Click here to load reader
Upload
adib-hilmi-hasan
View
227
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan berbahaya, istilah narkoba ini sangat berkaitan dengan senyawa yang memberi efek kecanduan bagi para penggunanya. Bahaya narkoba tidak hanya berpengaruh pada fisik saja tetapi bisa mengganggu mental atau jiwa pecandu narkoba tersebut, oleh karena itulah saya dalam situs yang ini ingin sekali berbagi pengetahuan tentang bahaya narkoba. Di samping memberikan informasi-informasi tentang pengobatan herbal situs ini juga ingin berbagi tentang informasi kesehatan lainnya yang mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca, seperti informasi tentang bahaya narkoba yang akan kita bahas sekarang.
Citation preview
A. Latar belakang
Narkoba juga dikenal dengan NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan
Zat Adiktif lainnya), kini semakin marak dibicarakan dan disalahgunakan di
masyarakat, melibatkan semua golongan dari anak-anak sampai orang dewasa
bahkan tidak mengenal tingkat sosial ekonomi rendah atau tinggi, baik yang
terpelajar maupun tidak. Obat terlarang ini diklasifikasikan ke dalam beberapa
golongan, yaitu : opioda (misalnya heroin, putauw), amfetamin (misalnya ecstasy,
shabu-shabu), sedativa-hipnotika (misalnya valium, luminal), kanabis (misalnya
ganja, marijuana), kokain, dan lain-lain, seperti gas yang dapat menguap
(misalnya aica aibon).
NAPZA tidak akan pernah ada habisnya membahas masalah yang satu ini.
Suatu benda yang sebenarnya punya manfaat yang luar biasa dalam dunia
kedokteran telah melenceng jauh dari fungsi asalnya. Nyatanya narkotika dan
psikotropika disalahgunakan oleh para pemakai atau pecandu. Bahkan barang ini
merupakan suatu lahan bisnis yang basah untuk meraup kekayaan dan keuntungan
sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan dampak yang luar baisa bagi
kehancuran bangsa, terutama apabila terjadi pada anak-anak muda yang
merupakan generasi penerus bangsa.
B. Faktor-faktor yang mempengarui seseorang untuk mengkonsumsi
narkoba
Sering kita melihat ditelevisi maupun di surat kabar para pemakai, pengedar,
Bandar bahkan produsen ditangkap oleh aparat yang berwenang, tapi tetap saja
penyalahgunaan barang haram ini masih banyak terjadi di masyarakat layaknya
jamur di musim hujan, mati satu tumbuh seribu.
Pemerintahpun tidak tinggal diam walaupun ada sanksi pidana yang jelas-jelas
mengancam namun para pemakai kelas teri sampai produsen pun tetap saja tidak
ada kata jera. Ironisnya lagi penjara atau lembaga pemasyarakatanpun kini bukan
tempat yang angker lagi bagi para penggila narkotika dan psikotropika. Kini
penjara malah berubah fungsi menjadi semacam tempat kursus untuk menambah
wawasan dan pengalaman tentang dunia narkoba. Yang semula sekedar menjadi
pemakai bisa meningkat menjadi pengedar, yang semula pengedar bisa menjadi
Bandar, dan dari Bandar meningkat menjadi produsen. Maklum saja interaksi
dalam kurun waktu tertentu yang berlangsung secara intensif diantara sasaran
pelaku narkotika bisa meningkatkan wawasan dan keberanian untuk mencoba
sesuati hal yang lebih. Ditambah lagi iming-iming materi yang sangat
menggiurkan dari hasil barang haram ini.
Faktor yang menyebabkan antara lain:
1. Faktor Pribadi
1) Rasa ingin tahu dan ingin mencoba
Dalam berbagai permasalahan manusia yang meliputi mental, fisik
dan sosial terjadi fenomena yang saling mempengaruhi, sehingga timbul
interaksi dan hubungan sebab akibat antara berbagai peristiwa yang
menjadi permasalahan manusia, seperti terjadinya kejahatan, dimana ada
korban dan pelaku.
Salah satu hasil interaksi tersebut adalah hanyalah guna narkotika
dikalangan remaja. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti
adanya rasa ingin tahu dan ingin mencoba untuk menggunakan narkotika.
Rasa ingin tahu ada sesuatu hal memang sudah menjadi sifat manusia, dan
bisa dilakukan dengan cara meniru orang lain dengan berbuat hal yang
sama.
