Upload
vanmien
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Subyek Penelitian
Penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 3 Suruh. Subyek penelitian diambil 2 kelas dari 5 kelas yang ada yaitu kelas
VIIIC sebagai kelompok kontrol dan kelas VIIID sebagai kelompok eksperimen.
Tabel 4.1
Deskripsi Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin (Gender)
Kelas N Gender
Laki-Laki Perempuan
VIIIC 29 15 14
VIIID 30 11 19
B. Analisis Angket Validasi Modul Pembelajaran Matematika Berbasis PMRI
Validasi modul didapatkan dari nilai angket yang telah diisi oleh 3 validator
yaitu 2 dosen pendidikan matematika dan 1 guru matematika SMP Negeri 3 Suruh.
Hasil dari penghitungan persentase angket tersebut antara lain: Validator 1
sebesar 78,3% , Validator 2 sebesar 79,3% dan validator 3 sebesar 78,8%. Hasil
perhitungan lengkapnya dapat dilihat di lampiran B. Berdasarkan kriteria
persentase validitas menurut Amiyati (2010) dapat disimpulkan dari persentase
ketiga validator tersebut, modul pembelajaran matematika berbasis PMRI valid
dan dapat langsung diuji cobakan ke sekolah.
C. Analisis Hasil Pretest
Data hasil uji coba digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari
pretest.
1. Uji Validitas untuk Soal Uji Coba Pretest
Pengujian validitas butir soal pretest dilakukan dengan mengkorelasikan skor
item dengan skor total. Pengujian validitas tersebut menggunakan formula
pearson Product Moment dan perhitungannya dilakukan dengan perangkat lunak
SPSS 16.0 for windows. Hasil pengujian validitas butir soal pretest dapat dilihat
pada Tabel 4.2.
26
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Pertama Soal Pretest
Indikator Empirik
R Keterangan
Soal 1 0,284 Tidak Valid
Soal 2 0,364 Valid
Soal 3 0,589 Valid
Soal 4 0,544 Valid
Soal 5 0,451 Valid
Soal 6 0,379 Valid
Soal 7 0,016 Tidak Valid
Soal 8 0,255 Tidak Valid
Soal 9 0,341 Valid
Soal 10 0,548 Valid
Menurut Sugiyono (2011) yang menyatakan bahwa instrumen soal memiliki
validitas kontruk dan isi yang baik jika besarnya 0,3 ke atas. Berdasarkan hasil uji
validitas pada tabel di atas dalam mengungkap hasil belajar siswa dari 10 soal yang
diberikan terdapat 3 soal yang tidak valid karena mempunyai koefisien korelasi
item total di bawah 0,3 dan ada 7 soal yang dinyatakan valid karena mempunyai
koefisien korelasi item total di atas 0,3. Soal (7 soal) yang digunakan untuk
mengungkap hasil belajar siswa dinyatakan layak sebagai instrumen dalam
penelitian ini.
2. Uji Reliabilitas untuk Soal Uji Coba Pretest
Uji reliabilitas soal uji coba pretest dengan menggunakan SPSS versi 16.0. Hasil
analisis reabilitas pretest dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Hasil Analisis Reabilitas Soal Pretest 1
Cronbach’s Alpha N of Items
0,713 10
Analisis reliabilitas instrumen menggunakan Alpha Cronbach yang memberikan
koefisien reliabilitas sebesar 0,713 berkategori dapat diterima sehingga soal
pretest tersebut dapat dipercaya dan diandalkan untuk mengukur kemampuan
awal kedua kelas. Hasil uji kedua juga menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar
0,761 yang berkategori dapat diterima, hasil dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah
ini.Berdasarkan hasil validasi dan reliabilitas soal pretest ternyata terdapat 7 soal
yang dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk menguji kemampuan dua kelas.
Soal pretest yang terdiri dari 7 soal essay dengan skor masing-masing soal adalah
4.
