017).

Tapak pada kawasan perencanaan agrowisata di Desa Tlahab memiliki

sumber daya alam pertanian dan pegunungan yang berpotensi untuk

dikembangkan sebagai agrowisata. Tapak pada kawasan merupakan daerah

penghasil sayuran dataran tinggi serta tanaman perkebunan khususnya kopi

arabika. Batas wilayah Desa Tlahab adalah:

Sebelah Barat : Desa Kledung, Kecamatan Kledung

Sebelah Utara : Desa Kwadungan Gunung, Kecamatan Kledung

Sebelah Timur : Desa Canggal, Kecamatan Kledung

Sebelah Selatan : Desa Batursari, Kecamatan Kledung

Gambar 3. Lokasi Desa Tlahab (Sumber: Bappeda, 2015)

Page 2: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

25

Topografi Tapak

Tapak pada kawasan perencanaan agrowisata berada pada ketinggian ± 1200 -

2400 m dpl dengan kondisi kelerengan lahan yang beragam. Kelerengan yang

bervariasi pada tapak memberikan kesan dinamis serta memberikan potensi view

menarik bagi wisatawan.

Tapak pada kawasan perencanaan agrowisata Desa Tlahab memiliki kelas

kelerengan yang beragam, mulai dari landai hingga curam. Menurut Sarwono H dan

Widiatmaka (2011), lahan dengan kemiringan 25 – 45% memiliki pengaruh gravitasi

yang lebih besar dibandingkan lahan dengan kemiringan lereng agak curam (15 – 25

%) dan landai (8-15%). Semakin curam lereng maka akan menimbulkan erosi yang

semakin besar. Peta ketinggian dan peta kelerengan dapat dilihat pada gambar 4 dan

gambar 5.

Gambar 4. Peta Ketinggian Lahan Desa Tlahab

Page 3: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

26

Gambar 5. Peta Kelerengan

Tanah (Jenis Tanah)

Desa Tlahab memiliki jenis tanah regosol coklat kelabuan. Jenis tanah regosol

merupakan jenis tanah muda yang berasal dari pelapukan material vulkanik (abu

vulkanik). Umumnya tanah jenis regosol memiliki pH antara 5-7 dengan kandungan

bahan organik dan hara tersedia yang relatif rendah. Namun menurut Mega dkk.

(2010) warna tanah yang cenderung gelap (kelabu) menunjukan tingginya kandungan

bahan organik yang sudah stabil, sementara warna kemerahan menunjukan bahwa

tanah memiliki drainase dan aerasi yang baik.

Menurut Rizqianingtyas (2017) tanah regosol merupakan tanah yang cukup

subur untuk budidaya tanaman hortikultura dan desa yang sebagian besar

masyarakatnya bergerak di bidang pertanian menjadikan daerah kawasan dengan

jenis tanah regosol memiliki potensi yang cukup baik dalam sektor pertanian untuk

kegiatan agrowisata. Berdasarkan hasil survey, lahan pertanian kawasan calon

agrowisata Desa Tlahab dapat ditumbuhi jenis tanaman sayur dan hortikultura serta

tanaman perkebunan. Budidaya tanaman sayur dan hortikultura yang dapat tumbuh

dilahan pertanian Desa Tlahab antara lain sawi, kubis, cabai, buncis, tomat, bawang

Page 4: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

27

daun, koro merah, dan jagung, sedangkan budidaya tanaman perkebunan seperti kopi

arabika dan tembakau cocok dibudidayakan di lahan pertanian Desa Tlahab.

Gambar 6. Peta Jenis Tanah

Iklim (Curah Hujan dan Suhu)

Secara garis besar desa – desa yang berada dalam Kecamatan Kledung

memiliki suhu udara berkisar 18◦C – 25◦C dengan curah hujan mencapai 2200

mm/tahun dan kelembaban udara (RH) adalah 68% (Kledung Dalam Angka, 2016).

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) (1993) mengenai kelembaban udara (RH)

tingkat kelembaban udara untuk kenyamanan termal manusia adalah 40% – 70%.

Sehingga Desa Tlahab yang termasuk dalam wilayah Kledung berada dalam rentang

tersebut.

Berdasarkan hasil analisis, suhu udara di Desa Tlahab sebagian besar

terbilang dingin dengan suhu udara < 20◦C dan suhu udara 20,5◦C – 22.8◦C terbilang

sejuk. Menurut Lipsmeier (1994) beberapa penelitian yang membuktikan batas

kenyamanan (dalam Temperatur Efektif/TE) berbeda-beda tergantung kepada lokasi

geografis dan subyek manusia (suku bangsa), di Indonesia batas kenyamanan

manusia adalah 20°C - 26°C TE. Peta suhu dan curah hujan Desa Tlahab dapat

dilihat pada gambar 7 dan 8.

Page 5: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

28

Gambar 7. Peta Suhu

Gambar 8. Peta Curah Hujan

Page 6: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

29

Hidrologi

Keadaan hidrologi Desa Tlahab menunjukkan bahwa beberapa sungai

cukup besar dimanfaatkan penduduk untuk kegiatan pertanian dan keperluan

sehari-hari. Saluran air di Desa Tlahab bersumber dari sungai dan anak sungai di

sekitar desa. Secara umum, air sudah didistribusikan dengan baik untuk kebutuhan

lahan pertanian maupun kebutuhan masyarakat setempat. 918 Rumah Tangga

(RT) yang ada menggunakan sumber air dari sungai tersebut (BPS Kabupaten

Temanggung, 2017).

DAS (Daerah Aliran Air) Desa Tlahab adalah DAS Progo. Beberapa sungai

yang melintasi Desa Tlahab adalah sungai Aluwadas, Galeh, dan sungai Kaliboto.

Tapak pada perencanaan agrowisata hingga saat ini tidak mengalami banjir

maupun genangan

Gambar 9. Peta Aliran Sungai Desa Tlahab

Aksesibilitas dan Sistem Transportasi (Jaringan Jalan)

Kawasan perencanaan agrowisata di Desa Tlahab memiliki akses masuk

yang dapat dengan mudah dijumpai melalui jalur jalan utama (Jalan Raya

Wonosobo – Magelang). Kawasan perencanaan agrowisata Desa Tlahab memiliki

Page 7: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

30

letak yang strategis karena berada di jalur yang menghubungkan kota Wonosobo

dan Yogyakarta, sehingga sangat mudah dicapai baik menggunakan kendaraan

pribadi maupun transportasi umum, sehingga terdapat dua akses masuk untuk

mencapai lokasi agrowisata, yaitu dari arah Wonosobo dan arah dari Yogyakarta.

Kawasan agrowisata ini memiliki jarak tempuh ± 55 km dari Kota Wonosobo dan

± 84 km dari Daerah Istimewa Yogyakarta.

Smith (1989) mengemukakan bahwa akses dari jalan utama menuju

kawasan wisata harus cukup dekat, atau berkisar antara 1-2 km. Hal ini untuk

memudahkan pengunjung menjangkau kawasan wisata. Jarak dari kedua akses

jalan utama (Jalan Raya Wonosobo - Magelang) menuju tapak cukup dekat yaitu

±10 m – 1km. Akses menuju tapak cukup mudah, jalan utama sudah diaspal

dengan lebar jalan 7 – 8,5 m dengan akses menuju tapak dengan lebar 6.72 m.

Menurut standar yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum (2009)

lebar kendaraan mobil yaitu 2.1 m dan bus 2.4 m, sehingga untuk jalan dua lajur

minimal ± 7 m. Artinya jalan utama sudah sesuai dengan standar. Akses jalan

menuju kawasan terdapat tikungan majemuk balik arah sehingga jalan berkelok-

kelok, sementara itu sirkulasi di dalam tapak yaitu pada lokasi pemukiman masih

berupa jalan setapak dengan lebar ± 5 m. Sehingga, perlu memperbanyak rambu-

rambu peringatan disepanjang jalan dan pembuatan jalur sirkulasi dalam tapak

yang lebih memadai untuk kegiatan wisata.

Akses masuk dalam tapak atau jalur sekunder (jalan wisata Posong)

berupa jalan kerikil dengan lebar 3.5 - 5 m untuk menuju lahan pertanian.

Pencapaian lokasi pada akses masuk dalam lahan pertanian dapat di tempuh

dengan jalan kaki, kendaraan pribadi dan ojek. Jenis kendaraan ini melalui jalur

yang sama di dalam kawasan, sehingga tidak terdapat pemisahan jalur antara

wisatawan dan masyarakat. Akses masuk pada penelitian ini terdiri atas jalan

aspal untuk akses utama dan jalan kerikil dengan lebar 5 meter untuk lokasi

menuju ladang pertanian dan pemukiman masyarakat. Peta Jaringan Jalan Desa

Tlahab terdapat pada gambar 10.

Transportasi menjadi salah satu komponen penting dalam sistem wisata,

transportasi menjadi penghubung antara pengunjung dan kawasan wisata. Oleh

karena itu, dalam merencanakan suatu wisata perlu mempertimbangkan moda

Page 8: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

31

transportasi untuk mengurangi friksi. Ketersediaan transportasi menjadi salah satu

komponen penawaran wisata yang perlu diperhatikan (Gunn, 1994). Jenis

transportasi yang melintasi kawasan berupa mobil, sepeda motor, bus antar kota,

angkutan umum dan ojek. Banyaknya jenis transportasi dan angkutan umum yang

melintasi kawasan membuat wisatawan semakin mudah untuk menuju tapak.

Gambar 10. Peta Jaringan Jalan

Penggunaan Lahan

Keragaman pola penggunaan lahan di Desa Tlahab merupakan potensi

sebagai penunjang view agrowisata. Proporsi terbesar dari penggunaan lahan

ditempati oleh lahan pertanian dengan luas 312 Ha. Bila dilihat dari pola

penggunaan lahan pada tapak, lahan pertanian yang luas di dominasi oleh tanaman

perkebunan dan tanaman sayuran.

