23
35 BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN WAYANG KULIT DALAM SAPARAN 5.1 Strategi Komunikasi Generasi Belajar Mengenal Tradisi (GBMT) Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan (Effendi 2008:29). Mengacu kepada pengertian yang dikemukakan Effendi diatas, yang harus dipahami adalah apa yang harus dilakukan dalam rangka penyusunan strategi komunikasi pelaksanaan GBMT. 5.1.1 Perencanaan Komunikasi Perencanaan komunikasi adalah sebuah dokumen tertulis yang menggambarkan tentang apa yang harus dilakukan yang berhubungan dengan komunikasi dalam pencapaian tujuan, dengan cara apa yang dapat dilakukan sehingga tujuan tersebut dapat dicapai, dan kepada siapa program itu ditujukan, dengan peralatan dan dalam jangka waktu berapa lama hal itu bisa dicapai (Cangara, 2013:45). Tahap perencanaan komunikasi GBMT yang dilakukan meliputi: 1. Menetapkan Tujuan dan Membentuk Panitia, Tujuan dalam mengenalkan generasi muda terhadap kegiatan budaya yakni dengan 7 : 7 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

35

BAB V

ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI

MEMPERTAHANKAN WAYANG KULIT DALAM SAPARAN

5.1 Strategi Komunikasi Generasi Belajar Mengenal Tradisi (GBMT)

Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi

(communication planning) dan manajemen (communications management) untuk

mencapai suatu tujuan (Effendi 2008:29). Mengacu kepada pengertian yang

dikemukakan Effendi diatas, yang harus dipahami adalah apa yang harus

dilakukan dalam rangka penyusunan strategi komunikasi pelaksanaan GBMT.

5.1.1 Perencanaan Komunikasi

Perencanaan komunikasi adalah sebuah dokumen tertulis yang

menggambarkan tentang apa yang harus dilakukan yang berhubungan

dengan komunikasi dalam pencapaian tujuan, dengan cara apa yang dapat

dilakukan sehingga tujuan tersebut dapat dicapai, dan kepada siapa program

itu ditujukan, dengan peralatan dan dalam jangka waktu berapa lama hal itu

bisa dicapai (Cangara, 2013:45).

Tahap perencanaan komunikasi GBMT yang dilakukan meliputi:

1. Menetapkan Tujuan dan Membentuk Panitia,

Tujuan dalam mengenalkan generasi muda terhadap kegiatan budaya

yakni dengan7:

7 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

Page 2: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

36

a. Mengangkat kembali nilai-nilai kebersamaan warga masyrakat tanpa

perbedaan usia, sudut pandang, denominasi dan latar belakang.

b. Mengenalkan generasi muda terhadap budaya lama dengan

membuatnya bersentuhan langsung dengan kultur tradisi budaya

leluhur.

c. Saling menghargai budaya antar generasi sehingga tercipta kolerasi

yang baik.

Dasar kegiatan diadakannya pagelaran wayang kulit mengacu pada

SURAT KEPUTUSAN PELAKSANAAN MERTI DESA TAHUN 2013

No: …/SKep/RW.VI/PMD/XI/2013. Menimbang a) Bahwa untuk

mempersiapakan pementasan pagelaran Wayang Kulit dalam rangka

Merti Desa ( Saparan ) 2013. b) Bahwa berdasarkan butir (a) tersebut

dan dalam rangka memperlancar kegiatan saparan maka perlu

membentuk panitia Merti Desa.

Mengacu kepada dasar penyelenggaraan diatas RT VIII

membentuk panitia penyelenggaraan GBMT sebagai dasar kegiatan

diadakannya pagelaran wayang kulit. Secara langsung Ketua RT yang

berketempatan ditunjuk menjadi Ketua Panitia penyelenggara.

Dibentuknya kepanitiaan tersebut guna mempermudah jalannya

kegiatan. Dilaksanakan kurang lebih dua bulan sebelum pelaksanaan

melalui rembug8 desa.