27
3. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran tentang nilai
kelompok kontrol yaitu kelas VIIIC dan kelompok eksperimen yaitu kelas VIIID
sebelum diberi perlakukan yang berbeda. Analisis deskriptif untuk soal pretest
dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Analisis Deskriptif Soal pretest
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa nilai minimum untuk kelompok
eksperimen yaitu 60 dan nilai maksimumnya yaitu 85, sedangkan nilai minimum
untuk kelompok kontrol yaitu 60 dan nilai maksimumnya yaitu 82. Nilai rerata
kelompok eksperimen yaitu 73,37 dan kelompok kontrol yaitu 73,62. Nilai kedua
kelas tersebut masih ada nilai yang di bawah 70, berarti masih ada siswa yang
belum memenuhi KKM, keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.5 di
bawah ini.
Tabel 4.5
Penilaian Hasil Belajar Pretest
Kelompok Eksperimen
Nilai Frekuensi Kategori Persentase ketuntasan
( ≥ 70)
80 – 100 6 Tinggi
70% 69 – 79 15 Sedang
0 – 68 9 Rendah
Rata-rata =73,37 Sedang
Kelompok Kontrol
Nilai Frekuensi Kategori Persentase ketuntasan
( ≥ 70)
80 – 100 5 Tinggi
75,86% 69 – 79 17 Sedang
0 – 68 7 Rendah
Rata-rata = 73,62 Sedang
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat pencapaian
hasil belajar siswa kelompok eksperimen terkategorikan sedang, dengan 6 siswa
terkategorikan tinggi, 15 siswa terkategorikan sedang, dan 9 siswa terkategorikan
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Eksperimen 30 60 85 73.37 6.754
Kontrol 29 60 82 73.62 5.766
Valid N (listwise) 29
28
rendah. Rata-rata tingkat pencapaian hasil belajar siswa kelompok kontrol
terkategorikan sedang, dengan 5 siswa terkategorikan tinggi, 17 siswa
terkategorikan sedang, dan 7 siswa terkategorikan rendah. Tingkat pencapaian
hasil belajar siswa berdasarkan nilai akhir terhadap kriteria ketuntasan minimum
(KKM = 70), untuk kelompok eksperimen terdapat siswa yang telah tuntas secara
individu adalah 21 siswa dan yang belum tuntas adalah 9 siswa. Ketuntasan secara
klasikal kelompok eksperimen belum terpenuhi karena hanya 70% siswa yang telah
mencapai KKM. Kelompok kontrol terdapat siswa yang telah tuntas secara individu
adalah 22 siswa dan yang belum tuntas adalah 7 siswa. Ketuntasan secara klasikal
terpenuhi karena > 75% siswa telah mencapai KKM yaitu 75,86%.
4. Pra-Syarat Uji Beda Rerata
Berdasarkan nilai dari pretest kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan
yang sama, maka kedua kelas tersebut kemudian dapat dikenakan perlakuan yang
berbeda. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Kaidah yang digunakan yaitu p >
0,05 maka sebaran data tersebut normal, sedangkan jika p < 0,05 maka data
sebaran terrsebut tidak normal. Berdasarkan hasil pengujian normalitas data
dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 maka hasil dapat dilihat
pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test
Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa nilai
signifikasi untuk kelompok eksperimen adalah 0,478 > 0,05 dan untuk kelompok
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen kontrol
N 30 29
Normal Parametersa Mean 73.37 73.62
Std. Deviation 6.754 5.766
Most Extreme Differences Absolute .154 .146
Positive .137 .124
Negative -.154 -.146
Kolmogorov-Smirnov Z .842 .788
Asymp. Sig. (2-tailed) .478 .564
a. Test distribution is Normal.
29
kontrol adalah 0,564 > 0,05, sehingga disimpulkan H0 diterima. Hal ini berarti
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan nilai yang diambil
melalui pretest yaitu kedua kelompok tersebut berdistribusi normal.