2) Loyalitas yang berlebihan dan gengsi
Loyalitas pergaulan dan gengsi merupakan suatu situasi dan
kondisi kehidupan remaja yang harus diciptakan untuk menjamin dan
memelihara kelangsungan pergaulan hidup agar tidak tersingkir. Oleh
karena itu, dalam suatu pergaulan remaja penyebab terjadinya
penyalahgunaan narkotika merupakan salah satu sebabnya.
Hal tersebut mereka lakukan agar tidak tersingkir dari pergaulan
kehidupan, karena mereka mendambakan suasana:
Perasaan senasib atas setiap permasalahan yang timbul dalam suatu
kelompok.
Adanya perasaan bahwa dalam kelompok pergaulan tersebut,
mereka saling melindungi.
Adanya rasa damai dan tentram baik lahir dan batin dalam suasana
pergaulan hidup yang penuh dengan hura-hura.
Yang dimaksud dengan loyalitas yang berlebihan dan gengsi agar
tidak tersingkir dari pergaulan adalah suasana yang penuh ketaatan dan
tunduk terhadap pergaulan kehidupan kelompok serta penuh dengan rasa
kemampuan yang terlalu berlebihan. Sehingga menimbulkan kesepakatan
dalam rangka mencapai satu kesatuan yang utuh.
Jadi apabila kelompok tersebut beranggotakan orang-orang yang morfinis,
yang lain harus mempunyai rasa loyalitas terhadap anggota yang hanya
dengan menggunakan narkotika sebagai rasa hormat terhadap kelompok
tersebut.
Dengan timbulnya banyak permasalahan, baik permasalahan yang datang
dari dalam diri sendiri, dalam rumah tangga maupun dari lingkungan
masyarakat.
2. Faktor Lingkungan
1) Lingkungan Keluarga
Faktor tersebut dapat berupa faktaor psikologis, pendidikan, organ biologis
dan sosial budaya, selain itu seorang anak juga mempunyai kebutuhan-
kebutuhan seperti:
Kebutuhan fisiologis akan makanan, air, istirahat, oksigen, dan ekspresi
seksual.
Kebutuhan akan rasa aman
Kebutuhan akan cinta memiliki dan dimiliki.
Kebutuhan akan harga diri
Kebutuhan akan perwujudan diri dan mengekspresikan kepribadian.
2) Lingkungan Masyarakat
Masyarakat sebagai kontrol sosal (social control) sangat
berpengaruh terhadap lingkungan hidup manusia dan merupakan kaidah
atau norma agar manusia dapat teratur dan saling menghormati. Faktor
masyarakat juga sangat berperan dalam menentukan keterlibatan remaja
dalam penyalahgunaan narkotika. Masyarakat yang tidak menerima latar
belakang remaja yang tidak baik mengakibatkan timbulnya
penyalahgunaan narkoba.
3) Faktor Mudah Didapatkan
Negara Indonesia merupakan wilayah yang letak geografisnya
sangat rawan bila ditinjau dari lalu lintas peredaran narkotika. Letak
geografis yang sangat strategis ini dapat menjadikan negara Indonesia
sebagai daerah transit perdagangan dan peredaran narkotika.
Selain letak geografisnya yang sangat menunjang bagi peredaran
maupun perdagangan, kondisi alam Indonesia juga memungkinkan
beberapa jenis tanaman narkotika untuk tumbuh subur, seperti misalnya di
wilayah Aceh yang sampai sekarang diyakini sebagai pemasok utama
ganja.
Melihat posisi negara Indonesia dan kondisi alam yang
memungkinkan tumbuhnya tanaman narkotika dikaitkan dengan jalur
narkotika internasional tersebut, maka gelagat ancamanya cenderung
meningkat, baik sebagai tempat pemasaran, daerah transit, basis operasi,
khususnya Jakarta dan surabaya yang merupakan pintu-pintu utama yang
sangat potensial.
Dengan mudahnya didapatkannya narkotika yang beredar secara
gelap, mengakibatkan penyalahgunaan narkotika di Indonesia menjadi
masalah sedikit. Faktor mudah didapatkannya narkotika yang beredar
secara gelap merupakan faktor yang sangat menentukan bagi faktor-faktor
lain yang menyebabkan penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja.
4) Faktor Sanksi Pidana dan Denda
Meskipun ada undang-undang yang melarangnya namun para
pelaku penyalahgunaan tetap saja banyak, hal ini dikarenakan terlalu
lemahnya sanksi yang diberikan. Sehingga para pekaku meremehkan
sanksi-sanksi yang ada.