Penggunaan lahan didistribusikan sebanyak 78% di sebelah Barat dan

Selatan adalah lahan pertanian dan sisanya 22% adalah pemukiman penduduk

yang terpusat di sebelah Timur. Proposi terbesar berupa lahan pertanian saat ini

digunakan oleh warga Desa Tlahab untuk kegiatan produksi pertanian. Peta

penggunaan lahan dapat dilihat pada gambar 11.

Page 9: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

32

Gambar 11. Peta Penggunaan Lahan

Vegetasi (Tanaman Budidaya) dan Satwa (Ternak)

Vegetasi berupa tanaman budidaya di Desa Tlahab cukup beragam dengan

luasan tapak atau lahan budidaya yaitu 312 Ha.

Jenis tanaman budidaya yang dapat ditemui di tapak adalah tanaman sayur

dan hortikultura antara lain jagung, bawang, cabai, sawi, kubis, bunga kol dan

brokoli yang ditanam dengan pola tumpang sari. Presentase hasil produksi panen

Desa Tlahab dapat dilihat pada grafik gambar 12.

Gambar 12. Hasil Produksi Panen (Sumber: Kledung Dalam Angka, 2015)

Page 10: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

33

Kopi merupakan tanaman yang selalu ada pada tiap tahunnya dan terletak

di setiap lahan pertanian warga disepanjang areal pertanian sebelah Barat,

sehingga daya tarik wisata dapat dikembangkan dengan kegiatan wisata panen

kopi. Jenis tanaman kopi yang dibudidayakan di Desa Tlahab adalah kopi Arabika

yang mempunyai daya saing dan merupakan produk ekspor Kabupaten

Temanggung.

Jenis ternak yang banyak dimiliki oleh warga Desa Tlahab adalah

kambing/ domba yaitu sebanyak 84,19% (BPS Kabupaten Temanggung). Satwa

berupa ternak yang dimiliki oleh warga saat ini dikelola oleh warga Desa Tlahab

sendiri-sendiri. Keberadaan pemukiman masyarakat Desa Tlahab yang terpusat

membuat budidaya ternak yang dilakukan saat ini berada dalam kawasan

pemukiman penduduk. Sedangkan satwa ternak kambing banyak di temui pada

lingkungan Desa Tlahab RT 02.

Gambar 13. Persentase Banyaknya Ternak yang Dibudidayakan Masyarakat Desa

Tlahab (Sumber: Hasil Kuesioner Persepsi dan Preferensi Masyarakat)

Page 11: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

34

Tabel 2. Analisis Potensi dan Kendala Aspek Biofisik

No Aspek Data Standar Analisis

Potensi Kendala

1. Lokasi 7◦19’20.87”LS -

7◦20’20.87”LS dan

109◦59’59.82” BT -

110◦3’16.16”BT

Jalan dan Transportasi yang lancar dan

mudah di jangkau.

Sumber: PMB-LIPI (2006:339)

Lokasi tapak strategis

di jalur perlintasan

wisata Wonosobo

(Dieng) -Yogyakarta

(Borobudur)

2. Topografi Topografi

pegunungan dengan

kelerengan 8%-45%

No Kelerengan Keterangan Topografi pegunungan

dengan pemandangan

view yang khas

Terdapat lokasi dengan

kelerengan yang curam 1

2

3

4

5

0 – 8 %

8 – 15 %

15% - 25%

25% - 45%

>45%

Datar

Landai

Agak Curam

Curam

Sangat Curam

Sumber: Keppres No. 32/1990

3. Tanah Jenis tanah regosol

cokelat kelabuan

Memiliki sumberdaya lahan dengan

agroklimat yang sesuai untuk

mengembangkan komoditi pertanian

yang akan dijadikan komoditi

unggulan.

Sumber: Bappenas (2004)

Cocok untuk budidaya

tanaman sayur, pangan,

dan perkebunan

Tanah mudah longsor

4. Iklim Suhu udara 18◦C -

22◦C dengan Curah

hujan 2200

mm/tahun dan RH

68%

1. Iklim Iklim sejuk Sebagian besar lokasi

memiliki suhu udara

yang rendah (dingin)

Cuaca sering tak

menentu (tiba-tiba

mendung/hujan)

No Temperatur Efektif

(TE)

Keterangan

1

2

3

4

>20.5oC

20.5oC - 22.8oC

22.8oC - 25.8 oC

25.8oC - 27.1 oC

Dingin

Sejuk

Nyaman

Hangat

Sumber: Lippsmeier (1994)

Page 12: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

35

No Aspek Data Standar Analisis

Potensi Kendala

2. Kelembaban (RH)

Kenyamanan termal manusia 40% -

70%

Sumber: SNI (1993)

5. Hidrologi Terletak pada

Daerah Aliran

Sungai (DAS)

Progo.

Tersedianya utilities dan sumber air

yang mencukupi.

Sumber: Yoeti (1996:186)

Sumber air cukup

memadai dan sudah

didistribusikan dengan

baik dan tidak

terdapat banjir

Sumber air minum

berasal dari mata air

6. Aksesibilitas

dan Sistem

Transportasi

Kelas jalan

merupakan jalan

sedang dan terdapat

tikungan majemuk

balik arah.

1. Aksesibilitas

Lebar jalan utama minimal 7

meter

Jalan aspal

Sumber: DPU (2009)

Jalan utama sudah

aspal dan dalam

kondisi baik,

dilakukan perbaikan

secara berkala

Jalan berkelok-kelok

dan banyak tikungan

tajam

Jenis transportasi

pada kawasan

berupa mobil,

sepeda motor, bus

antar kota, angkutan

umum dan ojek.

Banyak angkutan

umum yang melintasi

tapak

Belum tersedia

pedestrian

Jalan raya berbatasan

langsung dengan parit

dan langsung

bersentuhan dengan

pemukiman

Jauh dari terminal

Kurangnya penerangan

dimalam hari

Kurang pengarah dan

rambu peringatan

Page 13: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

36

No Aspek Data Standar Analisis

Potensi Kendala

7. Penggunaan

Lahan Luas Desa Tlahab

400 Ha.

Penggunaan lahan

pertanian dengan

luasan 312 Ha.

Sisi Utara: Rumah

warga

Sisi Timur: Lahan

Pertanian

Sisi Selatan: Lahan

Pertanian

Sisi Barat: Lahan

Pertanian

Desa Tlahab

didominasi oleh lahan

pertanian dan

perkebunan

Lahan baru digunakan

untuk kegiatan

produksi pertanian

belum pada kegiatan

wisata Pemukiman penduduk

terpusat di sekitar

jalan utama

8. Pertanian dan

Ternak

Tanaman Budidaya

meliputi:

Tanaman Sayur:

Tomat, Cabai,

Kobis, Wortel,

Brokoli, Bunga Kol,

dan Bawang

Tanaman Pangan:

Jagung

Tanaman

Perkebunan: Kopi

dan Tembakau

1. Pertanian

Dataran rendah dan dataran tinggi,

dengan tekstur lahan yang datar –

landau, memiliki sarana pengairan

(irigasi) atau sumber air yang

memadai.

Sumber: Bappenas (2004)

Tapak cukup luas

dengan hasil pertanian

yang beragam

Kopi arabika Desa

Tlahab dikenal dunia

Belum dimanfaatkan

untuk kegiatan wisata

Budidaya Ternak

meliputi:

Domba/kambing,

sapi, ayam, ikan,

2. Ternak

Dekat kawasan pertanian,

perkebunan dan kehutanan,

dengan sistem sanitasi yang

Sebagian besar

masyarakat

mempunyai ternak

Ternak berada dalam

pemukiman warga.

Page 14: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

37

No Aspek Data Standar Analisis

Potensi Kendala

kelinci. memadai.

Lokasi tidak boleh berada

dipermukiman.

Sumber: Bappenas (2004)

Page 15: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

38

4.2. Sosial dan Budaya

4.2.1 Kependudukan

Jumlah penduduk masyarakat Desa Tlahab adalah 3322 penduduk dengan 918

KK (Kartu Keluarga) dan 77% warga Desa Tlahab bermata pencaharian sebagai

petani dengan tingkat pendidikan paling banyak adalah jenjang Sekolah Dasar (SD)

(BPS Kabupaten Temanggung, 2017). Sektor pertanian merupakan bagian dari

kehidupan masyarakat Desa Tlahab, masyarakat masih menggunakan model pertanian

tradisional dalam budidaya tanaman. Berbagai jenis tanaman budidaya tumbuh di

Desa Tlahab dengan subur, namun pertanian yang ada saat ini belum digunakan untuk

kegiatan wisata. Data kependudukan masyarakat Desa Tlahab terdapat pada lampiran.

Saat ini masyarakat Desa Tlahab sudah membentuk kelompok sadar wisata

(Pokdarwis) Sendang Arum bersama dengan komunitas Jogorekso. Masyarakat ikut

berperan aktif dalam kegiatan Pokdawis baik dari kalangan orang tua, remaja hingga

anak-anak. Berbagai kegiatan pelatihan ditujukan untuk berkembangnya masyarakat

Desa Tlahab dalam kesiapan menyambut wisata baru di Desa Tlahab, salah satunya

yaitu belajar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang bahasa

asing khususnya bahasa Inggris untuk antisipasi datangnya wisatawan mancanegara

yang hendak berkunjung ke Desa Tlahab.

