Upload
vuongnguyet
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum SDN Kutowinangun 09 Salatiga
Sekolah ini didirikan pada tahun 1972 dengan biaya INPRES dan
merupakan tanah hibah dari masyarakat dan terakreditasi B. Jumlah murid di
SD ini ada 117 siswa.Kondisi Penelitian ini dilakukan di SDN Kutowinangun
09 Salatiga semester II tahun pelajaran 2011/2012 dengan subyek penelitian
kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang. SDN Kutowinangun 09
Salatiga terletak di desa canden kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Dengan
letaknya yang berada dikawasan pinggiran kota menjadikan SDN
Kutowinangun 09 ini memiliki suasana yang tenang dan nyaman sehingga
cocok untuk dijadikan tempat belajar.
Fasilitas pembelajaran di SD Negeri Kutowinangun 09 masih terbatas,
yakni masih kurangnya alat peraga. Buku paket di SD ini cukup menunjang
untuk sarana belajar siswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat
dijadikan sumber bacaan bagi siswa.
Adapun tenaga mengajar di SD Negeri Kutowinangun 09 terdiri dari
guru kelas dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan setiap kelas diampu oleh 1
guru, 1 guru olahraga, dan 1 guru agama dengan pendidikan terakhir setiap
guru adalah S1.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1. Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian
tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan pada kelas VI SDN Kutowinangun 09 Salatiga yang
berjumlah 24 siswa pada mata pelajaran IPS, terlihat bahwa hasil
belajar siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada hasil evaluasi
siswa pada mata pelajaran IPS yang telah dilakukan yang dimana,
sebagian besar peserta didik memperoleh nilai di bawah KKM = 65.
43
44
Data hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan, dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 1
Rekapitulasi Hasil Belajar IPS Sebelum Tindakan
No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan Jumlah Siswa Prosentase
(%) 1 < 50 - - Belum tuntas 2 50 – 54 2 8.34 Belum tuntas 3 55 – 59 5 20.83 Belum tuntas 4 60 – 64 8 33.33 Belum tuntas 5 65 – 69 6 25 Tuntas 6 70 – 74 3 12.5 Tuntas 7 75 – 79 - - - 8 80 – 84 - - - 9 85 – 89 - - - 10 90 – 94 - - - 11 95 – 100 - - - Jumlah 24 100 Rata-rata 60,62 Nilai tertinggi 70 Nilai terendah 50
Mengacu pada tabel di atas, terlihat bahwa perbandingan
siswa yang mencapai KKM adalah 9 siswa atau 37.5% dan siswa
yang belum mencapai KKM berjumlah 15 siswa atau 62.5%.Nilai
rata-rata yang diperoleh kelas adalah 59.37, dengan perolehan nilai
terendah yaitu 50 dan tertinggi 70. Adapun data rekapitulasi
ketuntasan belajar sebelum diberikan tindakan disajikan pada
grafik berikut ini:
45
Gambar 4.1.
Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan
Mengacu pada KKM = 65, maka prosentase keseluruhan
siswa yang mencapai kriteria ketuntasan maupun belum tuntas
belajar, disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 2
Prosentase Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan
No
Nilai
Sebelum Tindakan Keterangan Jumlah Siswa Prosentase (%)
1 < 65 15 62.5 Belum tuntas
2 ≥ 65 9 37.5 Tuntas
Jumlah 24 100
Rata-rata 59.37
Nilai tertinggi 70
Nilai terendah 50
Prosentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SDN
Kutowinangun 09 Salatiga sebelum dilakukan tindakan, diketahui
bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria
ketuntasan minimal yaitu (KKM = 65) sebanyak 15 siswa atau
62.5% dari total keseluruhan siswa; sedangkan siswa yang
Belum tuntas
Tuntas
46
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 9 siswa atau
37.5% dari total seluruh siswa.
Berdasarkan pengamatan sebelum dilakukan penelitian,
rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh tidak adanya minat
dalam belajar terutama dalam IPS, terlihat ketika di kelas, siswa
mudah jenuh dalam mengikuti pelajaran karena pelajaran IPS
sendiri yang bersifat menghafal. Selain itu, cara guru mengajar
yang masih dengan menggunakan metode ceramah membuat kelas
menjadi monoton dan sajian pelajaran menjadi kurang menarik
perhatian siswa.
Berpatokan pada data hasil belajar awal atau data hasil belajar
sebelum dilakukan tindakan, penulis melakukan sebuah penelitian
tindakan kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang
telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian di SDN
Kutowinangun 09 Kec Tingkir Salatiga, penulis akan
menggunakan metode pembelajaran mind mapping. Penelitian ini
akan dilakukan dalam dua siklus, dimana tiap siklus akan
dilakukan dua pertemuan.
4.2.2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Sebelum dilaksanakan tindakan, ada beberapa langkah yang
dilakukan oleh penulis, antara lain:
1) Memeriksa RPP yang telah disusun, sambil mencermati
kembali setiap butir yang direncakan akan dilaksanakan pada
pelaksanaan tindakan.
2) Menyiapkan semua alat peraga dan sarana lain yang akan
digunakan.
3) Mengecek kembali kelengkapan dan ketersediaan alat
pengumpul data, seperti lembar observasi yang telah
disepakati dengan guru yang mendampingi sebagai observer.