5. Uji Beda Rata-Rata Pretest
Pengujian uji beda rata-rata menggunakan SPSS 16.0 for windows.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan independent sampel t-test, bertujuan
untuk melihat apakah ada perbedaan rata-rata pretest kedua kelompok. Hasil uji
beda rata-rata dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Uji Beda Rata-Rata Pada Pretest
Nilai
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Levene’s Test for Equality of Variances F Sig
t-test for Equality of Means t df Sig (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
1,674 0,201
⎯0,155
57 0,877
⎯0,254 1,638
⎯3,533 3,525
⎯0,156 56,153
0,877 ⎯0,254
1,633
⎯3,525 3,017
Berdasarkan Tabel 4.7 signifikasi dari uji F didapat 1,674, karena nilai signifikasi >
0,05 (0,201 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai
varian sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Analisis selanjutnya
adalah Uji t (independent sampel t-test) menggunakan equal variances assumsed.
Tabel di atas didapatkan nilai t ialah -0.155 dengan nilai signifikasi > 0,05 (0,877 >
0,05). Kesimpulan yang didapatkan ialah tidak ada perbedaan rata-rata nilai
pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil pretest ternyata kedua kelompok berkemampuan sama
yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga kedua kelas diberi
perlakuan yang berbeda. Kelompok eksperimen diajar dengan modul
pembelajaran matematika berbasis PMRI dan kelompok kontrol diajar tanpa
modul pembelajaran matematika berbasis PMRI. Kedua kelompok tersebut akan
30
diberi posttest untuk melihat perbedaan kemampuan kedua kelompok tersebut.
Soal posttest sebelum diberikan terlebih dahulu di uji cobakan ke siswa yang tidak
menjadi sampel penelitian.
D. Analisis Hasil Posttest
Data hasil uji coba digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari
posttest.
1. Analisis Validitas untuk Soal Uji Coba Posttest
Pengujian validitas butir soal posttest dilakukan dengan mengkorelasikan skor
item dengan skor total. Pengujian validitas tersebut menggunkan formula pearson
Product Moment dan perhitungannya dilakukan dengan perangkat lunak SPSS 16.0
for windows. Hasil pengujian validitas butir soal posttest dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Soal Posttest
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel di atas dalam mengungkap hasil belajar
siswa dari 10 soal yang diberikan tidak terdapat soal yang tidak valid. Hal tersebut
dapat dilihat pada nilai r > 0,3. Seluruh soal (10 soal) untuk mengungkap hasil
belajar siswa dinyatakan layak sebagai instrumen dalam penelitian ini.
2. Uji Reliabilitas untuk Soal Uji Coba Posttest
Uji reliabilitas soal uji coba posttest dengan menggunakan SPSS 16.0 for
windows. Hasil analisis reabilitas posttest dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9
Reliabilitas Uji Coba Posttest
Cronbach’s Alpha N of Items
0,785 10
Analisis reliabilitas instrumen menggunakan Alpha Cronbach yang memberikan
koefisien reliabilitas sebesar 0,785 dengan kategori dapat diterima sehingga soal
posttest tersebut dapat dipercaya dan diandalkan untuk mengukur kemampuan
Indikator Empirik
r Ket Indikator Empirik
r Ket
Soal 1 0,361 Valid Soal 6 0,329 Valid
Soal 2 0,355 Valid Soal 7 0,519 Valid
Soal 3 0,432 Valid Soal 8 0,514 Valid
Soal 4 0,500 Valid Soal 9 0,482 Valid
Soal 5 0,664 Valid Soal 10 0,471 Valid
31
kedua kelas tersebut. Berdasarkan hasil validasi dan reliabilitas soal posttest
ternyata terdapat 10 soal yang dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk
menguji kemampuan dua kelas. Soal pretest yang terdiri dari 10 soal essay dengan
skor masing-masing soal adalah 4.
3. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran tentang nilai
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberi perlakukan yang
berbeda. KKM untuk SMP Negeri 3 Suruh adalah 70. Analisis deskriptif untuk soal
posttest dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dapat dilihat pada Tabel
4.10.