Tabel 3. Jumlah Penduduk dan Tingkat Pendidikan di Desa Tlahab

Jumlah Penduduk Desa Tlahab

No Jenis Kelamin Jumlah

Laki – laki Wanita

1 1678 1644 3322

Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tlahab

2 Tamat

Universitas

Tamat

Akademi

Tamat

SLTA

Tamat

SLTP

Tamat SD Tidak / Belum

Sekolah

11 8 129 279 1273 1622

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung 2017

4.2.2 Seni dan Budaya Masyarakat

Desa Tlahab kaya akan seni dan budaya yang masih dilestarikan hingga kini

oleh masyarakat setempat. Jenis seni budaya yang masih dibudayakan di Desa Tlahab

sebagai jamuan para tamu atau wisatawan antara lain kuda lumping, tari sekar

Page 16: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

39

gadung, rebana, dan warok. Saat ini Desa Tlahab belum mempunyai tempat khusus

untuk menampilkan pertunjukan seni, kegiatan kesenian tersebut saat masih dilakukan

di Balai Desa Tlahab.

Sedangkan budaya setempat yang masih dilakukan hingga saat ini adalah

Nyadran, Trah Aji, Wiwitan, Nyecel, Pamiwahan, Tenongan, dan Ngemu air.

Sebagian besar budaya tersebut dilakukan pada saat menjelang musim tanam

tembakau, menjelang panen dan setelah panen tembakau, upacara budaya tersebut

dilakukan sebagai puji syukur kepada Tuhan.

Aktivitas pertanian dan kesenian masyarakat setempat dapat menjadi

rangkaian kegiatan agrowisata Desa Tlahab. Aktivitas seni dan budaya jika dapat

dikemas dengan baik akan menjadi atraksi wisata berupa pertunjukkan dan menjadi

daya tarik bagi wisatawan. Berikut adalah beberapa dokumentasi kegiatan seni dan

budaya masyarakat Desa Tlahab

Gambar 14. Tari Sekar Gadung

Sumber: Instagram Desa Tlahab

Gambar 15. Warok

Sumber: Instagram Desa Tlahab

Gambar 16. Latihan Alat Musik

Tradisional

Sumber: Instagram Desa Tlahab

Gambar 17. Latihan Oleh Pemuda Desa

Tlahab

Sumber: Instagram Desa Tlahab

Page 17: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

40

Gambar 18. Trah Aji

Sumber: Instagram Desa Tlahab

Gambar 19: Nyadran

Sumber: Instagram Desa Tlahab

4.2.3 Perilaku (Pola Tanam dan Kalender Tanam)

Mayoritas warga Desa Tlahab berprofesi sebagai petani. Salah satu jenis

komoditas unggulan Desa Tlahab adalah tanaman perkebunan berupa kopi dan

tembakau. Kopi Desa Tlahab mempunyai daya saing tinggi dan merupakan salah satu

komoditas ekspor Kabupaten Temanggung. Jenis kopi yang dibudidayakan di Desa

Tlahab adalah Kopi Arabika.

Masyarakat Desa Tlahab sebagian besar menggunakan pola tanam yang

disebut dengan Pola Tlahab yaitu mengkombinasikan jenis tanaman dengan tanaman

utama kopi arabika dan tumpang sari dengan jenis tanaman lainnya baik tanaman

sayur maupun tanaman pangan seperti jagung. Kegiaatan budidaya pertanian di Desa

Tlahab tersebar dari Selatan, Barat dan Utara dengan jenis tanaman yang beragam

namun 92% masyarakat menggunakan pola tanam yang sama yaitu Pola Tlahab.

Gambar 20. Pola Tlahab (Sumber: Kuswanto, 2018)

Page 18: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

41

Budidaya Tanaman di Desa Tlahab sebagian besar menggunakan pola tlahab.

Dengan menggunakan pola tlahab ini petani dapat menambah penghasilan karena

dalam 1 tahun dapat memanen empat komoditas yaitu:

Pada musim tanam pertama bulan Januari – April petani dapat panen tanaman

pangan/hortikukura.

Pada musim tanam kedua bulan Mei – September petani panen tembakau.

Pada musim tanam ketiga bulan September – Desember petani panen

hotikultura.

Pada bulan April – Juli petani panen kopi arabika.

Pola tanam dan kalender tanam masyarakat Desa Tlahab dapat di lihat pada gambar

21 dan tabel 4.

Page 19: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

42

Gambar 21. Pola Tanam Masyarakat Desa Tlahab

4

Page 20: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

43

Tabel 5. Analisis Potensi dan Kendala Kependudukan, Seni dan Budaya

Masyarakat

No Data Analisis

Potensi Kendala

1. Kependudukan Jumlah penduduk

3322 dengan 918

KK

Mayoritas

masyarakat

berprofesi

sebagai petani.

Membentuk

kelompok sadar

wisata

(POKDARWIS)

Sendang Arum

Masyarakat

sadar wisata.

2. Seni dan Budaya Jenis Kesenian

Kuda Lumping

Warok

Solawat Jawa

Sekar Gadung

Wayang

Terdapat banyak

jenis kesenian dan

budaya yang

masih dilakukan

oleh masyarakat

setempat.

Belum punya

tempat khusus

untuk perform

Anak-anak hingga

orang tua terlibat

dalam kesenian

daerah.

Jenis Tradisi

Budaya

Nyadran

Trah Aji

Wiwitan

Nyecel

Pamiwahan

Tenongan

Ngemu Air

Masyarakat rutin

melakukan

kegiatan adat

budaya tiap

tahunnya pada

musim tanam/

panen dan hari

besar.

Page 21: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

44

4.3. Persepsi dan Preferensi

4.3.1 Pengembangan Pariwisata Desa Tlahab

Persepsi adalah pemahaman terhadap kesan yang timbul dari lingkungan

(Effendy 1984), sedangkan preferensi adalah kecenderungan untuk memilih sesuatu

yang lebih disukai daripada yang lain.

Persepsi dan preferensi pengelola dan masyarakat mengenai perencanaan

agrowisata yang akan diteliti penting diketahui untuk digunakan sebagai salah satu

acuan dalam melakukan perencanaan suatu kawasan wisata. Masyarakat berperan

penting dalam terwujudnya kegiatan agrowisata. Dengan adanya persepsi dan

preferensi dari masyarakat perencanaan kawasan Agrowisata Desa Tlahab dapat

terwujud.

Berdasarkan hasil indepth interview kepada pengelola dan tokoh masyarakat,

pengembangan pariwisata di Desa Tlahab yang kaya akan potensi alam dan

pertaniannya dikemas menjadi satu wisata berupa agrowisata. Hal ini sesuai dengan

hasil preferensi pengunjung, yang menyatakan bahwa perencanaan wisata yang

menarik di Desa Tlahab adalah berupa Agrowisata. Berikut adalah grafik perencanaan

wisata yang menarik bagi pengunjung disajikan dalam Gambar 22.

Gambar 22. Perencanaan Pengembangan Wisata Desa Tlahab yang Menarik Bagi

Pengunjung

4.3.2 Aktivitas Pengunjung

Penelitian ini mengambil sampel responden pengunjung di wisata Alam

Posong yang merupakan satu-satunya wisata yang ada di Desa Tlahab. Dalam

perencanaan agrowisata di Desa Tlahab melihat aktivitas yang saat ini sering

dilakukan pengunjung di tempat wisata Posong, sehingga dapat mengetahui kegiatan

yang menarik bagi calon pengunjung agrowisata dan mengetahui peluang untuk di

kembangkan dalam kegiatan agrowisata. Berikut adalah grafik kegiatan atau aktivitas

ditempat wisata yang sering dilakukan oleh pengunjung di Posong tersaji dalam

gambar 23.

Page 22: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

45

Gambar 23. Aktivitas Pengunjung Posong

Berdasarkan grafik gambar 23, aktivitas yang dilakukan wisatawan di tempat

wisata Desa Tlahab yaitu Posong sebagian besar adalah menikmati pemandangan

yang indah. Lokasi perencanaan agrowisata di Desa Tlahab juga memiliki

pemandangan yang indah seperti Posong. Data mengenai pemandangan pada tapak

selebihnya tersaji dalam analisis estetika.

Aktivitas swafoto menjadi rutinitas kegiatan yang sering dilakukan di tempat

wisata. Berdasarkan hasil persepsi pengunjung, 50% pengunjung di Posong

melakukan kegiatan swafoto. Melihat nilai aktivitas swafoto yang cukup tinggi, maka

dalam perencanaan agrowisata Desa Tlahab kegiatan swafoto nantinya akan

difasilitasi dalam kegiatan wisata. Kegiatan swafoto akan dilokasikan pada tapak yang

landai.

Rekreasi atau jalan-jalan merupakan aktivitas yang sering dilakukan

pengunjung untuk bersenang-senang bersama orang terdekat. Berdasarkan grafik

gambar 10, 27% responden di wisata alam Posong melakukan aktivitas jalan-jalan.

Berdasarkan gambar 14, aktivitas pengunjung dalam kuliner atau membeli

makanan di Posong hanya menarik minat responden sebanyak 15%. Hal ini menjadi

peluang untuk perencanaan kegiatan agrowisata Desa Tlahab, yaitu dengan

menawarkan keberadaan warung makan yang unik dan bangunan tidak menutupi

pemandangan alam yang ada, serta menyediakan makanan dan minuman khas

masyarakat Desa Tlahab.

Outbond merupakan kegiatan yang menarik bagi wisatawan, dalam aktivitas

pengunjung di Desa Tlahab, pengunjung belum dapat fasilitas outbond yang memadai

sehingga tidak dapat melakukan kegiatan ini di Posong, oleh karena itu outbond

menjadi salah satu peluang untuk kegiatan dalam perencanaan agrowisata. Disisi lain

potensi air yang melimpah di desa Tlahab saat ini belum di gunakan secara maksimal

Page 23: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

46

untuk kegiatan wisata air, hanya pengunjung dengan rombongan saja yang dilayani

dalam kegiatan wisata air. Sehingga menjadi potensi bagi kegiatan agrowisata untuk

menarik minat pengunjung dengan memaksimalkan potensi yang sudah ada.

Berdasarkan hasil dari persepsi pengunjung mengenai aktivitas yang dilakukan

ditempat wisata, maka dalam perencanaan agrowisata dibutuhkan fasilitas penunjang

dalam kegiatan wisata dilihat dari aktivitas dan peluang yang ada.

