50
SOAL-SOAL LATIHAN BAB I PENDAHULUAN 1. Jelaskan apa arti Ilmu Negara dan perbedaannya dengan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara! Ilmu Negara adalah suatu ilmu pengetahuan yang bersifat teoritis, mempelajari mengenai pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi pokok Negara, serta merupakan pengantar untuk mempelajari ilmu hukum lain yang objeknya juga Negara. Perbedaannya dengan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara adalah terletak pada objek pembahasannya, yaitu Negara. Pada objek pembahasan mata kuliah Ilmu Negara bersifat abstrak yaitu Negara yang tidak terikat pada waktu dan tempat tertentu. Dengan demikian, Ilmu Negara bersifat teoritis, abstrak, umum/universal, berlaku pada setiap Negara, sehingga tidak dapat langsung diterapkan dalam praktek kenegaraan. Sedangkan, objek yang dibahas pada Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara bersifat konkret yaitu Negara yang terikat pada waktu dan tempat tertentu, teorinya mempunyai nilai praktis karena dapat diterapkan langsung dalam praktek kenegaraan dengan mempelajari hukum positif dari Negara setempat. 2. Sejarah menunjukkan bahwa dibandingkan dengan Hukum Publik, Hukum Perdata sudah berkembang pesat sejak zaman Romawi. Kodifikasi Hukum Perdata dari negara Romawi kemudian masuk ke negara Eropa Barat melalui teori receptie. Jelaskan apa arti teori receptie serta empat macam fase dari proses masuknya teori receptie tersebut ke negara Eropa Barat! Teori receptie adalah teori yang meninjau dan menerima kembali hukum yang lampau . Hukum ini diterima karena negara Eropa Barat menanggap bahwa secara teori, hukum Romawi dipandang lebih tinggi kedudukannya daripada hukum hukum di negara bagian Eropa Barat lainnya. Empat macam fase dalam proses masuknya teori receptie adalah sebagai berikut: I. Teoritische Receptie . Para sarjana di Eropa Barat menggali serta mempelajari kembali hukum romawi kuno. Ternyata mereka menerimanya , bahkan menganggap hukum Romawi lebih tinggi dari hukum di negara- 1

Bahan UTS Ilmu Negara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Citation preview

SOAL-SOAL LATIHAN BAB I PENDAHULUAN1. Jelaskan apa arti Ilmu Negara dan perbedaannya dengan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara!Ilmu Negara adalah suatu ilmu pengetahuan yang bersifat teoritis, mempelajari mengenai pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi pokok Negara, serta merupakan pengantar untuk mempelajari ilmu hukum lain yang objeknya juga Negara.Perbedaannya dengan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara adalah terletak pada objek pembahasannya, yaitu Negara. Pada objek pembahasan mata kuliah Ilmu Negara bersifat abstrak yaitu Negara yang tidak terikat pada waktu dan tempat tertentu. Dengan demikian, Ilmu Negara bersifat teoritis, abstrak, umum/universal, berlaku pada setiap Negara, sehingga tidak dapat langsung diterapkan dalam praktek kenegaraan. Sedangkan, objek yang dibahas pada Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara bersifat konkret yaitu Negara yang terikat pada waktu dan tempat tertentu, teorinya mempunyai nilai praktis karena dapat diterapkan langsung dalam praktek kenegaraan dengan mempelajari hukum positif dari Negara setempat.

2. Sejarah menunjukkan bahwa dibandingkan dengan Hukum Publik, Hukum Perdata sudah berkembang pesat sejak zaman Romawi. Kodifikasi Hukum Perdata dari negara Romawi kemudian masuk ke negara Eropa Barat melalui teori receptie. Jelaskan apa arti teori receptie serta empat macam fase dari proses masuknya teori receptie tersebut ke negara Eropa Barat!Teori receptie adalah teori yang meninjau dan menerima kembali hukum yang lampau. Hukum ini diterima karena negara Eropa Barat menanggap bahwa secara teori, hukum Romawi dipandang lebih tinggi kedudukannya daripada hukum hukum di negara bagian Eropa Barat lainnya. Empat macam fase dalam proses masuknya teori receptie adalah sebagai berikut:I. Teoritische Receptie. Para sarjana di Eropa Barat menggali serta mempelajari kembali hukum romawi kuno. Ternyata mereka menerimanya , bahkan menganggap hukum Romawi lebih tinggi dari hukum di negara- negara Eropa Barat. Selanjutnya para mahasiswa Eropa kemudian mempelajarinya langsung ke negara Romawi. Setelah selesai mempelajarinya mereka kembali ke negaranya masing masing. Teori ini mengalami perkembangannya pada masa Renaissance. Pertama-tama hukum Romawi pada saat itu sangat dipengaruhi oleh hukum gereja. Hukum gereja sangat berpengaruh dalam pemerintahan. Dan ini menyebabkan timbulnya mazhab di italia yang disebut Glossatoren dan Post Glossatoren.II. Praktische Receptie. Setelah berada di negaranya, para sarjana ini mendapat jabatan hakim atau jabatan- jabatan administrasi lainnya. Melalui prakteknya, seluruh negara di Eropa Barat menerima hukum Romawi.III. Wetenschappelijke Receptie. Timbul sesudah adanya kodifikasi Napoleon yang dinamakan Code Civil Napoleon. Code Civil Napoleon ini mengenai Hukum perdata yang 90% (berasal dari Romawi). Setelah hukum Romawi meresap di negara masingmasing, mereka kemudian mendirikan fakultas dan perguruan tinggi sendiri- sendiri. Dengan demikian, para mahasiswa tidak perlu lagi belajar keluar negeri atau negara Romawi, tetapi cukup mempelajarinya secara ilmiah di negara masing- masingIV. Posietieve Rechtelijke Receptie. Selanjutnya hukum Romawi ini diterapkan atau diletakkan dalam hukum positif masing-masing negara, yaitu hukum yang berlaku pada suatu waktu dan tempat tertentu. Salah satu hasilnya adalah kodifikasi Napoleon yang merupakan kodifikasi Hukum Perdata. Kodifikasi ini disebut Code Civil Napoleon yang 90% berasal dari hukum Romawi dan ternyata dapat diterima sebagai perundang- undangan yang mengikat mereka.

3. Teori Hukum Publik mulai berkembang awal abad ke 19 dengan munculnya Aliran Hukum Publik Jerman, yang salah satu tokohnya adalah Georg Jellinek. Dalam perkembangannya Jellinek kemudian disebut sebagai bapak dari teori Ilmu Negara. Jelaskan apa maksudnya!Pada akhir abad ke-19 Georg Jellinek mencoba membahas teori ilmu negara secara menyeluruh dan kemudian menyusunnya secara sistematis dengan menulis buku yang berjudul Allgemeine Staatslehre. Georg Jellinek merupakan orang pertama yang meyelidiki serta membahas ilmu pengetauan tentang negara secara menyeluruh, kemudian disusun secara sistematis. Dengan bukunya tersebut, ia dianggap sebagai penutup masa lampau dan permulaan dari peninjauan lebih lanjut terhadap teori ilmu negara.Ia mengumpulkan seluruh ilmu pengetahuan tentang negara, meneliti, mengumpulkan teori-teori yang sama dan memisahkan teori yang berbeda, kemduian menyusunnya secara sistematis, dan sering disebut sebagai Staatwissenschaft atau Ilmu Negara Umum/Ilmu Kenegaraan. Atas penemuannya tersebut, maka ia disebut sebagai bapak dari teori Ilmu Negara. 4. Jelaskan secara rinci sistematika dari teori Ilmu Negara yang dikemukakan oleh Georg Jellinek!Hal ini dikarenakan ahli hukum Eropa Barat masih menggunakan metode Hukum Perdata dalam membahas ilmu Negara yang bersifat publik. Pada akhir abad XIX, seorang sarjana dari Jerman, Georg Jellinek, membahas teori ilmu Negara secara keseluruhan dan menyusunnya dalam sebuah buku yang berjudul Allgeimene Staatslehre.Sistematika teori Ilmu Negara yang dikemukakan oleh George Jellinek disebut dengan Ilmu Negara Umum atau Ilmu Kenegaraan atau Staatswissenschaft (Staatswetenschap dalam bahasa Belanda). Staatswissenschaft merupakan ilmu Negara dalam arti luas yang tersusun lagi dalam sistematika yang berisi tentang Staatswissenschaft dalam arti sempit (ilmu pengetahuan Negara yang menekankan pada segi objeknya, yaitu Negara), dan Rechtwissenschaft (ilmu pengetahuan tentang Negara yang menekankan pada segi hukumnya, yaitu Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara, dan Hukum Internasional Publik). Staastswissenschaft dalam arti sempit di bagi lagi dalam tiga bagian, yaitu Beschreibende Staatswissenschaft (Staatenkunde), Theoretische Staatswissenschaft (Staatslehre atau Staatsleer dalam bahasa Belanda), dan Practische Staatswissenschaft (Angewandte Staatswissenschaft).Beschreibende Staatswissenschaft merupakan ilmu pengetahuan tentang Negara yang sifatnya hanya dapat menggambarkan atau melukiskan.Theorestiche Staatswissenschaft merupakan arti ilmu Negara yang sesungguhnya, yaitu ilmu Negara yang diambil dari Beschreibende Staatswissenschaft, lalu diolah, dianalisis, dan disusun secara sistematis. Prastiche Staatswissenschaft merupakan ilmu politik jika Theorestiche Staatswissenschaft diterapkan dalam praktek kenegaraan menggunakan ilmu politik. Padahal, dalam system hukum Anglo-Saxon, ilmu politik mempunyai isi yang berbeda dengan ilmu Negara.Menurut Georgle Jellinek sendiri, Theorestiche Staatswissenschaft ada yang bersifat umum dan adapula yang bersifat khusus. Allgemeine Staatslehre adalah teori Ilmu Negara yang bersifat umum dalam arti berlaku di setiap Negara. Peninjauan Allgemeine Staatslehre terbagi atas peninjauan sosiologi (Allgemeine Soziale Staatslehre) yang bangunannya tersusun atas masyarakat, dan peninjauan secara yuridis (Allgemeine Staatsrechtslehre) yang mempunyai bangunan yang tersusun atas hukum. Bezondere Staatslehre merupakan teori Ilmu Negara yang bersifat khusus yang terbagi pula dalam dua bagian peninjauan, peninjauan secara sosiologi (Individuelle Staatslehre) dan peninjauan secara yurisprudensi (Speziale Staatslehre).

