20
PENGETAHUAN LINGKUNGAN (Enviromental Engineering) MODUL BAB VI Dosen Pengajar : H. Muhammad Nusran, Ir. MM Ditulis Oleh: ISRAN JAYA NIM. 09120110063 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2012

Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

AMDAL

Citation preview

Page 1: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

PENGETAHUAN LINGKUNGAN (Enviromental Engineering)

MODUL BAB VI

Dosen Pengajar : H. Muhammad Nusran, Ir. MM

Ditulis Oleh:

ISRAN JAYA NIM. 09120110063

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2012

Page 2: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

BAB VI

METODOLOGI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN

Salah satu tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup adalah

terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya

pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana. Untuk itu sejak awal

perencana kegiatan sudah harus memperkirakan perubahan rona lingkungan

akibat pembentukan suatu kondisi yang merugikan akibat diselenggarakannya

pembangunan.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) adalah kajian

lingkungan hidup yang digunakan untuk memprakirakan dampak penting

terhadap lingkungan dari suatu rencana kegiatan. Hasil AMDAL dimaksudkan

untuk memberi arahan bagi pihak perancang rencana kegiatan untuk

mengendalikan dampak lingkungan yang diperkirakan terjadi. Dengan

demikian, rencana kegiatan akan menjadi lebih ramah lingkungan dan lebih

dapat diterima masyarakat sekitar. Hasil AMDAL juga menjadi dasar bagi

pengambilan keputusan oleh pihak yang berwenang tentang suatu rencana

kegiatan dan memberi jaminan kepada pemberi izin bahwa dampak lingkungan

dari rencana kegiatan dapat dan akan ditanggulangi. AMDAL sebaiknya

dilakukan pada tahap awal perencanaan rencana kegiatan, sebelum

diselesaikannya rancang bangun rinci (detailed engineering design), agar

semua hasil AMDAL dapat menjadi masukan bagi rancang bangun rinci.

Tujuan utama dari AMDAL adalah untuk menjadi alat dalam perencanaan

pembangunan dan bukan alat birokrasi yang memperpanjang proses

Persetujuan dan Pemberian ijin. Oleh karena itu sudah selayaknya AMDAL

hanya di lakukan pada rencanan proyek yang di perkirakan akan mempunyai

dampak penting terhadap lingkungan. Seperti tertera pada pasal 16 Undang-

Page 3: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

Undang No.4 Tahun 1982, tidak pada semua rencana proyek untuk memenuhi

kepentingan ini perlu di lakukan penapisan, yaitu memilah rencana p royek

manakah yang di anggap akan mempunyai dampak penting dan karena itu

harus di lengkapi dengan AMDAL serta proyek mana yang tidak perlu untuk

tidak menjadi beban tambahan pada tenaga, waktu dan biaya pembangunan

serta pada birokrasi, prosedur dan penapisan haruslah sederhana dengan

komplikasi yang minimum dan tingkat kepercayaan yang maksimum bahwa

proyek yang di tapis akan atau tidak akan menyebabkan dampak penting

tehadap lingkungan. Proses AMDAL akan menghasilkan 4 (empat) buah

dokumen utama, yaitu sebagai berikut :

1. Laporan Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL) yang menjelaskan lingkup

kajian dampak lingkungan hidup yang akan dilakukan. Hasil penilaian

dokumen KA-ANDAL adalah sebuah kesepakatan antara pemrakarsa

dengan pemerintah tentang apa yang akan dikaji dalam tahap ANDAL.

2. Laporan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) menuangkan hasil

kajian antara lain tentang prakiraan dan evaluasi dampak penting yang

dilakukan dalam studi ANDAL. Laporan ini ditutup dengan pembahasan

tentang dampak-dampak yang dianggap penting serta arahan untuk

pengelolaan dampaknya.

3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dikembangkan

berdasarkan arahan dalam ANDAL dan berisi uraian tentang bagaimana

dampak penting negatif akan diminimalisasi dan dampak penting positif

akan dioptimalkan pengaruhnya.

4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) berisi uraian

tentang bagaimana dampak-dampak penting akan dipantau untuk

memastikan bahwa pengaruhnya pada lingkungan hidup dan masyarakat

sekitar dapat teratasi.

