15
30 BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara atau jalan yang digunakan untuk mengetahui sesuatu, menemukan, mengembangkan, serta menguji kebenarannya secara logis, sistematis dan empiris dengan menggunakan cara metode ilmiah yang telah dibakukan oleh peneliti sebelumnya. Penelitian observasional analitik merupakan penelitian yang umumnya dilakukan tanpa adanya intervensi atau tindakan tambahan pada sampel yang akan diteliti. Penelitian ini ialah suatu penelitian tentang fenomena yang ada kemudian untuk memperoleh hasil, peneliti melakukan analisis statistik (Sani K, 2018). 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rancangan mengarahkan penelitian untuk mengontrol faktor yang mungkin akan mempengaruhi validitas penemuan (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang), yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (poin time approach). Artinya, tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti semua subyek penelitian diamati pada waktu yang sama. Dalam penelitian cross sectional dikenal adanya penelitian korelatif (hubungan dan asosiasi), yaitu penelitian yang menghubungkan variabel yang satu dengan yang lainnya, selanjutnya mengujinya secara statistik (uji hipotesis) atau dikenal dengan uji korelasi yang menghasilkan koefisien korelasi (Kadri, 2018; Swarjana, 2012).

BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/63499/61/BAB IV.pdf · akan diteliti. Penelitian ini ialah suatu penelitian tentang fenomena yang ada kemudian untuk memperoleh hasil, peneliti

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/63499/61/BAB IV.pdf · akan diteliti. Penelitian ini ialah suatu penelitian tentang fenomena yang ada kemudian untuk memperoleh hasil, peneliti

30

BAB IV

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara atau jalan yang digunakan untuk mengetahui

sesuatu, menemukan, mengembangkan, serta menguji kebenarannya secara logis,

sistematis dan empiris dengan menggunakan cara metode ilmiah yang telah dibakukan

oleh peneliti sebelumnya. Penelitian observasional analitik merupakan penelitian yang

umumnya dilakukan tanpa adanya intervensi atau tindakan tambahan pada sampel yang

akan diteliti. Penelitian ini ialah suatu penelitian tentang fenomena yang ada kemudian

untuk memperoleh hasil, peneliti melakukan analisis statistik (Sani K, 2018).

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan mengarahkan penelitian untuk

mengontrol faktor yang mungkin akan mempengaruhi validitas penemuan

(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan

menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang), yaitu suatu penelitian untuk

mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara

pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (poin time

approach). Artinya, tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan

pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek pada saat

pemeriksaan. Hal ini tidak berarti semua subyek penelitian diamati pada waktu yang

sama. Dalam penelitian cross sectional dikenal adanya penelitian korelatif (hubungan

dan asosiasi), yaitu penelitian yang menghubungkan variabel yang satu dengan yang

lainnya, selanjutnya mengujinya secara statistik (uji hipotesis) atau dikenal dengan uji

korelasi yang menghasilkan koefisien korelasi (Kadri, 2018; Swarjana, 2012).

Page 2: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/63499/61/BAB IV.pdf · akan diteliti. Penelitian ini ialah suatu penelitian tentang fenomena yang ada kemudian untuk memperoleh hasil, peneliti

31

4.2 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja adalah langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah mulai dari

penetapan populasi, sampel, instrumen, pengumpulan data, analisis data dan

kesimpulan, yaitu kegiatan sejak awal dilaksanakannya penelitian (Notoatmodjo,

2010). Berikut adalah kerangka kerja dalam penelitian ini :

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian

Populasi Seluruh pasien asma di Klinik Paru Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen

sebanyak 88 subyek pada tanggal 1-22 April 2020

Teknik Sampling Purposive sampling

Sampel Pasien asma di Klinik Paru Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen sebanyak 41

subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi

Analisa Data

Analisis dengan uji korelasi Spearman menggunakan program SPSS 23

Instrumen Penelitian

Kesimpulan

Ada hubungan kecemasan dengan kontrol asma di Klinik Paru Rumah Sakit

Wava Husada Kepanjen

Kuesioner kontrol asma menggunakan Asthma Control Test

(ACT)

