Upload
phungnguyet
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum UKM
4.1.1 Sejarah UKM di Indonesia
Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Kecil dan Menengah (UKM) di
Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan adanya krisis ekonomi yang telah
melanda sejak tahun 1997, bahkan menjadi katup penyelamat bagi pemulihan
ekonomi bangsa karena kemampuannya memberikan sumbangan yang cukup
signifikan pada PDB maupun penyerapan tenaga kerja.
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan
ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-
hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak
beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berKategorisasi besar yang
mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut.
Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya
tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UKM,
terlebih lagi unit usaha ini seringkali terabaikan hanya karena hasil produksinya
dalam Kategorisasi kecil dan belum mampu bersaing dengan unit usaha lainnya.
34
35
4.2 Karakteristik Responden
4.2.1 Karakteristik Usia Reponden
Tabel 4.1 Karakteristik Usia Responden
Sumber: Tabulasi Data Responden
Karakteristik usia responden pelaku usaha wanita kota Bandung yang tersebar
di kota Bandung pada rentang waktu selama penelitian berlangsung tahun 2018,
pemilik usaha paling banyak ada di rentang usia 31-40 tahun, artinya pada usaha
tersebut para pelaku usaha berada pada usia produktif
4.2.2 Karakteristik Responden Bidang Usaha
Tabel 4.2
Karakteristik Bidang usaha UKM kota Bandung No Bidang Usaha Jumlah Presentase
1 FASHION 494 26%
2 MAKANAN&MINUMAN 509 27%
3 HANDCRAFT 71 4%
4 PRODUKSI 72 4%
5 JASA 187 10%
6 PERDAGANGAN 540 29%
Total 1873 100%
Sumber: Dinas Koperasi UMKM dan PERINDAG Kota Bandung, 2016
Tahun Jumlah
20 - 30 75
31 - 40 200
41 - 50 25
51 - 60 30
Total 330
36
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa merupakan bidang usaha yang di
miliki pelaku usaha wanita sebanyak 1873, namun pada penelitian ini peneliti
menjadikan objek penelitian dilihat dari pelaku usaha yang berjenis kelamin wanita
yang memiliki bidang usaha dengan presentase Fashion 26%,
Makanan & Minuman 27%, Handcraft 4%, Produksi 4%, Jasa 10%,
Perdagangan 29% dan total keseluruhan 1873 atau presentase 100%.
Berdasarkan informasi tersebut peneliti melihat bahwa yang mendominasi
pelaku usaha wanita terutama di bidang perdagangan elektronik yang di tandai oleh
adanya perilaku konsumtif dari segmen pasar yang berada di Indonesia khususnya
di kota Bandung dan jumlah pelaku usaha wanita yang paling sedikit Handcraft dan
Produksi hal tersebut di karenakan masih minimnya tingkat kesadaran
menggunakan produk lokal.
4.3 Pembahsan Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif pada penelitian ini peneliti membahas mengenai perilaku
inovatif pelaku usaha wanita dalam menghadapi MEA (studi kasus pelaku usaha
wanita kota Bandung) yang diukur oleh variable mandiri
George dan Zhou (2001: 513-524) menyatakan perilaku inovatif adalah
Mencari tahu teknologi baru, proses, teknik dan ide-ide baru, Menghasilkan ide ide
kreatif, Memajukan dan memperjuangkan ide-ide ke orang lain, Meneliti dan
menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan ide-ide baru,
Mengembangkan rencana dan jadwal yang matang untuk mewujudkan ide baru
tersebut.
37
Perilaku Inovatif terdiri dari 4 dimensi menurut De Jong (2007):
1. Melihat Peluang, proses Inovatif ditentukan oleh kesempatan. Kesempatan
akan memicu individu untuk mencari cara untuk meningkatkan pelayanan,
proses pengiriman, atau berusaha memikirkan sebuah alternatif baru mengenai
proses kerja, produk atau pelayanan.
2. Menemukan Ide, membangkitkan sebuah konsep untuk peningkatan.
Menemukan Ide merupakan pengelolaan kembali informasi dan konsep yang
telah ada untuk meningkatkan performansi. Individu yang tinggi dalam level ini
akan dapat melihat solusi dari sebuah masalah dengan cara pikir yang berbeda.
3. Dukungan, melibatkan perilaku untuk mencari dukungan dan membangun
koalisi, seperti mengajak dan mempengaruhi karyawan atau manajemen, dan
bernegoisasi mengenai suatu solusi.
4. Aplikasi, individu tidak hanya memikirkan ide-ide kreatif terhadap suatu hal
tapi juga mengaplikasikan ide tersebut ke dalam tindakan nyata.
4.3.1 Dimensi Melihat Peluang
Dimensi Melihat Peluang Terdiri 4 indikator yaitu.
1. Pelaku usaha dapat menciptakan produk baru
2. Pelaku usaha dapat memberikan pelayanan yang baik dalam menjual
3. Pelaku usaha mendapatkan kemudahan dalam Proses pengiriman
produk dan bahan baku dari distributor
4. Pelaku usaha fokus kepada visi misi yang di buat dalam menghadapi
persaingan bisnis
38
4.3.1.1 Indikator 1: Pelaku usaha dapat menciptakan produk baru
Tabel 4.3
Pelaku usaha dapat menciptakan produk baru
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan informasi Tabel 4.3 mengenai Pelaku usaha dapat menciptakan
produk baru di dominasi oleh tanggapan Sangat Setuju sebanyak 71 responden
dengan skor penelitian sebesar 355 dengan pencapaian presentase 35% dan
tanggapan responden paling sedikit tidak setuju sebanyak 61 responden dengan
skor 122 dengan pencapain presentase 12%, dengan skor tertinggi adalah Sangat
Setuju artinya para pelaku usaha sudah cukup mampu dalam menciptakan produk
baru yang lebih baik lagi dari produk yang sebelumnya, Sebagai contoh dari bidang
fashion, yaitu membuat produk bukan hanya pakaian tetapi juga dapat membuat
perhiasan yang dapat digunakan oleh konsumen.
Tabel 4.4
Kategorisasi Pelaku usaha dapat menciptakan produk baru
Sumber:hasil pengolahan data
Peneliti melihat pada indikator Pelaku usaha dapat menciptakan produk baru
secara total skor keseluruhan sebesar 1008 berdasarkan rentang skor berada pada
kategori cukup.