8 Bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti musyawarah bersama.

Page 3: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

37

SUSUNAN PANITIA

GENERASI BELAJAR MENGENAL TRADISI 2014

Penasihat : Martono Dan Suwarno

Penanggung Jawab : Mukimin

Ketua : Agus Prasetyo

Wakil Ketua : Muslimin

Sekretaris : Ilyas Indra

Bendahara : Wahyudi

Seksi Konsumsi : PKK RT.08 RW.06

Seksi Acara : Joko Sarwono

Seksi Kesenian : Sugiyono Dan Hardi

Seksi Tempat dan Penerangan : Mulyono

Seksi Keamanan Dan Parkir : Mujiman dan Joko Manjukono

Seksi Among Tamu : Yohanes dan Muslih

Seksi Sinoman : Sugiyanto Dan Rahmad Joko

Seksi Penerbitan Pedagang : Sarwanto

Seksi Kegiatan Luar : Radiman

Seksi Usaha Dana : Ketua RT.01 – RT.08

Seksi Perlengkapan : Gatot Suyandi

Seksi Dokumentasi : Robby dibantu Karang Taruna

Page 4: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

38

2. Aksi atau Menentukan Arah Kegiatan,

SURAT KEPUTUSAN PELAKSANAAN MERTI DESA TAHUN 2013

No:SKep/RW.VI/PMD/XI/2013, menetapkan Panitia mempunyai tugas

merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinir penyelenggaraan Merti

Desa (saparan).

Serangkaian kegiatan diatas dilakukan dalam aksi GBMT 2014, Ketua

Panitia dan tokoh yang dihormati masyarakat selain merencanakan,

melaksanakan dan mengkoordinir, mereka mempunyai tanggung-jawab

menggerakkan atau mengajak generasi muda berpartisipasi dalam

kegiatan budaya. Hal itu diperkuat dengan penuturan (Bpk. Agus

Prasetyo, Ketua RT VIII) menyebutkan bahwa :

“Kami sebagai Panitia bertugas untuk melaksanakan kegiatan dengan saling

terbuka agar tercipta koordinasi yang baik antar anggota kepanitiaan.

Mengkoordinir mereka bukanlah hal yang mudah, karena faktor luar

ataupun pekerjaan mereka yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Namun

dengan kesadaran diri, mereka menyadari dan mampu menyisihkan

waktunya untuk dharma bakti kepada lingkungan. Mengajak generasi muda

untuk bersentuhan langsung, bisa dengan cara mengikutsertakan mereka

pada kegiatan budaya ataupun kepanitiaan dan mengadakan free Hotspot.”9

Mengajak generasi muda dalam pembuatan video dokumenter

bertemakan budaya, secara tidak langsung pemuda sudah mengikuti

jalannya acara kegiatan budaya. Unsur pemuda dalam kepanitiaan agar

generasi muda mengetahui atau belajar cara berorganisasi dalam kegiatan

budaya. Adanya Free Hotspot, menarik remaja yang awalnya sekedar

ingin internetan gratis meraka datang dan melihat pertunjukan wayang

kulit.

9 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

Page 5: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

39

3. Menentukan Sumber Daya,

Sumber daya adalah hal-hal yang dibutuhkan dalam melaksanakan aksi

agar tercapainya tujuan yakni dengan partisipasi masyarakat.

Istilah partisipasi adalah keikut-sertaan seseorang atau sekelompok

anggota masyarakat dalam suatu kegiatan. Sedang di dalam kamus

sosiologi disebutkan bahwa, partisipasi merupakan keikutsertaan

seseorang di dalam kelompok sosial untuk mengambil bagian dari kegiatan

masyarakatnya, di luar pekerjaan atau profesinya sendiri (Mardikanto,

2010:151). Keikutsertaan masyarakat desa Warak dalam menentukan

sumber dana tanpa paksaan atau kesadaran diri untuk mengambil bagian

dari kegiatan masyarakatnya.

Diperlukan tenaga, pikiran dan dana untuk sebuah pertunjukan wayang

kulit, seperti: pembayaran dalang, peralatan/ niaga, konsumsi, keamanan,

penerangan, sesaji, dokumentasi.

Hal itu diperkuat dengan penuturan (Bpk. Agus Prasetyo, Ketua RT 08)

menyebutkan bahwa :

“Pengadaan pagelaran wayang kulit harus didukung oleh seluruh

masyarakat Warak masalah finansial ataupun waktu dan tenaganya. Dana

dibutuhkan sebagai anggaran untuk pengadaan pertunjukan wayang kulit.

