93
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhir- akhir ini semakin berkembang. Hal ini ditandai dengan semakin banyak investor yang melakukan investasi di bidang tersebut. Bisnis retail di Indonesia berkembang dari gerai tradisional ke gerai modern berupa supermarket. Perkembangan bisnis retail dalam pasar modern memberikan alternatif belanja yang menarik bagi konsumen.Pergeseran budaya berbelanja konsumen merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi perkembangan ritel dan pasar modern. Keputusan pembelian merupakan proses penting yang dipengaruhi pemasar melalui strategi dan bauran pemasaran. Konsumen akan mengevaluasi keputusan dan tindakannya dalam membeli, jika suatu produk dibeli dengan percobaan ternyata memuaskan atau lebih maka konsumen berkeinginan untuk melakukan pembelian ulang. Kepuasan dan ketidakpuasan yang dialami konsumen akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian ulang. Menurut Utami (2006) “Loyalitas pelanggan adalah kesetiaan pelanggan untuk berbelanja di lokasi ritel tertentu. Beberapa dasar untuk mempertahankan keunggulan bersaing juga membantu menarik perhatian dan mempertahankan para pelanggan yang loyal” . Manajemen perusahaan harus memperhatikan pemasaran produknya untuk menarik minat konsumen agar datang untuk membeli. Strategi dan sistem

bauk2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Beby Karina Fawzeea

Citation preview

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhir-

    akhir ini semakin berkembang. Hal ini ditandai dengan semakin banyak investor

    yang melakukan investasi di bidang tersebut. Bisnis retail di Indonesia

    berkembang dari gerai tradisional ke gerai modern berupa supermarket.

    Perkembangan bisnis retail dalam pasar modern memberikan alternatif belanja

    yang menarik bagi konsumen.Pergeseran budaya berbelanja konsumen merupakan

    salah satu faktor yang ikut mempengaruhi perkembangan ritel dan pasar modern.

    Keputusan pembelian merupakan proses penting yang dipengaruhi

    pemasar melalui strategi dan bauran pemasaran. Konsumen akan mengevaluasi

    keputusan dan tindakannya dalam membeli, jika suatu produk dibeli dengan

    percobaan ternyata memuaskan atau lebih maka konsumen berkeinginan untuk

    melakukan pembelian ulang. Kepuasan dan ketidakpuasan yang dialami

    konsumen akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian ulang.

    Menurut Utami (2006) Loyalitas pelanggan adalah kesetiaan pelanggan

    untuk berbelanja di lokasi ritel tertentu. Beberapa dasar untuk mempertahankan

    keunggulan bersaing juga membantu menarik perhatian dan mempertahankan para

    pelanggan yang loyal .

    Manajemen perusahaan harus memperhatikan pemasaran produknya untuk

    menarik minat konsumen agar datang untuk membeli. Strategi dan sistem

  • pemasaran harus dapat dugunakan sebaik-baiknya untuk mengatasi persaingan

    yang ada.

    Meskipun pemasar sudah memiliki pelanggan yang dianggap loyal,

    pemasar tetap perlu memberikan perhatian terhadap pelanggan agar tidak terjadi

    perpindahan merek. Tekanan-tekanan persaingan yang mengarah pada perubahan

    loyalitas pelanggan juga tidak dapat diabaikan. Dalam jangka panjang, loyalitas

    pelanggan menjadi tujuan bagi perencanaan strategis dan lingkungan persaingan

    global yang semakin ketat dan masuknya produk-produk inovatif ke pasar serta

    kondisi pasar yang jenuh untuk produk-produk tertentu.

    Indonesia merupakan negara yang mempunyai penduduk dengan jumlah

    ketiga terbesar di dunia dan merupakan Negara yang memiliki tingkat konsumsi

    akan barang-barang ritel yang tinggi pula. Pengaplikasian ini dapat dilihat di

    perusahaan Carrefour. perusahaan Carrefour merupakan bisnis ritel modern yang

    memiliki tugas pokok dan tujuannya untuk memberi Indonesia akses untuk

    kehidupan yang lebih baik. Dalam memberi akses ini karyawan Carrefour juga

    harus memiliki kemampuan dalam melayani para konsumen, dan dapat

    mengerjakan tugas-tugasnya di dalam setiap bidang masing-masing yang berguna

    untuk memenuhi kebutuhan hidup konsumen dalam berbelanja.Carrefour

    memiliki tempat yang nyaman, barang-barangnyapun memiliki standar yang

    tinggi dan berkualitas karena biasanya perusahaan ritel akan menjaga citra

    perusahaan dengan menunjukkan karyawan yang bekerja secara efektif dimana

    Carrefour citra garden ini tidak mengijinkan setiap karyawan untuk absen tanpa

    keterangan selain karena alasan sakit dan cuti yang sudah disepakati.

  • Perkembangan bisnis ritel mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dimana

    Carrefour sudah menjadi bisnis ritel dengan omset terbesar.

    Berikut ini adalah Tabel 1.1 yang memperlihatkan Omset Peritel

    Hypermarket. Alasan pemilihan Carrefour Citra Garden Medan sebagai tempat

    penelitian karena Omset Peritel Hypermarket Carrefour lebih besar dari

    Hypermarket lainnya sedangkan jumlah Perusahaan retail terus bertambah di kota

    Medan.

    Tabel 1.1

    Omset Peritel Hypermarket

    No Hypermarket Omset (Rp milyar) Market Share (%)

    1 Carrefour 11.250 48,78%

    2 Hypermart 5100 22,08%

    3 Giant 4100 17,75%

    4 Makro 2.200 9,52%

    5 Indogrosir 450 1,95%

    Total 23.130 100% Sumber: (www.balai uji.co.id)

    Perusahaan Carrefour Citra Garden adalah outlet kedua di Medan setelah

    Carrefour Plaza Medan Fair. Carrefour Citra Garden menyadari bahwa

    perusahaan besar pasti identik dengan personil yang hebat dimana misi dari

    Carrefour adalah menjadi ritel nomor satu dan merupakan ritel pilihan di

    Indonesia yang menunjukkan bahwa carrefour berusaha menjadi Top Leader

    dalam bisnis ritel di Indonesia dengan memberikan fasilitas dan suasana yang

    berbeda dari peritel lain dengan menggabungkan Carrefour Hypermarket,

  • Electronik Trade Center, dan outlet makanan dengan tujuan agar dapat

    memuaskan konsumen yang berbelanja ditempat tSersebut.

    Carrefour Citra Garden juga mengeluarkan kartu kredit yang membuat

    masyarakat mudah dalam membeli barang-barang selain itu dilihat bagaimana

    produk-produk dipajang (display product), tata letak (layout) dan lingkungan

    didalam toko seperti musik,cahaya, warna maupun keleluasaan berbelanja

    merupakan bagian dari atribut toko yang dirancang dengan baik pada Carrefour

    Citra Garden Medan yang akhirnya sangat mempengaruhi bagaimana seorang

    konsumen melakukan keputusan pembelian selanjutnya menjadi loyalitas.

    Bauran pemasaran ritel (Lamb, Hair, dan Mc Daniel 2001:96) yang terdiri

    dari Produk, Harga, Lokasi, Promosi, Desain gerai, dan Pelayanan eceran, akan

    mempengaruhi persepsi para konsumen dalam memposisikan toko yang satu

    terhadap yang lain. Perusahaan ritel harus memastikan bahwa penetapan posisi

    tokonya sesuai dengan harapan-harapan pelanggan. Beberapa aspek penting yang

    harus diukur untuk mengetahui kekuatan suatu ritel, misalnya lokasi, layout toko,

    keragaman produk, proses pembelian barang, strategi penetapan harga, karyawan,

    periklanan dan promosi penjualan, pelayanan yang diberikan, teknologi, serta

    kekuatan manajemen dan keuangan. Setiap peritel harus dapat menguasai salah

    satu atau beberapa bidang aspek-aspek tersebut yang dapat menjadi sumber

    kekuatan bagi usaha mereka dalam persaingan pasar.

    Produk persaingan antar pusat perbelanjaan dikota Medan sangat tinggi.

    Hal ini ditandai dengan semakin beragamnya produk-produk dan jenis merek-

  • merek yang berbeda yang ditawarkan perbelanjaan tersebut. Carrefour Citra

    Garden menggabungkan Carrefour Hypermarket, Electronik Trade Center, dan

    outlet makanan.

    Harga harga-harga yang ditawarkan oleh Carrefour Citra Garden cukup

    bersaing jika dibandingkan dengan pusat-pusat perbelanjaan yang lainnya.

    Lokasi yang dipilih oleh suatu pusat perbelanjaan sangat menentukan

    tingkat kunjungan yang akan berbelanja. Lokasi Carrefour Citra Garden berada

    pada sutu lokasi yang strategis untuk dikunjungi oleh para konsumen yang sangat

    banyak dilalui oleh kendaraan umum (angkutan kota). Disamping itu Carrefour

    Citra Garden juga menyediakan areal parkir yang luas, sehingga memudahkan

    para konsumen untuk memarkirkan kendaraannya.

    Promosi Kegiatan yang dilakukan oleh Carrefour Citra Garden juga

    sangat berperan dalam mendukung penjualan produk-produknya, seperti membuat

    spanduk-spanduk yang ditempatkan pada lokasi yang strategis, brosur-brosur

    yang menawarkan produk-produk yang memperoleh potongan harga (diskon)

    pada saat tertentu, seperti hari besar keagamaan, dan pada berbagai kegiatan

    pameran untuk lounching produk baru.

    Desain gerai Carrefour Citra Garden telah melakukan desain toko yang

    disesuaikan dengan kebutuhan konsumennya seperti dekorasi yang modern,tata

    letak toko dan pajangan yang menarik.

    Pelayanan eceran untuk mendukung setiap kegiatan yang dilakukan

    dipusat perbelanjaan juga tidak terlepas dari peran pelayanan eceran. Pelayanan

  • eceran bertujuan memfasilitasi para konsumen pada saat berbelanja di setiap

    toko.Carrefour Citra GardenMenyediakan fasilitas dalam pelayanan eceran,

    seperti customer service, kartu belanja, toilet, dan Anjungan Tunai Mandiri

    (ATM). Tentunya semua fasilitas yang telah disediakan sangat membantu

    konsumen yang akan berbelanja pada akhirnya akan memberikan kepuasan bagi

    para konsumennya.

    Namun demikian, dengan melihat perilaku konsumen yang dapat berubah

    setiap saat, serta persaingan dari bisnis retail lainnyadan munculnya bisnis retail

    baru, sedikit banyaknya akan mempengaruhi loyalitas pelanggan. Hal ini terjadi

    karena banyak retail yang menawarkan nilai-nilai yang lebih seperti produk yang

    beragam/bervariasi, harga yang lebih murah, pelayanan yang lebih baik dan

    sebagainya.Jika hal ini dibiarkan, dapat dipastikan dalam jangka panjang

    Carrefosur Citra Garden Medan dapat kehilangan pelanggannya.Berdasarkan

    uraian tersebut peneliti tertarik untuk memilih judul Pengaruh Bauran

    Pemasaran Retail Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Carrefour Citra

    Garden Medan.