Tanggapan Frekuensi Jumlah Skor Rata-Rata Persentase Stdv
STS 1 65 65 0.064 6%
1.428
TS 2 61 122 0.121 12%
C 3 66 198 0.196 20%
S 4 67 268 0.266 27%
SS 5 71 355 0.352 35%
Total 330 1008 100%
Rentang Skor Kategori
330 - 659 Sangat Lemah
660– 989 Lemah
990 – 1319 Cukup
1320 – 1650 Kuat
39
Artinya para pelaku usaha wanita sudah cukup mampu dalam menciptakan
produk baru, mengapa menciptakan produk baru itu sangat penting di karenakan
agar para pelaku usaha menciptakan produk yang mampu bersaing dengan pelaku
usaha yang lain agar dapat menjawab tantangan Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA).
4.3.1.2 Indikator 2: Pelaku usaha dapat memberikan pelayanan yang baik
dalam menjual
Tabel 4.5
Pelaku usaha dapat memberikan pelayanan yang baik dalam menjual
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan informasi Tabel 4.5 mengenai Pelaku usaha dapat memberikan
Pelayanan yang baik dalam menjual di peroleh tanggapan responden di dominasi
oleh tanggapan Sangat Setuju sebanyak 71 responden dengan skor penelitian
sebesar 355 dengan pencapaian presentase 37% dan tanggapan responden paling
sedikit setuju sebanyak 52 responden dengan skor 208 dengan pencapain presentase
12%, Sebagai contoh di bidang jasa salon melayani konsumen dengan ramah,
senyum, dengan memberikan diskon untuk hari pertama pembukaan salon untuk
menarik minat konsumen untuk memilih salon yang dijalankan oleh para pelaku
usaha wanita di kota Bandung.
Tanggapan Frekuensi Jumlah skor Rata-rata Persentase STDV
STS 1 72 72 0.074 7%
1.450
TS 2 69 138 0.142 14%
C 3 66 198 0.204 20%
S 4 52 208 0.214 21%
SS 5 71 355 0.366 37%
Total 330 971 100%
40
Tabel 4.6
Kategorisasi Pelaku usaha dapat memberikan Pelayanan yang baik dalam
menjual
Sumber:hasil pengolahan data
Peneliti melihat pada indikator mengenai Pelaku usaha dapat memberikan
Pelayanan yang baik secara total skor keseluruhan sebesar 970 berdasarkan rentang
skor berada pada kategori lemah, artinya para pelaku usaha belum mampu
memasarkan produk dengan baik dan benar, mengapa pelayanan baik sangat
penting karena dengan melayani konsumen dengan baik akan menjadi nilai tambah
untuk produk atau jasa yang di tawarkan oleh pelaku usaha wanita di Indonesia
khususnya di kota Bandung.
4.3.1.3 Indikator 3: Pelaku usaha mendapatkan kemudahan dalam Proses
pengiriman produk dan bahan baku dari distributor
Tabel 4.7
Pelaku usaha mendapatkan kemudahan dalam Proses pengiriman produk
dan bahan baku dari distributor
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Rentang Skor Kategori
330 - 659 Sangat Lemah
660– 989 Lemah
990 – 1319 Cukup
1320 – 1650 Kuat
Tanggapan Frekuensi Jumlah
skor
Rata-rata Persentase STDV
STS 1 86 86 0.092 9%
1.448 TS 2 56 112 0.120 12%
C 3 78 234 0.250 25%
S 4 47 188 0.201 20%
SS 5 63 315 0.337 34%
Total 330 935 100%
41
Berdasarkan informasi Tabel 4.7 mengenai Pelaku usaha mendapatkan
kemudahan dalam Proses pengiriman produk dan bahan baku dari distributor di
peroleh tanggapan responden di dominasi oleh tanggapan Sangat Tidak Setuju
sebanyak 86 responden dengan skor penelitian sebesar 86 dengan pencapaian
presentase 9% dan tanggapan responden paling sedikit setuju sebanyak 47
responden dengan skor 188 dengan pencapain presentase 12%, Sebagai contoh
pengiriman dari distributor kepada pedagang mengalami keterlambatan sehingga
terjadinya terbatasan stock barang yang di jual.
Tabel 4.8
KategorisasiPelaku usaha mendapatkan kemudahan dalam Proses
pengiriman produk dan bahan baku dari distributor Rentang Skor Kategori
330 - 659 Sangat Lemah
660– 989 Lemah
990 – 1319 Cukup
1320 – 1650 Kuat
Sumber:hasil pengolahan data
Peneliti melihat pada indikator mengenai Pelaku usaha mendapatkan
kemudahan dalam Proses pengiriman produk dan bahan baku dari distributor secara
total skor keseluruhan sebesar 935 berdasarkan rentang skor berada pada kategori
lemah, artinya pelaku usaha masih memiliki kendala dalam proses pengiriman
produk dan bahan baku dari distributor, kemudahan dalam proses pengiriman
produk dan bahan baku dari distributor sangat penting karena agar tidak mengalami
keterlambatan sehingga mengurangi resiko terjadinya terbatasan stock barang yang
di jual oleh pelaku usaha wanita.
42
4.3.1.4 Indikator 4: Pelaku usaha fokus kepada visi misi yang di buat dalam
menghadapi persaingan bisnis
Tabel 4.9
Pelaku usaha fokus kepada visi misi yang di buat dalam menghadapi
persaingan bisnis
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan informasi Tabel 4.9 mengenai Pelaku usaha fokus kepada visi
misi yang di buat dalam menghadapi persaingan bisnis di peroleh tanggapan
responden di dominasi oleh tanggapan Sangat Setuju sebanyak 73 responden
dengan skor penelitian sebesar 365 dengan pencapaian presentase 36% dan
tanggapan responden paling sedikit setuju sebanyak 59 responden dengan skor 118
dengan pencapain presentase 12%, sebagai contoh usaha kerajinan asli jawa barat
dengan kualitas yang sangat bersaing dengan kerajinan produk luar negeri.
Tabel 4.10
KategorisasiPelaku usaha fokus kepada visi misi yang di buat dalam
menghadapi persaingan bisnis
Sumber:hasil pengolahan data
Peneliti melihat pada indikator mengenai Pelaku usaha fokus kepada visi
misi yang di buat dalam menghadapi persaingan bisnis, secara total skor
keseluruhan mengenai sebesar 1017 berdasarkan rentang skor berada pada kategori
cukup.
