Bab III Spektek Saninten

  • Upload
    sudut27

  • View
    59

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

  • III - 1

    BAB III SYARAT SYARAT TEKNIS

    PASAL 01

    PERATURAN UMUM 1. Syarat-syarat umum Penyediaan dari Pekerjaan Umum di Indonesia yang disahkan dengan Surat

    Keputusan Pemerintah tanggal 28 mei 1976 Nomor 9 tambahan Lembaga negara Nomor 145171 2. Peraturan daerah setempat. 3. Peraturan Umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan spesi N-3 PUPB 1956 / NI-3 / 63. PUPB

    1969. 4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia yaitu SK SNI Tahun 1991. 5. Pelaksanaan pekerjaan harus berdasarkan gambar kerja, Syarat-syarat dan uraian dalam RKS ini,

    gambar tambahan serta perubahan-perubahan dalam berita Acara Aanjwijzing, petunjuk serta perintah Pejabat Pembuat Komitmen pada waktu atau sebelum berlangsungnya pekerjaan. Termasuk hal ini adalah pekerjaan-pekerjaan tambah/kurang yang timbul dalam pelaksanaan. Namun demikian harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Pejabat Pembuat Komitmen .

    6. Bila karena satu dan lain hal terdapat kekurangan, perbedaan, ketidakjelasan, ketidaksesuaian baik ukuran maupun item-item pekerjaan lainnya : a Pada Gambar kerja dengan detail gambarnya, maka yang mengikat adalah Gambar yang sekalanya

    lebih besar. b Antara gambar kerja dengan RKS, maka yang berlaku adalah RKS. c Bila pada gambar kerja tertulis sedang dalam RKS tidak disebutkan, maka gambar kerja yang

    mengikat. d Bila dalam RKS disebutkan, sedang dalam gambar kerja tidak dilukiskan, maka yang mengikat

    adalah RKS. e Apabila ada perbedaan antara RKS, gambar kerja dan Daftar kuantitas dan harga (BoQ) maka yang

    mengikat adalah Daftar Kuantitas dan harga (BoQ) f Penentuan bagian yang mengikat/berlaku di atas harus mendapat persetujuan Pejabat Pembuat

    Komitmen sebelum dilaksanakan. 7. Selama berlangsungnya pekerjaan, Penyedia harus dapat menjaga lingkungan agar tidak terganggu oleh

    jalannya pekerjaan. 8. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan ataupun lahan sekitar yang disebabkan oleh

    pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggungjawab Penyedia. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia bisa minta ijin kepada pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan dispensasi pemakaian jalan menuju lokasi ataupun lahan sekitar yang diperlukan.

    9. Tempat pekerjaan akan diserahkan kepada Penyedia dalam keadaan seperti pada saat penjelasan dilapangan atau peninjauan lapangan.

    10. Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Penyedia dapat berkonsultasi Direksi Teknis (Pengawas lapangan/Konsultan Pengawas) / Pejabat Pembuat Komitmen .

  • III - 2

    PASAL 02

    PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah Kegiatan Pembuatan Sanitasi Komunal Permukiman di Kelurahan Srondol Wetan

    PASAL 03

    PEKERJAAN PERSIAPAN

    1. Tempat pekerjaan diserahkan kepada Penyedia dalam keadaan seperti dalam penjelasan pada waktu dilapangan

    2. Membuat satu papan nama kegiatan seperti dalam lampiran contoh. Papan nama kegiatan ini ditempatkan pada tempat yang dianggap tepat dan dapat dilihat dari jalan. Papan nama dibuat dari Kayu Kalimantan Kruing tebal 2 cm, tiang Kayu Kalimantan Kruing ukuran 8x10 cm, ditanam dengan kokoh didalam tanah dan dijepit dengan pasangan batu bata sebagai pondasi dimana pondasi harus kelihatan 10 cm dari permukaan tanah. Dimensi, warna, bentuk dan tulisan dan lain-lain ketentuan dapat dilihat pada contoh dibawah.

    3. Brak kerja untuk menampung peralatan maupun material. 4. Pengukuran kembali. 5. Pembersihan lapangan . 6. Pembuatan Jalan Kerja 7. Pagar Sementara 8. Persiapan Administrasi dan Dokumentasi. 9. Membuat dan memasang rambu-rambu pengaman yang memadai sesuai kebutuhan untuk keselamatan

    pemakai jalan dan pekerja Kegiatan disetiap lokasi pekerjaan yang diaangap perlu. Setiap terjadi kecelakaan yang ditimbulkan oleh keramaian Penyedia baik karena menyangkut rambu-rambu dan peringatan maupun peletakan alat-alat dan bahan bangunan yang tidak teratur menjadi tanggung jawab Penyedia yang bersangkutan.

    10. Semua item pekerjaan persiapan yang diperlukan untuk menunjang kegiatan dilapangan sudah termasuk dalam penawaran.

  • III - 3

    PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA .

    DINAS . Jl.

    Nama Kegiatan : ......................................................... Pekerjaan : ........................................................ Tahun Anggaran : ........................................................

    Pekerjaan : Lokasi :

    Jumlah Dana : Rp. Pelaksanaan : .(..) Hari Kalender SPK : Tanggal Selesai : Tanggal Penyedia : CV.. Jl.... Pengawas : CV.. Jl.

    Kayu 8/10

    Papan 2 cm

    120 cm

    100 cm

    120 cm

    LOGO

  • III - 4

    11. Membuat dan memasang papan tiket (Bouwplank) Pada lokasi-lokasi masing-masing pekerjaan sesuai

    kebutuhan, menggunakan kayu Kalimantan kelas II (meranti) ukuran 2x20 cm panjang minimal 2,5 cm yang diserut pada bagian atasnya. Semua bowplank harus dipasang keluar dengan patok kayu 5x7 cm agar tidak mudah berubah kedudukannya. Bouwplank dipasang sepanjang seluruh jarak sepanjang 25 m dan pada crossing jalan tidak boleh hilang atau rusak

    12. Pembersihan material keprasan tanah pada daerah yang direncanakan pekerjaan keprasan, urugan, penutup lobang, penimbunan daerah-daerah rendah, pembuangan humus dan tanah yang mengandung bahan-bahan organic.

    13. Selama berlangsungnya pekerjaan Penyedia harus dapat menjaga lingkungan agar tidak terganggu oleh jalannya pekerjaan.

    14. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia harus berkonsultasi dengan Pengawas dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan .

    PASAL 04

    URAIAN PEKERJAAN 1. Umum

    Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini Penyedia diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti yang diuraikan didalam buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini Penyedia diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada perencana untuk mendapatkan penyelesaian.

    2. Lingkup Pekerjaan Penyelesaian tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan-pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.

    3. Sarana Kerja Penyedia wajib memasukan jadwal kerja Penyedia juga wajib memasukan identiikasi dari tempat kerja, nama, jabatan, dan keahlian masing-masing anggota pelaksanaan pekerjaan, serta iventarisasi peralatan yang digunakan melaksanakan pekerjaan ini. Penyedia wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan-bahan/material dilokasi yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai.

    4. Gambar-Gambar Dokumen a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau petentangan dalam gambar-gambar yang ada (arsitektur,

    struktur dan mekanikal dan elektrikal) dalam buku uraian pekerjaan ini maupun pekerjaan yang terjadi akibat kecelakaan dilokasi, Penyedia diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Pengawas lapangan/ konsultan perencanaan. Secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan dilokasi setelah pengawas lapangan berkoordinasi terlebih dahulu dengan perencana. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Penyedia untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.

    b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan selesai/terpasang. c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Penyedia diwajibkan memperhatikan dan meneliti

    dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum pekerjaan dimulai. Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan Penyedia wajib merundingkan terlebih dahulu dengan perencanaan.

    d. Penyedia tidak dibenarkan untuk mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar-gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan pengawas.lapangan

  • III - 5

    e. Penyedia harus menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan segala gambar-gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita-berita perubahan dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disetujui di tempat pekerjaan. Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Direksi/ pengawas lapangan setiap saat sampai dengan serah terima kesatu. Serah terima kesatu dokumen-dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

    5. Gambar-Gambar Pelaksanan Dan Contoh-Contoh a. Semua gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-gambar, diagram, ilustrasi jadwal,

    brosur, atau data yang disiapkan Penyedia atau subPenyedia, supplier atau produsen yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagian pekerjaan.

    b. Disediakan contoh-contoh benda dari Penyedia untuk menunjukan bahan, pelengkapan, dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh direksi/ pengawas lapangan untuk menilai dahulu.

    c. Penyedia akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan dengan segera semua gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang diisyaratkan dalam dokumen kontrak atau oleh direksi/ pengawas. Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda sebagaimana ditentukan direksi/ pengawas. Penyedia harus melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika, ada hal-hal demikian.

    d. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dianggap Penyedia telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh tersebut dengan Dokumen Kontrak.

    e. Direksi/pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau menyetujui gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat-singkatnya, sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku.

    f. Penyedia akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta direksi/ pengawas dan menyerahkan kembali gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh sampai disetujui.

    g. Persetujuan direksi/pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh tidak membebaskan Penyedia dari tanggung jawabnya atas perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada direksi/pengawas.

    h. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh yang harus disetujui direksi/pengawas, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari direksi/pengawas

    i. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirimkan direksi/pengawas dalam dua salinan, Direksi/pengawas akan memeriksa dan mencantumkan Telah Diperiksa Tanpa Perubahan atau Ditolak satu salinan ditahan oleh direksi/pengawas untuk arsip, sedangkan yang kedua dikembalikan kepada yang bersangkutan..

    j. Sebelum catalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut direksi/pengawas hal-hal yang sudah ditentukan dalam catalog atau barang cetakan tersebut sudah jelas dan tidak dirubah. Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-masing jenis dan diperlukan sama seperti butir diatas.

    k. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi teknis harus dikirimkan kepada direksi/pengawas l. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, catalog-katalog kepada

    direksi/pengawas dan perencanaan menjadi tanggungan Penyedia. 6. Jaminan Kualitas

    Penyedia menjamin pada Pejabat Pembuat Komitmen dan direksi/pengawas, bahwa semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta Penyedia menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan dokumen kontrak. Apabila diminta. Penyedia sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal tersebut pada butir-butir ini, sebelum mendapat persetujuan dari direksi/pengawas, bahwa pekerjaan telah dikerjakan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya.