4.3.3 Kegiatan Agrowisata

Dalam kegiatan wisata untuk mendukung kegiatan agrowisata, masyarakat

ataupetani bersedia bila lahan mereka digunakan untuk kegiatan agrowisata dan

menanam komoditas tertentu yang ditentukan oleh pengelola agrowisata. Sedangkan

kegiatan yang memungkinkan untuk dilakukan pengunjung dilahan pertanian

masyarakat adalah kegiatan pasca panen dan pemeliharaan tanaman. Hasil dari

preferensi masyarakat sesuai dengan hasil preferensi pengunjung dalam kegiatan

agrowisata budidaya tanaman yaitu kegiatan pasca panen. Berikut adalah grafik hasil

preferensi masyarakat dan pengunjung untuk kegiatan agrowisata yang dapat

dilakukan dilahan pertanian tersaji dalam gambar 24 dan 25.

Gambar 24. Grafik Preferensi

Masyarakat di Lahan Pertanian

Gambar 25. Grafik Preferensi

Pengunjung di Lahan Pertanian

Berdasarkan gambar grafik 15 masyarakat diketahui bahwa masyarakat

bersedia menyediakan lahan pertanian untuk kegiatan wisata dengan kegiatan

didalamnya antara lain persiapan lahan, menanam, pemeliharaan tanaman dan petik.

Petik dan pemeliharaan tanaman memiliki nilai yang tinggi dibandingkan dengan

Page 24: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

47

kegiatan lainnya. Hal ini sesuai dengan hasil preferensi pengunjung mengenai

kegiatan agrowisata yang menarik di lahan pertanian adalah kegiatan pasca panen

yang meliputi petik hasil panen dan pengolahan hasil pertanian, namun kegiatan

pemeliharaan tanaman yang dianggap memungkinkan dalam kegiatan agrowisata oleh

masyarakat kurang menarik minat pengunjung. Pengolahan hasil pertanian yang

menarik minat pengunjung tidak ditawarkan oleh masyarakat sehingga dapat menjadi

peluang dalam aktivitas agrowisata yang menarik, dalam perencanaan agrowisata

pengelola dapat menfasilitasi dengan menyediakan tempat menikmati hasil pertanian,

dan tempat pengolahan hasil pertanian. Satwa ternak dalam kawasan perencanaan

agrowisata yang dibudidayakan oleh masyarakat cukup beragam. Berbagai jenis satwa

yang dibudidayan oleh masyarakat dengan jumlah budidaya kambing/domba

terbanyak dapat dilihat pada gambar 26.

Gambar 26. Banyaknya Jenis Ternak yang di Budidayakan Masyarakat

Masyarakat antusias dengan perencanaan agrowisata Desa Tlahab.

Berdasarkan hasil persepsimasyarakat, masyarakat Desa Tlahab yang mempunyai

ternak akan melibatkan ternak mereka dalam kegiatan agrowisata mengenai

pemeliharaan ternak mereka dengan pengelola agrowisata.

Banyaknya jenis satwa menjadi salah satu potensi untuk menunjang kegiatan

wisata. Berdasarkan hasil preferensi masyarakat dan pengunjung kegiatan yang

dimungkinkan dalam kegiatan wisata budidaya ternak dapat dilihat pada gambar

grafik 27 dan 28.

Page 25: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

48

Gambar 27. Grafik Kegiatan Budidaya

Ternak Masyarakat

Gambar 28. Grafik Kegiatan Budidaya

Ternak Pengunjung

Hasil preferensi masyarakat dan pengunjung mengenai kegiatan budidaya

ternak yang memungkinkan di lakukan adalah kegiatan memberi pakan ternak dan

hanya melihat-lihat saja. Lokasi budidaya ternak terpusat dalam satu RT dengan

budidaya ternak jenis kambing/ domba dan sapi pedaging.

4.3.4 Kesenian dan Budaya Desa Tlahab

Sebagian besar masyarakat Desa Tlahab masih terlibat dalam kegiatan

kesenian dan adat tradisi budaya setempat. Berikut adalah tabel tradisi adat budaya

dan kesenian masyarakat sebagai pendukung kegiatan wisata.

Gambar 29. Grafik Kegiatan Kesenian

Daerah Masyarakat Lokal

Gambar 30. Kegiatan Adat Tradisi

Budaya Masyarakat

100%

91%

34%

100%

100%

78%

94%

100%

59%

0% 50% 100% 150%

Nyadran

Wiwitan

Ritual…

Sekar…

Nyecel

Pamiwahan

Tenongan

Ngemu Air

Lainnya

Adat Tradisi Budaya

91%

2%

93%

58%

46%

76%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kuda Lumping

Warok

Solawat Jawa

Pencak Silat

Sendra Tari

Lainnya

Kesenian Daerah

Page 26: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

49

Kegiatan kesenian yang masih dilakukan oleh masyarakat Desa Tlahab adalah

kuda lumping, solawat jawa, warok dan sendra tari, namun kegiatan tersebut hanya

dilakukan setiap peringatan hari besar saja. Sedangkan kegiatan kesenian lainnya

yaitu kesenian wayang kulit dilakukan pada tiap hari Sabtu Wage. Kegiatan kesenian

Desa Tlahab melibatkan seluruh masyarakat dari anak-anak hingga orang tua,

kegiatan tersebut biasanya di selenggarakan di Balai Desa Tlahab.

Adat tradisi budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat setempat adalah

nyadran, wiwitan, sekar gadung, nyecel, tenongan dan ngemu air. Dalam kegiatan

wisata khususnya agrowisata seni dan budaya masyarakat sangat potensial untuk

menarik wisatawan, sehingga masyarakat tidak segan untuk terlibat secara langsung

dalam kegiatan kesenian tersebut.

Tabel 6. Persepsi dan Preferensi Pengunjung Mengenai Kesenian dan Budaya

Masyarakat

No Pertanyaan Persentase

1. Ketertarikan untuk berkunjung jika ada kegiatan kesenian

dan budaya masyarakat

a. Ya

b. Tidak

a. 100%

b. 0

2. Kegiatan yang dilakukan pengujung dalam kesenian dan

budaya masyarakat

a. Hanya melihat saja

b. Mengabadikan dengan kamera

c. Ikut serta dalam kegiatan kesenian dan budaya

masyarakat

d. Lainnya

a. 13%

b. 84%

c. 76%

d. 0

Berdasarkan hasil persepsi dan preferensi pengunjung mengenai kegiatan

kesenian dan adat masyarakat sangat menarik minat pengunjung untuk berkunjung

melihat acara kesenian dan adat budaya masyarakat Desa Tlahab, serta dapat menarik

minat pengunjung ikut untuk serta dalam kegiatan tersebut. Hasil persepsi dan

preferensi pengunjung dapat dilihat dalam Tabel 6.

4.3.5 Kesiapan Masyarakat

Melihat antusias masyarakat Desa Tlahab akan pengembangan wisata,

masyarakat Desa Tlahab membangun akan budaya sadar wisata sehingga kesiapan

mereka untuk menerima calon wisatawan di Desa Tlahab sudah matang. Berbagai

pelatihan yang dilakukan oleh pengelola dan masyarakat adalah pelatihan masyarakat

Page 27: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

50

sebagai pemandu wisata, pelatihan pelayanan coustumer servis, dan terlibat langsung

dalam kegiatan wisata untuk penerimaan tamu.

Salah satu bentuk kesiapan masyarakat adalah menerima wisatawan yang

ingin bermalam di Desa Tlahab. Sebagian besar masyarakat bersedia jika ada

pembangunan tempat penginapan di Desa Tlahab untuk menunjang kegiatan wisata

tersebut. Berdasarkan hasil preferensi pengunjung ingin berlama-lama untuk tinggal

di Desa Tlahab, dan untuk menunjang kegiatan tersebut maka pihak pengelola

menyediakan penginapan bagi wisatawan yang ingin tinggal sementara di Desa

Tlahab. Keberadaan penginapan direncanakan berada dalam ruang penunjang yang

berlokasikan di tapak milik tokoh masyarakat dengan luasan ±4 Ha. Pemilik lahan

menginginkan adanya penginapan untuk pengunjung berupa home stay, hal ini sesuai

dengan keinginan pengunjung yang menginginkan jenis penginapan berupa home stay

dengan mengangkat tema tradisisonal khas perdesaan dan fasilitas penginapan

tersebut sesuai dengan tema yang memberi kesan fasilitas dari masa lampau.

Selain menyediakan penginapan yang mengangkat konsep tradisional,

masyarakat setempat juga menyediakan makanan tradisional dan makanan khas desa

yang disukai oleh tamu. Jenis makanan yang disediakan oleh masyarakat berupa sate

kambing khas Desa Tlahab, sagon, dan bandrek. Sate kambing dan makanan yang

berbahan dari daging kambing potensial melihat banyaknya satwa ternak yang

dibudidayakan oleh masyarakat setempat yang tersaji dalam gambar 26.

4.3.6 Rest Area

Melihat kondisi wisata Alam Posong pada hari libur yang ramai akan

pengunjung, masyarakat setempat menilai bahwa Desa Tlahab perlu adanya Rest Area

dengan fasilitas parkir luas untuk menunjang kegiatan wisata yang ada di Desa

Tlahab, dikarenakan banyaknya pengunjung yang ingin berwisata membuat tumpukan

kendaraan di pinggir jalan tidak tertata dengan rapi. 75% masyarakat setuju jika tanah

bengkok di Desa Tlahab dibangun sebagai Rest Area dan Tourist Center didalamnya.

Tourist center digunakan untuk menunjang kegiatan wisata agar para

wisatawan mendapatkan informasi sekilas mengenai lokasi wisata dan fasilitas

penunjang yang disediakan oleh pihak pengelola. Sedangkan Rest Area digunakan

sebagi tempat persinggahan sementara bagi wisatawan yang ingin berkungjung.