Tanggapan Frekuensi Jumlah skor Rata-rata Persentase STDV
STS 1 65 65 0.064 6%
1.436 TS 2 59 118 0.116 12%
C 3 63 189 0.186 19%
S 4 70 280 0.275 28%
SS 5 73 365 0.359 36%
Total 330 1017 100%
Rentang Skor Kategori
330 - 659 Sangat Lemah
660– 989 Lemah
990 – 1319 Cukup
1320 – 1650 Kuat
43
Artinya para pelaku usaha wanita sudah cukup mampu fokus untuk arah dan
tujuan untuk menjalankan usaha, mengapa visi misi sangat penting agar para pelaku
usaha mampu bersaing dengan pelaku usaha yang lain menjawab tantangan
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
4.3.1.5 Rekapitulasi Dimensi Melihat Peluang
Tabel 4.11
Rekapitulasi Dimensi Melihat Peluang
No Pertanyaan Category Skor
Penelitian
Pencapaian
Item
Jumlah
Responden STS TS C S SS
1
Pelaku usahan dapat menciptakan
produk baru 65 61 66 67 71 1008 25.6423% 330
2
Pelaku usaha dapat memberikan
Pelayanan yang baik dalam
menjual
72 69 66 52 71 971 24.7011% 330
3
Pelaku usaha mendapatkan
kemudahan dalam Proses
pengiriman produk dan bahan
baku dari distributor
86 56 78 47 63 935 23.7853% 330
4
Pelaku usaha fokus kepada visi
misi yang di buat dalam
menghadapi persaingan bisnis
65 59 63 70 73 1017 25.8713% 330
Total 288 490 819 944 1390 3931 100%
Pencapaian 7% 12% 21% 24% 35%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan informasi Tabel 4.11 mengenai Melihat Peluang di peroleh
tanggapan responden yang paling banyak pada pertanyaan Pelaku usaha fokus
kepada visi misi yang di buat dalam menghadapi persaingan bisnis dengan skor
penelitian 1017 berdasarkan kategori rentang skor berada pada kategori cukup,
artinya pelaku usaha sudah cukup siap dalam menjawab tantangan masyarakat
ekonomi asean (MEA) , sementara tanggapan responden yang paling sedikit pada
pertanyaan Pelaku usaha mendapatkan kemudahan dalam Proses pengiriman
produk dan bahan baku dari distributor dengan skor penelitian 935 berdasarkan
44
kategori rentang skor berada pada kategori lemah, di karenakan para pelaku usaha
masih kesulitan dalam melakukan proses distribusi baik distribusi bahan baku.
Dengan informasi tersebut peneliti melihat sebagaian secara total skor
keseluruhan rekapitulasi peneliti melihat rekapitulasi dimensi melihat peluang
secara total skor keseluruhan yang di dapat adalah 3931
4.3.2 Dimensi Menemukan Ide
Dimensi Menemukan IdeTerdiri 4 indikator yaitu.indikator:
5 Pelaku usaha memiliki konsep untuk meningkatkan kinerja usaha
6 Pelaku usaha mengelolal informasi untuk membuat sebuah ide untuk usaha
7 Pelaku usaha konsep yang di jalankan mampu meningkatkan performance
dari usaha
8 Pelaku usaha memikirkan solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada di
usaha
4.3.2.1 Indikator 5: Pelaku usaha memiliki konsep untuk meningkatkan
kinerja usaha
Tabel 4.12
Pelaku usaha memiliki konsep untuk meningkatkan kinerja usaha
Tanggapan Frekuensi Jumlah skor Rata-rata Persentase STDV
STS 1 60 60 0.058 6%
1.415
TS 2 57 114 0.110 11%
C 3 68 204 0.198 20%
S 4 71 284 0.275 28%
SS 5 74 370 0.359 36%
Total 330 1032 100% Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
45
Berdasarkan informasi Tabel 4.13 mengenai Pelaku usaha memiliki konsep
untuk meningkatkan kinerja usaha di peroleh tanggapan responden di dominasi oleh
tanggapan Sangat Setuju sebanyak 73 responden dengan skor penelitian sebesar
365 dengan pencapaian presentase 36% dan tanggapan responden paling sedikit
setuju sebanyak 59 responden dengan skor 118 dengan pencapain presentase 12%,
sebagai contoh dengan mengelola manajemen sumber daya manusianya karena
faktor sumber daya manusia menjadi penting dan merupakan elemem organisasi
yang terlibat langsung dalam menjalankann usaha.
Tabel 4.13
Kategorisasi Pelaku usaha memiliki konsep untuk meningkatkan kinerja
usaha
Sumber:hasil pengolahan data
Peneliti melihat indikator mengenai Pelaku usaha memiliki konsep untuk
meningkatkan kinerja usaha secara total skor keseluruhan sebesar 1017 berdasarkan
rentang skor berada pada kategori cukup, artinya pelaku usaha sudah cukup mampu
dalam meningkatkan kinerja usaha dalam menjalankan usaha dengan mampu
berinovasi baru dalam usahanya agar mampu menjawab tantangan Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA), mengapa meningkatkan kinerja usaha karena dengan
meningaktnya kinerja usaha maka pelaku usaha mampu dalam membuat terobosan
baru untuk mengembangkan usaha agar mampu menjawab tantangan masyarakat
ekonomi asean (MEA).
Rentang skor Kategori
330 - 659 Sangat Lemah
660– 989 Lemah
990 – 1319 Cukup
1320 – 1650 Kuat
46
4.3.2.2 Indikator 6: Pelaku usaha mengelolal informasi untuk membuat
sebuah ide untuk usaha
Tabel 4.14
Pelaku usaha mengelolal informasi untuk membuat sebuah ide untuk usaha
Tanggapan Frekuensi Jumlah skor Rata-rata Persentase STDV
STS 1 69 69 0.067 7%
1.434 TS 2 45 90 0.088 9%
C 3 70 210 0.205 21%
S 4 75 300 0.293 29%
SS 5 71 355 0.347 35%
Total 330 1024 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan informasi Tabel 4.15 mengenai Pelaku usaha mengelolal
informasi untuk membuat sebuah ide untuk usaha di peroleh tanggapan responden
di dominasi oleh tanggapan Setuju sebanyak 75 responden dengan skor penelitian
sebesar 300 dengan pencapaian presentase 29% dan tanggapan responden paling
sedikit tidak setuju sebanyak 45 responden dengan skor 90 dengan pencapain
presentase 9%,
Sebagai contoh saat sedang mengikuti pelatihan tentang pengembanga usaha
pelaku usaha bisa saja dapat informasi tentang produk yang sedang tren.