Page 4: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

Saat ini telah banyak dikembangkan dan dipergunakan berbagai metode

AMDAL. Soeratmo (1982) menyatakan, bahwa pada saat ini macam metode

Analisis Dampak Lingkungan yang dapat diketemukan mencapai lebih dari 50

buah. Seluruh metode itu berhubungan dengan langkah-langkah seperti

mengidentifikasi dampak, memprediksi dampak, menginterpretasi atau

menafsir dampak, mengadakan evaluasi dampak dan juga meliputi prosedur

penelitian dan pengawasannya. Munn (1979) menyebutkan, prosedur dalam

penyusunan AMDAL meliputi identifikasi pengaruh, prediksi, interpretasi dan

evaluasi dampak serta prosedur penilaian. Setiap langkah AMDAL dapat

dilaksanakan dengan melakukan survai lapangan, pemantauan, pemodelan

menggunakan pedoman, studi literatur, workshop, interview dengan para ahli

dan dengan pendapat masyarakat, sehingga metode AMDAL telah

dikembangkan dari yang paling sederhana hingga yang paling sempurna.

Newkirk (1979) mengelompokkan metode ANDAL atas dasar beberapa

kelompok atau golongan yaitu :

- metode Adhok dengan suatu tim para ahli, berbagai bidang.

- metode Checklist (daftar uji).

- metode Benefit-Cost Analisis (BCA).

- metode Input-Output Analisis.

- metode Overlay atau penampalan peta.

- metode Sistem Informasi.

- metode Analisis Matematis.

Canter (1983) telah mengelompokkan metode ANDAL atas dasar 4 kelompok

yaitu : metode Checklist, metode Matrik, metode Network atau Flowchart dan

metode Sistem Diagram Energi.

Page 5: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

Munn (1979) mengemukakan pada dasarnya identifikasi pengaruh dan

dampak Tingkungan terbagi atas 4 metode yaitu :

- Metode Checklist (Cheklis).

- Metode Matrices (Matrik).

- Metode Flow chart (Diagram Alir).

- Metode Overlay (Penampalan).

Dalam melaksanakan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL),

kita memerlukan 3 tahapan yang sangat penting yaitu : Identifikasi, Prakiraan

dan Evaluasi Dampak. Ketiga tahapan tersebut diperlukan ketelitian dan

kerjasama tim penyusun dokumen ANDAL agar didapat suatu kesimpulan yang

akurat mengenai segi kelayakan lingkungan dari suatu usulan kegiatan /

proyek. Metode di atas merupakan keterpaduan analisis yang saling

mendukung. Untuk hal tersebut, dalam memilih metode untuk studi AMDAL

perlu dipertimbangkan berbagai metode yang ada tentang kelebihan dan

kelemahannya, kegiatan proyek yang akan di AMDAL, serta sifat dari rona

lingkungan awal dimana proyek tersebut akan didirikan.

A. PENAPISAN (SCREENING)

Penapisan atau screening dalam AMDAL merupakan tahap untuk

menentukan suatu rencana usaha / kegiatan memerlukan AMDAL atau tidak.

Apabila berdasarkan penapisan rencana kegiatan tidak wajib membuat

dokumen AMDAL, maka pemrakarsa hanya wajib menyusun dokumen upaya

pengelolaan lngkungan dan upaya pemantauan lingkungan (UKL-UPL).

Pada umumnya, penapisan hanya terdiri dari dua atau tiga langkah saja.

Menurut PP 29 Tahun 1986, metode penapisan terdiri dari dua langkah, yaitu

dengan daftar penapis dan dengan penyajian informasih lingkungan.

Page 6: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

Menurut Soemarwoto (1989), penapisan dapat dilakukan melalui dua jenis

metode seperti berikut :

- Metode Satu Langkah, yaitu metode yang membuat daftar proyek yang

diperkirakan akan menimbulkan dampak penting dan proyek yang tidak

menimbulkan dampak penting.

- Metode Dua Langkah, yaitu metode yang apabilah jenis kegiatan belum

dapat ditentukan wajib AMDAL atau tidak dalam metode satu langkah,

sehingga harus melalui dua langkah.

