Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
Hortimart Agro Center merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang agribisnis. Perusahaan ini di dirikan oleh Ir. Budi Dharmawan sejak tahun
1979. Hortimart Agro Center terletak di Jln. Gatot Subroto 55 Bawen, berada di
jalan utama Solo-Semarang dan Jogja-Semarang. Masuk ke dalam wilayah
Kelurahan/kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
Luas lahan Hortimart saat ini sekitar + 25 ha, dimana + 80 persen dari luas
lahannya digunakan untuk tanaman buah-buahan, + 10 persen nya ditanami
sayuran dan sisanya adalah bangunan seperti Agro Mart (menjual buah-buahan
hasil pertanian), Agro Resto (menjual buah dan sayuran yang sudah di olah), Agro
Tour (menyediakan sarana angkutan untuk konsumen yang ingin berkeliling
kebun), Agro Estate (tempat penanaman sayuran) dan Agro Suplay (menyediakan
dan menjual sayuran organik). Ada berbagai macam jenis tanaman buah-buahan
yang di tanam dan dibudidayakan di Hortimart, diantaranya ada labu jepang, sirsat
madu, srikaya, alpukat mentega, jeruk keprok, pisang, jeruk bali, pepaya
hongkong, jambu getas, srikaya dan lain-lain. Untuk memasarkan produk buah-
buahan tersebut Hortimart menyediakan market yang disebut Agro Mart. Agro
Mart merupakan market yang menjual berbagai macam produk buah-buahan segar
yang memiliki kualitas yang cukup bagus.
Untuk menjaga kualitasnya selain melakukan perawatan secara intensif di
kebun, sebelum buah dikirim ke Agro Mart di lakukan pensortiran sebanyak 3
kali: (1) sortir pada saat buah akan dikirim ke gudang, (2) sortir pada saat buah
akan di kirim ke Agro Mart, (3) sortir secara berkala pada saat buah diletakan di
atas rak buah. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas buah yang dipasarkan
kepada konsumen.
Pada saat sekarang meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya
mengkonsumsi buah sudah cukup tinggi, sehingga berdampak pada banyaknya
permintaan terhadap buah khususnya di Hortimart Agro Center. Banyaknya
permintaan tersebut menyebabkan Hortimart sering mengalami kehabisan
24
stokbuah, sehingga untuk memenuhi kebutuhan konsumen, Hortimart melakukan
kerja sama dengan perusahaan Plantera yang juga membudidayakan buah-buahan
yang kurang lebih hampir sama jenisnya seperti di Hortimart, Plantera sendiri
terletak di Desa Sidokumpul, Kecamatan Patean, Kababupaten Kendal, Jawa
Tengah. Adapun jenis buah yang ditawarkan oleh Hortimart kepada konsumen
adalah buah pisang, sirsat madu, jeruk bali, jeruk keprok, labu jepang, pepaya
hongkong, lengkeng, durian, jambu getas, salak pondoh, srikaya, buah naga,
mangga dan masih banyak yang lainnya.
4.2 Gambaran Umum Responden
Gambaran umum responden dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara
langsung terhadap konsumen buah yang sedang melakukan pembelian buah di
Hortimart Agro Center. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 70
orang. Gambaran umum tersebut meliputi : distribusi responden menurut jenis
kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, lokasi responden dan jumlah
kunjungan responden selama lima bulan terakhir.
4.2.1 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin
Distribusi responden menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut
ini.
Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin (L/P) Jumlah (Orang) Presentase
1 Laki-Laki 26 37%
2 Perempuan 44 63%
Jumlah 70 100%
Sumber : Data primer yang diolah, mei 2016
Pada Tabel 4.1 diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden yang
melakukan pembelian paling banyak adalah perempuan yakni sebanyak 44 orang
atau 63%, sedangkan laki-laki hanya berjumlah 26 orang atau 37% dari total
responden.
4.2.2 Distribusi Responden Menurut Usia
Distribusi responden menurut usia dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Usia.
NONo Usia (tahun) Orang (jumlah) Presentase
1 19 – 28 17 24%
2 29 – 38 14 20%
3 39 – 48 23 33%
4 49 – 58 10 14%
5 59 – 68 6 9%
Jumlah 70 100%
Sumber : Data primer yang diolah, Mei 2016
25
Dari Tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden yang
berkunjung ke Hortimart berusia antara 39-48 tahun, yaitu sebanyak 23 orang atau
33%, sedangkan yang terendah adalah responden yang berusia antara 59-68 tahun
yaitu sebanyak 6 orang atau 9% dari jumlah seluruh responden.
4.2.3 Distribusi Responden Menurut Pendidikan
Distribusi responden menurut pendidikan terakir dapat dilihat pada Tabel 4.3
berikut ini.