5. Dalam membahas teori Ilmu Negara, Jellinek mengintrodusir suatu teori baru yang disebut teori dua segi (zweiseiten theorie). Jelaskan apa maksudnya, dan bagaimana tanggapan dari murid Jellinek bernama Hans Kelsen terhadap teori dua segi tersebut!Georg Jellinek mengintrodusir teori baru yang berbeda pada Ilmu Negara Umum dan Ilmu Negara Khusus. Teori baru tersebut disebut dengan teori dua segi (Zweiseiten theori). Teori ini meninjau Negara dari dua segi yaitu segi sosiologis dan segi yuridis. Segi sosiologi melihat Negara sebagai bangunan Negara atau Negara sebagai suatu kebulatan (Ganzheit), sedangkan segi yuridis melihat Negara sebagai bangunan hukum.Dalam perkembangan teori dua segi tersebut, Georg Jellinek mendapat bantahan dari muridnya sendiri, Hans Kelsen. Menurut Hans Kelsen, teori dua segi yang dikemukakan oleh Georg Jellinek merupakan teori sincretismus yaitu suatu metode campur baur yang tidak sesuai dengan kriteria ilmu pengetahuan. Menurut Hans Kelsen, peninjauan terhadap Negara harus menggunakan satu segi saja yaitu dari segi yuridis dengan menggunakan metode monismus (metode hukum yang murni).

SOAL-SOAL LATIHAN BAB II SIFAT HAKEKAT NEGARA1. Peninjauan sifat hakekat negara dari segi historis, merupakan pembahasan mengenai istilah apa yang digunakan untuk negara sepanjang sejarah kenegaraan. Jelaskan apa maksudnya!Sejarah kenegaraan menunjukan bahwa sebutan terhadap negara berubah-ubah baik pada masa Yunani Kuno, masa abad pertengahan dan masa awal abad modern. Kita lihat pada zaman Yunani negara disebut dengan istilah polis yang berarti Negara kota (city state) dengan ciri utamanya sistem demokrasi langsung. Luas wilayahnya hanya sebatas sebuah kota dan rakyat dapat turut langsung dalam kegiatan kenegaraan. Dalam perkembangannya karena kondisi wilayah suatu negara menjadi bertambah luas, maka pengertian polis tidak lagi mencukupi untuk memenuhi kriteria suatu negara. Hal ini karena negara sudah merupakan suatu country state dengan wilayah yang amat luas dan kegiatan kenegaraan dilaksanakan dengan sistem demokrasi perwakilan.2. Berikan penjelasan mengenai:a. Pendapat Kranenburg yang menyatakan bahwa Negara adalah ikatan satu bangsab. Pendapat dari MC.Dougall dan Kranenburg mengenai pengelompokkan manusia dan kriterianyaa) Pengelompokkan manusia terjadi karena adanya rasa bersatu yang kuat dalam menghadapi bahaya bersama. Kondisi ini menimbulkan keinginan pada masing-masing anggota kelompok untuk mentaati peraturan yang kemudian terjelma dalam suatu ikatan kemauan bersama (willen verhaltnis). Setelah itu dengan sendirinya akan timbul tujuan bersama dari kelompok masyarakat tersebut. Dengan demikian menurut Kranenburg setiap Negara dimanapun juga merupakan ikatan suatu bangsa (vols gemeinschaft), tidak mungkin terdiri dari beberapa bangsa.b) Mc Dougall : Pengelompokkan manusia dapat terjadi karena dua dasar, yaitu :1. Terjadi secara ilmiah (naturlijk), misalnya karena pertalian darah (klan) atau karena faktor alam (geografis).2. Dasar sengaja dibuat oleh manusia (kunsmatig), yang terdiri atas:a) Betul-betul sengaja dibuat manusia, seperti perkumpulan olah raga, perkumpulan pengusaha, dan sebagainya.b) Karena suatu kebiasaan/adat, misalnya kasta di Negara India.c) Terjadi secara campuran, yaitu karena kebiasaan dan sengaja dibuat oleh manusia, contohnya perkumpulan gereja.Kranenburg : Negara sebenarnya merupakan suatu sistem pengelompokkan manusia yang berdasar pada dua ukuran. Pertama, apakah pengelompokan manusia tersebut berada pada suatu tempat tertentu atau tidak berada pada satu tempat tertentu. Kedua, apakah pengelompokkan manusia tersebut teratur atau tidak teratur. Dengan berdasarkan pada kedua ukuran ini, maka akan terbentuk empat macam pengelompokkan manusia, yaitu :1) Pengelompokkan manusia yang berada pada satu tempat tertentu dan teratur. Contoh : Penonton bioskop.2) Pengelompokkan manusia pada satu tempat tertentu tapi tidak teratur. Contoh : Kelompok unjuk rasa, demonstrasi.3) Pengelompokkan manusia yang tidak berada pada satu tempat tertentu dan juga tidak teratur. Contoh : Para penjual Koran/pedagang asongan.4) Pengelompokkan manusia tidak berada pada satu tempat tertentu tapi teratur. Contoh: Negara.3. Menurut Hermen Heller secara sosiologis Negara merupakan suatu organisasi kewibawaan. Sehubungan dengan hal tersebut, jelaskan arti dari Entscheidungseinheit, Wirkungseinheit, Ambten Organisatie dan Government by Committees! Entscheidungseinheit : apabila melihat pada unsur kewibawaan sebagai sesuatu kekuasaan yang diakui, maka hakekat Negara adalah merupakan suatu kesatuan yang berwibawa untuk memutuskan hal hal yang penting bagi Negara. Wirkungu seinheit : ditinjau dari sudut organisasi sebagai suatu organisasi kewibawaan, maka hakekat Negara adalah merupakan suatu kesatuan yang berwibawa untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan Negara yang telah diputuskan bersama. Ambten organisatie : sebagai suatu organisasi untuk melaksanakan fungsi-fungsi bersama, organisasi Negara juga mengasumsikan jabatan-jabatan untuk fungsi-fungsi tersebut. Government by committee : Jika terjadi kerja sama antar departemen dalam melaksanakan tugas-tugas Negara, akan dibentuk suatu panitia antardepartemen.

4. Jelaskan pendapat dari Max Webber dan Logemann mengenai sumber-sumber kewibawaan!Menurut Max Webber apabila suatu keuasaan tidak diakui maka ia merupakan kekerasan. Karna itu Max Webber mengemukakan tiga sandaran yang menjadi sumber kewibawaan yaitu; 1. Charismatiscche gezag (kewibawaan kharismatis), kewibawaan yang timbul karena kelebihan kelebihan yang dimiliki seseorag dan diakui tetapi tidak dapat ditelaah menurut rasio.2. Traditioneel gezag (kewibawaan tadisional), kewibawaan ysng diakui karena factor tradisi yang sudah berjalan amat lama.3. Rationeel gezag (kewibawaan rasional), kewibawaan yang secara rasional memang dapat diterima.Kemudian Logemann berusaha menyempurnakan teori Max Webber, dengan demikian ada lima sandaran yang menjadi dasar kewibawaan, yaitu 1. Charismatische gezag (kewibawaan karismatis), umumnya dalam bidang agama.2. Magische gefundeerd gezag, kewibawaan yang didapat karena kekuatan kekuatan gaib.3. Traditioneel gezag, kewibawaan berdasar tradisi.4. Rationeel gefundeerd gezag, yang oleh Logemann khusus dikaitkan dengan masalah mythe sebagai dasar dari kewibawaan. Mythe menurut teori antropologi budaya meupakan suatu kepercayaan yang diaanggap benar. 5. Het gezag ener elite, kewibawaan yang dikaitkan dengan mythe abad 20 yaitu berdasar pada keanggotaan dari suatu kelompok elit yang berkuasa.