Tabel 4.15
Kategorisasi Pelaku usaha mengelolal informasi untuk membuat sebuah ide
untuk usaha
Sumber:hasil pengolahan data
Peneliti melihat pada indikator mengenai Pelaku usaha mengelolal
informasi untuk membuat sebuah ide untuk usaha mengenai secara total skor
keseluruhan sebesar 1024 berdasarkan rentang skor berada pada kategori cukup,
Skala Skor Kategori
330 - 659 Sangat Lemah
660– 989 Lemah
990 – 1319 Cukup
1320 – 1650 Kuat
47
artinya para pelaku usaha sudah cukup mampu dalam mengelola informasi untuk
membuat sebuah ide untuk pengembangan usaha dan inovasi produk.
4.3.2.3 Indikator 7: Pelaku usaha konsep yang di jalankan mampu
meningkatkan performance dari usaha
Tabel 4.16
Pelaku usaha konsep yang di jalankan mampu meningkatkan performance
dari usaha
Tanggapan Frekuensi Jumlah skor Rata-rata Persentase STDV
STS 1 51 51 0.049 5%
1.385
TS 2 66 132 0.126 13%
C 3 65 195 0.187 19%
S 4 74 296 0.284 28%
SS 5 74 370 0.354 35%
Total 330 1044 100% Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan informasi Tabel 4.17 mengenai Pelaku usaha konsep yang di
jalankan cukup mampu menampilkan performance yang baik dari usaha di peroleh
tanggapan responden di dominasi oleh tanggapan Sangat Setuju sebanyak 74
responden dengan skor penelitian sebesar 370 dengan pencapaian presentase 35%
dan tanggapan responden paling sedikit setuju sebanyak 51 responden dengan skor
51 dengan pencapain presentase 5%, Sebagai contoh mengikuti program pelatihan
untuk pengembangan usaha yang dilaksanakan oleh pemerintah seperti bazar
Tabel 4.17
Kategorisasi Pelaku usaha konsep yang di jalankan mampu meningkatkan
performance dari usaha
Sumber:hasil pengolahan data
Peneliti melihat pada indikator mengenai Pelaku usaha memiliki konsep
untuk meningkatkan performance secara total keseluruhan indikator sebesar 1044
Rentang Skor Kategori
330 - 659 Sangat Lemah
660– 989 Lemah
990 – 1319 Cukup
1320 – 1650 Kuat
48
berdasarkan rentang skor berada pada kategori cukup, artinya adalah pelaku usaha
cukup mampu dalam menampilkan ide yang menarik untuk menawarkan produk
yang akan di jual kepada konsumen, perlunya meningkatkan performance dalam
menjalan usaha agar para pelaku usaha mampu bersaing dan menjawab tantang di
masyarakat ekonomi asean (MEA).
4.3.2.4 Indikator 8 Pelaku usaha memikirkan solusi untuk menyelesaikan
masalah yang ada di usaha
Tabel 4.18
Pelaku usaha memikirkan solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada di
usaha tanggapan frekuensi jumlah skor rata-rata persentase STDV
STS 1 62 62 0.061 6% 1.410
TS 2 58 116 0.114 11%
C 3 69 207 0.203 20%
S 4 71 284 0.279 28%
SS 5 70 350 0.343 34%
Total 330 1019 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan informasi Tabel 4.19 mengenai Pelaku usaha memikirkan solusi
untuk menyelesaikan masalah yang ada di usaha di peroleh tanggapan responden di
dominasi oleh tanggapan Sangat Setuju sebanyak 71 responden dengan skor
penelitian sebesar 284 dengan pencapaian presentase 28% dan tanggapan
responden paling sedikit setuju sebanyak 58 responden dengan skor 116 dengan
pencapain presentase 11%, Sebagai contoh masalah mengalami kesulitan dalam
memasarkan produk dengan baik dan benar.
49
Tabel 4.19
Kategorisasi Pelaku usaha memikirkan solusi untuk menyelesaikan
masalah yang ada di usaha
Sumber:hasil pengolahan data
Peneliti melihat pada indikator mengenai Pelaku usaha memikirkan solusi
untuk menyelesaikan masalah yang ada di usaha secara total skor keseluruhan
sebesar 1019 berdasarkan rentang skor berada pada kategori cukup, artinya para
pelaku usaha sudah cukup mampu untuk menemukan solusi dari permasalahan
yang sedang di hadapi, mengapa memikirkan solusi untuk menyelesaikan masalah
yang ada di usaha karena setiap dalam menjalankan usaha pasti akan ada masalah
yang berdatangan untuk itu para pelaku usaha di tuntut memikirkan dan
mendiskusikan alternative solusi dari masalah yang sedang dihadapi oleh para
pelaku usaha.
4.3.2.5 Rekapitulasi Dimensi Menemukan Ide
Tabel 4.20
Rekapitulasi Dimensi Menemukan Ide
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Rentang Skor Kategori
330 - 659 Sangat Lemah
660– 989 Lemah
990 – 1319 Cukup
1320 – 1650 Kuat
No Pertanyaan Category Skor
Penelitian
Pencapaian
Item
Jumlah
Responden STS TS C S SS
5
Pelaku usaha memiliki konsep
untuk meningkatkan kinerja
usaha
60 57 68 71 74 1032 25.0546% 330
6
Pelaku usaha mengelolal
informasi untuk membuat
sebuah ide untuk usaha
69 45 70 75 71 1024 24.8604% 330
7
Pelaku usaha konsep yang di
jalankan mampu meningkatkan
performance dari usaha
51 66 65 74 74 1044 25.3460% 330
8
Pelaku usaha memikirkan solusi
untuk menyelesaikan masalah
yang ada di usaha
62 58 69 71 70 1019 24.7390% 330
Total 242 452 816 1164 1445 4119 100%
Pencapaian 6% 11% 20% 28% 35%
50
Berdasarkan informasi Tabel 4.21 mengenai menemukan Ide membangkitkan
sebuah konsep untuk peningkatan, merupakan pengelolaan kembali informasi dan
konsep yang telah ada untuk meningkatkan performance di peroleh tanggapan
responden yang paling banyak pada pertanyaan Pelaku usaha konsep yang di
jalankan mampu meningkatkan performance dari usaha dengan skor penelitian
1044 berdasarkan rentang skor berada pada kategori cukup, artinya pelaku usaha
sudah cukup mampu dalam menjalankan usaha dengan baik,
Sementara tanggapan responden yang paling sedikit pada pertanyaan Pelaku
usaha memikirkan solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada di usaha dengan
skor penelitian 1019 berdasarkan rentang skor berada pada kategori cukup, di
karenakan kurangnya diskusi dan komunikasi dengan para karyawan atau asosiasi
untuk menemukan solusi dari masalah yang sedang di hadapi oleh pelaku usaha,
Dengan informasi tersebut peneliti melihat sebagaian secara total skor
keseluruhan rekapitulasi Dimensi Menemukan Ide sebesar 4119.
