35
PENURUNAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN KUALITAS UDARA http://muhammadahyar.blogspot.com/2012/01/penurunan- produktivitas-pertanian.html I. PENDAHULUAN Perubahan iklim merupakan issu yang sangat krusial beberapa tahun terakhir. Dampaknya telah mempengaruhi beberapa sektor kehidupan, salah satunya adalah sektor pertanian. Sebagai salah satu Negara agraris, Indonesia di hadapkan pada dampak perubahan iklim. Tidak sedikit data yang memperlihatkan kondisi masyarakat dan kehidupan yang terkena dampak perubahan iklim. Beberapa kali petani gagal panen karena sawahnya tergenang air, tetapi tidak jarang juga petani gagal panen karena kekeringan. Pada dasarnya perubahan iklim merupakan dampak dari pemansan global. (global warming), yaitu fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Pemanasan global yang terus meningkat diakibatkan karena meningkatnya emisi gas rumah kaca sebagai akibat dari aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan maupun peristiwa-peristiwa alam yang berkontribusi bagi peningkatan emisi gas rumah kaca. Satu hal yang perlu kita garis bawahi adalah bahwa peningkatan pemanasan global itu menunjukkan bahwa pencemaran udara yang semakin tinggi atau dengan kata lain telah terjadi penurunan kualitas udara di atmosfir. Udara sudah banyak dipenuhi oleh zat-zat pencemar yang merupakan gas rumah kaca itu sendiri. Menurut Environment Restoration and Conservation Agency Jepang (2009), beberapa kegiatan atau aktivitas yang dilakukan pada sektor pertanian ternyata memberikan kontribusi terhadap

Bahan toksik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Buku ilmiah

Citation preview

Page 1: Bahan toksik

PENURUNAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN KUALITAS UDARA

http://muhammadahyar.blogspot.com/2012/01/penurunan-produktivitas-pertanian.html

I. PENDAHULUAN

Perubahan iklim merupakan issu yang sangat krusial beberapa tahun terakhir. Dampaknya telah mempengaruhi beberapa sektor kehidupan, salah satunya adalah sektor pertanian. Sebagai salah satu Negara agraris, Indonesia di hadapkan pada dampak perubahan iklim. Tidak sedikit data yang memperlihatkan kondisi masyarakat dan kehidupan yang terkena dampak perubahan iklim. Beberapa kali petani gagal panen karena sawahnya tergenang air, tetapi tidak jarang juga petani gagal panen karena kekeringan.

Pada dasarnya perubahan iklim merupakan dampak dari pemansan global. (global warming), yaitu fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi.

Pemanasan global yang terus meningkat diakibatkan karena meningkatnya emisi gas rumah kaca sebagai akibat dari aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan maupun peristiwa-peristiwa alam yang berkontribusi bagi peningkatan emisi gas rumah kaca. Satu hal yang perlu kita garis bawahi adalah bahwa peningkatan pemanasan global itu menunjukkan bahwa pencemaran udara yang semakin tinggi atau dengan kata lain telah terjadi penurunan kualitas udara di atmosfir. Udara sudah banyak dipenuhi oleh zat-zat pencemar yang merupakan gas rumah kaca itu sendiri.

Menurut Environment Restoration and Conservation Agency Jepang (2009), beberapa kegiatan atau aktivitas yang dilakukan pada sektor pertanian ternyata memberikan kontribusi terhadap naiknya konsentrasi gas rumah kaca di udara. Oleh karena itu siklus yang terjadi antara aspek pertanian, pencemaran udara dan perubahan iklim merupakan sebuah lingkaran yang saling berhubungan.

II. PENURUNAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN

Secara umum kebanyakan usaha pertanian di Indonesia sangat tergantung pada iklim. Tidak menentunya musim atau bergesernya musim kemarau dan musim penghujan mendatangkan masalah bagi para petani. Para petani tidak dapat menentukan waktu tanam secara tepat. Tidak jarang mereka mengalami salah musim saat akan melakukan penanaman maupun pemanenan. Durasi musim hujan yang pendek mengakibatkan kegagalan panen karena pasokan air untuk tanaman tidak terpenuhi.

Tabel 1. Beberapa Provinsi yang mengalami penurunan produktivitas tanaman pangan.

Page 2: Bahan toksik

Provinsi TahunProduktivitas (Kw/Ha)

Padi Jagung Kedelai

Jambi2009 41,40 37,75 12,622010 40,86 37,07 12,52

DI Yogyakarta2009 57,62 42,24 12,722010 56,02 39,80 11,39

Bali2009 58,47 28,79 14,422010 57,11 24,85 11,51

NTT2009 31,27 - 10,452010 30,86 - 10,11

Sulawesi Selatan

2009 50,16 46,58 16,002010 49,38 44,25 15,11

Sulawesi Barat2009 47,82 49,87 -2010 47,80 43,60 -

Maluku2009 42,29 - 12,082010 41,08 - 11,97

Sumber : www.bps.go.id (di olah)

Data di atas menunjukkan beberapa provinsi di Indonesia yang mengalami penurunan produktivitas tiga komoditi pangan utama dari tahun 2009 ke tahun 2010. Hal ini erat kaitannya dengan perubahan iklim yang terjadi di daerah tersebut. Bergesernya musim kemarau dan musim hujan mendatangkan masalah bagi para petani dalam menentukan waktu tanam dan waktu panen. Keadaan ini sangat berpengaruhi pada produktivitas tanaman pangan.

