12
25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Suruh. Subyek penelitian diambil 2 kelas dari 5 kelas yang ada yaitu kelas VIIIC sebagai kelompok kontrol dan kelas VIIID sebagai kelompok eksperimen. Tabel 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin (Gender) Kelas N Gender Laki-Laki Perempuan VIIIC 29 15 14 VIIID 30 11 19 B. Analisis Angket Validasi Modul Pembelajaran Matematika Berbasis PMRI Validasi modul didapatkan dari nilai angket yang telah diisi oleh 3 validator yaitu 2 dosen pendidikan matematika dan 1 guru matematika SMP Negeri 3 Suruh. Hasil dari penghitungan persentase angket tersebut antara lain: Validator 1 sebesar 78,3% , Validator 2 sebesar 79,3% dan validator 3 sebesar 78,8%. Hasil perhitungan lengkapnya dapat dilihat di lampiran B. Berdasarkan kriteria persentase validitas menurut Amiyati (2010) dapat disimpulkan dari persentase ketiga validator tersebut, modul pembelajaran matematika berbasis PMRI valid dan dapat langsung diuji cobakan ke sekolah. C. Analisis Hasil Pretest Data hasil uji coba digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari pretest. 1. Uji Validitas untuk Soal Uji Coba Pretest Pengujian validitas butir soal pretest dilakukan dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total. Pengujian validitas tersebut menggunakan formula pearson Product Moment dan perhitungannya dilakukan dengan perangkat lunak SPSS 16.0 for windows. Hasil pengujian validitas butir soal pretest dapat dilihat pada Tabel 4.2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1858/5/T1_202008005_BAB IV.pdf · Menurut Sugiyono (2011) yang menyatakan bahwa instrumen soal memiliki

  • Upload
    vanmien

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Subyek Penelitian

Penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 3 Suruh. Subyek penelitian diambil 2 kelas dari 5 kelas yang ada yaitu kelas

VIIIC sebagai kelompok kontrol dan kelas VIIID sebagai kelompok eksperimen.

Tabel 4.1

Deskripsi Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin (Gender)

Kelas N Gender

Laki-Laki Perempuan

VIIIC 29 15 14

VIIID 30 11 19

B. Analisis Angket Validasi Modul Pembelajaran Matematika Berbasis PMRI

Validasi modul didapatkan dari nilai angket yang telah diisi oleh 3 validator

yaitu 2 dosen pendidikan matematika dan 1 guru matematika SMP Negeri 3 Suruh.

Hasil dari penghitungan persentase angket tersebut antara lain: Validator 1

sebesar 78,3% , Validator 2 sebesar 79,3% dan validator 3 sebesar 78,8%. Hasil

perhitungan lengkapnya dapat dilihat di lampiran B. Berdasarkan kriteria

persentase validitas menurut Amiyati (2010) dapat disimpulkan dari persentase

ketiga validator tersebut, modul pembelajaran matematika berbasis PMRI valid

dan dapat langsung diuji cobakan ke sekolah.

C. Analisis Hasil Pretest

Data hasil uji coba digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari

pretest.

1. Uji Validitas untuk Soal Uji Coba Pretest

Pengujian validitas butir soal pretest dilakukan dengan mengkorelasikan skor

item dengan skor total. Pengujian validitas tersebut menggunakan formula

pearson Product Moment dan perhitungannya dilakukan dengan perangkat lunak

SPSS 16.0 for windows. Hasil pengujian validitas butir soal pretest dapat dilihat

pada Tabel 4.2.

26

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas Pertama Soal Pretest

Indikator Empirik

R Keterangan

Soal 1 0,284 Tidak Valid

Soal 2 0,364 Valid

Soal 3 0,589 Valid

Soal 4 0,544 Valid

Soal 5 0,451 Valid

Soal 6 0,379 Valid

Soal 7 0,016 Tidak Valid

Soal 8 0,255 Tidak Valid

Soal 9 0,341 Valid

Soal 10 0,548 Valid

Menurut Sugiyono (2011) yang menyatakan bahwa instrumen soal memiliki

validitas kontruk dan isi yang baik jika besarnya 0,3 ke atas. Berdasarkan hasil uji

validitas pada tabel di atas dalam mengungkap hasil belajar siswa dari 10 soal yang

diberikan terdapat 3 soal yang tidak valid karena mempunyai koefisien korelasi

item total di bawah 0,3 dan ada 7 soal yang dinyatakan valid karena mempunyai

koefisien korelasi item total di atas 0,3. Soal (7 soal) yang digunakan untuk

mengungkap hasil belajar siswa dinyatakan layak sebagai instrumen dalam

penelitian ini.

