Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RencanaProgram Investasi JangkaMenengah (RPIJM)Kabupaten Garut Tahun 2015-2019
Bab 2Profil Kabupaten Garut/Kota
2.1 Gambaran Geografis Dan Administrasi
Kabupaten Garut merupakan bagian dari wilayah bagian Provinsi Jawa Barat yang secara
definitif menjadi Daerah Tingkat II berdasarkan Permendagri Nomor 6 Tahun 2008. Secara
geografis Kabupaten Garut terletak pada koordinat 6056’49” – 7
045’00” Lintang Selatan dan
107025’8” – 108
0-7’30 Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut:
Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Sumedang
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Samudra Indonesia
Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Cianjur
Secara administratif, Kabupaten Garut mempunyai luas 307.407 ha atau ±8,28% dari luas
wilayah Provinsi Jawa Barat yang terbagi dalam 42 kecamatan dan 422 desa dan 21
kelurahan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Cibalong dengan luas 21,359 ha atau 6,97%
dari luas Kabupaten Garut Sedangkan yang memiliki wilayah terkecil adalah Kecamatan
Kersamanah dengan luas 1,650 ha atau 0,54% dari luas Kabupaten Garut. Selengkapnya
wilayah Kabupaten Garut dapat dilihat pada Tabel-4.1 dan Gambar-2.1.
RencanaProgram Investasi JangkaMenengah (RPIJM)Kabupaten Garut Tahun 2015-2019
Gambaran Geografis Dan Administrasi Dapat Ditambahkan Hal-Hal Yang SpesifikDari Kabupaten/Kota Yang Bersangkutan
Gambar-2.1: Peta Administrasi Kabupaten Garut
Tabel-2.1:Wilayah Administrasi Kabupaten Garut
No Kecamatan Luas Wilayah JumlahDesa/KelurahanKm2 Presentase
1 Cisewu 194.27 6.35 7 Desa2 Caringin 303.89 9.91 6 Desa3 Talegong 287.54 9.38 7 Desa4 Mekarmukti 41312 13.48 4 Desa5 Bungbulang 288.27 9.40 13 Desa6 Pamulihan 135.00 4.40 5 Desa7 Pakenjeng 337.08 11.00 13 Desa8 Cikelet 241.73 7.89 11 Desa9 Pameungpeuk 896.89 29.26 7 Desa10 Cibalong 194.21 6.34 11 Desa11 Cisompet 294.48 9.61 11 Desa12 Peundeuy 401.27 13.09 6 Desa13 Singajaya 684.07 22.32 9 Desa14 Cihurip 450.50 14.70 4 Desa
RencanaProgram Investasi JangkaMenengah (RPIJM)Kabupaten Garut Tahun 2015-2019
15 Banjarwangi 636.45 20.76 11 Desa16 Cikajang 460.81 15.03 12 Desa17 Cilawu 1.311.87 42.80 18 Desa18 Bayongbong 1.988.27 64.87 17 Desa19 Cigedug 1.244.42 40.60 5 Desa20 Cisurupan 1.195.86 39.01 16 Desa21 Sukaresmi 1.072.08 34.98 6 Desa22 Samarang 1.211.99 39.54 12 Desa23 Pasirwangi 1.350.62 44.06 12 Desa24 Tarogong Kidul 5.695.56 185.81 8 Desa/5 Kel25 Tarogong Kaler 1.708.03 55.72 12 Desa/1 kel26 Garut Kota 4.641.86 151.44 11 Kel27 Karangpawitan 2.283.12 74.49 16 Desa/4 Kel28 Wanaraja 1.271.02 41.47 8 Desa29 Pangatikan 783.27 25.55 8 Desa30 Sucinaraja 1.984.18 64.73 7 Desa31 Sukawening 1.301.44 42.46 11 Desa32 Karangtengah 703.57 22.95 4 Desa33 Banyuresmi 1.788.78 58.36 15 Desa34 Leles 1.052.38 34.33 12 Desa35 Leuwigoong 2.180.67 71.14 8 Desa36 Cibatu 1.665.08 54.32 11 Desa37 Kersamanah 2.193.40 71.56 5 Desa38 Cibiuk 1.551.86 50.63 6 Desa39 Kadungora 2.358.92 76.96 14 Desa40 Bl. Limbangan 1.057.97 34.52 14 Desa41 Selaawi 1.110.16 36.22 7 Desa42 Malangbong 1.306.58 42.63 23 Desa
Jumlah 797.97 421 desa/21kel
Sumber: BPMPD 2011
2.2 Gambaran Demografi
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa jumlah penduduk di Kabupaten
Garut. sampai dengan tahun 2012 berjumlah 2.485.732 jiwa, yang terdiri dari 1.257.451 jiwa
penduduk laki-laki dan 1.228.281 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di
Kabupaten Garut berbeda-beda untuk setiap kecamatan. Kepadatan penduduk rata-rata di
Kabupaten Garut pada tahun 2012 berkisar 811 jiwa/Km2. Kecamatan Tarogong Kidul
memiliki kepadatan 5.925 jiwa/Km2 jiwa/km2 dan merupakan kecamatan dengan kepadatan
tertinggi di Kabupaten Garut Sedangkan Kecamatan Pamulihan memiliki kepadatan
penduduk 135 jiwa/Km2 jiwa/km2 dan merupakan kecamatan dengan kepadatan terendah.