Selain faktor ketepatan waktu tanam dan waktu panen di atas, salah satu faktor yang penting juga dalam produktivitas tanaman pangan adalah Varietas tanaman. Varietas tanaman tertentu memiliki karakteristik internal dan eksternal dalam hal tumbuh kembang secara optimal. Meskipun petani menanam varietas tanaman yang baik dan berproduksi tinggi, tetapi jika tidak didukung oleh faktor eksternal (air, kelembaban udara, pemupukan, dll) yang optimal maka peningkatan produktivitas yang diharapkan tidak akan tercapai.

Meskipun secara optimal intensitas pertanian telah diterapkan, tetapi jka tidak didukung oleh faktor lingkungan yang baik maka peningkatan produktivitas pertanian mustahil akan di capai. Dengan kata lain, perubahan iklim yang tidak menentu menyebabkan penurunan produktivitas tanaman. Jika dirunut ke belakang, maka terlihat bahwa perubahan iklim disebakan oleh pencemaran udara yang tinggi. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pencemaran udara yang tinggi secara tidak langsung dapat menyebabkan penurunan produktivitas pertanian.

Selain karena pencemaran udara yang tinggi yang mengakibatkan perubahan iklim yang tidak menentu, penurunan produktivitas tanaman pangan juga di sebabkan karena terjadinya pencemaran tanah yang mengakibatkan berkurangnya produktivitas lahan. Hal ini

Page 3: Bahan toksik

diakibatkan karena proses produksi pertanian yang tidak memperhatikan aspek ekologis. Menurut Sutanto, R. (1999), penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan dapat menyebabkan akumulasi logam berat seperti Cadmium dan Nikel, adanya element radioaktif Polonium dan Uranium, serta persisten organic Pollutan. Hal ini akan menyebabkan penurunan tingkat kesuburan tanah.

III. PENURUNAN KUALITAS UDARA

Udara merupakan faktor penting dalam kehidupan. Udara akan memilki pengaruh yang baik dalam kehidupan jika secara kualitas dalam keadaan baik, tetapi akan menjadi momok bagi kehidupan bila dalam kualitas yang kurang baik. Udara yang memiliki kualitas yang tidak baik merupakan udara yang telah mengalami pencemaran. Menurut Soedomo, M (2001) pencemaran udara merupakan masuknya zat pencemar baik dalam bentuk gas atau partikel kecil/aerosol ke dalam udara.

Sumber pencemaran udara dapat berasal dari kegiatan yang bersifat alami (natural) dan kegiatan yang dilakukan oleh manusia (antropogenik). Sumber pencemaran secara alami misalnya akibat letusan gunung berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotik, debu, spora tumbuhan dan sebagainya. Pencemaran udara akibat aktivitas manusia secara kuantitas lebih besar dari factor alam, misalnya aktivitas transportasi, industry, persampahan (baik dekomposisi atau pembakaran).

Pencemaran udara akibat kegiatan transportasi yang sangat penting adalah akibat kendaraan bermotor, terutama di darat. Kendaraan bermotor merupakan sumber pencemaran udara yang menghasilkan gas CO, NOx, hidrokarbon dan SO2. Bertambahnya kendaraan dengan sangat cepat sementara ruas jalannya tidak mampu lagi menampung, menjadi masalah utama di kota-kota besar. Sehingga terjadi kemacetan lalu lintas. Ini berdampak buruk bagi kualitas udara, karena pencemaran semakin tinggi dan berkurangnya ruang terbuka hijau sebagai paru-paru kota untuk membersihkan udara. Menurut perhitungan World Wide Fund sektor transportasi menyumbang sekitar seperempat dari total gas rumah kaca yang terhimpun di atmosfer.

Dunia indistri di Indonesia kebanyakan menggunakan tenaga listrik yang sekilas penggunaannya tidak terkait dengan pemanasan global. Menurut perhitungan World Wide Fund, sekitar sepertiga konsentrasi gas rumah kaca berasal dari sektor energi ini. Di Indonesia sebagian besar pembangkit listrik masih berbahan bakar fosil, terutama batubara. Pembangkit listrik ini melepas karbondioksida ke udara secara terus menerus dalam jumlah yang melimpah, karena kita memang mengkonsumsi listrik tanpa henti. Makin boros kita memakai listrik, makin banyak gas rumah kaca yang kita hasilkan.

Selain sebab di atas, kegiatan budidaya pertanian juga memberikan efek pada meningkatnya emisi gas rumah kaca seperti CO2, CH4, N2O, NOx dan CO. Hal ini berarti bahwa kegiatan pertanian meningkatkan penurunan kualitas udara. Sumbangan emisi gas rumah kaca yang ditimbulkan pada sector pertanian dapat dilihat pada table berikut :

Page 4: Bahan toksik

Tabel 2. Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Pertanian Tahun 1990 (Gg)

KegiatanEmisi

CH4 N2O NOx CO CO2eqPeternakan 798,39 - - - 16.766,19Budidaya padi 2.543,00 - - - 53.403,00Tanah Pertanian - 12,67 - - 3.927,70Pembakaran Sabana 19,52 0,24 512,00 8,74 484,32Pembakaran limbah Pertanian 26,61 0,62 559,00 22,22 751,01Total 3.387,52 13,53 1.070,00 30,96 75.332,22

Sumber : ADB-GEF-UNDP, 1998 dalam Deptan 2007.