    7. Nama Pabrik/Merk Yang Ditentukan Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik.merk dari suatu jenis bahan/komponen, maka Penyedia menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan, jadi tidak ada alasan bagi

  • III - 6

    Penyedia pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran. Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang, Penyedia harus sesegera mungkin memesan pada agennya di Indonesia. Apabila Penyedia telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanan bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, maka perencana dengan persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen akan melakukan sendiri alternative merk lain dengan spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1 (satu) bulan menunjukan pemenang, Penyedia harus memberikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen fotocopy dari pemesanan material yang diimport pada agen ataupun importer lainnya, yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order import).

    8. Contoh-Contoh a. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pejabat Pembuat Komitmen atau wakilnya harus

    segera disediakan atas biaya Penyedia dan contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pekerjaan nanti. Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pejabat Pembuat Komitmen atau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.

    b. Penyedia diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari material yang akan dipakai/dipasang, untuk mendapatkan persetujuan direksi/pengawas.

    c. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti sertifikasi pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang/material-material tersebut.

    d. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan kesite (melalui pemesanan) maka Penyedia diwajibkan menyerahkan : brosur, catalog, gambar kerja atau shop drawing dan sample yang dianggap perlu perencanaan/ direksi/pengawas.

    9. Subtitusi a. Produk yang disebutkan nama pabriknya :

    Material peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS, Penyedia harus melengkapi produk yang disebutkan dalam spesifikasi teknis atau dapat mengajukan produk yang setara, disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan direksi/pengawas sebelum memesan.

    b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya. Materialnya, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk-produk yang tidak disebutkan nama pabriknya didalam spesifikasi teknis, Penyedia harus mengajukan secara tertulis nama Negara dari pabrik yang menghasilkan catalog dan selanjutnya menguraikan data-data atau yang menunjukan secara benar bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari pemilik/perencana/ direksi/pengawas.

    10. Material Dan Tenaga Kerja Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru. Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi pekerja sangat diperlukan dan Penyedia harus melaksanakannya.

    11. Klausal Disebutkan Kembali Apabila dalam dokumen tender ini klausal-klausal yang disebutkan kembali pada butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan masalah. Jika terjadi hal-hal yang sering bertentangan antara gambar atau terhadap spesifikasi teknis, maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi. Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain-lain untuk segala claim atau tuntutan terhadap hak-hak asasi manusia.

    12. Koordinasi Pekerjaan a. Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat

    didalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek ini harus dikoordinir terlebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan yang laian dapat dihindarkan. Melokalisasi/merinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari gangguan dan konflik serta harus persetujuan dari konsultan perencana/ direksi/pengawas

  • III - 7

    Penyedia harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat-syarat pelaksanaan, gambar-gambar dan instruksi tertulis dari direksi/pengawas.

    b. Direksi/pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia pada setiap waktu. Bagaimanapun juga kelalaian direksi/pengawas dalam pengontrolan terhadap kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia. Tidak berarti Penyedia bebas dari tanggung jawab.

    c. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat pelaksanaan (spesifikasi) atau instruksi tertulis dari direksi/pengawas harus diperbaiki atau dibongkar. Semua biaya diperlukan untuk itu menjadi tanggung jawab Penyedia.

    13. Perlindungan Terhadap Orang, Harta Benda Dan Pekerjaan

    a. Perlindungan terhadap milik umum Penyedia harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalulintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.

    b. Orang-orang yang tidak berkepentingan Penyedia harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya yang bertugas dan oara penjaga.

    c. Perlindungan terhadap bangunan yang ada: Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Penyedia bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan kerusakan sejenis yang disebabkan operasi-operasi Penyedia, dalam arti kata luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Penyedia hingga dapat diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

    d. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan: Penyedia bertanggung jawab atas penjagaan, penerapan dan perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang dan malam.

    e. Pejabat Pembuat Komitmen tidak bertanggung jawab terhadap Penyedia, atas kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.

    f. Kesejahteraan keamanan dan pertolongan pertama Penyedia harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan tindakan pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang akan datang ke lokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini diisyaratkan harus memuaskan Pejabat Pembuat Komitmen dan juga harus menurut (memenuhi) ketentuan-ketentuan undang-undang yang berlaku saat ini. Dilokasi pekerja, Penyedia wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama yang mudah dicapai.

    g. Gangguan pada tetangga Segala pekerjaan yang menurut Pejabat Pembuat Komitmen mungkin akan menyebabkan adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada waktu sebagainya tugas akan menentukannya dan tidak ada tambahan yang mungkin ia keluarkan.

    14. Peraturan Hak Patent Penyedia harus melindungi pemilik (owner) terhadap semua claim atau tuntutan, biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merk dagang atau nama produksi, hak cipta ada semua material dan peralatan yang digunakan dalam proyek ini.

    15. Iklan Penyedia tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam sempadan (batas) site atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari Pejabat Pembuat Komitmen.

    16. Peraturan Teknis Pembangunan Yang Digunakan Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya. a. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 tanggal 03 Nopember tentang

    pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah.

  • III - 8

    b. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene Voorwaarden Voor Uitvorering bij Aaneming van Openbare Warken (AV) 941.

    c. Keputusan-keputusan dari majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).

    d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971) e. Tata cara perencanaan struktur untuk bangunan gedung SK-SNI T-15 1991-03 f. Peraturan umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga kerja. g. Peraturan umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 979 dan PLN setempat. h. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Air minum serta Instalasi pembuangan dari

    Perusahaan Air Minum. i. Peraturan konstruksi kayu Indonesia (PKKI-1961). j. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08. k. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan. l. Peraturan Muatan Indonesia 1983. m. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983. n. Peraturan Pengecatan NI-12. o. Peraturan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan/instansi pemerintahan setempat, yang

    bersangkuta dengan permasalahan bangunan. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat pula. a. Gambar bestek yang dibuat konsultan perencana yang sudah disahkan oleh Pejabat Pembuat

    Komitmen termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh Penyedia dan sudah disahkan/disetujui direksi.

    b. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan. c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan. d. Berita Acara Penunjukan. e. Surat Keputusan Pengguna Barang/jasa tentang penunjukan Penyedia. f. SPPPBJ (Surat Penetapan Penunjukan Penyedia Barang/Jasa). g. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya. h. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule). i. Kontrak/surat Perjanjian Penyediaan.

    2. Shop Drawing a. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur berdasarkan design

    yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari konsultan pengawas/Direksi lapangan. b. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data yang diperlukan termasuk

    keterangan produk bahan, keterangan pemasangan, data-data tertulis dan hal-hal lain yang diperlukan.

    c. Pekerjaan perubahan dan tambahan dilapangan pada waktu pemasangan yang diakibatkan oleh kurang kelalaian Penyedia, harus dilakukan atas biaya Penyedia.

    d. Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi harus ditanyakan kepada Direksi lapangan/konsultan pengawas/perencana.

    e. Penyedia diwajibkan untuk membuat gambar-gambar As Built Drawing sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan. Untuk kebutuhan pemeriksanaan dikemudian hari dan gambar-gambar tersebut diserahkan kepada Direksi lapangan /konsultan pengawas.

    3. Pembuatan Gambar Pelaksanaan (As Built Drawing)

    Sebelum penyerahan pekerjaan I, Penyedia pelaksana sudah harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri dari :

    a. Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam pelaksanaannya b. Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar perubahan c. Apabila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang

    diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuain konstruksi harus mendapatkan keputusan Direksi lapangan /Konsultan Pengawas terlebih dahulu

  • III - 9

    d. Kertas gambar as built drawing dengan ukuran A3 e. Gambar sesuai pelaksanaan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat

    Penyerahan I. Kekurangan dalam hal ini akan berakibat Penyerahan pekerjaan tertunda

    PASAL 04 TEMPAT TITIK DUGA DAN UKURAN UKURAN

    1. Peil / Titik duga Peil / titik duga ditetapkan sesuai dengan Bench Mark (BM) terdekat hasil pengukuran atau sesuai dengan petunjuk Direksi pekerjaan.

    2. Ukuran-ukuran Ukuran-ukuran pada denah dan ukuran-ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar-gambar dengan catatan : a. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar-gambar, maka yang menentukan adalah

    ukuran-ukuran pada gambar dengan skala yang lebih besar dan dikonsultasikan dengan Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas).

    b. Jika terdapat ketidaksesuaian antara gambar dan RKS, maka segera dikonsultasikan dengan Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas).

    c. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum, selama dan sesudah pekerjaan dilaksanakan menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya.

    d. Menetapkan ukuran dan sudut-sudut siku agar tetap dijaga dan diperhatikan ketelitiannya. e. Penyedia harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuran-ukuran yang

    tercantum dalam gambar dan bestek. f. Penyedia diwajibkan mencocokan ukuran satu sama lain, apabila ada perbedaan ukuran dalam

    gambar dan RKS segera dilaporkan kepada Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas).

    g. Bilamana terdapat selisih atau perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS, maka petunjuk Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) yang dijadikan pedoman.

    3. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan diadakan perubahan-perubahan, maka Penyedia harus membuat gambar perubahan (revisi) dengan tanda garis berwarna diatas gambar aslinya, kesemuanya atas biaya Penyedia.

