Upload
adhytio-yasashii
View
213
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jojo
Citation preview
Bab V
V. 3 Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil evaluasi, ditemukan masalah:
1. Kurangnya tingkat pendidikan orang tua sehingga mempersulit edukasi
penanganan dan tumbuh kembang anak.
2. Kurangnya penghasilan dalam keluarga
V. 4 Penyebab Masalah
Berikut ini penyebab masalah dalam program hasil PMT pada balita gizi
kurang dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Mauk tahun 2014:
1. Penyebab Masalah I:
Masyarakat masih menganggap pendidikan tidak terlalu penting
Kurangnya biaya untuk pendidikan
2. Penyebab Masalah II:
Rendahnya pendidikan membuat masyarakat sulit mendapatkan
pekerjaan yang layak
Kurangnya variasi lapangan kerja di wilayah Curug
V. 5 Alternatif Pemecahan Masalah
Berikut ini adalah beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah dalam program PMT di Puskesmas Mauk:
1. Pengadaan penyuluhan tentang pentingnya pemberian makanan
tambahan pada balita gizi kurang dan gizi buruk.
2. Pendataan ulang balita gizi kurang dan gizi buruk hendaknya dilakukan
minimal 3 bulan sekali
3. Pengadaan penyuluhan tentang tumbuh kembang anak
Bab VI Penutup
VI. 1 Kesimpulan
Evaluasi program hasil PMT pada balita gizi kurang dan gizi buruk di
wilayah kerja Puskesmas Mauk tahun 2014 sudah mencapai target, walaupun
masih beberapa balita gizi buruk dan gizi kurang. Kesulitan dalam pencapaian
status gizi yang baik pada balita terletak pada rendahnya tingkat pendidikan
orang tua dan ekonomi keluarga. Dimana kedua faktor tersebut saling berkaitan.
Pemberian PMT pada balita gizi kurang dan gizi buruk meningkatkan
status gizi mereka ke tingkat yang lebih baik. Hal ini terbukti dengan adanya
hasil evaluasi yang dilakukan setiap bulan selama tiga bulan pemberian PMT.
PMT yang diberikan puskesmas terdiri dari susu bendera 150 gr dan biskuin
Sun.
VI. 2 Saran
Setelah melakukan serangkaian proses evaluasi terhadap program yang
telah dirancang dan dilaksanakan oleh Puskesmas Mauk terhadap peningkatan
status gizi balita, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan baik oleh pihak
Puskesmas, masyarakat, dan dinas kesehatan.
VI. 2.1 Puskesmas Mauk
1. Kepala Puskesmas
a. Meningkatkan pelaksanaan pos gizi yang sudah ada dengan
melibatkan berbagai lapisan masyarakat demi terciptanya
masyarakat sadar gizi dengan cara pelatihan kader.
b. Menggiatkan kegiatan pengobatan di wilayah yang jauh dari
puskesmas seperti kegiatan puskesmas keliling ataupun
puskesmas pembantu yang lebih menjangkau masyarakat.
c. Menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah untuk lebih
meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat.
d. Melakukan evaluasi dan memberikan feedback secara
berkala setiap bulan terhadap pencapaian target gizi.
2. Pemegan program gizi
a. Memberikan pengobatan pada balita yang terkena infeksi
sekunder seperti infeksi saluran pencernaan, pernafasan,
dll.
b. Melakukan evaluasi secara berkala setiap bulan terhadap
pencapaian target gizi.
c. Mengadakan penyuluhan mengenai gizi dan tumbuh
kembang anak.
d. Membuat kotak saran mengenai pelayanan klinik gizi untuk
menilai umpan balik dari orangtua balita.
3. Bidan desa
a. Berperan aktif dalam pengumpulan laporan status gizi
balita setiap bulannya
b. Memberikan penyuluhan serta informasi mengenai
pentingnya peran KMS dan informasi yang terkandung di
dalamnya kepada para pengasuh balita melalui kegiatan
posyandu.
4. Kader
a. Memotivasi kader untuk lebih giat melakukan pendataan
serta melakukan sosialisasi kegiatan posyandu agar diikuti
oleh para pengasuh balita.
b. Mengadakan evaluasi pasca penyuluhan untuk mengetahui
apakah penjelasan yang diberikan dimengerti oleh orang
tua balita.
c. Mengumpulkan sasaran untuk penyuluhan tentang gizi dan
tumbuh kembang anak.
d. Memantau perkembangan status gizi balita di wilayah kerja
masing-masing.
e. Memberikan penyuluhan serta informasi mengenai
pentingnya peran KMS dan informasi yang terkandung di
dalamnya kepada para pengasuh balita melalui kegiatan
posyandu.
VI. 2. 2 Masyarakat
Meningkatkan kepatuhan dalam pola asuh makan dan pola makan balita
Memahami pentingnya status gizi yang baik untuk tumbuh kembang
balita
Diharapkan masyarakat dapat membawa secara rutin balitanya untuk
penimbangan di posyandu
Masyarakat diajak menanam bahan makan yang mengandung protein
seperti kacang-kacangan
Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam keseharian
dalam upaya mencegah terjadinya penyakit infeksi pada balita.
VI. 2.3 Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang
Mengadakan kegiatan pelatihan kepada pemegang gizi di setiap
puskesmas
Mengadakan pembinaan yang dapat memacu motivasi dan kinerja
petugas pemberi pelayanan kesehatan sehingga kinerja di puskesmas
dapat lebih ditingkatkan
Meningkatkan jumlah sumber daya pemberi pelayanan kesehatan di
Puskesmas Mauk