28
Rumah Pompa Perapen BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 1 SPESIFIKASI TEKNIS Nama Kegiatan : Pembangunan, Penyediaan Dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Pematusan Kode Kegiatan : 1.03.28.0024 Nama Paket Pekerjaan : Pengadaan Pompa Banjir Type 3 ( PA. Perapen) Lokasi Anggaran : Kota Surabaya Sumber Dana : APBD Pemerintah Kota Surabaya Tahun Anggaran : 2015 Priode Lelang : Tahap 11 (Sebelas) 1.1. SYARAT-SYARAT TEKNIS 1.1.1. NAMA DAN LOKASI PEKERJAAN Nama proyek dari pekerjaan ini adalah : “Pengadaan dan Pemasangan Pompa Banjir ( 2 m3/detik ) di Rumah Pompa Perapen (1 Unit) 1.1.2. LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan Pembangunan Instalasi Pompa Banjir sebagai upaya untuk mengurangi Debit Banjir yang diakibatkan oleh genangan air hujan. Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi : a. Pekerjaan Persiapan b. Pekerjaan Sipil c. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal (sesuai daftar kuantitas) 1.1.3. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak. 1.1.4. TENAGA KERJA Tenaga kerja yang digunakan Kontraktor hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli/ terlatih dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai ketentuan atau petunjuk Direksi Pekerjaan. 1.1.5. SATUAN UKURAN Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam Spesifikasi ini serta yang digunakan didalam pekerjaan adalah standar SNI. 6.1.6. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh Kontraktor. Orang-orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh Direksi, atau Kontraktor akan menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan tersebut. 1.1.7. MOBILISASI a. Kegiatan Mobilisasi Kegiatan mobilisasi meliputi hal sebagai berikut : Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan Kontraktor dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan. Mobilisasi dan pemasangan peralatan yang didasarkan atas peralatan yang diserahkan dalam penawaran dari suatu lokasi tertentu atau dari pelabuhan bongkar di Indonesia ke tempat yang digunakan sesuai ketentuan Kontrak. Pembangunan dan pemeliharaan pangkalan, termasuk kantor- kantor, tempat tinggal, bengkel-bengkel, gudang-gudang dan sebagainya. Bangunan ini akan tetap menjadi milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan proyek selesai. Pengadaan dan pemeliharaan peralatan lapangan seperti tercantum Spesifikasi ini. Peralatan ini akan tetap menjadi milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan Proyek selesai.Pekerjaan harus termasuk pula pekerjaan demobilisasi dari daerah kerja yang dilaksanakan oleh pihak Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh instalasi-instalasi, peralatan dari tanah milik Pemerintah, dan Pihak Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan

5.Spektek Pompa Prapen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Spektek Pompa Prapen

Citation preview

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 1

    SPESIFIKASI TEKNIS

    Nama Kegiatan : Pembangunan, Penyediaan Dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Pematusan

    Kode Kegiatan : 1.03.28.0024

    Nama Paket Pekerjaan : Pengadaan Pompa Banjir Type 3 ( PA. Perapen)

    Lokasi Anggaran : Kota Surabaya

    Sumber Dana : APBD Pemerintah Kota Surabaya

    Tahun Anggaran : 2015

    Priode Lelang : Tahap 11 (Sebelas)

    1.1. SYARAT-SYARAT TEKNIS

    1.1.1. NAMA DAN LOKASI PEKERJAAN

    Nama proyek dari pekerjaan ini adalah : Pengadaan dan Pemasangan Pompa Banjir ( 2 m3/detik ) di Rumah

    Pompa Perapen (1 Unit)

    1.1.2. LINGKUP PEKERJAAN

    Pekerjaan Pembangunan Instalasi Pompa Banjir sebagai upaya untuk mengurangi Debit Banjir yang diakibatkan oleh

    genangan air hujan.

    Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :

    a. Pekerjaan Persiapan

    b. Pekerjaan Sipil

    c. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal (sesuai daftar kuantitas)

    1.1.3. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

    Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Direksi

    Pekerjaan tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.

    1.1.4. TENAGA KERJA

    Tenaga kerja yang digunakan Kontraktor hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli/ terlatih dan berpengalaman pada

    bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai ketentuan atau petunjuk Direksi Pekerjaan.

    1.1.5. SATUAN UKURAN

    Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam Spesifikasi ini serta yang digunakan didalam pekerjaan adalah standar

    SNI.

    6.1.6. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN

    Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuk,

    maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh

    Kontraktor.

    Orang-orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh Direksi, atau Kontraktor akan

    menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan tersebut.

    1.1.7. MOBILISASI

    a. Kegiatan Mobilisasi

    Kegiatan mobilisasi meliputi hal sebagai berikut :

    Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan Kontraktor dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan. Mobilisasi

    dan pemasangan peralatan yang didasarkan atas peralatan yang diserahkan dalam penawaran dari suatu lokasi

    tertentu atau dari pelabuhan bongkar di Indonesia ke tempat yang digunakan sesuai ketentuan Kontrak.

    Pembangunan dan pemeliharaan pangkalan, termasuk kantor- kantor, tempat tinggal, bengkel-bengkel, gudang-gudang

    dan sebagainya. Bangunan ini akan tetap menjadi milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan proyek selesai.

    Pengadaan dan pemeliharaan peralatan lapangan seperti tercantum Spesifikasi ini. Peralatan ini akan tetap menjadi

    milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan Proyek selesai.Pekerjaan harus termasuk pula pekerjaan demobilisasi

    dari daerah kerja yang dilaksanakan oleh pihak Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh

    instalasi-instalasi, peralatan dari tanah milik Pemerintah, dan Pihak Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 2

    pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja, sehingga kondisinya sama dengan keadaan sebelum

    Pekerjaan dimulai.

    b. Waktu Mobilisasi

    Mobilisasi dan Demobilisasi dari seluruh mata pekerjaan diatas harus diselesaikan sesuai dengan jangka waktu

    pelaksanaan pekerjaan.

    1.1.8. PENGATURAN LALU LINTAS

    a. Lalu Lintas Proyek

    1. Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor diharuskan mematuhi dan mentaati ketentuan dan peraturan lalu

    lintas pada lokasi, sejauh pekerjaannya mempengaruhi kelancaran lalu lintas. Dalam hal ini Kontraktor diharuskan

    mendapatkan pengarahan dan pedoman dari instansi setempat yang berwenang.

    2. Penggunaan jalan dan jembatan umum harus diatur sedemikian rupa agar gangguan lalu lintas dan kerusakan

    yang timbul sebagai akibatnya dijaga sekecil mungkin. Perbaikan kerusakan terhadap jalan, jembatan, gorong-

    gorong yang diakibatkan oleh lalu lintas proyek dibebankan pada Kontraktor dan harus disetujui Direksi.

    b. Pengalihan Arus Lalu Lintas dan Pembuatan Jalan Darurat

    1. Kontraktor diharuskan membuat rencana khusus untuk setiap sub proyek sehubungan dengan pengaturan arus lalu

    lintas dalam menunjang kelangsungan pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan yang menuntut dialihkannya arus lalu

    lintas untuk sementara waktu harus mendapat persetujuan Direksi.

    2. Kontraktor diharuskan membuat jalan dan jembatan darurat apabila arus lalu lintas tidak dapat dialihkan ke jalan

    umum lainnya yang ada.

    3. Konstruksi dari jalan dan jembatan darurat harus setaraf dengan kelas jalan yang akan ditutup untuk keperluan

    proyek dan harus selesai sebelum arus lalu lintas dialihkan.

    4. Pemeliharaan jalan darurat adalah tanggung jawab Kontraktor sampai pengaturan arus lalu lintas dikembalikan

    seperti semula.

    c. Pengaturan Pengangkutan Alat-alat Berat dan Bahan Konstruksi

    1. Pengangkutan alat-alat berat ke dan dari lokasi proyek harus diatur sedemikian rupa agar beban total dari

    kendaraan yang mengangkut alat-alat berat tersebut tidak melampaui kapasitas jalan/ jembatan yang dilalui. Untuk

    itu alat-alat berat yang dimaksud harus diuraikan menjadi beberapa bagian untuk kemudian diangkut beberapa kali.

    Ketentuan yang sama juga berlaku untuk pengangkutan bahan-bahan konstruksi.

    2. Apabila Direksi memandang perlu, maka Kontraktor diharuskan meminta pengawalan dari instansi yang berwenang.

    d. Rambu-rambu Sementara

    Kontraktor diharuskan menyediakan, membuat, memasang dan menempatkan rambu- rambu lalu lintas sementara

    pada lokasi dan posisi penting termasuk rintangan-rintangan di sekitar lokasi proyek. Penempatannya harus dengan

    persetujuan polisi lalu lintas atau instansi lain yang berwenang.

    Bentuk dan ukuran huruf serta susunan kalimat pada rambu dan rintangan harus jelas, mudah dimengerti oleh setiap

    pengendara kendaraan dan pada setiap cuaca gelap dan malam hari harus diberi penerangan. Apabila pekerjaan telah

    dinyatakan selesai oleh Direksi, Kontraktor diharuskan menyingkirkan semua rambu-rambu dan rintangan-rintangan

    sementara yang tidak diperlukan lagi yang selama pelaksanaan dipergunakan untuk pengaturan lalu lintas di sekitar

    lokasi proyek.

    e. Pengaturan Pemindahan Jaringan Pipa dan Kabel

    1. Yang termasuk dalam istilah pipa dan kabel adalah pipa distribusi air bersih PDAM, pipa gas, kabel listrik, kabel

    telpon dan lainnya yang pemasangan jaringannya tertanam dan terletak di bawah permukaan tanah.

    2. Semua pipa dan kabel yang termasuk dalam kategori (a) diatas dan yang sudah tidak berfungsi lagi serta jalurnya

    melintasi dan menghalangi aliran air dalam saluran harus disingkirkan atau dipotong sesuai petunjuk Direksi.

    3. Biaya penggantian dan perbaikan atas kerusakan terhadap pipa dan kabel yang masih berfungsi sebagai akibat

    dari kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya adalah menjadi beban Kontraktor sepenuhnya.

    4. Apabila dalam rangka pekerjaan penggalian saluran baru atau penggalian memperdalam dasar saluran lama

    ditemui lintasan pipa dan kabel yang masih berfungsi, maka Direksi dan Kontraktor menghubungi instansi yang

    mengelola jaringan tersebut untuk menentukan biaya pemindahan jalur pipa atau kabel yang dimaksud untuk

    dialihkan dibawah dasar saluran rencana.

    5. Direksi berhak menunjuk seorang ahli yang akan memberi pengarahan dan mengawasi semua pekerjaan instalasi

    dalam rangka pemindahan dan pengalihan jalur atau lintasan pipa dan kabel.

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 3

    1.2. PEKERJAAN PERSIAPAN

    1.2.1. PEMBERSIHAN LAPANGAN

    Sebelumnya pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari pepohonan, semak belukar, sisa-sisa

    bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan semua material tersebut harus dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan

    petunjuk Direksi Pekerjaan.

    Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa-sisa semua

    material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali.

    1.2.2. PENGUKURAN DI LAPANGAN

    Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran di lapangan sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, selama

    pelaksanaan pekerjaan dan setelah pekerjaan selesai semua dilaksanakan atau akhir pekerjaan finishing.

