55
BAB VI. SPESIFIKASI TEKNIS BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS Keterangan : Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan : 1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri; 2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional: 3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan; 4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan; 5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan; 6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan; 7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk,. 8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan; 9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran; Satker PPLP-DIY 1

BAB VI SPEKTEK TPST.doc

Embed Size (px)

Citation preview

BAB VI

BAB VI

SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan :

Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :

1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri;

2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional:

3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;

4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;

5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;

6. Harus mencantumkan syaratsyarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;

7. Harus mencantumkan syaratsyarat pengujian bahan dan hasil produk,.

8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;

9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran;SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN TPST UGMPekerjaan:Pembangunan TPST UGM Tahap 2 1 PaketLokasi:Kabupaten SlemanTahun Anggaran:2011Pada Satuan Kerja:Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Daerah Istimewa Yogyakarta

PASAL 1

U M U M

1.1. Semua bahan dan mutu pekerjaan harus menggunakan standar Nasional ( SNI ) antara lain :

a. SK.SNI T15199003

Hal. 45 No. 4 Bidang

Permukiman

b. SK.SNI S19199003

c. SK.SNI T22199003

Hal. 38 No. 5 Bidang Jalan

d. SKSM M105199003

Hal. 31 No. 10 Bidang Jalane. SNI 03 2847 2002

Hal.14 Bahan-Bahan Pembuatan

BetonDan peraturan peraturan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan tersebut. Apabila dengan Standar Nasional Indonesia tidak ada, maka boleh menggunakan standar lain yang setara, yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang;

Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian yang digunakan sesuai untuk maksud tersebut, dalam hal ini keputusan Pengawas Lapangan pasti dan menentukan. Jika terjadi perselisihan paham dalam pemeriksaan bahanbahan biaya dibebankan pada kontraktor/penyedia jasa ;

1.2. Kontraktor/penyedia jasa harus menyediakan tenaga kerja, peralatan, bahanbahan untuk konstruksi bagi seluruh pekerjaan sesuai dengan perencanaan dalam gambar dalam pelaksanaan ini ;

1.3. Semua peralatan dan bahan yang diperlukan menjadi tanggung jawab Kontraktor/penyedia jasa ;

PASAL 2

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1. Umum

Ruang lingkup pekerjaan ini adalah sebagaimana diuraikan selanjutnya. Uraian tersebut tidak membatasi luas lingkup pekerjaan secara keseluruhan sebagaimana telah ditentukan dalam spesifikasi dalam gambargambar, tetapi hanya merupakan uraian secara umum;

2. Uraian Pekerjaan dan Lokasi2.1. Pekerjaan ini adalah: Pembangunan TPST

UGM Tahap 2 1 Paket2.2. Lokasi pekerjaan ini adalah: Kabupaten Sleman3. Macam dan Lingkup Kegiatan

Macam dan lingkup kegiatan dalam pekerjaan ini akan meliputi :a. Pekerjaan persiapan yang meliputi segala kegiatan dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Termasuk dalam kegiatan pekerjaan ini adalah :

1) Pemberitahuan rencana pelaksanaan pekerjaan.

2) Penyelesaian dokumen kontrak

3) Pembuatan laporan pelaksanaan pekerjaan serta gambar-gambar pelaksanaan pekerjaan.

4) Pekerjaan penunjang meliputi : Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan, dan segala kegiatannya yang sesuai dengan spesifikasi teknis

5) Pembuatan Dokumen Rencana Mutu Kontrak (RMK)

6) Dll, yang berkaitan dengan persiapan pelaksanaan.b. Pekerjaan pokok yang meliputi :A. Pekerjaan Persiapan B. Pekerjaan Infrastruktur

1. Pekerjaan taludC. Pekerjaan Bangunan

C.1. Bangunan A

a. Pekerjaan Struktur

1. Pekerjaa Tanah

2. Pekerjaan Pasangan

3. Pekerjaan Beton

4. Pekerjaan Kolom Baja

5. Penutup Atap

6. Pekerjaan Atap

7. Pekerjaan Water Proofing

b. Pekerjaan Arsitektur

1. Pekerjaan Pasangan

2. Pekerjaan Lantai

3. Pekerjaan urugan pasir bawah lantai

4. Pekerjaan shadding + cat

5. Pekerjaan cat

6. Pekerjaan kaca, pintu dan jendela

7. Pekerjaan alumunium

C.2. Bangunan C (item yang dikerjakan, lihat gambar)

a. Pekerjaan Struktur

1. Pekerjaan Tanah

2. Pekerjaan Pasangan

3. Pekerjaan beton

4. Pekerjaan Waterproofing

b. Pekerjaan Arsitektur

1. Pekerjaan Pasangan

2. Pekerjaan Keramik3. Pekerjaan Pipa PVC4. Pekerjaan urugan pasir

5. Pekerjaan cat

6. Pekerjaan kaca, pintu dan jendela

4. Pelayanan Kepada Tenaga Kerja

Kontraktor wajib memberikan pelayanan terhadap seluruh tenaga kerjanya dengan jalan mengasuransikannya kepada JAMSOSTEK sesuai prosedur yang berlaku, memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja bagi tenaga-tenaga kerjanya di lapangan.5. Kebutuhan Tenaga Kerja

Kontraktor wajib menyediakan tenaga kerja yang professional dan trampil untuk jenis-jenis kegiatan yang memerlukan keahlian khusus, namun untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian khusus supaya menggunakan tenaga kerja setempat semaksimal mungkin.6. Ijin Memulai Bangunan

Kontraktor harus selalu melaporkan dan minta ijin kepada direksi pekerjaan/pengawas setiap kali akan memualai pekerjaan baru dan pekerjaan tersebut baru dapat dilaksanakan setelah ada ijin tertulis dari direksi pekerjaan/pengawas.7. Pemakaian Bahan-Bahan Konstruksi

Mendatangkan/mengangkut dan menyediakan bahanbahan yang diperlukan, kecuali ada perlengkapan lain yang sifatnya pinjam.

Kontraktor harus selalu melaporkan dan minta ijin kepada direksi pekerjaan/pengawas atas pemakaian bahan-bahan untuk keperluan konstruksi.8. Menjaga keamanan dan kelancaran lalu lintas selama pekerjaan berlangsung;9. Penolakan Bahan-bahan Konstruksi Oleh Direksi/Pengawas

Direksi pekerjaan/pengawas berhak menolak atas bahan-bahan yang akan dipakai untuk konstruksi bila ternyata bahan-bahan tersebut tidak memenuhi syarat dan kontraktor harus segera memindahkan bahan-bahan tersebut keluar lokasi pekerjaan.10. Laporan dan Dokumentasi Pelaksanaan Pekerjaan

Kontraktor harus membuat dan memberikan laporan tetulis kepada pemberi pekerjaan dengan diketahui direksi/pengawas pekerjaan atas kemajuan pelaksanaan pekerjan, berupa laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.11. Gambar Pelaksanaan Pekerjaan

Kontraktor harus membuat gambar-gambar pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan diketahui oleh direksi/pengawas pekerjaan yang harus sudah diserahkan kepada pemberi pekerjaan sebelum penyerah ke II dilaksanakan.12. Hutang Kepada Pihak Ke Tiga

Penyerahan ke II pekerjaan baru dapat dilaksanakan bila kontraktor telah dapat memberikan bukti yang sah kepada pemberi pekerjaan bahwa kontraktor telah menyelesaikan seluruh pembiayaan/ hutang kepada Pihak ke III.PASAL 3PENYELESAIAN PEKERJAAN

Pekerjaan ini diselesaikan / dilaksanakan menurut uraian dan syaratsyarat pekerjaan (RKS) ini;

1. Gambar Kerja yang dilapirkan pada rencana kerja dan syaratsyarat (RKS) ini dan diperaturan lain yang disyaratkan oleh Kepala Satuan Kerja atau instansi lain yang ditunjuk;

2. Petunjukpetunjuk/perubahan yang terjadi sewaktu diadakan penjelasan dan penunjukan;

3. Petunjuk dari direksi sewaktu pekerjaan dilaksanakan;

4. Menurut peraturan pemerintah setempat yang berlaku;

5. Menurut AV tahun 1941;

6. Menurut PUBB tahun 1956;

7. Menurut PBI tahun 1971;

8. Pasal 3.3. dan Pasal 3.4. Standar Nasional Indonesia NI2;

9. Pasal 11 dan Pasal 12 dari PUBI;10. SIN 200211. Peraturan Muatan Indonesia;

PASAL 4PERBEDAAN - PERBEDAAN

1. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, maka RKS, yang mengikat;

2. Apabila dalam gambar detail tertulis, serta pada bestek tidak atau belum tercantum maka gambarlah yang mengikat;

3. Apabila ukuranukuran belum tercantum pada gambar dan RKS ini, maka pemborong wajib dan harus segera melaporkan kepada Direksi/pengawas lapangan untuk dapat diadakan pemecahannya;

4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah SPMK, pemborong diharuskan memulai pekerjaan sesuai gambar dan RKS, dan perubahanperubahan dalam penjelasan. Dan apabila masalah kejanggalan, perrbedaan gambar dan sebagainya, pemborong diwajibkan konsultasi/lapor kepada direksi, hal mana dapat dibicarakan penyelesaiannya dengan perencana/Kepala Satuan Kerja;

PASAL 5TIMBANGAN DUGA

Timbangan duga dan atau sesuai dengan gambar perencanaan atau yang ditetapkan oleh Direksi;

PASAL 6UKURANUKURAN POKOK

1. Ukuranukuran pokok dapat dilihat dalam gambar kerja, sedang apabila ukuranukuran tersebut belum tercantum dalam gambar kerja, maka ukuranukuran tersebut dapat dimintakan pada Direksi/Pengawas Lapangan;2. Ukuran ketinggian yang dipakai dalam proyek ini adalah ukuran ketinggian setempat (lokal) dengan mengacu kepada Bench Mark, dimana letak, ketinggian serta koordinatnya tertera pada gambar perencanaan;3. Kontraktor harus memelihara patok Bench Mark yang ada agar tetap utuh selama dan setelah pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan;