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

    perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Bauran

    Pemasaran Ritel mempunyai Pengaruh Signifikan Terhadap Loyalitas

    Pelanggan Pada Carrefour Citra Garden Medan ?

  • 1.3 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh

    Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Carrefour

    Citra Garden Medan.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang diharapkan dilakukannya penelitian ini, yaitu:

    1. Bagi Perusahaan

    sebagai bahan masukan dalam mengetahui perilaku konsumen yang

    melakukan pembelian ulang dan referensi dalam membuat kebijakan-

    kebijakan pemasaran.

    2. Bagi Penulis

    sebagai implementasi untuk menerapkan teori yang telah diperoleh

    dibangku kuliah dalam praktek yang sebenarnya dan menambah

    pengetahuan Penulis mengenai manajemen pemasaran khususnya tentang

    keputusan konsumen dalam pembelian ulang.

    3. Bagi Orang Lain

    Sebagai referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan

    penelitian pada bidang dan tempat yang sama.

  • eceran bertujuan memfasilitasi para konsumen pada saat berbelanja di setiap

    toko.Carrefour Citra GardenMenyediakan fasilitas dalam pelayanan eceran,

    seperti customer service, kartu belanja, toilet, dan Anjungan Tunai Mandiri

    (ATM). Tentunya semua fasilitas yang telah disediakan sangat membantu

    konsumen yang akan berbelanja pada akhirnya akan memberikan kepuasan bagi

    para konsumennya.

    Namun demikian, dengan melihat perilaku konsumen yang dapat berubah

    setiap saat, serta persaingan dari bisnis retail lainnyadan munculnya bisnis retail

    baru, sedikit banyaknya akan mempengaruhi loyalitas pelanggan. Hal ini terjadi

    karena banyak retail yang menawarkan nilai-nilai yang lebih seperti produk yang

    beragam/bervariasi, harga yang lebih murah, pelayanan yang lebih baik dan

    sebagainya.Jika hal ini dibiarkan, dapat dipastikan dalam jangka panjang

    Carrefosur Citra Garden Medan dapat kehilangan pelanggannya.Berdasarkan

    uraian tersebut peneliti tertarik untuk memilih judul Pengaruh Bauran

    Pemasaran Retail Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Carrefour Citra

    Garden Medan.

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

    perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Bauran

    Pemasaran Ritel mempunyai Pengaruh Signifikan Terhadap Loyalitas

    Pelanggan Pada Carrefour Citra Garden Medan ?

  • 1.3 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh

    Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Carrefour

    Citra Garden Medan.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang diharapkan dilakukannya penelitian ini, yaitu:

    1. Bagi Perusahaan

    sebagai bahan masukan dalam mengetahui perilaku konsumen yang

    melakukan pembelian ulang dan referensi dalam membuat kebijakan-

    kebijakan pemasaran.

    2. Bagi Penulis

    sebagai implementasi untuk menerapkan teori yang telah diperoleh

    dibangku kuliah dalam praktek yang sebenarnya dan menambah

    pengetahuan Penulis mengenai manajemen pemasaran khususnya tentang

    keputusan konsumen dalam pembelian ulang.

    3. Bagi Orang Lain

    Sebagai referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan

    penelitian pada bidang dan tempat yang sama.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Penelitian Terdahulu

    Kembaren (2010) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Bauran

    Pemasaran Ritel Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Mahasiswa Politeknik

    Negeri Medan Pada Toko Buku Gramedia Gajah Mada Medan. Dalam penelitian

    ini peneliti menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa :Variabel bauran pemasaran ritel pada toko buku

    Gramedia Medan yang terdiri dari produk, variabel harga, variabel lokasi, variabel

    promosi,variabel desain toko, dan variabel pelayanan, secara bersama-sama

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang

    Mahasiswa Politeknik Negeri Medan.

    Bernard (2011) melakukan penelitian dengan judul faktor-faktor yang

    mempengaruhi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dalam

    melakukan pembelian impulsif pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan.

    Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode

    analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : faktor display

    produk, suasana toko, tata letak dan promosi penjualan, berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap pembelian impulsif mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

    Sumatera Utara.

    Ahmad faizul (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh strategi

    bauran pemasaran ritel terhadap loyalitas pelanggan Plaza Medan Fair . Metode

  • analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi berganda dan korelasi

    pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : variabel produk, variabel harga,

    variabel lokasi, variabel promosi, variabel desain toko, dan variabel pelayanan,

    secara bersama-sama berpengaruh sangat signifikan terhadap loyalitas pelanggan

    Plaza Medan Fair, dan secara parsial variabel produk, variabel harga, variabel

    lokasi, variabel promosi, variabel desain toko, dan variabel pelayanan tidak

    berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan Plaza Medan Fair.

    2.2 Pengertian Pemasaran Retail

    Utami (2006:4) Pemasaran retail adalah semua kegiatan yang terlibat dalam

    penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk

    penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis.

    Keberhasilan suatu perusahaan mencapai tujuan perusahaan sangat

    dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya. Bagi

    perusahaan pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok bagi kelangsungan

    hidup sebuah perusahaan disamping faktor-faktor lainnya yang turut menentukan

    maju mundurnya perusahaan tersebut.Tujuan perusahaan untuk dapat menjamin

    kelangsungan hidupnya, berkembang dan mampu bersaing, hanya mungkin

    apabila perusahaan dapat menjual produknya serta mampu mengatasi tantangan

    dari para pesaing dalam pemasaran.

    Para peritel berupaya memuaskan kebutuhan konsumen dengan mencari

    kesesuaian antara produk-produk yang dimilikinya dengan harga, tempat, dan

    waktu yang diinginkan pelanggan. Ritel juga menyediakan pasar bagi para

  • produksen untuk menjual produk-produk mereka. Dengan demikian ritel adalah

    kegiatan akhir dalam jalur distribusi yang menghubungkan produksen dengan

    konsumen.

    2.3 Bauran Pemasaran Retail

    Bauran Pemasaran Retail adalah kombinasi elemen-elemen produk, harga, lokasi,

    promosi, desain gerai, dan pelayanan eceran untuk menjual barang dan jasa pada

    konsumen akhir yang menjadi pasar sasaran (Lamb, Hair, dan Mc Daniel, 2001).

    Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis ritel adalah menjual berbagai produk, jasa,

    atau keduanya kepada konsumen untuk keperluan konsumsi pribadi maupun

    bersama.

    Ritel memiliki beberapa fungsi penting yang dapat meningkatkan nilai

    produk dan jasa yang dijual kepada konsumen dan memudahkan distribusiproduk-

    produk tersebut bagi perusahaan yang memproduksinya. Fungsi tersebut adalah

    sebagai berikut :

    a. Membeli dan menyimpan barang

    b. Memindahkan hak milik barang tersebut kepada konsumen akhir

    c. Memberikan informasi mengenai sifat dasar dan pemakaian barang tersebut

    d. Memberikan kredit kepada konsumen (dalam kasus tertentu).

    Konsumen atau pembeli adalah fokus kearah mana setiap gerak semua

    oraSng dalam perusahaan haris tertuju pada pemuasan kebutuhan

    konsumen.Pemasaran memiliki tugas mengintegrasikan dan mengkoordinasikan

    program masing-masing unit perusahaan agar seirama dalam menciptakan,

  • mempromosikan, dan menyampaikan barang/jasa mereka kepada kelompok

    kosnumen mereka.Hal ini menjadi penyebab munculnya bauran pemasaran ritel

    yang terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi, desain gerai, dan pelayanan

    eceran.

    2.3.1 Produk

    Produk merupakan kegiatan pengadaan barang-barang yang sesuai dengan

    bisnis yang dijalani toko untuk disediakan dalam toko pada jumlah, waktu, dan

    harga yang sesuai untuk mencapai sasaran toko atau perusahaan

    ritel.Mengembangkan sebuah penawaran produk pada dasarnya merupakan

    masalah keluasan dan kedalaman keragaman produk.Keluasan merujuk pada

    keragaman produk yang ditawarkan sedangkan kedalaman merujuk pada jumlah

    merek-merek yang berbeda dalam setiap ragam.

    2.3.2 Harga

    Kotler dan Armstrong (2001:439) menyatakan harga adalah jumlah dari nilai

    yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan

    produk/jasa.

    Harga merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan secara serasi dan

    selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Segala keputusan yang

    bersangkutan dengan harga akan sangat mempengaruhi beberapa aspek kegiatan

    suatu usaha, baik yang bersangkutan dengan kegiatan penjualan, ataupun aspek

    keuntungan yang ingin dicapai oleh suatu usaha. Ini berarti harga menggambarkan

    nilai uang sebuah barang dan jasa.

  • Bagi perusahaan, penetapan harga suatu barang atau jasa memberikan pengaruh

    yang tidak sedikit, karena:

    1. Harga merupakan penentu bagi permintaan pasar

    2. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan suatu usaha

    3. Harga akan memberikan hasil yang maksiman dengan menciptakan sejumlah

    pendapatan dan keuntungan bersih.

    2.3.3 Lokasi

    Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel. Pada

    lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan gerai lainnya yang

    berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama, oleh

    pramuniaga yang sama banyak dan terampil, dan sama-sama punya penataan yang

    bagus.

    Pemilihan lokasi memerlukan pertimbangan cermat terhadap beberapa faktor

    berikut :

    a. Akses, misalnya lokasi yang dilalui mudah dijangkau sarana transportasi

    umum.

    b. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak

    pandang normal.

    c. Lalu-lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama berikut :

    1. Banyaknya orang yang lalu lalang bias memberikan peluang besar terhadap

    terjadinya impulsive buying, yaitu keputusan pembelian yang seringkali

  • terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan/atau tanpa melalui usaha-usaha

    khusus.

    2. Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bias pula menjadi hambatan, misalnya

    terhadap pelayanan kepolisian, pemadan kebakaran, dan ambulans.

    d. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman baik untuk kendaraan roda dua

    maupun roda empat.

    e. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di

    kemudian hari.

    f. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

    g. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing.

    h. Peraturan pemerintah

    2.3.4 Promosi

    Menurut Lupoyadi (2006:120) promosi merupakan salah satu variabel dalam

    bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam

    memasarkan produk atau jasa.Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat

    komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat

    untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan

    barang dan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.

    Perusahaan harus mengkoordinasi unsur-unsur dalam bauran promosi,

    kemudian mengkoordinasikan promosi dengan unsure-unsur dalam bauran

    pemasaran agar mencapai pasar sasaran dan memenuhi tujuan perusahaan secara

    keseluruhan.