Kuesioner kecemasan menggunakan Hamilton Anxiety

Rating Scale (HARS)

Skala Data Ordinal

Skala Data Ordinal

Page 3: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/63499/61/BAB IV.pdf · akan diteliti. Penelitian ini ialah suatu penelitian tentang fenomena yang ada kemudian untuk memperoleh hasil, peneliti

32

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Mamik, 2015). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh pasien di Klinik Paru Rumah Sakit Wava

Husada Kepanjen sebanyak 88 subyek pada bulan Februari 2020. Data subyek

didapatkan dari data sekunder yaitu rekam medis pasien di Rumah Sakit Wava

Husada Kepanjen.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi

tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel tersebut, kesimpulannya akan

diberlakukan untuk populasi (Lusiana et al., 2015). Sampel pada penelitian ini

adalah pasien asma di Klinik Paru Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen

sebanyak 41 subyek pada waktu pelaksanaan penelitian yang memenuhi kriteria

inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi : 1) Pasien asma derajat intermiten

sampai persisten sedang, 2) Pasien berumur 12-59 tahun, 3) Pasien bersedia

untuk mengisi kuesioner. Kriteria eksklusi : 1) Pasien TB Paru, 2) Pasien

PPOK, 3) Pasien bronkitis kronis, 4) Pasien menderita kelainan jantung, 5)

Pasien tidak bersedia mengisi kuesioner.

4.3.3 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Terdapat dua teknik sampling

Page 4: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/63499/61/BAB IV.pdf · akan diteliti. Penelitian ini ialah suatu penelitian tentang fenomena yang ada kemudian untuk memperoleh hasil, peneliti

33

yaitu teknik probability sampling dan non probability sampling (Lusiana et al., 2015).

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah non probability

sampling dengan cara Purposive Sampling, suatu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu atau seleksi khusus atau dengan kata lain teknik purposive

sampling merupakan cara pengambilan subyek penelitian yang akan menjadi

responden dalam penelitian yang berdasar pada kriteria tertentu yakni kriteria

inklusi dan kriteria eksklusi (Mamik, 2015).

4.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan sesuatu yang menjadi objek pengamatan

penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu titik pengamatan penelitian.

Variabel penelitian merupakan atribut dan sifat atau nilai orang, faktor, perlakuan

terhadap objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sandu, 2015).

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini antara lain:

4.4.1. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel ini ialah karakteristik oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk

menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi (Hermawan,

2019). Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan.

4.4.2. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat,

karena adanya variabel bebas. Variabel ini ialah karakteristik yang berubah

Page 5: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/63499/61/BAB IV.pdf · akan diteliti. Penelitian ini ialah suatu penelitian tentang fenomena yang ada kemudian untuk memperoleh hasil, peneliti

34

atau muncul ketika mengintroduksi atau mengganti variabel bebas

(Hermawan, 2019). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat

kontrol asma.

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah batasan yang digunakan untuk mendefinisikan

variabel-variabel yang diteliti, beserta kriteria penilaian dan skala datanya. Definisi

operasional dibuat agar variabel mudah dipahami, diukur dan diamati sehingga dapat

memandu pelaksanaan penelitian dan analisis data (Syahdrajat, 2015).

Tabel 4.1 Definisi Operasional

Variabel Penelitian

Definisi Operasional

Indikator Instrumen Skala Data

Hasil Ukur

Variabel independen:

Kecemasan

Respon terhadap ancaman yang tidak diketahui sumbernya internal, samar-samar atau konfliktual

Perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi, gejala somatik atau fisik (otot), gejala somatik atau fisik (sensorik), gejala kardiovaskuler, gejala respirasi (pernapasan), gejala gastrointestinal (pencernaan), gejala urogenital (perkemihan dan kelamin), gejala otonom, dan perilaku saat wawancara

Kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)

Ordinal Panik: apabila bobot nilai yang dicapai >30.