    Pedoman utama pelaksanaan pekerjaan pengukuran di lapangan, adalah patok beton yang merupakan titik tetap

    utama ("Bench Mark") yang akan ditentukan oleh Direksi pekerjaan.

    Kontraktor diwajibkan memasang tambahan 2 (dua) buah patok beton, yang akan dijadikan sebagai titik bantu

    utama, diletakkan diujung awal dan ujung akhir dari lokasi rencana bangunan, dan tidak boleh terusik atau rusak atau

    berubah posisinya secara langsung maupun tidak langsung selama pelaksanaan pekerjaan.

    Patok beton yang merupakan titik bantu utama, posisi elevasi, koordinat maupun absisnya, harus diikat secara

    sempurna dengan patok beton titik utama.

    Patok beton sebagai titik bantu utama, harus mempunyai ukuran : 20 x 20 cm, dan panjang 100 cm serta harus

    tertanam sedalam 50 cm

    Semua data, gambar sketsa pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran sebelum dimulainya pelaksanaan

    pekerjaan, harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan, dan selanjutnya dipakai sebagai pedoman untuk penggambaran rencana

    gambar pelaksanaan ("Construction Drawing").

    Selama masa pelaksanaan, semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan,

    dan dari waktu ke waktu selama masa pelaksanaan pekerjaan akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan prestasi hasil

    pelaksanaan pekerjaan.

    Setelah semua pekerjaan selesai, Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran akhir dari hasil pelaksanaan

    pekerjaan. Semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan dan dipergunakan

    sebagai dasar acuan guna mempersiapkan gambar purna bangun (As built Drawing)

    Pada hal-hal khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan, Direksi pekerjaan sewaktu-waktu

    berwenang dan berhak memberikan instruksi kepada Kontraktor, dan Kontraktor harus bersedia untuk melaksanakan

    pengukuran tertentu yang sifatnya sebagai check berkala atau stick proff, misalnya kedalaman pondasi, batas pembebasan

    tanah dan lain sebagainya.

    Pada saat penyerahan gambar purna bangun, Kontraktor harus menyerahkan data dan perhitungan hasil

    pengukuran yang sudah disyahkan oleh Direksi pekerjaan.

    Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor serta

    sudah harus diperhitungkan termasuk "Overhead" pada analisa harga satuan pekerjaan.

    1.2.3. PEMATOKAN DAN BOUWPLANK

    Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus melaksanakan pematokan dan pemasangan bouwplank

    sesuai petunjuk Direksi.

    Bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan harus dibuat selebar pondasi saluran.

    Patok dan bouwplank harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak bergerak serta harus dijaga agar tidak rusak /

    hilang selama pelaksanaan pekerjaan.

    Elevasi yang tercantum dalam bouwplank dan patok akan menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan baik dalam

    penentuan lebar saluran, tinggi saluran maupun tebal pasangan/konstruksi lainnya.

    1.2.4. KANTOR LAPANGAN/RUANG DIREKSI, BARAK KERJA

    1. Kontraktor diwajibkan menyediakan kantor lapangan untuk dipergunakan oleh Direksi selama pelaksanaan pekerjaan,

    transportasi lapangan dan alat komunikasi.

    Kontraktor diwajibkan membuat barak kerja untuk para pelaksana lapangan dan gudang material tempat menyimpan

    bahan material serta alat-alat yang akan dan sedang dipakai selama pelaksanaan pekerjaan.

    Barak kerja dan gudang material harus dipelihara dan dijaga sehingga bahan material yang akan dipakai tidak rusak

    saat akan digunakan.

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 4

    Semua sarana administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan seperti gambar-gambar kerja, buku laporan

    kemajuan phisik, data cuaca, buku saran direksi, buku tamu, photo-photo pelaksanaan dan lain sebagainya harus selalu

    ada dan dipelihara serta disimpan secara baik di Kantor Lapangan.

    Semua sarana administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan, harus diserahkan kepada Direksi pekerjaan

    setelah semua pekerjaan selesai seluruhnya.

    Bentuk, ukuran, lokasi serta tata ruang barak kerja dan gudang material harus dipersiapkan oleh Kontraktor dalam

    bentuk gambar rencana dan dikonsultasikan kepada Direksi pekerjaan.

    2. Syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi untuk pembuatan gudang, barak dan kantor lapangan adalah menyediakan

    sarana sanitasi air bersih, sambungan listrik, alat pemadam api dan kotak pertolongan pertama.

    Pemeliharaan, kebersihan dan keamanan gudang, barak serta kantor lapangan merupakan tanggung jawab Kontraktor.

    Tempat kosong untuk parkir kendaraan proyek harus disediakan disekitar kantor lapangan.

    Pada saat pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai, gudang, barak dan kantor lapangan harus dibongkar oleh

    Kontraktor atas biaya sendiri.

    Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah

    harus diperhitungkan termasuk "Overhead" pada analisa harga satuan pekerjaan.

    1.2.5. PAPAN NAMA DAN ADMINISTRASI

    Kontraktor diwajibkan membuat papan nama kegiatan proyek yang dilaksanakan dan dipasang dilokasi yang bisa

    dengan mudah terbaca untuk umum, ukuran papan nama 1.20 m x 1.80 m, dengan tulisan sesuai petunjuk Direksi pekerjaan

    (lihat lampiran 1).

    Sarana administrasi yang berupa dokumen kontrak termasuk kelengkapannya, dokumen addendum jika diperlukan,

    dokumen amandemen jika diperlukan dan lampiran lainnya, sejak mulai proses pelelangan pekerjaan sampai selesainya

    pelaksanaan pekerjaan, termasuk penggandaan dokumen kontrak beserta kelengkapan pendukung lainnya sebanyak 24

    (dua puluh empat) copy, sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.

    Sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja dari Pemilik Pekerjaan sampai selesainya pelaksanaan pekerjaan,

    Kontraktor diwajibkan membuat :

    - Laporan harian prestasi pelaksanaan pekerjaan ;

    - Laporan mingguan prestasi pelaksanaan pekerjaan ;

    - Laporan bulanan prestasi pelaksanaan pekerjaan ;

    - Laporan dan perhitungan hasil test laboratorium ;

    Isi laporan-laporan tersebut meliputi :

    - Tenaga kerja yang bekerja ;

    - Peralatan yang dipakai ;

    - Data cuaca dilokasi proyek ;

    - Teknis pekerjaan yang dilaksanakan dari waktu ke waktu dan lain-lain.

    Semua laporan tersebut harus mendapat pengesahan dari pengawas pekerjaan dan Direksi pekerjaan untuk laporan

    harian, laporan mingguan, bulanan serta laporan hasil test dan perhitungan laboratorium.

    Guna mengevaluasi kemajuan prestasi pelaksanaan pekerjaan lapangan pada awal sebelum dimulainya pekerjaan

    Kontraktor diwajibkan membuat schedule waktu pelaksanaan pekerjaan secara detail yang meliputi :

    - Waktu kegiatan masing-masing jenis pekerjaan

    - Volume masing-masing jenis pekerjaan

    - Bobot masing-masing jenis pekerjaan

    - Target rencana pelaksanaan tiap minggu (% bobot)

    - Target rencana komulatif pelaksanaan tiap minggu (% bobot)

    - Kolom prestasi pelaksanaan tiap minggu (% bobot)

    - Kolom prestasi komulatif pelaksanaan tiap minggu (% bobot)

    - Keterangan lainnya yang diperlukan.

    Rencana kerja tersebut harus disetujui Pengawas dan Direksi dan serahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari dari

    saat penunjukan pemenang.

    Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta

    sudah harus diperhitungkan termasuk "Overhead" pada analisa harga satuan pekerjaan.

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 5

    1.2.6. GAMBAR-GAMBAR YANG HARUS DIPERSIAPKAN OLEH KONTRAKTOR

    1.2.6.1.Umum

    Pelaksanaan pengukuran awal oleh Kontraktor yang dilaksanakan sejak diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja dari

    Pemilik Pekerjaan, dimaksud untuk mendapatkan gambaran kondisi lapangan sesungguhnya dibandingkan dengan gambar

    yang diterima oleh Kontraktor dari Pemilik Pekerjaan.

    Data dan hasil pengukuran awal oleh Kontraktor yang telah disahkan dan disetujui oleh Direksi pekerjaan tersebut,

    akan menjadi acuan dan dasar pembuatan gambar-gambar selama waktu pelaksanaan sampai selesai pekerjaan.

    Gambar-gambar hasil pengukuran awal tersebut diatas, akan merupakan dasar pokok kesepakatan bersama antara

    Kontraktor dan Pemilik Pekerjaan untuk menghitung volume dari masing-masing jenis pekerjaan yang harus dan telah

    dilaksanakan oleh Kontraktor, serta yang harus dibayar oleh Pemilik Pekerjaan.

    Semua gambar-gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor, harus bisa memberikan secara jelas hal-hal yang

    berkaitan dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang meliputi antara lain :

    - Bentuk tiap jenis bangunan yang akan dikerjakan.

    - Elevasi muka tanah asli dan masing-masing bangunan.

    - Dimensi bangunan pelengkap.

    - Jenis serta komposisi material yang dipergunakan.

    - Rencana garis galian pondasi

    - Hal-hal lain sesuai petunjuk Direksi pekerjaan.

    Adapun gambar-gambar yang harus dipersiapkan oleh Kontraktor meliputi antara lain :

    - "Construction Drawing" atau " Working Drawing".

    - "Shop Drawing".

    - "As Build Drawing".

    Semua gambar-gambar tersebut diatas, baru bisa dipakai sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dan acuan

    dasar perhitungan volume pekerjaan sesungguhnya, apabila sudah mendapat persetujuan dan disyahkan oleh Pemilik

    Pekerjaan.

    1.2.6.2. "Construction Drawing" atau "Working Drawing"

    "Construction Drawing" atau "Working Drawing" adalah gambar rencana bangun yang telah disesuaikan dengan

    kondisi lapangan sesungguhnya dan telah disetujui dan disyahkan oleh Pemilik Pekerjaan.

    Semua dimensi bangunan, jenis serta komposisi jenis material dan rencana elevasi posisi dan kedudukan dari

    masing-masing jenis bangunan yang tergambar pada "Construction Drawing" atau "Working Drawing" harus mengacu dan

    didasarkan pada "Design Drawing" yang diberikan oleh Pemilik Pekerjaan.

    Apabila karena kondisi dan situasi lapangan yang sesungguhnya, sehingga mengakibatkan perlu adanya

    penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan kedudukan bangunan, maka Kontraktor harus konsultasi dan mendapatkan

    persetujuan terlebih dahulu dari Pemilik Pekerjaan. Atas dasar persetujuan Pemilik Pekerjaan, jika ada penyesuaian

    dimensi, elevasi posisi dan kedudukan bangunan, maka kondisi terakhir rancang bangun yang telah disepakati bersama,

    disetujui dan disyahkan Pemilik Pekerjaan adalah yang mengikat pada kondisi awal pelaksanaan pekerjaan, dan merupakan

    dasar serta acuan utama bagi Kotraktor pada pelaksanaan pekerjaan.