C. Dampak yang ditimbulkan bagi orang pengkonsumsi narkoba
Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif / psikotropika dapat
menyebabkan efek dan dampak negatif bagi pemakainya. Danmpak yang negatif
itu sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya bagi kesehatan mental dan
fisik.
Meskipun demikian terkadang beberapa jenis obat masih dipakai dalam dunia
kedokteran, namun hanya diberikan bagi pasien-pasien tertentu, bukan untuk
dikonsumsi secara umum dan bebas oleh masyarakat. Oleh karena itu obat dan
narkotik yang disalahgunakan dapat menimbulkan berbagai akibat yang beraneka
ragam.
Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang Disalahgunakan sebagai berikut :
Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan
kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu
biasanya tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial.
Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang
memakai zat terlarang.
Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah
atau perguruan tinggi alias DO / drop out.
Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba
akan gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal.
Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta
menjalani kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.
Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat
menyiksa lahir batin.
Merusak hubungan keluarga
Menurunkan kemampuan belajar
Kesulitan membedakan baik dan buruk
Merosotnya produktifitas kerja
Meningkatnya tindak kriminal/kekerasan
Timbulnya gangguan kesehatan
Meningkatnya angka kecelakaan
Pengkonsumsian narkoba, baik berupa psikotropika maupun narkotika tentu
akan membawa dampak terhadap tubuh manusia. Akibat yang paling fatal adalah
kematian. Berikut adalah uraian mengenai efek penggunaan narkoba yang
akhirakhir ini banyak beredar di masyarakat, khususnya generasi muda :
1. Ecstacy
Diare, dehidrasi, hiperaktif, sakit kepala, menggigil tak terkontrol,
detak jantung cepat & sering, mual & muntah, nafsu makan berkurang,
Jika pemakaian dihentikan maka seseorang akan mengalami ketidak
tenangan, cepat marah, cepat lelah, tidak bersemangat, selalu ingin
tidur.
2. Putaw (heroin)
Kejang-kejang, mual, hidung & mata berair, kehilangan nafsu makan,
kurang cairan tubuh, mudah ngantuk, cadel, bicara tidak jelas, sulit
konsentrasi, AIDS, kematian.
Jika pemakaian dihentikan maka pemakai akan mengalami sakaw.
Sakaw merupakan reaksi normal ketika seseorang berhenti
mengkonsumsi putaw.
3. Codein, Demerol & Methadone
Kacau bicara, kerusakan penglihatan pada malam hari, kerusakan lever
& ginjal, AIDS, hepatitis, kematian.
Jika pemakaian dihentikan maka akan dialami kram otot parah, nyeri
tulang, diare berat, demam, hipertensi, insomnia, gelisah, depresi, mual,
muntah.
4. Kokain
Bersemangat, gelisah, nafsu makan berkurang, paranoid, lever
terganggu, merusak otot jantung, kerusakan syaraf, impotent, berat
badan menyusut, kejang-kejang, halusinasi, kerusakan ginjal,
kerusakan, kematian.
Jika pemakaian dihentikan maka akan dialami depresi sehingga kerap
kali muncul keinginan untuk bunuh diri.
5. Cannabis
Lamban berpikir, mengurangi konsentrasi, meningkatkan denyut nadi,
keseimbangan dan koordinasi tubuh yang buruk, ketakutan, panik,
depresi, kebingungan, halusinasi.
D. Cara memecahkan masalah
Melihat dari dampak yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan narkoba
tersebut diatas maka hal yang paling utama untuk dilakukan adalah tindaka
preemtif (edukatif) dan preventif (pencegahan). Tindakan edukatif dilakukan
dengan tujuan menghilangkan faktor peluang dan pendorong pengkonsumsian
narkoba oleh masyarakat.
Penanggulangan tersebut tentu saja menjadi kewajiban masyarakat pula,
tindakan yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk menghindari kontak dengan
narkoba antara lain :
a. Peningkatan keimanan terhadap Tuhan YME melalui pendidikan dan
pengamalan agama, baik didalam keluarga, lingkungan sekolah maupun
lingkungan masyarakat;
b. Melakukan sosialisasi UU Narkotika & UU Psikotropika serta peraturan
lain yang sejenis;
c. Melakukan penyuluhan-penyuluhan mengenai bahaya narkoba dari sisi
medis; Banyak melakukan kegiatan-kegiatan positif sehingga akan
mengurangi kesempatan untuk terpengaruh hal-hal negatif;
d. Memilih lingkungan pergaulan yang positif
e. Melaporkan kepada pihak yang berwajib jika disekitar lingkungan kita ada
indikasi penyalahgunaan narkoba;
f. Membawa pecandu ke pusat-pusat rehabilitasi. Begitu banyaknya dampak
negatif dari penyalahgunaan narkoba tentunya akan membuat generasi
muda berpikir positif untuk menghindar dan bagi yang telah terlanjur ada
dalam lingkungan negatif tersebut berusaha kuat untuk meninggalkan.