    4. Gambar perubahan tersebut harus disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen 5. Di dalam pelaksanaan, Penyedia tidak boleh menyimpang dari ketentuan-ketentuan RKS dan ukuran-

    ukuran gambar, kecuali seijin dan sepengetahuan Pejabat Pembuat Komitmen.

    PASAL 05 PERSYARATAN BAHAN

    1. Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang digunakan dalam

    pelaksanaan sebagaimana tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini serta gambar kerja.

    2. Semua bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PUBI 1982, PBI 1971, SKSNI T15 1991 03, SNI 03-1729-2002, AV, PTC, AUWI, AVE dan PKKI-05-2002.

    3. Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan merupakan produk dalam negeri, dan mengacu Peraturan Daerah yang berlaku, kecuali ditentukan lain.

    4. Penyedia harus membuat gambar-gambar detail pelaksanaan (shop drawing), pengiriman kepada Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) contoh bahan bangunan termasuk warna dan bentuk yang akan dipakai sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk diperiksa dan disetujui.

    5. Penyedia harus menyerahkan hasil tes laboratorium jika diperlukan, yang berkaitan dengan mutu bahan yang akan digunakan.

    6. Contoh-contoh harus sesuai dengan macam dan kualitas keadaan barang-barang yang dipakai (dimaksud).

  • III - 10

    7. Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) berhak untuk meminta keterangan selengkap-lengkapnya tentang bahan tersebut.

    8. Jika diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja selain tempat kerja yang ada dilapangan/ Basecamp, maka Penyedia wajib memberitahu kepada Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas), agar kualitas bahan maupun kualitas pekerjaan sebelum dikirimkan ke lapangan bisa direkomendasi oleh Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) apakah layak untuk dikirim/ dipasang.

    9. A i r

    a. Air untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar yang bersih dan bebas mineral zat organik tanah lumpur, larutan alkalin dan lain-lain.

    b. Jika air dari saluran air minum atau sumber air yang ada tidak mencukupi maka Penyedia harus mengadakan air untuk tujuan pembangunan ini dengan mendatangkan atau mengadakan sumber air sendiri yang memenuhi syarat.

    10. Semen Portland

    a. Portland Cemen (PC) yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah semen Type I atau Type II harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam NI-8 Bab 3.2, PBI 1971 dan PUBI 1982, warna abu-abu kehijauan.

    b. Semen yang digunakan dalam pekerjaan harus sama dengan semen yang dipakai pada waktu menentukan campuran beton.

    c. Untuk pekerjaan beton plat, menggunakan semen portland type II yang tahan sulfat. d. Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum sampai di tempat pekerjaan. e. Semen yang sudah mulai membatu tidak boleh dipergunakan. f. Untuk menghindari terjadinya semen sampai membatu, Penyedia diwajibkan untuk menjaga stok

    semen jangan sampai melebihi kapasitas penggunaan (sesuai dengan schedule). g. Penyimpanan semen (gudang semen), agar dibuat bebas air/ bocor air hujan dan tidak

    terpengaruh cuaca. h. Semen harus keluaran pabrik yang sama dan hasil produksi yang sama

    11. K e r i k i l / agregat kasar. a. Untuk pekerjaan beton, batu pecah atau koral dengan gradasi 2 sampai 3 cm, bersih dari bahan

    organis atau kotoran lain dan sebelum digunakan harus dicuci terlebih dahulu. b. Kerikil yang akan digunakan untuk bahan beton (pengecoran) harus kerikil yang keras tidak

    berpori. c. Untuk pekerjaan rembesan kerikil dari kwarsa keras.

    12. P a s i r / agregat halus a. Pasir urug adalah pasir pengisi yang tidak mengandung bahan organis dan bebas dari bahan

    lumpur. b. Pasir aduk adalah pasir yang tidak mengandung bahan organis atau garam atau tidak tercampur

    tanah atau bahan-bahan lain. c. Pasir beton adalah pasir yang bersih tidak mengandung bahan-bahan organis, kasar tajam

    memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 71. d. Untuk pasir aduk pasir beton digunakan pasir yang kasar tidak mengandung lumpur atau tanah

    (yang berkualitas baik). e. Penyetokan material terutama pasir agar dipisahkan sesuai dengan fungsi penggunaannya, tidak

    diperbolehkan tercampur satu dengan yang lainnya. 13. Batu Belah

    a. Jenis batu yang digunakan harus keras dan tidak boleh berupa batu blondos (harus dibelah). b. Untuk pekerjaan pasangan batu ukuran batu yang digunakan antara 10 cm sampai dengan 20

    cm, sedapat mungkin berbentuk persegi.

  • III - 11

    14. B e s i a. Semua besi beton yang dipakai harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. b. Semua baja tulangan yang akan dipakai harus berasal dari produksi pabrik yang telah disetujui

    Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan. c. Baja tulangan harus dari baja polos atau diprofilkan dengan tegangan leleh minimal 2400 kg/cm2

    untuk besi beton < 12 mm dan dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2 untuk besi beton > 12 mm, untuk tulangan dengan > 12 mm digunakan baja diprofilkan, yang dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-kelentuan SKSNI T-15-1991-03.

    d. Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka lama. Cara pembengkokan besi tulangan harus menurut SKSNI T-15-1991 - 03.

    e. Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat selama pengecoran. Selimut beton dibuat dengan beton decking (tahu beton) dari semen pasir campuran 1 : 2 dengan ukuran 4 x 4 x 3 cm untuk elemen struktur (balok, kolom) dan 4 x 4 x 2 cm untuk elemen pelat. Besi tulangan harus disatukan satu sama lain dengan kawat bendrat.

    f. Sebelum pengecoran baja tulangan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat atau bahan lain yang merusak hubungan besi dan beton.

    g. Untuk besi tulangan tidak boleh mempergunakan besi bekas pakai. 15. Pasir urug dan sirtu

    a. Lapisan pasir tidak boleh mengandung bahan organis dan bebas dari bahan lumpur. b. Lapisan pasir tidak boleh mengandung bahan organis atau garam atau tidak tercampur tanah

    atau bahan-bahan lain. c. Penggunaan lapis sirtu dan peralatannya harus disahkan oleh Direksi Teknis (Pengawas

    Lapangan/Konsultan Pengawas) sebelum digunakan. d. Pada akhir pekerjaan lapis sirtu harus dipadatkan dengan alat stamper atau yang sejenis.

    16. Kayu a. Kayu yang rusak akibat kesalahan penyimpanan dalam lokasi proyek, harus dikeluarkan segera

    dan merupakan resiko Penyedia. b. Semua kayu baik untuk daerah basah maupun daerah kering harus berada dibawah kadar air 12

    % dan mengalami pengawetan kayu dengan residu dengan pelaksanaan di bawah. 17. Lain-lain

    a. Penggunaan bahan yang belum tertuang dalam pasal ini agar menyesuaikan penggunaannya dan sesuai gambar dan dapat persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas).

    b. Semua bahan-bahan perlengkapan yang akan dipergunakan pada bangunan ini sebelumnya harus setelah diperiksa dan diterima oleh Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas).

    c. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat bahan tersebut akan ditolak atau dikeluarkan atas perintah Pengawas Kegiatan setelah 2x24 jam dengan segala resiko oleh Penyedia.

    d. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh Penyedia.

    e. Persyaratan bahan-bahan yang belum tertuang didalam RKS dan ada dalam gambar, sebelum bahan tersebut didatangkan di lokasi kegiatan agar terlebih dahulu dikoordinasikan dengan Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas).

    PASAL 06

    AIR KERJA

    Penyedia harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan bangunan, baik dengan sumur pompa atau cara-cara lain yang memenuhi syarat, tidak diperkenankan memakai air rawa atau sesuai dengan petunjuk Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas). Air yang dipakai sebagai pencampur adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PUBI 1982.

  • III - 12

    PASAL 07

    PEKERJAAN UMUM

    PASAL 07.1 PEKERJAAN PERSIAPAN

    1. Pengukuran tapak kembali a. Penyedia diwajibkan mengadakan pengukuran dan gambaran kembali lokasi pembangunan

    dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah tertera kebenarannya.

    b. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada perencana/konsultan pengawas untuk diminta keputusannya.

    c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut harus dilakukan dengan alat waterpass/theodolit yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan.

    d. Penyedia harus menyediakan theodolit/waterpass beserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan perencanaan/konsultan pengawas selama pelaksanaan proyek.

    e. Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asa segitiga phytagoras hanya diperkenakan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh perencana/konsultan pengawas.

    f. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Penyedia. 2. Tempat Pekerjaan diserahkan kepada Penyedia dalam keadaan seperti pada waktu Pemberian

    Penjelasan. 3. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan oleh pelaksanaan

    pembangunan ini menjadi tanggung jawab Penyedia, Penyedia wajib memperbaiki sampai baik kembali.

    4. Pelayanan Pengujian a. Penyediaharus menyediakan tempat kerja, bahan, fasilitas, pekerja, pelayanan dan pekerjaan

    lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pengujian yang diperlukan. Umumnya Penyediadi bawah perintah dan pengawasan Direksi Teknis akan melakukan semua pengujian sehubungan dengan pengendalian mutu bahan baku, campuran dan bahan yang diproses untuk menjamin bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi mutu bahan, kepadatan dari pemadatan.

    b. Penyedia harus menyediakan pelayanan pengujian dan/ atau fasilitas laboratorium sebagaimana disyaratkan untuk memenuhi seluruh ketentuan pengendalian mutu.

    c. Dalam segala hal, Penyediaharus menggunakan SNI, sebagai standar pengujian. Penyediadapat menggunakan standar lain yang relevan sebagai pengganti SNI atas persetujuan Direksi Teknis (Pengawas lapangan/Konsultan Pengawas).

    d. Inspeksi dan pengujian akan dilaksanakan oleh Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan untuk memeriksa pekerjaan yang telah selesai apakah telah memenuhi mutu bahan, kepadatan dari pemadatan dan setiap ketentuan lanjutan yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan.

    e. Bahan dan pengerjaan yang tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dibongkar dan diganti dengan bahan dan pengerjaan yang memenuhi Spesifikasi ini, atau menurut Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan harus diperbaiki sedemikian hingga setelah diperbaiki akan memenuhi semua ketentuan dalam kontrak.