Berikut adalah fasilitas yang diinginkan wisatawan dalam Rest Area.

Page 28: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

51

Gambar 31. Grafik Fasilitas Rest Area yang di Kehendaki Pengunjung

Berdasarkan grafik gambar 31 mengenai fasilitas yang diinginkan pengunjung

ada dalam Rest Area antara lain tempat ibadah, tempat parkir yang nyaman, toilet,

tempat makan, dan ATM Center.

Tempat ibadah memiliki rating tertinggi pada perencanaan fasilitas yang

dikehendaki pengunjung, di Rest Area pengunjung dapat singgah untuk melakukan

ibadah. Melihat lokasi tempat ibadah yang digunakan masyarakat setempat berada

didalam kawasan pemukiman warga, maka dalam Rest Area dapat menjadi tempat

persinggahan untuk wisatawan melakukan ibadah. Lokasi perencanaan ruang

pelayanan ini terdapat dipinggir jalan, sehingga memudahkan wisatawan untuk dapat

singgah.

Tempat parkir yang nyaman menjadi keinginan pengunjung untuk dapat

melakukan wisata di Desa Tlahab, tempat parkir direncanakan dalam Rest Area hal ini

seturut dengan hasil preferensi pengunjung mengenai transportasi yang wisatawan

gunakan dalam kunjunganyang mununjukkan bahwa sebagian besar berkunjung

dengan menggunakan kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor, oleh

karena itu ketersediaan lahan parkir yang nyaman dibutuhkan untuk menunjang

kegiatan wisata melihat lokasi pada tapak saat ini tidak memadai untuk parkir.

Toilet yang bersih menjadi keinginan wisatawan untuk dapat singgah di Rest

Area. Lokasi toilet umum yang tidak ditemukan disepanjang jalan membuat

perencanaan agrowisata dalam tapak Rest Area penting adanya toilet untuk

menunjang kegiatan wisatawan yang singgah di Desa Tlahab.

Tempat makan dinilai penting dan sangat menunjang bagi kegiatan wisata,

untuk kegiatan wisata kuliner masyarakat bersedia menyediakan makanan khas Desa

Tlahab dan ATM Center diperlukan untuk memudahkan wisatawan dalam

bertransaksi, melihat kondisi eksisting saat ini Desa Tlahab belum mempunyai ATM

Center di dekat lokasi perencanaan agrowisata Desa Tlahab, maka ATM Center yang

Page 29: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

52

berlokasikan di Rest Area tersebut dapat menjadi tempat singgah bagi wisatawan

maupun warga lokal di Temanggung dan sekitarnya.

Page 30: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

53

4.4. Estetika

4.4.1 Evaluasi Kualitas Estetika Menggunakan Scenic Beauty Estimation

dengan Responden Pengunjung

Berdasarkan hasil penilaian ScenicBeauty Estimation (SBE), lanskap

perencanaan kawasan Agrowisata Desa Tlahab dinilai atas beberapa aspek.

Perhitungan nilai SBE sendiri dilakukan dengan membandingkan visual antar

aspek. Aspek yang dinilai meliputi aspek view pegunungan (gunumg), aspek view

lahan pertanian, aspek view pedesaan, aspek view jembatan, dan aspek calon

gerbang masuk. Pengambilan foto dilakukan pada setiap vantage point lanskap

yang cukup mewakili karakter masing – masing lanskap.

Berdasarkan hasil penilaian kualitas estetika dengan responden

pengunjung, kualitas estetika lanskap dibagi kedalam 3 kategori kualitas estetika

view yaitu lanskap dengan kualitas rendah, sedang, dan tinggi. Dari hasil

penilaian SBE tersebut setiap aspek memiliki kualitas estetika yang beragam.

1) Aspek Pegunungan

Beberapa aspek yang diamati antara lain view pegunungan, lahan

pertanian, pedesaan, jembatan, dan gerbang masuk. Tabel 7 merupakan hasil

dari perhitungan nilai SBE aspek pegunungan.

Tabel 7. Nilai SBE Aspek Pegunungan

No Aspek Gambar Nilai SBE Kualitas Estetika

1 Pegunungan Gambar 1 17.642 Sedang

2

Gambar 2 -21.099 Rendah

3

Gambar 3 2.175 Sedang

4

Gambar 4 1.282 Sedang

Aspek lanskap pegunungan memiliki nilai kualitas estetika rendah

terdapat pada vantage point yang memiliki nilai SBE > -11.5035 yaitu aspek

lanskap pegunungan pada Gambar 2. Lanskap pegunungan pada gambar 2

memiliki kualitas estetika rendah karena pada lanskap pegunungan ini

tertutupi oleh pohon-pohon besar yang berada di area tapak perencanaan

agrowisata, selain itu pada saat pengambilan gambar lokasi pada tapak

sedang mengalami kabut sehingga memiliki cahaya yang kurang jelas dan

cenderung gelap. Aspek pegunungan dengan nilai SBE antara -11.5035

Page 31: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

54

sampai 20.356 memiliki kualitas estetika sedang yaitu pada gambar 1,

gambar 3 dan gambar 4. Aspek pegunungan pada gambar 1 memiliki nilai

SBE sedang yaitu dengan nilai SBE 17.642. Lanskap pegunungan pada

gambar 1 memiliki nilai SBE 17.642 pada gambar 1yang menunjukkan view

gunung yang di tampilkan menarik dan panoramic, sehingga dari tapak yang

ada pengunjung dapat melihat megahnya Gunung Sumbing, namun view

gunung pada gambar 1 terhalang sebagian oleh adanya pohon besar di tapak

pengambilan foto sehingga memiliki kualitas view katagori sedang. Lanskap

pegunungan gambar 3 yang memiliki kualitas cahaya yang terang dan terlihat

gunung yang begitu indah namun memiliki nilai kualitas estetika sedang

dimungkinkan karena pengambilan gambar di area tapak yang tidak

professional, dan pada lanskap pegunungan gambar 4 memiliki kualitas

cahaya yang terang namun memiliki nilai SBE yang sedang yaitu 1.282

dikarenakan view pegunungan yang ada ditapak ini terhalangi oleh tiang dan

kabel listrik yang ada di sepanjang jalan dan terdapat tanah yang terkikis dan

tanah tersebut longsong di pinggir jalan sehingga mengganggu pemandangan

kejalan ini dan mengurangi nilai estetika tapak.

Gambar 32. Aspek Pegunungan

View Pegunungan Gambar 1

View Pegunungan Gambar 2

View Pegunungan Gambar 3

View Pegunungan Gambar 4

Page 32: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

55

2) Lahan Pertanian

Aspek lahan pertanian merupakan salah satu aspek yang dinilai dalam

SBE. Nilai SBE tinggi jika >21.696 dan nilai SBE rendah jika < -26.879.

Tabel 8 merupakan hasil dari perhitungan nilai SBE aspek lahan pertanian.

Tabel 8. Nilai SBE Lahan Pertanian

No Aspek Gambar Nilai SBE Kualitas Estetika

1 Lahan

Pertanian Gambar 1 -28.506 Rendah

2 Gambar 2 -18.196 Sedang

3 Gambar 3 4.100 Sedang

4 Gambar 4 -5.492 Sedang

5 Gambar 5 19.806 Sedang

6 Gambar 6 -52.17 Rendah

7 Gambar 7 13.036 Sedang

8 Gambar 8 18.071 Sedang

9 Gambar 9 7.171 Sedang

10 Gambar 10 12.238 Sedang

11 Gambar 11 29.942 Tinggi

Lahan pertanian di Desa Tlahab pada gambar 1 dan gambar 6 memiliki

kualias estetika rendah dengan nilai SBE < -26.879. Gambar 1 memiliki

kualitas estetika rendah karena lanskap ini didominasi oleh hard material

berupa perkerasan dan bangunan pedagang disepanjang jalan yang

mengurangi nilai estetika lanskap dan mengganggu pemandangan sedangkan

Gambar 6 menunjukan kualitas estetika rendah karena pada area ini terdapat

tanah terbuka yang tidak ditutupi oleh vegetasi, dominasi oleh penutup tanah

dan semak. Penutupan lahan yang rendah dan didominasi penutup lahan dan

semak mengurangi nilai keindahan area ini. Hal ini sesuai dengan Saad

(2009), dalam penelitiannya menyebutkan bahwa penutupan lahan oleh

penutup tanah dan semak mengurangi nilai SBE suatu lanskap.