4.3.3 Dimensi Dukungan
Dimensi Dukungan Terdiri 4 indikator yaitu.
9 Pelaku usaha dapat memiliki kemampuan dalam menganalisi kekuatan dan
kelemahan pesaing usaha
10 Pelaku usaha dapat dengan mudah memperoleh tenaga kerja sesuai dengan
spesifikasi yang di perlukan
11 Pelaku usaha dapat bekerjasama dengan pelaku usaha lainnya dengan
tujuan mengembangkan usaha
51
12 Antara pelaku usaha dapat bernegosiasi mengenai kesepakatan dalam
netapkan harga di pasaran
4.3.3.1 Indikator 9: Pelaku usaha dapat memiliki kemampuan dalam
menganalisi kekuatan dan kelemahan pesaing usaha
Tabel 4.21
Pelaku usaha dapat memiliki kemampuan dalam menganalisi kekuatan dan
kelemahan pesaing usaha
Tanggapan Frekuensi Jumlah skor Rata-rata Persentase STDV
STS 1 61 61 0.061 6%
1.396
TS 2 65 130 0.130 13%
C 3 76 228 0.228 23%
S 4 60 240 0.240 24%
SS 5 68 340 0.340 34%
Total 330 999 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan informasi Tabel 4.23 mengenai Pelaku usaha dapat memiliki
kemampuan dalam menganalisi kekuatan dan kelemahan pesaing usaha di peroleh
tanggapan responden di dominasi oleh tanggapan Cukup sebanyak 76 responden
dengan skor penelitian sebesar 228 dengan pencapaian presentase 23% dan
tanggapan responden paling sedikit setuju sebanyak 60 responden dengan skor 240
dengan pencapain presentase 11%, sebagai contoh pelaku usaha dagang batik
memiliki toko yang bersebelahan dengan pedagang batik yang lain untuk melihat
kemampuan pelaku usaha batik yang lain dalam hal menjual produk batik.
Tabel 4.22
Kategorisasi Pelaku usaha dapat memiliki kemampuan dalam
menganalisi kekuatan dan kelemahan pesaing usaha
Sumber:hasil pengolahan data
Rentang Skor Kategori
330 - 659 Sangat Lemah
660– 989 Lemah
990 – 1319 Cukup
1320 – 1650 Kuat
52
Peneliti melihat pada indikator mengenai Pelaku usaha dapat memiliki
kemampuan dalam menganalisi kekuatan dan kelemahan pesaing usaha
berdasarkan rentang skor berada pada kategori cukup, secara total skor keseluruhan
999 berdasarkan rentang skor berada pada kategori cukup, artinya para pelaku
usaha sudah cukup mampu dalam melihat kekuatan dan kelemahan, dengan
menganalisis kekuatan dan kelemahan pesaing para pelaku usaha dapat mengetahui
bagaimana cara pesaing dalam memenangkan pasar.
4.3.3.2 Indikator 10: Pelaku usaha dapat dengan mudah memperoleh tenaga
kerja sesuai dengan spesifikasi yang di perlukan
Tabel 4.23
Pelaku usaha dapat dengan mudah memperoleh tenaga kerja sesuai dengan
spesifikasi yang di perlukan
Tanggapan Frekuensi Jumlah skor Rata-rata Persentase STDV
STS 1 50 50 0.047 5%
1.328
TS 2 48 96 0.091 9%
C 3 80 240 0.227 23%
S 4 87 348 0.329 33%
SS 5 65 325 0.307 31%
Total 330 1059 100% Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan informasi Tabel 4.25 mengenai Pelaku usaha dapat dengan
mudah memperoleh tenaga kerja sesuai dengan spesifikasi yang di perlukan di
peroleh tanggapan responden di dominasi oleh tanggapan cukup sebanyak 87
responden dengan skor penelitian sebesar 348 dengan pencapaian presentase 33%
dan tanggapan responden paling sedikit setuju sebanyak 50 responden dengan skor
50 dengan pencapain presentase 5%, Sebagai contoh tenaga kerja yang memiliki
kreativitas dari universitas ternama.
53
Tabel 4.24
KategorisasiIndikator Pelaku usaha dapat dengan mudah memperoleh
tenaga kerja sesuai dengan spesifikasi yang di perlukan
Sumber:hasil pengolahan data
Peneliti melihat pada indikator mengenai Pelaku usaha dapat dengan mudah
memperoleh tenaga kerja sesuai dengan spesifikasi yang di perlukan secara total
skor keseluruhan sebesar 1059 berdasarkan rentang skor berada pada kategori
cukup, artinya para pelaku usaha memiliki karyawan yang sesuai dengan spesifikasi
yang di tentukan, dengan mudah memperoleh tenaga kerja sesuai dengan spesifikasi
yang di perlukan karena untuk memajukan usaha para pelaku usaha memerlukan
karyawan yang berkompetensi dan keahlian di bidang yang dijadkan spesifikasi.
4.3.3.3 Indikator 11: Pelaku usaha dapat bekerjasama dengan pelaku usaha
lainnya dengan tujuan mengembangkan usaha
Tabel 4.25
Pelaku usaha dapat bekerjasama dengan pelaku usaha lainnya dengan
tujuan mengembangkan usaha Tanggapan Frekuensi Jumlah skor Rata-rata Persentase STDV
STS 1 62 62 0.058 6%
1.450
TS 2 45 90 0.084 8%
C 3 67 201 0.188 19%
S 4 64 256 0.239 24%
SS 5 92 460 0.430 43%
Total 330 1069 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan informasi Tabel 4.27 mengenai Pelaku usaha dapat dapat
bekerjasama dengan pelaku usaha lainnya dengan tujuan mengembangkan usaha di
peroleh tanggapan responden di dominasi oleh tanggapan Sangat Setuju sebanyak
Rentang Skor Kategori
330 - 659 Sangat Lemah
660– 989 Lemah
990 – 1319 Cukup
1320 – 1650 Kuat
54
92 responden dengan skor penelitian sebesar 460 dengan pencapaian presentase
43% dan tanggapan responden paling sedikit setuju sebanyak 45 responden dengan
skor 90 dengan pencapain presentase 8%, sebagai contoh pelaku usaha dagang
jilbab bekerjsama dengan pelaku usaha di bidang produksi jilbab.