Dalam penapis disebutkan adanya penilaian tingkat tinggi, yaitu penilaian

dampak berdasarkan kriteria eksplisit dan implisit. Namun hal ini bersifat

subyektif yang dipengaruhi oleh pengalaman, pengetahuan dan pengalaman

hidup sang penilai. Dalam konteks ini, penentuan nilai penting bukan suatu hal

yang murni, tetapi merupakan suatu keputusan pengelolaan dengan

informasih ilmiah dan dengan memperhatikan kondisi sosial, ekonomi dan

politik disuatu kawasan tersebut.

Menurut OECD 1986 negara seperti Thailand tidak menggunakan

metode ini lagi, melainkan menggunakan daftar positif sebagai alat penapis,

yaitu metode yang bekerja berdasarkan pada dampak yang tidak hanya

berdasarkan jenis proyek, tetapi juga sifat lingkungan yang disertai dengan

daftar bagian lingkungan yang rentan. Untuk pemerintahan Indonesia

menggunakan metode penapis satu langkah yang dianggap lebih mudah,

karena para pejabat terkait sudah bisa memutuskan proyek harus

membutuhkan AMDAL atau tidak dengan hanya melihat pada daftar. Degan

metode ini tidak diperlukan birokrasi yang berbelit – belit, jumlah tenaga yang

tidak banyak dan pengalaman yang tidak perlu terlalu tinggi dan juga tidak

menambah biaya operasional.

Page 7: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

Gambar : Metode Penapisan Satu Tahap

Kriteria yang paling banyak dilakukan untuk penapisan adalah karateristik

proyek, misalnya jenis, volume, penyimpanan bahan baku dan lokasi proyek

serta nilai ambang. Biaya proyek sering digunakan sebagai nilai ambang yaitu

proyek yang melebihi suatu nilai tertentu yang harus dilakukan AMDAL. Selain

itu, nilai ambang yang dilakukan adalah nilai ambang teknik yang

memperhatikan fisik proyek dan volume.

Jika melalui analisa penapisan tingkat dua dan dampak belum dapat

diketahui, maka suatu proyek harus melaksanakan Evaluasi Pendahuluan

Lingkungan (EPL). Tetapi karna EPL sangat sederhana pembuatannya, maka

prosedur ini banyak menghasilkan laporan yang kualitasnya bervariasi dan

pemeriksaannya cenderung bersifat dangkal. Hal ini disebapkan karena tenaga

untuk memeriksa hasil penapisan sangat terbatas.

Semua Proyek

Penapisan dengan daftar positif sebagai kriteria

Proyek termasuk

dalam daftar

Proyek diluar

dalam daftar

Perlu AMDAL Tidak perlu AMDAL

Page 8: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

Di Indonesia metode yang digunakan adalah satu langkah / tahap, maka

dapat saja suatu proyek lolos dari keharusan melaksanakan AMDAL padahal

proyek tersebut memiliki dampak penting. Walaupun proyek tersebut dapat

lolos, namun pihak pelaksana tidak dapat lolos dari kewajiban melindungi

lingkungan berdasarkan UU No. 4 Tahun 1982.

Gambar : Metode Penapisan Dua Tahap

B. PELINGKUPAN DAN PROPOSAL ACUAN

Seperti halnya dengan kajian - kajian yang lain, kajian ANDAL

membutuhkan fokus yang jelas, batasan yang pasti, dan mengikuti rambu -

rambu yang disepakati. Fokus dan batasan itu ditentukan sebelum kajian

dilaksanakan, yaitu pada tahap merancang kajian. Tanpa rancangan kajian yang

jelas, kajian dampak lingkungan (ANDAL) berpotensi menjadi sebuah kajian

tidak berarah yang kemudian tidak ada nilai dan manfaatnya. Rancangan kajian

Semua Proyek

Penapisan Tingkat I

Kelompok I

Proyek mempunyaidampak penting

Kelompok 2

Ada keraguan dampak penting

Kelompok 3

Proyek tidak mempunyaidampak penting

Harus dilakukanAMDAL

Penapisan Tingkat 2

Proyek berdampakpenting

Proyek TAK berdampak penting

TIDAK perluAMDAL

Page 9: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

ANDAL itulah yang dikenal sebagai “lingkup studi ANDAL” dan merupakan

hasil proses pelingkupan. Dengan kata lain, pelingkupan bertujuan untuk

merancang kajian ANDAL agar menjadi kajian yang tepat sasaran dan untuk

membatasi penelitian AMDAL pada hal yang penting untuk pengambilan

keputusan.