PASAL 7PENGUKURAN DAN PEMATOKAN

1. Kontraktor harus mengadakan pengukuran dan pematokan yang telah ditentukan sesuai dengan gambar bestek;

2. Pengukuran dan pematokan serta pemasangan profil dengan jarak yang sudah ditentukan dan harus menggunakan pesawat penyipat datar (waterpast instrument) serta oleh ahli;

3. Patokpatok dan papan bouwplank harus dibuat dari kayukayu yang lurus dan kering;

4. Untuk membuat bouwplank harus dengan kayu tahun yang baik, serta satu sisi diketam halus sebagai dasar muka yang ditentukan yang dimaksud harus disetujui oleh Pengawas Lapangan;

5. Ukuran membuat patokpatok dan kayu minimal 4/6 cm, yang ditanam kuatkuat;

6. Kontraktor/penyedia jasa harus membuat patokpatok tetap dengan letak ditentukan oleh direksi;

PASAL 8PEKERJAAN PENEMPATAN KOMPONEN PEKERJAAN

Bangunbangunan, letak dan ukuran disesuaikan dengan gambar situasi dan gambar detail;

PASAL 9PEKERJAAN PERSIAPAN1. Pembersihan lokasi pekerjaan

a. Sebelum pekerjaan dimulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan/pemindahan meja kursi dan almari kerja dan lain sebagainya.

b. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta dirapikan kembali.2. Barak kerja dan gudang material

a. Kontraktor diwajibkan membuat barak kerja untuk para pelaksana lapangan dan gudang material tempat penyimpanan bahan material serta alat-alat yang akan dan sedang dipakai selama pelaksanaan pekerjaan.

b. Barak kerja dan gudang harus dipelihara dan dijaga sehingga bahan material yang akan dipakai tidak rusak saat akan digunakan.

c. Semua sarana administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan seperti gambar-gambar kerja, buku laporan kemajuan fisik data cuaca, buku sarana direksi/pengawas, foto-foto pelaksanaan dan lain sebagainya harus selalu ada dan harus dipelihara serta disimpan secara baik di barak kerja.

d. Semua sarana administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan, harus diserahkan kepada direksi/pengawas pekerjaan setelah semua pekerjaan selesai.3. Administrasi

a. Sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari pemilik pekerjaan sampai selesainya pelaksanaan pekerjaan, kontraktor wajib membuat :

1) Laporan harian prestasi pelaksanaan pekerjaan

2) Laporan mingguan prestasi pelaksanaan pekerjaan

3) Laporan bulanan prestasi pelaksanaan pekerjaan

Isi laporan-laporan tersebut meliputi :

i. Tenaga kerja yang bekerja

ii. Peralatan yang dipakai

iii. Data cuaca di lokasi pekerjaan

iv. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan dari waktu ke waktu dll

Semua laporan tersebut harus mendapat pengesahan dari pengawas pekerjaan untuk laporan harian, serta dari direksi pekerjaan untuk laporan mingguan dan bulanan, selanjutnya laporan tersebut harus dicopy masing-masing rangkap 5 (lima) dengan distribusi 1 (satu) copy diletakkan di barak kerja dan 4 (empat) copy lainnya diserahkan kepada pemilik pekerjaan dan ditata rapi/dijilid.

b. Guna mengevaluasi kemajuan prestasi pelaksanaan pekerjaan lapangan, pada awal sebelum dimulainya pekerjaan kontraktor diwajibkan membuat skedul waktu pelaksanaan pekerjaan secara detail yang meliputi :

1) Waktu kegiatan masing-masing jenis pekerjaan.

2) Volume masing-masing jenis pekerjaan.

3) Bobot masing-masing jenis pekerjaan.

4) Target rencana pelaksanaan tiap minggu (% bobot)

5) Target rencana komulatif pelaksanaan tiap minggu (% bobot)

6) Kolom prestasi pelaksanaan tiap minggu (% bobot)

7) Kolom prestasi komulatif pelaksanaan tiap minggu (% bobot)

8) Keterangan yang diperlukan.

c. Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan pada analisa harga satuan pekerjaan.4. Gambar-gambar yang harus dipersiapkan oleh kontraktor

a.Umum

Pelaksanaan pengukuran awal oleh kontraktor yang akan dilaksanakan sejak diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja (SMPK) dari pemilik pekerjaan, dimaksudkan untuk mendapatkan gambar kondisi lapangan sesungguhnya dibandingkan dengan gambar yang diterima oleh kontraktor dari pemilik pekerjaan.

Data dan hasil pengukuran awal oleh kontraktor yang telah disyahkan dan disetujui oleh direksi/pengawas pekerjaan tersebut, akan menjadi acuan dan dasar pembuatan gambar-gambar selama waktu pelaksanaan sampai selesai pekerjaan.

Gambar-gambar hasil pengukuran awal tersebut di atas, akan merupakan dasar pokok kesepakatan bersama antara kontraktor dan pemilik pekerjaan untuk menghitung volume dari masing-masing jenis pekerjaan yang harus dan telah dilaksanakan oleh kontraktor, serta yang harus dibayar oleh pekerjaan. Semua gambar-gambar yang dipersiapkan oleh kontraktor harus bisa memberikan suara jelas hal-hal yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang meliputi antara lain :

Bentuk tiap bangunan yang akan dikerjakan

Dimensi bangunan lengakap

Jenis serta komposisi material yang dipergunakan

Rencana garis galian pondasi

Hal-hal lain sesuai petunjuk direksi/pengawas pekerjaan

Adapun gambar-gambar yang harus dipersiapkan kontraktor antara lain :

Construction drawing atau working drawing

Shop drawing

As Built drawing

Semua gambar-gambar tersebut di atas, baru bisa dipakai sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dan acuan dasar perhitungan volume pekerjaan sesungguhnya, apabila sudah mendapat persetujuan dan disahkan oleh pemilik pekerjaan.

b.As Built Drawing

Setelah gambar pekerjaan selesai dikerjakan sesuai gambar-gambar pelaksanaan, berikut pekerjaan tambah atau kurang berdasarkan Variaton Order yang diberikan oleh pemilik pekerjaan dan kontraktor telah melakukan pengukuran ulang akhir pekerjaan, maka kontraktor diwajibkan membuat gambar As Built Drawing.

Gambar tersebut harus lengkap berisi antara lain :

Dimensi atau ukuran masing-masing pekerjaan

Elevasi posisi dan kedudukan masing-masing gambar pekerjaan

Jenis material dan komposisi yang telah dipergunakan

Gambar yang telah selesai tersebut harus diserahkan kepada direksi/pengawas pekerjaan dan disetujui selanjutnya diserahkan kepada pemilik pekerjaan guna mendapatlkan pengesahan dari pemilik pekerjaan.

Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh kontraktor atau Manual Check volume pekerjaan 100%, semua mengacu dan didasarkan pada gambar as built drawing yang telah disahkan oleh pemilik pekerjaan dan merupakan volume akhir yang akan dibayar oleh pemilik pekerjaan kepada kontraktor.

Kontraktor wajib membuat copy as built drawing sebanyak 4 (empat) copy dengan distribusi 1 (satu) copy untuk direksi/pengawas, 3 (tiga) copy serta gambar aslinya untuk diserahkan kepada pemilik pekerjaan, termasuk data dan perhitungan hasil pengukuran akhir sebagai pendukung.5. Semua penggunaan fasilitas di lingkungan penduduk setempat supaya minta ijin pemilik lingkungan/penduduk yang bersangkutan.6. Menyediakan peralatan kerja dan fasilitasnya untuk6.1. Ruang Koordinasi

a. Meja tulis satu buah. terbuat dari kayu lengkap dengan laci dan kuncikuncinya dengan dua kursi;

b. Almari arsip satu buah;

c. Meja tamu lengkap dengan kursinya;

d. Bukubuku harian dan bukubuku catatan yang diperlukan;

e. Penanggalan yang masih berlaku;

f. Membuat jadual proyek/pelaksanaan (time scedulle) dan disyahkan oleh Kepala Satuan Kerja;

g. Papan penempelan gambar gambar pada dinding ruang koordinasi;h. Kotak PPPK lengkap dengan obatnya;

6.2. Ruang Kerja pelaksanaan berikut para stafnya;

a. Meja kursi sesuai dengan kebutuhannya;

b. Almari arsip satu buah;c. Buku pencatat (buku harian, buku direksi, buku tamu, buku kegiatan) yang diperlukan, apabila perlu ditambah meja gambar berikut mistarnya, hal ini untuk memudahkan penggambaran jika terdapat kekurangan gambar kerja;

7. Barang yang ada pada Pasal 9 Ayat 6.1 Sub. a s/d h dan Pasal 9 Ayat 6.2 Sub. a s/d c tetap menjadi pemilik Pemborong, kecuali Pasal 9 Ayat 6.1 Sub. d bukubuku harian, laporanlaporan bukubuku catatan lainnya harus diserahkan kepada Kepala Satuan Kerja melalui direksi lapangan ;8. Membuat Papan Nama Proyek dari kayu kamper tebal 1,5 cm tiangnya 5/7 cm dipasang berdiri sendiri dengan ukuran 75 x 150 cm 2 (dua) buah9. Sosialisasi ke media massa dan masyarakat.Pada waktu yang tepat, sebelum melaksanakan pekerjaan/kegiatan, pemborong/penyedia jasa harus memberikan informasi kepada lingkungan masyarakat, pemerintah setempat (RT, RW, Kalurahan, Kecamatan), dinas/instansi/lembaga terkait lainnya mengenai pelaksanaan pekerjaan baik melalui media massa maupun melalui tatap muka.

10. Mobilisasi dan demobilisasi di lapangan. Penyediaan pengangkutan, peralatan-peralatan, kendaraan-kendaraan alat-alat besar yang menunjang pelaksanaan kegiatan baik yang menyewa maupun milik perusahaan dan pengembalian segala peralatan yang digunakan.