    "Construction Drawing" atau "Working Drawing" yang dipersiapkan oleh Kontraktor tersebut, harus bisa memberikan

    satu gambaran rancang bangun yang akan dilaksanakan pada kondisi nyata lapangan, sehingga perlu dan harus

    dicantumkan antara lain :

    - Garis elevasi muka tanah asli hasil pengukuran awal.

    - Dimensi rencana bangunan.

    - Elevasi posisi dan kedudukan bangunan.

    - Jenis dan komposisi material yang akan dipakai dan lain-lain.

    "Construction Drawing" atau "Working Drawing" yang disyahkan oleh Pemilik Pekerjaan, dipakai sebagai dasar dan

    acuan perhitungan volume awal saat akan dimulainya pelaksanaan pekerjaan atau "Mutual Check" pada kondisi

    pelaksanaan 0 %.

    Kontraktor wajib membuat copy "Construction Drawing" atau "Working Drawing" sebanyak minimum 5 (lima) copy,

    dengan distribusi dua copy untuk Direksi pekerjaan dan pengawas, satu copy untuk arsip Kontraktor dan satu copy serta

    gambar aslinya harus diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan.

    Selama waktu pelaksanaan pekerjaan dari waktu ke waktu, dimungkinkan adanya penyesuaian pelaksanaan karena

    kondisi lapangan "Engineering Adjusment", atau perubahan desain "Revised Design", semuanya bisa mengakibatkan

    perubahan volume pelaksanaan pekerjaan menjadi bertambah atau kurang.

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 6

    Untuk kondisi "Engineering Adjusment", tidak diperlukan adanya gambar baru yang disyahkan oleh Pemilik

    Pekerjaan, namun Kontraktor wajib memberikan laporan tertulis serta sketsa penyesuaian guna mendapatkan persetujuan

    dari Direksi pekerjaan dan tembusan kepada Pemilik Pekerjaan.

    Sedang pada kondisi perubahan desain "Revised Design", Pemilik Pekerjaan secara resmi akan memberikan gambar

    perubahan desain yang telah disahkan oleh Pemilik Pekerjaan kepada Kontraktor secara administratif dalam bentuk

    "Variation Order".

    Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan "Construction Drawing" atau "Working Drawing" termasuk

    penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah harus

    diperhitungkan termasuk "Overhead" pada analisa harga satuan pekerjaan.

    1.2.6.3. "Shop Drawing"

    Apabila pada konstruksi bangunan yang akan dikerjakan, ada unit bangunan yang harus dikerjakan pembuatannya

    diluar areal proyek, dan karena sifat kekhususannya harus dan terpaksa dikerjakan oleh Sub-Kontraktor, maka sebelumnya

    Sub-Kontaktor yang bersangkutan diharuskan membuat dan menyerahkan gambar rencana bentuk unit bangunan tersebut,

    lengkap dengan perhitungan konstruksinya.

    "Shop Drawing" yang disiapkan oleh Sub-Kontraktor tersebut, harus diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan, diperiksa,

    dikoreksi apabila perlu, dan untuk selanjutnya disyahkan oleh Pemilik Proyek.

    Gambar unit bangunan atau "Shop Drawing" tersebut harus secara lengkap memuat :

    - Bentuk unit bangunan serta dimensinya.

    - Material yang akan dipakai serta spesifikasinya.

    - List komponen unit bangunan yang memuat :

    a. panjang lebar, tebal komponen unit bangunan

    b. berat persatuan komponen unit bangunan

    c. Jumlah komponen unit bangunan dan lain-lain.

    Gambar dan list pekerjaan pembuatan dan pemasangan tulangan konstruksi termasuk dalam kategori "Shop

    Drawing".

    Kontraktor wajib membuat copy "Shop Drawing" sebanyak minimum 5 (lima) copy, dengan distribusi dua copy untuk

    Direksi pekerjaan dan pengawas, satu copy dipasang di barak kerja, satu copy untuk arsip Kontraktor dan satu copy serta

    gambar aslinya harus diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan.

    Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan "Shop Drawing" termasuk penggandaannya sebanyak 5 (lima)

    copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk "Overhead"

    pada analisa harga satuan pekerjaan.

    1.2.6.4. "As Build Drawing"

    Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai gambar pelaksanaan, berikut pekerjaan tambah atau kurang

    berdasarkan "Variasi Order" yang diberikan oleh Pemilik Pekerjaan, dan Kontraktor telah melakukan pengukuran ulang akhir

    pekerjaan, maka Kontraktor diwajibkan membuat gambar purna bangun atau "As Build Drawing".

    Gambar purna bangun atau "As Build Drawing" tersebut, harus lengkap berisi antara lain :

    - Garis elevasi muka tanah yang sekarang ada.

    - Dimensi dan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan.

    - Elevasi posisi dan kedudukan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan.

    - Jenis material dan komposisi yang telah dipergunakan.

    Gambar purna bangun yang telah selesai tersebut harus diserahkan Kontraktor kepada Direksi pekerjaan untuk

    diperiksa dan disetujui, selanjutnya diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan guna mendapatkan pengesahan dari Pemilik

    Pekerjaan.

    Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Kontraktor atau yang "mutual ckeck" volume

    pekerjaan 100%, semua mengacu dan didasarkan pada gambar purna bangun yang telah disyahkan oleh Pemilik

    Pekerjaan, dan merupakan volume akhir yang akan dibayar oleh Pemilik Pekerjaan kepada Kontraktor.

    Kontraktor wajib membuat copy "As Build Drawing" sebanyak 5 (lima) copy, dengan distribusi dua copy untuk Direksi

    pekerjaan dan pengawas, 3 (tiga) copy serta gambar aslinya untuk diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan, termasuk data

    dan perhitungan hasil pengukuran akhir sebagai pendukungnya.

    Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan "As Build Drawing" termasuk penggandaannya sebanyak 5

    (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk

    "Overhead" pada analisa harga satuan pekerjaan.

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 7

    1.3. SARANA UTAMA PENUNJANG PEKERJAAN

    1.3.1. PHOTO DOKUMENTASI

    Sejak awal akan mulai melaksanakan pekerjaan, selama masa pelaksanaan pekerjaan dan pada akibat pelaksanaan

    pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk

    photo dokumentasi.

    Photo dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus bisa memberikan gambaran secara lengkap dan

    menyeluruh mengenai kegiatan pelaksanaan pekerjaan sejak dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan, sehingga

    secara kronologi bisa merupakan satu gambaran tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut.

    Photo dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda atau sesuai dengan pengarahan

    Direksi pekerjaan, dan sudah harus bisa memberikan gambaran secara garis kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan.

    Photo dokumentasi tersebut, pelaksanaan pengambilannya dilakukan pada kondisi tahap kegiatan pelaksanaan

    pekerjaan :

    - saat awal sebelum mulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan 0%

    - saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 25%

    - saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50%

    - saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 75%

    - saat selesai pelaksanaan pekerjaan atau prestasi 100%

    Photo dokumentasi tersebut, selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos, masing-masing rangkap 5 (lima), dengan

    distribusi 1 (satu) copy dipasang dibarak kerja dan 4 (empat) copy lainnya ditata rapi pada album photo dan diserahkan

    kepada Pemilik Pekerjaan.

    Pada saat pengambilan photo dokumentasi akhir pelaksanaan pekerjaan, disamping cetakan ukuran kartu pos

    sebanyak 4 (empat) copy, Kontraktor juga diwajibkan menyerahkan tambahan 3 (tiga) copy ukuran 11 R, diberi bingkai,

    sedangkan pengambilan photo dokumentasinya dari 1 (satu) titik lain yang berbeda lokasi, dan akan ditentukan oleh Direksi

    pekerjaan.

    Disamping photo dokumentasi utama tersebut, atas permintaan Direksi pekerjaan Kontraktor bisa melaksanakan

    pengambilan photo dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan lainnya yang dianggap berguna dan cukup mempunyai

    nilai penting untuk didokumentasikan.

    Pada saat penyerahan photo dokumentasi, Kontraktor juga harus menyerahkan negatif film, ditata menurut urutan

    photo dokumentasi yang diserahkan.

    Semua biaya yang timbul akibat pembuatan photo dokumentasi tersebut sepenuhnya menjadi beban dan tanggung

    jawab Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk "Overhead" pada analisa harga satuan pekerjaan.

    1.3.2. JALAN KERJA

    Untuk menuju ke lokasi pekerjaan, mengangkut bahan material yang akan dipakai, dan transportasi pembuangan

    bahan material tidak terpakai keluar lokasi pekerjaan, dan pemeriksaan berkala Direksi pekerjaan atau Pemberi Pekerjaan

    serta keperluan lainnya, Kontraktor diwajibkan menyiapkan atau membuat jalan kerja yang layak guna kegiatan tersebut

    diatas untuk menunjang dan memperlancar pelaksanaan pekerjaan.

    Jalan kerja yang dimaksud, bisa mempergunakan jalan kampung atau jalan desa yang sudah ada kemudian

    ditingkatkan kapasitas pelayanan tingkat jalannya, atau mempergunakan lahan penduduk yang disewa selama jangka waktu

    pelaksanaan pekerjaan.

    Pada kondisi dan dalam hal tertentu serta berdasarkan pertimbangan Pemilik Pekerjaan, skala pekerjaan jalan kerja

    dianggap cukup besar dan dominan, sehingga memerlukan jalan kerja yang sifatnya khusus, sarana tanah untuk keperluan

    jalan kerja bisa dipersipakan oleh Pemilik Pekerjaan, sedangkan Kontraktor melaksanakan pembuatan jalan kerja yang

    dimaksud.

    Dari waktu ke waktu selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor berkewajiban memelihara jalan kerja agar selalu

    layak dilalui sehingga tidak menimbulkan dampak lingkungan negatif pada masyarakat disekitarnya maupun masyarakat lain

    yang juga memerlukan dan melewati jalan kerja tersebut.

    Kelancaran fungsi drainase lingkungan disepanjang jalan kerja, juga yang secara langsung terpengaruh adanya jalan

    kerja, juga termasuk menjadi tanggung jawab Kontraktor dari segi pemeliharaannya.

    Pada kondisi sarana jalan kerja yang dibuat oleh Kontraktor, merupakan jalan desa atau jalan kampung yang sudah

    ada, atau lahan penduduk yang disewa sementara untuk dipergunakan sebagai sarana jalan kerja, setelah selesainya

    pelaksanaan pekerjaan Kontaktor berkewajiban mengembalikan kondisi lahan sesuai dan seperti kondisi awal sebelum

    dipergunakan.

    Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pemilik Pekerjaan tidak diperlukan adanya jalan kerja

    khusus maka, semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sarana jalan kerja ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan

    beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk "Overhead" pada analisa harga satuan pekerjaan.

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 8

    Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pemilik Pekerjaan memerlukan pembuatan satu jalan kerja khusus atau

    tersendiri atau jalan kerja baru, dan areal tanah untuk jalan kerja tersebut sudah dipersiapkan oleh Pemilik Pekerjaan, maka

    perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan pembuatan jalan kerja tersebut diatas, diperhitungkan

    dalam satuan m2, sedangkan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material

    yang dipakai, peralatan yang dipergunakan "Overhead" dan keuntungan Kontraktor.

    1.3.3. PENGERINGAN ATAU "COFFERING DAN DEWATERING"

    Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan kadang-kadang suatu saat tidak

    bisa bebas sama sekali dari adanya air.