5. Secara yuridis pembahasan mengenai sifat hakekat negara adalah berdasar pada teori patrimonial, dan teori perjanjian baik menurut hukum perdata maupun hukum publik/hukum tata negara. Jelaskan apa maksudnya!Teori patrimonial adalah teori yang melihat sifat hakekat tata negara dari segi hukum kepemilikan atas benda atau tanah. Jadi, negara adalah tanah yang dapat menjadi objek jual beli, sewa menyewa, dan dapat menimbulkan kewenangan kenegaraan. Para pemilik tanah mempunyai hak-hak tertentu terhadap para penduduk yang tinggal di dalam wilayah tersebut. Teori ini diterapkan pada masa penjajahan Raffles dan Daendels, para pemilik tanah atau partikelir berhak untuk memungut pajak, memperkerjakan penduduk untuk membuat pengarian, jalan, kerja rodi bagi kepentingan mereka, serta menjatuhkan hukuman pada para penduduk yang tidak patuh.Teori perjanjian menurut hukum perdata, negara hakekatnya merupakan hasil perjanjian yang sifatnya timbal balik antara dua pihak yang mempunyai dua kepentingan yang berbeda kemudian mengadakan suatu ikatan hukum (recht verhaltnis). Teori ini bersifat dualistis yang berarti bahwa kedua pihak memiliki dua kepentingan yang berbeda. Contohnya adalah penguasa kota yang mempunyai pasukan keamanan untuk memberikan perlindungan yang dibutuhkan oleh penduduk, dan penguasa kota memerlukan dana untuk membiayai pasukannya. Maka penguasa kota berhak memungut pajak dari penduduk sekitar.Sifat hakekat negara berdasarkan hukum publik adalah merupakan hasil perjanjian antara seluruh rakyat yang mempunyai satu tujuan/satu kepentingan yang sama yaitu membentuk satu kelompok atau negara. Teori ini tidak bersifat dualistis karena merupakan satu tindakan hukum bersama untuk membentuk negara yang disebut Gezamt Akt. Setelah negara terbentuk, diciptakanlah peraturan hukum dasar dan peraturan pelaksanaannya.

6. Jelaskan pendapat Hans Kelsen yang menyatakan bahwa negara merupakan penjelmaan tata hukum nasional, yang merupakan peninjauan masalah sifat hakekat negara dari segi yuridis!Teori ini dikemukakan oleh Hans Kelsen yang berpendapat bahwa negara merupakan penjelmaan tata hukum nasional dan harus mempunyai tingkatan hukum. Artinya hukum yang lebih rendah harus dapat dikembalikan pada hukum yang lebih tinggi, dan yang lebih tinggi lagi hingga kita jumpai suatu pertingkatan hukum yang disebut Stufenbouw des Recht. Dengan demikian negara itu sama dengan hukum.Selanjutnya Hans Kelsen menyatakan bahwa Negara itu sebenarnya suatu tertib hukum. Tertib hukum tersebut timbul karena diciptakannya peraturan-peraturan hukum yang menentukan bagaimana orang dalam masyarakat/negara harus bertanggung jawab terhadap setiap perbuatannya. Peraturan hukum tersebut mengikat, artinya setiap orang harus mentaati dan menyesuaikan perilakunya dengan peraturan hukum yang berlaku. Bahkan setiap orang dapat dipaksa untuk mentaatinya, dan apabila tidak taat dapat dijatuhi sanksi hukum. Dengan demikian negara sebenarnya adalah suatu tertib hukum yang memaksa.

SOAL-SOAL LATIHAN BAB III PEMBENARAN NEGARA

1. Negara memiliki berbagai monopoli kekuasaan seperti mencetak uang, menyatakan perang dan damai, menjatuhkan hukuman mati. Sehubungan dengan ini, sebutkan tiga macam dasar untuk membenarkan kewenangan tersebut ditinjau dari sudut teori pembenaran Negara!A. Teori TheokrasiTeori Theokrasi sifatnya amat mutlak dan sulit untuk dibantah, terutama bagi anggota masyarakat yang menganut suatu agama. Hal ini karena pembenaran Negara dikembalikan kepada kekuasan yang lebih tinggi dari manusia, yaitu Tuhan. Dibahas oleh Agustinus dan Thomas van Aquino.B. Teori KekuatanTeori Kekuatan memberi dasar pembenaran Negara melalu teori kekuatan jasmani, kekuatan rohani, dan kekuatan ekonomi. Voltaire, Thomas Hobbes, Shang Yang, dan Machiavelli membahas kekuatan jasmani. Karl Marx, H.J. Laski, dan Leon Duguit membahas kekuatan ekonomi.C. Teori YuridisTeori Yuridis terbagi dalam dua segi peninjauan, yaitu segi hukum Perdata dan segi hukum Publik. Dasar peninjauan hukum Perdata adalah Hukum Keluarga, hukum Benda, dan hukum Perjanjian. Dibahas oleh Mac Iver, Von Haller, dan Cicero. Beberapa teori dari segi Hukum Publik adalah teori Lex Regia dari golongan Caesarismus, teori dari golongan Monarchomachen, teori dari tiga tokoh masyarakat (Thomas Hobbes, John Locke, dan J.J. Rousseau)

2. Berdasarkan sejarah kenegaraan, berikan contoh-contoh penerapan teori theokrasi baik yang langsung maupun tidak langsung! Jelaskan pula pendapat dari Agustinus dan Thomas van Aquino mengenai hal itu! Teori Theokrasi LangsungPada zaman Yunani Kuno, yaitu adanya Negara dapat dibenarkan karena merupakan kehendak dari dewa Zeus, yang dianggap sebagai Tuhan. Apabila Negara mempunyai masalah, para pejabat akan pergi pada suatu medium pemujaan yang disebut Orakel Delphi yang dianggap sebagai perantara untuk mendapat restu dari Tuhan (Dewa Zeus) dalam pemecahan masalahnya. Teori Theokrasi Tidak LangsungPada zaman Alexander the Great / Iskandar Zulkarnain akan memasuki Negara Yunani, para penasehat Alexander menyatakan pada rakyat Yunani bahwa Alexander sebagai anak dari dewa Zeus yaitu dewa Ammon, dan sudah mendapat restu dari dewa Zeus untuk melaksanakan kekuasannya di Yunani. Agustinus (354-430) mengemukakan suatu ajaran yang sifatnya sangat theokrastis dalam bukunya De Civitas Dei, dan menyebutkan ada dua macam Negara : Civitas Dei, atau Negara Tuhan, merupakan negara yang terpuji karena merupakan Negara yang dicita-citakan oleh agama. Civitas Terena, atau Civitas Diabolis/Negara iblis, merupakan Negara duniawi yang sangat dikecam oleh Agustinus. Thomas van Aquino (1225-1274) mengemukakan teori Dua Pedang, yaitu Pedang Rohaniah berada pada organisasi gereja yang dipimpin oleh Paus. Pedang Duniawiah, yang diserahkan oleh Paus pada organisasi Negara yang dipimpin oleh raja/kaisar.Teori ini menimbulkan sekularisme, yaitu memisahkan permasalahan agama dan duniawi.3. Seseorang dibenarkan menjadi penguasa apabila mempunyai kekuatan jasmani, yaitu tinggi, besar, pandai berkuda dan berperang. Bagaimana pendapat Voltaire, Thomas Hobbes dan Machiavelli yang membenarkan kekuasaan dalam Negara berdasarkan teori kekuatan jasmani! Voltaire mengatakan bahwa De eerste Koning was een gelukkigsoldaat, artinya Raja yang pertama adalah orang yang beruntung dapat mengalahkan prajurit-prajurit lain sehingga dengan demikian ia menjadi raja. Thomas Hobbes, dalam bukunya yang berjudul Leviathan, menyatakan bahwa manusia dalam keadaan status naturalis (status belum bernegara, keadaan masih kacau karena belum ada organisasi Negara yang menjamin tata tertib) amat mudah terjadi perselisihan karena yang berlaku adalah Hukum Kepalan (vuisrecht), Artinya siapa yang kuat maka dia yang memegang dan berkuasa.Menurutnya, apabila ingin berkuasa, manusia harus mempunyai fisik yang kuat seperti singa (leviathan) agar dapat menguasai segala kekacauan di dalam Negara. Machiavelli mendasarkan teorinya pada adanya sifat egois manusia yang selalu mengutamakan kepentingannya sendiri dahulu. Seorang penguasa harus bertindak sesuai dengan keadaan dan bila perlu harus mampu bersikap sejahat mungkin. Negara akan lebih stabil bila ada rasa takut dari rakyat terhadap penguasanya. Dengan demikian, penguasa haruslah seorang yang ganas seperti singa dan licik seperti serigala serta mampu bertindak dengan tangan besi agar seluruh rakyatnya takut kepadanya.