Pada umumnya, sebuah rancangan kajian ilmiah harus menjawab

pertanyaan Apa yang dikaji? Dimana dan kapan kajian dilakukan? Bagaimana

kajian akan dilakukan? Siapa saja yang terlibat dalam kajian? Oleh karena itu,

rancangan suatu kajian ANDAL harus meliputi :

- Fokus kajian, terutama dampak-dampak penting yang diperkirakan

akan terjadi

- Lokasi dimana kajian akan dilakukan

- Kapan kajian akan dilakukan

- Metode studi dan tenaga ahli apa saja yang akan dilibatkan

dalam kajian

Rancangan kajian ANDAL yang baik akan memberi manfaat tambahan bagi

pelaksanaan AMDAL, yaitu dalam hal pemakaian biaya, tenaga, dan waktu

secara efektif dan efisien. Pada akhir proses Pelingkupan akan dihasilkan

sejumlah pernyataan yang membentuk rancangan kajian ANDAL, yaitu:

- Pernyataan - pernyataan tentang dampak yang akan dikaji dalam

ANDAL, dikenal dengan sebutan “dampak penting hipotetik”. Dampak -

dampak ini, berdasarkan hipotesa (dugaan awal), diperkirakan akan

terjadi dan memerlukan kajian yang mendalam untuk membuktikan

dugaan tersebut.

- Penentuan lokasi dan waktu kajian ANDAL yang menggambarkan

wilayah-wilayah dimana kajian terhadap dugaan dampak akan dilakukan

serta faktor waktu yang berkaitan dengan kajian dampak.

Page 10: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

Kedua hasil pelingkupan di atas kemudian dipakai untuk menentukan

metodologi studi serta tenaga ahli yang akan dilibatkan dalam ANDAL. Untuk

melaksanakan proses pelingkupan, Peraturan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor 8 Tahun 2006 memaparkan sejumlah langkah kerja dalam

bentuk tata - laksana. Gambar berikut menunjukkan alur proses pelingkupan

sesuai dengan aturan pemerintah, khususnya Permen LH 08/2006.

Gambar : Proses Pelingkupan Sesuai Permen LH 08/2006

Seluruh langkah kerja ini didasari oleh suatu proses berpikir yang baku dalam

dunia penelitian ilmiah, yaitu bagaimana merancang suatu kajian. Dengan

memahami esensi dari setiap langkah kerja maka tidak sulit untuk memahami

apa yang perlu dilakukan pada setiap langkah kerja.

Deskripsi

rencana

kegiatan

Rona

lingkungan

hidup

Dampak

potensial

Dampak

penting

hipotetik

Prioritas

Dampak

penting

hipotetik

Identifikasi

dampak

potensial

Evaluasi

dampak

potensial

Klasifikasi

dan

prioritas

Page 11: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

Esensi proses pelingkupan cukup sederhana, sebagaimana terlihat dalam tabel

di bawah ini :

Tabel : Proses Pelingkupan Sesuai Permen LH 08/2006

Esensi proses pelingkupan ANDAL berlaku universal. Artinya, langkah kerja

atau tata-laksana yang dianjurkan dalam peraturan pemerintah dapat berubah,

namun esensi pelingkupan akan tetap sama. Oleh karena itu, buku ini akan

menggunakan esensi proses pelingkupan sebagai titik-tolak pembahasan.

Dampak yang perlu atau akan dikaji dalam ANDAL harus dinyatakan secara

lengkap karena informasi itu akan digunakan untuk merencanakan kajian

ANDAL. Ada unsur-unsur informasi yang sebaiknya ditulis dalam pernyataan

dampak hipotetik. Unsur-unsur ini berguna untuk membentuk rancangan

kajian ANDAL atau dikenal sebagai “lingkup kajian ANDAL” yang terdiri dari:

1. Batas wilayah studi dan rentang waktu prakiraan dampak.

2. Metode penelitian yang diharapkan dapat membuktikan hipotesa

tentang dampak yang dikaji.

3. Kedalaman studi ANDAL, digambarkan sebagai jumlah sampel yang

harus dikumpulkan dan dianalisis.

4. Susunan tim AMDAL yang diperlukan untuk melakukan kajian dengan

interaksi, metodologi, dan kedalaman studi di atas.