    5. Piket-piket bouwplank dan profil : Piket-piket guna menentukan as, titik duga dan lain-lain sebagainya dibuat dari kayu tahun yang baik dan kering, ukuran 5 x 7 panjang dan dimensi secukupnya.

    6. Bouwplank a. Bouwplank harus dipasang pada patok-patok yang tertancap kuat kedalam tanah dan tidak dapat

    digerakkan. b. Profil untuk pasangan harus dari kayu meranti, kayu kapur/ kayu kelapa yang tua, kering dan

    lurus. c. Titik-titik as bangunan harus di jaga kebenarannya agar tidak berubah letaknya. d. Pemasangan bouwplank harus berjarak maksimal 20 m dan melintang bangunan.

  • III - 13

    e. Jika tidak terpaksa harus dipindah, pemindahan as-as bangunan dalam bouwplank tidak dibenarkan. Pemindahan titik-titik as bangunan harus sepengetahuan Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas).

    7. Papan nama Kegiatan : Papan nama kegiatan dibuat dengan ukuran sesuai dengan pasal 03 pada bab ini, dan dipasang dilokasi kegiatan, 1 (satu) minggu setelah Penyedia menerima SPK selama kegiatan berlangsung.

    8. Atas biaya Penyedia, bila diharuskan oleh pihak penguasa daerah setempat, Penyedia boleh mema-sang papan nama kegiatan sesuai normalisasi dari Pemerintah Daerah setempat.

    9. Papan Reklame Penyedia tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk apapun dalam lingkungan halaman, atau pada pagar halaman, kecuali dengan ijin Pejabat Pembuat Komitmen.

    10. Titik Ikat Lapangan Penyedia diminta untuk membuat titik ikat lapangan yang terbuat dari beton untuk memudahkan dalam pengukuran peil pekerjaan. Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) diminta untuk mengawasi penurunan bangunan terhadap titik ikat bangunan akibat terjadinya Settlement yang disyaratkan didalam perencanaan dan melaporkan ke Pemimpin Kegiatan.

    11. Pekerjaan Pembongkaran dan Perbaikan a. Lingkup Pekerjaan

    Pekerjaan meliputi pembongkaran, penggalian dan perbaikan serta pembuatan bangunan-bangunan, jalan, gorong-gorong, jembatan atau hal-hal lain yang merupakan milik Instansi/ Negara dan milik perorangan yang terletak pada lokasi pekerjaan. Pekerjaan Penyedia menurut petunjuk-petunjuk Direksi dan syarat-syarat teknis dan instansi yang bersangkutan.

    b. Pelaksanaan Pembongkaran dan Perbaikan 1) Penyedia dalam melaksanakan pembongkaran atau penggalian harus diusahakan tidak

    merusak bahan yang masih bisa dipergunakan dan melindungi bagian bangunan yang berhubungan dengan pekerjaan ini, dan pelaksanaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi.

    2) Pelaksanaan pembongkaran dan perbaikan yang menyangkut fasilitas umum harus disediakan, dikerjakan dan pelaksanaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi.

    3) Persyaratan teknis terhadap perbaikan dan pemindahan bangunan yang dimaksud dan belum tercakup dalam Spesifikasi akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan informasi dan instansi yang bersangkutan.

    4) Setiap bangunan/ saluran, jalan atau lainnya yang dibongkar akibat pekerjaan ini harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula sehingga memuaskan Direksi.

    5) Pagar dan tanaman atau pohon-pohon yang terkena pekerjaan ini harus dipindahkan, disusun dan ditanam kembali. Atau singkirkan sesuai petunjuk Direksi.

    c. Bahan dan Bekas Bongkaran 1) Bahan yang masih dipergunakan seperti batu kali, ubin trotoar dan lain-lain harus dibersihkan

    dan disusun di lokasi pekerjaan atau diangkut ke tempat penyimpanan sesuai petunjuk Direksi.

    2) Bahan bekas bongkaran yang tidak dapat dipakai lagi harus disingkirkan dan dibuang sesuai dengan petunjuk Direksi.

    3) Bahan bekas bongkaran milik pihak ketiga, sejauh pemilik menghendakinya kembali diangkat ke tempat yang akan ditentukan dekat tempat pekerjaan.

    4) Segala biaya pekerjaan bongkaran, perbaikan, pemindahan dan pengangkutan bahanbahan yang dimaksud dalam pekerjaan ini menjadi beban Penyedia.

    12. Penjagaan dan Penerangan a. Penyedia harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan malam) dalam kompleks

    pekerjaan termasuk bangunan yang sedang dikerjakan, gudang dan lain-lain. b. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan penerangan/lampu pada tempat

    tertentu. c. Penyedia bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lain yang disimpan dalam

    gudang dan halaman pekerjaan apabila terjadi kebakaran dan pencurian, Penyedia harus segera mendatangkan gantinya untuk kelancaran pekerjaan.

  • III - 14

    d. Penyedia harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran atau sabotase ditempat pekerjaan, alat-alat pemadam kebakaran atau alat bantu lain untuk keperluan yang sama harus selalu berada ditempat pekerjaan.

    e. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian-kerugian dalam pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan material juga gudang dan lain-lain, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia.

    13. Drainase Tapak a. Dengan mempertimbang keadaan topografi/kontur tanah yang ada ditapak, Penyedia wajib

    membuat saluran sementara yang berfungsi untuk membuang air yang ada. b. Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada ditapak atau kesaluran yang

    sudah ada dilingkungan daerah pembangunan. c. Pembuatan saluran sementara harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan konsultan

    pengawas 14. Asuransi

    a. Penyedia diwajibkan mengasuransikan semua pekerjaan yang berhubungan langsung dengan pekerjaan ini antara lain: asuransi tenaga kerja (Jamsostek).

    b. Penggunaan asuransi harus sepengetahuan Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) dan Pemimpin Kegiatan.

    c. Penggunaan asuransi dilakukan sebelum memulai pekerjaan sampai selesai pekerjaan. d. Persyaratan-persyaratan asuransi harus dipenuhi oleh Penyedia dan wajib dilaksanakan.

    15. Keselamatan Kerja 1) Bilamana terjadi kebakaran, Penyedia harus segera mengambil tindakan dan segera

    memberitahukan kepada Pemimpin Kegiatan. 2) Penyedia harus memenuhi/ mentaati peraturan-peraturan tentang perawatan korban dan

    keluarganya. 3) Penyedia harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-syarat Palang Merah dan

    setiap kali sehabis digunakan harus dilengkapi lagi. 4) Penyedia selain memberikan pertolongan kepada pekerja juga selalu memberikan pertolongan

    kepada pekerja pihak ketiga dan juga menyediakan air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan

    5) Penyedia diwajibkan mentaati undang-undang tenaga kerja dan segera mengurus ASTEK setelah SPK diterbitkan.

    16. Mobilisasi dan Demobilisasi a. Mobilisasi Personil

    Penyedia harus memobilisasi personil sesuai dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dengan

    persetujuan Direksi Teknis (Pengawas lapangan/Konsultan Pengawas). Untuk tenaga inti harus mengacu pada daftar personel inti (key personel) yang dilampirkan dalam berkas penawaran.

    2) Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa yang memenuhi jaminan kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya.

    3) Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian sesuai dengan yang diperlukan maka prioritas harus diberikan kepada pekerja setempat.

    b. Mobilisasi Peralatan Penyedia harus memobilisasi peralatan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/ kendaraan sudah mengikuti

    aturan perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Angkutan Lalu lintas Jalan Raya, pihak Kepolisian dan Badan Lingkungan Hidup

    2) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan di mana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.

    3) Bilamana setiap alat berat yang dianggap telah selesai melaksanakan tugasnya dan tidak mungkin digunakan lagi maka alat berat tersebut segera dikembalikan.

  • III - 15

    4) Penyedia melaksanakan operasional dan pemeliharaan kendaraan/ peralatan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya dan tidak mencemari air dan tanah.

    c. Mobilisasi Material Penyedia harus memobilisasi material sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi pelaksanaan fisik. 2) Material yang akan didatangkan dari luar lokasi pekerjaan harus terlebih dahulu

    diambil contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas lapangan/Konsultan Pengawas) dan atau diuji keandalannya di laboratorium, apabila tidak memenuhi syarat, harus segera diperintahkan untuk diangkut ke luar lokasi proyek dalam waktu 3 x 24 jam.

    d. Demobilisasi Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyediapada saat akhir Kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi semula seperti sebelum pekerjaan dimulai.

    17. Pembersihan a. Pembersihan Selama Pelaksanaan

    1) Penyediaharus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari sisa bahan bangunan, debu, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapih dan bersih setiap saat.

    2) Penyediaharus menjamin bahwa selokan samping (sistem drainase) yang ada terpelihara dan bebas dari kotoran, bahan yang lepas dan berada dalam kondisi operasional pada setiap saat.

    3) Penyedia harus menjamin bahwa tanaman/ pohon dan rumput yang tumbuh pada sekitar bangunan yang direncanakan atau yang baru dikerjakan tetap dijaga dan dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak mengalami kerusakan.

    4) Penyediaharus menyediakan drum di lapangan (bak sampah) untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.

    5) Bilamana dianggap perlu dibuatkan bak penampung endapan dan saringan pada musim hujan.

    6) Penyediaharus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku.

    7) Penyediatidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi proyek tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

    8) Penyediatidak diperkenankan membuang limbah berbahaya, seperti cairan kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.

    9) Penyediatidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam sungai atau saluran air.