Lanskap dengan kualitas estetika sedang di dapat pada gambar 2, 3, 4, 5, 7,

8, 9, dan 10 yaitu dengan nilai SBE -26.879 antara 21.696. View lanskap

lahan pertanian di Desa Tlahab dengan nilai SBE sedang terdapat pada

Gambar 2 karena pada area ini terdapat tanaman sayur pada hamparan yang

luas, namun keadaan tapak menggambarkan suasana yang ada di area tapak

Page 33: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

56

tersebut sangat panas dan monoton karena hanya terdapat tanaman sayur di

seluruh lahan pertanian. View lanskap lahan pertanian pada Gambar 3 pada

area ini terdapat tanah terbuka yang tidak ditutupi oleh vegetasi, dominasi

oleh penutup tanah dan semak, namun bentangan lahan pertanian yang

bervariasi membuat view lanskap pada tapak ini mendapat nilai kualitas

estetika sedang. Sedangkan lanskap lahan pertanian Gambar 4 memiliki daya

tarik tanaman sayuran yang ditanam secara rapi dan memiliki jarak tanam

yang teratur sehingga tidak saling berhimpitan tetapi kondisi tanaman yang

sedang meranggas menyebabkan nilai estetika pada tapak ini berkurang dan

memiliki nilai estetika sedang. Gambar 5 memiliki daya tarik tersendiri yaitu

dengan adanya pohon cemara di sepanang pembatas lahan sehingga

membentuk tirai dan enak untuk dipandang, namun terdapat tanah terbuka

yang tidak ditutupi oleh vegetasi, sehingga dapat mengurangi kualitas

estetika suatu lanskap. Gambar 7 memiliki view yang menarik yaitu terdapat

gundukan bedengan yang siap untuk ditanami dan tertata rapi karena

bentuknya yang saling berjajar, tetapi kondisi lahan yang tidak ada vegetasi

sehingga tampak gundul dan gersang menyebabkan nilai estetika pada tapak

ini berkurang, view lanskap gambar 8 dan 9 memiliki kualitas estetika sedang

karena topografi di area ini yang curam dan terdapat tanah terbuka yang tidak

ditutupi oleh vegetasi, serta tererosi, sehingga dapat mengurangi nilai SBE

suatu lanskap. Sedangkan lanskap pertanian pada Gambar 10 memiliki

topografi yang indah dan didominasi oleh tanaman hijau, namun terdapat

tanaman liar dan tanaman perdu di area tapak yang mengganggu

pemandangan, sehingga menyebabkan nilai estetika dari tapak tersebut

memiliki kualitas estetika sedang. Aspek lanskap lahan pertanian pada

gambar 11 memiliki nilai estetika tinggi dengan nilai SBE 29.942 karena

memiliki variasi vegatasi pohon dan topografi di area ini bervariasi serta

keindahan arsitektural deretan pohon yang ada disisi kanan kirinya yang

indah membentuk tirai. Berdasarkan penelitian Yulianto (2006) lanskap

Kandang Badak memiliki karakteristik berupa dominasi bentuk pohon yang

ramping, tinggi, dan seragam serta tumbuh dengan jarak teratur. Hal ini sama

dengan aspek lanskap lahan pertanian pada gambar 11. Dalam penelitian

Page 34: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

57

Yulianto (2006) lanskap Kandang Badak memiliki penilaian kualitas estetika

tinggi hal ini sama dengan penilaian kualitas estetika view lahan pedesaan

pada kawasan tapak perencanaan agrowisata Desa Tlahab.

Gambar 33. Aspek Lahan Pertanian

Aspek Lahan Pertanian Gambar 1

Aspek Lahan Pertanian Gambar 2

Aspek Lahan Pertanian Gambar 3

Aspek Lahan Pertanian Gambar 4

Aspek Lahan Pertanian Gambar 5

Aspek Lahan Pertanian Gambar 6

Aspek Lahan Pertanian Gambar 7

Aspek Lahan Pertanian Gambar 8

Page 35: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

58

Aspek Lahan Pertanian Gambar 9

Aspek Lahan Pertanian Gambar 10

Aspek Lahan Pertanian Gambar 11

3) Pedesaan

Salah satu aspek yang dinilai dalam SBE adalah aspek lanskap

pedesaan. Lokasi Desa Tlahab yang berada di lereng Gunung Sindoro

menjadikan view khas pedesaan yang apik dan menarik. Nilai SBE tinggi jika

> 32.452 dan nilai SBE rendah jika < -32.452. Berikut nilai SBE aspek

lanskap pedesaan pada Tabel 9.

Tabel 9. Nilai SBE View Pedesaan.

No Aspek Gambar Nilai SBE Kualitas Estetika

1

Pedesaan

Gambar 1 5.065 Sedang

2 Gambar 2 -34.687 Rendah

3 Gambar 3 29.622 Sedang

Aspek view lanskap pedesaan dengan kualitas rendah terdapat

pada view lanskap pedesaan Gambar 2 dengan nilai SBE < -32.452 yaitu -

34.687. Hal ini karena pada lanskap pedesaan pada Gambar 2 tertutup kabut

sehingga pencahayaan gelap dan view pedesaan yang indah di Desa Tlahab

terhalangi oleh kabel linstrik dan hard material berupa dinding yang berjajar

tinggi di sepanjang jalan sehingga mengganggu dan menutupi pemandangan

Page 36: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

59

kearah view pedesaan yang ada. Lanskap dengan kualitas sedang yaitu

lanskap dengan nilai SBE antara -32.452 sampaai 32.452 yang terdapat pada

Gambar 1 dan Gambar 3 hal tersebut dikarenakan view lanskap pedesaan

pada gambar 1 memiliki view yang indah namun tertutup oleh kabut sehingga

kurang pencahayaan sehingga gambar 1 memiliki kualitas estetika sedang.

Sedangkan, lanskap pedesaan pada gambar 3 terlihat menarik dengan kondisi

perdesaan kawasan Desa Tlahab dengan topografi yang beragam sehingga

karakter dan bentuk rumah penduduk yang bernuansa alami pedesaan yang

tersusun rapi dengan latar belakang Gunung Sumbing yang indah dan sangat

panoramic, namun diantara rumah penduduk terdapat satu jalan yang curam

dan berbahaya, sehingga gambar 3 memiliki kualitas SBE sedang.

Gambar 34. Pedesaan

Aspek Pedesaan Gambar 1

Aspek Pedesaan Gambar 2

Aspek Pedesaan Gambar 3

4) Jembatan

Jembatan penghubung antara Desa Tlahab dan Desa Kwadungan

merupakan salah satu icon Desa Tlahab yang sangat indah. Tidak jarang

wisatawan singgah di jembatan ini untuk photo hunting maupun swafoto.

Nilai SBE dari jembatan penghubung antara Desa Tlahab dengan Desa

Kwadungan terdapat dalam Tabel 10.

Page 37: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

60

Tabel 10. Nilai SBE View Jembatan.

No Aspek Gambar Nilai SBE Kualitas Estetika

1 Jembatan

Gambar 1 55.439 Sedang

2 Gambar 2 -55.439 Sedang

View lanskap jembatan memiliki nilai estetika dengan kualitas sedang

yaitu dengan nilai SBE antara 78.402 sampai -78.402. Aspek lanskap

jembatan pada gambar 1 dan 2 memiliki nilai estetika sedang karena area ini

memiliki view lanskap jembatan yang utuh dan megah dengan bentuknya

yang unik, yaitu berbentuk setengah lingkaran yang menimbulkan kesan

kokoh pada jembatan, dan di area ini dapat dilihat kendaraan yang melintasi

jembatan dari bawah, dan dengan latar belakang pegunungan yang didominasi

oleh vegetasi pohon membuat area ini sangat indah dan vegetasi di sekitar

jembatan yang berwarna hijau segar, namun pada gambar 2 terlihat bahwa

lokasi pada view jembatan ini terlihat sangat curam hal tersebut menjadikan

nilai SBE atau kualitas estetika berkurang.

Gambar 35. View Jembatan

Aspek Jembatan Gambar 1

Aspek Jembatan Gambar 2

5) Gerbang Masuk

Gerbang masuk menjadi salah satu aspek yang dinilai dalam SBE yaitu

untuk menentukan gerbang masuk yang cocok dan ideal bagi calon

agrowisata. Aspek Gerbang Masuk Agrowisata memiliki kualitas nilai estetika

yang beragam, nilai SBE tinggi jika > 53.320 dan nilai SBE rendah jika < -

62.505. Berikut adalah nilai SBE pada aspek gerbang masuk yang terdapat

pada Tabel 11.

Page 38: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

61

Tabel 11. Nilai SBE Aspek Gerbang Masuk

No Aspek Gambar Nilai Sbe Kualitas Estetika

21

Gerbang Masuk

Gambar 1 77.869 Tinggi

22 Gambar 2 8.548 Sedang

23 Gambar 3 -72.337 Rendah

24 Gambar 4 8.548 Sedang

25 Gambar 5 -45.59 Sedang

Kualitas estetika rendah terdapat pada gambar 3 dengan nilai SBE -

72.337. Pada lanskap dengan nilai SBE terendah berarti lanskap ini

menunjukkan kualitas visual yang rendah dan paling tidak disukai responden.

Calon gerbang masuk pada area kawasan agrowisata memiliki kualitas

estetika rendah pada gambar 3 karena desain gerbang masuk yang ditawarkan

yang berbentuk geometris dan sangat umum, terlalu monoton dan terkesan

kaku. Sedangkan kualitas estetika sedang dengan nilai SBE antara -62.505

dan 53.320 terdapat pada aspek gerbang masuk gambar 2, 4 dan 5. Gerbang

masuk pada Gambar 2 mengusung tema futuristic modern yaitu bentuk

bangunan yang sangat unik, terkesan mengalir dan lembut, namun ketebalan

pada desain menimbulkan jarak dalam ruang sempit dan saling berhimpitan.

Gambar 4 mengusung tema tradisional ukir, desain pada gerbang masuk

gambar 4 didominasi oleh garis vertical sehingga memiliki kesan stabil dan

dengan adanya ukiran dapat nemanbah unsur estetika, namun desain yang

didominasi oleh garis vertical saja menjadikan kualitas estetika tergolong

sedang karena tidak ada variasi garis yang serasi. Gambar 5 memiliki desain

yang unik dengan bentuk futuristic, namun desain terkesan memusat

sehingga cerminan yang dihasilkan adalah berhimpitan, sehingga kualitas

estetika berkurang. Sedangkan aspek gerbang masuk pada gambar 1 memiliki

nilai SBE tinggi > 53.320 yang menunjukkan kualitas visual yang tinggi dan

disukai oleh responden yaitu gerbang agrowisata dengan desain yang mewah

dan megah. Gerbang masuk pada gambar 1 mengusung tema modern.

Gerbang masuk pada calon kawasan agrowisata ini dinilai sangat megah

dengan bentuk bangunannya yang menyerupai daun pada sisi kanan dan kiri

akses masuk dan keluar kawasan agrowisata, gerbang masuk pada gambar 1

berbentuk simetris dengan lengkungan - lengkungannya yang indah

Page 39: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

62

menambah unsure yang memberi kesan anggun, mengalir dan lembut. Garis

setengah lingkaran pada sisi pintu masuk dan keluar memberi kesan

kekokohan. Perencanaan gerbang masuk direncanakan berada dari arah

Temanggung dan Wonosobo adalah gerbang masuk Megah Modern (Gambar

1), hal ini berdasarkan hasil penilaian visual mengenai calon gerbang masuk

yang memiliki nilai estetika tinggi.