4.3 Tabel Distribusi Responden Menurut Kelompok Pendidikan
No Pendidikan Jumlah (Orang) Presentase
1 SD 2 3%
2 SMP 2 3%
3 SMA 31 44%
4 Perguruan Tinggi 35 50%
Jumlah 70 100%
Sumber : Data primer yang diolah, mei 2016
Dari Tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa responden yang pendidikan
terakhirnya perguruan tinggi adalah yang paling banyak melakukan pembelian
yaitu sebnyak 35 orang atau 50%, dan yang terendah adalah responden yang
berpendidikan SD dan SMP yaitu masing-masing sebanyak 2 orang atau 3%.
4.2.4 Distibusi Responden Menurut Pekerjaan
Distribusi responden menurut pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan.
No Pekerjaan Orang (jumlah) Presentase
1 Ibu Rumah Tangga 14 20%
2 Wiraswasta 27 39%
3 Swasta 8 11%
4 Buruh 2 3%
5 Pegawai Negeri Sipil 9 13%
6 Pensiun 1 1%
7 Mahasiswa 9 13%
Jumlah 70 100%
Sumber : Data primer yang di olah, mei 2016
Dari Tabel 4.4 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden yang
berkunjung ke Hortimart berprofesi sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 27 orang
atau 39%, sedangkan yang terendah adalah responden yang sudah pensiun yaitu 1
orang atau 1% dari jumlah seluruh responden.
26
4.2.5 Distribusi Responden Menurut Pendapatan
Distribusi responden menurut pendapatan dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Pendapatan.
No Pendapatan/bulan (Rupiah) Orang (jumlah) Presentase
1 0 - 1.500.000,00 7 10%
2 >1.500.000,00 – 3.000.000,00 21 30%
3 >3.000.000,00 - 4.500.000,00 19 27%
4 >4.500.000,00 – 6.000.000,00 14 20%
5 >6.000.000,00 - 7.500.000,00 2 3%
6 >7.500.000,00 7 10%
Jumlah 70 100%
Sumber : Data primer yang diolah, mei 2016
Dari Tabel 4.5 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden yang
berkunjung ke Hortimart berpendapatan diantara Rp >1.500.000,00-3.000.000,00
yaitu sebanyak 21 orang atau 30%. Sedangkan yang terendah adalah yang
bependapatan Rp >6.000.000,00 – 7.500.000,00 yaitu sebanyak 2 orang atau 3%
dari jumlah responden.
4.2.6 Distribusi responden Menurut Lokasi
Distribusi responden menurut lokasi dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Lokasi atau Kota Responden.
No Lokasi Orang (jumlah) Presentase
1 Semarang 34 49%
2 Salatiga 9 13%
3 Ambarawa 5 7%
4 Ungaran 11 16%
5 Bawen 1 1%
6 Solo 5 7%
7 Jogja 1 1%
8 Jepara 4 6%
Total 70 100%
Sumber : Data primer yang diolah, mei 2016
Dari tabel 4.6 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden yang
berkunjung ke Hortimart berasal dari Semarang, yaitu sebanyak 34 orang atau
49%. Sedangkan yang terendah adalah yang berasal dari Bawen dan Jogja yaitu
masing-masing sebanyak 1 orang atau 1% dari jumlah seluruh responden.
27
4.2.7 Distribusi Responden Menurut Jumlah Kunjungan
Distribusi responden menurut kunjungan selama 5 bulan terakhir dapat dilihat
pada tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7 Distribusi Responden Menurut Jumlah Kunjungan Selama 5 Bulan
terakhir.
No Jumlah kunjungan Responden
dalam 5 bulan terakhir ( kali)
Jumlah Kunjungan
(orang)
Presentase
1 1 32 46%
2 2 9 13%
3 3 8 11%
4 >3 21 30%
Jumlah 70 100%
Sumber : Data Primer yang diolah,mei 2016
Dari Tabel 4.7 diatas terlihat bahwa jumlah kunjungan ke hortimart selama 5
bulan terakirterbanyak adalah 1 kali yaitu 32 orang atau 46%. Sedangkan yang
terendah sebanyak 3 kali yaitu 8 orang atau 11% dari total responden.
4.3 Distribusi Responden Menurut Loyalitas
Distribusi responden menurut loyalitas dalam penelitian ini merupakan
distribusi antara variabel bebas (X) menurut variabel terikat (Y). Pada tabel
distribusi dibawah ini, pengelompokan loyalitas konsumen dilakukan berdasarkan
perhitungan statistika mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Rumus
statistika dalam pembuatan selang kelas tersebut adalah sebgai berikut:
Adapun distribusi tersebut meliputi : distribusi usia menurut loyalitas,
distribusi pendapatan menurut loyalitas, distribusi persepsi terhadap produk
menurut loyalitas, distribusi persepsi terhadap harga menurut loyalitas, distribusi
persepsi terhadap promosi menurut loyalitas dan distribusi persepsi terhadap
tempat menurut loyalitas.