4. Kekuasaan dalam Negara baru dapat berjalan dengan baik apabila selain mempunyai kekuatan jasmani dan rohani, penguasa juga memiliki kekuatan ekonomi/materi. Jelaskan pendapat Karl Marx, H. J. Laski, dan Leon Duguit mengenai hal ini! Karl MarxIa menyatakan bahwa Negara itu sebenarnya merupakan alat/cara dari suatu sistim penindasan dari kelas yang ekonominya kuat terhadap kelas yang lemah. Oleh karena itu, adanya perbedaan kelas dalam Negara harus dihapuskan sehingga tidak ada lagi penindasan. Dasar ajaran ini adalah dari adanya pertentangan kelas dari perbedaan ekonomi. Masyarakat dibagi menjadi dua kelas, yaitu yang ekonominya kuat dan ekonominya lemah. H.J. LaskiIa berpendapat bahwa Negara hakekatnya merupakan alat pemaksa (Dwang Organisatie) untuk melaksanakan suatu system produksi yang stabil. Sistem ini semata-mata hanya menguntungkan golongan yang kuat dan berkuasa. Jadi, Negara hanya sebagai alat dari yang berkuasa untuk melaksanakan kepentingannya. Menurut Laski, pada umumnya sifat dari masing-masing Negara tergantung pada sistem perekonomiannya. Siapapun yang memegang puncak, maka ia akan dapat melaksanakan apapun kehendaknya. Leon DuguitIa menyatakan adanya hak subjektif atas kekuasaan dalam bukunya yang berjudul Traite de Droit Constitutional. Ia menolak ajaran yang menyatakan bahwa adanya Negara dan kekuasaan adalah atas kehendak Tuhan. Ia juga menolak ajaran tentang perjanjian masyarakat untuk adanya Negara dan kekuasaan. Yang benar menurutnya (mutlak) adalah karena adanya orang-orang yang paling kuat yang memaksakan kemaunnya pada orang lain yang lemah (les pluforts). Orang-orang yang paling kuat tersebut dapat dibenarkan mendapat kekuasaan dan memerintah, terutama jika ia mempunyai keunggulan dalam bidang politik.

5. Pembahasan teori pembenaran Negara dari sudut hukum Perdata meliputi pokok-pokok bahasan teori hukum Keluarga, hukum Benda, dan hukum Perjanjian. Jelaskan pendapat dari Mac Iver, Von Hallen, dan Cicero mengenai teori-teori tersebut di atas! R.M. Mac Iver dalam bukunya yang berjudul The Web of Government menyatakan bahwa adanya Negara disebabkan suatu pertumbuhan dari keluarga yang terjadi secara bertingkat atau melalui beberapa fase. Pada fase pertama, keluarga masih sangat sederhana, tetapi telah memiliki kebiasaan-kebiasaan. Fase selanjutnya, keluarga tersebut berkembang menjadi lebih besar disebut klan yang dipimpin oleh seorang kepala klan atas dasr primu interpares. Pemimpin ini lama kelamaan akan jadi pemimpin yang sebenarnya. Keturunan pemimpin akan memimpin jabatan turunan dan menjadi seorang raja. Kedudukannya semakin kuat hingga mencapai yang sifatnya turun-temurun. L. Von Hallen menyatakan bila seseorang memiliki benda/tanah, maka ia juga mempunyai hak sebagai penguasa. Artinya, seseorang yang mempunyai hak milik atas tanah, maka ia dibenarkan mempunyai kekuasaan atas seluruh penduduk yang tinggal di atas tanahnya tersebut. Cicero berpendapat bahwa Negara itu dibentuk untuk melindungi hak milik penduduk. Caranya adalah dengan mengadakan perjanjian yang sifatnya timbal balik (machtverhaltnis).Rakyat sebagai pihak yang dikuasai, untuk melindungi hak miliknya mengadakan perjanjian dengan pihak penguasa. Sebagai imbalan, telah memberikan perlindungan, pihak penguasa berhak memungut pajak dari rakyat.

6. Teori Lex Regia dari golongan Caesarismus dan teori golongan Monarchomachen merupakan awal dari teori perjanjian masyarakat berdasar hukum Publik. Bagaimana konstruksi dari teori kedua golongan tersebut. Jelaskan! Lex Regia merupakan suatu undang-undang yang tercantum perjanjian penyerahan kekuasaan pada kaisar. Pada saat itu, rakyat romawi mengadakan perjanjian penyerahan kekuasaaan dengan kaisar kemudia dicantumkan ke dalam Lex Regia (UU untuk memerintah). Lex Regia memuat Translantio Imperii yaitu peralihan kekuasaan dari rakyat pada kaisar, kekuasaan rakyat diserap habis dan ditelan kaisar, akibatnya timbul absolutism kekuasaan kaisar. Tujuan Lex Regia adalah meniadakan tanggung jawab kaisar. Monarchomachen melanjutkan teori Ulpianus untuk menghilangkan absolutism kaisar. Rakyat mengadakan perjanjian untuk membentuk Negara (pactum unionis), selanjutnya rakyat menyerahkan kekuasaan pada penguasa (pactum subyectionis). Penyerahan kekuasaan ini disebut syarat-syarat tertentu yang tercantum dalam suatu naskah yang disebut Legez Fundamentaslis sehingga kekuasaan kaisar menjadi terbatas.

7. Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau merupakan tokoh-tokoh terkemuka teori perjanjian masyarakat dalam zaman modern. Ketiganya mempunyai titik tolak yang sama dalam teorinya masing-masing, tetapi mempunyai isi serta akibat yang berbeda. Jelaskan apa maksudnya!Titik tolak yang sama yaitu berawal dari manusia dalam keadaan naturalis yaitu status belum negara. Thomas HobbesRakyat mulai mengadakan perjanjian bersama (perjanjian masyarakat) untuk membentuk Negara. Dengan perjanjian tersebut, terjadi perubahan status yaitu dari status naturalis menjadi status civilis, dan perjanjiannya dapat diartikan sebagai pactum unionis. Ternyata rasa takut belum hilang juga sehingga rakyat memerlukan suatu kekuasaan yang lebih besar. Maka yang terpenting adalah pactum subyectionis yaitu penyerahan kekuasaan kepada penguasa yang mampu memberi rasa aman kepada rakyat. Pactum unionis menjadi habis oleh pactum subyectionis sehingga menimbulkan kekuasaan yang mutlak dan absolut pada penguasa (monarchi absolut). John LockeMenurutnya, manusia baru bertindak main hakim sendiri atau bersikap seperti binatang apabila hak-haknya dilanggar. Oleh karena itu untuk melindungi hak-haknya, rakyat mengadakan perjanjian membentuk Negara (pactum unionis). Setelah itu, mengadakan perjanjian penyerahan kekuasaan kepada penguasa (pactum subyectionis) yang harus memberi jaminan serta perlindungan terhadap hak-hak dasar rakyatnya. Dengan demikian, kekuasaan penguasa menjadi terbatas yaitu tidak boleh melanggar hak-hak dasar rakyat (monarchi constitutional). John Locke adalah bapak hak asasi manusia. J.J. RousseauManusia telah merdeka dan memiliki hak asasi, tetapi dalam kenyataannya manusia juga terikat dengan unsur hukum, kebudayaan, tradisi, dll (man is born free and yet we see him in chains). Lalu, manuasia mengadakan perjanjian masyarakat membentuk kolektivitas.Ia menyebut perjanjian ini dengan volonte de tous. Ia berpendapat bahwa dengan terbentuknya kolektivitas berarti terdapat kebebasan kehendak dari rakyat (vrij will) serta keinginan untuk tunduk pada kolektivitas. Mekanismenya adala menggunakan sistem voting atau volonte generale dan harus mementingkan kepentingan umum. Dengan demikian setelah adanya volonte de tous (pactum unionis), tidak ada perjanjian penyerahan kekuasaan (pactum subyectionis), rakyat dalam hal ini tetap memegang kekuasaan melalui koletivitas.

SOAL-SOAL LATIHAN BAB IV TERJADINYA NEGARA1. Dalam teori terjadinya Negara, pembahasannya mencakup dua segi peninjauan yaitu secara primer dan secara sekunder. Jelaskan apa maksudnya! Secara primer, peninjauannya bersifat teoritis logis, bukan historis, dengan melihat pada masalah terbentuknya unsur-unsur negara. Maksudnya, dari masyarakat sederhana kemudian berkembang melalui tahap-tahap tertentu sampai menjadi negara. Adapun tahap-tahap terjadinya negara secara primer meliputi Gemeinschaft Reich / Rijk Staat Democratische Natie Diktatuur Secara sekunder, merupakan pembahasan mengenai terjadinya negara dalam lingkungan negara-negara lain yang sudah ada. Masalah utamanya adalah adanya pengakuan dari negara-negara lain. Ada dua jenis pengakuan, yaitu de facto dan de jure.

2. Jelaskan secara rinci mengenasi tahap-tahap Gemeinschaft Reich/Rijk Staat, ditinjau dari sudut terjadinya Negara secara primer! Gemeinschaft (Genootschap)Pada tahap ini, orang mempunyai persamaan kepentingan, nasib dan kebudayaan menggabungkan diri membentuk suatu kelompok. Pemimpinnya dipilih atas dasar primus interpares sehingga kewibawaan pemimpin bersifat kharismatis atau magis. Kegiatan dilakukan secara gotong royong karena masyarakatnya masih homogen. Hal penting yang dijumpai adalah unsur rakyat. Pada tahap ini, kondisi masih dipengaruhi oleh adat/kebiasaan sehingga belum terdapat unsur kekuasaan. Reich / RijkKelompok pada tahap gemeinschaft mengadakan pemilikan bersama atas benda. Jadi, pada tahap ini kita jumpai aspek kekayaan (reich/rijk) yang umumnya berupa pemilikan atas tanah. Unsur kekuasaan pada suatu wilayah belum terpusat.Pemilikan benda/tanah kemudian diikuti dengan penentuan sistem kewarisan dan sistem penarikan garis keturunan sehingga kekayaan dan kekuasan menjadi milik kelompok secara turun temurun.Pada tahap ini, dapat dikatakan unsur-unsur Negara sudah terpenuhi, yaitu unsur rakyat, penguasa dan wilayah. Akan tetapi, kekuasaan belum terpusat, maka belum diartikan sebagai suatu Negara dan disebut dengan Reich/Rijk. StaatPada tahap ini sudah tidak dijumpai peperangan untuk merebut kekuasaan. Sudah terdapat kewibawaan/gezag yang bulat dan berdaulat. Unsur-unsur klasik adanya suatu Negara sudah terpenuhi, yaitu unsur wilayah, rakyat, dan pemerintahan yang berdaulat. Aspek material tidaklah dianggap penting karena lebih mengutamakan hal yang dianggap ideal (nasionalisme).