    10) Bilamana Penyediamenemukan bahwa selokan yang ada atau bagian lain dari sistem drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap jenis bahan selain dari pengaliran air permukaan, baik oleh pekerja Penyedia maupun pihak lain, maka Penyedia harus segera melaporkan kejadian tersebut kepada Direksi Pekerjaan, dan segera mengambil tindakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan/ Pengawas Lapangan untuk mencegah terjadinya pencemaran lebih lanjut.

    11) Semua pembabatan/ penebangan pohon di kawasan perencanaan untuk pembukaan lahan maupun pelaksanaan pekerjaan harus seijin Direksi Pekerjaan / Pengawas Lapangan.

    b. Pembersihan Akhir 1) Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih dan

    siap untuk dipakai Pemilik. Penyedia juga harus mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi semula.

    2) Pada saat pembersihan akhir, semua hasil pekerjaan harus diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir.

  • III - 16

    18. Pekerjaan lain-lain

    Sesuai petunjuk Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas), jika terdapat pekerjaan yang belum disyaratkan dalam pekerjaan persiapan, maka Penyedia wajib untuk melaksanakan atas biaya Penyedia.

    PASAL 07.2

    PEKERJAAN PENGUKURAN

    1. Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank a. Penyedia diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan

    dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak bangunan existing dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada perencana untuk dimintakan keputusannya. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/theodolit yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan. Penyedia harus menyediakan waterpass/theodolit beserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksanaan perencanaan selama pelaksanaan proyek. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh perencana. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan Penyedia.

    b. Penyedia harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan letak/keadaan bangunan terhadap titik patok/pedoman yang telah ditentukan, siku bangunan maupun datar (waterpass) dan tegak lurus bangunan harus ditentukan dengan memakai alat waterpass instrument/theodolith. Hal tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan hasil yang baik dan siku. Untuk mendapatkan titik peil harap disesuaikan dengan notas-notasi yang tercantum pada gambar rencana (Lay Out). Dan bila terjadi penyimpangan atau tidak sesuainya antara kondisi lapangan dan gambar lay out, Penyedia harus melapor pada pengawas/perencana.

    c. Penyedia bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan bouplank/pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian yang diberikan konsultan pengawas secara tertulis, serta bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi, serta kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yang diperlukan. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan dalam hal tersebut diatas, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab Penyedia serta wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari direksi. Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh konsultan pengawas atau wakilnya tidak menyebabkan tanggung jawab Penyedia menjadi berkurang.

    d. Bahan dan Pelaksanaan 1) Tiang bouplank menggunakan kayu kruing ukuran 5/7 dipasang setiap jarak 2m, sedangkan

    papan bouplank ukuran 2/20 diketam halus dan lurus bagian atasnya dan dipasang datar (waterpass) dan dicat bagian bangunan.

    2) Pemasangan bouplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2m dari As tepi bangunan dengan patok-patok yang kuat, bouplank tidak boleh dilepas/dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya sehingga dapat dimanfaatkan hingga pekerjaan mencapai tahapan transram tembok bawah.

    PASAL 07.3

    PEKERJAAN TANAH 1. Umum

    a. Penyedia harus melaksanakan semua pekerjaan tanah yang diperlukan untuk bangunan sarana seperti yang disyaratkan dan tertera dalam gambar.

  • III - 17

    b. Penyedia harus menjaga dan berhati-hati jika menggunakan alat-alat berat konstruksi di daerah mata air, agar aliran mata air terhindar dari kerusakan. Menggunakan peralatan berat didekat mata air harus mendapat persetujuan Pengguna Jasa

    2. Galian

    a. Umum Kecuali ditentukan lain, maka galian meliputi penyingkiran semua bahan galian, apapun sifatnya, termasuk rintangan yang bagaimanapun sifatnya, yang akan mengganggu pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan sebagaimana mestinya. Pembuangan bahan (galian) tersebut harus mengikuti garis dan tingkat seperti yang tertera dalam gambar atau yang diperintahkan. Bila tidak ditentukan lain, seluruh lapangan pekerjaan harus dikupas (dibersihkan) dari tumbuh-tumbuhan dan puing-puing, dan bahan-bahan tersebut harus disingkirkan, sebelum galian atau pengurangan dilakukan. Penyedia harus menyediakan, memasang dan memelihara penunjang dan turap yang mungkin diperlukan untuk sisi-sisi galian, serta pemompaan, saluran atau tindakan lain yang telah disetujui untuk memindahkan atau mengeluarkan air, termasuk memberi daerah pekerjaan dari manapun asalnya, hingga terhindarf kerusakan pada pekerjaan dan sekitarnya. Galian harus landai, kecuali jika ditunjang dengan cara yang aman seperti yang disetujui Pengguna Jasa.

    b. Galian dibawah struktur Kecuali ditentukan lain untuk struktur khusus atau diperintahkan oleh Pengguna Jasa, galian harus dilaksanakan sampai pada dasar pondasi, pelat atau lapisan batu belah (aanstamping). Bila diperintahkan, daerah dibawah struktur harus digali lebih. Bila galian lebih itu diperintahkan oleh pengguna jasa, maka galian lebih tersebut atau urugan kembali yang terjadi sebagai akibatnya, akan dibayar dengan harga penawaran, bila harga penawaran tersebut telah ditetapkan, kalau tidak, pembayaran akan dilakukan sesuai dengan nilai yang dinegoisasikan. Setelah galian atau galian lebihyang diminta telah diselesaikan, permukaan yang tampak harus digaruk-garuk dengan kedalaman 15 cm, dibuat agar kandungan basah optimum dan dipadatkan sampai 95 % kepadatan proktor maksimum.

    c. Galian dibawah permukaan pengerasan. Galian dibawah daerah yang akan ada pengerasannya, harus diteruskan sampai dasar lapisan agregat, bila dasar tersebut ada, atau harus diteruskan samapi ketebalan pengerasan Setelah galian yang disyaratkan telah terselesaikan, permukaan yang tampak harus digaruk-garuk sedalam 15 cm, dibuat kadar basah optimum, dipadatkan sampai 90 % kepadatan proktor maksimum.

    3. Urugan Kembali

    a. Umum Urugan kembali tidak boleh langsung dijatuhkan diatas setiap struktur atau pipa. Bahan yang dipakai untuk urugan kembali, harus bahan pilihan lain bebas dari rumput, akar, semak-semak dan tumbuhan lainya, atau batu-batuan yang mempunyai ukuran lebih besar dari15 cm. Bahan urug setebal 15 cm diluar struktur atau pipa harus bebas dari batu-batuan, gumpalan massa dalam tanah yang berukuran maksimum lebih besar 7,5 cm. Urugan kembali tidak boleh diletakan disekitar atau diatas sesuatu struktur sampai beton mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan beban yang menekan.

    b. Urugan kembali sekeliling dan dibawah struktur dan dibawah daerah pengerasan.

    Kecuali ditentukan lain untuk bangunan khusus atau diperintahkan oleh pengguna jasa, urugan kembali sekeliling dan dibawah struktur dan dibawah daerah pengerasan, harus ditebarkan secara lapisan horizontal tidak lebih 15 cm tebalnya sebelum dipadatkan, dan pemadatannya dilakukan dengan mesin pemadat yang dikendalikan tangan. Urugan kembali harus dilakukan rata setiap lapisan, dibasahi, dipadatkan secara mekanis sampai 95 % disekeliling sisi bangunan dibawah daerah pengerasan.

  • III - 18

    c. Urugan kembali dibawah bangunan penahan air ( untuk penyadapan air saja) Setelah persiapan lapangan dan galian, lapisan batu pengeringan setebal 15 cm diletakan pada dasar bangunan penahan air seperti tertera di gambar. Batu untuk rembesan harus koral atau batu pecah yang bersih, tahan lama dan tidak lapuk atau berubah susunannya karena akibat basah dan kering. Harus bergradasi seragam dan atau ukurannya berdasarkan persentase berat seperti yang ditetapkan dalam standard Cara uji analisa ayakan agregat halus dan kasar (ASTM-C-136), seperti gradasi dibawah ini.

    Ukuran ayakan (mm) Prosentase yang lewat. 25 100 19 90-100 9,5 40-100 4,75 25-40 2,36 18-33 0,60 5-15 0,30 0-7 0,075 0-3

    d. Batu pecah harus dibasahi benar-benar dan dipadatkan sedikit-dikitnya dua kali dengan alat

    penggetar berbentuk pelat atau roller yang disetujui. Permukaan batu pecah harus dimantapkan dengan dibubuhkan cairan aspal yang panas, setelah permukaan batu pengeringan telah selesai digradasi.

    e. Urugan kembali sekitar dinding IPAL dan Groundreservoir.

    Urugan kembali sekeliling dinding ipal dan reservoar harus terdiri dari bahan pilihan yang didapat dari hasil galian dan ditebarkan dengan lapisan-lapisan yang merata tidak melebihi 15 cm tebalnya sebelum pemadatan. Pemadatan diperoleh dengan mesin pemadat yang dikendalikan tangan. Urugan kembali harus merata dengan setiap lapisan 90 % kepadatan proktor masksimum. Membanjiri, menggenangi atau dengan pancaran air tidak diperkenankan. Urugan kembali sekitar dinding dapat dilakukan setelah saluran dan reservoir telah diuji. Saluran dan reservoir harus tetap berisi air ketika urugan kembali dilakukan. Gerobak atau kendaraan yang bermuatan dengan beban melebihi 5.000 kg tidak boleh mendekati dinding pada jarak horizontal yang sama dengan kedalamna urugan pada waktu itu.

    4. Pemeriksaan Galian dan Urugan

    Galian dan urugan harus diperiksa dan disetujui pengguna jasa sebelum memulai tahap konstruksi berikutnya. Dalam hal urugan, pengguna jasa harus segara diberitahu, bila pemadatan dapat dilakukan. Bahan urugan harus juga disetujui oleh pengguna jasa.