47
b. Pelaksanaan Tindakan
Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran,
pengajar bersama observer menyepakati untuk melakukan
kegiatan pembelajaran yang terdiri dari dua pertemuan
pembelajaran yaitu:
Pertemuan I
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi
beberapa kegiatan seperti yang telah didesain dalam rencana
pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam,
berdoa, mengabsen, dan melakukan apersepsi. Kegiatan
apersepsi yang dilakukan adalah mengingatkan kembali
kepada para siswa tentang materi perkembangan
teknologi produksi, komunikasi dan transportasi,
sekaligus menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, yang dilakukan oleh pengajar adalah
menjelaskan materi pembelajaran yaitu perkembangan
teknologi produksi, komunikasi dan transportasi, pada
kegiatan ini penulis mengambil kata kunci yaitu teknologi
kemudian menempelkan gambar tersebut, pada kertas karton
putih yang telah disediakan, menempelkan gambar tersebut
pada tengah-tengah karton, kemudian membuat cabang-
cabang dari gambar tersebut dengan spidol berwarna sambil
menjelaskan kepada siswa kaitan antara gambar Teknologi
dengan cabang-cabang yang dibuat. Cabang pertama yang
dibuat adalah teknologi produksi, kemudian cabang yang
kedua yang dibuat adalah teknologi transportasi, cabang yang
ketiga yang dibuat adalah teknologi komunika. Setelah
48
membuat cabang-cabang tersebut, pengajar melanjutkan
membuat sub-sub cabang. Pada cabang yang lain, pengajar
juga membuat sub cabang yaitu macam – macam alat
teknologi tersebut. Pada kedua sub cabang yang berbeda,
namun ada titik temunya, pengajar membuat garis
melengkung, dimana pada ujung garis itu diberikan tanda
panah sebagai tanda bahwa dua sub konsep yang berbeda.
Setelah pengajar memberikan contoh tentang bagaimana
sebuah konsep perkembangan teknologi, diangkat dengan
menggunakan salah satu kata sebagai konsep kunci, dan
mengacu pada kata tersebut, dapat ditemukan banyak hal
melalui metode mind mapping, pengajar meminta siswa
untuk melakukan hal yang sama terkait dengan materi yang
diberikan. Ketika memulai meminta siswa untuk melakukan
hal tersebut, pada saat bersamaan, pengajar juga membagikan
angket minat belajar untuk mengetahui bagaimana minat
belajar siswa dengan menggunakan metode mind mapping.
Persoalan muncul ketika siswa diminta untuk mulai
melakukan pembelajaran dengan metode mind mapping.
Suasana menjadi agak ribut, karena masih banyak siswa
belum memahami dengan benar bagaimana menggunakan
metode mind mapping, sehingga kelas menjadi gaduh karena
siswa saling bertanya kepada temannya bagaimana memulai
sebuah ide dengan kata kunci tertentu. Untuk mengendalikan
suasana agar tidak terlalu ribut, pengajar meminta siswa
untuk menanyakan saja apa yang belum dipahami. Pengajar
kemudian mendampingi para siswa, memperhatikan cara
kerja mereka dengan menggunakan metode mind mapping,
sambil memberikan stimulus yang dapat memicu
pengetahuan-pengetahuan siswa terkait dengan materi
perkembangan teknologi
49
Setelah waktu membuat mind mapping selesai, pengajar
memberikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan
secara individual. Lembar kerja tersebut dilakukan untuk
mengetahui seberapa jauh siswa mulai memahami materi
pelajaran yang sedang dipelajari dengan menggunakan
metode mind mapping.
3) Kegiatan penutup
Pengajar bersama-sama dengan siswa mengambil kesimpulan
tentang materi yang ditelah dipelajari dengan menggunakan
metode mind mapping, sekaligus memberikan kesempatan
kepada siswa yang masih belum memahami materi pelajaran
yang diberikan, guru memberikan pesan kepada siswa untuk
mempelajari lagi materi tersebut di rumah, karena masih akan
dilakukan lagi pertemuan berikutnya, dan memberikan PR.
Pertemuan II
1) Kegiatan awal
Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi siswa,
mengatur suasana di ruangan kelas, dan apersepsi. Kemudian,
guru bertanya kepada siswa “siapa yang tidak mengerjakan
PR?”. Guru mencocokkan PR dan mengingatkan kembali
tentang materi Perkembangan teknologi.
2) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti pertemuan kedua ini, yang dilakukan oleh
penulis adalah menjelaskan materi pembelajaran tentang
teknologi produksi pada masa lalu dan masa kini. Untuk
memberikan penjelasan tentang sub materi tersebut, pengajar
menggunakan metode mind mapping, dengan memilih kata
kunci teknologi produksi sebagai kata kunci utama. Dari
konsep utama ini, pengajar membuat cabang-cabang lagi
50
yaitu teknologi produksi masa kini, dan teknologi masa
lampau. Setelah membuat sub-sub cabang tersebut, pengajar
melanjutkan membuat ranting-ranting lagi dengan
menyebutkan macam – macam alat sesuai
perkembangannya.Setelah melakukan pemetaan materi
dengan menggunakan metode mind mapping, siswa diminta
untuk memetakan materi yang sedang dipelajari dengan
menggunakan salah satu materi. Pengajar mendampingi
selama siswa melakukan pemetaan materi tersebut, sambil
membantu siswa mengaitkan materi tersebut dengan
pengetahuan-pengetahuan yang telah didapatkan sebelum-
sebelumnya untuk mempermudah mengembangkan konsep-
konsep. Pada pertemuan kedua ini, siswa sudah lebih tenang,
dimana masing-masing sudah lebih fokus untuk mengerjakan
bagiannya sendiri-sendiri. Tidak terlupakan pula, pengajar
membagikan angket minat belajar untuk diisi oleh para siswa,
secara khusus minat belajar pada mata pelajaran dengan
menggunakan metode mind mapping.