Selengkapnya jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Garut dapat dilihat pada Tabel-2.2.
RencanaProgram Investasi JangkaMenengah (RPIJM)Kabupaten Garut Tahun 2015-2019
Tabel-2.2:Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Garut Tahun 2011
No Kecamatan Luas(Km2)
Penduduk (Jiwa) KepadatanPenduduk(Jiwa/Km2
)Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Cisewu 194.27 16.953 16.623 33.576 5.792 Caringin 303.89 15.346 14.748 30.094 10.093 Talegong 287.54 15.660 15.607 31.267 9.204 Mekarmukti 41312 30.552 30.168 60.720 6.805 Bungbulang 288.27 7.973 7.945 15.918 18.116 Pamulihan 135.00 8.952 8.928 17.880 7.557 Pakenjeng 337.08 33.813 33.076 66.889 5.048 Cikelet 241.73 20.951 20.703 41.654 5.809 Pameungpeuk 896.89 19.706 19.856 39.562 22.6710 Cibalong 194.21 20.909 20.572 41.481 3.8311 Cisompet 294.48 25.485 25.239 50.724 612 Peundeuy 401.27 11.606 11.182 22.788 17.6113 Singajaya 684.07 23.156 23.149 46.305 14.7714 Cihurip 450.50 9.254 8.955 18.209 37.5715 Banjarwangi 636.45 4.256 39.268 79.524 5.6616 Cikajang 460.81 28.952 28.106 57.058 11.1517 Cilawu 1.311.87 51.399 50.442 101.841 12.8818 Bayongbong 1.988.27 48.039 46.662 94.701 20.9919 Cigedug 1.244.42 19.849 18.977 38.826 32.0520 Cisurupan 1.195.86 49.270 47.451 96.721 12.3621 Sukaresmi 1.072.08 19.082 18.623 37.705 14.8122 Samarang 1.211.99 36.538 35.830 72.368 19.2123 Pasirwangi 1.350.62 32.189 30.885 63.074 12.2624 Tarogong Kidul 5.695.56 55.663 54.472 110.135 51.7125 Tarogong Kaler 1.708.03 43.782 42.593 86.375 19.7726 Garut Kota 4.641.86 64.844 63.782 128.626 36.0927 Karangpawitan 2.283.12 60.184 58.698 118.882 19.2028 Wanaraja 1.271.02 22.341 22.475 44.816 28.3629 Pangatikan 783.27 13.546 12.952 26.498 29.5630 Sucinaraja 1.984.18 19.862 19.266 39.128 50.7131 Sukawening 1.301.44 25.115 25.420 50.535 25.7532 Karangtengah 703.57 8.143 8.236 16.379 42.9633 Banyuresmi 1.788.78 43.751 41.896 85.647 20.8634 Leles 1.052.38 39.171 38.189 77.36 13.6035 Leuwigoong 2.180.67 21.356 20.840 42.196 51.6836 Cibatu 1.665.08 34.988 33.996 68.984 24.1437 Kersamanah 2.193.40 18.518 17.673 36.191 60.6138 Cibiuk 1.551.86 15.848 15.034 30.882 50.2539 Kadungora 2.358.92 44.844 43.167 88.011 26.8040 Bl. Limbangan 1.057.97 39.653 38.203 77.856 13.5941 Selaawi 1.110.16 19.180 18.643 37.823 29.3542 Malangbong 1.306.58 61.703 58.999 120.702 10.82
Jumlah 797.97 1.238.328 1.207.529 2.445.911Sumber: BPS Kab .Garut
RencanaProgram Investasi JangkaMenengah (RPIJM)Kabupaten Garut Tahun 2015-2019
Pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Garut dipengaruhi oleh pertumbuhan alami
(lahir dan mati), penduduk datang dan peduduk keluar (migrasi). Berdasarkan data
penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa laju pertumbuhan penduduk dari tahun
2007 sampai tahun 2012 sebesar 1,63 %. Laju pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di
Kecamatan Tarogong Kidul sedangkan untuk laju pertumbuhan terkecil terdapat di
Kecamatan Pamulihan. Lebih jelas mengenai laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Garut
terlihat pada Tabel-2.3.