Page 12: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

Tabel berikut menjabarkan input dan output dari masing-masing tahap pada

tabel yang diatas.

Tabel : Input Dan Output Untuk Setiap Tahapan Proses Pelingkupan

Page 13: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

Unsur-unsur informasi yang sebaiknya ada dalam pernyataan dampak, serta

manfaatnya untuk lingkup ANDAL, dijelaskan dalam Tabel di bawah ini

Tabel : Unsur Informasi Dalam Pernyataan Dampak Serta Manfaatnya

Dengan demikian, uraian dampak penting hipotetik merupakan satu kesatuan

informasi yang mudah dipahami. Penyampaian pernyataan dampak dapat

dilakukan dengan beberapa cara, seperti secara naratif dan dengan tabel atau

butir-butir deskripsi singkat. Contoh diberikan di bawah ini.

Secara Naratif :

Kajian ANDAL harus / akan mencakup kajian tentang tingkat sedimentasi

(Total Sus-pended Solid dalam air sungai) dan dampaknya terhadap

kelangsungan budidaya ikan air tawar yang dimiliki penduduk yang

mungkin terjadi di Sungai X di ruas dekat De-sa Ampar akibat kegiatan

pembukaan lahan untuk rencana pembangunan kompleks perumahan Z.

Peningkatan ini akan terjadi musim hujan. Dampak dapat berlangsung

sejak tahap prakonstruksi (persiapan lahan) sampai dengan tahap

konstruksi.

Page 14: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

Dengan Tabel Atau Butir-Butir Deskripsi Singkat akan memberikan

pernyataan sebagai berikut :

- Sumber dampak : kegiatan pembukaan lahan - Penerima dampak : air Sungai X - Lokasi dampak : Sungai X ruas dekat Desa Ampar - Parameter : Total Suspended Solid (TSS) - Waktu kajian dilakukan: musim hujan - Waktu terjadinya dampak: dari tahap prakonstruksi sampai tahap

konstruksi

Seluruh hasil pelingkupan harus dituliskan dalam dokumen Kerangka Acuan

ANDAL (KA-ANDAL). Susunan dokumen ini telah ditetapkan dalam Permen LH

08/2006. Tabel di bawah ini.

Tabel : Sistematika Dokumen Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL)

Page 15: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

C. PRAKIRAAN DAN PENGELOLAAN DAMPAK

Berdasarkan Permen LH 08/2006 menjelaskan bahwa proses pelingkupan

dibagi menjadi dua, yaitu pelingkupan dampak penting dan pelingkupan

wilayah studi dan batas waktu kajian. Setelah informasi mengenai rencana

kegiatan serta rona lingkungan hidup (penerima dampak) sudah terkumpul,

Pelaksana Kajian siap untuk beranjak ke inti proses pelingkupan, yaitu

mengidentifikasi dampak yang nantinya perlu dikaji dalam ANDAL. Proses ini

terdiri dari tiga langkah, yaitu:

1. Identifikasi Dampak Potensial. Esensinya adalah menduga semua

dampak yang berpotensi terjadi jika rencana kegiatan dilakukan pada

lokasi tersebut. Langkah ini menghasilkan daftar dampak potensial.

2. Evaluasi Dampak Potensial. Esensinya adalah memisahkan dampak -

dampak yang perlu kajian mendalam untuk membuktikan dugaan

(hipotesa) dampak (dari dampak yang tidak lagi perlu dikaji). Langkah ini

menghasilkan daftar dampak penting hipotetik.

3. Klasifikasi dan Prioritas. Tujuannya adalah mengelompokkan dampak -

dampak yang akan dikaji agar mudah dipahami dan digunakan dalam

menentukan strategi kajian. Langkah ini menghasilkan kelompok -

kelompok dampak dan urutan prioritas dampak.

Dampak potensial adalah dampak yang berpotensi terjadi akibat adanya

rencana kegiatan di lokasi yang diusulkan. Inti dari langkah ini adalah

mengidentifikasi interaksi antara komponen rencana kegiatan dengan

komponen lingkungan di lokasinya. Langkah ini dilakukan oleh tim Pelaksana

Kajian dengan membayangkan suatu situasi di mana semua dampak mungkin

saja terjadi atau situasi terburuk (worst-case scenario). Dengan demikian,

segala macam dampak yang terpikir akan dicatat.