Tabel di atas menunjukkan bahwa sektor pertanian pertanian ikut menyumbang emisi gas rumah kaca. Hal ini berarti bahwa berbagai kegiatan pada sektor pertanian ikut meningkatkan pemanasan global yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim yang terjadi mempengaruhi produksi dan produktivitas pertanian. Siklus ini merupakan rantai yang saling berkaitan dan terjadi secara terus-menerus.

IV. UPAYA PENANGGULANGAN

Kaitan dengan pemanasan global dan perubahan iklim yang terjadi, penanggulangan yang dilakukan dapat melalui dua kegiatan, yaitu Adaptasi dan Mitigasi. Adaptasi merupakan cara-cara yang dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan keadaan tertentu yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Mitigas merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk meringankan atau menghambat terjadinya perubahan iklim dengan cepat. Melalui mitigasi, usaha yang dapat dilakukan adalah mengurangi sebab pemanasan global dari sumbernya

a. Upaya Penanggulan Terhadap Penurunan Produktivitas Pertanian

Kegiatan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim yang dapat dilakukan pada sector pertanian adalah dengan melakukan kegiatan budidaya pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan, yaitu budidaya pertanian yang dilakukan secara organik. Pemupukan dengan pupuk organik, pengendalian hama terpadu dengan pestisida alami, dan limbah pertanian diolah menjadi pupuk organik. Selain itu perlu mengelola penggunaan air yang optimal.

b. Upaya Penanggulangan Terhadap Penurunan Kualitas Udara

Penanggulan terhadap pencemaran udara mutlak dilakukan agar dampak dan kerusakan yang terjadi tidak semakin parah dan mungkin bias menjadi lebih baik lagi. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi

2. Merawat mesin kendaraan bermotor

Page 5: Bahan toksik

3. Menggunakan sumber energi alternative

4. Menghemat energi

5. Meminimalkan produksi polutan

6. Melakukan program penanaman pohon atau tanaman pembersih udara

Menururt Daniel, V (2009) ada 13 cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi fenomena perubahan iklim akibat dari pemanasan global. 13 cara tersebut di kemas dalam slogan “Cara Oke Pelihara 13umi (COP 13)” :

1. Mulai dari diri sendiri

2. Hemat energi listrik

3. Habis manis, sepah didaur ulang

4. Hemat BBM dan Bijak gunakan model transportasi

5. Hemat air

6. Hindari penggunaan plastik berlebihan

7. Daur ulang kertas

8. Kembali ke alam

9. Ayo tanam pohon dan berkebun

10. Bawa makanan dari rumah

11. Liburan? Piknik yuk!

12. Gunakan produk lokal dan ramah lingkungan

13. Jadilah pejuang lingkungan.

V. KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut :

1. Perubahan Iklim yang disebabkan Pemanasan global menurunkan produktivitas pertanian di beberapa wilayah di Indonesia.

2. Proses Produksi pertanian juga menyebabkan meningkatnya emisi gas rumah kaca di udara. Dengan kata laian bahwa proses produksi pertanian menyebabkan peningkatan pencemaran udara atau menurunanya kualitas udara.

Page 6: Bahan toksik

3. Proses produksi pertanian, pencemaran udara, pemanasan global dan perubahan iklim merupakan mata rantai yang salaing mempengaruhi.

SUMBER BACAAN

Anonimous, 2009. Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Melalui Wanatani Berbasis Masyarakat. Yayasan Bina Kartika Lestari (BINTARI). Semarang.

Daniel, V., 2009. Easy Green Living. Hikmah. Jakarta.

http://www.antaranews.com/berita/1280422000/anomali-iklim-turunkan-produktivitas-pertanian. Tanggal 27 September 2011.

http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php?. Tanggal 30 September 2011.

http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=4&jd=Cara+Sederhana+Kurangi+Pemanasan+Global&dn=20090302213718. Tanggal 27 September 2011.

http://www.rimanews.com / read / 20110613 / 31626 / anggaran-rp-167-triliun-produktivitas-pertanian-kian-berkurang. Tanggal 27 September 2011.

Nasrullah, 2009. Kajian Budidaya Padi Sawah Yang Berpotensi Untuk Mitigasi Gas Rumah Kaca. Tesis. Program Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro. Semarang.