Tabel-2.3:Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Garut 5 Tahun Terakhir
No KecamatanJumlah Penduduk (Jiwa)
LajuPertumbuhanPenduduk
(%)2007 2008 2009 2010 20111 Cisewu 32.151 33,498 34.028 32.998 33.576 4.9512 Caringin 28.106 29,142 29.578 29.606 30.094 4.8693 Talegong 30.909 31.171 31.656 30.735 31.267 4.9814 Mekarmukti 57.753 59.920 60.834 59.715 60.720 4.9235 Bungbulang 15.106 15.170 15.400 15.653 15.918 4.8536 Pamulihan 17.453 17.738 18.012 17.584 17.880 4.9597 Pakenjeng 63.629 62.238 63.177 65.836 66.889 4.8108 Cikelet 39.278 38.238 38.816 40.989 41.654 4.7779 Pameungpeuk 39.061 37.902 38.495 38.895 39.562 4.90110 Cibalong 39.076 39.567 40.170 40.813 41.481 4.84811 Cisompet 50.799 50,636 51.417 49.880 50.724 4.99712 Peundeuy 22.148 23,202 23.552 22.427 22.788 3.97413 Singajaya 45.827 44.953 45.635 45.554 46.305 4.93014 Cihurip 17.537 17.471 17.735 17.912 18.209 4.88015 Banjarwangi 71.777 72.754 73.855 78.290 79.524 4.73116 Cikajang 47.374 56.676 57.522 56.156 57.058 4.81617 Cilawu 37.189 99.073 100.608 100.185 101.841 4.31018 Bayongbong 91.096 89.435 90.798 93.237 94.701 4.85019 Cigedug 98.764 35.953 36.492 38.256 38.826 6.39520 Cisurupan 87.912 90.813 92.191 95.227 96.721 4.78621 Sukaresmi 35.768 34.275 34.789 37.141 37.705 4.76522 Samarang 68.692 69.201 70.254 71.255 72.368 4.86123 Pasirwangi 59.585 59.784 60.680 62.125 63.074 4.84024 Tarogong Kidul 96.716 95.787 97.268 108.433 110.135 4.61625 Tarogong Kaler 79.676 79.342 80.571 84.993 86.375 4.75826 Garut Kota 124.245 126.867 128.841 126.550 128.626 4.93827 Karangpawitan 119.925 110.270 111.958 117.018 118.882 4.86228 Wanaraja 74.910 44.148 44.828 44.082 44.816 5.64029 Pangatikan 79.928 26.795 27.209 26.068 26.498 7.03830 Sucinaraja 43.322 37.795 38.343 38.520 39.128 5.03731 Sukawening 26.198 52.100 52.899 49.720 50.535 4.58032 Karangtengah 33.312 17.102 17.361 16.116 16.379 6.122
RencanaProgram Investasi JangkaMenengah (RPIJM)Kabupaten Garut Tahun 2015-2019
33 Banyuresmi 54.002 80.176 81.401 84.312 85.647 4.50134 Leles 17.717 73.421 74.532 76.151 77.360 4.12635 Leuwigoong 80.993 44.011 44.690 41.506 42.196 6.00536 Cibatu 44.329 70.128 71.215 67.861 86.984 3.91537 Kersamanah 68.555 35.325 35.873 35.621 36.191 5.84638 Cibiuk 34.862 30.036 30.495 30.402 30.882 5.07339 Kadungora 29.925 83.515 84.806 86.612 88.011 4.23740 Bl. Limbangan 73.091 76.899 78.062 76.608 77.856 4.91341 Selaawi 38.405 38.544 39.129 37.199 37.823 5.05242 Malangbong 114.226 114.074 115.808 118.845 120.702 4.829
Sumber:SP 80, SP 90, SP 2000, dan SP 2010
2.3 Gambaran Topografi
Ibukota Kabupaten Garut berada pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh Gunung
Karacak (1.838 m), Gunung Cikuray (2.821 m), Gunung Papandayan (2.622 m), dan
Gunung Guntur (2.249 m). Karakteristik topografi Kabupaten Garut: sebelah Utara terdiri
dari dataran tinggi dan pegunungan, sedangkan bagian Selatan (Garut Selatan) sebagian
besar permukaannya memiliki tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil.
Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang
paling rendah yang sejajar dengan permukaan laut hingga wilayah tertinggi d ipuncak
gunung. Wilayah yang berada pada ketinggian 500-100 m dpl terdapat di kecamatan
Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang berada pada ketinggian 100-1500 m dpl
terdapat di kecamatan Cikajang, Pakenjeng, Pamulihan, Cisurupan dan Cisewu. Wilayah
yang terletak pada ketinggian 100-500 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong, Cisompet,
Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak di daratan rendah pada
ketinggian kurang dari 100 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk.
Rangkaian pegunungan vulkanik yang mengelilingi dataran antar gunung Garut Utara
umurnya memiliki lereng dengan kemiringin 30-45% disekitar puncak, 15-30% di bagian
tengah, dan 10-15% di bagian kaki lereng pegunungan. Lereng gunung tersebut umumnya
ditutupi vegetasi cukup lebat karena sebagian diantaranya merupakan kawasan konservasi
alam. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 0-
40%, diantaranya sebesar 71,42% atau 218.924 Ha berada pada tingkat kemiringan antara
8-25%. Luas daerah landai dengan tingkat kemiringan dibawah 3% mencapai 29.033 Ha
atau 9,47%; wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 8% mencakup areal seluas
79.214 Ha atau 25,84%; luas areal dengan tingkat kemiringan sampai 15% mencapai
62.975 Ha atau 20,55% wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 40% mencapai
luas areal 7.550 Ha atau sekitar 2.46%. Berdasarkan arah alirannya, sungai-sungai di
RencanaProgram Investasi JangkaMenengah (RPIJM)Kabupaten Garut Tahun 2015-2019
wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua daerah aliran sungai (DAS) yaitu Daerah
Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Daerah Aliran Selatan yang bermuara di
Samudera Indonesia. Daerah aliran selatan pada umumnya relatif pendek, sempit dan
berlembah-lembah dibandingkan dengan daerah aliran utara. Daerah aliran utara
merupakan DAS sungai Cimanuk Bagian Utara, sedangkan daerah aliran selatan
merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah Kabupaten Garut terdapat 33
buah sungai dan 101 anak sungai dengan panjang sungai seluruhnya 1.397,34 Km; dimana
sepanjang 92 Km diantaranya merupakan panjang aliran sungai Cimanuk dengan 58 buah
anak sungai. Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, nampak bahwa pola
aliran sungai yang berkembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukan
karakter mendaun, dengan arah aliran utama berupa sungai Cimanuk menuju ke utara.
Aliran Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari lereng
pegunungan yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak sungai tersebut
merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola penyaliran sub-paralel, yang
bertindak sebagai subsistem dari DAS Cimanuk.
RencanaProgram Investasi JangkaMenengah (RPIJM)Kabupaten Garut Tahun 2015-2019
Gambar-2.2: Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Garut
RencanaProgram Investasi JangkaMenengah (RPIJM)Kabupaten Garut Tahun 2015-2019
2.4 Gambaran Geomorfologi
Bentang alam Kabupaten Garut Bagian Utara terdiri dari atas dua aransemen bentang alam,
yaitu : (1) dataran dan cekungan antar gunung berbentuk tapal kuda membuka ke arah
utara, (2) rangkaian-rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi dataran dan cekungan
antar gunung, seperti komplek G. Guntur - G. Haruman - G. Kamojang di sebelah barat, G.
Papandayan - G. Cikuray di sebelah selatan tenggara, dan G. Cikuray - G. Talagabodas - G.
Galunggung di sebelah timur. Bentang alam di sebelah Selatan terdiri dari dataran dan
hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 Km. Evolusi bentang alam
Kabupaten Garut khususnya Garut Utara dapat dijelaskan melalui 2 (dua) pendekatan
hipotesis, yaitu:
1. Bemmelen (1949) berpendapat bahwa terbentuknya tataan bentang alam, khususnya di
sekitar Garut, dikontrol oleh aktivitas volkanik yang berlangsung pada periode Kuarter
(sekitar 2 juta tahun lalu sampai sekarang). Setelah terjadi pergerakan tektonik yang
memicu pembentukan pegunungan di akhir Pleistosen, terjadilah deformasi regional
yang digerakan oleh beberapa patahan, seperti patahan Lembang, patahan Kancana,
dan patahan Malabar-Tilu. Khusus di sekitar dataran antar gunung Garut diperkirakan
telah terjadi suatu penurunan (depresi) akibat isostasi (proses menuju keseimbangan)
dari batuan dasar dan pembebanan batuan sedimen volkaniklasik diatasnya.