4.3.1 Distribusi Usia Konsumen Menurut Loyalitas
Distribusi usia konsumen menurut loyalitas dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut
ini.
Tabel 4.8 Distribusi Usia Menurut Loyalitas.
Usia = X1
(tahun)
Loyalitas Total
21 – 25 26 – 30 31 – 35
19 – 28 4 9 4 17
29 – 38 1 8 5 14
39 – 48 0 13 10 23
49 – 58 0 5 5 10
59 – 68 0 5 1 6
Total 5 40 25 70
Sumber : Data Primer yang diolah, mei 2016
28
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas, dari distribusi diatas jika ditarik garis dari atas
kebawah, maka akan membentuk garis lurus yang hanya bertumpuk pada loyalitas
tinggi, sehingga terlihat bahwa tidak terdapat pola kaitan atau hubungan antara
usia dengan loyalitas.
4.3.2 Distribusi Pendapatan Konsumen Menurut Loyalitas
Distribusi pendapatan konsumen menurut loyalitas dapat dilihat pada Tabel 4.9
berikut ini.
Tabel 4.9 Distribusi Pendapatan Menurut Loyalitas.
Pendapatan/bulan = X2
(Rupiah)
Loyalitas Total
21 – 25 26 – 30 31 – 35
0 - 1.500.000,00 4 3 0 7
>1.500.000,00 - 3000.000,00 0 15 6 21
>3000.000,00 - 4.500.000,00 1 15 3 19
>4.500.000,00 - 6000.000,00 0 4 10 14
>6000.000,00 - 7.500.000,00 0 0 2 2
>7.500.000,00 0 3 4 7
Total 5 40 25 70
Sumber : Data Primer yang diolah, mei 2016
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, terlihat bahwa terdapat pola kaitan atau
hubungan antara pendapatan dengan loyalitas konsumen, dimana jika ditarik garis
dari atas kebawah, garis akan cendrung menuju ke arah loyalitas yang sangat
tinggi.
4.3.3 Distribusi Persepsi Konsumen Terhadap Produk Menurut Loyalitas
Distribusi persepsi konsumen terhadap produk menurut loyalitas dapat dilihat
pada Tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10 Distribusi Persepsi Terhadap Produk Menurut Loyalitas.
Persepsi Terhadap
Produk = X3
Loyalitas Total 21 – 25 26 – 30 31 – 35
18 – 23 1 0 0 1
24 – 29 4 32 5 41
30 – 35 0 8 20 28
Total 5 40 25 70
Sumber : Data Primer yang diolah, mei 2016
Berdasarkan Tabel 4.10 diatas, terlihat bahwa terdapat pola kaitan atau
hubungan antara persepsi produk dengan loyalitas konsumen dimana jika ditarik
garis dari atas kebawah, maka akan cenrung mengarah ke loyalitas yang sangat
tinggi.
29
4.3.4 Distribusi Persepsi Konsumen Terhadap Harga Menurut Loyalitas
Distribusi persepsi konsumen terhadap harga menurut loyalitas dapat dilihat pada
Tabel 4.11 berikut ini.
Tabel 4.11 Distribusi Persepsi Terhadap Harga Menurut Loyalitas.
Persepsi Terhadap
Harga = X4
Loyalitas Total
21 – 25 26 – 30 31 – 35
16 – 20 4 3 0 7
21 – 25 1 33 13 47
26 – 30 0 4 12 16
Total 5 40 25 70
Sumber : Data Primer yang diolah, mei 2016
Berdasarkan Tabel 4.11 diatas, terlihat bahwa terdapat pola kaitan atau
hubungan antara persepsi harga dengan loyalitas konsumen, dimana jika ditarik
garis dari atas kebawah akan cendrung mengarah ke loyalitas yang sangat tinggi.
4.3.5 Distribusi Persepsi Konsumen Terhadap Promosi Menurut Loyalitas
Distribusi persepsi konsumen terhadap promosi menurut loyalitasdapat dilihat
pada Tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 4.12 Distribusi Persepsi Terhadap Promosi Menurut Loyalitas.
Persepsi Terhadap
Promosi = X5
Loyalitas Total 21 – 25 26 – 30 31 – 35
20 – 21 5 36 13 54
22 – 23 0 0 4 4
24 – 25 0 4 8 12
Total 5 40 25 70
Sumber : Data Primer yang diolah, mei 2016
Berdasarkan Tabel 4.12 diatas, terlihat bahwa terdapat pola kaitan atau
hubungan antara persepsi promosi dengan loyalitas konsumen dimana jika ditarik
garis dari atas kebawah maka akan mengarah ke loyalitas sangat tinggi, namun
pola pada tabel tersebut lebih terkonsentrasi pada loyalitas tinggi.