Soedomo, M., 2001. Kumpulan Karya Ilimiah : Pencemaran Udara. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Sutanto, Rachman., 1999. Telaah Masalah Pupuk Urea, Keamanan Pangan, Kesehatan dan Lingkungan. Jurnal Manusia dan Lingkungan. Pusat Studi lingkungan Hidup UGM nomor 19, tahun VII. Yogyaarta

Page 7: Bahan toksik

Dampak Global Warming Terhadap Pertanian

Menurunnya Sumber Air, Kemarau Panjang, Efek Global Warming

Saat pemanasan global ini terjadi, tanaman akan bereaksi menyerap CO2 kerena banyaknya karbondioksida di udara merupakan materi mentah bagi tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis dan akan menjadi seimbang dengan gas yang dilepaskan saat materi dari tumbuhan yang mati mulai membusuk. Efek dari perubahan iklim yang cepat bisa berdampak buruk atau baik tergantung pada jenis tumbuhan itu sendiri. Biasanya tumbuhan merspon perubahan temperatur secara lebih lambat daripada hewan dengan beberapa cara. Menurut Michael Allaby, tumbuhan akan mengkoloni tempat baru dan akan mati di tempatnya yang lama, atau mereka akan melakukan migrasi ke tempat yang iklimnya lebih sesuai untuk pertumbuhannya. Biasanya migrasi ini dilakukan oleh angin, burung, atau hewan lain yang secara sengaja atau tidak sengaja membawa benih atau bijinya.

Pada jaman es, semua tumbuhan musnah saat lapisan es mulai meluas, tapi spesies tumbuhan di garis lintang lebih bawah akan bertahan hidup dan tumbuh kembali saat lapisan es mulai menghilang. Seperti jaman es terakhir yang merupakan akhir dari vegetasi tundra di selatan Inggris bergerak ke utara dan spesies baru berkembang biak jauh di selatan. Tumbuhan biasanya akan bermigrasi 1 km di dalam setahunnya. Jika temperatur semakin naik, maka kemungkinan banyak tumbuhan tidak dapat bermigrasi lebih cepat dan tidak bisa beradaptasi dengan perubahan iklim yang terjadi secara mendadak.

Tanaman pertanian sangat bergantung pada kemampuan manusia dalam mengolah tanah dan mengantisipasi perubahan iklim dan musim, sehingga tanaman dapat bermigrasi cepat seperti yang dinginkan para petani. Jika terjadi pemanasan global ini, wilayah di garis lintang yang lebih tinggi akan cocok untuk pertanian yang dulunya didominasi hutan yang berganti daun seperti di Rusia dan Kanada. Sebaliknya di garis lintang selatan akan menjadi lebih kering, meningkatkan padang pasir di Asia tengah seperti di Cina dan Amerika barat, Amerika selatan, dan Afrika. Lahan pertanian tropis semi kering di beberapa negara di afrika mungkin

Page 8: Bahan toksik

akan mengalami gagal panen karena mereka sangat menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang mempunyai kumpulan salju di musim dingin sebagai reservoir alami. Sayang saat pemanasan global terjadi, salju di gunung itu mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam, bahkan akan menipis atau hilang sama sekali seperti yang terjadi di Kilimanjaro.

Salah satu contohnya adalah saat ini gurun Sahara semakin meluas dan membuat pertanian di pinggir gurun Sahara mengalami gagal panen dan banyak yang mati kelaparan setiap tahunnya. Dulunya Sahara adalah wilayah yang cukup subur dan dijadikan lahan pertanian 8000 tahun yang lalu, tapi kemudian kondisi tanahnya berubah menjadi lebih kering dan mulai ditinggalkan manusia. Kondisi seperti ini menjadi rawan konflik seperti yang terjadi di Sudan dimana sering terjadi perang sipil yang dipicu oleh perebutan tanah karena terbatasnya lahan pertanian yang subur dan banyaknya populasi manusia. Perluasan gurun pasir Sahara di Sudan ini terjadi karena penggundulan hutan, pengolahan tanah yang tidak baik, dan penggunaan bahan bakar dari kayu bakar sebesar 76,5 dari persediaan energi di Sudan (pada tahun 1996).

Michal Allaby memprediksikan jika lapisan es mencair terlalu cepat dan melepaskan air tawar ke lautan, sehingga mengubah iklim menjadi lebih dingin. Jika itu yang terjadi, maka kita tidak dapat lagi menanam tanaman biji-bijian atau padi-padian dan pertanian akan menubah tanamannya dengan tanaman pangan dari akar. Jika iklim berubah menjadi lebih panas, maka para petani di Eropa tidak bisa lagi menanam gandum di utara secara luas karena tergantung curah hujan. Jagung bisa ditanam lebih jauh lagi di utara. Tidak jauh berbeda dengan di Eropa, contohnya di Selatan Kanada mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Ada kemungkinan dengan perubahan iklim yang sangat cepat ini, tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga, hama, dan penyakit yang lebih dahsyat.

Pengaruh pemanasan global di Indonesia sudah sangat kita rasakan saat ini. kita sudah tidak bisa meramalkan kapan musim hujan atau musim kemarau tiba. Semuanya bisa berubah begitu cepat dan tidak pasti lagi, akibatnya para petani di Indonesia sudah sangat sulit mengetahui kapan masa tanamnya. Yang menjadi masalah lagi jika persediaan air semakin menipis dan tidak bisa mengaliri irigasi karena iklim berubah menjadi lebih panas, tanah semakin mengering, dan air semakin cepat menguap, sudah pasti kita akan mengalami krisis pangan yang begitu genting dan kelaparan akan semakin meluas.