2. Menurut konsep Tektonik Lempeng (Hamilton, 1979), proses pembentukan gunung
api di Zona Bandung tidak terlepas dari proses pembentukan busur magmatis Sunda
yang dikontrol oleh aktivitas penunjaman (subduksi) Lempeng Samudera Indonesia
yang menyusup sekitar 6-10 cm/tahun di bawah Lempeng Kontinen Asia. Bongkahan
(slab) lempeng samudera setebal lebih dari 12 km tersebut akan tenggelam ke mantel
bagian luar yang bersuhu lebih dari 3000°, sehingga mengalami pencairan kembali.
Akibat komposisi lempeng kerak samudera bersifat basa, sedangkan mantel bagian
luar bersifat asam, maka pada saat pencairan akan terjadi asimilasi magma yang
memicu bergeraknya magma ke permukaan membentuk busur magmatis berkomposisi
andesitis-basaltis. Setelah terbentuk busur magmatis, pergerakan tektonik internal
(intra-arctectonics) selanjutnya bertindak sebagai penyebab utama terjadinya proses
perlipatan, patahan, dan pembentukan cekungan antar gunung.
RencanaProgram Investasi JangkaMenengah (RPIJM)Kabupaten Garut Tahun 2015-2019
Kodisi Geomorfologi Dapat Disesuaikan Dan Dikembangkan Dengan KondisiKab/Kota Masing-Masing
Gambar-2.3: Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Garut
2.5 Gambaran Geologi
Berdasarkan peta geologi skala 1 : 100.000 lembarArjawinangun, Bandung dan Garut yang
dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi skala 1 : 500.000, ataan
dan urutan batuan penyusun di wilayah Kabupaten Garut bagian utara didominasi oleh
material vulkanik yang berasosiasi dengan letusan (erupsi) gunung api, diantaranya erupsi
G. Cikuray, G. Papandayandan G. Guntur. Erupsi tersebut berlangsung beberapa kali
secara sporadic selama periode Kuarter (2 jutatahun) lalu, sehingga menghasilkan material
volkanis berupa breksi, lava, lahar dan tufa yang mengandung kwarsa dan tumpuk
menumpuk pada dataran antar gunung di Garut.
RencanaProgram Investasi JangkaMenengah (RPIJM)Kabupaten Garut Tahun 2015-2019
Gambar-2.4: Peta Geologi Kabupaten Garut
2.6 Gambaran Klimatologi
Kabupaten Garut beriklim tropis basah (humid tropical climate), dimana menurut hasil studi
data sekunder, iklim dan cuaca itu dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu : 1) pola sirkulasi
angin musiman (monsoonal circulation pattem), 2) topografi regional yang bergunung-
gunung di bagian tengah Jawa Barat, dan 3) elevasi topografi dengan curah hujan rata-rata
setiap tahun berkisar antara 2.589 mm dengan bulan basah 9 bulan berturut-turut dan bulan
kering berkisar 3 bulan berturut-turut, sedangkan di sekelilingnya terdapat daerah
pengunungan dengan ketinggian mencapai 3.500-4.000 meter di atas permukaan laut dengan
variasi temperatur bulanan berkisar antara 240C - 27
0C.
Karakteristik topografi Kabupaten Garut beragam, daerah sebelah Utara, Timur dan Barat
secara umum merupakan daerah dataran tinggi dengan kondisi alam berbukit-bukit dan
pegunungan, sedangkan kondisi daerah sebelah selatan sebagian besar permukaan tanahnya
memiliki kemiringan yang relatif cukup curam dan di beberapa tempat labil. Corak alam di
daerah sebelah selatan diwarnai oleh iklim Samudra Indonesia dengan memiliki segenap
potensi alam dan keindahan pantainya. Kabupaten Garut dengan memiliki iklim tropis, curah
hujan yang cukup tinggi, hari hujan yang banyak dan lahan yang subur serta ditunjang
RencanaProgram Investasi JangkaMenengah (RPIJM)Kabupaten Garut Tahun 2015-2019
dengan terdapatnya 34 aliran sungai ke Utara, dan 19 aliran sungai ke Selatan, menyebabkan
sebagian besar dari luas wilayahnya dipergunakan untuk lahan pertanian.