  • Beberapa alasan para pemasar melakukan promosi (Simamora, 2001:754-755):

    1. Menyediakan informasi

    2. Merangsang permintaan

    3. Membedakan produk

    4. Mengingatkan para pelanggan saat ini

    5. Menghadang pesaing

    6. Memuluskan fluktuasi-fluktuasi permintaan. 2.3.5 Desain gerai

    Desain gerai bertujuan memfasilitasi para pembeli saat mereka berbelanja di

    gerai. Suasana atau atmosfer dalam gerai berperan penting memikat

    pembeli,membuat nyaman pembeli dalam memilih barang belanjaan, dan

    mengingatkan pembeli produk apa yang perlu dimilki baik untuk keprluan pribadi

    maupun untuk keperluan rumah tangga. Suasana yang dimaksud adalah dalam arti

    atmosfer dan ambience yang tercipta dari gabungan unsur-unsur desain toko/gerai,

    perencanaan toko, komunikasi visual, dan merchandising.

    Atmosfer dan ambience dapat tercipta melalui aspek-aspek berikut ini :

    1. Visual, yang berkaitan dengan pandangan : warna, brightness (terang tidaknya),

    ukuran, bentuk.

    2. Tactile, yang berkaitan dnegan sentuhan tangan atau kulit :softness,

    smoothness, temperatur.

    3. Olfactory, yang berkaitan dengan babauan/aroma :secent, freshness.

    4. Aural, yang berkaitan dengan suara : volume, pitch, tempo.

  • 2.3.6 Pelayanan eceran

    Layanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak

    yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

    Produksi layanan biasa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak

    (Simamora, 2001:172). Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan

    seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan.

    Tindakan tersebut dapat dilakukan melalui cara langsung melayani pelanggan.

    Hal-hal yang dapat memfasilitasi para pembeli terdiri atas layanan

    pelanggan, personal selling, layanan transaksi berupa cara pembayaran yang

    mudah, layanan keuangan berupa penjualan dengan kredit, dan fasilitas-fasilitas

    seperti telepon umum, dan sarana parkir.

    Faktor utama dari pelayanan adalah kesiapan sumber daya manusia dan melayani

    pelanggan atau calon pelanggan. Oleh karena itu, sumber daya manusia perlu

    dipersiapkan secara matang sebelumnya hingga mampu memberikan pelayanan

    yang optimal kepada calon pelanggannya.

    Jenis-jenis Pelayanan

    1. Costummer Service

    a. Pramuniaga dan staf lain (seperti kasir dan SPG/sales promotion girl) yang

    terampil dengan cara pelayanan dan kesigapan membantu.

    b. Personne shopper, yaitu staf perusahaan ritel yang melayani pembeli melalui

    telepon dan meyiapkan barang pesanan yang nantinya tinggan diambil oleh

    pelanggan.

    2. Terkait faslitas gerai

  • a. Jasa pengantaran (delivery)

    b. Gift wrapping

    c. Gift certificates (voucher)

    d. Cara pembayaran dengan credit card atau debit card

    e. Fasilitas tempat makan (food corner)

    f. Fasilitas kredit

    g. Fasilitas kenyamanan dan keamanan berupa tangga jalan dan tangga darurat

    h. Fasilitas telepon dan mail orders

    3. Terkait jam operasional toko, seperti jam buka yang panjang atau buka 24 jam.

    4. Fasilitas-fasilitas lain

    a. Ruang/lahan parkir

    b. Gerai laundry

    c. Gerai cuci cetak film

    2.4 Loyalitas Pelanggan

    2.4.1 Pengertian Loyalitas Pelanggan

    Loyalitas konsumen telah diakui sebagai faktor dominan yang mempengaruhi

    keberhasilan bisnis saat ini. Loyalitas konsumen (customer loyality) telah menjadi

    tujuan strategis yang paling penting dari perusahaan dalam kurun waktu

    belakangan ini (Goni, www.atmajaya.ac.id,2005).

  • Pelanggan yang loyal dapat meningkatkan pendapatan badan usaha secara

    terus menerus dan hal ini sangat penting bila derajat pembelian secara berulang-

    ulang sangat tinggi. Menjual produk atau jasa pada pelanggan yang telah ada akan

    lebih murah 4-7 kali jika dibandingkan dengan menjual kepada pelanggan baru.

    Pengertian tentang seorang pelanggan yang loyal menurut Griffin (2003)

    adalah A loyal customer is one who makes regular repeat purchases,purchase

    across product and service lines, refers others and demonstrates an immunity to

    the pull of the competition. Hal ini berarti bahwa pelanggan yang loyal adalah

    pelanggan yang memiliki ciri-ciri antara lain melakukan pembelian yang berulang

    pada suatu badan usaha yang sama, membeli lini produk dan jasa yang ditawarkan

    oleh badan usaha yang sama, dan memberitahukan kepada orang lain tentang

    kepuasan-kepuasan yang didapat dari badan usaha dan menunjukkan kekebalan

    terhadap tawaran-tawaran dari badan usaha pesaing. Dalam keadaan ini, seberapa

    besar pun tawaran yang dating dari perusahaan pesaing tidak dapat mengubah

    keputusan pembelian konsumen.Menurut Kotler dan Amstrong (2006), And the

    best approach to customer retention is to deliver high customer satisfication and

    value that result in customer loyalty. Pendekatan terbaik untuk mempertahankan

    pelanggan adalah dengan memberikan kepuasan yang tertinggi dan nilai kepada

    pelanggan yang akan menghasilkan pelanggan loyal.

    2.4.2 Karakteristik Pelanggan yang Loyal

    Menurut Griffin (2003), pelanggan yang loyal memiliki karakteristik sebagai

    berikut:

    a. Melakukan pembelian secara teratur

  • b. Membeli diluar produk lini/jasa

    c. Merekomendasikan kepada orang lain

    d. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing

    2.4.3 Tahapan Loyalitas Pelanggan

    Brown dalam Hurriyati (2005) mengungkapkan bahwa loyalitas pelanggan

    terdiri atas tiga tahap, sebagai berikut:

    a. The Courtship

    Pada tahapan ini, tercipta hubungan yang erat antara perusahaan dengan

    pelanggan sebatas transaksi, pelanggan masih mempertimbangkan

    produk/jasa dan harga. Apabila penawaran produk/jasa dan harga yang

    diberikan pesaing lebih baik, maka mereka akan berpindah.

    b. The Relationship

    Pada tahap ini, tercipta hubungan yang erat antar perusahaan dengan

    pelanggan. Loyalitas yang terbentuk tidak lagi atas dasar pertimbangan

    jasa/produk dan harga, walaupun tidak ada jaminan pelanggan tidak akan

    melihat produk pesaing. Selain itu, dalam tahap ini terjadi hubungan yang

    saling menguntungkan kedua belah pihak.

    c. The Marriage

    Pada tahapan ini hubungan jangka panjang telah tercipta dan keduanya

    tidak dapat dipisahkan. Loyalitas tercipta akibat adanya kesenangan dan

    ketergantungan pelanggan kepada perusahaan.

  • 2.4.4 Jenis-Jenis Loyalitas

    Terdapat empat jenis loyalitas yang berbeda yaitu:

    a. Tanpa Loyalitas

    Konsumen memiliki berbagai alasan tidak mengembangkan loyalitas

    terhadap produk atau jasa tertentu. Secara umum, perusahaan harus

    menghindari para pembeli sejenis ini, karena mereka tidak akan pernah

    menjadi pelanggan yang loyal, mereka hanya memberikan sedikit

    kontribusi terhadap keuangan perusahaan. Tantangannya adalah

    menghindari sebanyak mungkin orangorang seperti ini dan lebih memilih

    konsumen yang loyalitasnya dapat dikembangkan (Griffin, 2005).

    b. Loyalitas Lemah

    Keterikatan yang lemah digabungkan dengan pembelian berulang yang

    tinggi, menghasilkan loyalitas yang lemah (inertia loyalty). Konsumen ini

    membeli karena kebiasaan. Loyalitas jenis ini paling sering terjadi pada

    produk yang sering dibeli (Griffin, 2005).

    c. Loyalitas Tersembunyi

    Tingkat prerefensi yang relatif tinggi digabungkan dengan tingkat

    pembelian yang rendah, menunjukan loyalitas tersembunyi (latent loyalty).

    Bila pelanggan memiliki loyalitas yang tersembunyi, maka yang

    menentukan pembelian berulang adalah pengarus situasi dan bukan

    pengaruh sikap. Dengan memahami faktor situasi yang berkontribusi pada

    loyalitas tersembunyi, maka perusahaan dapat menggunakan strategi untuk

    mengatasinya (Griffin, 2005).

  • d. Loyalitas Premium

    Loyalitas premium adalah jenis loyalitas yang paling sering dapat

    ditingkatkan,yang terjadi bila ada tingkat keterkaitan yang tinggi dan

    tingkat pembelian berulang yang juga tinggi. Ini merupakan jenis loyalitas

    yang lebih disukai untuk semua konsumen di setiap perusahaan. Pada

    tingkat preferensi yang paling tinggi tersebut,orang bangga karena

    menemukan dan menggunakan produk tertentu dan senang membagi

    pengetahuan mereka dengan rekan dan keluarga (Griffin, 2005).

    2.5 Keputusan Pembelian

    Keputusan atau niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan

    dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak

    unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.Keputusan pembelian

    merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian

    sejumlah produk dengan merek tertentu (Setiadi, 2003:17). Kotler (2009: 184)

    mengatakan bahwa proses psikologi dasar memainkan peranan penting dalam

    memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian

    mereka. Kotler (2009:184) mengatakan pada proses keputusan pembelian

    konsumen melalui lima tahap: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi

    alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Adapun

    penjelasannya adalah sebagai berikut:

    a. Pengenalan masalah

  • Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana pembeli

    mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan

    antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.

    b. Pencarian informasi

    Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak

    informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan

    produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen

    kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan

    kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang

    berhubungan dengan kebutuhan tersebut. Pengaruh relatif dari sumber

    informasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Pada umumnya,

    konsumen menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk dari

    sumber komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber

    paling efektif cenderung sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya

    bahkan lebih penting dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber

    komersial biasanya memberitahu pembeli, tetapi sumber pribadi

    membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli. Misalnya, dokter

    pada umumnya belajar mengenai obat baru cari sumber komersial, tetapi

    bertanya kepada dokter lain untuk informasi yang evaluatif.

    c. Evaluasi alternatif

    Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen

    menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam

    perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses

  • evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen

    melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan

    memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut

    kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin

    akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana

    posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk

    total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima,

    konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa

    prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu

    prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.

    Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli

    tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik.

    Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan

    cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya

    sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan

    dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen

    mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya

    pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran

    pembelian.

    Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana

    sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka

    mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat

    membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.

  • d. Keputusan membeli

    Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan

    membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli

    konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor

    dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli.

    Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain

    mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah

    faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat

    produk yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak

    diharapkan bisa menambah niat pembelian.

    e. Tingkah laku pasca pembelian

    Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil

    tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau

    tidak puas. Yang menentukan pembeli merasa puas atau tidak puas dengan

    suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan

    prestasi yang diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan,

    konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi harapan konsumen merasa

    puas, bila melebihi harapan konsumen akan merasa puas.

    Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi yang mereka

    terima dari penjual, teman dan sumber-sumber yang lain. Bila penjual

    melebih-lebihkan prestasi produknya, harapan konsumen tidak akan

    terpenuhi dan hasilnya ketidakpuasan. Semakin besar antara kesenjangan

    antara harapan dan prestasi, semakin besar ketidakpuasan kosumen. Hal

  • ini menunjukkan bahwa pembeli harus membuat pernyataan yang jujur

    mengenai prestasi produknya sehingga pembeli akan puas.

    Konsumen tidak selalu melalui lima tahap pembelian itu seluruhnya. Mereka

    mungkin melewatkan satu atau beberapa tahap. Dalam pengambilan keputusan

    pembelian oleh konsumen terdapat berbagai perilaku pembelian. Kotler

    (2001:247) membedakan empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan

    derajat keterlibatan pembeli dan derajat perbedaan antara berbagai merek keempat

    jenis perilaku tersebut adalah sebagai berikut: perilaku pembelian kompleks,

    perilaku pembelian yang mengurangi ketidaksesuaian, perilaku pembelian yang

    mencari variasi, perilaku pembelian menurut kebiasaan.

    Engel (1995) mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan membeli

    mengacu pada tindakan konsisten dan bijaksana yang dilakukan untuk memenuhi

    kebutuhan. Tingkatan dalam proses pengambilan keputusan membeli lebih

    terperinci dibagi menjadi 3 tingkatan dalam suatu kontinum yaitu:

    a. Pengambilan Keputusan Diperluas

    Pada pengambilan keputusan diperluas, konsumen terbuka pada informasi

    dari berbagai sumber dan termotivasi untuk membuat pilihan yang tepat.

    Pengambilan keputusan ini meliputi proses yang melibatkan pencarian

    informasi internal maupun eksternal yang intensif, diikuti oleh evaluasi

    yang kompleks atas sejumlah besar alternatif yang tersedia. Keenam

    tahapan proses pengambilan keputusan di ikuti meskipun tidak berurutan

    dan akan banyak alternatif yang di evaluasi. Jika hasil yang diharapkan

  • terpenuhi, maka keputusan ditunjukkan dalam bentuk rekomendasi pada

    orang lain dan keinginan untuk membeli kembali.

    b. Pengambilan Keputusan Antara

    Pengambilan keputusan ini berada diantara kedua titik ekstrim yaitu

    pengambilan keputusan diperluas dan pengambilan keputusan terbatas.

    Tahap pencarian informasi dan evaluasi alternatif juga dilakukan oleh

    konsumen seperti halnya pada tahap pengambilan keputusan diperluas dan

    keputusan terbatas tetapi intensitasnya terbatas.

    c. Pengambilan Keputusan Terbatas

    Pengambilan keputusan terbatas meliputi pencarian informasi secara

    internal maupun eksternal terbatas, sedikit alternatif, aturan pengambilan

    keputusan sederhana atas sejumlah kecil atribut, dan evaluasi purna

    pembelian yang rendah. Disini konsumen menyederhanakan proses dan

    mengurangi jumlah dan variasi dari sumber informasi alternatif serta

    kriteria yang digunakan untuk evaluasi. Pilihan biasanya dibuat dengan

    mengikuti aturan yang sederhana seperti membeli merek yang dikenal atau

    membeli dengan memilih harga yang termurah ataupun untuk mencoba

    yang baru sehingga mengarah pada ganti-ganti merek. Pencarian yang

    ekstensif dan evaluasi alternatif dihindari karena proses pembelian

    diasumsikan sebagai hal tidak penting bagi konsumen.

    Selanjutnya, proses pengambilan keputusan membeli pada konsumen dapat

    dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat individual (internal) maupun

    yang berasal dari lingkungan (eksternal). Engel (1995) membaginya sbb:

  • a. Faktor individual (internal)

    1. Sumber daya konsumen

    Waktu, uang dan perhatian merupakan sumber daya yang dimiliki

    konsumen yang digunakan dalam setiap situasi pengambilan keputusan

    2. Keterlibatan dan motivasi

    Keterlibatan merupakan tingkat dari kepentingan atau ketertarikan

    personal yang ditimbulkan oleh stimulus dalam situasi tertentu.

    Terhadap tingkat keterlibatan yang hadir, konsumen di motivasi untuk

    bertindak dengan pertimbangan untuk meminimalkan resiko dan untuk

    memaksimalkan keutungan yang didapat dari penggunaan dan

    pembelian. Keterlibatan adalah refleksi dari motivasi yang kuat di

    dalam bentuk relevansi pribadi yang sangat dirasakan terhadap suatu

    produk atau jasa di dalam konteks tertentu.

    3. Pengetahuan

    Pengetahuan konsumen terdiri dari informasi yang disimpan di dalam

    ingatan. Informasi yang dimiliki konsumen mengenai produk akan

    sangat mempengaruhi pola pembelian mereka

    4. Sikap

    Sikap didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh, intensitas, dukungan

    dan kepercayaan adalah sifat penting dari sikap. Pencarian informasi

    dan evaluasi yang luas atas pelbagai kemungkinan akan menghasilkan

    pembentukan suatu sikap terhadap alternatif-alternatif yang

    dipertimbangkan.

  • 5. Kepribadian

    Kepribadian diartikan sebagai respon yang konsisten terhadap stimulus

    lingkungan. Kepribadian seseorang akan menentukan bagaimana

    seseorang mengkonsumsi suatu produk

    6. Gaya hidup

    Gaya hidup diartikan sebagai pola dimana orang hidup dan

    menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup yang dianut seseorang

    juga menentukan dalam pemilihan serta keputusan pembelian sebuah

    produk.

    7. Demografi

    Karakteristik demografi seperti usia, pendapatan dan pendidikan juga

    membedakan bagaimana seseorang terlibat dalam pengambilan

    keputusan konsumen.

    b. Faktor lingkungan (eksternal)

    1. Budaya

    Budaya dalam perilaku konsumen mengacu pada nilai, gagasan,

    artefak, dan simbol-simbol lain yang bermakna yang membantu

    individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran dan evaluasi

    sebagai anggota masyarakat. Perbedaan budaya juga menentukan jenis

    produk yang dipilih untuk dikonsumsi.

    2. Kelas sosial

    Kelas sosial adalah pembagian di dalam masyarakat yang terdiri dari

    individu-individu yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.

  • Status kelas sosial menghasilkan bentuk-bentuk perilaku konsumen

    yang berbeda

    3. Pengaruh kelompok dan keluarga

    Keluarga adalah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang

    dihubungkan melalui darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal

    bersama. Keputusan pembelian individu sangat mungkin dipengaruhi

    oleh anggota lain dalam keluarganya. Kelompok juga berpengaruh

    dalam memberikan referensi mengenai suatu produk, toko dsb.

    2.6 Kerangka Konseptual

    Perusahaan ritel menggabungkan unsur-unsur bauran pemasaran ritel untuk

    menciptakan suatu metode ritel tunggal untuk menarik pasar sasaran, yang terdiri

    dari enam unsur yaitu produk, harga, lokasi, promosi, desain gerai, dan pelayanan

    eceran (Lamb, Hair, dan Mc Daniel, 2001). Kombinasi dari bauran pemasaran

    ritel ini memproyeksikan citra toko, yang mempengaruhi persepsi konsumen

    terhadap toko.

    Menurut Setiadi (2003:19) setelah melakukan pembelian konsumen akan

    mengevaluasi atas keputusan dan tindakannya dalam membeli. Kepuasan dan

    ketidakpuasan yang dialami konsumen akan berpengaruh terhadap perilaku

    selanjutnya dalam keputusan pembelian ulang terhadap suatu produk. Jika

    konsumen puas, maka konsumen akan memperlihatkan sikap dan perilaku positif

    terhadap produk yang dibelinya. Kemungkinan terjadinya Loyalitas lebih tinggi

    dan bahkan tidak segan-segan akan merekomendasikan kepada orang lain untuk

    membeli jika ditanya. Sebaliknya jika konsumen kecewa, maka konsumen

  • cenderung akan bersifat negatif, menghentikan untuk pembelian berikutnya atau

    menceritakan hal-hal yang tidak menyenangkan mengenai produk yang dibelinya

    kepada konsumen lain. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka

    dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :

    Sumber : Lamb, Hair, dan Mc Daniel, (2001), Setiadi (2003:19)

    Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

    2.7 Hipotesis

    Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka hipotesis yang

    diajukan adalah Bauran Pemasaran Retail Berpengaruh positif dan Signifikan

    Terhadap Loyalitas pada Pelanggan Carrefour Citra Garden Medan.

    Produk

    (X1)

    Harga

    (X2)

    Lokasi

    (X3)

    Promosi

    (X4)

    Desain gerai (X5)

    Pelayanan eceran (X6)

    Loyalitas

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori yaitu penelitian yang bertujuan

    untuk menentukan apakah terdapat asosiasi antara dua variabel atau lebih, serta

    seberapa jauh korelasi yang ada di antara variabel yang di teliti (Mudrajat,

    2009:12). Dengan demikian penelitian ini akan menjelaskan Pengaruh Bauran

    Pemasaran Retail (produk, harga, lokasi, promosi, desain gerai, dan pelayanan

    eceran) Terhadap Loyalitas pada Pelanggan Carrefour Citra Garden Medan.

    3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada Carrefour Citra Garden Medan yang berlokasi di

    jalan Jamin ginting padang bulan Medan. Penelitian ini dilakukan mulai dari

    bulan Juni 2013 sampai dengan Juli 2013.

    3.3 Batasan Operasional Variabel

    a. Variabel Independen adalah Bauran Pemasaran Ritel (X) yang terdiri dari

    Produk, Harga, Lokasi, Promosi, Desain gerai, dan Pelayanan eceran.

    b. Variabel Dependen adalah Loyalitas (Y).

  • 3.4 Defenisi Operasional

    Defenisi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

    a. Bauran Pemasaran Ritel (X)

    1. Produk (X1), merupakan keragaman produk atau jasa yang ditawarkan toko

    (gerai) di Carrefour Citra Garden Medan untuk memenuhi kebutuhan atau

    keinginan pelanggan.

    2. Harga (X2), sesuatu nilai (value) yang ditetapkan oleh toko (gerai) Carrefour

    Citra Garden Medan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan

    dengan mempertimbangkan permintaan dan persaingan.

    3. Lokasi (X3), tempat yang dipilih untuk menawarkan produk atau jasa kepada

    para pelanggannya.

    4. Promosi (X4), aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh toko (gerai) Carrefour

    Citra Garden Medan untuk mendorong pelanggan agar mau menjadi pembeli

    bahkan menjadi pelanggan yang setia.