Tabel 4.10
Hasil Analisis Deskriptif Soal Posttest
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Eksperimen 30 73 98 88.83 7.226
Kontrol 29 60 90 75.90 9.013
Valid N (listwise) 29
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa nilai minimum untuk kelompok
eksperimen yaitu 73 dan nilai maksimumnya yaitu 98, dan nilai minimum untuk
kelompok kontrol yaitu 60 dan nilai maksimumnya yaitu 90. Rata-rata nilai untuk
kelompok eksperimen yaitu 88,83 dan untuk kelompok kontrol yaitu 75,90. Nilai
kelompok kontrol tersebut masih ada nilai yang di bawah 70, berarti masih ada
siswa yang belum memenuhi KKM, dapat dilihat di tabel di bawah ini.
Tabel 4.11
Penilaian Hasil Belajar Posttest
Kelompok Eksperimen
Nilai Frekuensi Kategori Persentase ketuntasan
( ≥ 70)
90 – 100 17 Tinggi
100% 75 – 89 12 Sedang
0 – 74 1 Rendah
Rata-rata = 88,83 Sedang
32
Tabel 4.11 Lanjutan
Kelompok Kontrol
Nilai Frekuensi Kategori Persentase ketuntasan
( ≥ 70)
90 – 100 1 Tinggi
72,41% 75 – 89 15 Sedang
0 – 74 13 Rendah
Rata-rata = 75,90 Sedang
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat pencapaian
hasil belajar siswa kelompok eksperimen terkategorikan sedang, dengan 17 siswa
terkategorikan tinggi, 12 siswa terkategorikan sedang dan 1 siswa yang berkategori
rendah. Rata-rata tingkat pencapaian hasil belajar siswa kelompok kontrol
terkategorikan sedang, dengan 1 siswa terkategorikan tinggi, 15 siswa
terkategorikan sedang, dan 13 siswa terkategorikan rendah. Tingkat pencapaian
hasil belajar siswa berdasarkan nilai akhir terhadap kriteria ketuntasan minimum
(KKM = 70), untuk kelompok eksperimen semua siswa (30 siswa)yang telah tuntas
secara individu. Ketuntasan secara klasikal terpenuhi karena > 75% siswa telah
mencapai KKM yaitu 100%. Kelompok kontrol terdapat siswa yang telah tuntas
secara individu adalah 21 siswa dan yang belum tuntas adalah 8 siswa. Ketuntasan
secara klasikal belum terpenuhi karena hanya 72,41% siswa telah mencapai KKM.
4. Pra-Syarat Uji Beda Rerata
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Kaidah
yang digunakan yaitu p > 0,05 maka sebaran data tersebut normal, sedangkan jika
p < 0,05 maka data sebaran tersebut tidak normal. Berdasarkan hasil pengujian
normalitas data dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows
maka hasil dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas Posttest One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen Kontrol
N Normal Parameters
a Mean
Std. Deviation
30 88,83 7,226
29 75.90 9,013
33
Tabel 4.12 Lanjutan
Most Extreme Diffrences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
0,154 0,102 -0,154 0,844 0,474
0,117 0,094 -0,117 0,631 0,820
Uji normalitas dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov menunjukkan bahwa
signifikasi (p) untuk kelompok eksperimen adalah 0,474 > 0,05 dan untuk kelas
kontrol adalah 0,820 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan H0 diterima. Hal ini berarti
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan nilai yang diambil
melalui posttest yaitu kedua kelas tersebut berdistribusi normal.
5. Uji Beda Rata-Rata
Uji pra-syarat uji beda rerata yang sudah dilakukan dan selanjutnya diadakan
uji beda rata-rata. Pengujian uji beda rata-rata menggunakan SPSS 16.0 for
windows. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan independent sampel t-test,
bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan rata-rata posttest kedua kelas.
Hasil uji beda rata-rata dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13
Hasil Uji Beda Rata-Rata
Nilai
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Levene’s Test for Equality of Variances F Sig
t-test for Equality of Means t df Sig (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
2,856 0,096
6,093
57 0,000
12,937 2,123
8,685 17,188
6,070 53,617
0,000 12,937
2,131
8,663 17,210
34
Berdasarkan Tabel 4.13 signifikasi dari uji F didapatkan 2,856, karena nilai
signifikasi > 0,05 (0,096 > 0,05), maka nilai posttest antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol mempunyai variansi sama atau dengan kata lain kedua kelas
homogen. Analisis selanjutnya adalah uji t (independent sampel t-test)
menggunakan equal variances assumsed. Tabel di atas didapatkan nilai t (equal
variances assumsed) adalah 6,093 dengan nilai signifikasi < 0,05 (0,000 < 0,05).