Akibat pengaruh adanya daerah pegunungan, daerah aliran sungai dan daerah dataran
rendah pantai, maka tingkat kesuburan tanah di Kabupaten Garut bervariasi. Secara umum
jenis tanahnya terdiri dari tanah sedimen hasil letusan gunung Berapi Papandayan dan
Gunung Guntur, dengan bahan induk batuan turf dan batuan kuarsa. Pada daerah sepanjang
aliran sungai, terbentuk jenis tanahaluvial yang merupakan hasil sedimentasi tanah akibat
erosi di bagian hulu. Jenis tanah podsolik merah kekuning-kuningan, podsolik kuning dan
regosol merupakan bagian paling luas dijumpai di wilayah Kabupaten Garut, terutama di
wilayah Garut Selatan, sedangkan Garut bagian utara didomiasi oleh jenis tanah andosol.
Kondisi iklim suatu wilayah dapat dilihat dari keadaan curah hujan, hari hujan, temperatur,
kelembaban relatif, kecepatan angin, dan itensitas penyinaran matahari.
Iklim Kabupaten Garut berdasarkan Smith dan Ferguson termasuk dalam kategori AF, yang
dicirikan oleh bulan basah selama 9 bulan yaitu pada bulan September – Mei dengan
temperatur rata-rata 240C - 27
0C .
1. Curah Hujan
Rerata curah hujan di Kabupaten Garut sepanjang tahun 2012 mencapai 2589 mm/bulan.
Bulan basah/kering terjadi jika jumlah curah hujan yang terjadi pada bulan tersebut
melebihi/kurang dari rerata curah hujan pada tahun bersangkutan. Berdasarkan rerata
curah hujan mengindikasikan bahwa bulan basah Kabupaten Garut terjadi pada bulan
September – Mei dengan rerata curah hujan bulanan berada diatas 2.589 mm, sedangkan
bulan keringnya yaitu bulan Juni- Agustus dengan rerata curah hujan bulanan kurang
dari 2.589 mm.
2. Hari Hujan
Pada tahun 2012 rerata hari hujan dalam satu tahunnya selama 14 hari dalam tiap
bulannya. Pada bulan-bulan tertentu frekuensi turunnya hujan lebih sedikit
dibandingkan dengan bulan lainnya. Frekuensi hujan di bawah rata-rata terjadi pada
bulan September – Mei , hal ini mengindikasikan bahwa pada bulan-bulan tersebut
sedang mengalami musim kemarau. Demikian pula sebaliknya musim hujan terjadi pada
bulan Juni - Agustus, karena jumlah hari hujan tiap bulannya melebihi rata-rata.
RencanaProgram Investasi JangkaMenengah (RPIJM)Kabupaten Garut Tahun 2015-2019
3. Temperatur
Secara umum keadaan temperatur di Kabupaten Garut mengikuti kondisi suhu udara di
Provinsi Jawa Barat dengan wilayah yang lebih luas. Temperatur rata-rata selama tahun
2012 di Kabupaten Garut berkisar 24°C – 30°C. Pada bulan-bulan tertentu temperaturnya
berada di atas rata-rata atau bahkan berada di bawah rata-rata. Temperatur pada bulan
September – Mei berada di bawah temperatur rata-rata dengan suhu paling rendah
terjadi pada bulan Desember mencapai 24-27°C. Sedangkan temperatur bulan Juni -
Agustus berada diatas rata-rata mencapai 27-30°C pada bulan Juli.
4. Kelembaban Relatif
Sepanjang tahun 2012 kelembaban relatif rata-rata 60% - 96% sehingga dapat dikatakan
bahwa Kabupaten Garut termasuk daerah dengan kelembaban relatifnya tinggi
Kelembaban relatif wilayah Kabupaten Garut cukup tinggi dengan rata-rata mencapai 78
% pada tahun 2012 Pada bulan Juni-Ag merupakanustus bulan-bulan dengan tingkat
kelembabannya berada diatas rata-rata, sedangkan tingkat kelembaban relatif bulan
September-Mei berada di bawah rata-rata.
5. Kecepatan Angin
Rata-rata kecepatan angin di Kabupaten Garut selama tahun 2012 mencapai 20 knot,
kecepatan angin diatas kecepatan rata-rata terjadi pada bulan juni –Agustus yang
berkisar 20–25 knot.
2.7 Kondisi Sosial Ekonomi
2.7.1 Kondisi Sosial
Kebijakan Pembangunan dibidang sosial menyangkut berbagai aspek yang memang
dirasakan sangat kompleks, karena selain berdampak terhadap masalah ekonomi juga
berdampak pada masalah sosial politik masyarakat. Bahkan keberhasilan pembangunan
dibidang sosial dapat dievaluasi dan dijadikan sebagai indikator tahun-tahun selanjutnya.