11. Pengukuran Dan Pematokana. Sebelum memulai pekerjaan kontraktor harus mengadakan pengukuran dan pematokan yang telah ditentukan sesuai dengan gambar bestek;

b. Pengukuran dan pematokan serta pemasangan profil dengan jarak yang sudah ditentukan dan harus menggunakan pesawat penyipat datar (waterpast instrument) serta oleh ahli;

c. Patokpatok dan papan bouwplank harus dibuat dari kayukayu yang lurus dan kering;

d. Untuk membuat bouwplank harus dengan kayu tahun yang baik, serta satu sisi diketam halus sebagai dasar muka yang ditentukan yang dimaksud harus disetujui oleh Pengawas Lapangan;

e. Ukuran membuat patokpatok dan kayu minimal 4/6 cm, yang ditanam kuatkuat;

f. Kontraktor/penyedia jasa harus membuat patokpatok tetap dengan letak ditentukan oleh direksi;

12. Sarana Proyek.Penyedia Jasa harus memperhitungkan sarana kegiatan berupa fasilitas penerangan dan penyediaan air bersih yang cukup pada saat pelaksanaan pekerjaan.13. P.P.P.K.Penyedia Jasa selama pelaksanaan harus menyediakan kotak obat-obatan untuk P.P.P.K.14. Keamanan Proyek.Penyedia Jasa harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga keamanan proyek, baik barang-barang milik penyedia jasa maupun milik pengguna jasa dan barang-barang yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa.15. Pemeliharaan Bangunan.Penyedia Jasa harus memperhitungkan biaya pemeliharaan, kebersihan dan tanggung jawab atas kerusakan-kerusakan akibat kesalahan teknis selama waktu pemeliharaan.16. Kontrol Kwalitas Bahan.Kecuali ditentukan lain Penyedia Jasa harus sudah mempertimbangkan semua biaya sehubungan dengan kontrol kwalitas bahan kepada pihak ketiga. Penyedia Jasa harus menyediakan alat-alat praktis untuk memeriksa bahan tersebut.17. Penggunaan Persyaratan Teknis.Persyaratan teknis ini disiapkan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan. Syarat seluruh bangunan-bangunan dan pekerjaan-pekerjaan lainnya sebagai kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, kecuali disebutkan lain. Maka setiap bab dalam persyaratan ini, disesuaikan dengan yang dinyatakan dalam gambar-gambar kerja. Keterangan-keterangan tambahan tertulis dan perintah dari Konsultan supervisi/Direksi/TBPK/Pengawas lapangan/ Perencana ataupun Pengguna jasa.

Standar-standar yang dipakai terutama adalah standar-standar yang berlaku, sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang standarnya belum dibuat dan diberlakukan di NKRI, maka harus digunakan standar-standar internasional yang berlaku atau setidak-tidaknya standar dari negara-negara produsen bahan yang menyangkut pekerjaan tersebut.18. Penjelasan RKS dan Gambar.a. Penyedia Jasa wajib meneliti semua Gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing ).

b. Bila gambar tidak sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat/berlaku adalah RKS, bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar lain, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku, begitu pula apabila dalam bestek (RKS) tidak dicantumkan sedangkan gambar ada, maka gambarlah yang mengikat.

c. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Penyedia Jasa wajib menanyakan kepada konsultan supervisi dan Penyedia Jasa mengikuti keputusannya.19. Pekerjaan Penunjang

Foto Dokumentasi

Sejak awal akan mulai pelaksanaan pekerjaan, sampai pada akhir pelaksanaan pekerjaan, kontraktor diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang akan diwujudkan dalam bentuk foto dokumentasi.

Foto dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus bisa memberikan gambaran secara lengkap dan menyeluruh mengenai kegiatan pelaksanaan pekerjaan sejak dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan, sehingga secara kronologis bisa merupakan satu gambaran tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut.

Foto dokumentasi dilaksanakan pengambilanya dari tiga titik tetap yang berbeda atau sesuai dengan pengarahan direksi/pengawas pekerjaan dan sudah harus bisa memberikan gambaran secara garis besar kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan, dan pelaksanaan pengambilannya dilakukan pada kondisi tahap kegiatan pelaksanaan pekerjaan.

Tahap awal, sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan 0%

Tahap kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 25%

Tahap kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50%

Tahap kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 75%

Tahap selesai pelaksanaan pekerjaan ataui prestasi 100%

Foto dokumen tersebut, selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos masing-masing rangkap 5 (lima), denga distribusi 1 (satu) copy dipasang di barak kerja dan 4 (empat) copy lainnya diserahkan kepada pemilik pekerjaan dan ditata rapi pada album foto.

Untuk penyerahan foto dokumentasi kontraktor juga harus menyerahkan negative film/CD menurut foto dokumentasi yang diserahkan.

PASAL 10PEKERJAAN POKOK1.PEKERJAAN GALIAN DAN URUGANa.Bahan :

a.1.Tanah setempat (di tempat areal pekerjaan) atau tanah dari lokasi lain yang memenuhi syarat penggunaan.

a.2.Alat-alat pelaksanaan pekerjaan

Alat gali dan alat urug serta alat pemadat yang cukup memadai.b.Macam pekerjaan.

b.1.Pekerjaan Pembersihan Lokasi.

i.Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembersihan dan menyingkirkan semua jenis tumbuhan.

ii.Dalam hubungan ini juga harus dibongkar dan disingkirkan semua akar-akar tumbuhan yang berada di bawah permukaan tanah, sebelum Penyedia Barang / Jasa mulai bekerja di tanah lokasi.

b.2.Pekerjaan galian.

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan menggali dengan ukuran luas dan kedalaman tertentu, dengan persyaratan teknis tertentu pula sesuai dengan kegunaanya.

Misalnya : galian untuk pondasi, septick tank, sumur peresapan dll, sesuai dengan gambar rencana.

b.3.Pekerjaan urugan.

i.Urugan tanah dan pasir pada lubang galian yang tidak ditempati fondasi.

ii.Urugan tanah mendatangkan untuk mencapai peil lantai sesuai gambar rencana

iii.Urugan pasir di bawah pondasi.

b.4.Pemadatan.

Setiap pekerjaan urugan harus disertai pekerjaan pemadatan, hal ini dimaksudkan untuk mengubah sifat tanah urug yang lepas / loose menjadi padat/ dense.

b.5.Pembuangan sisa tanah.

Pekerjaan ini adalah membuang sisa tanah galian atau tanah yang didatangkan dari luar ke lokasi di luar areal kegiatan atau bekas bongkaran yang tidak terpakai, dengan ijin Konsultan Pengawas.

c.Syarat-syarat pelaksanaan.

c.1.Pekerjaan pembersihan

1)Tanah yang akan ditempati bangunan harus benar-benar dibersihkan dari segala kotoran, semua akar-akar dan sisa barang/benda yang ada. Pembersihan ini untuk seluruh areal bangunan.

2)Lapisan tanah paling atas / top soil harus dibersihkan dari luar humus dll, setebal 10 - 20 cm pembersihan ini harus dilaksanakan sampai 3 m dari batas bangunan. tanah hasil pembersihan ini hanya boleh untuk mengurug halaman, yang di atasnya tidak ada bangunan.

3)Bila kondisi tanah jelek atau labil, maka lapisan tanah ini harus digali sampai kedalaman tertentu dan diganti dengan tanah perbaikan berupa sirtu (pasir dan batu gunung)

c.2.Pekerjaan galian.

1)Penyedia Barang/Jasa harus menentukan posisi/lokasi tempat galian dengan tepat, kemudian sebelum digali harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, hal ini untuk menghindari terjadinya salah gali, sehingga harus diurug yang memerlukan persyaratan tersendiri.

2)Semua pekerjaan penggalian harus didasarkan pada panjang, lebar, kedalaman dan kemiringan slopenya sesuai gambar rencana dan pertimbangan kemudahan pengerjaannya.

3)Pekerjaan galian harus dilaksanakan sampai mencapai tanah baik, sebagai pedoman harus mengikuti kedalaman yang tertera dalam gambar rencana.

4)Jika sebelum mencapai kedalaman seperti yang tertera dalam gambar rencana, ternyata ditemui tanah keras atau batu kasar ataupun halangan yang lain, maka Penyedia Barang / Jasa harus minta petunjuk konsultan pengawas.

5)Jika galian telah mencapai kadalaman sesuai dengan gambar rencana, ternyata tanah dasar galian menunjukkan hal-hal yang meragukan, maka Penyedia Barang / Jasa harus minta petunjuk konsultan pengawas.

6)Penyedia Barang / Jasa harus selalu memonitor kedalaman Galian bersama konsultan pengawas, agar tidak terjadi kesalahan dalam penentuan kedalaman galian.

7)Jika terjadi kesalahan penggalian melebihi kedalaman yang ditentukan, maka Penyedia Barang / Jasa tidak diperkenankan langsung mengurug selisih kedalaman tersebut dengan tanah, tetapi untuk penyelesaiannya minta petunjuk konsultan pengawas.

8)Tanah bekas galian harus ditempatkan agak jauh dari lokasi galian.

9)Jika lubang galian tergenang air atau terdapat kotoran sebelum fondasi dipasang, maka sebelum pemasangan fondasi lubang galian tersebut harus dibersihkan dari sisa-sisa kotoran atau lapisan lumpur yang melekat.

c.3.Pekerjaan Urugan.

1)Setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan segala macam sampah atau kotoran.

2)Tanah urugan harus dari jenis tanah berbutir (tanah ladang atau berpasir dan tidak terlalu basah)

3)Urugan tanah harus dipadatkan dengan mesin pemadat (compactor) dan tidak dibenarkan hanya menggunakan timbris.

4)Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari atau ke tempat-tempat yang akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

5)Urugan pasir.

-Urugan pasir harus dilaksanakan dibawah pondasi dan dibawah lantai ketebalan sesuai gambar rencana.

-Letak, tebal dan jenis pasir yang belum tercantum dalam RKS ini disesuaikan dengan gambar rencana.

2. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERANa.Pekerjaan Pasangan

a.1.Pasangan pondasi batu kali pada pondasi memanjang/staal dipasang dengan spesi 1Pc : 5Ps

a.2.Pasangan batu bata sampai dengan 20 cm diatas lantai dan sampai dengan 150 cm diatas lantai pada KM/WC dipasang dengan spesi 1Pc : 2Ps, pasangan batu bata lainnya, dipasang dengan spesi 1Pc : 5Ps.b.Pekerjaan plesteran

b.1.Semua dinding dalam dan luar dipelester dengan spesi 1Pc : 5Ps, kecuali pelesteran trasram dengan spesi 1Pc : 2Ps.

b.2.Pasangan pondasi yang muncul diatas permukaan tanah harus diplester dengan spesi 1pc : 5ps dan diaci.

b.3.Pekerjaan sponengan dikerjakan dengan 1Pc : 3Ps, cor-coran beton yang kelihatan dipelester dengan spesi 1Ps : 3Ps.

b.4.Dinding 25 diatas sloof dan dinding KM/WC sampai dengan 150 cm diatas lantai diplester dengan spesi 1Pc : 2Ps

c.Bahan

c.1.Batu kali

1)Bahan batu adalah sejenis batu yang keras, liat, berat dan berwarna kehitam-hitaman dan mempunyai muka lebih dari 3 muka

2)Bahan asal batu adalah batu besar yang kemudian dibelah-belah / dipecah-pecah menjadi ukuran menurut tata cara pekerjaan yang bersangkutan

3)Batu kali yang dipasang harus batu pecah/tidak gundul maksimal diameter 20 cm harus bersih dari kotoran, tanah, asam dan garam.

4)Batu tidak boleh bulat, atau pipih dan mudah pecah serta tidak berpori.

c.2.Bata merah

1)Bahan bata merah bermutu, matang, keras, ukuran-ukuran sama rata dan saling tegak lurus, tidak retak-retak, tidak mengandung batu dan tidak berlubang

2)Bata merah harus berkualitas baik Sesuai dengan SNI 15,2094.1991.

3)Bata merah yang digunakan adalah ukuran standart, keluaran satu pabrik, satu kualitas dan satu ukuran, dengan toleransi ukuran sesuai tabel 27-1 dan 27-2 PUBI 1982.

4)Prosentase pecah pada batu bata merah untuk konstruksi pasangan maksimum 10 %.

c.3.Portland cemen (Pc)

1)Semen Portland yang digunakan adalah semen jenis I dengan standart mutu SII 0013-81.

2)Pc yang digunakan harus yang masih dalam keadaan baru (penimbunan pc yang lebih dari 3 bulan, tidak boleh dipergunakan)

c.4.Pasir

1)Pasir yang digunakan adalah dari jenis pasir pasang, pasir spesi untuk pasangan bata harus disaring dengan kasa 5 mm dipasang miring 50 derajat dari bidang tanah.

2)Pasir harus bersih, kadar lumpur maximum 5% tidak mengandung zat-zat organik dan angka kehalusan yang lolos ayakan 0,3 mm minimal 15%.

3)Pasir untuk plesteran sebelum diaduk terlebih dahulu harus diayak (maksimal 5 mm x 5 mm)

c.5. Paving Blok

1) Bahan bermutu K-200

2) Bahan berbentuk segi enam/sesuai eksisting

3) Bahan tebal 8 cm

4) Pasir urug

c.6.Air

1)Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak, benda-benda terapung yang bisa dilihat secara visual dan asam-asam zat organik dan sebagainya.

d.Syarat-syarat pelaksanaan

d.1.Pasangan Batu kali

1)Pekerjaan ini berupa pemasangan batu kali sesuai dengan, ukuran, bentuk, kemiringan dan kedudukan seperti yang tercantum pada gambar rencana

2)Campuran bahan spesi yang digunakan seperti yang tertera pada gembar rencana. Bahan-bahan adukan harus dicampur hingga merata.

3)Pemasangan batu tidak boleh dijatuhkan dari atas tetapi ditata sehingga secara teknis benar dan tidak berongga/spesi antar batu terisi sempurna.

4)Pemecahan batu dengan bodem tidak boleh di dekat alur pondasi (minimal 2 m)

d.2.Pasangan Bata tembok/dinding

1)Bata harus direndam air hingga jenuh sebelum dipasang, batu bata dipasang dengan adukan setebal 1,5 2,5 cm

2)Bata harus dipasang dengan baik, rata, horisontal, dikerjakan dengan alat-alat pengukur datar ataupun tegak (lot, dan sebagainya) sambungan sama rata, sudut persegi, naad tegak tidak segaris (silang) permukaan baik dan rata, bergigi (tiap sambungan saling menutup)

3)Pada hubungan-hubungan dengan tiap-tiap beton harus dipasang stek dan pada ujung pasangan harus bergigi.

4)Bata tidak boleh dipasang pada waktu hujan lama atau hujan besar. Adukan yang hanyut karena hujan harus disingkirkan.

5)Pada penghentian-penghentian pasangan harus dipakai penghentian miring.

6)Tidak diperkenankan berdiri di atas pekerjaan bata sebelum mengeras.

7)Pasangan bata tiap harinya tidak boleh naik melebihi 1 m / hari, dan kolom praktis harus dicor besama pekerjaan pasangan bata tiap 1 m.

8)Jika setelah pekerjaan pemasangan ternyata ada bata yang menonjol atau tidak rata, maka bagian-bagian ini harus dibongkar dan diperbaiki kembali atas biaya kontraktor, kecuali bila pengawas mengijinkan penambalan-penambalan.

9)Pasangan bata harus dirawat/disirami dengan air sesuai dengan persetujuan pengawas.

10)Bila ada pembuatan steiger werk / perancah tidak boleh menembus tembok/ pasangan bata

d.3.Pekerjaan Pelesteran

1)Material pelesteran ini (kecuali PC) sebelum diaduk terlebih dahulu harus diayak (maksimal 3mm x 3mm).

2)Pekerjaan pelesteran dikerjakan setelah pekerjaan penutup atap selesai.

3)Pekerjaan acian dilakukan dengan PC setipis mungkin, rata dan rapi. Pekerjaan acian dilakukan dengan raskam kayu sehingga permukaan rata dan halus.

4)Pelesteran harus selalu dibasahi / disiram merata hingga selalu lembab sampai pasangan pelesteran menjadi kuat (tidak retak rambut).

5)Permukaan beton sebelum di plester harus dibuat kasar terlebih dahulu.

6)Diwajibkan kepada Penyedia Jasa, jika terdapat macam pelesteran yang belum tercantum dalam RKS dan gambar yang dianggap meragukan untuk dimintakan petunjuk dan penjelasannya kepada Konsultan Pengawas atau Konsultan Perencana.

d.4.Pekerjaan Pasangan Beton Tempel

1)Bahan harus dipasang dengan baik, rata, horisontal, dikerjakan dengan alat-alat pengukur datar ataupun tegak (lot, dan sebagainya) sambungan sama rata, sudut persegi, naad tegak tidak segaris (silang) permukaan baik dan rata, bergigi (tiap sambungan saling menutup)

2)Bahan tidak boleh dipasang pada waktu hujan lama atau hujan besar. Jikalau hujan pemasangan dilindungi dengan terpal agar kering dengan baik.

3)Pemasangan harus bersih dari air semen ataupun kotoran.

4)Nat harus rapat maksimal 2mm, pertemuan sudut rapi dan serasi.

5)Jika setelah pekerjaan pemasangan ternyata ada bagian yang menonjol atau tidak rata, maka bagian-bagian ini harus dibongkar dan diperbaiki kembali atas biaya kontraktor, kecuali bila pengawas mengijinkan penambalan-penambalan.

d.5.Pekerjaan Pasangan paving blok

1)Tanah harus diratakan dan dipadatkan terlebih dahulu dengan stamper.

2)Lapisan Pasir urug tebal 10 cm.

3)Ukuran Paving tebal 8 cm

4)Pemadatan dilakukan kembali dengan Vibro sambil mengisi nat dengan pasir urug hingga

terisi rapat.

5)Permukaan Paving harus kompak, sudut baik dan tidak ada ausan.3PEKERJAAN BETON BERTULANGa.Umum

Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam beton biasa, beton bertulang dengan penulangannya, bekisting, finishing dan pekerjaan lainnya sesuai gambar rencana.

b.Bahan

b.1.Semen Portland (PC)

1)Semen portland yang dipakai harus dari jenis I , dan sesuai dengan SNI 15.2049.1994

2)Semen harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-kantong semen asli dari pabrik.

3)Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, di atas lantai setinggi 30 cm. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.

b.2.Agregat (pasir, split atau batu pecah).

1)Agregat halus dan kasar dipakai agregat alami atau buatan, Agregat tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap karatan.

2)Agregat kasar berupa split yang diperoleh dari pemecah batu, dipakai ukuran cm, agregat kasar harus harus keras dan tidak berpori dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%.

3)Batu pecah harus keras, padat dan tidak porus

4)Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir tajam dan kasar

5)Pasir dan batu pecah tidak boleh bercampur dengan tanah liat, Lumpur, debu, bahan organic dan bahan yang lain yang mempunyai pengaruh buruk terhadap sifat beton

6)Kotoran yang terkandung dalam batu pecah maupun pasir maksimal satu persen

7)Diusahakan agregat terhindar dari panas matahari secara langsung

8)Pasir laut tidak boleh digunakan

b.3.Pembesian/Penulangan

1)Mutu baja tulangan tersebut diatas dibuktikan dengan uji tarik di laboratorium bahan yang ditunjuk. Jumlah sample uji tarik setiap diameter minimum tiga

2)Jika ternyata baja tulangan yang didatangkan tidak memenuhi persyaratan, baja tersebut tidak boleh digunakan dan segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan maksimal 2 x 24 jam.