3. Secara umum para sarjana menganggap bahwa tahap Demoratische Natie dalam teori terjadinya Negara secara primer merupakan tahap terakhir. Akan tetapi, para sarjana Jerman menganggap ada perkembangan lebih lanjut setelah tahap ini. Jelaskan apa maksudnya!Para sarjana Jerman menekankan pada unsur kekuasaan dan berada pada suatu pimpinan atau sekelompok penguasa. Tujuannya adalah agar negara dapat mengambil keputusan secara cepat sehingga negaranya merupakan negara yang otoriter.Akan tetapi, umumnya, para sarjana besar menyatakan bahwa tahap diktatuur buka merupakan perkembangan dari tahap democratische natie, tetapi merupakan bentuk variasi bahkan penyimpangan dari Negara-negara nasional.

4. Masalah utama dalam peninjauan teori terjadinya Negara secara sekunder adalah adanya pengakuan dari negara-negara lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut jelaskan apa maksud dari pengakuan secara de facto dan secara de jure! Pengakuan de facto bersifat sementara dan belum dirasakan perlu untuk mengadakan hubungan diplomatik. Pengakuan lebih ditujukan pada kenyataan yang ada pada Negara yang bersangkutan. Misalnya: pengakuan terhadap unsur bangsa, wilayah, dan pemerintahannya. Setelah de facto biasanya negara bersikap menunggu perkembangan (wait and see). Apabila keadaan tetap bertahan, kondisinya stabil bahkan bertambah maju, maka pengakuan de facto akan sendirinya diikuti dengan pengakuan secara de jure. Pengakuan de jure bersifat sudah tetap dan lebih kuat. Perwakilan Negara sudah merupakan perwakilan diplomatik yang meliputi hubungan politik, kebudayaan, dan ekonomi5. Jelaskan teori pengakuan dari seorang sarjana hukum internasional dari Negara Belanda bernama Francois, yang ingin diterapkan pada Negara Republik Indonesia saat baru merdeka!Francois memberikan konstruksi baru dalam memberikan pengakuan kepada pemerintah Indonesia. Ia menggunakan teori pemilikan berdasar hukum perdata yang membedakan antara dua bangunan hukum, yaitu. bezit-bezitter sebagai penguasa atas benda eugenaar sebagai pemilik atas benda.Francois menggunakan kedua bangunan hukum ini untuk memberikan pengakuan kepada pemerintah Indonesia secara de facto diakui sebagai bezitter atau sebagai penguasa saja dan bukan pemilik/eugenaar. Dengan demikian, pemerintah Indonesia hanya berwenang untuk mengurus pemerintahan ke dalam saja. Sedangkan, secara de jure kedaulatan tetap dipegang oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai pemilik/eugenaar yang dapat berhubungan dengan Negara-negara lain di dunia.

SOAL-SOAL LATIHAN BAB V TIPE-TIPE UTAMA NEGARA1. Sebutkan tipe-tipe utama Negara berdasar sejarah kenegaraan dan jelaskan ciri pokok yang menonjol pada masing-masing fase! Tipe Negara Timur Purba Negara Theokrasi yang berdasar faham keagamaan. Dipimpin oleh seorang Raja yang dianggap sebagai wakil Tuhan. Bersifat absolutism dan despotism Tipe Negara Yunani Sudah memiliki 3 unsur (wilayah, bangsa, dan pemerintahan) Merupakan negara kota/polis Rakyat mengenal dan menghayati arti zoon politicon Rakyat turut aktif dalam kegiatan pemerintahan Memperkenalkan sistem demokrasi langsung Tipe Negara Romawi Wilayahnya amat luas (dari hasil penaklukan) Meniru kegiatan kenegaraan Yunani, yaitu kedaulatan rakyat dengan demokrasi langsung Terbagi menjadi 4 fase, yaitu. Fase Kerajaan Pimpinan adalah seorang raja Negara bentuknya kerajaan dengan sistem pemerintahan mirip kerajaan Sparta atau Yunani. Fase Republik Menggunakan teori republic yang terdapat di Yunani Pemerintahan dipegang oleh dua orang konsul yang akan menyelenggarakan kepentingan umum Dalam keadaan darurat, rakyat menunjuk seseorang untuk memegang kekuasaaan sementara, pada umumnya adalah dictator. Fase Principaat Negara tidak lagi merupakan negara kota, tetapi merupakan negara yang luas Kedaulatan negara diberikan kepada kaisar melalui Lex Regia Rakyat tidak dapat lagi meminta pertanggungjawaban kaisar. Fase Dominaat Kekuasaan kaisar sangat absolut dan mutlah, kaisar bersikap kejam dan sewenang-wenang tanpa rasa kemanusiaan. Tipe Negara Abad Menengah Banyak dipengaruhi oleh teori hukum perdata Bersifat dualistis karena adanya dua macam hak yang berlawanan yang menjadi dasar terbentuknya negara, yait hak raja (Rex) dan hak rakyat (Regnum). Feodalisme yaitu teori pemilikan atas suatu benda (tanah) Adanya pertentangan antara gereja dan negara menimbulkan teokrasi (teori keagamaan) Tipe Negara Modern Kekuasaan tertinggi adalah rakyat (sistem demokrasi) Pelaksanaannya tidak lagi dilaksanakan secara langsung, tetapi melalui perwakilan

2. Berdasar pada hasil peninjauan penulis-penulis Barat, kondisi dari Negara Timur Purba adalah absolut dan depotisme. Benarkah demikian? Jelaskan!Tidak seluruhnya benar karena para penulis-penulis barat tidak mengenal struktur budaya masyarakat Timur. Contohnya adalah para raja Jawa Kuno di Indonesia. Raja menjadi sumber kekuatan dari rakyatnya, bertanggung jawab atas segala kesejahteraan rakyatnya. Apabila terjadi bencana alam, raja akan bersemedi untuk mencari petunjuk dalam mengatasi musibah tersebut.Dengan demikian, walaupun terbentuknya suatu negara theokrasi dan raja mempunyai kekuasaan absolut, tetapi tidak semua raja pada negara Timur Purba bersifat depotisme (kejam dan sewenang-wenang), masih ada raja yang bertanggung jawab.

3. Pada fase Negara Yunani setiap warga Polis turut serta secara aktif dalam kegiatan pemerintahan melalui sistem demokrasi langsung. Sehubungan dengan hal tersebut, jelaskana. Apakah benar seluruh warga Polis mempunyai hak suara dalam pelaksanaan sistem demokrasi langsung!b. Dengan adanya status aktif dari warga Polis, jelaskan pula teori status warga Negara yang dikemukakan oleh Jellinek!a. Tidak. Ciri utama tipe Negara Yunani adalah Negara kota/polis dan pemerintahaannya dilaksanakan dengan sistem demokrasi langsung yang berarti seluruh rakyat turut aktif dalam kegiatan pemerintahan. Akan tetapi, pelaksanaan demokrasi langsung ternyata tidak seluruh rakyat mempunyai hak suara. Misalnya para budak tidak mempunyai hak suara karena mereka dianggap buka subjek hukum, bahkan dianggap objek hukum.b. Status Aktif, rakyat turut aktif dalam pemerintahan. Status Pasif, rakyat tunduk pada ketentuan-ketentuan Negara/pemerintah. Status Negatif, Negara tidak turut campur dalam urusan rakyat. Status Positif, Negara menyelenggarakan kemakmuran rakyat.

4. Teori kenegaraan Romawi bersifat tidak asli karena meniru teori-teori yang ada di Negara Yunani. Jelaskan!Karena dalam hal ini bangsa Romawi merupakan bangsa yang bersifat praktis, mereka akan segera melaksanakan dalam praktek kenegaraan segala sesuatu yang timbul dalam alam pikirannya berbeda dengan Bangsa Yunani dikenal sebagai ahli pikir sehingga banyak meninggalkan tulisan-tulisan tentang kenegaraan. Selain itu, mereka tidak mempunyai waktu untuk merenung dan berpikir seperti bangsa Yunani dikarenakan wilayah Romawi amat luas. Oleh sebab itu, bangsa Romawi mempraktekkan teori kenegaraan yang ada di Yunani, terutama tentang pemahaman Polis dan kedaulatan rakyat.