    Pada keadaan ini, Kontaktor diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan yang akan dipakai

    sebagai kedudukan Konstruksi dari genangan air atau pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan

    akibat pengaruh air tersebut.

    Pada prinsipnya, selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan

    bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan ataupun rembesan air.

    Pekerjaan pengeringan yang dimaksud disini adalah, termasuk sistem drainase lingkungan pekerjaan, sehingga tidak

    menimbulkan dampak yang negatif terutama pada masyarakat dan lingkungan setempat.

    Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pemilik Pekerjaan tidak diperlukan adanya sistem

    pengeringan khusus maka, semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pengeringan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab

    dan beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk "Overhead" pada analisa harga satuan pekerjaan.

    Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pemilik Pekerjaan memerlukan adanya konstruksi pengeringan sifatnya

    khusus dan memerlukan penanganan tersendiri, maka perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan

    pengeringan tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) m', sedangkan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan,

    sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang dipergunakan, "Overhead" dan keuntungan

    Kontraktor.

    1.4. PEKERJAAN MEKANIKAL-ELEKTRIKAL

    1.4.1. UMUM

    1. Skope Pekerjaan

    Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan semua tenaga, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan

    sementara maupun pekerjaan pekerjaan permanen lainnya. Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan seluruh

    pekerjaan dan memeliharanya tepat sesuai dengan spesifikasi teknik dan gambar, serta seperti yang diperintahkan

    oleh Pengguna Jasa. Skope Pekerjaan Pengadaan Rumah Pompa Medokan Ayu Hilir Surabaya ini antara lain :

    Pengadaan Pompa Banjir (Drainage Pump) 4 (empat) unit dengan kapasitas masing-masing 1.5 m3/det

    beserta kelengkapannya.

    Pengadaan Pompa Lumpur (Sludge Pump) 2 (dua) unit dengan kelengkapannya

    Pengadaan Generator Set (Genset) 3 (tiga) unit dengan kelengkapannya

    Pengadaan Panel kontrol dan distribusi, Instalasi penerangan, penangkal petir dan grounding dengan

    kelengkapannya.

    Pintu Air, pintu dengan kelengkapannya.

    Kabel daya dengan kelengkapannya.

    Air bersih, air kotor, air bekas & air hujan dengan kelengkapannya.

    Mekanikal screen dengan kelengkapannya.

    2. Jadual Pengadaan Kontrak

    Jadual pengadaan yang terlampir pada dokumen pelelangan sebagai jadual referensi untuk pelaksanaan /

    pengadaan.

    3. Jadual Pelaksanaan Pengadaan

    Penyedia Jasa/Barang / Penyedia Barang/Jasa harus menggunakan jadualjadual yang telah diajukan sebagai

    dasar untuk pelaksanaan pengadaan.

    4. Tanggung Jawab Penyedia Barang/Jasa

    Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa wajib memeriksa keadaan Pompa Beserta

    Kelengkapannya dan harus mengkonsultasikan dengan Konsultan Perencanaan dan Konsultan Pengawas. Segala

    sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian Penyedia Barang/Jasa karena tidak melaksanakan pemeriksaan

    keadaan tersebut maka akibat yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Pada Keadaan

    apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Pengguna Jasa lapangan

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 9

    tidak berarti membebaskan Penyedia Barang/Jasa atas tanggung jawab pada pekerjaan sesuai dengan isi kontrak.

    5. Perintah Untuk Pelaksanaan

    Bila Penyedia Barang/Jasa tidak berada di tempat pekerjaan dimana Pengguna Jasa bermaksud untuk

    memberikan petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau

    orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh Penyedia Barang/Jasa.

    Orang-orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh Pengguna Jasa atau Penyedia

    Barang/Jasa akan menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan tersebut.

    6. Metode Pelaksanaan

    Pihak Penyedia Barang/Jasa harus melampirkan Metode Pelaksanaan pada waktu mengajukan penawaran.

    7. Wilayah Kerja

    a. Secara umum Penyedia Barang/Jasa dilarang menimbun atau menempatkan komponen di tepi jalan umum

    karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja Penyedia Barang/Jasa kecuali ada pertimbangan khusus dan

    perstujuan dari Pengguna Jasa.

    b. Di dalam pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa harus berkoordinasi dengan instansi yang terkait

    sehubungan dengan jaringan utilitas yang ada.

    8. Komponen dan Mutu Pekerjaan

    a. Semua komponen yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus terdiri dari kualitas tinggi

    sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas komponen masing-masing bagian pekerjaan. Hasil

    pekerjaan dan mutu termasuk komponen-komponen yang terpakai harus diterima dan disetujui Pengguna Jasa.

    b. Semua komponen yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam peraturan standar

    yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku adalah edisi terakhir. Untuk komponen komponen

    yang mutunya belum diatur dalam peraturan standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus

    mendapat perstujuan dari Pengguna Jasa sebelum dipergunakan.

    c. Untuk komponen-komponen yang mutunya mudah berdasarkan standart internasional. Apabila diperlukan

    Pengguna Jasa dapat meminta Penyedia Barang/Jasa untuk menunjukkan sertifikat tes dari agen, distributor

    yang menjual atau pabrik yang memproduksi komponen yang bersangkutan.

    d. Apabila diperlukan, Pengguna Jasa dapat meminta copy atau tembusan dari perintah pembelian (faktur) yang

    dipesan Penyedia Barang/Jasa kepada leveransir atau distributor pembelian komponen-komponen yang akan

    dipakai.

    e. Semua komponen yang disimpan di lokasi pengadaan harus diletakkan dan dilindungi sedemikian rupa sehingga

    tidak dapat terjadi kontaminasi atau mengalami proses lainnya yang dapat mengakibatnya rusaknya atau

    menurunnya mutu komponen-komponen tersebut.

    f. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku Penyedia Barang/Jasa dilarang menyimpan komponen-komponen

    berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan bahan kimia sedemikian rupa sehingga

    keselamatan orang dan keamanan lingkungan sekitarnya dapat dijamin.

    g. Penggunaan komponen-komponen dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman atau petunjuk dari

    pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.

    h. Pengguna Jasa berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu komponen-komponen yang diajukan oleh

    Penyedia Barang/Jasa, baik di gudang leveransir atau di lokasi pabrik atau produsen. Dalam melaksanakan

    tugasnya ahli tersebut mempunyai wewenang untuk mewakili Pengguna Jasa dalam menguji dan menilai

    komponenkomponen yang diajukan Penyedia Barang/Jasa.

    9. Standart

    Standart acuan dalam hal produksi peralatan maupun pemasangan pekerjaan harus mengacu pada standar yang

    berlaku sebagai berikut :

    Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)

    Standar Perusahaan listrik Negara (SPLN)

    Standar Industri Indonesia (SNI)

    International Electricotechnical Commission (IEC)

    National Electrical Manufacturer Association (NEMA)

    Japanese Industrial Standard (JIS)

    British Standars (BS)

    Dan lain-lain

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 10

    1.4.2. SPESIFIKASI TEKNIS

    1. Sistem Koordinasi

    a. Untuk memudahkan komunikasi teknis, Penyedia Barang/Jasa harus menempatkan seorang atau lebih pemimpin

    lapangan berpengalaman. Dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, serta mewakili

    Penyedia Barang/Jasa, menerima perintah dan petunjuk Pengguna Jasa / pengawasan lapangan dan segera

    melaksanakannya bila diperlukan. Pengawas lapangan dan segera melaksanakannya bila diperlukan.

    b. Penyedia Barang/Jasa diwajibkan membuat laporan berkala (harian / mingguan) yang memberikan gambaran

    tentang kegiatan Pengadaan Pompa Beserta Kelengkapannya. Misalnya :

    Jadwal Waktu pelaksanaan

    Kegiatan pelaksanaan

    Prestasi kegiatan fisik

    Catatan perintah / petunjuk Pengguna Jasa / pengawas lapangan yang disampaikan secara lisan

    maupun tertulis.

    Dan kegiatan pekerjaan yang dianggap perlu.

    c. Penyedia Barang/Jasa juga harus membuat dokumentasi pekerjaan yang berupa foto-foto pelaksanaan pekerjaan,

    dibuat berwarna, minimal ukuran postcard dan disusun dalam album. Foto-foto yang mengambarkan kemajuan

    pelaksanaan pekerjaan hendaknya dibuat berdasarkan petunjuk dari Pengguna Jasa dan minimal dilakukan

    sebanyak 4 (empat) kali setiap peristiwa selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.

    2. Penjagaan

    Penyedia Jasa/Barang wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menurus selama berlangsungnya

    pekerjaan atas bahan peralatan, masin dan alat-alat kerja yang disimpan ditempat kerja (gudang lapangan).

    Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas, menjadi tanggung

    jawab Penyedia Jasa/Barang.

    3. Kebersihan, Ketertiban Dan Keamanan

    a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung tempat pekerjaan sekitar bangunan, harus selalu dalam keadaan

    bersih.

    b. Peraturan-peraturan yang lain seperti ketertiban akan dikeluarkan oleh Pengguna Jasa pada waktu

    pelaksanaan.

    c. Penjagaan keamanan termasuk juga penanggulangan terhadap bahaya kebakaran yang mungkin terjadi.

    d. Penyedia Barang/Jasa harus memperhatikan hubungan dengan lingkungan tempat kerja, antara lain: tidak

    akan menyebabkan gangguan lalu lintas umum, tidak akan menganggu ketenangan penduduk/masyarakat

    disekitarnya dan tidak akan mengganggu pekerjaan dari Rekanan lain.

    4. Kecelakaan Dan Peti PPPK

    a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka Penyedia Jasa/Barang

    diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban atau para korban, serta melaporkan

    kejadian tersebut kepada instansi dan Departemen yang bersangkutan/berwenang (dalam hal ini polisi dan

    Departemen Tenaga kerja) dan mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    b. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama harus selalu ada di tempat

    pekerjaan.

    5. Lain-Lain

    a. Bagian-bagian yang termasuk dalam pekerjaan ini, yang secara teknis tidak dapat

    dipisahkan/diabaikan/dihilangkan, tetapi belum disebutkan dalam perencanaan, tetap harus dilaksanakan

    tersebut berfungsi dengan baik.

    b. Hal-hal lain yang menyangkut pelaksanaan lapangan tetapi belum disebutkan dalam peraturan ini, akan

    ditentukan lebih lanjut oleh Pengguna Jasa/pengawas lapangan.