3)Baja yang digunakan harus baru dan hanya boleh berkarat ringan

4)Karat ringan dalam baja harus dibersihkan dengan sikat baja

5)Baja tulangan deform yang didatangkan harus dalam keadaan lurus (tidak diperkenankan baja bekas bengkok)

6)Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa, sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah. Mutu baja tulangan yang dipakai fy 240 Mpa untuk beton non struktur dan fy 400 Mpa untuk beton struktur, toleransi besi sesuai SNI no S-05-1989.b.4.Bekesting dan Perancah

1)Bekesting dibuat dari multiplek baru tebal minimum 9 mm atau dari plat baja yang diberi pengaku

2)Perancah dan bekesting harus kuat dan dapat menghasilkan bentuk beton yang permukaan rata dan halus sesuai gambar rencana

3)Sambungan bekesting harus kuat dan rapat agar air campuran tidak keluar dari bekesting

4)Perancah menggunakan scaffolding dan perlengkapannya (pemasangan harus benar-benar kuat untuk menahan beban diatasnya)

5)Perancah dan bekesting hanya boleh dibongkar setelah mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas

6)Pembongkaran harus dibuktikan bahwa beton telah mampu secara teknis dan mendapatkan ijin dari Konsultan Pengawas.

7) Bekisting dapat digunakan lagi maksimal untuk 4 kali pemakaian.

b.5.Beton Site Mix.

Pemakaian adukan beton site mix harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh bahwa adukan yang dicetak tersebut telah memenuhi syarat-syarat dalam spesifikasi serta menjamin homogenitas dan kualitas yang kontinyu (mernus) pada setiap kali didatangkan. Konsultan Pengawas mempunyai wewenang pada setiap saat minta kepada kontraktor untuk mengadakan percobaan mutu beton dan bilamana diragukan kualitasnya maka Konsultan Pengawas akan menghentikan dan menolak pembuatan beton site mix tersebut. Semua resiko dan biaya sebagai akibat dari hal-hal tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.

b.6.Kawat pengikat.

Kawat Pengikat Harus berukuran minimal 1 mm, kualitas baik dan tidak berkarat

b.7.Air.

Air untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dari air bersih dan tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton.

b.8.Lapisan Pelindung Beton/selimut beton/beton dekking

Untuk lapisan pelindung beton ditentukan sebagai berikut : kolom 3 cm, balok 2,5 cm dan harus sepengetahuan Konsultan Pengawas. Campuran untuk beton dekking 1pc:2ps sekurang-kurangnya berumur 7 hari.

b.9.Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas berhak minta Pemeriksaan Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik semua beton yang dicor atas biaya Penyedia Jasa .

c.Macam Pekerjaan.

c.1.Untuk beton struktur menggunakan mutu beton K 300 kg/cm2, jika dipandang perlu untuk memperoleh mutu beton K 300 kg/cm2 yang disyaratkan, direksi dapat memerintahkan Penyedia Barang/Jasa untuk mengadakan percobaan pendahuluan guna menentukan rencana campuran beton (mix design)

c.2.Semua pekerjaan beton bertulang pada bangunan ini dikerjakan atas dasar perhitungan serta gambar-gambar yang dibuat oleh Konsultan Perencana .

c.3.Ukuran penulangan/pembesian, bentuk dan letak sesuai gambar rencana, apabila ada macam penulangan yang belum jelas dapat dikonsultasikan dengan Konsultan Perencana/ Pengawas.

c.4.Pencoran beton

1)Pencoran beton hanya boleh dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas

2)Sebelum pencoran dilaksanakan semua peralatan harus tersedia dalam jumlah cukup dan dalam keadaan baik.

3)Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan slump apparatus, terdiri dari : kerucut abram, tongkat penumpuk dan alas dari logam

4)Tinggi jatuh beton segar agar tidak menimbulkan segresi masksimal 2 m kecuali diberi jendela dan tremix

5)Pemberhentian pencoran harus mendapa persetujuan dari Konsultan Pengawas

i.Bagian yang akan dicor harus bersih dari kotoran (potongan kayu, serbuk gergajian dan kotoran lain)

ii.Sambungan cor beton harus diberi lem beton.iii.Tidak diijinkan melakukan pencoran pada suhu diatas 32 0 C

c.5.Pemadatan

1)Pemadatan beton harus dilaksanakan dengan internal vibrator yang digerakkan dengan motor atau listrik

2)Jarum penggetar di celupkan ke dalam beton secara vertical, dalam keadaan khusus jarum penggetar boleh dimiringkan 45 0.

3)Harus dijaga agar jarum tidak menyentuh tulangan dan bekisting

4)Jarum penggetar tidak boleh digerakkan arah horizontal tebal lapisan beton yang digetarkan tidak boleh lebih dari 500 mm

5)Jarum Penggetar harus ditarik dari adukan apabila adukan mulai nampak mengkilat (setelah 30 detik)

6)Jarak antar tempat-tempat pemasukan penggetar kira-kira 500 mm

c.6.Rawatan keras (curing)

1)Plat lantai dan bidang beton datar dirawat dengan direndam air atau goni basah minimal 4 hari

2)Jika bekesting kolom dibongkar, kolom harus diselimuti dengan goni basah dan ditutup dengan plastik.c.7.Kontrol kualitas

1)Setiap campuran adukan beton yang akan dituangkan konsistensinya harus diuji menggunakan slump apparatus (kerucut abram)

2)Jika tinggi slump adukan lebih dari 100 mm adukan tersebut harus ditambah dengan semen atau tidak digunakan.

3)Setiap 5 m3 adukan beton paling sedikit harus di buat dua buah sample silinder beton, satu sample diuji pada umur 7 hari, sample yang lain diuji pada umur 28 hari.

d.Syarat-syarat Pelaksanaan.

d.1.Pelaksanaan penakaran semen agregat harus dengan takaran yang volume sama.

d.2.Banyaknya air untuk campuran beton harus ditentukan sedemikian rupa sehingga tercapai sifat mudah dikerjakan sesuai dengan penggunaannya, dalam hal ini apabila diperlukan akan diadakan pengujian slump.

d.3.Mutu beton dan baja tulangan yang digunakan, yaitu :

1)Mutu beton:K-300 untuk beton struktur

:fK-175 MPa untuk beton non struktur

2)Mutu baja tulangan:fy 400 MPa untuk beton struktur (baja tulangan menggunakan besi Deform/ulir dan tidak boleh menggunakan besi bekas tekuk)

:fy 240 MPa untuk beton non struktur

d.4.Pengadukan, pengangkutan, pencoran, pemadatan terutama harus diperhatikan

1)Pengadukan semua beton harus dilaksanakan dengan mesin pengaduk beton (beton molen).

2)Pemadatan beton untuk konstruksi beton bertulang harus rajin sampai dipastikan tidak ada rongga dalm beton.

3)Pemasangan bekisting harus rapi dan kaku sehingga setelah dibongkar mempunyai bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit penghalusan.

4)Papan bekisting menggunakan kayu Kalimantan klas III atau kayu tahun lokal yang baik.

5)Celah-celah antara papan harus cukup rapat sehingga pada pencoran tidak ada air adukan yang keluar.

6)Sebelum pencoran, sisi dalam dari bekisting harus disiram dengan air dan bebas dari kotoran-kotoran atau benda-benda lain yang tidak diperlukan.

d.5.Sebelum pencoran dimulai, Konsultan Pengawas harus diberi tahu dan diberi waktu yang cukup untuk melakukan pemeriksaan rangkaian baja tulangan yang telah terpasang. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas rangkaian baja tulangan tersebut tidak sesuai dengan gambar rencana, pencoran beton tidak boleh dilaksanakan

d.6.Jika dipandang perlu untuk memperoleh struktural yang disyaratkan, Konsultan Pengawas dapat memerintahkan kontraktor untuk mengadakan percobaan pendahuluan guna menentukan rencana campuran beton (mix design).

d.7.Selama pencoran, mutu beton atau mutu pelaksanaan harus diperiksa secara kontinyu dengan benda uji. Dianjurkan disamping membuat benda-benda uji untuk diperiksa pada 28 hari juga membuat benda-benda uji untuk diperiksa pada umur 3 dan 7 hari.

d.8.Benda-benda uji yang baru dicetak harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran, ditutup karung basah dan dilepas dari cetakannya setelah keras.

d.9.Beton yang selesai dicor harus dilindungi dari hujan dan panas matahari serta kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh gaya-gaya sentuhan sebelum beton menjadi keras.

d.10.Perancah dan acuan tidak boleh dibuka kecuali sudah ada persetujuan dari Konsultan Pengawas.

d.11.Waktu perawatan minimal untuk beton yang menggunakan semen dan tanpa bahan pembantu adalah 14 (empat belas) hari. Selama waktu perawatan, permukaan beton harus diusahakan tetap dalam keadaan lembab dengan cara menutupi dengan karung-karung basah, atau menggenanginya dengan air.

4.PENUTUP ATAP DAN PLAFON

a.Pekerjaan Penutup Atap

a.1.Bahan.

1)Jenis atap yang digunakan pada bangunan utama adalah atap Fiber Semen Gelombang Besar dipasang sesuai gambar rencana..

2)Bahan-bahan tersebut harus diangkut dan digudangkan di lapangan.

3)Bubungan yang digunakan sekualitas Fiber Semennya.

4)Lisplank dipakai adalah fiber cement; lebar 30cm ; tebal 9mm.

a.2.Macam Pekerjaan yang dilaksanakan :

1)Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan atap.

2)Memasang pekerjaan atap sesuai dengan gambar rencana.

3)Memasang bubungan atap sesuai dengan atapnya.

a.3.Syarat-syarat pelaksanaan :

1)Penutup atap yang dipasang harus satu merk dan seukuran

2)Sebelum dipasang harus di cek dulu kekuatan konstruksi atap dan bidang konstruksi atap sudah rata (baik)

3)Penyedia barang/jasa harus mengajukan contoh Fiber Semen kepada Konsultan Pengawas, Pengelola Teknik Pekerjaan sebelum mendatangkan Fiber Semen. Fiber Semen yang didatangkan harus sama dengan contoh yang disetujui.