Gambar 36. Gerbang Masuk

Aspek Gerbang Masuk Gambar 1

“Megah Modern”

Sumber: Google

Aspek Gerbang Masuk Gambar 2

“Futuristic Modern”

Sumber: Google

Aspek Gerbang Masuk Gambar 3

“Tradisional Kayu”

Sumber: Google

Aspek Gerbang Masuk Gambar 4

“Tradisional Ukir”

Sumber: Google

Aspek Gerbang Masuk Gambar 5

“Futuristic”

Sumber: Google

Page 40: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

63

SINTESIS

Lokasi Desa Tlahab Kecamatan Kledung yang menghubungkan jalur

wisata Magelang dan Wonosobo yang memiliki lokasi wisata yang sudah dikenal

oleh wisatawan lokal bahkan mancanegara seperti Borobudur di Magelang dan

Dieng di Wonosobo sangat strategis untuk pengembangan wisata di Temanggung.

Desa Tlahab berada pada ketinggian antara 1200-2400 m, dengan suhu 16◦C -

22,8◦C dan memiliki kelerengan yang beragam, mulai dari landai hingga curam

yaitu pada kemiringan 8% – 45%.

Berdasarkan analisis pada tiap aspek, diperoleh area yang dapat

dimanfaatkan pada tapak untuk berbagai komoditas pertanian yang sesuai dan

aktivitas pengunjung. Pada tahab sintesis menghasilkan peta konsep ruang.

Sintesis menghasilkan konsep ruang dan aktivitas yang dapat dikembangkan

sebagai wisata, baik wisata inti (agrowisata) dan wisata pendukung, yaitu:

1. Ruang penerimaan untuk aktivitas wisata, yaitu area yang dikembangkan

untuk menyambut wisatawan yang merupakan pintu masuk bagi wisatawan

untuk memasuki kawasan wisata. Menurut Salimah (2015), ruang

penerimaan yang baik terletak dekat dengan jalan utama dan terdapat

gerbang penerimaan wisatawan yang datang.

Pada perencanaan agrowisata Desa Tlahab, ruang penerimaan

terdapat dua akses sirkulasi yaitu dari arah Wonosobo dan dari arah

Magelang, hal ini dikarenakan lokasi tapak yang berada di jalur perlintasan

wisata Wonosobo dan Magelang. Penempatan ruang penerimaan terletak

dekat dengan jalan utama yang merupakan pintu masuk ke dalam kawasan,

penempatan berdasarkan aksesibilitas yang mudah dari arah Magelang

ataupun Yogyakarta yaitu pada jalur utama Desa Tlahab yang merupakan

perbatasan antara Desa Tlahab dan Desa Kwadungan Jurang, sedangkan dari

arah Wonosobo jalur utama Desa Tlahab merupakan perbatasan antara Desa

Kledung dan perbatasan Kabupaten Wonosobo. Pada setiap ruang

penerimaan agrowisata Desa Tlahab terdapat gerbang masuk wisata dan

loket masuk (ticketing) untuk wisatawan yang akan berwisata. Pemilihan

calon gerbang masuk berdasarkan hasil analisis SBE calon gerbang masuk

Page 41: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

64

yang disukai oleh pengunjung yaitu megah dan modern. Pada ruang

penerimaan wisatawan mendapat souvenir Desa Tlahab.

2. Ruang pelayanan untuk aktivitas wisata, yaitu area yang dikembangkan

menjadi tempat informasi mengenai lokasi dan pelayanan wisata yang

disediakan oleh pengelola sebelum memasuki ruang inti. Pada ruang

pelayanan biasanya terdapat lapangan parkir, visitor information center, dan

kantor pengelola (Anggraeni, 2016).

Ruang pelayanan pada agrowisata Desa Tlahab ditempatkan pada

tanah bengkok. Lokasi tersebut berada dipinggir jalan raya yang berjarak

±50 meter dari ruang penerimaan. Tapak ini memiliki kelerengan yang

landai dan suhu yang sesuai standar SNI termal manusia, sehingga area ini

sangat cocok untuk dikembangkan. Ruang pelayanan tersebut berupa Rest

Area dan fasilitas yang dikehendaki. Menurut Badan Pengembangan

Infrasukur Wilayah (BPIW) (2018), selain sebagai tempat isirahat, Rest Area

memiliki tiga fungsi utama lain yaitu sebagai tempat pengembangan wisata,

pengembangan ekonomi dan pemanfaatan ruang di sekitar jalan utama,

selain itu tema Rest Area yang menjadi prioritas salah satunya adalah Rest

Area yang berintegrasi dengan kegiatan agrowisata. Fasilitas pada Rest Area

antara lain tempat parkir yang luas, kantor pengelola, tempat ibadah, tempat

makan, toilet, ATM Center dan Tourist Center, sehingga pengunjung dapat

mencari informasi mengenai agrowisata Desa Tlahab.

3. Ruang inti untuk aktivitas wisata yaitu area yang dapat dikembangkan

menjadi area wisata utama yaitu agrowisata budidaya tanaman. Pada tapak

ini memiliki kelerengan 8% - 15% (landai) yang dapat di kembangkan

menjadi area agrowisata Gold (1980). Sehingga pada kegiatan agrowisata di

ruang inti, pengunjung dapat melakukan kegiatan budidaya tanaman pada

kemiringan lahan antara 8% - 15% (landai) pada lahan pertanian masyarakat

Desa Tlahab. Lahan Desa Tlahab yang didominasi oleh lahan pertanian

memiliki tanaman budidaya yang beragam. Hal ini merupakan potensi bagi

perencanaan agrowisata, maka di area ini wisatawan akan mempelajari

teknik budidaya tanaman dan dapat melakukan kegiatan budidaya tanaman

petik atau panen. Berdasarkan hasil analisis jenis tanah regosol cocok untuk

Page 42: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

65

budidaya tanaman sayur, pangan dan perkebunan, pada kegiatan ini

pengunjung dapat menikmati hasil petik sendiri khususnya tanaman sayur.

Tapak pada ruang inti memiliki suhu dibawah standar SNI termal

manusia, yaitu <20,5 0C sehingga terlalu dingin dan tidak nyaman bagi

manusia di Indonesia, namun suhu tersebut masih dalam standar kemenkes

(1997) untuk suhu yang bisa ditoleran manusia dan tidak mengganggu

kesehatan manusia yaitu >18 0C, sehingga area ini juga dapat digunakan

untuk aktivitas wisata, dengan catatan fasilitas dan kegiatan yang dibangun

menyesuaikan dengan suhu yang ada. Aktivitas lain pada ruang inti adalah

makan bersama masakan khas Desa Tlahab yang bahan-bahannya dapat

dibeli di pasar tani atau petik langsung dari lahan pertanian yang telah

disediakan. Petani menyediakan sayuran-sayuran segar yang dipanen

langsung dari lahan pertanian agrowisata. Kegiatan memasak dan makan ini

dilakukan melihat kondisi suhu di Desa Tlahab yang dingin, sehingga

dengan adanya kegiatan ini wisatawan diharapkan dapat lebih merasa

nyaman. Berbagai jenis tanaman yang dapat di panen adalah jenis tanaman

sayur (semusim), sdangkan tanaman kopi dapat dipanen pada bulan April

hingga Agustus, pada bulan September tanaman kopi mulai berbunga,

sehingga pengunjung dapat menikmati aroma khas bunga kopi Tlahab,

sedangkan tanaman tembakau hanya dapat dilakukan pada bulan tertentu

yaitu antara bulan Juli hingga September.

4. Ruang penunjang untuk aktivitas wisata, yaitu area yang dikembangkan

menjadi area wisata namun sifatnya mendukung wisata utama sebagai

pelengkap dari objek dan atraksi pertanian. Ruang ini berupa hamparan

lanskap pertanian yang luas dan dikelilingi oleh lanskap pegunungan dan

lahan pertanian sehingga wisatawan dapat merasakan suasana pertanian.

Topografi yang beragam menjadi view yang khas dan menarik, aktivitas

yang dilakukan wisatawan di area ini adalah menikmati pemandangan

pertanian dan berswafoto. Area ruang penunjang berada pada kelerengan

agak curam yaitu lebih dari 15% - 25%. Fasilitas yang disediakan adalah

berupa jalan setapak, tempat duduk, gazebo, dan tempat berswa foto dengan

pemandangan lahan pertanian dan pegunungan yang menarik. Menurut Gold

Page 43: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

66

(1980), tapak dengan kelerengan 15 – 25% dapat dimanfaatkan namun

secara terbatas. Rizqianingtyas (2017) menambahkan jenis tanah regosol

pada kemiringan 15% - 25% dapat dikembangkan sebagai daerah wisata

dengan melakukan modifikasi kontur ringan. Sedangkan lereng curam

dengan kelerengan 25 – 45% yang berada dekat dengan ruang penunjang

dibiarkan alami dan digunakan sebagai background untuk menikmati

pemandangan.

Selain dapat menikmati pemandangan dan ber swafoto pada tapak

tersebut, aktivitas lain yang dapat menarik untuk kegiatan wisata adalah out

bond dan tubing. Melihat Desa Tlahab yang memiliki sumber air namun

belum dimanfaatkan untuk kegiatan wisata, sehingga aktivitas tersebut dapat

menjadi penunjang kegiatan wisata. Selain kegiatan tersebut, pengunjung

juga dapat meninggalkan souvenir bertuliskan nama sebagai kenang-

kenangan bahwa pernah berkunjung di Desa Tlahab. Lokasi ruang

penunjang ini berada di ketinggian 1600 – 1750 m dpl.