Dari studi yang sudah ada menunjukan produktivitas padi di China akan menurun 5-12 persen apabila suhu mengalami kenaikan 3,6 derajat Celsius. Kasus yang sama juga akan terjadi di Bangladesh. Produksi gandum di Bangladesh akan turun seperti tetangganya pada 2050 dibandingkan dengan produksi saat ini jika kenaikan suhu terjadi. Kemungkinan efek

Page 9: Bahan toksik

dari pemanasan global di dalam budidaya padi di Indonesia tidak jauh berbeda dengan di China atau Bangladesh, atau mungkin jauh lebih buruk saat terjadi musim kemarau yang panjang dan musim hujan yang tidak kunjung datang.

http://mcarmand.blogspot.com/2008/09/c-pertanian-dan-persedian-makanan.html

Page 10: Bahan toksik

Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan

Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain:

 1. Hujan asam

Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena memindahkan   zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen)  dan mengganggu pertumbuhan   tanaman.

Melarutkan kalsium, potasium dan nutrien lain yang berada dalam tanah sehingga tanah akan berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan mati.

2. Penipisan Lapisan Ozon

Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan, seperti beras, jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan produsen bagi rantai makanan di laut.

3. Pemanasan global

Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati dapat berubah karena kemampuan setiap jenis tumbuhan untuk bertahan hidup berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.

4. Gas CFC

Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi mutasi genetik (perubahan sifat organisme).

http://www.e-dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=48&uniq=228

Page 11: Bahan toksik

http://www.isomwebs.com/2011/makalah-polusi-udara/

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Polusi udara kota di beberapa kota besar di Indonesia telah sangat memprihatinkan. Beberapa hasil penelitian tentang polusi udara dengan segala resikonya telah dipublikasikan, termasuk resiko kanker darah. Namun, jarang disadari entah berapa ribu warga kota yang meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran pernapasan, asma, maupun kanker paru-paru akibat polusi udara kota. Meskipun sesekali telah turun hujan langit di kota-kota besar di Indonesia tidak biru lagi. Udara kota telah dipenuhi oleh jelaga dan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Diperkirakan dalam sepuluh tahun mendatang terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit paru-paru dan saluran pernapasan. Bukan hanya infeksi saluran pernapasan akut yang kini menempati urutan pertama dalam pola penyakit diberbagai wilayah di Indonesia, tetapi juga meningkatnya jumlah penderita penyakit asma dan kanker paru-paru.

Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain,misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dll. Sebenarnya banyak polutan udara yang perlu diwaspadai, tetapi organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan beberapa jenis polutan yang dianggap serius.Polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan,serta mudah merusak harta benda adalah partikulat yang mengandung partikel aspa dan jelaga, hidrokarbon, sulfur dioksida, dan nitrogen oksida. Semuanya diemisikan oleh kendaraan bermotor. WHO memperkirakan bahwa 70% penduduk kota di dunia pernah menghirup udara kotor akibat emisi kendaraan bermotor, sedagkan 10% sisanya menghirup udara yang bersifat marginal. Akibatnya fatal bagi bayi dan anak-anak. Orang dewasa yang beresiko tinggi, misalnya wanita hamil, usia lanjut, serta orang yang telah memiliki riwayat penyakit paru dan saluran pernapasan menahun. Celakanya, para penderita maupun keluarganya tidak menyadari bahwa berbagai akibat negatif tersebut berasal dari polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor yang semakin memprihatinkan.

Tujuan

Mengetahui dampak polusi udara bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi.

Menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi pencemaran udara.

Rumusan Masalah

Page 12: Bahan toksik

Berdasarkan Uraian diatas maka dalam karya ilmiah ini akan diangkat permasalahan:

Apa sajakah dampak polusi uadara bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi?

Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasi pencemaran udara?

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

Secara umum definisi udara tercemar adalah perbedaan komposisi udara aktual dengan kondisi udara normal dimana komposisi udara aktual tidak mendukung kehidupan manusia. Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.

Gas oksigen merupakan komponen esensial bagi kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia. Komposisi seperti itu merupakan udara normal dan dapat mendukung kehidupan manusia. Namun, akibat aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan, udara sering kali menurun kualitasnya.Oleh karena itu dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat ditemukan solusi alternatif untuk mengatasi bahayanya pencemaran udara. dan dengan dilaksanakanya solusi alternatif tersebut diharapkan ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan misalnya berkurangnya polusi udara,dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat pencemaran udara, dampak terhadap tanaman, Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, mengurangi efek rumah kaca, hujan asam, kerusakan lapisan ozon.

Page 13: Bahan toksik

Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Dalam bentuk gas dapat dibedakan menjadi:

Golongan belerang (sulfur dioksida, hidrogen sulfida, sulfat aerosol)

Golongan nitrogen (nitrogen oksida, nitrogen monoksida, amoniak, dan nitrogen dioksida)

Golongan karbon (karbon dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon)

Golongan gas yang berbahaya (benzene, vinyl klorida, air raksa uap)

Sedagkan jenis pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi tiga, yaitu:

Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah

Bahan organik yang terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, benzene

Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.