3.3.6 Distribusi Persepsi Konsumen Terhadap Tempat Menurut Loyalitas
Distribusi persepsi konsumen terhadap tempat menurut loyalitasdapat dilihat pada
Tabel 4.13 berikut ini.
Tabel 4.13 Distribusi Persepsi Terhadap Tempat Menurut Loyalitas.
Persepsi Terhadap
Tempat = X6
Loyalitas Total
21 – 25 26 – 30 31 – 35
28 – 33 3 18 0 21
34 – 39 2 32 14 48
40 – 45 0 0 11 11
Total 5 40 25 70
Sumber : Data Primer yang diolah, mei 2016
30
Berdasarkan Tabel 4.13 diatas, terlihat bahwa terdapat pola kaitan atau
hubungan antara persepsi tempat dengan loyalitas konsumen, dimana jika ditarik
garis dari atas kebawah, maka akan cendrung mengarah ke loyalitas sangat tinggi
4.4 Hasil Uji Instrumen
4.4.1. Uji Validitas
Pengujian validitasdilakukan dengan menggunakan metode korelasi product
moment dari pearson, pengujian dilakukan dengan melihat angka koefisien
korelasi (rxy)yang menyatakan hubungan antara skor pertanyaan dengan skor total
(item – total correlation). Hasilnya dibandingkan dengan r tabel dimana df = n-2
= 70-2 = 68 pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) didapat angka r tabel 0,235.
Tabel 4.14 Hasil Uji validitas
No Indikator Item-total
Correlation
( r hitung)
R
tabel
Keter
angan
Variabel Produk (X3)
1 Memenuhi kebutuhan dan keinginan 0,679 0,235 Valid
2 Aman di konsumsi 0,821 0,235 Valid
3 Buah dalam keadaan segar 0,661 0,235 Valid
4 Berkualitas 0,794 0,235 Valid
5 Bermanfaat bagi kesehatan 0,586 0,235 Valid
6 Penampilan menarik 0,558 0,235 Valid
7 Matang sesuai kebutuhan 0,693 0,235 Valid
Variabel Harga (X4)
1 Harga terjangkau 0,590 0,235 Valid
2 Harga yang di tawarkan sesuai dengan
kualitas
0,845 0,235 Valid
3 Harga yang ditawarkan sesuai dengan
kuantitas
0,805 0,235 Valid
4 Harga yang ditawarkan sesuai dengan
pelayanan
0,895 0,235 Valid
5 Harga sesuai dengan manfaat yang
dirasakan
0,805 0,235 Valid
6 Dibandingkan pesaing lain harga relatif
murah
0,620 0,235 Valid
Variabel Promosi (X5)
1 Adanya promosi yang dilakukan oleh
pihak Hortimart
0,585 0,235 Valid
2 Adanya promosi membuat konsumen
tertarik datang dan membeli buah
0,896 0,235 Valid
3 Mengetahui hortimart melalui sosial media 0,950 0,235 Valid
31
4 Mengetahui hortimart melalui teman kerja
atau orang lain
0,949 0,235 Valid
5 Mengetahui hortimart melalui keluarga 0,910 0,235 Valid
Variabel Tempat (X6)
1 Lokasi dekat dengan permukiman
warga/masyarakat
0,809 0,235 Valid
2 Lokasi mudah dijangkau 0,830 0,235 Valid
3 buah yang dicari mudah di temukan 0,680 0,235 Valid
4 buah yang dibutuhkan selalu tersedia 0,660 0,235 Valid
5 Letak buah mudah di ingat dan di temukan 0,501 0,235 Valid
6 Suasana tempat belanja nyaman 0,582 0,235 Valid
7 tempat bersih dan menarik 0,606 0,235 Valid
8 Kemudahan akses 0,735 0,235 Valid
9 Lokasi strategis 0,737 0,235 Valid
Variabel Loyalitas (Y)
1 Selalu menyukai buah yang ditawarkan 0,604 0,235 Valid
2 Buah yang ditawarkan adalah yang terbaik 0,869 0,235 Valid
3 Merekomendasikan kepada orang lain 0,917 0,235 Valid
4 Akan datang lagi ke hortimart 0,906 0,235 Valid
5 Menceritakan hal baik keorang lain 0,955 0,235 Valid
6 Menjadikan pilihan utama untuk
berbelanja buah
0,955 0,235 Valid
7 Akan mengajak keluarga datang dan
membeli buah di hortimart
0,934 0,235 Valid
Sumber : Data primer yang diolah, mei 2016
Berdasarkan hasil uji validitas menunjukan bahwa seluruh item pertanyaan
dalam kuisoner mempunyai nilai rhitung lebih besar dari rtabel yaitu>0,235. maka
disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan dalam kuisoner dinyatakan valid dan
dapat digunakan dalam analisis lebih lanjut.