3) Kegiatan penutup
Setelah waktu selesai, siswa diberikan tugas secara individual
untuk dikerjakan di rumah, penulis sebagai pengajar
memberikan kesempatan kepada siswa yang belum
memahami pelajaran termasuk metode pembelajarn untuk
bertanya, penulis selaku pengajar bersama-sama dengan
siswa mengambil kesimpulan dan pengajar mengingatkan
untuk mempelajari sub materi berikutnya yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya.
51
Pertemuan III
Pada pertemuan ketiga merupakan akhir pelaksanaan dari
siklus 1. Kegiatan pada pertemuan ketiga untuk melaksanakan
evaluasi dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan pada
pertemuan pertama dan kedua pada siklus 1 dan penyebaran
angket minat belajar siswa. Evaluasi yang akan diberikan berupa
tes tertulis dengan bentuk soal isian pendek dan jumlah soal 20.
Langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan
ketiga yaitu guru menyampaikan kepada siswa tentang kesiapan
dalam mengikuti evaluasi pembelajaran. Guru menjelaskan pada
siswa tentang peraturan dalam mengerjakan soal evaluasi,
kemudian guru membagikan soal evaluasi pada setiap siswa.
Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan guru
mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir. Setelah semua
siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru bersama siswa
mencocokkan hasil kerja siswa dan langsung mengumumkan
hasil nilai tes kepada siswa.
c. Observasi
Dalam penelitian ini pengamatan dilaksanakan dengan
menggunakan lembar observasi atau pengamatan yang mengacu
pada kegiatan guru pada saat melakukan pembelajaran. Hasil
observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk
merencanakan rencana tindakan pada pertemuan berikutnya.
52
Tabel 4.3
Lembar Observasi Guru
No
Indikator
Siklus 1 Pertemuan 1 2 3
1 Guru sudah menentukan indikator yang akan dicapai
√ √ √
2 Guru sudah merumuskan tujuan pembelajaran √ √ √ 3 Guru sudah menyusun RPP dengan metode
Mind mapping √ √ √
4 Kesesuaian RPP dengan kegiatan pembelajaran
√ √ √
5 Guru sudah mempersiapkan perlengkapan pembelajaran
√ √ √
6 Guru sudah menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan doa
√ √ √
7 Guru sudah menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
√ √ √
8 Guru sudah memotivasi peserta didik √ √ √ 9 Guru sudah melibatkan peserta didik mencari
informasi yang luas dalam materi IPS √ √ √
10 Guru sudah menggunakan metode mind mapping, dengan menggunakan Gambar tentang materi yang diajarkan
√ √ √
11 Guru sudah melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran
√ √ √
12 Guru bersama siswa sudah menemukan ide dalam pembuatan mind mapping tentang materi IPS
√ √ √
13 Guru sudah Memberikan penguatan kepada siswa atas pekerjaan yang sudah mereka kerjakan
√ √ √
14 Sumber belajar guru sudah sesuai dengan mater ajar
√ √ √
15 Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran
√ √ √
16 Guru sudah melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
√ √ √
17 Guru sudah memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
√ √ √
18 Guru sudah merencanakan kegiatan tindak lanjut
√ √ √
19 Guru sudah memberikan PR kepada siswa √ √ √ 20 Guru sudah menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan √ √ √
53
1. Paparan Hasil Belajar Belajar Siklus I
Hasil observasi hasil belajar dan minat belajar pada siklus I
yang diperoleh selama proses pembelajaran IPS dengan
menggunakan metode mind mapping kelas IV SDN
Kutowinangun 09 Salatiga, adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 4 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
No Nilai Tindakan Siklus 1 Keterangan Jumlah Siswa
Prosentase (%)
1 < 50 - - Belum tuntas 2 50 – 54 - - Belum tuntas 3 55 – 59 2 8.33 Belum tuntas 4 60 – 64 10 41.67 Belum tuntas 5 65 – 69 5 20.83 Tuntas 6 70 – 74 4 16.67 Tuntas 7 75 – 79 2 8.33 Tuntas 8 80 – 84 1 4.17 Tuntas 9 85 – 89 - - - 10 90 – 94 - - - 11 95 – 100 - - - Jumlah 24 100 Rata-rata 63.95 Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 55 Berdasarkan tabel di atas, terlihat jelas perbandingan hasil
belajar siswa pada kondisi sebelum tindakan dan setelah diberikan
tindakan pada siklus I, yang mencapai kentuntasan belajar
(KKM= 65) sebanyak 12 siswa atau 50% sedangkan siswa yang
belum mencapai kentuntasan belajar sebanyak 12 siswa atau 50%.
Pada kondisi awal, diketahui bahwa ada 16 siswa atau 75% dari
total siswa yang memperoleh nilai di bawah 65. Kondisi ini
berubah setelah diberikan tindakan pada siklus I. Siswa yang
mendapatkan nilai pada rentang 50 – 54, 60 – 64 dan 65 – 69
berjumlah 12 siswa. Nilai rata-rata siswa meningkat dari awal
sebelum tindakan yaitu 59.37 menjadi 63.95 pada siklus I. Nilai
54
terendah dicapai dengan nilai 50 dan nilai tertinggi adalah 80.