“Say No To Drugs” harus semakin ditanamkan dalam hati para generasi
muda. Drugs Abus menjadi ancaman serius dan masa depan bangsa
menjadi taruhan yang teramat mahal.
Upaya Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Untuk Mengatasi Masalah
Narkoba :
• Promotif
Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program preemtif
atau program pembinaan. Pada program ini yang menjadi sasaran
pembinaanya adalah para anggota masyarakat yang belum memakai atau
bahkan belum mengenal narkoba sama sekali. Prinsip yang dijalani oleh
program ini adalah dengan meningkatkan peranan dan kegitanan
masyarakat agar kelompok ini menjadi lebih sejahtera secara nyata
sehingga mereka sama sekali tidak akan pernah berpikir untuk
memperoleh kebahagiaan dengan cara menggunakan narkoba.
Bentuk program yang ditawrkan antara lain pelatihan, dialog
interaktif dan lainnya pada kelompok belajar, kelompok olah raga, seni
budaya, atau kelompok usaha. Pelaku program yang sebenarnya paling
tepat adalah lembaga-lembaga masyarakat yang difasilitasi dan diawasi
oleh pemerintah.
• Preventif
Program promotif ini disebut juga sebagai program pencegahan
dimana program ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali
belum pernah mengenal narkoba agar mereka mengetahui tentang seluk
beluk narkoba sehingga mereka menjadi tidak tertarik untuk
menyalahgunakannya. Program ini selain dilakukan oleh pemerintah, juga
sangat efektif apabila dibantu oleh sebuah instansi dan institusi lain
termasuk lembaga-lembaga profesional terkait, lembaga swadaya
masyarakat, perkumpulan, organisasi masyarakat dan lainnya.
Bentuk dan agenda kegiatan dalam program preventif ini:
1. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba
Program pemberian informasi satu arah dari pembicara kepada
pendengar tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Kampanye ini hanya
memberikan informasi saja kepada para pendengarnya, tanpa disertai sesi
tanya jawab. Biasanya yang dipaparkan oleh pembicara hanyalah garis
besarnya saja dan bersifat informasi umum. Informasi ini biasa
disampaikan oleh para tokoh asyarakat. Kampanye ini juga dapat
dilakukan melalui spanduk poster atau baliho. Pesan yang ingin
disampaikan hanyalah sebatas arahan agar menjauhi penyalahgunan
narkoba tanpa merinci lebih dala mengenai narkoba.
2. Penyuluhan seluk beluk narkoba
Berbeda dengan kampanye yang hanya bersifat memberikan
informasi, pada penyuluhan ini lebih bersifat dialog yang disertai dengan
sesi tanya jawab. Bentuknya bisa berupa seminar atau ceramah. Tujuan
penyuluhan ini adalah untuk mendalami pelbagai masalah tentang narkoba
sehingga masyarakat menjadi lebih tahu karenanya dan menjadi tidak
tertarik enggunakannya selepas mengikuti program ini. Materi dalam
program ini biasa disampaikan oleh tenaga profesional seperti dokter,
psikolog, polisi, ahli hukum ataupun sosiolog sesuai dengan tema
penyuluhannya.
3. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya
Perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan didalam kelompok
masyarakat agar upaya menanggulangi penyalahgunaan narkoba didalam
masyarakat ini menjadi lebih efektif. Pada program ini pengenalan
narkoba akan dibahas lebih mendalam yang nantinya akan disertai dengan
simulasi penanggulangan, termasuk latihan pidato, latihan diskusi dan
latihan menolong penderita. Program ini biasa dilakukan dilebaga
pendidikan seperti sekolah atau kampus dan melibatkan narasumber dan
pelatih yang bersifat tenaga profesional.Upaya mengawasi dan
mengendalikan produksi dan upaya distribusi narkoba di masyarakat.