Kecemasan berat: apabila bobot nilai yang dicapai 25-30

Kecemasan sedang: apabila bobot nilai yang dicapai 18-24

Kecemasan ringan: apabila bobot nilai yang dicapai <17

Page 6: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/63499/61/BAB IV.pdf · akan diteliti. Penelitian ini ialah suatu penelitian tentang fenomena yang ada kemudian untuk memperoleh hasil, peneliti

35

(Ramdan, 2018)

Variabel dependen:

Kontrol asma

Tingkat pengendalian terhadap manifestasi klinis penyakit asma

Frekuensi tidak dapat beraktivitas, sesak napas, terbangun di malam hari, penggunaan obat dan tingkat kontrol asma

Kuisioner Asthma Control Test (ACT)

Ordinal Tidak terkontrol: apabila bobot nilai yang dicapai ≤ 19

Terkontrol sebagian: apabila bobot nilai yang dicapai 20-24

Terkontrol total: apabila bobot nilai yang dicapai 25

(Sabri & Chan, 2014)

4.6 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Februari sampai 7 Juli 2020 dan

pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Instalasi Rawat Jalan Klinik Paru Rumah

Sakit Wava Husada.

4.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat untuk pengambilan data penelitian. Dalam

penelitian kuantitatif instrumen penelitian dapat berupa tes, kuesioner (angket),

pedoman tertulis tentang wawancara atau pengamatan atau daftar pertanyaan yang

dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden. Instrumen penelitian

digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti dengan tujuan menghasilkan

Page 7: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/63499/61/BAB IV.pdf · akan diteliti. Penelitian ini ialah suatu penelitian tentang fenomena yang ada kemudian untuk memperoleh hasil, peneliti

36

data kuantitatif yang akurat. Dikarenakan instrumen penelitian yang digunakan

untuk melakukan pengukuran maka setiap instrument harus mempunyai skala

(Sumantri, 2011). Instrumen yang diberikan dalam penelitian ini berupa data

responden dan kuesioner yang diberikan kepada responden. Cara penggunaannya

yaitu bisa dengan diisi secara langsung oleh responden. Dalam penelitian ini

instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data meliputi :

1) Lembar kuesioner data responden

Lembar kuesioner data responden meliputi nama, umur, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, lama menderita asma, dan derajat asma

2) Lembar kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)

Lembar kuesioner HARS terdiri dari 14 item dengan parameter pertanyaan, yaitu

perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan,

perasaan depresi, gejala somatik atau fisik (otot), gejala somatik atau fisik

(sensorik), gejala kardiovaskuler, gejala respirasi (pernapasan), gejala

gastrointestinal (pencernaan), gejala urogenital (perkemihan dan kelamin), gejala

otonom, dan perilaku saat wawancara. Kuesioner menggunakan skala Likert

dengan ketentuan nilai 1 : satu gejala dari pilihan yang ada, nilai 2 : separuh dari

gejala yang ada, nilai 3 : lebih dari separuh gejala yang ada, nilai 4 : semua gejala

ada dan skor total adalah <17 : kecemasan ringan, 18-24 : kecemasan sedang,

25-30 : kecemasan berat, >30 : panik (Saputro & Fazrin, 2017).

3) Lembar kuesioner Asthma Control Test (ACT)

Lembar kuesioner ACT berisi 5 pertanyaan dan masing-masing pertanyaan

mempunyai skor 1 sampai 5, sehingga nilai terendah ACT adalah 5 dan tertinggi

Page 8: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/63499/61/BAB IV.pdf · akan diteliti. Penelitian ini ialah suatu penelitian tentang fenomena yang ada kemudian untuk memperoleh hasil, peneliti

37

adalah 25. Jika jawaban a nilai skor : 1, jawaban b nilai skor : 2, jawaban c nilai

skor : 3, jawaban d nilai skor : 4, jawaban e nilai skor : 5. Kuisioner ACT berisi

pertanyaan frekuensi tidak dapat beraktivitas, sesak napas dan terbangun di

malam hari karena asma pada pertanyaan 1,2, dan 3 sedangkan penggunaan obat

dan tingkat kontrol asma pada pertanyaan 4 dan 5. Selanjutnya hasil kuesioner

ACT digunakan untuk mengelompokkan kondisi klinis pasien ke dalam

terkontrol total jika diperoleh skor 25, terkontrol sebagian jika mencapai skor

20-24, atau tidak terkontrol apabila ≤ 19 (Haryanti et al., 2016; Medison &

Rustam, 2014).