Ruang penunjang wisata lainnya berada dalam ruang masyarakat

pada ketinggian 1200 – 1600 m dpl dengan kelerengan 8 – 15%. Kehidupan

masyarakat perdesaan dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik non pertanian

yang ada di tapak. Ruang ini juga dapat berfungsi sebagai ruang yang

memberikan pengalaman dan suasana perdesaan bagi wisatawan. Dalam

pengembangannya sebagai ruang penunjang agrowisata, ruang masyarakat

tetap diperhatikan sebagai ruang pribadi masyarakat. Aktivitas yang dapat

dilakukan wisatawan diantaranya mengamati aktivitas keseharian bertani

dan beternak yang dilakukan masyarakat dan serta berinteraksi langsung

dengan masyarakat. Pemilihan lokasi ini melihat banyaknya satwa ternak

domba/kambing yang dibudidayakan oleh masyarakat Desa Tlahab RT 02

dan aktivitas budidaya ternak yang dapat dilakukan adalah memberi pakan

ternak.

5. Ruang penyangga untuk aktivitas wisata yaitu area yang dikembangkan

sebagai penyangga ruang - ruang wisata dalam kawasan. Tapak ini berada

dekat jalur utama akses agrowisata dengan kelerengan 15% - 25%.

Pemilihan ruang penyangga pada lokasi tersebut berdasarkan tawaran

Page 44: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

67

langsung oleh tokoh masyarakat yang bersedia bahwa tanah pribadi

miliknya hendak dijadikan ruang wisata apabila terdapat aktivitas berlebih

dari pengunjung. Menurut Anggraeni (2016), aktivitas yang dibangun pada

ruang penyangga antara lain berkemah/ menginap, menikmati pemandangan

dan atraksi budaya.

Perencanaan agrowisata Desa Tlahab, pada ruang penyangga

terdapat home stay dengan tema tradisional sebagai tempat menginap bagi

pengunjung, dan sanggar seni dan amphitheater sebagai tempat perform

kesenian daerah Desa Tlahab yang ditujukan bagi tamu yang hendak

menginap. Selain itu, dalam ruang penyangga terdapat aktivitas budidaya

pertanian oleh warga setempat namun aktivitas pengunjung pada kegiatan

ini hanya menikmati pemandangan tesebut. Konsep ruang tersebut tersaji

dalam gambar 37.

Gambar 37. Peta Sintesis Konsep Ruang

Page 45: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

68

PERENCANAAN TAPAK

Ruang lanskap agrowisata Desa Tlahab terdiri atas ruang penerimaan,

ruang pelayanan, ruang inti, ruang penunjang, dan ruang penyangga wisata.

Sedangkan area yang tidak digunakan sebagai ruang wisata yaitu area dengan

lereng yang curam dan suhu yang rendah. Berdasarkan area pembagian ruang,

masing-masing area disesuaikan dengan aktivitas wisata. Hal ini untuk

mengetahui fasilitas menurut aktivitas yang dikehendaki. Konsep ruang dapat

dilihat pada gambar 37.

Rencana sirkulasi dari agrowisata Desa Tlahab terdiri atas sirkulasi primer,

sirkulasi sekunder, dan sirkulasi tersier. Sirkulasi primer adalah sirkulasi utama

diperuntukkan bagi kendaraan umum untuk menuju kawasan. Sirkulasi primer

terdapat pintu masuk menuju kawasan agrowisata, yaitu berada pada pintu masuk

dari arah Magelang dan pintu masuk dari arah Wonosobo. Sirkulasi sekunder

merupakan sirkulasi khusus bagi kendaraan wisata dan pejalan kaki. Sirkulasi

sekunder terdapat dalam area pemukiman sebagai ruang penunjang agrowisata

peternakan dan menuju area lahan pertanian sebagai ruang inti. Sirkulasi tersier

merupakan sirkulasi di antara bedengan dan ladang sayuran atau palawija.

Rencana sirkulasi pada perencanaan agrowisata menggunakan tipe sirkulasi En

route, yaitu beberapa tujuan dapat dikunjungi dalam perjalanan, pada lokasi yang

berbeda-beda. Hal tersebut berdasarkan sebaran perencanaan ruang ruang pada

agrowisata yang tidak hanya fokus pada satu tapak. Peta rencana sirkulasi pada

tapak dapat dilihat pada Gambar 38.

Page 46: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

69

Gambar 38. Peta Sirkulasi Tapak Tipe En Route

Rencana Drainase pada perencanaan agrowisata Desa Tlahab sesuai

dengan daerah aliran sungai yang sudah ada. Hal tersebut dikarenakan kondisi

drainase tapak sudah baik dan mampu didistribusikan ke lahan pertanian warga

melalui pipa-pipa maupun ke pemukiman penduduk setempat, selain itu tidak terjadi

genangan atau banjir pada saat hujan.

Site Plan

Site plan dari Agrowisata Desa Tlahab diperoleh melalui overlay peta rencana

ruang agrowisata, rencana sirkulasi, dan rencana drainase yang dikemas menjadi satu

dalam bentuk site plan. Gambar Site Plan dapat dilihat pada gambar 39.

Page 47: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

70

Gambar 39. Site Plan

Page 48: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

71

PERENCANAAN LANSKAP

Pada landscape plan, site plan yang sudah diperoleh dikembangkan lebih

lanjut, yaitu dengan menyesuaikan antara fasilitas pendukung wisata dan fasilitas

utama. Rencana pembagian ruang, aktivitas, dan fasilitas dapat dilihat pada Tabel

12. Semua elemen pada tapak dimasukan di rencana lanskap sesuai skala dan

proporsi. Landscape plan agrowisata Desa Tlahab dapat dilihat pada Gambar 40.

Tabel 12. Rencana Pembagian Ruang, Aktivitas dan Fasilitas Agrowisata

No Ruang Akivitas Fasilitas

1. Penerimaan Keluar masuk pengunjung Gerbang masuk

Signage

Menjaga keamanan Pos jaga

Membeli tiket masuk

Mendapat sambutan dan

souvenir

Loket / ticketing

Tempat informasi

2. Pelayanan Keluar masuk kendaraan Gapura/ pintu masuk

Menjaga keamanan Pos jaga

Parkir kendaraan Lahan parkir

Mendapat informasi

mengenai wisata Desa

Tlahab

Tourist Center

Kantor pengelola

Istirahat Gazebo

Tempat duduk

Makan dan minum Food Court

Beribadah Mushola

Toilet

ATM Center

Membeli oleh – oleh /

souvenir

Kios penjualan

kerajinan dan oleh –

oleh khas Desa Tlahab

3. Inti Keluar masuk kendaraan Gapura

Menjaga keamanan Pos jaga

Mendapat informasi Tempat informasi

Naik transportasi wisata Shelter

Aktivitas budidaya

tanaman sayuran

(pembibitan-petik)

Lahan pertanian

Green house

Gudang pasca panen

Jalur pejalan kaki

Mengenal alat – alat

pertanian

Gudang alat pertanian

Page 49: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

72

No Ruang Akivitas Fasilitas

Membeli hasil pertanian Pasar tani

Makan dan minum Tempat makanout

doordan cafetaria

Menikmati pemandangan Gazebo

Tempat duduk

Gardu pandang

Toilet

Membeli oleh – oleh /

souvenir

Kios penjualan

kerajinan dan oleh –

oleh khas Desa Tlahab

4. Penunjang Sub Ruang Penunjang

Kegiatan Out bond

Sub Ruang Penunjang

Kegiatan Out bond

Keamanan Pos jaga

Naiktransportasi wisata Shelter

Menikmati pemandangan Gazebo

Tempat duduk

Gardu pandang

Swafoto Tempat swafoto

Out bonddanTubing Perlengkapan out

bonddan tubing

Makan dan Minum Warung makan

Menggantung tanda

kehadiran/souvenir

Tali dan tempat untuk

menggantung souvenir

Membeli oleh – oleh /

souvenir

Kios penjualan

kerajinan dan oleh –

oleh khas Desa Tlahab

Ibadah Mushola

Toilet

Sub Ruang Penunjang

Kegiatan Budidaya Ternak

Sub Ruang Penunjang

Kegiatan Budidaya

Ternak

Keluar masuk pengunjung Gapura

Naik transportasi wisata Shelter

Memberi pakan ternak Tempat budidaya

ternak

Jalur pejalan kaki

Menikmati pemandangan Gazebo

Tempat duduk

Toilet

Ibadah Mushola

Membeli oleh – oleh /

souvenir

Kios penjualan

kerajinan dan oleh –

oleh khas Desa Tlahab

Page 50: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

73

No Ruang Akivitas Fasilitas

5. Penyangga Keamanan Pos jaga

Mendapat informasi Tempat informasi

Kantor pengelola

Parkir kendaraan Lahan parkir

Menikmati pemandangan Jalur pejalan kaki

Taman

Gazebo

Tempat duduk

Makan dan minum Cafetaria

Menginap Home stay

Melihat kesenian Panggung kesenian

Amphitheater

Toilet

Membeli oleh – oleh /

souvenir

Kios penjualan

kerajinan dan oleh –

oleh khas Desa Tlahab

Page 51: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

74

Gambar 40. Landscape Plan Agrowisata

Page 52: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

75

Gambar 41. Detail Rencana Ruang Penerimaan dari Arah Temanggung

Page 53: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

76

Gambar 42. Detail Rencana Ruang Penerimaan dari Arah Wonosobo

Page 54: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

77

Gambar 43. Detail Rencana Ruang Pelayanan Agrowisata

Page 55: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

78

Gambar 44. Detail Rencana Ruang Inti Agrowisata

Page 56: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

79

Gambar 45. Detail Rencana Ruang Penunjang Outbond

Page 57: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

80

Gambar 46. Detail Rencana Ruang Penunjang Budidaya Ternak

Page 58: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

81

Gambar 47. Detail Rencana Ruang Penyangga Agrowisata

Page 59: BAB IV HASIL PEMBAHASAN Lokasi Tapak

82