Tabel 4.26
Kategorisasi Pelaku usaha dapat bekerjasama dengan pelaku usaha lainnya
dengan tujuan mengembangkan usaha
Sumber: hasil pengolahan data
Peneliti melihat pada indikator Pelaku usaha dapat bekerjasama dengan
pelaku usaha lainnya dengan tujuan mengembangkan usaha secara total skor
keseluruhan mengenai Pelaku usaha dapat bekerjasama dengan pelaku usaha
lainnya dengan tujuan mengembangkan usaha sebesar 1069.
Berdasarkan rentang skor berada pada kategori cukup, pelaku usaha sudah
cukup mampu dalam bekerjasama dengan para pelaku usaha yang lain, perlunya
bekerjasama dengan para pelaku usaha lain agar membantu mencari solusi dari
masalah yang sedang di hadapi oleh para pelaku usaha.
Rentang Skor Kategori
330 - 659 Sangat Lemah
660– 989 Lemah
990 – 1319 Cukup
1320 – 1650 Kuat
55
4.3.3.4 Indikator 12: Antara pelaku usaha dapat bernegosiasi mengenai
kesepakatan dalam netapkan harga di pasaran
Tabel 4.27
Antara pelaku usaha dapat bernegosiasi mengenai kesepakatan dalam
netapkan harga di pasaran Tanggapan Frekuensi Jumlah skor Rata-rata Persentase STDV
STS 1 56 56 0.054 5% 1.450
TS 2 56 112 0.109 11%
C 3 86 258 0.251 25%
S 4 57 228 0.222 22%
SS 5 75 375 0.364 36%
Total 330 1029 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan informasi Tabel 4.29 mengenai Pelaku usaha dapat
bernegosiasi mengenai kesepakatan dalam netapkan harga di pasaran di peroleh
tanggapan responden di dominasi oleh tanggapan Sangat Setuju sebanyak 92
responden dengan skor penelitian sebesar 460 dengan pencapaian presentase 43%
dan tanggapan responden paling sedikit setuju sebanyak 45 responden dengan skor
90 dengan pencapain presentase 8%, sebagai contoh antar pelaku usaha melalui
asosiasi dalam menetapkan harga.
Tabel 4.28
Kategorisasi Antara pelaku usaha dapat bernegosiasi mengenai kesepakatan
dalam netapkan harga di pasaran
Sumber: hasil pengolahan data
Peneliti melihat pada indikator Pelaku usaha dapat dapat bernegosiasi
mengenai kesepakatan dalam netapkan harga di pasaran secara total skor keseluruhan
mengenai Pelaku usaha dapat bekerjasama dengan pelaku usaha lainnya dengan
tujuan mengembangkan usaha sebesar 1069 berdasarkan rentang skor berada pada
Rentang Skor Kategori
330 - 659 Sangat Lemah
660– 989 Lemah
990 – 1319 Cukup
1320 – 1650 Kuat
56
kategori cukup, sudah cukup mampu dalam bernegoisasi kesepakatan, perlunya
memiliki kemampuan bernegoisasi dalam menetapkan harga agar harga produk yang
di hasilkan dapat mampu bersaing dengan produk pesaing di pasar.
4.3.3.5 Rekapitulasi Dimensi Dukungan
Tabel 4.29
Rekapitulasi Dimensi Dukungan
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan informasi Tabel 4.31 mengenai dukungan melibatkan perilaku
untuk membangun koalisi, seperti mengajak dan mempengaruhi karyawan atau
manajemen, dan bernegoisasi mengenai suatu solusi di peroleh tanggapan
responden paling banyak pada pertanyaan Pelaku usaha dapat bekerjasama dengan
pelaku usaha lainnya dengan tujuan mengembangkan usaha dengan skor sebesar
No Pertanyaan Category Skor
Penelitian
Pencapaian
Item
Jumlah
Responden STS TS C S SS
9
Pelaku usaha dapat
memiliki
kemampuan dalam
menganalisi
kekuatan dan
kelemahan pesaing
usaha
61 65 76 60 68 999 24.0375% 330
10
Pelaku usaha dapat
dengan mudah
memperoleh tenaga
kerja sesuai dengan
spesifikasi yang di
perlukan
50 48 80 87 65 1059 25.4812% 330
11
Pelaku usaha dapat
bekerjasama dengan
pelaku usaha lainnya
dengan tujuan
mengembangkan
usaha
62 45 67 64 92 1069 25.7218% 330
12
Antara pelaku usaha
dapat bernegosiasi
mengenai
kesepakatan dalam
netapkan harga di
pasaran
56 56 86 57 75 1029 24.7594% 330
Total 229 428 927 1072 1500 4156 100%
Pencapaian 6% 10% 22% 26% 36%
57
1069 berdasarkan Rentang skor berada pada Kategor cukup, kerjasama antar pelaku
usaha dan juga karyawan sudah cukup baik akan tetapi bekerjasama dengan
pemerintah masih harus di tingkat dalam penawaran produk atau jasa yang akan di
tawarkan kepada konsumen dan juga pelatihan, sementara tanggapan responden
yang paling sedikit adalah Pelaku usaha dapat memiliki kemampuan dalam
menganalisi kekuatan dan kelemahan pesaing usaha dengan skor sebesar 999
berdasarkan Rentang skor berada pada Kategor cukup, kurangnya sebuah riset atau
penelitian tentang pelaku usaha memilik kesulitan dalam bersaing dengan pelaku
usaha yang lain dan juga dalam hal pemanfaat media masa, media elektronik,
internet dan social media agar dapat mengetahui siapa pesaing dari pelaku usaha.
Dengan informasi tersebut peneliti melihat sebagaian secara total skor
keseluruhan rekapitulasi Dimensi Dukungan sebagaian tanggapan responden secara
total skor keseluruhan 4156.