    5. Desain gerai (X5), penataan toko yang dilakukan peritel untuk menciptakan

    suasana yang nyaman bagi pelanggan yang berbelanja di Carrefour Citra Garden

    Medan.

    6. Pelayanan eceran (X6), kegiatan yang dilakukan peritel untuk memfasilitasi

    para pelanggan pada saat berbelanja di Carrefour Citra Garden Medan.

    b. Loyalitas(Y) kesetiaan pelanggan untuk berbelanja di Carrefour Citra Garden

    Medan.

  • Tabel 3.1 Operasional variabel

    Variabel Definisi Variabel IndikatorVariabel Skala Ukur

    Produk (X1)

    keragaman produk atau jasa yang ditawarkan toko (gerai) di Carrefour Citra Garden Medan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan.

    1. Keragaman produk yang ditawarkan. 2. kualitas produk 3. ketersediaan produk lengkap/serba ada

    Skala Likert

    Harga (X2)

    sesuatu nilai (value) yang ditetapkan oleh toko (gerai) Carrefour Citra Garden Medan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan dengan mempertimbangkan permintaan dan persaingan.

    1. harga produk bersaing 2.potongan pembelian / diskon 3.fasilitas pembelian kredit

    Skala Likert

    Lokasi (X3)

    tempat yang dipilih untuk menawarkan produk atau jasa kepada para pelanggannya.

    .

    1. Strategis 2. Akses yang mudah 3. Fasilitas

    Skala Likert

    Promosi (X4)

    aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh toko (gerai) Carrefour Citra Garden Medan untuk mendorong pelanggan agar mau menjadi pembeli bahkan menjadi pelanggan yang setia.

    1. iklan 2.Sales promotion 3.personal selling

    Skala Likert

  • Lanjutan

    Tabel 3.1 Operasional variabel

    Variabel Definisi Variabel IndikatorVariabel Skala Ukur

    Desain gerai (X5)

    penataan toko yang dilakukan peritel untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi pelanggan yang berbelanja di Carrefour Citra Garden Medan.

    1. Dekorasi toko yang modern 2.Tata letak toko 3. pajangan yang menarik

    Skala Likert

    Pelayanan eceran (X6)

    kegiatan yang dilakukan peritel untuk memfasilitasi para pelanggan pada saat berbelanja di Carrefour Citra Garden Medan.

    1. Pelayanan karyawan 2. Fasilitas

    Skala Likert

    Loyalitas (Y)

    kesetiaan pelanggan untuk berbelanja di Carrefour Citra Garden Medan.

    1.melakukan pembelian secara teratur 2.merekomendasikan pada orang lain 3.menjadi pelanggan Carrefour citra garden adalah pilihan yang tepat

    Skala Likert

    Sumber : Lamb, Hair, dan Mc Daniel, (2001), Setiadi (2003:19) (diolah) 3.5 Skala Pengukuran Variabel

    Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan

    menggunakan skala Likert.Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

    pendapat, dan persepsi sesorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.

  • Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

    indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

    menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan

    (Sugiyono, 2007:46)

    Skala likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai berikut :

    No Jawaban Skor 1. Sangat Setuju (SS) 5 2. Setuju (S) 4 3. Kurang Setuju (KS) 3 4. Tidak Setuju (TS) 2 5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

    Sumber : Sugiyono (2004:124)

    3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

    3.6.1 Populasi

    Menurut Sugiyono (2005:72), Populasi adalah wilayah generalisasi yang

    terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

    yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas

    Ekonomi USU dimulai dari stambuk 2008 sampai 2012 yang berjumlah 5647

    orang.

    3.6.2 Sampel

    (Sugiyono, 1999:73), Sampel adalah sebagian dari jumlah dan

    karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut (Sandjaya dan

  • Albertus 2006:183) untuk menentukan jumlah sampel dari populasi yang

    tidak diketahui dapat menggunakan alternatif formula sebagai berikut: = ( )2(p)(q)2

    Keterangan:

    n = jumlah sampel

    Z = nilai standard normal yang besarnya tergantung ,

    Bila = 0,05 z = 1,96

    Bila = 0,01 z = 1,67

    p = estimator proporsi populasi

    q = 1-p

    d = penyimpangan yang ditolerir (10%)

    Dari hasil pra survey yang dilakukan Penulis, dari 30 orang didalam

    Populasi, Penulis mendapat 21 orang yang pernah mengunjungi Carrefour Citra

    Garden Medan. Oleh karena itu diperoleh nilai p sebesar 70% (0.7) dengan nilai

    =0.05 maka dpat dihitung jumlah sampel seperti berikut :

    = ()2(p)(q)2

    = (1,96)2(0,7)(0,3)0,12 n = 80,1 = 80 orang

    Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.

    Menurut Sugiyono (2003:78), purposive sampling adalah teknik penentuan

    sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria Responden yaitu mahasiswa

  • Fakultas Ekonomi USU yang melakukan pembelian minimal dua kali dalam

    sebulan.

    3.7 Jenis Data

    Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data

    sekunder.

    a. Data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri secara langsung dari

    objek yang diteliti dengan menyebarkan kuesioner.

    b. Data sekunder

    Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Data

    sekunder ini diperoleh melalui studi pustaka, internet, majalah dan tabloid.

    3.8 Metode Pengumpulan Data

    Pada penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

    1. Daftar pertanyaan (Kuesioner)

    Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertayaan

    melalui daftar pertanyaan pada responden terpilih yakni yang pernah

    melakukan pembelian minimal dua kali di Carrefour Citra Garden Medan.

    2. Studi Kepustakaan

    Studi kepustakaan dibuat untuk mengumpulkan data dan informasi dengan

    bantuan bermacam-macam buku yang memberikan landasan bagi

    perumusan hipotesis, penyusunan kuesioner dan pembahasan

    teoritis.Peneliti juga menyertakan informasi yang didapat melalui artikel

  • yang relevan dari jurnal-jurnal ilmiah dan buku-buku lain yang berkaitan

    dengan penelitian.

    3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

    1. Uji Validitas

    Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa

    yang seharusnya diukur (Situmorang, 2010). Untuk menguji validitas

    digunakan pendekatan koefisien korelasi antara skor butir pertanyaan

    dengan skor totalnya. Bila nilai korelasi positif dan r > 0,361 maka butir

    pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Pengujian validitas dilakukan pada

    30 orang responden di Fakultas Ekonomi USU diluar sampel. Pengujian

    validitas dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0.

    Kriteria dalam menggunakan validitas kuesioner adalah sebagai berikut :

    1. Jika rhitung rtabel maka pertanyaan tersebut Valid 2. Jika rhitung maka pertanyaan tersebut tidak Valid Tabel 3.2 Uji Validitas

    No Butir Instrumen Nilai r Tabel Corrected Item-Total Correlation

    Keterangan

    1 a1 0,361 0.294 Tidak Valid 2 a2 0,361 0.590 Valid 3 a3 0,361 0.770 Valid 4 b1 0,361 0.484 Valid 5 b2 0,361 0.733 Valid 6 b3 0,361 0.763 Valid 7 c1 0,361 0.761 Valid 8 c2 0,361 0.807 Valid 9 c3 0,361 0.640 Valid 10 c4 0,361 0.563 Valid 11 d1 0,361 0.656 Valid

  • No Butir Instrumen Nilai r Tabel Corrected Item-Total Correlation

    Keterangan

    12 d2 0,361 0.576 Valid 13 e1 0,361 0.509 Valid 14 e2 0,361 0.702 Valid 15 e3 0,361 0.595 Valid 16 f1 0,361 0.727 Valid 17 f2 0,361 0.708 Valid 18 f3 0,361 0.790 Valid 19 f4 0,361 0.787 Valid 20 g1 0,361 0.796 Valid 21 g2 0,361 0.788 Valid 22 g3 0,361 0.756 Valid

    Sumber: Hasil Penelitian, (2013) (data diolah)

    Terlihat pada variabel a1 data tidak valid karena tabel R untuk sampel 30 sebesar 0,361, sedangkan nilai corrected item total correlation a1 di bawah 0,361. Berarti data variabel a1 harus dibuang. Setelah itu dilakukan pengujian kembali. Hasil pengujian kembali dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

    Tabel 3.3 Uji Validitas

    No Butir Instrumen Nilai r Tabel Corrected Item-Total Correlation

    Keterangan

    1 a2 0,361 0.583 Valid 2 a3 0,361 0.776 Valid 3 b1 0,361 0.501 Valid 4 b2 0,361 0.727 Valid 5 b3 0,361 0.766 Valid 6 c1 0,361 0.772 Valid 7 c2 0,361 0.819 Valid 8 c3 0,361 0.639 Valid 9 c4 0,361 0.583 Valid 10 d1 0,361 0.646 Valid 11 d2 0,361 0.569 Valid 12 e1 0,361 0.522 Valid 13 e2 0,361 0.696 Valid 14 e3 0,361 0.613 Valid 15 f1 0,361 0.728 Valid 16 f2 0,361 0.712 Valid 17 f3 0,361 0.793 Valid

  • No Butir Instrumen Nilai r Tabel Corrected Item-Total Correlation

    Keterangan

    18 f4 0,361 0.781 Valid 19 g1 0,361 0.788 Valid 20 g2 0,361 0.767 Valid 21 g3 0,361 0.741 Valid

    2. Uji Reliabilitas

    Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa

    kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang

    sama, dan bila koefisien korelasi (r) positif dan signifikan, maka instrumen

    tersebut sudah dinyatakan reliabel. Dalam penelitian ini menggunakan

    bantuan program software SPSS (Statistic Product and Service Solution)

    versi 16.0 for windows.

    Ketentuan untuk pengambilan keputusan reliabilitas adalah sebagai berikut:

    1. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,80 (Situmorang 2008), maka pertanyaan

    tersebut dinyatakan reliabel.

    2. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,80 (Situmorang 2008), maka pertanyaan

    tersebut dinyatakan tidak reliabel.

    Reliabilitas instrumen dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 3.4 Uji Reliabilitas

    No Butir Instrumen Nilai Cronbachs

    Alpha

    Cronbachs Alpha if Item

    Deleted

    Keterangan

    1 a2 0,8 0.952 Reliabel 2 a3 0,8 0.950 Reliabel 3 b1 0,8 0.953 Reliabel 4 b2 0,8 0.950 Reliabel 5 b3 0,8 0.950 Reliabel

  • No Butir Instrumen Nilai Cronbachs

    Alpha

    Cronbachs Alpha if Item

    Deleted

    Keterangan

    6 c1 0,8 0.950 Reliabel 7 c2 0,8 0.949 Reliabel 8 c3 0,8 0.952 Reliabel 9 c4 0,8 0.950 Reliabel 10 d1 0,8 0.950 Reliabel 11 d2 0,8 0.949 Reliabel 12 e1 0,8 0.952 Reliabel 13 e2 0,8 0.950 Reliabel 14 e3 0,8 0.950 Reliabel 15 f1 0,8 0.949 Reliabel 16 f2 0,8 0.951 Reliabel 17 f3 0,8 0.949 Reliabel 18 f4 0,8 0.950 Reliabel 19 g1 0,8 0.949 Reliabel 20 g2 0,8 0.950 Reliabel 21 g3 0,8 0.950 Reliabel

    Sumber: Hasil Penelitian, (2013) (data diolah)

    Tabel menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha if item deleted setiap

    butir instrumen lebih besar dari 0,80 sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap

    butir instrumen dinyatakan reliabel. Reliabilitas instrumen juga dapat dilihat pada

    tabel berikut:

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha

    N of Items

    .950 22 Sumber: Hasil Penelitian, (2013) (data diolah

  • 3.10 Teknik Analisis Data

    1. Metode Analisis Deskriptif

    Analisis deskriptif (Sugiyono, 2008:206) adalah metode yang

    penganalisaannya dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

    telah terkumpul sehingga memberikan gambaran yang menyeluruh

    mengenai masalah yang di hadapi.