2. Uji Reliabilitas untuk Soal Uji Coba Pretest

Uji reliabilitas soal uji coba pretest dengan menggunakan SPSS versi 16.0. Hasil

analisis reabilitas pretest dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Hasil Analisis Reabilitas Soal Pretest 1

Cronbach’s Alpha N of Items

0,713 10

Analisis reliabilitas instrumen menggunakan Alpha Cronbach yang memberikan

koefisien reliabilitas sebesar 0,713 berkategori dapat diterima sehingga soal

pretest tersebut dapat dipercaya dan diandalkan untuk mengukur kemampuan

awal kedua kelas. Hasil uji kedua juga menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar

0,761 yang berkategori dapat diterima, hasil dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah

ini.Berdasarkan hasil validasi dan reliabilitas soal pretest ternyata terdapat 7 soal

yang dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk menguji kemampuan dua kelas.

Soal pretest yang terdiri dari 7 soal essay dengan skor masing-masing soal adalah

4.

27

3. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran tentang nilai

kelompok kontrol yaitu kelas VIIIC dan kelompok eksperimen yaitu kelas VIIID

sebelum diberi perlakukan yang berbeda. Analisis deskriptif untuk soal pretest

dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Hasil Analisis Deskriptif Soal pretest

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa nilai minimum untuk kelompok

eksperimen yaitu 60 dan nilai maksimumnya yaitu 85, sedangkan nilai minimum

untuk kelompok kontrol yaitu 60 dan nilai maksimumnya yaitu 82. Nilai rerata

kelompok eksperimen yaitu 73,37 dan kelompok kontrol yaitu 73,62. Nilai kedua

kelas tersebut masih ada nilai yang di bawah 70, berarti masih ada siswa yang

belum memenuhi KKM, keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.5 di

bawah ini.

Tabel 4.5

Penilaian Hasil Belajar Pretest

Kelompok Eksperimen

Nilai Frekuensi Kategori Persentase ketuntasan

( ≥ 70)

80 – 100 6 Tinggi

70% 69 – 79 15 Sedang

0 – 68 9 Rendah

Rata-rata =73,37 Sedang

Kelompok Kontrol

Nilai Frekuensi Kategori Persentase ketuntasan

( ≥ 70)

80 – 100 5 Tinggi

75,86% 69 – 79 17 Sedang

0 – 68 7 Rendah

Rata-rata = 73,62 Sedang

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat pencapaian

hasil belajar siswa kelompok eksperimen terkategorikan sedang, dengan 6 siswa

terkategorikan tinggi, 15 siswa terkategorikan sedang, dan 9 siswa terkategorikan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Eksperimen 30 60 85 73.37 6.754

Kontrol 29 60 82 73.62 5.766

Valid N (listwise) 29

28

rendah. Rata-rata tingkat pencapaian hasil belajar siswa kelompok kontrol

terkategorikan sedang, dengan 5 siswa terkategorikan tinggi, 17 siswa

terkategorikan sedang, dan 7 siswa terkategorikan rendah. Tingkat pencapaian

hasil belajar siswa berdasarkan nilai akhir terhadap kriteria ketuntasan minimum

(KKM = 70), untuk kelompok eksperimen terdapat siswa yang telah tuntas secara

individu adalah 21 siswa dan yang belum tuntas adalah 9 siswa. Ketuntasan secara

klasikal kelompok eksperimen belum terpenuhi karena hanya 70% siswa yang telah

mencapai KKM. Kelompok kontrol terdapat siswa yang telah tuntas secara individu

adalah 22 siswa dan yang belum tuntas adalah 7 siswa. Ketuntasan secara klasikal

terpenuhi karena > 75% siswa telah mencapai KKM yaitu 75,86%.