Rekapitulasi perolehan hasil belajar pada siklus I tersebut,
disajikan pada gambar berikut ini:
Gambar 4. 2
Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Berikut disajikan dalam tabel, prosentase ketuntasan belajar pada
siklus I. hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. 5
Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan Jumlah Siswa Prosentase (%)
1 < 65 12 50 Belum tuntas 2 ≥ 65 12 50 Tuntas
Jumlah 24 100 Rata-rata 63.95 Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 55
Prosentase ketuntasan hasil belajar siswa SDN
Kutowinangun 09, sebelum dilakukan tindakan diketahui bahwa
siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan
Minimal sebanyak 15 siswa atau 62.5%; sedangkan yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 9 siswa dengan
prosentase 37.5%. Kondisi ini berubah setelah dilaksanakan
tindakan pada siklus I, dimana siswa yang berhasil lulus KKM
Belum tuntas
Tuntas
55
dan yang sudah berhasil berimbang yaitu masing – masing
sebanyak 12 siswa atau 50%.
2. Perbandingan hasil belajar sebelum tindakan dan siklus 1
Berdasarkan pengamatan, setelah diadakan penelitian
tindakan siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini
disebabkan karena siswa mulai merasa senang dalam proses
pembelajaran. Selain itu siswa mulai menguasai car menuangkan
informasi ke dalam mind mapping. Dari hasil ini tampak bahwa
pada saat pembelajaran siklus I dengan menggunakan metode
mind mapping, siswa mulai menunjukkan semangat di dalam
belajar.
Untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar
setelah dilakukan tindakan pada siklus I, berikut disajikan dalam
tabel nilai siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan pada
siklus I.
Pada studi awal siswa yang tuntas hasil belajar hanya 9 siswa
(37.5%). Siswa yang belum tuntas belajar mencapai 15 siswa
(62.5%) dari 24 siswa, dengan nilai rata-rata sebelum tindakan
60.62. Pada siklus I peningkatan hasil belajar meningkat
mencapai 12 siswa (50%) dari 24 siswa, nilai rata-rata dari studi
awal 60.62 naik menjadi 63,95. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar siswa, meskipun peningkatan hasil
belajar siswa belum sesuai dengan kriteria yang diinginkan yaitu
70% dari 24 siswa. Adapun perbandingan hasil belajar sebelum
tindakan dan setelah tindakan pada siklus I disajikan pada tabel
berikut ini:
56
Tabel 4. 6
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal dan
Siklus I
No. Nilai Kondisi Awal Siklus I
Siswa Presentase Siswa Presentase
1 Tuntas 9 37.5 12 50
2 Belum Tuntas 15 62.5 12 50
Jumlah 24 100% 24 100%
Mengacu pada tabel di atas, dilihat bahwa terjadi
peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam belajar setelah
diberikan tindakan pada siklus I. Meskipun, peningkatan
tersebut belum mencapai kriteria yaitu 70% dari total jumlah
siswa. Adapun perbandingan hasil belajar sebelum tindakan
dan tindakan pada siklus I, tersaji pada gambar berikut ini:
Gambar 4.3
Perbandingan Hasil Belajar Sebelum Tindakan dan Tindakan
Siklus I
Mengacu pada tabel di atas, maka terjadi peningkatan hasil
belajar dari sebelum siklus hingga setelah siklus I yaitu terjadi
peningkatan 12,5%.
57
3. Analisis Angket Minat Siklus 1
Penilaian terhadap minat siswa menggunakan skala Likert
dengan rentang 4 – 1, skor 4 (sangat setuju), skor 3 (setuju), skor
2 (tidak setuju), dam skor 1 (sangat tidak setuju). Skor
keseluruhannya diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor
butir pernyataan. Rentangan yang dipakai 1 sampai 4, maka
diperoleh skor terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 4.
Berikut ini dipaparkan hasil pengamatan minat belajar
siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan
metode mind mapping. Patokan untuk mengukur hasil belajar
siswa adalah skor perolehan siswa dalam menjawab angket
dibagi skor maksimal yairu 15 dikali 4, 15 adalah jumlah item
soal dan 4 adalah skor tertinggi, lalu dikalikan 100. Uraiannya
adalah seperti berikut:
Tabel 4.7
Kategori Interval Skala Likert Angket Minat Belajar Siswa Interval Kategori
60 – 48,75 Sangat berminat 48,74 – 37,5 Berminat 37,49 – 26,25 Kurang berminat
26,24 - 15 Tidak berminat
Hasil angket minat belajar siswa pada siklus 1 dapat diketahui
bahwa minat belajar siswa pada siklus 1 dikategorikan sangat
berminat sebanyak 17 siswa, 2 siswa berminat dan 5 siswa kurang
berminat dalam mengikuti pembelajaran IPS.
58
d. Refleksi
Pembelajaran IPS kelas IV pada materi perkembangan
teknologi produksi pada siklus I ini belum berhasil sesuai
kriteria yang ditentukan karena ketuntasan belajar baru 50%.
Ini berarti baru 12 dari 24 siswa mempunyai hasil belajar yang
tuntas atau mendapat nilai 65 ke atas.