4.4.2 Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan teknik Cronbach’s alpha, dengan
jumlah sampel 70 responden. Suatu instrumen penelitian dinyaatakan reliabel
apabila nilai alpha>0,60 (Kaplan dan Saccuzo dalam siregar 2013). Perhitungan
nilai koefisien reliabilitas untuk instrumen penelitian yang digunakan di peroleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Koefisien Alpha Keterangan
Produk (X1) 0,774 Reliabel
Harga (X2) 0,816 Reliabel
Promosi (X3) 0,918 Reliabel
Tempat (X4) 0,846 Reliabel
Loyalitas (Y) 0,931 Reliabel
Sumber: data primer yang diolah, mei 2016
32
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian reliabilitas instrumen
penelitian, nilai koefisien reliabilitas > 0,60 maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen penelitian tersebut dinyatakan reliabel atau adapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data.
4.4.3 Pengujian Model
Sebelum dilakukan analisis regresi linear berganda, terlebih dahulu dilakukan
uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, autokorelasi, heteroskedastisitas
dan uji multikolinearitas. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada
tidaknya pelanggaran yang terjadi, jika hal tersebut terjadi akan mengakibatkan
koefisien regresi memiliki standard erordan ragam (variance) yang besar. Dengan
demikian data yang diperoleh tidak dapat dilanjutkan pada analisis regresi linier
berganda.
1. Uji Normalitas
Dari output SPSS di peroleh sebagai berikut:
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas
Skewness Kurtosis
Statistic Std. Error Statistic
Std.
Error
Unstandardized Residual Valid
N (listwise) .509 .287 .714 .566
Sumber : Data primer yang diolah, Mei 2016
Berdasarkan tabel 4.16 diatas terlihat bahwa rasio skewnes = 0,509/0,287 =
1,77; sedangkan rasio kurtosis = 0,724/0,566 = 1,26. Karena rasio skewnes dan
rasio kurtosis berada diantara -2 hingga +2, maka dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.
2. Uji Autokorelasi
Statistik d (Durbin Watson) dalam perhitungan SPSS diperoleh nilai sebagai
berikut:
Tabel 4.17 Hasil Uji Autokorelasi
Model Durbin-Watson
1 1.862
Sumber : Data primer yang diolah, Mei 2016
Dari tabel 4.17diatas diperoleh nilai DW= 1,862. k= 6. Nilai k menunjukan
jumlah variabel bebas, sehingga diperoleh nilai dL= 1,4326 dan nilai dU= 1,8025.
(lihat tabel Durbin-Watson pada α= 5%).
33
Sehingga Nilai dL = 1,4326
dU = 1,8025
DW = 1,862
4-dU = 4-1,8025 = 2,1975
4-dL = 4-1,4326 = 2,5674
Dengan demikian, nilai DW berada diantara dU dan 4-dU, yaitu 1,8025<1,862<
2,1975. Jadi dapat di simpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
3. Uji Heterokesdatisitas
Dari output SPSS diperoleh chart sebagai berikut:
Gambar 4.1. Diagram Scatterplot
Berdasarkan chart diatas terlihat jelas bahwa ada pola yang jelas serta titik-
titik yang menyebar keatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskesdastisitas pada model regresi, sehingga
model regresi layak dipakai utuk prediksi loyalitas berdasarkan masukan peubah
independennya.
4. Uji Multikorelasi
Dari data pengolahan dengan SPSS didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 4.18 Hasil Uji Multikorelasi
Variabel
VIF Keterangan
Usia (X1) 1.210 Tidak ada gejala multikolinearitas
Pendapatan (X2) 1.370 Tidak ada gejala multikolinearitas
Produk (X3) 1.923 Tidak ada gejala multikolinearitas
Harga (X4) 2.590 Tidak ada gejala multikolinearitas
Promosi (X5) 2.266 Tidak ada gejala multikolinearitas
Tempat (X6) 1.558 Tidak ada gejala multikulinearitas
Sumber : Data primer yang diolah, Mei 2016
34
Berdasarkan hasil diatas, nilai VIF < 10 sehingga model regresi pada penelitian
ini tidak terjadi gejala multikolinearitas.
4.5. Hasil Analisis dan Pembahasan
Pada bagian ini akan disajikan hasil analisis dan pembahasan terhadap penelitian
yang telah dilakukan dengan menguraikan model dari analisis regresi berganda.
4.5.1. Hasil Analisis Regresi Berganda
Analisis terhadap regresi berganda ini menunjukan pengaruh dari variabel
bebas: umur (X1), pendapatan (X2), Produk (X3), Harga (X4), Promosi (X5) dan
tempat (X6) terhadap variabel terikat Loyalitas Konsumen (Y), dengan
menggunakan SPSS 16.0.