    2. Uji Asumsi Klasik

    Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias

    dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi,

    yaitu:

    1. Uji Normalitas

    Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data

    mengikuti atau mendekati distribusi normal.Uji normalitas dilakukan dengan

    menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan

    tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai

    signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang,

    2010:95).

    2. Uji Heteroskedastisitas

    Tujuan uji ini pada prinsipnya adalah ingin menguji apakah sebuah grup

    mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Adanya

    varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel

    independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

  • heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser

    dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara

    statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya

    heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan

    5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya

    heteroskedastisitas (Situmorang, 2010: 98).

    3. Uji Multikolinearitas

    Multikolinearitas artinya variabel independen yang satu dengan yang lain

    dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna.

    Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari

    besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui

    program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak

    dijelaskan oleh variabel independen lainnya.Nilai umum yang biasa dipakai

    adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terhadi

    multikolinearitas (Situmorang, 2010:129).

    3 Koefisien Determinasi (R2)

    Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar

    kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat.Jika Koefisien Determinasi

    (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan

    X menerangkan Y. Dimana 0 < R2 < 1.sebaliknya, jika Koefisien Determinasi

    (R2) semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa

    pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti

  • Y = a + 1X1 + 2 X2 + 3 X3+ 4 X4+ 5 X5+ 6 X6+ e

    model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas

    yang diteliti terhadap variabel terikat.

    4 Metode Analisis Statistik

    Untuk melihat hubungan pengaruh variabel bebas terhadap variable

    terikatmenggunakan analisis :

    1. Regresi Berganda

    Penelitian ini menggunakan analisis statistik regresi linier berganda.

    Persamaan yang digunakan adalah :

    :

    Y = Loyalitas pelanggan Carrefour Citra Garden Medan

    a = Konstanta

    1... 6 = Koefisien Regresi Linier Berganda

    X1 = Produk

    X2 = Harga

    X3 = Lokasi

    X4 = Promosi

    X5 =Desain gerai

    X6 = Pelayanan eceran

    e =KesalahanPengganggu (standard error)

    2. Pengujian Hipotesis

    Uji Hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran ritel

    terhadap keputusan pembelian ulang maka dilakukan pengujian dengan

    menggunakan:

  • 1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

    Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu

    variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel

    dependen. Kriteria pengujiannya adalah:

    H0: bi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

    signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

    H0: bi 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

    signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

    Kriteria pengambilan keputusan adalah:

    H0 diterima jika thitung < ttabel pada = 5%

    H0 ditolak jika thitung > ttabel pada = 5%

    2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

    Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang

    dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

    terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:

    H0: b1, b2,b6 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang

    positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel

    dependen.

    H0: b1, b2,b6 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang

    positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel

    dependen.

    Kriteria pengambilan keputusan adalah:

    H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada = 5%

    H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada = 5%

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Perusahaan

    4.1.1 Perusahaan Carrefour International

    1. Sejarah

    Perusahaan dagang Carrefour dibentuk pada tahun 1959 oleh keluarga Fournier

    dan Defforey, disusul dengan pembukaan supermarket Carrefour setahun

    kemudian di kota Annecy, wilayah sebelah timur Perancis. Penemuan konsep

    swalayan baru hypermarket oleh perusahaan ini pada tahun 1963 direalisasikan

    dengan pembukaan hypermarket Carrefour di Sainte-Genevieve-des-Bois, suatu

    kawasan di kota Paris, dengan menempati lahan seluas 2500m2 yang memuat 400

    buah areal parker dan 12 jalur kasa pembayaran.

    Tahun 1973, Careefour membuka cabang pertama di luar negeri, yaitu di Spanyol.

    Dilanjutkan dengan pembukaan cabang di Brazil pada tahun 1975, Argentina pada

    tahun 1982, Italia pada tahun 1993. Pembukaan cabang Carrefour untuk kawasan

    Asia pertama kali dilakukan di Taiwan pada tahun 1989, kemudian di Malaysia

    pada tahun 1994, Cina pada tahun 1995, Singapura pada tahun 1997, Indonesia

    pada tahun 1998, dan Jepang pada tahun 2000. Pada penghujung tahun 1999,

    Carrefour dan Promodes (induk perusahaan Continent, merek dagang paserba

    Perancis) sepakat untuk melakukan penggabungan atas semua usahanya di dunia.

    Penggabungan ini membentuk suatu grup usaha ritel terbesar kedua di dunia

    dengan nama Carrefour. Kartu Belanja Carrefour la carte Pass

  • diperkenalkan pada tahun 1981, diikuti dengan peluncuran program asuransi

    Carrefour pada tahun 1984, dan peluncuran produk-produk menggunakan merek

    dari Carrefour sendiri.

    2. Produk-Produk Carrefour

    Produk-produk yang dijual di Carrefour dilakukan secara swalayan (self service),

    mencakup beraneka jenis produk untuk memenuhi selera konsumen yang berbeda-

    beda, mulai produk makanan, barang-barang kebutuhan pribadi, alat-alat

    telekomunikasi, sarana penunjang hiburan, sampai produk perlengkapan dan

    peralatan rumah tangga. Produk-produk tersebut terdiri dari berbagai merek antara

    lain menggunakan merek dagang Carrefour itu sendiri untuk alat-alat optic,

    maupun merek turunan dari Carrefour, seperti escapades Gourmandes untuk

    produk makanan, Carrefour Bio untuk produk asli alam bersertifikat (sayur-

    sayuran, buah-buahan dan makanan beku), Tex untuk produk tekstil dan pakaian

    jadi pria, wanita dan anak-anak, Raflets de France untuk produk obat-obatan dan

    kecantikan. Merek-merek turunan lainnya adalah Destinations saveurs, Topbike

    dan Greencut. Selain itu, Carrefour juga membuka produk layanan jasa seperti

    asuransi, perbankan, otomotif, penjualan tiket dan pulsa, alat-alat optic dan

    pemeriksaan mata, pemesanan karangan bunga.

    3. Publikasi

    Kegiatan mempromosikan produk serta menjalin komunikasi dengan para

    pelanggan. Carrefour menggunakan semua jenis media komunikasi tradisional

    yaitu menerbitkan katalog, menyiarkan iklan di radio serta menempelkan dan

    menyebarluaskan poster atau pamplet. Carrefour juga menerbitkan jurnal yang

  • ditujukan untuk kalangan budayawan dengan nama Carrefour savoirs, untuk

    kalangan umum dengan nama le journal de Carrefour, serta majalah anak-anak

    berlabel junior.

    4. Susunan Kepengurusan

    Komite eksekutif pada Carrefour dipimpin oleh Daniel Bernard, yang menjabat

    sebagai Presiden Direktur dan merupakan posisi tertinggi di perusahaan

    Carrefour. Jabatan yang sama untuk kawasan Eropa dipegang oleh Joel Saveuse.

    Dikawasan Asia terdapat sembilan Presiden Direktur yang masing-masing

    memimpin perusahaan Carrefour di Malaysia, Cina, Singapura, Taiwan, Thailand,

    Korea Selatan, Jepang dan Indonesia. Di Indonesia, jabatan ini dipegang oleh

    Herve Clech. Selain komite eksekutif terdapat Dewan Administrasi yang

    beranggotakan sebelas orang, dimana empat diantaranya berasal dari luar Prancis,

    yaitu Belgia, Inggris, dan Spanyol. Dewan ini bertugas menentukan kebijakan

    perusahaan dalam hal pembagian tugas masing-masing jabatan, manajemen

    perusahaan dan pandangan global perusahaan. Para anggota dewan bukan

    pegawai, pemimpin maupun Presiden Direktur dari salah satu anak perusahaan

    Carrefour, melainkan mereka adalah salah satu dari pemegang minimal 600 saham

    Carrefour untuk masa jabatannya yang berlangsung selama empat tahun.

    5. Tenaga Kerja Carrefour

    Pembukaan gerai Carrefour yang terdiri dari 40 hipermarket, 75 supermarket dan

    300 toko diskon Carrefour setiap tahunnya, telah menciptakan sebanyak 15 ribu

    lapangan kerja. Jumlah ini bertambah tiga kali lipat dalam empat tahun terakhir.

  • Dari jumlah itu, sebanyak 69% tenaga kerja terdapat di Eropa, 21% di Amerika

    bagian Utara dan Selatan, dan 10% di Asia. Setiap harinya sebanyak 382 ribu

    tenaga kerja Carrefour bekerja di 9000 paserba Carrefour untuk memuaskan 2,5

    juta pembeli. Tenaga kerja Carrefour bekerja antara lain pada bidang pemasaran,

    pembelian, penjualan, pemasaran, logistik, pengelolaan laba, manajemen cabang,

    pramuniaga, informatika, manajemen sumber daya manusia, hukum, akuntansi,

    dan teknis pemeliharaan serta perawatan.

    4.1.2 Perusahaan Carrefour Indonesia

    Carrefour Indonesia dibuka pertama kali pada bulan Oktober 1998 di kawasan

    Cempaka Putih. Kemudian pembukaan cabang lainnya yaitu di kawasan Puri

    Indah, Jakarta Barat, pada tanggal 12 Juni 2002, dengan menempati lahan seluas

    8100m2 yang memuat 500 buah areal parkir, 21 buah toko dan mempekerjakan

    sebanyak 480 pegawai. Hingga kini Carrefour memiliki 17 toserba yang terbesar

    di Jakarta, termasuk diantaranya di kawasan Cempaka Putih dan Puri Indah, Mega

    Mal Pluit, ITC Cempaka Mas Mega Grosir, Ratu Plaza, Duta Merlin, Lebak

    Bulus, ITC Kuningan dan satu cabang di kota Bandung.

    Carrefour Indonesia memiliki 17 store yang tersebar di Jakarta yang didukung

    oleh 7500 karyawan profesional yang siap untuk melayani para konsumen. Fokus

    terhadap konsumen ini diterjemahkan dalam 3 pilar utama Carrefour, yang

    diyakini akan membuat Carrefour menjadi pilihan tempat berbelanja bagi para

    konsumen Indonesia.