4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu

instrumen. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows.

Sebuah kuesioner dinyatakan valid bila tidak ada soal yang memiliki nilai “corrected

item total correlation” bertanda negatif dan lebih besar dari 0,05 (>0,05) (Kautsar et al.,

2015).

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden

dalam menjawab hal yang berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang merupakan

suatu variabel yang disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Reliabilitas suatu

kuesioner dinyatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0.60, pengujian

dilakukan dengan program SPSS 16.0 for windows (Kautsar et al., 2015).

4.8.1 Uji Validitas dan Reliabilitas HARS

Menurut Kautsar dkk (2015) telah menyimpulkan bahwa instrumen

HARS mampu mengungkap tingkat kecemasan terhadap produktivitas

Page 9: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/63499/61/BAB IV.pdf · akan diteliti. Penelitian ini ialah suatu penelitian tentang fenomena yang ada kemudian untuk memperoleh hasil, peneliti

38

pegawai serta konsistensi responden dalam mengisi instrumen dapat

diandalkan. Validitas instrumen HARS ditunjukkan pada bagian Corrected Item-

Total Correlation seluruh soal memiliki nilai positif dan lebih besar dari syarat

0.05, maka dapat diputuskan bahwa kuesioner tersebut valid. Pada tabel

Reliability Statistics terlihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha adalah 0,793 dengan

jumlah item 14 butir. Oleh karena nilai Cronbach’s Alpha = 0,793 ternyata lebih

besar dari 0.6, maka kuesioner yang digunakan terbukti reliabel (0.793>0.6)

(Kautsar et al., 2015).

4.8.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ACT

Menurut Nathan dkk (2004), ACT bertujuan memudahkan dokter dan

pasien dalam mengevaluasi penderita asma yang berusia lebih dari 12 tahun

dan menetapkan terapi pemeliharaannya. Kuesioner ini telah divalidasi

sehingga dapat dipakai secara luas untuk menilai dan memperbaiki kondisi

asma seseorang. Kuesioner ACT ini telah diuji coba di Poliklinik Alergi-

imunologi Klinik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM dengan hasil

keandalan internal 83%, keandalan interklas 92%, kesahihan dengan fungsi

paru 24% dan kesahihan dengan penilaian klinis 74% sehingga dapat

disimpulkan ACT ini dapat dipakai di masyarakat Indonesia (Wardhani, 2010).

4.9 Prosedur Pengumpulan Data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data tersebut :

4.9.1 Tahap Persiapan

1. Mempersiapkan proposal penelitian yang terdiri dari bab 1-4 serta lembar

kuesioner penelitian

Page 10: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/63499/61/BAB IV.pdf · akan diteliti. Penelitian ini ialah suatu penelitian tentang fenomena yang ada kemudian untuk memperoleh hasil, peneliti

39

2. Mengajukan permohonan izin studi pendahuluan dan penelitian kepada

Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Malang

3. Setelah permohonan izin disetujui, peneliti melanjutkan permohonan izin

penelitian kepada pihak yang terkait dalam hal ini yaitu Kepala

Bankesbangpol Kabupaten Malang

4. Setelah permohonan izin disetujui, meminta surat pengantar dari kantor

BankesBangpol Kabupaten Malang untuk studi pendahuluan dan

penelitian di Rumah Sakit Wava Husada

5. Mendapatkan izin studi pendahuluan dan penelitian dari Pimpinan

Rumah Sakit Wava Husada

6. Menghubungi penanggung jawab Komite Etik Penelitian Kesehatan di

Rumah Sakit Wava Husada untuk mengurus kelayakan etik penelitian

7. Menghubungi koordinator instalasi rawat jalan dengan menjelaskan tahap

pelaksanaan penelitian dan berkolaborasi dengan perawat yang bertugas

di Klinik Paru Rumah Sakit Wava Husada

8. Memberikan pengarahan singkat kepada asisten penelitian (1 orang)

dengan menjelaskan tahap pelaksanaan penelitian dan membantu

dokumentasi penelitian

4.9.2 Tahap Pelaksanaan

1. Melakukan pendekatan dengan memperkenalkan diri, menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian kepada responden