4)Penutup atap boleh dipasang setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas

5.PEKERJAAN STRUKTUR BAJA

a.Bahan

a. Rangka baja untuk kolom dan atap (kuda-kuda) menggunakan baja IWF 300.150.6,5.9 dan IWF 250.125.6.9, gording C 150.75.6,5.9 dengan mutu fy = 400 Mpa dan dicat zincromate .

b. Sebelum baja dipasang, dilakukan pengujian mutu baja.

c. Dilengkapi dengan alat-alat pengkait dan unsur-unsur penutup atap lainnya yang nyata-nyata berkaitan.

d. Bahan-bahan tersebut harus diangkut dan digudangkan di lapangan.

6.PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPISAN DINDING

a.Bahan

a.1.Keramik lantai tekstur, ukuran 20 x 20cm (motif dan warna ditentukan kemudian), dipasang untuk KM/WC.

a.2.Keramik dinding, ukuran 20 x 25cm (motif dan warna ditentukan kemudian), dipasang untuk KM/WC.

a.3.Penyedia Barang/Jasa diharuskan mengajukan contoh bahan-bahan tersebut di atas secukupnya untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pengelola Teknik Pekerjaan atau Pemberi Tugas. Hal ini harus dilakukan sebelum Penyedia Barang / Jasa mendatangkan bahan-bahan tersebut dalam jumlah besar.

b.Macam Pekerjaan

b.1.-Pekerjaan lantai keramik meliputi pemasangan secara rata dan rapi, pemotongan keramik lantai sesuai kebutuhan serta pemasangan keramik plint hingga benar-benar sempurna.

-Pekerjaan lantai karpet meliputi pemasangan underlayer dipasang sebagai dasar karpet dilem kemudian dipasang karpet secara rata dan rapi.

b.2.-Pekerjaan pelapisan dinding meliputi pemasangan keramik dinding yang benar-benar rata dan rapi dengan perekat yang memenuhi syarat, sesuai gambar rencana dan petunjuk Konsultan Pengawas.

-Pekerjaan pelapisan dinding meliputi wall paper dinding ditas permukaan akustik board yang benar-benar rata dan rapi dengan perekat khusus wallpaper yang memenuhi syarat, sesuai gambar rencana dan petunjuk Konsultan Pengawas.

c.Syarat pelaksanaan.

c.1.Persiapan

Sebelum pekerjaan lantai ruangan dikerjakan, Penyedia Barang / Jasa harus mengadakan persiapan yang baik, terutama pemadatan lantai dasar dan di atasnya diberi pasir urug dengan ketebalan sesuai ketentuan dalam gambar rencana. Semua pekerjaan pipa dan saluran di bawah lantai harus ditempatkan sesuai gambar rencana dan sebelum lantai ruangan dipasang, harus diadakan pemeriksaan yang teliti dan mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

c.2.Pemasangan keramik

1) Semua keramik lantai di pasang dengan menggunakan perekat 1 Pc : 3 Ps.

2) Di bawah lantai diberi urugan pasir setebal 7 cm, tebal adukan untuk pemasangan lantai keramik kurang lebih 3 cm.

3) Setelah pasangan lantai keramik cukup kering dan telah disetujui/diperiksa kerapian pemasangannya, maka celah antara keramik satu dengan yang lain dikolot dengan cara disiram pertama dengan pasta semen encer (warna semen sesuai dengan warna keramik), sehingga kira-kira separoh tinggi/tebal celah terisi pasta semen, kemudian disiram kedua dengan pasta semen agak kental hingga benar-benar semua celah terisi pasta semen.

4) Keramik dinding dipasang dengan perekat 1Pc : 2 Ps.

5) Permukaan keramik bagian bawah harus terisi penuh/padat dengan adukan.

6) Pemotongan keramik harus dihindarkan, bila terpaksa harus dilakukan dengan pemotong mesin dengan lebar maksimal 1/2 kali lebar keramiknya.

c.Syarat-syarat pelaksanaan.

Semua pemasangan harus rapi, sehingga pintu-pintu & jendela dapat ditutup dan dibuka dengan mudah, lancar dan ringan.

7. PEKERJAAN CAT-CATAN.

a.Bahan.

a.1.Pengertian cat disini meliputi emulsi, enamel, vernis, sealer cement emulsion filler dan pelapis-pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir.

a.2.cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng, dimana tertera nama perusahaan pembuat, petunjuk pemakaian, formula, warna, nomor seri dan tanggal pembuatannya.

a.3.Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana, warna cat akan ditentukan kemudian.

Jenis cat yang digunakan :

-Besi

-Kayu

-Dinding dalam, dalam dan plafon

-Dinding luar, dalam dan plafon

- Dinding tekstur

Semen putih

Lem

-Lisplank

a.4.Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat digunakan sekualitas catnya.

a.5.Cat meni besi dan cat meni kayu digunakan sincromat

a.6.Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sekualitas dengan bahan yang diencerkan.

b.Syarat-syarat pelaksanaan.

b.1.Cat dinding.

Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok dengan memakai kain yang dibasahi air, setelah kering didempul/diplamur pada tempat yang berlubang sehingga permukaannya rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit dua kali sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik.

b.2.Cat meni kayu

Bidang yang akan dicat meni harus bersih dan dalam keadaan kering.

Pengecatan harus merata dan tidak terlihat lagi serat-serat kayu yang dicat, termasuk memeni sambungan-sambungan kayu.

b.3.Cat kayu

Menggunakan cara seperti petunjuk dari pabriknya atau sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, kayu harus kering dan digosok dengan kertas ampelas sampai halus dan didempul pada tempat yang berlubang, selanjutnya diplamur, sehingga permukaannya menjadi rata dan licin, baru kemudian dicat sampai rata. Pengecatan dilakukan di tempat yang bebas dari panas matahari langsung.

b.4.Cat meni besi

Segera setelah pekerjaan besi atau baja dibersihkan sampai kulit giling dan permukaan korosi terbuang dan terlihat warna metalik, pengecatan meni dilaksanakan sampai rata dan baik.

b.5.Cat besi

Semua pekerjaan yang telah dicat meni besi, baru boleh dicat besi, setelah terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran yang menempel. Pengecatan minimal dua kali. Pengecatan yang dilakukan di luar ketika keadaan mendung atau hujan tidak diperkenankan.

b.6.Pelaksanaan pekerjaan cat harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam PTI 1961.

c.Macam Pekerjaan.

Pekerjaan ini meliputi :

c.1.Cat dinding luar, dinding dalam, cat besi dan cat permukaan beton.

c.2.Cat Listplank Fiber Semen8.PEKERJAAN BESI, KACA, POLYCARBONATE & ALUMINIUM.a.Bahan.

a.1.Semua bahan yang dipakai disertai jaminan mutu dari pabrik (manufacture) atau sertifikat pengujian dari laboratorium pengujian dari Laboratorium Penguji bahan yang disetujui Tim teknis serta memenuhi standart Industri yang berlaku

a.2.Bahan-bahan yang dipakai produksi dalam negeri yang dikenal baik dan produknya memenuhi standart industri yang berlaku

a.3.Bahan besi baja tidak boleh cacat dan bengkok, dimensi dan bentuk profil harus tepat.

a.4.Semua bahan yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik atau sertifikat pengujian dari laboratorium penguji bahan serta memenuhi Standart Insdustri Indonesia (SII)

a.5.Baja Profil IWF sebelum dipasang harus dites di laboratorium bahan konstruksi teknik yang ditunjuk.

a.6.Toleransi dimensi baja yang diijinkan berpedoman pada peraturan standard yang berlaku.

a.7.Mutu bahan baut yang dipergunakan harus memenuhi syarat mutu bahan standart pabrik minimal sama atau lebih besar dari mutu besi baja yang disambung

a.8.Aluminium untuk kusen pintu, kusen jendela, daun pintu serta daun jendela extanded aluminium tebal minimum 1,4 mm dengan tebal anodasi minimum 22 micron glass ukuran sesuai gambar rencana

a.9.Sealent dipasang pada pertemuan kusen aluminium dengan dinding / beton.

Sealent Polycarbonate dipasang pada pertemuan/expansion join antar Polycarbonate dan juga dengan dinding.

a.10.Semua jenis kaca yang digunakan harus produksi pabrik yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

a.11.Kaca yang digunakan adalah kaca (jenis dan tebal) sesuai gambar rencana kualitas baik dan rata, tidak bergelombang. Pemasangan sesuai dengan gambar rencana.

a.12.Polycarbonate yang digunakan) sesuai gambar rencana kualitas baik dan anti UV. Pemasangan sesuai dengan gambar rencana.

a.13.Semua bahan yang dipakai Penyedia Barang / Jasa diwajibkan mengajukan contoh-contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dalam rapat evaluasi.b.Macam Pekerjaan.

b.1.Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.

b.2.Mengadakan dan memasang kerangka atap baja sesuai gambar rencana

b.3.Pemasangan kusen alumunium pintu dan jendela sesuai gambar rencana

b.4.Pemasangan daun pintu gambar rencana.

b.5.Pemasangan kaca jendela sesuai gambar rencana.

b.6.Pemasangan baut perkuatan pada sambungan gording.

c.Syarat-syarat pelaksanaan.

c.1.Pekerjaan aluminium

1)Pemborong harus mengajukan dahulu contoh-contoh bahan, aluminium dan kaca, contoh-contoh konstruksi dan membuat shop drawing bagi rencana kusen dan daun aluminium guna mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas

2)Bahan yang dipakai sebelum diproses fabrikasi diseleksi dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran ketebalan yang dipersyaratkan, kesikuan, kelengkungan, dan pewarnaan yang dipersyaratkan kemudian dikerjakan dengan mesin potong, mesin punch, drill, sehingga hasil yang telah dirangkai untuk jendela dan pintu-pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :

Ukuran tinggi dan lebar 1mm

Ukuran diagonal 2 mm

3)Pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan kusen aluminium beserta kaca harus dilaksanakan oleh sub kontraktor aluminium ahli.