Hasil diskusi guru dengan observer dapat mengungkapakan
faktor penyebab kekurang keberhasilan dalam pembelajaran
yaitu:
a) Pembelajaran masih gaduh dan kurang terkendali saat pada
saat siswa mulai diminta untuk membuat materinya sendiri
dengan menggunakan metode mind mapping.
b) Guru masih kaku dalam memandu siswa yang belum
memahami langkah-langkah pembuatan mind mapping,
juga dalam mengeksplorasi pengetahuan siswa untuk
diasosiasikan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.
Berdasarkan data yang telah dianalisis dan data hasil
diskusi, penulis melakukan penelaahan dan mencoba
menyimpulkan hasil tindakan yang telah dilakukan. Hasil ini
menunjukkan bahwa penguasaan siswa sudah meningkat,
meskipun belum sesuai dengan kriteria keberhasilan yang
ditentukan karena ketuntasan belajar baru 50%, atau baru 12
dari 24 siswayang tuntas belajar atau mendapat nilai 65 ke
atas.
Berdasarkan hasil evaluasi observasi, peneliti memutuskan
untuk mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II
sebagai berikut:
1) Memandu siswa dalam mengeksplorasi pengetahuan siswa
untuk diasosiakan dengan materi yang sedang dipelajari
melalui metode mind mapping.
59
2) Memberi penguatan dalam penggunaan metode mind
mapping agar siswa cepat memahami.
4.2.3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Bersama-sama dengan supervisor dan observer penulis yang
berperan sebagai pengajar merevisi RPP dan menyiapkan kembali
skenario tindakan yang akan dilaksanakan pada perbaikan
pembelajaran siklus II. Berdasarkan hasil diskusi dengan observer
dan refleksi siklus I maka penulis selaku pengajar melakukan
upaya perbaikan pembelajaran, memandu siswa dalam
mengeksplorasi pengetahuan siswa untuk diasosiakan dengan
materi yang sedang dipelajari melalui metode mind mapping. dan
memberikan reward atau penguatan kepada siswa yang
menjawab benar. Selain itu penulis juga menyiapkan kembali
lembar kerja siswa, lembar evaluasi, dan menyiapakan alat
peraga. Juga, observer bersama guru juga menyepakati fokus
observer dan kriteria yang akan digunakan.
b. Pelaksanaan
Pertemuan I
1) Kegiatan awal
Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi siswa,
mengatur suasana di ruangan kelas, dan apersepsi. Kemudian,
guru bertanya kepada siswa “siapa yang tidak mengerjakan
PR?”. Guru mencocokkan PR dan mengingatkan kembali
tentang materi tentang diajarkan dipertemuan sebelumnya.
2) Kegiatan inti, pengajar menjelaskan kembali materi tentang
perkembangan alat produksi,komunikasi, dan transportasi.
Setelah bertanya jawab sebentar, pengajar melanjutkan materi
perkembangan teknologi tansportasi dan komunikasi.
60
Pengajar pmengambil kata kunci yaitu alat transportasi
sebagai konsep kunci dalam menjelaskan materi yang
diajarkan. Pengajar lebih dahulu menempelkan gambar alat
transportasi pada karton yang telah disediakan, kemudian
membuat cabang dengan menggunakan spidol berwarna
mulai dari alat transportasi masa kini dan masa lalu.
Kemudian penulis membuat cabang – cabang alat transportasi
masa kini yaitu alat transportasi darat, laut serta udara, begitu
juga seterusnya.Sambil membuat cabang-cabang, pengajar
juga ikut menjelaskan isi dari cabang-cabang tersebut kepada
siswa. Setelah selesai membuat cabang-cabang, pengajar
meminta kepada siswa untuk membuat peta konsep yang
sama dengan menambahkan konsep yang dicontohkan.
Pada saat siswa diminta untuk memulai menggunakan peta
konsep dengan kata kunci di atas, tampak bahwa tidak seperti
pada siklus I, siswa sudah mulai lebih tenang, ada siswa yang
sudah berani mengangkat tangan dan bertanya tentang
melanjutkan dari membuat cabang ke ranting-ranting dan
bagaimana mengaitkan antara dua cabang yang berbeda,
namun ada titik temu yang sama. Sambil memberikan
penjelasan tentang manfaat menggunakan metode mind
mapping, penulis bersama dengan observer membagikan
angket minat belajar untuk diisi berminat dalam belajar
setelah mengerti cara menggunakan metode mind mapping.
3) Kegiatan akhir
Setelah waktu selesai, siswa diberikan tugas secara individual
untuk dikerjakan di rumah, penulis sebagai pengajar
memberikan kesempatan kepada siswa yang belum
memahami pelajaran termasuk metode pembelajarn untuk
bertanya, pengajar selaku pengajar bersama-sama dengan
siswa mengambil kesimpulan dan pengajar mengingatkan
61
untuk mempelajari sub materi berikutnya yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya. Tidak lupa, pengajar
juga memberikan pujian kepada siswa yang aktif bertanya,
sambil mengingatkan pada siswa yang lain, bahwa bertanya
adalah hal penting dan mendasar di dalam belajar.
Pertemuan II
1) Kegiatan awal
Seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, kegiatan
awal dimulai dengan salam, berdoa, mengabsensi siswa,
mengatur suasana di ruangan kelas, dan apersepsi.
Pengajar kemudian bertanya kepada siswa, “siapa yang
tahu alat komunikasi itu apa saja?”. Kemudian pengajar
memberikan kesempatan dari beberapa siswa untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan. Ada siswa yang
menjawab telepon,handphone ada yang menjawab bedug,
ketongan, alarm. Setelah siswa selesai menjawab tidak
lupa pengajar memberikan pujian. Setelah itu, pengajar
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada
pertemuan itu.