Pada program ini sudah menjadi tugas bagi para aparat terkait
seperti polisi, Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM), Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan dan
sebagainya. Tujuannya adalah agar narkoba dan bahan pembuatnya tidak
beredar sembarangan didalam masyarakat. namun melihat keterbatasan
julah dan kemampuan petugas, program ini masih belum dapat berjalan
optimal.
• Kuratif
Program ini juga dikenal dengan program pengobatan dimana
program ini ditujukan kepada para peakai narkoba. Tujuan dari program
ini adalah mebantu mengobati ketergantungan dan menyembuhkan
penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus menghentikan
peakaian narkoba. Tidak sembarang pihak dapat mengobati pemakai
narkoba ini, hanya dokter yang telah mempelajari narkoba secara
khususlah yang diperbolehkan mengobati dan menyembuhkan pemakai
narkoba ini. Pngobatan ini sangat rumit dan dibutuhkan kesabaran dala
menjalaninya. Kunci keberhasilan pengobatan ini adalah kerjasama yang
baik antara dokter, pasien dan keluarganya.
Bentuk kegiatan yang yang dilakukan dalam program pengobat
ini adalah:
1. Penghentian secara langsung.
2. Pengobatan gangguan kesehatan akibat dari penghentian dan
pemakaian narkoba (detoksifikasi).
3. Pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat pemakaian
narkoba.
4. Pengobatan terhadap penyakit lain yang dapat masuk bersama
narkoba seperti HIV/AIDS, Hepatitis B/C, sifilis dan lainnya.
Pengobatan ini sangat kompleks dan memerlukan biaya yang
sangat mahal. Selain itu tingkat kesembuhan dari pengobatan ini tidaklah
besar karena keberhasilan penghentian penyalahgunaan narkoba ini
tergantung ada jenis narkoba yang dipakai, kurun waktu yang dipakai
sewaktu menggunakan narkoba, dosis yang dipakai, kesadaran penderita,
sikap keluarga penderita dan hubungan penderita dengan sindikat
pengedar. Selain itu ancaman penyakit lainnya seperti HIV/AIDS juga ikut
mempengaruhi, walaupun bisa sembuh dari ketergantungan narkoba tapi
apabila terjangkit penyakit seperti AIDS tentu juga tidak dapat dikatakan
berhasil.
• Rehabilitatif
Program ini disebut juga sebagai upaya pemulihan kesehatan jiwa
dan raga yang ditujukan kepada penderita narkoba yang telah lama
menjalani program kuratif. Tujuannya agar ia tidak memakai dan bisa
bebas dari penyakit yang ikut menggerogotinya karena bekas pemakaian
narkoba. Kerusakan fisik, kerusakan mental dan penyakit bawaan macam
HIV/AIDS biasanya ikut menghampiri para pemakai narkoba. Itulah
sebabnya mengapa pengobatan narkoba tanpa program rehabilitasi
tidaklah bermanfaat.
Setelah sembuh masih banyak masalah yang harus dihadapi oleh
bekas pemakai tersebut, yang terburuk adalah para penderita akan merasa
putus asa setelah dirinya tahu telah terjangit penyakit macam HIV/AIDS
dan lebih memilih untuk mengakhiri dirinya sendiri. Cara yang paling
banyak dilakukan dalam upaya bunuh diri ini adalah dengan cara
menyuntikkan dosis obat dalam jumlah berlebihan yang mengakibatkan
pemakai mengalami Over Dosis (OD).
Cara lain yang biasa digunakan untuk bunuh diri dalah dengan
melompat dari ketinggian, membenturkan kepala ke tembok atau sengaja
melempar dirinya untuk ditbrakkan pada kendaraaan yang sedang lewat.
Banyak upaya pemulihan namun keberhasilannya sendiri sangat
bergantung pada sikap profesionalisme lembaga yang menangani program
rehabilitasi ini, kesadaran dan kesungguhan penderita untuk sembuh serta
dukungan kerja sama antara penderita, keluarga dan lembaga.
Masalah yang paling sering timbul dan sulit sekali untuk
dihilangkan adalah mencegah datangnya kembali kambuh (relaps) setelah
penderita menjalani pengobatan. Relaps ini disebabkan oleh keinginan
kuat akibat salah satu sifat narkoba yang bernama habitual. Cara yang
paling efektif untuk menangani hal ini adalah dengan melakukan
rehabilitasi secara mental dan fisik. Untuk pemakaipsikotropika biaanya
tingkat keberhasilan setlah pengobatan terbilang sering berhasil, bahkan
ada yang bisa sembuh 100%.