    1.4.3. PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN INSTALASI POMPA BANJIR

    1. Lingkup Pekerjaan

    Pekerjaan ini meliputi Pengadaan & Pemasangan Instalasi Pompa berikut

    kelengkapannya dan alat bantu yang diperlukan, diantaranya : Panel Kontrol Pompa, Pipa Kolom, Pipa Buang,

    Generator Set (Genset), dan pengkabelan. Jenis dari Pompa-pompa yang akan diadakan harus dari jenis

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 11

    Submersible untuk aplikasi penanggulangan dan pengendalian banjir dan pernah teruji beroperasi dengan baik dan

    pernah terpasang di Indonesia dengan kapasitas minimum sama dengan atau lebih besar dari pompa yang akan

    diadakan. Pompa tersebut diadakan dan dipasang pada rumah pompa sebagai berikut : Pompa Banjir dengan

    kapasitas 2 m3/detik dengan kelengkapannya

    Spesifikasi Teknis Pompa Banjir

    A. Drainage Pump

    Type pompa : Mixed Flow

    Application : Flood Control

    Head minimum : 12 m

    Liquid : Saluran drainage

    Viscositas : 1 cP *

    Minimum Water Level : 2.9 m

    Temperature : Ambient deg C

    Bearing Life time : 60000 hr

    Efisiensi : 85%

    Rotation : maksimal 587 rpm

    material

    Impeller : Cast Iron GC 250 [GG25] (minimal setara)

    Stuffing box : Stainless steel sse 13 [G-X6CrNi189-1.4308 (minimal setara)

    Cable holder : Stainless steel sse 13 [G-X6CrNi189-1.4308 (minimal setara)

    Motor shaft : Stainless steel STS 410 [X10Crl3]

    Wear ring : Cast Iron GC 250 [GG25]

    Stator housing : Cast Iron GC 250 [GG25]

    Suction & Discharge

    casing

    : Cast Iron GC 250 [GG25

    Other casting parts : Cast Iron GC 250 [GG25

    Standard pengujian : ISO

    B. Elektromotor:

    Type : Squirel cage Induction motor

    Standard Design : NEMA-Design B

    Insulation Class : F

    Insulation Protection : IP 68

    Daya Tegangan : tidak lebih dari 300 kW, 3 Phase, 380 Vollt *.

    Kabel Submersibel : - Type PNCT

    - Triple compression sealing.

    - Rubber bush with grommet.

    Sistem Pendingin :

    Sistim Pendingin :Pendinginan dilakukan dengan cara mendinginkan selubung motor dengan

    menggunakan air yang lewat pada saat pompa beroperasi.

    Sistem Proteksi :

    - Sensor Thermai Protector

    - Sensor Seal Leakage

    - Sensor Moisture

    - Sensor Bearing temperature

    Lapisan Pelindung : Cat tahan karat (epoxy coating)

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 12

    Material bodi motor : Cast iron (ASTM A48, CL 30), setara

    Pipa Kolom.

    Spesification :

    1 Coloum Pipe dia 1000-1225 mm, Tbl: 10 mm,

    2 Blind Flange t : 18 mm x dia.... mm

    3 Top Flange t : 23 mm, dia.... x ... mm

    4 Base Plate t : 20 mm, ... x ... mm

    5 Plate for siftener t : 10 mm, .... x ... mm

    6 Plate for siftener t :12 mm, ... x . mm

    7 Inner Flange t : 20 mm, .... X .... mm

    8 Lifting Plate t : 20 mm, ... x ... mm

    9 Plate Cable Gland t : 24 mm, dia. ... x ... mm

    Dimana yang bertanda titik-titik menyesuaikan.

    Accessories :

    1. Anchor Bolt M 27 mm

    2. Bolt & Nut M 20 (Blind Flange)

    Corrossion Protector :

    1. Hot Dip Galvanize

    2. Discharge Pipe for Drainage Pump :

    Spesification :

    1. Pipa discharge dia. 900 mm

    2. Elbow 90

    3. Flange 900 A JIS SK

    4. Bolt & Nut M 28 (Discharge pipe)

    Corrossion Protector : Hot Dip Galvanize (300 mikron)

    b. Spesifikasi Teknis Pompa Lumpur (Sludge Pump) :

    1. Sludge Pump :

    Type : Submersible Pump

    Kapasitas : Tidak Kurang dari 0,25 m3/dt

    Head minimum : 10 m

    Liquid : Saluran drainase

    Temperature : Ambient deg C

    Jenis Impeler : Semi open

    Efisiensi : minimal 65 % pada kapasitas 0,25 m3/dt

    Rotation : maksimal 1000 rpm

    Material :

    Casing : FC250 Cast Iron (minimal setara)

    Impeller : SUS304 Stainless Steel (minimal setara)

    Shaft : SUS410 Stainless Steel (minimal setara)

    Power : tidak lebih dari 75 kW, 3 phasa, 380 VAC

    Insulation Protection : IP 68

    Corrosion Protection : Cathodic Protection (Sertificate anode method)

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 13

    Acessories :

    1. Automatic Discharge connector : dia 350 mm

    2. Guide Rail Galvanize pipe : 2,5, 5 m, scedule

    3. 15 m galvanize chain : 40 x 12 mm

    4. Anchor Bolt : M22 x 200 mm, 8 Pc

    5. Monitoring Unit System :

    Thermal Protector sensor

    Bearing Temperatore sensor

    Cable : 10 m cable

    2. Pipa Dischard (Pipa buang)

    Cast Iron Pipe

    Elbow

    Flange : 900 A JIS SK

    Bolt & Nuts : M28

    Corrosion Protection : Hot dip Galvanize (300 mikron)

    Jenis pompa air yang harus diadakan/dipasok adalah jenis pompa air celup (submersible pump), dimana dalam

    pengoperasiannya keseluruhan bagian dari unit pompa tersebut akan terendam didalam air oleh karena itu material

    konstruksi dari pompa harus terbuat dari jenis material yang tahan terhadap pengerusakkan yang disebabkan oleh

    zat-zat yang terkandung dalam air, tahan terhadap lingkungan yang korosif dan tahan terhadap gesekan material

    yang halus seperti lumpur.

    3. Konsep kerja Motor

    Konsep kerja pompa secara otomatis berdasarkan deteksi permukaan air pada bak hisap dengan menggunakan

    Water Level Control (WLC) yang diset sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Pompa yang dipasok harus

    merupakan pompa baru dan bukan pompa bekas yang telah diperbaharui (re-build). Secara terperinci

    spesifikasi pompa yang disyaratkan adalah :

    Perhitungan Head dan Power Pompa

    Total head adalah hasil penjumlahan antara Static Head dan Total Head Loss yang terjadi. Desain dari pompa

    yang akan dipasok harus mempunyai efisiensi yang terbaik (maksimum) pada kondisi titik kerja (duty point) dari

    pompa tersebut.

    A. Ketentuan Material Pompa

    Selubung pompa (Pump Body) Bahan untuk selubung pompa harus terbuat dari bahan besi cor (cast iron) dengan

    spesifikasi komposisi dari meterialnya stara ASTM A48 CL30 atau dengan kelas (grade) yang lebih tinggi serta

    harus mempunyai permukaan cor yang sempurna atau telah melalui proses dengan mesin (maching) pada bagian

    dalamnya sehingga kerja pompa dan efisiensinya menjadi baik. Hasil pengecoran tersebut harus bebas dari

    keropos dan retak serta cacat yang lain akibat dari proses pengecoran dan machining tersebut.

    B. Propeler/Impeler

    Bahan untuk bagian propeler/impeler harus terbuat dari bahan yang ulet dan tahan korosif, dengan perkataan lain

    harus terbuat dari stainless steel dengan spesifikasi komposisi materialnya setara ASTM SUS304, 198 atau dengan

    grade yang lebih tinggi. Celah antara propeler/impeler dengan selubung pompa pada bagian sisi hisap harus

    memiliki ketelitian yang tinggi yang dimaksudkan agar dengan presisinya celah tersebut dapat diharapkan efisiensi

    pompa menjadi lebih baik.

    Spesifikasi teknis propeler/impeler

    -Material : Stainless Steel ASTM SUS304,958

    -Baling-baling : Free Passege : 100 mm

    C. Poros Pompa

    Poros Pompa harus menyatu dengann motor penggeraknya, atau dengan perkataan lain merupakan satu bentuk

    kesatuan antara poros untuk propeler/impeler dengan motor. Bahan poros pompa harus terbuat dari bahan yang

    tahan korotif serta mampu menahan torsi motor penggerak dengan propeler/impeler pompa sesuai dengan

    tegangan kerja tanpa adanya defleksi yang dapat mengakibatkan poros menjadi rusak atau terpuntir. Tingkat

    ketelitian poros baik terhadap propeler/impeler atau terhadap bantalan dudukan harus cukup tinggi sehingga

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 14

    ketidakseimbangan (unbalance) pada saat pompa dioperasikan (poros berputar) dapat dihindari.

    Standard poros yang digunakan harus terbuat dari baja tahan karat atau grade yang lebih tinggi, atau untuk bahan

    stainless steel gradenya setara dengan ASTM A276, 410 atau SUS 410.

    D. Elektromotor

    Penggerak pompa (pump driven) menggunakan elektromotor type submerged electromotor dengan spesifikasi

    sebagai berikut : Type : Totally enclosed sumersible type Insulation Class : F, Design Standard : NEMA-Design B,

    IP68 Tegangan : 380 Volt, 3 fasa, 50 Hz Sistem Pendingin :Pendinginan dilakukan dengan cara mendinginkan

    selubung motor (motor casing) dengan menggunakan air yang lewat pada saat pompa beroperasi.

    Sistem Proteksi dengan Sensor panas (thermal) pada tiap fasanya

    Sensor kebocoran seal (Seal leakage)

    Sensor kelembaban (Moisture)

    Bearing Sensor Material Casing : Cast Iron : ASTM A48, CL30

    Lapisan pelindung : Cat tahan karat (epoxy coating)

    Kabel Elektromotor Kabel pada elektromotor menggunakan jenis Submersible Cable dengan spesifikasi

    sebagai berikut : Type : RNCT Kind of Insulation : F Kind of sealing of lead cable : Triple compression sealing Type

    of Installation : Rubber bush with Grommet

    E. Pipa Kolom

    Material harus terbuat dari steel plate setara ASTM A36 dengan dilapisi dengan hot dip galvanize pada bagian

    permukannya. Konstruksi pipa kolom adalah rolled steel fabricated dengan discharge elbow mempunyai bentuk

    lengkung yang baik (smooth) pada bagian dalam sehingga diharapkan dapat mengurangi nilai dari kerugian.

    Ketebalan dari plat baja yang akan dipakai untuk membuat kolom pipa tidak boleh kurang dari 10 mm Diameter

    dalam dari pipa kolom untuk pompa kap 1500 l/detik sesuai pompa yang dipasok. Dilengkapi stopper guard pada

    bagian sole plate.

    F. Spesifikasi Teknis Panel Kontrol

    Panel kontrol pompa yang terpasang pada tiap-tiap lokasi harus dapat mengoperasikan semua pompa yang

    terpasang pada rumah pompa seperti yang telah dijelaskan. Dengan daya motor yang tidak lebih dari seperti yang

    dijelaskan. Pompa Drainase pada saat akan dioperasikan (start) harus menggunakan peralatan Soft Starter yang

    terpasang didalam panel kontrol.Sedangkan Pompa Lumpur (sludge pump) menggunakan sistim starter : star delta.