Page 11: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/63499/61/BAB IV.pdf · akan diteliti. Penelitian ini ialah suatu penelitian tentang fenomena yang ada kemudian untuk memperoleh hasil, peneliti

40

2. Setelah itu meminta persetujuan pasien untuk menjadi responden dalam

penelitian dan mengisi informed consent bagi yang bersedia menjadi

responden

3. Setelah pasien setuju dan mengisi informed consent, kemudian mengisi data

responden, mengisi kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan

kuesioner Asthma Control Test (ACT)

4.9.3 Tahap Pengumpulan Data

1. Kuesioner yang telah diisi selanjutnya dikumpulkan

2. Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden

3. Mengecek kelengkapan data yaitu kelengkapan pengisian lembar

kuesioner

4. Memeriksa kembali jika dalam pengisian yang salah atau kurang lengkap

5. Mengolah dan menganalisis data dari hasil kuesioner Hamilton Rating Scale

For Anxiety (HARS-A) dan Asthma Control Test (ACT)

4.9.4 Tahap Pengelolaan Data

Analisa data dilakukan melalui pengolahan data yang dilakukan melalui

beberapa tahap yaitu editing, scoring, coding, cleaning, processing, dan tabulating. Tahap

editing merupakan tahap pemeriksaan kelengkapan dan ketetapan dari jawaban

setiap kuisioner yang telah terisi. Tahap scoring dilakukan dengan memberi tanda

pada masing-masing jawaban dengan kode berupa angka, sehingga

memudahkan proses memasukan data di komputer. Tahap coding adalah tahap

jawaban kuesioner diberikan kode pada kolom-kolom yang telah disediakan

untuk memudahkan pengelolaan data. Pada tahap cleaning, data yang telah ada

Page 12: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/63499/61/BAB IV.pdf · akan diteliti. Penelitian ini ialah suatu penelitian tentang fenomena yang ada kemudian untuk memperoleh hasil, peneliti

41

diperiksa kembali untuk menghindari adanya kesalahan data. Tahap processing ini

merupakan tahap pemasukan data ke dalam tersebut dikelompokan dan

ditabulasikan sehingga diperoleh frekuensi dari masing-masing variabel

(Timotius, 2017).

4.10 Analisis Data

4.10.1 Analisis Univariat

Analisis univariat adalah teknik statistika yang dalam kegiatan

analisisnya, hanya melibatkan satu variabel terikat (terlepas dari berapapun

banyak variabel bebasnya). Analisis univariat terdiri dari, distribusi frekuensi,

mean, median, modus, standar deviasi dan varian. Dalam penelitian ini

analisis univariat digunakan untuk menganalisis gambaran distribusi dari

masing-masing variabel (Timotius, 2017).

4.10.2 Analisis Bivariat

Analisis ini berguna untuk melihat hubungan dua variabel. Hubungan

dua variabel ini mempunyai tiga kemungkinan. Pertama, ada hubungan, tetapi

sifatnya simetris, yaitu tidak saling mempengaruhi. Kedua, dua variabel itu

saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Ketiga, sebuah variabel

mempengaruhi variabel yang lain. Analisis ini berdasarkan skala data,

hipotesis, sampel (berpasangan atau tidak berpasangan) dan jumlah variabel

(Timotius, 2017).

Dalam penelitian ini analisis bivariat digunakan untuk menganalisis

hubungan tingkat kecemasan terhadap tingkat kontrol asma. Skala data yang

digunakan pada masing-masing variabel penelitian ini adalah data ordinal

Page 13: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/63499/61/BAB IV.pdf · akan diteliti. Penelitian ini ialah suatu penelitian tentang fenomena yang ada kemudian untuk memperoleh hasil, peneliti

42

(tingkatan), bentuk uji hipotesisnya korelatif, sampel tidak berpasangan dan

jumlah variabelnya dua, untuk itu dipilih uji statistik yang paling tepat yaitu

uji korelasi spearman menggunakan program SPSS 23. Korelasi spearman

adalah tes non parametrik yang digunakan untuk mengukur tingkat hubungan

antara dua variabel. Uji korelasi peringkat spearman tidak membawa asumsi

tentang distribusi data dan merupakan analisis korelasi yang sesuai jika tipe

datanya ordinal. Nilai koefisien dan kriteria keeratan hubungan dua variabel

yang dipakai dalam analisis ini sama dengan yang digunakan dalam korelasi

Pearson, tetapi korelasi rank Spearman awalnya akan melakukan peringkat

(ranking) terhadap data yang ada, kemudian melakukan uji korelasi (Sahab,

2018).