• Represif
Ini merupakan program yang ditujukan untuk menindak para
produsen, bandar, pengedar dan pemakai narkoba secara hukum. Program
ini merupakan instansi peerintah yang berkewajiban mengawasi dan
mengendalikan produksi aupun distribusi narkoba. Selain itu juga berupa
penindakan terhadap pemakai yang melanggar undang-undang tentang
narkoba. Instansi yang terkain dengan program ini antara lain polisi,
Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM),
Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan. Begitu luasnya jangkauan
peredaran gelap narkoba ini tentu diharapkan peran serta masyarakat,
termasuk LSM dan lembaga kemasyarakatan lain untuk berpartisipasi
membantu para aparat terkait tersebut.
Masyarakat juga harus berpartisipasi, paling tidak melaporkan segala hal yang
berhubungan dengan kegiatan yang terkait dengan penyalahgunaan narkoba
dilingkungannya. Untuk memudahkan partisipasi masyarakat tersebut, polisi
harus ikut aktif menggalakkan pesan dan ajakan untuk melapor ke polisi bila
melihat kegiatan penyalahgunaan narkoba.
Cantumkan pula nomor dan alamat yang bisa dihubungi sehingga masyarakat
tidak kebingungan bila hendak melapor nanti.Keberadaan orang tua merupakan
pendidik utama bagi putra putrinya sekaligus menjadi figus untuk menjadi
panutan, teladan dan dihormati.
Dengan figur tersebut peran orang tua sangat besar sehingga diharapkan
mampu melakukan beberapa hal diantaranya sebagai berikut:
a. Terciptanya suasana yang harmonis, hangat, gairah, penuh kasih sayang,
perhatian, dan penuh dengan rasa kekeluargaan.
b. Mengembangkan hubungan yang akrab dan komunikasi yang baik dengan
anak-anak, bersikap terbuka, dan jujur terhadap mereka.
c. Mengerti dan mau menerima kehadiran anak bagaimana pun keberadaan
mereka.
d. Selalu mendengarkan dan menghargai pendapat anak, sekaligus selalu
memberikan bimbingan agar mereka mampu membuat suatu keputusan
yang bijaksana.
e. Selalu memberikan pujian jika anak berbuat baik, atau memperoleh
presentasi, misalnya juara kelas, khatam mengaji bagi yang beragama
Islam.
f. Selalu meluangkan waktu untuk berkumpul dan berdiskusi dengan anak di
rumah.
g. Memberikan tanggung jawab kepada anak sesuai dengan tingkat usianya.
h. Menanamkan nilai budi pekerti, disiplin dan selalu melaksanakan perintah
dan menjauhi larangan agama.
i. Memperhatikan nilai-nilai luhur, sosial, budaya, dan moral. Mengetahui
dan memahami akan bahaya penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan
zat adiktif lainnya.
j. Mengetahui ciri-ciri dari anak yang terlibat penyalaghunaan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Segera menghubungi ahli, jika
diketahui seorang anak mulai kecanduan narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya.
E. Kesimpulan
Dari yang sudah dijelaskan diatas terfapat 4 alasan yang menjadi pemicu
seorang dalam penyalahgunaan dalam narkoba. Ketigannya adalah faktor diri,
faktor lingkungan, faktor kesediaan narkoba itu sendiri dan faktor sangsi pidana
dan denda.
Dampak penyalahgunaan narkoba itu sendiri akan merusak pribadi secara
tidak lansung terhadap dirinya dan yang lansung berdampak bisa dilihat lansung
dengan perubahan fisik dan timbulnya beberapa penyakit.
Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah narkoba adalah dengan cara :
Promosi
Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program preemtif atau
program pembinaan.
Premativ ( kampanye anti narkoba dan penyuluan )
Kuratif
Program ini juga dikenal dengan program pengobatan dimana program
ini ditujukan kepada para peakai narkoba
Rehabilitasi
Program ini disebut juga sebagai upaya pemulihan kesehatan jiwa dan
raga yang ditujukan kepada penderita narkoba yang telah lama
menjalani program kuratif
Respresif
program yang ditujukan untuk menindak para produsen, bandar,
pengedar dan pemakai narkoba secara hukum )
MAKALAH
“NARKOBA”
Guna memenuhi tugas mata kuliah
SOSIOLOGI
Dosen Pengampu :
Oleh kelompok :
Nayiatul faizah hilmi
NIM :
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
JULI 2015