5. Pada fase Principaat dari Negara Romawi, kekuasaan Caesar amat besar/absolut dan rakyat tidak dapat meminta pertanggungjawaban Caesar atas seluruh tindakannya. Sehubung dengan hal itu, jelaskan :a. Teori Lex Regia dari Ulpianus (golongan Caesarismus).b. Arti dari semboyan Salus Publica Suprema Lex dan Princep Legibus Solutus Est.a. Konstruksinya adalah kedaulatan rakyat diberikan kepada kaisar melalui suatu perjanjian yang termuat dalam undang-undang yang disusun olehnya dan termaktub dalam Lex Regia. Setelah kekuasaan diberikan kepada Caesar maka rakyat tidak dapat lagi meminta pertanggungjawaban kaisar. Sehingga terjadilah perwakilan yang menghisap kedaulatan rakyat oleh kaisar. Melalu Lex Regia kekuasaan rakyat terhisap habis tanpa rakyat dapat meminta pertanggungjawaban kaisar. (the King can do no wrong).b. Salus Publica Suprema Lex artinya kepentingan umum mengatasi undang-undang.Princep Legibus Solutus Est artinya raja yang menentukan kepentingan umum.

6. Jelaskan pendapat yang menyatan bahwa teori kenegaraan pada fase Abad Menengah bersifat dualistis juga bersifat feodal yang berdasar pada teori patrimonial/hukum perdata!Teori kenegaraan pada fase Abad Menengah merupakan kelanjutan negara Romawi yang banyak dipengaruhi oleh teori hukum perdata. Oleh karena itu, selain dipengaruhi oleh adanya kekuasaan absolut, juga bersifat dualistis, feodalistis, dan teokratis. Dualistis : adanya dua macam hak yang menjadi dasar terbentuknya negara, yaitu hak raja dan hak rakyat yang sifatnya berlawanan. Feodalisme : kekuasaan yang berdasar pada teori patrimonial yaitu teori pemilikan atas benda (tanah). Teori patrimonial merupakan teori hukum perdata, yaitu yang berkaitan dengan pemilikan benda.

7. Ciri utama Negara Modern adalah Negara hukum yang demokratis. Jelaskan variasi dari Negara hukum dan macam-macam demokrasi menurut Logemann! Negara Hukum LiberalLahir karena adanya kekuasaan yang bersifat absolut. Golongan pengusaha kaya mendesak raja dan golongan bangsawan untuk tidak ikut campur urusan bisnis mereka dengan upaya memakmurkan rakyat. Desakan ini diprakarsai oleh orang-orang yang berpikiran bebas / liberalism. Negara Hukum FormilSyarat-syarat tipe negara hukum formil: Pengakuan terhadap HAM Pemisahan kekuasaan dalam negara Pemerintahan harus berdasarkan undang-undang Adanya pengadilan administrasi untuk mengadili sengketa antara pemerintah dengan warga negara. Negara Hukum MateriilTidak lagi mementingkan bentuk (form), tetapi yang dipentingkan adalah isinya (materil), yaitu kemakmuran rakyat. Tidak setiap tindakan pemerintah harus didahului dengan undang-undang (formil). Pemerintah dapat bertindak tanpa undang-undang selagi untuk kemakmuran rakyat, misalnya sumbangan bencana alam.Variasi Demokrasi, yaitu. Demokrasi Barat (Libeeral), yang mengutamakan kebebasan Demokrasi Timur (Proletar), yang mengutumakan persamaan Demokrasi Tengah, dimana kekuasaan berada pada rakyat tetapi diserahkan pada satu orang sehingga ia menjadi penguasa tunggal, ia dianggap sebagai eksponen dari rakyat. Demokrasi Sederhana, terdapat pada susunan masyarakat yang masih sederhana. Pelaksanaan keputusan rakyat tidak berdasar pada cara-cara yang telah dikenal, tetapi dengan cara khusus misalnya dengan musyawarah berdasar asas tolong-menolong dan gotong royong.

SOAL-SOAL LATIHAN BAB VI TUJUAN NEGARA1. Pada umumnya suatu Negara itu dibentuk dengan tujuan tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut ada 3 sudut peninjauan dalam membahas masalah tujuan Negara. Jelaskan!A. Tujuan negara yang dihubungkan dengan tujuan akhir kehidupan manusiaBerkaitan erat dengan pembahasan teologis (keagamaan) atau eskatologis (keakhiratan) setiap warga negara harus dapat menjadi fasilitator atau memberi kesempatan bagi warganya untuk mencari tujuan hakiki dari kehidupan di dunia ini dan negara harus menjamin warganya untuk menjalankan ibadah sesuai agamanya masing-masing. B. Tujuan negara yang dihubungkan dengan pencapaian kekuasaan.Tedapat 2 tokoh yang berbicara tentang tujuan negara ini, yaitu: Lord Shang Yang; dia menyamakan negara dengan penguasa. Menurutnya, tujuan negara hanya satu yaitu kekuasaan semata-mata. Niccolo Machiavelli; menurutnya tujuan negara adalah menyelenggarakan ketertiban, keamanan, dan ketentraman. Biasanya negara kekuasaan hanya dilandaskan pada kepentingan politik kekuasaan. Elit- elit politik mengumpulkan kekuasaan sebeas-besarnya dan mempertahankannya demi kepentingan pribadi atau kelompoknya. Dalam negara kekuasaan, kekuasaan raja sangat absolute, apa yang dikehendaki raja adalah kehendak negara, dan tidak boleh ada yang mngkritik.C. Tujuan negara yang dihubungkan dengan kemakmuran rakyat.Dalam hal ini, sudah jelas bahwa pemerintahan harus mengusahakan mekamuran rakyatnya. Berkenaan dengan hal tersebut, terdapat beberapa istilah, yaitu: Salus publica suprema lex; artinya kepentingan umum mengatasi segala undang-undang. Jadi kepentingan umum dapat melanggar hukum apa saja. Princep legibus solutus est; artinya raja membuat undang-undang untuk negara, jadi hanya raja yang dapat mengurus kepentingan negara dan rakyat warga negara.Terdapat tipe-tipe negara yang berupaya mengkonsentrasikan tujuan untuk kemakmuran rakyat, antara lain.1. Tipe Negara Kekuasaan Absolut atau polizei staat Tipe negara ini mendudukan pemerintahan sebagai pelaksana kemakmuran rakyat dan mengenyampingkan peran rakyat untuk mejalankan kemakuran.2. Tipe Negara LiberalTipe negara ini dilahirkan sebaga reaksi dari kondisi yang dialami dalam suatu negara kekuasaan absolut. Golongan-golongan pengusaha kaya mendesak raja dan bangsawan untuk tidak ikut campur dalam urusan bisnis memakmurkan rakyat. Desakan ini diprakarsai oleh orang-orang yang berpikiran bebas atau liberalism.3. Tipe Negara Hukum FormilSyarat-syarat tipe negara hukum formil adalah: Pengakuan terhadap hak asasi manusia Pemisahan kekuasaan dalam negara Pemerintahan harus berdasarkan undang-undang Adanya pengadilan administrasi untuk mengadili sengketa antara pemerintah dan warga negara.4. Tipe Negara Hukum MateriilPada tipe negara ini tidak lagi terlalu mementingkan bentuk (form) tetapi yang dipentingkan adalah isinya (materi), yaitu kemakmuran rakyat tidak setiap tindakan pemerintah harus didahului dengan undang-undang (formil). Pemerintah dapat bertindak tanpa undang-undang untuk kepentingan kemakmuran rakyat.

2. Jelaskan pendapat dari Hegel, Shang Yang dan Machiavelli mengenai tujuan Negara!a. HegelMenurut Hegel, tujuan negara adalah negara itu sendiri. Negara adalah person mempunyai kemampuan sendiri dalam melaksanakan ide umum. Maka kewajiban tertinggi manusia adalah menjadi warna suatu negara dengan baik. Negara ditempatkan sebagai sesuatu yang agung dan tinggi. Dengan kata lain negara tidak punya tujuan, karena ia sendiri yang merupakan tujuan.b. Shang YangShang Yang menyatakan bahwa didalam setiap negara terdapat dua subyek yang selalu bertentangan yaitu pengusaha dan rakyat. Yang baik; pihak penguasa harus lebih kuat daripada rakyat, karena agar tidak timbul kekacauan. Lord Shang mengajurkan untuk mengumpulkan kekuasaan sebesar-besarnya dan menjauhkan aspek kebudayaan yang merugikam dan melemahkan, seperti nyanyian, music, kesusilaan, hormat pada orang tua, kejujuran, dll. Shang yang menyamakan negara dengan penguasa, dan tujuan negaranya adalah kekuasaan semata-mata. Untuk mewujudkan itu is menegaskan slogannya terkenal: Supaya negara kuat, rakyat harus lemah dan bodoh.c. MachiavelliMachiavelli mengartikan pemerintahan itu sebagai cara untuk memperoleh kekuasaan dan menjalankan kekuasaan itu. Ia tidak setuju dengan moral, kebudayaan, agama dan sebagainya, karena hal tersebut akan melemahkan raja dalam memerintah negaranya. Pemerintah negara harus mempunyai sifat serigala dan singa. Sebagai serigala atau kancil ia dapat berkhianat dan membongkar rahasia yang bisa merobohkan negara karena kelicikannya. Sebagai singa ia bia menaklukan binatang-binatang buas lainnya. Menurutnya tujuan negara adalah mengusahakan terselenggaranya ketertiban, keamanan, dan ketentraman.