Keberhasilan pembangunan bidang sosial tidak hanya dapat dilihat dari bentuk fisik saja
namun harus dilihat secara keseluruhan yaitu dari segi fisik maupun non fisik. Salah satu
upaya dari pemerintah Kabupaten Garut dalam rangka pembangunan sosial budaya, adalah
dengan mengupayakan berbagai program yang langsung menyentuh masyarakat sebagai
sasarannya, diantaranya pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan dan Keluarga
Berencana, bidang agama serta bidang sosial lainnya.
RencanaProgram Investasi JangkaMenengah (RPIJM)Kabupaten Garut Tahun 2015-2019
Jumlah penduduk miskin sampai dengan tahun 2010 terus mengalami penurunan, salah satu
faktornya adalah keberhasilan program-program penanggulangan kemiskinan yang di
laksanakan oleh pemerintah. Seperti adanya program Bantuan Langsung Tunai/SLT yang
direalisasi akhir Tahun 2005, setidaknya mampu mempertahankan daya beli masyarakat
terutama pada masyarakat lapisan bawah. Jumlah Penduduk miskin pada tahun 2010 adalah
364.137 jiwa (15,06%), mengalami penurunan dari tahun 2009 sebesar 1.255 jiwa.
RencanaProgram Investasi JangkaMenengah (RPIJM)Kabupaten Garut Tahun 2015-2019
Tabel 2.4. Jumlah Keluarga Miskin di Kabupaten Garut Tahun 2011
Sumber : Garut Dalam Angka. 2012
RencanaProgram Investasi JangkaMenengah (RPIJM)Kabupaten Garut Tahun 2015-2019
Pertumbuhan penduduk usia kerja akan meningkatkan jumlah angkatan kerja. Pertambahan
angkatan kerja tersebut dapat ditampung dalam lapangan kerja formal, dan sebagian lagi
telah berusaha menciptakan lapangan kerja formal, dan sebagian lagi telah berusaha
menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri, yang termasuk sebagai pekerjaan sektor
informal. Namun tidak semua angkatan kerja tersebut dapat tertampung pada lapangan kerja
yang tersedia. Yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja, mempunyai
pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan (menganggur).
Penduduk yang bersekolah, mengurus rumah tangga dan tidak melakukan kegiatan apapun
termasuk kategori bukan angkatan kerja.
Tabel-2.5:Jumlah dan Persentase Penduduk Pencari Kerja
Menurut Ijasah Tertinggi Yang Dimiliki Tahun 2010 – 2011
Ijasah Tertinggi YangDimiliki
2010 2011Jumlah % Jumlah %
Tidak Tamat SD 470 8,17Tamat SD 2538 44,62 132 1.534Tamat SLTP sederajat 1329 23,28 881 10.239Tamat SLTA sederajat 900 15,83 6.752 78.475Diploma I/II/III 293 5,15 353 4.103Sarjana/S1 239 4,19 486 5.649Pasca Sarjana/S2Jumlah
Sumber:Dinas Tenaga Kerja, Sosial,dan Transmigrasi Kab.Garut
2.7.2 Kondisi Perekonomian
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan total balas jasa faktor produksi
dari seluruh kegiatan ekonomi, menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki. Kinerja perekonomian suatu
daerah sangat bergantung pada struktur ekonomi yang sangat menentukan sumber-sumber
pertumbuhan di wilayah bersangkutan. Performa ekonomi wilayah akan sangat berbeda
antara wilayah pertanian dengan industri pengolahan atau jasa-jasa.
Kinerja ekonomi Kabupaten Garut tampak masih sangat mengandalkan sektor Pertanian
dengan kontribusi yang mencapai lebih dari 40 persen terhadap perekonomian. Sejalan
dengan perkembangan sektor-sektor lainnya, terutama kelompok jasa dan industri,
menyebabkan terjadi pergeseran struktur ekonomi yang cukup signifikan. Kontribusi sektor
pertanian terhadap perekonomian di tahun 2012 sebesar 44,21%, jika dibandingkan lima
RencanaProgram Investasi JangkaMenengah (RPIJM)Kabupaten Garut Tahun 2015-2019
tahun sebelumnya mengalami penurunan 3,69 persen. Sementara perdagangan, hotel &
restoran serta Industri pengolahan pada kurun waktu yang sama mengalami peningkatan
kontribusi masing-masing sebesar 0,82 dan 0,72 persen dengan kontribusi di tahun 2012
masing-masing sebesar 26,78 dan 7,62 persen.