Page 16: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

Alat bantu yang paling mudah dan sering digunakan dalam penelitian ini

adalah kombinasi matriks dengan bagan alir. Matriks digunakan untuk

menunjukkan interaksi antara komponen kegiatan dengan komponen

lingkungan hidup di lokasi kegiatan. Identifikasi interaksi tersebut diikuti

dengan penyusunan bagan alir yang menunjukkan urut-urutan (sequence)

kejadian dampak. Dengan bagan alir ini diperoleh gambaran tentang dampak

mana yang terjadi lebih dahulu (primer) serta dampak-dampak turunannya

(sekunder, tersier, dan sebagainya). Urutan ini akan menjadi bermanfaat pada

saat mengidentifikasi dampak yang akan dikelola dan pendekatan

pengelolaannya.

Tabel : Contoh tabel dampak potensial

Setelah mengidentifikasi semua dampak yang berpotensi terjadi maka langkah

berikutnya adalah melakukan seleksi untuk membedakan mana yang perlu

dikaji dalam ANDAL dan mana yang tidak – inilah esensi dari langkah yang

disebut sebagai evaluasi dampak potensial. Perlu diingat bahwa dalam ANDAL,

dugaan dampak akan dikaji secara mendalam dengan cara mengumpulkan dan

Page 17: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

menganalisis data primer serta melakukan evaluasi terhadap dampak yang

terjadi. Dengan demikian, hipotesa yang terbentuk pada tahap pelingkupan

akan terbukti benar atau salah.

perlu dikaji secara mendalam. Dengan berjalannya waktu dan

pembangunan di Indonesia, seharusnya pengalaman dan pengetahuan tentang

kegiatan-kegiatan, dampak lingkungan serta efektivitas upaya pengelolaannya

sudah cukup berkembang. Dengan demikian, seharusnya jumlah dampak yang

dikaji secara mendalam dalam ANDAL tidak terlalu banyak lagi. Pemilahan

dampak yang perlu dikaji perlu dilakukan secara tajam agar tidak membuang

sumberdaya kajian yang sering terbatas.

Ada dua jenis dampak hipotetik5 yang harus dibuktikan dengan kajian

yang mendalam (ANDAL), yaitu dampak penting dan dampak yang kurang

dipahami, yaitu :

- Dampak penting (significant impact) – untuk dipastikan bahwa

dampak yang akan timbul tersebut memang betul dampak penting,

yaitu dengan mempelajari besaran, sebaran dan sifat dampak.

- Kurang dipahami (unknown) – untuk mendapatkan informasi lebih

rinci tentang jenis, besaran dan sebaran dampak, serta komponen

lingkungan terkena dampak. Dengan informasi rinci tersebut dapat

ditentukan apakah suatu dampak termasuk dampak penting atau

tidak.

Dampak yang tidak lagi perlu dikaji dalam ANDAL adalah dampak yang sudah

diketahui tidak penting (insignficant impact) dan dampak yang sudah diketahui

dari awal dan rancangan kegiatan sudah mencakup pengendalian dampak

tersebut (ini dikenal sebagai mitigated impact). Rencana kegiatan yang sudah

mengantisipasi perlunya Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) untuk

mengendalikan dampak terhadap kualitas air sungai tidak lagi perlu mengkaji

Page 18: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

dampak limbah cair dalam ANDAL. Demikian pula jika pemrakarsa sudah

merencanakan mengendalikan debu yang ditimbulkan kendaraan atau alat-

berat di tahap konstruksi maka ANDAL tidak perlu lagi mengkaji dampak

peningkatan debu ini secara mendalam. Namun, ada kalanya dampak yang

sudah dikendalikan (mitigated impact) masih perlu dikaji. Kondisi ini terjadi jika

diperkirakan baku mutu ambien akan terlampaui walaupun mitigasi dampak

dapat menekan limbah agar memenuhi baku mutu limbah atau emisi. Kajian

dalam ANDAL diperlukan untuk mengarahkan upaya pengendalian dampak

agar baku mutu ambien tidak terlampaui, yaitu dengan menentukan sasaran

konsentrasi atau beban limbah/emisi yang dapat dikeluarkan oleh rencana

kegiatan.