    Panel kontrol dilengkapi dengan unit pengendali (control unit) gangguan yang minimal dapat mendeteksi gangguan-

    gangguan sebagai berikut :

    Beban terlalu rendah dan beban lebih (underload/overload)

    Tegangan terlalu rendah dan beban lebih (undervolt/overvolt)

    Arus tidak seimbang (current unbalance)

    Putaran motor terbalik (phase sequence)

    Gangguan pembumian (ground failure)

    Tahanan isolasi motor (isolation resistance)

    Kapasitor Bank otomatis Panel kontrol dilengkapi dengan peralatan pemantau dan pengaman gangguan pada

    pompa (monitoring and protection equipment) yangdapat menerima sinyal gangguan dari peralatan deteksi

    (sensor)gangguan yang dimiliki oleh masing-masing pompa celup yaitu sebagai berikut :

    Sensor Temperatur Stator

    Sensor Temperatur Bearing

    Sensor kebocoran yang merupakan jenis Floating Switch

    Sensor Kelembaban yang merupakan jenis elektroda Panel kontrol pompa ini harus dilengkapi dengan

    perlengkapan yang dapat melakukan beberapa macam cara mengoperasikan (operation mode) untuk kedua

    pompa tersebut yaitu :

    1. Cara Otomatis (Automatic mode) Seluruh pompa beroperasi dan berhenti secara otomatis tergantung dari batas ketinggian air dalam kolam

    hisap (suction folder). Dengan urutan 1,2 atau 2,1 demikian pula pada saat pompa mati dengan urutan yang

    sama, sehingga lama pemakaian pompa terdistrisbusi secara seimbang.

    2. Cara manual (Manual mode) Masing-masing pompa dapat dioperasikan atau dihentikan hanya dengan cara menekan tombol On-Off, akan

    tetapi kerjanya masih tergantung dari batas ketinggian air pada kolam hisap.

    3. Cara darurat (by-pass/emergency mode) Masing-masing pompa dapat dioperasikan atau dihentikan hanya dengan cara menekan tombol Off, akan

    tetapi kerjanya tidak tergantung dari batas ketinggian air pada kolam hisap.

    Pada bagian sisi luar dari panel kontrol pompa ini minimal harus dilengkapi dengan peralatan monitoring lainnya

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 15

    antara lain :

    Ampere meter untuk masing-masing phasa dari sumber daya

    Ampere meter untuk masing-masing pompa

    Voltmeter, Kilowatt meter dan Frekuensi meter

    Indikator penunjuk ketinggian permukaan air (water level indicator)

    Indikator penunjuk gangguan (Alarm indicator)

    Indikator penunjuk kerja pompa (Pump indicator)

    Saklar pemilih model operasi (operation mode selctor switch)

    Tombol Start dan stop pompa

    Tombol Stop untuk sirine gangguan (horn)

    Tombol untuk pengujian lampu indicator (test light)

    Tombol untuk pengujian sirine gangguan (test horn)

    Tombol reset gangguan.

    Skakelar Piling untuk power list dan genset.

    Cos phi meter.

    Harus pentanahan (grounded)

    Kelengkapan lain dari panel kontrol pompa yang harus disertakan pada saat memasok panel kontrol ini adalah :

    Sensor ketinggian permukaan air berbentuk batang yang terbuat dari bahan logam anti karat (stainless steel) dan

    dipasang pada kolam hisap lengkap dengan pipa pelindung terhadap kotoran atau sampah.

    G. Name Plate

    Kontraktor Harus Memasang Name Plate yang menunjukan Informasi Spesefiksi Pompa yang Terpasang, Sekurang

    kurangnya Meliputi:

    Merek Pompa

    Kapasitas Pompa

    Head

    Daya Pompa

    Name Plate Eksisting Pompa Dirumah Pompa Perapen

    Merek Pompa : ...............

    Kapasitas Pompa : ............

    Head : ............

    Daya Pompa : ..............

    Name Plate Rencana Pompa Dirumah Pompa Perapen

    Merek Pompa : ................

    Kapasitas Pompa : 120 M3/menit

    Head : 12 M

    Daya Pompa : 300 Kva

    H. Pekerjaan Pemasangan Pompa

    Gambar-gambar pemasangan instalasi secara detail harus dibuat oleh Kontraktor sebelum melaksanakan

    pekerjaan pemasangan pipa. Hal ini harus diketahui dengan tepat letak/ukuran lubang pada dinding dan lantai

    yang diperlukan untuk lewatnya pipa-pipa.

    Kontraktor bertanggung jawab atas ukuran (dimensi) dan lokasi lubanglubang tersebut, dan apabila perlu

    harus melakukan pembobokan /penambalan tanpa biaya tambahan.

    Kontraktor berkewajiban mengajukan ijin pemasangan pompa driange dan instalasinya sebelum pekerjaan

    dilaksanakan, dengan melengkapi gambar-gambar shop drawing yang telah disetujui terlebih dahulu oleh

    Konsultan Pengawas atau Direksi.

    Pipa-pipa tidak boleh menembus kolom, kepala kolom, atau balok, tanpa mendapat ijin tertulis dari Konsultan

    pengawas atau Direksi.

    Pompa harus dipasang sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh pabrik.

    I. Testing dan Commisioning

    Sebelum melaksanakan pengujian, Kontraktor harus merencanakn jadwal pemeriksaan dan pengujian untuk

    mendapat persetujuan dari konsultan pengawas atau Direksi.

    Seluruh sistem dan pekerjaan intalasi harus diperiksa, diteliti dan diuji dengan baik sebelum diserahkan dan

    pelaksanaanya harus menyertakan pengawas dan bila perlu dengan petugas dari instansi terkait yang

    berwenang.

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 16

    Seluruh sistem pemipaan harus diuji dan tidak boleh ada kebocoran.

    Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan dari bagian

    instalasi, maka Kontraktor harus mengganti bagian atau bahan yang rusak, tersebut tanpa dipungut biaya dan

    pengujian dilakukan lagi sampai berhasil dengan baik.

    J. Pekerjaan Pemasangan

    Gambar-gambar pemasangan instalasi secara detail harus dibuat oleh Kontraktor sebelum melaksanakan

    pekerjaan pemasangan.

    Kontraktor tertanggung jawab atas ukuran (dimensi) dan apabila perlu Kontraktor harus melakukan pembaikan

    perbaikan / penyempurnaan-penyempurnaan tanpa biaya tambahan.

    Kontraktor berkewajiban mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan pemasangan sebelum pekerjaan

    dilaksanakan, dengan melengkapi gambar-gambar shop drawing yang telah disetujui terlebih dahulu oleh

    Konsultan Pengawas atau Direksi.

    K. Pemeriksaan dan Pengujian

    Peralatan yang disuplai harus ditest oleh Petugas Pabrik / agen dengan prosedur/ketentuan test yang sudah

    baku dengan disaksikan oleh tim ahli yang ditunjuk direksi.

    Pengujian dilakukan di pabrikan dan dilokasi atau Surabaya, dengan disaksikan oleh tim ahli yang ditunjuk

    oleh direksi (masimal 8 orang).

    Peralatan yang disuplai ini harus disertai dengan test certificate yang asli dari pabrik pembuat dan surat

    keterangan lain yang mendukung pengesahan barang dari pabrik pembuat. Surat keterangan dari luar pabrik

    tidak diakui kebenarannya.

    Seluruh biaya untuk pengujian tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

    Sesudah pengujian selesai Kontraktor diwajibkan mengadakan pelatihan untuk petugas pengelola yang

    ditunjuk sampai petugas tersebut dianggap cukup mahir menangani pengoperasian dan pemeliharaan

    peralatan.

    Pelatihan untuk teknisi dilaksanakan oleh Kontraktor dan dilaksanakan sejak mulai pemasangan peralatan.

    Pelatihan secara keseluruhan sistem akan dilaksanakan bila pekerjaan instalasi telah selesai dikerjakan dan

    ditest.

    Pihak Pemilik proyek harus sudah menyiapkan petugas/teknisi yang akan dilatih untuk keperluan ini.

    Kontraktor diwajibkan membuat atau menyerahkan :

    1 Sertifikat uji dari pabrik pembuatnya (Factory Teest Certificate)

    2 Sertifikat garansi dari pabrik pembuatnya

    3 Certificate Country of Origin

    4 Buku petunjuk untuk pengoperasian dan pemeliharaan selanjutnya dalam bentuk bahasa indonesia.

    L. Jaminan dan Masa Pemeliharaan

    Peralatan yang disuplai harus diserahkan dalam kondisi baik, baru tanpa cacat dan garansi penuh yang

    dikeluarkan dari pabrikan. Pemilik harus dibebaskan dari segala bentuk pembayaran akibat segala kerusakan

    pada pemakaian normal untuk waktu 2 (dua) tahun setelah pengesahan penyerahan pekerjaan.

    Jaminan pekerjaan instalasi dan peralatan yang disuplai Kontraktor termasuk material instalasi/pemipaan

    menjadi tanggung jawab Kontraktor.

    Jaminan/garansi peralataan yang disuplai Kontraktor diatur dalam perjanjian tersendiri antara Kontraktor dan

    Pemilik.

    Masa pemeliharaan untuk seluruh Pekerjaan instalasi dan pemasangan ditetapkan selama 2 (dua) tahun

    setelah barang diserahkan kepada Pemilik/Pengawas dan masa pemeliharaan pekerjaan Sipil/arsitektur

    selama 1 tahun.

    Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi yang rusak atau berfungsi kurang baik maka

    Kontraktor harus segera memperbaiki atau mengganti peralatan tersebut sampai dapat berfungsi dengan baik.

    1.5.1. TEKNIS PELAKSANAAN

    Dalam pelaksanaan pekerjaan pompa, urutan / tahapan yang harus dikerjakan adalah :

    a. Tahap Pengadaan Pompa

    Tahap ini merupakan tahap investigasi dan mobilisasi peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan instalasi. Yang

    dimaksud dengan investigasi disini adalah penelitian terhadap semua material dalam lingkup pekerjaan untuk

    memperoleh prioritas pengerjaan yang harus dilakukan. Output dari investigasi ini adalah schedule kerja riil, Tenaga

    kerja yang harus dikerahkan termasuk kwalitas Personilnya serta peralatan yang akan dipergunakan. Sebelum

    dilakukan tahap instalasi hasil investigasi tersebut harus disetujui oleh Direksi Proyek.

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 17

    b. Tahap Pemasangan.

    Tahap ini dapat dilakukan bersamaan dengan tahap instalasi bilamana lokasi (rumah pompa) telah siap untuk

    pemasangan dan material sudah instalasi sesuai dengan spesifikasi (atas persetujuan Direksi Proyek). Kontraktor

    harus mempunyai / menyediakan semua fasilitas untuk pemasangan ini, termasuk didalamnya adalah menyediakan

    sumber listrik sendiri (tidak diperkenankan menggunakan listrik rumah pompa bila telah tersedia, kecuali untuk

    penerangan).

    c. Tahap Pengujian.

    Merupakan tahap akhir dari pekerjaan sebelum dilakukan penyerahan, dimana semua material diuji untuk mendapatkan

    hasil yang optimal sesuai spesifikasi yang diinginkan.

    1.5.2. PENGUJIAN

    Jenis pengujian yang harus dilakukan oleh Kontraktor adalah :

    a. Pengujian di Pabrik.

    Pengujian dipabrik dilakukan terhadap Panel kontrol pompa, sebelum dilakukan pengiriman ke lokasi pekerjaan.

    Pengujian untuk panel dilakukan secara simulasi untuk mengetahui kebenaran dari perakitan dan pengkabelan serta

    sistem kerja dari panel. Peralatan simulasi ini harus direncanakan dan dibuat oleh Kontraktor sebelum dilakukan

    pengujian dan mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek.