4.3.4 Dimensi Aplikasi
Dimensi Aplikasi Terdiri 3 indikator yaitu.
13 Pelaku usaha kreatif dalam menciptakan produk baru
14 Pelaku usaha dapat mewujudkan ide kreatif yang di munculkan oleh
karyawannya
15 Pelaku usaha dapat dengan mudah mendapatkan hak cipta terhadap ide
kreatif
58
4.3.4.1 Indikator 13: Pelaku usaha kreatif dalam menciptakan produk baru
Tabel 4.30
Pelaku usaha kreatif dalam menciptakan produk baru
Tanggapan Frekuensi Jumlah skor Rata-rata Persentase STDV
STS 1 73 73 0.072 7%
1.512
TS 2 59 118 0.116 12%
C 3 56 168 0.166 17%
S 4 55 220 0.217 22%
SS 5 87 435 0.429 43%
Total 330 1014 100% Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan informasi Tabel 4.33 mengenai Pelaku usaha kreatif dalam
menciptakan produk baru di peroleh tanggapan responden di dominasi oleh
tanggapan Sangat Setuju sebanyak 87 responden dengan skor penelitian sebesar
435 dengan pencapaian presentase 43% dan tanggapan responden paling sedikit
setuju sebanyak 55 responden dengan skor 220 dengan pencapain presentase 8%,
Sebagai contoh usaha fashion membuat produk tas dari bahan karung goni
dengan menggunakan desain yang di jahit dengan kain.
Tabel 4.31
KategorisasiPelaku usaha kreatif dalam menciptakan produk baru
Sumber:hasil pengolahan data
Peneliti melihat pada indikator Pelaku usaha kreatif dalam menciptakan
produk baru secara total skor keseluruhan mengenai Pelaku usaha kreatif dalam
menciptakan produk baru sebesar 1014 berdasarkan rentang skor berada pada
Kategorisasi Interprestasi
330 - 659 Sangat Lemah
660– 989 Lemah
990 – 1319 Cukup
1320 – 1650 Kuat
59
kategori cukup, artinya para pelaku usaha sudah kreatif dalam membuat produk
baru, kreatif sangat di perlukan dalam produk yang akan di pasarkan agar
menambah daya tarik beli konsumen.
4.3.4.2 Indikator 14: Pelaku usaha dapat mewujudkan ide kreatif yang di
munculkan oleh karyawannya
Tabel 4.32
Pelaku usaha dapat mewujudkan ide kreatif yang di munculkan oleh
karyawannya
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan informasi Tabel 4.35 mengenai Pelaku usaha dapat dapat
mewujudkan ide kreatif yang di munculkan oleh karyawannya di peroleh tanggapan
responden di dominasi oleh tanggapan Sangat Setuju sebanyak 93 responden
dengan skor penelitian sebesar 465 dengan pencapaian presentase 44% dan
tanggapan responden paling sedikit cukup sebanyak 49 responden dengan skor 147
dengan pencapain presentase 8%, sebagai contoh jasa event organizer dengan
meminta saran dan masukkan dari para karyawan yang bekerja.
Tabel 4.33
KategorisasiPelaku usaha dapat mewujudkan ide kreatif yang di munculkan
oleh karyawannya
Sumber:hasil pengolahan data
Tanggapan Frekuensi Jumlah skor Rata-rata Persentase STDV
STS 1 59 59 0.056 6%
1.482
TS 2 64 128 0.121 12%
C 3 49 147 0.139 14%
S 4 65 260 0.246 25%
SS 5 93 465 0.439 44%
Total 330 1059 100%
Rentang Skor Kategori
330 - 659 Sangat Lemah
660– 989 Lemah
990 – 1319 Cukup
1320 – 1650 Kuat
60
Peneliti melihat pada indikator Pelaku usaha dapat mewujudkan ide kreatif
yang di munculkan oleh karyawannya, secara total skor keseluruhan sebesar 1059
berdasarkan rentang skor berada pada kategori cukup, para karyawan yang di miliki
oleh para pelaku usaha sudah mampu mewujudkan ide kreatifnya dalam
mengembangkan usaha, ide kreatif sangat di perlukan dalam produk yang akan di
pasarkan agar menambah daya tarik dan daya beli konsumen.
4.3.4.3 Indikator 15: Pelaku usaha dapat dengan mudah mendapatkan hak
cipta terhadap ide kreatif
Tabel 4.34
Pelaku usaha dapat dengan mudah mendapatkan hak cipta terhadap ide
kreatif Tanggapan Frekuensi Jumlah skor Rata-rata Persentase STDV
STS 1 67 67 0.065 7%
1.445
TS 2 55 110 0.107 11%
C 3 53 159 0.155 15%
S 4 84 336 0.327 33%
SS 5 71 355 0.346 35%
Total 330 1027 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan informasi Tabel 4.37 mengenai Pelaku usaha dapat dengan
mudah mendapatkan hak cipta terhadap ide kreatif di peroleh tanggapan responden
di dominasi oleh tanggapan Sangat Setuju sebanyak 84 responden dengan skor
penelitian sebesar 336 dengan pencapaian presentase 33% dan tanggapan
responden paling sedikit cukup sebanyak 53 responden dengan skor 159 dengan
pencapain presentase 15%, sebagai contoh membuat sebuah merek atau nama usaha
memiliki hak cipta oleh pelaku usaha.
61
Tabel 4.35
Kategorisasi Pelaku usaha dapat dengan mudah mendapatkan hak cipta
terhadap ide kreatif
Sumber:hasil pengolahan data
Peneliti melihat pada indikator Pelaku usaha dapat dengan mudah
mendapatkan hak cipta terhadap ide kreatif secara total skor keseluruhan sebesar
1027 berdasarkan rentang skor berada pada kategori cukup, kurangnya peran
lembaga hukum dalam membantu para pelaku usaha untuk mendapatkan
perlindungan hak cipta atas produk yang di hasilkan.