Kesimpulan yang didapatkan ialah ada perbedaan rata-rata nilai tes yang diajar
dengan modul pembelajaran matematika berbasis PMRI dan tanpa modul
pembelajaran matematika berbasis PMRI.
Nilai rata-rata untuk kelas eksperimen adalah 88,83, sedangkan untuk kelas
kontrol adalah 75,90. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai
rata-rata kelas yang diajar menggunakan modul pembelajaran berbasis PMRI lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas tanpa penggunaan modul pembelajaran berbasis
PMRI, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran matematika berbasis
PMRI terhadap hasil belajar siswa kelas VIIID SMP Negeri 3 Suruh.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian eksperimen semu yang dilakukan di SMP Negeri 3 Suruh
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pembelajaran dengan
menggunakan modul pembelajaran matematika berbasis PMRI terhadap hasil
belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen yaitu 88,83 dan untuk kelas kontrol nilai rata-rata hasil belajarnya
sebesar 75,90. Kelompok eksperimen proses belajar mengajarnya menggunakan
modul pembelajaran matematika berbasis PMRI. Kelompok kontrol proses belajar
mengajarnya tanpa modul pembelajaran matematika berbasis PMRI. Siswa yang
menggunakan bahan ajar modul motivasi belajar lebih tinggi, pembelajaran lebih
efektif, serta siswa belum menguasai materi diberikan waktu untuk memperbaiki
dan diberikan balikan.
Kemampuan kedua kelas tersebut sebelum diberi perlakuan menunjukkan
nilai rata-ratanya yang sama yaitu untuk kelas eksperimen yaitu 73,37 dan kelas
kontrol yaitu 73,62. Perlakuan yang berbeda dilakukan untuk kedua kelompok
tersebut dan dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata posttest. Kelompok eksperimen
yang diberi perlakuan yaitu dengan menggunakan modul pembelajaran
matematika berbasis PMRI didapatkan nilai rata-rata yang lebih tinggi
dibandingkan nilai rata-rata kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan.
Siswa yang sebelumnya hanya mengandalkan guru setelah diberi modul
35
pembelajaran matematika berbasis PMRI sudah mau untuk belajar mandiri
sehingga guru hanya sebagai pendamping apabila ada siswa yang mengalami
kesulitan. Siswa lebih bisa belajar sesuai kecepatannya sendiri dan apabila ada
siswa yang sebelumnya malu bertanya dalam kelas, siswa tersebut lebih aktif
untuk bertanya kepada guru secara individual.
Penelitian ini mendesain bahan ajar dengan mengembangkan teori dari
(Sutadji, 2000) dan (Fauzan, 2005) untuk melakukan pembelajaran dengan
penggunakan modul pembelajaran matematika berbasis PMRI. Guru dan sekolah
kebanyakan menggunakan bahan ajar berupa buku wajib, buku penunjang
(misalnya: buku teks atau buku pelajaran), lembar kerja siswa (LKS). Penelitian
yang dilakukan Indaryanti (2008) menunjukan bahwa modul yang dirancang sudah
sesuai kurikulum dan hasil belajar siswa yang diajar dengan modul terjadi
peningkatan. Pendapat tersebut juga didukung oleh Nasution (2008: 206-209)
kelebihan modul bagi siswa dan guru, bagi siswa antara lain: modul memberikan
feedback yang banyak dan segera sehingga siswa dapat mengetahui taraf hasil
belajarnya; setiap siswa mendapat kesempatan untuk mencapai angka tertinggi
dengan menguasai bahan pelajaran secara tuntas; tujuan modul jelas dan spesifik
sehingga siswa terarah untuk mencapainya dengan segera; langkah-langkah
pembelajaran modul yang teratur, menimbulkan motivasi yang kuat untuk
berusaha segiat-giatnya; dapat disesuaikan dengan perbedaan siswa antara lain:
kecepatan belajar, cara belajar, dan bahan pelajaran; kerja sama antar siswa lebih
terarah karena setiap siswa tidak bersaing untuk mencapai rangking tertinggi, juga
kerjasa dengan guru karena kedua belah pihak merasa sama bertanggung jawab
atas berhasilnya pengajaran; modul memberi kesempatan pelajaran remidial yakni
memperbaiki kelemahan, kesalahan atau kekurangan siswa yang segera dapat
ditemukan sendiri oleh siswa berdasarkan evaluasi yang diberikan secara kontinu.