    Pengujian di pabrik dilakukan oleh Kontraktor dan disaksikan oleh Direksi Proyek berserta Konsultan Pengawas.

    b. Pengujian di Lokasi

    Pengujian dilokasi dilakukan setelah semua sistem terpasang dengan baik, termasuk didalamnya adalah perpipaan.

    Pengujian yang dilakukan dilokasi meliputi :

    - Pengujian panel kontrol pompa, adalah pengujian dengan sistem manual dan sistem automatic, dimana untuk

    sistem manual pompa digerakan oleh operator menggunakan fasilitas yang terdapa dalam panel kontrol,

    sedangkan untuk sistem otomatic pompa digerakan oleh WLC.

    Dalam pengujian panel ini, semua komponen terpasang harus dapat dioperasikan secara baik sesuai dengan

    sistem yang direncanakan dan hasil dari pengujian harus dicatat.

    Jenis pengujian yang dilakukan adalah :

    a. Pengujian sistem starting untuk mengetahui kerja tombol pencatu, akurasi waktu dan komponen star delta.

    b. Pengujian kehandalan komponen meter pengukur tegangan dan arus.

    c. Pengujian kemampuan kabel.

    - Pengujian pompa yang dimaksud adalah pengujian terhadap kapasitas dan total head pompa yang telah

    direkondisi serta pengujian terhadap kemampuan elektromotor penggerak pompa.

    Untuk pengujian pompa ini, Kontraktor harus membuat perencanaan dan menyediakan semua fasilitas peralatan

    keperluan pengujian ini.

    Bilamana dalam pengujian yang dilakukan tidal sesuai dengan yang diinginkan oleh Pemilik Proyek, maka

    Kontraktor harus bersedia untuk memperbaiki hingga baik dan dapat bekerja sesuai dengan yang direncanakan.

    - Pengujian sistem pengukuran level air dengan memfungsikan WLC, dimana selama proses ini selector switch

    pada panel pada posisi otomatik. Hal yang perlu diperhatikan pada saat pengujian ini adalah level air harus

    mencukupi untuk persyaratan minimum pompa axial.

    Dalam semua pengujian diatas, semua beban biayanya ditanggung oleh Kontraktor. Pengawasan terhadap pengujian

    tersebut dilakukan oleh Pengawas lapangan (Tim Penguji) bersama Konsultan Supervisor.

    Hasil dari pengujian tersebut harus dilaporkan secara tertulis kepada Direksi Proyek untuk mendapat persetujuan sebagai

    syarat utama untuk penyerahan.

    Garansi

    Kontraktor harus memberikan garansi terhadap semua peralatan yang dipasok (disupply) yang meliputi garansi terhadap

    komponen (peralatan) dan garansi terhadap fungsi.

    Untuk garansi terhadap peralatan harus dicatumkan dalam penawaran dan setidaknya adalah 6 bulan (fungsional) sejak

    dilakukan serah terima, sedangkan garansi terhadap fungsi (sistem) dilakukan setidaknya 1 tahun sejak dinyatakan dengan

    baik.

    PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN ELEKTRIKAL

    1. KABEL DAYA

    Kabel yang dipergunakan sebagai distribusi daya harus dengan kualitas yang baik, merk yang sudah dikenal dan

    telah mendapat sertifikat dari PLN (SPLN) dan SII.

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 18

    Kabel dari jenis NYY untuk distribusi daya dari panel ke pompa atau dari generator set ke panel genset,

    sedangkan dari panel genset ke panel distribusi utama menggunakan jenis kabel tanam NYFGbY.Semua kabel harus

    dalam kondisi yang baru, tidak terdapat cacat dan mempunyai tahanan isolasi yang baik.

    1.6. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

    1.6.1. STANDART PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

    Instalasi listrik dikerjakan berdasarkan standart PUIL 2000 dan standard lainya yang berhubungan dengan instalasi

    listrik.

    1.6.2 TEKNIS PELAKSANAAN

    Dalam pelaksanaan pekerjaan rekondisi pompa, urutan / tahapan yang harus dikerjakan adalah :

    1.6.2.1 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

    A. STANDART PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

    Instalasi listrik dikerjakan berdasarkan standart PUIL 2000 dan standard lainya yang berhubungan dengan instalasi

    listrik.

    1.6.2.1.1 LINGKUP PEKERJAAN

    Lingkup Pekerjaan Instalasi Listrik meliputi :

    1.6.2.1.1.1 Penarikan kabel.

    1.6.2.1.1.2 Kotak pengaman lebur dan pengaman lebur

    1.6.2.1.1.3 Skakelar, stop kontak dan fitting

    1.6.2.1.1.4 Lampu penerangan

    1.6.2.1.1.5 Panel kontrol pompa

    1.6.2.1.1.1 PENARIKAN KABEL

    a. Kabel yang dipergunakan harus berstandard SPLN, SII, LMK atau yang sederajat, jenis NYA atau NYM dengan

    ukuran diameter 1,5 mm2 untuk titik lampu dan 2,5 mm2 untuk stop kontak. Untuk kabel pentanahan dipergunakan

    jenis kabel tanpa isolasi (bare cooper) dengan diameter kabel minimum 2,5 mm2 untuk setiap stop kontak.

    b. Penarikan kabel utama disesuaikan dengan grup yang telah direncanakan, dimana setiap phase dalam grup

    dihubungkan sekering (fuse) yang besarnya disesuaikan dengan kapasitas setiap grupnya. Untuk menentukan besar

    diameter kabel utama ini dengan perhitungan 2,5 kali jumlah daya effektif yang dipakai.

    c. Cabang kabel yang dilakukan untuk penyambungan titik lampu, skakelar dan stop kontak terhadap kabel utama

    harus dilakukan dalam kotak sambung atau kotak hubung. Teknik penyambungan dengan puntiran ditutup atau

    dibalut dengan isolasi listrik (tahan panas) dan ditutup dengan dop keramik.

    d. Penyangga kabel utama pada dinding atau kayu harus menggunakan isolator dari bahan keramik atau porselin.

    Penancapan / perletakkan harus dilakukan dengan baik, dan bilamana terdapat cacat atau pecah, maka harus

    diganti.

    1.6.2.1.1.2 KOTAK PENGAMAN LEBUR DAN PENGAMAN LEBUR

    a. Kotak pengaman lebur harus sudah mendapat rekomendasi dari PLN dan jenis bahan, kekuatan serta bentuk yang

    sesuai dengan SII, terbuat dari bahan fibre rainforcement platik atau dari plastik sesuai dengan standart yang telah

    ada (merk Hager atau yang sederajat) dengan standard jumlah sekering minimum 3.

    b. Kotak harus mempunyai penutup pada bagian depan dengan sistem pembuka yang mudah dan kuat. Jenis yang

    dipergunakan adalah inbow dengan perletakkan 2,5 meter diatas lantai.

    c. Pengaman lebur / sekering yang dipergunakan sebagai penahan terhadap hubung singkat, jenis ulir, otomatik atau

    menggunakan kawat dengan kemampuan lebur 1,5 dari arus nominal yang dilaluinya.

    1.6.2.1.1.3 SKAKELAR, STOP KONTAK DAN FITTING

    a. Skakelar, stop kontak dan fitting yang dipergunakan harus sesuai dengan standart SII, kondisi baru, jenis inbow dan

    dengan penguatan sistem ulir (tanpa pegas).

    b. Skakelar mempunyai kapasitas pada sistem penyambung setidaknya 5 Ampere pada tegangan 220 Volt, tidak

    menimbulkan bunga api saat penyambungan dan sistem pengontaknya adalah menggunakan pegas. Pada saat

    dalam keadaan tidak tersambung (Off), lempeng penyambung harus tidak terhubung dan mempunyai jarak minimum

    3 mm sehingga tidak terjadi induksi

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 19

    c. Pemasangan skakelar dan stop kontak dalam dinding harus menggunakan T dos yang terbuat dari bahan isolator,

    tidak mudah pecah dan mempunyai ketahanan terhadap tekanan yang tinggi.

    d. Stop kontak yang dipergunakan jenis inbow, mempunyai tiga kutup, phase (positip), netral (negatip) dan pentanahan.

    Antara kutup positip dan negatip harus terpisah secara aman dan dibatasi dengan isolator dan antara kutup negatip

    dengan pentanahan tidak boleh berhubungan.

    e. Lubang pada kutup positip dan negatip harus terdapat penguat atau perapat sehingga colokan yang dipergunakan

    tidak dapat bergerak bila dimasukkan.

    f. Stop kontak mempunyai kapasitas arus minimum 10 Ampere pada tegangan 220 Volt dengan tanpa menimbulkan

    panas.

    g. Pentanahan yang harus dipasang pada kutup pentanahan harus tersambung dengan baik dan dipastikan tegangan

    antara netral dengan pentanahan tidak lebih dari 5 Volt.

    h. Skakelar dan stop kontak yang diadakan harus mendapat persetujuan dari pihak pemilik proyek sebelum dipasang.

    1.6.2.1.1.4 LAMPU PENERANGAN

    a. Lampu penerangan yang dimaksud adalah lampu penerangan ruangan dan lampu penerangan halaman. Lampu

    penerangan ruangan yang dipergunakan adalah jenis flourecent (neon / TL) dan bola lampu (ball lamp), sedangkan

    untuk penerangan halaman dipergunakan lampu jenis Halogen atau Mercury.

    b. Lampu penerangan sudah termasuk armature harus dari merk yang terkenal (Philips, Artolite atau yang sederajat),

    tegangan operasi 220 Volt / 50 Hz dengan daya sesuai pada gambar perencanaan.

    c. Untuk ballast pada lampu neon dan lampu penerangan halaman harus dari merk Philips atau yang sederajat,

    mempunyai power factor tidak kurang dari 0,75 dengan toleransi frekwensi 50 Hz 10% dan toleransi tegangan 220

    V 10%.

    d. Sebelum dilakukan pemasangan, lampu berikut armature harus mendapat persetujuan dari pemilik proyek dan

    pengawas lapangan.

    1.6.2.1.1.5 PANEL KONTROL POMPA.

    Panel kontrol pompa dipergunakan untuk menjalankan dan mematikan pompa, disamping untuk mengontrol kerja

    dari motor pompa.

    Panel terbuat dari plat datar dengan ketebalan untuk dinding 2 mm, untuk pintu 2,5 mm dan diberi kerangka type

    profil U dengan ketebalan 3,5 mm.

    A. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

    1. SYARAT-SYARAT DASAR

    1) Semua bahan dan peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau hasil perbaikan.

    2) Bahan atau material harus memiliki kapasitas atau rating yang cukup dan dalam pemilihannya harus efisien/

    ekonomis serta tidak berlebihan.

    3) Harus sesuai dengan spesifikasi teknik atau gambar.

    4) Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar maupun spesifikasi teknik merupakan kapasitas minimum.

    Penyesuaian dalam pemilihan boleh dilakukan kontraktor dengan syarat sebagai berikut :

    - Tidak menyebabkan pertambahan peralatan.

    - Sistem tidak menjadi lebih sulit.

    - Tidak meminta pertambahan ruang.

    - Tidak menyebabkan pertambahan biaya operasi dan pemeliharaan.

    - Tidak menurunkan mutu.

    2. PANEL TEGANGAN MENENGAH

    1) Panel tegangan menengah harus mengikuti peraturan-peraturan IEC dan PUIL dan mengikuti standard VDE/

    DIN.