2) Kegiatan inti
Melanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya, pada
pertemuan II siklus II ini, dibahas materi tentang alat –
alat komunikasi dan trasportasi. Sama seperti pada
pertemuan sebelumnya, pengajar menempelkan karton
putih, kemudian menempelkan gambar jenis alat
komunikasi, kemudian membuat cabang-cabang dimulai
dengan menggunakan pertanyaan dasar yaitu (apa, kapan,
dimana, dan bagaimana), yang semua itu terkait dengan
alat komunikasi. Setelah itu, pengajar meminta siswa
62
untuk menjelaskan kegunaan alat tersebut dalam
kehidupan sehari – hari.
Sambil siswa mengerjakan tugasnya, pengajar
mengingatkan untuk siswa jangan lupa mengisi angket
minat belajar yang telah dibagikan pada pertemuan
sebelumnya. Pada pertemuan kedua siklus II ini, terlihat
siswa sangat tenang dalam mengerjakan tugasnya, siswa
paham menggunakan metode mind mapping, ini terlihat
dengan beragam warna yang digunakan siswa dalam
membuat cabang-cabang dan ranting-ranting dari konsep
utama yang diberikan.
3) Kegiatan akhir
Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya,
penulis memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
pada hal-hal yang belum dipahami. Sebelum menutup
pelajaran, pengajar melakukan penelitian. Pengajar juga
mengingatkan siswa, untuk dapat menggunakan metode
mind mapping pada mata pelajaran yang lain, atau
mungkin juga dalam membuat rencana-rencana yang lain.
Pertemuan III
Pada pertemuan ketiga merupakan akhir pelaksanaan dari
siklus 2. Kegiatan pada pertemuan ketiga untuk
melaksanakan evaluasi dari pembelajaran yang sudah
dilaksanakan pada pertemuan pertama dan kedua pada siklus
2 dan penyebaran angket minat belajar siswa. Evaluasi yang
akan diberikan berupa tes tertulis dengan bentuk soal isian
pendek dan jumlah soal 15. Langkah-langkah kegiatan yang
akan dilakukan pada pertemuan ketiga yaitu guru
menyampaikan kepada siswa tentang kesiapan dalam
mengikuti evaluasi pembelajaran. Guru menjelaskan pada
63
siswa tentang peraturan dalam mengerjakan soal evaluasi,
kemudian guru membagikan soal evaluasi pada setiap siswa.
Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan guru
mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir. Setelah
semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru bersama
siswa mencocokkan hasil kerja siswa dan langsung
mengumumkan hasil nilai tes kepada siswa.
c. Observasi
Bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar,
pengajar meminta observer untuk melakukan observasi dengan
menggunakan lembar observasi guru dan siswa yang telah
disiapkan sebelumnya. Berikut diuraikan hasil observasi yaitu
hasil belajar siswa pada siklus II, pengajar ketika mengajar
dengan menggunakan metode mind mapping, termasuk minat
belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan
metode mind mapping.
Setelah akhir pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dan 2, maka di
dapatkan kinerja guru dalam mengajar dengan metode mind mapping
dapat dilihat di halaman selanjutnya.
64
Tabel 4.8
Hasil obesrvasi aktivitas guru
No
Indikator
Siklus 1
pertemuan
1 2 3
1 Guru sudah menentukan indikator yang akan dicapai √ √ √ 2 Guru sudah merumuskan tujuan pembelajaran √ √ √ 3 Guru sudah menyusun RPP dengan metode Mind
mapping √ √ √
4 Kesesuaian RPP dengan kegiatan pembelajaran √ √ √ 5 Guru sudah mempersiapkan perlengkapan
pembelajaran √ √ √
6 Guru sudah menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan doa
√ √ √
7 Guru sudah menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
√ √ √
8 Guru sudah memotivasi peserta didik √ √ √ 9 Guru sudah melibatkan peserta didik mencari
informasi yang luas dalam materi IPS √ √ √
10 Guru sudah menggunakan metode mind mapping, dengan menggunakan Gambar tentang materi yang diajarkan
√ √ √
11 Guru sudah melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran
√ √ √
12 Guru bersama siswa sudah menemukan ide dalam pembuatan mind mapping tentang materi IPS
√ √ √
13 Guru sudah Memberikan penguatan kepada siswa atas pekerjaan yang sudah mereka kerjakan?
√ √ √
14 Sumber belajar guru sudah sesuai dengan materi ajar √ √ √ 15 Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau
sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran √ √ √
16 Guru sudah melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
√ √ √
17 Guru sudah memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
√ √ √
18 Guru sudah merencanakan kegiatan tindak lanjut √ √ √ 19 Guru sudah memberikan PR kepada siswa √ √ √ 20 Guru sudah menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan √ √ √
65
1. Paparan Hasil Belajar dan Minat Belajar Siklus II
Hasil observasi hasil belajar dan minat belajar pada siklus II yang
diperoleh selama proses pembelajaran IPS dengan menggunakan
metode mind mapping kelas IV SDN Kutowinangun 09 Salatiga,
adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 9
Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
No Nilai Tindakan Siklus II Keterangan Jumlah Siswa
Prosentase (%)
1 < 50 - - - 2 50 – 54 - - - 3 55 – 59 - - - 4 60 – 64 - - - 5 65 – 69 3 12,5 Tuntas 6 70 – 74 7 29.17 Tuntas 7 75 – 79 9 37.5 Tuntas 8 80 – 84 2 8.33 Tuntas 9 85 – 89 - - - 10 90 – 94 3 12.5 Tuntas 11 95 – 100 - - Jumlah 24 100 Rata-rata 74.58 Nilai tertinggi 90 Nilai terendah 65
Mengacu pada tabel di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan
ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II dibandingkan dengan
pada siklus I. Jika pada siklus I, siswa yang tuntas belajar mencapai
12 siswa, di siklus ini semua siswa mengalami ketuntasan dengan
nilai rata – rata 74.58 dengan nilai terendah 70 dan tertinggi 90.