Tabel 4.19 Hasil Analisis Regeresi Berganda
No Variabel Nilai Koefisien
Regresi (B)
Nilai t Hitung Signifikan
1 Konstanta .355 .095 .924
2 Usia -.022 -.913 .365
3 Pendapatan .609 2.710 .009*
4 Produk .406 3.156 .002*
5 Harga .442 2.890 .005*
6 Promosi -.201 -.869 .388
7 Tempat .265 3.330 .001*
R2
adjusted = 0,641 F hitung = 21.575 F tabel = 3,74 t tabel = 1,671
Sumber : Data primer yang diolah, mei 2016
Keterangan: tanda * menunjukan bahwa variabel tersebut berpengaruh signifikan
pada tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05)
Berdasarkan perhitungan regresi linier berganda didapat hasil seperti berikut ini:
Y = 0,355 - 0,022X1 + 0,609X2 + 0,406X3 + 0,442X4 - 0,201X5 + 0,265X6 + ε
Analisis secara serempak pada model regresi berganda dilakukan dengan
melihat nilai koefisien determinasi (R2
adjusted), nilai F hitung, dan nilai
signifikansi masing-masing variabel bebas (t hitung). Hasil hasil dari pendugaan
parameter model regresi berganda menunjukan nilai koefisien determinasi ( R2
adjusted) 0,641. Ini menunjukan sekitar 64,1% loyalitas konsumen dijelaskan oleh
variabel-variabel bebas yang meliputi: usia, pendapatan, produk, harga, promosi
dan tempat. Sedangkan sisanya 35,9% loyalitas konsumen di jelaskan oleh
variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Adapun signifikansi
model regresi berganda menunjukan nilai yang signifikan pada taraf uji (α= 0,05)
atau 5% yang ditunjukan dengan nilai F hitung (21,575)> F tabel (3,74), sehingga
terdapat pengaruh nyata antara variabel bebas terhadap loyalitas konsumen.
35
Pada tabel diatas nilai signifikansi untuk variabel usia (0,365), pendapatan
(0,009), produk (0,002), harga (0,005), promosi (0,388) dan tempat (0,001).
Untuk variabel usia dan variabel promosi, nilai signifikansi >0,05 hal ini
menggambarkan bahwa loyalitas konsumen buah pada Hortimart Agro Center
secara parsial tidak di jelaskan oleh kedua faktor tersebut. Sedangkan untuk
variabel pendapatan, produk, harga dan tempat menunjukan arah nilai
signifikansinya <0.05, hal ini menggambarkan bahwa loyalitas konsumen buah
pada Hortimart Agro Center secara parsial dijelaskan oleh keempat variabel
tersebut.
Jika dilihat dari niai koefisien regresi dapat disimpulkan bahwa setiap
peningkatan loyalitas konsumen akan dipengaruhi oleh pendapatan konsumen,
kualitas produk, harga dan tempat. Setiap peningkatan variabel pendapatan
sebesar satu satuan akan meningkatkan loyalitas konsumen sebesar 0,609, dengan
asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Setiap peningkatan variabel produk
sebesar satu satuan akan meningkatan loyalitas konsumen sebesar 0,406, dengan
asumsi bahwa variabel lain di anggap konstan. Setiap peningkatan variabel harga
sebesar satu satuan akan meningkatkan loyalitas konsumen sebesar 0,442, dengan
asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Setiap peningkatan variabel tempat
sebesar satu satuan akan meningkatkan loyalitas konsumen sebesar 0,265.Dari
persamaan regresi juga diketahui nilai konstanta sebesar 0,355, artinya variabel
dependen (Y) tanpa variabel independen (X) maka akan bernilai sebesar 0,355.
4.5.2. Pengaruh Usia (X1) Terhadap Loyalitas Konsumen Buah di
Hortimart.
Pada Tabel 4.19, variabel usia memiliki t hitung sebesar -0,913 dengan
tingkat signifikansi 0,365. Karena besarnya t hitung -0,913< t tabel (1,671) maka
H0 diterima dan H1 ditolak, hal ini berarti usia tidak berpengaruh sigifikan
terhadap loyalitas konsumen buah.
Umur tidak selamanya berpengaruh terhadap loyalitas, apalagi dalam hal ini
kebutuhan akan konsumsi buah memang harus dipenuhi oleh setiap orang tanpa
memandang umur. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan umur konsumen
yang berkunjung ke Hortimart sangat beragam mulai dari usia 20-68 tahun.