Sementara itu, jenis pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu:

Pencemaran udara bebas meliputi secara alamiah (letusan gunung berapi, pembusukan, dan lain-lain) dan bersumber kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap kendaraan bermotor.

Pencemaran udara ruangan meliputi dari asap rokok, bau tidak sedap di ruangan.

Jenis parameter pencemar udara didasarkan pada baku mutu udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999, meliputi:

Sulfur dioksida (SO2)

Karbon monoksida (CO)

Nitrogen dioksida (NO2)

Ozon (O3)

Hidro karbon (HC)

PM 10, Partikel debu ( PM 2,5 )

Page 14: Bahan toksik

TSP (debu)

Pb (Timah Hitam)

Beberapa definisi gangguan fisik pada polusi udara diantaranya :

polusi udara.

panas.

radiasi.

Beberapa definisi gangguan kimia pada polusi udara diantaranya :

asap industri.

asap kendaraan bermotor.

asap pembangkit listrik.

asap kebakaran hutan.

asap rokok.

Beberapa definisi gangguan biologi pada polusi udara diantaranya :

timbunan gas metana pada lokasi urungan tanah.

timbunan gas metana pada tempat pembuangan sampah.

uap pelarut organik.

Efek Negatif Pencemaran Udara Bagi Kesehatan Tubuh

Tabel 1 menjelaskan tentang pengaruh pencemaran udara terhadap makhluk hidup. Rentang nilai menunjukkan batasan kategori daerah sesuai tingkat kesehatan untuk dihuni oleh manusia. Karbon monoksida, nitrogen, ozon, sulfur dioksida dan partikulat matter adalah beberapa parameter polusi udara yang dominan dihasilkan oleh sumber pencemar. Dari pantauan lain diketahui bahwa dari beberapa kota yang diketahui masuk dalam kategori tidak sehat berdasarkan ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara) adalah Jakarta (26 titik), Semarang (1 titik), Surabaya (3 titik), Bandung (1 titik), Medan (6 titik), Pontianak (16 titik),

Page 15: Bahan toksik

Palangkaraya (4 titik), dan Pekan Baru (14 titik). Satu lokasi di Jakarta yang diketahui merupakan daerah kategori sangat tidak sehat berdasarkan pantauan lapangan [1].

Tabel 1. Pengaruh Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)

Kategori RentangKarbon monoksida (CO)

Nitrogen (NO2)Ozon (O3)Sulfur dioksida (SO2)

Partikulat

Baik 0-50Tidak ada efek

Sedikit berbau

Luka pada Beberapa spesies tumbuhan akibat kombinasi dengan SO2 (Selama 4 Jam)

Luka pada Beberapa spesies tumbuhan akibat kombinasi dengan O3 (Selama 4 Jam)

Tidak ada efek

Sedang 51 – 100

Perubahan kimia darah tapi tidak terdeteksi

Berbau

Luka pada Beberapa spesies tumbuhan

Luka pada Beberapa spesies tumbuhan

Terjadi penurunan pada jarak pandang

Tidak Sehat

101 – 199

Peningkatan pada kardiovaskular pada perokok yang sakit jantung

Bau dan kehilangan warna. Peningkatan reaktivitas pembuluh tenggorokan pada penderita asma

Penurunan kemampuan pada atlit yang berlatih keras

Bau, Meningkatnya kerusakan tanaman

Jarak pandang turun dan terjadi pengotoran debu di mana-mana

Sangat Tidak Sehat

200-299

Meningkatnya kardiovaskular pada orang bukan perokok yang berpenyakit Jantung, dan akan tampak beberapa kelemahan yang terlihat secara nyata

Meningkatnya sensitivitas pasien yang berpenyakit asma dan bronchitis

Olah raga ringan mengakibatkan pengaruh parnafasan pada pasien yang berpenyaklt paru-paru kronis

Meningkatnya sensitivitas pada pasien berpenyakit asma dan bronchitis

Meningkatnya sensitivitas pada pasien berpenyakit asma dan bronchitis

Berbahaya300 – lebih

Tingkat yang berbahaya bagi semua populasi yang terpapar

Sumber: Bapedal [1]

Page 16: Bahan toksik

Tabel 2. Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang

Pencemar Sumber KeteranganKarbon monoksida (CO)

Buangan kendaraan bermotor; beberapa proses industri

Standar kesehatan: 10 mg/m3 (9 ppm)

Sulfur dioksida (S02)

Panas dan fasilitas pembangkit listrik

Standar kesehatan: 80 ug/m3 (0.03 ppm)

Partikulat Matter

Buangan kendaraan bermotor; beberapa proses industri

Standar kesehatan: 50 ug/m3 selama 1 tahun; 150 ug/m3

Nitrogen dioksida (N02)

Buangan kendaraan bermotor; panas dan fasilitas

Standar kesehatan: 100 pg/m3 (0.05 ppm) selama 1 jam

Ozon (03) Terbentuk di atmosfirStandar kesehatan: 235 ug/m3 (0.12 ppm) selama 1 jam

Sumber: Bapedal [2]