4)Untuk mendapatkan ukuran-ukuran yang tepat sub kontraktor aluminium harus datang ke lapangan dan melakukan pengukuran-pengukuran.

5) Antara tembok/kolom/beton dan kusen aluminium harus diisi dengan seal yang elastis, terutama untuk pintu dan jendela luar.

6)Pemasangan kaca-kaca terhadap kusen aluminium harus menggunakan seal yang berupa alur karet.

7)Sambungan-sambungan vertikal maupun horisontal, sambungan sudut maupun silang, demikian juga pengkombinasian profil-profil aluminium harus dipasang sempurna, bila perlu dengan skrup-sekrup pengaku.

8)Dalam keadaan ditutup atau dibuka kaca-kaca tidak boleh bergetar yang menandakan kurang sempurnanya pemasangan seal keliling

9)Selain tidak boleh bergetar, pemasangan seal harus menjamin bahwa tidak akan terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh air hujan maupun udara luar.

10)Pemborong wajib menjaga kusen-kusen aluminium dan bidang-bidang kaca yang sudah terpasang dari kotoran-kotoran seperti air semen, cat, plesteran dan lain-lain, serta mengamankannya dari benturan-benturan.

c.2.Pekerjaan Kaca

1)Kaca harus dipotong menurut ukuran dengan kelonggaran cukup, sehingga pada waktu kaca mengembang tidak pecah.

2)Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapi dan kokoh pada rangka terutama pada sudut-sudutnya.

3)Kaca yang dipasang pada kosen dan kaca daun semua sudutnya harus ditumpulkan dan sisi tepinya digosok hingga tidak tajam.

4)Setelah selesai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya retak/ pecah atau tergores harus diganti.

9.PEKERJAAN DINDING SENG

a.1.Bahan.

1)Jenis dinding yang digunakan pada bangunan utama adalah dinding seng (BJLS 0,3 mm) sesuai gambar rencana.

2)Bahan-bahan tersebut harus diangkut dan digudangkan di lapangan.

a.2.Macam Pekerjaan yang dilaksanakan :

1)Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan atap.

2)Memasang pekerjaan dinding sesuai dengan gambar rencana.

3)Memasang rangka dinding sesuai dengan gambar rencana.

a.3.Syarat-syarat pelaksanaan :

1)Penutup dinding seng yang dipasang harus satu merk dan seukuran

2)Sebelum seng dipasang harus di cek dulu kekuatan konstruksi dinding dan bidang konstruksi dinding sudah rata (baik)

3)Penyedia barang/jasa harus mengajukan contoh seng kepada Konsultan Pengawas, Pengelola Teknik Pekerjaan sebelum mendatangkan seng. Seng yang didatangkan harus sama dengan contoh seng yang disetujui.

4)Penutup dinding boleh dipasang setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas

10.PEKERJAAN PIPA PVCa.1.Bahan.

1)Jenis bahan yang digunakan adalah pipa PVC class S - 20 (P= 5 kg/cm2)a.2.Macam Pekerjaan yang dilaksanakan :

1)Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan pipa PVC.

2)Memasang pekerjaan pipa sesuai dengan gambar rencana.

a.3.Syarat-syarat pelaksanaan :

1)Pipa PVC yang dipasang harus satu merk2)Sebelum pipa dipasang harus di cek dulu, kondisi pipa yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan baru3)Penyedia barang/jasa harus mengajukan contoh pipa PVC kepada Konsultan Pengawas, Pengelola Teknik Pekerjaan sebelum mendatangkan pipa. Pipa yang didatangkan harus sama dengan contoh pipa yang disetujui.

4)Pipa PVC boleh dipasang setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas

PASAL 11Pekerjaan Pengamanan Lapangan dan Pengadaan Sarana.

1. Bouwkeet (bangunan sementara).

Penyedia Jasa harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara (bouwkeet) untuk digunakan sebagai gudang penyimpanan dan perlindungan bahan bangunan. Setelah berakhirnya pekerjaan Penyedia Jasa wajib membongkar dan menyingkirkan bangunan sementara tersebut dari lokasi.

2. Jika diperlukan pemindahan bangunan/fasilitas lain yang telah ada, maka kontraktor harus pada waktunya yang tepat menghubungi Instansi/pihak yang menguasai bangunan/fasifitas tersebut untuk minta ijin dan mendapatkan petunjuk pemindahannya;3. Pembangkit Tenaga Sementara.

Setiap Pembangkit tenaga sementara atau penerangan buatan yang dipergunakan untuk pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia Jasa, termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, dan sebagainya. Setelah pekerjaan selesai Penyedia Jasa wajib menyingkirkan semua barang tersebut dari lokasi pekerjaan, dan semua beban menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.

4. Air Kerja

Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan apabila mungkin didapat dari sumber yang sudah ada di setiap lokasi proyek.

5. Jalan Masuk

Tempat pekerjaan dan jalan sementara / jalan masuk ketempat pekerjaan dan jalan sementara lalu lintas orang maupun kendaraan harus diadakan oleh Penyedia Jasa bilamana diperlukan atau disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan lokasi proyek tersebut. Selama pekerjaan Penyedia Jasa harus memelihara seluruh jalan-jalan sementara dan sebagainya yang diperlukan untuk memasuki bagian pekerjaan dan menyingkirkan / membersihkan kembali pada waktu penyelesaian pekerjaan dan atau memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan.

6. Iklan

Penyedia Jasa tidak diijinkan membuat / memasang iklan dalam bentuk apapun di dalam lokasi proyek, tanpa ijin Pihak Pemberi Tugas.7. Pencegahan Pelanggaran Wilayah

Penyedia Jasa diharuskan memagari / mengamankan daerah operasinya di sekitar tempat pekerjaan.

8. Pihak Yang Tidak Berkepentingan

Penyedia Jasa harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah demikian kepada staf pelaksana yang bertugas dan para penjaga.

9. Perlindungan Terhadap Milik Umum

Penyedia jasa harus menjaga agar jalan umum, dan hak memakai jalan, bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu-lintas, baik bagi kendaraan umum maupun pejalan kaki, selama kontrak berlangsung, diharapkan penyedia jasa berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Kepolisian, Dinas Perhubungan, Bina Marga dan instansi terkait lainnya.

Segala biaya yang timbul akibat kegiatan tersebut di atas sudah harus diperhitungkan di dalam penawaran oleh penyedia jasa.

Penyedia jasa harus bertanggungjawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas utilitas (perlengkapan umum) seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi-operasi penyedia jasa.

10. Perlindungan Terhadap Bangunan yang Ada

Selama masa-masa pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa bertanggungjawab penuh atas segala kerusakan, utilitas, jalan, saluran pembuangan, jaringan telepon, jaringan air minum, jaringan listrik, jaringan air limbah dan sebagainya di lokasi pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena aktifitas operasional penyedia jasa dalam arti kata yang luas, semuanya harus diperbaiki oleh penyedia jasa hingga dapat diterima oleh pengguna jasa.

11. Penjagaan dan Pemagaran Sementara

Penyedia Jasa bertanggungjawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang malam. Pengguna jasa tidak bertanggungjawab terhadap penyedia jasa, dan sub penyedia jasa, atas kehilangan dan kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.

Penyedia jasa wajib mengadakan, mendirikan dan memelihara pagar sementara yang mungkin diperlukan untuk pengamanan dan perlindungan terhadap pekerjaan dan umum.

12. Perlindungan Pekerjaan

Penyedia jasa bertanggung jawab atas keamanaan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi ditempat pekerjaan, hingga kontrak selesai dan di terima oleh pengguna jasa.

13. Gangguan Pada Tetangga

Segala pekerjaan yang menurut pengguna jasa mungkin akan menyebabkan gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan sesuai pengarahan Konsultan Supervisi /Direksi/Pengguna jasa, dan semua resiko akibat gangguan ini menjadi beban Penyedia Jasa.

14. Pelaksanaan Pekerjaan di Luar Jam Kerja Normal

Penyedia Jasa akan mendapat izin tertulis dari Direksi/TBPK/Pengawas lapangan/Kepala wilayah setempat untuk melaksanakan pekerjaan yang tertera dalam Kontrak ini diluar jam-jam kerja biasa (malam hari).

PASAL 12PEKERJAAN BONGKARAN1. Bongkaran Aspal

Membongkar konstruksi jalan aspal dilakukan dengan hati-hati menggunakan cutter. Bongkaran segera dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak boleh digunakan lagi kecuali dengan persetujuan pengawas.

2. Bongkaran Paving Block/ConblockMembongkar paving block dilakukan dengan hati-hati. Bongkaran segera dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak boleh digunakan lagi kecuali dengan persetujuan konsultan supervisi/ pengawas/ direksi pekerjaan.

3. Bongkaran Pasangan Batu KaliMembongkar konstruksi pasangan batu kali dilakukan dengan hati-hati menyesuaikan elevasi rencana pada gambar. Bongkaran segera dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak boleh digunakan lagi kecuali dengan persetujuan konsultan supervisi/ pengawas /direksi pekerjaan.