Tidak sedikit biaya yang dikeluarkan, dibutuhkan dana kurang lebih dua

puluh juta guna nanggap wayang dan keperluan pendukung kegiatan

lainnya. Iuran warga RW VI menjadi pendukung utama, sebesar

Rp.37.500,- sumber dana lainnya didapat dari donatur, pedagang dan

sponsor.”10

10

Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

Page 6: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

40

5.1.2 Manajemen Komunikasi

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan

sumber daya - sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah diterapkan (Handoko, 2012:8). Manajemen

komunikasi digunakan untuk melaksanakan kegiatan yang telah

direncanakan sebelumnya. Mengacu pada pengertian Handoko diatas tahap

manajemen komunikasi GBMT dilaksanakan dengan kegiatan meliputi :

1. Kegiatan Pelaksanaan,

Pelaksanaan manajemen komunikasi berarti tindakan yang dilakukan

dengan kesepakatan bersama dan disetujui oleh anggota.

“Setiap anggota melaksanakan tugas sesuai dengan perannya. Namun

dalam prakteknya semua anggota bahkan warga bisa saling membantu

jika diperlukan bantuan.”11

Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau

perilaku. Istilah persuasi (persuasion) bersumber pada perkataan Latin

persuasio. Kata kerjanya adalah persuadere yang berarti membujuk,

mengajak, atau merayu (Effendy, 2008:21). Komunikasi persuasif dalam

GBMT digunakan untuk mengajak masyarakat berpartisipasi pengadaan

pagelaran wayang kulit, untuk membujuk generasi muda mengenal dan

bersentuhan langsung dengan kegiatan budaya pagelaran wayang kulit,

sehingga membantu jalannya kegiatan untuk memperlancar proses

kegiatan kedepan.

11 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

Page 7: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

41

2. Pengorganisasian,

Pengorganisasian adalah penugasan tanggung jawab tertentu dan

pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu

untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur

formal dimana pekerjaan ditetapkan, dibagikan dan dikoordinasikan

(Handoko, 2012:24). Berikut penjelasan tugas atau tanggung jawab

sesuai dengan kepanitian GBMT 2014.12

Penasihat

Tugas penasihat yaitu memberi pengarahan, nasihat, saran-saran

mengenai hal-hal terkait Saparan, khususnya terkait ritual-ritual

khusus dan pelaksan pagelaran wayang kulit.

Penanggung Jawab

Tugas penanggung jawab yaitu mengangkat Panitia yang telah

diusulkan, bersama dengan seluruh lingkungan RT.01-08 menentukan

jumlah iuran, dan memberikan mandat kepada Panitia untuk

melaksanakan rencana kegiatan.

Ketua

Tugas ketua yaitu mengorganisir, mengontrol anggota panitia dalam

kegiatan yang akan dijalankan.

Wakil Ketua

Tugas wakil ketua yaitu membatu ketua panitia dalam mengelola

kesekretariatan dan pembagian kelompok kerja yang bertugas.

12 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

Page 8: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

42

Sekretaris

Tugas sekretaris yaitu pembuatan surat menyurat, undangan, dan

notulensi Panitia.

Bendahara

Tugas bendahara yaitu membuat laporan data-data keuangan

pemasukan dan pengeluaran.

Seksi Acara

Tugas seksi acara yaitu menyusun dan melaksanakan jalannya acara

yang dilaksanakan.

Seksi Kesenian

Tugas seksi kesenian yaitu menentukan dalang yang akan dihadirkan.

Seksi Usaha Dana

Tugas seksi usaha dana yaitu Ketua RT.01 s/d RT.08 telah melakukan

penarikan iuran sesuai kesepakatan dalam pertemuan rutin RW.06

Warak yaitu sebesar Rp 37.500,-

Seksi Keamanan Dan Parkir

Tugas seksi keamanan dan parkir yaitu menjaga keamanan dan

ketertiban saat acara berlangsung.

Seksi Among Tamu

Tugas seksi among tamu yaitu berdiri dipintu utama untuk menerima

dan mempersilahkan tamu undangan untuk dipersilahkan duduk.

Seksi Konsumsi PKK RT.08 RW.06

Tugas seksi konsumsi yaitu menyiapkan keperluan konsumsi.

Page 9: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

43

Seksi Tempat dan Penerangan

Tugas seksi tempat dan penerangan yaitu bertanggung jawab

mengatur arahan tempat yang digunakan untuk pagelaran wayang

kulit serta mengusahakan segala kebutuhan penerangan tempat

tersebut.

Seksi Penerbitan Pedagang

Tugas seksi penerbitan pedagang yaitu mendaftar dan mengkoordinir

pedangang yang akan berjualan disepanjang jalan saat pagelaran

wayang kulit.