    5. Pekerjaan Pengurugan Pasir

    a. Urugan pasir dilakukan di semua bagian-bagian yang sebagaimana ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan.

    b. Tebal urugan pasir disesuaikan dengan syarat-syarat gambar pelaksanaan atau dalam gambar pelaksanaan

    c. Urugan pasir dilakukan setelah permukaan tanah dibawahnya rata (waterpass), ketebalan disesuaikan sebagaimanan yang tercantum dalam gambar kerja. Pasir urug yang digunakan harus bersih dari kotoran organic, kandungan lumpur maksimal 10% pemadatan urugan pasir untuk semua jenis pekerjaan dilakukan dengan alat pemadat mekanis (stamper).

    d. Pasir urugan yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potongan-potongan bahan kertas yang berukuran lebih dari 1,5 cm.

  • III - 19

    PASAL 07.5 PEKERJAAN TAMBAH KURANG

    1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/ kurang diberitahukan dengan tertulis dalam buku harian

    dengan persetujuan Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas). 2. Pekerjaan tambah/ kurang hanya berlaku bila nyata-nyata ada perintah tertulis dari Direksi Teknis

    (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas). 3. Biaya pekerjaan tambah/ kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan pekerjaan yang

    pembayarannya diperhitungkan bersama-sama angsuran terakhir. 4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang dimasukkan

    dalam RAB, harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) bersama Penyedia.

    5. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan sebagai alasan keterlambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Direksi Pekerjaan mempertimbangkan perpanjangan waktu, karena adanya tersebut.

    PASAL 08 PEKERJAAN STRUKTUR

    PASAL 08.1

    PEKERJAAN BETON

    1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Pekerjaan beton bertulang meliputi seluruh pekerjaan beton bertulang seperti yang disebutkan/ditunjukan dalam gambar atau meliputi: a. Pondasi Plat Setempat b. Kolom struktur c. Plat lantai, plat penahan media, plat penutup IPAL, plat atap, dan Bio digester d. Kolom, balok, sloop, ring balk, e. Bak Kontrol, bak penggelontor dan bak penyaring lemak

    2. Beton tak bertulang a. Lantai Kerja b. Pengembalian Plat jalan beton

    3. Persyaratan Umum a. Konstruksi-konstruksi harus menggunakan peraturan peraturan / normalisasi yang berlaku di

    Indonesia seperti PBI71 / SKSNI T15 1991-03, PMI, PKKI dan lain-lain. b. Peraturan beton

    1) Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat yang ada pada PBI 71 / SKSNI T15 1991-03.

    2) Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton PBI 71 NI-2 pasal 3.1 sampai 3.9 atau seperti yang tertera dalam SKSNI T15 1991-03.

    3) Syarat pelaksanaan pekerjaan beton PBI 71 NI-2 bagian 3 bab 4,5,6 berlaku seluruh pasal. 4) Syarat-syarat pekerjaan tulangan PBI 71 NI-2 bab 5 pasal 5.3 sampai 5.8. 5) Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berdasarkan PBI 71 / SKSNI T15 1991-03. 6) Perhitungan muatan pada bangunan (PMI).

    c. Penggunaan bahan bangunan. 1) Kualitas campuran beton harus memenuhi syarat minimal K-225 untuk beton struktur (footplat, ,

    balok, kolom, pelat atap, Plat lantai, plat dinding dan plat penutup untuk IPAL, plat penahan media, Bio digester, bak kontrol dan bak penyaring lemak) dengan test beton yang dilakukan di lembaga yang resmi.

    2) Kualitas baja U-24. untuk tulangan kurang dari atau sama dengan 12 sedangkan U-40 untuk tulangan lebih dari 12.

    3) Setiap sambungan beton lama dan baru ditambahkan bahan additive beton.

  • III - 20

    d. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan : Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton Penyedia harus meneliti gambar-gambar kerja penulangan beton. Apabila terjadi keragu-raguan segera memberitahu kepada Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas).

    e. Adukan Adukan beton tak bertulang dan beton bertulang adalah sesuai dengan mix design. Dengan mutu beton K-175 dan K-225.

    f. Besi Beton 1) Semua besi beton yang digunakan harus memebuhi syarat-syarat:

    a) Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971). b) Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak,

    mengelupas, luka dan sebagainya). c) Dari jenis baja mutu U-24 untuk Diameter Kurang dari 12 mm (polos) dan U-40 untuk

    lebih besar 12 mm (ulir) bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI-1971.

    d) Mempunyai penampang yang sama rata. e) Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.

    2) Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan diatas, harus mendapat persetujuan Direksi pekerjaan/perencana/ konsultan pengawas.

    3) Besi beton harus disuplay dari satu sumber (manufacture) dan tidak diperkenankan untuk mencampurkan bermacam-macam besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi. Setiap pengiriman ke site harus disertakan Mil Certaificate.

    4) Penyedia bilamana diminta harus pengujian mutu besi yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh konsultan pengawas.

    5) Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar atau mendapat persetujuan konsultan pengawas. Hubungan antara besi beton dilakukan sesuai dengan yang lain harus menggunakan kawat beton, diikat teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan tidak menyentuh lantai kerja atau papan acuan. Sebelum beton dicor besi beton harus bebas dari minyak, kotoran cat, karet, kulit giling atau bahan-bahan yang merusak. Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang tepat.

    6) Besi beton yang tidak memenuhi syarat karena ukuran maupun kwalitas tidak sesuai dengan spesifikasi (RKS) diatas, harus segera dikeluarkan dari site setelah penerimaan instruksi tertulis dari konsultan pengawas dalam waktu 2x24 jam.

    7) Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan dalam keadaan dingin. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja. Bila tidak tercantum dalam gambar kerja, harus dimintakan persetujuan direksi terlebih dahulu.

    8) Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya rekat.

    9) Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat.

    10) Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat beton tahu (beton decking) dengan tebal dan pemasangan sesuai dengan PBI 71 / SKSNI T15 1991-03

    11) Untuk mengatur jarak tulangan tarik dan tulangan tekan pada pelat digunakan cakar ayam, yang sebelumnya telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.

    12) Pertemuan dengan tulangan Plat / balok / kolom / pondasi yang sudah dicor harus distek dengan overlapping sesuai dengan PBI 71.

    13) Persiapan Pengecoran 14) Penyedia harus membuat kotak-kotak takaran untuk adukan beton, yang disetujui oleh direksi

    pekerjaan/konsultan pengawas. 15) Semua cetakan dibersihkan dari segala kotoran.

  • III - 21

    16) Pertemuan dengan plat /balok / kolom / pondasi yang sudah dicor beton kering dan sebagainya dibongkar terlebih dahulu sampai panjang dibuat miring 45 sesuai PBI 71 dan disiram air semen kental.

    17) Cetakan harus datar dan tegak lurus, cetakan kedudukan dan bentuknya tetap tidak bergeser maupun bergerak pada waktu dan setelah pengecoran tetapi mudah dibongkar. Cetakan dibuat dari kayu kalimantan tebal 3 cm, dan memenuhi syarat sesuai fungsinya. Sambungan-sambungan antara papan dan balok harus rapat, rapi dan kuat.

    18) Khusus untuk plat lantai dan balok-balok induk dan anak, cetakan menggunakan multiplek tebal 18 mm.

    19) Apabila untuk rangka penyangga bekisting digunakan kayu, maka bahan kayu harus kering, lurus dan berupa kayu kina atau pinus. Jarak penempatan maksimum adalah 60 cm. Dan memikul muatan dibawah 1000 kg.

    20) Bila menggunakan bambu sebagai penyangga harus seijin Direksi lagi pula penyangga tidak boleh didirikan di atas tanah (harus dengan alas papan).

    21) Penulangan diteliti kembali/disesuaikan dengan gambar, kalau ada yang bengkok atau berubah posisi harus segera dibetulkan.

    22) Perubahan / penambahan penulangan dan ukuran beton atau perbedaan pelaksanaan dengan gambar kerja, harus sepengetahuan dan disetujui oleh Direksi.

    23) Seluruh pipa kabel harus dipasang pada plat lantai dan kolom-kolom sebelum dicor. g. Semen

    1) Semua semen yang digunakan adalah semen Portland yang disesuaikan dengan syarat-syarat. a) Peraturan semen Portland Indonesia (NI.8-1972) b) Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1972) c) Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Gedung 1991. d) Mempunyai sertifikat Uji (Test Sertifikasi). e) Mendapat persetujuan perencanaan/konsultan pengawas.

    2) Semua semen yang akan dipakai harus satu merk yag sama (tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk semen untuk suatu konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.

    3) Dalam pengangkatan semen harus dilindungi dari hujan. Harus diterimakan dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan diletakan tidak kena air.

    4) Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan dianggap rusak, membantu, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui test lagi.

    5) Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan tumpukan sesuai dengan syarat penumpukan semen.

    h. Agregat 1) Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi

    syarat: a) Peraturan umum pemerikasaan Bahan Bangunan (NI.3-1956). b) Peratutan Beton Indonesia (NI.2-1971). c) Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Gedung 1991. d) Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous. e) Bebas dari tanah/tanah liat tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotoran-kotoran

    lainnya. 2) Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 30 mm,

    untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan konsultan pengawas. 3) Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu

    beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang dipakai.

  • III - 22

    4) Konsultan pengawas dapat meminta kepada Penyedia untuk mengadakan test kualitas dari agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh konsultan pengawas, setiap saat dalam laboratorium yang diakui atas biaya Penyedia.

    5) Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disuplay maka Penyedia diwajibkan memberitahukan konsultan pengawas.

    6) Agregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi percampuran satu sama lain dari terkotori.

    i. Air Kerja 1) Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air bersih,

    tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam akali) tidak mengandung organism yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak. Memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971) dan diuji oleh laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib dengan biaya ditanggung oleh Penyedia.