PASAL 13PEKERJAAN LAINLAIN

Jika diperlukan pemindahan bangunan/fasiilitas lain yang telah ada, maka kontraktor harus pada waktunya yang tepat menghubungi Instansi/pihak yang menguasai bangunan/fasilitas tersebut untuk minta ijin dan mendapatkan petunjuk pemindahannya;

PASAL 14SYARAT SYARAT BAGI BAHAN YANG DIGUNAKAN

1. Pasir

Bahan batuan untuk beton dan adukan harus memenuhi Pasal 3.3. dan 3.4. Standar Nasional Indonesia NI2 serta Pasal 11 dan 12 dari PUBI ;

1.1. Pasir harus bebas dari humus dan lumpur, dan tajamtajam serta bergradasi baik;

1.2. Harus bersih dari bahanbahan organik dan kotoran, serta zat pelarut lainnya;

1.3. Pasir harus diambil dari sungai langsung atau tambang pasir atau tempat lain yang mendapat persetujuan direksi/pengawas Lapangan;

1.4. Memenuhi syaratsyarat PUBB 1956 Pasal 14 dan atau Pasal 11 dan 12 dari SNI PUBI;2. Air

1.1. Air untuk membasahi adukan, spesi dan beton harus air tawar yang bersih dari kotoran;

1.2. Selanjutnya air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat PUBB 1956 dan atau Pasal 9 Standar Nasional Indonesia PUBI ;

3. Pasir Urug/Tanah Urug

3.1. Pasir urug/tanah urug benarbenar bersih dari kotoran yang dapat membusuk;

3.2. Pasir urug dapat diambil dari tempat yang disetujui oleh direksi;

3.3. Pasir urug dapat diambil dari lokasi sekitarnya dan dari lain asal bukan tanah gembur, lumpur;4. Portland Cement (PC)

4.1. PC yang dipergunakan dikeluarkan dalam negeri;

4.2. PC yang dipergunakan harus yang masih dalam keadaan baru (penimbunan PC yang lebih dari 3 bulan, tidak boleh dipergunakan);

4.3 PC harus memenuhi syarat PUBB 1956 dan secara umum harus memenuhi Standar Nasional Indonesia NI8 dan Pasal 3.2. NI2

5. Bata Merah5.1. Harus memenuhi syarat PUBB 1956 pasal 16 ;

5.2. Keluaran satu pabrik, satu kualitas dan satu ukuran ;5.3. Maksimum yang rusak harus kurang dari 10% dari seluruh pekerjaan pasangan ;6. Besi Beton6.1 Baja beton tidak boleh berkarat dan dalam keadaan baru ;

6.2 Harus memenuhi syaratsyarat PUBB 1956 pasal 18 dan atau memenuhi Pasal 3.7. Standar Nasional Indonesia NI2 ;

6.3 Baja harus mempunyai standart ST 37 ;7. Cetakan Beton / Begesting

7.1. Cetakan harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidangbidang, batasbatas dan ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana gambargambar atau seperti yang ditetapkan direksi/pengawas lapangan ;

7.2. Cetakan untuk mencetak beton dan membuat menurut model harus digunakan bilamana perlu ;

7.3. Cetakan dapat dibuat dari logam, lembaran plywood, papan kayu yang dipress atau dari papan yang diketam halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempurna seperti terinci disini ;

7.4. Semua cetakan yang dibangun harus benarbenar kuat dan aman pada kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan dan gerakan lain pada waktu pengecoran beton;

7.5. Penyangga cetakan/perancah harus bersandar pada fondasi yang baik sehingga tidak ada kemungkinan cetakan selama pelaksanaan ;

7.6. Waktu dan cara pembukaan cetakan beton harus dikerjakan dengan hatihati untuk menghindari kerusakan pada permukaan beton, bila terjadi kerusakan atau ketidak sempurnaan pada waktu proses pengecoran harus segera diperbaiki sampai disetujui direksi ;

7.7. Umumnya diperlukan minimum 2 hari untuk membuka cetakan dindingdinding yang tidak bermuatan, 7 hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran dan 14 hari untuk dekdek jembatan dan atau telah disetujui direksi ;8. Pelaksanaan Pekerjaan Beton8.1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, tulangan beton, pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekangan, pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran yang telah disetujui oleh direksi/pengawas lapangan;

8.2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton, harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan-bahan lepas;

8.3. Hubungan konstruksi beton Construction Joints atau Expansion Joints tidak diperbolehkan kecuali sesuai dengan rencana, gambar-gambar yang jelas, dan apabila hal ini dilaksanakan seluruh permukaan dari Construction Joints harus dibersihkan sedemikian rupa, harus baru/adukan, dan keadaan Construction Joints harus mendekati/horisontal jika tidak ada ketentuan lain dan telah disetujui oleh direksi;8.4. Kecuali adanya penyetopan atau pemotongan (Construction Joints) penuangan beton harus selalu kira-kira, berlapis-lapis horisontal dan umumnya ketebalannya tidak lebih dari 50 cm. Dan direksi mempunyai wewenang mengurangi ketebalan apabila ketebalan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi-spesifikasi ini;

8.5. Pengecoran beton dapat dilaksanakan hanya pada waktu direksi atau wakil yang ditunjuk, pengawas kontraktor atau yang setaraf ada di tempat kerja;

8.6. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau sedemikian lama sehingga spesi/mortel terpisah dari agregat kasar;

8.7. Alat-alat yang digunakan seperti pencampur beton (beton mixer), alat pengangkut beton (ember-ember beton) harus sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaan tanpa adanya kehilangan dan pemisahan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump;9. Perawatan Dan Perlindungan Beton

Beton harus dirawat dengan air atau dijaga agar tetap basah paling sedikit 14 hari secara terus menerus (segera setelah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau dengan pipa-pipa air yang berlubang-lubang, penyiraman mekanis dan atau cara-cara lain yang disetujui direksi/pengawas adapun air yang digunakan perawatan beton harus memenuhi maksud spesifikasi air untuk campuran beton. Dan penyedia jasa/kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum Serah Terima Akhir dengan Pengguna Jasa;10. Pengujian Beton

10.1. Penyedia Jasa/Kontraktor harus melakukan test beton sesuai prosedur yang disyaratkan ;

10.2. Bila pengecoran beton untuk bangunan permanen kontraktor harus melakukan "slump test " pada waktu menuangkan beton, dan dilaksanakan sesuai prosedur standar, kecuali diperintahkan lain slump harus lebih dari 50 mm dan tidak boleh lebih dari 100 mm ;

10.3. Percobaan beton dari bahan batu yang diatur pada Pasal 13 dan kandungan air harus dilakukan sesuai prosedur standar dan atas persetujuan direksi, khusus kubus beton yang dibentuk dalam cetakan tidak kurang dari 150 mm kubus. Dan untuk setiap pengecoran sedikitnya dibuat 6 kubus untuk diuji di UPTDBalai Pengujian Konstruksi dan Lingkungan Dinas PUP-ESDM D.I. Yogyakarta 3 kubus diuji sesudah 7 hari dan 3 kubus setelah 21 hari ;

10.4. Kontraktor harus membuat catatancatatan untuk setiap pengujian yang memberikan keterangan secukupnya, adapun bentuk catatan harus mendapatkan persetujuan direksi dibuat rangkap 3 (tiga) dan menyerahkan kepada direksi tidak lebih dari 3 (tiga) hari setelah setiap percobaan dilaksanakanPASAL 15PENGADAAN BAHAN BANGUNAN

Seluruh kegiatan pengadaan bahan bangunan yang terkait dengan pekerjaan ini seperti: batu, pasir, krikil / split, harus ada dukungan dari leveransir yang mempunyai NPWP, mencantumkan jumlah ketersediaan bahan dan harga lengkap dengan nama, alamat, nomor telepon, adapun untuk bahan pabrikan harus ada dukungan dari distributor/pabrik yang harus mencantumkan jumlah ketersediaan bahan dan harga termasuk brosur semua surat dukungan dan brosur harus asli. Bahan yang digunakan harus 100 % (seratus persen) baru dan berkualitas baik.PASAL 16PENETAPAN PENCAMPURAN BAHAN

1. Di dalam campuran bahan perekat, harus dicampur sampai merata dan ulet (homogen);

2. Dalam mencampur bahanbahan, harus di dalam alat pencampur (beton mixer) atau tempat dari papan untuk adukan apabila karena sebab kondisinya tidak memungkinkan menggunakan alat pencampur (beton mixer);

3. Pada prinsipnya mencampur bahan harus dengan alat pencampur beton (beton mixer); PASAL 17HARGA SATUAN UPAH PEKERJA

Guna menjamin upah para pekerja adalah wajar maka telah ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 24 Tahun 2009 Tentang Standar Harga Barang Dan Jasa, tanggal 13 Juli 2009 adalah sebagai berikut :DAFTAR SATUAN UPAH

DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN JAM KERJA : 7 JAM

No.UraianSatuanUpah (Rp.)Keterangan

1.Tenaga/pekerjaHari40.000,00

2.Tukang batuHari47.000,00

3.Tukang kayuHari52.000,00

4.Tukang besiHari49.500,00

5.MandorHari44.000,00

6.Masinis/operatorHari65.000,00

7.KernetHari40.000,00

8.PenyemprotHari40.000,00

9.Penjaga malamHari40.000,00

PASAL 18PENETAPAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

Analisa harga satuan pekerjaan terkait dengan paket pekerjaan ini menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI), Analisa Harga Satuan Pekerjaan Utama diberikan agar dapat diikuti sepenuhnya untuk seluruh peserta lelang guna menjamin tercapainya kualitas bangunan sesuai yang ditetapkan dalam spesifikasi teknis. Adapun analisa harga satuan pekerjaan yang lain menyesuaikan (SNI, BOW dan standar lain yang masih berlaku dan diakui di Indonesia) ;PASAL 19PERATURAN UMUM PELAKSANAAN

1. Pekerjaan harus dilaksanakan menurut syaratsyarat dari penjelasan- penjelasan dalam peraturan ini. Gambargambar yang termasuk di dalamnya, gambargambar detail serta penjelasanpenjelasannya yang dibuat oleh perencana, serta gambargambar perubahan yang mungkin terjadi dan telah mendapatkan pengesahan dari pihak pemberi tugas/pengguna jasa;

2. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan didasarkan peraturan daerah setempat yang berlaku;

3. Pekerjaan ini diselesaikan dengan menggunakan tenaga setempat, dan apabila perlu dapat mendatangkan dari tempat lain dengan pertimbanganpertimbangan yang menyeluruh;

4. Pemborong harus memakai bahan yang sesuai PUBB 1956, PBI 1971, Pasal 3.3. dan Pasal 3.4. Standar Nasional Indonesia NI2 , Pasal 11 dan Pasal 12 dari PUBI serta Peraturan Muatan Indonesia;

Demikian spesifikasi dibuat agar dapat diperhatikan, dan hal ini merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari Dokumen Pelelangan.

22Satker PPLP-DIY