Seksi Perlengkapan

Tugas seksi perlengkapan yaitu bertanggung jawab dalam pengadaan

dan pengecekan kebutuhan acara.

Seksi Sinoman

Tugas seksi sinoman yaitu bertanggung jawab dan berkoordinasi

dengan seksi konsumsi untuk melakukan pengaturan makan dan

minum untuk wiyaga, panitia, keamanan dan tamu.

Seksi Kegiatan Luar

Tugas seksi kegiatan luar yaitu melakukan pengamatan langsung

dikegiatan non wayang kulit dengan menuliskan dokumentasi tertulis.

Seksi Dokumentasi

Tugas seksi dokumentasi yaitu mengabadikan kegiatan dengan

merekam atau foto.

Page 10: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

44

3. Pengarahan,

Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun

personalianya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk

bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan

(leading), secara sederhana, adalah untuk membuat atau mendapatkan

para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka

lakukan (Handoko, 2012:25). Ketua panitia dan orang yang dihormati

mengarahan anggota panitia untuk bergerak sesuai dengan susunan

kepanitian masing-masing guna meningkatkan efisiensi kegiatan.

Kemampuan untuk memimpin program GBMT dibutuhkan

komunikator demi kelancaran komunikasi untuk mengordinir anggota

panitia dengan sikap:

a. Reseptif,

Bagi komunikator tidak akan ada ruginya untuk menerima gagasan

dari orang lain, sebab tidak jarang sebuah gagasan yang semula dinilai

buruk dapat dikembangkan sehingga menjadi sebuah gagasan yang

bermanfaat (Effendy, 2008:16-21).

Hal itu menguatkan pendapat (Bpk. Agus Prasetyo, Ketua RT 08)

menyebutkan bahwa :

“Senang sekali jika ada warga yang menyalurkan pemikirannya untuk

berbagi. Saya akan menerima gagasan, bahkan kritik tersebut, karena

kegiatan ini menyangkut kepentingan bersama.”13

13 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

Page 11: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

45

b. Dijestif,

Kemampuan komunikator dalam mencernakan gagasan atau informasi

dari orang lain sebagai bahan bagi pesan yang akan ia komunikasikan.

Ia mampu memahami makna yang lebih luas dan lebih dalam dari

yang tersurat, ia mampu melihat intinya yang hakiki seraya dapat

melakukan prediksi akibat dari pengaruh gagasan atau informasi tadi

(Effendy, 2008:16-21). Kemampuan itu dapat dilihat dari pendapat

(Bpk. Agus Prasetyo, Ketua RT 08):

“Saparan, pertunjukan wayang kulit itu dilaksanakan atas dasar nguri-

uri warisan budaya yang dimiliki. Jika hanya melaksanakan tanpa

memahami makna didalamnya bisa jadi kegiatan budaya akan hilang

karena kurang memahami pentingnya nilai didalamnya. Tokoh

masyarakat, sesepuh desa ataupun orang tua yang memahami makna

kebudayaan harus berperan mengenalkan dan mengajarkan kepada

generasi muda akan pentingnya warisan budaya dari nenek moyang.

Kegiatan budaya pasti mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan

kebersamaan didalamnya”14

c. Asimilatif

Kemampuan komunikator dalam menggoreskan gagasan atau

informasi yang ia terima dari orang lain secara sistematis dengan apa

yang telah ia miliki dalam benaknya, yang merupakan hasil

pendidikan dan pengalamannya (Effendy, 2008:16-21). Formulasi dari

perpaduan kedua aspek tersebut dikembangkan sehinggga menjadi

sebuah konsep GBMT 2014. Kemampuan itu menguatkan pendapat

(Bpk. Agus Prasetyo, Ketua RT 08) menyebutkan bahwa :

14 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

Page 12: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

46

“Pengaruh globalisasi menyebabkan sebagian dari generasi muda

terkena dampaknya, mereka lebih menyukai hal yang berbau digital

dan menyendiri. Kalau hal itu terus terjadi, mungkin saja kegiatan

budaya saparan atau pertunjukan wayang kulit kehilangan penerus

kebudayaan yang tidak mengeri makna dan nilai kebaikan

didalamnya. Dengan mengangkat tema Generasi Belajar Mengenal

Tradisi (GBMT) diharapkan mereka mengenal dan memahami makna

kegiatan dengan bersentuhan langsung pada saat kegiatan

dilaksanakan.”15

4. Pengendalian.

Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pengawasan

(controlling), atau sekarang banyak digunakan istilah pengendalian.