4. Pra-Syarat Uji Beda Rerata

Berdasarkan nilai dari pretest kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan

yang sama, maka kedua kelas tersebut kemudian dapat dikenakan perlakuan yang

berbeda. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan

dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Kaidah yang digunakan yaitu p >

0,05 maka sebaran data tersebut normal, sedangkan jika p < 0,05 maka data

sebaran terrsebut tidak normal. Berdasarkan hasil pengujian normalitas data

dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 maka hasil dapat dilihat

pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test

Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa nilai

signifikasi untuk kelompok eksperimen adalah 0,478 > 0,05 dan untuk kelompok

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Eksperimen kontrol

N 30 29

Normal Parametersa Mean 73.37 73.62

Std. Deviation 6.754 5.766

Most Extreme Differences Absolute .154 .146

Positive .137 .124

Negative -.154 -.146

Kolmogorov-Smirnov Z .842 .788

Asymp. Sig. (2-tailed) .478 .564

a. Test distribution is Normal.

29

kontrol adalah 0,564 > 0,05, sehingga disimpulkan H0 diterima. Hal ini berarti

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan nilai yang diambil

melalui pretest yaitu kedua kelompok tersebut berdistribusi normal.

5. Uji Beda Rata-Rata Pretest

Pengujian uji beda rata-rata menggunakan SPSS 16.0 for windows.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan independent sampel t-test, bertujuan

untuk melihat apakah ada perbedaan rata-rata pretest kedua kelompok. Hasil uji

beda rata-rata dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7

Uji Beda Rata-Rata Pada Pretest

Nilai

Equal variances assumed

Equal variances not assumed

Levene’s Test for Equality of Variances F Sig

t-test for Equality of Means t df Sig (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper

1,674 0,201

⎯0,155

57 0,877

⎯0,254 1,638

⎯3,533 3,525

⎯0,156 56,153

0,877 ⎯0,254

1,633

⎯3,525 3,017

Berdasarkan Tabel 4.7 signifikasi dari uji F didapat 1,674, karena nilai signifikasi >

0,05 (0,201 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai

varian sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Analisis selanjutnya

adalah Uji t (independent sampel t-test) menggunakan equal variances assumsed.

Tabel di atas didapatkan nilai t ialah -0.155 dengan nilai signifikasi > 0,05 (0,877 >

0,05). Kesimpulan yang didapatkan ialah tidak ada perbedaan rata-rata nilai

pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil pretest ternyata kedua kelompok berkemampuan sama

yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga kedua kelas diberi

perlakuan yang berbeda. Kelompok eksperimen diajar dengan modul

pembelajaran matematika berbasis PMRI dan kelompok kontrol diajar tanpa

modul pembelajaran matematika berbasis PMRI. Kedua kelompok tersebut akan

30

diberi posttest untuk melihat perbedaan kemampuan kedua kelompok tersebut.

Soal posttest sebelum diberikan terlebih dahulu di uji cobakan ke siswa yang tidak

menjadi sampel penelitian.

D. Analisis Hasil Posttest

Data hasil uji coba digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari

posttest.

1. Analisis Validitas untuk Soal Uji Coba Posttest

Pengujian validitas butir soal posttest dilakukan dengan mengkorelasikan skor

item dengan skor total. Pengujian validitas tersebut menggunkan formula pearson

Product Moment dan perhitungannya dilakukan dengan perangkat lunak SPSS 16.0

for windows. Hasil pengujian validitas butir soal posttest dapat dilihat dibawah ini.

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Soal Posttest

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel di atas dalam mengungkap hasil belajar

siswa dari 10 soal yang diberikan tidak terdapat soal yang tidak valid. Hal tersebut

dapat dilihat pada nilai r > 0,3. Seluruh soal (10 soal) untuk mengungkap hasil

belajar siswa dinyatakan layak sebagai instrumen dalam penelitian ini.

2. Uji Reliabilitas untuk Soal Uji Coba Posttest

Uji reliabilitas soal uji coba posttest dengan menggunakan SPSS 16.0 for

windows. Hasil analisis reabilitas posttest dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9

Reliabilitas Uji Coba Posttest

Cronbach’s Alpha N of Items

0,785 10

Analisis reliabilitas instrumen menggunakan Alpha Cronbach yang memberikan

koefisien reliabilitas sebesar 0,785 dengan kategori dapat diterima sehingga soal

posttest tersebut dapat dipercaya dan diandalkan untuk mengukur kemampuan

Indikator Empirik

r Ket Indikator Empirik

r Ket

Soal 1 0,361 Valid Soal 6 0,329 Valid

Soal 2 0,355 Valid Soal 7 0,519 Valid

Soal 3 0,432 Valid Soal 8 0,514 Valid

Soal 4 0,500 Valid Soal 9 0,482 Valid

Soal 5 0,664 Valid Soal 10 0,471 Valid

31

kedua kelas tersebut. Berdasarkan hasil validasi dan reliabilitas soal posttest

ternyata terdapat 10 soal yang dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk

menguji kemampuan dua kelas. Soal pretest yang terdiri dari 10 soal essay dengan

skor masing-masing soal adalah 4.

3. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran tentang nilai

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberi perlakukan yang

berbeda. KKM untuk SMP Negeri 3 Suruh adalah 70. Analisis deskriptif untuk soal

posttest dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dapat dilihat pada Tabel

4.10.

Tabel 4.10

Hasil Analisis Deskriptif Soal Posttest

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Eksperimen 30 73 98 88.83 7.226

Kontrol 29 60 90 75.90 9.013

Valid N (listwise) 29

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa nilai minimum untuk kelompok

eksperimen yaitu 73 dan nilai maksimumnya yaitu 98, dan nilai minimum untuk

kelompok kontrol yaitu 60 dan nilai maksimumnya yaitu 90. Rata-rata nilai untuk

kelompok eksperimen yaitu 88,83 dan untuk kelompok kontrol yaitu 75,90. Nilai

kelompok kontrol tersebut masih ada nilai yang di bawah 70, berarti masih ada

siswa yang belum memenuhi KKM, dapat dilihat di tabel di bawah ini.

Tabel 4.11

Penilaian Hasil Belajar Posttest

Kelompok Eksperimen

Nilai Frekuensi Kategori Persentase ketuntasan

( ≥ 70)

90 – 100 17 Tinggi

100% 75 – 89 12 Sedang

0 – 74 1 Rendah

Rata-rata = 88,83 Sedang

32

Tabel 4.11 Lanjutan

Kelompok Kontrol

Nilai Frekuensi Kategori Persentase ketuntasan

( ≥ 70)

90 – 100 1 Tinggi

72,41% 75 – 89 15 Sedang

0 – 74 13 Rendah

Rata-rata = 75,90 Sedang

Berdasarkan Tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat pencapaian

hasil belajar siswa kelompok eksperimen terkategorikan sedang, dengan 17 siswa

terkategorikan tinggi, 12 siswa terkategorikan sedang dan 1 siswa yang berkategori

rendah. Rata-rata tingkat pencapaian hasil belajar siswa kelompok kontrol

terkategorikan sedang, dengan 1 siswa terkategorikan tinggi, 15 siswa

terkategorikan sedang, dan 13 siswa terkategorikan rendah. Tingkat pencapaian

hasil belajar siswa berdasarkan nilai akhir terhadap kriteria ketuntasan minimum

(KKM = 70), untuk kelompok eksperimen semua siswa (30 siswa)yang telah tuntas

secara individu. Ketuntasan secara klasikal terpenuhi karena > 75% siswa telah

mencapai KKM yaitu 100%. Kelompok kontrol terdapat siswa yang telah tuntas

secara individu adalah 21 siswa dan yang belum tuntas adalah 8 siswa. Ketuntasan

secara klasikal belum terpenuhi karena hanya 72,41% siswa telah mencapai KKM.

4. Pra-Syarat Uji Beda Rerata

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Kaidah

yang digunakan yaitu p > 0,05 maka sebaran data tersebut normal, sedangkan jika

p < 0,05 maka data sebaran tersebut tidak normal. Berdasarkan hasil pengujian

normalitas data dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows

maka hasil dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12

Hasil Uji Normalitas Posttest One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Eksperimen Kontrol

N Normal Parameters

a Mean

Std. Deviation

30 88,83 7,226

29 75.90 9,013

33

Tabel 4.12 Lanjutan

Most Extreme Diffrences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

0,154 0,102 -0,154 0,844 0,474

0,117 0,094 -0,117 0,631 0,820

Uji normalitas dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov menunjukkan bahwa

signifikasi (p) untuk kelompok eksperimen adalah 0,474 > 0,05 dan untuk kelas

kontrol adalah 0,820 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan H0 diterima. Hal ini berarti

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan nilai yang diambil

melalui posttest yaitu kedua kelas tersebut berdistribusi normal.

5. Uji Beda Rata-Rata

Uji pra-syarat uji beda rerata yang sudah dilakukan dan selanjutnya diadakan

uji beda rata-rata. Pengujian uji beda rata-rata menggunakan SPSS 16.0 for

windows. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan independent sampel t-test,

bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan rata-rata posttest kedua kelas.