    2) Panel - panel tersebut harus dibuat dari plat baja yang digalvanisasi (galvanized sheet steel) dengan

    tebal minimum 2 mm dan dilengkapi dengan double cover yang ketebalan plat sama yaitu 2 mm dengan

    rangka besi serta dilengkapi dengan mimik diagram dan dicat Powder coating, texture type, warna panel

    harus mendapat persetujuan dari pihak Pemberi Tugas. Tipe free standing, serta harus dapat dilayani dari

    depan dan pintu-pintu harus dilengkapi dengan handle yang dapat dikunci.

    3) Panel TM harus sesuai dengan spesifikasi minimum sebagai berikut :

    a. Tegangan kerja : 20 kV

    b. Nominal Insulation Voltage : 24 kV

    c. Rated Insulation Level for 1 min : 50 kV

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 20

    d. Impulse with stand voltage : 125 kV

    e. Frequency : 50 Hz

    f. Busbar normal current rating : 630 A

    g. Short time circuit rating 1 second : 14,5 KA

    h. System fault level : 500 MVA

    4) Panel panel tersebut terdiri dari satu atau beberapa unit yang masing- masing mempunyai satu ukuran

    standard yang sama serta mudah untuk dapat disatukan dengan lainnya. Ukuran maximum dari masing-

    masing unit adalah : tinggi, lebar, kedalaman sesuai dengan standard suatu produk yang dipakai.

    5) Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat pengetesan dari pabrik pembuat serta harus

    diserahkan kepada Pemberi Tugas sebelum dipasang.

    6) Unit unit cubicle terdiri dari unit-unit :

    a. Panel Incoming Tegangan Menengah Type SM6 dengan karakteristik dan perlengkapan sebagai

    berikut :

    - Rating tegangan lebih dari 24 KV.

    - Tegangan kerja 20 KV.

    - Kapasitas pemutusan 14,5 KA

    - Rating Arus LBS & Bus bar 400 A.

    - Kabel inlet dari bawah.

    - SF6 Functional LBS & Earthing Switch.

    - Manual operating mechanism.

    - Shunt Trip coil - 220 VAC.

    - Heater 50 watt - 220 VAC.

    - Tiga phase Bus bar 500 mm - 1 set

    - 3 set Current transformer 50/5 A. (khusus IMC)

    - LV compartment & auxialary (220 V). (khusus IMC)

    - Over load relay & meter. (khusus IMC)

    - Standard Merk : ABB, Merlin Gerin, GEC Alsthom.

    b. Panel Outgoing Tegangan Menengah Type SM6 dengan karakteristik dan perlengkapan sebagai

    berikut :

    - Rating tegangan lebih dari 24 KV.

    - Tegangan kerja 20 KV.

    - Kapasitas pemutusan 14,5 KA

    - Rating Arus LBS & Bus bar 400 A.

    - Kabel inlet dari bawah.

    - SF6 Functional LBS & Earthing Switch.

    - Striker Fuses, Solefuse 31,5 A - 1 set

    - Manual operating mechanism.

    - Shut Trip coil - 220 VAC.

    - 1 set Current transformer 25/5 A.

    - Mechanical Indikator untuk Blown Fuses

    - Heater 50 watt - 220 VAC.

    - Tiga phase Bus bar 500 mm - 1 set

    - LV compartment & auxialary (220 V).

    - Over load relay & meter.

    - Standard Merk : ABB, Merlin Gerin, GEC, Alsthom.

    3. KABEL TEGANGAN MENENGAH

    1) Kabel Tegangan Menengah berikut perlengkapannya yang akan dipergunakan mengikuti peraturan-

    peraturan IEC dan PUIL, standard VDE/ DIN, serta peraturan- peraturan lainnya yang berlaku di

    Indonesia.

    2) Kabel tegangan menengah yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

    a. Karakteristik listrik

    - Jenis kabel : N2XSY

    - Penampang kabel : 70 mm

    - Tegangan kerja antara phase dengan phase : 20 kV

    - Frekwensi : 50 Hz

    - Tegangan uji AC (3x15 menit) : 30 kV

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 21

    - Tegangan uji : 70 kV

    b. Penghubung antara panel cubicle PLN ke cubicle pelanggan lalu diteruskan menuju trafo dipakai kabel

    dengan tipe N2XSY dan diameter 50 mm, lengkap dengan alat bantu penyambungan (cable termination

    untuk 24 kV).

    c. Sebelum pemesanan, maka kabel serta peralatan-peralatan bantu lainnya yang akan dipergunakan

    harus diajukan sertifikat pengujiannya terlebih dahulu kepada konsultan pengawas.

    d. Pengetesan kabel tegangan menengah menggunakan pembangkit tegangan arus searah, dimana kabel

    dibebani selama 15 menit dengan tegangan 50 kV DC dan maksimal kebocoran tahanan 0,001 M Ohm

    dari kabel (0,435 Ohm/km atau sesuai rekomendasi pabrik pembuat kabel).

    4. TRANSFORMATOR

    Transformator basah (oil) yang akan dipasang dengan persyaratan sebagai berikut:

    1) Standard

    Jenis trafo yang dipasang adalah tipe basah (Oil) yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

    a. IEC76 = International

    b. VDE/ DIN = Jerman

    c. NEMA = USA

    d. BS = British

    e. SPLN 50/82 = Indonesia

    f. UTE = Perancis

    2) Kondisi Kerja

    Transformator itu akan dipasang pada tempat dengan ketinggian tidak lebih dari

    1000 m diatas permukaan laut dan maksimum ambient temperature tidak melebihi

    40C.

    3) Tipe :

    a. Basah (Oil) : Oil immersed, Full hermatic

    4) Spesifikasi :

    a. Jumlah phasa : 3

    b. Frekwensi : 50 Hz

    c. Kapasitas : Sesuai pada gambar

    d. Bahan kumparan : Copper

    5) Pendinginan :

    a. Oil : ONAN (Oil Natural Air Natural)

    6) Tegangan :

    a. Primer : 20.000 V

    b. Sekunder : 400/ 230 V

    7) Tapping Voltage : 2 x 2.5 %

    8) Vektor group : Dyn 5

    9) Karakteristik Listrik :

    a. Insulation class : Primary voltage 24 kV

    b. Basic Impuls Voltage : Primary winding 125 kV

    c. Test Voltage for 1 minute

    1) Primary winding : 50 kV

    2) Secondary winding : 3 kV

    d. Isolasi

    1) Trafo Basah : Klas A

    e. Kenaikan Temperature : max 65/ 55C pada winding oil

    1) No load losses : max 0,5%

    2) Load losses : max 2%

    f. Impedance voltage (z) : 5.5 %

    g. Noise level : According to NEMA

    10) Perlengkapan

    Transformator dilengkapi dengan :

    a. Roda

    b. Lifting eye

    c. Elastimold

    11) Sistem pengaman trafo

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 22

    a. Trafo basah : DGPT-2

    12) Vacuum type

    13) Guide Rail

    5. PANEL TEGANGAN RENDAH (LV-MDP)

    1) Panel tegangan rendah harus mengikuti standard peraturan IEC dan PUIL dan mengikuti standard VDE/

    DIN.

    2) Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus

    dizinchromat dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat powder coating dengan cat texture, warna

    dan cat dikonfirmasikan kepihak Interior dan Pemberi Tugas/ Manajemen Konstruksi, dilengkapi dengan

    double cover dengan tebal plat 2 mm, memakai sepatu kabel dan handslip, kapasitor bank harus

    menggunakan sistem otomatik (APFR). Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan

    master key.

    3) Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus diatur sedemikian

    rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan pada

    komponen-komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.

    4) Setiap panel harus mempunyai 1 busbar. Besarnya busbar harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan

    mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 650C dengan dimensi busbar

    minimum 1,5 kali dari kemampuan lewat arus (kapasitas incoming breaker). Setiap busbar copper harus diberi

    warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus

    dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan. Semua Cu bar harus dilapisi oleh Tin

    Platting (electro platting).

    5) Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran. Ampermeter dan

    Voltmeter yang digunakan berukuran 96 x 96 mm dengan skala linear dan ketelitian 1% dan bebas dari

    pengaruh induksi, serta ada sertifikat tera dari LMK/ PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).

    6) Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan sesuai dengan yang telah

    disetujui oleh Pemberi Tugas/ Manajemen Konstruksi lapangan.

    7) Unit Box Panel haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga mendapat ventilasi udara yang cukup. Pada

    lubang ventilasi udara harus diberi filter yang konstruksinya diperkuat sehingga didapatkan suatu

    konstruksi yang baik.

    8) Unit Box Panel yang berfungsi untuk Motor Control Center haruslah dilengkapi dengan force ventilasi.

    9) Main switch breaker tipe air break 3 pole atau 4 pole yang telah direkomendasi dari NEMA serta

    karakteristiknya menurut standard IEC 947-2 dan kemampuan arus hubung singkat alat tersebut tidak

    kurang dari 50 KA pada tegangan 500 VAC.

    10) Unit Box Panel Indoor mempunyai IP rating minimum 31. Panel di daerah umum dilengkapi dengan

    lockable double door lengkap dengan kaca.

    11) Unit Box Panel Outdoor mempunyai IP rating minimum 55, lockable double door lengkap dengan kaca.

    12) Panel harus dilengkapi dengan gambar Single Line Diagram, ukuran A4 atau A3 disesuaikan dengan

    ukuran gambar sehingga terbaca dengan jelas. Gambar Single Line Diagram harus dilaminating dan ditempel

    dibalik pintu panel.

    13) Instalasi kabel menuju panel dilengkapi dengan gland cable.

    14) Main circuit breaker harus menggunakan tipe spring charged yang dapat dioperasikan secara

    manual atau automatic yang dikombinasikan dengan sistem motorized untuk versi fix dan drawout serta

    dilengkapi pengaman untuk tidak merusak switch breaker pada saat posisi ON/ OFF/ TRIP.

    15) Sistem penutupan atau kontak breaker harus menggunakan toggle action, free type dan dilengkapi

    dengan indikator mekanikal untuk posisi ON atau OFF serta indikasi charged dan discharged.

    16) Jika main circuit breaker dioperasikan secara otomatis maka harus dilengkapi dengan pelepas

    penutupan (XF) pemutus tegangan jatuh (MN)/ pemutus shunt (MX), saklar alarm dan saklar bantu.

    17) Kapasitas dari kontak utama harus mampu dibebani dengan beban penuh pada temperatur yang telah

    direkomendasikan dari pabrik serta waktu pemutusan tidak lebih dari tiga detik.

    18) Main circuit breaker harus dilengkapi dengan proteksi beban lebih (over current), arus hubung singkat (short

    circuit), proteksi hubungan pentanahan.

    19) Komponenkomponen pengaman yang dapat dipakai adalah:

    a. Panel LVMDP

    - ACB 1600 A 3P / 65 kA

    - MCCB 40 / 3p / 30 kA

    - Voltmeter & SSV

  • Rumah Pompa Perapen

    BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 23

    - Amperemeter

    - CT 2000/5 A

    - UVR/OVR

    - Busbar

    - MCCB 630 - 1600 A 3P / 50 kA

    - Fuse Control

    Out going

    Motor Stater 175 kW

    - MCCB 250-630/36A, 3P Inco