Kelebihan bagi guru antara lain: penyusunan modul yang cermat memudahkan
siswa mempelajari materi sehingga hasil belajar yang baik bagi semua siswa lebih
terjamin, guru pun mendapatkan kepuasan yang lebih besar karena telah
melakukan profesinya dengan baik; modul memberikan kesempatan dan waktu
yang lebih besar untuk memberikan bantuan dan perhatian individual kepada
setiap siswa yang membutuhkannya tanpa mengganggu seluruh kelas; guru
mendapatkan lebih banyak waktu untuk pelajaran tambahan sebagai pengayaan;
modul membebaskan guru dari persiapan pelajaran karena seluruhnya telah
disediakan oleh modul; modul yang berdiri sendiri mengenai topik tertentu dan
dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran, ini berarti penghematan waktu
dan sekolah-sekolah dapat saling bertukar modul; pengajaran modul menimbulkan
36
pertanyaan-pertanyaan mengenai proses belajar itu sendiri, pertanyaan tersebut
merangsang guru berpikir dan mendorong bersikap ilmiah tentang profesinya
serta lebih terbuka bagi saran-saran dari pihak siswa untuk memperbaiki modul;
penggunaan modul yang dicobakan pada siswa yang kecil jumlahnya dalam taraf
pengembangan sehingga dapat dinilai taraf hasil belajar siswa tentang
keefektivitasan bahan tersebut. Uraian di atas menyebutkan kelebihan pengajaran
dengan modul dibandingkan tanpa modul.
Berdasarkan uraian kelebihan modul di atas modul pembelajaran matematika
berbasis PMRI ini juga menggunakan pendekatan PMRI yang digunakan dalam
penyusunan modul pembelajaran matematika didasarkan karakteristik dari PMRI
yang berpusat pada siswa, persoalan kontekstualnya nyata dalam kehidupan siswa
sehingga sesuai dengan karakteristik siswa kelas VIII pada masa remaja.
Penyusunan modul ini juga sesuai kurikulum yang berlaku serta tidak ada
pencampur adukan perintah untuk guru dan siswa, dimana terdapat modul
pegangan guru sendiri dan untuk siswa sendiri. Modul pegangan siswa memuat
soal-soal kontekstual serta soal-soal untuk pekerjaan rumah. Beberapa soal
kontekstual yang diberikan dalam setiap pertemuan juga langsung sebagai soal
kuis. Kuis ini berfungsi untuk melihat daya serap siswa dalam mempelajari tiap alur
belajar yang diperkenalkan.
Modul pegangan guru memuat modul kerja siswa dan komentar tentang soal-
soal kontekstual bervariasi antara yang satu dengan yang lain. Komentar tersebut
berupa petunjuk yang mungkin dibutuhkan siswa, beberapa alternatif solusi dari
soal-soal kontekstual, suatu tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan guru
berdasarkan jawaban yang diberikan siswa.
Hadis dan Nurhayati (2010: 100) menyatakan hasil belajar siswa tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor dari dalam tetapi ada faktor dari luar yang sangat berperan
misalnya jenis bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran. Riyanto
(2006) juga menyatakan bahan ajar sebaiknya dirancang agar dapat membantu
siswa untuk belajar, berkolaborasi, membantu teman, mengadakan pengamatan,
pemecahan masalah dan penilaian diri untuk suatu refleksi, sehingga dapat
mendorong siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan cepat, serta
bahan ajar menjadi komponen penting yang menentukan hasil belajar siswa.