Dengan melihat hal tersebut artinya bahwa kebutuhan masyarakat jawa tengah
36
terhadap pentingnya mengkonsumsi buah pada saat ini cukup bisa dikatakan
sama, baik pada usia muda, dewasa dan lanjut usia. Dewasa ini kebutuhan akan
konsumsi buah memang tidak selalu diidentikan dengan orangtua namun anak
muda juga butuh konsumsi buah untuk menjaga kesehatannya, apalagi Hortimart
sendiri bukan cuma menjual buah-buahan segar, namun juga menyediakan wisata
keliling kebun, sehingga hampir disemua usia baik dewasa, tua dan lanjut usia
datang untuk berbelanja sambil menikmati keindahan alam sekitarnya. Pada tabel
4.8. yaitu tabel distribusi usia menurut loyalitas, tidak terlihat ada pola yang
teratur atau semuanya mengumpul pada loyalitas tinggi, artinya dalam penelitian
ini usia tidak mempengaruhi loyalitas konsumen dalam membeli buah di
Hortimart.Hal tersebut akan memberikan keuntungan tersendiri bagi pihak
Hortimart, sebab segmentasi pasarnya cukup luas sehingga penjualan akan
menjadi lebih baik, sehingga akan memberikan keuntungan tersendiri bagi
Hortimart.
4.5.3. Pengaruh Pendapatan (X2) terhadap Loyalitas Konsumen Buah di
Hortimart.
Pada Tabel 4.19, variabel pendapatan memiliki t hitung sebesar 2,710 dengan
tingkat signifikansi 0,009. Karena t hitung (2,710) > t tabel (1,671) maka H0
ditolak dan H1 diterima,hal ini berarti pendapatan berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas konsumen buah. Pendapatan konsumen yang berbelanja di
hortimart tidak terlalu beragam mulai dari Rp 0 - >7.500.000,00. Berdasarkan
hasil survei dilapangan, Pendapatan konsumen memang cukup berpengaruh,
bahwa semakin tinggi pendapatan konsumen akan cendrung semakin loyal.
Seperti pada tabel 4.9, bahwa terlihat ada pola yang jelas kaitannya antara
pendapatan dengan loyalitas, dimana semakin tinggi pendapatan seseorang maka
akan cendrung semakin loyal terhadap pembelian buah di Hortimart. sepeti yang
dikatakan oleh(Susanto, 1999), semakin besar pendapatan seseorang akan sangat
mudah memutuskan untuk membeli suatu barang atau jasa, daya beli yang ada di
dalam suatu perekonomian tergantung pada pendapatan dan harga, sehingga para
pemasar perlu melihat kecendrungan-kecendrungan utama dalam pendapatan dan
pola pengeluaran konsumen.
37
4.5.4. Pengaruh Produk (X3) Terhadap Loyalitas Konsumen Buah di
Hortimart
Berdasarkan Tabel 4.19, diatas variabel produk memiliki t hitung sebesar
3,156 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002. Karena t hitung (3,156)> t tabel
(1,671) maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti produk berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas konsumen. Pada Tabel 4.10, terlihat ada pola yang
jelas antara persepsi produk terhadap loyalitas, yang mana semakin tinggi persepsi
konsumen terhadap produk, maka semakin tinggi pula loyalitasnya, sehingga
kualitas produk di Hortimart menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan untuk
mempertahankan atau meningkatkan loyalitas konsumen. Menurut pengalaman
dilapangan, kualitas produk memang menjadi syarat utama dari para konsumen
untuk berbelanja dihortimart, sehingga kualitas produk memberikan efek yang
cukup besar terhadap loyalitas konsumen. Faktor yang menyebabkan tingginya
persepsi konsumen terhadap kualitas buah di Hortimart adalah karena buah yang
dipasarkan berasal dari kebun sendiri, yang terlihat masih sangat segar dan
penampilannya cukup menarik perhatian, hal tersebut dibuktikan langsung oleh
konsumen dengan melihat secara langsung tanaman buah-buahan di sekitar areal
kebun. Dengan melihat langsung secra langsung bentuk pohon dan buahnya,
konsumen merasa bahwa buah-buahan yang dipasarkan oleh Hortimart memiliki
kualitas yang bagus, aman di konsumsi dan memenuhi kebutuhan konsumen, hal
tersebut secara tidak langsung membuat citra perusahaan semakin baik dimata
konsumen. Untuk menjaga kualitas buahnya, setiap hari Hortimart selalu
melakukan cek secara berkala, buah yang kira-kira kurang layak akan dibuang.
Hal tersebut dilakukan untuk memperkecil kemungkinan kekecewaan konsumen
terhadap pelayanan yang dilakukan pihak Hortimart, sebab seperti yang
diungkapkan oleh GE, John F Welch Jr., “kualitas adalah jaminan terbaik atas
loyalitas pelanggan, pertahanan terkuat menghadapi persaingan luar negeri, dan
satu-satunya jalan untuk mempertahankan pertumbuhan dan penghasilan (Kotler
dan Kevin, 2008).