Pengawasan (controlling) adalah penemuan dan penerapan cara dan

peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai

dengan yang telah ditetapkan (Handoko, 2011: 25).

Hal itu diperkuat oleh pendapat (Bpk. Agus Prasetyo, Ketua RT 08)

menyebutkan bahwa :

“Memantau seluruh kegiatan apakah berjalan sesuai dengan perencanaan

yaitu dengan terjun langsung atau memantau perkembangan baik dari

laporan data tertulis dari sekretaris atau dari anggota panitia lainnya.

Sehingga mampu memberi arahan atau menegur apabila salah satu

anggota dianggap kurang efektif dalam melaksanakan tugasnya.”16

Mengenai evaluasi kegiatan kepanitiaan Saparan dapat dilihat di

bagian lampiran Laporan PertanggungJawaban 2014.

15 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

16 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

Page 13: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

47

5.2 Pengaruh Tingkat Keberhasilan Strategi Komunikasi

Untuk mantapnya strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus

dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap

pertanyaan dalam Rumus Lasswell. Lasswell menyatakan bahwa cara yang

terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan

tersebut (Effendy, 2008:29-30). Setelah mengetahui bagaimana operasional dari

perencanaan komunikasi dan menejemen komunikasi, melalui rumus yang

dikemukakan oleh Harold D Lasswell dapat dilihat apa saja yang berpengaruh atas

tingkat keberasilan strategi komunikasi GBMT.

Gambar 5.1

Ilustrasi Teori Komunikasi Lasswell

Source, message, channel, dan receiver diatas saling terikat dan memegang

peranan penting sebagai dasar tetap adanya pertunjukan wayang kulit mampu

bertahan hingga kini.

1. Who,

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau

pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari

dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai,

source

receiver message

Page 14: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

48

organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau

dalam bahasa inggrisnya disebut source, sender atau encoder (Cangara,

2007:24). Komunikator yang dimaksudkan yaitu Tokoh masyarakat setempat,

meliputi Tetua atau sesepuh desa Warak, Ketua RW VI, Ketua RT dan

Kepanitiaan sebagai pembuat atau pengirim informasi dalam menjalankan

kegiatan pertunjukan wayang kulit.17

2. Say what,

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang

disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara

tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu

pengetahuan, hiburan, informasi nasihat atau propaganda. Dalam bahasa

Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau

information (Cangara, 2007:24). Pesan biasanya mengandung isi mengenai

nilai-nilai kebaikan bagi kehidupan bermasyarakat, penyampaian kritik sosial

yang sedang terjadi, informasi dan nasihat.18

3. In which channel,

Media yang dimaksud disini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan

pesan dari sumber kepada penerima (Cangara, 2007:25). Wayang kulit

memegang peranan yang digunakan sebagai media tradisional untuk

menyampaikan pesan dari tokoh masyarakat (komunikator) kepada

masyarakat (komunikan) dan hiburan yang berbentuk tontonan dan tuntunan.19

17 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

18 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

19 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

Page 15: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

49

4. To whom,

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.

Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai

atau Negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti

khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau

receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan

penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak

ada sumber (Cangara, 2007:26). Komunikan yang dimaksudkan yaitu seluruh

masyarakat desa Warak dan warga lain yang hadir pada saat diadakan

pagelaran wayang. Khusus generasi muda yang menjadi sasaran kami dengan

harapan dapat memahami dan meneruskan warisan nenek moyang.20

5. With what effect,

Pengaruh atau efek adalah perbedaaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan,

dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh

ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang (Cangara,

2007:26). Perubahan seperti bertambahnya pengetahuan merupakan efek yang

diharapkan oleh tokoh masyarakat agar mereka memahami dan mampu

meneruskan kegiatan kebudayaan yang dimiliki agar tidak termakan oleh

jaman dengan bersentuhan langsung dan hadir dalam lokasi pertunjukan

wayang kulit.21

6. When. (Kapan dilaksanakannya?),

Pertunjukan wayang kulit dalam tradisi saparan dilaksanakan secara periodik-

20 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

21 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

Page 16: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

50

setahun sekali bulan Sapar, Jum’at wage atau Selasa wage dalam tanggalan

nasioanal jatuh pada tanggal 16 Desember 2014.22

7. How. (Bagaimana melaksanakannya?),

Sebelum menghadirkan pertunjukan wayang kulit maka tokoh masyarakat dan

pendukungnya mengadakan pertemuan (musyawarah) kurang lebih dua bulan

sebelum acara guna persiapan keseluruhan yang dibutuhkan.