  • Ketiga pilar utama tersebut adalah sebagai berikut:

    a. Harga yang bersaing

    b. Pilihan yang lengkap

    c. Pelayanan yang memuaskan

    Strategi positioning Carrefour sebagai Hypermarket dengan harga yang paling

    murah diterjemahkan kedalam tagline Ada yang Lebih Murah, Kami Ganti

    Selisihnya. Lewat statement positioning ini, Carrefour berani menjamin tidak ada

    ritel lain yang harganya lebih murah dari Carrefour. Strategi ini berhasil

    mengantarkan Carrefour menjadi peritel paling digemari di seluruh Indonesia

    sehingga Carrefour bisa mencapai omset Rp 1 miliar per hari per outlet. Riset

    ACNielsen menunjukkan di Jakarta pada dua tahun lalu Carrefour memiliki Store

    Equity Index (SEI) tertinggi 2,4. Angka SEI menunjukkan tingkat preferensi

    konsumen terhadap toko yang bersangkutan. Index SEI berkisar antara 1-10.

    Angka 1 menunjukkan tingkat prefensi rendah. Survey ACNielsen tahun 2009

    menunjukkan bahwa secara umum Carrefour dipersepsikan sebagai toko yang

    menyediakan aneka kebutuhan dengan harga paling murah diikuti oleh Alfamart

    dan Indomart dan tahun 2010, Carrefour masih menjadi Leader dalam format

    hypermarket.

    Konsep paserba merupakan konsep perdagangan eceran yang diciptakan oleh

    Carrefour yang dirancang untuk memuaskan para konsumen. Carrefour menjual

    produk-produk yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan konsumen yaitu

    produk makanan, barang-barang kebutuhan pribadi, alat-alat telekomunikasi,

    sarana penunjang hiburan, sampai produk perlengkapan dan peralatan rumah

  • tangga. Produk yang dijual di tiap gerai Carrefour berasal dari berbagai pemasok

    atau distributor dari berbagai perusahaan yang dikemas dalam lima bagian yaitu

    Grocery, Bazaar, Appliances, Textiles, dan produk Carrefour (Nomor 1). Pemasok

    terbesar adalah perusahaan P & G (Protect & Gamble). Produk-produk yang

    ditawarkan berasal dari dua jenis sumber yaitu:

    a. Produk Carrefour Indonesia yaitu produk yang disediakan oleh perusahaan

    sendiri dengan Private Label (PL) : Nomor 1 Paling Murah

    b. Produk Konsinyasi yaitu produk yang berasal dari pemasok ataupun distributor-

    distributor yang menyewa gerai Carrefour untuk menjual produk mereka dengan

    sistem bagi hasil. Jika dalam jangka waktu yang telah disepakati produk tidak

    terjual maka pemasok harus memberikan diskon sampai tingkat tertentu.

    Pengadaan fasilitas-fasilitas pelengkap seperti snack corner, food court, parkir

    gratis di paserba-paserba tertentu, dan juga garansi harga dan garansi kualitas,

    menjadikan paserba Carrefour benar-benar merupakan tempat belanja keluarga.

    Carrefour adalah pilihan belanja masa kini dan masa depan bagi konsumen di

    Indonesia dan di dunia.

    4.1.3 Visi Perusahaan Carrefour Indonesia

    Visi perusahaan Carrefour Indonesia adalah menjadi Ritel nomor satu di

    Indonesia. Visi ini menunjukkan bahwa Carrefour berusaha untuk menjadi Top

    Leader dalam bisnis ritel di Indonesia dengan memberikan fasilitas dan suasana

    yang berbeda dari peritel lain. Visi ini timbul karena semakin maraknya bisnis

    ritel di Indonesia baik peritel lokal maupun peritel dari luar sehingga persaingan

    semakin kompetitif dalam merebut, menarik dan mempertahankan konsumen.

  • 4.1.4 Perusahaan Carrefour Citra Garden Medan

    Carrefour Citra Garden Medan berada di Padang Bulan Jln. Jamin Ginting Medan.

    Gerai Carrefour ini dibuka pada tanggal 06 November 2009 sebagai outlet kedua

    setelah Plaza Medan Fair. Adapun visi Carrefour Citra Garden Medan adalah

    dikenal dan dicintai karena membantu pelanggan dan konsumen menikmati

    kualitas hidup yang lebih baik setiap hari. Misi Carrefour Citra garden Medan

    adalah menjadi ritel pilihan di Indonesia pada tahun 2012 dan tujuan Carrefour

    Citra Garden Medan yaitu memberi Indonesia akses untuk kehidupan yang lebih

    baik.

    Toko ini bergerak dalam bidang usaha eceran yang menjual berbagai kebutuhan

    konsumen dari barang-barang fashion, kebutuhan sehari-hari seperti makanan,

    buah-buahan, sayur-sayuran, produk kecantikan dan obat-obatan sampai produk

    perlengkapan/ perabot rumah tangga dan alat-alat elektronik. Carrefour Citra

    Garden Medan menyediakan segala produk yang dibutuhkan oleh masyarakat

    Medan sebagai konsumen Carrefour. Bangunan Carefour Citra Garden medan

    adalah bangunan yang Stake Alone yaitu berdiri sendiri untuk mewakili tempat

    berbelanja yang mempermudah jangkauan pasar langsung. Carrefour citra garden

    menjual segala kebutuhan sehari-hari seperti sembako (sembilan bahan pokok)

    dan berbagai jenis makanan dan minuman ringan, alat-alat elektronik, produk

    fashion, alat-alat kosmetik, obat-obatan, perlengkapan mandi, perlengkapan bayi,

    perabot rumah tangga dan semua produk-produk pelengkap.

    Carrefour Citra Garden Medan memiliki segmen pasar yang luas yaitu mencakup

    semua lapisan masyarakat dari konsumen yang berpendapatan rendah, menengah

  • sampai atas. Hal ini memang sesuai dengan strategi yang dijalankan oleh

    Carrefour yaitu menjual produk dengan harga paling murah. Dan karena harga

    yang paling murah inilah membuat konsumen Carrefour didominasi oleh kaum

    ibu-ibu rumah tangga. Harga yang paling murah didukung dengan fasilitas dan

    suasana yang nyaman saat berbelanja menjadikan Carrefour Citra Garden Medan

    sebagai pusat perbelanjaan bagi masyarakat kota Medan. Dengan jumlah

    karyawan sebanyak 309 orang, Carrefour Citra Garden Medan berusaha melayani

    pelanggan dengan sebaik-baiknya sehinggan dapat merebut dan mempertahankan

    loyalitas pelanggan.

    Carrefour Citra Garden Medan memiliki fasilitas yang sama di seluruh gerai

    Carrefour di Indonesia karena hal itu yang menjadi ciri khas Carrefour untuk

    menarik pelanggan. Fasilitas yang disediakan oleh Carrefour Citra Garden Medan

    adalah sebagai berikut:

    a. Jaminan Harga Lebih Murah

    Fasilitas ini sejalan dengan strategi positioning Carrefour yaitu menjual

    produk dengan harga yang paling murah. Hal ini didukung dengan tagline

    Ada yang lebih murah, kami ganti selisihnya. Harga yang paling murah

    dibuktikan dengan harga produk Carrefour dengan merek nomor satu

    Paling Murah dan juga berlaku dengan produk dari pemasok, bila terbukti

    ada harga yang paling murah di toko lain dibanding di Carrefour maka

    pihak Carrefour Citra Garden Medan akan mengganti selisih harga jual

    produk yang telah dibeli konsumen.

  • b. Penukaran dan Pembatalan Pembelian

    Fasilitas penukaran dan pembelian kembali dinyatakan dengan tagline

    Tidak Puas...kami beli kembali. Dengan Tagline ini Carrefour Citra

    Garden Medan menjamin kualitas produk yang dijual demi kepuasan

    pelanggan. Penukaran dan pembatalan pembelian dapat dilakukan

    konsumen dengan persyaratan sebagai berikut:

    1) Pelanggan harus menunjukkan struk belanja Carrefour

    2) Barang yang dikembalikan harus masih dalam kemasan asli dan lengkap

    seperti saat melakukan pembelian

    3) Jangka waktu pengembalian barang tidak lebih dari 15 hari dari tanggal

    pembelian

    4) Penukaran dan pembatalan dapat dilakukan diseluruh gerai Carrefour

    5) Pakaian dalam tidak dapat dikembalikan c. Parkir Gratis

    Fasilitas parkir gratis diberikan kepada setiap pelanggan yang belanja

    Carrefouur Citra Garden Medan. Tempat parkir itu cukup luas dan aman supaya

    pelanggan dapat berbelanja dengan tenang saat meninggalkan kendaraannya di

    parkir.

    d.Pengantaran Gratis

    Fasilitas pengantaran barang secara gratis dapat diberikan kepada konsumen

    Carrefour Citra Garden Medan dengan syarat:

    1) Setiap pembelian TV > 25 inci

    2) Setiap pembelian kulkas > 100 liter

    3) Pembelian mesin cuci

  • 4) Pembelian Standing Stove (kompor gas berdiri)

    5) Pembelian lemari dan kursi e. Sistem Pembulatan

    Fasilitas sistem pembulatan merupakan fasilitas yang dapat dinikmati oleh semua

    pelanggan Carrefour Citra Garden Medan. Sistem pembulatan kebawah

    menguntungkan konsumen walaupun bernilai kecil dari setiap struk pembelian.

    Contoh, jumlah pembayaran sebesar Rp.15.340,- tetapi dengan pembulatan

    kebawah konsumen hanya membayar sebesar Rp.15.300,- bukan Rp 15.350.