38
4.5.5. Pengaruh Harga (X4) Terhadap Loylitas Konsumen Buah di
Hortimart
Berdasarkan tabel 4.19, variabel harga memiliki t hitung sebesar 2,890
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005. Karena t hitung (2,890)> t tabel (1,671)
maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti harga berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas konsumen. Berdasarkan pengalaman dilapangan, kebanyakan konsumen
mengatakan harga buah di Hortimart sesuai dengan kualitas, kuantitas serta
pelayanan yang diberikan oleh pihak Hortimat. Konsumen tidak terlalu banyak
pertimbangan dalam membeli ketika harga yang ditetapkan sesuai dengan
kualitas, kuantitas dan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Seperti pada
Tabel 4.11, bahwa terlihat ada pola yang jelas antara harga dengan loyalitas,
dimana semakin tingi persepsi konsumen terhadap kesesuaian harga, maka akan
semakin tinggi pula loyalitasnya. Hal ini sejalan dengan pendapat (Kotler, 1996
dalam Mei, 2012) bahwa konsumen akan menjadi loyal pada beberapa merek
berkualitas tinggi jika produk-produk itu ditawarkan dengan harga yang wajar,
selain itu kepekaan pembeli terhadap harga akan berkurang jika produk lebih
bermutu, lebih bergengsi dan lebih ekslusif. Menurut konsumen, Jika
dibandingkan dengan market lain seperti Superindo dan beberapa market yang
berada di sekitar kota Semarang, harga buah di Hortimart memang sedikit lebih
tinggi, tetapi harga yang di tawarkan sangat sesuai dengan kualitas dan pelayanan
yang diberikan oleh pihak Hortimart, sedangkan di tempat lain meskipun
harganya sedikit lebih murah, namun pelayanannya masih kurang memuaskan,
sehingga harga yang ditawarkan masih belum sesuai dengan keinginan konsumen.
4.5.6. Pengaruh Promosi (X5) Terhadap Loyalitas Konsumen Buah di
Hortimart
Berdasarkan Tabel 4.19, variabel promosi memiliki t hitung sebesar -0,869
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,388. Karena t hitung (-0,869)< t tabel
(1,671) maka H0 diterima dan H1 ditolak,hal ini berarti promosi tidak
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen. Seperti pada Tabel 4.12,
meskipun terlihat membentuk pola, tetapi lebih banyak mengumpul pada loyalitas
tinggi. Berdasarkan pengalaman dilapangan, dari pihak hortimart sendiri dalam
melakukan promosi tidak intensif, hortimart juga tidak mempunyai website atau
39
blog sendiri untuk memperkenalkan produknya, adapun instagram dan sosial
media lainnya masih pasif dalam memberikan informasi, sehingga dampaknya
terhadap konsumen tidak terlalu besar. Sedangkan dari hasil wawancara dengan
konsumen, kebanyakan konsumen mengetahui Hortimart bukandari sosial media
atau yang berkaitan dengan promosi dari pihak Hortimart, tetapi lebih banyak tau
dari teman ataupun keluarga. Dalam penelitian ini, promosi tidak berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas konsumen, hal ini tentu memberikan dampak positif
bagi perusahaan. Sebab walaupun tidak melakukan promosi secara intensif,
konsumen akan tetap datang ke Hortimart. Namun untuk meningkatkan volume
penjualan, ada baiknya Hortimart tetap melakukan dan meningkatkan promosi
baik itu melalui sosial media ataupun yang lainnya.
4.5.7. Pengaruh Tempat (X6) Terhadap Loyalitas Konsumen di Hortimart
Berdasarkan Tabel 4.19 diatas variabel tempat memiliki t hitung sebesar
3,330 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Karena t hitung (3,330)> t tabel
(1,671) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti tempat berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas konsumen. Seperti pada Tabel 4.13 dimana terlihat
ada pola atau hubungan antara tempat dengan loyalitas konsumen, diamana
semakin tinggi persepsi konsumen terhadap tempat penjualan, maka akan semakin
tinggi loyalitasnya. Berdasarkan hasil survei dilapangan, tempat memang sangat
menjadi pertimbangan bagi konsumen, sebab semakin sulit tempat tersebut untuk
dijangkau, maka akan semakin malas konsumen untuk berkunjung ketempat
tersebut. Seperti pada Tabel 4.6. sebagian besar responden berasal dari kota
semarang, kebanyakan dari konsumen mengatakan, Hortimart lebih mudah
dijangkau dan dekat jalan utama, sehingga hanya dengan beberapa menit melalui
jalan tol sudah bisa sampai ke Hortimart, selain itu buah yang dibutuhkan sering
tersedia di tempat, suasananya sangat nyaman untuk berbelanja. Seperti yang
dikatakan (Tjiptono dalam Fitriah 2013), Dalam memilih lokasi atau tempat untuk
menjalankan suatu usaha, para pelaku usaha perlu mempertimbangkan beberapa
faktor, diantaranya : (1) kemudahan untuk menjangkau, (2) kemudahan untuk
dilihat, (3) banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang yang besar
tejadinya impuls buying dan kepadatan serta kemacetan bisa menjadi hambatan,
(4) Tempat parkir yang luas dan aman.