    2) Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai. j. Perbandingan Campuran dan Kekuatan

    Campuran beton harus mengikuti persyaratan dari tabel campuran beton yang diberikan. Tes pendahuluan harus dilakukan sebelum pengecoran beton untuk berbagai kelas beton yang direncanakan dan harus mengikuti NI 2 (PBI 71) untuk menentukan perbandingan semen, agregat dan air yang akan digunakan. Tes pendahuluan adalah untuk memperoleh adukan dengan kemampuan pengerjaan (workability) yang diinginkan, dengan kekuatan yang diperoleh kira kira 30% - 40% lebih tinggi dari kekuatan yang direncanakan. Kekuatan yang lebih tinggi (margin) yang diminta oleh Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) / Direksi Pekerjaan adalah untuk mencakup kemungkinan kegagalan hasil test karena keadaan mesin mesin pengaduk, peralatan, tingkat pengawasan mutu dan terjadinya deviasi mutu beton. Campuran yang pada akhirnya ditentukan dari test pendahuluan akan tetap dipertahankan selama pekerjaan berlangsung, kecuali ditentukan lain oleh Direksi pekerjaan / Engineer, perubahan mana dipandang perlu karena adanya perubahan dalam bahan atau hasil-hasil test. Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi bangunan ini adalah : 1) K 225 untuk komponen struktural dari beton bertulang yang dicor setempat seperti :

    a. Pondasi Plat Setempat b. Kolom struktur c. Plat lantai, plat penahan media, plat penutup IPAL dan plat atap, dan Bio digester d. Kolom, balok, sloop, ring balk, e. Bak Kontrol, bak penggelontor dan bak penyaring lemak

    2) K 175 untuk komponen beton pada :

    a. Kolom pada dinding IPAL, Lantai dan balok penguat pada Bak inlet b. Pengembalian plat jalan beton

    3) K 100 untuk komponen Non Struktural digunakan pada pembuatan lantai kerja

    Penyedia diharuskan membuat adukan percontohan (trial mix) untuk mengontrol daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan terjadi pengendapan dari agregat. Suplai Beton Struktur harus dilakukan oleh penyedia bahan yang disetujui oleh direksi pekerjaan/konsultan pengawas

    k. Test Pendahuluan untuk Menentukan Perbandingan Beton Perbandingan antara semen, agregat halus dan kasar, air dan bahan bahan penambah (admixture) yang diperlukan untuk menghasilkan beton yang memenuhi persyaratan harus ditentukan oleh Penyedia dari sejumlah campuran-campuran percobaan yang dilakukan dalam laboratorium untuk beton yang akan dipakai dalam pekerjaan. Campuran campuran tersebut diatas harus dibuat paling sedikit 42 hari sebelum pengecoran beton dimulai dan harus cukup variasi perbandingan campurannya agar dapat dipilih perbandingan campuran yang memenuhi

  • III - 23

    keinginan Direksi Teknis. Kekuatan beton rencana 7 (tujuh) dan 28 (dua puluh delapan) hari harus ditentukan. Kekuatan campuran percobaan dalam laboratorium ditentukan sebagai nilai karakteristik dari 20 contoh percobaan dan hanya satu buah contoh saja yang harganya lebih kecil dari yang ditentukan. Persetujuan Direksi Teknis mengenai campuran percobaan termasuk kekuatan 28 (dua puluh delapan) hari harus di dapat secara tertulis sebelum beton diizinkan untuk dicor.

    l. Bahan Bahan Penambah (Admixture) Penggunaan admixture dapat digunakan setelah diizinkan Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas). Dimana penggunaan admixture diizinkan, maka bahan ini harus ditambahkan pada beton dalam tempat pengadukannya dengan mempergunakan alat pengukur otomatis, dan petunjuk petunjuk pabrik mengenai penggunaannya. Istilah istilah kimia, rumus rumus dan jumlah bahan bahan yang aktif, ukuran yang harus dipakai dan efek mengenai bertambahnya atau berkurangnya penggunaan dosis bahan bahan secara terus menerus pada sifat sifat fisik dan kimia beton basah dan yang sudah mengeras dan akan diserahkan kepada Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) untuk persetujuannya. Penyedia harus menyediakan sampel sampel dan melaksanakan percobaan percobaan tersebut sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) sebelum izin penggunaan admixture diizinkan dipakai pada pelaksanaan test menjadi tanggungan Penyedia.

    m. Tempat Adukan Pengadukan dari semua semen, agregat kasar dan halus harus dilakukan dalam mesin pengaduk beton yang disetujui dan yang mempunyai alat pengatur/ penunjuk berat. Air yang dimasukkan ke dalam mesin pengaduk ini harus dilakukan dengan tepat. Kadar kelembaban dari agregat harus diperhitungkan sehingga banyaknya air yang akan dimasukkan dapat ditentukan dengan tepat. Kadar kelembaban setiap agregat biasanya ditentukan dua kali sehari yaitu sekali diwaktu pagi dan sekali diwaktu siang atau pada waktu waktu lain yang dianggap perlu oleh Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas). Toleransi untuk pengadukan harus dalam batas 2% untuk semen dan 3% untuk agregat.

    n. Pengecoran 1) Pengecoran beton harus seijin tertulis dan sepengetahuan Direksi Teknis (Pengawas

    Lapangan/Konsultan Pengawas). Perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam bestek ini.

    2) Angka dalam perbandingan adukan menyatakan takaran dalam berat yang ditakar dalam keadaan kering.

    3) Takaran harus dibuat baik dan kuat dan sebelum dipakai dimintakan persetujuan Direksi. 4) Pengadukan minimum 3 menit setelah semua bahan masuk ke dalam drum pengadukan,

    adukan beton harus memperlihatkan susunan dan warna yang sama. 5) Penggunaan bahan-bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui oleh Direksi Teknis

    (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas). 6) Bekisting atau tulangan yang terkena percikan beton harus dibersihkan sebelum pengecoran

    selanjutnya. 7) Beton tak boleh dituang langsung dari ketinggian lebih dari 1,5 meter untuk mencegah

    terlepasnya agregat dari campuran bahan pengikatnya. 8) Nilai slump untuk lantai, balok, kolom dan pondasi adalah 8.0 sampai 12 cm.

    o. Pembongkaran Bekisting.

    1) Pembongkaran harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa hingga menjamin seluruhnya keamanan beton yang telah dicor. Bagian struktur beton vertikal yaitu sisi balok kolom praktis, dapat dibongkar bekistingnya setelah 72 jam dengan persyaratan bahwa betonnya telah cukup mengeras sehingga tidak ada kemungkinan cacat, setelah mendapat ijin dari Direksi. Bagian struktur beton yang disangga dengan batang penyangga tidak boleh dibongkar begesting maupun tiang penyangganya sebelum elemen struktur tersebut mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri berikut bahan-bahan pelaksanaan di atasnya. Dalam

  • III - 24

    keadaan apapun bekisting tidak boleh dibongkar sebelum mencapai 14 (empat belas) hari pada beton yang memakai rawatan begesting baru boleh dibongkar setelah rawatan berakhir.

    2) Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus disiram dengan cukup air, selama minimum 1 (satu) minggu berturut-turut.

    p. Pengujian Beton Semua kubus percobaan silinder harus diuji berdasarkan JIS A 1108, BS 1881 atau PBI 1971 / SKSNI T15 1991 03. Untuk pengujian diperlukan 3 buah kubus yang diambil dari contoh dari setiap 5 m3 beton selama pengecoran. Semua kubus harus diberi tanda dengan tanggal pengecoran, nomor urut dan petunjuk petunjuk lain yang diperlukan oleh Pengawas Kegiatan Proyek/ Direksi Pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah kubus / silinder tersebut dicor. Kubus / silinder percobaan harus diuji sampai hancur karena tekanan dan harus dilakukan dibawah pengawasan (supervisi) Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas). Sepuluh dari setiap dua puluh buah kubus / silinder harus diukur berat dan kekuatan tekanannya setelah 7 (tujuh) hari dan harus dillakukan dengan disaksikan Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) dan sisanya dilakukan setelah 28 hari atau sesuai dengan perintah Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas). Detail detail lain mengenai hasil pengujian kekuatan tekan dan data- data lain seperti grade dan jumlah semen yang dipakai dan hasil analisa ayakan dari agregat dan perbandingan adukan dari bermacam macam kelas harus disampaikan kepada Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) dalam waktu 24 jam setelah penyelesaian pengujian. Setiap kubus / silinder percobaan harus dibuat dari sampel yang diambil dari salah satu adukan beton atau dari adukan yang oleh Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) : 1) Kekuatan uji tidak boleh lebih rendah dari 80% dari kekuatan standar rencana (design

    standard) yang dapat dilihat pada tabel campuran beton yang telah diberikan dan dengan probabilitas lebih dar 1/20.

    2) Kekuatan uji tidak boleh lebih rendah dari kekuatan standard rencana (design standard) dengan probabilitas .

    3) Apabila dari hasil pemeriksaan benda-benda uji seperti diuraikan dalam pasal 4.7. PBI ternyata kekuatan tekan beton karakteristik yang disyaratkan tidak tercapai, maka apabila pengecoran beton belum selesai, pengecoran tersebut segera harus dihentikan dan dalam waktu singkat harus diadakan percobaan non-destruktif pada bagian konstruksi yang kekuatan betonnya meragukan itu, untuk memeriksa kekuatan beton yang benar-benar terjadi. Untuk itu dapat dilakukan pengujian mutu beton dengan palu beton (hammer test) atau dapat diperiksa benda uji yang diambil (dibor) dari bagian konstruksi yang meragukan itu.

    4) Pada percobaan palu beton, sebelum dipakai alatnya harus dikalibrasikan dan disetujui oleh Pengawas Ahli. Pada pengambilan benda uji dari konstruksi, maka pengambilan tersebut harus sedemikian rupa hingga daya dukung dari bagian konstruksi yang meragukan tidak terlalu dipengaruhi. Tempat-tempat pengambilan dari benda uji tersebut harus oleh Pengawas Ahli.