Tabel 2 memperlihatkan sumber emisi dan standar kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah melalui keputusan Bapedal. BPLHD Propinsi DKI Jakarta pun mencatat bahwa adanya penurunan yang signifikan jumlah hari dalam kategori baik untuk dihirup dari tahun ke tahun sangat mengkhawatirkan. Dimana pada tahun 2000 kategori udara yang baik sekitar 32% (117 hari dalam satu tahun) dan di tahun 2003 turun menjadi hanya 6.85% (25 hari dalam satu tahun) [3]. Hal ini menandakan Indonesia sudah seharusnya memperketat peraturan tentang pengurangan emisi baik sektor industri maupun sektor transportasi darat/laut. Selain itu tentunya penemuan-penemuan teknologi baru pengurangan emisi dilanjutkan dengan pengaplikasiannya di masyarakat menjadi suatu prioritas utama bagi pengendalian polusi udara di Indonesia.

BAB III

PEMBAHASAN

Tulisan ini mengetengahkan sekilas pandang mengenai pencemaran udara. pengertian, pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan manusia serta teknologi terbaru untuk menguranginya. Semakin pesatnya kemajuan ekonomi mendorong semakin bertambahnya kebutuhan akan transportasi, dilain sisi lingkungan alam yang mendukung hajat hidup manusia semakin terancam kualitasnya, efek negatif pencemaran udara kepada kehidupan manusia kian hari kian bertambah. Untuk itulah tulisan singkat ini dipersembahkan sebagai bahan awal untuk melangkah menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.

Page 17: Bahan toksik

Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, misalnya di dalam rumah, sekolah, dan kantor. Pencemaran ini sering disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution). Sementara itu pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan proses alami oleh makhluk hidup. Sumber pencemar udara dapat diklasifikasikan menjadi sumber diam dan sumber bergerak. Sumber diam terdiri dari pembangkit listrik, industri dan rumah tangga. Sedangkan sumber bergerak adalah aktifitas lalu lintas kendaraan bermotor dan tranportasi laut. Dari data BPS tahun 1999, di beberapa propinsi terutama di kota-kota besar seperti Medan, Surabaya dan Jakarta, emisi kendaraan bermotor merupakan kontribusi terbesar terhadap konsentrasi NO2 dan CO di udara yang jumlahnya lebih dari 50%. Penurunan kualitas udara yang terus terjadi selama beberapa tahun terakhir menunjukkan kita bahwa betapa pentingnya digalakkan usaha-usaha pengurangan emisi ini. Baik melalui penyuluhan kepada masyarakat ataupun dengan mengadakan penelitian bagi penerapan teknologi pengurangan emisi.

Secara umum, terdapat 2 sumber pencemaran udara, yaitu pencemaran akibat sumber alamiah (natural sources), seperti letusan gunung berapi, dan yang berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic sources), seperti yang berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan lain-lain. Di dunia, dikenal 6 jenis zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic sources), yaitu Karbon monoksida (CO), oksida sulfur (SOx), oksida nitrogen (NOx), partikulat, hidrokarbon (HC), dan oksida fotokimia, termask ozon.

Di Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia maupun  terhadap lingkungan, seperti timbal/timah hitam (Pb),suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox). Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100% timbal, 13-44% suspended particulate matter (SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73% NOx, dan hampir seluruh karbon monoksida (CO) ke udara Jakarta.  Sumber utama debu berasal dari pembakaran sampah rumah tangga, di mana mencakup 41% dari sumber debu di Jakarta. Sektor industri merupakan sumber utama dari sulfur dioksida. Di tempat-tempat padat di Jakarta konsentrasi timbal bisa 100 kali dari ambang batas.

# Sumber pencemaran udara #

Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.

Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan

Page 18: Bahan toksik

hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.

Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global, perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat.

Kegiatan Manusia

Transportasi Industri Pembangkit listrik Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan

bakar) Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)

Sumber Alami

Gunung berapi Rawa-rawa Kebakaran hutan Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi

Sumber-Sumber Lain

Transportasi amonia Kebocoran tangki klor Timbulan gas metana dari lahan uruk/tempat pembuangan akhir sampah Uap pelarut organik

Jenis-Jenis Pencemar

Karbon monoksida Oksida nitrogen Oksida sulfur CFC Hidrokarbon Ozon Volatile Organic Compounds Partikulat

Page 19: Bahan toksik

Karbon Monoksida (CO)Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di Jakarta disebabkan karena benda bergerak atau transportasi umum yang berbahan bakar solar terutama berasal dari Metromini. Formasi CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi CO. Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar terbarukan yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor.

Nitrogen Dioksida (NO2)

NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Percobaan dengan pemakaian NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas.

Sulfur Oksida (SOx)

Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), yang keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.

Ozon (O3)

Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor, oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil tetapi lapisan ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk di udara pada ketinggian 30km dimana radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen, tergantung dari jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat di daerah panjang gelombang 240-320 nm.

Page 20: Bahan toksik

Hidrokarbon (HC)

Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.

Khlorin (Cl2)

Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat. Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida yang toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada perang dunia ke-1.Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Gas khlorin juga dapat mengalami proses oksidasi dan membebaskan oksigen seperti pada proses yang terjadi di bawah ini.

Partikulat Debu (TSP)

Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi.