Proses evaluasi dampak potensial ini merupakan proses memilah-milah

dugaan dampak yang sudah masuk dalam daftar dampak sebagaimana

dijelaskan sebelumnya. Cara melakukan pemilahan ini banyak ragamnya.

Menentukan cara (atau metode) pemilahan sangat tergantung dari para

Pelaksana Kajian. Banyak ahli AMDAL berpengalaman yang melakukan proses

ini dengan mengandalkan professional judgement yang terbentuk setelah

bertahun-tahun melakukan analisis serupa. Namun, dalam buku ini akan

dijelaskan suatu pendekatan bertahap.

Apapun metode yang dipakai untuk menentukan dampak yang akan dikaji

dalam ANDAL, yang paling penting adalah bahwa, dalam dokumen KA-ANDAL,

dicantumkan penjelasan tentang kriteria yang dipakai untuk memilih serta

alasan suatu dampak dianggap penting atau tidak. Dengan demikian, proses

evaluasi dampak potensial dapat dipertahankan secara ilmiah. Penjelasan ini

nantinya juga akan bermanfaat bagi pihak penilai dokumen KA-ANDAL serta

untuk tim pelaksana kajian ANDAL yang harus memahami betul hipotesa yang

dipakai untuk merancang kajian ANDAL.

Page 19: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

RANGKUMAN

- Tujuan utama dari AMDAL adalah untuk menjadi alat dalam

perencanaan pembangunan dan bukan alat birokrasi yang

memperpanjang proses Persetujuan dan Pemberian ijin.

- AMDAL hanya di lakukan pada rencanan proyek yang di perkirakan akan

mempunyai dampak penting terhadap lingkungan.

- Dalam melaksanakan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL), kita memerlukan 3 tahapan yang sangat penting yaitu

Identifikasi, Prakiraan dan Evaluasi Dampak.

- Penapisan atau screening dalam AMDAL merupakan tahap untuk

menentukan suatu rencana usaha / kegiatan memerlukan AMDAL atau

tidak.

- Pada umumnya, penapisan hanya terdiri dari dua atau tiga langkah saja.

Menurut PP 29 Tahun 1986, metode penapisan terdiri dari dua langkah,

yaitu dengan daftar penapis dan dengan penyajian informasih

lingkungan.

- Menurut Soemarwoto (1989), penapisan dapat dilakukan melalui dua

jenis metode, yaitu Metode Satu Langkah dan Metode Dua Langkah.

- Tujuan pelingkupan adalah untuk merancang kajian AMDAL agar

menjadi kajian yang tepat sasaran dan untuk membatasi penelitian

AMDAL pada hal yang penting untuk pengambilan keputusan.

- Kriteria dampak penting lingkungan terdiri dari Jumlah penduduk yang

terkena dampak lingkungan, Luas wilayah persebaran dampak

lingkungan , Lamanya dampak lingkungan berlangsung, Intensitas

dampak lingkungan, Banyaknya komponen lingkungan yang terkena

dampak lingkungan, Sifat kumulatif dampak lingkungan, Reversibilitas /

irreversibilitas akibat dampak lingkungan.

Page 20: Bab VI Metodologi Dampak Lingkungan

SOAL + JAWAB

1. Jelaskan tujuan utama dari AMDAL ?

Tujuan utama dari AMDAL adalah untuk menjadi alat dalam perencanaan

pembangunan dan bukan alat birokrasi yang memperpanjang proses

Persetujuan dan Pemberian ijin.

2. Sebutkan 3 dasar hukum AMDAL ?

- UU Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

- PP Nomor 27 tahun 1999 tentang AMDAL

- Kep. MENLH Nomor 03 tahun 2001 tentang Rencana Usaha dan atau

kegiatan Wajib AMDAL

3. Sebutkan 4 dokumen yang dihasilkan dari proses AMDAL ?

- Laporan Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL)

- Laporan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

- Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)

- Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

4. Jelaskan yang dimaksud dengan Penapisan?

Penapisan atau screening merupakan tahap untuk menentukan suatu

rencana usaha / kegiatan memerlukan AMDAL atau tidak.

5. Jelaskan tujuan pelingkupan ?

Tujuan pelingkupan adalah untuk merancang kajian AMDAL agar menjadi

kajian yang tepat sasaran dan untuk membatasi penelitian AMDAL pada hal

yang penting untuk pengambilan keputusan.