3. Jelaskan perbedaan antara Negara kekuasaan (Macht Staat) dan Negara hukum (Recht Staat).Negara kekuasaan (machtstaat) berlainan pendekatannya deengan negara hukum (rechtstaat). Negara kekuasaan (mactstaat) yang berkembang pada masa lalu di Eropa Barat seperti di Perancis, raja mengidentikkan dirinya sebagai negara. Sebagaimana raja Louis pernah menyatakan Letat cest moi atau negara adalah Saya! Kekuasaan raja sangatlah absolut.Dengan adanya negara absolut ini kita kenal adanya tipe polizei Staat, dimana negara itu diselenggarakan juga untuk kemakmuran rakyat, tetapi tidak boleh dijalankan oleh rakyat. Hanya raja dan bangsawan yang boleh menjalankan perekonomian negara. Negara hukum (rechtstaat) pada awalnya berbentuk negara hukum Liberal, karena itu negara hukum juga lahir sebagai antithese dari polizei staat. Dalam segalan tindakan-tindakannya, penguasa memerlukan bentuk hukum tertentu (formil) dan formalitas adalah bentuk undang-undang. Unsur-unsur yang juga merupakan ciri pokok dari negara hukum formil adalah sebagai berikut: 1. Pengakuan terhadap hak asasi manusia2. Pemisahan kekuasaan dalam negara (sheding van machten)3. Pemerintah harus berdasarkan undang-undang (wetmatigheid van bestuur)4. Adanya pengadilan administrasi

4. Tujuan hukum menurut Kant adalah untuk melindungi kebebasan warga masyarakat yang harus dijamin dengan undang-undang. Hal ini menimbulkan unsur-unsur Negara hukum liberal, yang kemudian dilengkapi/disempurnakan oleh Stahl menjadi Negara hukum formal. Jelaskan apa maksudnya!Negara hukum liberal adalah negara dimana ada dualisme dalam pemikiran kaum liberal. Pertama, penguasa hanya menjalankan tata tertib saja; pertahankan keamanan dan menjadi fasilitator. Kedua, rakyat diberi kesempatan yang luas untuk menyelenggarakan sendiri kebutuhan-kebutuhannya kemakmuran bersama.Berdasarkan prinsip liberal, penguasa hanya menjalankan tata tertib saja; pertahankan keamanan dan menjadi fasilitator. Untuk mencegah kebebasan warga negara ini kemudian dicampuri oleh negara (penguasa), maka dibutuhkan hukum dalm bentuk formil yaitu undang-undang untuk mengatur batas-batas hak dan kewajiban dalam hubungan penguasa dan rakyat.Undang-undang ini kemudian menjadi pedoman bertindak dan berperilaku bagi negara/penguasa dan rakyat. Dengan adanya undang-undang sebagai dasar hukum memerintah, maka dengan begitu negara telah menjelma menjadi tipe negara hukum formil, yang mana salah satu ciri-cirinya adalah pemerintahan harus berdasarkan undang-undang.

5. Sebutkan unsur-unsur negara hukum menurut tradisi Negara Anglo Saxon!Adalah yang menjadi ciri pokok dari negara hukum formil adalah sebagai berikut:a. Pengakuan terhadap Hak Asasi Manusia (grondrechten).Hak-hak dasar ini harus dijamin (dengan undang-undang dan adanya pemisahan kekuasaan) dipertahankan jangan sampai dilanggar.b. Pemisahan kekuasaan dalam negara (sheding van machten).Pemisahan kekuasaan ini adalah ciri esensial dari negara hukum. Tidak semua negara yang ada hukumnya dapat dikatakan sebagai negara hukum. Negara hukum adalah konsep politis-yuridis tersendiri, sedang negara berhukum adalah suatu kenyataan empiris-sosiologis yang nyata. Jadi suatu negara yang memiliki hukum belumlah tentu sesuai dengan konsep negara hukum.c. Pemerintahan harus berdasarkan undang-undang (wetmatigheid van bestuur)Setiap tindakan atau perbuatan memerintah dari pemerintah negara haruslah memiliki dasar hukum dalam bentuk undang-undang atau hukum tertulis.d. Adanya Pengadilan Administrasi (administrative rechtspraak).Tujuan diperlukan pengadilan administrasi ini adalah mengadili sengketa antara pemerintah (penguasa) dengan warga negara (yang dikuasai). Pengadilan khusus ini dibentuk untuk kasus-kasus yang tidak dapat diadili oleh pengadilan biasa, sebab belum termasuk perkara pidana maupun perdata.6. Masalah tujuan Negara dalam hubungannya dengan kemakmuran rakyat menimbulkan persoalan tipe Negara modern. Jelaskan hubungan korelasi anatar tipe-tipe Negara modern dengan pola ekonomi suatu Negara!

Tipe-tipe negara ditentukan oleh kebijakan dari pemerintah (penguasa). Sehingga secara langsung, tipe suatu negara menentukan kebijakan ekonomi seperti apa yang diambil oleh pemerintahnya dan pola ekonomi apa yang kemudian ingin/akan terbentuk. Aliran ekonomi ini mengupayakan kekayaan yang sebanyak mungkin untuk negara.Misalnya pada tipe polizei staat, aliran ekonomi yang dianut adalah merkantilisme. Tipe polizei staat, adalah tipe yang mendudukan pemerintah sebagai pelaksana kemakmuran rakyat dan menafikam peran rakyat untuk mejalankan kemakmuran. Berdasarkan aliran ini maka terbentuklah pola ekonomi dimana para penguasa memasukan kemakmuran kedalam tujuan negara.

SOAL-SOAL LATIHAN BAB VII BENTUK NEGARA1. Jelaskan secara rinci berbagai cara peninjauan mengenai bentuk Negara!Dalam teori ilmu negara kita mengenal beberapa segi peninjauan yang membahas tentang bentuk negara, yaitu sebagai berikut :a. Peninjauan secara tradisionalSarjana yang membahas bentuk negara menurut teori tradisional antara lain Aristoteles yang mengemukakan teori tentang kuantitas yaitu bentuk negara berdasar pada jumlah orang yang memerintah dan merupakan bentuk yang ideal. Selain itu, ia juga mengemukakan teori kualitas yang merupakan pemerosotan bentuk negara ditinjau dari sudut kualitas orang yang memerintah artinya apakah ia memerintah demi kepentingan umum atau untuk kepentingan sendiri/kelompoknya.b. Peninjauan Dua Bentuk Negara Menurut Machiavelli Menurut Machiavelli hanya ada dua bentuk negara yaitu Republik (Republica) dan Monarkhi (Principati). Negara dalam hal ini merupakan hal yang pokok (genus) dan spesiesnya adalah Republik dan Monarkhi. Jellinek menyatakan bahwa ukuran untuk menentukan bentuk negara Monarkhi dan Republik berdasar pada terjadinya kehendak negara (staatswill). Apabila staatswill terjadi secara wajar melalui satu orang saja, maka bentuk negaranya adalah Monarkhi. Akan tetapi, apabila staatswill atau kehendak negara terjadi secara yuridis melalui suatu majelis atau melalui suatu dewan, maka bentuk negaranya adalah Republik. Dalam perkembangannya teori Jellinek sulit untuk diterapkan karena pada zaman modern penentuan staatswill pada bentuk Monarkhi tidak lagi ditentukan oleh satu orang. Duguit menggunakan ukuran cara pengangkatan kepala negara untuk membedakan bentuk negara Monarkhi dan Republik, apabila kepala negara diangkat secara turun temurun mana bentuk negara adalah Monarkhi. Sedangkan apabila kepala negara diangkat dengan dipilih maka bentuk negara adalah Republik. Otto Koellreuter yang menggunakan ukuran berdasarkan asas kesamaan dan ketidaksamaan untuk membedakan bentuk negara Monarkhi dan Republik. Asas kesamaan adalah setiap warga mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin negara setelah memenuhi beberapa persyaratan. Sedangkan asas ketikdaksamaan artinya tidak setiap warga mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin negara, karena kesempatan hanya ada pada warga berdasar garis keturunan tertentu.c. Peninjauan Berdasar Kriteria Ada tiga aliran yang melihat permasalahan bentuk negara :1. Aliran yang menggabungkan masalah bentuk negara dengan bentuk pemerintahan.2. Aliran yang membahas masalah bentuk negara dalam dua golongan yaitu demokrasi dan diktatuur.Aliran yang mencoba memecahkan kriteria-kriteria yang sudah ada tanpa mengutamakan istilah/penamaan, tetapi mengutamakan.