    5) Apabila dari percobaan ini diperoleh suatu nilai kekuatan tekan beton karaktersitik yang minimal adalah ekivalen dengan 80 % dari nilai kekuatan tekan beton karaktersitik yang disyaratkan untuk bagian konstruksi ini maka bagian konstruksi tersebut dapat dianggap memenuhi syarat dan pengecoran beton yang dihentikan dapat dilanjutkan kembali. Apabila dari percobaan ini diperoleh suatu nilai kekuatan tekan beton karakteristik yang tidak memenuhi syarat diatas dan kemudian tidak diadakan percobaan beban seperti ditentukan dalam ayat (2), maka berlaku ayat (3).

    6) Apabila dari hasil percobaan non-destruktif yang ditentukan dalam ayat (1) diperoleh suatu nilai kekuatan tekan beton karaktersitik yang tidak memenuhi syarat yang ditentukan dalam ayat (1), maka dianjurkan untuk mengadakan percobaan beban langsung lebih lanjut. Percobaan ini harus dilakukan dengan penuh keahlian menurut ketentuan yang berlaku dan diisyaratkan. Apabila dari percobaan ini diperoleh suatu nilai kekuatan tekan beton karaktersitik yang minimal adalah ekivalen dengan 70 % dari nilai kekuatan tekan beton karaktersitik yang disyaratkan untuk bagian konstruksi itu, maka bagian konstruksi tersebut

  • III - 25

    dapat dianggap memenuhi syarat dan pengecoran beton yang dihentikan dapat dilanjutkan kembali. Apabila dari percobaan ini diperoleh suatu nilai kekuatan tekan beton karakteristik yang tidak memenuhi syarat diatas, maka berlaku ayat (3).

    7) Apabila dari percobaan non destruktif diperoleh suatu nilai kekuatan tekan beton karakteristik yang tidak memenuhi syarat yang ditentukan dalam ayat (1) dan (2), maka bagian konstruksi yang bersangkutan hanya dapat dipertahankan dan pengecoran beton yang dihentikan dapat dilanjutkan kembali, apabila kekuatan tekan beton yang sesungguhnya menurut hasil percobaan non-destruktif benar-benar dapat dipenuhi dengan salah satu atau kedua tindakan berikut dengan memperhatikan pasal ayat (6) : a) Mengadakan perubahan-perubahan pada rencana semula sehingga pengaruh beban

    pada bagian konstruksi tersebut dapat dikurangi. b) Mengadakan penguatan-penguatan pada konstruksi semula yang

    dipertanggungjawabkan. 8) Apabila kedua tindakan diatas tidak dapat dilaksanakan maka dengan perintah Pengawas

    Ahli, pelaksana harus segera membongkar beton dari konstruksi tersebut. q. Pemotongan Contoh Beton untuk Pengujian (Core Drill)

    Dalam hal mutu beton yang telah selesai dicor dianggap meragukan dan dalam hal hal lain dimana kubus kubus percobaan tidak memenuhi syarat pengujian seperti yang telah diutarakan di atas, maka harus dilakukan pengambilan contoh dari beton yang telah mengeras yang berbentuk silinder yang mempunyai diameter luar 100 mm untuk diuji. Peralatan dan cara pemotongan/pengambilan contoh harus disampaikan kepada Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) sebelum pelaksanaannya dan persiapan persiapan dan pengujiannya harus dilakukan sesuai dengan JIS A 1108. Jika kekuatan contoh silinder yang diambil dari beton yang telah mengeras ini lebih rendah dari persyaratan kekuatan yang diminta dan beton tidak memenuhi persyaratan persyaratan lain yang seharusnya dipenuhi, maka pekerjaan beton untuk bagian ini dianggap tidak memenuhi persyaratan. 1) Hasil Pengujian yang tidak Memenuhi Syarat

    Jika persyaratan yang ditentukan tidak dipenuhi, Penyedia harus mengambil langkah langkah untuk perbaikan seperti yang mungkin ditunjukkan oleh Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) dan sebelum pelaksanaannya. Penyedia harus menyampaikan detail pelaksanaan kepada Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) untuk mendapat persetujuannya dan harus menjamin bahwa beton yang akan dicor memenuhi persyaratan. Seluruh biaya mengenai pekerjaan perbaikan ini termasuk pengujian, peralatan pemotongan dan peralatan lain lain, menjadi tanggungan Penyedia.

    r. Peralatan Pengaduk Beton (Plant) Peralatan pengaduk beton harus sesuai baik type maupun kapasitasnya yang direncanakan khusus untuk tujuan tersebut. Kemampuan peralatan pembuat beton ini harus memenuhi persyaratan teknis yang telah disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas). Waktu pengadukan harus lebih dari 1.5 menit dalam hal penggunaan pengaduk yang dapat dimiringkan (tikting mixer) dan lebih dari satu menit dalam penggunaan forced mixer. Jika waktu pengoperasian mixer harus segera dihentikan, tidak boleh dilakukan penambahan bahan lagi ke dalam mixer sampai seluruh beton dikeluarkan dan dibersihkan. Jika Penyedia menganggap lebih cocok untuk menggunakan mixer yang lebih kecil untuk pekerjaan khusus atau bagian bagian pekerjaan yang jauh letaknya, maka hal ini dapat disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) asal mixer yang lebih kecil ini juga dilengkapi dengan alat timbangan. Dalam keadaan biasa pengadukan beton dengan mempergunakan tangan tidak diizinkan. Tapi bila jumlah beton yang dicor sedikit atau pada bagian pekerjaan yang dianggap kurang penting, pengadukan dapat dilakukan dengan tangan, hal mana sepenuhnya tergantung kepada pertimbangan Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas).

    s. Pengangkutan Semua beton yang baru diaduk dan semua spesi harus diangkut secepat mungkin dari mixer agar dijamin bahwa tidak akan terjadi bleeding atau segregasi dari campuran agregat dan slump akan sesuai dengan harga harga yang ditentukan. Jika dipergunakan kereta dorong atau trollry maka

  • III - 26

    harus dibuat tempat jalannya yang rata agar beton tidak bersegregasi selama diangkut. Pemompaan beton dapat diizinkan jika Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) menyetujuinya. Setiap perubahan perbandingan untuk campuran yang dianggap perlu dilakukan agar beton dapat dipompa harus dilaksanakan oleh Penyedia dan sepenuhnya menjadi tanggungannya. Tempat pengadukan yang terapung (floating) atau truk pengaduk akan dipakai utuk pengangkutan beton yang dipergunakan pada pekerjaan pekerjaan maritim dan cara pengangkutannya harus disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas).

    t. Penempatan dan Pemadatan Sebelum pekerjaan beton dimulai, penulangan atau barang barang lain yang harus berada didalam beton, harus dibersihkan dari semua macam kotoran. Semua cetakan dan pengatur jarak harus diperiksa dengan teliti dan ruang yang akan diisi beton harus betul betul dibersihkan. Pekerjaan pengecoran di bagian manapun dari pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum persiapan persiapannya disetujui dan izin pengecoran diberikan oleh Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas). Pengecoran harus selalu diawasi langsung oleh mandor atau (foreman) yang berpengalaman. Penyedia harus memberitahukan kepada Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) bila akan mengecor dengan mengajukan request yang telah disetujui Pengawas Teknik. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga dalam satu bagian pekerjaan, permukaannya rata. Penempatan didalam lapisan lapisan horisontal tidak boleh melebihi tebal 40 cm (setelah dipadatkan), kecuali ditentukan lain oleh Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas). Pengecoran beton harus dilakukan terus menerus antara tempat sambungan yang direncanakan atau disetujui tanpa terhenti termasuk waktu makan. Jika dipakai corong corong untuk mengalirkan beton, maka kemiringan harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi dan harus disediakan selang selang penyemprot atau pelat pelat peluncur agar tidak terjadi segregasi selama pengecoran. Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m. Kecepatan pengecoran harus sedemikian rupa sehingga tebal beton tidak kurang dari 0,5 m per jam dan tidak lebih dari 1,5 m, kecuali disetujui lain oleh Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas). Semua beton harus dipadatkan dengan mempergunakan vibrator yang digerakkan dengan tenaga listrik (immersion type vibrator) yang baik type maupun cara kerjanya disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas). Vibrator yang disediakan harus cukup jumlah, ukuran dan kapasitasnya dan sesuai dengan banyaknya beton yang akan dicor, ukuran ukuran beton dan penulangan. Vibrator ini harus dapat bekerja dengan baik didalam acuan dan sekeliling penulangan dan barang barang lain yang diletakkan didalamnya tanpa harus memindahkan. Penggetaran yang berlebihan (overvibration) yang menyebabkan segregasi, permukaan yang keropos atau kebocoran melalui acuan harus dihindarkan.

    u. Siar Dilatasi Beton harus dicor secara kontinu sampai pada siar dilatasi, letak dan pengaturannya ditunjukkan dalam gambar gambar atau seperti yang disetujui Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas). Apabila siar dilatasi harus dibuat diluar yang ditunjukkan oleh ganbar, karena kerusakan mesin pengaduk beton atau keadaan yang tidak terduga, harus dibuat bulk-head sedemikian sehingga arahnya tegak lurus arah tegangan tegangan utama. Apabila letaknya berdekatan dengan tumpuan atau lokasi yang dianggap oleh Direksi Teknis (Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas) tidak dikehendaki, maka pengecoran harus dihentikan dan beton baru tersebut harus dibongkar sampai tempat yang dianggap baik. Posisi dan pengaturan siar-siar ini harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, dimana: - Siar dalam kolom sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin dengan bidang bawah dari balok

    tertinggi - Siar dalam Balok dan Pelat ditempatkan pada tengah-tengah bentang - Siar Vertikal dalam dinding supaya dihindarkan - Siar harus dibuat sekecil mungkin dan atas persetujuan Konsultan Pengawas. Permukaan Siar harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian bubur semen (grout) yang tipis dilapiskan