    4.2 Hasil Penelitian

    4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

    Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi USU

    stambuk 2008 sampai 2012 yang jumlahnya 5647 orang. Sampel yang diambil

    sebanyak 80 orang berdasarkan rumus purposive Sampling, dengan kriteria bahwa

    sampel adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU yang melakukan pembelian

    minimal 2 kali dalam 1 bulan.

    a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

    Karakteristik berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

    Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

    Usia f % 20-25 tahun 80 100

    Total 80 100 Sumber: Hasil penelitian, (2013) (data diolah)

  • Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa banyaknya responden berdasarkan usia

    yang memiliki rentang usia 20-25 tahun sebanyak 80 orang atau sebesar 100%,

    Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

    Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

    Jenis Kelamin f % Laki-Laki 25 31,25 Perempuan 55 68,75

    Total 80 100 Sumber: Hasil penelitian, (2013) (data diolah)

    Tabel 4.3 Frekuensi membeli di Carrefour Citra Garden Medan selama 1 bulan

    frekuensi F % 2 kali 32 40

    < 2 kali 48 60 Total 80 100

    Sumber: Hasil penelitian, (2013) (data diolah) Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa Frekuensi 2 kali membeli di Carrefour

    Citra Garden Medan selama 1 bulan sebanyak 32 orang atau sebesar 40 %,

    sedangkan Frekuensi < 2 kali 48 orang atau sebesar 60%

    4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel

    Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan

    menggunakan skala Likert untuk menanyakan tanggapan karyawan PT. Bakrie

    Sumatera Plantations Tbk Kisaran tentang pengaruh pelaksanaan program

    pelayanan kesejahteraan terhadap semangat kerja. Variabel penelitiannya adalah

    program pelayanan kesejahteraan (X) dan semangat kerja (Y). Adapun tanggapan

    dari responden dapat dilihat pada tabel 4.4 dan 4.5 dibawah ini:

  • Tabel 4.4 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Produk

    Butir SS S KS TS STS Total f % F % f % f % f %

    1 28 35,0 36 45,0 15 18,8 1 1,3 0 0 80 2 24 30,0 33 41,3 20 25,0 3 3,8 0 0 80

    Sumber: Hasil penelitian, (2013) (data diolah)

    Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat diketahui butir pertanyaan (1)

    Carrefour Citra Garden Medan memiliki ketersediaan produk yang lengkap/serba

    ada mendapat tanggapan sangat setuju 35,0%, setuju 45,0%, kurang setuju 18,8%,

    tidak setuju 1,3%, sangat tidak setuju 0%. Butir pertanyaan (2 Carrefour Citra

    Garden Medan menjaga kualitas produk yang ditawarkan tanggapan sangat setuju

    30,0%, setuju 41,3%, kurang setuju 25,0%, tidak setuju 3,8%, sangat tidak setuju

    0%.

    Tabel 4.5 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Harga

    Butir SS S KS TS STS Total f % F % f % f % f %

    1 24 30,0 30 37,5 24 30,0 2 2,5 0 0 80 2 25 31,5 35 43,8 16 20,0 4 5,0 0 0 80 3 20 20,0 31 38,8 22 27,5 7 8,8 0 0 80

    Sumber: Hasil penelitian, (2013) (data diolah) Berdasarkan data pada Tabel 4.5 dapat diketahui butir pertanyaan (1)

    harga produk yang di tawarkan Carrefour Citra Garden Medan lebih murah

    dimemiliki ketersediaan produk yang lengkap/serba ada. mendapat tanggapan

    sangat setuju 30,0%, setuju 37,5%, kurang setuju 30,0%, tidak setuju 2,5%, sangat

    tidak setuju 0%. Butir pertanyaan (2) Carrefour Citra Garden Medan memberikan

    potongan harga pada prodik tertentu, tanggapan sangat setuju 31,5%, setuju

    43,8%, kurang setuju 20,0%, tidak setuju 5,0%, sangat tidak setuju 0%. Butir

    pertanyaan (3) Carrefour Citra Garden Medan memberikan fasilitas kredit pada

  • produk tertentu, , tanggapan sangat setuju 20,0%, setuju 38,8%, kurang setuju

    27,5%, tidak setuju 8,8%, sangat tidak setuju 0%.

    Tabel 4.6 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Lokasi

    Butir SS S KS TS STS Total f % F % f % f % f %

    1 25 31,3 35 43,8 18 22,5 2 2,5 0 0 80 2 19 23,8 29 36,3 29 36,3 3 3,8 0 0 80 3 16 20,0 39 48,8 16 20,0 9 11,3 0 0 80 4 19 23,8 37 46,3 20 20,0 4 5,0 0 0 80

    Sumber: Hasil penelitian, (2013) (data diolah) Berdasarkan data pada Tabel 4.6 dapat diketahui butir pertanyaan (1)

    lokasi Carrefour Citra Garden Medan strategis mendapat tanggapan sangat setuju

    31,3%, setuju 43,8%, kurang setuju 22,5%, tidak setuju 2,5%, sangat tidak setuju

    0%. Butir pertanyaan (2) lokasi Carrefour Citra Garden Medan banyak dilalui

    angkutan umum, tanggapan sangat setuju 23,8%, setuju 36,3%, kurang setuju

    36,3%, tidak setuju 3,8%, sangat tidak setuju 0%. Butir pertanyaan (3) lokasi

    Carrefour Citra Garden Medan terletak dalam pusat perbelanjaan tanggapan

    sangat setuju 20,0%, setuju 48,8%, kurang setuju 20,0%, tidak setuju 5,0%, sangat

    tidak setuju 0%. Butir pertanyaan (4) Carrefour Citra Garden Medan

    menyediakan tempat parker yang luas tanggapan sangat setuju 23,8%, setuju

    46,3%, kurang setuju 20,0%, tidak setuju 5,0%, sangat tidak setuju 0%.

    Tabel 4.7 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Promosi

    Butir SS S KS TS STS Total f % F % f % f % f %

    1 28 35,0 25 31,3 25 31,3 2 2,5 0 0 80 2 27 33,8 33 41,3 9 11,3 11 13,8 0 0 80

    Sumber: Hasil penelitian, (2013) (data diolah)

  • Berdasarkan data pada Tabel 4.7 dapat diketahui butir pertanyaan (1)

    Carrefour Citra Garden Medan menyediakan tenaga sales tanggapan sangat setuju

    35,0%, setuju 31,3%, kurang setuju 31,3%, tidak setuju 2,5%, sangat tidak setuju

    0%. Butir pertanyaan (2) tenaga penjual memiliki sikap yang sopan, memiliki

    pengetahuan produk yang ditawarkan, tanggapan sangat setuju 33,8%, setuju

    41,3%, kurang setuju 11,3%, tidak setuju 13,8%, sangat tidak setuju 0%.

    Tabel 4.8 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Desain toko Butir SS S KS TS STS Total

    f % F % f % f % f % 1 19 23,8 36 45,0 22 27,5 3 3,8 0 0 80 2 25 31,3 39 48,8 14 17,5 2 2,5 0 0 80 3 27 33,8 29 36,3 24 30,0 0 0 0 0 80

    Berdasarkan data pada Tabel 4.8 dapat diketahui butir pertanyaan (1) suasana

    yang tercipta di Carrefour Citra Garden Medan terlihat bersih mendapat

    tanggapan sangat setuju 23,8%, setuju 45,0%, kurang setuju 27,5%, tidak setuju

    3,8%, sangat tidak setuju 0%. Butir pertanyaan (2) tata letak took yang berada di

    dalam Carrefour Citra Garden Medan terlihat rapi tanggapan sangat setuju 31,3%,

    setuju 48,8%, kurang setuju 17,5%, tidak setuju 2,5%, sangat tidak setuju 0%.

    Butir pertanyaan (3) pajangan produk Carrefour Citra Garden Medan tersusum

    rapid an sesuai dengan jenis produknya tanggapan sangat setuju 33,8%, setuju

    36,3%, kurang setuju 30,0%, tidak setuju 0%, sangat tidak setuju 0%.

  • Tabel 4.9 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Pelayanan eceran Butir SS S KS TS STS Total

    f % F % F % f % f % 1 25 31,3 31 38,8 23 28,8 0 0 0 0 80 2 29 36,3 31 38,8 15 18,8 5 6,3 0 0 80 3 23 28,8 28 35,5 27 33,8 2 2,5 0 0 80 4 28 35,0 28 35,0 20 25,0 4 5,0 0 0 80

    Sumber: Hasil penelitian, (2013) (data diolah)

    Berdasarkan data pada Tabel 4.9 dapat diketahui butir pertanyaan (1)

    karyawan bersikap ramah dalam melayani konsumen mendapat tanggapan sangat

    setuju 31,3%, setuju 38,8%, kurang setuju 28,8%, tidak setuju 0%, sangat tidak

    setuju 0%. Butir pertanyaan (2) kebersihan dalam took terjaga, tanggapan sangat

    setuju 36,3%, setuju 38,8%, kurang setuju 18,8%, tidak setuju 6,3%, sangat tidak

    setuju 0%. Butir pertanyaan (3) menyediakan fasilitas dalam pelayanan eceran,

    sseperti customer service, kartu belanja, toilet, dan anjungan Tunai Mandiri

    (ATM) tanggapan sangat setuju 28,8%, setuju 35,5%, kurang setuju 33,8%, tidak

    setuju 2,5%, sangat tidak setuju 0%. Butir pertanyaan (4) saya merasa nyama saat

    berbelanja di Carrefour Citra Garden Medan tanggapan sangat setuju 35,0%,

    setuju 35,5%, kurang setuju 25,0%, tidak setuju 5,0%, sangat tidak setuju 0%.

    Tabel 4.10 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Loyalitas

    Butir SS S KS TS STS Total f % F % f % f % f %

    1 21 26,3 31 38,8 28 35,0 0 0 0 0 80 2 29 36,3 37 46,3 8 10,0 6 7,5 0 0 80 3 28 35,0 32 40,0 18 22,5 2 2,5 0 0 80

    Sumber: Hasil penelitian, (2013) (data diolah)

    Berdasarkan data pada Tabel 4.10 dapat diketahui butir pertanyaan (1)

    saya selalu ingin kembali membeli di Carrefour Citra Garden Medan mendapat

  • tanggapan sangat setuju 26,3%, setuju 38,8%, kurang setuju 35,0%, tidak setuju

    0%, sangat tidak setuju 0%. Butir pertanyaan (2) saya bersedia

    merekomendasikan Carrefour Citra Garden Medan tanggapan sangat setuju

    36,3%, setuju 46,3%, kurang setuju 10,0%, tidak setuju 7,5%, sangat tidak setuju

    0%. Butir pertanyaan (3) menjadi pelanggan Carrefour Citra Garden Medan

    adalah pilihan yang tepat tanggapan sangat setuju 35,0%, setuju 40,0%, kurang

    setuju 22,5%, tidak setuju 2,5%, sangat tidak setuju 0%.

    4.2.3 Uji Asumsi Klasik

    Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji apakah suatu

    model layak atau tidak digunakan dalam sebuah penelitian. Uji asumsi klasik yang

    dilakukan dalam penelitian ini adalah :

    1. Uji Normalitas

    Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi

    normal atau tidak, yang dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yaitu:

    a. Pedekatan Historgam

    Pada grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal pada

    grafik histogram yang berbentuk lonceng apabila distribusi data

    tersebut tidak menceng kekiri atau menceng kekanan.

  • Gambar 4.1 Histogram

    Sumber: Hasil penelitian, (2013) (data diolah)

    Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel berdistribusi normal hal ini

    ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke

    kanan.

    a. Pendekatan grafik

    Cara lainnya melihat uji normalitas dengan pendekatan grafik. PP plot

    akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis (sumbu x) melawan

    nilai-nilai yang didapat dari sampel (sumbu y). Apabila plot keduanya

  • berbentuk linier (dapat didekati oleh garis lurus), maka hal ini

    merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal.

    Gambar 4.2 Pendekatan grafik

    Sumber: Hasil penelitian (2013) (data diolah)

    Pada gambar 4.2 scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di

    sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal.

    a. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov

    Untuk memastikan apakah data berdistribusi normal, maka d