Jika dibandingkan dengan kinerja ekonomi Jawa Barat, dengan mesin pertumbuhan sektor
industri, selama periode 2007-2012, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Garut,
tampak relatif lambat yang selalu berada di bawah angka provinsi. Kendati demikian,
terkontraksinya industri di Jawa Barat yang merupakan dampak krisis, pada tahun 2009 LPE
Kabupaten Garut berada di atas angka provinsi. Situasi perekonomian Kabupaten Garut
tahun 2012 tampak cukup bergairah dengan LPE sebesar 4,61 persen. Angka tersebut
tercatat merupakan capaian angka yang cukup tinggi selama lebih dari satu dekade terakhir.
Fenomena tersebut dipicu oleh membaiknya kinerja pada sektor pertanian di Kabupaten
Garut yang mampu tumbuh sebesar 2,43 persen.
Di samping itu sektor lainnya juga memperlihatkan perkembangan yang positif,
pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor bangunan yang mampu tumbuh 8,56 persen.
Selanjutnya, PDRB per kapita yang mencerminkan produktivitas per penduduk di Kabupaten
Garut menunjukkan perkembangan yang cukup baik selama periode 2007-2012, dengan
pertumbuhan di atas 7,5 persen per tahun. Pada tahun 2012 PDRB per kapita, yang dihitung
atas dasar harga berlaku, di Kabupaten Garut tercatat sebesar Rp 12,15 juta, atau meningkat
8,19 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan Jawa Barat,
angka tersebut masih tampak sangat rendah, dimana PDRB per kapita propinsi Jawa Barat
telah mencapai Rp 21,25 juta di tahun 2012. Sementara itu, PDRB per kapita yang dihitung
atas dasar harga konstan tahun 2000, selama periode 2007 - 2012 mengalami peningkatan
sebesar 18,70 persen, atau dari Rp 4,17 juta menjadi Rp 4,95 juta.
Dengan asumsi distribusi pendapatan yang tetap, PDRB per kapita tersebut merupakan
gambaran dari perkembangan pendapatan riil per penduduk di Kabupaten Garut yang
merupakan cerminan dari daya beli masyarakat. Sehingga, secara makro dapat dikatakan
Pendapatan riil masyarakat Kabupaten Garut meningkat dengan rata-rata 3,74 persen
pertahun.
RencanaProgram Investasi JangkaMenengah (RPIJM)Kabupaten Garut Tahun 2015-2019
Tabel-2.6:Distribusi Persentase PDRB Berdasarkan Harga Konstan
di Kabupaten Garut Tahun 2007-2011
Sektor 2007 2008 2009 2010 2011Pertanian 4.01 4.05 3.75 3.61 3.77Pertambangan 0.06 0.05 0.07 0.06 0.06Industri 0.15 0.17 0.18 0.20 0.19Listrik, Gas dan Air 0.15 0.15 0.14 0.17 0.23Konstruksi 0.83 0.81 0.81 0.73 0.75perdagangan 1.36 1.40 1.31 1.17 1.24Angkutan 0.60 0.61 0.55 0.54 0.37Lembaga Keuangan 1.13 1.18 1.14 1.20 1.35Jasa-Jasa 1.36 1.34 1.22 1.16 1.03
P D R B 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00Sumber: BPS Kab. Garut Tahun 2013
Untuk mengetahui perkembangan ekonomi suatu wilayah, dapat dilihat dari Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan suatu ukuran kuantitatif dari hasil-hasil
pembangunan ekonomi yang telah dilakukan pada suatu saat tertentu untuk memberikan
gambaran mengenai keadaan perekonomian pada masa-masa lalu dan masa sekarang.
Pertumbuhan nilai PRDB Kabupaten Garut pada tahun 2011 mencapai 4.61% mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun yang sama, pertumbuhan nilai
PRDB Provinsi Jawa Barat sebesar 6.21% lebih tinggi.
Pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Garut didukung dari berbagai bidang
diantaranya pertanian, pertambangan, industri, listrik, gas dan air, konstruksi, angkutan,
lembaga keuangan, dan jasa-jasa. Sektor Pertanian memberikan sumbangan yang paling
besar terhadap total PDRB Kabupaten Garut dengan rata-rata sumbangan yang diberikan
sebesar 3.77% (tanpa minyak). Sektor lainnya yang memiliki kontribusi relatif besar adalah
sektor lembaga keuangan yaitu 1.35% sedangkan PDRB yang disumbangkan dari sektor
pertambang relatif kecil yaitu hanya 0.06%, masih jauh lebih rendah terhadap total PDRB
Kabupaten Garut