2. Menurut Aristoteles ada tiga bentuk Negara yang merupakan bentuk Negara yang ideal serta bentuk pemerosotannya. Jelaskan dalam bentuk skema!Tiga bentuk negara yang merupakan bentuk negara yang ideal serta pemerosotannya menurut Aristoteles adalah :1. Monarkhi/Kerajaan, yaitu pemerintahannya dilaksanan oleh satu orang untuk kepentingan seluruh rakyat. Apabila orang yang memerintah kemudian melaksanakan pemerintahan untuk kepentingannya sendiri maka bentuk Monarkhi berubah atau merosot menjadi tirani/diktatur.2. Aristokrasi, yaitu pemerintahan oleh sekelompok orang misalnya para ahli filsafat atau para cendekiawan yang merupakan orang yang baik-baik, dan melaksanakan pemerintahan untuk kepentingan rakyat. Apabila sekelompok orang yang memerintah ini melaksanakan pemerintahan untuk kepentingan kelompoknya sendiri, maka bentuk aristrokasi akan merosot menjadi Oligarchie. Dalam hal ini, pemerintahan dilaksanakan untuk kepentingan orang-orang kaya, dan bentuk pemerosotannya adalah Plutokrasi.3. Politeia, yaitu pemerintahan oleh seluruh orang untuk kepentingan seluruh rakyat. Apabila pemerintahan dilaksanakan oleh orang-orang yang sama sekali tidak tahu masalah pemerintahan, maka bentuk politeia akan berubah/merosot menjadi Demokrasi.Dengan demikian adanya enam bentuk negara menurut teori Aristoteles yaitu berdasar pada jumlah orang yang memerintah (quantity government of) dan adanya pemerosotan bentuk negara dari bentuk yang baik/ideal (good form of government) menjadi bentuk negara yang tidak baik (bad form of government). Secara keseluruhan enam bentuk negara dan bentuk pemerosotannya menurut teori Aristoteles dapat dilihat dalam skema dibawah ini

Quantity Government ofQuantity of Form of Government

GoodBad

OneMonarchyTyranny/Dictatuur

FewAristocracyOligarchy/Plutocracy

manypoliteiademocracy

3. Jelaskan pula teori revolusi bentuk Negara dari Aristoteles, dan bagaimana pendapat Polybios mengenai hal ini!Keenam bentuk negara yaitu Monarkhi-Tirani, AristokrasiOligarchie/Plutokrasi, Politeia-Demokrasi, merupakan bentuk negara yang saling berhubungan satu sama lain dan merupakan suatu perputaran/siklus, disebut teori revolusi dari Aristoteles.Monarkhi adalah bentuk negara yang ideal kemudian terjadi pemerosotan menjadi Tirani/Diktatur. Dari bentuk Tirani/Diktatur kemudian ingin kembali pada bentuk negara yang ideal sehingga timbul bentuk negara Aristokrasi. Bentuk negara Aristokrasi merosot menjadi Oligarchie/Plutokrasi. Selanjutnya orang kembali menginginkan bentuk negara yang ideal sehingga timbul bentuk negara Politeia. Dalam siklusnya bentuk negara Politeia kemudian merosot menjadi Demokrasi, dan setelah itu kembali pada bentuk negara Monarkhi sebagai bentuk negara ideal yang pertama.Teori Aristoteles banyak dianut oleh para sarjana pada masa itu antara lain Polybios. Hanya menurut Polybios bentuk negara ideal yang ketiga bukan Politeia tetapi Demokrasi, dan bentuk pemerosotannya adalah Ochlokrasi/Mobocracy atau bahkan pemerosotannya adalah Anarchie (anarkhi), yaitu suatu kondisi dimana tidak ada pemerintahan lagi (kacau balau). Dengan demikian teori bentuk negara menurut Polybios dengan bentuk pemerosotannya adalah Monarkhi-Tirani/Diktatur, Aristokrasi-Oligarchie/Plutokrasi, dan Demokrasi-Ochlokrasi.Menurut Polybios pada bentuk Monarkhi yang merupakan bentuk negara tertua, pemerintahan dipegang oleh seseorang yang mempunyai beberapa keunggulan tertentu. Dengan demikian ia mendapat kepeercayaan rakyat untuk melaksanakan tugas pemerintahan. Ia kemudian melaksanakan tuas pemerintahan untuk kepentingan rakyat. Akan tetapi keturunannya ternyata tidak melaksanakan tugas untuk kepentingan rakyat tetapi untuk kepentingannya sendiri dan bertindak sewenang-wenang.Pada saat ini Monarkhi telah bergeser menjadi Tirani dan rakyat hidupnya menjadi tertindas. Selanjutnya muncul sekelompok orang yang berani dan bersifat baik melawan penguasa yang kejam dan merebut kekuasaannya. Sekelompok orang ini kemudian memegang kekuasaan pemerintahan untuk kepentingan umum sehingga bentuk negara bergeser dari Tirani menjadi Aristokrasi. Meskipun demikian dalam perkembangannya para aristocrat ternyata tidak lagi melaksanakan tugas pemerintahan untuk kepentingan rakyat, tetapi untuk kepentingan kelompoknya sendiri.Bentuk negara bergerak lagi dari Aristokrasi menjadi Oligarkhi. Pada bentuk ini tidak dijumpai keadilan sehingga rakyat memberontak dan mengambil kekuasaan sehingga bentuk Oligarkhi bergeser menjadi Demokrasi. Kekuasaan pemerintahan kemudian dipegang oleh rakyat untuk seluruh rakyat melalui sistem perwakilan. Akan tetapi para wakil rakyat ini pada akhirnya juga tidak memperhatikan kepentingan umum, sehingga negara menjadi kacau dan bentuk Demokrasi bergeser menjadi Ochlokrasi.Dalam keadaan kacau muncul seseorang yang kuat dan berani yang ingin memperbaiki keadaan dan ia kemudian mengambil alih kekuasaan. Orang ini kemudian memerintah dengan baik dan sangat memperhatikan kepentingan rakyat, sehingga bentuk Ochlokrasi kembali pada bentuk awal yaitu bentuk negara Monarkhi.

4. Machiavelli menyatakan bahwa bentuk Negara ada dua yaitu Republik dan Monarkhi. Sehubungan dengan hal tersebut jelaskan pendapat dari Jellinek, Duguit, dan Otto Koelreuter mengenai hal ini! Menurut Machiavelli hanya ada dua bentuk negara yaitu Republik (Republica) dan Monarkhi (Principati). Negara dalam hal ini merupakan hal yang pokok (genus) dan spesiesnya adalah Republik dan Monarkhi. Jellinek menyatakan bahwa ukuran untuk menentukan bentuk negara Monarkhi dan Republik berdasar pada terjadinya kehendak negara (staatswill). Apabila staatswill terjadi secara wajar melalui satu orang saja, maka bentuk negaranya adalah Monarkhi. Akan tetapi, apabila staatswill atau kehendak negara terjadi secara yuridis melalui suatu majelis atau melalui suatu dewan, maka bentuk negaranya adalah Republik. Dalam perkembangannya teori Jellinek sulit untuk diterapkan karena pada zaman modern penentuan staatswill pada bentuk Monarkhi tidak lagi ditentukan oleh satu orang. Duguit menggunakan ukuran cara pengangkatan kepala negara untuk membedakan bentuk negara Monarkhi dan Republik, apabila kepala negara diangkat secara turun temurun mana bentuk negara adalah Monarkhi. Sedangkan apabila kepala negara diangkat dengan dipilih maka bentuk negara adalah Republik. Otto Koellreuter yang menggunakan ukuran berdasarkan asas kesamaan dan ketidaksamaan untuk membedakan bentuk negara Monarkhi dan Republik. Asas kesamaan adalah setiap warga mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin negara setelah memenuhi beberapa persyaratan. Sedangkan asas ketikdaksamaan artinya tidak setiap warga mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin negara, karena kesempatan hanya ada pada warga berdasar garis keturunan tertentu.Dengan demikian apabila kepala negara ditentukan secara turun-temurun (asas ketidaksamaan) maka bentuk negaranya adalah Monarkhi. Sedangkan, apabila kesempatan menjadi kepala negara terbuka bagi setiap warga (asas kesamaan), bentuk negaranya adalah Republik. Selain itu, karena Otto von Koellreuter berasal dari Jerman maka ia menambahkan satu bentuk negara lagi yaitu Autoritaren Fuhrer Staat yang merupakan suatu bentuk negara diktatur seperti Jerman pada masa Hitler.

5. Dalam perkembangannya pembahasan masalah bentuk Negara ternyata bergeser menjadi masalah bentuk pemerintahannya. Berkaitan dengan masalah bentuk pemerintahannya. Jelaskan :a. Fase-fase sistem pemerintahan Parlementer.1. Fase kekuasaan tertinggi masih berada pada tangan Raja/Eksekutif (Overwicht van de Executief). Pada fase ini apabila terjadi perselisihan, maka yang menentukan adalah Raja sehingga kekuasaan Raja/Eksekutif lebih besar dari Legislatif. (E>L).2. Fase keseimbangan antara kekuasaan lembaga Eksekutif dan Legislatif. Terjadi pada masa negara hukum formal atas desakan golongan liberal yang ingin turut serta dalam pemerintahan berdasar pada asas kebebasan individu, juga untuk menjamin hak dan kedudukannya. Pada masa ini pada setiap Undang-Undang Dasar yang menganut sistem parlemen umumnya memuat suatu rumusan yang menetapkan bahwa Parlemen dapat meminta pertanggung jawab pada pemerintah. Akan tetapi apabila parlemen tidak lagi memenuhi keinginan rakyat, maka pemerintah dapat membubarkan Parlemen. Dengan demikian terdapat keseimbangan antara kekuasaan Eksekutif dan Legislatif. (E=L).3. Fase kekuasaan tertinggi ada pada Parlemen (Overwicht ada pada Parlemen), disebut sebagai sistem parlementer yang murni. Hal ini berdasar pada pemikiran bahwa dalam negara demokrasi maka sudah seharusnya kekuasaan tertinggi berada pada parlemen ssebagai lembaga perwakilan rakya. (E