Hasil uji beda rata-rata dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13

Hasil Uji Beda Rata-Rata

Nilai

Equal variances assumed

Equal variances not assumed

Levene’s Test for Equality of Variances F Sig

t-test for Equality of Means t df Sig (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper

2,856 0,096

6,093

57 0,000

12,937 2,123

8,685 17,188

6,070 53,617

0,000 12,937

2,131

8,663 17,210

34

Berdasarkan Tabel 4.13 signifikasi dari uji F didapatkan 2,856, karena nilai

signifikasi > 0,05 (0,096 > 0,05), maka nilai posttest antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol mempunyai variansi sama atau dengan kata lain kedua kelas

homogen. Analisis selanjutnya adalah uji t (independent sampel t-test)

menggunakan equal variances assumsed. Tabel di atas didapatkan nilai t (equal

variances assumsed) adalah 6,093 dengan nilai signifikasi < 0,05 (0,000 < 0,05).

Kesimpulan yang didapatkan ialah ada perbedaan rata-rata nilai tes yang diajar

dengan modul pembelajaran matematika berbasis PMRI dan tanpa modul

pembelajaran matematika berbasis PMRI.

Nilai rata-rata untuk kelas eksperimen adalah 88,83, sedangkan untuk kelas

kontrol adalah 75,90. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai

rata-rata kelas yang diajar menggunakan modul pembelajaran berbasis PMRI lebih

tinggi dibandingkan dengan kelas tanpa penggunaan modul pembelajaran berbasis

PMRI, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran matematika berbasis

PMRI terhadap hasil belajar siswa kelas VIIID SMP Negeri 3 Suruh.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian eksperimen semu yang dilakukan di SMP Negeri 3 Suruh

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pembelajaran dengan

menggunakan modul pembelajaran matematika berbasis PMRI terhadap hasil

belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas

eksperimen yaitu 88,83 dan untuk kelas kontrol nilai rata-rata hasil belajarnya

sebesar 75,90. Kelompok eksperimen proses belajar mengajarnya menggunakan

modul pembelajaran matematika berbasis PMRI. Kelompok kontrol proses belajar

mengajarnya tanpa modul pembelajaran matematika berbasis PMRI. Siswa yang

menggunakan bahan ajar modul motivasi belajar lebih tinggi, pembelajaran lebih

efektif, serta siswa belum menguasai materi diberikan waktu untuk memperbaiki

dan diberikan balikan.

Kemampuan kedua kelas tersebut sebelum diberi perlakuan menunjukkan

nilai rata-ratanya yang sama yaitu untuk kelas eksperimen yaitu 73,37 dan kelas

kontrol yaitu 73,62. Perlakuan yang berbeda dilakukan untuk kedua kelompok

tersebut dan dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata posttest. Kelompok eksperimen

yang diberi perlakuan yaitu dengan menggunakan modul pembelajaran

matematika berbasis PMRI didapatkan nilai rata-rata yang lebih tinggi

dibandingkan nilai rata-rata kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan.

Siswa yang sebelumnya hanya mengandalkan guru setelah diberi modul

35

pembelajaran matematika berbasis PMRI sudah mau untuk belajar mandiri

sehingga guru hanya sebagai pendamping apabila ada siswa yang mengalami

kesulitan. Siswa lebih bisa belajar sesuai kecepatannya sendiri dan apabila ada

siswa yang sebelumnya malu bertanya dalam kelas, siswa tersebut lebih aktif

untuk bertanya kepada guru secara individual.

Penelitian ini mendesain bahan ajar dengan mengembangkan teori dari

(Sutadji, 2000) dan (Fauzan, 2005) untuk melakukan pembelajaran dengan

penggunakan modul pembelajaran matematika berbasis PMRI. Guru dan sekolah

kebanyakan menggunakan bahan ajar berupa buku wajib, buku penunjang

(misalnya: buku teks atau buku pelajaran), lembar kerja siswa (LKS). Penelitian

yang dilakukan Indaryanti (2008) menunjukan bahwa modul yang dirancang sudah

sesuai kurikulum dan hasil belajar siswa yang diajar dengan modul terjadi

peningkatan. Pendapat tersebut juga didukung oleh Nasution (2008: 206-209)