Adapun rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa, disajikan pada
grafik berikut ini:
66
Gambar 4. 4
Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Tabel 4. 10
Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Setelah Pelaksanaan
Siklus II No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan
Jumlah Siswa Prosentase (%)
1 < 65 - - Belum tuntas
2 ≥ 65 24 100 Tuntas
Jumlah 24 100
Rata-rata 80.75
Nilai tertinggi 93
Nilai terendah 66
Ketuntasan hasil belajar Hasil Ketuntasan belajar siswa SD
Negeri Kutowinangun 09 Salatiga, sebelum dilakukan tindakan
dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 15 siswa pada
siklus I kemudian terjadi penurunan menjadi 12 siswa setelah
dilakukan siklus II tidak ada lagi siswa yang tidak berada pada di
bawah KKM. Sedangkan, yang mencapai ketuntasan minimal
sebelum dilaksanakan tindakan yaitu sebanyak 9 siswa pada
siklus I kemudian meningkat menjadi 12 siswa dan pada siklus II
67
mengalami peningkatan lagi menjadi 100% tuntas dalam belajar
IPS. Dengan hasil ini membuktikan penelitian yang telah
dilakukan telah berhasil karena telah melebihi batas ketuntasan
yaitu 70% sedangkan hasil yang didapat adalah 100%.
Berdasarkan pengamatan setelah diadakanya penelitian
tindakan siklus II, terjadi kenaikan hasil belajar siswa. Terjadinya
kenaikan hasil belajar siswa tersebut karena siswa merasa senang
dalam proses pembelajaran. Siswa terlihat sangat antusias, aktif
dalam bertanya tentang menggunakan metode mind mapping,
bahkan ada siswa yang mengatakan jika metode mind mapping
sangat menyenangkan karena membantu menggali
pengetahuannya. Berikut disajikan minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi produksi,
komunikasi, dan trasnportasi dengan menggunakan metode mind
mapping.
Mengacu pada lembar observasi siswa, dibantu oleh
observer yang mengamati selama proses pembelajaran, diketahui
bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran berada pada nilai
aktivitas baik atau 95.06% dari total keseluruhan perolehan nilai
aktivitas. Dari hasil ini tampak bahwa pada saat pembelajaran
siklus II dengan menggunakan metode mind mapping, siswa
berada pada kategori keaktifan belajar sangat baik.
2. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dengan Siklus II
Untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar
setelah dilakukan tindakan pada siklus II, berikut disajikan dalam
tabel nilai yang diperoleh siswa pada siklus I dan setelah tindakan
pada siklus II
68
Gambar 4. 5
Perbandingan Siklus 1 dan Siklus 2
Dari data tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar siswa. Pada siklus I siswa yang tuntas hasil belajar
hanya 12 siswa (50%) Siswa yang belum tuntas belajar
mencapai 12 siswa (50%) dari 24 siswa, dengan nilai rata-rata
sebelum tindakan 63.95. Pada siklus II, peningkatan hasil
belajar meningkat mencapai 100% yaitu 24 siswa, nilai rata-
rata dari studi awal 62.65 naik menjadi 74.58. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, dan
pelaksanaan pembelajaran dikatakan berhasil, karena semua
siswa berhasil lulus dari KKM. Berikut disajikan perbandingan
ketuntasan hasil belajar pada siklus I dengan siklus II.
Tabel 4. 11
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dengan Siklus
II
No Nilai
Siklus I Siklus I
Jumlah Siswa
Prosentase (%)
Jumlah Siswa
Prosentase (%)
1 Tuntas 12 50% 24 100
2 Belum Tuntas 12 50% - -
Jumlah 24 100% 24 100%
Mengacu pada tabel di atas, berikut akan disajikan dalam
bentuk grafik perbandingan hasil belajar pada siklus I dengan
siklus II.
69
Berikut akan disajikan dalam tabel prosentase perbandingan
hasil belajar setelah tindakan pada siklus I dan tindakan pada
siklus II.
Tabel 4. 12
Prosentase Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II
No Pembelajaran Siswa Tuntas Siswa Belum Tuntas
Frekuensi Persen tase Frekuensi Persen
tase 1. Siklus I 12 50% 12 50% 2. Siklus II 24 100% - -
Berdasarkan tabel 4.15 di atas terlihat jelas peningkatan
ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan, dengan
menggunakan metode min mapping. Dari siklus I ke siklus II
peningkatan yang terjadi mencapai 50%.
Di bawah ini akan disajikan dalam tabel, perbandingan
keseluruhan ketuntasan hasil belajar mulai dari kondisi awal,
siklus I, sampai siklus II.