Seperti

merencanakan tujuan kegiatan, pembentukan kepanitian, pelaksanaan dan

mengkoordinir. 23

8. Why. (Mengapa dilaksanakan demikian?)

Komunikasi turut menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan

budaya (Mulyana, 2009:6). Secara turun temurun kegiatan itu terus dilakukan

dan dikomunikasikan dengan menjelaskan makna, mengajak bersentuhan

langsung dengan kegiatan budaya kepada generasi selanjutnya guna nguri-uri

budaya sebagai warisan turun temurun yang menjadi kebanggaan masyarakat

desa ditengah arus globalisasi.24

Dalam prespektif ilmu kajian media wayang adalah kebudayaan sekaligus media

komunikasi untuk tontonan dan tuntunan. Saparan adalah kebudayaan sekaligus

media untuk melestarikan wayang kulit. Budaya adalah komunikasi dan

komunikasi adalah budaya (Mulyana, 2009:6). Wayang kulit secara komunikasi

adalah media tontonan dan tuntunan. Wayang kulit secara antropologi adalah

kebudayaan.

22 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

23 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

24 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

Page 17: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

51

5.3 Keberhasilan Strategi Komuniaksi GBMT

Tahap akhir dari strategi komunikasi berhasil atau tidak, diperlukan

tinjauan mengenai pelaksanaan kegiatan komunikasi.

5.3.1 Keberhasilan Komuniaksi Model Lasswell

Tabel 5.4

Tingkat Kebrhasilan Model Komunikasi Lasswell

NO UNSUR

KOMUNIKASI PELAKSANAAN HASIL

1. Who Tetua atau sesepuh desa

Warak, Ketua RW VI

dan Ketua RT 8 (Panitia)

V

Menutut (Cangara,2007:24)

menyatakan siapa

komunikatornya.

2. Say what Cerita mengenai nilai

kebaikan, kritik sosial,

informasi dan hiburan.

V

Menutut (Cangara,2007:24)

menyatakan Pesan apa yang

dinyatakan.

3. In which

channel

Wayang Kulit. V

Menutut (Cangara,2007:25)

menyatakan Media apa yang

digunakan.

4. To whom Masyarakat Desa Warak. V

Menutut (Cangara,2007:26)

menyatakan siapa

komunikannya

5. With what effect Masyarakat memahami

kegiatan budaya dan

meneruskan warisan

leluhur.

V

Menutut (Cangara,2007:26)

menyatakan efek apa yang

diharapkan komunikator

kepada komunikan.

6. When Secara eriodik setahun

sekali. Bulan Sapar,

Jum’at wage dalam

tanggalan Jawa.

V

Menutut (Effendy, 2008:30)

menyatakan kapan

dilaksanakan.

7. How Musyawarah ± dua

bulan sebelum acara

untuk persiapan

kebutuhan pelaksanaan.

V

Menutut (Effendy, 2008:30)

menyatakan bagaimana

melaksanakannya.

8. Why Nguri-uri budaya Jawa

sebagai warisan leluhur. V

Menutut (Effendy, 2008:30)

menyatakan mengapa

dilaksanakan demikian.

Ket: V = Sesuai BERHASIL

O = Tidak Sesuai

Page 18: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

52

5.3.2 Efektif & Efisien Strategi Komunikasi

Tingkat keberhasilan strategi komunikasi mempertahankan wayang kulit

dilihat melaui manajemen, yakni dengan melihat efisiensi dan efektivitas.

Menurut ahli manajemen Peter Drucker (Handoko, 2012:7) menyebutkan bahwa:

“Efektifitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things),

sedang efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing thing right)”.

Tabel 5.5

Efektif & Efisien Tingkat Keberhasilan Strategi Komunikasi

Dalam Mempertahan Wayang Kulit

NO PERENCANAAN

PELAKSANAAN HASIL KOMUNIKASI

1. Tujuan

- SURAT KEPUTUSAN

PELAKSANAAN MERTI DESA

TAHUN 2013 No:…/SKep/ RW.VI/

PMD/XI/2013. (membentuk panitia)

- Membentuk panitia

penyelenggara GBMT V

Efektif &

Efisien

2. Aksi

-SURAT KEPUTUSAN

PELAKSANAAN MERTI DESA

TAHUN 2013 No:…/SKep/

RW.VI/PMD/XI/2013.