kelebihan modul bagi siswa dan guru, bagi siswa antara lain: modul memberikan

feedback yang banyak dan segera sehingga siswa dapat mengetahui taraf hasil

belajarnya; setiap siswa mendapat kesempatan untuk mencapai angka tertinggi

dengan menguasai bahan pelajaran secara tuntas; tujuan modul jelas dan spesifik

sehingga siswa terarah untuk mencapainya dengan segera; langkah-langkah

pembelajaran modul yang teratur, menimbulkan motivasi yang kuat untuk

berusaha segiat-giatnya; dapat disesuaikan dengan perbedaan siswa antara lain:

kecepatan belajar, cara belajar, dan bahan pelajaran; kerja sama antar siswa lebih

terarah karena setiap siswa tidak bersaing untuk mencapai rangking tertinggi, juga

kerjasa dengan guru karena kedua belah pihak merasa sama bertanggung jawab

atas berhasilnya pengajaran; modul memberi kesempatan pelajaran remidial yakni

memperbaiki kelemahan, kesalahan atau kekurangan siswa yang segera dapat

ditemukan sendiri oleh siswa berdasarkan evaluasi yang diberikan secara kontinu.

Kelebihan bagi guru antara lain: penyusunan modul yang cermat memudahkan

siswa mempelajari materi sehingga hasil belajar yang baik bagi semua siswa lebih

terjamin, guru pun mendapatkan kepuasan yang lebih besar karena telah

melakukan profesinya dengan baik; modul memberikan kesempatan dan waktu

yang lebih besar untuk memberikan bantuan dan perhatian individual kepada

setiap siswa yang membutuhkannya tanpa mengganggu seluruh kelas; guru

mendapatkan lebih banyak waktu untuk pelajaran tambahan sebagai pengayaan;

modul membebaskan guru dari persiapan pelajaran karena seluruhnya telah

disediakan oleh modul; modul yang berdiri sendiri mengenai topik tertentu dan

dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran, ini berarti penghematan waktu

dan sekolah-sekolah dapat saling bertukar modul; pengajaran modul menimbulkan

36

pertanyaan-pertanyaan mengenai proses belajar itu sendiri, pertanyaan tersebut

merangsang guru berpikir dan mendorong bersikap ilmiah tentang profesinya

serta lebih terbuka bagi saran-saran dari pihak siswa untuk memperbaiki modul;

penggunaan modul yang dicobakan pada siswa yang kecil jumlahnya dalam taraf

pengembangan sehingga dapat dinilai taraf hasil belajar siswa tentang

keefektivitasan bahan tersebut. Uraian di atas menyebutkan kelebihan pengajaran

dengan modul dibandingkan tanpa modul.

Berdasarkan uraian kelebihan modul di atas modul pembelajaran matematika

berbasis PMRI ini juga menggunakan pendekatan PMRI yang digunakan dalam

penyusunan modul pembelajaran matematika didasarkan karakteristik dari PMRI

yang berpusat pada siswa, persoalan kontekstualnya nyata dalam kehidupan siswa

sehingga sesuai dengan karakteristik siswa kelas VIII pada masa remaja.

Penyusunan modul ini juga sesuai kurikulum yang berlaku serta tidak ada

pencampur adukan perintah untuk guru dan siswa, dimana terdapat modul

pegangan guru sendiri dan untuk siswa sendiri. Modul pegangan siswa memuat

soal-soal kontekstual serta soal-soal untuk pekerjaan rumah. Beberapa soal

kontekstual yang diberikan dalam setiap pertemuan juga langsung sebagai soal

kuis. Kuis ini berfungsi untuk melihat daya serap siswa dalam mempelajari tiap alur

belajar yang diperkenalkan.

Modul pegangan guru memuat modul kerja siswa dan komentar tentang soal-

soal kontekstual bervariasi antara yang satu dengan yang lain. Komentar tersebut

berupa petunjuk yang mungkin dibutuhkan siswa, beberapa alternatif solusi dari

soal-soal kontekstual, suatu tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan guru

berdasarkan jawaban yang diberikan siswa.

Hadis dan Nurhayati (2010: 100) menyatakan hasil belajar siswa tidak hanya

dipengaruhi oleh faktor dari dalam tetapi ada faktor dari luar yang sangat berperan

misalnya jenis bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran. Riyanto

(2006) juga menyatakan bahan ajar sebaiknya dirancang agar dapat membantu

siswa untuk belajar, berkolaborasi, membantu teman, mengadakan pengamatan,

pemecahan masalah dan penilaian diri untuk suatu refleksi, sehingga dapat

mendorong siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan cepat, serta

bahan ajar menjadi komponen penting yang menentukan hasil belajar siswa.