Tabel 4.2 Interpretasi Uji Korelasi Spearman

Parameter Nilai Interpretasi

Kekuatan korelasi (r)

1. 0,00-0,25 2. 0,26-0,50 3. 0,51-0,75 4. 0,76-1,00

1. Tidak ada hubungan/ hubungan lemah 2. Hubungan sedang 3. Hubungan kuat 4. Hubungan sangat kuat

Nilai p 1. Nilai p<0,05

2. Nilai p>0,05

1. Terdapat korelasi yang bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen (H0 ditolak dan H1 diterima)

2. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen (H0 diterima dan H1 ditolak)

Arah korelasi

1. Positif (+)

2. Negatif (-)

1. Searah artinya semakin tinggi nilai variabel X semakin tinggi nilai variabel Y. Hal ini terjadi karena jika kenaikan satu diikuti kenaikan variabel lain

2. Berlawanan arah, artinya semakin tinggi nilai variabel X semakin kecil nilai variabel Y. Hal ini terjadi karena jika

Page 14: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/63499/61/BAB IV.pdf · akan diteliti. Penelitian ini ialah suatu penelitian tentang fenomena yang ada kemudian untuk memperoleh hasil, peneliti

43

kenaikan satu variabel diikuti penurunan variabel lain

(Hulu & Sinaga, 2019)

4.11 Etika Penelitian

Etika penelitian bertujuan untuk melindungi subyek, menjamin kerahasiaan

identitas responden dan kemungkinan terjadinya ancaman terhadap responden.

Berikut ini tentang prinsip-prinsip etika dalam penelitian (Sumantri, 2011), yaitu :

1. Prinsip memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms and benefits)

Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna

mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek

penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficience).

Penelitian yang memerlukan ethical clearance pada dasarnya merupakan riset

penelitian menggunakan manusia sebagai subyek penelitian harus

mendapatkan ethical clearance, baik penelitian yang melakukan pengambilan

spesimen ataupun yang tidak melakukan pengambilan spesimen. Penelitian

riset yang dimaksud adalah penelitian biomedik yang mencakup riset pada

rekam medis pasien.

2. Prinsip menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan

informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki

kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi

dalam kegiatan penelitian (autonomy). Beberapa tindakan yang terkait dengan

prinsip menghormati harkat dan martabat manusia adalah peneliti

Page 15: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/63499/61/BAB IV.pdf · akan diteliti. Penelitian ini ialah suatu penelitian tentang fenomena yang ada kemudian untuk memperoleh hasil, peneliti

44

mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed consent) yang terdiri

dari penjelasan manfaat penelitian, penjelasan kemungkinan risiko dan

ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan, persetujuan peneliti dapat

menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subyek berkaitan dengan

prosedur penelitian, persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja

dan jaminan anonimitas serta kerahasiaan.

3. Prinsip keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness)

Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk memenuhi

prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, professional,

berperikemanusiaan, memperhatikan faktor-faktor ketepatan, keseksamaan,

kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius responden.

4. Prinsip menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for

privacy and confidentiality)

Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan. Pada dasarnya, penelitian akan memberikan akibat terbukanya

informasi individu termasuk informasi yang bersifat pribadi. Adapun tidak

semua orang menginginkan informasinya diketahui oleh orang lain, sehingga

peneliti perlu memperhatikan hak-hak dasar individu tersebut. Dalam

aplikasinya, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas

baik nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner dan alat ukur apapun

untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek. Peneliti dapat

menggunakan koding (inisial atau identification number) sebagai pengganti

identitas responden.