Timah Hitam (Pb)

Gangguan kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan gugusan sulfhidril dari protein yang menyebabkan pengendapan protein dan menghambat pembuatan haemoglobin, Gejala keracunan akut didapati bila tertelan dalam jumlah besar yang dapat menimbulkan sakit perut muntah atau diare akut. Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi lelah sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, kejang dan gangguan penglihatan.

Dampak Pencemaran Udara

Dampak Kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,

Page 21: Bahan toksik

sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

Studi ADB memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.

Dampak Terhadap Tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis

Hujan Asam

pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:

Mempengaruhi kualitas air permukaan Merusak tanaman Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi

kualitas air tanah dan air permukaan Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.

Dampak dari pemanasan global adalah:

Pencairan es di kutub Perubahan iklim regional dan global Perubahan siklus hidup flora dan fauna

Kerusakan Lapisan Ozon

Page 22: Bahan toksik

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.

 

 

Apa yang Harus Dilakukan?

Penanggulangan pencemaran udara tidak dapat dilakukan tanpa menanggulangi penyebabnya. Mempertimbangan sektor transportasi sebagai kontributor utama pencemaran udara, maka sektor ini harus mendapat perhatian utama.

menyerukan kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem transportasi yang ada saat ini, dengan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau oleh publik. Prioritas utama harus diberikan pada sistem transportasi massal dan tidak berbasis kendaraan pribadi.

juga menyerukan kepada pemerintah untuk segera memenuhi komitmennya untuk memberlakukan pemakaian bensin tanpa timbal.

Di sektor industri,  penegakan hukum harus dilaksanakan bagi industri pencemar.

Solusi

Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya.

* Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.

* Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.

Page 23: Bahan toksik

* Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.

* Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan “polisi tidur” justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan memperlambat laju

* Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.

* Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.

Pemberi insentif bagi kendaraan bermotor yang memakai bahan bakar   gas:

1. Keringanan pajak kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar gas berupa PBBKB (Pajak Bahan Bakar Kendaran Bermotor). Ref. PERPU. No.21 tahun 1997

2. Pemberian keringanan pajak untuk bea-impor conversion kit, sehingga harga jualnya dapat ditekan dan terjangkau oleh masyarakat

3. Peraturan pemerintah yang mewajibkan kepada Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) untuk memasang Catalytic Converter pada setiap kendaraan baru yang sudah diproduksi

Pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN). Kebijakan pemerintah untuk percepatan pembuatan BBN antara lain:

1. Peraturan Pemerintah (PP) No.5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional.2. Instruksi Presiden (Inpres) No.1 tahun 2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan

BBN.3. Keputusan Presiden (Keppres) No.10 tahun 2006 tentang Tim Nasional

pengembangan BBN untuk percepatan pengurangan kemiskinan dan pengangguran.

BAB IV

KESIMPULAN

Dampak Polusi Udara bagi kelangsungan makhluk hidup di bumi:

Mengganggu dan membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan

Page 24: Bahan toksik

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

Dampak Terhadap Tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

merusak estetika mengganggu kenyamanan merusak gedung, kantor, dan perumahan

Hujan Asam

pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:

Mempengaruhi kualitas air permukaan Merusak tanaman Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi

kualitas air tanah dan air permukaan Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.

Dampak dari pemanasan global adalah:

Pencairan es di kutub Perubahan iklim regional dan global Perubahan siklus hidup flora dan fauna

Kerusakan Lapisan Ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang

Page 25: Bahan toksik

mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.

Melihat kenyataan seperti dituliskan diatas, polusi udara merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang serius di Indonesia saat ini, sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dan peningkatan ekonomi transportasi. Uji kelayakan emisi yang sejak beberapa tahun terakhir didengung-dengungkan oleh pemerintah dan LSM ternyata juga tidak berjalan dengan yang diharapkan. Jumlah kendaraan bermotor di jalan raya kian hari semakin meningkat. Di wilayah DKI Jakarta, menambah semakin terpuruknya kondisi lingkungan udara kita. Penulis berharap semoga dengan kenaikan harga pokok bahan bakar minyak bagi kendaraan yang ditetapkan pemerintah dapat menjadi salah satu momentum bagi kita semua untuk melangkah berpikir tentang lingkungan udara yang sehat. Kesadaran masyarakat akan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi dan didukung dengan penyediaan angkutan massal yang baik dan nyaman oleh pemerintah akan menciptakan lingkungan udara yang sehat bagi manusia Indonesia

Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya.

* Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.

* Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.

* Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan “polisi tidur” justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan memperlambat laju

* Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.

* Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.

Page 26: Bahan toksik

* Pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN)

DAFTAR PUSTAKA

Sudrajad, Agung., 2006Pencemaran Udara, Suatu Pendahuluan diakses pada

tanggal 2 Desember  2008 dari: http//[email protected]

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Pengertian Pencemaran Udara,

Jakarta, 21 – 09 – 2006.

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Zat – zat Pencemar Udara,

Jakarta, 21 – 09 – 2006.

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Pengendalian Pencemaran Udara, Jakarta, 21 – 09 – 2006.

http://gogrenindonesia.blogspot.com http:// www.walhi.or.id/ kampanye/cemar/udara/penc_udara_info_020604/