4.3.4.4 Rekapitulasi Dimensi Aplikasi
Tabel 4.36
Rekapitulasi Dimensi Aplikasi
No Pertanyaan Category Skor
Penelitian
Pencapaian
Item
Jumlah
Responden STS TS C S SS
13
Pelaku usaha kreatif
dalam menciptakan
produk baru
73 59 56 55 87 1014 32.7097% 330
14
Pelaku usaha dapat
mewujudkan ide
kreatif yang di
munculkan oleh
karyawannya
59 64 49 65 93 1059 34.1613% 330
15
Pelaku usaha dapat
dengan mudah
mendapatkan hak
cipta terhadap ide
kreatif
67 55 53 84 71 1027 33.1290% 330
Total 199 356 474 816 1255 3100 100%
Pencapaian 6% 11% 15% 26% 40%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Rentang Skor Kategori
330 - 659 Sangat Lemah
660– 989 Lemah
990 – 1319 Cukup
1320 – 1650 Kuat
62
Berdasarkan informasi Tabel 4.39 mengenai Aplikasi disini adalah tidak
hanya memikirkan ide-ide kreatif terhadap suatu hal tapi juga
mengimplementasikan ide tersebut ke dalam tindakan nyata di peroleh tanggapan
responden paling banyak pada pertanyaan mengenai.
Pelaku usaha dapat mewujudkan ide kreatif yang di munculkan oleh
karyawannya dengan skor penelitian sebesar 1059 perlu sebuah kordinasi dengan
para karyawan agar memunculkan ide kreatif dalam menawarkan produk yang akan
di jual kepada kosumen, sementara tanggapan responden yang paling sedikit pada
pertanyaan Pelaku usaha kreatif dalam menciptakan produk baru dengan skor
penelitian sebesar 1014
Dengan informasi tersebut peneliti melihat pada dimensi aplikasi atau
implementasi ini secara total skor keseluruhan 3100
4.4 Rekapitulasi Variable Perilaku Inovatif
Berdasarkan analisis pada masing – masing indikator yang di gunakan dalam
pengukuran variable perilaku inovatif yang sebagaimana di jelaskan maka peneliti
dapat membuat ringkasan analisis deskriptif variable perilaku inovatif secara
keseluruhan berdasarkan jumlah total score penelitian kemudian yang di
interprestasikan dengan deskriptif Kategorisasi likert.
Adapun tujuan dari analisis deskriptif total variable perilaku inovatif peneliti
ingin mengetahui:
Bagaimana Perilaku Inovatif bagi pelaku usaha kecil wanita di Kota
Bandung ?, untuk menjawab
63
Sebagaimana yang di rumuskan masalah yang telah di jelaskan pada Bab 1
sebelumnya,
Adapun analisis deskriptif secara rekapitulasi variable perilaku inovatif pada
penelitian ini menggunakan alat excel dan statistic analisis deskriptif SPSS dengan
hasil sebagai berikut;
Tabel 4.37
Rekapitulasi variable Perilaku Inovatif Item
Indikator
∑
Sample
SS S C TS STS Jumlah
Skor 𝑋
Skor
Presentase Category
5 4 3 2 1
1 330 71 67 66 61 65 1008 0.066 7% Cukup
2 330 71 52 66 69 72 971 0.063 6% Lemah
3 330 63 47 78 56 86 935 0.061 6% Lemah
4 330 73 70 63 59 65 1017 0.066 7% Cukup
5 330 74 71 68 57 60 1032 0.067 7% Cukup
6 330 71 75 70 45 69 1024 0.067 7% Cukup
7 330 74 74 65 66 51 1044 0.068 7% Cukup
8 330 70 71 69 58 62 1019 0.067 7% Cukup
9 330 68 60 76 65 61 999 0.065 7% Cukup
10 330 65 87 80 48 50 1059 0.069 7% Cukup
11 330 92 64 67 45 62 1069 0.070 7% Cukup
12 330 75 57 86 56 56 1029 0.067 7% Cukup
13 330 87 55 56 59 73 1014 0.066 7% Cukup
14 330 93 65 49 64 59 1059 0.069 7% Cukup
15 330 71 84 53 55 67 1027 0.067 7% Cukup
Total Skor 1118 999 1012 863 958 15306 1000 100% Cukup
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan informasi Tabel 4.41 rekapitulasi secara keseluruhan variable
mengenai perilaku inovatif yang di jadikan alat ukur dalam penelitian ini peneliti
melihat bahwa variable perilaku inovatif dimana peneliti melakukan pengamatan
atau observasi berdasarkan data yang telah di tabulasi melalui instrument penelitian
kuesioner maka di peroleh bahwa sebagaian besar responden yang dijadikan objek
penelitian yang berjumlah 330 reponden yang mewakili populasi 1873 yang terdiri
dari bidang usaha Fashion, Makanan&Minuman, Handcraft, Produksi, Jasa,
Perdagangan di peroleh bahwa indikator yang memiliki tanggapan responden yang
64
maksimal adalah terdapat pada indikator mengenai Pelaku usaha dapat bekerjasama
dengan pelaku usaha lainnya dengan tujuan mengembangkan usaha di peroleh
dengan skor penelitian sebesar 1069 dengan pencapain keseluruhan 7%.
Pada tanggapan tersebut peneliti melihat bahwa perilaku inovatif khususnya
di wilayah Kota Bandung pelaku usaha wanita dapat bekerjasama dengan pelaku
usaha lainnya dengan tujuan mengembangkan usaha hal tersebut sudah cukup baik
di karenakan setiap pelaku usaha membutuhkan kerjasama dengan pelaku usaha
lain untuk mengembang usaha agar mampu bersaing di era MEA.
Namun pada indikator mengenai pelaku usaha mendapatkan kemudahan
dalam poses pengiriman produk dan bahan baku dari distributor hal tersebut dapat
mempertegas bahwa setiap pelaku usaha khususnya wanita di kota Bandung tidak
akan mampu bersaing dengan adanya MEA jika kalua para pelaku usaha wanita
tidak mampu bekerjasama dengan para pelaku usaha
Sehingga berdasarkan penjelasan deskriptif tersebut peneliti dapat melihat
bahwa di perlukannya suatu wadah atau pun komunitas para pelaku usaha wanita
untuk bekerjasama dalam menjalankan bisnisnya, ataupun bertukar informasi dan
bekerjasama dalam penyedian bahan baku maupun bekerjasama baik dalam hal
operasional perusahaan sampai kepada proses distribusi produk yang akan di jual
kepasar berikut pemasaran produk tersebut.
Selain itu peneliti melihat faktor pemerintah juga berperan dalam mendukung
pelaku usaha wanita karena akan berdampak kepada kesejahteraan masyarakat
secara ekonomi dalam bidang membuka lowongan kerja yang dapat menyerap
tenaga kerja yang secara tidak langsung dapat meningkatkan daya beli masyarakat