Tabel 4. 13
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I
dan Siklus II
No Pembela- jaran
Tuntas Belum Tuntas
Jumlah Siswa Persentase Jumlah
Siswa Persentase
1 Kondisi Awal 9 37,5% 15 62,5%
2 Siklus I 12 50% 12 50% 3 Siklus II 24 100 % - -
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan
ketuntasan hasil belajar baik pada siklus I maupun ke siklus II.
Pada kondisi awal menuju siklus I, terjadi peningkatan
ketuntasan hasil belajar sedangkan ketuntasan hasil belajar pada
siklus I ke siklus II meningkat hasil ini dapat disimpulkan
70
bahwa pembelajaran dengan metode mind mapping berhasil
pada pelajaran IPS materi mempersiapkan dan mempertahankan
kemerdekaan pada siswa kelas IV SDN Kutowinangun Salatiga
semester II tahun pelajaran 2011/2012.
Hasil ini disajikan pada grafik perbandingan ketuntasan hasil
belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II yang dapat
dilihat pada grafik yang tersaji berikut ini:
Gambar 4. 6
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I
dan Siklus II
3. Analisis Angket Minat Siklus 1
Penilaian terhadap minat siswa menggunakan skala Likert
dengan rentang 4 – 1, skor 4 (sangat setuju), skor 3 (setuju), skor
2 (tidak setuju), dam skor 1 (sangat tidak setuju). Skor
keseluruhannya diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor
butir pernyataan. Rentangan yang dipakai 1 sampai 4, maka
diperoleh skor terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 4.
Berikut ini dipaparkan hasil pengamatan minat belajar
siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan
metode mind mapping. Patokan untuk mengukur hasil belajar
siswa adalah skor perolehan siswa dalam menjawab angket
dibagi skor maksimal yairu 15 dikali 4, 15 adalah jumlah item
71
soal dan 4 adalah skor tertinggi, lalu dikalikan 100. Uraiannya
adalah seperti berikut:
Tabel 4.14
Kategori Interval Skala Likert Angket Minat Belajar Siswa Interval Kategori
60 – 48,75 Sangat berminat 48,74 – 37,5 Berminat 37,49 – 26,25 Kurang berminat
26,24 - 15 Tidak berminat
Hasil angket minat belajar siswa pada siklus 1 dapat diketahui
bahwa minat belajar siswa pada siklus 1 dikategorikan sangat
berminat sebanyak 21 siswa, dan 3 siswa berminat dalam
mengikuti pembelajaran IPS. Daftar perolehan skor tertera di dalam
lampiran skor angket minat belajar.
d. Refleksi
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran,pada materi
perkembangan teknologi transportasi, pengajar bersama observer
melakukan refleksi. Ternyata hasil perbaikan pembelajaran
memberikan hasil sesuai yang diharapkan, dimana semua siswa
pada siklus II berhasil tuntas dalam belajarnya.
72
4.3 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di SDN Kutowinangun 09 pada kelas IV
dengan jumlah siswa yaitu 24 siswa. Pada studi awal, siswa yang
tuntas belajar hanya 6 siswa, setelah Kolaborator melaksanakan
perbaikan pembelajaran, Lalu pada siklus 1 pembelajaran yang
sudah diperbaiki di ujikan. Setelah dilaksanakan perbaikan
pembelajaran pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas belajar menjadi
12 siswa. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar dari kondisi awal ke siklus I Setelah
mempertimbangkan berbagai kekurangan-kekurangan yang
dilakukan pada siklus I, dilakukan lagi perbaikan pembelajaran pada
siklus II. Pada siklus II, diketahui bahwa semua siswa berhasil tuntas
dalam belajarnya. Pada siklus II semua siswa mengalami ketuntasan
belajar dengan raihan hasil belajar yang memuaskan. Mengacu pada
hasil sebelumnya dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan
ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan pada
hasil ini maka dikatakan bahwa pembelajaran dengan metode mind
mapping dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan yang
direncanakan.
Pada awal pelaksanan tindakan siklus I, dari hasil observasi bersama
dengan observer hal-hal yang ditemui selama proses pembelajaran adalah:
a. Pembelajaran masih gaduh pada saat siswa diberikan kesempatan
untuk menyusun materi dengan menggunakan metode mind mapping
b. Pengajar belum memandu siswa untuk menggali informasi untuk
dapat membuat mind mapping secara mandiri.
Mengantisipasi hal tersebut, sebelum dilakukan tindakan pada siklus
II, terlebih dahulu penulis berdiskusi dengan observer tentang hal-hal
yang perlu diperbaiki dan lebih difokuskan pada siklus II. Di atas
telah dipaparkan bahwa setelah melakukan perbaikan dari
kekurangan-kekurangan pada siklus I, setelah diberikan tindakan pada
siklus II, terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar. Semua siswa
73
yang terlibat dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
metode mind mapping pada mata pelajaran IPS .Demikian juga minat
belajar siswa. Pada siklus I, minat belajar siswa untuk menggunakan
metode mind mapping sangat tinggi terbukti dari pecarian
menggunakan skala likert. Namun masih ada beberapa yang kurang
masuk kriteria. Maka di Siklus II , pengajar berusaha membangkitkan
minat siswa dengan memperjelas penggunaan metode mind mapping.
Pada pelaksanaan siklus II terjadi peningkatan minat yang cukup
besar. Hasil ini mengindikasikan bahwa metode mind mapping tepat
diterapkan dalam pembelajaran, karena metode ini membantu siswa
dalam menuangkan suatu informasi dengan imajinasi yang dimiliki.