(merencanakan, melaksanakan,

mengkoordinir)

-Semua bertanggung

jawab atas tugas sesuai

dengan struktur

kepanitian.

V

Efektif &

Efisien

3. Sumber Daya

-Menentukan SDM (dana, tenaga dan

pikiran) untuk kelancaran kegiatan.

-Partisipasi masyarat

dengan ikut serta dalam

merencanakan hingga

pelaksanaan.

-Iuran masyarakat

V

Efektif &

Efisien

V= Sesuai Rencana BERHASI

L O= Tidak Sesuai Rencana

Page 19: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

53

5.3.3 Faktor Kondusif & Penghambat Wayang Kulit

Beberapa faktor pendukung secara umum dalam strategi komunikasi

GBMT mempertahankan pertunjukan wayang kulit, yaitu:

1. Adanya upacara bersih desa atau saparan, pertunjukan wayang kulit secara

langsung mampu bertahan sebagai warisan budaya.25

2. Keberadaan media tradisional tidak dapat dilepaskan dari masyarakat atau

komunitas budaya pendukungnya (Gunarjo, 2011:5). Hal itu sejalan dengan

minat masyarakat desa Warak terhadap wayang kulit sebagai warisan leluhur

yang harus dilestarikan dan menjadikan wayang kulit sebagai hiburan atau

penghubung masyarakat setempat sehingga tetap guyub dan sayuk. Selain itu

mendapat dukungan juga dari Pemerintah Kota Salatiga. Peran generasi muda

yang turut terlibat dalam kepanitian dengan tradisi yang dilakukan diharapkan

generasi muda mengenal dan bersentuhan dengan budaya tersebut sehingga

mampu meneruskan warisan leluhur dikemudian hari.26

3. Adanya penonton pertunjukan wayang kulit, karena sebuah pertunjukan

wayang kulit tidak ada artinya tanpa kehadiran penontonnya.27

25 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

26 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

27 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

Page 20: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

54

Gambar 5.2

Pagelaran Wayang Kulit Dalam Tradisi Saparan

Sumber: Dok. Pribadi, 2014.

Gambar 5.3

Kehadiran Penonton Pegelaran Wayang Kulit

Sumber: Dok. Vidio Pagelaran Wayang Kulit RW VI Warak, 2013.

Page 21: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

55

Gambar 5.4

Apresiasi Penonton Yang Tinggal di Warak

Sumber: Dok. Vidio Pagelaran Wayang Kulit RW VI Warak, 2013.

Gambar 5.5

Peran Generasi Muda Yang Turut Terlibat Kepanitian Mendokumentasikan

Pagelaran Wayang Kulit

Sumber: Dok. Pribadi, 2014.

Page 22: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

56

Gambar 5.6

Dokumentasi Pagelaran Wayang Kulit Oleh Generasi Muda

Sumber: Dok. Pribadi, 2014.

Gambar 5.7

Penugasan Generasi Muda Bagian Sekretariat

Sumber: Dok. Pribadi, 2014.

Page 23: BAB V ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI MEMPERTAHANKAN …

57

Faktor penghambat dalam strategi komunikasi GBMT dalam

mempertahankan wayang kulit, yaitu:

1. Cuaca. Musim hujan menjadi kendala sebagian masyarakat untuk datang

menonton wayang kulit, namun pagelaran wayang kulit tetap dilaksanakan

semalam suntuk.28

2. Waktu. Mengenai keterbatasan waktu, dimana dalam pertunjukan wayang

kulit selama delapan jam non stop dianggap terlalu pakem oleh generasi

muda. Namun dalam pertunjukan wayang, penonton bebas memilih waktu

sesuai acara yang diminati, misal saat cerita yang disukai, gara-gara, sinden,

bahkan selama menonton wayang mereka bisa sambil mengobrol atau

berjualan. Dengan demikian tidak seluruh pesan yang disampaikan dalang

melalui pagelaran wayang dapat diterima.29

28 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.

29 Hasil wawancara peneliti dengan (Bpk. Agus Prasetyo) Ketua RT 08, 13 November 2014.